analisis berpikir reflektif siswa melalui model

advertisement
ANALISIS BERPIKIR REFLEKTIF SISWA MELALUI
MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA
MATERI ASAM BASA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
EKA YULLI KARTIKA
NIM. 1112016200031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ii
iii
ABSTRAK
Eka Yulli Kartika (NIM 1112016200031). Analisis Berpikir Reflektif Siswa
Melalui Model Problem Based Learning pada Materi Asam Basa. Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
Penelitian ini dilatar belakangi karena siswa masih terfokus pada rumus, hafalan
dan kurang mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari sehingga keterampilan
berpikir reflektif siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model Problem Based Learning
(PBL) pada materi asam basa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Tangerang
Selatan pada 16 Januari - 01 Februari 2017. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 39
siswa kelas XI IPA 1. Instrumen yang digunakan yaitu tes essay, lembar
observasi, dan LKS. Hasil analisis data dari tes essay menunjukkan bahwa
berpikir reflektif siswa dicapai dengan baik. Berdasarkan hasil tes berpikir
reflektif siswa secara keseluruhan mendapatkan kategori baik, begitu pula dengan
hasil kelompok tinggi, sedang dan rendah memiliki kategori baik. Indikator
berpikir reflektif yang memiliki nilai tertinggi yaitu Reacting. Hal ini
menunjukkan bahwa model Problem Based Learning baik digunakan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
Kata Kunci: Berpikir Reflektif, Problem Based Learning (PBL), Asam Basa
iv
ABSTRACT
Eka Yulli Kartika (1112016200031) Analysis of Reflective Thinking Students
with Model Problem Based Learning of Acid Base Material. Chemistry
Education Studies Program, Science Education Departemen, Faculty of Tarbiya
and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta,
2017.
This research is motivated because the students are still focused on formula,
memorizing and lack of applying concept that have been studied so that student
reflective thinking still low. The aim of this research is to describe students'
reflective thinking skills by using Problem Based Learning (PBL) model on the
material of acid base. This research was conducted at SMAN 9 Tangerang
Selatan on January 16th until February 1st 2017. The research method used is
descriptive kuantitative. The sample of this research are 39 students of class XI
IPA 1. The Instruments used are essay test, observation sheet, and LKS. The
results of the data analysis of the essay test show that reflective thinking of
students is well achieved. Based on the results of the reflective thinking test
students overall get a good category, as well as high, medium and low group
outcomes have a good category. The reflective thinking indicator that has the
highest value is Reacting. It showes that the Problem Based Learning model is
wel used to improve students reflective thinking skills.
Keywords: Reflective Thinking, Problem Based Learning (PBL), Acid- Base.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim,
Alhamdullilahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di hari
akhir kelak.
Skripsi yang berjudul “Analisis Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model
Problem Based Learning pada Materi Asam Basa” ini ditunjukkan untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan skrispsi ini, diantaranya kepada:
1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Salamah Agung, S.Si, Apt, MA, Ph.D., selaku dosen pembimbing
akademik.
4.
Tonih Feronika, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, waktu, saran dan perhatian kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
5.
Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, waktu, saran, motivasi dan perhatiannya kepada penulis dengan
sangat baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
6.
Dewi Muniarti, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan
kritik dan saran selama proses validasi.
7.
Dr. Solfarina, S.Pd., M.Si., selaku dosen Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan waktu, saran,
motivasi dan perhatiannya kepada penulis.
8.
Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
9.
Drs. Ahmad Nana Mahmur, M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 9
Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
10. Menik Stri Wuranti, ST., selaku guru kimia SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan yang telah meluangkan waktunya selama penulis melakukan
penelitian.
11. Kedua orang tua yang saya sayangi, Ayahanda H. Ayi Sumiarsa, M.Pd
(Alm) dan Ibunda Hj. Siti Mutmainah yang selalu memberikan kasih
sayang, do’a, semangat, bantuan moril maupun materil, dan kesabaran tanpa
batas kepada penulis.
12. Adik tersayang, Dimas Iswan Ahmadi yang selalu memberi semangat dan
canda tawa kepada penulis.
13. Ferdi Ukhrowi, S.E., Big Thanks for you, for all motivation, attention, and
many other.
14. Sahabat terbaikku Shera Maulidia Gusniati yang telah memberikan
keceriaan dan motivasi kepada penulis selama penulis menjalankan proses
skripsi.
15. Teman terbaikku Ipa Ida Rosita yang telah memberikan semangat, motivasi,
waktu, perhatian, dan bantuannya selama penulis menjalankan proses
skripsi.
16. Teman-teman kos Ibu As (Ummu Kalsum Andi Lajeng, Ade Ira Nurjanah,
Mutia Anggraeni, Lisnawati, Qurotul Aina, Diah Fajriah, Farhatunnisa,
Ambar, Kak Ulan, Tika, Dwi, Devi, Septin, Afifah dan Santi) yang selalu
vii
memberikan semangat dan keceriaan selama penulis menjalankan proses
skripsi.
17. Teman-Teman Almahira (Siti Dian Rosadi, Wida Kurnia, Diva Chyntia G,
Nuramalia Hidayati, Ariyanti Mareta Ismail, Rani Apriliani, Gesti Haeriah)
yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan pembelajaran dalam hidup
untuk selalu berikhtiar, berusaha, dan berdoa kepada penulis.
18. Teman-Teman SMAN 1 Pandeglang (Raden Nurul F.P, Gawan Ribathi, Ires
Restu I.F dan Rara Yesisa) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan
keceriaan.
19.
Seluruh Siswa/ Siswi Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
sebagai subjek penelitian.
20. Teman-teman bimbingan Bapak Tonih dan Ibu Evi yang telah berbagi
kesabaran, pengalaman, dan dukungannya.
21. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2012 yang saling memberikan
motivasi.
22. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga tersusunnya skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum bagi peningkatan
mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang berkualitas. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 19 Mei 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBUNG SKRIPSI .................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II
LANDASAN TEORITIK ..................................................................... 6
A. Kajian Teori .................................................................................... 6
1. Berpikir Reflektif ...................................................................... 6
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)................................................................................. 12
B. Deskripsi Materi Asam Basa......................................................... 18
C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 21
D. Kerangka Pikir .............................................................................. 22
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 24
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 24
B. Metode Penelitian ......................................................................... 24
C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 24
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 28
G. Validasi Instrumen ........................................................................ 31
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 38
1. Data Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa
Secara Keseluruhan ................................................................. 38
2. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan
Indikator .................................................................................. 38
3. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan
Kelompok Siswa ..................................................................... 39
4. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) ............................................................ 40
B. Pembahasan ................................................................................... 41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 57
A. Kesimpulan ................................................................................... 57
B. Saran ............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif..................................... ............................. 12
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................. 15
Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa ................................................. 27
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Reflektif ........................................... 29
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Hasil Lembar Observasi ......................................... 29
Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Hasil Lembar Kerja Siswa ...................................... 30
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 32
Tabel 3.7 Tingkat Daya Pembeda ......................................................................... 33
Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 34
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes................................. 35
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Observasi .................... 36
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui LKS ............................. 37
Tabel 4.1 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan ...................... 38
Tabel 4.2 Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa ............. 39
Tabel 4.3 Keterlaksanaan Pembelajaran PBL ....................................................... 40
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 23
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ................................................................ 26
Gambar 4.1 Grafik Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator .......... 39
Gambar 4.2 Tahap Orientasi Siswa pada Masalah................................................ 43
Gambar 4.3 Tahap Mengorganisir Siswa dalam Belajar ...................................... 44
Gambar 4.4 Tahap Membimbing Penyelidikan Individual Maupun
Kelompok......................................................................................... 44
Gambar 4.5 Tahap Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya ..................... 46
Gambar 4.6 Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah ............................................................................................ 46
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Reacting............................................................................................. 50
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Comparing ........................................................................................ 50
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Contemplating ................................................................................... 51
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator
Reacting............................................................................................. 52
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator
Comparing ...................................................................................... 52
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator
Contemplating ................................................................................. 53
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Reacting........................................................................................... 53
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Comparing ...................................................................................... 54
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Contemplating ................................................................................. 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Permohonan Izin Observasi ................................................. 63
Lampiran 2
Studi Pendahuluan Wawancara ..................................................... 64
Lampiran 3
Analisis KD dan Indikator Pembelajaran ...................................... 66
Lampiran 4
RPP ................................................................................................ 73
Lampiran 5
Instrumen Tes ................................................................................ 95
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa ...................................................................... 99
Lampiran 7
Lembar Observasi ......................................................................... 116
Lampiran 8
Validasi Instrumen ........................................................................ 130
Lampiran 9 Surat Izin Validasi Siswa ............................................................... 172
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian..................................................................... 173
Lampiran 11 Hasil Validasi Siswa .................................................................... 174
Lampiran 12 Hasil Tes Berpikir Reflektif ........................................................ 179
Lampiran 13 Hasil Lembar Kerja Siswa ........................................................... 184
Lampiran 14 Hasil Lembar Observasi .............................................................. 189
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 194
Lampiran 16 Surat Keterangan Sekolah ........................................................... 197
Lampiran 17 Lembar Uji Referensi .................................................................. 198
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1, ayat 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya”. Pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi peserta didik yaitu pendidikan yang dinamis
dan berkembang sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Oleh karena
itu, pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema
kehidupan yang dihadapinya (Trianto, 2009, hlm. 1).
Namun, pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara di seluruh dunia. Berdasarkan hasil
survey yang dilakukan oleh Organisation for Education Cooperation and
Development (OECD) pada tahun 2015 tentang peringkat pendidikan di dunia
menggunakan tes Programme for International Student Assessment (PISA)
menunjukkan skor sains Indonesia dalam peringkat rendah. Indonesia berada
pada peringkat 62 dari 70 negara yang ikut berpartisipasi, dengan rata-rata
skor sains anak-anak Indonesia 403, rata-rata skor membaca 397, dan rata-rata
skor untuk matematika 386 (PISA, 2015, hlm. 5). Diperkuat dengan hasil
laporan UNESCO di dunia internasional, Indeks Pembangunan Pendidikan
untuk Semua atau The Education Development Index (EDI) Indonesia pada
tahun 2014 berada di peringkat 57 dari 115 negara (Kemenkom, 2015, hlm. 1).
Rendahnya kemampuan sains anak-anak Indonesia disebabkan karena
kompetensi yang diujikan dalam tes tersebut berbeda dengan yang diajarkan di
sekolah. Kompetensi yang diujikan dalam PISA lebih mengacu pada
pemahaman, penalaran dan pemecahan masalah. Sementara itu, kompetensi
1
2
yang diajarkan di sekolah Indonesia belum mengacu kepada kompetensi yang
diujikan dalam PISA, sehingga kurangnya pemahaman konsep yang dimiliki
siswa yang berakibat masih rendahnya keterampilan berpikir reflektif yang
dimiliki siswa (PISA, 2015, hlm. 3).
Rendahnya keterampilan berpikir reflektif siswa ditunjukkan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Nindiasari, Kusumah, Sumarmo, dan Sabandar
(2014, hlm. 82) bahwa siswa masih terfokus pada rumus dan hafalan sehingga
siswa belum memahami konsep yang sedang dipelajari. Selain itu, Solfarina
(2012, hlm. 6), menyatakan bahwa dalam pembelajaran kimia diperlukan
keterampilan berpikir reflektif untuk menjelaskan suatu permasalahan yang
mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain, sehingga dalam menyelesaikan
suatu permasalahan dapat dijelaskan dengan pengetahuan atau konsep yang
sudah dipahami. Jika proses pembelajaran kimia terus mengandalkan pada
rumus dan hafalan, maka keterampilan berpikir reflektif siswa tidak akan
berkembang karena kurang mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari
untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan
keterampilan berpikir reflektif peserta didik.
Peran guru sangat diperlukan dalam membangun keterampilan
berpikir reflektif siswa. Guru dituntut melakukan perubahan pada model
pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya keterampilan berpikir
reflektif siswa. Salah satu model yang dapat membangun keterampilan
berpikir reflektif siswa adalah model Problem Based Learning (PBL). Model
PBL berlandaskan filosofi konstruktivisme, dimana siswa diberikan
kesempatan lebih banyak untuk aktif mencari dan memeroses informasi
sendiri,
membangun
pengetahuan
sendiri,
dan
membangun
makna
berdasarkan pengalamannya (Linden, 2006, hlm. 56). Sejalan dengan
pendapat Sanjaya (2006, hlm. 220) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. Selain itu, pembelajaran
berbasis masalah juga, dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
3
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan Angkotasan
dan Suryanto (2013, hlm. 99) di SMA Negeri 5 Kota Ternate. Hasil
penelitiannya yaitu model Problem Based Learning (PBL) efektif ditinjau
dari kemampuan berpikir reflektif matematis dan kemampuan pemecahan
masalah matematis pada siswa SMA Negeri 5 Kota Ternate. Selain itu
didukung oleh penelitian Kania (2012, hlm. 84) yang menunjukkan
peningkatan kemampuan berpikir reflektif menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah yakni dalam kategori baik.
Salah satu materi kimia dalam Kurikulum 2013 pada kelas XI
semester genap adalah asam basa. Pada pokok bahasan asam basa, siswa
dituntut agar dapat membedakan larutan asam dan basa berdasarkan
percobaan. Larutan asam dan basa merupakan materi yang memerlukan
kecakapan, keterampilan, pengetahuan konsep yang tinggi serta kemampuan
berpikir reflektif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan materi tersebut, sehingga guru dituntut untuk meningkatkan
kualitas pembelajarannya.
Berdasarkan wawancara dengan guru kimia SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan, materi asam basa merupakan salah satu materi yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Namun sering kali dianggap materi yang bersifat
hafalan dalam konsep teori asam dan basa. Siswa hanya menerima
pembelajaran yang diberikan oleh guru tanpa memberikan respon yang baik
terhadap materi. Ketika memasuki konsep teori asam dan basa siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Sebagian besar siswa tidak
mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan itu diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang
berbeda, baik untuk mengerjakan soal-soal maupun penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik
untuk mengkaji bagaimana “Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model
Problem Based Learning (PBL) pada Materi Asam Basa”.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
tersebut,
peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut
1. Pada pembelajaran kimia, siswa cenderung menghafalkan rumus sehingga
kemampuan berpikir reflektif peserta didik masih rendah.
2. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan materi yang sedang
mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah.
3. Siswa mengalami kesulitan pada materi yang mereka pelajari untuk
menyelesaikan masalah konsep asam basa.
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Berpikir reflektif siswa yang diukur terdiri dari tiga indikator yaitu:
Reacting, Comparing dan Contemplating (Surbeck, 1991)
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Problem Based
Learning (Arends, 2012)
3. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah asam basa
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu Bagaimanakah keterampilan berpikir reflektif siswa
melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterampilan berpikir reflektif siswa
melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa.
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Siswa
Melalui
model
Problem
Based
Learning
(PBL)
dapat
meningkatkan berpikir reflektif siswa.
2. Guru
Sebagai wawasan bagi guru tentang salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
3. Peneliti
Sebagai acuan dan motivasi untuk melaksanakan penelitian lebih
lanjut dan sebagai referensi atau tolak ukur serta pembanding dalam
melakukan penelitian atau pun dalam hal lainnya selama penelitian ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Kajian Teori
1.
Berpikir Reflektif
a. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah saat seseorang memperoleh pengetahuan lebih
banyak dari pengalaman yang telah dilakukan. Pengalaman ini
dilakukan secara sadar untuk mencapai suatu tujuan berbentuk
pemahaman, pengambilan keputusan, perencanaan, pemecahan
masalah, penilaian, tindakan dan sebagainya (DeBono, 1992, hlm.
36). Santock (2008, hlm. 357) mendefinisikan berpikir sebagai
manipulasi atau mengelola dan mentransfer suatu informasi dalam
otak sehingga akan membuat keputusan, membentuk konsep,
bernalar dan berpikir secara kritis, berpikir kreatif, dan memecahkan
masalah. Syam (2011, hlm. 5) mengemukakan berpikir merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memahami suatu kejadian yang nyata
sehingga dapat memecahkan masalah dan mengambil suatu
keputusan untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru. Menurut
Suryabrata (2010, hlm. 54) berpikir adalah suatu aktivitas aktif
dalam
mengungkapkan
tanggapan-tanggapan.
Jadi,
dapat
disimpulkan bahwa berpikir adalah ekplorasi pengalaman secara
nyata dalam rangka mengambil keputusan untuk memecahkan suatu
masalah dan membentuk konsep sehingga memperoleh sesuatu yang
baru.
Proses berpikir terbagi 2, yaitu berpikir autistik dan berpikir
realistik.
Berpikir
autistik
yaitu
berpikir
dengan
melamun,
menghayal, berfantasi, dan wishful thinking. Seseorang yang berpikir
seperti ini hanya melihat kehidupan sebagai khayalan saja dan
melihat kehidupan sebagai gambaran fantasi. Sedangkan berpikir
6
7
realistik
atau
disebut
nalar
yaitu
berpikir
dalam
rangka
menyesuaikan diri dengan keadaan nyata (Syam, 2011, hlm. 5).
Syam (2011, hlm. 6-7) menyebutkan bahwa dalam berpikir
terjadi proses pemecahan masalah yang berlangsung 5 tahap, yaitu :
1) Adanya masalah
2) Menggali memori masa lalu untuk memecahkan masalah yang
efektif
3) Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan masalah
4) Menggunakan
lambang-lambang
verbal
dan
grafis
untuk
memecahkan masalah
5) Adanya pemecahan masalah.
b. Pengertian Berpikir Reflektif
Berpikir
reflektif
tertuang
dalam
Peraturan
Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70 Tahun 2013
menyebutkan bahwa “landasan filosofi kurikulum 2013 bermaksud
untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam kemampuan
berpikir reflektif untuk penyelesaian masalah sosial di masyarakat”.
Berpikir reflektif diperkenalkan oleh John Dewey pada tahun
1910 dalam bukunya yang berjudul "How We Think”, sebuah karya
yang dirancang bagi para guru. Pemikiran dasar Dewey menyatakan
bahwa pembelajaran meningkatkan proses refleksi. Proses refleksi
ini berguna untuk meninjau kembali pemahaman siswa sehingga
dapat meningkatkan prestasinya dalam kelas (Shermis, 1999, hlm.
2).
John Dewey (1910, hlm. 2) mendefinisikan berpikir reflektif
adalah “active, persistent, and careful consideration of any belief or
supposed form of knowledge in the light of the grounds that support
it, and the further conclusions to which it tends”. Berpikir reflektif
adalah aktif, gigih, dan mempertimbangkan dengan saksama tentang
segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya atau format yang
8
diharapkan tentang pengetahuan apabila dipandang dari sudut
pandang yang mendukungnya, dan menuju pada suatu kesimpulan.
Chen dalam Solfarina (2012, hlm. 7) “mendukung pendapat
Dewey melalui temuannya bahwa berpikir reflektif diperlukan dan
penting bagi profesional untuk mengembangkan profesionalitas
berkelanjutan, karena mendorong untuk belajar lebih lanjut dan
meningkatkan keterampilan berpikir lainnya”. Menurut Kuswana
(2011, hlm. 26) berpikir reflektif “menekankan pada pendekatan
aplikasi yang diterjemahkan menjadi keterampilan dan proses
pemecahan masalah”. Choy dan Oo (2012, hlm. 168) juga
menegaskan pendapat Dewey bahwa untuk berfikir secara reflektif,
seseorang seharusnya mampu mencantumkan ide-idenya untuk
membentuk satu hal yang stabil ke arah kesimpulan yang bersepadu
akibat daripada pemikiran konsisten. Berdasarkan penjelasan para
ahli maka, dapat disimpulkan bahwa berpikir reflektif adalah salah
satu dari berpikir tingkat tinggi yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah menggunakan pengetahuan lamanya untuk menjawab
masalah yang sedang dihadapi sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan.
Boody, Hamilton, dan Schon dalam Choy dan Oo (2012, hlm.
168-170) menjelaskan bahwa terdapat 4 karakteristik
berpikir
reflektif, yaitu reflection as retrospective analysis, reflection as
problem solving, critical reflection of self, and reflection on beliefs
about self and self-efficacy.
1) Refleksi
sebagai
analisis
retrospektif
(kemampuan untuk
menilai diri sendiri)
Pendekatan ini siswa maupun guru masing-masing merefleksikan
pemikirannya untuk menggabungkan pengalaman sebelumnya
dan bagaimana
prakteknya.
pengalaman ini bisa berpengaruh saat dalam
9
2) Refleksi
sebagai
proses
pemecahan
masalah
(kesadaran
tentang bagaimana seseorang belajar)
Diperlukannya
mengambil
langkah-langkah
untuk
menganalisis dan menjelaskan masalah sebelum mengambil
tindakan. Hal ini memungkinkan agar tindakan yang lebih
konstruktif yang harus diambil daripada menerapkan perbaikan
cepat.
3) Refleksi kritis pada diri (mengembangkan perbaikan diri
secara terus menerus).
Refleksi
kritis
dapat
mempertimbangkan
dianggap
kembali
sebagai
dan
proses
analisis,
mempertanyakan
pengalaman dalam konteks yang luas dari suatu permasalahan.
4) Refleksi pada keyakinan dan keberhasilan diri.
Keyakinan
lebih
efektif dibandingkan dengan pengetahuan
dalam mempengaruhi seseorang pada saat menyelesaikan tugas
maupun masalah. Selain itu, keberhasilan merupakan peran
yang
sangat
penting
dalam
menentukan
praktik
dari
kemampuan berpikir reflektif.
Masalah hadir ketika seorang siswa penasaran, bingung, atau
tidak mampu menemukan solusi. Teori reflektif mengatakan bahwa
jika ingin menghasilkan masalah, maka buatlah pertanyaan dan
membuat rangkaian proses siswa menjawabnya. Lalu meminta
mereka membuat pertanyaan yang menciptakan konflik. Kemudian
membantu mereka mencapai jawaban yang tepat. Jika seseorang
ingin mengajar reflektif dan mengadakan diskusi reflektif, maka
tujuan, sasaran, atau tujuan harus mandat diskusi. Maka hal ini akan
mengurangi evaluasi yang menekankan pada hafalan (Shermis, 1999,
hlm. 3).
Kusumaningrum
dan
Saefudin
(2012,
hlm.
575)
mengemukakan bahwa terdapat lima komponen yang berkenaan
dengan kemampuan berpikir reflektif, diantaranya adalah :
10
1) Recognize
or
felt
difficulty
problem, merasakan dan
mengidentifikasi masalah. Masalah mungkin dirasakan siswa
setelah
siswa membaca data pada soal. Kemudian, siswa
mencari cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Pada langkah ini, siswa merasakan adanya permasalahan dan
mengidentifikasinya.
2) Location and definition of the problem, membatasi dan
merumuskan masalah. Langkah ini menuntun siswa untuk
berpikir kritis. Berdasarkan pengalaman pada langkah pertama
tersebut, siswa mempunyai masalah khusus yang merangsang
pikirannya,
dalam
permasalahan
tersebut
langkah
dan
ini
timbul
siswa mencermati
upaya
mempertajam
masalah.
3) Suggestion
of
possible
kemungkinan alternatif
solution, mengajukan
solusi
pemecahan
beberapa
masalah.
Pada
langkah ini, siswa mengembangkan berbagai kemungkinan dan
solusi untuk memecahkan masalah yang telah dibatasi dan
dirumuskan
tersebut,
siswa
berusaha untuk mengadakan
penyelesaian masalah.
4) Rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk
memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan. Siswa mencari informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut, dalam langkah ini siswa
memikirkan dan merumuskan penyelesaian masalah dengan
mengumpulkan data-data pendukung.
5) Test and formation of conclusion, melakukan tes untuk
menguji solusi pemecahan masalah dan menggunakannya
sebagai
bahan pertimbangan membuat
kesimpulan. Siswa
menguji kemungkinan dengan jalan menerapkannya untuk
memecahkan
masalah
keabsahan temuannya.
sehingga siswa menemukan sendiri
11
Berpikir reflektif memiliki tiga kategori menurut Dewey
(1910, hlm. 9-10) yaitu, sebagai berikut :
1) Curiosity (Keingintahuan)
Hal ini lebih kepada cara-cara siswa merespon masalah.
Curiosity merupakan keingintahuan seseorang akan penjelasan
fenomena-fenomena yang memerlukan jawaban fakta secara
jelas serta keinginan untuk mencari jawaban sendiri terhadap
soal yang diangkat.
2) Suggestion (Saran)
Suggestion merupakan ide-ide yang dirancang oleh siswa
akibat pengalamannya. Saran haruslah beraneka ragam agar
siswa mempunyai pilihan
yang
banyak
dan
luas serta
mendalam agar siswa dapat memahami inti masalahnya.
3) Orderlinnes (Keteraturan)
Dalam hal ini siswa harus mampu merangkum ide-idenya
untuk membentuk satu kesatuan.
Adapun menurut Surbeck, Han & Moyer (1991, hlm. 25-27)
berpikir reflektif berdasarkan respon siswa, yaitu :
1) Reaction/ Reacting
Tanggapan awal siswa di kelas berdasarkan pemahaman pribadi
terhadap masalah dengan berfokus pada sifat situasi alami.
2) Elaboration/ Comparing
Siswa melakukan analisis dan klarifikasi serta makna dan
informasi
yang
diyakini
dengan
cara
membandingkan
pengalaman dengan pengalaman yang lain.
3) Contemplating
Pada kategori ini mengutamakan pengertian pribadi yang
mendalam
seperti
menguraikan
menginformasikan,
mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau masalah.
12
Menurut Nisak (2013, hlm. 31-32) terdapat tiga indikator
berpikir reflektif. Tiga kelompok indikator berpikir reflektif tersebut
diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
No
1
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif
Indikator Berpikir
Aktivitas yang dilakukan
Reflektif
Menyebutkan apa yang diketahui
Reacting
Menyebutkan apa yang ditanyakan
Menjelaskan definisi
2
Comparing
3
Contemplating
Mengaitkan masalah yang
ditanyakan dengan masalah yang
pernah dihadapi.
