ANALISIS BERPIKIR REFLEKTIF SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ASAM BASA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh EKA YULLI KARTIKA NIM. 1112016200031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 i ii iii ABSTRAK Eka Yulli Kartika (NIM 1112016200031). Analisis Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model Problem Based Learning pada Materi Asam Basa. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Penelitian ini dilatar belakangi karena siswa masih terfokus pada rumus, hafalan dan kurang mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari sehingga keterampilan berpikir reflektif siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Tangerang Selatan pada 16 Januari - 01 Februari 2017. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 39 siswa kelas XI IPA 1. Instrumen yang digunakan yaitu tes essay, lembar observasi, dan LKS. Hasil analisis data dari tes essay menunjukkan bahwa berpikir reflektif siswa dicapai dengan baik. Berdasarkan hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan mendapatkan kategori baik, begitu pula dengan hasil kelompok tinggi, sedang dan rendah memiliki kategori baik. Indikator berpikir reflektif yang memiliki nilai tertinggi yaitu Reacting. Hal ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning baik digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir reflektif siswa. Kata Kunci: Berpikir Reflektif, Problem Based Learning (PBL), Asam Basa iv ABSTRACT Eka Yulli Kartika (1112016200031) Analysis of Reflective Thinking Students with Model Problem Based Learning of Acid Base Material. Chemistry Education Studies Program, Science Education Departemen, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2017. This research is motivated because the students are still focused on formula, memorizing and lack of applying concept that have been studied so that student reflective thinking still low. The aim of this research is to describe students' reflective thinking skills by using Problem Based Learning (PBL) model on the material of acid base. This research was conducted at SMAN 9 Tangerang Selatan on January 16th until February 1st 2017. The research method used is descriptive kuantitative. The sample of this research are 39 students of class XI IPA 1. The Instruments used are essay test, observation sheet, and LKS. The results of the data analysis of the essay test show that reflective thinking of students is well achieved. Based on the results of the reflective thinking test students overall get a good category, as well as high, medium and low group outcomes have a good category. The reflective thinking indicator that has the highest value is Reacting. It showes that the Problem Based Learning model is wel used to improve students reflective thinking skills. Keywords: Reflective Thinking, Problem Based Learning (PBL), Acid- Base. v KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrohim, Alhamdullilahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di hari akhir kelak. Skripsi yang berjudul “Analisis Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model Problem Based Learning pada Materi Asam Basa” ini ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skrispsi ini, diantaranya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Salamah Agung, S.Si, Apt, MA, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik. 4. Tonih Feronika, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, waktu, saran dan perhatian kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 5. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, waktu, saran, motivasi dan perhatiannya kepada penulis dengan sangat baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. vi 6. Dewi Muniarti, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan kritik dan saran selama proses validasi. 7. Dr. Solfarina, S.Pd., M.Si., selaku dosen Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan waktu, saran, motivasi dan perhatiannya kepada penulis. 8. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 9. Drs. Ahmad Nana Mahmur, M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 9 Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 10. Menik Stri Wuranti, ST., selaku guru kimia SMA Negeri 9 Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktunya selama penulis melakukan penelitian. 11. Kedua orang tua yang saya sayangi, Ayahanda H. Ayi Sumiarsa, M.Pd (Alm) dan Ibunda Hj. Siti Mutmainah yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, semangat, bantuan moril maupun materil, dan kesabaran tanpa batas kepada penulis. 12. Adik tersayang, Dimas Iswan Ahmadi yang selalu memberi semangat dan canda tawa kepada penulis. 13. Ferdi Ukhrowi, S.E., Big Thanks for you, for all motivation, attention, and many other. 14. Sahabat terbaikku Shera Maulidia Gusniati yang telah memberikan keceriaan dan motivasi kepada penulis selama penulis menjalankan proses skripsi. 15. Teman terbaikku Ipa Ida Rosita yang telah memberikan semangat, motivasi, waktu, perhatian, dan bantuannya selama penulis menjalankan proses skripsi. 16. Teman-teman kos Ibu As (Ummu Kalsum Andi Lajeng, Ade Ira Nurjanah, Mutia Anggraeni, Lisnawati, Qurotul Aina, Diah Fajriah, Farhatunnisa, Ambar, Kak Ulan, Tika, Dwi, Devi, Septin, Afifah dan Santi) yang selalu vii memberikan semangat dan keceriaan selama penulis menjalankan proses skripsi. 17. Teman-Teman Almahira (Siti Dian Rosadi, Wida Kurnia, Diva Chyntia G, Nuramalia Hidayati, Ariyanti Mareta Ismail, Rani Apriliani, Gesti Haeriah) yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan pembelajaran dalam hidup untuk selalu berikhtiar, berusaha, dan berdoa kepada penulis. 18. Teman-Teman SMAN 1 Pandeglang (Raden Nurul F.P, Gawan Ribathi, Ires Restu I.F dan Rara Yesisa) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan keceriaan. 19. Seluruh Siswa/ Siswi Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Tangerang Selatan sebagai subjek penelitian. 20. Teman-teman bimbingan Bapak Tonih dan Ibu Evi yang telah berbagi kesabaran, pengalaman, dan dukungannya. 21. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2012 yang saling memberikan motivasi. 22. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu hingga tersusunnya skripsi ini Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum bagi peningkatan mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang berkualitas. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta, 19 Mei 2017 Penulis viii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBUNG SKRIPSI .................................... ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................... iv ABSTRACT ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi DAFTAR ISI......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4 C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4 D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4 F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORITIK ..................................................................... 6 A. Kajian Teori .................................................................................... 6 1. Berpikir Reflektif ...................................................................... 6 2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)................................................................................. 12 B. Deskripsi Materi Asam Basa......................................................... 18 C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 21 D. Kerangka Pikir .............................................................................. 22 ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 24 A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 24 B. Metode Penelitian ......................................................................... 24 C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 24 D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 27 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28 F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 28 G. Validasi Instrumen ........................................................................ 31 H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38 A. Hasil Penelitian ............................................................................. 38 1. Data Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan ................................................................. 38 2. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator .................................................................................. 38 3. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa ..................................................................... 39 4. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ............................................................ 40 B. Pembahasan ................................................................................... 41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 57 A. Kesimpulan ................................................................................... 57 B. Saran ............................................................................................. 57 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58 LAMPIRAN ......................................................................................................... 62 x DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif..................................... ............................. 12 Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................. 15 Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa ................................................. 27 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Reflektif ........................................... 29 Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Hasil Lembar Observasi ......................................... 29 Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Hasil Lembar Kerja Siswa ...................................... 30 Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 32 Tabel 3.7 Tingkat Daya Pembeda ......................................................................... 33 Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 34 Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes................................. 35 Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Observasi .................... 36 Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui LKS ............................. 37 Tabel 4.1 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan ...................... 38 Tabel 4.2 Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa ............. 39 Tabel 4.3 Keterlaksanaan Pembelajaran PBL ....................................................... 40 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 23 Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ................................................................ 26 Gambar 4.1 Grafik Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator .......... 39 Gambar 4.2 Tahap Orientasi Siswa pada Masalah................................................ 43 Gambar 4.3 Tahap Mengorganisir Siswa dalam Belajar ...................................... 44 Gambar 4.4 Tahap Membimbing Penyelidikan Individual Maupun Kelompok......................................................................................... 44 Gambar 4.5 Tahap Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya ..................... 46 Gambar 4.6 Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah ............................................................................................ 46 Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator Reacting............................................................................................. 50 Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator Comparing ........................................................................................ 50 Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator Contemplating ................................................................................... 51 Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator Reacting............................................................................................. 52 Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator Comparing ...................................................................................... 52 Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator Contemplating ................................................................................. 53 Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator Reacting........................................................................................... 53 Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator Comparing ...................................................................................... 54 Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator Contemplating ................................................................................. 54 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Observasi ................................................. 63 Lampiran 2 Studi Pendahuluan Wawancara ..................................................... 64 Lampiran 3 Analisis KD dan Indikator Pembelajaran ...................................... 66 Lampiran 4 RPP ................................................................................................ 73 Lampiran 5 Instrumen Tes ................................................................................ 95 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa ...................................................................... 99 Lampiran 7 Lembar Observasi ......................................................................... 116 Lampiran 8 Validasi Instrumen ........................................................................ 130 Lampiran 9 Surat Izin Validasi Siswa ............................................................... 172 Lampiran 10 Surat Izin Penelitian..................................................................... 173 Lampiran 11 Hasil Validasi Siswa .................................................................... 174 Lampiran 12 Hasil Tes Berpikir Reflektif ........................................................ 179 Lampiran 13 Hasil Lembar Kerja Siswa ........................................................... 184 Lampiran 14 Hasil Lembar Observasi .............................................................. 189 Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 194 Lampiran 16 Surat Keterangan Sekolah ........................................................... 197 Lampiran 17 Lembar Uji Referensi .................................................................. 198 xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1, ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya”. Pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik yaitu pendidikan yang dinamis dan berkembang sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya (Trianto, 2009, hlm. 1). Namun, pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di seluruh dunia. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Organisation for Education Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2015 tentang peringkat pendidikan di dunia menggunakan tes Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan skor sains Indonesia dalam peringkat rendah. Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara yang ikut berpartisipasi, dengan rata-rata skor sains anak-anak Indonesia 403, rata-rata skor membaca 397, dan rata-rata skor untuk matematika 386 (PISA, 2015, hlm. 5). Diperkuat dengan hasil laporan UNESCO di dunia internasional, Indeks Pembangunan Pendidikan untuk Semua atau The Education Development Index (EDI) Indonesia pada tahun 2014 berada di peringkat 57 dari 115 negara (Kemenkom, 2015, hlm. 1). Rendahnya kemampuan sains anak-anak Indonesia disebabkan karena kompetensi yang diujikan dalam tes tersebut berbeda dengan yang diajarkan di sekolah. Kompetensi yang diujikan dalam PISA lebih mengacu pada pemahaman, penalaran dan pemecahan masalah. Sementara itu, kompetensi 1 2 yang diajarkan di sekolah Indonesia belum mengacu kepada kompetensi yang diujikan dalam PISA, sehingga kurangnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa yang berakibat masih rendahnya keterampilan berpikir reflektif yang dimiliki siswa (PISA, 2015, hlm. 3). Rendahnya keterampilan berpikir reflektif siswa ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Nindiasari, Kusumah, Sumarmo, dan Sabandar (2014, hlm. 82) bahwa siswa masih terfokus pada rumus dan hafalan sehingga siswa belum memahami konsep yang sedang dipelajari. Selain itu, Solfarina (2012, hlm. 6), menyatakan bahwa dalam pembelajaran kimia diperlukan keterampilan berpikir reflektif untuk menjelaskan suatu permasalahan yang mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain, sehingga dalam menyelesaikan suatu permasalahan dapat dijelaskan dengan pengetahuan atau konsep yang sudah dipahami. Jika proses pembelajaran kimia terus mengandalkan pada rumus dan hafalan, maka keterampilan berpikir reflektif siswa tidak akan berkembang karena kurang mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keterampilan berpikir reflektif peserta didik. Peran guru sangat diperlukan dalam membangun keterampilan berpikir reflektif siswa. Guru dituntut melakukan perubahan pada model pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya keterampilan berpikir reflektif siswa. Salah satu model yang dapat membangun keterampilan berpikir reflektif siswa adalah model Problem Based Learning (PBL). Model PBL berlandaskan filosofi konstruktivisme, dimana siswa diberikan kesempatan lebih banyak untuk aktif mencari dan memeroses informasi sendiri, membangun pengetahuan sendiri, dan membangun makna berdasarkan pengalamannya (Linden, 2006, hlm. 56). Sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006, hlm. 220) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah juga, dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 3 Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan Angkotasan dan Suryanto (2013, hlm. 99) di SMA Negeri 5 Kota Ternate. Hasil penelitiannya yaitu model Problem Based Learning (PBL) efektif ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMA Negeri 5 Kota Ternate. Selain itu didukung oleh penelitian Kania (2012, hlm. 84) yang menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir reflektif menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yakni dalam kategori baik. Salah satu materi kimia dalam Kurikulum 2013 pada kelas XI semester genap adalah asam basa. Pada pokok bahasan asam basa, siswa dituntut agar dapat membedakan larutan asam dan basa berdasarkan percobaan. Larutan asam dan basa merupakan materi yang memerlukan kecakapan, keterampilan, pengetahuan konsep yang tinggi serta kemampuan berpikir reflektif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut, sehingga guru dituntut untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Berdasarkan wawancara dengan guru kimia SMA Negeri 9 Tangerang Selatan, materi asam basa merupakan salah satu materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun sering kali dianggap materi yang bersifat hafalan dalam konsep teori asam dan basa. Siswa hanya menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru tanpa memberikan respon yang baik terhadap materi. Ketika memasuki konsep teori asam dan basa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang berbeda, baik untuk mengerjakan soal-soal maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana “Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada Materi Asam Basa”. 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut 1. Pada pembelajaran kimia, siswa cenderung menghafalkan rumus sehingga kemampuan berpikir reflektif peserta didik masih rendah. 2. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan materi yang sedang mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah. 3. Siswa mengalami kesulitan pada materi yang mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah konsep asam basa. C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Berpikir reflektif siswa yang diukur terdiri dari tiga indikator yaitu: Reacting, Comparing dan Contemplating (Surbeck, 1991) 2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Problem Based Learning (Arends, 2012) 3. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah asam basa D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa. 5 F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Siswa Melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan berpikir reflektif siswa. 2. Guru Sebagai wawasan bagi guru tentang salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran. 3. Peneliti Sebagai acuan dan motivasi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dan sebagai referensi atau tolak ukur serta pembanding dalam melakukan penelitian atau pun dalam hal lainnya selama penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. BAB II LANDASAN TEORITIK A. Kajian Teori 1. Berpikir Reflektif a. Pengertian Berpikir Berpikir adalah saat seseorang memperoleh pengetahuan lebih banyak dari pengalaman yang telah dilakukan. Pengalaman ini dilakukan secara sadar untuk mencapai suatu tujuan berbentuk pemahaman, pengambilan keputusan, perencanaan, pemecahan masalah, penilaian, tindakan dan sebagainya (DeBono, 1992, hlm. 36). Santock (2008, hlm. 357) mendefinisikan berpikir sebagai manipulasi atau mengelola dan mentransfer suatu informasi dalam otak sehingga akan membuat keputusan, membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Syam (2011, hlm. 5) mengemukakan berpikir merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memahami suatu kejadian yang nyata sehingga dapat memecahkan masalah dan mengambil suatu keputusan untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru. Menurut Suryabrata (2010, hlm. 54) berpikir adalah suatu aktivitas aktif dalam mengungkapkan tanggapan-tanggapan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah ekplorasi pengalaman secara nyata dalam rangka mengambil keputusan untuk memecahkan suatu masalah dan membentuk konsep sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Proses berpikir terbagi 2, yaitu berpikir autistik dan berpikir realistik. Berpikir autistik yaitu berpikir dengan melamun, menghayal, berfantasi, dan wishful thinking. Seseorang yang berpikir seperti ini hanya melihat kehidupan sebagai khayalan saja dan melihat kehidupan sebagai gambaran fantasi. Sedangkan berpikir 6 7 realistik atau disebut nalar yaitu berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan keadaan nyata (Syam, 2011, hlm. 5). Syam (2011, hlm. 6-7) menyebutkan bahwa dalam berpikir terjadi proses pemecahan masalah yang berlangsung 5 tahap, yaitu : 1) Adanya masalah 2) Menggali memori masa lalu untuk memecahkan masalah yang efektif 3) Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan masalah 4) Menggunakan lambang-lambang verbal dan grafis untuk memecahkan masalah 5) Adanya pemecahan masalah. b. Pengertian Berpikir Reflektif Berpikir reflektif tertuang dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70 Tahun 2013 menyebutkan bahwa “landasan filosofi kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam kemampuan berpikir reflektif untuk penyelesaian masalah sosial di masyarakat”. Berpikir reflektif diperkenalkan oleh John Dewey pada tahun 1910 dalam bukunya yang berjudul "How We Think”, sebuah karya yang dirancang bagi para guru. Pemikiran dasar Dewey menyatakan bahwa pembelajaran meningkatkan proses refleksi. Proses refleksi ini berguna untuk meninjau kembali pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan prestasinya dalam kelas (Shermis, 1999, hlm. 2). John Dewey (1910, hlm. 2) mendefinisikan berpikir reflektif adalah “active, persistent, and careful consideration of any belief or supposed form of knowledge in the light of the grounds that support it, and the further conclusions to which it tends”. Berpikir reflektif adalah aktif, gigih, dan mempertimbangkan dengan saksama tentang segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya atau format yang 8 diharapkan tentang pengetahuan apabila dipandang dari sudut pandang yang mendukungnya, dan menuju pada suatu kesimpulan. Chen dalam Solfarina (2012, hlm. 7) “mendukung pendapat Dewey melalui temuannya bahwa berpikir reflektif diperlukan dan penting bagi profesional untuk mengembangkan profesionalitas berkelanjutan, karena mendorong untuk belajar lebih lanjut dan meningkatkan keterampilan berpikir lainnya”. Menurut Kuswana (2011, hlm. 26) berpikir reflektif “menekankan pada pendekatan aplikasi yang diterjemahkan menjadi keterampilan dan proses pemecahan masalah”. Choy dan Oo (2012, hlm. 168) juga menegaskan pendapat Dewey bahwa untuk berfikir secara reflektif, seseorang seharusnya mampu mencantumkan ide-idenya untuk membentuk satu hal yang stabil ke arah kesimpulan yang bersepadu akibat daripada pemikiran konsisten. Berdasarkan penjelasan para ahli maka, dapat disimpulkan bahwa berpikir reflektif adalah salah satu dari berpikir tingkat tinggi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah menggunakan pengetahuan lamanya untuk menjawab masalah yang sedang dihadapi sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Boody, Hamilton, dan Schon dalam Choy dan Oo (2012, hlm. 168-170) menjelaskan bahwa terdapat 4 karakteristik berpikir reflektif, yaitu reflection as retrospective analysis, reflection as problem solving, critical reflection of self, and reflection on beliefs about self and self-efficacy. 1) Refleksi sebagai analisis retrospektif (kemampuan untuk menilai diri sendiri) Pendekatan ini siswa maupun guru masing-masing merefleksikan pemikirannya untuk menggabungkan pengalaman sebelumnya dan bagaimana prakteknya. pengalaman ini bisa berpengaruh saat dalam 9 2) Refleksi sebagai proses pemecahan masalah (kesadaran tentang bagaimana seseorang belajar) Diperlukannya mengambil langkah-langkah untuk menganalisis dan menjelaskan masalah sebelum mengambil tindakan. Hal ini memungkinkan agar tindakan yang lebih konstruktif yang harus diambil daripada menerapkan perbaikan cepat. 