jurnal pengaruh sudut kampuh pengelasan gtaw

advertisement
JURNAL
PENGARUH SUDUT KAMPUH PENGELASAN GTAW DENGAN
PEMANASAN AWAL 325˚ PADA BAJA TAHAN KARAT 316 L
TERHADAP SIFAT FIFIS DAN MEKANIS
THE EFFECTNESS OF HEM ANGLE GTAW WELDING WITH
BEGINNING HEATING 325° ON THE 316 L STAINLESS STEEL
AGAINST FIFIS AND MECHANIC CHARACTERISTIC
Oleh:
KHOIRUL BAGUS MUSTOFA
NPM. 11.1.03.01.0047
Dibimbing oleh :
1. Irwan Setyowidodo, M.Si.
2. Am. Mufarrih, M.T.
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2017
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap
: KHOIRUL BAGUS MUSTOFA
NPM
: 11.1.03.01.0047
Telepun/HP
: 085746816039
Alamat Surel (Email)
: [email protected]
Judul Artikel
: PENGARUH SUDUT KAMPUH PENGELASAN
GTAW DENGAN PEMANASAN AWAL 325˚ PADA
BAJA TAHAN KARAT 316 L TERHADAP SIFAT
FIFIS DAN MEKANIS
Fakultas – Program Studi
: Fakultas Teknik – Teknik Mesin
Nama Perguruan Tinggi
: Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi
: Jl. K.H. Achmad Dahlan No. 76 Kediri
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas
plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing II
NIDN. 0701098404
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
Kediri, 6 Februari 2017
Penulis,
Khoirul Bagus Mustofa
NPM. 11.1.03.01.0047
simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH SUDUT KAMPUH PENGELASAN GTAW DENGAN
PEMANASAN AWAL 325˚ PADA BAJA TAHAN KARAT 316 L
TERHADAP SIFAT FIFIS DAN MEKANIS
KHOIRUL BAGUS MUSTOFA
NPM. 11.1.03.01.0047
Fakultas Teknik – Prodi Teknik Mesin
Irwan Setyowidodo, M.Si. dan Am. Mufarrih, M.T.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Teknik pengelasan pada saat ini semakin banyak dipergunakan secara luas dalam proses
pembuatangas atu permiyakan. Hal ini dikarenakan baja tahan karat 316L yang memiliki sifat
ketahanan korosi dan sifat mekanis yang baik. Selain itu baja tahan karat 316L juga lebih banyak
diminati mengingat harganya yang jauh lebih murah dibandingkan baja tahan karat duplek atau hiper
duplek. Selain beberapa sifat di atas, baja tahan karat ini juga memiliki suatu sifat mampu las yang
baik, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pengelasan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
proses manufaktur maupun dalam perbaikan peralatan yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh sudut kampuh pada las GTAW terhadap sifat fisis (struktur mikro) baja tahan
karat 316L dan pengaruh sudut kampuh pada las GTAW terhadap sifat mekanis (kekuatan tarik) baja
tahan karat 316L. Pada penelitian ini menggunakan metode pengelasan GTAW dengan menggunakan
sudut kampuh sehingga didapatkan suatu hasil perbedaan yang dapat digunakan untuk perbandingan
kualitas hasil pengelasan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain pengujian tarik
(sifat fisis) dan pengujian foto mikro (sifat mekanis). Hasil dari penelitian ini menunjukan pengaruh
bahwa sudut kampuh telah didapatkan hasil tegangan 56,53 kN dan rengangan 28 mm Untuk hasil
foto mikro dapat dihitung dengan grid pada daerah Haz dan las didapatkan hasil dari presentase pada
daerah Haz dan las dengan sudut kampuh warna terang berbanding jauh 1700 dan 1750 dan 1825 dan
warna gelap 1300 dan 1250 dan 1125. Dari data tersebut dapat perbedaan hasil antara pemberian panas
dan tanpa pemberian panas dapat diamsumsikan pemberian suhu panas awal pengelasan yang
diberikan baja tahan karat 316L menjadi lebih keras.
