Fragmentasi DNA Spermatozoa: Penyebab, Deteksi

advertisement
Silvia W Lestari, Triyana Sari
eJKI
Fragmentasi DNA Spermatozoa: Penyebab, Deteksi,
dan Implikasinya pada Infertilitas Laki-Laki
Silvia W Lestari,1 Triyana Sari2
Departemen Biologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Departemen Biologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara
1
2
Abstrak
Prediksi fertilitas laki-laki dapat dilakukan dengan analisis semen. Analisis semen konvensional
merupakan pemeriksaan sederhana dan tidak mahal, tetapi memiliki variabilitas yang tinggi.
Integritas DNA spermatozoa penting untuk transmisi informasi genetik. Fragmentasi DNA
spermatozoa sebagai akibat gangguan spermatogenesis, maturasi spermatozoa, stres oksidatif
dan infeksi, dapat menyebabkan infertilitas laki-laki, gangguan perkembangan embrio dan abortus
berulang. Hubungan fragmentasi DNA spermatozoa dengan luaran teknologi reproduksi berbantu
(TRB) mengarahkan fragmentasi DNA spermatozoa sebagai pemeriksaan infertilitas laki-laki. Dari
berbagai metode fragmentasi DNA spermatozoa yang umum dilakukan, sperm chromatin dispersion
(SCD) merupakan metode pemeriksaan fragmentasi DNA spermatozoa yang sederhana, akurat
dan tidak mahal, sehingga dapat dilaksanakan di laboratorium andrologi. Selain menghasilkan
diagnosis yang lebih baik, pemeriksaan fragmentasi DNA spermatozoa juga menggambarkan
prognosis infertilitas termasuk luaran program TRB.
Kata kunci: infertilitas laki-laki, fragmentasi DNA spermatozoa, SCD
Sperm DNA Fragmentation: Etiology, Detection and Implication
to Male Infertility
Abstract
The prediction of male fertility is determined by semen analysis. The conventional semen
analysis is simple and inexpensive but prone to variability. The integrity of sperm DNA is essential
for the transmission of genetic information. Fragmentation of sperm DNA as result of disruption
in spermatogenesis and sperm maturation, oxidative stress, and infection may lead to male
infertility, abnormal embryonic development and recurrent abortion. The association between
sperm DNA fragmentation and diminished reproductive outcomes has led to the introduction of
sperm DNA fragmentation testing on the clinical assessment of male infertility. Of all the sperm
DNA fragmentation tests, sperm chromatin dispersion (SCD) test is quite simple, accurate, and
inexpensive to be conducted on andrology laboratory. Besides having better diagnostic outcome,
sperm DNA fragmentation test also give better infertility prognosis including the prediction of
assisted reproductive technology (ART) program outcome.
Keywords : male infertility, sperm DNA fragmentation, SCD method
152
Fragmentasi DNA Spermatozoa
Vol. 3, No. 2, Agustus 2015
Di Indonesia terdapat 40% pasangan usia subur dan 10% diantaranya mengalami
infertilitas.
istri dapat diklasifikasikan
spermatogenesis,
maturasi menjadi
spermatozoa, stres
Pendahuluan Penyebab infertilitas pada pasangan suami
3 golongan dengan proporsi: faktor perempuan 45%,
faktor
laki-laki
40%,
dan faktor
oksidatif
dan
infeksi,
dapat
menyebabkan
infertilitas
Di Indonesia terdapat 40% pasangan usia
idiopatik 15%. Salah satu cara untuk menentukan
penyebab
faktor
laki-laki adalah
laki-laki.
Metode
fragmentasi
DNA
spermatozoa
subur dan 10% diantaranya mengalami infertilitas.
1
dengan menilai kualitas semen yaitu analisis semen.adalah
Chuang pemeriksaan
et al2 menyatakan
bahwa spermatozoa
kualitas
Penyebab infertilitas pada pasangan suami istri
hasil analisis semen dari 25% laki-laki infertil adalah
asthenozoospermia
(abnormalitas
yang diharapkan menghasilkan diagnosis dan
dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan dengan
pergerakan sperma). Selebihnya adalah gangguan
jumlahyang
(oligozoospermia)
dan
prognosis
lebih baik dibandingkan
analisis
proporsi: faktor perempuan 45%, faktor laki-laki
5
morfologi (teratozoospermia) atau kombinasi antara
ketiganya.
Parameter
analisis
semen
konvensional.
Berbagai
penelitian
telah
40%, dan faktor idiopatik 15%. Salah satu cara
semen konvensional yang rutin dilakukan saat ini memiliki
variabilitas
yang tinggi, kurang
mempelajari
penyebaran
fragmentasi
DNA
untuk menentukan penyebab faktor laki-laki adalah
3
terstandar dan tidak dapat dijadikan prediktor yang kuat
untuk
menilai
fertilitas
laki-laki.
spermatozoa pada laki-laki fertil dan infertil. Selain
dengan menilai kualitas semen yaitu analisis
berbeda dengan sel somatik.
Integritas
DNA korelasi
spermatozoa
1 DNA sel spermatozoa
2
itu terdapat
penelitian
fragmentasi DNA
semen. Chuang et al menyatakan bahwa hasil
penting untuk transmisi informasi genetik.4 Fragmentasi
DNA
spermatozoa
sebagai
spermatozoa
dengan
fertilitas
laki-laki
dan terhadap
analisis semen dari 25% laki-laki infertil adalah
akibat gangguan spermatogenesis, maturasi spermatozoa,
stres oksidatif
dan
infeksi, (TRB).
luaran
teknologi
reproduksi
berbantu
asthenozoospermia (abnormalitas pergerakan
dapat menyebabkan infertilitas laki-laki. Metode fragmentasi DNA spermatozoa adalah
sperma). Selebihnya adalah gangguan jumlah
pemeriksaan kualitas spermatozoa yang diharapkan
menghasilkan
diagnosis
dan
Struktur
DNA dan Kromatin
Spermatozoa
(oligozoospermia) dan morfologi (teratozoospermia)
prognosis yang lebih baik dibandingkan analisis semen konvensional.5 Berbagai
Berbeda dengan sel somatik, spermatozoa
atau kombinasi antara ketiganya. Parameter
penelitian telah mempelajari penyebaran fragmentasi DNA spermatozoa pada laki-laki
manusia memiliki struktur dan integritas fungsional
analisis semen konvensional yang rutin dilakukan
fertil dan infertil. Selain itu terdapat penelitian korelasi fragmentasi DNA spermatozoa
yang dikemas dalam sistem yang unik. Materi DNA
saat ini memiliki variabilitas yang tinggi, kurang
dengan fertilitas laki-laki dan terhadap luaran teknologi reproduksi berbantu (TRB).
spermatozoa manusia dikemas dengan bantuan
terstandar dan tidak dapat dijadikan prediktor yang
protein khusus yang mengatur proses kondensasi
kuat untuk menilai fertilitas laki-laki.3
Struktur DNA dan Kromatin Spermatozoa
dan dekompresi melalui mekanisme tertentu.