Mendeteksi kesalahan
Memperbaiki dan menjelaskan jika
terjadi kesalahan
Membuat kesimpulan dengan
benar
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau yang
lebih dikenal dengan Problem Based Learning (PBL) diadopsi dari
istilah Inggris yaitu Problem Based Instruction (PBI). Model ini
sudah dikenal sejak zaman John Dewey (Trianto, 2009, hlm. 91).
“Model Problem Based Learning pada umumnya mendorong peserta
didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata secara
berkelompok, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa pada
pembelajaran” (Maryani dan Fatmawati, 2015, hlm. 51).
Menurut Linden (2006, hlm. 56) Problem Based Learning
(PBL) merupakan model pembelajaran yang berlandaskan filosofi
konstruktivisme bahwa peserta didik diberikan kesempatan lebih
banyak untuk aktif mencari dan lebih lanjut memeroses informasi,
membangun pengetahuan dan makna berdasarkan pengalamannya.
Model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model
13
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga saat proses
pembelajaran dapat memberikan kondisi belajar aktif dan inovatif
(Yustina, Syafii, dan Apriliani, 2014, hlm. 61). PBL merupakan
suatu strategi pembelajaran, dalam hal ini peserta didik mengerjakan
permasalahan yang bersifat autentik dalam kehidupan sehari-hari,
dengan
menyusun
keterampilan
pengetahuan,
berpikir
tingkat
mengembangan
tinggi,
serta
inkuiri
dan
mengembangkan
kemandirian dan percaya diri dalam belajar (Arends, 2012, hlm.
396).
Berdasarkan definisi para ahli maka dapat disimpulkan
bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based
Learning (PBL) adalah
model pembelajaran yang menyajikan
masalah di awal pembelajaran untuk mengembangkan berpikir siswa
dalam memecahkan masalah serta siswa dapat mengetahui mengapa
mereka harus mempelajari materi ajar tersebut.
b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Rusman (2013, hlm. 232-233) mengemukakan karakteristik
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada
di dunia nyata yang tidak terstruktur.
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple
perspective).
4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar.
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan
proses yang esensial dalam PBL
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
14
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan.
9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesi dan
integrasi dari sebuah proses belajar, dan
10) PBM melibatkan evaluasi dan riview pengetahuan siswa dan
proses belajar.
c. Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah
Sintak suatu pembelajaran berisi langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Huda (2014, hlm. 272-273) mengemukakan sintak operasional PBL,
yakni sebagai berikut :
1) Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah
2) Siswa mendiskusikan masalah dalam tutor PBL dalam
sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta
suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah.
Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan
berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka
mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk
menyelesaikan masalah serta apa yang mereka butuhkan
untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak
ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga
mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap
masalah.
3) Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan
masalah di luar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup:
perpustakaan, database, website, masyarakat, dan observasi.
4) Siswa kembali pada tutor PBL, lalu saling sharing
informasi, melalui peer teaching atau cooperative learning
atas masalah tertentu.
5) Siswa menyajikan solusi atas masalah.
6) Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses
pengajaran selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam
proses tersebut terlibat dalam review pribadi, review
berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru,
sekaligus melakukan refleksi atas kontribusi terhadap proses
tersebut.
15
Menurut Fogarty (dikutip oleh Rusman, 2013, hlm. 243)
langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1. Menemukan masalah
2. Mendefinisikan masalah
3. Mengumpulkan fakta dengan menggunakan KND
4. Pembuatan hipotesis
5. Penelitian
6. Rephrasing masalah
7. Menyuguhkan alternatif
8. Menyusun solusi
Lingkungan belajar yang harus disiapkan dalam pembelajaran
berbasis
masalah
adalah
lingkungan
belajar
yang
terbuka,
menggunakan proses demokratis, dan menekankan pada peran aktif
siswa. Sehingga akan membantu siswa menjadi mandiri dan
mempunyai keterampilan intelektual yang mandiri. Pada lingkungan
belajar menekankan peran sentral siswa (Rusman, 2013, hlm. 243244).
Arends (2012, hlm. 443) mengemukakan bahwa langkahlangkah pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Fase
Tahap
Tingkah Laku Guru
1.
Orientasi siswa
pada masalah
2.
Mengorganisir
siswa untuk belajar
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan
logistik
yang
dibutuhkan, mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau cerita untuk
memunculkan
masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat
dalam pemecahan masalah.
Membantu
siswa
untuk
mendefinisikan dan mengorganisir
tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
16
Fase
Tahap
Tingkah Laku Guru
3.
Membimbing
Mendorong
siswa
untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
penyelidikan
individual maupun
kelompok
4.
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
5.
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
Membantu
siswa
dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
Membantu
siswa
untuk
melakakukan refleksi atau eveluasi
terhadapa penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka
gunakan.
d. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaaan
materi
pelajaran
keterampilan
dari
pemecahan
disiplin
masalah.
heuristik
PBM
dan
pengembangan
berhubungan
dengan
keterampilan memaknai informasi, lifewide learning, kolaboratif dan
belajar tim, serta keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif
(Rusman, 2013, hlm. 238).
Menurut Trianto (2009, hlm. 94-96) tujuan pembelajaran
berbasis masalah yaitu :
1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah
Keterampilan berpikir adalah proses yang melibatkan operasional
mental untuk menganalisis, mengkritik, dan membuat kesimpulan
berdasarkan berbagai pertimbangan. Keterampilan pemecahan
masalah adalah konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi
yang tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
17
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih
konkret.
2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik
Model pembelajaran berdasarkan masalah amat penting untuk
menjembatani gap antara pembelajaran di sekolah formal dengan
aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah
sehingga memiliki implikasi: mendorong kerjasama dalam
menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang, dan
melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri.
3) Menjadi pembelajar yang mandiri
Adanya bimbingan guru secara terus menerus akan mendorong dan
mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa
belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam
hidupnya kelak.
e. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah
Banyak keunggulan dari pembelajaran berbasis masalah ini
telah diungkapkan oleh para ahli, salah satunya menurut Sanjaya
(2006, hlm. 220-221) menyatakan bahwa :
a) Pembelajaran berbasis masalah adalah teknik yang cukup bagus
untuk memahami isi pelajaran
b) Pembelajaran berbasis masalah dapat menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi siswa
c) Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa
d) Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata
18
e) Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan
f) Pembelajaran berbasis masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain
sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu
yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
guru atau dari buku-buku saja.
g) Pembelajaran berbasis masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa
h) Pembelajaran
berbasis
masalah
dapat
mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
i) Pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata
j) Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan minat siswa
untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
B. Deskripsi Materi Asam Basa
1. Teori Asam Basa
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah
asam berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) diambil dari bahasa Arab untuk abu. Jauh sebelum Arrhenius,
berabad-abad yang lalu para ilmuan telah mendefinisikan asam dan basa
atas dasar sifat-sifatnya. Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa
semua asam selalu mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen.
Selanjutnya di tahun 1810, Davy menunjukkan bahwa asam muriatat (asam
hidroklorida) hanya mengandung hidrogen dan klor. Tidak mengandung
19
oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen
yang menjadi unsur dasar di dalam asam (Petrucci, 1987, hlm. 260).
a. Asam dan basa menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam apabila suatu jenis zat
yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+). Contoh :
HCl(aq)  H+(aq) + Cl-(aq)
Sedangkan basa apabila larutan terurai menghasilkan ion
hidroksida (OH-).
NaOH(aq)  Na+(aq) + OH-(aq)
Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktivitas katalis
dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang merupakan katalis
yang paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang
paling baik, yaitu asam kuat. Semakin kuat asam, semakin tinggi
konsentrasi H+ di dalam larutannya (Petrucci, 1987, hlm. 261).
b. Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton
sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton. Contoh:
HCl + NH3
(1)
(asam)
(2)
(basa)
Cl- + NH4+
(1)
(basa
(2)
(asam
Konjugasi) konjugasi)
Suatu asam (1) kehilangan proton akan menjadi basa (1) dan
basa (2) yang mendapatkan proton akan menjadi asam (2). Secara
umum perpindahan proton berlaku dua arah (reversible). Jika basa (1)
mendapatkan kembali proton, asam (1) terbentuk. Basa (1) disebut
basa konjugasi dari asam. Begitu juga asam (2) adalah asam konjugat
dari basa (2) (Patrucci, 1987, hlm. 262)
c. Asam dan Basa Menurut Lewis
Menurut Lewis, asam adalah akseptor (penerima) pasangan
elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Dalam
20
hal ini dapat diketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang
mempunyi orbital yang belum penuh dan kekurangan elektron. Basa
adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan
bersama. Contoh :
Dalam reaksi di atas, BF3 berfungsi sebagai basa lewis dan NH3
sebagai basa lewis sebuah ikatan pasangan elektron (ikatan koordinat
kovalen) terbentuk diantara atom B dan N (Patrucci, 1987, hlm 263264).
Contoh dalam kehidupan sehari-hari : Di dalam obat mag
terkandung zat yang bersifat basa yang dapat mengurangi kelebihan asam
lambung. Asam yang terkandung dalam lambung yaitu HCl dan basa yang
terkandung dalam obat mag yaitu Mg(OH)2, Al(OH)3, atau campuran
keduanya. Obat mag dapat mengurangi kelebihan asam lambung karena
terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat maag.
2. Indikator Asam Basa
Noda kunyit akan memberikan warna yang berbeda. Ketika noda
kunyit diberi larutan asam akan berubah warna menjadi kuning cerah dan
ketika diberi larutan basa akan berubah warna menjadi coklat. Sifat-sifat
lain dari asam dan basa adalah pengaruhnya pada indikator. Indikator
adalah suatu zat yang digunakan untuk membedakan asam atau basa
(Brady, 2000, hlm. 201). Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui
kekuatan suatu asam atau basa. Indikator ada 2 macam, yaitu indikator
alami dan indikator buatan. Indikator alami terdapat pada beberapa jenis
tanaman yakni mahkota bunga sepatu, bunga hydrangea, kubis merah,
kunyit, bunga waru, kayu secang, dan lain sebagainya. Syarat dapat
tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam basa adalah terjadinya
21
perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan
larutan basa. Indikator alami yang digunakan biasanya dalam bentuk
larutan yang kemudian diteteskan pada cairan/ larutan yang akan diuji.
Namun kekurangan indikator alam ini tidak tahan lama dan menimbulkan
bau yang tidak sedap apabila disimpan terlalu lama. Indikator buatan yakni
terdapat 2 bentuk, bantuk kertas : kertas lakmus dan indikator universal,
serta indikator buatan dalam bentuk larutan. Kertas lakmus ada yang
berwarna merah dan biru. Meskipun dapat menunjukkan sifat asam dan
sifat basa suatu larutan, indikator kertas lakmus biru dan kertas lakmus
merah tidak dapat menunjukkan seberapa kuat sifat asam maupun basa
suatu larutan. Sedangkan indikator universal dapat menunjukkan kekutan
asam maupun basa, ditunjukkan pada deret perubahan warnanya. Indikator
buatan dalam bentuk larutan, misalnya fenolptalein, larutan metil merah,
larutan metil biru, dan sebagainya (Lestari, 2016, hlm. 69-70).
C. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan penelitian terkait
dengan model Problem Based Learning (PBL) yaitu penelitian Angkotasan
dan Suryanto (2013) yang berjudul “Model PBL dan Cooperative Learning
Tipe TAI Ditinjau dari Aspek Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pemecahan
Masalah”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
model Problem Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan berpikir
reflektif dan pemecahan masalah pada siswa SMA Negeri 5 Kota Ternate.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Solfarina (2012) dengan judul
“Pembelajaran Ikatan Kimia Berbasis E-Learning Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Reflektif Bagi Mahasiswa Calon Guru”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran ikatan kimia berbasis elearning dapat meningkatkan keterampilan berpikir reflektif mahasiswa.
Penelitian yang sejalan dilakukan juga oleh Nisak (2013) dengan
judul “Analisis Kemampuan Reflektif Siswa dalam Memecahkan Masalah
Berbentuk Semantik, Figural, dan Simbolik pada Pokok Bahasan Fungsi
22
Kelas XI IPA di MAN Nglawak Kertosono Nganjuk”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir reflektif siswa dalam memecahkan
masalah berbentuk semantik, figural, dan simbolik pada kelompok tinggi,
sedang, rendah memiliki kategori sangat tinggi dan tinggi.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Pratikno (2016) dengan judul
“Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Subpokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa
Kelas X Pembangkit Listrik (PBL) SMK Negeri 2 Jember”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa pada kelas interval 6 termasuk dalam kategori
sangat tinggi, siswa pada kelas interval 5 termasuk dalam kategori tinggi, dan
siswa pada kelas interval 2 termasuk dalam kategori rendah.
D. Kerangka Pikir
Masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia mengakibatkan
sulitnya anak-anak Indonesia untuk bersaing dengan anak-anak lain di seluruh
dunia. Faktor penyebabnya karena masih rendahnya kemampuan sains anakanak di Indonesia dan berbedanya kompetensi yang diajarkan di Indonesia
dengan negara lain. Di negara lain kompetensi yang diajarkan sudah mengacu
kepada kemampuan anak berpikir tingkat tinggi sehingga timbul keterampilan
berpikir reflektif siswa. Sedangkan di Indonesia sendiri kompetensi yang
diajarkan belum mengacu kepada keterampilan berpikir reflektif siswa. Salah
satu mata pelajaran sains yang masih menggunakan kompetensi pembelajaran
seperti itu adalah mata pelajaran kimia dalam materi asam basa. Untuk
meningkatkan keterampilan berpikir reflektif, siswa diperlukan model
pembelajaran yang dapat menimbulkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat menimbulkan keterampilan
berpikir reflektif siwa adalah model Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui Problem
Based Learning (PBL) akan menimbulkan keterampilan berpikir reflektif
siswa.
23
Rendahnya berpikir reflektif
siswa
akibatnya
Siswa tidak mampu menghubungkan materi yang sedang
mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah.
faktor penyebabnya
Siswa cenderung menghapalkan rumus
contoh materi
Larutan asam basa
Model Problem Based Learning
(PBL)
1.
Orientasi siswa pada masalah
-Membaca masalah pada wacana
-Mengidentifikasi masalah pada wacana
-Menuliskan masalah pada wacana
2.
Mengorganisir siswa untuk belajar
-Mengidentifikasi masalah pada wacana melalui diskusi
kelompok
-Membedakan beberapa teori asam basa secara
berkelompok
3.
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
-Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
baik melalui studi literatur maupun praktikum
-Melakukan kegiatan secara individu maupun kelompok.
4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
-Mempresentasikan hasil diskusi
-Memberikan tanggapan berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok lain (penyaji).
5.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
-Menyimpulkan kembali/ mengevaluasi konsep bersama
guru
Reacting
Reacting
Comparing
Contemplating
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Kemampuan
Berpikir
Reflektif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 16 Januari – 01 Februari 2017 tahun
ajaran 2016/2017. Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan yang beralamatkan di Jl. Hidup Baru No. 31 Serua Raya Ciputat.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angkaangka yang bermakna (Hamdi dan Bahruddin, 2014, hlm. 5).
C. Prosedur Penelitian
Terdapat tiga tahap dalam penelitian ini, yaitu persiapan, pelaksanaan,
dan penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) dan menentukan
indikator pembelajaran pada materi larutan asam basa yang dapat
diterapkan dengan model PBL sehingga dapat memunculkan berpikir
reflektif siswa dengan optimal.
b. Menganalisis berpikir reflektif yang disesuaikan dengan model PBL
pada materi larutan asam basa menurut Surbeck, Han, dan Moyer
(1991).
c. Membuat instrumen penelitian berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), tes
essay dan lembar observasi yang sesuai dengan model PBL dan
indikator berpikir reflektif yang telah ditentukan.
d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator
pembelajaran yang disesuaikan dengan berpikir reflektif dan langkah
pembelajaran yang disesuaikan dengan model PBL.
24
25
e. Menguji validitas konstruksi (judgment experts) dan memperbaiki
instrumen sesuai saran para ahli.
f. Menguji cobakan instrumen tes yang telah dibuat kepada siswa. Hasil
uji coba dikonsultasikan kembali dengan dosen.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 kali pertemuan.
Seluruh pertemuan dilakukan dengan model PBL sesuai dengan RPP
yang telah dibuat. Pada saat pelaksanaan pembelajaran ditunjang
dengan LKS dan lembar observasi untuk memunculkan berpikir
reflektif dan keterlaksanaan model PBL. Masalah diberikan guru dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama
masalah yang diberikan yakni tentang indikator asam dan basa,
pertemuan kedua berisikan masalah tentang manfaat obat maag, dan
masalah pada pertemuan ketiga adalah tentang noda kunyit yang
menempel pada baju. Setelah diberikan masalah dalam bentuk wacana,
siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari secara berkelompok. Sebelumnya
kelompok tersebut sudah dibentuk pada awal pembelajaran. LKS
terdiri dari 5 tahap yaitu tahap orientasi siswa pada masalah, tahap
mengorganisasi siswa dalam belajar, tahap membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, tahap mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, serta tahap menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Pada akhir pertemuan, mengisi tes essay berpikir
reflektif dan mengumpulkannya untuk di analisis.
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengolah data hasil
b. Menganalisis data
c. Membuat kesimpulan
26
Secara garis besar prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut:
Analisis KD dan
Indikator
Kurikulum 2013
Studi Kepustakaan
Berpikir Reflektif
Studi Kepustakaan
Model PBL
Tes Essay
Pembuatan Instrumen Penelitian
LKS
Revisi
Pembuatan RPP dengan model PBL
Lembar
Observasi
Tahap
Persiapan
Validasi Instrumen
Memperbanyak
Instrumen
YA
Penelitian
Model PBL
Tahap
Pelaksanaan
LKS
Tes Essay
Lembar
Observas
i
Analisis Data
Menuliskan hasil dan
pembahasan
Membuat
Kesimpulan
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
Tahap
Penyelesaian
27
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi” (Arikunto, 2010, hlm. 173).
Sedangkan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan
penelitian
sampel
apabila
kita
bermaksud
untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel” (Arikunto, 2010, hlm. 174).
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 9
Tangerang Selatan, populasi terjangkau siswa kelas XI IPA pada SMA Negeri
9 Tangerang Selatan semester genap tahun ajaran 2016/2017. Sampel
penelitian diambil dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh
kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 39 siswa. Teknik Purposive Sampling
bertujuan untuk mengambil sampel berdasarkan tujuan penelitian bukan
berdasarkan atas strata (Arikunto, 2010, hlm 183). Selanjutnya peneliti
mengelompokkan siswa tersebut menjadi 3 kategori, kategori tinggi, kategori
sedang, dan kategori rendah. Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil
perhitungan standar deviasi yang diolah dari hasil UTS. Menurut Arikunto
(2015, hlm. 112) rumus standar deviasi sebagai berikut :
∑
S=√
Keterangan :
Kelompok tinggi : ≥ Mean + Standar Deviasi
Kelompok sedang: Mean- Standar Deviasi < x < Mean + Standar Deviasi
Kelompok rendah : ≤ Mean – Standar Deviasi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa
Kelompok Siswa
Kriteria
Jumlah Siswa
Tinggi
≥85
4 Orang
Sedang
60 < N < 85
31 Orang
Rendah
≤ 60
4 Orang
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Sebuah penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) membutuhkan teknik dan alat
penelitian yang relevan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya
yaitu:
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
No
1.
2.
Data
Kemampuan
berpikir reflektif
Keterlaksanaan
model PBL
Instrumen
Waktu
Dilakukan di kelas sesudah
Soal essay
diajarkan materi larutan asam dan
basa
Lembar Kerja Dilakukan di kelas ketika proses
Siswa
pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning (PBL)
Lembar
Observasi
Dilakukan di kelas ketika proses
pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam penelitian
yang dilakukan. Ada 3 instrumen yang digunakan oleh peneliti, yaitu tes
essay, lembar observasi, dan LKS. Soal essay digunakan sebagai instrumen
utama dalam menganalisis berpikir reflektif siswa yang tercapai, sedangkan
lembar observasi dan LKS digunakan sebagai instrumen pendukung untuk
menguatkan data.
1. Tes
Tes adalah berupa latihan atau serentetan pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010, hlm. 193). Tes yang dilakukan yaitu tes essay. Pemberian
tes essay kepada siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir
reflektif siswa pada materi larutan asam basa. Adapun kisi-kisi soal
essay berpikir reflektif siswa dipaparkan pada Tabel 3.3.
29
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Reflektif
No.
Indikator Berpikir
Reflektif
1
Reacting
2
Comparing
3
Contemplating
Jumlah
Soal Valid
Soal Invalid
1,2,4,7,9,11,
13,14,15,16
3*,5*,6*,8*,10*,
12*
10
6
Keterangan *: Soal yang Invalid
2. Lembar Observasi
Lembar Observasi adalah alat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pengamatan suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(Arikunto, 2010, hlm. 199). Melalui lembar observasi dapat terlihat
kemunculan berpikir reflektif siswa yang diamati dengan menggunakan
panca indra secara langsung. Adapun hubungan antara kegiatan yang
diamati dalam proses belajar dan indikator berpikir reflektif yang diteliti
dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Penilaian Lembar Observasi
No
1
Indikator
Berpikir
Reflektif
Reacting
2
Comparing
3
Contemplating
Aktivitas yang dilakukan
No Kegiatan
Tanggapan awal siswa di kelas
berdasarkan pemahaman pribadi
terhadap
masalah
dengan
berfokus pada sifat situasi alami.
Siswa melakukan analisis dan
klarifikasi serta makna dan
informasi yang diyakini dengan
cara membandingkan pengalaman dengan pengalaman yang
lain.
Mengutamakan
pengertian
pribadi yang mendalam seperti
menguraikan
menginformasikan, mempertimbangkan, dan
merekonstruksi
situasi
atau
masalah.
5,8,9,11,16
(LO 1)
5,8,11 (LO 2)
6 (LO 3)
12,14 (LO 1)
10, 15 (LO 2)
10,13,15 (LO
3)
Keterangan LO: Lembar Observasi
13,15,17 (LO
1)
17 (LO 2)
17 (LO 3)
30
Berdasarkan Tabel 3.4 terdapat 3 aspek berpikir reflektif yang
dapat diukur dengan menggunakan lembar observasi pada saat
pembelajaran sedang berlangsung.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah “panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan pemecahan masalah” (Trianto,
2009, hlm. 222). Pada penelitian, Lembar Kerja Siswa (LKS) ini
digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran di kelas yang di
dalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang diselesaikan melalui
langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL). Lembar Kerja
Siswa (LKS) dikerjakan ketika proses pembelajaran dilakukan. Hal
tersebut sebagai bukti bahwa model Problem Based Learning (PBL) telah
dilaksanakan, sehingga memudahkan proses penilaiannya dan dibuatlah
rubrik penilaian lembar kerja siswa (LKS).
Adapun hubungan antara permasalahan-permasalahan dalam
bentuk pertanyaan pada LKS dan indikator berpikir reflektif yang diteliti
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Penilaian Hasil Lembar Kerja Siswa
No
1
2
Indikator
Berpikir
Reflektif
Aktivitas yang dilakukan
Reacting
Tanggapan awal siswa di
kelas berdasarkan pemahaman pribadi terhadap masalah
dengan berfokus pada sifat
situasi alami.
Comparing
Siswa melakukan analisis dan
klarifikasi serta makna dan
informasi
yang
diyakini
dengan cara membandingkan
pengalaman
dengan
pengalaman yang lain.
No Soal
1,2,4,5,6,11
(Kegiatan 1)
1,2,4,5
(Kegiatan 2)
1,2,3
(Kegiatan 3)
3,7,8,9,10
(Kegiatan 1)
3,6,7
(Kegiatan 2)
4,5,6
(Kegiatan 3)
31
No
3
Indikator
Berpikir
Reflektif
Contemplating
Aktivitas yang dilakukan
No Soal
Mengutamakan
pengertian 12 (Kegiatan 1)
pribadi
yang
mendalam 8,9 (Kegiatan 2)
seperti menguraikan mengin- 7 (Kegiatan 3)
formasikan, mempertimbangkan, dan merekonstruksi
situasi atau masalah.
Berdasarkan Tabel 3.6 terdapat 3 indikator berpikir reflektif siswa
yang dapat terukur menggunakan LKS.
G. Validasi Instrumen
Untuk menguji apakah instrumen itu valid atau tidak dibutuhkan uji
validitas.
1. Validitas Logis
Menurut Arikunto (2015, hlm. 81) validitas logis terdiri dari
validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen
adalah menunjukkan instrumen tersebut sesuai dengan isi materi konsep
yang akan dievaluasi. Adapun validitas konstruk sebuah instrumen yang
menunjukkan instrumen tersebut sesuai dengan konstrak dilakukan dengan
mengkonsultasikan setiap butir soal essay, LKS dan lembar observasi yang
akan digunakan kepada dua dosen sebagai validator ahli.
2. Validitas Empiris
Validitas empiris ini dilakukan hanya pada instrumen tes. Menurut
Arikunto (2015, hlm. 81) sebuah instrumen akan dikatakan telah memiliki
validitas empiris jika telah diuji dari pengalaman. Untuk menguji validitas
empiris instrumen yang dibuat, tes diuji cobakan kepada siswa yang bukan
subjek penelitian lalu dihitung validitas setiap butir soalnya. Validitas
empiris hanya dilakukan pada instrumen tes sedangkan untuk LKS dan
observasi hanya menggunakan validitas isi dan konstruk.
32
a. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan taraf kepercayaan. Tes dapat
dikatakan
mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi
apabila
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2015, hlm. 100). Adapun
rumus reliabilitas menurut Riduwan (2015, hlm. 109) yaitu :
rii = [
][
]
Keterangan :
rii = reliabilitas menggunakan persamaan KR-21
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
k = banyak soal
St^2 = standar deviasi atau simpangan baku
Adapun kriteria reliabelitas menurut Arifin (2011, hlm. 257)
dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut :
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas
Indeks
r11 ≤ 0,20
Sangat Rendah
Klasifikasi
Penafsiran
Buruk Sekali
0,20 < r11 ≤ 0,40
Rendah
Buruk
0,40 < r11 ≤ 0,60
Sedang
Cukup
0,60 < r11 ≤ 0,80
Tingggi
Baik
r11 >0,80
Sangat Tinggi
Sangat Baik
Untuk mendapatkan nilai reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan software Anates Versi 4.0.4. Berdasarkan uji reliabilitas
dengan menggunakan software Anates Versi 4.0.4 didapatkan nilai
reliabilitas seluruh item adalah 0,96 termasuk dalam kategori sangat
baik.
