,4gro-Tecltno, l/ol. I No.9 2010 PENER.A"AN TEKNOLOGI MEDAN PULSA LISTRIK TEGANGAN TINGGI DALAI\{ PROSES PASTEURISASI BAIIAN PANGAN CAIR: SEBUAII IiAJIAN TEORITIS Budi Harionol Sutrisno") Kudang Boro Seminar") Rarah Ratih A l\laheswari") Abstract one of the challenges of food industry in the 2l st century is to control microbes for preservation purposes. Various food presewation technologies have been developed, including thc is a process of microbial inactivation. A ;asteurization technology. Basically food pasteuization microbial inactivation process with a traditional pasteurization technology affects color, flavor, textures, nut tional and functional ingredients food- On the other hand, consumers need food liesh. High pulsed electrical field ofmethod is mor€ effective, easier, cheaper, and safer- lrvel of freshness of food products, will be fully guaranteed and the physical appearance is not significantly affected. Therefore quality standards achieved a better product. This method is based oi tq,o main theories, namely the theory of electrical breakdown and electroporation ofmembrane cell- Basic design used of constant microbial inactivation kiqetics models that have been developed by Peleg (1995) and Hulshelger (1983). Keryord : Pasteurizdtion Non Thermal, High Pulsed Electric FieA PENDAHULUAN Metode pengawetan bahan Pangan terdiri atas pengawetan bahan pangal secara tradisional dan modem. Pengawelan bahan pangan tradisonal meliputi: metode penggamman, pengasapan, konsentrat gul4 fermentasi dan pengasaman. pengeringan, pengalengan serta dengan penambahan bahan kimia (Desrosier, N.W 2008; Buckle et a1.,2009). Teknologi pengawetan bahan pangan modem dibagi atas 2 yaitu: metode yang melibatkan patas Q)reservation of foods with thermal methods) dan metode tanpa melibatkan p^nas Q)reservation of foods with non-thermal t et odr) (Ohlsson, T dan Nils, B 2002)- JenG Pengawetan bahan pangan 1ang melibatkan Panas meliputi: a) penerapan gelombang elekaomagn€tik (induction heating, RF heating, tuicrowave heatiag, infrarcd heating), b) ohmic heating serl, c) pasteurisasi dan sterilisasi. Cara pengawetan bahan Pangan dengan panas dapat menimbulkan efek lang kwang menguntungkan terhadaP mutu bahan pangan, antara lain b€rupa penrrruian kadar nutrisi, kualitas sensoris (barq rasa dan warna). Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dipelopori oleh Zang et al., (1988), di Ohio State Unive6ity teleologi Medan Pulsa Listrik Tegangan Tinggj (High Pulsed Electric Field'/IIPEF). Telaologi HPEF memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan teknologi laimya, karena pada cara ini bahan pangan hanya dikenakan kejutan medan lisnik tegangan tinggi dengan waltu yang sangat singkat (berkisar beberapa mikodetik), sehingga tidak menyebabkan perubahan atau pengurangan kualitas dan kandrmgan nutrisi bahan pangan ]€ng trersangkutan. Teknologi Meda[ Pulsa Listrik Tegangan Tinggi (HPEF) Pada dasamla prinsip kerja teloologi HPEF menggunakan media bahan pangao cair yang