studi perbandingan generator sinkron fluks aksial magnet permanen

advertisement
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
_______________________________________________________________________________
STUDI PERBANDINGAN GENERATOR
SINKRON FLUKS AKSIAL MAGNET
PERMANEN TANPA INTI BESI DAN
DENGAN INTI BESI PADA PUTARAN
RENDAH DAN PERBANDINGAN
BENTUK BELITAN PADA STATOR
Leontius Dwi Mesantono1, Fransisco Danang Wijaya2, Muhammad Isnaeni B.S.3
Abstract— Indonesia is the emerald of the equator
nation, where there are lots of natural resources,
including renewable energy resources, i.e. wind. This
research tries to solve the utilization of renewable energy
by developing small-size power plants by using
permanent magnet NdFeB (Neodymium Boron Ferrite)
that can be used to generate electricity in the future can
be utilized as an alternative energy source by using wind
energy or micro hydro energy or also known as
distributed generation. There are parameters to be
tested, i.e. Comparing the performance of circular
windings stator and performance of hexagonal windings
coreless stator, then conducted performance testing
hexagonal windings coreless stator and compare with
hexagonal windings by adding internal iron core. The
results of the tests are obtained by comparing circular
windings and hexagonal windings, and obtained some
data that shows the power capacity of hexagonal
windings is higher than circular windings. On the
performance test of the hexagonal windings coreless
stator with hexagonal windings iron cored stator are
obtained some data that shows the power capacity of
hexagonal windings iron cored stator is higher than
coreless hexagonal windings stator, but iron cored
hexagonal windings stator have more losses than coreless
hexagonal windings stator because of eddy current and
hysteresis current.
Intisari— Indonesia merupakan negeri zamrud
khatulistiwa, dimana terdapat banyak sumber daya alam
yang berlimpah termasuk energi terbarukan seperti
angin. Penelitian dilaksanakan untuk menyelesaikan
masalah pemanfaatan energi terbarukan dengan
mengembangkan pembangkit listrik ukuran kecil dengan
menggunakan magnet permanen NdFeB (Neodymium
Ferrite Boron) yang dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik yang dikemudian hari dapat
1Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,
Jl.Kayangan Gg.Pepaya no.2, Duri, Riau 28884
(tlp:089671870080;e-mail: [email protected])
2, 3 Dosen ,Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,
Jln.Grafika no.2, Yogyakarta
55281 INDONESIA
(telp:0274-552305;fax:0274-552305;email:[email protected],[email protected])
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif dengan
memanfaatkan energi angin atau mikrohidro atau
disebut juga pembangkit terdistribusi. Terdapat
parameter yang akan diuji, yakni membandingkan unjuk
kerja generator dengan belitan lingkaran tanpa inti
terhadap unjuk kerja generator dengan belitan segi enam
tanpa inti, kemudian dilakukan pengujian unjuk kerja
belitan segi enam tanpa inti dengan belitan segi enam
dengan penambahan inti pada belitan stator. Dari hasil
pengujian, diperoleh data unjuk kerja generator belitan
lingkaran tanpa inti terhadap belitan segi enam tanpa
inti dengan mendapatkan data kapasitas daya belitan
segi enam dan tegangan belitan segi enam yang lebih
besar dibanding belitan lingkaran. Pada pengujian
belitan stator segi enam tanpa inti dan dengan inti
diperoleh hasil dengan kapasitas daya pada generator
dengan inti lebih besar dibanding belitan stator segi
enam tanpa inti dengan rugi daya yang semakin besar
pula akibat arus eddy dan arus histerisis.
Kata Kunci— generator sinkron, fluks aksial, belitan
stator, inti besi, perbandingan.
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara zamrud khatulistiwa,
dimana banyak potensi energi baru terbarukan yang
berasal dari alam Indonesia. Air, sumber daya alam ini
tidak akan ada habisnya, dan mengalir deras dari hulu
ke hilir bahkan hingga bermuara ke lautan lepas. Panas
bumi, pegunungan, dan dataran tinggi di Indonesia
jumlahnya banyak, dan potensi sumur panas bumi, dan
sungai bawah tanah indonesia cukup tinggi seperti
Gunung Sibayak (Sumut), Dieng (Jateng), Garut
( Jabar), dan lain sebagainya. Panas matahari, negara
indonesia merupakan negara tropis yang terletak pada
0 derajat LU-LS. Oleh karena itu, penggunaan energi
tersebut juga menjadi salah satu alternatif energi baru
dan terbarukan. Potensi angin di Indonesia cukup
rendah dengan kecepatan angin 4m/detik hingga
5m/detik yang mampu membangkitkan listrik 10-100
kW [2].
