HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG HAK REPRODUKSI PEREMPUAN DENGAN PERAN SUAMI DALAM PENCEGAHAN KEMATIAN IBU DI DESA KARANGGAMBAS KECAMATAN PADAMARA KABUPATEN PURBALINGGA RELATED OF HUSBAND’S KNOWLEDGE ABOUT REPRODUCTIVE RIGHTS OF WOMEN WITH HUSBAND ROLE IN PREVENTION OF MATERNAL MORTALITY IN SUB DISTRICT VILLAGE PADAMARA KARANGGAMBAS PURBALINGGA Siti Ilmawati 1), Sotyania Wardhianna 2), Colti Sistiarani 3) Alumni, 2)Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik, 3)Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman 1) ABSTRACT One of the reasons of persistent high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia,is lack of husband’s involvement in caring for a pregnant wife and childbirth and lack of participation in family planning program, husband considers women's reproductive health, while decision-makers in the family is held by husband and decision making in reproductive health. One of the factors causing low role of the husband is the low knowledge of reproductive rights. Purpose of the study is to determine the relationship of knowledge about reproductive rights of women with role of the husband in the prevention of maternal mortality in people Karanggambas Padamara Purbalingga district. This research is explanatory research and survey research method with cross sectional studies. The population of the study are all husbands who have young children aged 0-12 months living in the village of Karanggambas Padamara area the number was 89 husbands. Husband with a total of 49 samples using cluster random sampling technique. Data analysis Univariate and bivariate analysis (Spearman Rank) and test Correlation Coefficient (CC). The results showed knowledge of the reproductive rights of women in the high category (63.3%). The role of husbands in the prevention of maternal deaths in the category of play (59.2%). There is a correlation between husband's knowledge about reproductive rights of women with her husband's role in the prevention of maternal mortality in people Karanggambas Padamara Purbalingga district (p = 0.001). Recommended for the husband who still has a low knowledge, should increase knowledge about reproductive rights and role in the prevention of maternal mortality through health education actively followed. Kata Kunci : pengetahuan, hak reproduksi, peran suami manusia. Angka kematian ibu di PENDAHULUAN Indonesia merupakan tertinggi di Angka Kematian Ibu (AKI) wilayah Asia Tenggara. Penurunan merupakan indikator yang digunakan sebagai indeks pembangunan kesehatan, indikator kesejahteraan AKI di Indonesia juga termasuk lambat bila dibandingkan dengan Thailand yang berhasil menurunkan rakyat atau kualitas pembangunan 38 39 Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi AKI dari 400 per 100.000 kelahiran penyakit hidup 100.000 ditemukannya kehamilan yang tidak kelahiran hidup dalam kurun waktu ideal (terlalu banyak, terlalu muda, 24 tahun (Kementrian Kesehatan RI, terlalu tua, dan terlalu dekat jarak 2010). kehamilan), menjadi Survei 80 per Demografi kronis. Masih banyak yang sangat dan membahayakan bagi kesehatan ibu Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 atau lebih di kenal dengan ‘4 Terlalu’ menunjukkan angka kematian ibu juga sebesar 228 per 100.000 kelahiran terjadinya kematian ibu (BKKBN, hidup (Anonim, 2010). Dibandingkan 2007). menjadi salah satu faktor dengan AKI tahun 2007, angka ini Saat ini di Indonesia, ibu hamil masih jauh dengan pencapaian target dengan resiko tinggi berkaitan dengan Millenium Goals kehamilan ‘4 Terlalu’ ada sebesar (MDGs) 2015, yaitu menurunkan 22,4 % dengan rincian hamil terlalu angka kematian ibu tiga per empat muda (<18 thn) sebesar 4,1 %, hamil dari kondisi tahun 1990 yakni 102 per terlalu tua (>34 thn) sebesar 3,8 %, 100.000 hidup jarak kelahiran terlalu dekat (< 2 thn) 2005). sebesar 5,2 %, dan jumlah anak Berdasarkan data tersebut, menurut terlalu banyak (> 3 orang) sebesar 9,4 WHO ada dua penyebab terjadinya %. Penyebab tidak langsung ini Angka Kematian Ibu, yaitu penyebab umumnya langsung Identifikasi terhadap penyebab tidak Develompment ribu (UNFPA kelahiran Indonesia, dan penyebab tidak mampu langsung. Penyebab langsung yaitu langsung sekitar terlambat yaitu dari pihak keluarga 80% merupakan kematian akibat komplikasi maternal meningkatnya selama kehamilan, utamanya diintervensi. terlambat adalah mengambil tiga keputusan untuk mencari pertolongan untuk ibu persalinan, dan setelah melahirkan. hamil Sisanya 20 %, kematian maternal mencapai tempat pelayanan kesehatan secara tidak langsung disebabkan oleh dan faktor memberikan pertolongan (BKKBN, sosial budaya, ekonomi, pendidikan, status gizi ibu hamil, dan 2007). dan melahirkan, terlambat terlambat tenaga Terlambat medis mengambil 40 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 keputusan dalam keluarga merupakan isterinya. langkah perlu dilakukan dengan pemahaman fungsi yang reproduksi secara mendalam agar obstetri para suami mengerti benar bagaimana beresiko tinggi mengalami kematian. mengambil sikap, bertingkah laku Terlambat mengambil keputusan akan atau memberikan dukungan terhadap berpengaruh isteri yang sedang mengandung dan utama diperhatikan, mengalami menuju karena ibu komplikasi dalam fasilitas terlambat fasilitas yang keterlambatan kesehatan mendapat dan macam terlambat ini sangat dapat Salah satu faktor penyebab rendahnya peran suami adalah rendahnya pengetahuan suami tentang berpengaruh terhadap kematian ibu hak (Depkes RI, 1999b). Berdasarkan Tiga macam terlambat tersebut suami melahirkan (Suyono, 2001). pertolongan kesehatan, sehingga tiga Perhatian reroduksi Kesehatan (BKKBN, data Kabupaten dari 2003). Dinas Purbalingga dapat dicegah dengan cara suami dari laporan pelayanan kesehatan memberikan dukungan dari awal diketahui bahwa angka kematian ibu kehamilan sampai nifas, karena pada di Purbalingga semakin meningkat beberapa kasus tiga terlambat sering dari tahun 2006 sampai tahun 2009. terulang merasa Angka kematian ibu di Purbalingga perannya sudah memadai serta tidak pada tahun 2009 mencapai 121,17 per mengenali 100.000 kelahiran hidup (Dinkes akibat suami tanda-tanda komplikasi yang mengancam jiwa (BKKBN, Kabupaten Purbalingga, 2007). Upaya untuk menurunkan Kecamatan Padamara tingkat salah kematian ibu karena satu 2010). merupakan kecamatan yang mengandung dan melahirkan, dapat menyumbang angka kematian ibu dilakukan dengan cara meningkatkan secara berturut-turut dalam 3 tahun peranan terakhir. suami, keluarga dan Berdasarkan survei masyarakat. Peningkatan peranan itu pendahuluan di Puskesmas Padamara, harus dimulai dengan meningkatkan dari 14 desa yang termasuk dalam komitmen para suami untuk memberi wilayah kerja. Puskesmas Padamara, perhatian desa Karanggambas merupakan salah yang tinggi terhadap 41 Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi satu desa yang masyarakatnya bivariate. Analisis data univariate memiliki pendidikan rata-rata masih dilakukan terhadap tiap tabel variabel rendah dibandingkan dengan desa dari hasil penelitian. Pada umumnya lainnya, yaitu hanya sampai SLTP dalam (Puskesmas Padamara, 2009). menghasilkan analisis persentase penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional study. Populasi adalah seluruh suami yang memiliki anak bayi usia 0-12 bulan yang berada hanya distribusi dari tiap dan variabel (Notoatmodjo, 2002). Analisis data METODE PENELITIAN Metode ini di desa Karanggambas yaitu sebanyak 89 bivariate dengan menggunakan uji Korelasi Rank Spearman dengan taraf kepercayaan 95% karena skala data variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk ordinal (Notoatmodjo, 2002). HASIL DAN PEMBAHASAN suami. Besarnya sampel ditentukan dengan rumus minimal sample size. Pengambilan dengan sampel teknik sampling yaitu kelompok yang dilakukan Cluster gugusan diambil 1. Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi Perempuan random atau sebagai sampel dari unit geografis dengan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Suami Tentang No. Pengetahuan Suami 1 2 Rendah Tinggi Jumlah 18 31 49 Presentase (%) 36,7 63,3 100 hasil penelitian unit terkecil adalah lingkup Rukun Berdasarkan Warga (RW). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 49 suami yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa Karanggambas Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. Pengolahan data meliputi editing, koding, skoring, entri data dan tabulating. Analisis data yang digunakan ialah analisis data univariate dan analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar responden tinggi memiliki tentang pengetahuan hak reproduksi perempuan sebanyak 31 responden (63,3%). Hasil ini menunjukkan sudah cukup baiknya pengetahuan suami tentang perempuan, hak khususnya reproduksi dalam 42 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 masalah kehamilan, persalinan dan pendidikan, pengalaman diri sendiri nifas istri. Hasil penelitian ini sejalan maupun orang lain, media massa dengan penelitian Siahaan (2010) maupun yang menyebutkan bahwa sebagian kesehatan bukan satusatunya faktor besar yang responden pengetahuan baik memiliki tentang hak lingkungan. Pendidikan mempengaruhi perilaku seseorang tetapi dipengaruhi oleh reproduksi perempuan di Dusun III faktor pendukung eksternal Desa Kecamatan secara langsung dapat mempengaruhi Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang perubahan perilaku seperti sarana sebanyak 87 orang (87%). Hal ini yang dimiliki, fasilitas lain yang disebabkan karena responden aktif tersedia mengikuti setiap kegiatan ibu hamil dibutuhkan serta dukungan positif seperti dan aktif yang diberikan orang lain untuk kesehatan terjadinya perubahan perilaku, artinya Tanjung Anom periksa hamil, bertanya pada petugas atau alat-alat yang mengenai perubahan- perubahan yang responden dialami isterinya, sehingga responden pengetahuan baik belum tentu bertambah pengetahuannya. perilakunya baik begitu juga Menurut Notoatmodjo (2003) responden yang yang memiliki yang memiliki pengetahuan merupakan hasil dari pengetahuan tahu dan terjadi setelah seseorang perilakunya kurang baik. Tingkat melakukan pengetahuan yang baik diharapkan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, penginderaan akan terjadi menunjang melalui panca indera kurang menjamin belum perilaku kesehatan ibu tentu yang dan diantaranya melalui penglihatan dan meningkatkan peran aktif keluarga pendengaran, dalam menjamin pelayanan yang ada dengan demikian informasi yang diberikan petugas selama kesehatan 1999a). sudah mampu meningkatkan pengetahuan responden. Notoatmodjo Menurut (2003), sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui 2. kehamilan (Depkes RI, Peran Suami dalam Pencegahan Kematian Ibu 43 Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Suami dalam pencegahan kematian ibu. No 1 2 Peran Suami dlm pencegahan kematian ibu Tidak Berperan Berperan Jumlah persalinan (Musbikin, 2005). Peran suami dalam pencegahan kematian Presentase (%) ibu dapat dilakukan berpartisipasi 20 29 49 40,8 59,2 100 Berdasarkan hasil penelitian secara dengan aktif atau memberikan dukungan dalam asuhan kehamilan, persalinan Partisipasi suami dan dalam nifas. asuhan menunjukkan bahwa sebagian besar kehamilan dapat ditunjukkan dengan responden memberikan berperan