Kata Kunci : Baja Tahan Karat 316 L, Pengaruh sudut kampuh terhadap GTAW, pengelasan , sifat
fisis, mekanis.
I.
dapat dijelaskan lebih lanjut lagi bahwa las
LATAR BELAKANG
Pengelasan adalah penyambungan
adalah sambungan setempat dari beberapa
logam dimana logam menjadi satu akibat
batang logam dengan mengunakan energi
las, dan dengan itu tanpa pengaruh
panas (Wiryosumarto, 2000).
tekanan,
dan
tanpa
logam
pengisi.
Di samping untuk penyambungan
Berdasarkan dari Duetch Indutrie Normen
(joining), proses las dapat juga untuk
(DIN) las adalah ikatan metalurgi pada
reparasi misalnya untuk membuat lapisan
sambungan logam yang di gunakan dalam
keras
keadaan cair. Dari definisi tersebut telat
mempertebal bagian-bagian yang sudah
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
pada
perkakas,
melapisi/
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
aus, dan macam-macam reparasi lainnya.
Baja tahan karat (baja tahan karat
Prosedur pengelasan yang klihatannya
yang
sangat sederhana ini, tetapi sebenarnya di
10,5%) merupakan baja yang banyak
dalamnya banyak masalah-masalah yang
digunakan
harus diatasi maka dari itu memerlukan
bangunan, untuk pipa dan juga digunakan
berbagai macam pengetahuan. Oleh sebab
dalam bidan otomotif sebagai body dari
itu pengelasan menjadi sangatlah penting
kendaraan terutama banyak digunakan di
dan membutuhkan penanganan yang serius
kendaraan mobil. Hal ini disebabkan selain
dalam pengunaannya, karena dalam proses
mudah
pengelasan dapat menyebabkan hasil yang
pemesinan dan mudah dibentuk tidak
kurang maksimal dan hasil pengelasan
begitu sulit, baja tahan karat ini juga
buruk yang dapat menyebabkan kerugian
memiliki sifat mampu las yang cukup baik.
yang cukup besar.
Dari beberapa jenis pengelasan
memiliki
kandungan
seperti
dikerjakan
setidaknya
pada
kontruksi
dengan
proses
Kekuatan hasil lasan dipengaruhi
beberapa
parameter
yang
ada
dalam
yang digunakan, yang salah satunya adalah
pengelasan, seperti: besar arus, besarnya
GTAW (gas tungsten arc welding). Adalah
penembusan, tangan busur, diameter inti
proses pengelasan dengan las busur nyala
elektroda, bahan yang dilas, ketelitian
yang dihasilkan oleh elektroda tetap yang
sambungan, geometri sambungan dan lain-
terbuat
lain.
dari tungsten. Sebagai bahan
penambah terbuat dari bahan yang sama
Berdasarkan penelitian pengelasan
dengan bahan yang dilas dari pistol las
dengan mengunakan las GTAW pada
(welding gun) (Sriwidharto, 2006).
sambungan baja tahan karat yang cukup
Dari semua jenis logam yang ada
berpengaruh terhadap tegangan geser.
saat ini, tiadak semua jenis logam memiliki
Untuk
sifat mampu las yang baik dan dapat dilas
pengaruh kecepatan pengelasan dengan
dengan semua jenis pengelasan. Bahan
mengunakan las GTAW pada sambungan
yang mempunyai sifat mampu las yang
baja
cukup baik diantaranya adalah baja tahan
gesernya, maka perlu dilakukan pengujian
karat. Baja tahan karat ini dapat dilas
geser
dengan semua cara pengelasan yang ada,
pengelasan
dan mempunyai daya retak las yang rendah
pengelasan mulai dari 275 menit hingga
dibandingkan dengan baja karbon yang
495 menit. Dari penelitian ini kita dapat
lainnya.
mengetahui
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
mengetahui
tahan
karat
serta
seberapa
terhadap
dilakukan
dengan
bahwa
variasi
variasi
besar
tegangan
perhitungan
kecepatan
kecepatan
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
pengelasan
dengan
mengunakan
las
1. Pemotongan spesimen dan pembuatan
khususnya las GTAW yang berpengaruh
kampuh las (butt weld joint) alur V
pada tegangan geser, semakin tinggi
tinggal dilakukan dibengkel UPTPK
kecepatan
Surabaya.
pengelasan
maka
tegangan
gesekan semakin besar. Dan sebaliknya
rendah
kecepatan
pengelasan
maka
tegangan geser akan semakin kecil.
