Jurnal Skripsi HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN

advertisement
Jurnal Skripsi
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN OBESITAS
PADA ANAK USIA 3 TAHUN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ASEMROWO
KOTA SURABAYA
VERGO HARI HARYONO
201001070
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2015
1
2
3
HUBUNGAN GAYA HIDUP ORANGTUA DENGAN KEJADIAN
OBESITAS PADA ANAK USIA 3 TAHUN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ASEMROWO
KOTA SURABAYA
Vergo Hari Haryono, Sri Sudarsih, Mujiadi
Program Studi S1 Keperawatan
[email protected]
ABSTRAK
Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu
penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi
kebutuhannya. Faktor utama penyebab obesitas tersebut ialah kebiasaan hidup
sehari-hari, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan pola tidur. Kegemukan bukan
lagi masalah estetika bukan pula masalah genetik dan masalah lingkungan tapi
masalah manajemen berat badan yang kurang tepat yang dapat dirubah dengan
pengetahuan yang benar melalui pola hidup yang sehat, seperti istirahat teratur,
pola makan yang sehat dan aktivitas yang seimbang. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian obesitas, hubungan aktivitas
fisik dengan kejadian obesitas, hubungan pola tidur dengan kejadian obesitas pada
anak usia 3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya.
Desain penelitian ini adalah corelasional dengan menggunakan teknik
sample random sampling. Jumlah sampel sebanyak 51 anak sesuai kriteria inklusi,
instrumen pengumpulan data dengan quesioner menggunakan uji logistic
regression dan pengolahan data melalui editing, coding, scoring dan tabulating.
Hasil Penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pola makan baik
sebanyak 27 responden (52.9%), aktivitas fisik ringan sebanyak 31 responden
(60.8%), Pola tidur tidak normal sebanyak 30 responden (58.8%), kejadian
obesitas sebanyak 34 responden (66.7%).
Hasil dari penelitian yaitu ada hubungan pola makan dengan kejadian
obesitas, Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas, Ada hubungan
pola tidur dengan kejadian obesitas pada anak usia 3 tahun di Wilayah Kerja
1
Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya yang signifikan (bermakna) dengan uji
logistic Regression diperoleh angka significancy p = 0,020 dimana p < 0,05.
Upaya untuk meningkatkan pemahaman orangtua terhadap perkembangan
anaknya khususnya dari segi gaya hidup anak agar terhindar dari resiko obesitas
dimasa depan. Petugas kesehatan bertugas sebagai konselor dan memberikan
penyuluhan kesehatan agar tidak terjadi obesitas pada anak usia 3 tahun.
Kata kunci : Pola Makan, Aktivitas Fisik, Pola Tidur, Obesitas, Anak
PENDAHULUAN
Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu
penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi
kebutuhannya (Soetjiningsih, 2012). Faktor utama penyebab obesitas tersebut
ialah kebiasaan hidup sehari-hari, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan pola
tidur yang diterapkan pada anak dan akan memicu beberapa masalah penyakit,
masalah fisik, psikologis dan isolasi sosial pada anak (Arisman, 2010). Di
beberapa daerah pada sekelompok masyarakat Indonesia terutama di kota-kota
besar (Jakarta, Surabaya, Manado, Medan, Yogjakarta) masalah kesehatan
masyarakat utama justru dipicu dengan adanya kejadian obesitas, meledaknya
kejadian obesitas di beberapa daerah di Indonesia akan mendatangkan masalah
baru yang mempunyai konsekuensi yang serius bagi pembangunan bangsa
Indonesia khususnya di bidang kesehatan (Khomsan, 2006).
Terjadinya perubahan kebiasaan dari makan secara teratur menjadi pola makan
yang kurang terstruktur, yang lebih menyukai konsumsi kudapan dengan produk
makanan siap saji dan minuman ringan ketimbang makan sampai kenyang dengan
selang waktu yang lebih panjang. Makanan yang dikonsumsi tersebut kaya lemak
dan karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi, serta kurang mengandung sumber
karbohidrat yang lambat diserap dan kurang mikronutrien. Akibat kebiasaan ini
mekanisme pengendalian nafsu makan menjadi kurang efektif sehingga dampak
kualitas dan kuantitas makanan yang di hasilkan lebih berpengaruh terhadap
kecenderungan obesitas (Barasi, 2009). Kebiasaan makan anak, sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan setempat dan gaya hidup keluarga (Soetjiningsih,
2012).
