BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Pengertian tersebut sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamika pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. (Effendy, 2003:28)1 Menurut Hafied Cangara dalam bukunya “Pengantar Ilmu Komunikasi” mengatakan bahwa: komunikasi sebagai kata yang abstrak, pada dasarnya sulit didefinisikan. Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah membuat banyak upaya untuk mendefinisikan komunikasi, namun menetapkan definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna. Definisi mana yang kita pilih, tergantung 1 Onong Uchyana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:Citra Aditya.2003,28 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 kegunaannya dalam hal apa definisi itu kita perlukan. Ia pun mendefinisikan komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia. (Cangara, 2005:19)2 Ada beberapa definisi yang diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” bahwa: Ilmu Komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. (Effendy, 2003:10) Definisi Hovland di atas menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan jugam pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pengubahan perilaku orang lain.3 2.1.2 Proses Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy, Proses komunikasi pada intinya terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. a. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang atau simbol berupa bahasa, kial, syarat, gambar, warna dan lain sebagainya, yang secara langsung mampu ”menerjemahkan” pikiran, perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas karena bahasalah yang paling mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Berkat kemampuan bahasa, maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato, dan Socrates, dapat menjadi manusia yang beradap dan berbudaya, dan dapat 2 3 Hafidz Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2005,19 Onong Uchyana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:Citra Aditya.2003,10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, decade, bahkan abad yang akan datang. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi tidak semua orang pandai mencari kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan perkataan lain, komunikasi adalah proses membuat sebuah pesan setala (tuned) bagi komunikator dan komunikan. b. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang seringa digunakan dalam komunikasi. Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciriciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.4 2.1.3 Tujuan Komunikasi Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah 4 Onong Uchyana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:Citra Aditya.2003,15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 melakukan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi: a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak. b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur. c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya. d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan. (Effendy, 2003 : 18) Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan.5 2.1.4 Fungsi Komunikasi Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah: 5 Ibid hal 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Uchjana Effendy, 13 a. Menginformasikan (To Inform) Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, idea tau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. b. Mendidik (To Educate) Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan idea tau pikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapat informasi dan ilmu pengetahuan. c. Menghibur (To Entertain) Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. d. Mempengaruhi (To Influence) Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikasi dan lebih jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan. (Effendy, 2003:36). Dilihat dari fungsi dan keberadaannya di masyarakat, komunikasi tidak bisa lepas dari kehidupan karena komunikasi akan selalu berada dalam kehidupan seharihari.6 2.2 Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa 6 Onong Uchyana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:Citra Aditya.2003,36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik yang menyertai lahirnya publisistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan (press printed) yang menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah, brosur, dan materi cetakan lain. Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa inggris yang berarti mass communication, kependekan dari massmedia communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”. Seperti yang di kutip oleh Wiryanto dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa” mengatakan bahwa Massa kita artikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran”. (Wiryanto, 2000:2)7 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (Ardianto, 2007:3)8 Sedangkan ahli komunikasi Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi 7 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:PT Grasindo.2000,2 Ardianto, Elvinaro et al. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.Bandung:Simbiosa Rekatama Media.2007,3 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual. (Ardianto, 2007:6)9 2.3 Public Relations 2.3.1 Definisi Public Relations Penulis menemukan bahwa definisi dari Public Relations sangat beragam, karena itu penulis akan memaparkan definisi Public Relations dari beberapa pakar yang dikutip dari buku “Handbook Of Public Relations” karya (Ardianto 2011:8) sebagai berikut: a. Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan public dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.10 b. Definisi Public Relations menurut International Public Relations Association (IPRA), PR merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. 