dikenakan medan puisa listrik dengan intensitas tertentu ]2ng dibangkitkan dari sebuai generator tegangan (coi[). Berbagir jenis pembangkit )Mahasiswa Progmm Doldot, Illnu Kete*nikan Pertonian' Sekolah Pasca Sarja@ Institut Pertanian BoSor {a" f"t-ilogi C"tr*ian, Institut Peflani@ Boaot, Kat p's IPR Darmoga Bogor 16680 ")fot telah dikembangkan suatu metode baru dengan telarologi pengawetan pangan tanpa panas, khususnya untuk bahan pangan cair, yaitu dapat 621 Agro-Tecltnr:, Vol. I No.9 2010 dipilih sesuai dcngan kebutuhamya, sebagai contoh telah digunakan Pearsan Coil untuk mcmbangkitkan tegangan tinggi oleh Zhang et al. (1999). Prinsip kerla dari teknologi pasteurisasi dengan medan pulsa lishik tegangan tinggi ditunjukkan pada Gambar Saklar -E: 1. Ruang Pasteurisasi Gambar 1. Diagram Rangkaian Teknologi Pasteurisasi Medan . Pulsa Listrik Tegangan Tinggi Rangkaian ini terdiri atas rangkaian muatan listrik mengalir dari R dan C, E melalui R dan selajutnla tersimpan dalam kapasitor C. Ketika skalar terhubung maka muatan sumber tegangan tinggi tegangan tinggi akan mengisi ruang prosesing sebesar mualan yang disimpan dalam kapasitor C. Pada saat saklar diputus maka muatan listrik lang ada di ruang prosesing akan dikosongkan )ang akan listrik digrmakan untuk menginaktivasi milcoba. Model Mekanisme InaktiYasi Mikroba Mekaaisme inaltivasi mikoba dengan teknologi medarl pulsa t€gangal tinggi secara umum dapat didekati dengan dua teori utama, yaitu teori breakdown, yang eLectrical dikembangkan Zimmermann (1986), dan tcori electroporation yang dikemukakan oleh Casho e, al (1993). L "Ieori Electi.dl Breakdown Zimmermann (1986), rnenjelaskan mekanisme inaktivasi milooba yang disebabkan oleh pengarth medan listrik dalam teori electrical breakdown, sebagai berikut : sebagai sebuah kapasitor yang terisi oleh larutan dielel-trikum. Pada kondisi normal, beda potensial diantara celah tersebut adalah V', dimana dengan adanya pengaruh medan listrik sebesar E maka beda potensial antara keduanla meningkar Hal ini akan rnengakibatkan ketebalan dinding sel semakin menipis, Milroorganisme yang diinakivasi dengan lebar pulsa l0 - 300 ps dan kuat medan listik sebesar 15 - 60 kV.crn-l yang menyebabkan perbedaan potensial pada membran sel milcoba, yang akan menyebabkan terbentuknla pori pada membran dan akhirnya menginakivasi seluruh mikroorganisme (Chang er a/. 1982). Kerusakan membran sel tedadi apabiia beda potensial antara keduanla mencapai titik kritis sebesar Vc, hal ini dapat tedadi bila terdapat intervensi pengaruh medan listrik yang mencukupi sebesar E. Pada tahap ini kerusakan dinding sel masih bersifat dapat pulih (reversible), akan tetapi dengan terus bertambahnya pengaruh medan listrik maka akan menyebabkan kerusakan permanen (d) seperti dihmjukkan pada Gambar 2. membran sel dapat diumpamakan Muhuiswa Progmm Dolxot, IInu KetekniknA Pedania+ Sekntah Pasca Sarjana Institut Pqtani\n Bogor " ) Falultut TelnoloCi Pefianntn, Instihtt Pertani@ Bogot, Kanpus IPB Dannlga Boeot 16680 622 Aga