33
b. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2015, hlm. 226). Adapun
rumus daya pembeda menurut Arikunto (2015, hlm. 228) yaitu :
D=
-
= PA -PB
Keterangan :
D = Daya pembeda
BA= jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah siswa kelompok atas
JB = Jumlah siswa keompok bawah
Sebagai acuan tolak ukur koefisien daya pembeda menurut
Arikunto (2015, hlm. 232) dapat digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.7 Tingkatan Daya Pembeda
Tingkat Daya Pembeda
Keterangan
0,00 – 0,20
Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik sekali
Untuk mendapatkan nilai daya pembeda dalam penelitian ini
menggunakan software Anates Versi 4.0.4. Hasil pengujian daya
pembeda seluruh butir soal secara lengkap terdapat dalam lampiran
11.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah sebuah pengukuran untuk mengukur
seberapa besar indeks kesukaran suatu soal (Arikunto, 2015, hlm.
223). Adapun rumus tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2015,
hlm. 223) sebagai berikut :
P=
34
Keterangan :
P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksud
Tolak ukur suatu indeks kesukaran yang digunakan menurut
Arikunto (2015, hlm. 225) yakni sebagai berikut :
Tabel 3.8 Tingkatan Kesukaran
Tingkatan Kesukaran
Keterangan
0,00 – 0,30
Soal sukar
0,31 – 0,70
Soal sedang
0,71 – 1,00
Soal mudah
Perhitungan
tingkat
kesukaran
dalam
penelitian
ini
menggunakan software Anates versi 4.0.4. hasil pengujian tingkat
kesukaran seluruh butir soal secara lengkap terdapat pada lampiran
11.
H. Teknis Analisis Data
Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskiptif
kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mencari jumlah frekuensi dan mencari jumlah persentasenya.
1. Data Hasil Tes Essay
Tes essay ini terdiri dari 8 soal yang mewakili tiap indikator
berpikir reflektif. Setiap butir soal terdiri atas 3 indikator berpikir reflektif
yaitu Reacting, Comparing dan Contemplating. Setiap soal terdiri dari 3
indikator berpikir reflektif dengan skor perindikator menggunakan skala
likert (0-4) dan diberi skor maksimum 12. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan cara :
35
a. Memberi skor mentah pada setiap jawaban siswa pada soal essay
berdasarkan standar jawaban yang telah dibuat.
b. Menghitung skor total dari soal essay untuk masing-masing siswa
berdasarkan setiap indikatornya.
c. Menentukan nilai persentase berpikir reflektif masing-masing siswa.
Menurur Purwanto (2002, hlm.102) di dalam bukunya disebutkan
bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
d. Menghitung skor rata-rata untuk seluruh aspek indikator berpikir
reflektif yang terdapat pada tes untuk nilai persentase dicari dengan
menggunakan rumus:
Rata-rata =
e. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan kriteria. Adapun
kriteria tingkat kemampuan siswa melalui tes menurut Riduwan (2015,
hlm.89) yakni sebagai berikut :
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa
Melalui Tes
Interval Skor (%)
Kategori
81 – 100
Sangat Baik
61 – 80
Baik
41 – 60
Cukup
21 – 40
Kurang
0 – 20
Sangat Kurang
Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui tes dalam
penelitian ini menggunakan perhitungan manual.
36
2. Data Observasi
Menganalisis hasil observasi yang dilakukan kepada seluruh
siswa yang terdiri dari 6 kelompok. Hasil data observasi ini digunakan
untuk dapat melengkapi data-data penelitian yang telah diolah. Data yang
diperoleh dari lembar observasi dianalisis dengan cara :
a. Menjumlahkan banyak ceklis (√) pada setiap kolom yang terdapat
pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator berpikir reflektif
dengan cara pemberian skor berpikir reflektif siswa menggunakan
skala likert (0-4).
b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul.
Menurur Purwanto (2002, hlm.102 ) di dalam bukunya disebutkan
bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
c. Menginterpretasikan secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek
indikator berpikir reflektif yang muncul selama proses pembelajaran.
Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui observasi menurut
Riduwan (2015, hlm.89 ) yaitu:
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa
Melalui Observasi
Interval Skor (%)
Kategori
81 – 100
Sangat Baik
61 – 80
Baik
41 – 60
Cukup
21 – 40
Kurang
0 – 20
Sangat Kurang
37
Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui observasi
dalam penelitian ini menggunakan perhitungan manual.
3. Data Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Memberi skor terhadap jawaban lembar kerja siswa (LKS)
berdasarkan penilaian yang telah dibuat dengan menggunakan skala
likert (0-4).
b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul.
Menurur Purwanto (2002, hlm. 102 ) di dalam bukunya disebutkan
bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
c. Menginterpretasikan secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek
indikator berpikir reflektif yang muncul selama proses pembelajaran.
Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui Lembar Kerja
Siswa (LKS) menurut Riduwan (2013, hlm. 89 ) yaitu:
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui LKS
Interval Skor
Kategori
(%)
81 – 100
Sangat Baik
61 – 80
Baik
41 – 60
Cukup
21 – 40
Kurang
0 – 20
Sangat Kurang
Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui LKS dalam
penelitian ini menggunakan perhitungan manual.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan beberapa data hasil penelitian berpikir
reflektif siswa SMA kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
pada materi asam basa menggunakan model PBL. Hasil pengukuran
indikator berpikir reflektif siswa diukur melalui tes essay, lembar
observasi dan LKS. Berikut ini adalah data hasil penelitian yang diperoleh:
1. Data Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan
Data hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan dapat
dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara
Keseluruhan
Jumlah
Data
Sampel
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-Rata
Standar Deviasi
39
96,8
57,3
75,2
8,8
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes
siswa secara keseluruhan adalah 75,2 (baik) dengan nilai tertinggi 96,8
(sangat baik) dan nilai terendah 57,3 (cukup) serta standar deviasi 8,8.
2. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator
Data hasil berpikir reflektif siswa berdasarkan indikator
berpikir reflektif dapat dijelaskan secara rinci pada Gambar 4.1
38
39
Persentase Rata-Rata
90
72.20
100%
62.80
80%
60%
40%
20%
0%
Indikator Berpikir Reflektif Siswa
Reacting
Comparing
Contemplating
Gambar 4.1 Grafik Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan
Indikator
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 90%
(sangat baik), Comparing sebesar 72,20% (baik), dan Contemplating
sebesar 62,80% (baik). Hal ini menunjukkan nilai rata-rata indikator
berpikir reflektif yang tertinggi pada indikator Reacting dan terendah
pada indikator Contemplating.
3. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa
Data hasil berpikir reflektif siswa berdasarkan kelompok siswa
dapat dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok
Siswa
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kelompok
Tinggi
Reacting
%
90,6
Comparing
Contemplating
Rata-Rata
78,9
61
76,8
Kategori
Sangat
Baik
Baik
Baik
Baik
Kelompok
Sedang
%
90,1
70,2
62,9
74,4
Kategori
Sangat
Baik
Baik
Baik
Baik
Kelompok
Rendah
%
90,6
76,5
61,7
76,3
Kategori
Sangat
Baik
Baik
Baik
Baik
40
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
berpikir reflektif siswa pada kelompok tinggi sebesar 76,8% (baik),
pada kelompok sedang sebesar 74,8% (baik) dan pada kelompok
rendah sebesar 76,3% (baik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai
rata-rata berpikir reflektif siswa pada kelompok tinggi, sedang dan
rendah termasuk dalam kategori baik.
4. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Data keterlaksanaan pembelajaran PBL dalam meningkatkan
kemampuan berpikir reflektif siswa diperoleh dari instrumen LKS dan
lembar observasi. LKS ini digunakan sebagai panduan dalam proses
pembelajaran di kelas yang di dalamnya terdapat permasalahanpermasalahan yang diselesaikan melalui langkah-langkah model PBL.
Lembar Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model
PBL dan juga untuk melihat secara langsung kemunculan beberapa
kemampuan berpikir reflektif siswa. Data perolehan skor siswa
dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Keterlaksanaan Pembelajaran PBL
Indikator Berpikir
Reflektif
Reacting
Comparing
Contemplating
Rata-Rata
Kategori
Rata-Rata Persentase
LKS
Observasi
80,50
81,50
87,30
80,70
90,70
82
81,17
81,40
Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil LKS menunjukkan bahwa nilai
rata-rata indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting
sebesar 80,50% (baik), Comparing sebesar 87,30% (sangat baik) dan
Contemplating sebesar 90,70% (sangat baik). Hal ini menunjukkan
bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif dalam LKS yang
41
tertinggi pada indikator Contemplating dan terendah pada indikator
Reacting.
Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase
indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar
81,50% (sangat baik), Comparing sebesar 80,70% (baik) dan
Contemplating sebesar 82% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa
nilai rata-rata indikator berpikir reflektif dalam observasi yang
tertinggi pada indikator Contemplating dan terendah pada indikator
Comparing.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir
reflektif siswa melalui model PBL pada materi asam basa. Berdasarkan
keterlaksanaan pembelajaran PBL dalam meningkatkan kemampuan
berpikir reflektif siswa diperoleh dari instrumen LKS dan lembar
observasi. LKS ini digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran
di kelas yang di dalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang
diselesaikan melalui langkah-langkah model PBL. LKS dikerjakan ketika
proses pembelajaran dilakukan. Hal tersebut sebagai bukti bahwa model
PBL telah dilaksanakan. Menurut Barrows dan Tamblyn (1980, hlm. 1)
model PBL merupakan pembelajaran yang diperoleh melalui proses
menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalahnya ditemukan
saat proses awal pembelajaran. Selain itu, menurut Zakiyah, Adlim, dan
Halim (2014, hlm. 120) menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi titrasi asam basa, karena
model PBL dapat membangun konsep kimia.
Pada awal pembelajaran di kelas, menggunakan model PBL. Guru
memberikan masalah dalam bentuk wacana kepada siswa, yang berkaitan
dengan materi asam basa agar siswa mendapatkan gambaran mengenai
materi yang akan mereka pelajari. Masalah diberikan guru dari pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama masalah yang
42
diberikan yakni tentang indikator asam dan basa, pertemuan kedua
berisikan masalah tentang manfaat obat maag, dan masalah pada
pertemuan ketiga adalah tentang noda kunyit yang menempel pada baju.
Setelah diberikan masalah dalam bentuk wacana, siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari secara berkelompok. Sebelumnya kelompok tersebut sudah
dibentuk pada awal pembelajaran. LKS terdiri dari 5 tahap yaitu tahap
orientasi siswa pada masalah, tahap mengorganisasi siswa dalam belajar,
tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, tahap
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta tahap menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Didalam LKS pada tahap orientasi siswa pada masalah, indikator
berpikir reflektif yang muncul adalah Reacting. Indikator Reacting
muncul ketika siswa menuliskan permasalahan apa yang ditemukan pada
wacana. Tahap ini siswa disajikan suatu masalah yang berhubungan
dengan materi yang sedang dipelajari. Kusumaningrum dan Saefudin
(2012, hlm. 575) mengatakan bahwa masalah mungkin dirasakan siswa
setelah siswa membaca data pada soal. Lalu, siswa mencari cara untuk
mengetahui jawaban. Ketika siswa merespon suatu masalah dengan
pengetahuan awal yang dimiliki, dapat meningkatkan berpikir reflektif
siswa. Dalam hal ini, siswa merespon dengan pemahaman awal terhadap
masalah yang ada seperti menemukan permasalahan yang ada dalam
wacana, menuliskan inti permasalahan dalam wacana, dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan pemahaman awal siswa. Agar
lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap
orientasi siswa pada masalah yang ada di LKS pada Gambar 4.2.
43
Gambar 4.2 Tahap Orientasi Siswa pada Masalah
Pada tahap mengorganisasi siswa dalam belajar, terdapat 2
indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul, yaitu indikator
Reacting dan Comparing. Indikator Reacting muncul ketika siswa
mengidentifikasi masalah dalam wacana di LKS. Indikator Comparing
muncul ketika siswa membedakan teori asam basa menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis. Sesuai dengan teori Dewey (1933, hlm. 7)
bahwa mengemukakan ide merupakan tahap ketiga dari berpikir reflektif.
Hal tersebut dapat mengembangkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
Agar lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada
tahap mengorganisasi siswa dalam belajar yang ada di LKS pada Gambar
4.3.
44
Gambar 4.3 Tahap Mengorganisir Siswa dalam Belajar
Kemudian pada tahap membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok, terdapat 2 indikator keterampilan berpikir reflektif
yang muncul, yaitu indikator Reacting dan Comparing. Indikator Reacting
muncul ketika siswa menyebutkan sifat jeruk dan sabun setelah diuji
menggunakan indra peraba dan pengecap. Menurut Rahmatina, Sumarmo
dan Johar (2014, hlm. 67) ciri berpikir reflektif yakni berpikir mendalam
sehingga memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk menyelesaikan suatu
masalah yang ada, sehingga membuka banyak kemungkinan jawaban yang
bisa mereka dapatkan untuk mendapatkan jawaban yang paling tepat. Agar
lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap
membimbing penyelidikan individual maupun kelompok yang ada di LKS
pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Tahap Membimbing Penyelidikan Individual
Maupun Kelompok
45
Lalu pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
terdapat 2 indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul, yaitu
indikator Reacting dan Comparing. Indikator Reacting muncul ketika
siswa menuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH,
Mg(OH)2 dan H2O. Indikator Comparing muncul ketika siswa
mempresentasikan perbedaan beberapa larutan menggunakan kertas
lakmus dan indikator universal. Menurut Hmelo dan Silver (2004, hlm.
236) dalam PBL siswa bekerja dalam kelompok kolaboratif kecil dan
mempelajari apa yang mereka perlu tahu untuk memecahkan masalah.
Guru bertindak sebagai fasilitator untuk membimbing siswa belajar
melalui siklus belajar. Siswa disajikan dengan skenario masalah, kemudian
merumuskan dan menganalisis masalah dengan mengidentifikasi faktafakta yang relevan dari skenario. Bahkan identifikasi langkah membantu
siswa mewakili masalah. agar siswa memahami masalah lebih baik
sehingga menghasilkan hipotesis tentang kemungkinan solusi. Bagian
penting dari tahap ini adalah mengidentifikasi suatu masalah. Agar lebih
jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap
mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang ada di LKS pada
Gambar 4.5.
46
Gambar 4.5 Tahap Mengembangkan dan Menyajikan
Hasil Karya
Setelah
itu
tahap
menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah terdapat 1 indikator keterampilan berpikir reflektif
yang muncul yaitu Contemplating. Indikator tersebut muncul ketika siswa
menyimpulkan kembali sifat larutan asam dan basa berdasarkan indikator
alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Menurut Surbeck, Han, &
Moyer (1991, hlm. 27) menginformasikan kembali, dan merekonstruksi
suatu masalah sehingga siswa dapat menyimpulkan apa yang sudah
dipelajari disebut dengan Contemplating. Agar lebih jelasnya, berikut ini
ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah yang ada di LKS pada gambar
4.6.
Gambar 4.6 Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
47
Hasil LKS menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir
reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 80,50% (baik), Comparing
sebesar 87,30% (sangat baik) dan Contemplating sebesar 90,70% (sangat
baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir
reflektif dalam LKS pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) lebih dari 80% maka dapat dikatakan bahwa penerapan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) telah terlaksana
dengan baik di kelas XI IPA 1. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Angkotasan dan Suryanto (2013, hlm. 98) yang
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) efektif pada kemampuan berpikir reflektif. Keefektifan model
PBL ini memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan
kemampuan berpikir reflektif. Menurut Arends (2012, hlm. 398) belajar
berbasis masalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir
dan keterampilan pemecahan masalah sehingga menjadi pelajar yang
mandiri. Dalam hal ini belajar berbasis masalah yakni dengan model PBL
dapat membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam
pikirannya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Selain itu siswa
juga dilatih untuk menjadi dewasa dan menjadi pembelajar yang mandiri.
Berdasarkan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan model PBL dan juga untuk melihat secara langsung
kemunculan beberapa keterampilan berpikir reflektif siswa. Observasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yaitu
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata
atau telinga secara langsung. Melalui observasi dapat terlihat kemunculan
berpikir reflektif siswa yang diamati dengan menggunakan panca indera
secara langsung. Pada penelitian ini, pengambilan data melalui lembar
observasi melibatkan dua orang observer. Penjelasan yang diberikan
berupa penggunaan lembar observasi pada saat mengamati kegiatan
pembelajaran serta pemberian kisi-kisi setiap poin pengamatan pada
lembar observasi. Langkah tersebut diharapkan persepsi setiap observer
48
terhadap fenomena yang muncul pada saat pembelajaran menjadi sama
sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengisian format
lembar observasi.
Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator
berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 81,50% (sangat
baik), Comparing sebesar 80,70% (baik) dan Contemplating sebesar 82%
(sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir
reflektif melalui keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) yakni 81,40% (sangat baik) maka dapat dikatakan bahwa
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) telah terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lestari (2015, hlm. 73) di SMP Joannes Bosco
Yogyakarta, menyatakan bahwa keterlaksanaan keseluruhan pembelajaran
berbasis masalah terlaksana dengan baik karena hasil yang diperoleh lebih
dari 80%. Setelah mengetahui keterlaksanaan pembelajaran PBL dari LKS
dan lembar observasi di dapatkan pula hasil analisis pencapaian
keterampilan berpikir reflektif berdasarkan indikator yang dapat dilihat
pada Gambar 4.1. Berikut ini penjelasan mengenai indikator-indikator
keterampilan berpikir reflektif siswa.
Pada indikator pertama yaitu Reacting di dapatkan data dengan
nilai rata-rata sebesar 90% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa
hampir semua siswa dapat memahami masalah yang ada dalam soal
sehingga dapat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat
baik. Menurut Prayitno, Sutawidjaya, Subanji, & Muksar (2014, hlm. 155)
proses
berpikir
yang
membangun
pengetahuan
berdasarkan
pengalamannya dan kemudian menafsirkannya disebut dengan berpikir
reflektif. Hasil yang sama diperoleh Fadhilah (2015, hlm. 106) yakni siswa
yang dapat menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal, mencari apa
yang diketahui dan dapat menyebutkan dengan tepat, merasa cukup
dengan apa yang diketahui dari soal, serta dapat menyebutkan hubungan
49
antara diketahui dan ditanyakan maka memenuhi indikator dengan sangat
baik.
Kedua, indikator Comparing memiliki nilai persentase rata-rata
yakni 72,20% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat melakukan
analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta makna dan informasiinformasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini dengan membandingkan
reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga siswa dapat menjawab soal
yang diberikan dengan baik. Menurut Surbeck, Han, & Moyer (1991, hlm.
26) Comparing adalah kegiatan siswa ketika menganalisis dan
mengklarifikasi informasi yang diyakini dengan cara membandingkan
pengalaman dengan pengalaman yang lain. Hasil yang sama pernah
dilakukan oleh Nisak (2013, hlm. 52) menyatakan bahwa siswa dapat
menjelaskan hubungan atau kaitan antara permasalahan yang pernah
dihadapi sebelumnya dengan permasalahan tersebut berarti memenuhi
indikator Comparing dengan baik.
Terakhir, indikator Contemplating memiliki nilai rata-rata sebesar
62,80% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa belum semua siswa dapat
mengutamakan
pengertian
pribadi
yang
mendalam
seperti
menginformasikan, mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau
masalah sehingga siswa belum mampu menyimpulkan jawaban dengan
tepat dan lengkap. Hasil yang sama pernah dilakukan oleh Rhaudyatun
(2017, hlm. 70) menunjukkan bahwa indikator Contemplating memiliki
nilai terendah diantara indikator Reacting dan Comparing. Hal ini, karena
proses berpikir siswa belum membangun pemahaman diri yang mendalam
terhadap permasalahan sehingga siswa tidak dapat menyimpulkan jawaban
dengan tepat.
Jika dilihat dari hasil analisis pencapaian keterampilan berpikir
reflektif berdasarkan kelompok siswa pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
pada kelompok tinggi sebesar 76,8% (baik), kelompok sedang sebesar
74,8% (baik) dan kelompok rendah sebesar 76,3% (baik). Agar lebih
50
jelasnya, berikut ditampilkan contoh jawaban siswa pada kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok rendah.
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi
Indikator Reacting
Berdasarkan Gambar 4.7 indikator Reacting diperoleh sebesar
90,6% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat
memahami masalah yang ada dalam soal sehingga dapat menuliskan yang
diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Hal ini sesuai dengan
jawaban siswa pada kelompok tinggi bahwa siswa dapat menuliskan 3-4
informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat.
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Comparing
51
Pada Gambar 4.8 indikator Comparing diperoleh sebesar 78,9%
(baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa pada kelompok tinggi
dapat melakukan analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta
makna dan informasi-informasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini
dengan membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga
siswa dapat menjawab soal yang diberikan. Hal ini sesuai dengan jawaban
siswa pada kelompok rendah dapat dilihat bahwa siswa dapat
mengidentifikasi 3-4 sifat senyawa dengan tepat.
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Contemplating
Gambar 4.9
menunjukkan bahwa indikator
Contemplating
diperoleh sebesar 61% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
kelompok tinggi belum semua siswa dapat mengutamakan pengertian
pribadi
yang
mendalam
mempertimbangkan,
dan
seperti
menguraikan,
merekonstruksi
situasi
menginformasikan,
atau
masalah.
Berdasarkan jawaban siswa pada kelompok tinggi dapat dilihat bahwa
siswa dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa namun tidak tepat.
Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok
tinggi memiliki keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat
menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik.
Siswa pun dapat menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan
dengan masalah yang pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik.
Menurut Lestari (2015, hlm. 16) suatu aktivitas yang dilakukan secara
sadar seperti memeriksa tindakan dan keputusannya dalam situasi yang
ada di seluruh proses penyelesaian masalah dianggap memiliki
keterampilan berpikir reflektif. Selain itu saat seseorang mengintrospeksi
suatu isu, sehingga memperoleh pemikiran baru dan membuat perubahan
52
untuk meningkatkan situasi yang tidak memuaskan, kemudian dapat
menafsirkan segala hal, dianggap sebagai tindakan berpikir reflektif.
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang
Indikator Reacting
Berdasarkan Gambar 4.10 indikator Reacting diperoleh sebesar
91,1% (sangat baik). Hasil jawaban siswa pada kelompok sedang
menunjukkan bahwa siswa dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui
namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat.
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang
Indikator Comparing
Pada Gambar 4.11 indikator Comparing diperoleh sebesar 70,2%
(baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa pada kelompok sedang
kurang tepat dan lengkap menjawab soal. Berdasarkan jawaban siswa pada
kelompok sedang dapat dilihat bahwa siswa dapat mengidentifikasi 1-2
sifat senyawa dengan tepat.
53
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang
Indikator Contemplating
Pada Gambar 4.12 indikator Contemplating diperoleh sebesar
62,9% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok sedang
dapat menyimpulkan jawaban. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada
kelompok sedang dapat dilihat bahwa siswa dapat menyimpulkan 2 sifat
senyawa dengan tepat dan lengkap.
Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok
sedang memiliki keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat
menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik.
Siswa pun dapat menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan
dengan masalah yang pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik.
Menurut Pratikno (2016, hlm. 8) kegiatan mental yang mendorong siswa
agar
berusaha
mengidentifikasi
masalah,
mengajukan
alternatif
penyelesaian dengan mempertimbangkan informasi yang berkaitan untuk
memperoleh sebuah kesimpulan disebut dengan berpikir reflektif.
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Reacting
54
Berdasarkan Gambar 4.13 indikator Reacting diperoleh sebesar
90,6% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa
pada kelompok rendah dapat memahami masalah yang ada dalam soal
sehingga dapat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat
baik. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada kelompok rendah bahwa
siswa dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui dan ditanyakan
dengan tepat.
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Comparing
Pada Gambar 4.14 indikator Comparing diperoleh sebesar 76,5%
(baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok rendah dapat
melakukan analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta makna dan
informasi-informasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini dengan
membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga siswa
dapat menjawab soal yang diberikan. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa
pada kelompok rendah dapat dilihat bahwa siswa dapat mengidentifikasi
3-4 sifat senyawa dengan tepat.
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Contemplating
55
Pada Gambar 4.15 indikator Contemplating diperoleh sebesar
61,7% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa dapat
menyimpulkan jawaban dengan tepat namun kurang lengkap. Berdasarkan
data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok rendah memiliki
keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat menyebutkan apa yang
diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Siswa pun dapat
menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang
pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan Rahmatina, Sumarmo & Johar (2014, hlm. 67) bahwa
ciri berpikir reflektif yaitu berpikir mendalam, memiliki tingkat ingin tahu
yang besar untuk menyelesaikan masalah karena membuka banyak
kemungkinan jawaban dan memberikan bentuk atau cara baru dalam
menyelesaikan masalah. Menurut Prayitno et al. (2014, hlm. 155) berpikir
reflektif sifatnya menafsirkan situasi berdasarkan ingatan dan mengambil
informasi yang diperoleh seseorang sebelum menyelesaikan masalah.
Adapun data hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan
menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes siswa adalah 75,2 (baik). Hal
tersebut berarti terdapat pengaruh berpikir reflektif siswa melalui model
PBL. Sesuai dengan teori Sanjaya (2006, hlm. 220-221) menjelaskan
bahwa keunggulan model PBL bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya serta bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Angkotosan
dan Suryanto (2013, hlm. 99) di SMA Negeri 5 Kota Ternate
menunjukkan bahwa model PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir reflektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa, sehingga
siswa mampu mengidentifikasi masalah, mampu melakukan analisis dan
klarifikasi mengenai informasi yang diyakini dengan cara membandingkan
pengalaman dengan pengalaman yang lain serta mampu menyimpulkan
kembali apa yang dipelajari.
