VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar

advertisement
VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL
6.1 Aspek Pasar
Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek
pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan
dijalankan. Aspek pasar digunakan untuk mengetahui berapa besar potensi pasar
untuk masa yang akan datang. Untuk mengetahui peluang atau potensi pasar,
maka perlu diketahui tingkat permintaan pasar pada masa lalu, sekarang dan masa
yang akan datang. Aspek pasar dapat dikatakan layak apabila memiliki peluang
pasar, artinya potensi permintaan lebih besar dari penawaran. Keberhasilan dalam
menjalankan usaha perlu adanya strategi pemasaran dan pengkajian aspek pasar
dengan cermat. Hal yang dapat dipelajari bentuk pasar yang dimasuki, komposisi
dan perkembangan permintaan di masa lalu dan sekarang.
Pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm aspek pasar
yang akan dikaji meliputi permintaan pasar lele konsumsi dan penawaran produksi
lele yang dihasilkan. Permintaan akan lele konsumsi dilihat dari daerah sekitar
kawasan Kecamatan Mega Mendung dan Jabodetabek yang menjadi pasar utama.
Untuk sisi penawaran yang dilakukan, dilihat dari hasil produksi yang dihasilkan
oleh usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm.
6.1.1 Permintaan
Potensi pasar yang dihadapi dalam pengusahaan pembesaran lele
sangkuriang masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya pedagang
pengumpul dan semakin banyaknya peminat akan konsumsi ikan lele yang
menjadi langganan dari lele sebagai salah satu sumber protein hewani. Produk
ikan lele sangkuriang biasanya ditujukan pada pedagang pengumpul kemudian
dipasarkan ke pedagang pengecer dan agen-agen distributor Jabodetabek. Sistem
distribusi hasil produksi usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm
melalui pedagang pengumpul yang kemudian di jual kepada pedagang pengecer
dan agen-agen penyalur (distributor) pasar Jabodetabek.
Kebutuhan permintaan terhadap lele konsumsi mengalami peningkatan
seiring
dengan
semakin
meningkatnya
pertambahan
penduduk.
Namun
ketersediaan akan ikan lele konsumsi tidak seiring dengan peningkatan produksi
42
sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Pada tahun 2011, ikan
konsumsi Jadebotabek khususnya lele diperkirakan akan meningkat sekitar 67
persen dari 75 ton, sehingga kebutuhan lele menjadi ± 105 ton per hari. Dimana
peningkatan ini terjadi dilihat dari kebutuhan lele konsumsi pada tahun 2009
mencapai ± 75 ton per hari hingga pada tahun 2010 mencapai ± 75 ton per hari.
Kebutuhan untuk wilayah Bogor sendiri mencapai sekitar ± 17 persen atau
± 17,85 ton per hari dari 105 ton per hari kebutuhan untuk Jabodetabek. 3
Peningkatan kebutuhan konsusmsi ikan khususnya lele terkait dengan
adanya program sosialisasi Gemar Ikan. Program sosialisasi Gemar Ikan yang
merupakan singkatan dari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan. Gerakan ini
telah berjalan sejak tahun 2005 dan dilakukan di titik-titik yang memiliki potensi
besar dalam memasyarakatkan ikan. Hal tersebut juga salah satu pendorong para
petani perikanan khususnya petani lele, dalam hal meningkatkan produksi ikan
agar mampu memenuhi kebutuhan akan ikan lele konsumsi (Kementerian
Kelautan dan Perikanan 2010).
Dari uraian diatas dapat dibayangkan betapa besarnya kebutuhan dan
permintaan lele untuk menjadi ikan konsumsi. Situasi ini merupakan suatu
indikasi bahwa permintaan akan lele konsumsi mengalami peningkatan.