Techno, Val. I No.9 )010 c+ - llt T ol -E D _l -U tt Lt- s+ M+ (d) (c) G) -{OFGamtrar 2 Diagram skematik kerusakan elektiik (electrical breakdown) Pada kondisi (a) membran sel dengan beda potensial V', (b) bertambahnla beda potensial menjadi V (dimana V>> V') mengakibatkan menipisnya dinding sel, (c) kerusakan dinding sel - teversible breakdown - teladinya celah pada dinding sel akan tetapi pada tahaP ini kerusakan masih dapat pulih kembali (d) bertambahnla intensitas medan listrik E menyebabkan celah yang terbentuk semakin membesar sehingga kerusakan Pada membran sel bersifat tak pulih atau irreversible (Zimmermann, 1986) Schoenbach et al. (1997), men'ltakan bahwa besarnya nilai kuat medan kritis untuk dapat menginaktivasi mikoba dinlatakan dengan persamaan: E.= V : dimana E. (r) adalah kuat medan kitis, V" adalah tegangafl puncak kitis dan f" adalah tetapan yang beftubungan dengan bentuk sel yang bergantung pada bentuk sel. Untuk sel yang berbentuk bulat, f adalah 1,5; untuk sel bertrentuk silinder dengan panjang I dan diamet€r hemisphere pada kedua ujungnr" adalah d, maka f adalah : l(l - d)/3 seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Menurut Schoenbach e1 a/. (1997), kuat medan listrik lffitis sebesar 10 kV/cm dapat menyebabkan texjadutt1 lysis pada bakteri dengan diameter 1 pm, sedangkan menurut Teissie and Tsong (1980), kuat medan listrik sebesar 2 kv/cm dapat menyebabkan lysis pada membran sel. 1-O g-rn F---+l C) Stuphyrococfu'auleus Escherichiacoli Sacchalor.vcescerevisiae Gambar3. Beberapa betrtuk sel ')Mahasiswa Progmn Doldor, Ilnu Kete*nikan Perutnian, Seknlah Pasca Sajam Institut P''bni'n Bogot ")Fala,ha: Tekloloci Peianian, Institd Penaniar Bo8o. Ka'npu: IPB Damaga BoSot 16680 623 Agro-Techno, Vol. 2010 sel diau.ali dari gcjala meningkatnya pemreabilitas dinding sel - diikuti olel1 penggelembt-rngan dinding sel - dan destabilisasi dinding b. Elektroporasi terjadinla Elektroporasi adalah peristiq'a destabilisasi membran sel karena adanya pengaruh mcdan pulsa tegangan listrik sesaat (Casko et al., 1993) Sedangkan menurut Vega-Mercado et al., Pore I No.9 akhimya kerapuhan nembran sel Iusnb ran e Rrptur WatE Influr Initidion seperti Gambar ditunjukkan (1996) 4. e * "***o aa {o a .---o{ '-----o-a} Go r^. .jo ^o) .ft{. ol_*o \a a/- a a -o a o _ i. *"*r,/f \ F- s*"ni"e Cell a a o Lysis- a oo oa o.:1ir.lb a a ao o Inartive Cell--l (Gambar 4. Elektroporasi membrarl sel) Beberapa hasil penelitian dari penempan HPEF dalam menginaltivasi mikoba khususnla pada produk susu telah banyak dilakukan. Proses HPEF dapat merusak (menghancurkan) milooorganisme dalam susu dan produloya (Dunn dan Pearlman., 19871 Zarry et al., 1995; Pothakamuri et al., 1995; Qin et a/., 1998) mikoorgarisme awal (cfi:/ml) Q'{") dan akhir (N) setelah dikenakan medan tegangan tinggi E, yang din)€takan dengan persamaum: ln(s):-bB(E-E") A) dan dimana nilai bg adalah koefisien regresi, E besarnya nilai kuat medan listrih dan 4 adalah kuat medan listrik lcritis. Secara Markel, 1996, sehingga