Landasan dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

advertisement
Landasan dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Ferdian Septiawan/15105241044
http://ferdiansept.blogs.uny.ac.id
Landasan Pengukur
1. Landasan Filosofis(Berisi nilai-nilai ideologis yang berlaku di masyarakat)
Membahas dan mengidentifikasi landasan filsafat dan ilmplikasinya dalam
mengembangkan kurikulum. Filsafat membahas segala permasalahan manusia,termasuk
pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafatmemberikan arah
danmetodologi terhadap praktik-praktik pendidikan, sedangkan praktikpraktik pendidikan memberikan bahanbahan bagi pertimbangan filosofis. Keduanyasangat berkaitan erat.
Hal inilah yang menyebabkan landasan filosofis menjadilandasan penting dalam
pengembangan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu
adalah Filsafat pendidikan pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan arah
sedangkan pelaksanaanya melalui pendidikan.
2. Landasan sosiologis (Mengandung nilai-nilai social kemasyarakatan yang berlaku )
Maksudnya Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan
pendidikan diharapkan muncul masyarakat-masyarakat yang tidak asing
denganmasyarakat. Dengan pendidikan diharapkan lahir manusiamanusia yangbermutu,mengerti,
dan mampu membangun masyarakat. Oleh sebab itu tujuan, isi, maupunproses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan masyarakat.
3. Psikologis (Mengandung nilai asasi(fitrah)anak)
Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan
mengidentifikasi landasan psikologis dan ilmplikasinya dalam mengembangkan
kurikulum. Dalam proses pendidikan yang tejadi adalah
prosesinteraksi antar individu. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi
psikologisnya. Kondisi psikologis sebenarnya merupakan karakter psikofisikseseorang sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku interaksi
dengan lingkungannya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada
dua landasanpsikologi yang mempengaruhinya, yaitu psikologi perkembangan dan
psikologibelajar. Terdapat Sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu yang
dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum.
 Aspek Ketakwaan
Dikembangkan dengan kelompok bidang agama.
 Aspek Cipta
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi eksata, sosial,bahasa,filsafat.
 Aspek Rasa
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni.
 Aspek Karsa
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika, budi pekerti,agama, PMP, PPKN.
 Aspek Karya(kreatif)
Dikembangkan melalui kegiatan penelitian, independent studi, pengembangan bakat.
 Aspek Karya(keprigelan)
Dikembangkan dengan berbagai mata pelajaran keterampilan.
 Aspek Kesehatan
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi kesehatan,olahraga.
 Aspek Sosial
Dikembangkan melalui kegiatan praktik lapangan, gotong royong, kerja bakti, KKN,
PPL, dan sebagainya.
 Aspek Individu
Dikembangkan melalui pembinaan bakat, kerja mandiri.
4. Yuridis
Landasan pengukur pengembangan kurikulum yang berisi tentang hukum –hukum yang
berlaku.
Prinsip – prinsip Pengukur
Dalam proses pengembangan kurikulum, selain harus memilikilandasan yang
kuat juga harus memiliki prinsip-prinsip yang jelas. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam
kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang
akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan
sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga
pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum
yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsipprinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Menurut Oliva(1991:24-25), Prinsip-prinsip dasar pengembangan
kurikulumberkedudukan sebagai petunjuk langsung dalam kegiatan pendidikan dan dalam
bidang-bidang lainnya. Prinsip-prinsip tersebut bersumber pada:
 hasil data empiric
 hasil ide/gagasan masyarakat, sikap dan kepercayaan
 berdasarkan akal sehat.
Pada perkembangan pengetahuan dan teknologi hasil
penelitian adalah factorutama yang dijadikan landasan utama untuk memantapkan prinsipprinsip dasartersebut.
Selain hal tersebut diatas, ada jenis-jenis prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum,
Prinsip dasari ni dipandang sebagai pandangan dasar yang benar dalampengembangan
kurikulum. Jenis-jenis
prinsip ini dibedakan oleh tingkat keefektifannya yang diketahui lewat tingkat resikonya. Pe
mahaman akan perbedaanini sangat penting sebelum menetapkan prinsip-prinsip dasar untuk
pengembangansebuah kurikulum. Dalam Oliva (1991:29-30) jenis-jenis prinsip dasar dalam
pengembangan kurikulumadalah:
1. Kebenaran Keseluruhan
Kebenaran Keseluruhan adalah kebenaran yang jelas atau terbukti lewateksperimen ata
u uji coba, dan alasan tersebut diterima tanpa hambatan. Sebagaicontoh,
pembahasan yang berarti dapat membantu siswa untuk mengetahui aturan-aturan
dan mengalami kemajuan dengan mengerti keterampilan-keterampilan sebagaisyarat mutlak
dari pemahaman yang mendasar akan menghadirkan latihan-latihan yangbermakna.
2. Kebenaran Bagian
Kebenaran bagian ini maksudnya adalah kebenaran beerdasarkan data yangterbatas
dan bisa diaplikasikan pada situasi tertentu
dan tidak bersifat umum. Sepertiada sebagian tenaga-tenaga pengajar berpendapat bahwa
pencapaian prestasi siswaakan lebih tinggi ketika siswa itu dikelompokkan
pada jenjang yang sama dalam proses pembelajaran.
3. Dugaan
Sebagian prinsip-prinsip dasar tidak semuanya benar, bisa juga merupakan
dugaan atau uji coba, sementara ide-ide atau dugaan-dugaan tersebut menjadi dasar
keputusan dalam pengembangan kurikulum.
Dalam Nana Syaodih (1997 : 150-155) prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Prinsip Umum:
 Prinsip relevansi
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa
komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis)
serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
 Prinsip fleksibilitas
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat
luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaianpenyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar bekang peserta didik.
 Prinsip kontinuitas
yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
 Prinsip praktis
yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga
hasilnya memadai. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi
 Prinsip efektivitas
yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Efektivitas
dalam kegiatanberkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan dan diinginkan
dapat dilaksanakan atau dapat dicapai.
2. Prinsip Khusus:
 Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga
perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah,
survey mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang
pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu dan penelitian.
 Pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya
penjabaran tujuan pendidikan kedalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan
sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta
unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
 Pemilihan Proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar-mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu
memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode tersebut
dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, apakah metode tersebut lebih
mengaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru,
apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah
sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar di rumah dan di masyarakat, serta perlunya
kegiatan belajar yang menekankan learning by doing, bukan hanya learning by seeing and
knowing.
 Pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pegajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa
yang dibutuhkan, bila belum ada, apa penggantinya, bagaiman pembuatannya, siapa yang
membuatnya, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimna
pengorganisasiannya dalam seluruh kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil
terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.

Pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi
kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan
tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang diamati, menghubungkan
dengan bahan pelajaran, dan menulis butir-butir tes. Selain itu, terdapat beberapa hal yang
perlu dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat
kemampuan siswa yang dites, apakah tes berbentuk uraian atau objektiv, berapa banyak butir
tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan gutu atau murid. Dalam kegiatan
pengolahan hasil penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang
digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula guessing, bagaimana
pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang digunakan serta untuk apa hasil
tersebut digunakan.
Daftar Pustaka
Buku catatan
http://dapurilmiah.blogspot.co.id/2014/06/landasan-pengembangan-kurikulum.html
Download