DNA sel spermatozoa berbeda dengan sel
Berbeda dengan sel somatik, spermatozoa manusia memiliki struktur dan integritas
Keseimbangan proses itu disinkronisasi oleh
somatik. Integritas DNA spermatozoa penting
fungsional yang dikemas dalam
4 sistem yang unik. Materi DNA spermatozoa manusia
struktur organisasi DNA spermatozoa (Gambar 1).6
untuk transmisi informasi genetik. Fragmentasi
dikemas dengan bantuan protein khusus yang mengatur proses kondensasi dan
DNA spermatozoa sebagai akibat gangguan
dekompresi melalui mekanisme tertentu. Keseimbangan proses itu disinkronisasi oleh
struktur organisasi DNA spermatozoa (Gambar 1).6
6 6
Gambar
Organisasi
DNA
Spermatozoa
Terorganisir
dalam
Bentuk
Toroid
Gambar
1. 1.
Organisasi
DNA
Spermatozoa
Terorganisir
dalam
Bentuk
Toroid
Secara struktural, sebagian besar DNA spermatozoa melingkar menjadi toroid,
sebagian kecil berikatan dengan histon dan sisanya melekat di matriks inti spermatozoa
matrix attachment regions (MARs).6 Organisasi DNA spermatozoa yang paling padat
berada di dalam toroid. Selama proses maturasi, sebagian besar protein histon yang
153
Silvia W Lestari, Triyana Sari
eJKI
Secara struktural, sebagian besar DNA
Protamin terdiri atas pita besar bermuatan
spermatozoa melingkar menjadi toroid, sebagian
positif dan residu arginin yang dinetralkan oleh
kecil berikatan dengan histon dan sisanya melekat
ikatan fosfodiester DNA. Interaksi tersebut
di matriks berasosiasi
inti spermatozoa
attachment
mengurangi
repulsion
antar
ikatan
denganmatrix
DNA digantikan
oleh protamin
(Gambar
2).7 Adanya
protamin
yang DNA,
6
regions (MARs).
Organisasi
DNA memungkinkan
spermatozoa terjadi
sehingga
DNAlebih
berlipat-lipat
berikatan
dengan DNA,
prosesmemungkinkan
kondensasi yang
erat dan untuk
DNAdiresisten
terhadap
nuklease. menciptakan toroid yang kompak dan erat. Toroid
yang paling membuat
padat berada
dalam toroid.
Selama
Protamin
terdiri
atasprotein
pita besar
bermuatan
positif dan
residu arginin
yang
dinetralkan luas
proses maturasi,
sebagian
besar
histon
berbaris
berdampingan
untuk
menghasilkan
6
yang berasosiasi
dengan
DNA
digantikan
oleh
permukaan
maksimal.
Protamin
oleh ikatan fosfodiester DNA. Interaksi tersebut mengurangi repulsion antar ikatantidak
DNA,hanya
7
protamin (Gambar
Adanya protamin
yang
memberikan
pemadatan
DNA, tetapi
sehingga2).
memungkinkan
DNA berlipat-lipat
untuk menciptakan
toroidstruktur
yang kompak
dan juga
berikatan dengan
DNA,berbaris
memungkinkan
terjadiuntuk memberikan
dari kerusakan.
erat. Toroid
berdampingan
menghasilkanperlindungan
luas permukaan
maksimal.6Ikatan
proses kondensasi
eratmemberikan
dan membuat
disulfida
antarDNA,
molekul
di kromatin
sel spermatozoa
Protaminyang
tidaklebih
hanya
pemadatan
struktur
tetapi
juga memberikan
DNA resisten
terhadap
nuklease.
lebih
resisten
terhadap
kerusakan
mekanik
perlindungan dari kerusakan. Ikatan disulfida antar molekul di kromatin sel spermatozoa
66
dibandingkandengan
dengansel
selsomatik.
somatik.
lebih resisten terhadap kerusakan mekanik dibandingkan
Gambar 2. Reorganisasi Kromatin Selama Proses Spermatogenesis
7
Gambar 2. Reorganisasi Kromatin Selama Proses Spermatogenesis7
Untuk memperoleh struktur DNA yang padat, proses pengemasan DNA
spermatozoastruktur
juga merupakan
mekanismegenkontrol
ekspresi
Proses tersebut
Untuk memperoleh
DNA yang padat,
yang vital
untukgen.
spermiogenesis
dan masa
menahan
akses
ke
reading
frame
dan
menyebabkan
tidak
terjadinya
ekspresi gen
proses pengemasan DNA spermatozoa juga
fertilisasi awal secara khusus berasosiasi
dengan
spermatogenesis.
Saat spermatozoa
fusi dengan
oosit protamin
akanberikatan
digantikan
merupakan selama
mekanisme
kontrol ekspresi
gen.
histon
di spermatozoa.
DNA yang
dengan
seluruhnya
dengan
protein
histon
yang
disediakan
oleh
oosit
saat
empat
jam
pertama.
Proses tersebut menahan akses ke reading frame
histon memberikan akses pada reading frame.
Penggantian
tersebut ekspresi
memberikan
bagispermatozoa
genom paternal
untuk oleh
dan menyebabkan
tidak terjadinya
gen kesempatan
Histon DNA
tidak digantikan
meningkatkan
akses
dalam
memproduksi
protein.
Oleh
karena
itu,
keseluruhan
proses
selama spermatogenesis. Saat spermatozoa fusi
histon pascafertilisasi yang ditemukan dalam oosit.
DNA/kromatin
spermatozoa mengindikasikan
fungsi struktur toroid
untukhiston
dengan oositpengemasan
protamin akan
digantikan seluruhnya
Hal tersebut memungkinkan
kerusakan
melindungi
spermatozoa
selama
perjalanan
dalam
saluran
reproduksi
laki-laki
dan tanpa
dengan protein histon yang disediakan oleh oosit
DNA spermatozoa ditransmisikan ke embrio
hingga
terjadinyatersebut
fertilisasi dan
tidak berperan
dalam perkembangan
saat empat perempuan
jam pertama.