sebagian besar riset teoritis kuat medan listrik kritis merupakan HPEF lebar pulsa > 50 ps, E : 4.9 kV/cm; lebar pulsa > 2 ps, E" = 40 kV/cm)- H[lsheger e/ mempertahankan flavour asli dan kandungan nutrisi (Qin et al., 1995); Granhl ini difocuskan untuk mempelajari kelayakan penggunaan teknologi pasteurisasi susu dan produk susu. Tingkat fungsi dari ukuran sel dan lebar pulsa (yaitu, inaLtivasi mikoba yang dicapai dengan perlakuan HPEF tergantung pada kuat a1- (1981) mengajukan sebuah medan dan waktu (Qin et al., 1995; Martin et al., 1997 Riena et a1.,1998). yang hidup (S) dengan waldu perlakuan (t), dalam pengaruh sebuah medan tinggi sebagai beril-ut Model Kinetika Mikroorganisme Inaktivasi ln(S) Model kinetika inaktivasi milooba karena pengaruh rnedan listrik tegangan perlakuarq dan t waLtu kritis perlakuan. Model dapat juga dituliskan waku sebagai kali : Prog*^ Doldar, Itnu KeteknikLn Pedanian, Sekotah Pasca Satja a l&tit\t,Pe ani'n BoEar ")Fahrltot T"Initogi P"ttonian, Instin4 Pedanian Bogor, Kni'pus IPB DannaEa Bogor 16680 'lMohosisno (3) dimana b, adalah koefisien regresi, t adalah Hiilsheger dan Niemarn (1980), model ini didasarkan atas survival rat,o S (N,N"), yaitu nilai perbandingan antara jumlah pedama tegangan : - -brln(t/L) diungkapkan oleh tinggi model kinetika sebuah hubungan fraksi mikobia Agro-TeclLno, Ilol. / \ 2010 nilai tetapan K yang diperoleh dari data percobaan (Hiilshcger l9S3). Nilai K yang kccil menunjukkan rendahnya sensitjvitas mikoba terhadap pergaruh medan Iistrik tegangan tinggi, sedangkan nilai E" yang -\ s=i' l-tt-c'l [t"J K I No 9 (4) dcngan t waktu perlakuan, t. waku adalah inrensiLas perlakuan loilrs. f tegangan medan listrik lcitis, dan K adalah rendah mcnr.rnjukkan scnsirrvrtds vang tirggi terhadap pengaruh medan listrik tegangan tinggi sepe.ti tertcra pada Tahel konstanta kinetika, pada Tabel 1 disajikan Tabel 1. Konstanta model kinetika Hiilshelger untuk berbagai jenis mikroorganisme Escherichia coli (4 h)' E T E" t" K (kv/cm) G' (lrt (kv/cm) (Y') 0.'7 tl 8t 9'1.1 6.3 91.6 '7.2 l8 )9 4-20 Klebsiella pneumonia Pseudomonas auri ginosa Staphylococcus aureus Listeria monoc)'togenes I L. monocltogenes II 3aadida albicaos ftV/cm) - 1.I 0.07 - 1.1 0.07 10-20 E.colr (30 h)' dalam 0 larutan Jenis Mikroorganisme 1 8-20 8-20 14-20 12-20 l0-20 0.07- r 10-20 0.14 1 f 6.6 6.0 35 6.3 98.4 0.07 - 1.1 13.0 58 2.6 97.'7 ol)7- l-1 0.07 - 1.1 10.0 63 6.5 8.7 36 6.4 98.5 8.4 110 2.2 96.6 0.07 - - 1.1 1-1 lo.itis; k,waktulo-itisr K. konslanla kinelil: ffik I r.ioefi sien regresi; waLtu inkubasi I menunjukkaa bahwa Ec untuk balteri gram negatif lebih rendah dari Tabel pada bakteri glam positif. Konstanta kinetika untuk ngi C albicans lebih kecil dari pada bakteri gram negatif dan baLteri gram positil berarti ragi lebih tahafl terhadap proses inaltivasi dengan metode PEF daripada bal.teri. Model kinetika inaktivasi milcoba yang kedua diajukan oleh Peleg yang (1995), ketahanan persentase menunjukkan hidup organisme sebagai firngsi dari besamya