JURNAL PENGARUH SUDUT KAMPUH PENGELASAN GTAW DENGAN PEMANASAN AWAL 325˚ PADA BAJA TAHAN KARAT 316 L TERHADAP SIFAT FIFIS DAN MEKANIS THE EFFECTNESS OF HEM ANGLE GTAW WELDING WITH BEGINNING HEATING 325° ON THE 316 L STAINLESS STEEL AGAINST FIFIS AND MECHANIC CHARACTERISTIC Oleh: KHOIRUL BAGUS MUSTOFA NPM. 11.1.03.01.0047 Dibimbing oleh : 1. Irwan Setyowidodo, M.Si. 2. Am. Mufarrih, M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : KHOIRUL BAGUS MUSTOFA NPM : 11.1.03.01.0047 Telepun/HP : 085746816039 Alamat Surel (Email) : [email protected] Judul Artikel : PENGARUH SUDUT KAMPUH PENGELASAN GTAW DENGAN PEMANASAN AWAL 325˚ PADA BAJA TAHAN KARAT 316 L TERHADAP SIFAT FIFIS DAN MEKANIS Fakultas – Program Studi : Fakultas Teknik – Teknik Mesin Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri Alamat Perguruan Tinggi : Jl. K.H. Achmad Dahlan No. 76 Kediri Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengetahui Pembimbing I Pembimbing II NIDN. 0701098404 Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin Kediri, 6 Februari 2017 Penulis, Khoirul Bagus Mustofa NPM. 11.1.03.01.0047 simki.unpkediri.ac.id || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH SUDUT KAMPUH PENGELASAN GTAW DENGAN PEMANASAN AWAL 325˚ PADA BAJA TAHAN KARAT 316 L TERHADAP SIFAT FIFIS DAN MEKANIS KHOIRUL BAGUS MUSTOFA NPM. 11.1.03.01.0047 Fakultas Teknik – Prodi Teknik Mesin Irwan Setyowidodo, M.Si. dan Am. Mufarrih, M.T. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Teknik pengelasan pada saat ini semakin banyak dipergunakan secara luas dalam proses pembuatangas atu permiyakan. Hal ini dikarenakan baja tahan karat 316L yang memiliki sifat ketahanan korosi dan sifat mekanis yang baik. Selain itu baja tahan karat 316L juga lebih banyak diminati mengingat harganya yang jauh lebih murah dibandingkan baja tahan karat duplek atau hiper duplek. Selain beberapa sifat di atas, baja tahan karat ini juga memiliki suatu sifat mampu las yang baik, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pengelasan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses manufaktur maupun dalam perbaikan peralatan yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sudut kampuh pada las GTAW terhadap sifat fisis (struktur mikro) baja tahan karat 316L dan pengaruh sudut kampuh pada las GTAW terhadap sifat mekanis (kekuatan tarik) baja tahan karat 316L. Pada penelitian ini menggunakan metode pengelasan GTAW dengan menggunakan sudut kampuh sehingga didapatkan suatu hasil perbedaan yang dapat digunakan untuk perbandingan kualitas hasil pengelasan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain pengujian tarik (sifat fisis) dan pengujian foto mikro (sifat mekanis). Hasil dari penelitian ini menunjukan pengaruh bahwa sudut kampuh telah didapatkan hasil tegangan 56,53 kN dan rengangan 28 mm Untuk hasil foto mikro dapat dihitung dengan grid pada daerah Haz dan las didapatkan hasil dari presentase pada daerah Haz dan las dengan sudut kampuh warna terang berbanding jauh 1700 dan 1750 dan 1825 dan warna gelap 1300 dan 1250 dan 1125. Dari data tersebut dapat perbedaan hasil antara pemberian panas dan tanpa pemberian panas dapat diamsumsikan pemberian suhu panas awal pengelasan yang diberikan baja tahan karat 316L menjadi lebih keras. Kata Kunci : Baja Tahan Karat 316 L, Pengaruh sudut kampuh terhadap GTAW, pengelasan , sifat fisis, mekanis. I. dapat dijelaskan lebih lanjut lagi bahwa las LATAR BELAKANG Pengelasan adalah penyambungan adalah sambungan setempat dari beberapa logam dimana logam menjadi satu akibat batang logam dengan mengunakan energi las, dan dengan itu tanpa pengaruh panas (Wiryosumarto, 2000). tekanan, dan tanpa logam pengisi. Di samping untuk penyambungan Berdasarkan dari Duetch Indutrie Normen (joining), proses las dapat juga untuk (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada reparasi misalnya untuk membuat lapisan sambungan logam yang di gunakan dalam keras keadaan cair. Dari definisi tersebut telat