RINGKASAN Fakultas Pertanian Universitas Nasional FANNY PRATIWI 013112500150023 PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN PEROMPESAN DAUN TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN DAN KUALITAS HASIL TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium sp) Tanaman seruni atau disebut krisan (Chrysanthemum morifolium sp) adalahan salah satu tanaman hias yang berbunga indah dan memiliki potensi untuk dikembangkan karena bernilai ekonomis tinggi, baik sebagai bunga potong maupun tanaman pot berbunga indah. Dalam membudidayakan krisan pemeliharaan yang paling penting adalah pengairan. Dalam pemberian pengairan harus secara optimal mulai dari saat tanam hingga saat panen. Pengairan bertujuan untuk memberikan tanaman air pada waktu tanaman membutuhkan. Pengairan dapat dilakukan dengan cara mengkabutkan air dan melalui sistem irigasi tetes hingga tanah cukup basah. Selain pengairan pemeliharaan untuk tanaman krisan adalah pemupukan, penyuluhan, pengaturan jarak tanam, penambahan cahaya dan pengendalian hama dan penyakit. Dalam membudidayakan krisan terdapat kendala. Salah satu kendala yaitu tanaman terkena serangan hama dan penyakit. Hama yang menyerang adalah penggorok daun (leaf miner), kutu daun (Aphid), sedangkan penyakit yang menyerang adalah karat yang disebabkan oleh cendawan Puccinia horiana. Untuk mengendalikan penyakit karat pada tanaman krisan yaitu dengan merompes daun pada bibitnya. Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui efek frekuensi pengairan melalui sistem drip terhadap hasil krisan dan untuk mengetahui pengaruh beberapa perlakuan perompesan daun terhadap intensitas serangan karat daun dan hasil bunga. Penelitian ini dilakukan di rumah plastik, kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung, Cianjur, pada bulan September 2005 – Januari 2006. Parameter yang diamati dibagi 2 tahap yaitu pada saat setelah tanam dan pada saat panen. Pada saat setelah tanam parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, lebar daun, jumlah daun, dan intensitas serangan penyakit karat daun. Parameter yang diamati pada saat panen adalah panjang tangkai, diameter batang, diameter bunga, jumlah bunga, total berat tanaman krisan, berat tangkai krisan sepanjang 80 cm, jumlah daun, pengelompokan (grading), dan kesegaran bunga (vaselife). Hasil penelitihan memperlihatkan terjadinya interaksi antara pengaruh frekuensi pemberian air dan perompesan daun terhadap tinggi tanaman (5 MST), lebar daun (6 MST), intensitas serangan penyakit karat daun pada daun bagian tengan dan daun bagian atas. Hasil memperlihatkan tinggi tanaman (5 MST) yang tertinggi pada perlakuan pemberian air dua kali dengan perompesan daun 14 helai yaitu 62 cm, interaksi lebar daun (6 MST) menghasilkan lebar daun yang terlebar pada perlakuan pemberian air dua kali dengan perompesan daun 6 helai yaitu 8 cm, interaksi intensitas serangan penyakit karat daun pada daun bagian tengah pada pengamatan ke–2 memperlihatkan intensitas serangan penyakit yang tinggi pada perlakuan pemberian air dua kali dengan perompasan daun 14 helai sebesar 31% dibandingkan dengan interaksi semua perlakuan, interaksi serangan penyakit karat daun pada daun bagian atas pada pengamatan ke–3 memperlihatkan intensitas serangan yang paling tinggi pada perlakuan pemberian air dua kali dengan perompasan daun 14 helai sebesar 24% dibandingkan dengan interaksi semua perlakuan. Pengaruh frekuensi pemberian air dan perompesan daun tidak berpengaruh terhadap parameter diameter batang, jumlah daun, intensitas serangan penyakit karat pada daun bagian atas pada pengamatan pertama dank ke-2, dan parameter pada saat panen. Pengaruh frekuensi pemberian air memberikan pengaruh beda nyata terhadap parameter intensitas serangan penyakit karat pada daun bagian tengah pada pengamatan pertama, pada daun bagian bawah dan bagian tengah pada pengamatan ke–3 . Perompesan daun menghasilkan beda nyata pada parameter lebar daun, intensitas serangan penyakit karat pada daun bagian bawah pengamatan pertama, ke-2 dan ke –3. Pembimbing I Pembimbing II : Ir. IGS. Sukartono, M.Agr. : Ir. Yoyo Suloyo, MS.