medan listrik tegangan tinggi dan jumlah pulsa yang dikenakan, mengikuti kwva sigmoid dengan persamaan berikut. ln(S) = -bJn(trt ) .l (3) Model ini didehnisikan sebagai inte$itas medan tegangan tinggi yang menyebabkan 509'o mikoorganisme mampu pulsa: s: 1 (6) l+eT Nilai kotstanla [K (n) atau K] yang kecil menunjukkan kekurang-pekaan mikloba terhadap medan listrik, dan demikiar pula hal sebalilala. Nilai E7 lang rendah menunjukkan sensitivitas mikoba terhadap medan listrik tegangan tinggi yang ditunjukkan Tabel 2. u"n^i'." p,"c^^ D"ld.,l,^, K.'.nni1on polonian' Selotah Pasca Sadanq Instilut.P'qlanian f.nibsi p",'*nian, Institut Pertanian Bogor, Kaftpus IPB Damaga Bogar 16684 't tpobrno" bertahan hidup (Ed) dan sebuah konstanta kinetika (K.) fang merupakan fungsi dari jumlah Bogof 625 Agro-Techno, YoL I No.9 2al0 Tabel 2. K onstanta n1odel kinetika dari Ed K (kV/cm) (k\lcrn) L,actobacillus brevis 11.4 1.6 0.9'73 Saccaromyces cercvisiae t1.2 2.3 0.994 Staphylococcus aureus 14.1 2.0 0.99r Organism Jumlah Pulse landida albicans 21.2 r 2 Listeria monocl,'togenes ?seudomonas aeruginosa 3.1 0.999 4 15.3 3.I 0.993 t0 10.1 1.3 0.99'7 30 7.5 1.2 0.999 2 14.9 2.8 0.981 2.0 0.994 4 t2.7 l0 10.3 30 8.5 2.0 0.999 2 12.9 2.6 0.982 4 10.6 2.4 0.994 l0 8.3 2.1 0.99 30 6.7 Ed, m. medan listrik ketika populasi mikroba berkurang berkurane 50 %.: 0.99 1.8 K k kinetika; 0.999 koefisien regresi 38-56 hari pada suhu 22-25oC Perkembangan Teknologi PEF Beberapa penelitian laboratorium telah diiakukan oleh peneliti luar negeri yang bertujuan untuk mengetahui fenomena inakivasi dalam pengaruh medan pulsa listrik tegangan mikoba (b) tinggi, pada berbagai media, antara lain, sebagai (a) berikut: Simpon et al. 2gs dengan suhu proses 45 oC dikenakan perlkuan HPEF. Sitzmam (1995) melaporkan terjadinla penurunan jumlah milooba sebesar 3log pada sari buah jeruk dengan aplikasi medan pulsa listrik tegangan tinggi 15 kV/cm- Produk (1995) melaporkan bahwa sari buah apel yang dikenakan rnedan pulsa listrik tegangan tinggi pada 50 kV/cm, l0 pulsa, lebar pulsa mernpunyai daya simpan 28 hari_ Produkya tidak mengalami perubahan dan tidak mengalami perubahan secara fisikokimia dan sensod setelah skala (c) lang dihasilkan mempunyai masa simpan 90 hari pada suhu 4"C dan t5 hari jika disimpan pada suhu 37 "C. Untuk produk susu pasteurisasi telah banlak dikembangkan menggunakan metode ini karena telah banyak terbukti secara fisika dan kimiawi terutama mempunyai keunggulan. Dunn daa kandungan asam ascorbat, gula dan sifat sensorinya. Sementara itu Vega- Pearlman (1987) melakukan percobaan sari apeljuga mempunyai masa simpan tinggi 36,? kV/cm, jumlah 40 pulsa, Mercado (i997) menyatakan bahwa susu yang diinokulasi Salmonella dar' dikenai medan pulsa lishik tegangan )Mahasis*a Progmn Dokor, ndu Keteknikan Penanian, Sekatah Pasca Satjans Institut P^tanizn Bogot 'Falahas Teknologi PenAnian, Irsiu Peltahi@ Bo1or, Kampus IPB Danasa Bogor 16680 626 Agro Techno, I/ol. I No.9 2010 kV/cm,30 pulsa, lebar pulsa 2 ;rs, frekuensi 