2
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara
global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau
overweight dan 400 juta di antaranya dikategorikan obesitas. Bahkan, hampir 43
juta anak-anak balita mengalami kelebihan berat badan (overweight) pada 2010.
Pada Tahun 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari
angka itu. Dan yang terbaru menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun
2011, tingkat obesitas di dunia telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak
1980. Sungguh sebuah fakta yang amat mengkhawatirkan. Sedangkan prevalensi
obesitas
di
Indonesia
mengalami
peningkatan
mencapai
tingkat
yang
membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas
pada anak telah mencapai 11%. Prevalensi kegemukan pada balita diIndonesia
meningkat melampaui angka malnutrisi pada balita. Data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2010 menunjukkan, prosentase balita gemuk mencapai 14%
lebih tinggi dari jumlah balita yang sangat kurus dan kurus yakni 6% dan 7,3%
atau 13,3%. Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan dalam beberapa
dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang utama. Temuan itu diungkap dalam sejumlah dokter anak dalam
acara Siang Klinik yang digelar Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim
dengan tema "New Insight and Understanding on Child Nutrition". Temuan
prevalensi tertinggi memang terjadi di Jakarta tetapi Jatim juga menjadi
penyumbang obesitas anak secara nasional menjadi meningkat dari tahun 2007
hanya 12,2% dan tahun 2010 menjadi 14% dari total 84 juta anak di Tanah Air.
Menurut Dinkes Jawa Timur tahun 2012, prevalensi balita obesitas kota Surabaya
meduduki peringkat pertama yaitu sekitar 4,25%, peringkat kedua adalah kota
Madiun yaitu sebesar 3,48%. Selanjutnya data Dinas Kesehatan kota Surabaya,
menunjukkan puskesmas Asemrowo menduduki peringkat pertama yaitu 37,05%
dari 63 puskesmas yang tersebar di wilayah kota Surabaya.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di posyandu wilayah kerja
puskesmas Asemrowo kota Surabaya, pada tanggal 14 april 2014 dari 10 orangtua
(ibu) didapatkan data 8 ibu (50%) memberikan makanan pokok > 3 kali sehari, 3
ibu (30%) meberikan 2 kali sehari dan 2 ibu (20%) memberikan 2 kali sehari
Adapun jenis makanan yang biasa anak makan adalah nasi, mie instan dan daging
3
sebagian ada yang menambahkan sayuran. Karena lokasinya padat penduduk
serta banyaknya warung dan jajanan sekolah, selain makanan pokok orangtua juga
memberikan makanan tambahan setelah sarapan seperti susu cair sebanyak 6 ibu
(60%), sedangkan untuk es krim dan susu kedelai masing-masing 2 ibu (40%).
Aktivitas yang biasa anak lakukan di rumah adalah 6 ibu (60%) menjawab
bermain dengan menonton televisi, 2 ibu (20%) menjawab bermain game, 1 ibu
(10%) menjawab berlari-lari, dan 1 ibu (10%) menjawab naik turun tangga. Di
sela-sela menonton televisi biasanya 6 anak (60%) di selingi camilan, 3 anak
(30%) suka minum susu cair dan sisanya 1 anak (7,6%) hanya diam. Pola tidur
anak sehari 4 ibu (40%) menjawab tidur anak lebih dari 12 jam/hari, dan 4 ibu
(40%) menjawab antara 10 – 12 jam/hari sedangkan 2 ibu (20%) menjawab
anaknya tidur kurang dari 10 jam/ hari. Sebagian besar 8 ibu (80%) mengaku
anaknya jarang sekali tidur siang. Para ibu mengakui bahwa makanan yang di
konsumsi kurang sehat karena faktor banyaknya menu jajanan atau camilan yang
ada dilingkungan sehingga mempengaruhi konsumsi anak, selain itu dengan
kesibukan orangtua anak lebih banyak mengahabiskan untuk menonton televisi
sehingga membuat anak malas untuk beraktivitas.
Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam penangan anak
obesitas. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi obesitas karena
pencegahan lebih mudah daripada pengobatan. Pencegahan harus dimulai sejak
dini dengan menerapkan gaya hidup sehat dalam keluarga (Misnadiarly, 2007 ).