Kecepatan angin dan aliran mikrohidro di Indonesia
yang relatif kecil membutuhkan generator yang dapat
bekerja dengan baik pada kecepatan rendah, generator
82
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
magnet permanen fluks aksial merupakan salah
alternatif terbaik yang dapat dikopling atau bahkan
dihubungkan langsung dengan turbin angin ataupun air
tersebut. Karakter generator fluks aksial yang memiliki
jumlah kutub magnet yang banyak, densitas daya
listrik yang tinggi, masa yang ringan, pendinginan
yang baik, perawatan dan konstruksi yang sederhana,
serta mudah dalam meningkatkan kapasitas daya
menjadi keunggulan tersendiri jika dibandingkan
dengan generator radial [4].
Generator fluks aksial adalah salah satu jenis mesin
listrik yang dapat membangkitkan energi listrik dengan
arah aliran fluks secara aksial. Generator jenis ini terus
dikembangkan dengan berbagai variasi desain agar
didapat tingkat efisiensi yang tinggi untuk
diimplementasikan dengan sumber daya alam yang
ada[5].
II. DASAR TEORI
Generator fluks aksial adalah suatu mesin yang
dapat mengkonversikan energi mekanik menjadi
energi listrik yang memiliki arah aliran fluks rotor
yang memotong stator secara tegak lurus atau aksial.
2) Efisiensi Generator : Efisiensi generator
merupakan hubungan antara daya output dengan daya
input suatu generator. Nilai efisiensi tidak akan
melebihi dari nilai 100%, bahkan sangat jarang
ditemukan generator yang memiliki efisiensi daya
mencapai 100%.. Pada dasarnya dalam suatu konversi
energi, khususnya pada generator, konversi energi
terjadi dari mekanis menjadi elektris yang memiliki
rugi-rugi. Efisiensi dapat dirumuskan pada (6)[3]:
% 
Poutput
Pinput
x 100 %
(6)
Pinput  Poutput  Ploss
(7)
3) Total Harmonic Distortion : Total Harmonic
Distortion (THD) merupakan nilai persentase antara
total komponen harmonisa dengan komponen
fundamentalnya. Semakin besar persentase THD ini,
menyebabkan semakin besarnya resiko kerusakan
peralatan akibat harmonisa yang terjadi pada arus
ataupun tegangan. Untuk mencari nilai THD dari
tegangan dapat digunakan (8) berikut:
A. Rangkaian Ekivalen Generator
(8)
Pada keadaan tanpa beban seperti pada Gbr 1,
tegangan keluaran dari generator hanya merupakan
tegangan hasil induksi magnet permanen terhadap
Dengan, THDv = Total Harmonic Distortion (%)
kumparan pada stator generator dengan Ea= V. Ra dan
V1 = Tegangan Fundamental
XL, merupakan besar hambatan dan reaktansi pada
Vn = Tegangan Harmonisa ke-n [1]
generator. Parameter tersebut akan mempengaruhi
III. METODOLOGI PENELITIAN
tegangan keluaran generator ketika berbeban.
Tegangan keluaran generator akan dirumuskan pada (4)
A. Diagram Alir Penelitian
sebagai berikut:
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gbr 2
Ea  V  I .Ra  jI . X L
(4) seperti berikut :
Dengan, Ea
= tegangan keluaran tanpa beban
V
= tegangan terminal
Ra = resistansi jangkar
XL
= reaktansi induktif [3]
Mulai
Persiapan dan
perangkaian alat
uji
Perbandingan belitan
stator lingkaran tanpa
inti dan belitan stator
segi enam tanpa inti
Perbandingan stator
tanpa inti dan generator
dengan inti
Pengujian
Pengujian
Berbeban
Pengujian
Beban Nol
Gbr 1. Rangkaian ekivalen generator dan sudut fasor generator
Frekuensi
Konstan
Penggerak mula
konstan
B. Regulasi Tegangan dan Efisiensi Generator
1) Regulasi Tegangan : Regulasi tegangan
adalah persentase perubahan tegangan terminal antara
kondisi pada saat tanpa beban dengan kondisi saat
berbeban penuh, dan dapat dinyatakan dengan (5) :
(5)
Dengan , Vnl = tegangan tanpa beban (Volt)
Vfl = tegangan berbeban penuh (Volt) [3]
Pengumpulan
data
Pengolaha
n dan
analisis
data
Pembuatan
laporan
pengujian
Selesai
Gbr 2. Diagram alir pengujian generator sinkron fluks aksial magnet
permanen
83
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
_______________________________________________________________________________
B. Pengujian
1) Pengujian Beban Nol: Pada pengujian ini, akan
dilihat karakteristik tegangan keluaran generator
terhadap besarnya frekuensi listrik yang diputar oleh
penggerak mula generator.