Meningkatnya permintaan lele konsumsi merupakan peluang bagi perusahaan,
sehingga upaya untuk memenuhi peluang pasar tersebut Yoyok Fish Farm
berencana akan mengembangkan usaha dengan menambah kapasitas produksi
6.1.2 Penawaran
Kebutuhan lele konsumsi di Bogor dipenuhi oleh beberapa kecamatan di
Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Mega Mendung, Kecamatan Ciseeng, Parung
dan Gunung Sindur dan selebihnya dipenuhi oleh petani lele yang berasal
Kabupaten Bogor. Penawaran ikan konsumsi lele sangkuriang dari Yoyok Fish
Farm tergantung dari hasil panen. Lamanya proses pemeliharaan lele sangkuriang
dari benih
hingga lele mencapai ukuran panen adalah 3 bulan. Pada usaha
3
Departemen Peternakan dan Perikanan
Perikanan (Diakses pada tanggal 23 Oktober 2011). kabupaten Bogor .www. disnakankabbogor.go.id. Update data
43
pembesaran ikan lele sangkuriang Yoyok Fish Farm memiliki 13 unit kolam
terpal pembesaran.
Dalam proses produksi yang dilakukan Yoyok Fish Farm kolam pembesaran diisi benih hingga panen secara sekaligus untuk mempermudah proses produksinya. Target produksi yang ditetapkan pada usaha Yoyok Fish Farm adalah 7 ton untuk satu siklus produksi. Namun pencapaian target produksi belum tercapai, selama ini Yoyok Fish Farm hanya mampu berproduksi rata‐rata 6.7 ton per siklus panen. Produksi pembesaran lele sangkuriang di Yoyok Fish Farm selama dua tahun (delapan siklus produksi) dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Produksi Pembesaran Lele Sangkuriang Pada Usaha Yoyok Fish Farm Tahun 2011 Siklus Jumlah Kolam Produksi (Unit) (Kg) Jenis Komoditi 1 Ikan Lele Konsumsi 13 6545 2 Ikan Lele Konsumsi 13 6760 3 Ikan Lele Konsumsi 13 6853 4 Ikan Lele Konsumsi 13 6690 5 Ikan Lele Konsumsi 13 6776 6 Ikan Lele Konsumsi 13 6930 7 Ikan Lele Konsumsi 13 6580 8 Ikan Lele Konsumsi 13 6850 6.1.3 Market Share Market share merupakan bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan kemampuan penjualan seluruh industri (total penjualan perusahaan yang sejenis). Sehingga dapat dikatakan bahwa market share merupakan proporsi kemampuan perusahan terhadap keseluruhan penjualan perusahaan sendiri. Tingkat market share ditunjukan dalam nilai atau angka persentase. 44
Peningkatan kebutuhan akan lele konsumsi di wilayah Jabodetabek, khususnya wilayah Bogor tahun 2010 mencapai 17,85 ton per hari atau 6426 ton per tahunnya. Sedangkan Yoyok Fish Farm sendiri sebagai salah satu pemasok ikan konsumsi hanya mampu mencukupi sekitar 26,8 ton per tahunnya. Apabila dibandingkan dengan permintaan kebutuhan pasar, Yoyok Fish Farm mampu memenuhi pasar sekitar 0,42 persen dari kebutuhan pasokan lele konsumsi per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasar ikan lele masih sangat terbuka lebar untuk diambil manfaatnya terutama untuk bisnis pembesaran. Dengan adanya pengembangan usaha maka diharapkan market share (pangsa pasar) yang mampu dipenuhi oleh Yoyok Fish Farm menjadi lebih besar dari sebelumnya. 6.1.4 Strategi Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa (David, 2004). Setiap usaha biasanya perlu selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menjanjikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Variabel strategi bauran pemasaran tersebut adalah strategi produk, harga distribusi dan promosi. Pada usaha Yoyok Fish Farm strategi bauran pemasarannya tergolong masih sederhana karena usaha yang dijalankan berupa usaha rakyat. Namun dalam pengaplikasiaannya bauran pemasaran yang diterapkan meliputi: a. Strategi Produk Pada usaha Yoyok Fish Farm produk yang dihasilkan berupa ikan konsumsi yaitu lele. Strategi produk terdapat beberapa faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan, ukuran, jenis, macam, jaminan, dan pelayanan. Namun karena pada usaha Yoyok Fish Farm menghasilkan produk ikan konsumsi petani rakyat. Maka hasil panen merupakan jenis lele sangkuriang dengan ukuran panen lele sangkuriang adalah 8 ekor untuk setiap satu kilogram ikan lele konsumsi atau 125 gram untuk satu ekor lele yang merupakan mutu dan kualitas yang baik. b. Strategi Harga 45