2. Proses pengelasan dilakukan di VEDC
malang.
3. Proses pembuatan specimen uji tarik
Akan dilakukan juga penelitian
dilakukan
mengenai pengaruh kecepatan pengelasan
Surabaya.
dan bentuk geometri ujung elektroda
4. Pengujian
dibengkel
tarik
UPTPK
dilakukan
berbentuk runcing dan pipih terhadap hasil
Laboratorium
pengelasan GTAW (gas tungsten arc
Universitas Muhamadyah Malang.
welding). Hasail pengelasan dengan pola
5. Uji
foto
Teknik
di
mikro
Mesin
dilakukan
di
arus yang sama dan kecepatan waktu RPM
Laboratorium Teknik Mesin Universitas
7,5; 6,5 dan 5,5 untuk elektroda pipih dan
Muhamadyah Malang.
runcing.
B. Alat dan Bahan
Berdasarkan uraian di atas, salah
satu
yang
perlu
diperhatikan
dalam
Adapun peralatan dan bahan atau
material yang digunakan dalam penelitian
melakukan pengelasan (khususnya pada
ini adalah sebagai berikut:
pengelasan
1. Peralatan
GTAW)
adalah
pengaruh
Untuk
Pembuatan
kecepatan pengelasan terhadap sifat pada
Spesimen Uji
hasil sambungan yang akan dilas. Maka
a. Mesin gergaji digunakan untuk
untuk mengetahui pengaruh kecepatan
pemotongan spesimen uji sesuai
pengelasan terhadap kekuatan
dengan ukuran yang diinginkan.
tarik las
maka dari itu perlu dilakukan pengujian
b. Mesin las yang digunakan adalah
pada logam baja tahan karat melalui proses
mesin las GTAW (gas tungsten arc
pengelasan gas tungsten welding (GTAW).
welding) atau biasa disebut dengan
TIG (tungsten inert gas), yang
II.
METODE
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa
tempat sebagai berikut:
digunakan untuk menyambung atau
mengelas spesimen uji.
c. Elektroda Las. Dalam pengelasan
TIG elektroda yang digunakan
adalah elektroda tungsten yang
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
berfungsi sebagai pencipta busur
nyala
yang
digunakan
untuk
j.
Kamera untuk mengambil gambar
dari hasil uji foto mikro.
mencairkan kawat las atau logam
k. Alat bantu untuk membantu dalam
pengisi yang ditambahkan dari luar
proses pengelasan dan pembuatan
dan benda atau material yang akan
spesimen uji, seperti palu, kikir,
disambung menjadi satu kesatuan
sikat baja dan lain-lain.
sambungan.
2. Peralatan
d. Alat kecepatan las digunakan untuk
Untuk
Pengujian
Spesimen
membantu juru las (welder) dalam
Peralatan yang digunakan untuk
melakukan proses pengelasan. Alat
melakukan pengujian spesimen adalah
ini bertujuan agar kecepatan pada
Universal Testing Machine yaitu alat uji
saat
tarik yang digunakan untuk menentukan
proses
dikontrol
pengelasan
dan
berjalan
dapat
secara
konstan pada tiap titiknya.
sesuai
geometri
dengan
skrap
dari
hasil
pahat
pada daerah pengelasan.
geometri
yang
3. Bahan
Material yang digunakan dalam
membuat
penelitian ini adalah baja tahan karat
proses
(316L) yang memiliki kandungan karbon
pembuatan kampuh las alur V
di bawah 0,3%. Baja karbon rendah ini
tunggal.
juga banyak digunakan dalam kontruksi
spesimen
uji
untuk
kekuatan
digunakan untuk melihat struktur mikro
mata
diinginkan (mengasah matapahat).
f. Mesin
tarik
sambungan las. Dan mikroskop optik
e. Mesin gerinda digunakan untuk
membuat
tegangan
pada
g. Mistar dan jangka sorong untuk
bangunan, jembatan, kendaraan (digunakan
membantu dalam membuat ukuran
sebagai material dari body kendaraan), dan
spesimen uji.
kontruksi-kontruksi lainnya.
h. Mesin amplas untuk menghaluskan
permukaan
spesimen
uji
foto
mikro.
i.