Berdasarkan Tabel 2 pada lampiran, dapat diolah
kedalam bentuk grafik perbandingan sebagai berikut:
2) Pengujian Beban R: Pada pengujian ini, akan
dilihat karakteristik sebuah generator ketika terjadi
pembebanan.
3) Pengujian Regulasi Tegangan dan Efisiensi
Generator: Pengujian ini akan melihat besarnya jatuh
tegangan dari hasil regulasi tegangan dan seberapa
besar efisiensi yang diberikan generator ketika diberi
beban.
4) Pengamatan Total Harmonic Distortion :
Berdasarkan teori yang diteliti, distribusi fluks magnet
pada rotor terhadap celah udara antar kumparan akan
mempengaruhi besar harmonisa yang terjadi pada
gelombang tegangan keluaran generator. Sehingga
akan diamati harmonisa keberapa dan berapa besar
tegangan harmonisa yang terjadi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perbandingan Belitan Stator Lingkaran Tanpa Inti
Dan Belitan Stator Segi Enam Tanpa Inti
1) Pengujian Beban Nol: Pada pengujian ini akan
disajikan tabel dan grafik perbandingan belitan stator
lingkaran terhadap belitan stator segi enam.
Berdasarkan Tabel 1 pada lampiran, dapat disajikan
dengan grafik hasil perbandingan belitan stator segi
enam terhadap belitan stator lingkaran sebagai berikut:
Gbr
Gbr 4. Grafik perbandingan belitan stator lingkaran dan segi
enampada pengujian beban dengan penggerak mula 50Hz
Berdasarkan Gbr 4, terlihat bahwa belitan stator
segi enam memiliki kapasitas daya yang lebih besar
dibanding dengan belitan stator lingkaran, karena di
dalam belitan stator segi enam memiliki panjang kawat
lilitan yang lebih panjang, sehingga menyebabkan
semakin besarnya hambatan pada kumparan stator.
Dari besarnya hambatan tersebut menyebabkan jatuh
tegangan yang lebih besar dibanding belitan stator
lingkaran.
B. Perbandingan Generator Belitan Stator Segi Enam
Tanpa Inti , dan Dengan Inti
1) Pengujian Beban Nol : Pada pengujian ini,
akan membandingkan generator dengan belitan stator
segi enam yang tanpa inti dan dengan menggunakan
inti. Data akan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel
seperti berikut :
Berdasarkan Tabel 1, dan Tabel 3 lampiran,
perbandingan generator belitan stator segi enam tanpa
inti dan menggunakan inti dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut:
3. Grafik perbandingan tegangan keluaran terhadap
frekuensistator belitan lingkaran dan belitan segi enam
Berdasarkan Gbr 3, data generator dengan belitan
stator segi enam tampak lebih baik dalam menyalurkan
tegangan dibandingkan belitan stator lingkaran. Hal ini
disebabkan oleh sudut yang diberikan oleh segi enam,
sehingga menyebabkan fluks magnet memotong
kawasan aktif belitan stator.