mempertebal bagian-bagian yang sudah Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin pada perkakas, melapisi/ simki.unpkediri.ac.id || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri aus, dan macam-macam reparasi lainnya. Baja tahan karat (baja tahan karat Prosedur pengelasan yang klihatannya yang sangat sederhana ini, tetapi sebenarnya di 10,5%) merupakan baja yang banyak dalamnya banyak masalah-masalah yang digunakan harus diatasi maka dari itu memerlukan bangunan, untuk pipa dan juga digunakan berbagai macam pengetahuan. Oleh sebab dalam bidan otomotif sebagai body dari itu pengelasan menjadi sangatlah penting kendaraan terutama banyak digunakan di dan membutuhkan penanganan yang serius kendaraan mobil. Hal ini disebabkan selain dalam pengunaannya, karena dalam proses mudah pengelasan dapat menyebabkan hasil yang pemesinan dan mudah dibentuk tidak kurang maksimal dan hasil pengelasan begitu sulit, baja tahan karat ini juga buruk yang dapat menyebabkan kerugian memiliki sifat mampu las yang cukup baik. yang cukup besar. Dari beberapa jenis pengelasan memiliki kandungan seperti dikerjakan setidaknya pada kontruksi dengan proses Kekuatan hasil lasan dipengaruhi beberapa parameter yang ada dalam yang digunakan, yang salah satunya adalah pengelasan, seperti: besar arus, besarnya GTAW (gas tungsten arc welding). Adalah penembusan, tangan busur, diameter inti proses pengelasan dengan las busur nyala elektroda, bahan yang dilas, ketelitian yang dihasilkan oleh elektroda tetap yang sambungan, geometri sambungan dan lain- terbuat lain. dari tungsten. Sebagai bahan penambah terbuat dari bahan yang sama Berdasarkan penelitian pengelasan dengan bahan yang dilas dari pistol las dengan mengunakan las GTAW pada (welding gun) (Sriwidharto, 2006). sambungan baja tahan karat yang cukup Dari semua jenis logam yang ada berpengaruh terhadap tegangan geser. saat ini, tiadak semua jenis logam memiliki Untuk sifat mampu las yang baik dan dapat dilas pengaruh kecepatan pengelasan dengan dengan semua jenis pengelasan. Bahan mengunakan las GTAW pada sambungan yang mempunyai sifat mampu las yang baja cukup baik diantaranya adalah baja tahan gesernya, maka perlu dilakukan pengujian karat. Baja tahan karat ini dapat dilas geser dengan semua cara pengelasan yang ada, pengelasan dan mempunyai daya retak las yang rendah pengelasan mulai dari 275 menit hingga dibandingkan dengan baja karbon yang 495 menit. Dari penelitian ini kita dapat lainnya. mengetahui Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin mengetahui tahan karat serta seberapa terhadap dilakukan dengan bahwa variasi variasi besar tegangan perhitungan kecepatan kecepatan simki.unpkediri.ac.id || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri pengelasan dengan mengunakan las 1. Pemotongan spesimen dan pembuatan khususnya las GTAW yang berpengaruh kampuh las (butt weld joint) alur V pada tegangan geser, semakin tinggi tinggal dilakukan dibengkel UPTPK kecepatan Surabaya. pengelasan maka tegangan gesekan semakin besar. Dan sebaliknya rendah kecepatan pengelasan maka tegangan geser akan semakin kecil. 2. Proses pengelasan dilakukan di VEDC malang. 3. Proses pembuatan specimen uji tarik Akan dilakukan juga penelitian dilakukan mengenai pengaruh kecepatan pengelasan Surabaya. dan bentuk geometri ujung elektroda 4. Pengujian dibengkel tarik UPTPK dilakukan berbentuk runcing dan pipih terhadap hasil Laboratorium pengelasan GTAW (gas tungsten arc Universitas Muhamadyah Malang. welding). Hasail pengelasan dengan pola 5. Uji foto Teknik di mikro Mesin dilakukan di arus yang sama dan kecepatan waktu RPM Laboratorium Teknik Mesin Universitas 7,5; 6,5 dan 5,5 untuk elektroda pipih dan Muhamadyah Malang. runcing. B. Alat dan Bahan Berdasarkan uraian di atas, salah satu yang perlu diperhatikan dalam Adapun peralatan dan bahan atau material yang digunakan dalam penelitian melakukan pengelasan (khususnya pada ini adalah sebagai berikut: pengelasan 1. Peralatan