500 kHz dan suhu proses tidal Iebih drrr 28 'C nrempunyai masa simpan 22 hari dengan kandungan total mikoba 3,6 x 10'? lebar pulsa 36 mikro-detik, dan frekuensi 27,8 kHz. Susu setelah disinpan selama 8 hari pada suhu 7-9 'C tidak terdapat Salmonella. Susu lang tidak dipasteurisasi jumlah total nilroba meningkat 10'cfu/ml dan susu yang dipasleurisasi mempunyai jumlah mikroba 4 x 10'?cfi-r-/ml. Hal ini be.arti mampu mengurangi jumlah mikroba 5-log siklus (d) . cfu/ml dan coli form negatip. Berikut disajikan resunre bebcrapa hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh berbagai kondisi proses, bentuk ruang perlakuan (reakor atau Femandez-Molina er. al. (1999) melaporkan susu segar yang trealmen chamber), rnedia, jenis mikroba, dipaste.urisasi dengan medan pulsa ditunjuk-kan olch nilar log reduksinlz scpcrti ditunjukkan pada Tabel 3. lisrrik tegangan tinggi sebesar 50 terhadap inakivasi mikoba yang Tabel 3. InaLtivasi mikroba dalam pengaruh medan pulsa listrik tegangan tinggi, pada berbagai media Sumber FemandezMolina et al., (1999) Listeria innocua Reina , et al.,(1998) Durm dan Pearlman (r987) Pothakamuy (lee5) Media Mikroba Raw skim milk ( 0.2% milldat) Log reduksi (max) ).6 Bentuk Rnang Perlakuan C, coaxial, 29 ml, d:0.63, Pasteurized monocj,.tog whole milk (3.5% milldat), enes (scott 2%. A) milkfat), skim milk (0.2%) Listeria Lactobacill us brevis milk(2% Yogurt 3.0-4.0 2.0 C, cofield flow, 20 ml, B, parallel plates us SMUF 4.0-5.0 ATCC B,1 ml, 0- d: 1cm 11842 ZhanE et al., (1ee4b) Saccharom yces cerevisiae Qin , et \accharomy al.,(1994) Saccharomy (1994a) aes .erevisiae kV/cm , 0.5 pF, 2 Fsec,3.5 Hz 10 - 50'c,0.07rls 30 kV/cm l-5 psec, 1,700 Hz, bipolar pulses, t = 600 psec 50'C, 1.8 V/ pm 200-300 psec 40 pules exponential decay, F10,000 FSeC 62 J/ml,B,14 Potato dextrose agar (PDA) 5.5 Applejuice 4.2 270 J/pulse, B, parallel plate 4 260 J/pulse, B, parallel plate, aereYisiae Zhang et al., l5 - 28"C, 0.5 l/min , 100 pulses, 50 <30"C, l-6V/ pm, Lactobacill delbrueckii Kondisi Proses ml 15 &plusmin; 1"C, 4.0 V/!rm, 3psec, l6 Pulses <30"C, 1.2 V/pm, 20 pulses, Square 4-10"C,l.2Y/pm, Applejuice 90psec,6 pulses, exponential decay )Mahasi:wa Progmm Dokar, KeteLaik'n Pehanian, Sekolah Pasca Sadana Instit Patanian Bogor '1Fatukas Telaolosi Pedaniaa,'nu Instihtt Per1akian Bogor, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 62'l Agro Techno, Vol. I No.9 2010 Lanjulat! <25'C, 2.5 V/pm,5 Sacchoronl, Zhang et al., (1994a) aes aerevisiae Apple juicc 3-4 558 J/pulse, B, Parallel plate, 25-7 mL d: pulses 0.95 cm Qin et al., Saccharoml (1995a) 2es aerevisiae Apple Juice 'l C, coaxiai,29 ml, d: 0.6 cm, 0.2 pF, I Hz &plusmin; 150 pulses, exponential decay 22-29.6"C, 5.0 Saccharomy Qin et al., (199sa) <30"C, 2.5 V/pm, 2-20pser, aes Apple juice aerevistae 6 28 J/ml, C, coaxial, 30 ml, V/pm,2.5psec,2 pulses 2-l0llmin but"tr, C, -ntlnuous, d, gap between electodcs "Iemperature' peak eiectric field, pulse *idth, number ofpulses and shape, and t, total treatment time (sec). g Desrosier,N.W. KESIMPULAN (1) Teknologi medan pulsa listrik tegangan tinggi bisa menjadi teknologi altemative untuk digunakan sebagai metode pasteurisasi Yang efektif, seperti }?ng telah ditunjukkan oleh berbagai peneliti walauPun masih dal am skala laboratorium. (2) Teknologi pasteurisasi dengan menggunakan medan pulsa liseik tegangan tinggi sangat prospeltif untuk dikembangkan pada skala komersial, hal ini disebabkan karena berbagai keunggulan dibandingkan metode (3) Perlu kajian lebih lanjut untuk ini dari aspek tekno-ekonomi dengan kinerja firngsional )ang tetap memadai untuk standar pasteurisasi. DAFTAR PUSTAKA Buckle K.A, Edwads Penerjemah; Jakarta; Hari Pumomo M. 2009. Ilmu Pangan. Adiono; UI Pres. Terjemahan dari Food Scince. Casbo, A. J., Barbosa-C{novas, G. Swanson, B. G. hactivation Pearlman, J. S. 1987. the shelf-life of fluid food products. Maxwell Laboratories, Inc. U. S. Patent 4,695,4'72. Fernandez-Molina, J. J., Barktrom, E., Torstensson, P., Barbosa-C6novas, GV. and Swanson, B. G. 1999. Shelf- life extension of raw skim milk bY fields. Food Res Int. Grahl, T. and Maerkl, H. 1996. Killing of microorganisms bY Pulsdd elecaic fields. Applied MicrobiolBiotechnol. 45(U2)1148-157 on e. coli K12. Radiat RA, dan J. E. and Methods and apparatus for extending Hiilsheger, H. and Nieman, E. G. 1980. Lethal effect of high-voltage pulses Fleet G.H dan Wooton Food Preservation. DunrL combining heat and pulsed el€ctric pasteurisasi konvensional. pengembangan metode HPEF Teknologi 2008- Pengawetan Pangan. Pelerjemah; Jakata; Muchji Miljohardjo; UI Pres. Terjemahan dari The TechnologY of V. and 1993. Microbial of foods bY Pulsed electric fields. J Food Process Pres. Environ Biophys l8(4):281-8 Hiilsheger, H., Pottel, t. and Niemarur, E. G. 1981. Killing of bacteria with electric pulses of high field strength. Radiat Environ BioPhYs. 20:53-65 Hiilsheger, H., Pottel, J. and Niemann, E. G. 1983. Electric field effects on bacteria yeast cells. Radiat Environ and BiophYs.22:149-162 1747 -'73 Ketelalit'.an Pe 44ian, S?*oldh Pasca Sadana kstilut.Pertanaa BoEor ")Fah.lltas Tekn;loli Pe,tanian. Institut Pefianian Bogor, Kdthpus IPB Daruga Bogor 16680 1Uon"tit'/" erog*^ Ooior, nmu 628 Agro-Techno, VoL I Ny'anrn-Bcllo>o. O.. Qin. B. Barbosa-Cinovas, Swanson, L. Chang. C- V. J.. applications. IEEE Trans PIasma Sci- and 2s(2):284-292 Simpson, M. V., Barbosa-Cinovas, G. V. and Swanson, B. G. 1995. The F B- 1997. tnactivation of Escherichia coli in skim milk by high intensity pulsed electric fields. J Food Combined inhibitory effect of lysozl.rne and high voltage pulsed electric fields on the growth of Process Eng. 20:3 17-336 M. 1995. A model of microbial survival after exposure to Pulse electric fields. J Sci Food Agric- Peleg, 67(l):93-99 Pothakamury, U. R. 1995- High voltage pulsed electric field inactivation of Bacillus subtilis and Lactobacillus IFI Annual Meeting: Book ofAbstracts. 