Strategi penetapan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi produk yang ditawarkan di pasar, yang tercermin dalam pangsa pasar usaha, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan yang akan didapat. Usaha Yoyok Fish Farm yang merupakan usaha kolam rakyat hanya mampu menerima harga pasar yang biasanya diketahui dari pedagang pengumpul. Sehingga pengusaha Yoyok Fish Farm bersifat sebagai price taker. Harga produk yang dihasilkan oleh usaha Yoyok Fish Farm adalah ikan lele konsumsi dengan ukuran panen 7‐8 ekor per kilogram dengan harga rata‐rata Rp 10.000. Harga tersebut merupakan harga di tingkat petani, artinya belum termasuk biaya pengangkutan. c. Strategi Distribusi Kegiatan distribusi atau penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kegiatan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran dan distribusi fisik. Faktor‐faktor yang mempengaruhinya yaitu: saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi, persediaan dan alat transportasi. Sistem distribusi hasil produksi usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm melalui pedagang pengumpul yang kemudian dijual kepada pedagang pengecer. Pedagang pengumpul melakukan penjualan ke agen‐agen penyalur (distributor) pasar Kramat Jati apabila terjadi kelebihan produksi sehingga pedagang pengecer tidak mampu lagi memasarkan di wilayah Bogor dan sekitarnya. Sedangkan pedagang pengecer akan memasarkan kewarung rumah makan, kathering, kolam‐kolam pemancingan yang berada di kawasan Kecamatan Mega Mendung dan pasar‐pasar di wilayah Bogor. Secara garis besar, jalur distribusi ikan hasil produksi usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm dapat dilihat pada Gambar 3. 46
Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Yoyok Fish Farm Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer
Pasar Kramat Jati Pasar‐ Pasar Di Wilayah Bogor Warung makan, katering, kolam Pemancingan kawasan Kecamatan Gambar 3. Distribusi Produksi Lele Sangkuriang Yoyok Fish Farm
d. Strategi Promosi
Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh
konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin
tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu dalam menunjang keberhasilan
kegiatan pemasaran yang dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang
disusun, maka perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi promosi
yang tepat. Unsur-unsur dari strategi promosi terdiri dari: iklan, penjualan
personal, promosi penjualan, dan publisitas. Pada usaha pembesaran lele
sangkuriang Yoyok Fish Farm belum menerapkan strategi promosi, adapun
penyebabnya adalah karena selama ini usaha yang dijalankan hanya berupa usaha
kolam rakyat menghasilkan komoditi pertanian yaitu ikan konsumsi. Untuk
promosi yang dilakukan masih dari mulut ke mulut dengan sesama pengusaha
pembesaran perikanan yang berada di sekitar kawasan Desa Gadog dan Pasir
Angin. Untuk penjualan hasil produksi lele konsumsi, Yoyok Fish Farm menjalin
kerjasama dengan pedagang pengumpul yang berperan sebagai pembeli hasil
produksi ikan lele konsumsi dan mendistribusi ke pedagang pengecer dan pasar
Kramat Jati.
6.1.4 Hasil Analisis Aspek Pasar
47
Berdasarkan analisis potensi pasar dilihat usaha pembesaran lele
sangkuriang Yoyok Fish Farm menghasilkan produk ikan konsumsi yaitu lele
dengan strategi pemasaran yang sederhana. Sedangkan dari sisi permintaan dan
sisi penawaran, permintaan akan ikan lele konsumsi masih tinggi namun dari sisi
penawaran lele konsumsi masih tergolong rendah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengusahaaan pembesaran lele sangkuriang ini layak untuk diusahakan.
6.2 Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan terhadap proses pendirian
usaha secara teknis dan pengoperasiaanya setelah usaha selesai dibangun. Analisis
dalam aspek teknis pada penelitian ini mencakup lokasi usaha, luas produksi, dan
proses produksi. Berikut adalah hasil analisis pada tiap kriteria aspek teknis pada
usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm.
6.2.1 Lokasi Usaha
Lokasi Usaha pembesaran lele sangkuriang yang terletak di Jl. Gunung
Geulis, Desa Pasir Angin, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi produksi adalah:
1. Ketersediaan Air
Ketersediaan air sebagai media utama dalam usaha pembesaran ikan lele
sangkuriang berasal dari mata air dan sungai- sungai kecil yang ada di dekat
kolam. Kualitas air di daerah Pasir Angin juga masih tergolong baik karena
belum banyak tercemar dengan zat-zat kimia yang berbahaya karena
daerahnya masih jauh dari perkotaan. Hal ini menyebabkan daerah Pasir
Angin sangat cocok untuk dijadikan daerah pembesaran ikan lele sangkuriang.
