BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya salah satu masalah terpenting dan terbesar yang
dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang termasuk negara Indonesia
dan biasanya merupakan ciri dari negara tersebut adalah adanya ledakan
penduduk yang cenderung semakin bertambah, sehingga masalah yang akan
timbul dari adanya ledakan di negara-negara sedang berkembang termasuk di
negara Indonesia, adalah melimpahnya pasar tenaga kerja yang ada tetapi
tidak seimbang dengan kesempatan kerja yang ada akibatnya yang terjadi
adalah tingkat pengangguran yang semakin meningkat.
Bahwasannya di dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dijelaskan bahwa
tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Tidak hanya itu dalam arah dan kebijaksanaan serta tujuan
pembangunan umum nasional dinyatakan bahwa perluasan dan pemerataan
kesempatan
serta
mutu
dan
perindungan
tenaga
kerja
merupakan
kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua faktor, sehingga
perlu diambil langkah-langkah di berbagai sektor secara terkoordinasi dan
terpadu untuk membina dan mengembangkan kemampuan tenaga kerja sesuai
dengan
pasar
tenaga
kerja
yang
dibutuhkan.
Sehingga
kebutuhan
pembangunan yang dilaksanakan haruslah berorientasi atau menitikberatkan
1
1
untuk selalu mencegah atau setidaknya mengurangi jumlah pengangguran
yang ada di negara Indonesia agar kesejahteraan masyarakat tercapai.
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang saat ini Indonesia
juga mengalami berbagai masalah di bidang ketenagakerjaan, dimana terdapat
ketidak seimbangan antara jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja dengan
kesempatan kerja yang tersedia. Karena dari jumlah pencari kerja yang ada,
tidak semuanya dapat disalurkan untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada,
sedangkan sisanya terpaksa harus menjadi pengagguran atau akan memasuki
sektor informal. Sehingga ini perlu mendapatkan solusi dari permasalahan
untuk itu kemampuan sektor informal merupakan alternatif yang paling
mudah bisa dimasuki bisa dimasuki karena sektor informal bisa menampung
tenaga kerja yang tidak tertampung pada sektor formal serta di sektor informal
tidak membutuhkan aturan yang berbelit-belit seperti pada sektor formal.
Kegiatan usaha sektor informal sering diindektifikasikan dengan sektor
tradisional, sedangkan sektor formal diindektifikasikan dengan sektor modern.
Istilah sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah
kegiatan ekonomi antara lain umumnya dalam hal kekurangan permodalan
dalam kegiatan usahanya serta cara pengolahan usaha yang sebagian besar
bercocok tradisional yang statis.
Dalam kegiatan usaha di sektor informal itu sendiri ada beberapa
macam salah satunya diantaranya adalah sub sektor industri pengolahan
misalnya pengrajin rotan, pengrajin gerabah, pengrajin ukir kayu, pengrajin
mebel dan lain-lain. Dalam kegiatan perdagangan terutama di sektor usaha
2
kecil atau industri kecil, modal terutama dalam hal ini modal kerja merupakan
masalah yang sangat penting dengan modal kerja yang tersedia, maka mereka
dapat melakukan kegiatan berdagang sehari-hari atau dapat menjual barang
mebel mereka dengan begitu mereka dapat mengelola usaha dengan baik
dengan harapan dari hasil usaha tersebut tentunya adalah pendapatan dalam
hal ini pendapatan yang berasal dari konsumen yang membeli barang dagang
tersebut.
Pada umumnya bagi sektor informal, modal kerja merupakan salah
satu hambatan utama bagi usaha mereka. Hal ini dikarenakan perputaran usaha
dalam sektor informal relatif kecil. Sehingga yang dijalankan juga relatif kecil.
