1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Data seismik dan log sumur merupakan bagian dari data yang diambil di
bawah permukaan dan tentunya membawa informasi cukup banyak mengenai
kondisi geologi bawah permukaan. Kedua data ini merupakan tumpuan utama
dalam melakukan eksplorasi migas, begitupula dalam aktifitas pengembangan
(development) nantinya. Pada tahapan eksplorasi, kuantitas dan kualitas data
menjadi sangat vital ketika pengerjaan evaluasi potensi migas di suatu wilayah
dilakukan. Semakin banyak data yang dimiliki dan digunakan, diharapkan
meningkatkan kualitas interpretasi bawah permukaan.
Salah satu bagian dari petroleum system yang menjadi sumber penghasil
hidrokarbon (gas dan minyak bumi) adalah batuan induk. Beberapa peneliti
bahkan menempatkan batuan induk sebagai prioritas nomor satu yang harus ada
dalam petroleum system (Magoon dan Dow, 1994). Batuan induk sendiri
umumnya berukuran butir halus dan disusun oleh material klastik, karbonat, dan
karbon organik. Keberadaan material karbon organik inilah yang secara langsung
mempengaruhi kualitas suatu batuan induk. Untuk mendapatkan akumulasi migas
yang signifikan batuan induk harus memiliki kandungan total karbon organik
yang besar dan ketebalan yang cukup, di samping itu kematangan yang tepat.
Secara fisika dan kimia, karbon organik memiliki ciri khas dibandingkan material
sedimen lainnya, sehingga keberadaannya bisa diketahui dari evaluasi geofisika
dan geokimia.
Dalam eksplorasi saat ini, evaluasi geokimia organik konvensional
merupakan langkah utama yang dilakukan explorationist untuk mengetahui
kualitas dari batuan induk. Namun, pada area dengan data yang sedikit (frontier
area), data geokimia organik terkadang terbatas atau bahkan tidak ada. Pada kasus
ini, keberadaan data seismik, dan log sumur jika ada, menjadi penting karena
merupakan data bawah permukaan satu-satunya yang dimiliki untuk mengevaluasi
potensi batuan induk guna mengurangi resiko dalam eksplorasi. Jika melihat
skala, pemanfaatan analisis geokimia organik dalam mengidentifikasi dan menilai
batuan induk di bawah permukaan pada dasarnya tergolong skala lokal saja karena
1
teknik yang digunakan pada umumnya melalui analisis di sumur satu ke sumur
lainnya yang tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Gambar 1.1. Distribusi batuan induk utama secara global (Ulmashek dan
Klemme, 1990, dalam Kendall dkk, 2009)
Seismik inversi, sebagai olahan lanjut dari data seismik, merupakan salah
satu metode terbaik untuk menentukan dan memetakan posisi interval batuan
induk dalam skala basinal. Namun, pemanfaatan metode ini untuk hal tersebut
masih sangat jarang dikarenakan penelitian-penelitian yang umumnya terbatas
hanya pada pemanfaatan seismik inversi untuk penentuan distribusi reservoir.
Oleh karenanya studi lebih lanjut guna mengoptimalkan data seismik dan log
sumur untuk evaluasi potensi batuan induk dibutuhkan, terutama mengenai
distribusi batuan induk potensial secara vertikal maupun lateral.
Dari sisi geologi, distribusi batuan induk sendiri tidak lepas dari proses
sedimentasi yang terjadi di dalam cekungan sedimentasi. Identifikasi kualitas
batuan induk dari data seismik kemudian mengkorelasikan distribusinya dengan
fasies seismik dan stratigrafi sekuen, di sisi lain akan memberikan pemahaman
2
tentang hubungan sebab akibat yang lebih kuat, sehingga posisi dan origin batuan
induk yang potensial bisa dijelaskan secara sedimentologi dan stratigrafi.
Cekungan Bonaparte Utara yang meliputi beberapa kenampakan geologi
seperti Graben Malita-Calder, Sinklin Sahul, dan Sahul Platform merupakan
daerah yang sering dikaji bagaimana prospek hidrokarbonnya. Play yang sering
diajukan utamanya adalah interval Mesozoik, meliputi batuan reservoir, batuan
tudung, dan batuan induk. Menurut Ulmashek dan Klemme (1990) dalam Kendall
dkk (2009), periode Jura sampai Kapur merupakan saat dimana material sedimen
kaya organik terendapkan secara global. Batuan induk Jura menyusun 25% batuan
induk efektif di dunia saat ini, sedangkan batuan induk Kapur merupakan
kontributor 29% batuan induk efektif (Gambar 1.1). Dengan menggunakan contoh
batuan induk tebal, ideal, dan kaya organik, yang tercermin dari sekuen Mesozoik
Cekungan Bonaparte Utara, diharapkan interval batuan tersebut dapat terekam
dalam seismik sehingga bisa dilakukan pemodelan distribusinya untuk kemudian
dikaitkan dengan stratigrafi seismik.