Penggunaan air pada kolam terpal tidak harus diganti hingga panen, kecuali
jika pada saat pemeliharaan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti :
terpal bocor, ikan terserang hama atau penyakit dan air berbau.
2. Ketersediaan Bahan Bahan Baku
Bahan baku yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha pembesaran lele
Yoyok Fish Farm adalah benih dan pakan. Benih ikan lele sangkuriang adalah
bahan baku utama yang digunakan untuk dibudidayakan atau dipelihara
48
hingga menjadi ikan lele konsumsi. Untuk memperoleh benih lele sangkuriang
tidak sulit dikarenakan Kecamatan Mega Mendung merupakan daerah sentra
produksi lele sangkuriang kolam terpal baik pembenihan maupun pembesaran.
Sehingga dalam perolehan benih umumnya dari usaha petani pembenihan lele
sangkuriang yang kebanyakan diusahakan dalam skala kecil atau UPR
disekitar dengan harga benih per ekor Rp 150. Keberadaan pembenih lele
sangkuriang tidak jauh dari lokasi Yoyok Fish Farm karena masih berada
pada sekitar kawasan Desa Pasir Angin dan Gadog yang masih di kawasan
Kecamatan Mega Mendung. Sedangkan pakan berupa pellet merupakan bahan
baku untuk makanan buat ikan lele sangkuriang. Untuk memperoleh pellet
ikan lele sangkuriang biasanya diperoleh dari Pasar Ciawi dan tidak sulit
untuk mendapatkannya. Letak Pasar Ciawi sebagai penyedia tempat
pembelian pakan tidak jauh dari lokasi usaha menjadikan kemudahan dalam
perolehan pakan, berkisar ± 5 kilometer dari lokasi usaha.
3. Suplai tenaga kerja
Usaha pembesaran ikan lele sangkuriang ini dikelola oleh lima orang
karyawan tetap satu orang manajer, satu orang pengawas dengan karyawan
sebanyak 3 orang. Biasanya dalam pelaksanaan kegiatan kebutuhan tenaga
kerja dalam proses pelaksanaan kegiatan membutuhkan kerja yang yang
diperoleh dari sekitar kawasan Desa Pasir Angin. Kebutuhan akan tenaga kerja
dalam pelaksaan kegiatan tidak begitu sulit karena dalam pelaksanaanya usaha
pembesaran lele sangkuriang tidak menggunakan teknologi yang canggih atau
tidak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki ilmu tinggi sehingga dalam
perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan secara langsung. Dengan kata lain
masalah tenaga kerja tidak mengalami kesulitan karena tenaga kerja berasal
dari masyarakat sekitar dan juga kerabat dari pemilik usaha.
4. Fasilitas transportasi
Lokasi usaha yang terletak di perkampungan yang telah memiliki fasilitas
jalan aspal dengan kondisi baik. Untuk alat transportasi tersedia ojek dan
angkutan umum (angkot). Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasi usaha
49
karena fasilitas jalan yang telah memadai sehingga dapat diakses dengan
menggunakan kendaraan beroda dua maupun beroda empat.
5. Iklim dan keadaan tanah
Kondisi iklim daerah Desa Pasir Angin cukup mendukung untuk dilakukan
pengusahaan pembesaran lele sangkuriang. Iklim di daerah Desa Pasir Angin
tergolong
baik
untuk
pengusahaan
budidaya
perikanan.
Keadaan
lingkungannya yang belum terkontaminasi (tercemar) zat kimia pabrik atau
rumah tangga. Hal tersebut terlihat dimana kawasn Desa Pasir Angin terdapat
banyak petani yang bergerak sektor perikanan budidaya.
6. Sikap masyarakat
Sikap masyarakat di lokasi usaha pembesaran ikan cukup baik. Hal ini
dikarenakan Desa Pasir Angin merupakan salah satu daerah sentra budidaya
perikanan saat ini di Kota Bogor, sehingga mereka sudah terbiasa dengan
usaha-usaha di bidang perikanan.