GTAW) adalah pengaruh Untuk Pembuatan kecepatan pengelasan terhadap sifat pada Spesimen Uji hasil sambungan yang akan dilas. Maka a. Mesin gergaji digunakan untuk untuk mengetahui pengaruh kecepatan pemotongan spesimen uji sesuai pengelasan terhadap kekuatan dengan ukuran yang diinginkan. tarik las maka dari itu perlu dilakukan pengujian b. Mesin las yang digunakan adalah pada logam baja tahan karat melalui proses mesin las GTAW (gas tungsten arc pengelasan gas tungsten welding (GTAW). welding) atau biasa disebut dengan TIG (tungsten inert gas), yang II. METODE A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: digunakan untuk menyambung atau mengelas spesimen uji. c. Elektroda Las. Dalam pengelasan TIG elektroda yang digunakan adalah elektroda tungsten yang Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin simki.unpkediri.ac.id || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri berfungsi sebagai pencipta busur nyala yang digunakan untuk j. Kamera untuk mengambil gambar dari hasil uji foto mikro. mencairkan kawat las atau logam k. Alat bantu untuk membantu dalam pengisi yang ditambahkan dari luar proses pengelasan dan pembuatan dan benda atau material yang akan spesimen uji, seperti palu, kikir, disambung menjadi satu kesatuan sikat baja dan lain-lain. sambungan. 2. Peralatan d. Alat kecepatan las digunakan untuk Untuk Pengujian Spesimen membantu juru las (welder) dalam Peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengelasan. Alat melakukan pengujian spesimen adalah ini bertujuan agar kecepatan pada Universal Testing Machine yaitu alat uji saat tarik yang digunakan untuk menentukan proses dikontrol pengelasan dan berjalan dapat secara konstan pada tiap titiknya. sesuai geometri dengan skrap dari hasil pahat pada daerah pengelasan. geometri yang 3. Bahan Material yang digunakan dalam membuat penelitian ini adalah baja tahan karat proses (316L) yang memiliki kandungan karbon pembuatan kampuh las alur V di bawah 0,3%. Baja karbon rendah ini tunggal. juga banyak digunakan dalam kontruksi spesimen uji untuk kekuatan digunakan untuk melihat struktur mikro mata diinginkan (mengasah matapahat). f. Mesin tarik sambungan las. Dan mikroskop optik e. Mesin gerinda digunakan untuk membuat tegangan pada g. Mistar dan jangka sorong untuk bangunan, jembatan, kendaraan (digunakan membantu dalam membuat ukuran sebagai material dari body kendaraan), dan spesimen uji. kontruksi-kontruksi lainnya. h. Mesin amplas untuk menghaluskan permukaan spesimen uji foto mikro. i. Mesin uji foto mikro (mikroskop optik) sebagai alat untuk melihat struktur mikro pada permukaan spesimen uji. Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin Gambar 1 Material Baja Tahan Karat 316L simki.unpkediri.ac.id || 5|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri C. Prosedur Penelitian kampuh las tersebut harus dibersihkan dari 1. Persiapan Spesimen Uji kotoran seperti debu, minyak, oli atau a. Pemilihan material spesimen uji gemuk, karat, air dan lain sebagainya untuk Material yang digunakan pada penelitian ini adalah baja tahan karat menghindari terjadinya cacat las. Selanjutnya baja dilas dengan las (316L) dengan ketebalan12 mm. tungsten inertgas (TIG) dengan prosedur b. Pemilihan Elektroda Las, Kecepatan dan cara pengelasan yang sesuai serta danArus Pengelasan Elektroda penelitian ini yang berdasarkan digunakan adalah elektroda parameter-parameter yang pada sudah ditentukan yaitu: jenis a. Pengelasan dengan kecepatan (1 mm/s) tungsten (EWTh-2) dengan diameter 3,2 mm. Sedangkan untuk jenis dan besar arus yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe arus searah DCEN (direct current electrode negative) dengan besar arus tetap yaitu 200 Ampere dan arus 200Ampere. b. Pengelasan dengan kecepatan(5 mm/s) dan arus 200 Ampere. c. Pengelasan dengan kecepatan (10 mm/s) dan arus 200 Ampere. Untuk tipe serta diameter logam c. Pembuatan Kampuh Las pengisi (filler metal) pada pengelasan ini Jenis kampuh las yang digunakan digunakan logam pengisi tipe ER 70S-6 dalam penelitian ini adalah sambungan las dengan tumpul alur V tunggal, seperti pada gambar standar AWSA 5.1. berikut. 