Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam

advertisement
http://forum.viva.co.id/sejarah/1362028-tragedi-perang-kemanusiaan-di-vietnam.html
Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam
Kita sering terunduk pilu, tercekam dalam kebisuan menyaksikan korban manusia
yang terjadi karena kemurkaan alam. Tapi dilain pihak, kita, yang katanya umat paling
beradab di alam semesta ini begitu tega menghabisi nyawa lawannya. Hanya demi
sebuah perasaan ‘benar‘ yang atas lawannya yang ‘salah‘. Demi yang namanya
‘kehormatan bangsa’, perang dan pembunuhan manusia atas manusia lain ‘dihalal’kan.
Quote:
Lalu, “kehormatan bangsa” yang manakah yang dipertaruhkan Amerika Serikat ketika
menyulut Perang Vietnam? Perang Vietnam atau Vietnam War (dalam lafal Vietnam
disebut Kháng chiến chống Mỹ -perang melawan agresi Amerika) adalah sebuah
tragedi kemanusiaan yang lazim disebut untuk perang antara tentara Vietnam
Selatan yang didukung militer Amerika Serikat dan dipihak lain adalah tentara
Vietnam Utara yang didukung gerilyawan komunis Vietnam Selatan (kita sebut saja,
sesuai yang biasa disebut AS sebagai “Vietcong“)Sebuah perang besar dan
terpanjang dalam sejarah peradaban modern abad 20, seusai Perang Dunia II, yang
memakan korban jutaan nyawa manusia. Sahabat anehdidunia.com perang ini dimulai
saat AS memulai keterlibatannya, 1957 sampai jatuhnya ibukota Selatan, Saigon,
1975. (Sebenarnya sulit untuk menentukan secara tepat kapan mulainya keterlibatan
AS di Vietnam, karena sejak Perancis masih berkuasa, AS sudah memberikan
bantuan berupa “military advisory“.
1
Tapi yang biasanya dipakai sebagai patokan adalah saat Eisenhower menyetujui akan
mendukung penuh rezim Selatan, 1957)Adalah tidak mungkin menuliskan secara rinci,
perang besar yang melibatkan masa kepemimpinan 5 orang Presiden AS (Eisenhower,
Kennedy, Johnson, Nixon dan Ford) dalam 1-2 halaman seperti ini. Tulisan ini hanya
berniat untuk sekadar berbagi, sekadar mengingatkan bahwa tragedi besar umat
manusia seperti ini pernah terjadi.
Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai Jepang yang menyelenggarakan
pemerintahan bersama Perancis yang pro Jerman-Italia (Perancis-Vichy). Dalam
masa pendudukan itu, Ho Chi Minh mendirikan Partai Nasionalis Vietnam (Việt Minh),
1941 yang berafiliasi komunis. Setelah Jepang menyerah pada Sekutu dan
Pemerintahan Perancis dipulihkan (Perancis - de Gaulle), Ho Chi Minh
mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam, 2 September 1945.
Tapi ternyata Perancis tidak mau melepaskan daerah jajahannya begitu saja dan
perang segera berkobar, yang berpuncak pada kekalahan Perancis di Dien Bien Phu,
Mei 1954.Perancis yang kehabisan “bensin” memutuskan segera meninggalkan
Vietnam. Perjanjian damai ditandatangani di Jenewa (Geneva, Geneve)-Swiss 20 Juli
1954. Sambil mengakui kemerdekaan Laos dan Kamboja, Perancis juga meninggalkan
bom waktu dengan membelah Vietnam menjadi 2, Utara diserahkan pada Việt Minh di
bawah Ho Chi Minh yang Komunis dan Selatan dibawah tanggungjawab Kaisar Bảo Đại,
penguasa Vietnam Lama.
Quote:
2
Sang Kaisar yang hidup di pengasingan menunjuk Ngô Đình Diệm sebagai Perdana
Menteri, pelaksana kekuasaan sehari-hari di Selatan (Belakangan, September 1954,
Diem samasekali menggusur Bao Dai dan mengangkat diri jadi Presiden). Utara dan
Selatan ini, seperti yang diramalkan, ternyata memang tidak bisa rukun. Januari
1957 Uni Sovyet mengajukan usulan ke PBB untuk menerima opsi terbaginya Vietnam
ini dan menerima VietnamUtara sebagai anggauta PBB. Tapi usulan ini diveto oleh AS
(yang menolak Vetnam yang komunis).
AS yang sukses menahan komunis usai Perang Korea 1953 dan mabuk kepayang pada
Teori Dominoyang di’temukan’ oleh Harry Truman segera ter-obsesi pada kondisi
Vietnam. Dalam kunjungannya ke AS, Mei 1957, Diem sebagai Presiden Selatan
berhasil “menyeret” AS untuk mengeluarkan pernyataan bersama bahwa AS akan
mendukung Selatan dalam menegakkan kebebasannya (dari komunis), apapun yang
terjadi. Tapi, meskipun sudah memutuskan untuk membantu, sesungguhnya AS belum
terlalu jauh terlibat.
Bantuan yang diberikan hanya bersifat penasehat dan pelatihan militer. Meskipun
sudah ada korban jatuh, AS masih menahan diri. Keterlibatan secara lebih langsung
terjadi usai kunjungan Wapres Lyndon B. Johnson ke Saigon, Mei 1961 Dalam
laporannya Johnson meyakinkan bahwa Selatan memerlukan bantuan lebih besar
untuk menahan laju Komunis “Diem is the only boy we got out there“.
AS di bawah John F. Kennedy segera tanggap dengan meningkatkan bantuan militer,
dari jumlah 400 orang dan hanya sebagai penasehat militer (1957) menjadi 16.000
orang tentara taktis membantu operasi pasukan Selatan (1961).