Institute of Medicine Amerika Serikat tahun 2011 merekomendasikan pentingnya
aktifitas fisik yang ringan, moderate dan keras, selam 15 menit dalam periode 1
jam atau sama dengan 3 jam setiap hari. Kegemukan bukan lagi masalah estetika
bukan pula masalah genetik dan masalah lingkungan tapi masalah manajemen
berat badan yang kurang tepat yang dapat dirubah dengan pengatahuan yang benar
melalui pola hidup yang sehat, seperti istirahat teratur, pola makan yang sehat dan
aktivitas yang seimbang (Pulungan, 2011).
Berdasarkan masalah tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Gaya Hidup Orangtua Dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak Usia 3 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota
Surabaya”.
4
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan Case Control. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia 3 tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya. Besar populasinya sejumlah 58
anak. sampel dengan jumlah 51 responden dari 58 populasi, setelah itu dilakukan
pengambilan sampel pada anak usia 3 tahun yang sesuai dengan proporsi. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan lembar kuesioner untuk menilai Gaya Hidup
Orangtua. Mengetahui hubungan antara variabel independen (gaya hidup
orangtua) yang meliputi pola makan, aktivitas fisik dan pola tidur dengan variabel
dependen (obesitas) dengan menggunakan data berskala nominal maupun ordinal
digunakan uji regresi logistik
untuk memperkirakan probabilitas kejadian
tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Tabulasi Silang Hubungan pola makan dengan kejadian obesitas
pada anak usia 3 tahun
Pola Makan
Baik
Kurang Baik
Total
P value uji logistic Regression
Obesitas
Total
Obesitas Tidak Obesitas
F
%
f
%
f
%
10 19.
17
33.3
27
52.9
6
24 47.
0
0
24
47.1
1
34 66.
17
33.3
51
100
7
P value : 0.020 < α 0.05
Berdasarkan tabel 1 diatas menjelaskan bahwa sebagian kecil responden
yang pola makan baik mengalami obesitas yaitu sebanyak 10 responden (19.6%).
Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan kejadian obesitas
peneliti menggunakan uji logistic Regression diperoleh angka significancy p =
0,020 dimana p < 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha di terima yang menunjukkan
bahwa pola makan dengan kejadian obesitas pada anak usia 3 tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya mempunyai hubungan yang
signifikan (bermakna).
5
Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
obesitas pada anak usia 3 tahun
Aktivitas Fisik
Ringan
Sedang
Berat
Total
P value uji logistic
Regression
Obesitas
Total
Obesitas
Tidak Obesitas
F
%
f
%
F
%
30
58.8
1
2.0 31 60.8
3
5.9
9
17.6 12 23.5
1
2.0
7
13.7 8 15.7
34
66.7
17
33.3 51 100
P value : 0.020 < α 0.05
Berdasarkan tabel 2 diatas menjelaskan bahwa sebagian kecil dari
31 responden yang aktivitas fisik ringan tidak mengalami obesitas yaitu
sebanyak 1 responden (2.0%). Sedangkan sebagian kecil dari 8 responden
yang aktivitas fisik berat mengalami obesitas yaitu sebanyak 1 responden
(2.0%).
Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan kejadian
obesitas peneliti menggunakan uji logistic Regression diperoleh angka
significancy p = 0,020 dimana p < 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha di
terima menunjukkan bahwa aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada
anak usia 3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya
mempunyai hubungan yang signifikan (bermakna).
Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan pola tidur dengan kejadian obesitas
pada anak usia 3 tahun
Obesitas
Obesitas
Pola Tidur
Normal (10-12
jam/hari)
Tidak Normal (<10
jam/hari atau >12
jam/hari)
Total
f
4
%
7.8%
30
58.8%
Tidak
Obesitas
f
%
17 33.3
%
0
0%
34
66.7%
17
P value uji logistic
Regression
6
Total
F
21
%
41.2%
30
58.8%
33.3
51
%
P value : 0.020 < α 0.05
100%
Berdasarkan tabel 8 diatas menjelaskan bahwa sebagian kecil dari 21
responden yang pola tidur normal mengalami obesitas yaitu sebanyak 4
responden (7.8%).
Untuk mengetahui hubungan antara pola tidur dan kejadian obesitas
peneliti menggunakan uji logistic Regression diperoleh angka significancy p
= 0,020 dimana p < 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha di terima
menunjukkan bahwa pola tidur dengan kejadian obesitas pada anak usia 3
tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya mempunyai
hubungan yang signifikan (bermakna).