3) Refleksi kritis pada diri (mengembangkan perbaikan diri secara terus menerus). Refleksi kritis dapat mempertimbangkan dianggap kembali sebagai dan proses analisis, mempertanyakan pengalaman dalam konteks yang luas dari suatu permasalahan. 4) Refleksi pada keyakinan dan keberhasilan diri. Keyakinan lebih efektif dibandingkan dengan pengetahuan dalam mempengaruhi seseorang pada saat menyelesaikan tugas maupun masalah. Selain itu, keberhasilan merupakan peran yang sangat penting dalam menentukan praktik dari kemampuan berpikir reflektif. Masalah hadir ketika seorang siswa penasaran, bingung, atau tidak mampu menemukan solusi. Teori reflektif mengatakan bahwa jika ingin menghasilkan masalah, maka buatlah pertanyaan dan membuat rangkaian proses siswa menjawabnya. Lalu meminta mereka membuat pertanyaan yang menciptakan konflik. Kemudian membantu mereka mencapai jawaban yang tepat. Jika seseorang ingin mengajar reflektif dan mengadakan diskusi reflektif, maka tujuan, sasaran, atau tujuan harus mandat diskusi. Maka hal ini akan mengurangi evaluasi yang menekankan pada hafalan (Shermis, 1999, hlm. 3). Kusumaningrum dan Saefudin (2012, hlm. 575) mengemukakan bahwa terdapat lima komponen yang berkenaan dengan kemampuan berpikir reflektif, diantaranya adalah : 10 1) Recognize or felt difficulty problem, merasakan dan mengidentifikasi masalah. Masalah mungkin dirasakan siswa setelah siswa membaca data pada soal. Kemudian, siswa mencari cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Pada langkah ini, siswa merasakan adanya permasalahan dan mengidentifikasinya. 2) Location and definition of the problem, membatasi dan merumuskan masalah. Langkah ini menuntun siswa untuk berpikir kritis. Berdasarkan pengalaman pada langkah pertama tersebut, siswa mempunyai masalah khusus yang merangsang pikirannya, dalam permasalahan tersebut langkah dan ini timbul siswa mencermati upaya mempertajam masalah. 3) Suggestion of possible kemungkinan alternatif solution, mengajukan solusi pemecahan beberapa masalah. Pada langkah ini, siswa mengembangkan berbagai kemungkinan dan solusi untuk memecahkan masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan tersebut, siswa berusaha untuk mengadakan penyelesaian masalah. 4) Rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan. Siswa mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut, dalam langkah ini siswa memikirkan dan merumuskan penyelesaian masalah dengan mengumpulkan data-data pendukung. 5) Test and formation of conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah dan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan. Siswa menguji kemungkinan dengan jalan menerapkannya untuk memecahkan masalah keabsahan temuannya. sehingga siswa menemukan sendiri 11 Berpikir reflektif memiliki tiga kategori menurut Dewey (1910, hlm. 9-10) yaitu, sebagai berikut : 1) Curiosity (Keingintahuan) Hal ini lebih kepada cara-cara siswa merespon masalah. Curiosity merupakan keingintahuan seseorang akan penjelasan fenomena-fenomena yang memerlukan jawaban fakta secara jelas serta keinginan untuk mencari jawaban sendiri terhadap soal yang diangkat. 2) Suggestion (Saran) Suggestion merupakan ide-ide yang dirancang oleh siswa akibat pengalamannya. Saran haruslah beraneka ragam agar siswa mempunyai pilihan yang banyak dan luas serta mendalam agar siswa dapat memahami inti masalahnya. 3) Orderlinnes (Keteraturan) Dalam hal ini siswa harus mampu merangkum ide-idenya untuk membentuk satu kesatuan. Adapun menurut Surbeck, Han & Moyer (1991, hlm. 25-27) berpikir reflektif berdasarkan respon siswa, yaitu : 1) Reaction/ Reacting Tanggapan awal siswa di kelas berdasarkan pemahaman pribadi terhadap masalah dengan berfokus pada sifat situasi alami. 2) Elaboration/ Comparing Siswa melakukan analisis dan klarifikasi serta makna dan informasi yang diyakini dengan cara membandingkan pengalaman dengan pengalaman yang lain. 3) Contemplating Pada kategori ini mengutamakan pengertian pribadi yang mendalam seperti menguraikan menginformasikan, mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau masalah. 12 Menurut Nisak (2013, hlm. 31-32) terdapat tiga indikator berpikir reflektif. Tiga kelompok indikator berpikir reflektif tersebut diuraikan lebih lanjut sebagai berikut : No 1 Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif Indikator Berpikir Aktivitas yang dilakukan Reflektif Menyebutkan apa yang diketahui Reacting Menyebutkan apa yang ditanyakan Menjelaskan definisi 2 Comparing 3 Contemplating Mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah dihadapi. Mendeteksi kesalahan Memperbaiki dan menjelaskan jika terjadi kesalahan Membuat kesimpulan dengan benar 2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau yang lebih dikenal dengan Problem Based Learning (PBL) diadopsi dari istilah Inggris yaitu Problem Based Instruction (PBI). Model ini sudah dikenal sejak zaman John Dewey (Trianto, 2009, hlm. 91). “Model Problem Based Learning pada umumnya mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata secara berkelompok, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa pada pembelajaran” (Maryani dan Fatmawati, 2015, hlm. 51). Menurut Linden (2006, hlm. 56) Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berlandaskan filosofi konstruktivisme bahwa peserta didik diberikan kesempatan lebih banyak untuk aktif mencari dan lebih lanjut memeroses informasi, membangun pengetahuan dan makna berdasarkan pengalamannya. Model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model 13 pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga saat proses pembelajaran dapat memberikan kondisi belajar aktif dan inovatif (Yustina, Syafii, dan Apriliani, 2014, hlm. 61). PBL merupakan suatu strategi pembelajaran, dalam hal ini peserta didik mengerjakan permasalahan yang bersifat autentik dalam kehidupan sehari-hari, dengan menyusun keterampilan pengetahuan, berpikir tingkat mengembangan tinggi, serta inkuiri dan mengembangkan kemandirian dan percaya diri dalam belajar (Arends, 2012, hlm. 396). Berdasarkan definisi para ahli maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah di awal pembelajaran untuk mengembangkan berpikir siswa dalam memecahkan masalah serta siswa dapat mengetahui mengapa mereka harus mempelajari materi ajar tersebut. b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah Rusman (2013, hlm. 232-233) mengemukakan karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut : 1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar. 2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur. 3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective). 4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar. 5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama 6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL 7) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. 8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi 14 pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. 9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesi dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan 10) PBM melibatkan evaluasi dan riview pengetahuan siswa dan proses belajar. c. Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah Sintak suatu pembelajaran berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran. Huda (2014, hlm. 272-273) mengemukakan sintak operasional PBL, yakni sebagai berikut : 1) Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah 2) Siswa mendiskusikan masalah dalam tutor PBL dalam sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah. Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap masalah. 3) Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database, website, masyarakat, dan observasi. 4) Siswa kembali pada tutor PBL, lalu saling sharing informasi, melalui peer teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu. 5) Siswa menyajikan solusi atas masalah. 6) Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengajaran selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review pribadi, review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan refleksi atas kontribusi terhadap proses tersebut. 15 Menurut Fogarty (dikutip oleh Rusman, 2013, hlm. 243) langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut : 1. Menemukan masalah 2. Mendefinisikan masalah 3. Mengumpulkan fakta dengan menggunakan KND 4. Pembuatan hipotesis 5. Penelitian 6. Rephrasing masalah 7. Menyuguhkan alternatif 8. Menyusun solusi Lingkungan belajar yang harus disiapkan dalam pembelajaran berbasis masalah adalah lingkungan belajar yang terbuka, menggunakan proses demokratis, dan menekankan pada peran aktif siswa. Sehingga akan membantu siswa menjadi mandiri dan mempunyai keterampilan intelektual yang mandiri. Pada lingkungan belajar menekankan peran sentral siswa (Rusman, 2013, hlm. 243244). Arends (2012, hlm. 443) mengemukakan bahwa langkahlangkah pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah Fase Tahap Tingkah Laku Guru 1. Orientasi siswa pada masalah 2. Mengorganisir siswa untuk belajar Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah. Membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 16 Fase Tahap Tingkah Laku Guru 3. Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. penyelidikan individual maupun kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Membantu siswa untuk melakakukan refleksi atau eveluasi terhadapa penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. d. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaaan materi pelajaran keterampilan dari pemecahan disiplin masalah. heuristik PBM dan pengembangan berhubungan dengan keterampilan memaknai informasi, lifewide learning, kolaboratif dan belajar tim, serta keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif (Rusman, 2013, hlm. 238). Menurut Trianto (2009, hlm. 94-96) tujuan pembelajaran berbasis masalah yaitu : 1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah Keterampilan berpikir adalah proses yang melibatkan operasional mental untuk menganalisis, mengkritik, dan membuat kesimpulan berdasarkan berbagai pertimbangan. Keterampilan pemecahan masalah adalah konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi yang tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang 17 dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. 2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik Model pembelajaran berdasarkan masalah amat penting untuk menjembatani gap antara pembelajaran di sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah sehingga memiliki implikasi: mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang, dan melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri. 3) Menjadi pembelajar yang mandiri Adanya bimbingan guru secara terus menerus akan mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak. e. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah Banyak keunggulan dari pembelajaran berbasis masalah ini telah diungkapkan oleh para ahli, salah satunya menurut Sanjaya (2006, hlm. 220-221) menyatakan bahwa : a) Pembelajaran berbasis masalah adalah teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran b) Pembelajaran berbasis masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa c) Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa d) Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata 18 e) Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan f) Pembelajaran berbasis masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. g) Pembelajaran berbasis masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa h) Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. i) Pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata j) Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. B. Deskripsi Materi Asam Basa 1. Teori Asam Basa Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) diambil dari bahasa Arab untuk abu. Jauh sebelum Arrhenius, berabad-abad yang lalu para ilmuan telah mendefinisikan asam dan basa atas dasar sifat-sifatnya. Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa semua asam selalu mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen. Selanjutnya di tahun 1810, Davy menunjukkan bahwa asam muriatat (asam hidroklorida) hanya mengandung hidrogen dan klor. Tidak mengandung 19 oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen yang menjadi unsur dasar di dalam asam (Petrucci, 1987, hlm. 260). a. Asam dan basa menurut Arrhenius Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam apabila suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+). Contoh : HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) Sedangkan basa apabila larutan terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-). NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang merupakan katalis yang paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang paling baik, yaitu asam kuat. Semakin kuat asam, semakin tinggi konsentrasi H+ di dalam larutannya (Petrucci, 1987, hlm. 261). b. Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton. Contoh: HCl + NH3 (1) (asam) (2) (basa) Cl- + NH4+ (1) (basa (2) (asam Konjugasi) konjugasi) Suatu asam (1) kehilangan proton akan menjadi basa (1) dan basa (2) yang mendapatkan proton akan menjadi asam (2). Secara umum perpindahan proton berlaku dua arah (reversible). Jika basa (1) mendapatkan kembali proton, asam (1) terbentuk. Basa (1) disebut basa konjugasi dari asam. Begitu juga asam (2) adalah asam konjugat dari basa (2) (Patrucci, 1987, hlm. 262) c. Asam dan Basa Menurut Lewis Menurut Lewis, asam adalah akseptor (penerima) pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Dalam 20 hal ini dapat diketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang mempunyi orbital yang belum penuh dan kekurangan elektron. Basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Contoh : Dalam reaksi di atas, BF3 berfungsi sebagai basa lewis dan NH3 sebagai basa lewis sebuah ikatan pasangan elektron (ikatan koordinat kovalen) terbentuk diantara atom B dan N (Patrucci, 1987, hlm 263264). Contoh dalam kehidupan sehari-hari : Di dalam obat mag terkandung zat yang bersifat basa yang dapat mengurangi kelebihan asam lambung. Asam yang terkandung dalam lambung yaitu HCl dan basa yang terkandung dalam obat mag yaitu Mg(OH)2, Al(OH)3, atau campuran keduanya. Obat mag dapat mengurangi kelebihan asam lambung karena terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat maag. 2. Indikator Asam Basa Noda kunyit akan memberikan warna yang berbeda. Ketika noda kunyit diberi larutan asam akan berubah warna menjadi kuning cerah dan ketika diberi larutan basa akan berubah warna menjadi coklat. Sifat-sifat lain dari asam dan basa adalah pengaruhnya pada indikator. Indikator adalah suatu zat yang digunakan untuk membedakan asam atau basa (Brady, 2000, hlm. 201). Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan suatu asam atau basa. Indikator ada 2 macam, yaitu indikator alami dan indikator buatan. Indikator alami terdapat pada beberapa jenis tanaman yakni mahkota bunga sepatu, bunga hydrangea, kubis merah, kunyit, bunga waru, kayu secang, dan lain sebagainya. Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam basa adalah terjadinya 21 perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Indikator alami yang digunakan biasanya dalam bentuk larutan yang kemudian diteteskan pada cairan/ larutan yang akan diuji. Namun kekurangan indikator alam ini tidak tahan lama dan menimbulkan bau yang tidak sedap apabila disimpan terlalu lama. Indikator buatan yakni terdapat 2 bentuk, bantuk kertas : kertas lakmus dan indikator universal, serta indikator buatan dalam bentuk larutan. Kertas lakmus ada yang berwarna merah dan biru. Meskipun dapat menunjukkan sifat asam dan sifat basa suatu larutan, indikator kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah tidak dapat menunjukkan seberapa kuat sifat asam maupun basa suatu larutan. Sedangkan indikator universal dapat menunjukkan kekutan asam maupun basa, ditunjukkan pada deret perubahan warnanya. Indikator buatan dalam bentuk larutan, misalnya fenolptalein, larutan metil merah, larutan metil biru, dan sebagainya (Lestari, 2016, hlm. 69-70). C. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan penelitian terkait dengan model Problem Based Learning (PBL) yaitu penelitian Angkotasan dan Suryanto (2013) yang berjudul “Model PBL dan Cooperative Learning Tipe TAI Ditinjau dari Aspek Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pemecahan Masalah”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif dan pemecahan masalah pada siswa SMA Negeri 5 Kota Ternate. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Solfarina (2012) dengan judul “Pembelajaran Ikatan Kimia Berbasis E-Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Reflektif Bagi Mahasiswa Calon Guru”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran ikatan kimia berbasis elearning dapat meningkatkan keterampilan berpikir reflektif mahasiswa. Penelitian yang sejalan dilakukan juga oleh Nisak (2013) dengan judul “Analisis Kemampuan Reflektif Siswa dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Semantik, Figural, dan Simbolik pada Pokok Bahasan Fungsi 22 Kelas XI IPA di MAN Nglawak Kertosono Nganjuk”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keterampilan berpikir reflektif siswa dalam memecahkan masalah berbentuk semantik, figural, dan simbolik pada kelompok tinggi, sedang, rendah memiliki kategori sangat tinggi dan tinggi. Penelitian lainnya dilakukan oleh Pratikno (2016) dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Subpokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas X Pembangkit Listrik (PBL) SMK Negeri 2 Jember”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa pada kelas interval 6 termasuk dalam kategori sangat tinggi, siswa pada kelas interval 5 termasuk dalam kategori tinggi, dan siswa pada kelas interval 2 termasuk dalam kategori rendah. D. Kerangka Pikir Masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia mengakibatkan sulitnya anak-anak Indonesia untuk bersaing dengan anak-anak lain di seluruh dunia. Faktor penyebabnya karena masih rendahnya kemampuan sains anakanak di Indonesia dan berbedanya kompetensi yang diajarkan di Indonesia dengan negara lain. Di negara lain kompetensi yang diajarkan sudah mengacu kepada kemampuan anak berpikir tingkat tinggi sehingga timbul keterampilan berpikir reflektif siswa. Sedangkan di Indonesia sendiri kompetensi yang diajarkan belum mengacu kepada keterampilan berpikir reflektif siswa. Salah satu mata pelajaran sains yang masih menggunakan kompetensi pembelajaran seperti itu adalah mata pelajaran kimia dalam materi asam basa. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir reflektif, siswa diperlukan model pembelajaran yang dapat menimbulkan keterampilan berpikir reflektif siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat menimbulkan keterampilan berpikir reflektif siwa adalah model Problem Based Learning (PBL). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui Problem Based Learning (PBL) akan menimbulkan keterampilan berpikir reflektif siswa. 23 Rendahnya berpikir reflektif siswa akibatnya Siswa tidak mampu menghubungkan materi yang sedang mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah. faktor penyebabnya Siswa cenderung menghapalkan rumus contoh materi Larutan asam basa Model Problem Based Learning (PBL) 1. Orientasi siswa pada masalah -Membaca masalah pada wacana -Mengidentifikasi masalah pada wacana -Menuliskan masalah pada wacana 2. Mengorganisir siswa untuk belajar -Mengidentifikasi masalah pada wacana melalui diskusi kelompok -Membedakan beberapa teori asam basa secara berkelompok 3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok -Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan baik melalui studi literatur maupun praktikum -Melakukan kegiatan secara individu maupun kelompok. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya -Mempresentasikan hasil diskusi -Memberikan tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok lain (penyaji). 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah -Menyimpulkan kembali/ mengevaluasi konsep bersama guru Reacting Reacting Comparing Contemplating Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Kemampuan Berpikir Reflektif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 16 Januari – 01 Februari 2017 tahun ajaran 2016/2017. Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan yang beralamatkan di Jl. Hidup Baru No. 31 Serua Raya Ciputat. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angkaangka yang bermakna (Hamdi dan Bahruddin, 2014, hlm. 5). C. Prosedur Penelitian Terdapat tiga tahap dalam penelitian ini, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. 1. Tahap Persiapan a. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) dan menentukan indikator pembelajaran pada materi larutan asam basa yang dapat diterapkan dengan model PBL sehingga dapat memunculkan berpikir reflektif siswa dengan optimal. b. Menganalisis berpikir reflektif yang disesuaikan dengan model PBL pada materi larutan asam basa menurut Surbeck, Han, dan Moyer (1991). c. Membuat instrumen penelitian berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), tes essay dan lembar observasi yang sesuai dengan model PBL dan indikator berpikir reflektif yang telah ditentukan. d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator pembelajaran yang disesuaikan dengan berpikir reflektif dan langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan model PBL. 24 25 e. Menguji validitas konstruksi (judgment experts) dan memperbaiki instrumen sesuai saran para ahli. f. Menguji cobakan instrumen tes yang telah dibuat kepada siswa. Hasil uji coba dikonsultasikan kembali dengan dosen. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Seluruh pertemuan dilakukan dengan model PBL sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada saat pelaksanaan pembelajaran ditunjang dengan LKS dan lembar observasi untuk memunculkan berpikir reflektif dan keterlaksanaan model PBL. Masalah diberikan guru dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama masalah yang diberikan yakni tentang indikator asam dan basa, pertemuan kedua berisikan masalah tentang manfaat obat maag, dan masalah pada pertemuan ketiga adalah tentang noda kunyit yang menempel pada baju. Setelah diberikan masalah dalam bentuk wacana, siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang berkaitan dengan materi yang dipelajari secara berkelompok. Sebelumnya kelompok tersebut sudah dibentuk pada awal pembelajaran. LKS terdiri dari 5 tahap yaitu tahap orientasi siswa pada masalah, tahap mengorganisasi siswa dalam belajar, tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada akhir pertemuan, mengisi tes essay berpikir reflektif dan mengumpulkannya untuk di analisis. 3. Tahap Penyelesaian a. Mengolah data hasil b. Menganalisis data c. Membuat kesimpulan 26 Secara garis besar prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: Analisis KD dan Indikator Kurikulum 2013 Studi Kepustakaan Berpikir Reflektif Studi Kepustakaan Model PBL Tes Essay Pembuatan Instrumen Penelitian LKS Revisi Pembuatan RPP dengan model PBL Lembar Observasi Tahap Persiapan Validasi Instrumen Memperbanyak Instrumen YA Penelitian Model PBL Tahap Pelaksanaan LKS Tes Essay Lembar Observas i Analisis Data Menuliskan hasil dan pembahasan Membuat Kesimpulan Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Tahap Penyelesaian 27 D. Populasi dan Sampel Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi” (Arikunto, 2010, hlm. 173). Sedangkan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel” (Arikunto, 2010, hlm. 174). Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 9 Tangerang Selatan, populasi terjangkau siswa kelas XI IPA pada SMA Negeri 9 Tangerang Selatan semester genap tahun ajaran 2016/2017. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 39 siswa. Teknik Purposive Sampling bertujuan untuk mengambil sampel berdasarkan tujuan penelitian bukan berdasarkan atas strata (Arikunto, 2010, hlm 183). Selanjutnya peneliti mengelompokkan siswa tersebut menjadi 3 kategori, kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil perhitungan standar deviasi yang diolah dari hasil UTS. Menurut Arikunto (2015, hlm. 112) rumus standar deviasi sebagai berikut : ∑ S=√ Keterangan : Kelompok tinggi : ≥ Mean + Standar Deviasi Kelompok sedang: Mean- Standar Deviasi < x < Mean + Standar Deviasi Kelompok rendah : ≤ Mean – Standar Deviasi Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa Kelompok Siswa Kriteria Jumlah Siswa Tinggi ≥85 4 Orang Sedang 60 < N < 85 31 Orang Rendah ≤ 60 4 Orang 28 E. Teknik Pengumpulan Data Sebuah penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) membutuhkan teknik dan alat penelitian yang relevan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya yaitu: Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data No 1. 2. Data Kemampuan berpikir reflektif Keterlaksanaan model PBL Instrumen Waktu Dilakukan di kelas sesudah Soal essay diajarkan materi larutan asam dan basa Lembar Kerja Dilakukan di kelas ketika proses Siswa pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) Lembar Observasi Dilakukan di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam penelitian yang dilakukan. Ada 3 instrumen yang digunakan oleh peneliti, yaitu tes essay, lembar observasi, dan LKS. Soal essay digunakan sebagai instrumen utama dalam menganalisis berpikir reflektif siswa yang tercapai, sedangkan lembar observasi dan LKS digunakan sebagai instrumen pendukung untuk menguatkan data. 1. Tes Tes adalah berupa latihan atau serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010, hlm. 193). Tes yang dilakukan yaitu tes essay. Pemberian tes essay kepada siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif siswa pada materi larutan asam basa. Adapun kisi-kisi soal essay berpikir reflektif siswa dipaparkan pada Tabel 3.3. 