7. Rencana pengembangan usaha
Usaha
pembesaran
lele
Yoyok
Fish
Farm
berencana
melakukan
pengembangan usaha dengan penambahan kapasitas produksi. Hal ini
dilakukan permintaan ikan konsumsi khususnya lele mengalami peningkatan.
8. Hukum dan peraturan yang berlaku
Sejauh ini tidak ada hambatan hukum dan peraturan lokal yang melarang
kegiatan usaha ini. Hal ini disebabkan karena usaha pembesaran lele
sangkuriang merupakan usaha kolam rakyat dan lokasi usaha merupakan
salahsatu senrra perikanan sehingga sudah terbiasa dengan usaha di bidang
perikanan.
6.2.2 Luas Produksi
Yoyok Fish Farm memiliki luas lahan dua hektar, namun dalam
pelaksanaan usaha penggunaan lahan yang digunakan hanya satu hektar. Skala
usaha yang dijalankan Yoyok Fish Farm masih beroperasi dalam skala sedang
dengan jumlah kolam sebanyak 13 buah kolam terpal untuk pembesaran ikan lele
50
sangkuriang dengan target produksi 7 ton per siklus. Namun dalam
pelaksanaannya, target produksi Yoyok Fish Farm belum tercapai karena
kurangnya keterampilan dan pengalaman tenaga kerja untuk menjalankan usaha
pembesaran lele sangkuriang kolam terpal. Jika dilihat data produksi pada Yoyok
Fish Farm, hanya mampu mencapai 6.7 ton per siklus.
Usaha pembesaran lele sangkuriang yang didukung oleh modal usaha
dan skala usaha yang lebih besar dapat menutupi sebagaian dari pangsa pasar ikan
konsumsi khususnya lele daerah Kecamatan Mega mendung dan Bogor. Saat ini
Yoyok Fish Farm ingin mengembangkan usaha lele sangkuriang dengan
menambah kapasitas produksi lele konsumsi. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan lahan yang masih luas dan belum digunakan.
Dalam menjalan usaha pembesaran lele membutuhkan benih lele. Untuk
Yoyok Fish Farm, benih lele yang digunakan adalah benih lele sangkuriang.
Dalam perolehan benih lele sangkuriang Yoyok Fish Farm, memperoleh benih
dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Bina Tular. UPR Binatular merupakan salah
satu program pemerintah dalam pengembangan mutu benih untuk perikanan
khususnya lele. Dalam menjalan usahanya UPR Binatular melakukan pembenihan
lele sangkuriang yang indukan lelenya diperoleh dari BBPBAT Sukabumi.
6.2.3 Hasil Analisis Aspek Teknis
Dari hasil analisis aspek teknis dengan melakukan pengamatan,
wawancara, dan informasi yang didapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal yang dilakukan Yoyok Fish Farm
adalah layak. Hal ini berdasarkan lokasi usaha dan luas produksi pada Yoyok Fish
Farm tidak ada hambatan dalam menjalankan usaha pembesaran lele sangkuriang
kolam terpal.
6.3 Aspek Manajemen
Yoyok Fish Farm belum memiliki struktur manajemen yang formal.
Usaha pembesaran ikan ini berbentuk usaha perseorangan, dimana pemilik usaha
tidak terlibat dalam pengelolaan usaha dan hanya bertindak sebagai penyedia dana
untuk proses produksi. Pemilik usaha memberikan kepercayaan kepada dua orang
sebagai pengelola usaha yang bertindak sebagai manajer dan pengawas yang
51
membawahi 3 karyawan tetap yang berasal dari kerabat pemilik dan masyarakat
sekitar lokasi. Pengembangan skala usaha yang akan dilakukan mendorong Yoyok
Fish Farm menambah jumlah karyawan tetap menjadi 5 orang. Adapun
penambahan tenaga kerja dilakukan dengan pertimbangan kemampuan setiap 1
karyawan mampu menangani 5 unit kolam.
Perusahaan ini layak dijalankan dari aspek manajemen walaupun belum
memiliki struktur manajemen layaknya sebuah perusahaan. Jumlah tenaga kerja
yang relatif sedikit tidak menyulitkan pengelola dalam melakukan kontrol tugas
dari masing-masing pekerja.