9 Ibid hal 6 Elvinaro Ardianto.Handbook of Public Relations:Pengantar Komprehensif.Bandung:Simbiosa Rekatama Media.2011,8 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 2.3.2 Tujuan Public relations Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan. Menurut Rosady Ruslan tujuan public relation adalah sebagai berikut: a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen. b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan. c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation. d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. e. Mendukung bauran pemasaran. Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut: a. Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. c. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru. e. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan. f. Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan. g. Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. h. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis. i. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain. j. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru. k. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. l. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara. m. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatankegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 n. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.11 Secara keseluruhan tujuan dari public relations adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan public terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.12 2.3.3 Peran Public Relations Menurut Rosady Ruslan (2002 : 10), peran PR pada intinya sebagai berikut: 1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. Dari uraian tersebut dijelaskan Public Relations berperan sebagai perwakilan perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan publik internal dan eksternal. 2. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Dalam hal ini Public Relations berperan dalam melakukan pendekatan hubungan baik dengan publik. 3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. Public Relations memiliki peranan sebagai pendukung organisasi yang selalu sigap dalam menjalankan tugas dari atasan/ perusahaan. 11 12 Rosady Ruslan.Etika Kehumasan.Jakarta:Rajawali Press.2001 Deddy Mulyana.Ilmu Komunikasi Suatu pengantar.Bandung.Rosdakarya.2007 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 4. Membentuk corporate image, artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Dalam hal ini Public Relations berperan menjaga dan menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan dimata publik.13 2.3.4 Fungsi Public Relation Terdapat tiga fungsi Public relations menurut Betrand R. Canfield yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Human Relations dan Public Relations yaitu : fungsi public relations 1. mengabdi kepada kepentingan publik 2. memelihara komunikasi yang baik 3. menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik (1993:137)14 Dapat dikatakan bahwa fungsi Public Relations adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya masalah. Public Relations bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan organisasi yang mendasar dan menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik dan juga menyampaikan opini publik pada manajemen juga kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur, jelas dan objektif . 13 Rosady Ruslan.Etika Kehumasan:Konsepsi dan Aplikasi.Jakarta:PT. Raja Grafindo persada.2002, hal 10 14 Onong Uchjana Effendy.Human Relations dan Public Relations.Bandung:Mandar Maju.1993 hal 137 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 2.3.5 Tugas Public Relation Tugas Public Relations menurut oxley yang dikutip oleh Yosal Iriantara dalam bukunya Manajemen Strategis menyebutkan bahwa tugas Public Relations adalah a. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya b. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publik- publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik pokok terhadap organisasi c. Bekerja sebagai penghubung antara manajemen dan publik-publiknya d. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan dan yang mempengaruhi hubungan publik dan organisasi (2004:45)15 Tugas Public Relations pada intinya adalah untuk memberi layanan pada orang-orang yang disebut manajemen itu. Kegiatan Public Relations menurut Lesly yang dikutip oleh Yosal Iriantara dalam bukunya Manajemen strategis Public Relations adalah sebagai berikut : 1. Prestise atau citra yang favourable dan segenap faedahnya 2. Promosi produk atau jasa 3. Mendeteksi dan menghadapi isu dan peluang 15 Risman F. Sikumbank, Yosal Iriantara.Manajemen Strategis Public Relations.Jakarta.Ghalia Indonesia. 2004 hal 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 16 4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya 5. Good will para stokeholder dan konstituen 6. Mencegah dan memberi solusi masalah perburuhan 7. Mengayomi good will komunitas tempat organisasi jadi bagiannya 8. Good will karyawan dan atau anggota organisasinya 9. Mengatasi permasalahan dan prasangka 10. Mencegah serangan 11. Good will para pemasok 12. Good will pemerintah 13. Good will bagian lain dari industri 14. Good will para dealer dan menarik dealer lain 15. Kemampuan untuk mendapatkan personel terbaik 16. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 17. Pendidikan publik untuk satu titik pandang 18. Good will para customer atau para pendukung 19. Investigasi sikap pelbagai kelompok terhadap perusahaan 20. Merumuskan dan membuat pedoman kebajikan 21. Mengarahkan perubahan (2004:57)16 Ibid hal 57 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 2.4 Citra 2.4.1 Pengertian Citra Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1) kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (4) data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi. Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2004) mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan.17 2.4.2 Jenis Citra Jefkins (2003) menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni:18 1. Mirror Image (Citra Bayangan) Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang 17 Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh.Dasar-dasar Public Relations.Cetakan Ketiga.Bandung.Remaja Rosdakarya.2004 18 Frank Jefkins.Public Relations.Jakarta: Erlangga. 2003. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita. 2. Current Image (Citra yang Berlaku) Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihakpihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyaksedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. 3. Multiple Image (Citra Majemuk) Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita. 4. Corporate Image (Citra Perusahaan) Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. 5. Wish Image (Citra Yang Diharapkan) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 2.4.3 Penggambaran Citra Menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, terdapat empat komponen pembentukan citra antara lain :19 1) Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu. 2) Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. 3) Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. 4) Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan prilaku tetapi merupakan kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, sikap 19 Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh.Dasar-dasar Public Relations.Cetakan Ketiga.Bandung.Remaja Rosdakarya.2004 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap juga diperhitungkan atau diubah. Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merupakan suatu pandangan atau penghargaan yang didapat oleh perusahaan atau suatu organisasi karena adanya nilai positif dan keunggulan- keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya citra positif dari publik maka perusahaan atau organisasi dapat terus menciptakan inovasi- inovasi baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 2.4.4 Citra Institusi Pemerintah Citra institusi penting karena merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang sebuah institusi. Citra dapat berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan pihakpihak yang berhubungan dengan institusi. Dengan demikian, citra institusi dapat dipersepsikan sebagai gambaram mental secara selektif. Karena keseluruhan kesan tentang karakteristik institusi-lah yang nantinya akan membentuk citra institusi di benak masyarakat. Setiap institusi dapat memiliki lebih dari satu citra tergantung dari kondisi interaksi yang dilakukan institusi dengan kelompok-kelompok yang berbeda, seperti: karyawan, maupun pihak-pihak yang berkaitan dengan sebuah institusi tersebut dimana setap kelompok tersebut mempunyai pengalaman dan hubungan yang berbeda dengan institusi tersebut. Karena itu, citra yang dimiliki institusi dapat berperingkat positif ataupun negatif. Untuk itu, institusi perlu mengkomunikasikan secara jelas tentang citra yang diharapkan, sehingga dapat mengarahkan masyarakat dalam mencitrakan institusi secara positif. Lebih lanjut, citra merupakan hasil dari penilaian atas sejumlah atribut, tetapi citra bukanlah penilaian itu sendiri, karena citra adalah kesan masyarakat yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 paling menonjol dari institusi, yang dievaluasi dan dipertimbangkan oleh konsumen dalam membentuk opini. 2.5 Proses Pembentukan Citra Citra institusi yang bersumber dari pengalaman memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan. Keterlibatan tersebut, belum terjadi dalam citra perusahaan yang bersumber dari upaya komunikasi perusahaan. Proses terbentuknya citra menurut Hawkins dalam Mulyadi (2007:3), diperlihatkan pada Gambar sebagai berikut : Sumber : Hawkins (Mulyadi, 2007 :3) Gambar 2.2 Proses Terbentuknya Citra Perusahaan Gambar 2.2 menunjukkan proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung pada beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua memperhatikan upaya perusahaan tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian obyek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 mencoba memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan pada obyek yang kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan. Upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan keberadaan secara lengkap. Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan obyek sasaran. Kasali (2003:28), mengemukakan bahwa pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna. Menurut Harrison dalam Mulyadi (2007:3), informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut: 1. Personality Keseluruhan karakteristrik yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. Personality/Karakteristik Polisi disini digambarkan harus tegas, berwibawa, mengayomi masyarakat, membantu dan melayani tanpa pamrih. Akan tetapi kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. 2. Reputation Hak yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank. Reputasi Kepolisian pada beberapa tahun belakangan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat maupun institusi Polisi Itu sendiri. Hal ini dapat terlihat dari banyak kasus (mulai dari kasus korupsi hingga kasus narkoba) yang melibatkan anggota Polri. Padahal masyarakat mempunyai keinginan dan harapan bahwa citra dan reputasi Polri benar – benar bisa menjadi penjaga, pengaman dan pengayom setiap masyarakat Indonesia. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 3. Value Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permitaan maupun keluhan pelanggan. Nilai – nilai yang harus ada pada Polri yaitu melindungi segenap masyarakat Indonesia tanpa pandang bulu. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. 