29 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Reflektif No. Indikator Berpikir Reflektif 1 Reacting 2 Comparing 3 Contemplating Jumlah Soal Valid Soal Invalid 1,2,4,7,9,11, 13,14,15,16 3*,5*,6*,8*,10*, 12* 10 6 Keterangan *: Soal yang Invalid 2. Lembar Observasi Lembar Observasi adalah alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengamatan suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010, hlm. 199). Melalui lembar observasi dapat terlihat kemunculan berpikir reflektif siswa yang diamati dengan menggunakan panca indra secara langsung. Adapun hubungan antara kegiatan yang diamati dalam proses belajar dan indikator berpikir reflektif yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Penilaian Lembar Observasi No 1 Indikator Berpikir Reflektif Reacting 2 Comparing 3 Contemplating Aktivitas yang dilakukan No Kegiatan Tanggapan awal siswa di kelas berdasarkan pemahaman pribadi terhadap masalah dengan berfokus pada sifat situasi alami. Siswa melakukan analisis dan klarifikasi serta makna dan informasi yang diyakini dengan cara membandingkan pengalaman dengan pengalaman yang lain. Mengutamakan pengertian pribadi yang mendalam seperti menguraikan menginformasikan, mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau masalah. 5,8,9,11,16 (LO 1) 5,8,11 (LO 2) 6 (LO 3) 12,14 (LO 1) 10, 15 (LO 2) 10,13,15 (LO 3) Keterangan LO: Lembar Observasi 13,15,17 (LO 1) 17 (LO 2) 17 (LO 3) 30 Berdasarkan Tabel 3.4 terdapat 3 aspek berpikir reflektif yang dapat diukur dengan menggunakan lembar observasi pada saat pembelajaran sedang berlangsung. 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah “panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan pemecahan masalah” (Trianto, 2009, hlm. 222). Pada penelitian, Lembar Kerja Siswa (LKS) ini digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran di kelas yang di dalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang diselesaikan melalui langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL). Lembar Kerja Siswa (LKS) dikerjakan ketika proses pembelajaran dilakukan. Hal tersebut sebagai bukti bahwa model Problem Based Learning (PBL) telah dilaksanakan, sehingga memudahkan proses penilaiannya dan dibuatlah rubrik penilaian lembar kerja siswa (LKS). Adapun hubungan antara permasalahan-permasalahan dalam bentuk pertanyaan pada LKS dan indikator berpikir reflektif yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Penilaian Hasil Lembar Kerja Siswa No 1 2 Indikator Berpikir Reflektif Aktivitas yang dilakukan Reacting Tanggapan awal siswa di kelas berdasarkan pemahaman pribadi terhadap masalah dengan berfokus pada sifat situasi alami. Comparing Siswa melakukan analisis dan klarifikasi serta makna dan informasi yang diyakini dengan cara membandingkan pengalaman dengan pengalaman yang lain. No Soal 1,2,4,5,6,11 (Kegiatan 1) 1,2,4,5 (Kegiatan 2) 1,2,3 (Kegiatan 3) 3,7,8,9,10 (Kegiatan 1) 3,6,7 (Kegiatan 2) 4,5,6 (Kegiatan 3) 31 No 3 Indikator Berpikir Reflektif Contemplating Aktivitas yang dilakukan No Soal Mengutamakan pengertian 12 (Kegiatan 1) pribadi yang mendalam 8,9 (Kegiatan 2) seperti menguraikan mengin- 7 (Kegiatan 3) formasikan, mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau masalah. Berdasarkan Tabel 3.6 terdapat 3 indikator berpikir reflektif siswa yang dapat terukur menggunakan LKS. G. Validasi Instrumen Untuk menguji apakah instrumen itu valid atau tidak dibutuhkan uji validitas. 1. Validitas Logis Menurut Arikunto (2015, hlm. 81) validitas logis terdiri dari validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen adalah menunjukkan instrumen tersebut sesuai dengan isi materi konsep yang akan dievaluasi. Adapun validitas konstruk sebuah instrumen yang menunjukkan instrumen tersebut sesuai dengan konstrak dilakukan dengan mengkonsultasikan setiap butir soal essay, LKS dan lembar observasi yang akan digunakan kepada dua dosen sebagai validator ahli. 2. Validitas Empiris Validitas empiris ini dilakukan hanya pada instrumen tes. Menurut Arikunto (2015, hlm. 81) sebuah instrumen akan dikatakan telah memiliki validitas empiris jika telah diuji dari pengalaman. Untuk menguji validitas empiris instrumen yang dibuat, tes diuji cobakan kepada siswa yang bukan subjek penelitian lalu dihitung validitas setiap butir soalnya. Validitas empiris hanya dilakukan pada instrumen tes sedangkan untuk LKS dan observasi hanya menggunakan validitas isi dan konstruk. 32 a. Reliabilitas Reliabilitas berkaitan dengan taraf kepercayaan. Tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2015, hlm. 100). Adapun rumus reliabilitas menurut Riduwan (2015, hlm. 109) yaitu : rii = [ ][ ] Keterangan : rii = reliabilitas menggunakan persamaan KR-21 p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah k = banyak soal St^2 = standar deviasi atau simpangan baku Adapun kriteria reliabelitas menurut Arifin (2011, hlm. 257) dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Indeks r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah Klasifikasi Penafsiran Buruk Sekali 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah Buruk 0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang Cukup 0,60 < r11 ≤ 0,80 Tingggi Baik r11 >0,80 Sangat Tinggi Sangat Baik Untuk mendapatkan nilai reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software Anates Versi 4.0.4. Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan software Anates Versi 4.0.4 didapatkan nilai reliabilitas seluruh item adalah 0,96 termasuk dalam kategori sangat baik. 33 b. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2015, hlm. 226). Adapun rumus daya pembeda menurut Arikunto (2015, hlm. 228) yaitu : D= - = PA -PB Keterangan : D = Daya pembeda BA= jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar BB = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar JA = Jumlah siswa kelompok atas JB = Jumlah siswa keompok bawah Sebagai acuan tolak ukur koefisien daya pembeda menurut Arikunto (2015, hlm. 232) dapat digunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.7 Tingkatan Daya Pembeda Tingkat Daya Pembeda Keterangan 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik sekali Untuk mendapatkan nilai daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan software Anates Versi 4.0.4. Hasil pengujian daya pembeda seluruh butir soal secara lengkap terdapat dalam lampiran 11. c. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah sebuah pengukuran untuk mengukur seberapa besar indeks kesukaran suatu soal (Arikunto, 2015, hlm. 223). Adapun rumus tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2015, hlm. 223) sebagai berikut : P= 34 Keterangan : P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud Tolak ukur suatu indeks kesukaran yang digunakan menurut Arikunto (2015, hlm. 225) yakni sebagai berikut : Tabel 3.8 Tingkatan Kesukaran Tingkatan Kesukaran Keterangan 0,00 – 0,30 Soal sukar 0,31 – 0,70 Soal sedang 0,71 – 1,00 Soal mudah Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini menggunakan software Anates versi 4.0.4. hasil pengujian tingkat kesukaran seluruh butir soal secara lengkap terdapat pada lampiran 11. H. Teknis Analisis Data Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskiptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekuensi dan mencari jumlah persentasenya. 1. Data Hasil Tes Essay Tes essay ini terdiri dari 8 soal yang mewakili tiap indikator berpikir reflektif. Setiap butir soal terdiri atas 3 indikator berpikir reflektif yaitu Reacting, Comparing dan Contemplating. Setiap soal terdiri dari 3 indikator berpikir reflektif dengan skor perindikator menggunakan skala likert (0-4) dan diberi skor maksimum 12. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara : 35 a. Memberi skor mentah pada setiap jawaban siswa pada soal essay berdasarkan standar jawaban yang telah dibuat. b. Menghitung skor total dari soal essay untuk masing-masing siswa berdasarkan setiap indikatornya. c. Menentukan nilai persentase berpikir reflektif masing-masing siswa. Menurur Purwanto (2002, hlm.102) di dalam bukunya disebutkan bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus: NP = x 100 Keterangan : NP = Nilai persen yang dicari R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal 100 = Bilangan tetap d. Menghitung skor rata-rata untuk seluruh aspek indikator berpikir reflektif yang terdapat pada tes untuk nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus: Rata-rata = e. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan kriteria. Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui tes menurut Riduwan (2015, hlm.89) yakni sebagai berikut : Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes Interval Skor (%) Kategori 81 – 100 Sangat Baik 61 – 80 Baik 41 – 60 Cukup 21 – 40 Kurang 0 – 20 Sangat Kurang Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui tes dalam penelitian ini menggunakan perhitungan manual. 36 2. Data Observasi Menganalisis hasil observasi yang dilakukan kepada seluruh siswa yang terdiri dari 6 kelompok. Hasil data observasi ini digunakan untuk dapat melengkapi data-data penelitian yang telah diolah. Data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis dengan cara : a. Menjumlahkan banyak ceklis (√) pada setiap kolom yang terdapat pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator berpikir reflektif dengan cara pemberian skor berpikir reflektif siswa menggunakan skala likert (0-4). b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul. Menurur Purwanto (2002, hlm.102 ) di dalam bukunya disebutkan bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus: NP = x 100 Keterangan : NP = Nilai persen yang dicari R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal 100 = Bilangan tetap c. Menginterpretasikan secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek indikator berpikir reflektif yang muncul selama proses pembelajaran. Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui observasi menurut Riduwan (2015, hlm.89 ) yaitu: Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Observasi Interval Skor (%) Kategori 81 – 100 Sangat Baik 61 – 80 Baik 41 – 60 Cukup 21 – 40 Kurang 0 – 20 Sangat Kurang 37 Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui observasi dalam penelitian ini menggunakan perhitungan manual. 3. Data Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Memberi skor terhadap jawaban lembar kerja siswa (LKS) berdasarkan penilaian yang telah dibuat dengan menggunakan skala likert (0-4). b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul. Menurur Purwanto (2002, hlm. 102 ) di dalam bukunya disebutkan bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus: NP = x 100 Keterangan : NP = Nilai persen yang dicari R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal 100 = Bilangan tetap c. Menginterpretasikan secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek indikator berpikir reflektif yang muncul selama proses pembelajaran. Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) menurut Riduwan (2013, hlm. 89 ) yaitu: Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui LKS Interval Skor Kategori (%) 81 – 100 Sangat Baik 61 – 80 Baik 41 – 60 Cukup 21 – 40 Kurang 0 – 20 Sangat Kurang Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui LKS dalam penelitian ini menggunakan perhitungan manual. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan beberapa data hasil penelitian berpikir reflektif siswa SMA kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan pada materi asam basa menggunakan model PBL. Hasil pengukuran indikator berpikir reflektif siswa diukur melalui tes essay, lembar observasi dan LKS. Berikut ini adalah data hasil penelitian yang diperoleh: 1. Data Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan Data hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan dapat dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan Jumlah Data Sampel Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata Standar Deviasi 39 96,8 57,3 75,2 8,8 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes siswa secara keseluruhan adalah 75,2 (baik) dengan nilai tertinggi 96,8 (sangat baik) dan nilai terendah 57,3 (cukup) serta standar deviasi 8,8. 2. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator Data hasil berpikir reflektif siswa berdasarkan indikator berpikir reflektif dapat dijelaskan secara rinci pada Gambar 4.1 38 39 Persentase Rata-Rata 90 72.20 100% 62.80 80% 60% 40% 20% 0% Indikator Berpikir Reflektif Siswa Reacting Comparing Contemplating Gambar 4.1 Grafik Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 90% (sangat baik), Comparing sebesar 72,20% (baik), dan Contemplating sebesar 62,80% (baik). Hal ini menunjukkan nilai rata-rata indikator berpikir reflektif yang tertinggi pada indikator Reacting dan terendah pada indikator Contemplating. 3. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa Data hasil berpikir reflektif siswa berdasarkan kelompok siswa dapat dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa Indikator Berpikir Reflektif Kelompok Tinggi Reacting % 90,6 Comparing Contemplating Rata-Rata 78,9 61 76,8 Kategori Sangat Baik Baik Baik Baik Kelompok Sedang % 90,1 70,2 62,9 74,4 Kategori Sangat Baik Baik Baik Baik Kelompok Rendah % 90,6 76,5 61,7 76,3 Kategori Sangat Baik Baik Baik Baik 40 Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata berpikir reflektif siswa pada kelompok tinggi sebesar 76,8% (baik), pada kelompok sedang sebesar 74,8% (baik) dan pada kelompok rendah sebesar 76,3% (baik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata berpikir reflektif siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah termasuk dalam kategori baik. 4. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Data keterlaksanaan pembelajaran PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir reflektif siswa diperoleh dari instrumen LKS dan lembar observasi. LKS ini digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran di kelas yang di dalamnya terdapat permasalahanpermasalahan yang diselesaikan melalui langkah-langkah model PBL. Lembar Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model PBL dan juga untuk melihat secara langsung kemunculan beberapa kemampuan berpikir reflektif siswa. Data perolehan skor siswa dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Keterlaksanaan Pembelajaran PBL Indikator Berpikir Reflektif Reacting Comparing Contemplating Rata-Rata Kategori Rata-Rata Persentase LKS Observasi 80,50 81,50 87,30 80,70 90,70 82 81,17 81,40 Sangat Baik Sangat Baik Berdasarkan Tabel 4.3 hasil LKS menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 80,50% (baik), Comparing sebesar 87,30% (sangat baik) dan Contemplating sebesar 90,70% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif dalam LKS yang 41 tertinggi pada indikator Contemplating dan terendah pada indikator Reacting. Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 81,50% (sangat baik), Comparing sebesar 80,70% (baik) dan Contemplating sebesar 82% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif dalam observasi yang tertinggi pada indikator Contemplating dan terendah pada indikator Comparing. B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model PBL pada materi asam basa. Berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir reflektif siswa diperoleh dari instrumen LKS dan lembar observasi. LKS ini digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran di kelas yang di dalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang diselesaikan melalui langkah-langkah model PBL. LKS dikerjakan ketika proses pembelajaran dilakukan. Hal tersebut sebagai bukti bahwa model PBL telah dilaksanakan. Menurut Barrows dan Tamblyn (1980, hlm. 1) model PBL merupakan pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalahnya ditemukan saat proses awal pembelajaran. Selain itu, menurut Zakiyah, Adlim, dan Halim (2014, hlm. 120) menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi titrasi asam basa, karena model PBL dapat membangun konsep kimia. Pada awal pembelajaran di kelas, menggunakan model PBL. Guru memberikan masalah dalam bentuk wacana kepada siswa, yang berkaitan dengan materi asam basa agar siswa mendapatkan gambaran mengenai materi yang akan mereka pelajari. Masalah diberikan guru dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama masalah yang 42 diberikan yakni tentang indikator asam dan basa, pertemuan kedua berisikan masalah tentang manfaat obat maag, dan masalah pada pertemuan ketiga adalah tentang noda kunyit yang menempel pada baju. Setelah diberikan masalah dalam bentuk wacana, siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang berkaitan dengan materi yang dipelajari secara berkelompok. Sebelumnya kelompok tersebut sudah dibentuk pada awal pembelajaran. LKS terdiri dari 5 tahap yaitu tahap orientasi siswa pada masalah, tahap mengorganisasi siswa dalam belajar, tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Didalam LKS pada tahap orientasi siswa pada masalah, indikator berpikir reflektif yang muncul adalah Reacting. Indikator Reacting muncul ketika siswa menuliskan permasalahan apa yang ditemukan pada wacana. Tahap ini siswa disajikan suatu masalah yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Kusumaningrum dan Saefudin (2012, hlm. 575) mengatakan bahwa masalah mungkin dirasakan siswa setelah siswa membaca data pada soal. Lalu, siswa mencari cara untuk mengetahui jawaban. Ketika siswa merespon suatu masalah dengan pengetahuan awal yang dimiliki, dapat meningkatkan berpikir reflektif siswa. Dalam hal ini, siswa merespon dengan pemahaman awal terhadap masalah yang ada seperti menemukan permasalahan yang ada dalam wacana, menuliskan inti permasalahan dalam wacana, dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan pemahaman awal siswa. Agar lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap orientasi siswa pada masalah yang ada di LKS pada Gambar 4.2. 43 Gambar 4.2 Tahap Orientasi Siswa pada Masalah Pada tahap mengorganisasi siswa dalam belajar, terdapat 2 indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul, yaitu indikator Reacting dan Comparing. Indikator Reacting muncul ketika siswa mengidentifikasi masalah dalam wacana di LKS. Indikator Comparing muncul ketika siswa membedakan teori asam basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Sesuai dengan teori Dewey (1933, hlm. 7) bahwa mengemukakan ide merupakan tahap ketiga dari berpikir reflektif. Hal tersebut dapat mengembangkan keterampilan berpikir reflektif siswa. Agar lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap mengorganisasi siswa dalam belajar yang ada di LKS pada Gambar 4.3. 44 Gambar 4.3 Tahap Mengorganisir Siswa dalam Belajar Kemudian pada tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, terdapat 2 indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul, yaitu indikator Reacting dan Comparing. Indikator Reacting muncul ketika siswa menyebutkan sifat jeruk dan sabun setelah diuji menggunakan indra peraba dan pengecap. Menurut Rahmatina, Sumarmo dan Johar (2014, hlm. 67) ciri berpikir reflektif yakni berpikir mendalam sehingga memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada, sehingga membuka banyak kemungkinan jawaban yang bisa mereka dapatkan untuk mendapatkan jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok yang ada di LKS pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Tahap Membimbing Penyelidikan Individual Maupun Kelompok 45 Lalu pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, terdapat 2 indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul, yaitu indikator Reacting dan Comparing. Indikator Reacting muncul ketika siswa menuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O. Indikator Comparing muncul ketika siswa mempresentasikan perbedaan beberapa larutan menggunakan kertas lakmus dan indikator universal. Menurut Hmelo dan Silver (2004, hlm. 236) dalam PBL siswa bekerja dalam kelompok kolaboratif kecil dan mempelajari apa yang mereka perlu tahu untuk memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk membimbing siswa belajar melalui siklus belajar. Siswa disajikan dengan skenario masalah, kemudian merumuskan dan menganalisis masalah dengan mengidentifikasi faktafakta yang relevan dari skenario. Bahkan identifikasi langkah membantu siswa mewakili masalah. agar siswa memahami masalah lebih baik sehingga menghasilkan hipotesis tentang kemungkinan solusi. Bagian penting dari tahap ini adalah mengidentifikasi suatu masalah. Agar lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang ada di LKS pada Gambar 4.5. 46 Gambar 4.5 Tahap Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Setelah itu tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah terdapat 1 indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul yaitu Contemplating. Indikator tersebut muncul ketika siswa menyimpulkan kembali sifat larutan asam dan basa berdasarkan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Menurut Surbeck, Han, & Moyer (1991, hlm. 27) menginformasikan kembali, dan merekonstruksi suatu masalah sehingga siswa dapat menyimpulkan apa yang sudah dipelajari disebut dengan Contemplating. Agar lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang ada di LKS pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 47 Hasil LKS menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 80,50% (baik), Comparing sebesar 87,30% (sangat baik) dan Contemplating sebesar 90,70% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif dalam LKS pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) lebih dari 80% maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) telah terlaksana dengan baik di kelas XI IPA 1. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angkotasan dan Suryanto (2013, hlm. 98) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) efektif pada kemampuan berpikir reflektif. Keefektifan model PBL ini memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir reflektif. Menurut Arends (2012, hlm. 398) belajar berbasis masalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah sehingga menjadi pelajar yang mandiri. Dalam hal ini belajar berbasis masalah yakni dengan model PBL dapat membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam pikirannya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Selain itu siswa juga dilatih untuk menjadi dewasa dan menjadi pembelajar yang mandiri. Berdasarkan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model PBL dan juga untuk melihat secara langsung kemunculan beberapa keterampilan berpikir reflektif siswa. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yaitu mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Melalui observasi dapat terlihat kemunculan berpikir reflektif siswa yang diamati dengan menggunakan panca indera secara langsung. Pada penelitian ini, pengambilan data melalui lembar observasi melibatkan dua orang observer. Penjelasan yang diberikan berupa penggunaan lembar observasi pada saat mengamati kegiatan pembelajaran serta pemberian kisi-kisi setiap poin pengamatan pada lembar observasi. Langkah tersebut diharapkan persepsi setiap observer 48 terhadap fenomena yang muncul pada saat pembelajaran menjadi sama sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengisian format lembar observasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 81,50% (sangat baik), Comparing sebesar 80,70% (baik) dan Contemplating sebesar 82% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif melalui keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yakni 81,40% (sangat baik) maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) telah terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2015, hlm. 73) di SMP Joannes Bosco Yogyakarta, menyatakan bahwa keterlaksanaan keseluruhan pembelajaran berbasis masalah terlaksana dengan baik karena hasil yang diperoleh lebih dari 80%. Setelah mengetahui keterlaksanaan pembelajaran PBL dari LKS dan lembar observasi di dapatkan pula hasil analisis pencapaian keterampilan berpikir reflektif berdasarkan indikator yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Berikut ini penjelasan mengenai indikator-indikator keterampilan berpikir reflektif siswa. Pada indikator pertama yaitu Reacting di dapatkan data dengan nilai rata-rata sebesar 90% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa dapat memahami masalah yang ada dalam soal sehingga dapat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Menurut Prayitno, Sutawidjaya, Subanji, & Muksar (2014, hlm. 155) proses berpikir yang membangun pengetahuan berdasarkan pengalamannya dan kemudian menafsirkannya disebut dengan berpikir reflektif. Hasil yang sama diperoleh Fadhilah (2015, hlm. 106) yakni siswa yang dapat menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal, mencari apa yang diketahui dan dapat menyebutkan dengan tepat, merasa cukup dengan apa yang diketahui dari soal, serta dapat menyebutkan hubungan 49 antara diketahui dan ditanyakan maka memenuhi indikator dengan sangat baik. Kedua, indikator Comparing memiliki nilai persentase rata-rata yakni 72,20% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat melakukan analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta makna dan informasiinformasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini dengan membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga siswa dapat menjawab soal yang diberikan dengan baik. Menurut Surbeck, Han, & Moyer (1991, hlm. 26) Comparing adalah kegiatan siswa ketika menganalisis dan mengklarifikasi informasi yang diyakini dengan cara membandingkan pengalaman dengan pengalaman yang lain. Hasil yang sama pernah dilakukan oleh Nisak (2013, hlm. 52) menyatakan bahwa siswa dapat menjelaskan hubungan atau kaitan antara permasalahan yang pernah dihadapi sebelumnya dengan permasalahan tersebut berarti memenuhi indikator Comparing dengan baik. Terakhir, indikator Contemplating memiliki nilai rata-rata sebesar 62,80% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa belum semua siswa dapat mengutamakan pengertian pribadi yang mendalam seperti menginformasikan, mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau masalah sehingga siswa belum mampu menyimpulkan jawaban dengan tepat dan lengkap. Hasil yang sama pernah dilakukan oleh Rhaudyatun (2017, hlm. 70) menunjukkan bahwa indikator Contemplating memiliki nilai terendah diantara indikator Reacting dan Comparing. Hal ini, karena proses berpikir siswa belum membangun pemahaman diri yang mendalam terhadap permasalahan sehingga siswa tidak dapat menyimpulkan jawaban dengan tepat. Jika dilihat dari hasil analisis pencapaian keterampilan berpikir reflektif berdasarkan kelompok siswa pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada kelompok tinggi sebesar 76,8% (baik), kelompok sedang sebesar 74,8% (baik) dan kelompok rendah sebesar 76,3% (baik). Agar lebih 50 jelasnya, berikut ditampilkan contoh jawaban siswa pada kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator Reacting Berdasarkan Gambar 4.7 indikator Reacting diperoleh sebesar 90,6% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat memahami masalah yang ada dalam soal sehingga dapat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada kelompok tinggi bahwa siswa dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat. Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator Comparing 51 Pada Gambar 4.8 indikator Comparing diperoleh sebesar 78,9% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa pada kelompok tinggi dapat melakukan analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta makna dan informasi-informasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini dengan membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga siswa dapat menjawab soal yang diberikan. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada kelompok rendah dapat dilihat bahwa siswa dapat mengidentifikasi 3-4 sifat senyawa dengan tepat. Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator Contemplating Gambar 4.9 menunjukkan bahwa indikator Contemplating diperoleh sebesar 61% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok tinggi belum semua siswa dapat mengutamakan pengertian pribadi yang mendalam mempertimbangkan, dan seperti menguraikan, merekonstruksi situasi menginformasikan, atau masalah. Berdasarkan jawaban siswa pada kelompok tinggi dapat dilihat bahwa siswa dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa namun tidak tepat. Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok tinggi memiliki keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Siswa pun dapat menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik. Menurut Lestari (2015, hlm. 16) suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar seperti memeriksa tindakan dan keputusannya dalam situasi yang ada di seluruh proses penyelesaian masalah dianggap memiliki keterampilan berpikir reflektif. Selain itu saat seseorang mengintrospeksi suatu isu, sehingga memperoleh pemikiran baru dan membuat perubahan 52 untuk meningkatkan situasi yang tidak memuaskan, kemudian dapat menafsirkan segala hal, dianggap sebagai tindakan berpikir reflektif. Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator Reacting Berdasarkan Gambar 4.10 indikator Reacting diperoleh sebesar 91,1% (sangat baik). Hasil jawaban siswa pada kelompok sedang menunjukkan bahwa siswa dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat. Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator Comparing Pada Gambar 4.11 indikator Comparing diperoleh sebesar 70,2% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa pada kelompok sedang kurang tepat dan lengkap menjawab soal. Berdasarkan jawaban siswa pada kelompok sedang dapat dilihat bahwa siswa dapat mengidentifikasi 1-2 sifat senyawa dengan tepat. 53 Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator Contemplating Pada Gambar 4.12 indikator Contemplating diperoleh sebesar 62,9% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok sedang dapat menyimpulkan jawaban. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada kelompok sedang dapat dilihat bahwa siswa dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa dengan tepat dan lengkap. Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok sedang memiliki keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Siswa pun dapat menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik. Menurut Pratikno (2016, hlm. 8) kegiatan mental yang mendorong siswa agar berusaha mengidentifikasi masalah, mengajukan alternatif penyelesaian dengan mempertimbangkan informasi yang berkaitan untuk memperoleh sebuah kesimpulan disebut dengan berpikir reflektif. Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator Reacting 54 Berdasarkan Gambar 4.13 indikator Reacting diperoleh sebesar 90,6% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa pada kelompok rendah dapat memahami masalah yang ada dalam soal sehingga dapat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada kelompok rendah bahwa siswa dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat. Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator Comparing Pada Gambar 4.14 indikator Comparing diperoleh sebesar 76,5% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok rendah dapat melakukan analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta makna dan informasi-informasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini dengan membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga siswa dapat menjawab soal yang diberikan. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada kelompok rendah dapat dilihat bahwa siswa dapat mengidentifikasi 3-4 sifat senyawa dengan tepat. Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator Contemplating 55 Pada Gambar 4.15 indikator Contemplating diperoleh sebesar 61,7% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa dapat menyimpulkan jawaban dengan tepat namun kurang lengkap. Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok rendah memiliki keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Siswa pun dapat menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Rahmatina, Sumarmo & Johar (2014, hlm. 67) bahwa ciri berpikir reflektif yaitu berpikir mendalam, memiliki tingkat ingin tahu yang besar untuk menyelesaikan masalah karena membuka banyak kemungkinan jawaban dan memberikan bentuk atau cara baru dalam menyelesaikan masalah. Menurut Prayitno et al. (2014, hlm. 155) berpikir reflektif sifatnya menafsirkan situasi berdasarkan ingatan dan mengambil informasi yang diperoleh seseorang sebelum menyelesaikan masalah. Adapun data hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes siswa adalah 75,2 (baik). Hal tersebut berarti terdapat pengaruh berpikir reflektif siswa melalui model PBL. Sesuai dengan teori Sanjaya (2006, hlm. 220-221) menjelaskan bahwa keunggulan model PBL bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya serta bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Angkotosan dan Suryanto (2013, hlm. 99) di SMA Negeri 5 Kota Ternate menunjukkan bahwa model PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa, sehingga siswa mampu mengidentifikasi masalah, mampu melakukan analisis dan klarifikasi mengenai informasi yang diyakini dengan cara membandingkan pengalaman dengan pengalaman yang lain serta mampu menyimpulkan kembali apa yang dipelajari. 56 Model PBL berdasarkan hasil LKS dan lembar observasi memiliki kategori sangat baik serta nilai hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan memiliki kategori baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2015, hlm. 191) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta terlaksana dengan baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Angkotosan dan Suryanto (2013, hlm. 99) menyatakan bahwa model PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini diakibatkan dalam model PBL siswa secara aktif dapat memecahkan masalah dengan mengumpulkan informasi, merencanakan, memantau dan mengevaluasi proses belajarnya dalam memecahkan suatu masalah. Sejalan dengan teori yang dijelaskan Arends (2012, hlm. 398) model PBL dapat membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam pikirannya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Selain itu siswa juga bertanggung jawab dalam merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, merencanakan solusi, memantau proses serta mengevaluasi proses dan hasil. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa berada pada kategori baik (rata-rata 75,2) B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir reflektif siswa. Dengan demikian, model Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran dalam pembelajaran kimia. 2. Pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) disarankan untuk lebih sering dilakukan karena dapat melatih keterampilan berpikir reflektif siswa dengan catatan dilatih secara kontinu. 3. Bagi peneliti, perlu dilakukan pada pembelajaran kimia lain agar dapat mengembangkan keterampilan berpikir reflektif siswa. 57 DAFTAR PUSTAKA Angkotasan, N., & Suryanto. (2013). Model PBL dan Cooperative Learning Tipe TAI Ditinjau dari Aspek Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1). Arends, R. I. (2012). Learning to teach (9th ed). New York: The McGraw Hill Companies, Inc Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, S. (2015). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Barrows, H.S., & Tamblyn, R. (1980). Problem-Based Learning. New York: Springer Publishing Company Brady, J.E. (2000). Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta: Binarupa Aksara. Choy S.C dan Oo, P.S .(2012). Reflective Thinking And Teaching Practices: A Precursor For Incorporating Critical Thinking Into The Classroom?. 5(1). 1694-609X. DeBono, E. (1992). Mengajar Berpikir. Jakarta: Erlangga. Dewey, J. (1910). How We Think. Boston :Heath & Co EDI. (2015). Indonesia Peringkat Ke-57 dari 115 Negara Tahun 2014. UNESCO: EDI 2014 Database. Fadhilah, M. (2015). Analisis Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII A (Unggulan) di MTS Negeri Pagu Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi Hamdi, A. S., & Bahrudin, E. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish. Hmelo dan Silver. (2004). Problem-Based Learning: What and How Do Students Learning? Jurnal Education Psychology, 16(3). Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 58 59 Kania, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Bersikap Reflektif Siswa. Universitan Pendidikan Indonesia: Repository.upi.edu. Kusumaningrum. M., & Saefudin, A.Z. (2012). Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, ISBN: 978-979-16353-87. Kuswana, W.S. (2011). Taksonomi Berpikir.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lestari, P. (2016). Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L) untuk Uji Larutan Asam-Basa, 1(1). Lestari, T.V.D., (2015). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengeksplorasi Hasil Berpikir Reflektif Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII-Appreciation SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Linden, J., & Alanko, M.. (2006). Deconstructing conception of problem based learning. Dalam Poikela, E & Numenmaa, A (Eds). Understanding problem-based learning. Finland: Tempere University Press. Maryani,I., & Fatmawati. (2015). Pendekatan Scientific dalam pembelajaran di sekolah dasar. Yogyakarta: Deepublish. Nindiasari, H., Kusumah, Y., Sumarmo, U., & Sabandar, J. (2014). Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan & Pengajaran, 1(1). Nisak, L. (2013). Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Semantik, Figural, dan Simbolik pada Pokok Bahasan Fungsi Kelas XI IPA di MAN Nglawak Kertasono Nganjuk. Skripsi. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan. Petrucci, R.H., & Suminar. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga. PISA. (2016). PISA 2015 Result in Focus What 15-year-olds know and what they can do with what they know, OECD : PISA 2015 Database. 60 Pratikno, D.B.E., (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Subpokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas X Pembangkit Listrik (PBL) SMK Negeri 2 Jember. Skripsi. Prayitno, A., Sutawidjaja, A., Subanji., & Muksar, M. (2014). Proses Berpikir Refraksi Siswa Menyelesaikan Masalah Data Membuat Keputusan. Prosiding Seminar Nasional TEQIP Universitas Negeri Malang. Purwanto, Ngalim. (2002). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rahmatina, S., Sumarno, U., dan Johar, R., (2014). Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif, Jurnal Didaktik Matematika, 1(1). Rhaudyatun, A. (2017). Pengaruh Metode Cornell Note-Taking Terhadap Kmampua Berpikir Reflektif Matematika Siswa. Universitas Islam Negeri: Repositori.uin.edu. Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung: Alfabeta. Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Menggunakan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sanjaya, W. (2006).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Shermis, S.S. (1999). Reflective Thought, Critical Thinking.ERIC Digest. Solfarina. (2012). Pembelajaran Ikatan Kimia Berbasis E-Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Reflektif Bagi Mahasiswa Calon Guru. Universitan Pendidikan Indonesia: Repository.upi.edu. Surbeck, Han, & Moyer. (1991). Assessing Reflective Responses in Journals. Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Syam, N.W. (2011). Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 61 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 70 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan/ madrasah aliyah kejuruan. Yustina, Syafii, W., & Apriliana, V. (2014). Peningkatan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL). Jurnal Biognesis, 11(1). Zakiyah, H., Adlim dan Halim, A., (2014). Implementsi Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Titrasi Asam Basa untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia. Lantanida Journal, 1(1) LAMPIRAN - LAMPIRAN 62 63 Lampiran 1 64 Lampiran 2. Studi Pendahuluan Wawancara PEDOMAN WAWANCARA : Memperoleh informasi mengenai model pembelajaran yang Tujuan diterapkan di sekolah dan materi yang dapat memunculkan keterampilan berpikir reflektif siswa. Responden : Guru Kimia Kelas XI IPA Nama Guru : Menik Stri Wuranti., ST Tempat wawancara : Ruang Guru SMAN 9 Tangerang Selatan No. 1. Pertanyaan Di SMAN 9 Jawaban Tangerang Selatan Di SMAN 9 Tangerang Selatan menggunakan KTSP atau kah kurikulum menggunakan kurikulum 2013 2013 ? 2. Metode pembelajaran digunakan oleh apa ibu yang dalam sering Menggunakan metode ceramah, yang mana proses salah satu media pembelajarannya adalah pembelajaran di kelas? 3. papan tulis. Ketika proses pembelajaran, apakah ada Iya ada, beberapa siswa ada yang siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai mengajukan pertanyaan. materi pembelajaran? 4. Bagaimana respon siswa ketika ibu bertanya Beberapa siswa ada yang antusias dan ada mengenai materi yang sedang diajarkan? 5. siswa juga yang kurang antusias. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam Siswa hanya mendapatkan materi dari buku proses pembelajaran di kelas? saja sehingga kurangnya informasi dari luar. 6. Dengan adanya perubahan kurikulum dari Kalau di kelas XI materinya bisa tentang KTSP menuju K13 menuntut siswa untuk termokimia, laju reaksi, larutan asam basa berpikir reflektif. Menurut ibu, materi apa dan koloid. sajakah yang dapat menimbulkan keterampilan berpikir reflektif? 7. Apakah dengan metode pembelajaran yang Sepertinya belum ya, terutama materi ibu terapkan sekarang ini pada materi larutan asam basa. Disitu siswa banyak tersebut dapat menerapkan keterampilan yang mengalami kesulitan sehingga siswa berpikir reflektif siswa? cenderung untuk menghapal saja teorinya 65 tanpa mengaitkan konsep yang sudah diajarkan sebelumnya. Walaupun kita tahu materi ini dekat dengan kehidupan seharihari. 8. Jika diberikan kasus mengenai materi larutan Sepertinya siswa masih kesulitan. asam basa apakah siswa mampu menyelesaikannya? 9. Kemudian, upaya apa yang dilakukan ibu Diberikan model pembelajaran yang agar siswa dapat menerapkan keterampilan berbasis masalah, karena model seperti itu berpikir reflektif dalam materi larutan asam dapat meningkatkan penguasaan konsep basa? dan berpikir reflektif siswa untuk lebih aktif mengikuti pembelajaran. Kesimpulan/catatan: Metode pembelajaran yang dipakai di sekolah masih menggunakan metode ceramah yang mana salah satu media pembelajarannya adalah papan tulis. Salah satu materi pembelajaran di sekolah yang dapat menigkatkan keterampilan berpikir reflektif siswa di kelas XI yaitu termokimia, laju reaksi, larutan asam basa dan koloid. Dengan model pembelajaran guru saat ini kurang meningkatkan keterampilan berpikir reflektif siswa, contohnya saja pada materi larutan asam basa siswa mengalami kesulitan sehingga siswa cenderung untuk menghapal teorinya tanpa mengaitkan konsep yang sudah diajarkan sebelumnya. Walaupun kita tahu materi ini dekat dengan kehidupan sehari-hari. Upaya yang dapat digunakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Tangerang Selatan, 15 September 2016 Interviewer Eka Yulli Kartika NIM. 1112016200031 66 Lampiran 3 Analisis Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model Problem Based Learning pada Materi Asam Basa Analisis KD dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/ Semester : XI/Genap Tahun Ajaran : 2016/2017 Kompetensi Indikator Materi Tahapan Problem Indikator Berpikir Aktivitas Pembelajaran Instrumen Dasar Pembelajaran Pembelajaran Based Learning Reflektif 4.10 4.10.1 Menguji sifat Indikator (1) Orientasi siswa Reacting Siswa membaca wacana LKS, Menganalisis asam dan basa alam, kertas pada masalah indikator asam dan basa Lembar trayek perubahan menggunakan lakmus, dalam LKS sesuai arahan Obsrvasi pH beberapa indikator alam, indikator guru setelah guru indikator yang kertas lakmus dan universal menyampaikan tujuan diekstrak dari indikator universal pembelajaran. bahan alam melalui percobaan Indikator (2)Mengorganisir Reacting Siswa mengidentifikasi LKS, alam, kertas siswa untuk masalah pada wacana Lembar lakmus, belajar indikator asam dan basa Obsrvasi indikator dengan berdiskusi kelompok universal Larutan asam (3)Membimbing Reacting Siswa mengidentifikasi sifat LKS, dan basa penyelidikan jeruk dan sabun setelah diuji Lembar individu maupun berdasarkan indra peraba dan Obsrvasi, kelompok pengecap. Tes Indikator (3)Membimbing Reacting Siswa menuliskan perubahan LKS, alam, kertas penyelidikan warna dari berbagai larutan Lembar 67 Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran 4.10.2 Membedakan sifat larutan asam dan basa menggunakan beberapa indikator Materi Pembelajaran lakmus, indikator universal Tahapan Problem Based Learning individu maupun kelompok Indikator Berpikir Reflektif Larutan asam dan basa (4)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Comparing Larutan asam dan basa (4)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Contemplating Indikator alam, kertas lakmus, indikator universal (4)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Comparing Indikator alam, kertas lakmus, indikator (4)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Contemplating Aktivitas Pembelajaran Instrumen setelah diuji menggunakan Observasi, indikator alam, kertas Tes lakmus, dan indikator universal. Siswa mempresentasikan LKS, perbedaan larutan asam dan Lembar basa berdasarkan indra Observasi, peraba atau pengecap. Tes Siswa mempresentasikan LKS, untuk menyimpulkan Lembar mengenai larutan asam dan Observasi, basa berdasarkan indra Tes peraba atau pengecap Siswa mempresentasikan LKS, untuk membedakan larutan Lembar asam dan basa berdasarkan Observasi, perubahan warna dari Tes berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Siswa mempresentasikan LKS, untuk menyimpulkan larutan Lembar asam dan basa berdasarkan Observasi, perubahan warna dari Tes 68 Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Materi Pembelajaran universal Tahapan Problem Based Learning Reaksi ionisasi (4)Mengembangkan asam dan basa dan menyajikan hasil karya 3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan 13.10.1 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius melalui sumber yang relevan Indikator Berpikir Reflektif Reacting Indikator alam, kertas lakmus, indikator universal (5)Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Contemplating Teori asam dan basa Arrhenius (1) Orientasi siswa pada masalah Reacting Teori asam dan basa (2)Mengorganisir siswa untuk Comparing Aktivitas Pembelajaran Instrumen berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Siswa mempresentasikan LKS, untuk menuliskan reaksi Lembar ionisasi dari larutan NaOH, Observasi, H2SO4, CH3COOH, Tes Mg(OH)2 dan H2 O berdasarkan data hasil percobaan. Siswa menyimpulkan LKS, kembali mengenai sifat Lembar larutan asam dan basa dari Observasi, indikator alam, kertas Tes lakmus, dan indikator universal. Siswa membaca wacana LKS, manfaat obat maag setelah Lembar guru menyampaikan tujuan Observasi pembelajaran. Siswa membagi tugas dalam kelompok untuk membeda- LKS, Lembar 69 Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran 13.10.2 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber Materi Pembelajaran Arrhenius Tahapan Problem Based Learning belajar Indikator Berpikir Reflektif Teori asam dan basa Arrhenius (3)Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Reacting Teori asam dan basa Arrhenius (4)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Comparing Teori asam dan basa Arrhenius (5)Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (2)Mengorganisir siswa untuk belajar Contemplating Teori asam dan basa BronstedLowry Teori asam (3)Membimbing Comparing Reacting Aktivitas Pembelajaran Instrumen kan teori Arrhenius, Observasi Bronsted-Lowry, dan Lewis. Siswa bertanya apabila LKS, mengalami kesulitan dalam Lembar memecahkan masalah yang Observasi ada pada LKS asam dan basa setelah melakukan percobaan. Siswa memberi tanggapan LKS, berupa saran, komentar, atau Lembar pertanyaan kepada kelompok Observasi, penyaji untuk membedakan Tes teori Arrhenius, BronstedLowry, dan Lewis. Masing-masing kelompok LKS, menyimpulkan kembali teori Lembar asam dan basa menurut Observasi, Arrhenius. Tes Siswa membagi tugas dalam kelompok untuk membedakan teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Siswa bertanya apabila LKS, Lembar Observasi LKS, 70 Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran 13.10.3 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Lewis menggunakan berbgai sumber Materi Pembelajaran dan basa BronstedLowry Tahapan Problem Based Learning penyelidikan individu maupun kelompok Indikator Berpikir Reflektif Teori asam dan basa BronstedLowry (4)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Comparing Teori asam dan basa BronstedLowry (5)Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (2)Mengorganisir siswa untuk belajar Contemplating Comparing Siswa membagi tugas dalam kelompok untuk membedakan teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. LKS, Lembar Observasi (3)Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Reacting Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada pada LKS asam dan basa setelah melakukan percoba- LKS, Lembar Observasi Teori asam dan basa Lewis Teori asam dan basa Lewis Aktivitas Pembelajaran Instrumen mengalami kesulitan dalam Lembar memecahkan masalah yang Observasi ada pada LKS asam dan basa setelah melakukan percobaan. Siswa memberi tanggapan LKS, berupa saran, komentar, atau Lembar pertanyaan kepada kelompok Observasi, penyaji untuk membedakan Tes teori teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Masing-masing kelompok LKS, menyimpulkan kembali teori Lembar asam dan basa menurut Observasi, Bronsted-Lowry. Tes 71 Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Materi Pembelajaran Tahapan Problem Based Learning Indikator Berpikir Reflektif Teori asam dan basa Lewis (4)Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Comparing Teori asam dan basa Lewis (5)Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 13.10.4 Menuliskan Asam dan basa (1) Orientasi siswa kesetimbangan pada masalah pengionan asam dan basa Urutan (2)Mengorganisir kekuatan asam siswa untuk basa dan belajar kesetimbangan pengionan asam dan basa 13.10.5 Menentukan Urutan (3)Membimbing Contemplating Reacting Comparing Comparing Aktivitas Pembelajaran Instrumen an. Siswa memberi tanggapan LKS, berupa saran, komentar, atau Lembar pertanyaan kepada kelompok Observasi, penyaji untuk membedakan Tes teori Arrhenius, BronstedLowry, dan Lewis. Masing-masing kelompok LKS, menyimpulkan kembali teori Lembar asam dan basa menurut Teori Observasi, Lewis. Tes Siswa membaca wacana noda kunyit yang menempel pada baju setelah guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa membagi tugas dalam kelompok untuk membedakan urutan kekuatan asam dan basa berdasarkan tetapan asam (Ka) dan tetapan basa (Kb) serta kesetimbangan pengionan asam-basa dalam air. Siswa berdiskusi membahas LKS, Lembar Observasi LKS, Lembar Observasi LKS, 72 Kompetensi Dasar Indikator Materi Tahapan Problem Pembelajaran Pembelajaran Based Learning urutan kekuatan kekuatan asam penyelidikan asam atau basa basa dan individu maupun berdasarkan harga kesetimbangan kelompok tetapan asam (Ka) pengionan atau tetapan basa asam dan basa (Kb) berdasarkan data hasil percobaan. 4.10 4.10.3 Menganalisis Indikator (4)Mengembangkan Menganalisis trayek perubahan pH Universal dan menyajikan trayek perubahan menggunakan hasil karya pH beberapa beberapa indikator indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan Indikator (5)Menganalisis dan alam, mengevaluasi kesetimbangan proses pengionan pemecahan asam-basa, masalah dan urutan kekuatan asam-basa Indikator Berpikir Reflektif Aktivitas Pembelajaran Instrumen pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS untuk membedakan urutan kekuatan asam basa dan tetapan kesetimbangan air Lembar Observasi Comparing Siswa memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk membedakan urutan kekuatan asam basa menggunakan indikator universal. LKS, Lembar Observasi Contemplating Masing-masing kelompok menyimpulkan kembali tentang trayek perubahan pH dan warna indikator bahan alam, kesetimbangan pengionan asam-basa, dan urutan kekuatan asam-basa LKS, Lembar Observasi 73 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Ajaran Alokasi Waktu Pertemuan :SMA Negeri 9 Tangerang Selatan : Kimia : XI/2 : 2016 - 2017 : 2 x 45 menit :1 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan Indikator: 4.10.1 Menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal 74 4.10.2 Membedakan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal 2. Siswa mampu mendiskusikan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator D. Materi Pembelajaran Indikator Asam Basa Indikator adalah suatu zat yang digunakan untuk membedakan asam atau basa (Brady, 2000, hlm. 201). Secara umum, indikator adalah asam atau basa lemah yang membentuk kesetimbangan dalam air (Syukri, 1999, hlm. 425). Indikator Asam dan Basa - Indikator alami: Kulit buah naga -Bunga terompet - Bunga mawar -Kubis ungu - Bawang merah -Kunyit - Bawang putih -dll - Indikator buatan : Kertas lakmus : -lakmus merah - - lakmus biru Indikator universal - pH meter 75 E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Pendekatan : Saintifik Metode : Diskusi, tanya jawab dan percobaan F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pendahuluan Inti Kegiatan Pembelajaran Guru 1. Guru mengucapkan salam membuka kegiatan, dan berdoa. 