FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISLAMIC SOCIAL REPORTING PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2013-2015 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Diajukan oleh: PUTRI NURANI NIM: 1113086000039 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M II III IV V DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Putri Nurani 2. Nama Panggilan : Putri 3. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 12 November 1994 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Alamat : Jalan Bahari Raya RT 004 RW 010 No 3 Cilandak Barat Jakarta Selatan, Kode Pos 12430 6. Status : Belum Menikah 7. Kewarganegaraan : Indonesia 8. Telepon : 083899781481 9. Email : [email protected] II. PENDIDIKAN FORMAL : 1. Taman Kanak-Kanak : TK Bahari (2000-2001) 2. SD : SDN 09 Pagi Jakarta (2001-2007) 3. SMP : SMP Bakti Idhata (2007-2010) 4. SMK : SMK Bakti Idhata (2010-2013) 5. Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2013-2017) III. PENGALAMAN ORGANISASI : 1. 2010 - 2016 : Karang Taruna RT 2. 2014 - Saat ini : Himpunan Mahasiswa Islam 3. 2016 – 2017 : Kepala Divisi bidang Komunikasi dan Informasi HMJ Ekonomi Syariah IV. PENGALAMAN KEPANITIAAN : 1. 2010 – 2016 : Panitia Karang Taruna Sebagai Divisi Bendahara dan Sekretaris VI 2. 2013 - 2015 : Panitia Ikatan Alumni Bakti Idhata Sebagai Divisi Kesehatan dan Ticketing 3. 2014 : OPAK Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Divisi Komunikasi dan Informasi 4. 2014 : Makrab Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Divisi Komunikasi dan Informasi 5. 2014 : Panitia Pelantikan DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Divisi Komunikasi dan Informasi 6. 2015 : OPAK DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Kesekretariatan 7. 2016 : HMJ Ekonomi Syariah 2016 Sebafai Divisi Komunikasi dan Informasi 8. 2016 : Panitia Eksyar Berbagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Steering Commite 9. 2016 : Panitia Ekonomi Festival 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Liaison Orgenizer V. PENGHARGAAN dan PRESTASI: 1. Beasiswa PT. GARUDA INDONESIA 2010-2011 2. Beasiswa DIPA 2014-2015 3. Yayasan Beasiswa Jakarta 2016-2017 4. Sertifikat Praktek Kerja Industri 5. Penghargaan Lomba Olahraga dan Seni VI. PELATIHAN 1. LK 1 HmI tahun 2013 2. Pelatihan Photoshop 2016 3. Sekolah Pasar Modal Syariah Tingkat Dasar, Bursa Efek Indonesia tahun 2016 4. Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Barengkok, Bogor tahun 2016 5. Sekolah Pasar Modal Tingkat Dasar, Reksadana 2016 VII VII. PENGALAMAN KERJA 1. Kayana Digital Color Copy & Printing 2. Lembaga Survei Poltracing 3. Desain Grafis VIII. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Company Visit to Bank Indonesia 2. Seminar Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia denga tema, “Pembiayaan Properti dan Investasi Syariah Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Gedung Dhanapala, Kompleks Kementerian Keuangan RI, 2016. 3. Seminar Ekonomi “Menuju Ekonomi yang Berkeadilan Bersama Ekonomi Syariah Untuk Indonesia yang Lebih Baik”, 2014. 4. Seminar Penanggulangan HIV/AIDS “Let’s A Void HIV/AIDS With Legal Relationship”, 2013. 5. Peserta “Bulan Ekonomi Syariah”, 2013. 6. Company Visit to Dana Reksa Sekuritas, PT Dana Reksa Sekuritas, 2015. 7. Seminar Ekonomi “Solusi Sistem Ekonomi Tahan Krisis”, 2015. 8. Seminar Ekonomi “Pengaruh Fluktuasi Kurs Terhadap Perekonomian dalam Menyambut Ekonomi Asean 2015”, 2015. 9. Seminar Ekonomi “Peluang dan Tantangan Sektor Transportasi Indonesia Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015”, 2014. VIII ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen Islamic Social Reporting perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 15 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang diperoleh di Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id). Teknik analisis yang digunakan adalah uji regresi linier data panel menggunakan model common effect dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan. Selain itu, juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Islamic Social Reporting perusahaan. Secara simultan profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Islamic Social Reporting Perusahaan. Kata Kunci: Islamic Social Reporting, Jakarta Islamic Index, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan IX Abstract This study was conducted to test the effect of independent variables profitability, liquidity, leverage and firm size on the dependent variable Islamic Social Reporting the companies listed in the Jakarta Islamic Index 2013-2015 period. The population in this study were 30 companies listed in the Jakarta Islamic Index 2013-2015 period. The sampling technique used is purposive sampling and obtained a sample of 15 companies. This study uses secondary data, annual reports of listed companies in Jakarta Islamic Index obtained in the Indonesia Stock Exchange (www.idx.go.id). The analysis technique used is linear regression panel data using common models and hypothesis testing using t-statistic to test the partial regression coefficient and F-statistic to test the effect simultaneously. In addition, also performed classical assumption that include normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. The results showed that profitability, liquidity, leverage and firm size significant influence the Islamic Social Reporting Company. While simultaneously the profitability, liquidity, leverage and firm size significant effect on the Islamic Social Reporting Company. Keywords: Islamic Social Reporting, Jakarta Islamic Index, Profitability, Liquidity, Leverage and Firm Size. X KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2013-2015” ini disusun dalam rangka menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada : 1. Ayahanda tercinta Bapak Sarwani, Ibunda tercinta Ibu Nuryati, kakanda Shendy Swara, adinda Ara Aida Fitri beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan lahir dan batin kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi pertama yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan motivasi dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis. 5. Bapak Yoghi Citra Pratama, MSi selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah XI Jakarta dan dosen panasehat akademik yang selalu memberikan arahan dan motivasi kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 6. Ibu Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 9. Terima kasih banyak kepada Ramadhan Prakoso, yang selalu sabar membantu, mendampingi dan memotivasi tiada henti selama pembuatan skripsi ini. 10. Temen-temen mahasiswa/i Ekonomi Syariah angkatan 2013. 11. Temen-temen mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Sahabat terbaikku Nurul Hasanah, Ulfah Fauziah, SE., Nabila NurRahmadyani, Puspa Cahya Insani, Nadya Zakiyah, Desi Yuliani, Rachmi Isna Fauzia, Aulia Izzati Sabila, S. Ikom, Anisa Suri, S.Sos,Indriyani Casanova, Ingga Fridania, A.Md, Fina Dwiyanti. 13. Keluarga Besar Alm. Bapak H. Muh Nuh (Kakek) dan Ibu H. Masroh (Nenek) dan tim Gegares yang selalu menyayangi dan memeberikan motivasi kepada penulis. XII 14. Teguh Sukma Pratama yang telah membantu dalam proses pengolahan data. 15. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu, mempermudah dan memperlancar hingga skripsi ini akhirnya selesai. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Jakarta, 3 Juli 2017 (Putri Nurani) XIII DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... II LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF .............................................III LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ............................................................ IV LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................. .V DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. VI ABSTRAK ............................................................................................................ IX Abstract ................................................................................................................... X KATA PENGANTAR .......................................................................................... XI DAFTAR ISI ...................................................................................................... XIV DAFTAR TABEL ............................................................................................ XVIII DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... XXI BAB I .......................................................................................................................1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1 A. Latar Belakang ..........................................................................................1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................8 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................9 D. Manfaat Penelitian .....................................................................................9 BAB II ....................................................................................................................11 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................11 XIV 2. Landasan Teori ............................................................................................11 2.1. PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)11 2.2. Corporate Social Responsibility Dalam Pandangan Islam ......................14 2.3. Islamic Social Reporting .........................................................................16 2.4. Profitabilitas (ROA) ................................................................................28 2.5. Likuiditas .................................................................................................29 2.6. Leverage (DER) ......................................................................................30 2.7. Ukuran Perusahaan (SIZE) ......................................................................32 2.8. Jakarta Islamic Index ...............................................................................34 A. Penelitian Terdahulu ................................................................................36 B. Kerangka Penelitian ................................................................................41 C. Hipotesis ..................................................................................................44 BAB III ..................................................................................................................46 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................46 3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................46 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................46 3.3. Operasional Variabel Penelitian ..............................................................46 3.4. Metode Penentuan Sampel ......................................................................51 3.6. Metode Analisis Data ..............................................................................55 3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................56 XV 3.6.2. Analisis Model Regresi Data Panel..................................................56 3.6.3. Uji Pemilihan Model Persamaan Data Panel ...................................58 3.6.4. Uji Dasar Asumsi Klasik ..................................................................60 3.6.5. Pengujian Hipotesis ..........................................................................62 3.6.6. Analisis Regresi Data Panel .............................................................64 BAB IV ..................................................................................................................66 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................................66 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................66 4.1.1. 4.2. Jakarta Islamic Index (JII) ................................................................66 Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................69 4.2.1. Uji Statistik Deskriptif .....................................................................69 4.2.2. Analisis Model Regresi Data Panel..................................................70 4.2.3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ........................................74 4.2.4. Uji Dasar Asumsi Klasik ..................................................................75 4.2.5. Pengujian Hipotesis ..........................................................................80 4.2.6. Analisis Regresi Data Panel .............................................................83 BAB V....................................................................................................................90 KESIMPULAN ......................................................................................................90 5.1. Kesimpulan ..............................................................................................90 5.2. Saran dan Implikasi .................................................................................92 XVI DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................94 LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................101 XVII DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 ..................................................................................................................6 Tabel 2.1 .................................................................................................................37 Penelitian Terdahulu ..............................................................................................37 Gambar 2.1 .............................................................................................................43 Kerangka Penelitian ...............................................................................................43 Tabel 3.1 .................................................................................................................52 Proses Pengambilan Sampel ..................................................................................52 Tabel 3.2 .................................................................................................................53 Sampel Penelitian ...................................................................................................53 Tabel 4.1 .................................................................................................................69 Uji Statistik Deskriptif ...........................................................................................69 Tabel 4.2 .................................................................................................................71 Model Common Effect (CE) ..................................................................................71 Tabel 4.3 .................................................................................................................72 Model Fixed Effect (FE) ........................................................................................72 Tabel 4.4 .................................................................................................................73 Model Random Effect (FE) ....................................................................................73 Tabel 4.5 .................................................................................................................74 Uji Chow (Redundant Fixed Effect Tests) .............................................................74 Tabel 4.6 .................................................................................................................75 Uji Hausman (Correlated Random Effect Test) .....................................................75 Gambar 4.1 .............................................................................................................76 XVIII Grafik Histogram ...................................................................................................76 Tabel 4.7 .................................................................................................................76 Uji Multikolinearitas ..............................................................................................76 Tabel 4.8 .................................................................................................................78 Uji Heteroskedastisitas ...........................................................................................78 Tabel 4.9 .................................................................................................................79 Hasil Uji Autokorelasi............................................................................................79 Tabel 4.10 ...............................................................................................................83 Uji Regresi Panel dengan commom Effect ............................................................83 XIX DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 ...........................................................................................................43 Gambar 4.1 ...........................................................................................................76 XX DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 ...........................................................................................................101 Lampiran 2 ...........................................................................................................101 Lampiran 3 ...........................................................................................................102 Lampiran 4 ...........................................................................................................103 Lampiran 5 ...........................................................................................................104 Lampiran 6 ...........................................................................................................105 Lampiran 7 ...........................................................................................................106 Lampiran 8 ...........................................................................................................106 Lampiran 9 ...........................................................................................................106 Lampiran 10 .........................................................................................................107 Lampiran 11 .........................................................................................................108 Lampiran 12 .........................................................................................................109 XXI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan harus memiliki tanggung jawab dalam menciptakan hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat luas yaitu menciptakan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility yang sesungguhnya. Perusahaan memiliki konsep single bottom lines (SBI) dan triple bottom lines (TBL). Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan, sehingga setiap perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility. Kesadaran mengenai CSR di Indonesia saat ini terlihat dari makin banyaknya perusahaan yang mengungkapkan isu CSR dalam laporan keuangan tahunan maupun press release lainnya. Praktik pengungkapan CSR telah banyak diterapkan oleh perusahaan publik di Indonesia. CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lingkungan tempat beroperasi. Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasinya. Sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari seberapa besar 1 perusahaan tersebut memberikan perhatian atau kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Saat ini, Konsep CSR kini tidak hanya berkembang di ekonomi konvensional, tetapi juga berkembang dalam ekonomi Islam. Konsep ini dalam Islam lebih menekankan bentuk ketaqwaan umat manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dalam dimensi perusahaan. Berkembangnya CSR dalam ekonomi Islam juga turut meningkatkan perhatian masyarakat terhadap lembaga atau institusi syariah. Hal tersebut dikarenakan adanya kebutuhan masyarakat untuk mengenal secara lebih dalam terhadap lembaga atau institusi. Pasar modal syariah berperan penting dalam meningkatkan pangsa pasar efek-efek syariah pada perusahaan-perusahaan yang ingin berpartisipasi dalam pasar modal syariah di Indonesia. Jakarta Islamic Indeks adalah daftar saham yang sesuai dengan prinsip islam. Kemungkinan besar para investor muslim maupun tidak akan berinvestasi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan wajib membuat laporan tahunan berupa pengungkapan sosial dengan prinsip syariah. Islamic Social Reporting pertama kali dikemukakan oleh Haniffa (2002) lalu dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Othman (2009) di Malaysia. Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali digagas oleh Ross Haniffa pada tahun 2002 dalam tulisannya yang berjudul “Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective”. ISR lebih lanjut dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Rohana Othman, Azlan Md Thani, dan Erlane K Ghani 2 pada tahun 2009 di Malaysia dan saat ini ISR masih terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Menurut Haniffa (2002) terdapat banyak keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional, sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual ISR yang berdasarkan ketentuan syariah. ISR tidak hanya membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim saja melainkan juga untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajiban terhadap Allah dan masyarakat. Islamic Social Reporting adalah standar pelaporan kinerja sosial perusahaan-perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis dengan prinsip syariah dan disampaikan perusahaan pada laporan tahunannya. Secara khusus indeks ini adalah perluasan dari standar pelaporan kinerja sosial yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual. Selain itu indeks ini juga menekankan pada keadilan sosial terkait mengenai lingkungan, hak minoritas, dan karyawan. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi disertai keadilan sosial adalah fondasi dari sistem ekonomi Islam. Setiap individu dan pengambil kebijakan (pemerintah) berkewajiban untuk mengembangkan berbagai cara dan strategi untuk menghilangkan faktorfaktor yang dapat menghambat perkembangan intelektual masyarakat, kemajun ekonomi, dan kebebasan sosial, Rama (2016). Salah satu tujuan pembangunan ekonomi islam adalah terciptanya keadilan distribusi dengan terpenuhinya hak dasar kebutuhan ekonomi individu masyarakat, Rama (2013). 3 Jika suatu perusahaan memiliki laporan tahunan dengan pengungkapan sosial, agar diminati oleh para investor dikarenakan perusahaan tersebut memberikan perhatian terhadap kualitas kehidupan masyarakat. Selain memberikan perhatian terhadap kualitas kehidupan masyarakat, ISR juga untuk pengungkapan pelaporan operasional perusahaan tetap sesuai dengan syariah atau tidak. Maka perusahaan tersebut memiliki tanggung jawab kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dalam melakukan kegiatan usahanya. Dengan meningkatnya pelaksanaan Corporate Social Responsibility dalam konsep Islam, maka semakin meningkat sebuah perusahaan untuk membuat pelaporan sosial yang bersifat syariah. Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui berbagai informasi mengenai aktivitas organisasi apakah sebuah perusahaan tersebut mengungkapkan informasi sosial dengan transparan atau tidak. Penelitian dalam ranah CSR syariah umumnya menggunakan model indeks Islamic Social Reporting yang dikembangkan dengan dasar standar pelaporan berdasarkan AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing peneliti berikutnya (Haniffa 2002 dan Othman 2009). Pelaporan perusahaan dianggap penting untuk mencerminkan akuntanbilitas perusahaan terhadap stakeholders agar lebih percaya terhadap perusahaan dalam menyampaikan laporan tahunannya. BAPEPAM-LK mengeluarkan peraturan Nomor KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi perusahaan publik. Laporan perusahaan menjadi sumber informasi penting bagi pemegang saham dan masyarakat 4 untuk mengambil keputusan berinvestasi dan meningkatkan kualitas keterbukaan laporan perusahaan. Perusahaan yang membuat laporan tahunan yang disertai tanggung jawab sosial akan lebih diminati para investor dan pihak berkepentingan lainnya karena, perusahaan tersebut tidak menutupi hasil laporan tahunannya dan menggunakan penerapan pelaporan syariah. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang terdaftar di JII, jika dia mampu mengungkapkan poin ISR nya secara penuh, maka akan mempunyai pengaruh dan dampak yang amat besar terhadap kelangsungan kehidupan lingkungan di sekitarnya, baik itu alam, masyarakat dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan perusahaan yang terdaftar dalam JII mempunyai kapitalisasi saham yang cukup besar. Faktor-faktor fundamental pada tanggung jawab sosial perusahaan yang diduga memiliki pengaruh terhadap Islamic Social Reporting adalah likuiditas, kepemilikan publik, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas empat variabel yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage¸dan ukuran perusahaan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini ingin melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting yang belum diteliti oleh Othman (2009) dan Pratama (2016) yaitu menambahkan faktor-faktor lain diantaranya likuiditas dan leverage yang diperkirakan dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting. Pada penelitian Pratama (2016) tidak memberikan pengaruh signifikan pada ukuran 5 perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Selain itu objek penelitian ini akan menggunakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index dengan periode waktu observasi yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu selama tiga tahun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Dalam penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi Islamic Social Reporting dengan menggunakan variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan. Tabel 1. 1 Pertumbuhan Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Islamic Social Reporting Tahun 2013-2015 LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) LEVERAGE (DER) UKURAN PERUSAHAAN (SIZE) Tahun ISR PROFITABILITAS (ROA) 2013 0.72 0.1262 2.1730 0.8903 30.9717 2014 0.72 0.1288 2.1484 0.8366 31.0880 2015 0.76 0.0961 2.3084 0.8713 31.6270 Sumber : data diolah oleh peneliti Berdasarkan Tabel 1.1 pada tahun 2014 variabel profitabilitas mengalami kenaikan dari 0.1262 di tahun 2013 menjadi 0.1288 di tahun 2014. ISR terus meningkat dari tahun 2013 sebesar 0.72 hingga tahun 2015 sebesar 0.76. Teori stakeholders mendukung hubungan positif profitabilitas terhadap ISR. Menurut Chariri (2008) Berdasarkan teori ini bahwa semakin tinggi profitabilitas maka perusahaan akan lebih luas dalam mengungkapkan informasi termasuk informasi mengenai tanggung jawab sosial secara Islami. Sama halnya dengan penelitian Widiawati (2012) dan Othman (2009) bahwa 6 variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ISR. Berdasarkan data di atas ketika ROA meningkat ISR mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel di atas pada tahun 2014 variabel likuiditas mengalami penurunan dari 2.1730 di tahun 2013 menjadi 2.1484 di tahun 2014. Variabel ISR terus meningkat dari tahun 2013 sebesar 0.72 hingga tahun 2015 sebesar 0.76. Menurut Kasmir (2012), rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan dalam menujukan pemenuhan kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi rasio maka terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur. Dari sisi kesehatan semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin luas tingkat pengungkapan informasi sosial perusahaan. Jika dari sisi ukuran kinerja, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas rendah maka perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja. Berdasarkan data di atas tidak sesuai dengan teori Kasmir (2012) dari sisi kesehatan. Variabel leverage mengalami penurunan dari 0.8903 di tahun 2013 menjadi 0.8366 di tahun 2014. Variabel ISR terus meningkat dari tahun 2013 sebesar 0.72 hingga tahun 2015 sebesar 0.76. Menurut Harahap (2010), leverage merupakan perbandingan antara kewajiban dengan aset, leverage mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang. Leverage berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai. Dengan banyaknya tingkat hutang maka akan lebih banyak pula yang diungkapkan dalam pengungkapan ISR. Berdasarkan data di atas tidak sesuai dengan teori Harahap (2010). Variabel ukuran perusahaan mengalami 7 peningkatan dari 30.9717 di tahun 2013 menjadi 31.0880 di tahun 2014. Variabel ISR terus meningkat dari tahun 2013 sebesar 0.72 hingga tahun 2015 sebesar 0.76. Ukuran perusahaan adalah karakteristik spesifik perusahaan yang hampir selalu digunakan untuk menguji tingkat pengungkapan sukarela. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Othman (2009) dan Widiawati (2012), penelitian ini menduga bahwa perusahaan yang lebih besar akan cenderung melakukan pengungkapan ISR secara lebih luas. Hal ini sesuai dengan teori stakeholders. Berdasarkan data di atas sesuai dengan teori Othman (2009). Karena melihat ada beberapa variabel yang tidak memiliki kesesuaian antara data dan peneliti ataupun teori yang dipaparkan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk meneliti “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index”. Dengan perbedaan-perbedaan tersebut penelitian memiliki keyakinan bahwa hasil penelitian yang didapat bisa memberikan informasi dan pemahaman baru yang bisa memberikan manfaat tambahan bagi investor, para pengguna laporan perusahaan lainnya, pemerintah, perusahaan, ataupun pembaca lainnya. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ketidakkonsistenan hubungan antara profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting 8 menjadi suatu masalah yang perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Oleh sebab itu penelitian ini berfokus kepada variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting pada periode tahun 2013-2015. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka diperlukan penelitian lebih lanjut, sehingga dapat dirumuskan sebuah masalah yang akan dibahas adalah bagaimanakah pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting (ISR) perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini yang dapat memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi : a. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai saran implementasi ilmu pengetahuan bagi perkembangan dunia pendidikan dan perekonomian serta memberikan pembuktian yang empiris hubungan antara variabel-variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting. 9 b. Manfaat Akademis Dari penelitian ini karena erat hubungannya dengan bidang ilmu ekonomi islam dan saham syariah, sehingga dengan penulisan penelitian ini pihak-pihak yang berkepentingan dapat lebih mudah memahami, dan sebagai tambahan referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai Islamic Social Reporting. c. Manfaat Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses pembelajaran di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ekonomi Syariah dan untuk memotivasi peneliti untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Landasan Teori 2.1. PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Corporate Social Responsibility merupakan konsep yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti memberikan beasiswa, memberikan sumbangan bagi warga yang tidak mampu, pemeliharaan fasilitas umum dan lainnya. Menurut World Business Council for Sustainable Development menjelaskan CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Perusahaan selain berorientasi terhadap laba, perusahaan juga bertanggung jawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain: meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, 11 11 meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata para investor dan analisis keuangan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Menurut Putri (2014) ISO 26000 memiliki prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility terbagi atas tujuh aspek dasar yaitu meliputi : 1. Kepatuhan terhadap hukum 2. Menghormati instrumen/ badan-badan Internasional 3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya 4. Akuntabilitas 5. Transparansi 6. Perilaku yang beretika 7. Melakukan tindakan pencegahan Terdapat empat teori mengenai CSR, keempat tersebut merupakan konsep dasar dari perkembangan teori CSR. Keempat teori tersebut diantaranya : 1. Teori Instrumen (Instrumental Theories) Dalam teori ini, diasumsikan perusahaan sebagai instrumen yang menciptakan kemakmuran dan itulah tanggung jawab sosialnya. Aspek ekonomi yang dipertimbangkan dalam teori hanya interaksi antara bisnis dengan masyarakat. Oleh karena itu, segala 12 bentuk kegiatan sosial hanya akan diterima jika, dan hanya jika, konsisten dengan kegiatan menciptakan kemakmuran tersebut. 