Extended Embryo Culture

advertisement
Extended Embryo Culture
[email protected]
HIFERI_2017Pekanbaru
Introduction
• Extended embryo culture meningkatkan angka
kehamilan, dibandingkan ET pada stadium
sebelumnya (Blake et al, 2007; papanikuloau et al, 2008)
• Kultur sampai dengan blastokis,
memungkinkan dilakukan seleksi embrio lebih
lanjut karena ekspresi embryonic genome
berlangsung saat fase 4-8 sel (Tesarik et al, 1988)
HIFERI_2017Pekanbaru
• Gen dari sperma yang mempengaruhi
viabilitas embrio telah teraktifkan  seleksi
embrio normal (Langley et al, 2001)
• Sinkroninasi dengan reseptifitas endometrium
(Wilson et al, 2002)
• Single embryo transfer (SET)  menurunkan
kehamilan ganda (Gardner et al, 2004; Ryan et al, 2007)
HIFERI_2017Pekanbaru
• Prosentasi terbentuknya blastokis?
- karakterikstik media
- kondisi laboratorium
- sperma
- oosit
• Bagaimana seleksi pasien untuk dilakukan
extended embryo culture?
- usia; BMI
- jumlah oosit/ jumlah sigot
- kualitas embrio hari ke 2 atau 3 post
inseminasi
HIFERI_2017Pekanbaru
Laporan kasus
•
•
•
•
•
Pasutri IA; IP 3 tahun (27 th-29 th)
AMH >> (20,1ng/ml); PCO; OA
COH  protokol antagonis dimulai 100 IU FSH
OPU  34 M II oosit  24 fertilisasi (2 PN)
D3  20 embrio dengan kualitas baik 
dilakukan extended embryo culture
• D5 18 blastokis  tunda ET, simpan beku
(generating OHSS)
HIFERI_2017Pekanbaru
• FET I
- warming 2 blastokis, AH, ET
- tidak ada kehamilan
• FET II
- warming 2 blastokis, AH, ET
- bhCG 968 mIU/ml
- kehamilan berlanjut  lahir bayi laki-laki
dan perempuan
- pasien masih memiliki 14 blastokis simpan
beku
HIFERI_2017Pekanbaru
Embriogenesis dengan timelaps
HIFERI_2017Pekanbaru
Seleksi pasien untuk dilakukan extended
embryo culture di PH
•
•
•
•
Jumlah oosit terfertilisasi
Usia ibu
Siklus pengulangan
Kualitas embrio hari ke 3 (min 4 grade 1-2)
HIFERI_2017Pekanbaru
Blastokis dari kultur
yang dilakukan di
PH-RSS
HIFERI_2017Pekanbaru
DISKUSI
• Program simpan beku yang baik menjadi
persyaratan dilakukan extended embryo
culture
• Penyimpanan embrio hari ke 3 warming
kultur lanjut blastokis ET
• Kemungkinan tidak dilakukan siklus ET karena
tidak ada blastokis yang memenuhi
persyaratan untuk ET
HIFERI_2017Pekanbaru
• Tantangan bioetika; penyimpanan embrio
dengan potensi kehamilan yang baik dalam
waktu yang ?
• Insidensi monozygotic twinning?
• Extended embryo culture pada kelompok poor
responder patients?
HIFERI_2017Pekanbaru
blastocyst
Prof. Anwar
Maintaining optimal laboratory , generating embryos of its very best
probabillity to be implanted and to achieve healthy single life birth
Continuous update in knowledge and technology
to provide best management of infertility problems
Nurses
Prof dr Moch Anwar, MMedSc, SpOG(K)
Prof dr Djaswadi D, MPH, PhD, SpOG(K)
dr Zain Alkaff, SpOG(K)
dr Amino Rahardjo, SpOG(K)
dr Dwi Haryadi, SpOG(K)
dr Shofwal Widad, SpOG(K)
dr M Luthfi Alkaff, SpOG(K)
Dr Agung Dewanto, PhD, SpOG(K)
DR dr Dicky M Rizal, MKes, SpAnd
DR dr Ita Fauzia Hanoum, MCE
Dr Sarah Ayuandari, PhD
Diany Ayu Suryaningtyas, Ssi, MBioTech
Terimakasih
HIFERI_2017Pekanbaru
Download