Penggantian
terdeteksi
dan termodifikasi.
Kejadian tersebut
6
embrio.
memberikan kesempatan bagi genom paternal
merugikan karena kebanyakan DNA yang terikat di
Struktur
DNAdalam
spermatozoa
lainnya adalah
DNA
yang kluster
terikat gen
dengan
Histon
untuk meningkatkan
akses
memproduksi
histon
adalah
yanghiston.
bertanggungjawab
terutama
berikatan
di
daerah
promotor
gen.
Seluruh
famili
gen
yang
vital
protein. Oleh karena itu, keseluruhan proses
terhadap perkembangan awal embrio.6 untuk
dan masa
fertilisasi awal secara
khusus
berasosiasi
dengan
pengemasanspermiogenesis
DNA/kromatin
spermatozoa
Selain
DNA
spermatozoa
yang histon
terikat di
dengan
spermatozoa.
DNA
yang
berikatan
dengan
histon
memberikan
akses
pada
reading
mengindikasikan fungsi struktur toroid untuk
protamin dan histon bentuk terakhir
organisasi
frame. Histonselama
DNA perjalanan
spermatozoa
tidak digantikan
oleh adalah
histon pascafertilisasi
yangregion
melindungi spermatozoa
dalam
spermatozoa
matrix attachment
ditemukan
dalam
oosit.
Hal tersebut
memungkinkan
histon DNAbagian
spermatozoa
saluran reproduksi
laki-laki
dan
perempuan
hingga
(MAR). kerusakan
MAR merupakan
DNA yang
ditransmisikan
ke
embrio
tanpa
terdeteksi
dan
termodifikasi.
Kejadian
tersebut
terjadinya fertilisasi dan tidak berperan dalam
melekat di lingkaran domain kromatin
matriks inti
merugikan
terikat
di histon
adalah
kluster
gen
yang
perkembangan
embrio.6karena kebanyakan DNA yang kaya
protein.
MAR
berukuran
tidak
lebih
dari 1000
6
bertanggungjawab
terhadap
perkembangan
awal
embrio.
Struktur DNA spermatozoa lainnya adalah
pasang basa dan berada di antara toroid protamin
Selain
DNAhiston.
spermatozoa
yang terikat dengan
protamin dan toroid
histon dibentuk
terakhir
DNA yang terikat
dengan
Histon terutama
yang menempelkan
tempatnya
disebut
organisasi
spermatozoa
adalah
matrix
attachment
region
(MAR).
MAR
merupakan
berikatan di daerah promotor gen. Seluruh famili
toroid linker. Toroid linker berisi histon dan sangat
bagian DNA yang melekat di lingkaran domain kromatin matriks inti kaya protein. MAR
berukuran tidak lebih dari 1000 pasang basa dan berada di antara toroid protamin yang
154
menempelkan toroid di tempatnya disebut toroid linker. Toroid linker berisi histon dan
sitoplasma yang sedikit. Kondisi tersebut mengakibatkan spermatozoa menj
terhadap stress oksidatif yang disebabkan reactive oxygen species (ROS).
plasma membran spermatozoa yang kaya asam lemak tak jenuh untuk menjag
Fragmentasi DNA Spermatozoa
Vol. 3, No. 2, Agustus 2015
membran mengakibatkan spermatozoa mudah
berikatan dengan ROS. M
tersebut menimbulkan stres oksidatif sebagai hasil peroksidasi plasma
membran
sel spermatozoa
spermatozoa dengan
kemampuan
sensitif terhadap aktivitas nuklease.
MAR
juga
sehingga
menyebabkan
kerusakan
dan mekanisme
pertahananny
antioksidan
terbatas
membuat
sel
sangat
rentan
berperan sebagai tempat pemeriksaan
integritas
Proses pengemasan DNA spermatozoa
unik dan memiliki mekanis
terhadap stres oksidatif.6
DNA spermatozoa setelah fertilisasi. MAR bersama
Kerumitan tersebut dapatLekositospermia
memaparkan DNA
kerusakan
yang dapat te
danpada
varikokel
memiliki
histon terikat DNA lain, langsung berasal dari
tahap ke
apapun.
contoh
proses
tidak ROS
teratur meng
korelasi
langsung
denganprotaminasi
peningkatan kadar
materi genetik paternal yang diturunkan
embrio Sebagai
6
dalam sehingga
semen. Varikokel
dapat
mempengaruhi
dan penting untuk perkembangan.
peningkatan stres torsional
menimbulkan
kerusakan
tambahan yang
tingkat kerusakan DNA spermatozoa melalui
pada integritas DNA, produksi protein, dan perkembangan embrio.6
dua
mekanisme,
yaitu
secara
langsung
dengan meningkatkan suhu skrotum atau tidak
Kerusakan DNA spermatozoa atau struktur
langsung dengan meningkatkan produksi ROS.
Stres
Oksidatif
kromatinnya dapat terjadi pada tahap manapun
IFD dan
ROS ROS
pada berlebih
penderitamelampaui
varikokel kemamp
pada spermatogenesis. Korelasi positif
Stres antara
oksidatif terjadi
ketikakadar
produksi
lebih
tinggi
dibandingkan
yang
normal.
Pada
parameter spermatozoa yangantioksidan
jelek dengan
untuk menetralkannya.
Sebanyak
25-40%
laki-laki
infertil memi
lekositospermia terjadi peningkatan pelepasan
kerusakan DNA pada spermatozoa yang matur
dengan jumlah
akibat proses
peroksidasi
mediator proinflamasi
yangkaskade
mengganggu
regulasilipid dan d
menunjuk pada masalah spermatogenesis
padaROS meningkat
spermiogenesis
dan
berhubungan
dengan
makromolekul.
umum membran
sel spermatozoa
dengan ke
individu tertentu.6,8 Faktor penyebab
fragmentasi Komposisi
6
kerusakan
DNA
spermatozoa.
DNA spermatozoa, terbagi menjadi
faktor
internal
antioksidan terbatas membuat sel sangat rentan terhadap stres oksidatif.6
Kerusakan DNA spermatozoa akibat stres
dan eksternal. Faktor internal terdiri atas defek pada
Lekositospermia oksidatif
dan varikokel
dengan pe
ditandaimemiliki
dengan korelasi
deteksi langsung
8-hidroksi-2proses maturasi spermatozoa, stress oksidatif dan
kadar ROS dalam semen.