2. Teori Politik (Political Theories) Teori ini menekankan pada kekuatan sosial dari sebuah perusahaan, terutama dalam hal hubungannya dengan masyarakat dan tanggung jawabnya terhadap arena politik terkait dengan kekuatan sosial tersebut. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial tertentu. 3. Teori Integratif (Integrative Theories) Teori ini menganggap bahwa suatu bisnis harus dapat mengintegrasikan segala tuntutan sosial. Teori ini menyatakan bahwa keberlangsungan dan pertumbuhan suatu bisnis tergantung pada masyarakat dan bahkan untuk keberadaan bisnis itu sendiri. 4. Teori Etika (Ethical Theories) Teori ini memahami bahwa hubungan antara bisnis dan masyarakat tertanam dalam nilai-nilai etika. Hal ini menghasilkan suatu visi CSR dari sudut pandang etika, akibatnya perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial sebagai bentuk dari tuntutan etika yang diatas segalanya. Pengertian tanggung jawab sosial dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 yaitu, “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang 13 bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”. Dalam undang-undang juga disebutkan bahwa salah satu laporan yang harus dimuat dalam laporan tahunan adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal 74 Undang-Undang No. 40 tahun 2007, menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang dana atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan CSR. Selain dalam Undang-Undang No.40 tahun 2007, peraturan tanggung jawab sosial disebutkan dalam Pasal 15 (b) Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal yang menyatakan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. 2.2. Corporate Social Responsibility Dalam Pandangan Islam Terbentuknya Corporate Social Responsibility memiliki tujuan untuk memberikan informasi dalam suatu perusahaan sesuai dengan prinsipprinsip syariah. CSR dalam islam juga menunjukan rasa keperdulian atas kesejahteraan masyarakat Islam dan membantu umat muslim dalam melakukan kewajiban relijiusnya. Sejalan dengan makin meningkatnya pelaksanaan CSR pada lembaga keuangan syariah maka makin meingkat pula keinginan untuk membuat pelaporan sosial yang bersifat syariah. Ada dua hal yang harus diungkapkan dalam perspektif Islam, yaitu pengungkapan penuh (full disclosure) dan akuntabilitas sosial (social accountability). Konsep akuntabilitas sosial terkait dengan prinsip pengungkapan penuh dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan publik 14 akan suatu informasi. Menurut Rama (2014) dalam konteks Islam, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui berbagai informasi mengenai aktivitas organisasi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah perusahaan tetap melakukan kegiatannya sesuai syariah dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Tanggung jawab sosial dalam islam tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat 177, yang artinya; “Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab, Nabi-Nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai sosial di masyarakat dari pada hanya sekedar menghadapkan wajah kita ke barat dan ke timur dalam shalat. Al Qur’an menegaskan bahwa keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak disertai dengan amalan-amalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin kesejahteraan mereka yang membutuhkan. Islam membahas tentang aspek habluminallah dan habluminannas. Dalam Islam memerintahkan agar 15 manusia menjaga dan menggunakan alam semesta dengan baik, saling membantu dan menjaga alam semesta ini. Allah subhanahu wa ta`ala memerintahkan agar memelihara dan melestarikan ciptaannya merupakan wujud konsep akuntabilitas dalam ekonomi Islam. Dari pemaparan di atas menunjukan bahwa Islam telah mengatur tentang prinsip dasar yang terkandung dalam CSR. 2.3. Islamic Social Reporting Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali digagas oleh Ross Haniffa pada tahun 2002 dalam tulisannya yang berjudul “Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective”. ISR lebih lanjut dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Rohana Othman, Azlan Md Thani, dan Erlane K Ghani pada tahun 2009 di Malaysia dan saat ini ISR masih terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Menurut Haniffa (2002) terdapat banyak keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional, sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual ISR yang berdasarkan ketentuan syariah. ISR tidak hanya membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajiban terhadap Allah dan masyarakat. Perumusan kerangka social reporting dalam perspektif Islam harus berlandaskan pada tiga dimensi Haniffa (2002). Ketiga dimensi tersebut yakni, mencari ridho Allah; memberikan keuntungan kepada masyarakat; mencari kekayaan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut Rama (2015) Kesejahteraan sebagai tujuan manusia mendorong munculnya 16 berbagai sistem pengukuran. Model pengukuran kesejahteraan sangat dipengaruhi bagaimana memaknai dan mendefinisikannya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana kebijakan untuk mencapainya. Beberapa penulis telah mencoba menggambarkan konsep social reporting dalam akuntansi Islam. Dalam konteks Islam, tanggung jawab sosial individu yang disebutkan dalam al Qur'an dan Sunnah juga diterapkan pada perusahaan. Sejalan dengan konsep ini, tujuan utama dari bisnis Islam adalah untuk mendapatkan ridha Tuhan (Allah SWT) dengan mematuhi Quran dan Sunnah. Islam menganggap bisnis sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Bisnis harus betujuan mencari keuntungan tetapi harus dicapai dengan cara-cara syariah Maali (2006). Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang digunakan sebagai indikator dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis syariah. Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan Indeks ISR, yaitu Tema Pendanaan dan Investasi, Tema Produk dan Jasa, Tema Karyawa, Tema Masyarakat, dan Tema Lingkungan Hidup. Kemudian dikembangkan oleh Othman (2009) dengan menambahkan satu tema pengungkapan yaitu tema Tata Kelola Perusahaan. Setiap tema pengungkapan memiliki sub-tema sebagai indikator pengungkapan tema tersebut. Beberapa peneliti Indeks ISR sebelumnya memiliki perbedaan dalam hal jumlah sub-tema yang digunakan, tergantung objek penelitian yang digunakan. Menurut penelitian Pratama (2016) ada enam tema pengungkapan dalam kerangka indeks 17 Islamic Social Reporting yang digunakan dalam penelitian ini yang dikembangkan oleh Othaman : 1. Pendanaan dan Investasi (Finance & Investment) a. Riba (interest-free) Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti tambahan (Al-Ziyadah), berkembang (An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifa‟), dan membesar (Al„uluw). Nurhayati dan Wasilah (2011) memaparkan mengenai masalah riba sebagai setiap penambahan yang diambil tanpa adanya suatu penyeimbang atau pengganti („iwad) yang dibenarkan syariah. Hal yang dimaksud transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersil yang melegitimasi adanya penambahan secara adil, seperti jual-beli, sewa-menyewa, atau bagi hasil proyek dimana dalam transaksi tersebut ada faktor penyeimbang berupa ikhtiar/usaha, risiko dan biaya.Larangan riba dalam al-Quran QS. Al- Baqarah 278-280 : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.Maka jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak pula dizalimi (dirugikan). Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. 18 b. Gharar (ketidakpastian) Terjadi ketika terdapat incomplete information antara kedua belah pihak yang bertransaksi dalam hal kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan dan akad. Salah satu contoh dari transaksi yang mengandung gharar adalah transaksi lease and purchase (sewa-beli) karena adanya ketidakpastian dalam akad yang diikrarkan antara kedua pihak. c. Zakat Menurut Rama (2011) salah satu cara Islam menyelesaikan kemiskinan struktural ini adalah dengan cara anjuran untuk menumbuhkan budaya Zakat, infak dan sadakah (ZIS) di kalangan umat Islam. Budaya berzakat, berinfak dan bersedekah bukan hanya berefek spiritual personal saja tetapi juga berdampak secara sosial dan ekonomi. Ia dapat mengurangi tingkat kesenjangan pendapatan, kemiskinan dan tingkat kriminalitas. Zakat merupakan kewajiban bagi seluruh umat Muslim atas harta benda yang dimiliki ketika telah mencapai nisab. Zakat tidaklah sama dengan donasi, sumbangan, dan shadaqah. Zakat memiliki aturan yang jelas mengenai harta yang harus dizakatkan, batasan harta yang terkena zakat, cara penghitungannya, dan siapa saja yang boleh menerima harta zakat sesuai apa yang telah diatur oleh Allah Subhanaahu wa Ta‟ala. d. Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak tertagih 19 Penangguhan atau penghapusan utang harus dilakukan dengan adanya penyeledikan terlebih dahulu kepada pihak debitur terkait ketidakmampuannya dalam pembayaran piutang. Penangguhan atau penghapusan utang merupakan suatu bentuk sikap tolong-menolong yang dianjurkan di dalam Islam sesuai dengan firman Allah Subhanaahu wa Ta‟ala dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 280 berikut: “Dan jika (orang berutang) dalam kesulitan, maka berilah tangguh hingga dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. e. Current Value Balance Sheet Nilai kini dalam neraca akan dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan berapa jumlah zakat yang dikeluarkan. Nilai kini dapat diperoleh dari estimasi nilai rata-rata transaksi yang terjadi atau transaksi yang akan terjadi apabila aset tersebut diperjual-belikan oleh perusahaan. Dalam ekonomi Islam, current value balance sheet sudah seharusnya dimasukkan sebagai bagian dari persyaratan pelaporan operasi perusahaan. Namun, PSAK Indonesia masih memberlakukan nilai historis atas nilai-nilai akun pada neraca. Salah satu aspek yang masih mengandung nilai historis adalah pengukuran setelah pengakuan aset tidak berwujud. Dalam PSAK No 19 (revisi 2000) disebutkan bahwa entitas hanya dapat menggunakan model harga perolehan dalam mengukur asset tidak berwujud. Meskipun, PSAK No. 19 (revisi 2010) yang mulai berlaku efektif tahun buku 1 Januari 2011 sudah 20 mengarahkan pada konsep current value menyatakan bahwa tiap entitas diberikan kebebasan untuk menggunakan model harga perolehan atau model revaluasi selain model biaya untuk mengukur aset tidak berwujud setelah pengankuan. Oleh karena itu, klasifikasi current value balance sheet tidak relevan untuk dijadikan kriteria dalam pengungkapan penelitian ini. f. Value Added Statement Value added adalah nilai yang tercipta dari hasil aktivitas perusahaan dan karyawan-karyawannya. Sedangkan value added statement merupakan pernyataan yang melaporkan perhitungan nilai tambah beserta pemanfaatannya. Oleh para pemangku kepentingan perusahaan. Istilah value added statement pada dewasa ini diartikan sebagai laporan pertambahan nilai. Value Added Statement lebih berkembang di negara-negara maju dibandingkan dengan negara berkembang seperti Indonesia. Sehingga, dalam penelitian ini istilah value added statement lebih merujuk pada pernyataan nilai tambah dalam laporan tahunan perusahaan. 2. Produk dan Jasa (Products and Services) a. Produk yang ramah lingkungan (green product) Setiap perusahaan di seluruh dunia diharapkan menghasilkan produk ataupun jasa yang ramah lingkungan sebagai suatu bentuk partisipasi dalam menjaga dan memelihara lingkungan yang kian mengalami kerusakan. Menurut Rama 21 (2014) Potensi produk halal pada hakekatnya tidak hanya untuk negara-negara Muslim saja atau penduduk Muslim saja tetapi juga bagi para konsumen yang memiliki preferensi terhadap makanan yang sehat dan berkualitas. b. Status kehalalan produk Pentingnya status kehalalan suatu produk merupakan suatu kewajiban yang harus diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunannya kepada seluruh konsumen Muslim yang notabennya masyarakat Indonesia sebagian besar adalah pemeluk agama Islam. Status kehalalan suatu produk diketahui setelah mendapatkan sertifikat kehalalan produk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menurut Rama (2014) kurangnya inovasi lembaga-lembaga keuangan syariah dalam menciptakan produkproduk keuangan yang berbeda, unik dan sesuai dengan syariah. Sangat jarang sekali lembaga keuangan syariah memiliki produk yang betul-betul menjadi ciri khasnya yang tidak bisa ditemukan di lembaga keuangan konvensonal. Kritikan ini tentunya masukan agar ekonomi syariah berkembang sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu maqashid al syariah, bukan sekedar meng”Islam”kan produk-produk konvensional agar sesuai dengan syariah (shariah compliant). 22 c. Kualitas dan keamanan suatu produk Setelah produk dinyatakan halal, hal lain yang juga penting untuk perusahaan dalam mengungkapkan produknya adalah mengenai kualitas dan keamanan produk. Produk yang berkualitas dan aman akan meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan. Kualitas dan keamanan suatu produk perusahaan dinyatakan dengan adanya ISO 9000: 2000 yang merupakan sertifikat manajemen mutu. d. Keluhan konsumen/indikator yang tidak terpenuhi dalam peraturan dan kode sukarela (jika ada) Item pengungkapan selanjutnya adalah mengenai keluhan konsumen atau pelayanan pelanggan. Suatu perusahaan diharapkan tidak hanya berfokus pada produk yang dihasilkan (product-oriented) melainkan memberikan pelayanan terhadap konsumen yang memuaskan (consumer-oriented) dengan menyediakan pusat layanan keluhan konsumen setelah proses jual-beli. Setiap konsumen mempunyai hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan (Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999). 3. Karyawan (Employees) Haniffa (2002) dan Othman dan Thani (2010) memaparkan bahwa masyarakat Islam ingin mengetahui apakah karyawankaryawan perusahaan telah diperlakukan secara adil dan wajar 23 melalui informasi yang diungkapkan, seperti upah, karakteristik pekerjaan, jam kerja per hari, libur tahunan, jaminan kesehatan dan kesejahteraan, kebijakan terkait waktu dan tempat ibadah, pendidikan dan pelatihan, kesetaraan hak, dan lingkungan kerja. 4. Masyarakat (Community Involvement) Item-item pengungkapan dalam tema masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini adalah donasi, wakaf, qard hassan, sukarelawan dari pihak karyawan, pemberian beasiswa, pemberdayaan kerja bagi siswa yang lulus sekolah/kuliah berupa magang atau praktik kerja lapangan, pengembangan dalam kepemudaan, peningkatan kualitas hidup masyarakat kelas bawah, kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal/bantuan/kegiatan sosial lain, dan mensponsori berbagai macam kegiatan seperti kesehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan agama. Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah, dan adl. Konsep tersebut menekankan pada pentingnya saling berbagi dan meringankan beban orang lain dengan hal-hal yang telah disebutkan Perusahaan pada item-item memberikan bantuan pengungkapan dan di kontribusi atas. kepada masyarakat dengan tujuan semata-mata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi permasalahan sosial dan di membantu masyarakat menyelesaikan seperti membantu 24 memberantas buta aksara, memberikan beasiswa, dan lain-lain, (Othman dan Thani, 2010). 5. Lingkungan Hidup (Environment) Haniffa (2002) menegaskan bahwa penting bagi seluruh makhluk hidup untuk melindungi lingkungan sekitarnya. Konsep yang mendasari tema lingkungan dalam penelitian ini adalah mizan, i‟tidal, khilafah, dan akhirah. Konsep tersebut menekankan pada prinsip keseimbangan, kesederhanaan, dan tanggungjawab dalam menjaga lingkungan. Oleh karena itu, informasi-informasi yang berhubungan dengan penggunaan sumber daya dan program-program yang digunakan untuk melindungi lingkungan harus diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanaahu wa Ta‟ala dalam al-Quran surat Ar-Rum ayat 41 berikut: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia, supaya Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa item pegungkapan yang berhubungan dengan tema lingkungan ini antara lain: konservasi lingkungan, perlindungan terhadap margasatwa, kegiatan mengurangi efek pemanasan global dengan meminimalisasi polusi, pengelolaan limbah, pengelolaan air bersih, dan lain-lain, pendidikan mengenai 25 lingkungan, pemanfaatan limbah sekitar perusahaan yang diolah kembali menjadi suatu produk baru, pernyataan verifikasi independen atau audit lingkungan, dan sistem manajemen lingkungan. 6. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Tata kelola perusahaan tidak bisa dipisahkan guna memastikan pengawasan pada aspek syariah. Informasi yang diungkapkan dalam tema tata kelola perusahaan adalah status kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil direksi, DPS dan komisaris, laporan kinerja komisaris, DPS, dan direksi, kebijakan remunerasi komisaris, DPS, dan direksi, struktur kepemilikan saham, kebijakan anti korupsi dan anti terorisme. Menurut Rama (2015), konsep tata kelola perusahaan yaitu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan stakeholders lainnya, berdasarkan peraturan dan nilai etika. Dalam menentukan indeks Islamic Social Reporting yaitu dengan Content analysis pada laporan suatu perusahaan dengan memberikan item yang terdapat pada pengungkapan tanggung jawab sosial. Jika suatu perusahaan mengungkapkan item tersebut maka akan mendapatkan skor “1”, dan jika tidak menerapkan item tersebut maka mendapatkan skor “0”. Rumus perhitungan ISRI Anggraini (2015) adalah : 26 𝑰𝑺𝑹𝒋 = ∑ 𝑿𝒊𝒋 𝒏 Keterangan : ISRj = Islamic Social Reporting Index perusahaan j ∑ = Jumlah item/indicator yang diungkapan perusahaan j n = Total item/indicator penungkapan Faktor-faktor fundamental pada tanggung jawab sosial perusahaan adalah likuiditas, kepemilikan publik, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas empat variabel yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage¸dan ukuran perusahaan. Para investor dan kreditor dapan memilih dan mengevaluasi suatu perusahaan dengan melihat seberapa besar perusahaan yang dilihat dari profitabilitas dan ukuran perusahaan serta seberapa besar perusahaan menjamin hutang jangka pendek dan dibiayai oleh hutang dengan melihat rasio likuiditas dan leverage. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini ingin melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting yang belum diteliti oleh Othman (2009) dan Pratama (2016) yaitu menambahkan faktor-faktor lain diantaranya likuiditas dan leverage yang diperkirakan dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting. Pada penelitian Pratama (2016) tidak memberikan pengaruh signifikan pada 27 ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Berikut adalah variabel-variabel independen yang peneliti gunakan : 2.4. Profitabilitas (ROA) Pengungkapan mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan mencerminkan suatu pendekatan perusahaan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan bersifat multidimensi. Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk membuat suatu perusahaan memperoleh keuntungan Sembiring (2003). Menurut Astuti (2004) profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa yang akan datang. Rasio profitabilitas terdiri atas rasio marjin laba atas penjualan, rasio pengembalian atas total aktiva yang dikenal dengan return on asset ratio, rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa atau dikenal dengan return on equity ratio. Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna. Pada penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah 28 Return On Asset (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva perusahaan Anggraini (2015). Semakin tinggi keuntungan perusahaan berarti semakin banyak produksi yang dilakukan. Produksi yang banyak berarti masyarakat menikmati hasil produksi yang banyak dan beranekaragam, Rama (2016). Maka perusahaan juga harus memperhatikan tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. 2.5. Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya dalam jangka pendek. Pengukuran rasio secara umum menggunakan rasio lancar dan rasio cepat. Perbedaan pada rasio lancar dengan rasio cepat adalah pada perhitunngan rasio cepat membagikan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Jika rasio lancar membagikan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Kekuatan perusahaan yang di tunjukan rasio likuiditas tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan teori legitimasi bahwa kuatnya keuangan suatu perusahaan maka informasi yang diberikan juga luas. Tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan informasi 29 sosial perusahaan. Hal ini didasarkan dari adanya pengharapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat akan lebih banyak mengungkapkan informasi sosial dari pada perusahaan yang lemah. Tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi Badjuri (2011). Rasio likuiditas berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela. Karena kondisi perusahaan didasarkan pada alasan bahwa bagi perusahaan yang memiliki likuiditas baik, menunjukan memiliki struktur finansial yang baik pula. Jika kondisi ini diketahui oleh publik, maka perusahaan tidak terancam kinerjanya, bahkan jika likuiditas perusahaan itu diketahui oleh publik, secara langsung atau tidak langsung perusahaan menunjukan validitas kinerjanya Rahajeng (2010). 2.6. Leverage (DER) Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio laverage digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, artinya perusahaan dapat menggunakan rasio laverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio yang ada. Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang: a) Posisi perusahaan terhadap seluruh kewajiban kepada pihak lain 30 b) Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap c) Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal. Adapun jenis-jenis rasio laverage diantaranya : 1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) 2. Debt to Equity Ratio 3. Long Term Debt to Equity Ratio 4. Time Intertest Earned 5. Fixed Change Coverage Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang–utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam 31 (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antar utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuanya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Time Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai rasio Times Interest Earned. Hanya saja bedanya dengan rasio ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. 2.7. Ukuran Perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan dapat diukur dari total aktiva, jumlah karyawan, jumlah pemegang saham, asset tetap, penjualan perusahaan, dan modal dari perusahaan tersebut. Penelitian ini dengan menggunakan total aktiva. Menurut Othman (2009). Penelitian Haniffa (2005) telah membuktikan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan proxy total aset memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan 32 wajib ataupun sukarela. Namun, ada pula penelitian yang mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib dan sukarela. Penelitian tersebut dihasilkan oleh Pratama (2016) Perusahaan yang lebih besar adalah perusahaan yang memiliki sumber daya lebih banyak dari pada perusahaan yang lebih kecil dan perusahaan yang lebih besar memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak untuk dapat melakukan pengungkapan yang lebih sesuai dengan prinsip Islam. Besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasional lancar dan pengendalian persediaan yang terkendali. Besarnya aset perusahaan sangat menentukan besarnya perusahaan. Perusahaan manapun pasti menginginkan jumlah laba bersih sesudah dikurangi faktor pajak yang besar karena akan menambah jumlah modal yang digunakan untuk usaha. Agar diperoleh laba penjualan yang besar, maka perusahaan manapun pasti akan mengupayakan untuk melakukan perencanaan pemasaran yang optimal dan efektif. Sembiring (2003) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan dalam laporan tahunan, yang merupakan media untuk menyebarkan informasi tentang tanggungjawab sosial keuangan perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, informasi yang tersedia untuk investor tersebut semakin banyak. Adanya dugaan bahwa perusahaan yang kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini karena perusahaan ketiadaan sumber daya dan 33 dana yang cukup besar dalam laporan tahunan. Seorang menajeman khawatir apabila dengan adanya pengungkapan yang lebih banyak akan membahayakan posisi perusahaan terhadap kompetitor lain. Ketersediaan sumber daya dan dana membuat perusahaan merasa perlu membiayai penyediaan informasi untuk pertanggungjawaban sosialnya Pratama (2016). 2.8. Jakarta Islamic Index Jakarta Islamic Indeks atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Investment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah Bagi perusahaan yang telah didaftar di JII paling tidak perusahaan tersebut telah memenuhi filter dari prinsip-prinsip syariah dan sudah terpenuhi kriteria untuk indeks yang telah ditetapkan. Sedangkan tolok ukur filter syariah adalah usaha emiten bukan usaha perjudian, tidak menggunakan unsur ribawi sebagaimana dalam investasi konvensional, 34 bukan emiten yang mendistribusikan dan memproduksi barang-barang haram, atau barang-barang yang merusak moral bangsa. Manan (2009). Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal. Menurut Rodoni (2009) Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan indeks Islam adalah indeks konvensional memasukan seluruh saham yang tercatat di bursa dengan mengabaikan aspek halal haram, yang terpenting saham emiten yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku. Menurut fatwa DSN No. 40. 2003, Adapun syarat suatu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah adalah sebagai berikut : 1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengolahan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh 35 bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, antara lain : a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Lembaga keuangan ribawi, termasuk bank dan asuransi konvensional. c. Memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram. d. Memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barangbarang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. e. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya. 2. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas saham syariah yang dikeluarkan. 3. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki syariah Compliance Officer. A. Penelitian Terdahulu Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan. Dibawah ini penulis akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang pernah dilakukan. 36 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti, No. Tahun dan Judul Model Analisis Hasil Penelitian Penelitian 1. Ali Rama (2014) : Motode Skoring Analisis Menunjukkan Analisis Determinan bahwa bahwa hanya Pengungkapan variabel Islamic Social ukuran bank yang Reporting Studi berpengaruh signifikan Kasus Bank Umum positif terhadap Syariah Di Indonesia. pengungkapan ISR pada Jurnal Ekonomi Bank Umum Syariah di Syariah. Volume 2, Indonesia. No.1. Hlm. 95-115. 2. Irman Firmansyah Metode is content The result shows that (2014) : 2014. ISR as analysis Islamic social disclosure in Proction of CSR Bank Syariah Disclosure Bank Mandiri is higger than Bank Muamalat Indonesia Muamalat Indonesia. But and Bank Syariah either Bank Muamalat Mandiri. Jurnal Indonesia Ilmiah Esai. Vol. 8 or Bank Syariah Mandiri 37 not yet show result perfect N0. 1. disclosure measuresed from Islamic social reporting 3. Rita Rosiana, Regresi Linear Perusahaan memiliki Bustanul Arifin, dan Berganda pengaruh signifikan Muhamad Hamdani. terhadap pengungkapan (2015). Pengaruh pelaporan sosial Islam, Ukuran Perusahaan, sedangkan sisanya tidak Profitabilitas, berpengaruh Leverage, Dan Islamic Governance Score Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting. Jurnal Bisnis Dan Manajemen. Vol. 5 No. 1. Hlm. 87-104 38 4. Rohana Othman, Regresi Linear Tipe industri tidak Azlan Md Thani dan Berganda berpengaruh terhadap Erlane .K. Ghani tingkat ISR. (2009). Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Sharia-Approved Companies in Bursa Malaysia, Research Journal of Internasional Studies, 9 5. Septi Widiawati Regresi linier Seluruh variabel (2012). Analisis berganda berpengaruh signifikan Faktor-Faktor yang terhadap pengungkapan ISR Memepengaruhi Islamic Social Reporting PerusahaanPerusahaan yang Terdaftar Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011, 39 Skripsi S1 Diponegoro. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. 6. Siti Maria Wardayati Kuantitatif metode Tata kelola perusahaan (2015) : studi litelatur Islam yang proksi oleh Implementing Islamic Badan Pengawas Syariah Corporate mempengaruhi pelaporan Governance (ICG) sosial Islam. And Islamic Social Reporting In Islamic Financial Institution. Journal of Malaysia Social and Behavioral Sciences 219. Hlm. 338–343. 7. Teguh Sukma uji regresi linier data Hasil penelitian Pratama (2016) panel menggunakan menunjukkan bahwa ukuran model fixed effectdan perusahaan tidak uji hipotesis berpengaruh signifikan dan menggunakan t- positif terhadap Islamic Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Tipe 40 Industri Terhadap statistik untuk Social Reporting Islamic Social menguji koefisien Perusahaan.Tipe industri Reporting regresi parsial serta berpengaruh signifikan dan Perusahaan- F-statistik untuk positif terhadap Islamic Perusahaan Jakarta menguji pengaruh Social Reporting Islamic Index Periode secara simultan. Perusahaan.Sedangkan 2013-2015, Skripsi secara simultan ukuran Selain itu, juga Universitas Pamulang dilakukan uji asumsi perusahaan dan tipe industri Tangerang Selatan. klasik yang meliputi berpengaruh signifikan dan uji normalitas, uji positif terhadap Islamic multikolinearitas, uji Social Reporting heteroskedastisitas Perusahaan. dan uji autokorelasi. B. Kerangka Penelitian Kerangka pemikiran merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka pemikiran adalah jaringan asosiasi antar variabel yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis yang dianggap relevan pada situasi masalah serta diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi juga berperan dalam menyusun kerangka berfikir Sekaran (2007). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa Jakarta Islamic Index dipengaruhi oleh veriabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran 41 perusahaan. Profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan adalah sebagai variabel independen dan Islamic Social Reporting sebagai variabel dependen. Setelah mendapatkan data-data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang akan diteliti, maka akan diuji kesahihannya dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk melihat kekonsistenan data. Setelah itu, keempat variabel independen tersebut bersama-sama dengan Islamic Social Reporting sebagai variabel dependen akan dianalisis dengan metode regresi linier berganda dengan menggunakan data panel. Dengan hasil regresi tersebut diharapkan mendapat tingkat signifikansi pada setiap variabel independen dalam mempengaruhi Islamic Social Reporting. Berikut adalah kerangka berfikir yang diperoleh: 42 Gambar 2.1 Kerangka Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISLAMIC SOCIAL REPORTING PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2013-2015 Profitabilitas (X1) Leverage (X3) Likuiditas (X2) Ukuran perusahaan (X4) Islamic Social Reporting (Y) = Pendanaan dan Investasi, Produk atau Jasa, Karyawan, Masyarakat, Lingkungan, dan Tata Kelola Perusahaan Uji Asumsi Klasik Normalitas Multikolinieritas Autokorelasi Heteroskedastisitas Model Regresi Berganda Uji Hipotesis Uji R2 Uji F Uji t Interpretasi Kesimpulan dan Saran 43 C. Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa sanskerta yang terdiri dari “hypo” yang berarti kurang dan “thesis” yang berarti pendapat. Ada juga yang mengatakan hipotesis adalah pendapat yang baru setengah benar. Sehingga kalau didefinisikan, maka hipotesis adalah pendapat atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang diajukan, dimana kebenarannya perlu dibuktikan Pratama (2016). Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. H0: Tidak ada pengaruh antara profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting. H1: Ada pengaruh antara profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting. 2. H0: Tidak ada pengaruh antara likuiditas terhadap Islamic Social Reporting. H1: Ada pengaruh antara likuiditas terhadap Islamic Social Reporting. 