Apabila mereka ingin meningkatkan usahanya, mereka harus menambah
modal kerja mereka dengan memperoleh dari pihak luar. Akan tetapi hal ini
sering sekali tidak memecahkan masalah dalam permodalan dari usaha kecil
tetapi justru menambah beban bagi pengusaha kecil itu sendiri, sebab
tingginya tingkat bunga yang harus dikembalikan oleh pengusaha kecil dalam
hal ini pengrajin mebel juga kurangnya kepercayaan pihak perbankan terhadap
kemampuan para pengrajin mebel dalam mengembalikan pinjamannya
membuat pengrajin mebel kurang bisa berkembang karena faktor modal kerja
yang dimiliki relatif kecil dan dalam pengelolaan belum bisa optimal.
Pada penelitian ini lokasi yang dipilih penelitian yaitu pengrajin mebel
di JHOKO ARTS Mebel di SUKOHARJO penelitian memilih lokasi tersebut.
Karena pengrajin mebel di JHOKO ARTS Mebel di SUKOHARJO
merupakan pengrajin mebel yang melayani barang-barang mebel dan sampai
3
saat ini pengrajin mebel di JHOKO ARTS Mebel di SUKOHARJO masih
sering dikunjungi oleh konsumen yang ingin membeli barang-barang mebel
baik dari dalam kota SUKOHARJO maupun di luar kota SUKOHARJO
seperti kota-kota di Jawa Timur, Jawa Barat maupun di Jakarta. Disamping itu
harganya terjangkau kalangan menengah ke bawah serta didukung dengan
kualitas yang bisa dihandalkan memungkinkan konsumen yang menginginkan
barang mebel atau perabot rumah tangga dari kayu memilih membeli mebel
JHOKO ARTS Mebel SUKOHARJO bertitik tolak dari latar belakang
tersebut ternyata modal kerja pada sektor informal erat kaitannya dengan
pendapatan. Terdorong untuk mengetahui hal ini lebih detail maka dalam
penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul “Analisis Pengaruh Modal
Kerja Terhadap Pendapatan Pengrajin Mebel JHOKO ARTS Mebel di
SUKOHARJO”.
B. Perumusan Masalah
1. Perumusan Masalah
Dalam hal ini perumusan masalah yang peneliti kemukakan adalah
sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan
pada pengrajin Mebel JHOKO ARTS Mebel SUKOHARJO”.
2. Pembatasan Masalah
Berhubung keterbatasan kemampuan peneliti serta banyaknya
faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan pada sektor informal ini
maka peneliti memandang perlunya adanya pembatasan permasalahan
dengan maksud agar pembatasannya menjadi lebih jelas dan terarah.
4
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti membatasi pada masalah
hubungan serta pengaruh modal kerja terhadap pendapatan pengrajin
mebel dengan daerah peneliti di Mebel JHOKO ARTS Mebel
SUKOHARJO.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka peneliti bertujuan : “untuk mengetahui pengaruh
modal kerja terhadap pendapatan pengrajin Mebel JHOKO ARTS Mebel
SUKOHARJO”.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi masukan bagi para pejabat pasar mengenai perdagangan Mebel
JHOKO ARTS Mebel di SUKOHARJO.
2. Sebagai acuan bagi mereka yang membutuhkannya dalam hal ini pengrajin
Mebel JHOKO ARTS Mebel di SUKOHARJO.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang penulisan,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
sistematika penulisan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam Bab ini diuraikan tentang teori-teori yang menjadi dasar
dalam penelitian skripsi ini. Teori-teori antara lain adalah konsep
sektor informal, konsep modal kerja, konsep pendapatan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian populasi dan
sampel, kerangka pemikiran, hipotesa, metode pengumpulan data,
analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
Dalam Bab ini diuraikan tentang gambaran umum daerah penelitian,
sejarah berdirinya Mebel JHOKO ARTS Mebel SUKOHARJO,
Gambaran Umum Responden, Analisis Data, dan Hasil analisis
Data.
BAB V PENUTUP
Dalam Bab ini merupakan bagian terakhir dari skripsi ini dalam bab
ini dikemukakan tentang kesimpulan dan saran-saran yang berguna
bagi sektor informal khususnya pengrajin Mebel JHOKO ARTS
Mebel SUKOHARJO.
Download