Pembahasan
1.
Pola Makan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar anak pola
makannya baik yaitu sebanyak 27 reponden (52,9%).
Menurut peneliti pola makan memang sudah selayaknya diterapkan
kepada anak mulai usia dini usia 5-6 bulan yangmana anak sudah mengenal
nasi tim. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar pola makan
anak baik yaitu sebanyak 27 responden (52.9%. Meskipun sibuk dengan
pekerjaan namun orangtua masih memakimalkan intensitas perhatiannya
dengan menyiapkan dan menyuapi anaknya sebelum mereka berangkat
kerja. Pada tabel 4.2 dengan pendapatan orangtua sejumlah 1-3 juta/bulan
yaitu sebanyak 25 responden (49%) orangtua tidak kesulitan untuk
memberikan makanan tambahan untuk menunjang kebutuhan makan
anaknya disaat orangtua tidak berada dirumah seperti menyiapkan makanan
cepat saji yaitu nugget, sosis atau pentol yang meraka simpan didalam
lemari es.
2.
Aktivitas Fisik
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar anak
beraktivitas ringan yaitu sebanyak 31 responden (60,8%).
Menurut peneliti dari keseluruhan responden sebanyak 51 responden
sebagian besar beraktivitas ringan
seperti menonton televisi yaitu
sebanyak 31 responden (60.8%). Aktivitas tersebut sering dilakukan anak
7
usia 3 tahun di kelurahan Genting Kota Surabaya. Kecenderungan
aktivitas ringan tersebut berlangsung 3-5 jam/hari. Selain menonton
televisi adapula aktivitas fisik ringan yang dilakukan oleh anak-anak yang
tidak banyak mengeluarkan energi yaitu bermain game atau komputer.
3.
Pola Tidur
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar anak
mengalami pola tidur yang tidak normal yaitu 30 responden (58,8%).
Menurut peneliti tidak normalnya pola tidur pada anak yaitu sebanyak
30 responden (58.8%) hal ini disebabkan perilaku anak tersersebut karena
peran orang tua yang belum makimal. Faktor lain kemungkinan
disebabkan karena kesibukan orangtua yang sebagian besar bekerja
sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 23 responden (45%) pada tabel 4.3
yang dituntut pulang pada sore hari sehingga anak tidak terbiasa tidur
siang pada akhirnya anak cenderung memanfaatkan waktunya untuk
bermain, maupun asik memonton televisi.
4.
Kejadian Obesitas Pada Anak Usia 3 Tahun
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar anak
mengalami obesitas yaitu sebanyak 34 responden (66,7%).
Berdasarkan hasil didapatkan bahwa sebagian besar anak usia 3 tahun
di kelurahan Genting yaitu sebanyak 34 responden (66.7%) mengalami
obesitas menurut peneliti disebabkan karena gaya hidup anak yang kurang
baik seperti banyak yang beraktivitas fisik ringan seperti menonton televisi
maupun bermain game selain itu karena pola makan pokok maupun
tambahan mereka yang berlebihan sehingga tidak sesuai dengan
pengeluaran anak. Orangtua yang memberikan pemberian makanan atau
minuman yang manis seperti makanan yang kaya lemak dan gula tapi
rendah zat gizi membuat anak tersebut juga mengalami obesitas. Faktor
lain kemungkinan disebabkan karena adanya penyakit keturunan (genetik)
dari keluarganya yang mempunyai berat badan berlebih pula.
8
5.
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia 3
Tahun
Berdasarkan tabel 6 diatas menjelaskan bahwa sebagian kecil
responden yang pola makan baik mengalami obesitas yaitu sebanyak
10 responden (19.6%).
Menurut peneliti berdasarkan pola makan baik namun ada yang
mengalami obesitas yaitu sebanyak 10 responden (19.6%) hal ini
karena kecenderungan anak untuk menonton televisi membuat
pergerakan tubuh menjadi berkurang sehingga memungkinkan anak
hanya berdiam diri sambil menikmati acara televisi. Kemungkinan lain
disebabkan
karena
faktor
genetik
yaitu
keturunan
sehingga
mengakibatkan obesitas. Selain itu adanya faktor jenis kelamin, yang
nyatanya cenderung anak laki-laki lebih banyak mengeluarkan kalori
dari pada perempuan yang sesuai dengan tabel 4.1 bahwa jenis
kelamin anak usia 3 tahun di kelurahan Asemrowo sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 responden (54.9%).