2. Guru memeriksa kehadiran siswa untuk Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi asam dan basa yang akan dicapai 2. Guru melakukan apersepsi: Bertanya tentang contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru memberikan LKS berbasis masalah yang berisi wacana indikator asam dan basa. 4. Guru meminta pendapat siswa mengenai wacana indikator asam dan basa. Berpikir Reflektif Siswa 1. Siswa menjawab salam dan berdoa 2. Siswa mendengarkan memperhatikan guru Alokasi waktu 5’ dan 15’ 1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran materi asam dan basa yang akan dicapai 2. Siswa memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru mengenai contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. 3. Siswa membaca wacana indikator asam dan basa. Reacting 4.Siswa mengemukakan pendapat mereka tentang konsep asam dan basa melalui wacana indikator asam dan basa. Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam 1. Siswa menyimak pembagian kelompok belajar 1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok 10’ 76 Tahapan Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa dan mempersilahkan untuk duduk bersama yang telah diatur oleh guru kelompoknya masing-masing. 2. Guru mempersilahkan siswa untuk 2. Siswa mengidentifikasi masalah mengidentifikasi masalah pada pada wacana indikator asam dan wacana indikator asam dan basa basa dengan berdiskusi kelompok dengan berdiskusi kelompok Tahap Membimbing penyelidikan individual maupun 1. Siswa mengidentifikasi sifat jeruk dan kelompok 1. Guru membimbing siswa untuk sabun berdasarkan indra peraba dan mengidentifikasi sifat jeruk dan sabun pengecap. berdasarkan indra peraba dan pengecap. 2. Guru mendorong siswa melakukan 2. Siswa melakukan percobaan untuk percobaan untuk pemecahan masalah yang menemukan solusi dari masalah yang terdapat dalam LKS larutan asam dan ada di LKS larutan asam dan basa basa. 3. Guru menginstruksikan siswa untuk 3. Siswa menuliskan perubahan warna menuliskan perubahan warna dari berbagai dari berbagai larutan setelah diuji larutan setelah diuji menggunakan menggunakan indikator alam, kertas indikator alam, kertas lakmus, dan lakmus, dan indikator universal. indikator universal. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1. Guru Berpikir Reflektif Reacting 25’ 3: membimbing siswa untuk 1. Siswa mempresentasikan perbedaan Alokasi waktu Reacting 15’ Comparing 77 Tahapan Inti Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa mempresentasikan perbedaan larutan larutan asam dan basa berdasarkan asam dan basa berdasarkan indra peraba indra peraba atau pengecap. atau pengecap. 2. Guru membantu siswa untuk 2. Siswa menyimpulkan mengenai menyimpulkan mengenai larutan asam larutan asam dan basa berdasarkan dan basa berdasarkan indra peraba atau indra peraba atau pengecap pengecap 3. Guru membimbing siswa untuk 3. Siswa membedakan larutan asam dan membedakan larutan asam dan basa basa berdasarkan perubahan warna dari berdasarkan perubahan warna dari berbagai larutan setelah diuji berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. lakmus, dan indikator universal. 4. Guru membantu siswa untuk 4. Siswa menyimpulkan larutan asam dan menyimpulkan larutan asam dan basa basa berdasarkan perubahan warna dari berdasarkan perubahan warna dari berbagai larutan setelah diuji berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. lakmus, dan indikator universal. 5. Guru membimbing siswa untuk 5. Siswa menuliskan reaksi ionisasi dari menuliskan reaksi ionisasi dari larutan larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH, NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan Mg(OH)2 dan H2O berdasarkan data H2O berdasarkan data hasil percobaan. hasil percobaan. Berpikir Reflektif Contemplating Comparing Contemplating Reacting Alokasi waktu 78 Kegiatan Pembelajaran Tahapan Guru Berpikir Reflektif Siswa Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru menginstruksikan siswa masingmasing kelompok untuk menyimpulkan kembali mengenai sifat larutan asam dan basa dari beberapa indikator. Penutup 1. Siswa menyimpulkan kembali mengenai sifat larutan asam dan basa dari beberapa indikator. 1. Guru menugaskan siswa untuk membaca 1. Siswa memperhatikan tugas materi asam-basa menurut teori Arrhenius, diberikan guru. Bronsted-Lowry dan Lewis 2. Guru menutup pembelajaran dengan 2. Siswa membaca doa bersama membaca doa yang G. Sumber Belajar 1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga. 2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya H. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan tulis dan spidol 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Laptop dan infocus I. Penilaian Teknik Instrumen : Tertulis Alokasi waktu 10’ Contemplating 10’ 79 Bentuk Instrumen Instrumen : Uraian : Terlampir Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan Menik Stri Wuranti., ST Tangerang Selatan, 16 Januari 2017 Peneliti Eka Yulli Kartika NIM. 1112016200031 80 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Ajaran Alokasi Waktu Pertemuan :SMA Negeri 9 Tangerang Selatan : Kimia : XI/2 : 2016 - 2017 : 2 x 45 menit :2 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan Indikator: 3.10.1 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius melalui sumber yang relevan 3.10.2 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber 81 3.10.3 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Lewis menggunakan berbagai sumber C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius melalui sumber yang relevan 2. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber 3. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Lewis menggunakan berbagai sumber D. Materi Pembelajaran Teori Asam Basa Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak jaman dulu. Istilah asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) diambil dari bahasa arab untuk abu. Jauh sebelum Arrhenius, berabad-abad yang lalu para ilmuan telah mendefinisikan asam dan basa atas dasar sifat-sifatnya. Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa semua asam selalu mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen. Selanjutnya di tahun 1810, Davy menunjukkan bahwa asam muriatat (asam hidriklorida) hanya mengandung hidrogen dan klor. Tidak mengandung oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen yang menjadi unsur dasar di dalam asam (Petrucci, 1987, hlm. 260). 1. Asam dan basa menurut Arrhenius Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam apabila suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+). Contoh : HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) Sedangkan basa apabila larutan terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-). NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang merupakan katalis yang paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang paling baik, yaitu asam kuat. Semakin kuat asam, semakin tinggi konsentrasi H+di dalam larutannya (Petrucci, 1987, hlm. 261). 2. Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton. Contoh: 82 HCl + NH3 (1) (asam) (2) (basa) Cl- + NH4+ (1) (2) (basa konjugasi) (asam konjugasi) Suatu asam (1) kehilangan proton akan menjadi basa (1) dan basa (2) yang mendapatkan proton akan menjadi asam (2). Secara umum perpindahan proton berlaku dua arah (reversibel). Jika basa (1) mendapatkan kembali proton, asam (1) terbentuk. Basa (1) disebut basa konjugasi dari asam. Begitu juga asam (2) adalah asam konjugat dari basa (2) (Patrucci, 1987, hlm. 262) 3. Asam dan Basa Menurut Lewis Menurut Lewis, asam adalah akseptor (penerima) pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Dalam hal ini dapat diketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang mempunyi orbital yang belum penuh dan kekurangan elektron. Basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Contoh : Dalam reaksi di atas, BF3 berfungsi sebagai basa lewis dan NH3 sebagai basa lewis sebuah ikatan pasangan elektron (ikatan koordinat kovalen) terbentuk diantara atom B dan N (Patrucci, 1987, hlm 263-264). E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Pendekatan : Saintifik Metode : Diskusi dan tanya jawab 83 F. Langkah Pembelajaran Tahapan Pendahuluan Inti Kegiatan Pembelajaran Guru 1. Guru mengucapkan salam membuka kegiatan, dan berdoa. 2. Guru memeriksa kehadiran siswa untuk Siswa 1.Siswa menjawab salam dan berdoa 2.Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru 3. Guru meriview pembelajaran kemarin 3.Siswa menjawab sifat larutan asam dan mengenai sifat larutan asam dan basa dari basa dari beberapa indikator. beberapa indikator. Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran materi asam dan basa yang akan dicapai materi asam dan basa yang akan dicapai 2. Guru melakukan apersepsi: 2.Siswa memperhatikan dan menjawab Bertanya tentang kegunaan obat maag pertanyaan guru tentang kegunaan obat maag 3. Guru memberikan LKS berbasis masalah 3. Siswa membaca wacana manfaat obat yang berisi wacana manfaat obat maag maag 4. Guru meminta pendapat siswa mengenai 4.Siswa mengemukakan pendapat mereka wacana manfaat obat maag tentang manfaat obat maag Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam 1. Siswa duduk berdasarkan kelompoknya belajar 1. Guru mempersilahkan siswa duduk masing-masing bersama kelompoknya masing-masing. 2. Guru mengarahkan setiap kelompok 2. Siswa mencari sumber terkait untuk mencari sumber untuk memecahkan memecahkan masalah yang ada dalam masalah yang ada dalam LKS asam dan LKS asam dan basa mengenai teori Berpikir Reflektif Alokasi waktu 5’ 15’ Reacting 10’ 84 Tahapan Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa basa mengenai teori Arrhenius, BronstedArrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Lowry, dan Lewis. 3. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi 3.Siswa membagi tugas dalam kelompok mengenai masalah yang ada dalam LKS untuk membedakan teori Arrhenius, asam dan basa tentang teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Bronsted-Lowry, dan Lewis. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun 1. Siswa bertanya apabila mengalami kelompok 1. Guru memberikan bimbingan kepada kesulitan dalam memecahkan masalah kelompok yang mengalami kesulitan yang ada pada LKS asam dan basa dalam memecahkan masalah yang ada pada LKS asam dan basa 2.Guru mendorong siswa bekerjasama dalam 2. Siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah memecahkan masalah 3.Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi membahas pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS asam dan basa. Berpikir Reflektif Alokasi waktu Comparing 25’ Reacting 3.Siswa berdiskusi membahas pertanyaanpertanyaan yang ada pada LKS asam dan basa. 15’ Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1. Guru meminta perwakilan masing-masing 1. Siswa perwakilan kelompok kelompok untuk menyampaikan hasil menyampaikan hasil diskusi di depan diskusi di depan kelas. kelas. 85 Tahapan Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 2. Guru meminta kelompok lain untuk 2.Siswa memberi tanggapan berupa saran, memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk membedakan kelompok penyaji. teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. 3. Guru memberi motivasi kepada siswa 3.Siswa menjawab pertanyaan guru apabila berupa pertanyaan apabila diskusi tidak diskusi tidak hidup hidup Berpikir Reflektif Comparing 10’ Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Inti Penutup 1. Guru menginstruksikan siswa masingmasing kelompok menyimpulkan kembali teori asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis Alokasi waktu 1. Masing-masing kelompok menyimpulkan kembali teori asam dan basa menurut Arrhenius, BronstedLowry, dan Lewis. 1. Guru menugaskan siswa untuk membaca 1. Siswa memperhatikan tugas materi tentang kekuatan asam basa dan diberikan guru. kesetimbangannya 2. Guru menutup pembelajaran dengan 2.Siswa membaca doa bersama membaca doa yang G. Sumber Belajar 1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga. 2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya Contemplating 10’ 86 H. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan tulis dan spidol 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Laptop dan infocus I. Penilaian Teknik Instrumen Bentuk Instrumen Instrumen : Tertulis : Uraian : Terlampir Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan Menik Stri Wuranti., ST Tangerang Selatan, 18 Januari 2017 Peneliti Eka Yulli Kartika NIM. 1112016200031 87 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Ajaran Alokasi Waktu Pertemuan :SMA Negeri 9 Tangerang Selatan : Kimia : XI/2 : 2016 - 2017 : 2 x 45 menit :3 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan Indikator: 3.10.4 Menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa 88 3.10.5 Menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) berdasarkan data hasil percobaan 4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan Indikator: 4.10.3 Menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa 2. Siswa mampu menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) berdasarkan data hasil percobaan 3. Siswa mampu menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator D. Materi Pembelajaran Kesetimbangan Pengionan Senyawa elektrolit dalam air terurai menjadi ion positif dan negatif disebut pengionan atau ionisasi. Senyawa yang termasuk elektrolit adalah asam, basa, dan garam. Asam dan basa yang larut tetapi terion sebagian disebut asam dan basa lemah. Kesetimbangan ionisasi air H2O(l) H+(aq) + OH-(aq) Kesetimbangan asam lemah CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq) Maka nilai : 89 Ka = [H+] [CH3COO-] [CH3COOH] Kesetimbangan basa lemah NH4OH(aq) OH-(aq) + NH4+(aq) + + Ka = [H ] [NH4 ] [NH4OH] Konstanta kesetimbangan air (Kw) merupakan hasil kali antara konsentrasi molar ion H+ dengan ion OH- pada suhu tertentu. Dalam air murni pada suhu 25oC, konsentrasi ion H+ sama dengan ion OH-. Penambahan suatu asam akan menyebabkan [H+] dalam larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah hasil kali [H+] dan [OH-]. Hal ini disebabkan karena kesetimbangan akan bergeser ke kiri yang menyebabkan pengurangan [OH-], begitu pula sebaliknya. Sehingga : Dalam air murni (larutan netral) : [H+] = [OH-] : [H+] > [OH-] Dalam larutan asam Dalam larutan basa : [H+] < [OH-] Kekuatan asam dan basa Tabel konstanta kesetimbanagn asam (Ka) Nama Rumus Ka Asam sulfat H2SO4 1,0 x 1010 Asam klorida Asam fluorida Asam format Asam asetat Asam benzoat Asam sulfida Asam sianida HCl HF CH2OH CH3COOH C6H5COOH H2S HCN 1,0 x 107 6,6 x 10-4 1,8 x 10-4 1,8 x 10-5 6,5 x 10-5 1,1 x 10-7 4,9 x 10-10 90 Asam askorbat Asam fosfit H2C6H6O6 H3PO3 1,6 x 10-10 2,6 x 10-12 Tabel konstanta kesetimbanagn basa (Kb) Nama Rumus Kb Amonia Metilamin Trimetilamin Hidroksilamin Anilin NH3 CH3NH2 (CH3)3N HONH2 C6H5NH2 -5 1,8 x 10 4,2 x 10-4 6,3 x 10-5 1,1 x 10-8 3,8 x 10-10 E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Pendekatan : Saintifik Metode : Diskusi dan tanya jawab Note: Semakin besar nilai Ka, semakin kuat asam. Semakin besar nilai Kb, semakin kuat basa. 91 F. Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 1. Guru mengucapkan salam untuk 1. Siswa menjawab salam dan berdoa membuka kegiatan, dan berdoa. Pendahuluan 2. Guru memeriksa kehadiran siswa 2.Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru 3. Guru meriview pembelajaran kemarin 3.Siswa menjawab teori asam dan basa mengenai teori asam dan basa menurut menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis Lewis. Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran materi asam dan basa yang akan dicapai materi asam dan basa yang akan dicapai 2. Guru melakukan apersepsi: 2.Siswa memperhatikan dan menjawab Bertanya tentang noda kunyit yang pertanyaan guru tentang noda kunyit menempel pada baju. yang menempel pada baju. 3. Guru memberikan LKS berbasis masalah 3. Siswa membaca wacana noda kunyit yang berisi wacana noda kunyit yang yang menempel pada baju. Inti menempel pada baju. 4. Guru meminta pendapat siswa mengenai 4.Siswa mengemukakan pendapat mereka wacana noda kunyit yang menempel pada tentang noda kunyit yang menempel baju. pada baju. Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam 1. Siswa duduk berdasarkan belajar 1. Guru mempersilahkan siswa duduk kelompoknya masing-masing bersama kelompoknya masing-masing. Tahapan Berpikir Reflektif Alokasi waktu 5’ 15’ Reacting 10’ Comparing 92 Tahapan Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 2. Guru mengarahkan setiap kelompok 2. Siswa membuat irisan garis ketiga membuat irisan garis ketiga indikator indikator untuk menunjukkan kisaran untuk menunjukkan kisaran pH larutan pH larutan Berpikir Reflektif Alokasi waktu 3.Mengarahkan siswa untuk membagi tugas 3. Siswa membagi tugas dalam kelompok dalam kelompok untuk membedakan untuk membedakan urutan kekuatan urutan kekuatan asam dan basa asam dan basa berdasarkan tetapan berdasarkan tetapan asam (Ka) dan tetapan asam (Ka) dan tetapan basa (Kb) serta basa (Kb) serta kesetimbangan pengionan kesetimbangan pengionan asam-basa asam-basa dalam air. dalam air. Tahap Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1. Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada pada LKS Inti 25’ 3: 2. Guru mendorong siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah 3. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi membahas pertanyaanpertanyaan yang ada pada LKS untuk membedakan urutan kekuatan asam basa dan tetapan kesetimbangan air 1. Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada pada LKS 3. Siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah 4. Siswa berdiskusi membahas pertanyaanpertanyaan yang ada pada LKS untuk membedakan urutan kekuatan asam basa dan tetapan kesetimbangan air Comparing 93 Tahapan Tahap 4: Kegiatan Pembelajaran Guru Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi 2. Guru meminta kelompok lain untuk memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji. Siswa Penutup Alokasi waktu 15’ 1. Siswa perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi 2.Siswa memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk membedakan urutan kekuatan asam basa dan tetapan kesetimbangan air 3. Guru memberi motivasi kepada siswa 3.Siswa menjawab pertanyaan guru apabila berupa pertanyaan apabila diskusi tidak diskusi tidak hidup hidup Inti Berpikir Reflektif Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru menginstruksikan siswa masing1. Masing-masing kelompok masing kelompok menyimpulkan kembali menyimpulkan kembali tentang trayek tentang trayek perubahan pH dan warna perubahan pH dan warna indikator indikator bahan alam, kesetimbangan bahan alam, kesetimbangan pengionan pengionan asam-basa, dan urutan kekuatan asam-basa, dan urutan kekuatan asamasam-basa basa 1. Guru menugaskan siswa untuk membaca 1. Siswa memperhatikan tugas yang kembali materi asam-basa diberikan guru. Comparing 10’ Contemplating 10’ 94 Tahapan Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 2. Guru menutup pembelajaran dengan 2.Siswa membaca doa bersama membaca doa Berpikir Reflektif E. Sumber Belajar 1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga. 2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan tulis dan spidol 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Laptop dan infocus G. Penilaian Teknik Instrumen Bentuk Instrumen Instrumen : Tertulis : Uraian : Terlampir Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan Menik Stri Wuranti., ST Tangerang Selatan, 30 Januari 2017 Peneliti Eka Yulli Kartika NIM. 1112016200031 Alokasi waktu 95 Lampiran 5 TES BERPIKIR REFLEKTIF Mata pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Asam Basa Waktu : 2 x 45 menit Petunjuk: 1. Berdoalah sebelum mengisi soal ! 2. Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan ! 3. Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan lebih dahulu soal yang kamu anggap mudah ! 4. Dalam menjawab soal tuliskan apa yang diketahui, ditanya, jawaban, dan kesimpulan ! 5. Periksa kembali hasil kerjaanmu sebelum dikumpulkan ! 1. Perhatikan gambar ! Noni menguji salah satu senyawa yang ada di komposisi sabun. Senyawa tersebut mudah terionisasi, berwarna putih, dapat membirukan lakmus merah, memiliki Mr 40, dikenal dengan sebutan soda kaustik dan Komposisi : Coconut Oil, Sodium Hidroksida, Milk, Wather, Sodium Benzoat, Olive Oil, Ealaeis Guneensis, Propylparaben dan Metylpraben. bahan pembuatan utama sabun. dalam Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jawaban berdasarkan berikan teori Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan informasi tersebut dan berikan kesimpulan ! 2. Buang angin adalah penumpukan tekanan dari dalam perut yang dilepaskan dengan kekuatan dan dorongan yang berasal dari berbagai sumber. Peristiwa 96 buang angin ini biasanya menyebabkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini karena adanya gas hidrogen sulfida. Ketika hidrogen sulfida (H2S) bereaksi dengan air (H2O) maka akan meredam bau tak sedapnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan ! 3. Tania kesulitan memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi ini : Agar Tania memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut, bantu Tania untuk menjawabnya. Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan ! 4. Perhatikan gambar obat ! Marina lambung, merasakan hal ini sakit dibagian karena asam lambungnya naik. Kemudian Marina meminum obat yang dapat mengurangi rasa sakit dibagian lambungnya. Obat yang diminum tersebut dapat membirukan lakmus merah. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut dan berikan kesimpulan ! 97 5. Terdapat nilai tetapan ionisasi asam dari asam asetat, asam format, asam florida, asam benzoat, asam sianida, dan asam propanoat yaitu 1,8x10-5, 1,8x10-4, 6,8x10-4, 6,5x10-5, 4,9x10-10, dan 1,4 x 10-5. Berdasarkan data tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian urutkan kenaiakan asam dan berikan penjelasan serta berikan kesimpulan ! 6. Siswa diberi tugas oleh guru untuk menguji sifat asam basa dari bahan-bahan dalam kehidupan sehari-hari yaitu obat tetes mata, air sabun, pasta gigi, obat maag, air tomat, dan air wortel dengan menggunakan indikator kertas lakmus. Berdasarkan Kertas Lakmus Zat pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, Merah Biru Obat tetes mata … … ditanya, kemudian Air sabun … … perubahan kertas Pasta gigi … … dilakukan uji pada masing-masing zat Obat maag … … tersebut dan berikan kesimpulan ! Air tomat … … Air wortel … … bagaimana lakmus setelah 7. Dari pengujian larutan dengan beberapa indikator diperoleh data sebagai berikut : No Zat 1. Indikator Alam Kertas Lakmus Indikator Bunga sepatu Kunyit Merah Biru Universal Air Jeruk Merah Kuning cerah Merah Merah 2 2. Air Sabun Coklat Merah Biru Biru 9 3. Air Kapur Hijau kecoklatan Coklat Biru Biru 12 4. Cuka Merah Kuning cerah Merah Merah 3 5. Air sumur Merah Kuning Merah Biru 7 6. Air vit Merah Kuning Merah Biru 7 98 Berdasarkan data pada tabel, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan sifat asam dan basa menggunakan indikator alam dan kertas lakmus serta berikan kesimpulan ! 8. Pak Bani membawa sampel air sungai untuk mengetahui kelayakan air sungai tersebut, maka siswa ditugaskan untuk melakukan beberapa uji, salah satunya adalah uji pH. Berdasarkan hasil percobaan uji pH dengan menggunakan berbagi larutan indikator, diperoleh data sebagai berikut: Indikator Air sungai setelah Nilai pH Alam Buatan ditetesi indikator Kunyit Bromtimol biru Kuning <6,0 Wortel Metil jingga Kuning >4,4 Metil merah Merah Fenolfhtalein Tidak berwarna Bunga bugenfil Jeruk nipis <4,8 <8,0 Berdasarkan data percobaan tersebut : a. Perkirakan berapa pH air sungai tersebut! b. Apakah pH air sungai tersebut layak digunakan ? (Menurut peraturan menkes RI air yang layak digunakan yakni antara pH 6,5-7,5) (Ket: sertakan diketahui, ditanyakan dan kesimpulan) 99 Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ASAM DAN BASA Nama : Kelompok : Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 5. KIMIA 100 Kegiatan 1 Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah Indikator Menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal Wacana 1 Bacalah wacana berikut ! Indikator alam Kertas Lakmus Indikator Universal Sumber: google.com Saat libur sekolah Zee membantu Ibu memasak untuk makan siang. Menu makanan untuk siang nanti adalah Soto Betawi. Ibu meminta Zee untuk menyiapkan bumbunya, termasuk mengupas dan menghaluskan kunyit. Setelah membantu Ibu, Zee menyadari bajunya kotor dengan noda kuning karena kunyit. Lalu, Zee mencuci baju yang kotor tadi dengan menggunakan sabun. Zee terkejut, ternyata noda kunyit berubah menjadi merah kecoklatan, bukan menjadi bersih. Zee pun bertanya pada Ibu yang masih memasak di dapur, “Ibuu, noda kunyit di bajuku berubah menjadi merah kecoklatan.” Ibu menjawab, “Itu karena kamu mencuci noda kunyit dengan sabun Zee.” Kemudian Zee bertanya, “Ibu, jika noda kunyitnya dikasih larutan air jeruk nipis apakah bisa putih Bu?”. Ibu menjawab, ”Warnanya akan kuning cerah jika diberikan larutan air jeruk”. “Kenapa bisa begitu bu ?” Zee bertanya. Ibu menjawab, “Salah satu contoh larutan asam adalah air jeruk dan contoh larutan basa yaitu sabun. Kunyit adalah salah satu bahan indikator alam yang bisa membedakan larutan asam dan basa. Selain itu, untuk membedakan larutan asam dan basa dapat menggunakan berbagai indikator lain seperti kertas lakmus dan indikator universal”. Kemudian Zee menyimpulkan dan bertanyatanya dalam hati, “Ooh berarti larutan asam basa sifatnya dapat mengubah warna pada kunyit yang termasuk pada indikator alam. Lalu, kira-kira apa saja ya sifat yang dapat ditimbulkan oleh larutan asam dan basa jika menggunakan indikator alam yang lain, kertas lakmus dan indikator universal ?” (Sumber: mystupidtheory.com). 