3. Pembuatan Spesimen Uji diameter 3,2 mm, berdasarkan a. Spesimen uji tarik Setelah proses pengelasan selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah pembuatan specimen ujit arik yang sesuai 2. Proses Pengelasan dengan standar. Standar yang digunakan Dalam penelitian ini jenis las yang untuk pengujian tarik inia dalah ASTME- digunakan adalah gas tungsten arc welding 8. Pada gambar ditunjukkan dimensi (GTAW)/ darispesimen uji tarik. Tungsten inert gas (TIG). Adapun mesin las yang digunakan yaitu tipe KW14-722 dengan kapasitas 200 Ampere. Sebelum proses pengelasan dimulai, logam induk yang sudah dibuat Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin simki.unpkediri.ac.id || 6|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Gambar Dimensi Spesimen Uji Tarik 400, 500, 800, 1000, 1500 dan 2000 (StandarASTM E-8) sampai permukaan spesimen halus dan Keterangan: rata. L:200 mm Setelah benda uji cukup halus, maka T : 12mm langkah R : 12,5 mm dengan autosol. Pemolesan ini bertujuan C : 20 mm untuk W:12,5 mm yang G: 50±0,1 mm didapatkan permukaan yang halus dan B: 50 mm mengkilap, sehingga struktur benda uji b. Spesimen uji struktur mikro menjadi jelas. Pemolesan autosol pada Untuk pembuatan spesimen selanjutnya adalah menghilangkan diakibatkan memoles goresan-goresan oleh amplas agar uji permukaan benda uji harus menggunakan struktur mikro, specimen diambil sebelum kain yang lembut dan dilakukan secara uji tarik dilakukan. Untuk daerah yang searah agar permukaan benda benar-benar akan di uji yaitu pada dareah las dan mengkilat dan tidak ada goresan. Apabila daerah HAZ. Hal ini bertujuan untuk terdapat goresan pada permukaan benda melihat struktur mikro daerah lasan dan uji, maka goresan akan terlihat nyata sekali daerah HAZ. Dalam pengujian struktur bila dilihat di bawah mikroskop. mikro ini, tidak ada dimensi khusus yang 4. Jumlah Spesimen ditentukan. Untuk itu, dalam penelitian kali Jumlah specimen uji tarik ini dimensi uji foto mikro dibentuk dengan keseluruhan adalah 12s pesimen, dimana ukuran panjang 10 mm dan lebar 10 mm. setiap perlakuan uji tarik terdiri dari 3 Kemudian spesimen dimasukkan kedalam spesimen dengan 3 variasi kecepatan yang cetakan untuk dicetak dengan campuran berbeda-beda, dan ditambah 3 sepesimen resin dan katalis atau biasa disebut proses material tanpa perlakuan. Sedangkan uji mounting. sebagai foto mikro diambil 2 spesimen, yaitu pada dudukan atau pemegang spesimen untuk daerah las, HAZ dan ditambah satu memudahkan spesimen dari material dasar. Hal ini proses bertujuan Grinder-Polisher. Selanjutnya permukaan specimen yang akan dilakukan uji foto mikro diamplas dengan mengunakan 5. Pengujian Pengujian yang dilakukan adalah uji Grinder-polisher. tarik dan uji foto mikro. Uji tarik dilakukan Adapun amplas yang digunakan yaitu dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan mulai dari kekasaran 120, 150, 220, 280, tarik dari spesimen uji. Dan uji foto mikro Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin simki.unpkediri.ac.id || 7|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri dilakukan bertujuan untuk melihat struktur III. mikro atau perubahan struktur mikro yang A. Hasil terjadi pada daerah las (HAZ). HASIL DAN KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan, semakin tinggi pemberian panas 6. Analisis Dari pengujian tarik diperoleh data- awal pada pengelasan GTAW material baja data yang berupa nilai tegangan tarik tahan karat 316L pada penelitian ini (tensile strength), tegangan luluh (yield memiliki strength) dan perpanjangan (elongation) sedangkan nilai pearlite meningkat. prosentase ferrite menurun, serta grafik tegangan regangan. Pada Hal tersebut karena pengaruh sudut beberapa logam, batas luluh ini tidak kampuh sebelum proses pengelasan GTAW kelihatan regangan- yang