BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan yang beroperasi 24 jam
dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan
salah satu pegawai yang selalu ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Pekerjaan seorang perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan tidak terlepas dari pengaturan jam kerja
di suatu rumah sakit yang lebih dikenal dengan istilah shift kerja. Shift kerja
dapat berperan penting terhadap permasalahan pada manusia yang dapat
meluas menjadi ganguan tidur (60–80%), gangguan kesehatan fisik dan
psikologi serta gangguan sosial maupun kehidupan keluarga.
Penggunaan sumberdaya perawat secara optimal dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan dituntut oleh keperawatan sejak beberapa
tahun yang lalu. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam
kerja perawat dan salah satunya adalah dengan memepekerjakan perawat
melampaui waktu yang telah ditetapkan dan atau memberlakukan shift kerja.
Perawat dengan shift kerja adalah seseorang yang bekerja di luar jam kerja
normal selama kurun waktu tertentu. Perawat yang bekerja shift termasuk
mereka yang bekerja dalam tim yang berotasi, perawat dapat bekerja pada
pagi hari, sore hari atau malam hari dan dapat pula perawat bekerja pada jamjam yang tidak lazim, bahkan dapat bekerja juga pada hari minggu, disamping
perawat dapat bekerja juga pada hari kerja yang di perpanjang.
Secara praktis, semua fungsi fisiologi dan psikologis manusia
digambarkan sebagai sebuah irama selama periode waktu 24 jam, dan
menunjukkan adanya fluktuasi harian. Fungsi tubuh yang ditandai dengan
circadian adalah tidur, kesiapan untuk bekerja, proses otonom dan vegetatif
seperti metabolisme, temperatur tubuh, detak jantung, dan tekanan darah.
Semua fungsi manusia tersebut menunjukkan siklus harian yang teratur.
Shift kerja berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dan
hal ini berhubungan dengan irama sirkadian (Circadian Rhythm). Pada
beberapa penelitian mengenai Circadian Rhythm, bekerja pada malam hari
akan menimbulkan kondisi seperti berikut: produktivitas kerja pekerja pada
malam hari lebih rendah di bandingkan dengan produktivitas kerja pada sore
hari. Mangkir kerja (absenteeism) pada shift kerja pagi tinggi bila sebelum
pekerja mendapatkan shift kerja malam. Mangkir kerja pada minggu kedua
shift kerja pada sistem shift kerja dua mingguan lebih tinggi dibandingkan
dengan shift kerja pada minggu pertama. Mangkir kerja pada shift kerja pada
sore hari dan pada sistem shift kerja empat mingguan, sekitar separuh jumlah
pekerja mengalami mangkir kerja (Setyawati, 2010).
Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari jam kerja yang tidak
biasa atau berubah-rubah termasuk jam kerja yang tidak teratur dan tidak
memenuhi syarat keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah kelelahan
kerja terutama perawat yang bekerja pada shift malam. Kelelahan dapat
menimbulkan bermacam-macam dampak yang dapat merugikan mulai dari
menurunnya kesehatan sampai pada dideritanya suatu penyakit. Tuntutan
2
pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau keterampilan pekerja dan
aspirasi yang tidak tersalurkan serta ketidakpuasan kerja dapat merupakan
penyebab terjadinya kelelahan. Pekerjaan dengan tingkat ketelitian tinggi akan
mudah menyebabkan kelelahan kerja dari pada pekerjaan dengan tingkat
ketelitian rendah yang akan berdampak pada penurunan konsentrasi (Tarwaka,
2010).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Beatrice dkk (2014), hasil penelitian menjelaskan bahwa hasil
pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan waktu reaksi didapatkan
rata-rata untuk shift pagi = 294,56 md (kelelahan ringan), shift sore = 313,6
md (kelelahan ringan), shift malam = 287,79 md (kelelahan ringan) dan nilai p
= 0,475 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja
pada shift kerja pagi, sore dan malam pada perawat.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hestya, dkk (2013), hasil
penelitiannya menjelaskan bahwa ada pengaruh kerja shift terhadap kelelahan
perawat IRNA RSUD dr. Sayidiman Magetan. Pengaruhnya kecil tetapi
terdapat perbedaan dimana perawat yang bekerja shift mempunyai peluang
lelah 1,125 kali daripada perawat yang tidak bekerja shift. Kerja shift belum
tentu merupakan faktor penyebab terjadinya kelelahan tetapi kemungkinan ada
faktor risiko lain yang menyebabkan kelelahan yaitu iklim kerja, masa kerja,
status perkawinan dan beban kerja fisik pada kegiatan pemenuhan kebersihan
dan kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik pasien serta beban mental
pada shift pagi sehingga perawat yang bekerja pada shift pagi lebih lelah
daripada shift malam dan shift sore.