dalam perhatian dan kasih pencegahan kematian ibu sebanyak sayang kepada isteri, mendorong dan 29 responden (59,2%). Hasil ini mengantar isteri untuk memeriksakan menunjukkan kehamilan adanya peran dan ke fasilitas kesehatan keterlibatan suami cukup baik dalam minimal 4 kali selama kehamilan, kehamilan, memenuhi proses menghadapi kebutuhan gizi bagi persalinan dan nifas isteri. Hasil istrinya agar tidak terjadi anemia, tersebut sejalan dengan penelitian sebagai pengambil keputusan serta Tursilowati dan Eka (2007) yang menentukan tempat persalinan yang menyebutkan serta bersih dan aman dengan di dampingi suami berada pada kategori cukup tenaga kesehatan, melakukan rujukan berperan terhadap tingkat kecemasan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin Ibu hamil dalam menghadapi proses bila terjadi hal-hal yang menyangkut persalinan kesehatan selama kehamilan seperti di bahwa peran Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati perdarahan, eklampsi dan lain-lain, dengan presentasi (46,15%). serta menyiapkan biaya persalinan. Kecemasan, ketakutan, dan Suami harus siaga untuk kekhawatiran menjelang persalinan mempersiapkan dana yang ekstra, menyebabkan bertambah rasa sakit menjadi baik untuk saat kehamilan maupun buruk, tetapi dengan saat pesalinan tiba. Suami sangat adanya perhatian dari suami dapat berperan untuk memberikan pengaruh yang positif kecemasan ibu bagi ibu hamil saat menghadapi menghadapi proses persalinan, ibu mengurangi hamil dalam 44 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 hamil perlu diingatkan dan diberi (BKKBN, 2001). kesempatan untuk beristirahat dengan 3. Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi Perempuan dengan Peran Suami dalam Pencegahan Kematian Ibu cukup, sehingga suami pada saat seperti ini harus berlapang dada apabila suami harus melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh istri dari awal kehamilan sampai nifas Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Suami tentang Hak Reproduksi Pengetahuan Suami Rendah Tinggi Berdasarkan hasil Peran Suami dalam Pencegahan Kematian pada ibu Tidak Berperan Berperan N (%) N (%) 12 66,7 6 33,3 8 25,8 23 74,2 penelitian perempuan Total N 18 31 dengan (%) 100 100 peran suami diketahui bahwa 31 responden yang dalam pencegahan kematian ibu di memiliki pengetahuan tinggi tentang Desa hak Padamara Kabupaten Purbalingga. reproduksi perempuan dan berperan dalam pencegahan kematian Karanggambas Hasil Kecamatan penelitian ini sesuai ibu sebesar 74,2% berarti lebih besar dengan pendapat BKKBN (2003) dibandingkan dengan responden yang bahwa peran suami yang rendah memiliki pengetahuan rendah tentang disebabkan hak dan tentang hak reproduksi perempuan berperan dalam pencegahan kematian yang rendah. Arus informasi dan ibu sebesar 33,3%. Berdasarkan hasil komunikasi uji Rank Spearman diketahui nilai meningkatkan probabilitas (p value) sebesar 0,001 pengetahuan responden. Notoatmodjo berarti lebih kecil bila dibandingkan (2003) reproduksi dengan �=0,05, perempuan yang pengetahuan baik akan pemahaman menyatakan dan bahwa secara pengetahuan mempunyai peran yang statistik dinyatakan ada hubungan penting dalam membentuk perilaku yang signifikan antara pengetahuan seseorang suami menentukan tentang sehingga karena hak reproduksi yang pada kualitas akhirnya kesehatan Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi masyarakat. pengetahuan hubungan antar dua variabel yang responden terjadi adalah cukup kuat karena mengetahui tentang sesuatu masalah berada dirange 0,40 - 0,599. Hal ini kesehatan yang akan mempengaruhi menunjukan sikap dan tindakan dalam menerima suami atau menolak sesuatu. perempuan adalah Tingkat 45 seberapa jauh Hal ini dapat dimengerti bahwa dengan pengetahuan yang bahwa tentang