2) Pengujian Berbeban : Pada pengujian ini
akan membandingkan kedua tipe belitan stator pada
keadaan berbeban dengan penggerak mula konstan,
grafik dan tabel akan disajikan sebagai berikut:
Gbr 5. Grafik perbandingan generator belitan segi enam tanpa inti
dan dengan inti pada pengujian beban nol
2) Pengujian Berbeban : Pada pengujian ini, akan
membandingkan generator dengan belitan stator segi
enam tanpa inti dan dengan inti pada penggerak mula
tetap di 50Hz. Berdasarkan Tabel 2, dan Tabel 4 pada
lampiran, dapat digambarkan grafik perbandingan
84
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
belitan stator tanpa inti terhadap belitan stator dengan
menggunakan inti sebagai berikut:
Gbr 6. Grafik perbandingan daya keluaran generator tanpa inti dan
dengan inti pada penggerak mula tetap 50Hz
Berdasarkan Gbr 6, daya keluaran generator dengan
menggunakan inti lebih besar dibanding daya keluaran
generator tanpa inti. Hal ini disebabkan oleh adanya
arus eddy, dan arus histerisis yang menyebabkan rugi
daya bertambah dibanding generator tanpa inti yang
hanya memiliki rugi daya pada kumparan saja.
C. Pengujian
Generator
Regulasi
Tegangan
dan
Berdasarkan Gbr 8, terlihat bahwa generator
dengan inti besi di dalamnya tidak lebih efisien
dibanding generator tanpa inti. Hal ini disebabkan oleh
adanya arus eddy yang menyebabkan cogging torque
pada mekanikalnya. Namun, generator dengan inti besi
akan lebih efisien ketika berada pada kecepatan putar
yang tinggi, karena inersia yang disebabkan oleh
cogging torque tidak sebesar ketika pada kecepatan
putar yang rendah.
D. Total Harmonic Distortion
Pada pengujian ini akan membandingkan besaran
THDV pada sebuah generator tanpa inti dan dengan inti.
Besaran tersebut akan menentukan seberapa besar
harmonisa yang terjadi akibat distribusi fluks magnet
terhadap kumparan stator generator. Gambar
gelombang tegangan keluaran pada generator dengan
frekuensi 50Hz dapat dilihat pada Gbr 9, dan Gbr 10
seperti berikut :
Efisiensi
1) Regulasi Tegangan : Pada pengujian ini, akan
dilihat karakteristik generator tanpa inti dan dengan
inti ketika dibebani hingga beban penuh. Berikut data
yang diperoleh dan diperoleh menjadi sebuah grafik :
Gbr 9. Gelombang tegangan keluaran generator tanpa inti
Gbr 10. Gelombang tegangan keluaran generator dengan inti
Gbr 7. Grafik regulasi tegangan antara generator tanpa inti dan
dengan inti pada frekuensi 50Hz dengan pengujian frekuensi tetap
2) Efisiensi Generator : Pada pengujian ini, akan
dilihat generator tipe apa yang menjadi generator
paling efisien dalam kapasitas daya, ataupun aliran
dayanya. Berdasarkan Tabel 5 pada lampiran, dapat
digambarkan grafik perbandingan dari kedua tipe
generator tersebut seperti berikut :
Berdasarkan Gbr 9, dan Gbr 10, terdapat harmonisa
pada gelombang keluaran kedua tipe generator. Hal ini
disebabkan oleh pendistribusian fluks yang terjadi
pada kumparan stator. Namun, pada Gbr 10, harmonisa
yang terjadi lebih kecil daripada Gbr 9, dimana Gbr 10
merupakan generator dengan inti besi di dalam stator.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan dari
simulasi, terdapat pada tabel seperti berikut :
TABEL 6
Tabel THDV pada generator tanpa inti dan generator dengan inti
Tipe
Tegan Tegan Tegan
THDV THDV THDV
ganR- gan S- gan TR (%) S (%) T (%)
N (V) N (V) N (V)
Tanpa Inti 18.25 18.15 18.66 11.485 11.485 11.485
Inti
20.03 19.70 19.74 8.089 8.0894 8.089
Berdasarkan Tabel 6, harmonisa yang lebih kecil
terjadi pada generator yang menggunakan inti besi
didalamnya. Hal ini terjadi karena distribusi fluks
terfokus pada inti besi, dibandingkan generator tanpa
inti yang pendistribusian fluksnya menyebar.
Gbr 8. Grafik perbandingan efisiensi generator tanpa inti dan
dengan inti pada pengujian frekuensi konstan 50Hz
85
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
_______________________________________________________________________________
V. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian terhadap generator
sinkron magnet permanen fluks aksial putaran rendah
dengan penambahan inti dan penggantian bentuk
belitan stator, maka dapat diambil kesimpulan
diantaranya :
1.