56
Model PBL berdasarkan hasil LKS dan lembar observasi memiliki
kategori sangat baik serta nilai hasil tes berpikir reflektif siswa secara
keseluruhan memiliki kategori baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lestari (2015, hlm. 191) menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas VII SMP
Joannes Bosco Yogyakarta terlaksana dengan baik. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Angkotosan dan Suryanto (2013, hlm. 99)
menyatakan bahwa model PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir reflektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini
diakibatkan dalam model PBL siswa secara aktif dapat memecahkan
masalah dengan mengumpulkan informasi, merencanakan, memantau dan
mengevaluasi proses belajarnya dalam memecahkan suatu masalah.
Sejalan dengan teori yang dijelaskan Arends (2012, hlm. 398) model PBL
dapat membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam
pikirannya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Selain itu siswa
juga bertanggung jawab dalam merumuskan masalah, mengumpulkan
informasi, merencanakan solusi, memantau proses serta mengevaluasi
proses dan hasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir
reflektif siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi
asam basa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model
Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa berada pada
kategori baik (rata-rata 75,2)
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat diberikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir
reflektif siswa. Dengan demikian, model Problem Based Learning
(PBL) dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran dalam
pembelajaran kimia.
2. Pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) disarankan untuk
lebih sering dilakukan karena dapat melatih keterampilan berpikir
reflektif siswa dengan catatan dilatih secara kontinu.
3. Bagi peneliti, perlu dilakukan pada pembelajaran kimia lain agar dapat
mengembangkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
57
DAFTAR PUSTAKA
Angkotasan, N., & Suryanto. (2013). Model PBL dan Cooperative Learning Tipe
TAI Ditinjau dari Aspek Kemampuan Berpikir Reflektif dan
Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1).
Arends, R. I. (2012). Learning to teach (9th ed). New York: The McGraw Hill
Companies, Inc
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:
PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2015). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Barrows, H.S., & Tamblyn, R. (1980). Problem-Based Learning. New York:
Springer Publishing Company
Brady, J.E. (2000). Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta: Binarupa
Aksara.
Choy S.C dan Oo, P.S .(2012). Reflective Thinking And Teaching Practices: A
Precursor For Incorporating Critical Thinking Into The Classroom?.
5(1). 1694-609X.
DeBono, E. (1992). Mengajar Berpikir. Jakarta: Erlangga.
Dewey, J. (1910). How We Think. Boston :Heath & Co
EDI. (2015). Indonesia Peringkat Ke-57 dari 115 Negara Tahun 2014. UNESCO:
EDI 2014 Database.
Fadhilah, M. (2015). Analisis Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan
Masalah Matematika Materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII A
(Unggulan) di MTS Negeri Pagu Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi
Hamdi, A. S., & Bahrudin, E. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Hmelo dan Silver. (2004). Problem-Based Learning: What and How Do Students
Learning? Jurnal Education Psychology, 16(3).
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
58
59
Kania, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Bersikap Reflektif Siswa.
Universitan Pendidikan Indonesia: Repository.upi.edu.
Kusumaningrum. M., & Saefudin, A.Z. (2012). Mengoptimalkan Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematika Melalui Pemecahan Masalah
Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, ISBN: 978-979-16353-87.
Kuswana, W.S. (2011). Taksonomi Berpikir.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Lestari, P. (2016). Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L)
untuk Uji Larutan Asam-Basa, 1(1).
Lestari, T.V.D., (2015). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Mengeksplorasi Hasil Berpikir Reflektif Siswa dalam Pemecahan
Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas
VII-Appreciation SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi.
Linden, J., & Alanko, M.. (2006). Deconstructing conception of problem based
learning. Dalam Poikela, E & Numenmaa, A (Eds). Understanding
problem-based learning. Finland: Tempere University Press.
Maryani,I., & Fatmawati. (2015). Pendekatan Scientific dalam pembelajaran di
sekolah dasar. Yogyakarta: Deepublish.
Nindiasari, H., Kusumah, Y., Sumarmo, U., & Sabandar, J. (2014). Pendekatan
Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif
Matematis Siswa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan & Pengajaran, 1(1).
Nisak, L. (2013). Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa dalam
Memecahkan Masalah Berbentuk Semantik, Figural, dan Simbolik pada
Pokok Bahasan Fungsi Kelas XI IPA di MAN Nglawak Kertasono
Nganjuk. Skripsi.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan.
Petrucci, R.H., & Suminar. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
PISA. (2016). PISA 2015 Result in Focus What 15-year-olds know and what they
can do with what they know, OECD : PISA 2015 Database.
60
Pratikno, D.B.E., (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Subpokok Bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas X Pembangkit Listrik
(PBL) SMK Negeri 2 Jember. Skripsi.
Prayitno, A., Sutawidjaja, A., Subanji., & Muksar, M. (2014). Proses Berpikir
Refraksi Siswa Menyelesaikan Masalah Data Membuat Keputusan.
Prosiding Seminar Nasional TEQIP Universitas Negeri Malang.
Purwanto, Ngalim. (2002). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahmatina, S., Sumarno, U., dan Johar, R., (2014). Tingkat Berpikir Kreatif
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya
Kognitif Reflektif dan Impulsif, Jurnal Didaktik Matematika, 1(1).
Rhaudyatun, A. (2017). Pengaruh Metode Cornell Note-Taking Terhadap
Kmampua Berpikir Reflektif Matematika Siswa. Universitas Islam
Negeri: Repositori.uin.edu.
Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula.Bandung: Alfabeta.
Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Menggunakan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. (2006).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Shermis, S.S. (1999). Reflective Thought, Critical Thinking.ERIC Digest.
Solfarina. (2012). Pembelajaran Ikatan Kimia Berbasis E-Learning Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Reflektif Bagi Mahasiswa Calon
Guru. Universitan Pendidikan Indonesia: Repository.upi.edu.
Surbeck, Han, & Moyer. (1991). Assessing Reflective Responses in Journals.
Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Syam, N.W. (2011). Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
61
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013).
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
70 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah
menengah kejuruan/ madrasah aliyah kejuruan.
Yustina, Syafii, W., & Apriliana, V. (2014). Peningkatan sikap ilmiah siswa
dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA melalui penerapan model
pembelajaran problem based learning (PBL). Jurnal Biognesis, 11(1).
Zakiyah, H., Adlim dan Halim, A., (2014). Implementsi Model Pembelajaran
Berbasis Masalah pada Materi Titrasi Asam Basa untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia. Lantanida Journal, 1(1)
LAMPIRAN - LAMPIRAN
62
63
Lampiran 1
64
Lampiran 2. Studi Pendahuluan Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
: Memperoleh informasi mengenai model pembelajaran yang
Tujuan
diterapkan di
sekolah dan materi yang dapat memunculkan
keterampilan berpikir reflektif siswa.
Responden
: Guru Kimia Kelas XI IPA
Nama Guru
: Menik Stri Wuranti., ST
Tempat wawancara
: Ruang Guru SMAN 9 Tangerang Selatan
No.
1.
Pertanyaan
Di
SMAN
9
Jawaban
Tangerang
Selatan Di
SMAN
9
Tangerang
Selatan
menggunakan KTSP atau kah kurikulum menggunakan kurikulum 2013
2013 ?
2.
Metode
pembelajaran
digunakan
oleh
apa
ibu
yang
dalam
sering Menggunakan metode ceramah, yang mana
proses salah satu media pembelajarannya adalah
pembelajaran di kelas?
3.
papan tulis.
Ketika proses pembelajaran, apakah ada Iya
ada,
beberapa
siswa
ada
yang
siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai mengajukan pertanyaan.
materi pembelajaran?
4.
Bagaimana respon siswa ketika ibu bertanya Beberapa siswa ada yang antusias dan ada
mengenai materi yang sedang diajarkan?
5.
siswa juga yang kurang antusias.
Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam Siswa hanya mendapatkan materi dari buku
proses pembelajaran di kelas?
saja sehingga kurangnya informasi dari
luar.
6.
Dengan adanya perubahan kurikulum dari Kalau di kelas XI materinya bisa tentang
KTSP menuju K13 menuntut siswa untuk termokimia, laju reaksi, larutan asam basa
berpikir reflektif. Menurut ibu, materi apa dan koloid.
sajakah
yang
dapat
menimbulkan
keterampilan berpikir reflektif?
7.
Apakah dengan metode pembelajaran yang Sepertinya belum ya, terutama materi
ibu terapkan sekarang ini pada materi larutan asam basa. Disitu
siswa banyak
tersebut dapat menerapkan keterampilan yang mengalami kesulitan sehingga siswa
berpikir reflektif siswa?
cenderung untuk menghapal saja teorinya
65
tanpa mengaitkan konsep yang sudah
diajarkan sebelumnya. Walaupun kita tahu
materi ini dekat dengan kehidupan seharihari.
8.
Jika diberikan kasus mengenai materi larutan Sepertinya siswa masih kesulitan.
asam
basa
apakah
siswa
mampu
menyelesaikannya?
9.
Kemudian, upaya apa yang dilakukan ibu Diberikan
model
pembelajaran
yang
agar siswa dapat menerapkan keterampilan berbasis masalah, karena model seperti itu
berpikir reflektif dalam materi larutan asam dapat meningkatkan penguasaan konsep
basa?
dan berpikir reflektif siswa untuk lebih aktif
mengikuti pembelajaran.
Kesimpulan/catatan:
 Metode pembelajaran yang dipakai di sekolah masih menggunakan metode ceramah yang mana
salah satu media pembelajarannya adalah papan tulis.
 Salah satu materi pembelajaran di sekolah yang dapat menigkatkan keterampilan berpikir
reflektif siswa di kelas XI yaitu termokimia, laju reaksi, larutan asam basa dan koloid.
 Dengan model pembelajaran guru saat ini kurang meningkatkan keterampilan berpikir reflektif
siswa, contohnya saja pada materi larutan asam basa siswa mengalami kesulitan sehingga siswa
cenderung untuk menghapal teorinya tanpa mengaitkan konsep yang sudah diajarkan
sebelumnya. Walaupun kita tahu materi ini dekat dengan kehidupan sehari-hari.
 Upaya yang dapat digunakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
Tangerang Selatan, 15 September 2016
Interviewer
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
66
Lampiran 3
Analisis Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model Problem Based Learning pada Materi Asam Basa
Analisis KD dan Indikator Pembelajaran
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/ Semester
: XI/Genap
Tahun Ajaran
: 2016/2017
Kompetensi
Indikator
Materi
Tahapan Problem
Indikator Berpikir
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
Based Learning
Reflektif
4.10
4.10.1 Menguji sifat
Indikator
(1) Orientasi siswa
Reacting
Siswa membaca wacana
LKS,
Menganalisis
asam
dan
basa
alam, kertas
pada masalah
indikator asam dan basa Lembar
trayek perubahan menggunakan
lakmus,
dalam LKS sesuai arahan Obsrvasi
pH
beberapa indikator
alam,
indikator
guru
setelah
guru
indikator
yang kertas lakmus dan
universal
menyampaikan
tujuan
diekstrak
dari indikator universal
pembelajaran.
bahan
alam
melalui
percobaan
Indikator
(2)Mengorganisir
Reacting
Siswa
mengidentifikasi
LKS,
alam, kertas
siswa
untuk
masalah
pada
wacana Lembar
lakmus,
belajar
indikator asam dan basa Obsrvasi
indikator
dengan berdiskusi kelompok
universal
Larutan asam (3)Membimbing
Reacting
Siswa mengidentifikasi sifat
LKS,
dan basa
penyelidikan
jeruk dan sabun setelah diuji Lembar
individu maupun
berdasarkan indra peraba dan Obsrvasi,
kelompok
pengecap.
Tes
Indikator
(3)Membimbing
Reacting
Siswa menuliskan perubahan
LKS,
alam, kertas
penyelidikan
warna dari berbagai larutan Lembar
67
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
4.10.2 Membedakan
sifat larutan asam
dan
basa
menggunakan
beberapa indikator
Materi
Pembelajaran
lakmus,
indikator
universal
Tahapan Problem
Based Learning
individu maupun
kelompok
Indikator Berpikir
Reflektif
Larutan asam
dan basa
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing
Larutan asam
dan basa
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Contemplating
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
universal
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Contemplating
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
setelah diuji menggunakan Observasi,
indikator
alam,
kertas
Tes
lakmus,
dan
indikator
universal.
Siswa
mempresentasikan
LKS,
perbedaan larutan asam dan Lembar
basa
berdasarkan
indra Observasi,
peraba atau pengecap.
Tes
Siswa
mempresentasikan
LKS,
untuk
menyimpulkan Lembar
mengenai larutan asam dan Observasi,
basa
berdasarkan
indra
Tes
peraba atau pengecap
Siswa
mempresentasikan
LKS,
untuk membedakan larutan Lembar
asam dan basa berdasarkan Observasi,
perubahan
warna
dari
Tes
berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
Siswa
mempresentasikan
LKS,
untuk menyimpulkan larutan Lembar
asam dan basa berdasarkan Observasi,
perubahan
warna
dari
Tes
68
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
universal
Tahapan Problem
Based Learning
Reaksi ionisasi (4)Mengembangkan
asam dan basa
dan menyajikan
hasil karya
3.10 Menjelaskan
konsep asam dan
basa
serta
kekuatannya dan
kesetimbangan
pengionannya
dalam larutan
13.10.1 Menjelaskan
konsep asam dan
basa
menurut
Arrhenius
melalui
sumber yang relevan
Indikator Berpikir
Reflektif
Reacting
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
universal
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contemplating
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(1) Orientasi siswa
pada masalah
Reacting
Teori asam
dan basa
(2)Mengorganisir
siswa
untuk
Comparing
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
Siswa
mempresentasikan
LKS,
untuk menuliskan reaksi Lembar
ionisasi dari larutan NaOH, Observasi,
H2SO4,
CH3COOH,
Tes
Mg(OH)2
dan
H2 O
berdasarkan
data
hasil
percobaan.
Siswa
menyimpulkan
LKS,
kembali
mengenai
sifat Lembar
larutan asam dan basa dari Observasi,
indikator
alam,
kertas
Tes
lakmus,
dan
indikator
universal.
Siswa membaca wacana
LKS,
manfaat obat maag setelah Lembar
guru menyampaikan tujuan Observasi
pembelajaran.
Siswa membagi tugas dalam
kelompok untuk membeda-
LKS,
Lembar
69
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
13.10.2 Menjelaskan
konsep asam dan
basa
menurut
Bronsted-Lowry
menggunakan
berbagai sumber
Materi
Pembelajaran
Arrhenius
Tahapan Problem
Based Learning
belajar
Indikator Berpikir
Reflektif
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(3)Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Reacting
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
(2)Mengorganisir
siswa
untuk
belajar
Contemplating
Teori asam
dan basa
BronstedLowry
Teori asam
(3)Membimbing
Comparing
Reacting
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
kan
teori
Arrhenius, Observasi
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Siswa
bertanya
apabila
LKS,
mengalami kesulitan dalam Lembar
memecahkan masalah yang Observasi
ada pada LKS asam dan basa
setelah melakukan percobaan.
Siswa memberi tanggapan
LKS,
berupa saran, komentar, atau Lembar
pertanyaan kepada kelompok Observasi,
penyaji untuk membedakan
Tes
teori Arrhenius, BronstedLowry, dan Lewis.
Masing-masing
kelompok
LKS,
menyimpulkan kembali teori Lembar
asam dan basa menurut Observasi,
Arrhenius.
Tes
Siswa membagi tugas dalam
kelompok
untuk
membedakan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Siswa
bertanya
apabila
LKS,
Lembar
Observasi
LKS,
70
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
13.10.3 Menjelaskan
konsep asam dan
basa menurut Lewis
menggunakan
berbgai sumber
Materi
Pembelajaran
dan basa
BronstedLowry
Tahapan Problem
Based Learning
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Indikator Berpikir
Reflektif
Teori asam
dan basa
BronstedLowry
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing
Teori asam
dan basa
BronstedLowry
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
(2)Mengorganisir
siswa
untuk
belajar
Contemplating
Comparing
Siswa membagi tugas dalam
kelompok
untuk
membedakan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
LKS,
Lembar
Observasi
(3)Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Reacting
Siswa
bertanya
apabila
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah yang
ada pada LKS asam dan basa
setelah melakukan percoba-
LKS,
Lembar
Observasi
Teori asam
dan basa
Lewis
Teori asam
dan basa
Lewis
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
mengalami kesulitan dalam Lembar
memecahkan masalah yang Observasi
ada pada LKS asam dan basa
setelah melakukan percobaan.
Siswa memberi tanggapan
LKS,
berupa saran, komentar, atau Lembar
pertanyaan kepada kelompok Observasi,
penyaji untuk membedakan
Tes
teori
teori
Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Masing-masing
kelompok
LKS,
menyimpulkan kembali teori Lembar
asam dan basa menurut Observasi,
Bronsted-Lowry.
Tes
71
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Teori asam
dan basa
Lewis
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing
Teori asam
dan basa
Lewis
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
13.10.4 Menuliskan Asam dan basa (1) Orientasi siswa
kesetimbangan
pada masalah
pengionan asam dan
basa
Urutan
(2)Mengorganisir
kekuatan asam
siswa
untuk
basa dan
belajar
kesetimbangan
pengionan
asam dan basa
13.10.5 Menentukan
Urutan
(3)Membimbing
Contemplating
Reacting
Comparing
Comparing
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
an.
Siswa memberi tanggapan
LKS,
berupa saran, komentar, atau Lembar
pertanyaan kepada kelompok Observasi,
penyaji untuk membedakan
Tes
teori Arrhenius, BronstedLowry, dan Lewis.
Masing-masing
kelompok
LKS,
menyimpulkan kembali teori Lembar
asam dan basa menurut Teori Observasi,
Lewis.
Tes
Siswa membaca wacana noda
kunyit yang menempel pada
baju
setelah
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Siswa membagi tugas dalam
kelompok
untuk
membedakan urutan kekuatan
asam dan basa berdasarkan
tetapan asam (Ka) dan
tetapan basa (Kb) serta
kesetimbangan
pengionan
asam-basa dalam air.
Siswa berdiskusi membahas
LKS,
Lembar
Observasi
LKS,
Lembar
Observasi
LKS,
72
Kompetensi
Dasar
Indikator
Materi
Tahapan Problem
Pembelajaran
Pembelajaran
Based Learning
urutan
kekuatan kekuatan asam
penyelidikan
asam
atau
basa
basa dan
individu maupun
berdasarkan
harga kesetimbangan
kelompok
tetapan asam (Ka)
pengionan
atau tetapan basa asam dan basa
(Kb)
berdasarkan
data hasil percobaan.
4.10
4.10.3 Menganalisis
Indikator
(4)Mengembangkan
Menganalisis
trayek perubahan pH
Universal
dan menyajikan
trayek perubahan menggunakan
hasil karya
pH
beberapa beberapa indikator
indikator
yang
diekstrak
dari
bahan
alam
melalui
percobaan
Indikator
(5)Menganalisis dan
alam,
mengevaluasi
kesetimbangan
proses
pengionan
pemecahan
asam-basa,
masalah
dan urutan
kekuatan
asam-basa
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
pertanyaan-pertanyaan yang
ada
pada
LKS
untuk
membedakan urutan kekuatan
asam basa dan tetapan
kesetimbangan air
Lembar
Observasi
Comparing
Siswa memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa
menggunakan
indikator
universal.
LKS,
Lembar
Observasi
Contemplating
Masing-masing
kelompok
menyimpulkan
kembali
tentang trayek perubahan pH
dan warna indikator bahan
alam,
kesetimbangan
pengionan asam-basa, dan
urutan kekuatan asam-basa
LKS,
Lembar
Observasi
73
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Ajaran
Alokasi Waktu
Pertemuan
:SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
: Kimia
: XI/2
: 2016 - 2017
: 2 x 45 menit
:1
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan
Indikator:
4.10.1 Menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal
74
4.10.2 Membedakan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal
2. Siswa mampu mendiskusikan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator
D. Materi Pembelajaran
Indikator Asam Basa
Indikator adalah suatu zat yang digunakan untuk membedakan asam atau basa (Brady, 2000, hlm. 201). Secara umum,
indikator adalah asam atau basa lemah yang membentuk kesetimbangan dalam air (Syukri, 1999, hlm. 425).
Indikator Asam
dan Basa
-
Indikator alami:
Kulit buah naga
-Bunga terompet
-
Bunga mawar
-Kubis ungu
-
Bawang merah
-Kunyit
-
Bawang putih
-dll
-
Indikator buatan :
Kertas lakmus : -lakmus merah
-
- lakmus biru
Indikator universal
-
pH meter
75
E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model
: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pendekatan
: Saintifik
Metode
: Diskusi, tanya jawab dan percobaan
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pendahuluan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
Guru
1. Guru mengucapkan salam
membuka kegiatan, dan berdoa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
untuk
Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
2. Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang contoh asam dan basa
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru memberikan LKS berbasis masalah
yang berisi wacana indikator asam dan
basa.
4. Guru meminta pendapat siswa mengenai
wacana indikator asam dan basa.
Berpikir Reflektif
Siswa
1. Siswa menjawab salam dan berdoa
2. Siswa
mendengarkan
memperhatikan guru
Alokasi
waktu
5’
dan
15’
1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
2. Siswa memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru mengenai contoh asam
dan basa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Siswa membaca wacana indikator asam
dan basa.
Reacting
4.Siswa mengemukakan pendapat mereka
tentang konsep asam dan basa melalui
wacana indikator asam dan basa.
Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam
1. Siswa menyimak pembagian kelompok
belajar
1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
10’
76
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
dan mempersilahkan untuk duduk bersama
yang telah diatur oleh guru
kelompoknya masing-masing.
2. Guru mempersilahkan siswa untuk
2. Siswa mengidentifikasi masalah
mengidentifikasi
masalah
pada
pada wacana indikator asam dan
wacana indikator asam dan basa
basa dengan berdiskusi kelompok
dengan berdiskusi kelompok
Tahap
Membimbing penyelidikan
individual
maupun
1. Siswa mengidentifikasi sifat jeruk dan
kelompok
1. Guru
membimbing
siswa
untuk
sabun berdasarkan indra peraba dan
mengidentifikasi sifat jeruk dan sabun
pengecap.
berdasarkan indra peraba dan pengecap.
2. Guru mendorong siswa melakukan 2. Siswa melakukan percobaan untuk
percobaan untuk pemecahan masalah yang
menemukan solusi dari masalah yang
terdapat dalam LKS larutan asam dan
ada di LKS larutan asam dan basa
basa.
3. Guru menginstruksikan siswa untuk 3. Siswa menuliskan perubahan warna
menuliskan perubahan warna dari berbagai
dari berbagai larutan setelah diuji
larutan setelah diuji menggunakan
menggunakan indikator alam, kertas
indikator alam, kertas lakmus, dan
lakmus, dan indikator universal.
indikator universal.
Tahap
4:
Mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya
1. Guru
Berpikir Reflektif
Reacting
25’
3:
membimbing
siswa
untuk 1. Siswa mempresentasikan perbedaan
Alokasi
waktu
Reacting
15’
Comparing
77
Tahapan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
mempresentasikan perbedaan larutan
larutan asam dan basa berdasarkan
asam dan basa berdasarkan indra peraba
indra peraba atau pengecap.
atau pengecap.
2. Guru
membantu
siswa
untuk 2. Siswa
menyimpulkan
mengenai
menyimpulkan mengenai larutan asam
larutan asam dan basa berdasarkan
dan basa berdasarkan indra peraba atau
indra peraba atau pengecap
pengecap
3. Guru
membimbing
siswa
untuk 3. Siswa membedakan larutan asam dan
membedakan larutan asam dan basa
basa berdasarkan perubahan warna dari
berdasarkan perubahan warna dari
berbagai
larutan
setelah
diuji
berbagai
larutan
setelah
diuji
menggunakan indikator alam, kertas
menggunakan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal.
lakmus, dan indikator universal.
4. Guru
membantu
siswa
untuk 4. Siswa menyimpulkan larutan asam dan
menyimpulkan larutan asam dan basa
basa berdasarkan perubahan warna dari
berdasarkan perubahan warna dari
berbagai
larutan
setelah
diuji
berbagai
larutan
setelah
diuji
menggunakan indikator alam, kertas
menggunakan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal.
lakmus, dan indikator universal.
5. Guru
membimbing
siswa
untuk 5. Siswa menuliskan reaksi ionisasi dari
menuliskan reaksi ionisasi dari larutan
larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH,
NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan
Mg(OH)2 dan H2O berdasarkan data
H2O berdasarkan data hasil percobaan.
hasil percobaan.
Berpikir Reflektif
Contemplating
Comparing
Contemplating
Reacting
Alokasi
waktu
78
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Guru
Berpikir Reflektif
Siswa
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
1. Guru menginstruksikan siswa masingmasing kelompok untuk menyimpulkan
kembali mengenai sifat larutan asam dan
basa dari beberapa indikator.
Penutup
1. Siswa
menyimpulkan
kembali
mengenai sifat larutan asam dan basa
dari beberapa indikator.
1. Guru menugaskan siswa untuk membaca 1. Siswa memperhatikan tugas
materi asam-basa menurut teori Arrhenius,
diberikan guru.
Bronsted-Lowry dan Lewis
2. Guru menutup pembelajaran dengan 2. Siswa membaca doa bersama
membaca doa
yang
G. Sumber Belajar
1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga.
2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya
H. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan spidol
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Laptop dan infocus
I. Penilaian
 Teknik Instrumen
: Tertulis
Alokasi
waktu
10’
Contemplating
10’
79


Bentuk Instrumen
Instrumen
: Uraian
: Terlampir
Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan
Menik Stri Wuranti., ST
Tangerang Selatan, 16 Januari 2017
Peneliti
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Ajaran
Alokasi Waktu
Pertemuan
:SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
: Kimia
: XI/2
: 2016 - 2017
: 2 x 45 menit
:2
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan
Indikator:
3.10.1 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius melalui sumber yang relevan
3.10.2 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber
81
3.10.3 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Lewis menggunakan berbagai sumber
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius melalui sumber yang relevan
2. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber
3. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Lewis menggunakan berbagai sumber
D. Materi Pembelajaran
Teori Asam Basa
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak jaman dulu. Istilah asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka.