Varikokel
dapat yang
mempengaruhi
tingkat kerusa
deoksiguanosin
(8-OhdG)
berperan sebagai
apoptosis abortif
penanda
biologi
pada
DNA
yang
rusak
dan meningka
spermatozoa melalui dua mekanisme, yaitu secara langsung dengan
menggambarkan gangguan struktur DNA yang
Defek pada Proses Maturasi Spermatozoa
skrotum atau tidak langsung
dengan meningkatkan produksi ROS. IFD dan k
berpotensi menjadi kerusakan. 8-OHdG dapat
Spermatozoa memiliki antioksidan
dalam
pada penderita varikokel
lebih tinggi
dibandingkan
normal.
Pada lekos
digunakan
sebagai
penanda yang
kerusakan
DNA
jumlah terbatas sesuai dengan volume sitoplasma
dan kadarnya
berkorelasi
terbalik
terjadi peningkatan spermatozoa
pelepasan mediator
proinflamasi
yang
mengganggu
yang sedikit. Kondisi tersebut mengakibatkan
dengan
kemungkinan
terjadinya
kehamilan
dalam
DNA spermatozoa.6
spermatozoa menjadi rentan spermiogenesis
terhadap stress dan berhubungan dengan kerusakan
6
siklus menstruasi tunggal.
oksidatif yang disebabkan reactive oxygen
species DNA spermatozoa akibat stres oksidatif ditandai dengan
Kerusakan
(ROS). Selain itu, plasma membran spermatozoa
hidroksi-2-deoksiguanosin
(8-OhdG) yang
yang kaya asam lemak tak jenuh untuk menjaga
sebagai
penanda biologi
pada DNA yang
fluiditas membran mengakibatkan
spermatozoa
menggambarkan
struktur
DNA
mudah berikatan dengan ROS.
Mekanisme gangguan
tersebut menimbulkan stres oksidatif
sebagai
berpotensi
menjadi
kerusakan. 8-OH
hasil peroksidasi plasma membran sehingga
digunakan
sebagai
penanda kerusa
menyebabkan kerusakan spermatozoa dan
spermatozoa dan kadarnya
berkorelasi terba
mekanisme pertahanannya.6
Proses pengemasan DNA spermatozoa
kemungkinanunik terjadinya
kehamilan dala
6
dan memiliki mekanisme rumit. Kerumitan
tersebut
menstruasi tunggal.
dapat memaparkan DNA pada kerusakan yang
dapat terjadi pada tahap apapun. Sebagai contoh
proses protaminasi tidak teratur mengakibatkan
peningkatan stres torsional sehingga menimbulkan
kerusakan tambahan yang berimbas pada integritas
DNA, produksi protein, dan perkembangan embrio.6
Penyebab Fragmentasi DNA Spermatozoa
Stres Oksidatif
Stres oksidatif terjadi ketika produksi ROS
berlebih melampaui kemampuan alami antioksidan
untuk menetralkannya. Sebanyak 25-40% lakilaki infertil memiliki semen dengan jumlah ROS
meningkat akibat proses kaskade peroksidasi lipid
dan degenerasi makromolekul. Komposisi umum
Gambar 3. Hipotesis Asal Usul Kerusakan DNA
Spermatozoa8
155
Silvia W Lestari, Triyana Sari
eJKI
berperan dalam mismatched pairs, replikasi DNA
yang tidak tepat, dan kesalahan sintesis protein.6
Lekosit yang terdapat di ejakulat berperan
penting
untuk
imunitas
dan
fagositosis
spermatozoa yang abnormal. Pada keadaan
lekositospermia, peningkatan konsentrasi lekosit
di semen menandakan infeksi atau peradangan
saluran genital dan berkaitan dengan peningkatan
konsentrasi sel germinal yang imatur.9
Banyak pengobatan telah menunjukkan efek
negatif terhadap parameter DNA sel-sel di semen.
Alkylating agents dalam kemoterapi telah diketahui
sebagai sumber kerusakan DNA spermatozoa dan
efeknya menetap beberapa bulan setelah selesai
terapi. Obat seperti fludarabine, cyclophosphamide
dan busulphan memiliki efek bervariasi yaitu
oligozoospermia, menurunkan volume testis dan
kadar testosteron, serta meningkatkan produksi
FSH dan LH.6,9 Kokain dan kafein juga mendegradasi
DNA spermatozoa. Paparan kokain meningkatkan
kerusakan untai DNA sehingga terjadi apoptosis.
Konsumsi kafein berkaitan dengan peningkatan
kerusakan DNA untai ganda spermatozoa.6
Dalam keadaan normal, plasma semen
mengandung faktor yang memiliki berat molekul
tinggi dan rendah yang melindungi spermatozoa
dari toksisitas radikal bebas. Molekul tersebut
termasuk scavenger enzimatik dari ROS seperti
Cu, Zn, superoxide dismutase (SOD) dan katalase.
Oleh karena itu, plasma semen memegang peranan
penting sebagai pelindung terhadap ROS dan
pembuangannya selama preparasi spermatozoa
dapat merusak integritas DNA. Bentuk lain dari
pengaruh iatrogenik adalah metoda simpan beku yang
digunakan dalam program TRB. Walaupun sesekali
terbukti tidak meningkatkan tingkat kerusakan
DNA, namun studi lain menemukan bahwa metode
simpan beku-pencairan pada TRB secara signifikan
merusak DNA spermatozoa laki-laki infertil. Selain itu,
beberapa protokol preparasi spermatozoa juga dapat
menurunkan integritas kromatin spermatozoa.6,9,10
Penyakit yang menyebabkan demam dapat
meningkatkan rasio histon protamin dan kerusakan
DNA spermatozoa di semen. Varikokel dikaitkan
dengan kerusakan DNA spermatozoa. Tingkat
kerusakan DNA spermatozoa dikaitkan dengan
tingginya stres oksidatif yang ditemukan pada
semen laki-laki infertil. Varikokel juga dihubungkan
dengan retensi abnormal droplet sitoplasma
spermatozoa yang berkorelasi dengan kerusakan
DNA spermatozoa pria infertil akan tetapi integritas
DNA spermatozoa akan kembali setelah operasi
varikokel.9
Apoptosis Abortif
Apoptosis dalam spermatogenesis merupakan
proses alami yang diperlukan untuk menghilangkan
spermatozoa tua dan rusak. Selama spermiogenesis,
apoptosis berperan penting untuk menyesuaikan
jumlah tepat dari sel germinal yang berproliferasi.