101 1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting) Jawab : 2.Tuliskan contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pada wacana tersebut! (Reacting) Jawab : 3.Bagaimana cara membedakan asam dan basa berdasarkan wacana tersebut? (Comparing) Jawab : Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar 4.Identifikasi masalah pada wacana 1? (Reacting) Mari diskusikan bersama kelompokmu ! Jawab : 102 Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 5.Sebutkan sifat jeruk dan sabun berdasarkan indra peraba dan pengecap ? (Reacting) Jawab: Mari kita Lakukan percobaan ! 6. Tabel Pengamatan : (Reacting) No 1. 2. Zat Indra Indikator Alam Pengecap Peraba ….. ….. ….. ….. Air Jeruk Air Sabun 3. Odol - - 4. Air Kentang - - 5. Air Keran - - 6. Air Tomat - - 7. Obat Maag - - 8. Cuka - - Kulit buah naga Bawang putih Kertas Lakmus Kunyit Merah Biru Indikator Universal 103 Indikator Membedakan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Diskusikan bersama kelompokmu ! 7.Apa perbedaan larutan asam dan basa pada air jeruk dan air sabun berdasarkan indra peraba atau pengecap ?(Comparing) Jawab : 8.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan indikator alam ! (Comparing) Jawab : No Zat Indikator Alam Kulit buah naga 1. Air Jeruk 2. Air Sabun 3. Odol 4. Air Kentang 5. Air Keran 6. Air Tomat 7. Obat Maag 8. Cuka Bawang putih Kunyit 104 9.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan kertas lakmus! (Comparing) Jawab : No Zat Kertas Lakmus Merah 1. 2. Air Jeruk Air Sabun 3. 4. Odol Air Kentang 5. 6. 7. 8. Air Keran Air Tomat Obat Maag Cuka Biru 10.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan indikator universal ! (Comparing) Jawab : No Zat 1. 2. Air Jeruk Air Sabun 3. 4. Odol Air Kentang 5. 6. 7. 8. Air Keran Air Tomat Obat Maag Cuka Indikator Universal 11.Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O! (Reacting) Jawab : H2O NaOH H2SO4 CH3COOH Mg(OH)2 105 Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Indikator Mengevaluasi hasil percobaan yang telah dipresentasikan 12.Simpulkan kembali sifat larutan asam dan basa berdasarkan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal ! (Contemplating) Jawab : Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah 106 Kegiatan 2 Indikator Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius melalui sumber yang relevan Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Lewis menggunakan berbagai sumber Wacana 2 Bacalah wacana berikut ! Sumber: google.com Pagi hari Marina bergegas pergi ke sekolah. Setibanya di sekolah ia langsung masuk ke kelas dan tidak sempat sarapan karena bel sudah berbunyi. Setelah 2 pelajaran selesai bel istirahat pun berbunyi. Ia dan temannya bergegas pergi ke kantin. Lalu mereka memesan mie, Marina menambahkan 4 sendok sambal kedalam mienya. Setelah pulang sekolah Marina bergegas pulang ke rumah. Malam hari setelah makan, tiba-tiba ia merasa sakit di bagian lambung. Ia merasa sakit sekali dan keringat dingin keluar disekujur tubuhnya. Hal ini disebabkan, kadar asam lambung Marina naik. Ibu Marina memberikan obat sakit mag. Beberapa jam kemudian rasa sakit Marina sudah tidak terasa lagi. Obat mag tersebut dapat menurunkan asam lambung Marina yang berlebih. Di dalam obat mag terkandung zat yang bersifat basa yang dapat mengurangi kelebihan asam lambung. Asam yang terkandung dalam lambung yaitu HCl dan basa yang terkandung dalam obat mag yaitu Mg(OH)2, Al(OH)3, atau campuran keduanya. Obat mag dapat mengurangi kelebihan asam lambung karena terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat mag. (Sumber : kompasiana.com) 107 1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting) Jawab : 2.Tuliskan reaksi yang terjadi antara asam lambung dengan obat maag! (Reacting) Jawab : Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar Mari diskusikan bersama kelompokmu ! 3.Apa perbedaan teori asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis ! (Comparing) Jawab : a. Arrhenius : b. Bronsted Lowry : c. Lewis : 108 Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4.Tuliskan reaksi ionisasi asam atau basa berikut dalam air! (Reacting) a. H2SO4(aq) → b. HNO3(aq) → c. Ba(OH)2(aq) → d. KOH(aq) → 5.Lengkapi reaksi berikut kemudian tentukan manakah yang donor ion H+ atau akseptor ion H+ ! (Reacting) a. CH3COOH(aq) + H2O (l) CH3COO- (aq) + ….. b. ...…. c. NH4+(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + HSO4-(aq) + …… NH3(aq)+ H3O+(aq) 6.Bedakan pasangan asam-basa konjugasi dalam reaksi asam-basa berikut ! (Comparing) a. HCl + H2O H3O+ + Cl- b. HF + HCl H2F+ + Cl- 7.Bedakan asam dan basa Lewis pada reaksi berikut! (Comparing) a. NH3 + H+ → NH4+ b. NH3 + BF3 → BF3NH3 109 Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tuliskan hasil jawabanmu di depan kelas ! Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 8.Simpulkan kembali jawabanmu jika ada yang salah ! (Contemplating) Jawab : 9.Simpulkan kembali teori asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis ! (Contemplating) Jawab : 110 Kegiatan 3 Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah Indikator Menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator Wacana 3 Bacalah wacana berikut ! Sumber: google.com Pada wacana 1 dapat diketahui bahwa noda kunyit akan memberikan warna yang berbeda. Ketika noda kunyit diberi larutan asam akan berubah warna menjadi kuning cerah dan ketika diberi larutan basa akan berubah warna menjadi coklat. Apabila kita menjumpai beberapa larutan yang tidak dikenal, misalnya bahan-bahan larutan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, atau bahan-bahan di laboratorium, bagaimana cara kita memperkirakan pH suatu larutan yang tidak dikenal itu untuk mengetahui apakah larutan tersebut termasuk asam atau basa? Note : Gunakan data hasil percobaan nilai pH pada kegiatan 1. 1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting) Jawab : 111 Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar Mari diskusikan bersama kelompokmu ! 2.Sebutkan masalah pada wacana 3? (Reacting) Jawab : Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 3.Tuliskan kembali data hasil percobaan pada kegiatan 1! (Reacting) Jawab : No Zat Indikator Alam Kulit buah naga 1. Air Jeruk 2. Air Sabun 3. 4. 5. 6. 7. 8. Odol Air Kentang Air Keran Air Tomat Obat Maag Cuka No Zat 1. Air Jeruk 2. Air Sabun 3. 4. 5. 6. 7. 8. Odol Air Kentang Air Keran Air Tomat Obat Maag Cuka Indikator Universal Bawang putih Kunyit 112 Tabel trayek pH berbagai indikator Analisislah data pengamatan yang kalian peroleh dari percobaan yang telah dilakukan sebelumnya ! Dari hasil pengamatan perubahan warna larutan, kemudian cocokkan dengan tabel perubahan warna yang menunjukkan harga pH tertentu ! Indikator Trayek pH Perubahan Warna Metil jingga 3,1-4,4 Merah-kuning Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning-biru Fenoftalein 8,0-9,6 Tidak berwarna-merah Kuning alizarin 10,1-12,0 Kuning- merah 4.Buatlah irisan garis ketiga indikator untuk masing-masing larutan yang berbeda untuk menunjukkan kisaran pH larutan tersebut! (Comparing) Air Jeruk Kulit buah naga Bawang putih Kunyit Air Sabun Kulit buah naga Bawang putih Kunyit Odol Kulit buah naga Bawang putih Kunyit Air Kentang Kulit buah naga Bawang putih Kunyit Air Keran Kulit buah naga Bawang putih Kunyit Air Tomat Kulit buah naga Bawang putih Kunyit 113 Obat maag Kulit buah naga Bawang putih Kunyit Cuka Kulit buah naga Bawang putih Kunyit Indikator Menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa Kesetimbangan Pengionan Senyawa elektrolit dalam air terurai menjadi ion positif dan negatif disebut pengionan atau ionisasi. Senyawa yang termasuk elektrolit adalah asam, basa, dan garam. Asam dan basa yang larut tetapi terion sebagian disebut asam dan basa lemah. Kesetimbangan ionisasi air H2O(l) H+(aq) + OH-(aq) Kesetimbangan asam lemah H+(aq) + CH3COO-(aq) CH3COOH(aq) Ka = [H+] [CH3COO-] [CH3COOH] Kesetimbangan basa lemah OH-(aq) + NH4+(aq) NH4OH(aq) Ka = [H+] [NH4+] [NH4OH] Kekuatan asam dan basa Asam format CH2OH 1,8 x 10-4 Tabel konstanta kesetimbanagn asam (Ka) Asam asetat CH3COOH 1,8 x 10-5 Asam benzoat C6H5COOH 6,5 x 10-5 Asam sulfida H2S 1,1 x 10-7 Asam sianida HCN 4,9 x 10-10 Asam askorbat H2C6H6O6 1,6 x 10-10 Asam fosfit H3PO3 2,6 x 10-12 Nama Asam sulfat Rumus H2SO4 Ka 1,0 x 1010 7 Asam klorida HCl 1,0 x 10 Asam fluorida HF 6,6 x 10-4 114 Tabel konstanta kesetimbanagn basa (Kb) Nama Rumus Kb Note: Semakin besar nilai Ka, semakin kuat asam. Semakin besar nilai Kb, semakin kuat basa. Amonia NH3 1,8 x 10-5 Metilamin CH3NH2 4,2 x 10-4 Trimetilamin (CH3)3N 6,3 x 10-5 Hidroksilamin HONH2 1,1 x 10-8 Anilin C6H5NH2 3,8 x 10-10 Indikator Menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) berdasarkan data hasil percobaan 5.Berdasarkan nilai pH di atas, kelompokkan larutan kedalam asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah ! (Comparing) Jawab : 115 6.Bagaimana rentang pH untuk asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah ? (Comparing) Jawab : Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tuliskan hasil jawabanmu di depan kelas ! Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 7.Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, simpulkan kembali mengenai trayek perubahan pH dan warna indikator bahan alam, kesetimbangan pengionan asambasa, dan urutan kekuatan asam-basa!(Contemplating) Jawab : 116 Lampiran 7 Lembar Observasi Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa Nama : Materi : Asam Basa Pertemuan ke : 1 Petunjuk pengisian : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa yang dilakukan oleh siswa. Fase PBL Berpikir Reflektif No 1 Pendahuluan 2 3 Orientasi siswa pada masalah 4 Reacting 5 Kegiatan Pembelajaran Guru Guru mengucapkan salam untuk membuka kegiatan, dan berdoa. Guru memeriksa kehadiran siswa Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi asam dan basa yang akan dicapai Guru melakukan apersepsi: Bertanya tentang contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan LKS berbasis masalah yang berisi wacana Siswa Siswa menjawab salam dan berdoa Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru Siswa menyimak tujuan pembelajaran materi asam dan basa yang akan dicapai Siswa memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru mengenai contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa membaca wacana indikator asam dan basa. Beri Tanda Ceklis 4 3 2 1 0 Presentase 117 6 7 Mengorganisasi siswa dalam belajar 8 Reacting 9 Reacting Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 10 11 Reacting indikator asam dan basa. Guru meminta pendapat siswa Siswa mengemukakan pendapat mengenai wacana indikator asam mereka tentang konsep asam dan basa. dan basa melalui wacana indikator asam dan basa. Tahap 2: Mengorganisasi Siswa menyimak pembagian siswa dalam belajar Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang telah diatur oleh kelompok dan mempersilahkan guru untuk duduk bersama kelompoknya masing-masing. Guru mempersilahkan siswa Siswa mengidentifikasi untuk mengidentifikasi masalah masalah pada wacana indikator pada wacana indikator asam dan asam dan basa dengan basa dengan berdiskusi berdiskusi kelompok kelompok Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual Siswa mengidentifikasi sifat maupun kelompok Guru membimbing siswa untuk jeruk dan sabun berdasarkan mengidentifikasi sifat jeruk dan indra peraba dan pengecap. sabun berdasarkan indra peraba dan pengecap. Guru mendorong siswa Siswa melakukan percobaan melakukan percobaan untuk untuk menemukan solusi dari pemecahan masalah yang masalah yang ada di LKS terdapat dalam LKS larutan larutan asam dan basa asam dan basa. Guru menginstruksikan siswa Siswa menuliskan perubahan untuk menuliskan perubahan warna dari berbagai larutan warna dari berbagai larutan setelah diuji menggunakan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas lakmus, indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. 118 12 Comparing 13 Contemplating 14 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Comparing 15 Contemplating 16 Reacting dan indikator universal. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan perbedaan larutan asam dan basa berdasarkan indra peraba atau pengecap. Guru membantu siswa untuk menyimpulkan mengenai larutan asam dan basa berdasarkan indra peraba atau pengecap Guru membimbing siswa untuk membedakan larutan asam dan basa berdasarkan perubahan warna dari berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Guru membantu siswa untuk menyimpulkan larutan asam dan basa berdasarkan perubahan warna dari berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Guru membimbing siswa untuk menuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O berdasarkan data hasil percobaan. Siswa mempresentasikan perbedaan larutan asam dan basa berdasarkan indra peraba atau pengecap. Siswa menyimpulkan mengenai larutan asam dan basa berdasarkan indra peraba atau pengecap Siswa membedakan larutan asam dan basa berdasarkan perubahan warna dari berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Siswa menyimpulkan larutan asam dan basa berdasarkan perubahan warna dari berbagai larutan setelah diuji menggunakan indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Siswa menuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O berdasarkan data hasil percobaan. 119 17 Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Siswa menyimpulkan kembali Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru menginstruksikan siswa Contemplating masing-masing kelompok untuk menyimpulkan basa dari beberapa indikator. kembali mengenai sifat larutan asam dan basa dari beberapa indikator. 18 19 Penutup mengenai sifat larutan asam dan 20 Guru menugaskan siswa untuk membaca materi asam-basa menurut teori Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis Guru menutup pembelajaran dengan membaca doa Guru mengucapkan salam untuk membuka kegiatan, dan berdoa. Siswa memperhatikan yang diberikan guru. tugas Siswa membaca doa bersama Siswa menjawab salam dan berdoa Keterangan : 4 = Sangat baik 1 = Kurang baik 3 = Baik 0 = Sangat kurang baik 2 = Cukup Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi : ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... 120 ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... Mengetahui, 16 Januari 2017 Observer ( ) 121 Lembar Observasi Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa Nama : Materi : Asam Basa Pertemuan ke : 2 Petunjuk pengisian : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa yang dilakukan oleh siswa. Fase PBL Berpikir Reflektif No 1 2 Pendahuluan 3 4 Orientasi siswa pada masalah 5 Reacting Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 1. Guru mengucapkan salam 1.Siswa menjawab salam dan untuk membuka kegiatan, berdoa dan berdoa. 2. Guru memeriksa kehadiran 2.Siswa mendengarkan dan siswa memperhatikan guru 3. Guru meriview pembelajaran 3.Siswa menjawab sifat larutan kemarin mengenai sifat asam dan basa dari beberapa larutan asam dan basa dari indikator. beberapa indikator. Tahap 1: Orientasi siswa pada 1. Siswa menyimak tujuan masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi asam dan pembelajaran materi asam basa yang akan dicapai dan basa yang akan dicapai 2. Guru melakukan apersepsi: 2.Siswa memperhatikan dan Bertanya tentang kegunaan menjawab pertanyaan guru obat maag tentang kegunaan obat maag Beri Tanda Ceklis 4 3 2 1 0 Presentase 122 6 7 8 Reacting 9 Mengorganisasi siswa dalam belajar 10 Comparing 11 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Reacting 3. Guru memberikan LKS 3. Siswa membaca wacana manfaat berbasis masalah yang berisi obat maag wacana manfaat obat maag 4. Guru meminta pendapat 4.Siswa mengemukakan pendapat siswa mengenai wacana mereka tentang manfaat obat manfaat obat maag maag Tahap 2: Mengorganisasi 1. Siswa duduk berdasarkan siswa dalam belajar 1. Guru mempersilahkan siswa kelompoknya masing-masing duduk bersama kelompoknya masing-masing. 2. Guru mengarahkan setiap 2. Siswa mencari sumber terkait kelompok mencari sumber untuk memecahkan masalah untuk memecahkan masalah yang ada dalam LKS asam dan yang ada dalam LKS asam basa mengenai teori Arrhenius, dan basa mengenai teori Bronsted-Lowry, dan Lewis. Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. 3. Guru mengarahkan siswa 3.Siswa membagi tugas dalam untuk berdiskusi mengenai kelompok untuk membedakan masalah yang ada dalam LKS teori Arrhenius, Bronstedasam dan basa tentang teori Lowry, dan Lewis. Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual 1. Siswa bertanya apabila maupun kelompok 1. Guru memberikan mengalami kesulitan dalam bimbingan kepada kelompok memecahkan masalah yang ada yang mengalami kesulitan pada LKS asam dan basa dalam memecahkan masalah yang ada pada LKS asam 123 12 13 14 Mengembang kan dan menyajikan hasil karya 15 Comparing 16 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 17 Contemplating dan basa 2.Guru mendorong siswa 2. Siswa bekerjasama dalam bekerjasama dalam memecahkan masalah memecahkan masalah 3.Guru mengarahkan siswa 3.Siswa berdiskusi membahas untuk berdiskusi membahas pertanyaan-pertanyaan yang ada pertanyaan-pertanyaan yang pada LKS asam dan basa. ada pada LKS asam dan basa. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 2. Guru meminta kelompok lain untuk memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji. 1. Siswa perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 2.Siswa memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk membedakan teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. 3. Guru memberi motivasi 3.Siswa menjawab pertanyaan guru kepada siswa berupa apabila diskusi tidak hidup pertanyaan apabila diskusi tidak hidup Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru menginstruksikan siswa masing-masing kelompok 1. Masing-masing kelompok menyimpulkan kembali teori menyimpulkan kembali teori asam dan basa menurut asam dan basa menurut 124 Penutup Arrhenius, Bronsted-Lowry, Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan dan Lewis Lewis. 18 1. Guru menugaskan siswa 1. Siswa memperhatikan tugas untuk membaca materi yang diberikan guru. tentang kekuatan asam basa dan kesetimbangannya 19 2. Guru menutup pembelajaran 2.Siswa membaca doa bersama dengan membaca doa Keterangan : 4 = Sangat baik 1 = Kurang baik 3 = Baik 0 = Sangat kurang baik 2 = Cukup Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi : ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... Mengetahui, 18 Januari 2017 Observer ( ) 125 Lembar Observasi Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa Nama : Materi : Asam Basa Pertemuan ke : 3 Petunjuk pengisian : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa yang dilakukan oleh siswa. Fase PBL Berpikir Reflektif No 1 2 Pendahuluan 3 4 Orientasi siswa pada masalah 5 Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 1. Guru mengucapkan salam 1. Siswa menjawab salam dan untuk membuka kegiatan, berdoa dan berdoa. 2. Guru memeriksa kehadiran 2.Siswa mendengarkan dan siswa memperhatikan guru 3. Guru meriview pembelajaran 3.Siswa menjawab teori asam kemarin mengenai teori dan basa menurut Arrhenius, asam dan basa menurut Bronsted-Lowry, dan Lewis. Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis Tahap 1: Orientasi siswa pada 1. Siswa menyimak tujuan masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi asam pembelajaran materi asam dan basa yang akan dicapai dan basa yang akan dicapai 2. Guru melakukan apersepsi: 2.Siswa memperhatikan dan Bertanya tentang noda kunyit menjawab pertanyaan guru Beri Tanda Ceklis 4 3 2 1 0 Presentase 126 yang menempel pada baju. 6 Reacting 7 8 9 Mengorganisasi siswa dalam belajar 10 Comparing tentang noda kunyit yang menempel pada baju. 3. Guru memberikan LKS 3. Siswa membaca wacana berbasis masalah yang berisi noda kunyit yang menempel wacana noda kunyit yang pada baju. menempel pada baju. 4. Guru meminta pendapat 4.Siswa mengemukakan siswa mengenai wacana noda pendapat mereka tentang kunyit yang menempel pada noda kunyit yang menempel baju. pada baju. Tahap 2: Mengorganisasi 1. Siswa duduk berdasarkan siswa dalam belajar 1. Guru mempersilahkan siswa kelompoknya masingduduk bersama masing kelompoknya masingmasing. 2. Guru mengarahkan setiap 2. Siswa membuat irisan garis kelompok membuat irisan ketiga indikator untuk garis ketiga indikator untuk menunjukkan kisaran pH menunjukkan kisaran pH larutan larutan 3.Mengarahkan siswa untuk 3. Siswa membagi tugas dalam membagi tugas dalam kelompok untuk kelompok untuk membedakan urutan membedakan urutan kekuatan kekuatan asam dan basa asam dan basa berdasarkan berdasarkan tetapan asam tetapan asam (Ka) dan (Ka) dan tetapan basa (Kb) tetapan basa (Kb) serta serta kesetimbangan kesetimbangan pengionan pengionan asam-basa dalam asam-basa dalam air. air. 127 11 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 12 13 Comparing 14 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 15 Comparing 16 Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1. Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada pada LKS 2. Guru mendorong siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah 3. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi membahas pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS untuk membedakan urutan kekuatan asam basa dan tetapan kesetimbangan air Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi 2. Guru meminta kelompok lain untuk memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji. 3. Guru memberi kepada siswa 1. Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada pada LKS 3. Siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah 4. Siswa berdiskusi membahas pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS untuk membedakan urutan kekuatan asam basa dan tetapan kesetimbangan air 1. Siswa perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi 2.Siswa memberi tanggapan berupa saran, komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk membedakan urutan kekuatan asam basa dan tetapan kesetimbangan air motivasi 3.Siswa menjawab pertanyaan berupa guru apabila diskusi tidak hidup 128 pertanyaan apabila diskusi tidak hidup 17 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Penutup Contemplating Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan 1. Masing-masing kelompok masalah menyimpulkan kembali 1. Guru menginstruksikan siswa tentang trayek perubahan pH masing-masing kelompok dan warna indikator bahan menyimpulkan kembali alam, kesetimbangan tentang trayek perubahan pH pengionan asam-basa, dan dan warna indikator bahan urutan kekuatan asam-basa alam, kesetimbangan pengionan asam-basa, dan urutan kekuatan asam-basa 18 1. Guru menugaskan siswa 1. Siswa memperhatikan tugas untuk membaca kembali yang diberikan guru. materi asam-basa 19 2. Guru menutup pembelajaran 2.Siswa membaca doa bersama dengan membaca doa Keterangan : 4 = Sangat baik 1 = Kurang baik 3 = Baik 0 = Sangat kurang baik 2 = Cukup Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi : ...................................................................................................................................................................................................................... 129 ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................................................... Mengetahui, 30 Januari 2017 Observer ( ) 130 Lampiran 8 VALIDASI INSTRUMEN TES BERPIKIR REFLEKTIF (Asam Basa) Indikator Pembelajaran 3.10.1 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius melalui sumber yang relevan Mata pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Bentuk Soal : Essay Indikator Soal Soal Disajikan gambar komposisi sabun dan informasi mengenai ciri-ciri senyawa NaOH, siswa mampu menjelaskan Komposisi : Coconut Oil, Sodium Hidroksida, Milk, Wather, Sodium Benzoat, Olive Oil, Ealaeis Guneensis, Propylparaben dan Metylpraben. 1. Perhatikan gambar ! Kunci Jawaban Diketahui : 1) Senyawanya mudah terionisasi 2) Senyawanya berwarna putih 3) Dapat membirukan lakmus merah 4) Memiliki Mr 40 5) Dikenal dengan sebutan soda kaustik 6) Bahan utama dalam Indikator Berpikir Reflektif Reacting Rubrik Penilaian Siswa Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1- 2 informasi yang diketahui dan Skor 0 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 131 Indikator Pembelajaran Indikator Soal basa menurut teori Arrhenius Soal Noni menguji salah satu senyawa yang ada di komposisi sabun. Senyawa tersebut mudah terionisasi, berwarna putih, dapat membirukan lakmus merah, memiliki Mr 40, dikenal dengan sebutan soda kaustik dan bahan utama dalam pembuatan sabun. Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian berikan jawaban berdasarkan teori Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan informasi tersebut dan berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif pembuatan sabun. Ditanya : Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian berikan jawaban berdasarkan teori Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan informasi tersebut dan berikan kesimpulan ! Jawaban: Berdasarkan ciri-ciri yang telah diketahui maka dapat diidentifikasi senyawa tersebut adalah NaOH. Sehingga reaksi ionisasinya : NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) Menurut Arrhenius apabila suatu larutan terurai menghasilkan ion hidroksida(OH-) maka Rubrik Penilaian Siswa Skor ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 34 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 5-6 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Comparing Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan penjelasan namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi 3 4 0 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 132 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif larutan tersebut bersifat basa. Jadi, senyawa tersebut adalah NaOH yang bersifat basa berdasarkan teori Arrhenius karena menghasilkan ion hidroksida(OH-) jika terurai dalam air. Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun penjelasan kurang tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan penjelasan dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan yaitu sifat senyawanya tetapi kurang lengkap Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan yaitu sifat senyawanya Skor 3 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 133 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Disajikan gambar dan ciri-ciri senyawa CH3COOH, siswa mampu menjelaskan asam menurut teori Arrhenius Soal 2. Perhatikan gambar ! Prili memakan bakso yang ada pada gambar bersama teman-temannya. Bakso Prili ditambahkan larutan yang berbau tajam, wujudnya cair, dapat memerahkan lakmus biru, termasuk elektrolit lemah, hanya terionisasi Kunci Jawaban Diketahui: 1) Larutannya berbau tajam 2) Wujudnya cair 3) Dapat memerahkan lakmus biru 4) Termasuk elektrolit lemah 5) Hanya terionisasi sebagian 6) Pemberi rasa pada makanan Ditanya: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian berikan jawaban berdasarkan teori Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang berkaitan Indikator Berpikir Reflektif Reacting Rubrik Penilaian Siswa namun kurang tepat menghubungkan dengan teori Arrhenius. Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan yaitu sifat senyawanya yang di hubungkan dengan teori Arrhenius secara tepat. Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1- 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 34 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 5-6 Skor 4 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 134 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal sebagian dan pemberi rasa pada makanan. Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian berikan jawaban berdasarkan teori Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan informasi tersebut dan berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif dengan informasi tersebut dan berikan kesimpulan ! Jawaban Berdasarkan ciri-ciri yang telah diketahui maka dapat diidentifikasi senyawa tersebut adalah CH3COOH Sehingga reaksi ionisasinya : Menurut Arrhenius apabila suatu larutan terurai menghasilkan ion H+ maka larutan tersebut bersifat asam. Comparing Rubrik Penilaian Siswa informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan penjelasan namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun penjelasan kurang tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan penjelasan dengan tepat Skor 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 135 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Jadi, larutan yang ditambahkan kedalam soto Prili adalah CH3COOH (asam cuka/asam asetat) yang bersifat asam karena jika terurai di dalam air menghasilkan ion H+ Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan yaitu sifat senyawanya tetapi kurang lengkap Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan yaitu sifat senyawanya namun kurang tepat menghubungkan dengan teori Arrhenius. Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan yaitu sifat senyawanya yang di hubungkan dengan teori Arrhenius secara tepat. Skor 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 136 Indikator Pembelajaran 13.10.2 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut BronstedLowry menggunakan berbagai sumber Indikator Soal Disajikan informasi mengenai hujan asam, siswa mampu menjelasakan asam dan basa menurut teori BronstedLowry Soal 3. Perhatikan gambar ! Hujan asam adalah hujan yang mempunyai kadar keasaman (pH) < 7 pada setiap tetes airnya. Hal ini disebabkan senyawa nitrogen dioksida bereaksi dengan air. Hasil dari reaksi tersebut adalah asam nitrit dan ion hidroksida. Berdasarkan pernyataan tersebut, Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan ! Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban Diketahui: 1) Hujan asam mempunyai pH < 7 2) Senyawa nitrogen dioksida bereaksi dengan air. 3) Salah satu hasil dari reaksinya yaitu senyawa asam nitrit. Ditanya: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka persamaan reaksinya, yaitu : NO2 + H2O - HNO2 + OH Rubrik Penilaian Siswa Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Reacting Comparing Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 3 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Skor 0 1 2 3 4 0 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 137 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif NO2 merupakan basa karena menerima ion H+ (akseptor proton) dari H2O untuk berubah menjadi HNO2 yang merupakan asam konjugasinya. Sedangkan H2O merupakan asam karena memberikan ion H+ (donor proton) kepada molekul NO2 untuk berubah menjadi OHyang merupakan basa konjugasinya. Hal ini sesui dengan teori asam basa Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton (H+) sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton (H+). Jadi, NO2 merupakan basa dan HNO2 adalah asam konjugasinya sedangkan H2O merupakan asam dan OHadalah basa konugasinya. Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun menjelaskan sifat senyawanya kurang tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan Skor 1 2 3 4 0 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 138 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Disajikan informasi mengenai buang angin, siswa mampu menjelasakan asam dan basa menurut teori BronstedLowry Soal 4. Buang angin adalah penumpukan tekanan dari dalam perut yang dilepaskan dengan kekuatan dan dorongan yang berasal dari berbagai sumber. Peristiwa buang angin ini biasanya menyebabkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini karena adanya gas hidrogen sulfida. Ketika hidrogen sulfida (H2S) bereaksi dengan air (H2O) maka akan meredam bau tak sedapnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Diketahui: 1) Bau yang tidak sedap saat buang angin karena ada gas hidrogen sulfida. 2) Saat Hidrogen sulfida (H2S) bereaksi dengan air (H2O) akan meredam bau tak sedapnya. 3) Teori Bronsted -Lowry Reacting Ditanya: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan ! Rubrik Penilaian Siswa 3-4 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa dengan tepat Dapat menyimpulkan 3-4 sifat senyawa dengan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 3 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan Skor 3 4 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 139 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Rubrik Penilaian Siswa Skor tepat Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka persamaan reaksinya, yaitu : H2S + H2O HS- + H3O+ H2S merupakan asam karena memberikan ion H+ (donor proton) kepada molekul H2O untuk berubah menjadi HSyang merupakan basa konjugasinya. Sedangkan H2O merupakan basa karena menerima ion H+ (akseptor proton) dari molekul H2S untuk berubah menjadi H3O+ yang merupakan asam konjugasinya. Hal ini sesui dengan teori asam basa Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton (H+) sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton (H+). Comparing Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun menjelaskan sifat senyawanya kurang tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 140 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Jadi, H2S merupakan asam dan HS- basa konjugasinya dsedangkan H2O merupakan basa dan H3O+ asam konjugasinya. Contempla ting Disajikan gambar dan ciri-ciri formalin, siswa mampu menjelasakan asam dan basa menurut teori 5. Perhatikan gambar ! Diketahui : 1) Larutan tersebut digunakan untuk membasmi bakteri 2) Sering digunakan sebagai bahan pengawet. 3) Umumnya digunakan untuk mengawetkan mayat. Reacting Rubrik Penilaian Siswa menjelaskan sifat senyawanya dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan 3-4 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa dengan tepat Dapat menyimpulkan 3-4 sifat senyawa dengan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Skor 0 1 2 3 4 0 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 141 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal BronstedLowry HCOOH Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 3 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Larutan tersebut digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai bahan pengawet. Umumnya, larutan ini digunakan untuk mengawetkan mayat. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan ! Ditanya : Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka persamaan reaksinya, yaitu : HCOOH + H2O H3O+ - HCOO + HCOOH merupakan asam karena memberikan ion H+ (donor proton) kepada molekul H2O untuk berubah Rubrik Penilaian Siswa Comparing Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya namun Skor 2 3 4 0 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 142 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif menjadi HCOO- yang merupakan basa konjugasinya. Sedangkan H2O merupakan basa karena menerima ion H+ (akseptor proton) dari molekul H2S untuk berubah menjadi H3O+ yang merupakan asam konjugasinya. Hal ini sesui dengan teori asam basa Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton (H+) sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton (H+). Jadi, HCOOH merupakan asam dan HCOO- adalah basa konjugasinya sedangkan H2O merupakan basa dan H3O+ asam konjugasinya. Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun menjelaskan sifat senyawanya kurang tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan 3-4 sifat senyawa dengan tepat Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa dengan tepat Skor 2 3 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 143 Indikator Pembelajaran 3.10.3 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Lewis menggunakan berbagai sumber Indikator Soal Disajikan gambar dan informasi mengenai kapur tohor, siswa mampu menjelasakan asam dan basa menurut teori Lewis. Soal 6. Perhatikan gambar ! Gambar tersebut adalah batu kapur. Batu kapur dalam proses kalsinasi menguraikan kalsium karbonat (batu kapur, CaCO3) menjadi kalsium oksida (kapur bakar, CaO) dan gas karbon dioksida atau CO2. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Diketahui : 1) Gambar tersebut adalah batu kapur. 2) Batu kapur dalam proses kalsinasi menguraikan kalsium karbonat (batu kapur, CaCO3) menjadi kalsium oksida (kapur bakar, CaO) dan gas karbon dioksida atau CO2. 3) Teori Lewis Reacting Ditanya : Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan ! Jawab: Compa- Rubrik Penilaian Siswa Dapat menyimpulkan 3-4 sifat senyawa dengan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 3 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Tidak dapat Skor 4 0 1 2 3 4 0 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 144 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka persamaan reaksinya, yaitu : CaCO3 CO2 Indikator Berpikir Reflektif ring CaO + Berdasarkan pembentukkan ikatan kimianya, O memberikan pasangan elektron kepada C, yang berarti O adalah basa. Atom C menerima pasangan elektron dari O, yang menandakan adalah asam. Jadi O pada CaO adalah suatu basa karena memberikan pasangan elektron , sedangkan C pada CO2 adalah suatu asam karena menerima pasangan elektron. Jadi, atom O pada CaCO3 bertindak sebagai basa dan C Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun menjelaskan sifat senyawanya kurang tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal Skor 1 2 3 4 0 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 145 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif pada CaCO3 bertindak sebagai asam. Disajikan persamaan reaksi berdasarkan struktur Lewis, siswa mampu menjelaskan sifat asam dan basa dari senyawa tersebut berdasarkan teori Lewis. Rubrik Penilaian Siswa Skor yang disimpulkan 7. Tania kesulitan memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi ini : Diketahui : Reacting Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan 1 sifat senyawa dengan tepat Dapat menyimpulkan 1 sifat senyawa dengan tepat namun 1 sifat senyawa tidak tepat Dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa dengan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 1 2 3 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 146 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Agar Tania memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut, bantu Tania untuk menjawabnya. Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masingmasing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Ditanyakan: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan persamaan reaksi yang telah diketahui maka maka sifat senyawa tersebut, yaitu : Pembentukkan ikatan kimia pada persamaan reaksi pertama, Ba memberikan pasangan elektron kepada O, yang berarti Ba adalah basa. Atom O menerima pasangan elektron dari Ba, yang menandakan atom O adalah asam. Pembentukkan ikatan kimianya pada persamaan Indikator Berpikir Reflektif Rubrik Penilaian Siswa informasi yang diketahui namun salah satu kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Comparing Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi 1-2 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi 3-4 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi 1-2 sifat senyawa dengan Skor 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 147 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Disajikan beberapa molekul, siswa mampu Soal 8. Reaksi amonia (NH3) dengan alumunium klorida (AlCl3) adalah molekul yang penting dalam kimia. Salah satu teori yang berlaku untuk menjelaskan reaksi tersebut adalah teori Lewis. Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Rubrik Penilaian Siswa reaksi kedua, Mg memberikan pasangan elektron kepada Cl, yang berarti Mg adalah basa. Atom Cl menerima pasangan elektron dari Mg, yang menandakan atom Cl adalah asam. tepat. Dapat mengidentifikasi 3-4 sifat senyawa dengan tepat. Jadi, pada persamaan reaksi pertama Ba pada BaO bertindak sebagai basa dan O bertindak sebagai asam. Pada persamaan reaksi kedua Mg pada MgCl2 bertindak sebagai asam dan Cl bertindak sebagai basa. Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan 1 sifat senyawa dengan tepat Dapat menyimpulkan 1 sifat senyawa dengan tepat namun 1 sifat senyawa tidak tepat Dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa dengan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Diketahui : 1) Reaksi amonia (NH3) dengan alumunium klorida 2) Teori yang berlaku untuk Contempla ting Reacting Skor 4 0 1 2 3 4 0 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 148 Indikator Pembelajaran Indikator Soal menjelaskan sifat molekul tersebut berdasarkan teori Lewis Soal Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif menjelaskan reaksi di atas adalah teori Lewis. Ditanyakan : Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan ! Jawab : Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka persamaan reaksinya, yaitu : Comparing Rubrik Penilaian Siswa Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui namun salah satu kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat Skor 1 2 3 4 0 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 149 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Atom Al pada molekul AlCl3 bertindak sebagai asam, karena ia menerima pasangan elektron bebas dari molekul NH3 . Sedangkan atom N pada NH3 bertindak sebagai basa, karena ia memberikan pasangan elektron untuk atom Al pada molekul AlCl3 Jadi, AlCl3 bertindak sebagai asam dan NH3 bertindak sebagai basa. Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa senyawanya namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun menjelaskan sifat senyawanya kurang tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan menjelaskan sifat senyawanya dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menyimpulkan 1-2 sifat senyawa namun tidak tepat Dapat menyimpulkan 1 sifat senyawa dengan tepat Dapat menyimpulkan 1 sifat senyawa Skor 2 3 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 150 Indikator Pembelajaran 3.10.4 Menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa Indikator Soal Disajikan gambar obat dan ciri-ciri senyawa Mg(OH)2 dan Al(OH)3, siswa mampu menuliskan kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut Soal 9. Perhatikan gambar obat ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Diketahui: 1) Marina meminum obat yang dapat mengurangi rasa sakit dibagian lambungnya. 2) Obat tersebut dapat membirukan lakmus merah. Reacting Marina merasakan sakit di bagian lambung, hal ini karena asam lambungnya naik. Kemudian Marina meminum obat yang dapat mengurangi rasa sakit dibagian lambungnya. Obat yang diminum tersebut dapat membirukan lakmus merah. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan Ditanyakan: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan Rubrik Penilaian Siswa dengan tepat namun 1 sifat senyawa tidak tepat Dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa dengan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui namun salah satu kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Skor 4 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 151 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut dan berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif dari senyawa tersebut dan berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka persamaan reaksinya, yaitu : Kb = [Al3+] [OH-] [Al(OH)3] Comparing Rubrik Penilaian Siswa Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan tetapan kesetimbangan pengionan namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun tetapan kesetimbangan pengionan namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan tetapan kesetimabangan Skor 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 152 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Jadi, tetapan kesetimbangan pengionan dari Alumunium Hidroksida Al(OH)3 adalah basa. Contempla ting Disajikan gambar kopi beracun dan ciri-ciri 10. Perhatikan gambar kopi beracun ! Diketahui: 1) Kopi yang diminum Mirna mengandung senyawa beracun yang bersifat Reacting Rubrik Penilaian Siswa pengionan dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi seluruh kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat dan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Skor 0 1 2 3 4 0 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 153 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal senyawa HCN, siswa mampu menuliskan kesetimbanga n pengionan dari senyawa tersebut Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif volatil (mudah menguap) 2) Dapat memerahkan lakmus biru. Peristiwa meninggalnya almarhumah Wayan Mirna Salihin, disebakan meminum kopi yang mengandung senyawa bersifat racun yang sangat bebahaya. Senyawa ini bersifat volatil (mudah menguap) dan dapat memerahkan lakmus biru. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut dan berikan kesimpulan ! Ditanyakan: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut dan berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka persamaan reaksinya, yaitu : Tetapan kesetimbangan pengionan : Rubrik Penilaian Siswa Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Comparing Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengidentifikasi Skor 1 2 3 4 0 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 154 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Ka = [H+] [CN-] [HCN] Jadi, kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut adalah kesetimbangan pengionan asam. Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa persamaan reaksi dan tetapan kesetimbangan pengionan namun tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dengan tepat namun tetapan kesetimbangan pengionan tidak tepat Dapat mengidentifikasi persamaan reaksi dan tetapan kesetimabangan pengionan dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi kesimpulan yang dibuat tidak tepat Dapat menemukan hal Skor 2 3 4 0 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 155 Indikator Pembelajaran 3.10.5 Menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) berdasarkan data hasil Indikator Soal Disajikan tabel tetapan ionisasi asam (Ka) beberapa zat, siswa mampu mengurutkan kekuatan asam dari kuat ke rendah Soal 11. Terdapat nilai tetapan ionisasi asam dari asam asetat, asam format, asam florida, asam benzoat, asam sianida, dan asam propanoat yaitu 1,8x10-5, 1,8x10-4, 6,8x10-4, 6,5x10-5, 4,9x10-10, dan 1,4 x 10-5. Berdasarkan data tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian urutkan kenaiakan asam dan berikan penjelasan serta berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Diketahui : Nilai tetapan ionisasi asam (Ka) pada tabel. Nama Ka Asam Asetat 1,8x10-5 Asam Format Asam Florida Asam Benzoat Asam sianida Asam propanoat 1,8x10-4 6,8x10-4 6,5x10-5 4,9x10-10 1,4 x 10-5 Reacting Rubrik Penilaian Siswa yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi seluruh kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat dan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1-2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 3-4 Skor 3 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 156 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif percobaan informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 5-6 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Ditanyakan: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian urutkan kenaiakan asam dan berikan penjelasan serta berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka urutkan kenaiakan asam, yaitu : Semakin besar nilai Ka maka kekuatan asam makin kuat, maka urutan dari yang paling kuat ke yang rendah adalah : 1.Asam Fluorida Ka=6,8x10-4 2.Asam Format Ka=1,8x10-4 3.Asam Benzoat Ka=6,5x10-5 4.Asam Asetat Ka=1,8x10-5 5. Asam propanoat Ka = 1,4 x 10-5 6.Asam Sianida Ka=4,9x10-10 Jadi, urutan kekuatan asam yaitu: Rubrik Penilaian Siswa Comparing Contempla ting Tidak mengurutkan kekuatan asam Mengurutkan 1-6 kekuatan asam namun tidak tepat Mengurutkan 1-2 kekuatan asam dengan tepat Mengurutkan 3-4 kekuatan asam dengan tepat Mengurutkan 5-6 kekuatan asam dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal Skor 4 0 1 2 3 4 0 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 157 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif HF > HCOOH > C6H5COOH > CH3COOH >CH3CH2COOH> HCN Disajikan tetapan ionisasi basa, siswa mampu menentukan kekuatan basa berdasarkan 12. Basa LOH dan MOH mempunyai tetapan ionisasi (Kb) berturut-turut 2x10-5 dan 1x10-7. Berdasarkan data tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan basa manakah yang lebih kuat dari pernyataan tersebut dan berikan kesimpulan ! Diketahui : 1) Kb LOH adalah 2x10-5 2) Kb MOH adalah 1x10-7 Ditanyakan: Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian Reacting Rubrik Penilaian Siswa yang disimpulkan Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi kesimpulan yang dibuat tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi seluruh kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat dan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Skor 1 2 3 4 0 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 158 Indikator Pembelajaran Indikator Soal tetapan ionisasi basa (Kb) Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif jelaskan basa manakah yang lebih kuat dari pernyataan tersebut dan berikan kesimpulan ! Jawab : Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka basa yang lebih kuat, yaitu : LOH lebih kuat daripada MOH karena nilai Kb LOH lebih besar. Semakin besar nilai Kb maka semakin kuat suatu basa. Oleh karena itu, Kb mencerminkan kekuatan basa. Comparing Rubrik Penilaian Siswa namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Tidak dapat menemukan informasi dalam soal sehingga tidak dapat mengidentifikasi penyelesaian masalah Dapat mengurutkan kekuatan basa dan memberikan penjelasan namun tidak tepat Dapat mengurutkan kekuatan basa dengan Skor 2 3 4 0 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 159 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Jadi,. LOH > MOH. Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa tepat Dapat mengurutkan kekuatan basa namun memberikan penjelasan kurang tepat Dapat mengurutkan kekuatan basa dan memberikan penjelasan dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi kesimpulan yang dibuat tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi seluruh kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang Skor 3 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 160 Indikator Pembelajaran 4.10.1 Menguji asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal Indikator Soal Disajikan informasi mengenai beberapa bahan untuk pengujian asam basa, siswa mampu menguji sifat larutan asam dan basa berdasarkan pengujian indikator kertas lakmus dari beberapa bahan. Soal 13.Siswa diberi tugas oleh guru untuk menguji sifat asam basa dari bahan-bahan dalam kehidupan sehari-hari yaitu obat tetes mata, air sabun, pasta gigi, obat maag, air tomat, dan air wortel dengan menggunakan indikator kertas lakmus. Zat Obat tetes mata Air sabun Pasta gigi Obat maag Air tomat Air wortel Kertas Lakmus Merah Biru … … … … … … … … … … … … Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian bagaimana perubahan kertas lakmus setelah dilakukan uji pada masing-masing zat tersebut dan Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Diketahui: 1) Bahan yang digunakan adalah obat tetes mata, air sabun, pasta gigi, obat maag, air tomat, dan air wortel 2) Indikator yang digunakan adalah kertas lakmus. Reacting Ditanyakan: Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi Rubrik Penilaian Siswa tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat dan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Skor 4 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 161 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal berikan kesimpulan ! Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif apa yang diketahui, ditanya, kemudian bagaimana perubahan kertas lakmus setelah dilakukan uji pada masing-masing zat tersebut dan berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka perubahan kertas lakmus yang telah diuji, yaitu : Zat Obat tetes mata Air sabun Pasta gigi Obat maag Air tomat Air wortel Kertas Lakmus Merah Biru biru biru biru Biru biru biru biru biru merah merah merah merah Jadi, zat yang bersifat asam akan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Sedangkan larutan basa akan Comparing Contempla ting Rubrik Penilaian Siswa Tidak mengidentifikasi sifat asam dan basa Mengidentifikasi sifat asam dan basa namun tidak tepat Mengidentifikasi 1-2 zat dengan tepat Mengidentifikasi 3-4 zat dengan tepat Mengidentifikasi 5-6 zat dengan tepat Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal Skor 0 1 2 3 4 0 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 162 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. 