Istilah basa (alkali) diambil dari bahasa arab untuk abu. Jauh sebelum Arrhenius, berabad-abad yang lalu para ilmuan telah
mendefinisikan asam dan basa atas dasar sifat-sifatnya. Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa semua asam selalu
mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen. Selanjutnya di tahun 1810, Davy menunjukkan bahwa asam muriatat (asam
hidriklorida) hanya mengandung hidrogen dan klor. Tidak mengandung oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah
dan bukan oksigen yang menjadi unsur dasar di dalam asam (Petrucci, 1987, hlm. 260).
1. Asam dan basa menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam apabila suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+).
Contoh :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Sedangkan basa apabila larutan terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-).
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang
merupakan katalis yang paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang paling baik, yaitu asam kuat.
Semakin kuat asam, semakin tinggi konsentrasi H+di dalam larutannya (Petrucci, 1987, hlm. 261).
2. Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton.
Contoh:
82
HCl + NH3
(1)
(asam)
(2)
(basa)
Cl- + NH4+
(1)
(2)
(basa konjugasi) (asam konjugasi)
Suatu asam (1) kehilangan proton akan menjadi basa (1) dan basa (2) yang mendapatkan proton akan menjadi asam
(2). Secara umum perpindahan proton berlaku dua arah (reversibel). Jika basa (1) mendapatkan kembali proton, asam (1)
terbentuk. Basa (1) disebut basa konjugasi dari asam. Begitu juga asam (2) adalah asam konjugat dari basa (2) (Patrucci,
1987, hlm. 262)
3. Asam dan Basa Menurut Lewis
Menurut Lewis, asam adalah akseptor (penerima) pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan
elektron. Dalam hal ini dapat diketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang mempunyi orbital yang belum penuh dan
kekurangan elektron. Basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Contoh :
Dalam reaksi di atas, BF3 berfungsi sebagai basa lewis dan NH3 sebagai basa lewis sebuah ikatan pasangan elektron (ikatan
koordinat kovalen) terbentuk diantara atom B dan N (Patrucci, 1987, hlm 263-264).
E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model
: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pendekatan
: Saintifik
Metode
: Diskusi dan tanya jawab
83
F. Langkah Pembelajaran
Tahapan
Pendahuluan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
Guru
1. Guru
mengucapkan
salam
membuka kegiatan, dan berdoa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
untuk
Siswa
1.Siswa menjawab salam dan berdoa
2.Siswa
mendengarkan
dan
memperhatikan guru
3. Guru meriview pembelajaran kemarin 3.Siswa menjawab sifat larutan asam dan
mengenai sifat larutan asam dan basa dari basa dari beberapa indikator.
beberapa indikator.
Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
materi asam dan basa yang akan dicapai
2. Guru melakukan apersepsi:
2.Siswa memperhatikan dan menjawab
Bertanya tentang kegunaan obat maag
pertanyaan guru tentang kegunaan obat
maag
3. Guru memberikan LKS berbasis masalah 3. Siswa membaca wacana manfaat obat
yang berisi wacana manfaat obat maag
maag
4. Guru meminta pendapat siswa mengenai 4.Siswa mengemukakan pendapat mereka
wacana manfaat obat maag
tentang manfaat obat maag
Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam
1. Siswa duduk berdasarkan kelompoknya
belajar
1. Guru mempersilahkan siswa duduk
masing-masing
bersama kelompoknya masing-masing.
2. Guru mengarahkan setiap kelompok 2. Siswa mencari sumber terkait untuk
mencari sumber untuk memecahkan
memecahkan masalah yang ada dalam
masalah yang ada dalam LKS asam dan
LKS asam dan basa mengenai teori
Berpikir Reflektif
Alokasi
waktu
5’
15’
Reacting
10’
84
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
basa mengenai teori Arrhenius, BronstedArrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Lowry, dan Lewis.
3. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi 3.Siswa membagi tugas dalam kelompok
mengenai masalah yang ada dalam LKS
untuk membedakan teori Arrhenius,
asam dan basa tentang teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Tahap 3: Membimbing penyelidikan
individual
maupun
1. Siswa bertanya apabila mengalami
kelompok
1. Guru memberikan bimbingan kepada
kesulitan dalam memecahkan masalah
kelompok yang mengalami kesulitan
yang ada pada LKS asam dan basa
dalam memecahkan masalah yang ada
pada LKS asam dan basa
2.Guru mendorong siswa bekerjasama dalam 2. Siswa
bekerjasama
dalam
memecahkan masalah
memecahkan masalah
3.Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi
membahas pertanyaan-pertanyaan yang
ada pada LKS asam dan basa.
Berpikir Reflektif
Alokasi
waktu
Comparing
25’
Reacting
3.Siswa berdiskusi membahas pertanyaanpertanyaan yang ada pada LKS asam
dan basa.
15’
Tahap
4:
Mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan masing-masing 1. Siswa
perwakilan
kelompok
kelompok untuk menyampaikan hasil
menyampaikan hasil diskusi di depan
diskusi di depan kelas.
kelas.
85
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
2. Guru meminta kelompok lain untuk 2.Siswa memberi tanggapan berupa saran,
memberi
tanggapan
berupa
saran, komentar, atau pertanyaan kepada
komentar, atau pertanyaan kepada kelompok penyaji untuk membedakan
kelompok penyaji.
teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis.
3. Guru memberi motivasi kepada siswa 3.Siswa menjawab pertanyaan guru apabila
berupa pertanyaan apabila diskusi tidak diskusi tidak hidup
hidup
Berpikir Reflektif
Comparing
10’
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Inti
Penutup
1. Guru menginstruksikan siswa masingmasing kelompok menyimpulkan kembali
teori asam dan basa menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis
Alokasi
waktu
1. Masing-masing
kelompok
menyimpulkan kembali teori asam
dan basa menurut Arrhenius, BronstedLowry, dan Lewis.
1. Guru menugaskan siswa untuk membaca 1. Siswa memperhatikan tugas
materi tentang kekuatan asam basa dan
diberikan guru.
kesetimbangannya
2. Guru menutup pembelajaran dengan 2.Siswa membaca doa bersama
membaca doa
yang
G. Sumber Belajar
1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga.
2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya
Contemplating
10’
86
H. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan spidol
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Laptop dan infocus
I. Penilaian
 Teknik Instrumen
 Bentuk Instrumen
 Instrumen
: Tertulis
: Uraian
: Terlampir
Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan
Menik Stri Wuranti., ST
Tangerang Selatan, 18 Januari 2017
Peneliti
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Ajaran
Alokasi Waktu
Pertemuan
:SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
: Kimia
: XI/2
: 2016 - 2017
: 2 x 45 menit
:3
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan
Indikator:
3.10.4 Menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa
88
3.10.5 Menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) berdasarkan
data hasil percobaan
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan
Indikator:
4.10.3 Menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa
2. Siswa mampu menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
berdasarkan data hasil percobaan
3. Siswa mampu menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator
D. Materi Pembelajaran
Kesetimbangan Pengionan
Senyawa elektrolit dalam air terurai menjadi ion positif dan negatif disebut pengionan atau ionisasi. Senyawa yang
termasuk elektrolit adalah asam, basa, dan garam. Asam dan basa yang larut tetapi terion sebagian disebut asam dan basa lemah.
 Kesetimbangan ionisasi air
H2O(l)
H+(aq) + OH-(aq)
 Kesetimbangan asam lemah
CH3COOH(aq)
H+(aq) + CH3COO-(aq)
Maka nilai :
89
Ka = [H+] [CH3COO-]
[CH3COOH]
 Kesetimbangan basa lemah
NH4OH(aq)
OH-(aq) + NH4+(aq)
+
+
Ka = [H ] [NH4 ]
[NH4OH]
Konstanta kesetimbangan air (Kw) merupakan hasil kali antara konsentrasi molar ion H+ dengan ion OH- pada suhu tertentu.
Dalam air murni pada suhu 25oC, konsentrasi ion H+ sama dengan ion OH-. Penambahan suatu asam akan menyebabkan [H+]
dalam larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah hasil kali [H+] dan [OH-]. Hal ini disebabkan karena kesetimbangan akan
bergeser ke kiri yang menyebabkan pengurangan [OH-], begitu pula sebaliknya. Sehingga :
Dalam air murni (larutan netral) : [H+] = [OH-]
: [H+] > [OH-]
Dalam larutan asam
Dalam larutan basa
: [H+] < [OH-]
Kekuatan asam dan basa
Tabel konstanta kesetimbanagn asam (Ka)
Nama
Rumus
Ka
Asam sulfat
H2SO4
1,0 x 1010
Asam klorida
Asam fluorida
Asam format
Asam asetat
Asam benzoat
Asam sulfida
Asam sianida
HCl
HF
CH2OH
CH3COOH
C6H5COOH
H2S
HCN
1,0 x 107
6,6 x 10-4
1,8 x 10-4
1,8 x 10-5
6,5 x 10-5
1,1 x 10-7
4,9 x 10-10
90
Asam askorbat
Asam fosfit
H2C6H6O6
H3PO3
1,6 x 10-10
2,6 x 10-12
Tabel konstanta kesetimbanagn basa (Kb)
Nama
Rumus
Kb
Amonia
Metilamin
Trimetilamin
Hidroksilamin
Anilin
NH3
CH3NH2
(CH3)3N
HONH2
C6H5NH2
-5
1,8 x 10
4,2 x 10-4
6,3 x 10-5
1,1 x 10-8
3,8 x 10-10
E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model
: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pendekatan
: Saintifik
Metode
: Diskusi dan tanya jawab
Note:
Semakin besar nilai Ka, semakin kuat asam.
Semakin besar nilai Kb, semakin kuat basa.
91
F. Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
1. Guru
mengucapkan
salam
untuk 1. Siswa menjawab salam dan berdoa
membuka kegiatan, dan berdoa.
Pendahuluan
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
2.Siswa
mendengarkan
dan
memperhatikan guru
3. Guru meriview pembelajaran kemarin 3.Siswa menjawab teori asam dan basa
mengenai teori asam dan basa menurut menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis
Lewis.
Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
materi asam dan basa yang akan dicapai
2. Guru melakukan apersepsi:
2.Siswa memperhatikan dan menjawab
Bertanya tentang noda kunyit yang
pertanyaan guru tentang noda kunyit
menempel pada baju.
yang menempel pada baju.
3. Guru memberikan LKS berbasis masalah 3. Siswa membaca wacana noda kunyit
yang berisi wacana noda kunyit yang
yang menempel pada baju.
Inti
menempel pada baju.
4. Guru meminta pendapat siswa mengenai 4.Siswa mengemukakan pendapat mereka
wacana noda kunyit yang menempel pada
tentang noda kunyit yang menempel
baju.
pada baju.
Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam
1. Siswa
duduk
berdasarkan
belajar
1. Guru mempersilahkan siswa duduk
kelompoknya masing-masing
bersama kelompoknya masing-masing.
Tahapan
Berpikir Reflektif
Alokasi
waktu
5’
15’
Reacting
10’
Comparing
92
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
2. Guru mengarahkan setiap kelompok 2. Siswa membuat irisan garis ketiga
membuat irisan garis ketiga indikator
indikator untuk menunjukkan kisaran
untuk menunjukkan kisaran pH larutan
pH larutan
Berpikir Reflektif
Alokasi
waktu
3.Mengarahkan siswa untuk membagi tugas 3. Siswa membagi tugas dalam kelompok
dalam kelompok untuk membedakan
untuk membedakan urutan kekuatan
urutan kekuatan asam dan basa
asam dan basa berdasarkan tetapan
berdasarkan tetapan asam (Ka) dan tetapan
asam (Ka) dan tetapan basa (Kb) serta
basa (Kb) serta kesetimbangan pengionan
kesetimbangan pengionan asam-basa
asam-basa dalam air.
dalam air.
Tahap
Membimbing penyelidikan
individual
maupun
kelompok
1. Guru memberikan bimbingan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah yang ada
pada LKS
Inti
25’
3:
2. Guru mendorong siswa bekerjasama
dalam memecahkan masalah
3. Guru
mengarahkan
siswa
untuk
berdiskusi
membahas
pertanyaanpertanyaan yang ada pada LKS untuk
membedakan urutan kekuatan asam basa
dan tetapan kesetimbangan air
1. Siswa bertanya apabila mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah
yang ada pada LKS
3. Siswa bekerjasama dalam memecahkan
masalah
4. Siswa berdiskusi membahas pertanyaanpertanyaan yang ada pada LKS untuk
membedakan urutan kekuatan asam basa
dan tetapan kesetimbangan air
Comparing
93
Tahapan
Tahap
4:
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Mengembangkan
dan
menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan masing-masing
kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi
2. Guru meminta kelompok lain untuk
memberi
tanggapan
berupa
saran,
komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji.
Siswa
Penutup
Alokasi
waktu
15’
1. Siswa
perwakilan
kelompok
menyampaikan hasil diskusi
2.Siswa memberi tanggapan berupa saran,
komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa dan tetapan
kesetimbangan air
3. Guru memberi motivasi kepada siswa 3.Siswa menjawab pertanyaan guru apabila
berupa pertanyaan apabila diskusi tidak diskusi tidak hidup
hidup
Inti
Berpikir Reflektif
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
1. Guru menginstruksikan siswa masing1. Masing-masing
kelompok
masing kelompok menyimpulkan kembali
menyimpulkan kembali tentang trayek
tentang trayek perubahan pH dan warna
perubahan pH dan warna indikator
indikator bahan alam, kesetimbangan
bahan alam, kesetimbangan pengionan
pengionan asam-basa, dan urutan kekuatan
asam-basa, dan urutan kekuatan asamasam-basa
basa
1. Guru menugaskan siswa untuk membaca 1. Siswa memperhatikan tugas yang
kembali materi asam-basa
diberikan guru.
Comparing
10’
Contemplating
10’
94
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
2. Guru menutup pembelajaran dengan 2.Siswa membaca doa bersama
membaca doa
Berpikir Reflektif
E. Sumber Belajar
1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga.
2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan spidol
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Laptop dan infocus
G. Penilaian
 Teknik Instrumen
 Bentuk Instrumen
 Instrumen
: Tertulis
: Uraian
: Terlampir
Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan
Menik Stri Wuranti., ST
Tangerang Selatan, 30 Januari 2017
Peneliti
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
Alokasi
waktu
95
Lampiran 5
TES BERPIKIR REFLEKTIF
Mata pelajaran
: Kimia
Pokok Bahasan
: Asam Basa
Waktu
: 2 x 45 menit
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum mengisi soal !
2. Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan !
3. Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan lebih dahulu soal yang kamu
anggap mudah !
4. Dalam menjawab soal tuliskan apa yang diketahui, ditanya, jawaban, dan
kesimpulan !
5. Periksa kembali hasil kerjaanmu sebelum dikumpulkan !
1. Perhatikan gambar !
Noni menguji salah satu senyawa yang ada di komposisi sabun. Senyawa
tersebut mudah terionisasi, berwarna putih, dapat membirukan lakmus merah,
memiliki
Mr
40,
dikenal
dengan sebutan soda kaustik
dan
Komposisi : Coconut Oil, Sodium
Hidroksida, Milk, Wather, Sodium
Benzoat, Olive Oil, Ealaeis
Guneensis, Propylparaben dan
Metylpraben.
bahan
pembuatan
utama
sabun.
dalam
Uraikan
informasi apa yang diketahui,
ditanya,
kemudian
jawaban
berdasarkan
berikan
teori
Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan informasi tersebut
dan berikan kesimpulan !
2.
Buang angin adalah penumpukan tekanan dari dalam perut yang dilepaskan
dengan kekuatan dan dorongan yang berasal dari berbagai sumber. Peristiwa
96
buang angin ini biasanya menyebabkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak
sedap ini karena adanya gas hidrogen sulfida. Ketika hidrogen sulfida (H2S)
bereaksi dengan air (H2O) maka akan meredam
bau tak sedapnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui,
ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
3. Tania kesulitan memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi ini :
Agar Tania memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut, bantu
Tania untuk menjawabnya. Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut
berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan !
4. Perhatikan gambar obat !
Marina
lambung,
merasakan
hal
ini
sakit
dibagian
karena
asam
lambungnya naik. Kemudian Marina
meminum obat yang dapat mengurangi
rasa sakit dibagian lambungnya. Obat
yang
diminum
tersebut
dapat
membirukan lakmus merah. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi
apa
yang
diketahui,
ditanya,
kemudian
tuliskan
tetapan
kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut dan berikan kesimpulan !
97
5. Terdapat nilai tetapan ionisasi asam dari asam asetat, asam format, asam
florida, asam benzoat, asam sianida, dan asam propanoat yaitu 1,8x10-5,
1,8x10-4, 6,8x10-4, 6,5x10-5, 4,9x10-10, dan 1,4 x 10-5. Berdasarkan data
tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian urutkan
kenaiakan asam dan berikan penjelasan serta berikan kesimpulan !
6. Siswa diberi tugas oleh guru untuk menguji sifat asam basa dari bahan-bahan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu obat tetes mata, air sabun, pasta gigi, obat
maag, air tomat, dan air wortel dengan menggunakan indikator kertas lakmus.
Berdasarkan
Kertas Lakmus
Zat
pernyataan
tersebut,
uraikan informasi apa yang diketahui,
Merah
Biru
Obat tetes mata
…
…
ditanya,
kemudian
Air sabun
…
…
perubahan
kertas
Pasta gigi
…
…
dilakukan uji pada masing-masing zat
Obat maag
…
…
tersebut dan berikan kesimpulan !
Air tomat
…
…
Air wortel
…
…
bagaimana
lakmus
setelah
7. Dari pengujian larutan dengan beberapa indikator diperoleh data sebagai
berikut :
No
Zat
1.
Indikator Alam
Kertas Lakmus
Indikator
Bunga sepatu
Kunyit
Merah
Biru
Universal
Air Jeruk
Merah
Kuning cerah
Merah
Merah
2
2.
Air Sabun
Coklat
Merah
Biru
Biru
9
3.
Air Kapur
Hijau kecoklatan
Coklat
Biru
Biru
12
4.
Cuka
Merah
Kuning cerah
Merah
Merah
3
5.
Air sumur
Merah
Kuning
Merah
Biru
7
6.
Air vit
Merah
Kuning
Merah
Biru
7
98
Berdasarkan data pada tabel, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian bedakan sifat asam dan basa menggunakan indikator alam dan kertas
lakmus serta berikan kesimpulan !
8. Pak Bani membawa sampel air sungai untuk mengetahui kelayakan air sungai
tersebut, maka siswa ditugaskan untuk melakukan beberapa uji, salah satunya
adalah uji pH. Berdasarkan hasil percobaan uji pH dengan menggunakan
berbagi larutan indikator, diperoleh data sebagai berikut:
Indikator
Air sungai setelah
Nilai pH
Alam
Buatan
ditetesi indikator
Kunyit
Bromtimol biru
Kuning
<6,0
Wortel
Metil jingga
Kuning
>4,4
Metil merah
Merah
Fenolfhtalein
Tidak berwarna
Bunga
bugenfil
Jeruk nipis
<4,8
<8,0
Berdasarkan data percobaan tersebut :
a. Perkirakan berapa pH air sungai tersebut!
b. Apakah pH air sungai tersebut layak digunakan ? (Menurut peraturan
menkes RI air yang layak digunakan yakni antara pH 6,5-7,5)
(Ket: sertakan diketahui, ditanyakan dan kesimpulan)
99
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
ASAM DAN BASA
Nama
:
Kelompok
:
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
KIMIA
100
Kegiatan 1
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
Indikator
Menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan
indikator universal
Wacana 1
Bacalah wacana berikut !
Indikator alam
Kertas Lakmus
Indikator Universal
Sumber: google.com
Saat libur sekolah Zee membantu Ibu memasak untuk makan siang. Menu
makanan untuk siang nanti adalah Soto Betawi. Ibu meminta Zee untuk
menyiapkan bumbunya, termasuk mengupas dan menghaluskan kunyit. Setelah
membantu Ibu, Zee menyadari bajunya kotor dengan noda kuning karena kunyit.
Lalu, Zee mencuci baju yang kotor tadi dengan menggunakan sabun. Zee terkejut,
ternyata noda kunyit berubah menjadi merah kecoklatan, bukan menjadi bersih.
Zee pun bertanya pada Ibu yang masih memasak di dapur, “Ibuu, noda
kunyit di bajuku berubah menjadi merah kecoklatan.” Ibu menjawab, “Itu karena
kamu mencuci noda kunyit dengan sabun Zee.” Kemudian Zee bertanya, “Ibu,
jika noda kunyitnya dikasih larutan air jeruk nipis apakah bisa putih Bu?”. Ibu
menjawab, ”Warnanya akan kuning cerah jika diberikan larutan air jeruk”.
“Kenapa bisa begitu bu ?” Zee bertanya.
Ibu menjawab, “Salah satu contoh larutan asam adalah air jeruk dan
contoh larutan basa yaitu sabun. Kunyit adalah salah satu bahan indikator alam
yang bisa membedakan larutan asam dan basa. Selain itu, untuk membedakan
larutan asam dan basa dapat menggunakan berbagai indikator lain seperti kertas
lakmus dan indikator universal”. Kemudian Zee menyimpulkan dan bertanyatanya dalam hati, “Ooh berarti larutan asam basa sifatnya dapat mengubah warna
pada kunyit yang termasuk pada indikator alam. Lalu, kira-kira apa saja ya sifat
yang dapat ditimbulkan oleh larutan asam dan basa jika menggunakan indikator
alam yang lain, kertas lakmus dan indikator universal ?”
(Sumber: mystupidtheory.com).
101
1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting)
Jawab :
2.Tuliskan contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pada
wacana tersebut! (Reacting)
Jawab :
3.Bagaimana cara membedakan asam dan basa berdasarkan wacana tersebut?
(Comparing)
Jawab :
Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
4.Identifikasi masalah pada wacana 1? (Reacting)
Mari diskusikan
bersama kelompokmu !
Jawab :
102
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
5.Sebutkan sifat jeruk dan sabun berdasarkan indra peraba dan pengecap ? (Reacting)
Jawab:
Mari kita Lakukan percobaan !
6. Tabel Pengamatan : (Reacting)
No
1.
2.
Zat
Indra
Indikator Alam
Pengecap
Peraba
…..
…..
…..
…..
Air Jeruk
Air Sabun
3.
Odol
-
-
4.
Air Kentang
-
-
5.
Air Keran
-
-
6.
Air Tomat
-
-
7.
Obat Maag
-
-
8.
Cuka
-
-
Kulit buah
naga
Bawang putih
Kertas Lakmus
Kunyit
Merah
Biru
Indikator
Universal
103
Indikator
Membedakan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Diskusikan bersama kelompokmu !
7.Apa perbedaan larutan asam dan basa pada air jeruk dan air sabun berdasarkan indra
peraba atau pengecap ?(Comparing)
Jawab :
8.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan indikator alam !
(Comparing)
Jawab :
No
Zat
Indikator Alam
Kulit buah naga
1.
Air Jeruk
2.
Air Sabun
3.
Odol
4.
Air Kentang
5.
Air Keran
6.
Air Tomat
7.
Obat Maag
8.
Cuka
Bawang putih
Kunyit
104
9.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan kertas lakmus!
(Comparing)
Jawab :
No
Zat
Kertas Lakmus
Merah
1.
2.
Air Jeruk
Air Sabun
3.
4.
Odol
Air Kentang
5.
6.
7.
8.
Air Keran
Air Tomat
Obat Maag
Cuka
Biru
10.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan indikator
universal ! (Comparing)
Jawab :
No
Zat
1.
2.
Air Jeruk
Air Sabun
3.
4.
Odol
Air Kentang
5.
6.
7.
8.
Air Keran
Air Tomat
Obat Maag
Cuka
Indikator
Universal
11.Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O!
(Reacting)
Jawab :
H2O
NaOH
H2SO4
CH3COOH
Mg(OH)2
105
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Indikator
Mengevaluasi hasil percobaan yang telah dipresentasikan
12.Simpulkan kembali sifat larutan asam dan basa berdasarkan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal ! (Contemplating)
Jawab :
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
106
Kegiatan 2
Indikator

Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius melalui sumber yang relevan

Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Bronsted-Lowry menggunakan berbagai
sumber

Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Lewis menggunakan berbagai sumber
Wacana 2
Bacalah wacana berikut !
Sumber: google.com
Pagi hari Marina bergegas pergi ke sekolah. Setibanya di sekolah ia langsung masuk ke
kelas dan tidak sempat sarapan karena bel sudah berbunyi. Setelah 2 pelajaran selesai bel istirahat
pun berbunyi. Ia dan temannya bergegas pergi ke kantin. Lalu mereka memesan mie, Marina
menambahkan 4 sendok sambal kedalam mienya. Setelah pulang sekolah Marina bergegas pulang
ke rumah. Malam hari setelah makan, tiba-tiba ia merasa sakit di bagian lambung. Ia merasa sakit
sekali dan keringat dingin keluar disekujur tubuhnya. Hal ini disebabkan, kadar asam lambung
Marina naik. Ibu Marina memberikan obat sakit mag. Beberapa jam kemudian rasa sakit Marina
sudah tidak terasa lagi. Obat mag tersebut dapat menurunkan asam lambung Marina yang berlebih.
Di dalam obat mag terkandung zat yang bersifat basa yang dapat mengurangi kelebihan asam
lambung. Asam yang terkandung dalam lambung yaitu HCl dan basa yang terkandung dalam obat
mag yaitu Mg(OH)2, Al(OH)3, atau campuran keduanya. Obat mag dapat mengurangi kelebihan
asam lambung karena terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat mag.
(Sumber : kompasiana.com)
107
1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting)
Jawab :
2.Tuliskan reaksi yang terjadi antara asam lambung dengan obat maag! (Reacting)
Jawab :
Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
Mari diskusikan bersama kelompokmu !
3.Apa perbedaan teori asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis !
(Comparing)
Jawab :
a. Arrhenius :
b. Bronsted Lowry :
c. Lewis :
108
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4.Tuliskan reaksi ionisasi asam atau basa berikut dalam air! (Reacting)
a. H2SO4(aq) →
b. HNO3(aq) →
c. Ba(OH)2(aq) →
d. KOH(aq)
→
5.Lengkapi reaksi berikut kemudian tentukan manakah yang donor ion H+ atau
akseptor ion H+ ! (Reacting)
a. CH3COOH(aq) + H2O (l)
CH3COO- (aq) + …..
b.
...….
c. NH4+(aq)
+ H2O(l)
H3O+(aq) + HSO4-(aq)
+ ……
NH3(aq)+ H3O+(aq)
6.Bedakan pasangan asam-basa konjugasi dalam reaksi asam-basa berikut !
(Comparing)
a. HCl + H2O
H3O+ + Cl-
b. HF + HCl
H2F+ + Cl-
7.Bedakan asam dan basa Lewis pada reaksi berikut! (Comparing)
a. NH3 + H+ → NH4+
b. NH3 + BF3 → BF3NH3
109
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tuliskan hasil jawabanmu
di depan kelas !
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
8.Simpulkan kembali jawabanmu jika ada yang salah ! (Contemplating)
Jawab :
9.Simpulkan kembali teori asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis ! (Contemplating)
Jawab :
110
Kegiatan 3
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
Indikator
Menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator
Wacana 3
Bacalah wacana berikut !
Sumber: google.com
Pada wacana 1 dapat diketahui bahwa noda kunyit akan memberikan warna
yang berbeda. Ketika noda kunyit diberi larutan asam akan berubah warna menjadi
kuning cerah dan ketika diberi larutan basa akan berubah warna menjadi coklat.
Apabila kita menjumpai beberapa larutan yang tidak dikenal, misalnya bahan-bahan
larutan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, atau bahan-bahan di
laboratorium, bagaimana cara kita memperkirakan pH suatu larutan yang tidak
dikenal itu untuk mengetahui apakah larutan tersebut termasuk asam atau basa?
Note :
Gunakan data hasil percobaan nilai pH pada kegiatan 1.
1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting)
Jawab :
111
Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
Mari diskusikan bersama kelompokmu !
2.Sebutkan masalah pada wacana 3? (Reacting)
Jawab :
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
3.Tuliskan kembali data hasil percobaan pada kegiatan 1! (Reacting)
Jawab :
No
Zat
Indikator Alam
Kulit buah naga
1.
Air Jeruk
2.
Air Sabun
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Odol
Air Kentang
Air Keran
Air Tomat
Obat Maag
Cuka
No
Zat
1.
Air Jeruk
2.
Air Sabun
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Odol
Air Kentang
Air Keran
Air Tomat
Obat Maag
Cuka
Indikator
Universal
Bawang putih
Kunyit
112
Tabel trayek pH berbagai indikator
Analisislah data pengamatan
yang
kalian
peroleh
dari
percobaan yang telah dilakukan
sebelumnya !
Dari hasil pengamatan perubahan
warna
larutan,
kemudian
cocokkan dengan tabel perubahan
warna yang menunjukkan harga
pH tertentu !
Indikator
Trayek pH
Perubahan Warna
Metil jingga
3,1-4,4
Merah-kuning
Bromtimol biru
6,0-7,6
Kuning-biru
Fenoftalein
8,0-9,6
Tidak berwarna-merah
Kuning alizarin
10,1-12,0
Kuning- merah
4.Buatlah irisan garis ketiga indikator untuk masing-masing larutan yang berbeda
untuk menunjukkan kisaran pH larutan tersebut! (Comparing)
 Air Jeruk
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
 Air Sabun
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
 Odol
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
 Air Kentang
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
 Air Keran
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
 Air Tomat
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
113
 Obat maag
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
 Cuka
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
Indikator
Menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa
Kesetimbangan Pengionan
Senyawa elektrolit dalam air terurai menjadi ion positif dan negatif disebut
pengionan atau ionisasi. Senyawa yang termasuk elektrolit adalah asam, basa, dan garam.
Asam dan basa yang larut tetapi terion sebagian disebut asam dan basa lemah.


Kesetimbangan ionisasi air
H2O(l)
H+(aq) + OH-(aq)
Kesetimbangan asam lemah
H+(aq) + CH3COO-(aq)
CH3COOH(aq)
Ka = [H+] [CH3COO-]
[CH3COOH]

Kesetimbangan basa lemah
OH-(aq) + NH4+(aq)
NH4OH(aq)
Ka = [H+] [NH4+]
[NH4OH]
Kekuatan asam dan basa
Asam format
CH2OH
1,8 x 10-4
Tabel konstanta kesetimbanagn asam (Ka)
Asam asetat
CH3COOH
1,8 x 10-5
Asam benzoat
C6H5COOH
6,5 x 10-5
Asam sulfida
H2S
1,1 x 10-7
Asam sianida
HCN
4,9 x 10-10
Asam askorbat
H2C6H6O6
1,6 x 10-10
Asam fosfit
H3PO3
2,6 x 10-12
Nama
Asam sulfat
Rumus
H2SO4
Ka
1,0 x 1010
7
Asam klorida
HCl
1,0 x 10
Asam fluorida
HF
6,6 x 10-4
114
Tabel konstanta kesetimbanagn basa (Kb)
Nama
Rumus
Kb
Note:
Semakin besar nilai Ka, semakin kuat asam.
Semakin besar nilai Kb, semakin kuat basa.
Amonia
NH3
1,8 x 10-5
Metilamin
CH3NH2
4,2 x 10-4
Trimetilamin
(CH3)3N
6,3 x 10-5
Hidroksilamin
HONH2
1,1 x 10-8
Anilin
C6H5NH2
3,8 x 10-10
Indikator
Menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau
tetapan basa (Kb) berdasarkan data hasil percobaan
5.Berdasarkan nilai pH di atas, kelompokkan larutan kedalam asam kuat, asam lemah,
basa kuat dan basa lemah ! (Comparing)
Jawab :
115
6.Bagaimana rentang pH untuk asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah ?
(Comparing)
Jawab :
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tuliskan hasil jawabanmu
di depan kelas !
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
7.Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, simpulkan kembali mengenai
trayek perubahan pH dan warna indikator bahan alam, kesetimbangan pengionan asambasa, dan urutan kekuatan asam-basa!(Contemplating)
Jawab :
116
Lampiran 7
Lembar Observasi
Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa
Nama
:
Materi
: Asam Basa
Pertemuan ke : 1
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa
yang dilakukan oleh siswa.
Fase PBL
Berpikir
Reflektif
No
1
Pendahuluan
2
3
Orientasi
siswa pada
masalah
4
Reacting
5
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdoa.
Guru memeriksa kehadiran
siswa
Tahap 1: Orientasi siswa pada
masalah
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran materi asam dan
basa yang akan dicapai
Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang contoh asam
dan basa dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru memberikan LKS berbasis
masalah yang berisi wacana
Siswa
Siswa menjawab salam dan
berdoa
Siswa
mendengarkan
dan
memperhatikan guru
Siswa
menyimak
tujuan
pembelajaran materi asam dan
basa yang akan dicapai
Siswa memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru
mengenai contoh asam dan basa
dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa
membaca
wacana
indikator asam dan basa.
Beri Tanda Ceklis
4 3 2 1 0
Presentase
117
6
7
Mengorganisasi siswa
dalam belajar
8
Reacting
9
Reacting
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
10
11
Reacting
indikator asam dan basa.
Guru meminta pendapat siswa Siswa mengemukakan pendapat
mengenai wacana indikator asam mereka tentang konsep asam
dan basa.
dan basa melalui wacana
indikator asam dan basa.
Tahap 2: Mengorganisasi
Siswa menyimak pembagian
siswa dalam belajar
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang telah diatur oleh
kelompok dan mempersilahkan guru
untuk
duduk
bersama
kelompoknya masing-masing.
Guru mempersilahkan siswa Siswa
mengidentifikasi
untuk mengidentifikasi masalah masalah pada wacana indikator
pada wacana indikator asam dan asam
dan
basa
dengan
basa
dengan
berdiskusi berdiskusi kelompok
kelompok
Tahap
3:
Membimbing
penyelidikan
individual
Siswa mengidentifikasi sifat
maupun kelompok
Guru membimbing siswa untuk jeruk dan sabun berdasarkan
mengidentifikasi sifat jeruk dan indra peraba dan pengecap.
sabun berdasarkan indra peraba
dan pengecap.
Guru
mendorong
siswa Siswa melakukan percobaan
melakukan percobaan untuk untuk menemukan solusi dari
pemecahan
masalah
yang masalah yang ada di LKS
terdapat dalam LKS larutan larutan asam dan basa
asam dan basa.
Guru menginstruksikan siswa Siswa menuliskan perubahan
untuk menuliskan perubahan warna dari berbagai larutan
warna dari berbagai larutan setelah diuji menggunakan
setelah
diuji
menggunakan indikator alam, kertas lakmus,
indikator alam, kertas lakmus, dan indikator universal.
118
12
Comparing
13
Contemplating
14
Mengembangkan dan
menyajikan
hasil karya
Comparing
15
Contemplating
16
Reacting
dan indikator universal.
Tahap 4: Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
Guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan
perbedaan
larutan
asam
dan
basa
berdasarkan indra peraba atau
pengecap.
Guru membantu siswa untuk
menyimpulkan mengenai larutan
asam dan basa berdasarkan indra
peraba atau pengecap
Guru membimbing siswa untuk
membedakan larutan asam dan
basa berdasarkan perubahan
warna dari berbagai larutan
setelah
diuji
menggunakan
indikator alam, kertas lakmus,
dan indikator universal.
Guru membantu siswa untuk
menyimpulkan larutan asam dan
basa berdasarkan perubahan
warna dari berbagai larutan
setelah
diuji
menggunakan
indikator alam, kertas lakmus,
dan indikator universal.
Guru membimbing siswa untuk
menuliskan reaksi ionisasi dari
larutan
NaOH,
H2SO4,
CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O
berdasarkan
data
hasil
percobaan.
Siswa
mempresentasikan
perbedaan larutan asam dan
basa berdasarkan indra peraba
atau pengecap.
Siswa
menyimpulkan
mengenai larutan asam dan basa
berdasarkan indra peraba atau
pengecap
Siswa membedakan larutan
asam dan basa berdasarkan
perubahan warna dari berbagai
larutan
setelah
diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
Siswa menyimpulkan larutan
asam dan basa berdasarkan
perubahan warna dari berbagai
larutan
setelah
diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
Siswa
menuliskan
reaksi
ionisasi dari larutan NaOH,
H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2
dan H2O berdasarkan data hasil
percobaan.
119
17
Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah
Siswa menyimpulkan kembali
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Guru menginstruksikan siswa
Contemplating
masing-masing kelompok untuk
menyimpulkan
basa dari beberapa indikator.
kembali
mengenai sifat larutan asam dan
basa dari beberapa indikator.
18
19
Penutup
mengenai sifat larutan asam dan
20
Guru menugaskan siswa untuk
membaca materi asam-basa
menurut
teori
Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis
Guru menutup pembelajaran
dengan membaca doa
Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdoa.
Siswa memperhatikan
yang diberikan guru.
tugas
Siswa membaca doa bersama
Siswa menjawab salam dan
berdoa
Keterangan :
4 = Sangat baik
1 = Kurang baik
3 = Baik
0 = Sangat kurang baik
2 = Cukup
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi :
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
120
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, 16 Januari 2017
Observer
(
)
121
Lembar Observasi
Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa
Nama
:
Materi
: Asam Basa
Pertemuan ke : 2
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa
yang dilakukan oleh siswa.
Fase PBL
Berpikir
Reflektif
No
1
2
Pendahuluan
3
4
Orientasi
siswa pada
masalah
5
Reacting
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
1. Guru mengucapkan salam 1.Siswa menjawab salam dan
untuk membuka kegiatan,
berdoa
dan berdoa.
2. Guru memeriksa kehadiran 2.Siswa
mendengarkan
dan
siswa
memperhatikan guru
3. Guru meriview pembelajaran 3.Siswa menjawab sifat larutan
kemarin mengenai sifat asam dan basa dari beberapa
larutan asam dan basa dari indikator.
beberapa indikator.
Tahap 1: Orientasi siswa pada
1. Siswa
menyimak
tujuan
masalah
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran materi asam dan
pembelajaran materi asam
basa yang akan dicapai
dan basa yang akan dicapai
2. Guru melakukan apersepsi:
2.Siswa
memperhatikan
dan
Bertanya tentang kegunaan
menjawab
pertanyaan
guru
obat maag
tentang kegunaan obat maag
Beri Tanda Ceklis
4 3 2 1 0
Presentase
122
6
7
8
Reacting
9
Mengorganisasi siswa
dalam belajar
10
Comparing
11
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
Reacting
3. Guru
memberikan
LKS 3. Siswa membaca wacana manfaat
berbasis masalah yang berisi
obat maag
wacana manfaat obat maag
4. Guru meminta pendapat 4.Siswa mengemukakan pendapat
siswa mengenai wacana
mereka tentang manfaat obat
manfaat obat maag
maag
Tahap 2: Mengorganisasi
1. Siswa
duduk
berdasarkan
siswa dalam belajar
1. Guru mempersilahkan siswa
kelompoknya masing-masing
duduk bersama kelompoknya
masing-masing.
2. Guru mengarahkan setiap 2. Siswa mencari sumber terkait
kelompok mencari sumber
untuk memecahkan masalah
untuk memecahkan masalah
yang ada dalam LKS asam dan
yang ada dalam LKS asam
basa mengenai teori Arrhenius,
dan basa mengenai teori
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis.
3. Guru mengarahkan siswa 3.Siswa membagi tugas dalam
untuk berdiskusi mengenai
kelompok untuk membedakan
masalah yang ada dalam LKS
teori
Arrhenius,
Bronstedasam dan basa tentang teori
Lowry, dan Lewis.
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis.
Tahap
3:
Membimbing
penyelidikan
individual
1. Siswa bertanya
apabila
maupun kelompok
1. Guru
memberikan
mengalami kesulitan dalam
bimbingan kepada kelompok
memecahkan masalah yang ada
yang mengalami kesulitan
pada LKS asam dan basa
dalam memecahkan masalah
yang ada pada LKS asam
123
12
13
14
Mengembang
kan dan
menyajikan
hasil karya
15
Comparing
16
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
17
Contemplating
dan basa
2.Guru
mendorong
siswa 2. Siswa
bekerjasama
dalam
bekerjasama
dalam
memecahkan masalah
memecahkan masalah
3.Guru mengarahkan siswa 3.Siswa berdiskusi membahas
untuk berdiskusi membahas
pertanyaan-pertanyaan yang ada
pertanyaan-pertanyaan yang
pada LKS asam dan basa.
ada pada LKS asam dan basa.
Tahap 4: Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan
masing-masing
kelompok
untuk menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas.
2. Guru meminta kelompok lain
untuk memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji.
1. Siswa perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas.
2.Siswa memberi tanggapan berupa
saran, komentar, atau pertanyaan
kepada kelompok penyaji untuk
membedakan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
3. Guru memberi motivasi 3.Siswa menjawab pertanyaan guru
kepada
siswa
berupa apabila diskusi tidak hidup
pertanyaan apabila diskusi
tidak hidup
Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah
1. Guru menginstruksikan siswa
masing-masing
kelompok 1. Masing-masing
kelompok
menyimpulkan kembali teori
menyimpulkan kembali teori
asam dan basa menurut
asam
dan
basa
menurut
124
Penutup
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
dan Lewis
Lewis.
18 1. Guru menugaskan siswa 1. Siswa memperhatikan tugas
untuk
membaca
materi
yang diberikan guru.
tentang kekuatan asam basa
dan kesetimbangannya
19 2. Guru menutup pembelajaran 2.Siswa membaca doa bersama
dengan membaca doa
Keterangan :
4 = Sangat baik
1 = Kurang baik
3 = Baik
0 = Sangat kurang baik
2 = Cukup
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi :
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, 18 Januari 2017
Observer
(
)
125
Lembar Observasi
Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa
Nama
:
Materi
: Asam Basa
Pertemuan ke : 3
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa
yang dilakukan oleh siswa.
Fase PBL
Berpikir
Reflektif
No
1
2
Pendahuluan
3
4
Orientasi
siswa pada
masalah
5
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
1. Guru mengucapkan salam 1. Siswa menjawab salam dan
untuk membuka kegiatan,
berdoa
dan berdoa.
2. Guru memeriksa kehadiran 2.Siswa mendengarkan dan
siswa
memperhatikan guru
3. Guru meriview pembelajaran 3.Siswa menjawab teori asam
kemarin mengenai teori dan basa menurut Arrhenius,
asam dan basa menurut Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis
Tahap 1: Orientasi siswa pada
1. Siswa menyimak tujuan
masalah
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran materi asam
pembelajaran materi asam
dan basa yang akan dicapai
dan basa yang akan dicapai
2. Guru melakukan apersepsi:
2.Siswa memperhatikan dan
Bertanya tentang noda kunyit
menjawab pertanyaan guru
Beri Tanda Ceklis
4 3
2
1 0
Presentase
126
yang menempel pada baju.
6
Reacting
7
8
9
Mengorganisasi siswa
dalam belajar
10
Comparing
tentang noda kunyit yang
menempel pada baju.
3. Guru
memberikan
LKS 3. Siswa membaca wacana
berbasis masalah yang berisi
noda kunyit yang menempel
wacana noda kunyit yang
pada baju.
menempel pada baju.
4. Guru meminta pendapat 4.Siswa
mengemukakan
siswa mengenai wacana noda
pendapat mereka tentang
kunyit yang menempel pada
noda kunyit yang menempel
baju.
pada baju.
Tahap 2: Mengorganisasi
1. Siswa duduk berdasarkan
siswa dalam belajar
1. Guru mempersilahkan siswa
kelompoknya
masingduduk
bersama
masing
kelompoknya
masingmasing.
2. Guru mengarahkan setiap 2. Siswa membuat irisan garis
kelompok membuat irisan
ketiga
indikator
untuk
garis ketiga indikator untuk
menunjukkan kisaran pH
menunjukkan kisaran pH
larutan
larutan
3.Mengarahkan siswa untuk 3. Siswa membagi tugas dalam
membagi
tugas
dalam
kelompok
untuk
kelompok
untuk
membedakan
urutan
membedakan urutan kekuatan
kekuatan asam dan basa
asam dan basa berdasarkan
berdasarkan tetapan asam
tetapan asam (Ka) dan
(Ka) dan tetapan basa (Kb)
tetapan basa (Kb) serta
serta
kesetimbangan
kesetimbangan
pengionan
pengionan asam-basa dalam
asam-basa dalam air.
air.
127
11
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
12
13
Comparing
14
Mengembangkan dan
menyajikan
hasil karya
15
Comparing
16
Tahap
3:
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun kelompok
1. Guru
memberikan
bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah
yang ada pada LKS
2. Guru mendorong siswa
bekerjasama
dalam
memecahkan masalah
3. Guru mengarahkan siswa
untuk berdiskusi membahas
pertanyaan-pertanyaan yang
ada pada LKS untuk
membedakan
urutan
kekuatan asam basa dan
tetapan kesetimbangan air
Tahap 4: Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan
masing-masing
kelompok
untuk menyampaikan hasil
diskusi
2. Guru meminta kelompok lain
untuk memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji.
3. Guru
memberi
kepada
siswa
1.
Siswa bertanya apabila
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah yang
ada pada LKS
3. Siswa bekerjasama dalam
memecahkan masalah
4. Siswa berdiskusi membahas
pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada LKS untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa dan
tetapan kesetimbangan air
1. Siswa
perwakilan
kelompok menyampaikan
hasil diskusi
2.Siswa memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa dan
tetapan kesetimbangan air
motivasi 3.Siswa menjawab pertanyaan
berupa guru apabila diskusi tidak hidup
128
pertanyaan apabila diskusi
tidak hidup
17
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Penutup
Contemplating
Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
1. Masing-masing kelompok
masalah
menyimpulkan
kembali
1. Guru menginstruksikan siswa
tentang trayek perubahan pH
masing-masing
kelompok
dan warna indikator bahan
menyimpulkan
kembali
alam,
kesetimbangan
tentang trayek perubahan pH
pengionan asam-basa, dan
dan warna indikator bahan
urutan kekuatan asam-basa
alam,
kesetimbangan
pengionan asam-basa, dan
urutan kekuatan asam-basa
18 1. Guru menugaskan siswa 1. Siswa memperhatikan tugas
untuk membaca kembali
yang diberikan guru.
materi asam-basa
19 2. Guru menutup pembelajaran 2.Siswa membaca doa bersama
dengan membaca doa
Keterangan :
4 = Sangat baik
1 = Kurang baik
3 = Baik
0 = Sangat kurang baik
2 = Cukup
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi :
......................................................................................................................................................................................................................
129
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, 30 Januari 2017
Observer
(
)
130
Lampiran 8
VALIDASI INSTRUMEN TES BERPIKIR REFLEKTIF
(Asam Basa)
Indikator
Pembelajaran
3.10.1
Menjelaskan
konsep asam
dan basa
menurut
teori
Arrhenius
melalui
sumber yang
relevan
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/ Semester
: XI/Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Bentuk Soal
: Essay
Indikator
Soal
Soal
Disajikan
gambar
komposisi
sabun dan
informasi
mengenai
ciri-ciri
senyawa
NaOH, siswa
mampu
menjelaskan
Komposisi : Coconut Oil,
Sodium Hidroksida, Milk,
Wather, Sodium Benzoat, Olive
Oil, Ealaeis Guneensis,
Propylparaben dan Metylpraben.
1.
Perhatikan gambar !
Kunci Jawaban
Diketahui :
1) Senyawanya mudah
terionisasi
2) Senyawanya berwarna
putih
3) Dapat membirukan
lakmus merah
4) Memiliki Mr 40
5) Dikenal dengan sebutan
soda kaustik
6) Bahan utama dalam
Indikator
Berpikir
Reflektif
Reacting
Rubrik Penilaian
Siswa
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1- 2
informasi yang
diketahui dan
Skor
0
1
2
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
131
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
basa menurut
teori
Arrhenius
Soal
Noni menguji salah satu senyawa yang ada di
komposisi sabun. Senyawa tersebut mudah
terionisasi, berwarna putih, dapat membirukan
lakmus merah, memiliki Mr 40, dikenal
dengan sebutan soda kaustik dan bahan utama
dalam pembuatan sabun. Uraikan informasi
apa yang diketahui, ditanya, kemudian berikan
jawaban berdasarkan teori Arrhenius disertai
reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan
informasi tersebut dan berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
pembuatan sabun.
Ditanya :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
berikan jawaban berdasarkan
teori Arrhenius disertai reaksi
ionisasinya yang berkaitan
dengan informasi tersebut
dan berikan kesimpulan !
Jawaban:
Berdasarkan ciri-ciri yang
telah diketahui maka dapat
diidentifikasi senyawa
tersebut adalah NaOH.
Sehingga reaksi ionisasinya :
NaOH(aq)
Na+(aq) + OH-(aq)
Menurut Arrhenius apabila
suatu larutan terurai
menghasilkan ion
hidroksida(OH-) maka
Rubrik Penilaian
Siswa
Skor
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 34 informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 5-6
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Comparing
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
3
4
0
1
2
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
132
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
larutan tersebut bersifat basa.
Jadi, senyawa tersebut adalah
NaOH yang bersifat basa
berdasarkan teori Arrhenius
karena menghasilkan ion
hidroksida(OH-) jika terurai
dalam air.
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
penjelasan kurang
tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
tetapi kurang lengkap
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
Skor
3
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
133
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Disajikan
gambar dan
ciri-ciri
senyawa
CH3COOH,
siswa mampu
menjelaskan
asam menurut
teori
Arrhenius
Soal
2. Perhatikan gambar !
Prili memakan bakso yang ada pada gambar
bersama teman-temannya. Bakso Prili
ditambahkan larutan yang berbau tajam,
wujudnya cair, dapat memerahkan lakmus biru,
termasuk elektrolit lemah, hanya terionisasi
Kunci Jawaban
Diketahui:
1) Larutannya berbau tajam
2) Wujudnya cair
3) Dapat memerahkan
lakmus biru
4) Termasuk elektrolit
lemah
5) Hanya terionisasi
sebagian
6) Pemberi rasa pada
makanan
Ditanya:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
berikan jawaban berdasarkan
teori Arrhenius disertai reaksi
ionisasinya yang berkaitan
Indikator
Berpikir
Reflektif
Reacting
Rubrik Penilaian
Siswa
namun kurang tepat
menghubungkan
dengan teori
Arrhenius.
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
yang di hubungkan
dengan teori Arrhenius
secara tepat.
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1- 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 34 informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 5-6
Skor
4
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
134
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
sebagian dan pemberi rasa pada makanan.
Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian berikan jawaban berdasarkan teori
Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang
berkaitan dengan informasi tersebut dan
berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
dengan informasi tersebut
dan berikan kesimpulan !
Jawaban
Berdasarkan ciri-ciri yang
telah diketahui maka dapat
diidentifikasi senyawa
tersebut adalah CH3COOH
Sehingga reaksi ionisasinya :
Menurut Arrhenius apabila
suatu larutan terurai
menghasilkan ion H+ maka
larutan tersebut bersifat
asam.
Comparing
Rubrik Penilaian
Siswa
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
penjelasan kurang
tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan dengan
tepat
Skor
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
135
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Jadi, larutan yang
ditambahkan kedalam soto
Prili adalah CH3COOH
(asam cuka/asam asetat) yang
bersifat asam karena jika
terurai di dalam air
menghasilkan ion H+
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
tetapi kurang lengkap
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
namun kurang tepat
menghubungkan
dengan teori
Arrhenius.
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
yang di hubungkan
dengan teori Arrhenius
secara tepat.
Skor
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
136
Indikator
Pembelajaran
13.10.2
Menjelaskan
konsep asam
dan basa
menurut
BronstedLowry
menggunakan berbagai
sumber
Indikator
Soal
Disajikan
informasi
mengenai
hujan asam,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori
BronstedLowry
Soal
3. Perhatikan gambar !
Hujan asam adalah hujan yang mempunyai kadar
keasaman (pH) < 7 pada setiap tetes airnya. Hal ini
disebabkan senyawa nitrogen dioksida bereaksi
dengan air. Hasil dari reaksi tersebut adalah asam
nitrit dan ion hidroksida. Berdasarkan pernyataan
tersebut,
Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa
dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
Diketahui:
1) Hujan asam mempunyai
pH < 7
2) Senyawa
nitrogen
dioksida bereaksi dengan
air.