dialami oleh material baja tahan karat regangan. Dan dalam hal ini tegangan 316L menjadi lebih keras tanpa dilakukan luluhnya ditentukan sebagai tegangan dan uji tarik. Menunjukkan diagram fasa regangan sebesar 0,2%. (Wiryosumarto, besikarbon 2000). hubungan dalam diagram Pengujian tarik dilakukan untuk yang menampilkan temperatur dan yang telah dilas. Dan dalam hal tertentu (Wiryosumarto, 2000). pirometri untuk dengan perubahanfasa selama proses pemanasan mengetahui kekuatan sambungan logam digunakna alat khusus yaitu mikroskop antara pendinginan yang lambat Pada hasil foto mikrostruktur baja bisa mengamati tahan karat 316L yang telah menghasilakan yang disebabkan sudut kampuh 40˚ 60˚ 80˚ pada pengelasan oleh temperatur, atau dapat dipakai alat GTAW pada HAZ memiliki nilai warna penganalisis mikro dimana kotoran kecil terang berturut-turut 1700, 1750, 1825 dan dalam struktur dapat dianalisis. warna gelap 1300, 1250, 1125. Sedangkan perubahan-perubahan Data-data tersebut dapat dianalisis pada hasil foto mikrostruktur baja tahan dengan cara melihat hubungan tegangan karat 316L yang telah mendapat sudut tarik, tegangan luluh, dan regangan yang kampuh 40˚ terjadi pada spesimen uji berdasarkan GTAW pada Haz memiliki nilai warna variasi atau parameter yang digunakan terang berturut-turut 1731, 1600, 1805,5 pada saat pengelasan. dan warna gelap 1269,1400, 1195,5. Dari 60˚ 80˚ pada pengelasan data tersebut dapat diasumsikan semakin tinggi pengaruh sudut kampuh pengelasan yang diberikan baja tahan karat 316L Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin simki.unpkediri.ac.id || 8|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri menjadi lebih keras tanpa dilakukan uji 316Ldan tidak ada pengaruh pada tarik. kekuatan tarik. Dari data hasil uji tarik diketahui 2. Mengetahui pengaruh sudut kampuh pada spesimen yang diberikan sudut pada las GTAW terhadap sifat mekanis kampuh tegangan (kekuatan tarik) baja tahan karat 316L maksimum sebesar 57,66kNdan regangan dan tidak ada pengaruh pada struktur sepanjang mikro. 40˚mendapatkan 32mm. Sedangkan pada spesimen yang diberikan sudut kampuh 60˚ mendapatkan tegangan makasimum sebesar 58,53kN regangannya sepanjang 34 mm. Namun pada spesimen yang diberikan suduit kampuh 80˚mendapatkan tegangan maksimum sebesar 58,29kN regangannya hanya sepanjang 27 mm. Tegangan maksimum terbesar pada 3 kali pengujian spesimen didapat pada spesimenyang dibereikan 60˚ Untuk spesimen yang mendapatkan regangan terpanjang didapat pada spesimen yang diberikan sudut kampuh 60˚ yaitu 34 mm. Kekuatan tarik IV. DAFTAR PUSTAKA Alip, M. 1989. Teori dan Praktek Las. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Bintoro, 2000. Dasar-Dasar Pekerjaan Las. Yogyakarta: Kanisius. Dowling, 1999. Mechanical Behavior Of Materials. Printed in the United States of America. Dani, R. 2016. Pengaruh Variasi Kecepatan Pengelasan Tungsten Inert Gas (Tig)Terhadap Kekuatan Tarik Hasil. (Online) Tersedia: http://digilib. unila.ac.id/cgi/ oai2. Diunduh Tanggal 15 Juni 2016. sambungan las sangat dipengaruhi oleh sifat logam induk, sifat daerah HAZ, sifat logam las, dan geometri serta distribusi tegangan dalam sambungan (Wiryosumarto, 2000). B. Simpulan Berdasarkan anlisa hasil penelitian dan pembahasan dari pengujian tarik dan mikro struktur, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini: 1. Mengetahui pengaruh sudut kampuh pada las GTAW terhadap sifat fisis Sriwidharto, 2006. Petunjuk Kerja Las. Jakarta: Pradnya Paramita. Sonawan, H dan Rochim Suratman. 2006. Pengantar Untuk Memahami Proses Pengelasan Logam. Bandung: Alfabeta. Suratman, 1994. Panduan Proses Perlakuan Panas. Bandung: Lembaga Penelitian ITB. Suryosumarto, 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: Pradya Paramita. Tata Surdia, 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradya Paramita. (struktur mikro) baja tahan karat Khoirul Bagus Mustofa| 11.1.03.01.0047 FT – Prodi Teknik Mesin simki.unpkediri.ac.id || 9||