4.10.2Membedakan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator Disajikan tabel data hasil percobaan beberapa larutan, siswa mampu membedakan 14.Dari pengujian larutan dengan beberapa indikator diperoleh data sebagai berikut : No 1. 2. 3. Zat Air Jeruk Air Sabun Air Kapur Indikator Alam Bunga sepatu Merah Coklat Hijau kecoklatan Kertas Lakmus Diketahui: N o Indikator Universal Kunyit Merah Biru Kuning cerah Merah Merah Merah 2 Biru Biru 9 Coklat Biru Biru Zat 12 1 . 2 . 3 . Air Jeruk Air Sabun Air Kapur 4 . 5 . 6 Cuka Air sumur Air vit Indikator Alam Kertas Lakmus Bunga sepatu Kunyit Merah Biru Merah Kunin g cerah Merah Merah Merah Biru Biru Coklat Hijau kecokl atan Merah Merah Merah Coklat Biru Biru Kunin g cerah Kunin g Kunin Merah Merah Merah Biru Merah Biru Reacting Rubrik Penilaian Siswa yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi kesimpulan yang dibuat tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi seluruh kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat dan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Skor 2 3 4 0 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 163 Indikator Pembelajaran Indikator Soal sifat larutan asam dan basa menggunakan indikator alam dan kertas lakmus. Soal 4. Cuka Merah 5. Air sumur Air vit 6. Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban Merah Merah 3 Merah Kuning cerah Kuning Merah Biru 7 Merah Kuning Merah Biru 7 Berdasarkan data pada tabel, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan sifat asam dan basa menggunakan indikator alam dan kertas lakmus serta berikan kesimpulan ! . Skor g Ditanyakan: Berdasarkan data pada tabel, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan sifat asam dan basa menggunakan indikator alam dan kertas lakmus serta berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka sifat asam dan basa setelah diuji menggunakan indikator alam dan kertas lakmus, yaitu : N o Rubrik Penilaian Siswa Zat 1 . 2 . 3 . Air Jeruk Air Sabun Air Kapur 4 . Cuka Indikator Alam Kertas Lakmus Bunga sepatu Kunyit Merah Biru Merah Kunin g cerah Merah Merah Merah Biru Biru Coklat Biru Biru Kunin g cerah Merah Merah Coklat Hijau kecokl atan Merah Comparing Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Tidak mengidentifikasi sifat asam dan basa Mengidentifikasi sifat asam dan basa namun tidak tepat Mengidentifikasi 1-2 zat dengan tepat Mengidentifikasi 3-4 zat dengan tepat Mengidentifikasi 5-6 zat dengan tepat 2 3 4 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 164 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban 5 . 6 . Air sumur Air vit Merah Kunin g Kunin g Merah Merah Biru Merah Biru Indikator Berpikir Reflektif Rubrik Penilaian Siswa Contemplating Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi kesimpulan yang dibuat tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk Skor Perbedaan Larutan Asam Basa Memerahkan kertas Membirukan kertas lakmus lakmus Terjadi perubahan warna Terjadi perubahan warna menjadi merah setelah menjadi hijau kecoklatanditetesi indikator alam coklat setelah ditetesi bunga sepatu indikator alam bunga sepatu Terjadi perubahan warna Terjadi perubahan warna menjadi kuning cerah menjadi merah-coklat setelah ditetesi indikator setelah ditetesi indikator alam kunyit alam kunyit Maka: Zat Asam Air jeruk Cuka Basa Air sabun Air kapur Jadi, larutan asam dapat memerahkan lakmus biru, mengubah warna menjadi merah pada indikator alam bunga sepatu, dan mengubah warna menjadi kuning cerah pada indikator alam kunyit. Sedangkan larutan basa dapat membirukan lakmus merah, mengubah warna menjadi 0 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 165 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif hijau kecoklatan-coklat pada indikator alam bunga sepatu, dan mengubah warna menjadi merah-coklat pada indikator alam kunyit. Disajikan tabel data hasil percobaan beberapa larutan, siswa mampu membedakan sifat larutan asam dan basa berdasarkan indikator universal. 15.Berdasarkan tabel di no 14, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan sifat asam dan basa menggunakan indikator universal serta berikan kesimpulan ! membuat kesimpulan tetapi seluruh kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat dan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Diketahui: No Zat 1. 2. Air Jeruk Air Sabun Air Kapur Cuka Air sumur Air vit 3. 4. 5. 6. Rubrik Penilaian Siswa Indikator Universa l 2 9 Skor 3 4 0 12 Reacting 3 7 7 Ditanyakan: Uraikan informasi apa yang Dapat menuliskan informasi yang 1 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 166 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban diketahui, ditanya, kemudian bedakan sifat asam dan basa menggunakan indikator universal serta berikan kesimpulan ! Jawab: Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka sifat asam dan basa setelah diuji menggunakan indikator universal, yaitu : No 1. Zat Air Jeruk Indikator Universal 2 Comparing Rubrik Penilaian Siswa disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Tidak mengidentifikasi sifat asam dan basa Mengidentifikasi sifat asam dan basa namun tidak tepat Mengidentifikasi 1-2 zat dengan tepat Mengidentifikasi 3-4 zat dengan tepat Mengidentifikasi 5-6 Skor 2 3 4 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 167 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban 2. 3. 4. 5. 6. Air Sabun Air Kapur Cuka Air Sumur Air Vit Asam Memiliki pH < 7 Rubrik Penilaian Siswa Skor zat dengan tepat 9 12 3 7 7 Basa Memiliki pH > 7 Maka: Zat Asam Basa Air jeruk Air sabun Cuka Air kapur Jadi, larutan asam memiliki pH < 7 sedangjan basa memiliki pH > 7. Contemplating Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi kesimpulan yang dibuat tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi seluruh 0 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 168 Indikator Pembelajaran 4.10.3 Menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator Indikator Soal Siswa disajikan data hasil percobaan uji kelayakan air sungai menggunakan berbagai indikator, siswa mampu memperkirak an nilai pH dan mampu menentukan kelayakan air sungai Soal 16.Pak Bani membawa sampel air sungai untuk mengetahui kelayakan air sungai tersebut, maka siswa ditugaskan untuk melakukan beberapa uji, salah satunya adalah uji pH. Berdasarkan hasil percobaan uji pH dengan menggunakan berbagi larutan indikator, diperoleh data sebagai berikut: Indikator Alam Kunyit Wortel Bunga bugenfil Buatan Bromtimol biru Metil jingga Air sungai setelah ditetesi indikator Kuning Kuning Nilai pH Diketahui: 1) Berdasarkan hasil percobaan uji pH dengan menggunakan berbagi larutan indikator alam, diperoleh data sebagai berikut: Indikator Alam Buatan Kunyit Bromti mol biru <6,0 Air sungai setelah ditetesi indikator Nilai pH Reacting <6,0 Kuning >4,4 Wortel Metil jingga Kuning Bunga bugenfil Metil merah Merah Jeruk nipis Fenolfh talein Tidak berwarna >4,4 <4,8 <4,8 Metil merah Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban Merah <8,0 Rubrik Penilaian Siswa kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat dan tepat Tidak dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal Dapat menuliskan informasi yang disajikan pada soal namun tidak tepat Dapat menuliskan 1-2 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui namun salah satu informasi kurang Skor 3 4 0 1 2 3 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 169 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Jeruk nipis Fenolfhtalein Tidak berwarna diketahui, ditanyakan dan Ditanyakan: a. Perkirakan berapa pH air sungai tersebut! b. Apakah pH air sungai tersebut layak digunakan ? (Menurut peraturan menkes RI air yang layak digunakan yakni antara pH 6,5-7,5) Jawab: a. Berdasarkan pernyataan yang telah diketahui maka perkiraan air sungai tersebut, yaitu : Indikator Air sungai setelah ditetesi larutan indikator Nilai pH Bromtimol biru Kuning <6,0 Metil jingga Merah >4,4 Metil merah Merah <4,8 Fenolfhtalein Tidak berwarna <8,0 Dari tabel tersebut maka perkiraan pH air sungai Rubrik Penilaian Siswa tepat dan ditanyakan dengan tepat Dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat <8,0 Berdasarkan data percobaan tersebut : a. Perkirakan berapa pH air sungai tersebut! b. Apakah pH air sungai tersebut layak digunakan ? (Menurut peraturan menkes RI air yang layak digunakan yakni antara pH 6,5-7,5) (Ket: sertakan kesimpulan) Indikator Berpikir Reflektif Kunci Jawaban Comparing Tidak mengidentifikasi sifat asam dan basa Mengidentifikasi sifat asam dan basa namun tidak tepat Mengidentifikasi 1-2 zat dengan tepat Mengidentifikasi 1-2 zat kelayakan air sungai dengan tepat Mengidentifikasi 3-4 zat dan kelayakan air sungai dengan tepat Skor 4 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 170 Indikator Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Indikator Berpikir Reflektif Rubrik Penilaian Siswa Contempla ting Tidak dapat menemukan hal-hal yang disimpulkan Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi kesimpulan yang dibuat tidak tepat Dapat menemukan hal yang penting untuk membuat kesimpulan tetapi seluruh kesimpulan yang dibuat kurang tepat Dapat menemukan hal-hal yang penting untuk membuat kesimpulan dengan singkat namun kurang tepat Dapat menemukan hal Skor adalah antara 4,4 – 4,8 sehingga air sungai bersifat asam. b. pH air sungai tersebut tidak layak digunakan menurut peraturan menkes RI karena memiliki pH antara 4,4 – 4,8. Jadi, trayek pH antara 4,4– 4,8 air sungai tidak layak digunakan. 0 1 2 3 4 Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, indikator soal, dan indikator berpikir Reflektif Ya Tidak Ket 171 172 Lampiran 9 173 Lampiran 10 174 Lampiran 11 175 176 177 178 179 Lampiran 12 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Skor Soal No Nama Reacting Contemplating Comparing Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Ainaya Febi Amalia 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 1 2 2 1 1 2 3 4 2 4 4 4 4 4 73 76.0417 2 Amalina Nur Choiriah 2 4 3 4 2 4 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 0 3 0 2 2 61 63.5417 3 Ananda Fadjar R.F.R 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 0 3 2 2 3 0 0 2 0 2 2 3 2 0 55 57.2917 4 Cahyaning A.P.W 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 2 2 1 4 4 1 2 75 78.125 5 Dhika Faiz Fadrian 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 1 4 3 2 2 3 72 75 6 Dimas Bayu P.M 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 1 1 71 73.9583 7 Elsa Damayanti 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 0 4 4 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 55 57.2917 8 Fadilah Karamun N.S 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 0 2 3 3 4 0 1 2 0 1 2 3 2 59 61.4583 9 Fajar Akbardipura 1 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 3 3 78 81.25 10 Indrianto Bayu Aji 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 74 77.0833 11 Joseph F.P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 93 96.875 12 Lala Tiara Alifdinia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 91 94.7917 13 Lalita Indah Sari 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 4 3 4 73 76.0417 14 Lawrencea Perdana F 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 3 2 2 2 1 4 3 3 2 3 4 2 4 70 72.9167 15 Meliyana 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 0 2 1 1 2 0 0 1 57 59.375 16 M. Nuralamsyah 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 1 3 3 2 3 2 3 72 75 17 M. Levin R 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 75 78.125 18 M.Taufiqurrahman 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 74 77.0833 19 Muthia Nurul Izzah 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 2 2 1 2 3 1 73 76.0417 180 Skor Soal No Nama Reacting Contemplating Comparing Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 20 Nabila Nur Hayyuni 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 3 4 83 86.4583 21 Nadim Firas 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 74 77.0833 22 Nisrina Aflah H 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 70 72.9167 23 Nova Mutiara Putri 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 73 76.0417 24 Nur Ratna An Nabilah 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 1 69 71.875 25 Nuringtyas Hasanah 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 1 2 2 1 3 3 4 71 73.9583 26 Nurul Azizah P 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 1 0 2 2 1 1 55 57.2917 27 Putra Mochamad R 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 2 2 1 70 72.9167 28 Quratul Aini Adilia 3 3 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 83 86.4583 29 Rafli Hakim 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 72 75 30 Raihan Rafif H.W 3 4 4 3 4 4 3 4 1 4 2 4 3 2 4 4 3 1 4 4 3 2 3 1 74 77.0833 31 Raissa Jenna Asia 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 72 75 32 Rasyad Firzatila 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 1 2 1 3 3 2 70 72.9167 33 Russel Alfredo G 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 1 2 75 78.125 34 Sheryne Moulissa 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 4 1 4 2 3 2 72 75 35 Siti Nur Adila 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 4 4 84 87.5 36 Syifa Amelia 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 73 76.0417 37 Yasher Risnur Adam 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 2 1 2 3 2 4 3 4 3 75 78.125 38 Zachrazella Nurifka Y 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 73 76.0417 39 Ziyad Athallah Sulun 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 74 77.0833 130 138 133 135 141 140 140 140 93 117 104 117 108 116 108 115 85 85 102 89 109 105 95 94 2739 2930.21 Jumlah 181 Skor Soal No Nama Reacting 1 2 3 Rata-Rata 4 5 90.21381579 Contemplating Comparing 6 7 8 1 2 3 4 5 72.20394737 6 7 8 1 2 3 4 5 62.82894737 6 7 Skor Total Nilai 75.082237 75.1335 Skor Total Nilai 8 Kelompok Tinggi Skor Soal No Nama Reacting Contempalting Comparing 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 6 Dimas Bayu P.M 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 1 1 71 73.9583 8 Fadilah Karamun Nisaa Nadiyah 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 0 2 3 3 4 0 1 2 0 1 2 3 2 59 61.4583 12 Lala Tiara Alifdinia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 91 94.7917 30 Raihan Rafif Habibi Wibowo 3 4 4 3 4 4 3 4 1 4 2 4 3 2 4 4 3 1 4 4 3 2 3 1 74 77.0833 13 15 16 13 16 90.625 14 15 14 10 15 12 12 12 78.90625 12 12 16 8 7 13 10 10 60.9375 11 11 8 Jumlah Rata-Rata 295 76.8229 76.822917 Kelompok Sedang Skor Soal No Nama Reacting Contemplating Comparing 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Skor Total Nilai 1 Ainaya Febi Amalia 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 1 2 2 1 1 2 3 4 2 4 4 4 4 4 73 76.0417 2 Amalina Nur Choiriah 2 4 3 4 2 4 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 0 3 0 2 2 61 63.5417 3 Ananda Fadjar R.F.R 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 0 3 2 2 3 0 0 2 0 2 2 3 2 0 55 57.2917 7 Elsa Damayanti 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 0 4 4 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 55 57.2917 182 Skor Soal No Nama Reacting Contemplating Comparing Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fajar Akbardipura 1 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 3 3 78 81.25 10 Indrianto Bayu Aji 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 74 77.0833 11 Joseph F.P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 93 96.875 13 Lalita Indah Sari 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 4 3 4 73 76.0417 14 Lawrencea Perdana F 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 3 2 2 2 1 4 3 3 2 3 4 2 4 70 72.9167 15 Meliyana 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 0 2 1 1 2 0 0 1 57 59.375 16 M. Nuralamsyah 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 1 3 3 2 3 2 3 72 75 17 M.Levin Rakavinanda 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 75 78.125 18 M. Taufiqurrahman 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 74 77.0833 19 Muthia Nurul Izzah 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 2 2 1 2 3 1 73 76.0417 21 Nadim Firas 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 74 77.0833 22 Nisrina Aflah H 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 70 72.9167 23 Nova Mutiara Putri 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 73 76.0417 24 Nur Ratna An Nabilah 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 1 69 71.875 25 Nuringtyas Hasanah 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 1 2 2 1 3 3 4 71 73.9583 26 Nurul Azizah P 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 1 0 2 2 1 1 55 57.2917 27 Putra Mochamad R 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 2 2 1 70 72.9167 28 Quratul Aini Adilia 3 3 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 83 86.4583 29 Rafli Hakim 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 72 75 31 Raissa Jenna Asia 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 72 75 32 Rasyad Firzatila 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 1 2 1 3 3 2 70 72.9167 183 Skor Soal No Nama Reacting Contemplating Comparing Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 33 Russel Alfredo G 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 1 2 75 78.125 34 Sheryne Moulissa 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 4 1 4 2 3 2 72 75 35 Siti Nur Adila 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 4 4 84 87.5 37 Yasher Risnur Adam 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 2 1 2 3 2 4 3 4 3 75 78.125 38 Zachrazella Nurifka Y 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 73 76.0417 39 Ziyad Athallah Sulun 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 74 77.0833 106 114 106 112 114 114 90.12096774 114 114 77 91 82 93 86 88 69 74 83 84 79 77 2215 Jumlah Rata-Rata 93 87 70.26209677 70 88 62.90322581 74.4288 74.428763 Kelompok Rendah Skor Soal No Nama Reacting Contemplating Comparing Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 4 Cahyaning Aprillia P.W 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 2 2 1 4 4 1 2 75 78.125 5 Dhika Faiz Fadrian 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 1 1 3 2 2 3 67 69.7917 20 Nabila Nur Hayyuni 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 3 4 83 86.4583 36 Syifa Amelia 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 2 3 2 4 3 1 2 2 2 3 2 2 2 68 70.8333 15 13 15 13 15 90.625 15 14 16 8 13 14 13 11 76.5625 13 12 14 10 7 9 8 14 61.71875 12 8 11 293 Jumlah Rata-Rata 76.302083 76.3021 184 Lampiran 13 Hasil Pengamatan Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model PBL Berdasarkan LKS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Ainaya Febi Amalia Amalina Nur Choiriah Ananda Fadjar R.F.R Cahyaning Aprillia P.W Dhika Faiz Fadrian Dimas Bayu P.M Elsa Damayanti Fadilah Karamun N.N Fajar Akbardipura Indrianto Bayu Aji Joseph Frentkovstein P Lala Tiara Alifdinia Lalita Indah Sari Lawrencea Perdana F Meliyana Muhamad Nuralamsyah Muhammad Levin R Muhammad Taufiqurrahman Muthia Nurul Izzah Reacting 84.6 78.8 84.6 85 84.6 80.7 84.6 83 83 85 72 80.7 72 84.6 83 83 85 80.7 78.8 Comparing 88.6 81.8 88.6 84 88.6 84 88.6 91 91 84 93 84 93 88.6 91 91 84 84 81.8 Contemplating 100 68.7 100 93.7 100 93.7 100 87.5 87.5 93.7 100 93.7 100 100 87.5 87.5 93.7 93.7 68.7 185 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Nabila Nur Hayyuni Nadim Firas Nisrina Aflah Hamdaniyah Nova Mutiara Putri Nur Ratna An Nabilah Nuringtyas Hasanah Nurul Azizah Paramitha Putra Mochamad Rivaldi Quratul Aini Adilia Rafli Hakim Raihan Rafif Habibi W Raissa Jenna Asia Rasyad Firzatila Russel Alfredo Gurning Sheryne Moulissa Siti Nur Adila Syifa Amelia Yasher Risnur Adam Zachrazella Nurifka Y Ziyad Athallah Sulun Jumlah Rata-Rata 85 72 78.8 80.7 78.8 80.7 85 84.6 83 83 78.8 72 85 85 72 72 80.7 78.8 72 83 3141.8 84 93 81.8 84 81.8 84 84 88.6 91 91 81.8 93 84 84 93 93 84 81.8 93 91 3402.4 80.55897436 87.24102564 93.7 100 68.7 93.7 68.7 93.7 93.7 100 87.5 87.5 68.7 100 93.7 93.7 100 100 93.7 68.7 100 87.5 3542.8 90.84102564 186 Kelompok Tinggi No 6 8 12 30 Pertemuan Ke Nama Dimas Bayu P.M Fadilah Karamun N.N Lala Tiara Alifdinia Raihan Rafif Habibi W Rata-Rata 1 80.7 83 80.7 78.8 80.8 2 84 91 84 81.8 85.2 3 93.7 87.5 93.7 68.7 85.9 Jumlah Rata-Rata 258.4 261.5 258.4 229.3 86.1333333 87.1666667 86.1333333 76.4333333 83.9666667 Jumlah Rata-Rata 273.2 229.3 273.2 273.2 261.5 262.3 265 265 91.0666667 76.4333333 91.0666667 91.0666667 87.1666667 87.4333333 88.3333333 88.3333333 Kelompok Sedang No 1 2 3 7 9 10 11 13 Pertemuan Ke Nama Ainaya Febi Amalia Amalina Nur Choiriah Ananda Fadjar R.F.R Elsa Damayanti Fajar Akbardipura Indrianto Bayu Aji Joseph Frentkovstein P Lalita Indah Sari 1 84.6 78.8 84.6 84.6 83 85 72 72 2 88.6 81.8 88.6 88.6 91 84 93 93 3 100 68.7 100 100 87.5 93.7 100 100 187 14 15 16 17 18 19 21 22 23 24 25 26 27 28 29 31 32 33 34 35 37 38 39 Lawrencea Perdana F Meliyana Muhamad Nuralamsyah Muhammad Levin R M Taufiqurrahman Muthia Nurul Izzah Nadim Firas Nisrina Aflah H Nova Mutiara Putri Nur Ratna An Nabilah Nuringtyas Hasanah Nurul Azizah Paramitha Putra Mochamad R Quratul Aini Adilia Rafli Hakim Raissa Jenna Asia Rasyad Firzatila Russel Alfredo Gurning Sheryne Moulissa Siti Nur Adila Yasher Risnur Adam Zachrazella Nurifka Y Ziyad Athallah Sulun Rata-Rata 84.6 83 83 85 80.7 78.8 72 78.8 80.7 78.8 80.7 85 84.6 83 83 78.8 72 85 85 72 78.8 72 83 80.3516129 88.6 91 91 84 84 81.8 93 81.8 84 81.8 84 84 88.6 91 91 81.8 93 84 84 93 81.8 93 91 87.41290323 100 87.5 87.5 93.7 93.7 68.7 100 68.7 93.7 68.7 93.7 93.7 100 87.5 87.5 68.7 100 93.7 93.7 100 68.7 100 87.5 89.89677419 273.2 261.5 261.5 262.3 258.4 229.3 265 229.3 258.4 229.3 258.4 262.3 273.2 261.5 261.5 229.3 265 262.3 262.3 265 229.3 265 261.5 91.0666667 87.1666667 87.1666667 87.4333333 86.1333333 76.4333333 88.3333333 76.4333333 86.1333333 76.4333333 86.1333333 87.4333333 91.0666667 87.1666667 87.1666667 76.4333333 88.3333333 87.4333333 87.4333333 88.3333333 76.4333333 88.3333333 87.1666667 85.8870968 188 Kelompok Rendah No 4 5 20 36 Pertemuan Ke Nama Cahyaning Aprillia P.W Dhika Faiz Fadrian Nabila Nur Hayyuni Syifa Amelia Rata-Rata 1 85 84.6 85 80.7 84 2 84 88.6 84 84 85 Jumlah 3 93.7 100 93.7 93.7 95 262 273 262 258 Rata-Rata 87 91 87 86 88 189 Lampiran 14 Hasil Pengamatan Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model PBL Berdasarkan Observasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Ainaya Febi Amalia Amalina Nur Choiriah Ananda Fadjar R.F.R Cahyaning Aprillia P.W Dhika Faiz Fadrian Dimas Bayu P.M Elsa Damayanti Fadilah Karamun N.N Fajar Akbardipura Indrianto Bayu Aji Joseph Frentkovstein P Lala Tiara Alifdinia Lalita Indah Sari Lawrencea Perdana F Meliyana Muhamad Nuralamsyah Muhammad Levin R Muhammad Taufiqurrahman Muthia Nurul Izzah Pertemuan 1 82.7 80 80 82.7 80 80 80 82.7 82.7 82.7 82.7 80 82.7 80 82.7 82.7 82.7 80 80 Pertemuan 2 87.5 87.5 87.5 75 87.5 87.5 87.5 75 75 75 75 87.5 75 87.5 75 75 75 87.5 87.5 Pertemuan 3 84.2 84.2 84.2 80.2 84.2 84.2 84.2 80.2 80.2 80.2 80.2 84.2 80.2 84.2 80.2 80.2 80.2 84.2 84.2 Rata-Rata 84.8 83.9 83.9 79.3 83.9 83.9 83.9 79.3 79.3 79.3 79.3 83.9 79.3 83.9 79.3 79.3 79.3 83.9 83.9 190 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Nabila Nur Hayyuni Nadim Firas Nisrina Aflah Hamdaniyah Nova Mutiara Putri Nur Ratna An Nabilah Nuringtyas Hasanah Nurul Azizah Paramitha Putra Mochamad Rivaldi Quratul Aini Adilia Rafli Hakim Raihan Rafif Habibi W Raissa Jenna Asia Rasyad Firzatila Russel Alfredo Gurning Sheryne Moulissa Siti Nur Adila Syifa Amelia Yasher Risnur Adam Zachrazella Nurifka Y Ziyad Athallah Sulun Jumlah Rata-Rata 82.7 82.7 80 80 80 80 82.7 80 82.7 82.7 80 82.7 82.7 82.7 82.7 82.7 80 80 82.7 82.7 3179.4 81.52307692 75 75 87.5 87.5 87.5 87.5 75 87.5 75 75 87.5 75 75 75 75 75 87.5 87.5 75 75 3150 80.76923077 80.2 80.2 84.2 84.2 84.2 84.2 80.2 84.2 80.2 80.2 84.2 80.2 80.2 80.2 80.2 80.2 84.2 84.2 80.2 80.2 3199.8 82.04615385 79.3 79.3 83.9 83.9 83.9 83.9 79.3 83.9 79.3 79.3 83.9 79.3 79.3 79.3 79.3 79.3 83.9 83.9 79.3 79.3 81.446154 191 Kelompok Tinggi No 6 8 12 30 Pertemuan Ke Nama Dimas Bayu P.M Fadilah Karamun N.N Lala Tiara Alifdinia Raihan Rafif Habibi W Rata-Rata 1 80 82.7 80 80 80.675 2 87.5 75 87.5 87.5 84.375 Jumlah 3 84.2 80.2 84.2 84.2 83.2 251.7 237.9 251.7 251.7 Rata-Rata 83.9 79.3 83.9 83.9 82.75 Kelompok Sedang No Nama 1 2 3 7 9 10 11 13 14 15 Ainaya Febi Amalia Amalina Nur Choiriah Ananda Fadjar R.F.R Elsa Damayanti Fajar Akbardipura Indrianto Bayu Aji Joseph Frentkovstein P Lalita Indah Sari Lawrencea Perdana F Meliyana Pertemuan Ke 1 82.7 80 80 80 82.7 82.7 82.7 82.7 80 82.7 2 87.5 87.5 87.5 87.5 75 75 75 75 87.5 75 Jumlah 3 84.2 84.2 84.2 84.2 80.2 80.2 80.2 80.2 84.2 80.2 254.4 251.7 251.7 251.7 237.9 237.9 237.9 237.9 251.7 237.9 Rata-Rata 84.8 83.9 83.9 83.9 79.3 79.3 79.3 79.3 83.9 79.3 192 16 17 18 19 21 22 23 24 25 26 27 28 29 31 32 33 34 35 37 38 39 Muhamad Nuralamsyah Muhammad Levin R M Taufiqurrahman Muthia Nurul Izzah Nadim Firas Nisrina Aflah H Nova Mutiara Putri Nur Ratna An Nabilah Nuringtyas Hasanah Nurul Azizah Paramitha Putra Mochamad R Quratul Aini Adilia Rafli Hakim Raissa Jenna Asia Rasyad Firzatila Russel Alfredo Gurning Sheryne Moulissa Siti Nur Adila Yasher Risnur Adam Zachrazella Nurifka Y Ziyad Athallah Sulun Rata-Rata 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 80 87.5 84.2 80 87.5 84.2 82.7 75 80.2 80 87.5 84.2 80 87.5 84.2 80 87.5 84.2 80 87.5 84.2 82.7 75 80.2 80 87.5 84.2 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 80 87.5 84.2 82.7 75 80.2 82.7 75 80.2 81.65483871 80.24193548 81.87741935 237.9 237.9 251.7 251.7 237.9 251.7 251.7 251.7 251.7 237.9 251.7 237.9 237.9 237.9 237.9 237.9 237.9 237.9 251.7 237.9 237.9 79.3 79.3 83.9 83.9 79.3 83.9 83.9 83.9 83.9 79.3 83.9 79.3 79.3 79.3 79.3 79.3 79.3 79.3 83.9 79.3 79.3 81.25806452 193 Kelompok Rendah No 4 5 20 36 Nama Cahyaning Aprillia P.W Dhika Faiz Fadrian Nabila Nur Hayyuni Syifa Amelia Rata-Rata 1 82.7 80 82.7 80 81.35 Skor Soal Pertemuan Ke 2 75 87.5 75 87.5 81.25 Jumlah 3 80.2 84.2 80.2 84.2 82.2 Rata-Rata 237.9 251.7 237.9 251.7 79.3 83.9 79.3 83.9 81.6 194 Lampiran 15 DOKUMENTASI PENELITIAN Pertemuan 1: 195 Pertemuan 2: 196 Pertemuan 3: 197 Lampiran 16 198 Lampiran 17 199 200 201 202 203 204 205 206