hak cukup terhadap pengetahuan peran reproduksi berpengaruh suami dalam tinggi pencegahan kematian ibu. Menurut dapat meningkatkan kesadaran untuk BKKBN (2003), peran suami tidak berperilaku dalam hanya dipengaruhi oleh pengetahuan reproduksi khususnya kesehatan dalam suami tentang hak reproduksi pencegahan kematian ibu. Setelah perempuan saja namun dipengaruhi hasil penelitian ini diketahui, maka juga oleh faktor lain seperti komitmen dilanjutkan politis dan strategis, sosial budaya, untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel terbatasnya informasi serta yang terjadi. Hasil analisis Coefficient pengetahuan kesetaraan dan keadilan Correlation (CC) didapatkan nilai gender. sebesar 0,476 hal ini berarti keeratan SIMPULAN DAN SARAN signifikan 1. Simpulan suami Sebagian besar responden antara tentang pengetahuan hak reproduksi perempuan dengan peran suami tinggi dalam pencegahan kematian ibu di tentang hak reproduksi perempuan Desa Karanggambas Kecamatan sebanyak 31 responden (63,3%), Padamara Kabupaten Purbalingga. memiliki dan pengetahuan sebagian besar berperan dalam kematian ibu responden pencegahan sebanyak 29 2. Saran Bagi para suami di Desa Karang gambas yang responden (59,2%) Berdasarkan pengetahuan hasil meningkatkan bahwa penelitian ada menunjukkan hubungan yang masih rendah memiliki hendaknya pengetahuan khususnya pengetahuan tentang 46 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 hak reproduksi perempuan dan aman berperan dalam keterlambatan dalam mengambil ibu keputusan dapat diatasi dengan khususnya dalam mempersiapkan cara aktif mengikuti penyuluhan tempat persalinan yang bersih dan kesehatan dari petugas kesehatan. pencegahan serta aktif kematian DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI). <http://www.menegpp.go.id>. Diakses tanggal 23 April 2010. BKKBN. 2001. Kebijakan Teknis Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. BKKBN. Jakarta. BKKBN. 2003. Buku 2 Bunga Rampai Bahan Pembelajaran Pelatihan Pengarusutamaan Gender dalam Program Pembangunan Nasional. BKKBN. Kementrian Pembudayaan Perempuan . UNFPA. Jakarta. BKKBN, Gema Pria. 2007. Peran Pria melalui program KB dalam Kesehatan Maternal. <http://prov.bkkbn.go.id> . Diakses tanggal 28 April 2010. Depkes RI. 1999a. Upaya Aklerasi Penurunan Angka Kematian ibu. Dirjen Binkesmas, Jakarta. Depkes RI. 1999b. Modul Safe Motherhood. Depkes, Jakarta. Dinkes Kabupaten Purbalingga. 2010. Distribusi AKI di Kabupaten Banyumas tahun 2006 sampai 2009. Dinkes Kabupaten Purbalingga, Purbalingga. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Kebijakan Penyusunan Pedoman Pelayanann Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan. Direktorat Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. <http://www.kia.depkes.go.id>. Diakses tanggal 8 Juni 2010. untuk istri agar Musbikin, I. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil & Melahirkan. Mitra Pustaka. Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Puskesmas Padamara, 2009. Distribusi AKI di Kecamatan Padamara tahun 2007 sampai 2009. Puskesmas Padamara, Padamara. Siahaan, E. 2010. Pengetahuan dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.<http://repository.usu.ac.id/>. Diakses 1 Oktober 2010. Suyono, H. 2001. Peranan Pria Menyelamatkan Reproduksi. Pengamat Masalah Sosial Kemasyarakatan. <http://www.haryono.com>. Diakses tanggal 23 Maret 2010. Tursilowati, S., dan Eka S. 2007. Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses Persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati 2007. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. <http://www.skripsistikes.wordpress.c om>. Diakses tanggal 28 April 2010. UNFPA Indonesia. 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia. <http://indonesia.unfpa.org>.