Quote:
3
Dengan alasan Utara menembaki kapal pesiar mereka di perairan internasional 2 - 4
Agustus 1964 AS mengumumkan kepada dunia secara sepihak bahwa AS akan segera
mengamankan perairan Teluk Tonkin dengan mengirimkan bantuan kepada Selatan. Di
bawah dokumen berjudul “Gulf of Tonkin Resolution“, Konggres AS segera
menyetujui dan memberi kuasa kepada Presiden untuk mengadakan operasi militer di
wilayah Asia Tenggara tanpa menyatakan perang terlebih dahulu.
Belakangan (1971) baru ketahuan kalau yang namanya ‘kapal pesiar‘ itu adalah kapal
perusak AS USS Maddox dan USS C.Turner Joy yang sedang menjalankan tugas
intelejen di perairan Utara. Press release dan persetujuan Konggres ini segera
menjadi alasan AS untuk mengerahkan pesawat tempurnya dan mulai melakukan
pengeboman ke wilayah Utara. Populasi tentara AS di Selatan segera meningkat
tajam 500.000 orang! Sahabat anehdidunia.com tindakan AS ini dilakukan sambil
teriak-teriak kepada sekutunya di SEATO (South East Asia Treaty Organization,
Thailand, Korea Selatan, Filipina), dan ANZUS (Australia, New Zealand) untuk
mengirim bantuan tentara ke Selatan.
Jadi, benar-benar AS mempergunakan ‘baju‘nya sendiri, tanpa keterlibatan dan
persetujuan PBB.Atas tindakan itu, Paman Ho (panggilan pemimpin Utara Ho Chi
Minh) memperingatkan AS, seperti yang pernah dilakukannya 2 dekade sebelumnya
terhadap Perancis: “Kami adalah tuan rumah yang baik. Kalau AS sebagai tamu kami
menginginkan perang selama 20 tahun, kami akan melayaninya selama 20 tahun.
Apabila mereka menginginkan perdamaian, kami akan berdamai dan segera
mengundang mereka untuk minum teh“.
Dengan dukungan militer sebesar itu, kondisi keamanan di Selatan memang menjadi
“baik” Kondisi ekonomi yang sepenuhnya ditopang AS berangsur meningkat. Dengan
cepat dan kemakmuran menjelang. Penduduk Selatan, AS dan dunia segera memberi
apresiasi. Komandan militer AS untuk Vietnam, Jend.William Westmoreland menjadi
selebriti dadakan.
Majalah TIME mendaulatnya menjadi “1967 Man of theYear“.Bahkan dalam
4
wawancaranya di National Press Club, November 1967, yang disiarkan ke seluruh
dunia, dengan meyakinkan dia berujar: “Kondisi Vietnam sudah membaik dan kami
sudah sampai pada satu titik dimana akhir perang sudah dapat dilihat dengan mata“.
Perayaan Tet adalah perayaan Tahun Baru Vietnam (Tahun Baru dalam sistem
penanggalan bulan, mirip 1 Suro di Jawa). Vietcong merespons penyataan
Westmoreland di atas dengan serangan serentak dan mendadak di hari raya Tet,
akhir Januari 1968 pada 100 kota di Selatan, termasuk di Saigon. Serangan yang
paling spektakular dilakukan oleh 19 orang gerilyawan Vietcong yang mampu
menguasai Kedutaan Besar Amerika di Saigon selama 6 jam!. Korbannya sungguh
fantastis, 300 orang tentara AS tewas dan terluka, 1.000 orang di pihak Vietcong
dan lebih dari 3.000 orang sipil tewas dan terluka. Bangunan dan fasilitas kota
hancur lebur, mayat bergelimpangan malang melintang, darah bersimbah di manamana. Perlu waktu berbulan-bulan untuk memulihkan kondisi seperti semula.
Quote:
Serangan tersebut memang gagal. Dan secara teknis Vietcong dan Utara yang
menderita kekalahan. Tapi berhasil menunjukkan pada dunia bahwa mereka masih
eksis. Dan efek psikologis yang ditimbulkannya kepada AS sungguh besar.
Sanggupkah AS terus menerus menahan serangan gerilya kota seperti itu?Ternyata
memang perang tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Di front Utara, kondisi
benar-benarstag.
Serangan udara AS ke sasaran strategis di Utara karena tidak mendapat dukungan
yang memadai dari Infanteri, nyaris tidak berguna. Di Selatan, gerilyawan Vietcong
mengembangkan gerilya kota dengan sangat effektif. Dengan terowongan “tikus”
(yang kini jadi obyek wisata itu) mereka benar-benar menjelma seperti tikus, bisa
muncul dan menghilang dalam sekejap. Dikira sang tikus tidak ada, meleng sedikit dan
ikan di piring sudah lenyap di gondol. Ketika ketahuan dan dikejar, begitu saja
mereka menghilang ditelan bumi, atau membaur diantara penduduk sipil.
5
Tentara AS sungguh kewalahan membedakan mana yang sipil mana yang gerilyawan
Vietcong. Seluruh penduduk desa dibunuh dan kampungnya dibakar hanya untuk
mencari gerilyawan Vietcong yang diduga bersembunyi di situ.AS yang kewalahan
terpaksa berpikir ulang untuk melanjutkan perang.
Serangan Tet itu membuat AS menyimpulkan sendiri secara ekstrim, bahwa AS tidak
mungkin memenangkan perang. Seiring naiknya Richard M. Nixon sebagai Presiden,
1968, AS dibawah desakan masyarakatnya, segera merubah kebijakan politiknya di
Vietnam dari semula “bagaimana caranya memenangkan perang” menjadi “bagaimana
caranya mundur dari gelanggang tanpa kehilangan muka“.
6
Download