Protein permukaan sel, yakni Fas membantu
mengatur apoptosis di spermatozoa. Protein dan
ligand yang berkaitan dengan Fas dapat berperan
sebagai penanda tingkat apoptosis.6
Pada laki-laki dengan parameter semen
abnormal,
persentase
spermatozoa
dengan
Fas positif dapat melebihi 50%. Kondisi tersebut
berperan terhadap ketidakmampuan sel sertoli untuk
merangsang produksi Fas-ligand dan menghasilkan
apoptosis. Akibatnya, spermatozoa tersebut dapat
menghindari apoptosis, berhasil matang dan
membawa kelainan DNA.6 Selain itu, dapat terjadi
defek di jalur apoptosis itu sendiri seperti aktivasi
kaspase yang salah. Kaspase merupakan famili dari
protease sistein yang berperan dalam tahap awal
jalur apoptosis. Kaspase akan memulai kaskade
yang mengarah pada kematian sel terprogram.
Jika jalur C8/9 ke C3 ke caspase-activated
deoxyribonuclease (CAD) dilalui dengan benar, maka
apoptosis spermatozoa akan dihambat. Mekanisme
tersebut mungkin penyebab apoptosis abortif dan
meningkatkan proporsi spermatozoa dengan DNA
rusak yang seharusnya diarahkan untuk mati.6
Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga terlibat sebagai faktor
predisposisi untuk kerusakan DNA spermatozoa.
Gaya hidup, radiasi, paparan panas, pengobatan
dan penggunaan zat terlarang merupakan
beberapa contohnya. Gaya hidup seperti merokok,
pengobatan dan kafein memiliki dampak terhadap
kerusakan DNA spermatozoa.6
Merokok merupakan salah satu contoh faktor
eksternal yang menyebabkan kerusakan DNA
melalui stres oksidatif.6 Rokok memiliki komponen
mutagenik yang dikaitkan dengan penurunan
kualitas spermatozoa secara keseluruhan terutama
penurunan jumlah dan motilitas spermatozoa
serta peningkatan jumlah spermatozoa abnormal.
Dilaporkan bahwa terdapat peningkatan indeks
fragmentasi DNA spermatozoa (IFD) pada laki-laki
infertil yang merokok.6,9,10 Penjelasannya adalah
banyaknya metabolit dalam asap rokok yang
merangsang pelepasan mediator inflamasi seperti
interleukin-6 dan interleukin-8. Mediator tersebut
dapat merekrut lekosit sehingga meningkatkan
pembentukan ROS di semen. Metabolit rokok juga
156
Fragmentasi DNA Spermatozoa
Vol. 3, No. 2, Agustus 2015
Gambar 4. Hasil pemeriksaan metode TUNEL dengan mikroskop cahaya
Pemeriksaan Fragmentasi DNA SpermatozoaTanda bintang
Pemeriksaan
Metode COMET
merahdengan
menunjukkan
spermatozoa yang
12
Terdapat berbagai metode pemeriksaan untuk
Metode COMET menggunakan elektroforesis
terfragmentasi
menganalisis kerusakan DNA spermatozoa.6
gel untuk menganalisis fragmentasi DNA
Kerusakan DNA spermatozoa dapat dianalisis
spermatozoa. Metode tersebut dapat digunakan
Pemeriksaan dengan Metode
COMET
menggunakan metode terminal deoxynucleotidyl
untuk melihat perbedaan berbagai penyebab
Metode COMET menggunakan
elektroforesis gel untuk menganalisis fragm
transferase mediated deoxyuridine triphosphate nick
fragmentasi DNA, contoh apoptosis atau nekrosis.
DNA
Metode Sel
tersebut
dapatakan
digunakan
untukkomet
melihat
perbedaan be
end labelling (TUNEL), single
cellspermatozoa.
gel electrophoresis
apoptosis
membentuk
karena
penyebab
fragmentasi
DNA,
contoh
apoptosis
atau
nekrosis.
Sel
assay (COMET), in situ nick translation (ISNT),
migrasi dan akumulasi fragmen DNA yang pendek. apoptosis
membentuk
komet dan
karena migrasi
danekor
akumulasi
DNA yang
pendek. Int
sperm chromatin structure
assay (SCSA),
Intensitas
komet fragmen
menunjukkan
tingkat
9,13
6,9
9,13
sperm chromatin dispersion
(SCD).
fragmentasi
DNA (Gambar
5).
ekor
komet menunjukkan tingkat
fragmentasi
DNA (Gambar
5).
Pemeriksaan dengan Metode TUNEL
Pada metode TUNEL terjadi penempelan
biotinylated deoxyuridine (dUTP) ke ujung 3’-OH
di untai DNA tunggal dan ganda yang pecah untuk
menimbulkan sinyal yang akan meningkat seiring
bertambahnya untai DNA yang pecah. Pada metode
TUNEL ujung 3’-OH DNA yang terfragmentasi akan
dilabel dengan biotinylated dUTP menggunakan
13
enzim recombinant terminal Gambar
deoxynucleotidyl
5. Hasil Pemeriksaan dengan Metoda COMET. Intensitas ekor k
Gambar
5.
Hasil
Pemeriksaan
dengan
Metoda
transferase (TdT). Nukleotida yang terlabel dapat
menunjukkan
tingkat
fragmentasi
DNA. (A)
spermatozoa deng
13
COMET.
Intensitas
ekor
komet
menunjukkan
dideteksi di spermatozoa dengan flowsitometri,
DNA terfragmentasi,
(B) spermatozoa
dengandengan
DNA tidak
tingkat fragmentasi
DNA. (A) spermatozoa
mikroskop fluoresens atau mikroskop cahaya. Pada
terfragmentasi
DNA terfragmentasi, (B) spermatozoa dengan
deteksi menggunakan mikroskop fluoresens, DNA
DNAISNT
tidak terfragmentasi
Pemeriksaan
dengan
Metode
spermatozoa normal memiliki kepala telomer di ujung
menghitung
inkorpoorasi biotinylated-dUTP di potongan DNA untai tungg
3’ OH yang tidak berfluoresensISNT
sedangkan
DNA yang
11,12
terfragmentasi berfluoresens
(Gambar
4).
denganI.Metode
ISNT
reaksi
katalisasi
oleh enzimPemeriksaan
DNA polimerase
Pemeriksaan
tersebut mengiden
ISNT menghitung
biotinylatedspermatozoa yang memiliki tingkat
kerusakan inkorpoorasi
bervariasi namun
memiliki nila
dUTP korelasi
di potongan
DNA fertilisasi
untai tunggal
terbatas karena tidak terdapat
dengan
pada pada
studi in vivo
reaksi katalisasi
oleh enzim
sensitivitas yang rendah dibandingkan
pemeriksaan
lain.9DNA polimerase
I.