3. H0: Tidak ada pengaruh antara leverage terhadap Islamic Social Reporting. H1: Ada pengaruh antara leverage terhadap Islamic Social Reporting. 4. H0: Tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting. H1: Ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap Jakarta Islamic Index. 5. H0: Tidak ada pengaruh antara profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting. 44 H1: Ada pengaruh antara profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Reporting. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat asosiatif yaitu metode penelitian yang menggunakan data berupa angka atau statistik yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menjelaskan dan menggambarkan pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen, dan Islamic Social Reporting sebagai variabel dependen. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menara I, Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai September 2016. 3.3. Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2012). Penelitian ini melibatkan empat variabel bebas (independen), satu variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan. 1. Variabel Bebas (Independen) 46 46 Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Profitabilitas (ROA) Astuti (2004) Mengatakan profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa yang akan datang. Rasio profitabilitas terdiri atas rasio marjin laba atas penjualan, rasio pengembalian atas total aktiva yang dikenal dengan return on asset ratio, rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa atau dikenal dengan return on equity ratio. Dalam penelitian ini menggunakan rasio return on assets (ROA). Variabel profitabilitas ini menggunakan satuan mata uang Rupiah dan diberi simbol ROA. ROA menunjukkan kinerja keuangan yang dilihat dari perbandingan antara laba bersih setalah pajak dengan total aset. Sehingga semakin tinggi ROA semakin baik kinerja keuangan kemungkinan besar perusahaan mempunyai kemampuan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara islami lebih luas. ROA = Laba Bersih / Total Asset 47 b. Likuiditas (CR) Current Ratio adalah rasio likuiditas dengan membandingkan aset lancar dengan liabilitas lancar, nilai yang dihasilkan lebih bisa menggambarkan kemampuan dalam membayar hutang jangka pendek. Rasio likuiditas juga melihat kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola piutang dan persediaannya untuk membayar hutang jangka pendek. Oleh karena itu dalam mengukur likuiditas suatu perusahaan untuk penelitian ini menggunakan Current Ratio yaitu dengan membagikan antara Current Asset dengan Current Liabilities. CR = Current Asset / Current Liabilities c. Leverage (DER) Dalam penelitian ini, penggunaan Leverage dengan menggunakan Debt to Equity berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan mengangkat tingkat pengembalian, semakin tinggi DER maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian, karena semakin banyak porsi hutang dibandingkan total ekuitas. Penggunaan total liabilitas akan mengikut sertakan kepentingan pihak lainnya selain kreditur jangka panjang, tetapi juga pihak supplier, kreditur jangka pendek, karyawan, dan juga pemerintah. DER merupakan hasil bagi dari total hutang dengan total ekuitas. DER = Total liabilities / Total Equity 48 d. Ukuran Perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dihitung dengan beberapa metode. Penelitian ini menggunakan proksi total aset yang diperoleh dari laporan posisi keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikarenakan total aset menunjukkan jumlah kepemilikan aset yang dimiliki perusahaan yang dilihat dari penjumlahan dari aset lancar dengan aset tetap, sehingga total aset dinilai lebih dapat mempresentasikan apakah suatu perusahaan masuk dalam kategori perusahaan ukuran besar atau kecil. Variabel ukuran perusahaan ini menggunakan satuan mata uang Rupiah dan diberi simbol SIZE, Putri (2014). SIZE = Logaritma Natural Total Aset (Ln Total Aset) 2. Variabel Terikat (Dependen) Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Islamic Social Reporting (ISR) yang diukur dengan indeks ISR dari masing-masing perusahaan setiap tahun. Nilai indeks tersebut diperoleh dengan metode Content Analysis pada laporan tahunan perusahaan. Metode Content Analysis merupakan teknik analisis berbentuk dokumen dan teks yang berupaya mengklasifikasi isi menurut kategori (indeks) yang sudah ditetapkan, dengan cara sistematis dan dapat diulang-ulang. Indeks yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks ISR tanpa pembobotan. 49 Oktaviana (2009) memaparkan mengenai dua pertimbangan penggunaan teknik tanpa pembobotan dalam skoring indeks pengungkapan sukarela. Pertama, laporan tahunan disampaikan untuk tujuan umum sehingga informasi yang diberikan tidak dapat dilihat dari sudut kepentingan tertentu. Suatu informasi tertentu tidak dapat dianggap lebih penting dari pada informasi lain karena kadar kepentingan tiap-tiap pihak berbeda. Suatu informasi yang dianggap penting oleh satu pihak mungkin saja dianggap kurang penting bagi pihak lain ataupun sebaliknya. Kedua pembobotan dapat mengandung subjektifitas karena tergantung pada penilaian dan argumentasi masing-masing peneliti. Oleh karena itu, pemberian skor pada indeks ISR dalam penelitian ini menggunakan metode Content Analysis tanpa pembobotan. Indeks ISR dalam penelitian ini terdiri dari 48 item pengungkapan yang tersusun dalam enam tema sesuai dengan penelitian Haniffa (2002) dan dimodifikasi dengan item-item pengungkapan pada penelitian Othman dkk (2010). Indeks tersebut dikategorikan menjadi enam tema yaitu, pendanaan dan Investasi, Produk atau jasa, karyawan, masyarakat, lingkungan, dan tata kelola perusahaan. Masing-masing item pengungkapan memiliki nilai 1 atau 0. Nilai 1 akan diberikan apabila item pada ISR terdapat dalam data perusahaan dan nilai 0 akan diberikan 50 apabila sebaliknya. Nilai-nilai tersebut kemudian dijumlahkan baik menurut masing-masing tema maupun secara keseluruhan. Sehingga nilai terbesar adalah 48 dan nilai terkecil adalah 0 untuk setiap perusahaan dalam setiap tahun. Variabel dependen ini diberi simbol ISR. Berikut rumus untuk menghitung besarnya Disclosure Level setelah skoring pada indeks ISR selesai dilakukan. ISR = Jumlah Pengukapan / Total Pengungkapan 3.4. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2012). Populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiiliki oleh populasi tersebut, Sugiyono (2012). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria perusahaan yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 51 1. Perusahaan yang masuk daftar JII periode Mei dan November dalam kurun waktu tahun 2013-2015 berturut-turut. 2. Perusahaan yang menggunakan Rupiah sebagai mata uang dasar pelaporan. Perusahaan yang menyajikan data laporan tahunan secara lengkap berturut-turut dalam kurun waktu tahun 2013-2015. Berikut tahap-tahap pengambilan sampel pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel No. Kriteria 1 Jumlah Perusahan yang listing pada JII periode Mei 18 2013 dan Nopember 2015. 2 Perusahaan yang menggunakan selain mata (3) uang Rupiah. 3 Perusahaan yang tidak menyajikan data (0) laporan tahunan secara lengkap berturut-turut dari tahun 2013-2015. Jumlah Perusahaan 15 Periode Tahun Penelitian 3 Jumlah Sampel 45 Sumber: Data diolah oleh peneliti 52 Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 sampel. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2013 – 2015 yang berjumlah 15 perusahaan. Adapun sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.2 Tabel 3.2 Sampel Penelitian No. Kode Saham Nama Emiten 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 2 AKRA AKR Corporindo Tbk 3 ASII Astra Internasional Tbk 4 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 5 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 6 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 8 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 9 KLBF Kalbe Farma Tbk 10 LPKR Lippo Karawaci Tbk 11 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk 12 SMGR Semen Gresik Tbk (Persero) 53 13 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 14 UNTR United Tractors Tbk 15 UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber : www.idx.co.id Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari annual report, laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2013–2015, data harga saham harian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id, www.yahoofinance.com dan di webside masing-masing perusahaan. Dari data tersebut dapat dikatakan sebagai data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah diterbitkan dan sudah digunakan. 3.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (Library Research). Studi kepustakaan merupakan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan peneliti tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah, Sugiyono (2012). Berdasarkan pengertian tersebut, maka penelitian tentang pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage¸ dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perusahaan-perusahaan yang 54 terdaftar di Jakarta Islamic Index menggunakan bermacam-macam literatur yang terdapat di ruang kepustakaan seperti buku, jurnal ilmiah, dan tulisantulisan yang terkait dengan penelitian. Selain itu penelitian ini juga mengambil data perusahaan melalui internet untuk dapat memperoleh informasi yang banyak dan menambah wawasan. Bahkan pengguna internet sering memuat hasil penelitian, penulisan, dan karya ilmiah terbarunya ke internet agar dapat diakses oleh pengguna lain. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan nama-nama perusahaan yang terdaftar pada saham Jakarta Islamic Index periode Mei dan November dalam kurun waktu tahun 2013-2015 yang diperoleh dari situs Jakarta Islamic Index (www.jii-analisis.com). Tahap selanjutnya, pengambilan data perusahaan berupa laporan tahunan (Annual Report) pada situs BEI (www.idx.go.id) dan website perusahaan terkait. Data-data perusahaan tersebut selanjutnya digunakan untuk pengolahan data peneliti. 3.6. Metode Analisis Data Berdasarkan sifat permasalahannya, maka penelitian ini lebih sesuai dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif analitis yang menggunakan pendekatan analisis korelasi dan regresi yang semua proses perhitungannya menggunakan software komputer Econometric Views versi 7.2 for Windows. 55 3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi (standard deviation). Menurut Ghozali (2011) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabelvariabel dalam penelitian ini, yaitu Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR), Leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE), dan Islamic Social Reporting pada perusahaan-perusahaan JII tahun 2013-2015. 3.6.2. Analisis Model Regresi Data Panel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari data time series dan cross section. Estimasi yang dilakukan dengan menyatukan kedua data tersebut yang disebut dengan data pooling atau panel data dengan pengolahan data menggunakan software EViews versi 7.2 for Windows untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Data panel (pool) yakni data yang merupakan gabungan antara runtun waktu (time series) dengan seksi silang (cross section). Oleh karenanya, 56 data panel memiliki gabungan karakteristik keduanya yaitu data yang terdiri dari beberapa objek dan meliputi beberapa waktu, Winarno (2011). Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain: 1. Model Common Effect Model common effect atau pooled regression model adalah metode estimasi yang menggabungkan (pooled) seluruh data times series dan cross section dengan menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) untuk melakukan estimasi parameternya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku data antara perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya model common effect sama sperti OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan times series atau data cross section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. 2. Model Fixed Effect Teknik model fixed effect adalah teknik mengestimasikan data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time invariant). Model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetapantar perusahaan dan antar waktu. 57 3. Model Random Effect Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel data dengan asumsi koefisien konstan dan intersep berbeda antara individu dan antar waktu (random effect). Dimasukannya variabel dummy didalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang dikenal juga dengan random effect model. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. 3.6.3. Uji Pemilihan Model Persamaan Data Panel Untuk meilih model yang paling tepat digunakan dalam mengolah data panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, diantaranya: 1. Uji Chow Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect. Uji chow dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih fixed effect pada cross section panel option, dengan ketentuan sebagai berikut: Hipotesis Uji Chow adalah: H0 : Common Effect Model 58 H1 : Fixed Effect Model a. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, berarti menggunakan pendekatan model common effect. b. Tetapi jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1, berarti menggunakan pendekatan model fixed effect. 2. Uji Hausman Sesuai yang dikatakan oleh Gujarati (2016), apabila jumlah data cross section (N) lebih besar dari jumlah data time series (T) maka digunakan metode random effect dalam pengolahannya. Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random effect. Uji hausman dilakukan dengan hipotesis berikut: H0: Model mengikuti random effect model H1: Model mengikuti fixed effect model Dalam penelitian ini Uji Hausman dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih random effect pada cross section panel option, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika probabilitas > 0,05 maka kita menerima H0, berarti menggunakan pendekatan random effect. b. Tetapi jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, dan menggunakan H1, berarti menggunakan pendekatan fixed effect. 59 3.6.4. Uji Dasar Asumsi Klasik Uji dasar asumsi klasik ini dilakukan sebagai parameter untuk mengukur apakah data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) atau tidak. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rataratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrim pada data yang diambil, Suliyanto (2011). Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak, Suliyanto (2011). Pada penelitian ini keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dengan membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan nilai alpha 0,05 (5%), dengan ketentuan sebagai berikut: a. Apabila Prob. JB > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal dan, b. Apabila Prob. JB < 0,05 maka tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa residual terdistribusi normal. 60 2. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas, Suliyanto (2011). Multikolinearitas adalah hubungan linear antara variabel independen di dalam regresi berganda. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika ada multikolinearitas antar variabel independen, estimasi dengan menggunakan metode Ordinary Least Square mempunyai varian yang minimum (BLUE). Karena estimator yang BLUE tidak memerlukan asumsi terbebas dari masalah multikolinearitas, Agus (2010). 3. Uji Heteroskedatisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk terjadi ketidaksamaan varian dari residual model regresi. Data yang baik adalah data yang homokedatisitas. Homokedasititas terjadi jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama atau konstan, Suliyanto (2011). Heteroskedatisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak konstan. Masalah heteroskedatisitas dengan demikian lebih sering muncul pada cross section dari pada times series. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut heteroskedatisitas. 61 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang, Suliyanto (2011). Autokorelasi merupakan korelasi antar variabel gangguan satu observasi dengan variabel gangguan observasi lain. Autokorelasi sering muncul pada times series. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Autokorelasi dapat dideteksi melalui metode Durbin-Watson (DW) dengan mengansumsikan bahwa variabel gangguan hanya berhubungan dengan variabel gangguan periode sebelumnya (lag pertama) yang dikenal dengan model autoregresif tingkat pertama dan variabel independen tidak mengandung variabel independen yang merupakan kelambanan dari variabel dependen, Agus (2010). 3.6.5. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen.Nilai R2 yang kecil mendekati 0 (nol), berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya nilai R2 yang mendekati 1 (satu), berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi 62 yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, Ghozali (2011). 2. Uji F (Uji Simultan) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen Ghozali (2011). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: a. Jika nilai siginifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikansi). Hal ini berarti bahwa secara simultan kedua variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan kedua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 3. Uji-t (Uji Signifikan Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen Ghozali (2011). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Penolakan dan penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 63 Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05. Apabila Prob. < 0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung > t tabel, maka H0 di tolak dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai t hitung < t tabel, maka H0 di terima dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependennya. 3.6.6. Analisis Regresi Data Panel Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier data panel, yang bertujuan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel independen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktur dimanipulasi. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara ISR dengan variabel-variabel independennya. Penelitian ini menggunakan model regresi linier data panel dengan persamaan sebagai berikut: ISR = α + β1ROA + β2CR + β3DER + β4SIZE + ε 64 Keterangan: ISR : Tingkat Islamic Social Reporting α : Regresi yang diterima βi : Parameter yang diestimasi ROA : Profitabiltas CR : Likuiditas DER : Leverage SIZE : Ukuran Perusahaan (Ln Total Aset) ε : Error term I : 1,…,4. … (4.1) Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan tingkat ISR maka dilakukan pengujian-pengujian hipotesis penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian dibawah ini. 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Jakarta Islamic Index (JII) Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Saham Syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES (Daftar Efek Syariah) oleh Bapepam dan LK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh Bapepam dan LK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya (www.ojk.go.id). Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut: 1. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham yang termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK. 66 66 2. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir. 3. Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 (satu) tahun terakhir. Adapun syarat suatu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah adalah sebagai berikut : 1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengolahan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, antara lain : a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Lembaga keuangan ribawi, termasuk bank dan asuransi konvensional. c. Memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram. d. Memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 67 e. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominant dari modalnya. 2. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas saham syariah yang dikeluarkan. 3. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsipprinsip syariah dan memiliki syariah Compliance Officer. Syarat suatu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah yang telah disebut di atas, selanjutnya menjadi dasar untuk menentukan perusahaan-perusahaan yang sahamnya dapat diikutsertakan dalam perhitungan indeks saham Jakarta Islamic Index. Saham-saham yang telah memenuhi kriteria yang telah disebutkan diatas kemudian diseleksi dalam beberapa tahapan untuk diikutsertakan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’at Islam dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan, kecuali saham yang termasuk dalam sepuluh kapitalisasi besar. 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan terakhir yang mempunyai rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal 90%. 68 3. Memilih enam puluh saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. 4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas ratarata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatau data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Untuk memberikan gambaran statistik berikut akan disajikan hasil uji statistik deskriptif menggunakan EViews versi 7.2 dalam tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif Date: 05/16/17 Time: 23:38 Sample: 2013 2057 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Observations Cross section ISR ROA CR DER SIZE 0.731944 0.729167 0.812500 0.583333 0.060348 45 15 0.117029 0.101600 0.421400 0.012900 0.088503 45 15 2.209900 1.882300 6.913100 0.584600 1.527873 45 15 0.866082 0.682900 2.258800 0.158000 0.563171 45 15 31.22884 30.95020 37.60740 29.71520 1.338153 45 15 Sumber: Data diolah oleh peneliti Statistik deskriptif diatas memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai mean, median, maksimum, minimum standar deviasi, observasi, cross 69 section, dan lain-lain. Berdasarkan Tabel 4.1 nilai observasi sebesar 45 dan nilai cross section sebesar 15 yang menunjukan bahwa jumlah sampel data yaitu sebanyak 45 data laporan tahunan dari 15 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tiga tahun penelitian yaitu periode 20132015. Variabel Profitabilitas menunjukan nilai minimum sebesar 0.012900 dan nilai maksimum sebesar 0.421400, Sedangkan nilai mean atau ratarata menunjukan angka 0.117029 dan standar deviasi sebesar 0.088503. Variabel Likuiditas menunjukan nilai minimum sebesar 0.584600 dan nlai maksimum sebesar 6.913100. Nilai mean atau rata rata sebesar 2.209900 dan standar deviasi sebesar 1.527873. Variabel Leverage menunjukan nilai minimum sebesar 0.158000 dan nilai maksimum sebesar 2.258800, Sedangkan nilai mean atau rata-rata menunjukan angka 0.866082 dan standar deviasi sebesar 0.563171. Variabel Ukuran Perusahaan menunjukan nilai minimum sebesar 29.71520 dan nlai maksimum sebesar 37.60740. Nilai mean atau rata rata sebesar 31.22884 dan standar deviasi sebesar 1.338153. Variabel Islamic Social Repoting menunjukan nilai minimum sebesar 0.583333 dan nlai maksimum sebesar 0,812500. Nilai mean atau rata rata sebesar 0,731944 dan standar deviasi sebesar 0,060348. 4.2.2. Analisis Model Regresi Data Panel Estimasi model/ persamaan (Equation Estimation) digunakan untuk melakukan analisa empiris yang tidak mungkin dilakukan jika hanya 70 menggunakan data time series atau cross section. Dengan mengkombinasikan data time series dan cross section maka panel data ini memiliki beberapa keunggulan Pratama (2016). Berikut ini merupakan hasil dari estimasi model regresi panel data: 1. Model Common Effect (CE) Tabel 4.2 Model Common Effect (CE) Dependent Variable: ISR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:29 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? 0.309639 0.222114 -0.013008 -0.047563 0.014930 0.202093 0.094297 0.005694 0.015115 0.006205 1.532163 2.355468 -2.284604 -3.146846 2.406132 0.1334 0.0235 0.0277 0.0031 0.0208 U s R-squared u Adjusted R-squared S.E. of regression m Sum squared resid b likelihood Log F-statistic e Prob(F-statistic) 0.350200 0.285220 0.051021 0.104126 72.69614 5.389351 0.001442 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.731944 0.060348 -3.008717 -2.807977 -2.933883 1.137366 S Sumber: Data diolah oleh peneliti Berdasarkan tabel 4.2 dengan menggunakan model Common Effect (CE) memiliki nilai konstanta sebesar 0.309639, sedangkan untuk nilai koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar 0.222114, koefisien regresi variabel likuiditas sebesar -0.013008, koefisien regresi variable leverage -0.047563, koefisien regresi variabel ukuran perusahaan 0.014930, Sehingga persamaan regresinya menjadi: 71 ISR = 0.309639 + 0.222114ROA - 0.013008CR - 0.047563DER + 0.014930SIZE + e Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menggunakan uji persamaan model common effect. Dalam model ini variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Islamic social reporting. 2. Model Fixed Effect (FE) Tabel 4.3 Model Fixed Effect (FE) Dependent Variable: ISR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:35 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable S C ROA? CR? DER? SIZE? Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. 0.845683 -0.558923 -0.007601 -0.012218 -0.000671 0.194324 0.238143 0.005217 0.008882 0.005491 4.351936 -2.347010 -1.456919 -1.375634 -0.122173 0.0002 0.0268 0.1571 0.1807 0.9037 sumber: Data diolah oleh peneliti Berdasarkan tabel 4.3 dengan menggunakan model Fixed Effect (FE) memiliki nilai konstanta sebesar 0.845683, sedangkan untuk nilai koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar -0.558923, koefisien regresi variabel likuiditas sebesar -0.007601, koefisien regresi variabel 72 leverage -0.012218, koefisien regresi variable ukuran perusahaan 0.000671, Sehingga persamaan regresinya menjadi: ISR = 0.845683 - 0.558923ROA - 0.007601CR - 0.0122180DER 0.000671SIZE + e 3. Model Random Effect (RE) Tabel 4.4 Model Random Effect (FE) Dependent Variable: ISR? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/20/17 Time: 15:35 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? 0.437660 0.090786 -0.007497 -0.017334 0.010095 0.137374 0.098693 0.004198 0.008436 0.004148 3.185903 0.919890 -1.786019 -2.054669 2.433457 0.0028 0.3631 0.0817 0.0465 0.0195 Sumber: Data diolah oleh peneliti Model Random Effect (RE) hanya dapat diestimasikan pada saat jumlah entitas/perusahaan lebih banyak dari jumlah variabel. Berdasarkan tabel 4.4 dengan menggunakan model Random Effect (RE) memiliki nilai konstanta sebesar 0.437660, sedangkan untuk nilai koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar 0.090786, koefisien regresi variabel likuiditas sebesar -0.007497, koefisien regresi variabel leverage -0.017334, koefisien regresi variabel ukuran perusahaan 0.010095, Sehingga persamaan regresinya menjadi: 73 ISR = 0.437660 + 0.090786ROA - 0.007497CR - 0.017334DER + 0.010095SIZE + e 4.2.3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel 1. Uji Chow (Redundant Fixed Effect Tests) Berikut adalah hasil dari Uji Chow yang dilakukan dalam penelitian ini: Tabel 4.5 Uji Chow (Redundant Fixed Effect Tests) Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F Cross-section Chi-square 10.452115 85.109059 (14,26) 14 0.0000 0.0000 Sumber: Data diolah oleh peneliti Pada tabel 4.5.dapat dilihat hasil Uji Chow bahwa nilai probabilitas (Prob) Cross-section Chi-square adalah 0,00000 < 0,05 (ditentukan diawal sebagai tingkat signifikan atau alpha), maka H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model fixed effect lebih tepat dibandingkan dengan model common effect. 2. Uji Hausman (Correlated Random Effect Test) Berikut adalah hasil dari Uji Hausman yang dilakukan dalam penelitian ini: 74 Tabel 4.6 Uji Hausman (Correlated Random Effect Test) Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 27.481451 0.0000 4 Sumber: Data diolah oleh peneliti Pada tabel 4.6.dapat dilihat hasil Uji Hausman bahwa nilai probabilitas (Prob) Cross-section random adalah 0.0000 < 0,05 ( ditentukan diawal sebagai tingkat signifikan atau alpha), maka H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model fixed effect lebih tepat dibandingkan dengan model random effect. 4.2.4. Uji Dasar Asumsi Klasik Untuk data panel maka pengujian asumsi klasik yang dilakukan Uji Normalitas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas, dan Multikolinearitas. Yang dilakukan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Pada penelitian ini keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dengan membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan nilai alpha 0,05 (5%). Berikut adalah grafik histogram uji normalitas: 75 6 Series: Residuals Sample 2013 2057 Observations 45 5 4 3 2 1 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis -1.69e-16 0.003052 0.080820 -0.127500 0.048647 -0.353312 2.600617 Jarque-Bera Probability 1.235293 0.539212 0 -0.10 -0.05 0.00 0.05 Gambar 4.1 Grafik Histogram Pada gambar 4.1 terlihat bahwa nilai Prob. JB hitung sebesar 0,539212 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas > 0,85 maka terjadi multikolinieritas Agus (2010). Berikut ini merupakan hasil dari uji multikolinieritas pada variabel dependen ROA, CR, DER, dan SIZE : Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas ROA CR DER SIZE ROA CR DER SIZE 1.000000 -0.160662 0.163593 -0.314206 -0.160662 1.000000 -0.416230 -0.153010 0.163593 -0.416230 1.000000 0.006970 -0.314206 -0.153010 0.006970 1.000000 Sumber : Data diolah oleh peneliti 76 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antar variabel independen dalam penelitian ini tidak terdapat variabel yang memiliki nilai di bawah 0,85 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dan residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas yang digunakan Uji Glejser. Uji Glejser menggunakan nilai absolute residual sebagai variabel dependen, dimana untuk mengetahui apakah sebuah model regresi memiliki indikasi heteroskedastisitas dengan cara meregresi absolute residual (UbsUt). Apabila Nilai Prob. F-statistic (F hitung) lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 diterima yang artinya tidak terjadi Heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 ditolak yang artinya terjadi Heteroskedastisitas. Berikut ini merupakan hasil dari uji heteroskedastisitas : 77 Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic Prob(F-statistic) 1.528870 0.212239 Durbin-Watson stat 1.985267 Sumber : Data diolah oleh peneliti Dari hasil uji asumsi klasik di atas terlihat tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena Nilai Prob. F hitung sebesar 0.212239 > 0,05 sehingga, berdasarkan uji hipotesis H0 diterima yang artinya tidak terjadi Heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson. Uji DW merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi Winarno (2009). Autokorelasi terjadi ketika kesalahan pengganggunya saling korelasi satu sama lainnya. Uji Autokorelasi ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problema autokorelasi, dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). 78 Menurut Pratama (2016) adalah satu ukuran dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4 – du). b. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dl). c. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW lebih besar dari pada (4 – dl). d. Tidak dapat disimpulkan, jika nilai DW terletak antara batas bawah (du) dan batas atas (dl) atau DW terletak diantara (4 – du) dan (4 – dl). Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/16/17 Time: 23:42 Sample: 2013 2057 Included observations: 45 Presample missing value lagged residuals set to zero. F-statistic Prob(F-statistic) 0.643643 0.694701 Durbin-Watson stat 1.854688 Sumber: Data diolah oleh peneliti Berdasarkan hasil Uji Autokorelasi di atas, diketahui nilai DW 1.854688. Selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikan 5%, jumlah sampel (n=45), dan jumlah variabel independen 79 (k=4) = 4.45 (cari pada tabel DW) maka diperoleh nilai du sebesar 1,7200. Nilai DW 1.854688 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,7200 dan kurang dari (4 – du) 4 – 1,7200 = 2,28 sehingga dapat disimpulakn bahwa tidak terjadi autokorelasi baik secara negatif maupun positif. 4.2.5. Pengujian Hipotesis 1. Kosfisien Determinasi (R2) Dari tabel 4.2 model common effect dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari model regresi yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.285220 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Ukuran Perusahaan) dalam menejelaskan variabel dependen (Islamic Social Reporting) adalah sebesar 28,5220% sisanya 74,4780% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini. 2. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Dari tabel 4.2 model common effect dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 5.389351 dengan nilai probabilitas 0,001442. Sementara nilai Ftabel dengan df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (5-1), (45-5) adalah 2,61 yang berarti lebih kecil dari Fhitung maka H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel independen (Profitabilitas, Likuiditas, 80 Leverage dan Ukuran Perusahaan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Islamic Social Reporting) 3. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Islamic Social Reporting (ISR) Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan dengan menggunakan eviews 7.2 yang ditujukan terlihat bahwa profitabilitas menunjukan hasil thitung sebesar 2.355468. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (2.355468 > 2,02108). Nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.0235 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0235 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap ISR pada perusahaanperusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. b. Pengaruh Likuiditas Terhadap Islamic Social Reporting (ISR) Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan dengan menggunakan eviews 7.2 yang ditujukan terlihat bahwa likuiditas menunjukan hasil thitung sebesar -2.284604. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) 81 (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (2.284604 > 2,02108). Nilai likuiditas signifikansi sebesar 0.0277 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0277 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap ISR pada perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. c. Pengaruh Leverage Terhadap Islamic Social Reporting (ISR) Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan dengan menggunakan eviews 7.2 yang ditujukan terlihat bahwa leverage menunjukan hasil thitung sebesar -3.146846. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (3.146846 > 2,02108). Nilai leverage signifikansi sebesar 0.0031 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0031 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap ISR pada perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. d. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Islamic Social Reporting (ISR) Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan dengan menggunakan eviews 7.2 yang ditujukan terlihat bahwa ukuran perusahaan 82 menunjukan hasil thitung sebesar 2.406132. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (2.406132 > 2,02108). Nilai ukuran perusahaan signifikansi sebesar 0.0208 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0208 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap ISR pada perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. 4.2.6. Analisis Regresi Data Panel Berdasarkan penjelasan diatas, maka hasil persamaan regresi data panel yang menguji variabel Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Islamic Social Reporting pada perusahaanperusahan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Tabel 4.10 Uji Regresi Panel dengan commom Effect Dependent Variable: ISR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:29 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? 0.309639 0.222114 -0.013008 -0.047563 0.014930 0.202093 0.094297 0.005694 0.015115 0.006205 1.532163 2.355468 -2.284604 -3.146846 2.406132 0.1334 0.0235 0.0277 0.0031 0.0208 R-squared 0.350200 Mean dependent var 0.731944 83 Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid S likelihood Log F-statistic Prob(F-statistic) u 0.285220 0.051021 0.104126 72.69614 5.389351 0.001442 S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.060348 -3.008717 -2.807977 -2.933883 1.137366 mber: Data diolah oleh peneliti a) Pengaruh profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa profitabilitas menunjukan hasil thitung sebesar 2.355468. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (2.355468 > 2,02108). Nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.0235 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0235 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap ISR pada perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Sesuai dengan teori Chariri (2008) bahwa semakin tinggi profitabilitas maka perusahaan akan lebih luas dalam mengungkapkan informasi termasuk informasi mengenai tanggung jawab sosial secara Islami. b) Pengaruh Likuiditas Terhadap Islamic Social Reporting (ISR) Berdasarkan tabel 4.10 hasil perhitungan dengan menggunakan eviews 7.2 yang ditujukan terlihat bahwa likuiditas menunjukan hasil thitung sebesar -2.284604. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) 84 (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (2.284604 > 2,02108). Nilai likuiditas signifikansi sebesar 0.0277 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0277 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap ISR pada perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Sesuai dengan teori Kasmir (2012) bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin luas tingkat pengungkapan informasi sosial perusahaan. c) Pengaruh Leverage Terhadap Islamic Social Reporting (ISR) Berdasarkan tabel 4.10 hasil perhitungan dengan menggunakan eviews 7.2 yang ditujukan terlihat bahwa leverage menunjukan hasil thitung sebesar -3.146846. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (3.146846 > 2,02108). Nilai leverage signifikansi sebesar 0.0031 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0031 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap ISR pada perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Sesuai dengan teori Harahap, 85 Sofyan Safri (2010) yaitu dengan banyaknya tingkat hutang maka akan lebih banyak pula yang diungkapkan dalam pengungkapan ISR. d) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Islamic Social Reporting (ISR) Berdasarkan tabel 4.10 hasil perhitungan dengan menggunakan eviews 7.2 yang ditujukan terlihat bahwa ukuran perusahaan menunjukan hasil thitung sebesar 2.406132. Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (45-5) = (0,025) (40) yaitu sebesar 2,02108, maka thitung lebih besar dari ttabel (2.406132 > 2,02108). Nilai ukuran perusahaan signifikansi sebesar 0.0208 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.0208 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap ISR pada perusahaanperusahaan Jakarta Islamic Index periode 2013-2015. Sesuai dengan teori Othman, Rohana (2009) bahwa perusahaan yang lebih besar akan cenderung melakukan pengungkapan ISR 1. Analisis Ekonomi Berdasarkan dari pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa analisis regresi data panel menjelaskan hubungan antara profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran 86 perusahaan terhadap Islamic Social Reporting periode 2013-2015. Berikut hasil dari penelitian ini. a) Profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting Para investor dan kreditor dapat memilih atau mengevaluasi saham mana yang akan dipilih. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Islamic Social Reporting, artinya semakin besar tingkat profitabilitas maka semakin besar tingkat pengungkapan ISR sesuai dengan teori Chariri (2008). Nilai koefisien X1 atau profitabilitas (ROA) adalah sebesar 0.222114 yang menunjukan bahwa jika nilai ROA mengalami kenaikan sebesar Rp 1 maka akan menaikan ISR sebesar 0.222114% dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap. Maka hasil penelitian tersebut sesuai dengan peneliti sebelumnya yaitu penelitian Othman (2009), Widiawati (2012) dan Raditya (2012) bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Islamic Social Reporting. b) Likuiditas Terhadap Islamic Social Reporting Para investor dan kreditor dapat memilih atau mengevaluasi saham mana yang akan dipilih. Para investor dapat melihat tingkat rasio likuiditas perusahaan tersebut jika tingkat rasio likuiditas besar maka semakin terjamin pula pembayaran hutang jangka pendek kepada kreditor. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 87 likuiditas memiliki hubungan signifikan negatif terhadap Islamic Social Reporting, artinya Semakin besar tingkat likuiditas maka semakin besar tingkat pengungkapan ISR sesuai dengan teori Kasmir (2012) bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin luas tingkat pengungkapan informasi sosial perusahaan. Nilai koefisien X2 atau likuiditas (CR) adalah sebesar 0.013008 menunjukan bahwa nilai CR mengalami kenaikan sebesar Rp 1 maka menurunkan nilai ISR sebesar -0.013008% dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap. c) Leverage Terhadap Islamic Social Reporting Para investor dan kreditor dapat memilih atau mengevaluasi saham mana yang akan dipilih. Variabel leverage ini juga berhubungan dengan variabel likuiditas maka peneliti mengambil variabel ini. Variabel leverage ingin mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut dibiayai oleh hutang. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki hubungan signifikan negatif terhadap Islamic Social Reporting, artinya Semakin besar tingkat leverage maka semakin besar tingkat pengungkapan ISR Sesuai dengan teori Harahap, Sofyan Safri (2010) yaitu Dengan banyaknya tingkat hutang maka akan lebih banyak pula yang diungkapkan dalam pengungkapan ISR. Nilai koefisien X3 atau leverage (DER) adalah sebesar 0.047563 menunjukan bahwa nilai DER mengalami kenaikan 88 sebesar Rp 1 maka menurunkan nilai ISR sebesar -0.047563% dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap. d) Ukuran Perusahaan Terhadap Islamic Social Reporting Para investor dan kreditor dapat memilih atau mengevaluasi saham mana yang akan dipilih. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Islamic Social Reporting, sesuai dengan teori Othman (2009) bahwa perusahaan yang lebih besar akan cenderung melakukan pengungkapan ISR. Nilai koefisien X4 atau ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar 0.014930 menunjukan bahwa nilai SIZE mengalami kenaikan sebesar Rp 1 maka menaikan nilai ISR sebesar 0.014930% dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap. Maka hasil penelitian tersebut sesuai dengan peneliti sebelumnya yaitu penelitian Othman (2009), Widiawati (2012) dan Raditya (2012) bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Islamic Social Reporting. Tetapi variabel ukuran perusahaan ini berbeda dengan hasil Pratama (2016), peneliti melihat perbedaan hasil ini dikarenakan perbedaan cara olah data sehingga hasil variabel tersebut berbeda dengan penelitian ini. 89 BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan uji statistik deskriptif, uji persamaan model dengan menggunakan common effect model, fixed effect model, dan random effect model, uji pemilihan persamaan model dengan uji chow dan uji hausman, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas dan uji autokorelasi dengan menggunakan fixed effect model serta uji regresi linier data panel dengan menggunakan common effect model, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini, antara lain: 1. Hasil penelitian ini Islamic social reporting memiliki 48 item pengungkapan yang tersusun dalam enam tema sesuai dengan penelitian Haniffa, Ross (2002) dan dimodifikasi dengan item-item pengungkapan pada penelitian Othman dkk (2010). Indeks tersebut dikategorikan menjadi enam tema yaitu, pendanaan dan investasi, produk atau jasa, karyawan, masyarakat, lingkungan, dan tata kelola perusahaan. Dari enam tema Islamic social reporting tersebut secara statistik dipengaruhi oleh variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan. 2. Variabel profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap Islamic social reporting. Jika profitabilitas perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index semakin tinggi maka perusahaan akan lebih luas dalam 90 90 mengungkapkan informasi termasuk informasi mengenai tanggung jawab sosial. 3. Variabel likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap Islamic social reporting. Jika rasio likuiditas perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index semakin tinggi maka terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur. Dari sisi kesehatan semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin luas tingkat pengungkapan informasi sosial perusahaan. Dari sisi ukuran kinerja, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas rendah maka perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja. 4. Variabel leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap Islamic social reporting. Dengan banyaknya tingkat hutang pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index maka akan lebih banyak pula yang diungkapkan dalam pengungkapan ISR. 5. Variabel ukuran perusanaan berpengaruh signifikan positif terhadap Islamic social reporting. Jika suatu perusahaan di Jakarta Islamic Index memiliki ukuran perusahaan yang tinggi maka perusahaan tersebut akan lebih luas dalam mengungkapkan ISR. 6. Hasil pengujian secara simultan menunjukan bahwa variabel independen profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Islamic Social Reporting (ISR). 91 7. Dari hasil pengujian pemilihan efek dengan uji chow (CE dan FE) menunjukan bahwa terdapat efek individu pada setiap perusahaan secara parsial yang bersifat fixed effect. 8. Hasil pengujian pemilihan efek dengan uji hausman (FE dan RE) menunjukan bahwa adanya kesamaan sifat dengan pengujian efek dengan uji chow yakni efek individu pada setiap perusahaan secara parsial bersifat fixed effect. 5.2. Saran dan Implikasi Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat. Adapun saran dan implikasi tersebut sebagai berikut: 1. Bagi Akademis Menambah jumlah sampel, faktor-faktor lain dalam penelitian dan memanjangkan periode waktu penelitian agar menambah jumlah data sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik serta memberikan manfaat berupa pengetahuan mengenai profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan dan digunakan sebagai rujukan penelitian selanjutnya. 2. Bagi Investor Dalam berinvestasi investor akan dihadapkan pada resiko investasi yang besar maka mendapatkan laba yang besar pula karena hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan 92 pengambilan keputusan investasi sehingga menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang berguna untuk tambahan bagi para perusahaan dalam melakukan kebijakan yang berhubungan dengan investasi. Standarisasi pengungkapan CSR pada bisnis syariah saat ini tidak hanya pengungkapan ISR tetapi terdapat indeks-indeks baru mengenai aktivitas sosial yang seharusnya dilakukan oleh unit bisnis syariah seperti indeks Islamic Financial Institutions (IFis) dan Ideal Ethical Identity yang dikembangkan oleh Haniffa, Ross dan Hudaib. Oleh karena itu peniliti selanjutnya perlu mengkaji lebih dalam terkait aktivitas CSR di suatu unit bisnis syariah dengan mengacu kepada beberapa indeks yang berbeda. 93 DAFTAR PUSTAKA Agus, Widarjono. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta, Edisi Ketiga. EKONISIA. Anggraini, Vivi. 2015. Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting, Profitabilitas, Dan Leverage, Terhadap Earning Response Coefficient. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri, Jakarta. Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta. Ayu. 2010. Analisis Pengaruh Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk Daftar Jakarta Islamic Index (JII). Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok. Badjuri, Achmad. 2011. Faktor-Faktor Fundamental, Mekanisme Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur dan Sumber Daya Alam Di Indonesia. Universitas Stikubank. Vol.3- No.1 Hlm. 38-54. Chariri, Ahmad. 2008. Kritik Sosial Atas Pemakaian Teori Dalam Penelitian Pengungkapan Sosial Dan Lingkungan, Semarang: Jurnal Maksi. Vol. 8 No.2, Hlm. 151-169 Firmansyah, Irman. 2014. ISR as Proction of CSR Disclosure Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri. Jurnal Ilmiah Esai. Vol. 8 N0. 1. 94 94 Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar. 2001. Ekonometrika Dasar. Erlangga, Jakarta. Haniffa, Ross. 2002. Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective. Indonesian Management & Accounting Research Vol.1 No.2. Hlm. 128– 146. Harahap, Sofyan Safri. 2010. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Ikatan Akuntansi Indonesia, 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 19 (revisi 2010) tentang Asset Tidak Berwujud, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 (revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan, Jakarta. ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan ke-2. Kencana. Jakarta Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-38/PM/1996 Maali, Bassam, dkk, 2006. Social Reporting by Islamic Banks, Abacus Vol.42, No.2. Manan, H. Abdul. 2009. Aspek Hukum dan Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana. 95 Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2011. Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Oktaviana, Ardiasih. 2009 Pengungkapan Analisis Sukarela Struktur pada Kepemilikan Perusahaan Terhadap Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007, Skripsi Strata-1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok. Othman, R., & Thani Azlan Md , dan Ghani Erlane K. 2010. Islamic Social Reporting of Listed Companies In Malaysia. International Business & Economics Research Journal, 12. Othman, Rohana. 2009. Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Sharia-Approved Companies in Bursa Malaysia, Research Journal of Internasional Studies, 9. Peraturan Bapepam No.KEP-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 Pratama, Teguh Sukma. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Tipe Industri Terhadap Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Jakarta Islamic Index Periode 2013-2015, Skripsi Universitas Pamulang Tangerang Selatan. Putri, Tria Karnia. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting, Skripsi S1 Universitas Diponegoro, Semarang. Raditya, Amilia. Nurul. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah (DES). Skripsi.FE Universitas Indonesia 96 Rahajeng, Rahmi Galuh. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Skripsi Diponegoro: Universitas Diponegoro. Rama, Ali Dan Ali, Herni. 2016. The Ranking Performance On Sharia Finance Institutions Based On Maqashid Al-Shari‟ah. Vol. 39, No. 2, Hlm. 139153. Rama, Ali. 2016. Construction Index of Islamic Economics and Empirical Studies in Indonesia. Jurnal Bimas Islam, Vol. 9, No. 3, Hlm.557-594. Rama, Ali. 2015. Analisis Sistem Tata Kelola Syariah Bagi Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia. Jurnal Bimas Islam. Vol 8, No. 1, Hlm. 87-119. Rama, Ali. Pembangunan Ekonomi Dalam Tinjauan Maqashid Syariah. Jurnal Penelitian, Vol.1 No. 1, Hlm. 31-46. Rama, Ali.2014. Analisis Determinan Pengungkapan Islamic Social Reporting Studi Kasus Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Syariah. Volume 2, No.1. Hlm. 95-115. Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Rosiana, Rita. Arifin, Bustanul. & Hamdani, Muhamad. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Islamic Governance Score Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting. Jurnal Bisnis Dan Manajemen. Vol. 5 No. 1. Hlm. 87-104. Sekaran, Uma. 2007 Research Methods for Business, Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta. 97 Sembiring, Eddy Rismanda, 2006 Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Maksi Universitas Diponegoro, Semarang, Vol. 6, No. 1. Hlm. 69-85. Sembiring, Eddy Rismanda, 2003 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Jurnal Telaah Akuntansi, V0l. 01, No.01. Hlm 1-21. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & B, Alfabeta, Bandung. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2007. Diakses pada tanggal 25 Juni 2016 dari http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uubi/Documents/UU25Tahun2007PenanamanModal.pdf Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2007. Diakses pada tanggal 25 Juni 2016 dari http://tkaonline.naker.go.id/pdf/uu40-2007_PT.pdf Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 1999. Diakses pada tanggal 30 September 2016 dari http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu bi/Documents/UU8Tahun1999PerlindunganKonsumen.pdf 98 Wardayati, Siti Maria. 2015 : Implementing Islamic Corporate Governance (ICG) And Islamic Social Reporting In Islamic Financial Institution. Journal of Malaysia Social and Behavioral Sciences 219. Hlm. 338–343. Widiawati, Septi. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011, Skripsi S1 Diponegoro. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Winarno,Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi kedua.Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN) Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews, Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN). Kitab Suci Al-Qur’an: Qs. Al-Baqarah ayat 177 Qs. Al-Baqarah ayat 278-280 Qs. Ar’rum ayat 41 Website: CSR Indonesia Newsletter: 2008 www.idx.go.id www.jii-analisa.com 99 LAMPIRAN-LAMPIRAN 101 100 Lampiran 1 Uji Statistik Deskriptif Date: 05/16/17 Time: 23:38 Sample: 2013 2057 ISR ROA CR DER SIZE 0.731944 0.729167 0.812500 0.583333 0.060348 -0.831938 3.001512 0.117029 0.101600 0.421400 0.012900 0.088503 2.111344 7.565935 2.209900 1.882300 6.913100 0.584600 1.527873 1.405104 4.395974 0.866082 0.682900 2.258800 0.158000 0.563171 0.804170 2.823186 31.22884 30.95020 37.60740 29.71520 1.338153 2.568510 12.52518 Jarque-Bera Probability 5.190914 0.074612 72.52286 0.000000 18.46128 0.000098 4.908791 0.085915 219.5964 0.000000 Sum Sum Sq. Dev. 32.93750 0.160243 5.266300 0.344639 99.44550 102.7134 38.97370 13.95511 1405.298 78.78880 45 15 45 15 45 15 45 15 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis Observations 45 Cross section 15 Sumber : Data diolah oleh peneliti Lampiran 2 Common Effect (CE) Model Dependent Variable: ISR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:29 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? 0.309639 0.222114 -0.013008 -0.047563 0.014930 0.202093 0.094297 0.005694 0.015115 0.006205 1.532163 2.355468 -2.284604 -3.146846 2.406132 0.1334 0.0235 0.0277 0.0031 0.0208 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood 0.350200 0.285220 0.051021 0.104126 72.69614 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. 0.731944 0.060348 -3.008717 -2.807977 -2.933883 101 F-statistic Prob(F-statistic) 5.389351 0.001442 Durbin-Watson stat 1.137366 Sumber : Data diolah oleh peneliti Lampiran 3 Model Fixed Effect (FE) Dependent Variable: ISR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:35 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? Fixed Effects (Cross) _AALI—C _AKRA—C _ASII—C _ASRI—C _BSDE—C _ICBP—C _INDF—C _INTP—C _KLBF—C _LPKR—C _LSIP—C _SMGR—C _TLKM—C _UNTR—C _UNVR—C 0.845683 -0.558923 -0.007601 -0.012218 -0.000671 0.194324 0.238143 0.005217 0.008882 0.005491 4.351936 -2.347010 -1.456919 -1.375634 -0.122173 0.0002 0.0268 0.1571 0.1807 0.9037 -0.015769 -0.081632 0.023652 -0.136792 0.011732 -0.001914 0.014861 0.058545 0.016981 -0.150233 0.037969 0.052561 0.059773 -0.062205 0.172471 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid 0.901962 0.834090 0.024581 0.015710 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion 0.731944 0.060348 -4.277808 -3.514995 102 Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 115.2507 13.28912 0.000000 Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -3.993439 3.195422 Sumber : Data diolah oleh peneliti Lampiran 4 Model Random Effect (FE) Dependent Variable: ISR? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/20/17 Time: 15:35 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? Random Effects (Cross) _AALI—C _AKRA—C _ASII—C _ASRI—C _BSDE—C _ICBP—C _INDF—C _INTP—C _KLBF—C _LPKR—C _LSIP—C _SMGR—C _TLKM—C _UNTR—C _UNVR—C 0.437660 0.090786 -0.007497 -0.017334 0.010095 0.137374 0.098693 0.004198 0.008436 0.004148 3.185903 0.919890 -1.786019 -2.054669 2.433457 0.0028 0.3631 0.0817 0.0465 0.0195 -0.014138 -0.024687 0.019431 -0.071064 0.015298 0.008010 0.041535 0.016352 -0.003527 -0.082057 0.055890 0.025179 0.045486 -0.034854 0.003147 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 0.030689 0.024581 Rho 0.6092 0.3908 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.176636 0.094300 0.030967 2.145303 0.092938 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 0.307221 0.032539 0.038357 1.569113 103 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.253292 0.119655 Mean dependent var Durbin-Watson stat 0.731944 0.503002 Sumber : Data diolah oleh peneliti Lampiran 5 Uji Chow (Redundant Fixed Effect Tests) Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects SEffects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square d.f. Prob. 10.452115 85.109059 (14,26) 14 0.0000 0.0000 Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ISR? Method: Panel Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:36 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? 0.309639 0.222114 -0.013008 -0.047563 0.014930 0.202093 0.094297 0.005694 0.015115 0.006205 1.532163 2.355468 -2.284604 -3.146846 2.406132 0.1334 0.0235 0.0277 0.0031 0.0208 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.350200 0.285220 0.051021 0.104126 72.69614 5.389351 0.001442 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.731944 0.060348 -3.008717 -2.807977 -2.933883 1.137366 Sumber : Data diolah oleh peneliti 104 Lampiran 6 Uji Hausman (Correlated Random Effect Test) Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 27.481451 4 0.0000 Random Var(Diff.) Prob. 0.090786 -0.007497 -0.017334 0.010095 0.046972 0.000010 0.000008 0.000013 0.0027 0.9734 0.0655 0.0028 Test Summary Cross-section random Cross-section random effects test comparisons: Variable ROA? CR? DER? SIZE? Fixed -0.558923 -0.007601 -0.012218 -0.000671 Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ISR? Method: Panel Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:37 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C PROF? LIK? LEV? SIZE? 0.845683 -0.558923 -0.007601 -0.012218 -0.000671 0.194324 0.238143 0.005217 0.008882 0.005491 4.351936 -2.347010 -1.456919 -1.375634 -0.122173 0.0002 0.0268 0.1571 0.1807 0.9037 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.901962 0.834090 0.024581 0.015710 115.2507 13.28912 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.731944 0.060348 -4.277808 -3.514995 -3.993439 3.195422 Sumber : Data diolah oleh peneliti 105 Lampiran 7 6 Series: Residuals Sample 2013 2057 Observations 45 5 4 3 2 1 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis -1.69e-16 0.003052 0.080820 -0.127500 0.048647 -0.353312 2.600617 Jarque-Bera Probability 1.235293 0.539212 0 -0.10 -0.05 0.00 0.05 Gambar histogram Lampiran 8 Uji Multikolinearitas PROF LIK LEV SIZE ROA CR DER SIZE 1.000000 -0.160662 0.163593 -0.314206 -0.160662 1.000000 -0.416230 -0.153010 0.163593 -0.416230 1.000000 0.006970 -0.314206 -0.153010 0.006970 1.000000 Sumber : Data diolah oleh peneliti Lampiran 9 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 1.528870 5.967555 4.356996 Prob. F(4,40) Prob. Chi-Square(4) Prob. Chi-Square(4) 0.2122 0.2016 0.3598 Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 05/16/17 Time: 23:41 Sample: 2013 2057 Included observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.131114 0.102828 1.275084 0.2096 106 ROA CR DER SIZE -0.093298 -0.004489 0.003484 -0.002338 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.132612 0.045874 0.025960 0.026957 103.1014 1.528870 0.212239 0.047980 0.002897 0.007691 0.003157 -1.944522 -1.549434 0.452965 -0.740429 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.0589 0.1292 0.6530 0.4634 0.040290 0.026577 -4.360064 -4.159323 -4.285230 1.985267 Sumber : Data diolah oleh peneliti Lampiran 10 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 1.930929 4.151359 Prob. F(2,38) Prob. Chi-Square(2) 0.1590 0.1255 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/16/17 Time: 23:42 Sample: 2013 2057 Included observations: 45 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PROF LIK LEV SIZE C RESID(-1) RESID(-2) -0.010010 0.001534 0.012419 -0.002336 0.060198 0.304235 0.088670 0.092731 0.005716 0.017364 0.006212 0.200304 0.194427 0.173109 -0.107945 0.268420 0.715221 -0.376047 0.300531 1.564779 0.512218 0.9146 0.7898 0.4788 0.7090 0.7654 0.1259 0.6115 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.092252 -0.051076 0.049874 0.094520 74.87389 0.643643 0.694701 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -1.69E-16 0.048647 -3.016617 -2.735581 -2.911850 1.854688 Sumber : Data diolah oleh peneliti 107 Lampiran 11 Uji Regresi Panel dengan Fixed Effect Dependent Variable: ISR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/20/17 Time: 15:35 Sample: 2013 2015 Included observations: 3 Cross-sections included: 15 Total pool (balanced) observations: 45 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA? CR? DER? SIZE? Fixed Effects (Cross) _AALI—C _AKRA—C _ASII—C _ASRI—C _BSDE—C _ICBP—C _INDF—C _INTP—C _KLBF—C _LPKR—C _LSIP—C _SMGR—C _TLKM—C _UNTR—C _UNVR—C 0.845683 -0.558923 -0.007601 -0.012218 -0.000671 0.194324 0.238143 0.005217 0.008882 0.005491 4.351936 -2.347010 -1.456919 -1.375634 -0.122173 0.0002 0.0268 0.1571 0.1807 0.9037 -0.015769 -0.081632 0.023652 -0.136792 0.011732 -0.001914 0.014861 0.058545 0.016981 -0.150233 0.037969 0.052561 0.059773 -0.062205 0.172471 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.901962 0.834090 0.024581 0.015710 115.2507 13.28912 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.731944 0.060348 -4.277808 -3.514995 -3.993439 3.195422 108 Lampiran 12 No YEAR COMPANY ISR ROA CR DER SIZE 1 2013 Astra Agro Lestari Tbk 0.71 0.1204 0.6131 0.4573 30.3366 2 2013 AKR Corporindo Tbk 0.73 0.0421 1.1714 1.7235 30.3141 3 2013 Astra Internasional Tbk 0.77 0.1042 1.2420 1.0152 32.9970 4 2013 Alam Sutera Realty Tbk 0.71 0.0617 0.7530 1.7061 30.3002 5 2013 Bumi Serpong Damai Tbk 0.69 0.1287 2.6671 0.6829 30.7477 6 2013 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0.67 0.1044 2.4105 0.6741 30.6949 7 2013 Indofood Sukses Makmur Tbk 0.79 0.0439 1.6831 1.1087 31.9849 8 2013 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0.79 0.1883 6.1481 0.1693 30.9502 9 2013 Kalbe Farma Tbk 0.75 0.1742 2.8393 0.3349 30.0575 10 2013 Lippo Karawaci Tbk 0.58 0.0392 4.9542 1.2098 31.0749 11 2013 PP London Sumatera Indonesia Tbk 0.69 0.0958 2.4899 0.2575 29.7153 12 2013 Semen Gresik Tbk (Persero) 0.63 0.1744 1.8824 0.4175 31.0612 13 2013 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.73 0.1105 1.1597 0.8665 32.4874 14 2013 United Tractors Tbk 0.73 0.0843 1.9102 0.6091 31.6804 15 2013 Unilever Indonesia Tbk 0.79 0.4214 0.6710 2.1229 30.1729 16 2014 Astra Agro Lestari Tbk 0.75 0.1349 0.5847 0.5678 30.5519 17 2014 AKR Corporindo Tbk 0.69 0.0535 1.0834 1.4792 30.3250 18 2014 Astra Internasional Tbk 0.75 0.0937 1.3098 0.9616 33.0950 19 2014 Alam Sutera Realty Tbk 0.79 0.0695 1.1373 1.6564 30.4598 20 2014 Bumi Serpong Damai Tbk 0.77 0.1355 2.0556 0.5296 30.9706 21 2014 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0.79 0.1016 2.1943 0.6563 30.8511 22 2014 Indofood Sukses Makmur Tbk 0.71 0.0599 1.8101 1.0845 32.0863 23 2014 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0.73 0.1832 4.9339 0.1753 30.9943 24 2014 Kalbe Farma Tbk 0.79 0.1707 3.4036 0.2740 30.1519 25 2014 Lippo Karawaci Tbk 0.71 0.0675 5.1716 1.1484 31.2651 26 2014 PP London Sumatera Indonesia Tbk 0.73 0.1066 2.4963 0.2442 29.7958 27 2014 Semen Gresik Tbk (Persero) 0.73 0.1621 2.2095 0.3730 31.1671 28 2014 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.60 0.1020 1.0611 0.8244 32.5860 29 2014 United Tractors Tbk 0.60 0.0889 2.0604 0.5652 31.7305 30 2014 Unilever Indonesia Tbk 0.60 0.4019 0.7149 2.0084 30.2899 31 2015 Astra Agro Lestari Tbk 0.77 0.0288 0.7990 0.8389 37.6074 109 32 2015 AKR Corporindo Tbk 0.79 0.0680 1.4958 1.0866 30.3525 33 2015 Astra Internasional Tbk 0.81 0.0636 1.3793 0.9397 33.1341 34 2015 Alam Sutera Realty Tbk 0.77 0.0366 0.7192 1.8338 30.5601 35 2015 Bumi Serpong Damai Tbk 0.77 0.0594 2.7316 0.6302 31.2152 36 2015 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0.77 0.1100 2.3262 0.6209 30.9105 37 2015 Indofood Sukses Makmur Tbk 0.79 0.0404 1.7053 1.1296 32.1510 38 2015 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0.81 0.1540 4.8866 0.1580 30.9142 39 2015 Kalbe Farma Tbk 0.81 0.1503 3.6974 0.2522 30.2482 40 2015 Lippo Karawaci Tbk 0.71 0.0129 6.9131 1.1846 31.3525 41 2015 PP London Sumatera Indonesia Tbk 0.67 0.0704 2.2210 0.2059 29.8113 42 2015 Semen Gresik Tbk (Persero) 0.71 0.1185 1.5970 0.3904 31.2726 43 2015 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.73 0.0932 1.3529 0.9682 32.7441 44 2015 United Tractors Tbk 0.75 0.0624 2.1477 0.5724 31.7448 45 2015 Unilever Indonesia Tbk 0.77 0.3728 0.6539 2.2588 30.3866 110