Mesin uji foto mikro (mikroskop
optik) sebagai alat untuk melihat
struktur mikro pada permukaan
spesimen uji.
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
Gambar 1 Material Baja Tahan Karat 316L
simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
C. Prosedur Penelitian
kampuh las tersebut harus dibersihkan dari
1. Persiapan Spesimen Uji
kotoran seperti debu, minyak, oli atau
a. Pemilihan material spesimen uji
gemuk, karat, air dan lain sebagainya untuk
Material
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah baja tahan karat
menghindari terjadinya cacat las.
Selanjutnya baja dilas dengan las
(316L) dengan ketebalan12 mm.
tungsten inertgas (TIG) dengan prosedur
b. Pemilihan Elektroda Las, Kecepatan
dan cara pengelasan yang sesuai serta
danArus Pengelasan
Elektroda
penelitian
ini
yang
berdasarkan
digunakan
adalah
elektroda
parameter-parameter
yang
pada
sudah ditentukan yaitu:
jenis
a. Pengelasan dengan kecepatan (1 mm/s)
tungsten (EWTh-2) dengan diameter 3,2
mm. Sedangkan untuk jenis dan besar arus
yang digunakan pada penelitian ini adalah
tipe arus searah DCEN (direct current
electrode negative) dengan besar arus tetap
yaitu 200 Ampere
dan arus 200Ampere.
b. Pengelasan dengan kecepatan(5 mm/s)
dan arus 200 Ampere.
c. Pengelasan
dengan
kecepatan
(10
mm/s) dan arus 200 Ampere.
Untuk tipe serta diameter logam
c. Pembuatan Kampuh Las
pengisi (filler metal) pada pengelasan ini
Jenis kampuh las yang digunakan
digunakan logam pengisi tipe ER 70S-6
dalam penelitian ini adalah sambungan las
dengan
tumpul alur V tunggal, seperti pada gambar
standar AWSA 5.1.
berikut.
3. Pembuatan Spesimen Uji
diameter 3,2 mm, berdasarkan
a. Spesimen uji tarik
Setelah proses pengelasan selesai
dilakukan
tahap
selanjutnya
adalah
pembuatan specimen ujit arik yang sesuai
2. Proses Pengelasan
dengan standar. Standar yang digunakan
Dalam penelitian ini jenis las yang
untuk pengujian tarik inia dalah ASTME-
digunakan adalah gas tungsten arc welding
8. Pada gambar ditunjukkan dimensi
(GTAW)/
darispesimen uji tarik.
Tungsten inert
gas (TIG).
Adapun mesin las yang digunakan yaitu
tipe KW14-722 dengan kapasitas 200
Ampere.
Sebelum
proses
pengelasan
dimulai, logam induk yang sudah dibuat
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Gambar Dimensi Spesimen Uji Tarik
400, 500, 800, 1000, 1500 dan 2000
(StandarASTM E-8)
sampai permukaan spesimen halus dan
Keterangan:
rata.
