1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kematian ibu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu
sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan,
tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum
digunakan dalam kematian ibu adalah angka kematian ibu (Maternal
Mortality Ratio ) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup.
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.
Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25%,
biasanya perdarahan pasca persalinan ), sepsis (15%), hipertensi dalam
kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%),
dan sebab-sebab lain (8%).(Prawirohardjo, 2009;h.53-54)
Indikator derajat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut SDKI
2012, AKI di Indonesia adalah 259 per 100.000 kelahiran hidup. Target
AKI secara nasional pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran
hidup sebagai bentuk komitmen yang dibangun bagian dari Millenium
Development Goals/MDGs. Di Jawa Tengah, pada tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) adalah sekitar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup.
Sekitar 57,93% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, sekitar
24,74% pada waktu hamil dan sekitar 17,33% pada waktu persalinan.
Berdasarkan kelompok umur, kematian maternal terbanyak terjadi pada
kelompok usia produktif (20 – 34 tahun) sekitar 66,96%, kemudian pada
kelompok umur > 35 tahun sekitar 26,67% dan pada kelompok umur < 20
tahun sekitar 6,37%. Kasus kematian ibu di Kabupaten Banyumas
terdistribusi merata di setiap puskesmas. Pada tahun 2012, jumlah
kematian maternal di Kabupaten Banyumas menempati peringkat ke-6
dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah dengan jumlah kematian sebanyak 34
jiwa. Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
2012, AKI sebesar 129 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar
8,11 per 1000 kelahiran penduduk. (Colti Sistiarani dkk :2014) Sedangkan
AKI di Puskesmas Jatilawang pada tahun 2014 berdasarkan rekapitulasi
1
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Isti Setyo Utari, Kebidanan DIII UMP, 2015
2
data ada 1 kasus kematian ibu dengan penyebab hepatitis B yang
merupakan bukan penyebab langsung dari proses persalinan. Sementara
cakupan persalinan di puskesmas jatilawang mencapai 98,22%, yang
menunjukan bahwa dipuskesmas Jatilawang telah melakukan asuhan
kebidanan komprehensif dengan baik yang nantinya dapat turut
mensukseskan komitment dari program MDGs yang memiliki target AKI
201 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Dan dalam rangka
peningkatan jangkauan upaya kesehatan, pemerintah telah menyebar
luaskan Puskesmas lengkap dengan sarana dan teaganya : satu
puskesmas untuk 30.000 penduduk dan satu Puskesmas Pembantu
untuk 18.000 penduduk. (Prawirohardjo:2010: hal 54)
Oleh sebab itu, peran dan fungsi bidan sangat diperlukan untuk
memberikan asuhan secara komprehensif agar dapat mencegah
terjadinya kematian ibu maupun bayi. (Rita Yulifah : 2014: hal 5 ). Asuhan
komprehensif adalah asuhan yang diberikan kepada ibu mulai dari masa
pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan
masa antara dua kehamilan.( permenkes 1464 th 2010 pasal 9)
Berdasarkan uraian diatas tujuan asuhan kebidanan komprehensif
yaitu untuk memantau, mecegah dan mendeteksi dini adanya komplikasi
kesehatan ibu mulai dari kehamilan, bersalin, BBL, Nifas dan Keluarga
Berencana, sehingga penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang
asuhan komprehensif yang dilaksanakan di Puskesmas Jatilawang
karena keberhasilan dalam pelaksanaan asuhan komprehensif pada
tahun 2014. Dengan adanya karya tulis ini, penulis berharap tujuan
asuhan kebidanan komprehensif yaitu memantau, mencegah dan
mendeteksi dini adanya komplikasi kesehatan ibu mulai dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Sehingga
penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang asuhan kebidanan
komprehensif yang dilaksanakan di kabupaten banyumas.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah
pada studi kasus ini adalah “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan
Komprehensif Kehamilan, Persalinan, BBL, Nifas, dan KB pada NY.S.
umur 20th G1P0A0 di Puskesmas Jatilawang kabupaten Banyumas.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Isti Setyo Utari, Kebidanan DIII UMP, 2015
3
C. Tujuan Penyusunan
1.
Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.S
umur 20 tahun G1P0A0 mulai dari Kehamilan, Persalinan, BBL, Nifas
dan KB menggunakan pendokumentasian 7 langkah varney dan
metode SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada Ny.S usia 20 tahun,
G1P0A0, secara keseluruhan mulai dari Kehamilan, Persalinan,
Bayi baru Lahir, Nifas dan Keluarga Berencana dengan
mengumpulkan data secara subjektif dan objektif.
b. Mampu menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa
pada Ny.S usia 20 tahun, G1P0A0. Secara keseluruhan mulai dari
Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir, Nifas dan Keluarga
Berencana.
c. Mampu menegakkan diagnosa potensial dan masalah potensial
pada Ny.S usia 20 tahun, G1P0A0 secara keseluruhan mulai dari
Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir, Nifas dan Keluarga
Berencana.
d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada
Ny.S usia 20 tahun, G1P0A0. secara keseluruhan mulai dari
Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir, Nifas dan Keluarga
Berencana.
e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara
komprehensif
pada Ny.S usia 20 tahun, G1P0A0 secara
keseluruhan mulai dari Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir,
Nifas dan Keluarga Berencana.
f.
Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan komprehensif
pada Ny.S usia 20 tahun, G1P0A0 secara keseluruhan mulai dari
Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir, Nifas dan Keluarga
Berencana.
g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan komprehensif
yang telah dilakukan pada pada Ny.S usia 20 tahun, G1P0A0,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Isti Setyo Utari, Kebidanan DIII UMP, 2015
4
secara keseluruhan mulai dari Kehamilan, Persalinan, Bayi baru
Lahir, Nifas dan Keluarga Berencana.
h. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan komprehensif
pada Ny.S usia 20 tahun, G1P0A0 secara keseluruhan mulai dari
Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir, Nifas dan Keluarga
Berencana dengan menggunakan metode SOAPIE.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Pengambilan studi kasus ini kepada Ny.S umur 20 tahun G1P0A0
mulai dari kehamilan Trimester III , Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir,
dan Keluarga Berencana.
2. Waktu
Proposal
: Desember 2014 – Februari 2015
Pengambilan Kasus
: 4 Maret – 14 April 2015.
Penyelesaian laporan akhir
: 15 april – 26 juni 2015.
3. Tempat
: Puskesmas Jatilawang.
E. Manfaat
1. Manfaat secara secara teoritis.
Bagi profesi kebidanan
Untuk meningkatkan ketrampilan, menambah pengalaman dalam
memberikan penerapan asuhan kebidanan komprehensif.
2. Manfaat secara praktis
Bagi bidan
Menambah
ketrampilan
tenaga
kesehatan
yang
memberikan
pelayanan asuhan kebidanan komprehensif.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis menggunakan 7 langkah
Varney untuk pengumpulan data, beberapa jenis pengumpulan data
diantaranya :
1. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si penannya atau si pewawancara dengan si
penjawab
atau
responden
dengan
menggunakan
alat
yang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Isti Setyo Utari, Kebidanan DIII UMP, 2015
5
dinamakan interview guide ( panduan wawancara). (Moh. Nazir :
2009: hal 159)
2. Pemeriksaan fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada Ny.S
dengan memulai dari pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi.(Priharjo:2007:hal 25)
a. Inspeksi
Suatu proses observasi dengan menggunakan indra penglihatan,
dilakukan untuk mendeteksi tanda – tanda fisik yang berhubungan
dengan status fisik. (Priharjo:2007: hal 25)
b. Perkusi
Adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan
perkusi adalah menentukan batas –batas organ atau bagian tubuh
dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan yang diberikan kebawah jaringan. (Priharjo:2007:hal 26)
c. Auskultasi
Merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran. (Priharjo:2007:hal 29)
d. Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.
metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau
organ.(Priharjo:2007:hal 29)
G. Sistematika penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan latar belakang
masalah, tujuan latar belakang masalah, tujuan penulisan,
metode pengumpulan dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka membahas secara umum teori tentang ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Menguraikan tentang pengkajian yang terdiri dari pengkajian
subyektif, obyektif, assesment atau diagnosa perencanaan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Isti Setyo Utari, Kebidanan DIII UMP, 2015
6
asuhan menyeluruh, pelaksanaan dan evaluasi serta uraian
data perkembangan dari pasien.
BAB IV
PEMBAHASAN
Terdiri dari pembahasan kasus meliputi pembahasan masalah
kesenjangan teori dengan fakta pada asuhan kebidanan yang
diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana.
BAB V
PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Isti Setyo Utari, Kebidanan DIII UMP, 2015
Download