3
RSUI YAKSSI Gemolong merupakan sarana pelayanan yang bekerja
selama 24 jam dengan jumlah perawat 52 orang, pada ICU yaitu 9 perawat,
IGD yaitu 17 perawat, Ruang AROFAH yaitu 14 perawat dan Ruang MINA
yaitu 12 perawat. Dengan adanya pelayanan 24 jam tersebut kegiatan diatur
dengan sistem shift. Jam kerja untuk shift pagi yaitu pukul 07.00 – 14.00 WIB
( 7 jam), shift sore pada pukul 14.00 – 20.00 (6 jam) dan shift malam pada
pukul 20.00 – 07.00 WIB (11 jam). Sistem shift yang digunakan terdiri dari 4
kelompok shift dimana setiap kelompok diatur 2 hari bekerja shift pagi
dilanjutkan 2 hari bekerja shift sore, 2 hari selanjutnya bekerja shift malam,
dan istirahat 2 hari. Pada system shift kerja di RSUI YAKSSI Gemolong dapat
di peroleh berbagai dampak positif namun adanya shift kerja malam dapat
menimbulkan akibat yang cukup mengganggu pekerja mengalami kurang
tidur.
Meskipun telah diatur dengan shift, ternyata setelah dilakukan survey
awal dengan melakukan wawancara terhadap 15 orang perawat pada bulan
September 2014. Pertanyaan yang diberikan kepada perawat tersebut
mengenai shift kerja terhadap kelelahan kerja. Dari hasil wawancara dapat
disimpulkan bahwa lebih dari 50% mengeluhkan beberapa gejala kelelahan,
muncul keluhan kelehan kerja pada perawat seperti adanya gejala sakit setelah
shift malam, penurunan konsentrasi, pusing, sering menguap, mengantuk dan
lelah seluruh badan. Shift adalah solusi untuk pekerjaan yang terus menerus,
sudah ada libur yang cukup tetapi masih ada keluhan kelelahan kerja. Dari
latar belakang tersebut maka dapat ditentukan judul penelitian “Perbedaan
tingkat kelelahan kerja perawat antara shift pagi, sore dan malam di RSUI
YAKSSI Gemolong”.
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam peneltian ini adalah : adakah perbedaan
tingkat kelelahan kerja perawat antara shift pagi, sore dan malam di RSUI
YAKSSI Gemolong?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kelelahan kerja
perawat perawat shift pagi, sore dan malam di RSUI YAKSSI Gemolong.
2. Tujuan Khusus
Untuk menganalisis tingkat kelelahan kerja perawat perawat shift pagi,
sore dan malam di RSUI YAKSSI Gemolong.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi RSUI YAKSSI Gemolong
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang
perbedaan kelelahan kerja shift pagi, sore dan malam pada perawat RSUI
YAKSSI Gemolong.
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
kepustakaan program kesehatan masyarakat.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian lainnya berkaitan dengan perbedaan tingkat
5
kelelahan kerja perawat antara shift pagi, sore dan malam di RSUI
YAKSSI Gemolong.
4. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan tentang perbedaan tingkat kelelahan kerja
perawat antara shift pagi, sore dan malam di RSUI YAKSSI Gemolong.
6
Download