L:200 mm
Setelah benda uji cukup halus, maka
T : 12mm
langkah
R : 12,5 mm
dengan autosol. Pemolesan ini bertujuan
C : 20 mm
untuk
W:12,5 mm
yang
G: 50±0,1 mm
didapatkan permukaan yang halus dan
B: 50 mm
mengkilap, sehingga struktur benda uji
b. Spesimen uji struktur mikro
menjadi jelas. Pemolesan autosol pada
Untuk
pembuatan
spesimen
selanjutnya
adalah
menghilangkan
diakibatkan
memoles
goresan-goresan
oleh
amplas
agar
uji
permukaan benda uji harus menggunakan
struktur mikro, specimen diambil sebelum
kain yang lembut dan dilakukan secara
uji tarik dilakukan. Untuk daerah yang
searah agar permukaan benda benar-benar
akan di uji yaitu pada dareah las dan
mengkilat dan tidak ada goresan. Apabila
daerah HAZ. Hal ini bertujuan untuk
terdapat goresan pada permukaan benda
melihat struktur mikro daerah lasan dan
uji, maka goresan akan terlihat nyata sekali
daerah HAZ. Dalam pengujian struktur
bila dilihat di bawah mikroskop.
mikro ini, tidak ada dimensi khusus yang
4. Jumlah Spesimen
ditentukan. Untuk itu, dalam penelitian kali
Jumlah
specimen
uji
tarik
ini dimensi uji foto mikro dibentuk dengan
keseluruhan adalah 12s pesimen, dimana
ukuran panjang 10 mm dan lebar 10 mm.
setiap perlakuan uji tarik terdiri dari 3
Kemudian spesimen dimasukkan kedalam
spesimen dengan 3 variasi kecepatan yang
cetakan untuk dicetak dengan campuran
berbeda-beda, dan ditambah 3 sepesimen
resin dan katalis atau biasa disebut proses
material tanpa perlakuan. Sedangkan uji
mounting.
sebagai
foto mikro diambil 2 spesimen, yaitu pada
dudukan atau pemegang spesimen untuk
daerah las, HAZ dan ditambah satu
memudahkan
spesimen dari material dasar.
Hal
ini
proses
bertujuan
Grinder-Polisher.
Selanjutnya permukaan specimen yang
akan dilakukan uji foto mikro diamplas
dengan
mengunakan
5. Pengujian
Pengujian yang dilakukan adalah uji
Grinder-polisher.
tarik dan uji foto mikro. Uji tarik dilakukan
Adapun amplas yang digunakan yaitu
dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan
mulai dari kekasaran 120, 150, 220, 280,
tarik dari spesimen uji. Dan uji foto mikro
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
dilakukan bertujuan untuk melihat struktur
III.
mikro atau perubahan struktur mikro yang
A. Hasil
terjadi pada daerah las (HAZ).
HASIL DAN KESIMPULAN
Berdasarkan
analisis
data
yang
dilakukan, semakin tinggi pemberian panas
6. Analisis
Dari pengujian tarik diperoleh data-
awal pada pengelasan GTAW material baja
data yang berupa nilai tegangan tarik
tahan karat 316L pada penelitian ini
(tensile strength), tegangan luluh (yield
memiliki
strength) dan perpanjangan (elongation)
sedangkan nilai pearlite meningkat.
prosentase
ferrite
menurun,
serta grafik tegangan regangan. Pada
Hal tersebut karena pengaruh sudut
beberapa logam, batas luluh ini tidak
kampuh sebelum proses pengelasan GTAW
kelihatan
regangan-
yang dialami oleh material baja tahan karat
regangan. Dan dalam hal ini tegangan
316L menjadi lebih keras tanpa dilakukan
luluhnya ditentukan sebagai tegangan dan
uji tarik. Menunjukkan diagram fasa
regangan sebesar 0,2%. (Wiryosumarto,
besikarbon
2000).
hubungan
dalam
diagram
Pengujian tarik dilakukan untuk
yang
menampilkan
temperatur
dan
yang telah dilas. Dan dalam hal tertentu
(Wiryosumarto, 2000).
pirometri
untuk
dengan
perubahanfasa selama proses pemanasan
mengetahui kekuatan sambungan logam
digunakna alat khusus yaitu mikroskop
antara
pendinginan
yang
lambat
Pada hasil foto mikrostruktur baja
bisa
mengamati
tahan karat 316L yang telah menghasilakan
yang
disebabkan
sudut kampuh 40˚ 60˚ 80˚ pada pengelasan
oleh temperatur, atau dapat dipakai alat
GTAW pada HAZ memiliki nilai warna
penganalisis mikro dimana kotoran kecil
terang berturut-turut 1700, 1750, 1825 dan
dalam struktur dapat dianalisis.