267. Baciltus subtilis sporesSitzmann, 1995. High voltage pulse Academic and Professional- 236-252 J., and Tsong, T. Y. (1980) Evidence of voltage induced channel Teissie, U- R, Monsalve-Gonzalez, Barbosa-C6novas, G. V- and Pothakamury, A., V. techniques for food preservation. G W Gould. New methods for food preservation. London, UK- Blackie delbrueckii. Rev Esp C T. 35(l):10110'7 No.9 2010 Swanson, B. G. 1995. Inactivation of Escherichia coli and Staphylococcus aweus in model foods bY Pulsed electric field technolo-gy. Food Res lnr.28(2):167-l7l Qin, B. L-, Zhang, Q., Barbosa-C5novas, G. V., Swanson, B. G. and Pedrow, P. D. lg94- lnaclivation of microorganisms by pulsed electric fields with different opening in Na, K-ATPase of human erylhrocltes membranes. J- Membr. Biol. 55, L33-1'40. Tsong, T. Y. 1990. Electrical modulation of membrune proteins: Enforced conformational oscillations and biological energy signals. Annu Rev Biophls Chem. 19:83-106 H,, PothakamurY, U. R , Chang, F.-J., Barbosa-C6novas, G. V- Vega-Mercado, and voltage waveforms. IEEE Trans Martin, O., Barbosa-C,novas, G. V- and Swanson, B. G. 1995- Food pasteurization using high intensity Barbosa-C6novas, G. Nonthermal inactivation of S. cerevisiae in apple juice using pulsed electric fields. I-ebensm Wiss Technol. 28(6):564-568 Rein4 L. D., Jin, Z. T., Yousef, A- E. and Technol. 27(6):538-543 Zhang, 61(9):1203-1206 Schoenbacb IC H-, Peterkin, F. E-, Alden, R. W. and Beebe, S. J. 1997. The effect of pulsed electric fields on biological cells: ExPeriments and nM.h^l*" P*c*^ D"t"*, II-, Q. H., A, Monsalve-Gonzalez, Barbosa-C6novas, C. V. and Swarson, B. C. 1994. Inactivation of E. coli and S. cerevisiae by pulsed electric fields under controlled temperatue conditions. Transactions of the ASAE. 37(2):581-587 Zhang, Q. H., Qin, B.-L., Barbosa-C6novas, G. V. and Swanson, B- G. 1995. Inactivation of E. coli for food pasteurizati on by high-skength pulsed Zharg, Q. H. 1998. Inactivation of Listeria monoc)'togenes in milk bY pulsed electric field. J Food Protect Q. H., Chang, F.-J. and Barbosa- food using high voltage pulsed electric fields. Lebensm Wiss V., continuous treatment system. IEEE Trans Indus Applic. 3 4(1):4349 B.-L., Chang, F.-J., Barbosa-C6novas, Qin, G. V. and Swanson, B. G. 1995. 1996. C6novas, G. V. 1994. Inactivation of microorganisms in a semisolid model Swanson, B. G. and Pedrow, P. D. 1998. lnactivating microorganism using a pulsed eleclric field B. G. Res Int. 29(2):117-121 Zhaag, pulsed electric fields- J Food Technol. 49(rz):s 5-60 Qin, B.-L., Swanson, Inactivation of Escherichia coli by combining pH, ionic strength and pulsed electic fields hurdles. Food Dielec Insul. l(6):1047- 1057 Pothakamury, U.R, Yega, H., B., Qin, electric fields. J Food Process Preserv. 19(2):103-1 18 U. 1986. Elect cal breakdown, electropermeabilization ald electrofusion. Rev PhYsiol Zimmermann, - Biochem Pharmacol. 105:'17 5-256 Ketc-\niknn Pertani@. Sekoldh Pa:ca Sarjano Institut .P,atank'n Bogor " )poto,ttu" f"*n6toei p"rtoniLn, Institut Pertdnian Bo4ot' Kampus IPB Danaga Bogot 16680 629