3) Salah satu hasil dari
reaksinya yaitu senyawa
asam nitrit.
Ditanya:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Bronsted-Lowry dan
berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
NO2 + H2O
-
HNO2 + OH
Rubrik Penilaian
Siswa
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Reacting
Comparing
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Skor
0
1
2
3
4
0
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
137
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
NO2 merupakan basa karena
menerima ion H+ (akseptor
proton) dari H2O untuk
berubah menjadi HNO2 yang
merupakan asam
konjugasinya. Sedangkan
H2O merupakan asam karena
memberikan ion H+ (donor
proton) kepada molekul NO2
untuk berubah menjadi OHyang merupakan basa
konjugasinya.
Hal ini sesui dengan teori
asam basa Bronsted-Lowry,
asam adalah donor (pemberi)
proton (H+) sedangkan basa
adalah akseptor (penerima)
proton (H+).
Jadi, NO2 merupakan basa
dan HNO2 adalah asam
konjugasinya sedangkan H2O
merupakan asam dan OHadalah basa konugasinya.
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
Skor
1
2
3
4
0
1
2
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
138
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Disajikan
informasi
mengenai
buang angin,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori
BronstedLowry
Soal
4. Buang angin adalah penumpukan tekanan dari
dalam perut yang dilepaskan dengan kekuatan dan
dorongan yang berasal dari berbagai sumber.
Peristiwa buang angin ini biasanya menyebabkan
bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini
karena adanya gas hidrogen sulfida. Ketika
hidrogen sulfida (H2S) bereaksi dengan air (H2O)
maka akan meredam bau tak sedapnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Diketahui:
1) Bau yang tidak sedap
saat buang angin karena
ada gas hidrogen sulfida.
2) Saat Hidrogen sulfida
(H2S) bereaksi dengan
air (H2O) akan meredam
bau tak sedapnya.
3) Teori Bronsted -Lowry
Reacting
Ditanya:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Bronsted-Lowry dan
berikan kesimpulan !
Rubrik Penilaian
Siswa
3-4 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
dengan tepat
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
Skor
3
4
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
139
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa
Skor
tepat
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
H2S + H2O
HS- + H3O+
H2S merupakan asam karena
memberikan ion H+ (donor
proton) kepada molekul H2O
untuk berubah menjadi HSyang merupakan basa
konjugasinya. Sedangkan
H2O merupakan basa karena
menerima ion H+ (akseptor
proton) dari molekul H2S
untuk berubah menjadi H3O+
yang merupakan asam
konjugasinya.
Hal ini sesui dengan teori
asam basa Bronsted-Lowry,
asam adalah donor (pemberi)
proton (H+) sedangkan basa
adalah akseptor (penerima)
proton (H+).
Comparing
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
140
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Jadi, H2S merupakan asam
dan HS- basa konjugasinya
dsedangkan H2O merupakan
basa dan H3O+ asam
konjugasinya.
Contempla
ting
Disajikan
gambar dan
ciri-ciri
formalin,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori
5. Perhatikan gambar !
Diketahui :
1) Larutan tersebut
digunakan untuk
membasmi bakteri
2) Sering digunakan sebagai
bahan pengawet.
3) Umumnya digunakan
untuk mengawetkan
mayat.
Reacting
Rubrik Penilaian
Siswa
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
dengan tepat
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Skor
0
1
2
3
4
0
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
141
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
BronstedLowry
HCOOH
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Larutan tersebut
digunakan untuk
membasmi sebagian besar
bakteri, sehingga sering
digunakan sebagai bahan
pengawet. Umumnya,
larutan ini digunakan
untuk mengawetkan
mayat.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
Ditanya :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Bronsted-Lowry dan
berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
HCOOH + H2O
H3O+
-
HCOO +
HCOOH merupakan asam
karena memberikan ion H+
(donor proton) kepada
molekul H2O untuk berubah
Rubrik Penilaian
Siswa
Comparing
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
Skor
2
3
4
0
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
142
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
menjadi HCOO- yang
merupakan basa
konjugasinya. Sedangkan
H2O merupakan basa karena
menerima ion H+ (akseptor
proton) dari molekul H2S
untuk berubah menjadi H3O+
yang merupakan asam
konjugasinya.
Hal ini sesui dengan teori
asam basa Bronsted-Lowry,
asam adalah donor (pemberi)
proton (H+) sedangkan basa
adalah akseptor (penerima)
proton (H+).
Jadi, HCOOH merupakan
asam dan HCOO- adalah basa
konjugasinya sedangkan
H2O merupakan basa dan
H3O+ asam konjugasinya.
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
dengan tepat
Skor
2
3
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
143
Indikator
Pembelajaran
3.10.3
Menjelaskan
konsep asam
dan basa
menurut
Lewis
menggunakan berbagai
sumber
Indikator
Soal
Disajikan
gambar dan
informasi
mengenai
kapur tohor,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori Lewis.
Soal
6. Perhatikan gambar !
Gambar tersebut adalah batu kapur. Batu kapur
dalam proses kalsinasi menguraikan kalsium
karbonat (batu kapur, CaCO3) menjadi kalsium
oksida (kapur bakar, CaO) dan gas karbon
dioksida atau CO2.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis
dan berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Diketahui :
1) Gambar tersebut adalah
batu kapur.
2) Batu kapur dalam proses
kalsinasi menguraikan
kalsium karbonat (batu
kapur, CaCO3) menjadi
kalsium oksida (kapur
bakar, CaO) dan gas
karbon dioksida atau CO2.
3) Teori Lewis
Reacting
Ditanya :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
Jawab:
Compa-
Rubrik Penilaian
Siswa
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Tidak dapat
Skor
4
0
1
2
3
4
0
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
144
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
CaCO3
CO2
Indikator
Berpikir
Reflektif
ring
CaO +
Berdasarkan pembentukkan
ikatan
kimianya,
O
memberikan
pasangan
elektron kepada C, yang
berarti O adalah basa. Atom
C
menerima
pasangan
elektron dari O, yang
menandakan adalah asam.
Jadi O pada CaO adalah
suatu
basa
karena
memberikan
pasangan
elektron , sedangkan C pada
CO2 adalah suatu asam
karena menerima pasangan
elektron.
Jadi, atom O pada CaCO3
bertindak sebagai basa dan C
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
Skor
1
2
3
4
0
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
145
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
pada CaCO3 bertindak
sebagai asam.
Disajikan
persamaan
reaksi
berdasarkan
struktur
Lewis, siswa
mampu
menjelaskan
sifat asam
dan basa dari
senyawa
tersebut
berdasarkan
teori Lewis.
Rubrik Penilaian
Siswa
Skor
yang disimpulkan
7. Tania kesulitan memahami sifat senyawa dari
persamaan reaksi ini :
Diketahui :
Reacting
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat namun 1
sifat senyawa tidak
tepat
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa
dengan tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
1
2
3
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
146
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Agar Tania memahami sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut, bantu Tania untuk
menjawabnya. Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masingmasing sifat senyawa dari persamaan reaksi
tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
Kunci Jawaban
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan persamaan
reaksi yang telah diketahui
maka maka sifat senyawa
tersebut, yaitu :
Pembentukkan ikatan kimia
pada persamaan reaksi
pertama, Ba memberikan
pasangan elektron kepada O,
yang berarti Ba adalah basa.
Atom O menerima pasangan
elektron dari Ba, yang
menandakan atom O adalah
asam.
Pembentukkan ikatan
kimianya pada persamaan
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa
informasi yang
diketahui namun salah
satu kurang tepat dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Comparing
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi 1-2
sifat senyawa namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi 3-4
sifat senyawa namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi 1-2
sifat senyawa dengan
Skor
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
147
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Disajikan
beberapa
molekul,
siswa mampu
Soal
8. Reaksi amonia (NH3) dengan alumunium
klorida (AlCl3) adalah molekul yang penting
dalam kimia. Salah satu teori yang berlaku untuk
menjelaskan reaksi tersebut adalah teori Lewis.
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa
reaksi kedua, Mg
memberikan pasangan
elektron kepada Cl, yang
berarti Mg adalah basa. Atom
Cl menerima pasangan
elektron dari Mg, yang
menandakan atom Cl adalah
asam.
tepat.
Dapat
mengidentifikasi 3-4
sifat senyawa dengan
tepat.
Jadi, pada persamaan reaksi
pertama Ba pada BaO
bertindak sebagai basa dan O
bertindak sebagai asam. Pada
persamaan reaksi kedua Mg
pada MgCl2 bertindak
sebagai asam dan Cl
bertindak sebagai basa.
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa namun
tidak tepat
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat namun 1
sifat senyawa tidak
tepat
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa
dengan tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Diketahui :
1) Reaksi amonia (NH3)
dengan alumunium klorida
2) Teori yang berlaku untuk
Contempla
ting
Reacting
Skor
4
0
1
2
3
4
0
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
148
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
menjelaskan
sifat molekul
tersebut
berdasarkan
teori Lewis
Soal
Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa
dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Lewis dan berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
menjelaskan reaksi di atas
adalah teori Lewis.
Ditanyakan :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
Jawab :
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
Comparing
Rubrik Penilaian
Siswa
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu kurang tepat dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
Skor
1
2
3
4
0
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
149
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Atom Al pada molekul AlCl3
bertindak sebagai asam,
karena ia menerima pasangan
elektron bebas dari molekul
NH3 . Sedangkan atom N
pada NH3 bertindak sebagai
basa, karena ia memberikan
pasangan elektron untuk
atom Al pada molekul AlCl3
Jadi, AlCl3 bertindak sebagai
asam dan NH3 bertindak
sebagai basa.
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
senyawanya namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
Skor
2
3
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
150
Indikator
Pembelajaran
3.10.4
Menuliskan
kesetimbangan
pengionan
asam dan
basa
Indikator
Soal
Disajikan
gambar obat
dan ciri-ciri
senyawa
Mg(OH)2 dan
Al(OH)3,
siswa mampu
menuliskan
kesetimbangan
pengionan
dari senyawa
tersebut
Soal
9. Perhatikan gambar obat !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Diketahui:
1) Marina meminum obat
yang dapat mengurangi
rasa sakit dibagian
lambungnya.
2) Obat tersebut dapat
membirukan lakmus
merah.
Reacting
Marina merasakan sakit di bagian lambung, hal ini
karena asam lambungnya naik. Kemudian Marina
meminum obat yang dapat mengurangi rasa sakit
dibagian lambungnya. Obat yang diminum
tersebut dapat membirukan lakmus merah.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan
kesetimbangan pengionan
Rubrik Penilaian
Siswa
dengan tepat namun 1
sifat senyawa tidak
tepat
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa
dengan tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu kurang tepat dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Skor
4
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
151
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari
senyawa tersebut dan berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
dari senyawa tersebut dan
berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
Kb = [Al3+] [OH-]
[Al(OH)3]
Comparing
Rubrik Penilaian
Siswa
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
tetapan kesetimbangan
pengionan namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
tetapan kesetimbangan
pengionan namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
tetapan
kesetimabangan
Skor
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
152
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Jadi, tetapan kesetimbangan
pengionan dari Alumunium
Hidroksida Al(OH)3 adalah
basa.
Contempla
ting
Disajikan
gambar kopi
beracun dan
ciri-ciri
10. Perhatikan gambar kopi beracun !
Diketahui:
1) Kopi yang diminum Mirna
mengandung senyawa
beracun yang bersifat
Reacting
Rubrik Penilaian
Siswa
pengionan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat dan tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Skor
0
1
2
3
4
0
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
153
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
senyawa
HCN, siswa
mampu
menuliskan
kesetimbanga
n pengionan
dari senyawa
tersebut
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
volatil (mudah menguap)
2) Dapat memerahkan
lakmus biru.
Peristiwa meninggalnya almarhumah Wayan
Mirna Salihin, disebakan meminum kopi yang
mengandung senyawa bersifat racun yang sangat
bebahaya. Senyawa ini bersifat volatil (mudah
menguap) dan dapat memerahkan lakmus biru.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari
senyawa tersebut dan berikan kesimpulan !
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan
kesetimbangan pengionan
dari senyawa tersebut dan
berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
Tetapan kesetimbangan
pengionan :
Rubrik Penilaian
Siswa
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Comparing
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
Skor
1
2
3
4
0
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
154
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Ka = [H+] [CN-]
[HCN]
Jadi, kesetimbangan
pengionan dari senyawa
tersebut adalah
kesetimbangan pengionan
asam.
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
persamaan reaksi dan
tetapan kesetimbangan
pengionan namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
tetapan kesetimbangan
pengionan tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
tetapan
kesetimabangan
pengionan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
Skor
2
3
4
0
1
2
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
155
Indikator
Pembelajaran
3.10.5
Menentukan
urutan
kekuatan
asam atau
basa
berdasarkan
harga
tetapan asam
(Ka) atau
tetapan basa
(Kb)
berdasarkan
data hasil
Indikator
Soal
Disajikan
tabel tetapan
ionisasi asam
(Ka)
beberapa zat,
siswa mampu
mengurutkan
kekuatan
asam dari
kuat ke
rendah
Soal
11. Terdapat nilai tetapan ionisasi asam dari asam
asetat, asam format, asam florida, asam benzoat,
asam sianida, dan asam propanoat yaitu 1,8x10-5,
1,8x10-4, 6,8x10-4, 6,5x10-5, 4,9x10-10, dan 1,4 x
10-5. Berdasarkan data tersebut, uraikan informasi
apa yang diketahui, ditanya, kemudian urutkan
kenaiakan asam dan berikan penjelasan serta
berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Diketahui :
Nilai tetapan ionisasi asam
(Ka) pada tabel.
Nama
Ka
Asam Asetat
1,8x10-5
Asam
Format
Asam
Florida
Asam
Benzoat
Asam
sianida
Asam
propanoat
1,8x10-4
6,8x10-4
6,5x10-5
4,9x10-10
1,4 x 10-5
Reacting
Rubrik Penilaian
Siswa
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1-2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 3-4
Skor
3
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
156
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
percobaan
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 5-6
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
urutkan kenaiakan asam dan
berikan penjelasan serta
berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka urutkan
kenaiakan asam, yaitu :
Semakin besar nilai Ka maka
kekuatan asam makin kuat,
maka
urutan dari yang paling kuat
ke yang rendah adalah :
1.Asam Fluorida Ka=6,8x10-4
2.Asam Format Ka=1,8x10-4
3.Asam Benzoat Ka=6,5x10-5
4.Asam Asetat Ka=1,8x10-5
5. Asam propanoat Ka = 1,4
x 10-5
6.Asam Sianida Ka=4,9x10-10
Jadi, urutan kekuatan asam
yaitu:
Rubrik Penilaian
Siswa
Comparing
Contempla
ting
Tidak mengurutkan
kekuatan asam
Mengurutkan
1-6
kekuatan asam namun
tidak tepat
Mengurutkan 1-2
kekuatan asam
dengan tepat
Mengurutkan 3-4
kekuatan asam
dengan tepat
Mengurutkan 5-6
kekuatan asam
dengan tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
Skor
4
0
1
2
3
4
0
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
157
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
HF > HCOOH > C6H5COOH
> CH3COOH
>CH3CH2COOH> HCN
Disajikan
tetapan
ionisasi basa,
siswa mampu
menentukan
kekuatan basa
berdasarkan
12. Basa LOH dan MOH mempunyai tetapan
ionisasi (Kb) berturut-turut 2x10-5 dan 1x10-7.
Berdasarkan data tersebut, uraikan informasi apa
yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan basa
manakah yang lebih kuat dari pernyataan tersebut
dan berikan kesimpulan !
Diketahui :
1) Kb LOH adalah 2x10-5
2) Kb MOH adalah 1x10-7
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
Reacting
Rubrik Penilaian
Siswa
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
Skor
1
2
3
4
0
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
158
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
tetapan
ionisasi basa
(Kb)
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
jelaskan basa manakah yang
lebih kuat dari pernyataan
tersebut dan berikan
kesimpulan !
Jawab :
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka basa
yang lebih kuat, yaitu :
LOH lebih kuat daripada
MOH karena nilai Kb LOH
lebih besar. Semakin besar
nilai Kb maka semakin kuat
suatu basa. Oleh karena itu,
Kb mencerminkan kekuatan
basa.
Comparing
Rubrik Penilaian
Siswa
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat mengurutkan
kekuatan basa dan
memberikan
penjelasan namun
tidak tepat
Dapat mengurutkan
kekuatan basa dengan
Skor
2
3
4
0
1
2
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
159
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Jadi,. LOH > MOH.
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
tepat
Dapat mengurutkan
kekuatan basa namun
memberikan
penjelasan kurang
tepat
Dapat mengurutkan
kekuatan basa dan
memberikan
penjelasan dengan
tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
Skor
3
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
160
Indikator
Pembelajaran
4.10.1
Menguji
asam dan
basa
menggunakan
indikator
alam, kertas
lakmus dan
indikator
universal
Indikator
Soal
Disajikan
informasi
mengenai
beberapa
bahan untuk
pengujian
asam basa,
siswa mampu
menguji sifat
larutan asam
dan basa
berdasarkan
pengujian
indikator
kertas lakmus
dari beberapa
bahan.
Soal
13.Siswa diberi tugas oleh guru untuk menguji
sifat asam basa dari bahan-bahan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu obat tetes mata, air sabun, pasta
gigi, obat maag, air tomat, dan air wortel dengan
menggunakan indikator kertas lakmus.
Zat
Obat
tetes
mata
Air
sabun
Pasta
gigi
Obat
maag
Air
tomat
Air
wortel
Kertas Lakmus
Merah
Biru
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
bagaimana perubahan kertas lakmus setelah
dilakukan uji pada masing-masing zat tersebut dan
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Diketahui:
1) Bahan yang digunakan
adalah obat tetes mata, air
sabun, pasta gigi, obat
maag, air tomat, dan air
wortel
2) Indikator yang digunakan
adalah kertas lakmus.
Reacting
Ditanyakan:
Berdasarkan
pernyataan
tersebut, uraikan informasi
Rubrik Penilaian
Siswa
tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Skor
4
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
161
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
berikan kesimpulan !
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
apa yang diketahui, ditanya,
kemudian
bagaimana
perubahan kertas lakmus
setelah dilakukan uji pada
masing-masing zat tersebut
dan berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
perubahan kertas lakmus
yang telah diuji, yaitu :
Zat
Obat
tetes
mata
Air
sabun
Pasta
gigi
Obat
maag
Air
tomat
Air
wortel
Kertas Lakmus
Merah
Biru
biru
biru
biru
Biru
biru
biru
biru
biru
merah
merah
merah
merah
Jadi, zat yang bersifat asam
akan mengubah kertas
lakmus biru menjadi merah.
Sedangkan larutan basa akan
Comparing
Contempla
ting
Rubrik Penilaian
Siswa
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
Mengidentifikasi 3-4
zat dengan tepat
Mengidentifikasi 5-6
zat dengan tepat
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
Skor
0
1
2
3
4
0
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
162
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru.
4.10.2Membedakan
sifat asam
dan basa
menggunakan
beberapa
indikator
Disajikan
tabel data
hasil
percobaan
beberapa
larutan, siswa
mampu
membedakan
14.Dari pengujian larutan dengan beberapa
indikator diperoleh data sebagai berikut :
No
1.
2.
3.
Zat
Air
Jeruk
Air
Sabun
Air
Kapur
Indikator Alam
Bunga
sepatu
Merah
Coklat
Hijau
kecoklatan
Kertas Lakmus
Diketahui:
N
o
Indikator
Universal
Kunyit
Merah
Biru
Kuning
cerah
Merah
Merah
Merah
2
Biru
Biru
9
Coklat
Biru
Biru
Zat
12
1
.
2
.
3
.
Air
Jeruk
Air
Sabun
Air
Kapur
4
.
5
.
6
Cuka
Air
sumur
Air vit
Indikator Alam
Kertas Lakmus
Bunga
sepatu
Kunyit
Merah
Biru
Merah
Kunin
g cerah
Merah
Merah
Merah
Biru
Biru
Coklat
Hijau
kecokl
atan
Merah
Merah
Merah
Coklat
Biru
Biru
Kunin
g cerah
Kunin
g
Kunin
Merah
Merah
Merah
Biru
Merah
Biru
Reacting
Rubrik Penilaian
Siswa
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Skor
2
3
4
0
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
163
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
sifat larutan
asam dan
basa
menggunakan
indikator
alam dan
kertas
lakmus.
Soal
4.
Cuka
Merah
5.
Air
sumur
Air vit
6.
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
Merah
Merah
3
Merah
Kuning
cerah
Kuning
Merah
Biru
7
Merah
Kuning
Merah
Biru
7
Berdasarkan data pada tabel, uraikan informasi apa
yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan sifat
asam dan basa menggunakan indikator alam dan
kertas lakmus serta berikan kesimpulan !
.
Skor
g
Ditanyakan:
Berdasarkan data pada tabel,
uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
bedakan sifat asam dan basa
menggunakan indikator alam
dan kertas lakmus serta
berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka sifat
asam dan basa setelah diuji
menggunakan indikator alam
dan kertas lakmus, yaitu :
N
o
Rubrik Penilaian
Siswa
Zat
1
.
2
.
3
.
Air
Jeruk
Air
Sabun
Air
Kapur
4
.
Cuka
Indikator Alam
Kertas Lakmus
Bunga
sepatu
Kunyit
Merah
Biru
Merah
Kunin
g cerah
Merah
Merah
Merah
Biru
Biru
Coklat
Biru
Biru
Kunin
g cerah
Merah
Merah
Coklat
Hijau
kecokl
atan
Merah
Comparing
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
Mengidentifikasi 3-4
zat dengan tepat
Mengidentifikasi 5-6
zat dengan tepat
2
3
4
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
164
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
5
.
6
.
Air
sumur
Air vit
Merah
Kunin
g
Kunin
g
Merah
Merah
Biru
Merah
Biru
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa
Contemplating
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
Skor
Perbedaan Larutan
Asam
Basa
Memerahkan kertas
Membirukan kertas
lakmus
lakmus
 Terjadi perubahan warna  Terjadi perubahan warna
menjadi merah setelah
menjadi hijau kecoklatanditetesi indikator alam
coklat setelah ditetesi
bunga sepatu
indikator alam bunga
sepatu
 Terjadi perubahan warna  Terjadi perubahan warna
menjadi kuning cerah
menjadi merah-coklat
setelah ditetesi indikator
setelah ditetesi indikator
alam kunyit
alam kunyit
Maka:
Zat
Asam
Air jeruk
Cuka
Basa
Air sabun
Air kapur
Jadi, larutan asam dapat
memerahkan lakmus biru,
mengubah warna menjadi
merah pada indikator alam
bunga sepatu, dan mengubah
warna menjadi kuning cerah
pada indikator alam kunyit.
Sedangkan larutan basa dapat
membirukan lakmus merah,
mengubah warna menjadi
0
1
2
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
165
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
hijau kecoklatan-coklat pada
indikator alam bunga sepatu,
dan mengubah warna
menjadi merah-coklat pada
indikator alam kunyit.
Disajikan
tabel data
hasil
percobaan
beberapa
larutan, siswa
mampu
membedakan
sifat larutan
asam dan
basa
berdasarkan
indikator
universal.
15.Berdasarkan tabel di no 14, uraikan informasi
apa yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan
sifat asam dan basa menggunakan indikator
universal serta berikan kesimpulan !
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Diketahui:
No
Zat
1.
2.
Air Jeruk
Air
Sabun
Air
Kapur
Cuka
Air
sumur
Air vit
3.
4.
5.
6.
Rubrik Penilaian
Siswa
Indikator
Universa
l
2
9
Skor
3
4
0
12
Reacting
3
7
7
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
Dapat menuliskan
informasi yang
1
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
166
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
diketahui, ditanya, kemudian
bedakan sifat asam dan basa
menggunakan indikator
universal serta berikan
kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka sifat
asam dan basa setelah diuji
menggunakan indikator
universal, yaitu :
No
1.
Zat
Air Jeruk
Indikator
Universal
2
Comparing
Rubrik Penilaian
Siswa
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
Mengidentifikasi 3-4
zat dengan tepat
Mengidentifikasi 5-6
Skor
2
3
4
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
167
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
2.
3.
4.
5.
6.
Air Sabun
Air Kapur
Cuka
Air Sumur
Air Vit
Asam
Memiliki
pH < 7
Rubrik Penilaian
Siswa
Skor
zat dengan tepat
9
12
3
7
7
Basa
Memiliki
pH > 7
Maka:
Zat
Asam
Basa
Air jeruk
Air sabun
Cuka
Air kapur
Jadi, larutan asam memiliki
pH < 7 sedangjan basa
memiliki pH > 7.
Contemplating
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
0
1
2
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
168
Indikator
Pembelajaran
4.10.3
Menganalisis trayek
perubahan
pH
menggunakan
beberapa
indikator
Indikator
Soal
Siswa
disajikan data
hasil
percobaan uji
kelayakan air
sungai
menggunakan
berbagai
indikator,
siswa mampu
memperkirak
an nilai pH
dan mampu
menentukan
kelayakan air
sungai
Soal
16.Pak Bani membawa sampel air sungai untuk
mengetahui kelayakan air sungai tersebut, maka
siswa ditugaskan untuk melakukan beberapa uji,
salah satunya adalah uji pH. Berdasarkan hasil
percobaan uji pH dengan menggunakan berbagi
larutan indikator, diperoleh data sebagai berikut:
Indikator
Alam
Kunyit
Wortel
Bunga
bugenfil
Buatan
Bromtimol
biru
Metil jingga
Air sungai
setelah
ditetesi
indikator
Kuning
Kuning
Nilai
pH
Diketahui:
1) Berdasarkan
hasil
percobaan uji pH dengan
menggunakan
berbagi
larutan indikator alam,
diperoleh data sebagai
berikut:
Indikator
Alam
Buatan
Kunyit
Bromti
mol
biru
<6,0
Air
sungai
setelah
ditetesi
indikator
Nilai
pH
Reacting
<6,0
Kuning
>4,4
Wortel
Metil
jingga
Kuning
Bunga
bugenfil
Metil
merah
Merah
Jeruk
nipis
Fenolfh
talein
Tidak
berwarna
>4,4
<4,8
<4,8
Metil merah
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
Merah
<8,0
Rubrik Penilaian
Siswa
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1-2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 3-4
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
Skor
3
4
0
1
2
3
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
169
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Jeruk
nipis
Fenolfhtalein
Tidak
berwarna
diketahui,
ditanyakan
dan
Ditanyakan:
a. Perkirakan berapa pH air
sungai tersebut!
b. Apakah pH air sungai
tersebut layak digunakan ?