Pemeriksaan
tersebut
mengidentifikasi
spermatozoa yang memiliki tingkat kerusakan
Pemeriksaan dengan Metode
SCSAnamun memiliki nilai klinis terbatas
bervariasi
SCSA merupakan teknikkarena
untuktidak
mengukur
denaturasi
DNA akibat pana
terdapattingkat
korelasi
dengan fertilisasi
zat asam. Panas atau zat asam
akaninmengubah
metakromatik
hijau d
pada studi
vivo serta sensitivitas
yangfluoresens
rendah
9
dibandingkan
lain. rantai ganda, menjadi fluo
menambahkan acridine orange
ke dalampemeriksaan
asam nukleat
merah yakni acridine orange berasosiasi dengan DNA untai tunggal. Metode te
Pemeriksaan dengan Metode SCSA
SCSA merupakan teknik untuk mengukur
tingkat denaturasi DNA akibat panas atau zat asam.
Panas atau zat asam akan mengubah metakromatik
Gambar 4. Hasil pemeriksaan metode TUNEL dengan mikroskop cahaya.
fluoresens hijau dengan menambahkan acridine
Gambar Tanda
4. Hasil
Pemeriksaan
Metode
TUNEL
bintang
merah menunjukkan
spermatozoa
yang
orange ke dalam asam nukleat rantai ganda,
12
dengan Mikroskop
terfragmentasiCahaya. Tanda bintang merah
menjadi fluoresens merah yakni acridine orange
menunjukkan spermatozoa yang terfragmentasi12
berasosiasi dengan DNA untai tunggal. Metode
Pemeriksaan dengan Metode COMET
Metode COMET menggunakan elektroforesis gel untuk menganalisis fragmentasi
tersebut dideteksi dengan flowsitometri.11 Hasil
DNA spermatozoa. Metode tersebut dapat digunakan untuk melihat perbedaan berbagai
pemeriksaan dengan metode SCSA seperti pada
penyebab fragmentasi DNA, contoh apoptosis atau nekrosis. Sel apoptosis akan
Gambar 6.14
membentuk komet karena migrasi dan akumulasi fragmen DNA yang pendek. Intensitas
ekor komet menunjukkan tingkat fragmentasi DNA (Gambar 5).9,13
157
13
Gambar 5. Hasil Pemeriksaan dengan Metoda COMET. Intensitas ekor komet
menunjukkan tingkat fragmentasi DNA. (A) spermatozoa dengan
DNA terfragmentasi, (B) spermatozoa dengan DNA tidak
(Gambar 7).16 Spermatozoa dengan halo yang berukura
dalam spermatozoa dengan DNA yang tidak rusak. S
engan flowsitometri.11 Hasil pemeriksaan berukuran
dengan metode
seperti pada
kecil, SCSA
tidak berhalo
dan terdegradasi
Silvia W Lestari, Triyana Sari
eJKI termas
4
16,17
DNA yang rusak.
mbar 6.
Gambar 6. Hasil Pemeriksaan SCSA.14 Fluoresens
14
hijau DNA
untai ganda SCSA.
dan merahFluoresens
DNA untai
Hasil
Pemeriksaan
tunggal
dan merah DNA untai tunggal
hijau DNA untai ganda
an dengan
Metode dengan
SCD Metode SCD
Pemeriksaan
Gambar
7. Ukuran Halo dengan
pada Pemeriksaan SCD.16
memeriksa dekondensasi
16
memeriksa SCD
dekondensasi
diferensial diferensial
kromosom.
Spermatozoa
Gambar
7.
Ukuran
Halo
pada
Pemeriksaan
SCD. Ta
Tanda bintang merah menunjukkan
spermatozoa
kromosom.
Spermatozoa
dengan
fragmentasi
DNA akan terlihat lebih kecil dibandingkan spermatozoa
DNA yang
intak
yang menunjukkan
terfragmentasi
spermatozoa yang terfragm
DNA akan terlihat lebih kecil dibandingkan
15
kan terlihat
halo diDNA
sekeliling
kepala
spermatozoa.
Tujuan pemeriksaan
spermatozoa
yang intak
sehingga
akan
etode SCD
mengukur
yang tidak
terlihat adalah
halo di sekeliling
kepala spermatozoa
spermatozoa.15 dengan
Hasil DNA
pemeriksaan
fragmentasi
DNA
Tujuan
pemeriksaan
dengan
metode
SCD
adalah
spermatozoa
disebut
indeks
fragmentasi
DNA
asi atau tidak rusak (non-fragmented) dengan DNA yang terfragmentasi atau
mengukur spermatozoa dengan DNA yang tidak
spermatozoa (IFD). IFD diperoleh dari persentase
mented)terfragmentasi
berdasarkan
ukuran
Ukuran halototalyang
terbentuk pada
atau tidak
rusak halo.
(non-fragmented)
spermatozoa dengan DNA yang rusak
denganmenjadi
DNA yang
atau besar,
rusak
n ini terbagi
limaterfragmentasi
yaitu: (1) halo
memiliki
ukuran
yang
lebih yang diamati.
dibandingkan
jumlah
spermatozoa
(fragmented)
berdasarkan
ukuran
halo.
Ukuran
Menurut
protokol
Fernandez,
ama dengan ukuran diameter terkecil dari inti spermatozoa; (2) halo sedang,total spermatozoa
halo yang terbentuk pada pemeriksaan ini terbagi
yang diamati minimal 500 sel.17 Pengamatan
kuran antara
sepertiga
hingga
setengah
terkecil dari inti
menjadi lima
yaitu: (1) halo
besar, memiliki
ukuran diameter
sebaiknya dilakukan secara triplet per hari selama
a; (3) halo
kecil,
memiliki
ukuran
kurang
sama
dengan
sepertiga
yang lebih
dari atau
sama dengan
ukuran
diameteratau dua
hari atau
dilakukan
oleh dua pengamat yang
terkecil
dari inti spermatozoa;
(2) halohalo;
sedang,
berbeda.
spermatozoa
diklasifikasikan menjadi
rkecil dari
inti spermatozoa;
(4) tanpa
(5) tanpa
haloIFD
dan
terdegradasi
16
memiliki ukuran antara sepertiga hingga setengah
tiga dan
yaitu: sedang
baik (IFD 0-15%),
sedang (IFD >15 - <
. Spermatozoa
dengan halo yang berukuran besar
termasuk
diameter terkecil dari inti spermatozoa; (3) halo
30%) dan buruk (IFD >30%).18
matozoakecil,
dengan
yang
tidak
rusak.