1.2. Rumusan Masalah
Studi ini didasarkan pada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola distribusi batuan induk potensial Jura-Kapur di daerah
penelitian dengan menggunakan kombinasi analisis inversi seismik dan
data log sumur merupakan salah satu topik utama yang dibahas dalam
penelitian ini.
2. Bagaimana konversi karakter lapisan batuan menjadi kandungan material
organik yang didasarkan pada hubungan antara kandungan karbon dalam
batuan induk dengan impedansi akustik menjadi salah satu pokok bahasan
penelitian.
3. Apakah posisi batuan induk potensial di dalam pola sedimentasi, yang
tercermin pada fasies seismik dan stratigrafi sekuen, memperlihatkan suatu
karakter tertentu menjadi pokok bahasan akhir dalam penelitian ini.
3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui distribusi batuan induk potensial pada interval JuraKapur di daerah penelitian dan karakter persebaran batuan induk di dalam
pola pengendapan di cekungan.
2. Mengetahui hubungan antara kandungan karbon organik di dalam batuan
induk dan nilai impedansi akustik yang merupakan representasi dari
lapisan batuan induk itu sendiri di daerah penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Melakukan pemodelan distribusi batuan induk potensial menggunakan
data seismik post-stack terkoreksi dan log sumur dengan metode inversi
seismik.
2. Selanjutnya melakukan interpretasi posisi batuan induk potensial (tebal
dan kaya material organik) di dalam pola sedimentasi secara keseluruhan
dengan cara menampalkan model distribusi batuan induk hasil inversi
seismik dengan model stratigrafi seismik.
1.4. Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, meliputi:
1. Data seismik yang digunakan adalah seismik post-stack dua dimensi (2D)
terkoreksi dengan tingkat kerapatan grid rendah.
2. Data geokimia organik pada beberapa sumur dimasukkan dalam penelitian
ini sebagai kalibrasi dan kontrol untuk pemodelan total karbon organik.
Data kandungan karbon organik dari sumur juga digunakan sebagai dasar
untuk mengetahui bagaimana hubungannya dengan impedansi akustik
secara lokal.
3. Interpretasi fasies seismik didasarkan pada karakteristik refleksi,
konfigurasi internal refleksi, pola terminasi, dan bentuk eksternal.
4. Analisis
sekuen
stratigrafi
dilakukan
berdasarkan
elektrofasies
menggunakan data-data log sumur utamanya adalah log gamma-ray, sonik,
densitas (NPHI-RHOB), dan resistivitas dengan kontrol data umur relatif
dari sumur.
4
1.5. Lokasi Penelitian
Lokasi daerah penelitian adalah bagian timur dari blok eksplorasi migas
WA dan sekitarnya di lepas pantai Laut Timor, sebelah baratdaya dari Pulau
Tanimbar (lihat Gambar 1.2). Bagian selatan dari blok studi dibatasi oleh
perbatasan Indonesia-Australia. Secara geologi, daerah penelitian berada di
selatan dari prisma akresi Banda dan Timor-Tanimbar Thrust Front, dan terletak
tepat di Sahul Platform dan Graben Malita-Calder. Kedalaman air laut di daerah
penelitian termasuk laut dalam, berkisar antara 600 sampai 1700 meter.
Gambar 1.2. Lokasi daerah penelitian yang berada di lepas pantai Laut Timor.
Blok WA digambarkan oleh kotak garis hitam, sedangkan kotak hijau dengan
transparansi kuning menunjukkan fokus daerah penelitian.
1.6. Luaran Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa luaran, meliputi:
1. Model distribusi kandungan karbon organik berdasarkan analisis seismik
inversi dan aplikasi persamaan Passey.
2. Interpretasi sekuen dan fasies seismik berdasarkan karakter refleksi yang
diintegrasikan di dalam konsep stratigrafi sekuen.
3. Integrasi model distribusi kandungan organik karbon dengan model
stratigrafi seismik dan interpretasi posisi batuan induk potensial di dalam
pola sedimentasi di cekungan.
5
1.7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini secara umum adalah memperlihatkan suatu model
distribusi kandungan karbon organik total dalam skala basinal dengan
memanfaatkan data seismik dan biayanya pun tergolong lebih rendah jika
dibandingkan dengan analisis geokimia konvensional dari satu titik ke titik lain.
Dari sisi eksplorasi, model ini merupakan model regional yang selanjutnya bisa
menjadi acuan dalam mempertimbangkan posisi kitchen dan perhitungan
kapasitas batuan induk dalam membentuk hidrokarbon. Perpaduan antara model
distribusi kandungan karbon organik dengan stratigrafi seismik bisa memberikan
pengetahuan lebih mendalam tentang sejarah pengendapan batuan induk. Hal ini
bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan tahap-tahap eksplorasi
migas selanjutnya.
6
Download