warna gelap 1300, 1250, 1125. Sedangkan
perubahan-perubahan
Data-data tersebut dapat dianalisis
pada hasil foto mikrostruktur baja tahan
dengan cara melihat hubungan tegangan
karat 316L yang telah mendapat sudut
tarik, tegangan luluh, dan regangan yang
kampuh 40˚
terjadi pada spesimen uji berdasarkan
GTAW pada Haz memiliki nilai warna
variasi atau parameter yang digunakan
terang berturut-turut 1731, 1600, 1805,5
pada saat pengelasan.
dan warna gelap 1269,1400, 1195,5. Dari
60˚
80˚ pada pengelasan
data tersebut dapat diasumsikan semakin
tinggi pengaruh sudut kampuh pengelasan
yang diberikan baja tahan karat 316L
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
menjadi lebih keras tanpa dilakukan uji
316Ldan tidak ada pengaruh pada
tarik.
kekuatan tarik.
Dari data hasil uji tarik diketahui
2. Mengetahui pengaruh sudut kampuh
pada spesimen yang diberikan sudut
pada las GTAW terhadap sifat mekanis
kampuh
tegangan
(kekuatan tarik) baja tahan karat 316L
maksimum sebesar 57,66kNdan regangan
dan tidak ada pengaruh pada struktur
sepanjang
mikro.
40˚mendapatkan
32mm.
Sedangkan
pada
spesimen yang diberikan sudut kampuh
60˚ mendapatkan tegangan makasimum
sebesar 58,53kN regangannya sepanjang 34
mm. Namun pada spesimen yang diberikan
suduit kampuh 80˚mendapatkan tegangan
maksimum sebesar 58,29kN regangannya
hanya
sepanjang
27
mm.
Tegangan
maksimum terbesar pada 3 kali pengujian
spesimen
didapat
pada
spesimenyang
dibereikan 60˚ Untuk spesimen yang
mendapatkan regangan terpanjang didapat
pada spesimen
yang diberikan sudut
kampuh 60˚ yaitu 34 mm. Kekuatan tarik
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Alip, M. 1989. Teori dan Praktek Las.
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Bintoro, 2000. Dasar-Dasar Pekerjaan
Las. Yogyakarta: Kanisius.
Dowling, 1999. Mechanical Behavior Of
Materials. Printed in the United
States of America.
Dani,
R. 2016. Pengaruh Variasi
Kecepatan Pengelasan Tungsten
Inert
Gas
(Tig)Terhadap
Kekuatan Tarik Hasil. (Online)
Tersedia:
http://digilib.
unila.ac.id/cgi/ oai2. Diunduh
Tanggal 15 Juni 2016.
sambungan las sangat dipengaruhi oleh
sifat logam induk, sifat daerah HAZ, sifat
logam las, dan geometri serta distribusi
tegangan
dalam
sambungan
(Wiryosumarto, 2000).
B. Simpulan
Berdasarkan anlisa hasil penelitian dan
pembahasan dari pengujian tarik dan mikro
struktur, maka dapat disimpulkan beberapa
hal berikut ini:
1. Mengetahui pengaruh sudut kampuh
pada las GTAW terhadap sifat fisis
Sriwidharto, 2006. Petunjuk Kerja Las.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Sonawan, H dan Rochim Suratman. 2006.
Pengantar Untuk Memahami
Proses
Pengelasan
Logam.
Bandung: Alfabeta.
Suratman,
1994.
Panduan
Proses
Perlakuan
Panas.
Bandung:
Lembaga Penelitian ITB.
Suryosumarto,
2000.
Teknologi
Pengelasan Logam. Jakarta: Pradya
Paramita.
Tata Surdia, 1985. Pengetahuan Bahan
Teknik. Jakarta: Pradya Paramita.
(struktur mikro) baja tahan karat
Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047
FT – Prodi Teknik Mesin
simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Download