Spermatozoa dengan halo yang
memilikiDNA
ukuran
kurang
atau sama
dengan
sepertiga
diameter
dari inti spermatozoa;
kecil, tidak
berhalo
danterkecil
terdegradasi
termasuk dalam
spermatozoa
Implikasi
Fragmentasidengan
DNA
16,17
(4)
tanpa
halo;
(5)
tanpa
halo
dan
terdegradasi
Spermatozoa terhadap Infertilitas Laki-Laki
usak.
16
(Gambar 7). Spermatozoa dengan halo yang
berukuran besar dan sedang termasuk dalam
spermatozoa dengan DNA yang tidak rusak.
Spermatozoa dengan halo yang berukuran kecil,
tidak berhalo dan terdegradasi termasuk dalam
spermatozoa dengan DNA yang rusak.16,17
Analisis semen konvensional merupakan
pemeriksaan infertilitas laki-laki yang sederhana
dan tidak mahal, akan tetapi memiliki variabilitas
yang tinggi dan kurang terstandar.3 Pada
tatalaksana infertilitas laki-laki, parameter analisis
semen konvensional tidak dapat memprediksi
158
Fragmentasi DNA Spermatozoa
Vol. 3, No. 2, Agustus 2015
tingkat fertilitas laki-laki setelah terapi. Oleh
karena itu, dikembangkan metode lain yang dapat
memprediksi fertilitas laki-laki dengan manfaat klinik
yang lebih baik yaitu fragmentasi DNA spermatozoa.
Hubungan
kerusakan
DNA
spermatozoa
dengan luaran program TRB mengarahkan uji
integritas DNA spermatozoa sebagai metode
pemeriksaan infertilitas laki-laki. Integritas DNA
spermatozoa penting dalam transmisi informasi
genetik.4 Fragmentasi DNA spermatozoa sebagai
akibat gangguan spermatogenesis, maturasi
spermatozoa, stres oksidatif dan infeksi dapat
menyebabkan infertilitas laki-laki.
Metode fragmentasi DNA spermatozoa adalah
pemeriksaan kualitas spermatozoa independen
yang menghasilkan diagnosis dan pendekatan
prognosis lebih baik dibandingkan parameter
analisis semen konvensional (jumlah, motilitas,
morfologi).5 Walaupun demikian, kisaran hasil
pemeriksaan fragmentasi DNA spermatozoa
masih bervariasi karena perbedaan metoda dan
populasi.19-21 Terdapat korelasi antara faktor-faktor
klinik dengan kerusakan DNA spermatozoa. Di
antara faktor gaya hidup, merokok merupakan faktor
yang menginduksi kerusakan DNA spermatozoa
dan menyebabkan penurunan kualitas DNA
spermatozoa.22,23 Selain merokok, konsumsi kafein,
alkohol dan kokain juga meningkatkan kerusakan
DNA spermatozoa.6,24
Metode TUNEL dan SCSA merupakan metode
fragmentasi DNA spermatozoa paling kompleks,
akurat dan paling banyak digunakan, sehingga
dijadikan metode pilihan namun metode SCD
merupakan metode sederhana, cepat, akurat,
tidak mahal dan tersedia paling banyak.25 Oleh
karena itu, metode SCD cukup potensial dikerjakan
secara rutin untuk memeriksa fragmentasi DNA
spermatozoa di laboratorium andrologi.
IFD sebagai luaran pemeriksaan fragmentasi
DNA spermatozoa telah banyak diteliti pada
populasi laki-laki fertil dan infertil. Hasil penelitian
Fernandez et al26 menunjukkan bahwa kualitas
spermatozoa pada laki-laki infertil lebih rendah
dibandingkan laki-laki fertil, terutama dari segi
integritas DNA spermatozoa. Kondisi tersebut
terlihat hampir pada semua metode pemeriksaan
fragmentasi DNA spermatozoa yaitu SCSA,
TUNEL dan SCD. Fenomena itu juga menjelaskan
bahwa pada infertilitas yang tak terjelaskan dengan
hasil analisis semen normal namun infertilitas tetap
terjadi mungkin berkaitan dengan tingginya IFD.
Dengan kata lain, dapat diasumsikan bahwa bila
seorang laki-laki memiliki spermatozoa dengan
jumlah yang cukup, motilitas cepat dengan
morfologi yang normal, tetapi IFD tinggi maka
perkembangan embrio, implantasi atau bahkan
fertilisasi dapat terganggu atau tidak terwujud.
Selain itu, terdapat pula penelitian fragmentasi DNA
spermatozoa dengan luaran program TRB baik
inseminasi intra uterus, fertilisasi in vitro dan intra
cytoplasmic sperm injection. Penelitian Bungum et
al27 menunjukkan bahwa luaran program TRB, baik
kehamilan maupun persalinan pada kelompok IFD
³ 30% lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
IFD £ 30%. Kondisi tersebut menjelaskan bahwa
pada kehamilan alami dan kehamilan dengan
program TRB, laki-laki yang termasuk kelompok
IFD ³ 30% yang memiliki spermatozoa dengan DNA
terfragmentasi dapat tidak mewujudkan kehamilan
pasangannya. Penjelasannya adalah spermatozoa
dengan DNA yang terfragmentasi, kurang atau
gagal mengusahakan perbaikan DNA, mulai dari
spermiogenesis, fertilisasi, implantasi hingga ke
perkembangan embrio.
Kesimpulan
Analisis semen konvensional yang dapat
memprediksi fertilitas laki-laki berupa jumlah,
motilitas dan morfologi spermatozoa, tidak lagi
dianggap prediktor kuat infertilitas laki-laki. Oleh
karena itu, dikembangkan pemeriksaan kualitas
spermatozoa yang lebih kuat yaitu pemeriksaan
fragmentasi DNA spermatozoa. Dari berbagai
pemeriksaan fragmentasi DNA spermatozoa,
SCD merupakan metode sederhana, akurat
dan tidak mahal, sehingga memungkinkan
untuk dilaksanakan di laboratorium andrologi.