(Menurut peraturan menkes
RI
air
yang
layak
digunakan yakni antara pH
6,5-7,5)
Jawab:
a. Berdasarkan pernyataan
yang telah diketahui maka
perkiraan air sungai
tersebut, yaitu :
Indikator
Air sungai setelah
ditetesi larutan
indikator
Nilai
pH
Bromtimol
biru
Kuning
<6,0
Metil jingga
Merah
>4,4
Metil merah
Merah
<4,8
Fenolfhtalein
Tidak berwarna
<8,0
Dari tabel tersebut maka
perkiraan pH air sungai
Rubrik Penilaian
Siswa
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
Dapat menuliskan 3-4
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
<8,0
Berdasarkan data percobaan tersebut :
a. Perkirakan berapa pH air sungai tersebut!
b. Apakah pH air sungai tersebut layak
digunakan ? (Menurut peraturan menkes RI air
yang layak digunakan yakni antara pH 6,5-7,5)
(Ket: sertakan
kesimpulan)
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kunci Jawaban
Comparing
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
Mengidentifikasi 1-2
zat kelayakan air
sungai dengan tepat
Mengidentifikasi 3-4
zat dan kelayakan air
sungai dengan tepat
Skor
4
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
170
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Soal
Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
Dapat menemukan hal
Skor
adalah antara 4,4 – 4,8
sehingga air sungai bersifat
asam.
b. pH air sungai tersebut
tidak layak digunakan
menurut peraturan menkes
RI karena memiliki pH
antara 4,4 – 4,8.
Jadi, trayek pH antara 4,4–
4,8 air sungai tidak layak
digunakan.
0
1
2
3
4
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ya
Tidak
Ket
171
172
Lampiran 9
173
Lampiran 10
174
Lampiran 11
175
176
177
178
179
Lampiran 12
Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa
Skor Soal
No
Nama
Reacting
Contemplating
Comparing
Skor
Total
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Ainaya Febi Amalia
4
4
3
4
4
4
4
4
1
3
1
2
2
1
1
2
3
4
2
4
4
4
4
4
73
76.0417
2
Amalina Nur Choiriah
2
4
3
4
2
4
2
4
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
4
0
3
0
2
2
61
63.5417
3
Ananda Fadjar R.F.R
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
0
3
2
2
3
0
0
2
0
2
2
3
2
0
55
57.2917
4
Cahyaning A.P.W
4
4
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
1
4
3
2
2
1
4
4
1
2
75
78.125
5
Dhika Faiz Fadrian
4
3
4
4
3
4
3
4
3
2
2
3
2
3
3
3
4
3
1
4
3
2
2
3
72
75
6
Dimas Bayu P.M
3
4
4
3
4
3
4
3
2
4
3
4
3
3
4
4
2
2
3
2
2
3
1
1
71
73.9583
7
Elsa Damayanti
4
4
3
3
4
3
4
3
3
2
3
0
4
4
2
2
1
1
1
0
1
1
1
1
55
57.2917
8
Fadilah Karamun N.S
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
0
2
3
3
4
0
1
2
0
1
2
3
2
59
61.4583
9
Fajar Akbardipura
1
3
3
2
4
4
3
4
2
4
4
4
3
4
1
4
2
4
4
4
4
4
3
3
78
81.25
10
Indrianto Bayu Aji
4
3
3
4
4
4
4
4
2
1
1
2
1
2
1
3
4
4
4
3
4
4
4
4
74
77.0833
11
Joseph F.P
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
93
96.875
12
Lala Tiara Alifdinia
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
3
3
4
4
4
4
4
4
91
94.7917
13
Lalita Indah Sari
3
3
3
4
4
3
3
4
2
4
2
3
3
2
3
2
2
4
3
3
2
4
3
4
73
76.0417
14
Lawrencea Perdana F
4
4
3
4
3
4
4
4
2
2
1
3
2
2
2
1
4
3
3
2
3
4
2
4
70
72.9167
15
Meliyana
3
4
4
4
3
4
4
3
3
2
3
2
3
3
3
2
0
2
1
1
2
0
0
1
57
59.375
16
M. Nuralamsyah
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
3
4
3
2
1
3
3
2
3
2
3
72
75
17
M. Levin R
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
4
3
3
4
75
78.125
18
M.Taufiqurrahman
4
4
4
3
4
4
3
4
2
3
3
3
3
4
2
4
3
2
3
2
2
3
2
3
74
77.0833
19
Muthia Nurul Izzah
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
2
3
2
2
1
2
3
1
73
76.0417
180
Skor Soal
No
Nama
Reacting
Contemplating
Comparing
Skor
Total
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
20
Nabila Nur Hayyuni
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
2
0
4
4
4
4
3
4
83
86.4583
21
Nadim Firas
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
2
2
3
2
3
2
3
2
74
77.0833
22
Nisrina Aflah H
4
3
4
4
4
4
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
70
72.9167
23
Nova Mutiara Putri
4
4
3
4
4
4
3
4
2
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
4
3
4
73
76.0417
24
Nur Ratna An Nabilah
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
2
3
3
2
3
2
2
4
3
2
3
2
2
1
69
71.875
25
Nuringtyas Hasanah
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
3
2
4
3
3
2
1
2
2
1
3
3
4
71
73.9583
26
Nurul Azizah P
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
1
2
2
1
0
2
2
1
1
55
57.2917
27
Putra Mochamad R
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
4
2
3
2
2
1
70
72.9167
28
Quratul Aini Adilia
3
3
3
4
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
83
86.4583
29
Rafli Hakim
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
2
4
3
2
2
3
3
3
3
4
2
3
2
2
72
75
30
Raihan Rafif H.W
3
4
4
3
4
4
3
4
1
4
2
4
3
2
4
4
3
1
4
4
3
2
3
1
74
77.0833
31
Raissa Jenna Asia
4
4
3
4
4
4
4
4
3
2
2
3
4
3
4
2
2
2
3
2
2
2
2
3
72
75
32
Rasyad Firzatila
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
2
3
3
3
2
2
1
2
1
3
3
2
70
72.9167
33
Russel Alfredo G
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
2
2
2
4
3
1
2
75
78.125
34
Sheryne Moulissa
3
3
4
4
4
4
4
3
2
3
3
3
3
2
2
4
3
2
4
1
4
2
3
2
72
75
35
Siti Nur Adila
3
4
3
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
2
0
4
4
4
4
4
4
84
87.5
36
Syifa Amelia
4
3
4
4
4
4
4
4
1
4
3
4
3
3
4
3
2
2
2
2
3
2
2
2
73
76.0417
37
Yasher Risnur Adam
4
4
3
4
4
4
4
4
2
2
1
4
4
4
3
2
1
2
3
2
4
3
4
3
75
78.125
38
Zachrazella Nurifka Y
4
4
3
4
4
4
4
2
2
3
3
4
3
4
3
3
2
2
2
2
4
2
2
3
73
76.0417
39
Ziyad Athallah Sulun
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
74
77.0833
130
138
133
135
141
140
140
140
93
117
104
117
108
116
108
115
85
85
102
89
109
105
95
94
2739
2930.21
Jumlah
181
Skor Soal
No
Nama
Reacting
1
2
3
Rata-Rata
4
5
90.21381579
Contemplating
Comparing
6
7
8
1
2
3
4
5
72.20394737
6
7
8
1
2
3
4
5
62.82894737
6
7
Skor
Total
Nilai
75.082237
75.1335
Skor
Total
Nilai
8
Kelompok Tinggi
Skor Soal
No
Nama
Reacting
Contempalting
Comparing
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
6
Dimas Bayu P.M
3
4
4
3
4
3
4
3
2
4
3
4
3
3
4
4
2
2
3
2
2
3
1
1
71
73.9583
8
Fadilah Karamun Nisaa
Nadiyah
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
0
2
3
3
4
0
1
2
0
1
2
3
2
59
61.4583
12
Lala Tiara Alifdinia
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
3
3
4
4
4
4
4
4
91
94.7917
30
Raihan Rafif Habibi
Wibowo
3
4
4
3
4
4
3
4
1
4
2
4
3
2
4
4
3
1
4
4
3
2
3
1
74
77.0833
13
15
16
13
16
90.625
14
15
14
10
15
12
12
12
78.90625
12
12
16
8
7
13
10
10
60.9375
11
11
8
Jumlah
Rata-Rata
295
76.8229
76.822917
Kelompok Sedang
Skor Soal
No
Nama
Reacting
Contemplating
Comparing
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
Skor
Total
Nilai
1
Ainaya Febi Amalia
4
4
3
4
4
4
4
4
1
3
1
2
2
1
1
2
3
4
2
4
4
4
4
4
73
76.0417
2
Amalina Nur Choiriah
2
4
3
4
2
4
2
4
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
4
0
3
0
2
2
61
63.5417
3
Ananda Fadjar R.F.R
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
0
3
2
2
3
0
0
2
0
2
2
3
2
0
55
57.2917
7
Elsa Damayanti
4
4
3
3
4
3
4
3
3
2
3
0
4
4
2
2
1
1
1
0
1
1
1
1
55
57.2917
182
Skor Soal
No
Nama
Reacting
Contemplating
Comparing
Skor
Total
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fajar Akbardipura
1
3
3
2
4
4
3
4
2
4
4
4
3
4
1
4
2
4
4
4
4
4
3
3
78
81.25
10
Indrianto Bayu Aji
4
3
3
4
4
4
4
4
2
1
1
2
1
2
1
3
4
4
4
3
4
4
4
4
74
77.0833
11
Joseph F.P
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
93
96.875
13
Lalita Indah Sari
3
3
3
4
4
3
3
4
2
4
2
3
3
2
3
2
2
4
3
3
2
4
3
4
73
76.0417
14
Lawrencea Perdana F
4
4
3
4
3
4
4
4
2
2
1
3
2
2
2
1
4
3
3
2
3
4
2
4
70
72.9167
15
Meliyana
3
4
4
4
3
4
4
3
3
2
3
2
3
3
3
2
0
2
1
1
2
0
0
1
57
59.375
16
M. Nuralamsyah
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
3
4
3
2
1
3
3
2
3
2
3
72
75
17
M.Levin Rakavinanda
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
4
3
3
4
75
78.125
18
M. Taufiqurrahman
4
4
4
3
4
4
3
4
2
3
3
3
3
4
2
4
3
2
3
2
2
3
2
3
74
77.0833
19
Muthia Nurul Izzah
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
2
3
2
2
1
2
3
1
73
76.0417
21
Nadim Firas
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
2
2
3
2
3
2
3
2
74
77.0833
22
Nisrina Aflah H
4
3
4
4
4
4
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
70
72.9167
23
Nova Mutiara Putri
4
4
3
4
4
4
3
4
2
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
4
3
4
73
76.0417
24
Nur Ratna An Nabilah
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
2
3
3
2
3
2
2
4
3
2
3
2
2
1
69
71.875
25
Nuringtyas Hasanah
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
3
2
4
3
3
2
1
2
2
1
3
3
4
71
73.9583
26
Nurul Azizah P
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
1
2
2
1
0
2
2
1
1
55
57.2917
27
Putra Mochamad R
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
4
2
3
2
2
1
70
72.9167
28
Quratul Aini Adilia
3
3
3
4
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
83
86.4583
29
Rafli Hakim
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
2
4
3
2
2
3
3
3
3
4
2
3
2
2
72
75
31
Raissa Jenna Asia
4
4
3
4
4
4
4
4
3
2
2
3
4
3
4
2
2
2
3
2
2
2
2
3
72
75
32
Rasyad Firzatila
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
2
3
3
3
2
2
1
2
1
3
3
2
70
72.9167
183
Skor Soal
No
Nama
Reacting
Contemplating
Comparing
Skor
Total
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
33
Russel Alfredo G
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
2
2
2
4
3
1
2
75
78.125
34
Sheryne Moulissa
3
3
4
4
4
4
4
3
2
3
3
3
3
2
2
4
3
2
4
1
4
2
3
2
72
75
35
Siti Nur Adila
3
4
3
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
2
0
4
4
4
4
4
4
84
87.5
37
Yasher Risnur Adam
4
4
3
4
4
4
4
4
2
2
1
4
4
4
3
2
1
2
3
2
4
3
4
3
75
78.125
38
Zachrazella Nurifka Y
4
4
3
4
4
4
4
2
2
3
3
4
3
4
3
3
2
2
2
2
4
2
2
3
73
76.0417
39
Ziyad Athallah Sulun
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
74
77.0833
106
114
106
112 114 114
90.12096774
114
114
77
91
82
93
86
88
69
74
83
84
79
77
2215
Jumlah
Rata-Rata
93
87
70.26209677
70
88
62.90322581
74.4288
74.428763
Kelompok Rendah
Skor Soal
No
Nama
Reacting
Contemplating
Comparing
Skor
Total
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
4
Cahyaning Aprillia P.W
4
4
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
1
4
3
2
2
1
4
4
1
2
75
78.125
5
Dhika Faiz Fadrian
4
3
4
3
3
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
3
4
3
1
1
3
2
2
3
67
69.7917
20
Nabila Nur Hayyuni
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
2
0
4
4
4
4
3
4
83
86.4583
36
Syifa Amelia
4
3
4
4
4
4
4
4
1
3
3
2
3
2
4
3
1
2
2
2
3
2
2
2
68
70.8333
15
13
15
13
15
90.625
15
14
16
8
13
14
13
11
76.5625
13
12
14
10
7
9
8
14
61.71875
12
8
11
293
Jumlah
Rata-Rata
76.302083
76.3021
184
Lampiran 13
Hasil Pengamatan Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model PBL Berdasarkan LKS
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Nama
Ainaya Febi Amalia
Amalina Nur Choiriah
Ananda Fadjar R.F.R
Cahyaning Aprillia P.W
Dhika Faiz Fadrian
Dimas Bayu P.M
Elsa Damayanti
Fadilah Karamun N.N
Fajar Akbardipura
Indrianto Bayu Aji
Joseph Frentkovstein P
Lala Tiara Alifdinia
Lalita Indah Sari
Lawrencea Perdana F
Meliyana
Muhamad Nuralamsyah
Muhammad Levin R
Muhammad Taufiqurrahman
Muthia Nurul Izzah
Reacting
84.6
78.8
84.6
85
84.6
80.7
84.6
83
83
85
72
80.7
72
84.6
83
83
85
80.7
78.8
Comparing
88.6
81.8
88.6
84
88.6
84
88.6
91
91
84
93
84
93
88.6
91
91
84
84
81.8
Contemplating
100
68.7
100
93.7
100
93.7
100
87.5
87.5
93.7
100
93.7
100
100
87.5
87.5
93.7
93.7
68.7
185
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Nabila Nur Hayyuni
Nadim Firas
Nisrina Aflah Hamdaniyah
Nova Mutiara Putri
Nur Ratna An Nabilah
Nuringtyas Hasanah
Nurul Azizah Paramitha
Putra Mochamad Rivaldi
Quratul Aini Adilia
Rafli Hakim
Raihan Rafif Habibi W
Raissa Jenna Asia
Rasyad Firzatila
Russel Alfredo Gurning
Sheryne Moulissa
Siti Nur Adila
Syifa Amelia
Yasher Risnur Adam
Zachrazella Nurifka Y
Ziyad Athallah Sulun
Jumlah
Rata-Rata
85
72
78.8
80.7
78.8
80.7
85
84.6
83
83
78.8
72
85
85
72
72
80.7
78.8
72
83
3141.8
84
93
81.8
84
81.8
84
84
88.6
91
91
81.8
93
84
84
93
93
84
81.8
93
91
3402.4
80.55897436
87.24102564
93.7
100
68.7
93.7
68.7
93.7
93.7
100
87.5
87.5
68.7
100
93.7
93.7
100
100
93.7
68.7
100
87.5
3542.8
90.84102564
186
Kelompok Tinggi
No
6
8
12
30
Pertemuan Ke
Nama
Dimas Bayu P.M
Fadilah Karamun N.N
Lala Tiara Alifdinia
Raihan Rafif Habibi W
Rata-Rata
1
80.7
83
80.7
78.8
80.8
2
84
91
84
81.8
85.2
3
93.7
87.5
93.7
68.7
85.9
Jumlah
Rata-Rata
258.4
261.5
258.4
229.3
86.1333333
87.1666667
86.1333333
76.4333333
83.9666667
Jumlah
Rata-Rata
273.2
229.3
273.2
273.2
261.5
262.3
265
265
91.0666667
76.4333333
91.0666667
91.0666667
87.1666667
87.4333333
88.3333333
88.3333333
Kelompok Sedang
No
1
2
3
7
9
10
11
13
Pertemuan Ke
Nama
Ainaya Febi Amalia
Amalina Nur Choiriah
Ananda Fadjar R.F.R
Elsa Damayanti
Fajar Akbardipura
Indrianto Bayu Aji
Joseph Frentkovstein P
Lalita Indah Sari
1
84.6
78.8
84.6
84.6
83
85
72
72
2
88.6
81.8
88.6
88.6
91
84
93
93
3
100
68.7
100
100
87.5
93.7
100
100
187
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
37
38
39
Lawrencea Perdana F
Meliyana
Muhamad Nuralamsyah
Muhammad Levin R
M Taufiqurrahman
Muthia Nurul Izzah
Nadim Firas
Nisrina Aflah H
Nova Mutiara Putri
Nur Ratna An Nabilah
Nuringtyas Hasanah
Nurul Azizah Paramitha
Putra Mochamad R
Quratul Aini Adilia
Rafli Hakim
Raissa Jenna Asia
Rasyad Firzatila
Russel Alfredo Gurning
Sheryne Moulissa
Siti Nur Adila
Yasher Risnur Adam
Zachrazella Nurifka Y
Ziyad Athallah Sulun
Rata-Rata
84.6
83
83
85
80.7
78.8
72
78.8
80.7
78.8
80.7
85
84.6
83
83
78.8
72
85
85
72
78.8
72
83
80.3516129
88.6
91
91
84
84
81.8
93
81.8
84
81.8
84
84
88.6
91
91
81.8
93
84
84
93
81.8
93
91
87.41290323
100
87.5
87.5
93.7
93.7
68.7
100
68.7
93.7
68.7
93.7
93.7
100
87.5
87.5
68.7
100
93.7
93.7
100
68.7
100
87.5
89.89677419
273.2
261.5
261.5
262.3
258.4
229.3
265
229.3
258.4
229.3
258.4
262.3
273.2
261.5
261.5
229.3
265
262.3
262.3
265
229.3
265
261.5
91.0666667
87.1666667
87.1666667
87.4333333
86.1333333
76.4333333
88.3333333
76.4333333
86.1333333
76.4333333
86.1333333
87.4333333
91.0666667
87.1666667
87.1666667
76.4333333
88.3333333
87.4333333
87.4333333
88.3333333
76.4333333
88.3333333
87.1666667
85.8870968
188
Kelompok Rendah
No
4
5
20
36
Pertemuan Ke
Nama
Cahyaning Aprillia P.W
Dhika Faiz Fadrian
Nabila Nur Hayyuni
Syifa Amelia
Rata-Rata
1
85
84.6
85
80.7
84
2
84
88.6
84
84
85
Jumlah
3
93.7
100
93.7
93.7
95
262
273
262
258
Rata-Rata
87
91
87
86
88
189
Lampiran 14
Hasil Pengamatan Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model PBL Berdasarkan Observasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Nama
Ainaya Febi Amalia
Amalina Nur Choiriah
Ananda Fadjar R.F.R
Cahyaning Aprillia P.W
Dhika Faiz Fadrian
Dimas Bayu P.M
Elsa Damayanti
Fadilah Karamun N.N
Fajar Akbardipura
Indrianto Bayu Aji
Joseph Frentkovstein P
Lala Tiara Alifdinia
Lalita Indah Sari
Lawrencea Perdana F
Meliyana
Muhamad Nuralamsyah
Muhammad Levin R
Muhammad Taufiqurrahman
Muthia Nurul Izzah
Pertemuan 1
82.7
80
80
82.7
80
80
80
82.7
82.7
82.7
82.7
80
82.7
80
82.7
82.7
82.7
80
80
Pertemuan 2
87.5
87.5
87.5
75
87.5
87.5
87.5
75
75
75
75
87.5
75
87.5
75
75
75
87.5
87.5
Pertemuan 3
84.2
84.2
84.2
80.2
84.2
84.2
84.2
80.2
80.2
80.2
80.2
84.2
80.2
84.2
80.2
80.2
80.2
84.2
84.2
Rata-Rata
84.8
83.9
83.9
79.3
83.9
83.9
83.9
79.3
79.3
79.3
79.3
83.9
79.3
83.9
79.3
79.3
79.3
83.9
83.9
190
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Nabila Nur Hayyuni
Nadim Firas
Nisrina Aflah Hamdaniyah
Nova Mutiara Putri
Nur Ratna An Nabilah
Nuringtyas Hasanah
Nurul Azizah Paramitha
Putra Mochamad Rivaldi
Quratul Aini Adilia
Rafli Hakim
Raihan Rafif Habibi W
Raissa Jenna Asia
Rasyad Firzatila
Russel Alfredo Gurning
Sheryne Moulissa
Siti Nur Adila
Syifa Amelia
Yasher Risnur Adam
Zachrazella Nurifka Y
Ziyad Athallah Sulun
Jumlah
Rata-Rata
82.7
82.7
80
80
80
80
82.7
80
82.7
82.7
80
82.7
82.7
82.7
82.7
82.7
80
80
82.7
82.7
3179.4
81.52307692
75
75
87.5
87.5
87.5
87.5
75
87.5
75
75
87.5
75
75
75
75
75
87.5
87.5
75
75
3150
80.76923077
80.2
80.2
84.2
84.2
84.2
84.2
80.2
84.2
80.2
80.2
84.2
80.2
80.2
80.2
80.2
80.2
84.2
84.2
80.2
80.2
3199.8
82.04615385
79.3
79.3
83.9
83.9
83.9
83.9
79.3
83.9
79.3
79.3
83.9
79.3
79.3
79.3
79.3
79.3
83.9
83.9
79.3
79.3
81.446154
191
Kelompok Tinggi
No
6
8
12
30
Pertemuan Ke
Nama
Dimas Bayu P.M
Fadilah Karamun N.N
Lala Tiara Alifdinia
Raihan Rafif Habibi W
Rata-Rata
1
80
82.7
80
80
80.675
2
87.5
75
87.5
87.5
84.375
Jumlah
3
84.2
80.2
84.2
84.2
83.2
251.7
237.9
251.7
251.7
Rata-Rata
83.9
79.3
83.9
83.9
82.75
Kelompok Sedang
No
Nama
1
2
3
7
9
10
11
13
14
15
Ainaya Febi Amalia
Amalina Nur Choiriah
Ananda Fadjar R.F.R
Elsa Damayanti
Fajar Akbardipura
Indrianto Bayu Aji
Joseph Frentkovstein P
Lalita Indah Sari
Lawrencea Perdana F
Meliyana
Pertemuan Ke
1
82.7
80
80
80
82.7
82.7
82.7
82.7
80
82.7
2
87.5
87.5
87.5
87.5
75
75
75
75
87.5
75
Jumlah
3
84.2
84.2
84.2
84.2
80.2
80.2
80.2
80.2
84.2
80.2
254.4
251.7
251.7
251.7
237.9
237.9
237.9
237.9
251.7
237.9
Rata-Rata
84.8
83.9
83.9
83.9
79.3
79.3
79.3
79.3
83.9
79.3
192
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
37
38
39
Muhamad Nuralamsyah
Muhammad Levin R
M Taufiqurrahman
Muthia Nurul Izzah
Nadim Firas
Nisrina Aflah H
Nova Mutiara Putri
Nur Ratna An Nabilah
Nuringtyas Hasanah
Nurul Azizah Paramitha
Putra Mochamad R
Quratul Aini Adilia
Rafli Hakim
Raissa Jenna Asia
Rasyad Firzatila
Russel Alfredo Gurning
Sheryne Moulissa
Siti Nur Adila
Yasher Risnur Adam
Zachrazella Nurifka Y
Ziyad Athallah Sulun
Rata-Rata
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
80
87.5
84.2
80
87.5
84.2
82.7
75
80.2
80
87.5
84.2
80
87.5
84.2
80
87.5
84.2
80
87.5
84.2
82.7
75
80.2
80
87.5
84.2
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
80
87.5
84.2
82.7
75
80.2
82.7
75
80.2
81.65483871 80.24193548 81.87741935
237.9
237.9
251.7
251.7
237.9
251.7
251.7
251.7
251.7
237.9
251.7
237.9
237.9
237.9
237.9
237.9
237.9
237.9
251.7
237.9
237.9
79.3
79.3
83.9
83.9
79.3
83.9
83.9
83.9
83.9
79.3
83.9
79.3
79.3
79.3
79.3
79.3
79.3
79.3
83.9
79.3
79.3
81.25806452
193
Kelompok Rendah
No
4
5
20
36
Nama
Cahyaning Aprillia P.W
Dhika Faiz Fadrian
Nabila Nur Hayyuni
Syifa Amelia
Rata-Rata
1
82.7
80
82.7
80
81.35
Skor Soal
Pertemuan Ke
2
75
87.5
75
87.5
81.25
Jumlah
3
80.2
84.2
80.2
84.2
82.2
Rata-Rata
237.9
251.7
237.9
251.7
79.3
83.9
79.3
83.9
81.6
194
Lampiran 15
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pertemuan 1:
195
Pertemuan 2:
196
Pertemuan 3:
197
Lampiran 16
198
Lampiran 17
199
200
201
202
203
204
205
206
Download