6.
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia 3
Tahun.
Berdasarkan tabel 7 diatas menjelaskan bahwa sebagian kecil dari
31 responden yang aktivitas fisik ringan tidak mengalami obesitas
yaitu sebanyak 1 responden (2.0%).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik
ringan dari 31 responden tidak mengalami obesitas yaitu sebanyak 1
responden
(2.0%)
kemungkinan
disebabkan
karena
orangtua
memberikan asupan makanan yang tidak berlebihan sehingga dengan
aktivitas yang ringan tidak selalu membuat anak menjadi obesitas.
Disamping itu adanya kontrol atau pengawasan ibu dalam memilih
jenis makanan, porsi makan dan pembatasan dalam mengkonsumsi
camilan. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa dengan aktivitas
fisik berat anak mengalami obesitas yaitu sebanyak 1 responden
(2.0%) hal ini disebabkan karena penerapan pola makan anak yang
9
tidak efektif dengan aktifitas anak yang berat tersebut membuat anak
justru cenderung lapar dan haus sehingga kecenderungan anak untuk
makan lebih dari 3x sehari serta ditambah susu sebagai pelengkapnya
dan tidak adanya pembatasan makanan oleh orangtua, kemungkinan
lain adanya kebiasaan anak yang tidur setelah makan karena
kekenyangan.
7.
Hubungan Pola Tidur Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia 3 Tahun
Berdasarkan tabel 8 diatas menjelaskan bahwa sebagian kecil dari
21 responden yang pola tidur normal mengalami obesitas yaitu
sebanyak 4 responden (7.8%).
Dari hasil data kuesioner yang diisi responden bahwa dari 21
responden yang pola tidurnya normal mengalami obesitas yaitu
sebanyak 4 responden (7.8%). Pola tidur yang tidak normal ini terjadi
pada anak yang cenderung kurang tidur. Obesitas yang terjadi pada
anak tersebut karena perilaku atau gaya hidup yang kurang baik
dengan terbiasanya anak makan sebelum tidur serta adanya kebiasaan
menghabiskan waktu dengan aktivitas ringan seperti bermain game
berjam-jam yang dibarengi dengan makanan camilan seperti sosis
maupun pentol kanji sebagai tambahannya. Sekali lagi peran
orangtualah yang lebih memperhatikan dan
mengontrol anaknya
bukan berarti ada larangan dalam tindakan atau perilaku anak namun
adanya pengawasan dan perilaku pola asuh, asih dan asah yang perlu
diterapkan oleh ibu.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pola makan anak sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 27
reponden (52,9%).
2. Aktivitas fisik anak sebagian besar dalam kategori ringan yaitu sebanyak
31 responden (60,8%).
3. Pola tidur anak sebagian besar dalam kategori tidak normal 30 responden
(58.8%).
10
4. Kejadian obesitas pada anak usia 3 tahun sebagian besar dalam kategori
obesitas sebanyak 34 orang (66.7%).
5. Ada hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada anak usia 3
tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya.
6. Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak usia 3
tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya.
7. Ada hubungan pola tidur dengan kejadian obesitas pada anak usia 3 tahun
di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya.
Saran bagi peneliti agar hasil penelitian ini digunakan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti untuk memaparkan metodologi
penelitian yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan konsep keperawatan, serta
dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan dan bagi masyarakat supaya hasil
penelitian ini digunakan bahan memberikan informasi tentang obesitas pada anak
sehingga
Masyarakat
dan
orangtua
menyadari
pentingnya
memantau
perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB. M.Kes. (2010). OBESITAS, DIABETES MELITUS, &
DISLIPIDEMIA Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta , EGC
Barasi, Mary. E. (2009). At a Glance ILMU GIZI. Jakarta. Erlangga
Dewi, Ade Chintya Nirmala. (2011). Hubungan Pola Makan Aktivitas
Fisik, Sikap dan Pengetahuan tentang Obesitas dengan Status Gizi
Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Prov. JaTim. Universitas
AirLangga Fakultas Kesehatan Masyarakat Surabaya.
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Khomsan, Ali . (2006). SOLUSI MAKANAN SEHAT. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Misnadiarly. (2007).Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit.
Jakarta:Pustaka Obor Populer
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian
IlmuKeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
11
Download