Pada pengujian beban nol: Belitan stator segi
enam memiliki tegangan keluaran yang lebih
baik dibanding belitan stator lingkaran. Belitan
stator segi enam tanpa inti memiliki tegangan
yang lebih baik dari belitan stator segi enam
dengan inti.
2.
Pada pengujian berbeban resistif : Belitan stator
segi enam tanpa inti memiliki kapasitas daya
yang lebih besar dibanding belitan stator
lingkaran. Namun, belitan stator dengan inti
mempunyai kapasitas daya yang lebih tinggi.
3.
Jatuh tegangan pada belitan stator segi enam
tanpa inti lebih besar dibanding belitan stator
lingkaran. Jatuh tegangan pada belitan stator segi
enam dengan inti jauh lebih tinggi akibat adanya
rugi daya arus eddy dan arus histerisis yang
ditimbulkan oleh inti besi. Rugi daya yang
ditimbulkan oleh belitan stator adalah rugi kawat,
dan rugi pada inti.
4.
THDV belitan stator segi enam sama dengan
belitan stator lingkaran, namun terdapat
perbedaan adanya ripple akibat terdapatnya sudut
perpotongan fluks pada belitan stator segi enam.
Namun, belitan segi enam dengan inti memiliki
THDV yang lebih kecil.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada dosen pembimbing pertama
Bapak Danang, dan dosen pembimbing kedua Bapak
Isnaeni yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
Terimakasih kepada keluarga teman seperjuangan dan
narasumber yang memberikan bantuan secara tidak
langsung kepada penulis.
REFERENSI
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Irasari, P., & Fitriana. (2009). Pengaruh Harmonik Terhadap
Tegangan Keluaran Prototip Generator Magnet Permanen
Kecepatan Rendah. Teknologi Indonesia , 1-6.
LIPI. (2012). Pengembangan Energi Angin Memungkinkan.
www.energi.lipi.go.id. diakses September 15, 2013.
Nasar, S. A., & Unnewehr, L. E. (1979). Electromechanics
and Electric Machines. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Nilendra, B. M. (2012). Analisa Perbandingan Desain dan
Simulasi Generator Fluks Aksial Magnet Permanen 3 Fasa
Untuk Aplikasi Generator Angin Kecepatan Rendah. Skripsi
S-1, Universitas Indonesia, Jurusan Teknik Elektro, Jakarta.
Nugroho, R. A. (2013). Perancangan Generator Sinkron
Magnet Permanen Fluks Aksial Putaran Rendah. Skripsi S-1,
Universitas Gadjah Mada, Jurusan Teknik Elektro dan
Teknolgi Informasi Fakultas Teknik, Yogyakarta.
LAMPIRAN
TABEL 1
TABEL TEGANGAN KELUARAN GENERATOR TERHADAP FREKUENSI
ELEKTRIS GENERATOR PADA BELITAN STATOR LINGKARAN DAN
BELITAN STATOR SEGI ENAM
Frekue
nsi
(Hz)
Tegangan (V)
Frekue Tegangan (V) Segi
Lingkaran
enam tanpa inti
nsi
R-N
S-N
T-N (Hz) R-N
S-N
T-N
75.08
70.34
65.1
60.38
55.28
50.06
45.14
40.16
35.02
30
24.56
20.69
27.33
25.61
23.93
22.11
20.13
18.25
16.47
14.61
12.62
10.71
8.87
7.42
27.25
25.41
23.8
22.01
19.98
18.15
16.4
14.58
12.57
10.66
8.83
7.35
28.06 74.1 29.1
28.6
28.3
26.06
71
27.87 27.51 27.22
23.49 64.5 25.03 24.5 24.25
22.64 63.1 24.6 24.28 23.99
20.53
60
23.8
23.4
23.1
18.66 55.4 21.8
21.3
21
16.87 51.03 20.63 20.25 20.02
14.91 44.3 17.44 17.308 16.8
12.89 41.35 16.29 15.8
15.7
10.95
35
13.7
13.4
13.2
9.07 29.18 11.4
11.2 11.08
7.54 25.9 10.19 9.98
9.85
TABEL 2
TABEL PERBANDINGAN DAYA TERHADAP FREKUENSI PADA
PENGUJIAN PENGGERAK MULA KONSTAN 50HZ
Freq.