4. Corporate Identity Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan. Polri dapat dengan mudah dikenali dari seragam, lambang mereka dan Slogan „„ Melindungi, Melayani dan Mengayomi Masyarakat„„. Citra perusahaan tidak dapat dibentuk dengan sendirinya, haruslah ada upaya yang dilakukan agar citra tersebut menjadi semakin baik. Citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan keberadaan secara lengkap Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan objek sasaran. 2.6 Media Cetak Sebagai saluran Media Massa Sulit dibayangkan masyarakat modern tanpa media massa seperti surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan film. Media massa memiliki arti yang bermacammacam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis system politik dan ekonomi dimana media itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat, dan minat serta kebutuhan individu tertentu. Namun selain memiliki fungsi, media http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 juga memiliki banyak disfungsi, yaitu konsekuensi yang tidak diinginkan masyarakat atau anggota masyarakat. Media cetak, meskipun media elektronik ditambah dengan media inovasi sudah semakin maju, tetap saja media cetak belum akan ditinggalkan khalayak massa. Di tengah-tengah persaingan memperebutkan uang pengiklan dan perhatian public, media telah berkembang dalam berbagai peran. Sebagai media informasi, radio dan televisi unggul dalam penyampaian berita yang dilengkapi dengan ulasan penjelas. Kalau media siaran memberi perhatian pada suatu peristiwa lain berkurang. Celah inilah yang kemudian diisi dengan Koran. Seringkali Koran memberikan banyak hal sebingga kedalamannya pun terbatas. Hal ini juga menandakan bahwa peran media sebagai penafsir informasi serta pentingnya sebagai penyampai informasi. Maka dari berbagai media diatas mempunyai peran yang saling melengkapi dan itu sangat efektif dalam menyampaikan pesan, baik itu pesan tentang ekonomi, politik, budaya, sosial, dsb. Pada masyarakat modern informasi diperoleh secara langsung atau melalui media massa sebagai alat perpanjangan alat indera manusia. Dengan media massa kita dapat memperoleh informasi tentang berbagai hal sehingga informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra, (McLuhan dalam Rachmat, 2007:224). Membangun citra yang baik dengan media. Melalui pemberitaan di media diharapkan mampu membentuk citra (image) yang diharapkan. Akan tetapi citra bisa hancur seketika oleh pemberitaan di media. Media, dianggap sebagai kekuatan yang mampu merintis perubahan, namun ternyata belum sepenuhnya terlepas dari berbagai kepentingan. Padahal terbentuknya citra kepolisian berada di tangan media. Berbagai realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi yaitu tangan kedua (second hand reality) sehingga dalam bentuk citra tentang lingkungan sosial berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. Surat kabar misalnya, jika yang dibaca kebanyakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 tentang perkosaan, penganiayaan, dan pencurian maka pembaca cenderung melihat lebih banyak orang yang jahat dan lebih merasa bahwa berjalan sendirian berbahaya. Sehubungan dengan maraknya pemberitaan mengenai kepolisian yang ada di media secara tidak langsung dapat mempengaruhi citra kepolisian yang dimunculkan melalui pemberitaan yang ada. Dari konsep pemikiran di atas dapat di ambil garis merahnya, yakni bahwa media mempunyai peran yang esensial di dalam masyarakat. Media bertanggung jawab untuk menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan publiknya melalui berita dan pemberitaan muncul sebagai akibat adanya suatu peristiwa. Segala peristiwa yang menyangkut kehidupan khalayak dianggap penting oleh media sehingga media sebagai pengontrol sosial menyampaikan fakta dengan lugas dan jelas. Dari pemberitaan yang ada, publik sebagai khalayak sasaran mampu mengambil sikap yang diwujudkan oleh melalui citra yang dibentuk, baik positif maupun negatif. 2.7 Pembentukan Citra Lewat Berita di Media Cetak Menurut Halberstam fungsi utama pemberitaan bukanlah memperingatkan,menginstruksikan dan membuat khalayak tercengang, tetapi memberitahu. Setelah memberitahu, tergantung khalayak secara aktif memanfaatkan berita, namun demikian ketika sebuah berita hanya berhenti pada tataran memberitahu saja, berita tersebut tidak bermanfaat bagi khalayak, sehingga perlu diusahakan agar berita tersebut memiliki pengetahuan umum. Media mampu untuk membangun opini publik atas isu yang diberitakan. Pada situasi isu keberadaan media massa menjadi aplikasi dari isu kecil menjadi isu besar yang mengarah pada terjadinya krisis. Sedangkan pada situasi krisis kebutuhan publik terhadap informasi cenderung meningkat dan media menjadi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 salah satu pilihan utama untuk mengikuti perkembangan terhadap krisis dan bagaimana pihak publik manajemen menangani krisis. Salah satu cara yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan dalam membangun citra yang baik adalah dengan media. Melalui pemberitaan di media diharapkan mampu membentuk citra (image) yang diharapkan. Akan tetapi citra bisa hancur seketika oleh pemberitaan di media. Media dianggap sebagai salah satu kekuatan yang mampu merintis perubahan, namun ternyata belum sepenuhnya terlepas dari berbagai kepentingan. Padahal pembentukan citra Indonesia berada ditangan media. Akibatnya berbagai berita yang terekspos justru merusak citra Indonesia dimata internasional. Citra Indonesia sebagai bangsa bermartabat bisa luntur karena media mengutamakan pemberitaan bad news is a good news pemberitaan ini walaupun positif dan faktual sering melupakan solusi untuk perubahan. 2.8 Unit Analisis dan Kategorisasi Unit analisis dalam penelitian ini yaitu kalimat, dimana peneliti dan coder lain membaca kalimat dalam salah satu berita dan mengkategorikannya kedalam citra yang positif, netral atau negatif. Kategorisasi dalam penelitian ini yaitu : 1. Media : SKH Kompas 2. Letak Halaman : Dalam 3. Sifat Berita : Argumentatif 4. Narasumber : Pemerintah, pakar, masyarakat, lainnya 5. Dimensi berita : Pencitraan Polri (positif, netral, negative) http://digilib.mercubuana.ac.id/