Selain menghasilkan diagnosis yang lebih baik,
pemeriksaan fragmentasi DNA spermatozoa juga
menggambarkan prognosis infertilitas berikut
luaran program TRB.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
159
Moeloek N, Ahda Y. Perbandingan kemanjuran dan
keamanan beberapa preparat FSH untuk stimulasi
ovarium perempuan yang mengikuti program reproduksi
berbantu. Maj Kedokt Indon. 2001;51:450-4.
Chuang WW, Lo KC, Lipshultz LI, Lamb DJ. Male
infertility. Yen and Jaffe’s reproductive endocrinology:
physiology, pathophysiology, and clinical management.
5th ed. Philadelphia (PA): Elsevier Saunders; 2004.
Akashi T, Watanabe A, Komiya A, Fuse H, Evaluation
of the sperm motility analyzer system (SMAS) for the
assessment of sperm quality in infertile men. Systems
biology in reproductive medicine. 2010;56(6):473-7.
Silvia W Lestari, Triyana Sari
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
eJKI
The Practice Committee of the American Society for
Reproductive Medicine. The clinical utility of sperm
DNA integrity testing: a guideline. Fertility and sterility.
2013;99:673-7.
Agarwal A, Said TM. Role of sperm chromatin
abnormalities and DNA damage in male infertility.
Human reproduction update. 2003;9(4):331-45.
Singh A, Agarwal A. The role of sperm chromatin
integrity and DNA damage on male infertility. The
Open Reproductive Science Journal. 2011;3:65-71.
Chromatin dynamics/Chromatin dynamics during
gametogenesis.
http://www.epigam.fr/epigam_
dynamics_chromatin.php. Diakses tanggal 7 Mei
2015.
Aitken RJ, Koppers AJ. Apoptosis and DNA damage
in human spermatozoa. Asian Journal of Andrology.
2011;13:36-42.
Youssry M, Ozmen B, Orief Y, Zohni K, Al-Haan
S. Human sperm DNA damage in the context of
assisted reproductive techniques. Iranian Journal of
Reproductive Medicine. 2007;5(4):137-50.
Hekmatdoost A. Lakpour N, Sadeghi MR. Sperm
chromatin integrity: etiologies and mechanism of
abnormality, assays, clinical importance, preventing
and repairing damage. Avicenna Journal of Medical
Ciotechnology. 2009;1(3):147-60.
Shamsi MB, Kumar R, Dada R. Evaluation of
nuclear damage in human spematozoa in men
opting for assisted reproduction. Indian J Med Res.
2008;127:115-23.
Diunduh
dari
http:/iinoprot.com/en_productos.
asp?idsf=55&id=13&idp=121. Diakses tanggal 4 Juni
2015
Shamsi MB, Imam SN, Dada R. Sperma DNA integrity
assays: diagnostic and prognostic challenges and
implications in management of infertility. J Assist
Reprod Genet. 2011;28:1073-85.
Fertility & pregnancy channel. Diunduh dari http:/
www.ivanhoe.com/channel/p_channelstoroy.cfm?
storyid=5126. Diakses tanggal 4 Juni 2015.
Lewis SEM, Aitken RJ, Conner SJ, De luliis G,
Evenson DP, Henkel R, et al The impact of sperm DNA
damage in assisted conception and beyond: recent
advances in diagnosis and treatment. Reproductive
BioMedicine Online: 2013;27:325-37.
Fernandez JL. Simple analysis of DNA fragmentation
in human sperm cells: the sperm chromatin dispersion
test. Diunduh dari
www.elai.upm.es/webantigua/
spain/Publicaciones/pub04/testSCD_
Paris04.pdf.
Diakses tanggal 4 Juni 2015.
17. Fernandez JL, Muriel L, Goyanes V, Segrelles E,
Gosalvez J, Enciso M, et al Simple determination of
human sperm DNA fragmentation with an improved
sperm chromatin dispersion test. Fertility and sterility.
2005;84(4).
18. Mathwig A, Topfer F, Pfeiffer L, Belitz B. Detection of
DNA damage in human spermatozoa with Halosperm
Test. Halosperm Poster, 2010.
19. Zini A, Boman JM, Belzile E, Ciampi A. Sperm
DNA damage is associated with an increased risk
of pregnancy loss after IVF and ICSI: systematic
review and meta-analysis. Human Reproduction.
2008;23(12):2663-8.
20. Wang YJ, Zhang RQ, Lin YJ, Zhang RG, Zhang
WL. Relationship between varicocele and sperm
DNA damage and the effect of varicocele repair: a
meta-analysis. Reproductive BioMedicine Online.
2012;25(3):307-14.
21. Ribas-Maynou J, García-Peiró A, FernándezEncinas A. Comprehensive analysis of sperm DNA
fragmentation by five different assays: TUNEL assay,
SCSA, SCD test and alkaline and neutral Comet
assay. Andrology. 2013;1(5):715-22.
22. Shen HM, Chia SE, Ong CN. Evaluation of oxidative
DNA damage in human sperm and its association with
male infertility. Journal of Andrology. 1999;20(6):71823.
23. Zenzes MT. Smoking and reproduction: gene
damage to human gametes and embryos. Human
Reproduction Update. 2000;6(2):122-1.
24. Hansen ML, Thulstrup AM, Bonde JP, Olsen J,
Håkonsen LB, Ramlau-Hansen CH. Does last week’s
alcohol intake affect semen quality or reproductive
hormones? A cross-sectional study among healthy
young Danish men. Reproductive Toxicology.
2012;34(3):457-62.
25. Komiya A, Kato T, Kawauchi Y, Watanabe A, Hideki
F. Clinical factor associated with sperm DNA
fragmentation in male patient with infertility. The
scientific world journal. 2014;1-13.
26. Crohan KR, Griffin JT, Lafromboise, De jonge CJ,
Carrel DT. Comparison of chromatin assays for DNA
fragmentation evaluation in human sperm. Journal of
Andrology. 2006;27(1):53-9.
27. Bungum M, Humaidan O, Axmon A, Spano A, Bungum
L, Erenpreiss J et al Sperma DNA integrity assessment
in prediction of assisted reproduction technology
outcome. Human reproduction. 2006;22(1):174-9.
160
Download