(Hz)
51.03
50.96
50.82
50.26
50.05
49.2
49.16
49.3
49
47.84
47.01
41.6
34.3
Daya (W) Segi enam
tanpa inti
R
S
T
0.190 0.181 0.183
0.206 0.202 0.204
0.228 0.229 0.228
0.258 0.249 0.246
0.310 0.297 0.292
0.357 0.351 0.343
0.441 0.436 0.426
0.627 0.582 0.585
1.028 0.961 0.977
1.814 1.707 1.734
2.803 2.640 2.728
4.366 4.246 4.237
3.912 3.675 3.637
Freq.
(Hz)
50
50
50
50
50
50
50
50
48.4
45
39.6
23.2
14.5
Daya (W) Lingkaran
R
0.196
0.210
0.234
0.259
0.293
0.372
0.453
0.566
0.859
1.503
1.925
1.287
0.746
S
0.193
0.210
0.233
0.266
0.299
0.375
0.461
0.567
0.851
1.440
1.891
1.262
0.730
T
0.200
0.216
0.241
0.274
0.312
0.404
0.475
0.591
0.861
1.624
2.026
1.249
0.756
TABEL 3
TABEL KELUARAN GENERATOR TERHADAP FREKUENSI ELEKTRIS
PADA BELITAN STATOR SEGI ENAM MENGGUNAKAN INTI
Frekuensi
(Hz)
75
70.3
65.9
61.5
55.4
51.4
46.05
39.54
35.12
30.21
24.75
Tegangan (V) Segi enam inti
R-N
S-N
T-N
28.9062 28.4133 28.4928
27.3798 26.9187 26.9982
25.7421 25.3128 25.3605
23.9772 23.5956 23.6274
22.0374 21.6717 21.7035
20.034 19.7001 19.7478
17.9829 17.8398 17.6331
15.3753 15.2163 15.1845
13.6899 13.7535 13.3719
11.6865 11.7024 11.8455
9.5718
9.4128
9.5241
86
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
TABEL 4
TABEL DAYA KELUARAN GENERATOR SEGI ENAM DENGAN INTI PADA
FREKUENSI 50HZ DENGAN PENGGERAK MULA TETAP
Freq. (Hz)
50.3
50.3
50.3
50.3
50.3
50.3
50.2
50.1
49.8
49.5
49
48
44.8
39
Daya (W) segi enam inti
R
S
T
0.213727
0.206802
0.203778
0.244167
0.236466
0.228648
0.268326
0.259547
0.252873
0.301328
0.291709
0.282984
0.354245
0.342204
0.32983
0.407473
0.394044
0.382914
0.497865
0.515063
0.48465
0.662413
0.643821
0.617812
0.915821
0.88516
0.872998
1.435025
1.427434
1.387153
2.022445
1.958534
1.911127
3.183495
3.078467
3.036754
5.070122
4.922656
4.86209
5.737027
5.528803
5.68511
TABEL 5
TABEL DAYA MASUKAN, DAYA KELUARAN DAN EFISIENSI PADA
GENERATOR TANPA INTI DAN DENGAN INTI PADA PENGUJIAN
FREKUENSI KONSTAN 50HZ
Segi Enam Tanpa Inti
Pin
Pout
Eff
3ph
3ph
3ph
(W)
(W)
(%)
0.553
0.548
99.129
0.629
0.624
99.130
0.711
0.704
99.126
0.791
0.784
99.123
0.923
0.915
99.126
1.112
1.103
99.123
1.346
1.334
99.122
1.726
1.711
99.119
2.639
2.615
99.101
4.069
4.033
99.091
5.579
5.527
99.071
9.757
9.665
99.065
18.787 18.594 98.970
30.445 30.091 98.837
Segi Enam Dengan Inti
Pin
Pout
Eff
3ph
3ph
3ph
(W)
(W)
(%)
99.213
0.648
0.643
99.213
0.722
0.716
99.214
0.817
0.810
99.213
0.864
0.858
99.213
0.997
0.989
99.209
1.206
1.196
99.209
1.560
1.548
99.205
2.071
2.054
99.198
2.939
2.915
99.183
4.412
4.376
99.160
6.177
6.125
99.124
9.782
9.696
19.442 19.255 99.040
23.410 23.132 98.811
87
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Download