6.4 Aspek Hukum
Pada aspek hukum, hal yang perlu dianalisis adalah bentuk badan hukum
usaha yang dijalankan serta izin usaha yang diperoleh perusahaan. Pada usaha
Yoyok Fish Farm belum menentukan bentuk badan hukum apa yang akan
digunakan. Modal yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha pembesaran
ikan ini seluruhnya berasal dari pemilik perusahaan. Yoyok Fish Farm dapat
digolongkan dalam usaha perorangan karena modal usaha yang digunakan berasal
dari satu orang yang berperan sebagai pemilik perusahaan. Keuntungan dari
bentuk usaha ini adalah pemilik perusahaan dapat menikmati seluruh keuntungan
yang diperoleh perusahaan. Sedangkan kelemahannya adalah segala bentuk
kerugian atau beban perusahaan harus ditanggung sendiri oleh pemilik
perusahaan.
Dalam menjalankan usaha pembesaran lele sangkuriang yang diamati,
belum memiliki izin usaha dari usaha pemerintah. Hal ini disebabkan usaha
pembesaran ikan lele sangkuriang ini masih tergolong dalam usaha kolam rakyat.
Selain itu daerah Desa Pasir Angin merupakan daerah sentra kolam ikan, sehingga
usaha-usaha di bidang kolam yakni pembenihan dan pembesaran merupakan hal
yang biasa di daerah ini.
Pengembangan skala usaha yang akan dilakukan mendorong Yoyok Fish
Farm sebagai usaha budidaya yang besar dan tidak termasuk lagi ke dalam kolam
rakyat. Sehingga perlu pengurusan izin sesuai ketentuan yang berlaku baik ke
Pemerintahan Desa maupun ke Pemerintah Kabupaten melalui dinas yang terkait.
52
Unutk memperoleh izin dari Pemerintah Kabupaten, maka Yoyok Fish Farm
harus mengurus perizinan ke Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
6.5 Aspek Sosial Lingkungan
Dalam aspek sosial lingkungan yang akan dilihat adalah seberapa besar
usaha yang dijalankan mempunyai dampak sosial terhadap masyakat sekitar
lingkungan usaha. Pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm
penilaian dilakukan dengan pengamatan dan wawancara dengan masyarakat
sekitar lingkungan usaha. Adapun pertimbangan yang dilakukan dengan melihat
pengaruh usaha terhadap keadaan lingkungan sekitar dari segi lingkungan hidup
dan kesempatan kerja. Keberadaan usaha Yoyok Fish Farm tidak memberikan
dampak buruk bagi kondisi lingkungan daerah sekitar usaha. Berbeda dengan
kegiatan usaha perindustrian pada umumnya yang menghasilkan limbah yang
berbahaya bagi lingkungan. Limbah yang berasal dari usaha pembesaran lele
sangkuriang ini hanya berupa air yang sudah tercampur dengan sisa-sisa pakan
ikan, namun hal tersebut tidak merugikan masyarakat sekitar dan sudah terbiasa
karena daerah Desa Pasir Angin merupakan daerah sentra ikan. Keberadaan usaha
pemebesaran menimbulkan bau aroma yang tidak sedap dari kolam-kolam
pembesaran, hal tersebut terjadi apabila pemberiaan pakan yang berlebihan. Cara
penanggulangan hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian pakan
secukupnya dan tidak berlebihan agar pakan tidak mengendap di air kolam. Dari
hasil pengamatan hasil limbah dari air mengandung unsur hara yang baik bagi
tanaman. Sehingga apabila air pembuangan dari kolam diberikan pada tanaman,
dapat menambah kesuburan tanah.
Dengan adanya pengusahaan pembesaran lele sangkuriang memberikan
dampak positif bagi masyarakat sekitar karena usaha ini mendatangkan sebagian
tenaga kerjanya dari masyarakat sekitar. Selain itu usaha ini juga memberikan
keuntungan bagi usaha-usaha pembenihan lele sangkuriang yang kebanyakan
diusahakan dalam skala kecil atau UPR disekitar Desa Pasir Angin dan Gadog.
Dari hasil analisis aspek sosial lingkungan dengan melakukan pengamatan,
wawancara, dan informasi yang didapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal yang dilakukan oleh Yoyok Fish
53
Farm adalah layak untuk dijalankan dan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan sekitar kawasan Desa Pasir Angin dan sekitarnya.
54
Download