Jurnal Ilmiah Kopertis Wilayah IV PENGARUH PENJUALAN PERSONAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERUSAHAAN PENERBIT PT. SARANA PANCA KARYA NUSA DISTRIBUTOR KABUPATEN MAJALENGKA Ahmad Kamaludin STMY Majalengka ABSTRAK - Penelitian dilatarbelakangi oleh naik turunnya penjualan buku pelajaran tingkat sekolah dasar terbitan PT Sarana Karya Nusa di Kabupaten Majalengka dalam kurun waktu selama empat tahun ini. Disamping itu pula dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan sekolah terhadap buku teks pelajaran, karena buku pelajaran merupakan instrumen yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar di sekolah. Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian buku pelajaran tingkat sekolah dasar terbitan PT Sarana Panca Karya Nusa di kabupaten Majalengka yang inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian buku pelajaran tingkat sekolah dasar terbitan PT Sarana Panca Karya Nusa pada aspek Penjualan Personal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengetahui pelaksanaan penjualan personal yang dilakukan oleh PT Sarana Panca Karya Nusa serta untuk mengukur besarnya pengaruh penjualan personal terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa distributor kabupaten Majalengka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey deskriptif dan verifikatif. Instrumen penelitian menggunakan angket/ kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi. Hasil pengujian penelitian menunjukkan bahwa penjualan personal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa distributor kabupaten Majalengka. Kata Kunci : Penjualan Personal, Keputusan Pembelian ABSTRACT- The research is motivated by the ups and downs of the selling of elementary school textbook published by PT Sarana Karya Nusa in Majalengka Regency for four years. Besides, it is also motivated by the existence of the school's need for textbooks, because the textbook is a very important instrument that can not be separated from the teaching and learning process in school. The problem of the study in this study is the decision to purchase elementary school textbooks published by PT Sarana Panca Karya Nusa in Majalengka district, whose core study is focused on factors influencing the decision to purchase elementary school textbook published by PT Sarana Panca Karya Nusa on Sales Personal. This study aims to know the description of the implementation of personal sales conducted by PT Sarana Panca Karya Nusa and to measure the magnitude of the influence of personal sales to purchase decisions at the issuing company PT Sarana Panca Karya Nusa distributor Majalengka district. Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 111 This research uses quantitative approach. The research method used is descriptive survey method and verifikatif. The research instrument used questionnaire which has been tested for its validity and reliability. Data analysis techniques using descriptive analysis, correlation analysis and regression analysis. The results of research testing indicate that personal sales provide a significant influence on purchasing decisions at the issuing company PT Sarana Panca Karya Nusa distributor Majalengka district. Keywords : Personal Sales, Purchase Decision I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Nasional adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dewasa ini sedang dilakukan usaha-usaha untuk mempercepat pemerataan pembangunan, khususnya pembangunan di bidang pendidikan sebagaimana amanat Undang Undang Dasar 1945. Sejalan dengan kebutuhan dasar manusia seperti pendidikan dasar untuk masyarakat tentunya pemerintah dengan partisipasi seluruh masyarakat mempunyai andil yang sangat besar akan terciptanya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu program pendidikan dasar harus mereflesikan kebutuhan dasar manusia agar ia layak dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional sesuai Undang Undang No. 2 Tahun 1989, yang pada hakikatnya mempunyai tujuan sementara, tujuan instrumental dan tujuan akhir, maka akan memudahkan untuk menyusun silabi, buku teks pelajaran, buku bacaan, pelatihan guru, supervisi, dan evaluasi. Penyelenggaraan pendidikan dasar yang mempunyai fungsi untuk mempersiapkan bekal dasar bagi pengembangan kehidupan, sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang diperlukan oleh setiap warga negara, maka diperlukan suatu kurikulum pendidikan dengan pendekatan desentralisasi yang pada hakikatnya merupakan penyesuaian kurikulum nasional yang diselaraskan dengan kebutuhan yang ada dilingkungan sendiri. Buku teks pelajaran merupakan salah satu instrumen penting dari proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan, karena tanpa buku teks pelajaran tentu guru dan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar akan kesulitan untuk mencari sumber pelajaran itu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka buku-buku teks pelajaran di terbitkan oleh perusahaanperusahaan, baik perusahaan milik pemerintah ataupun perusahaan milik swasta. Dewasa ini di Indonesia bermunculan penerbit-penerbit buku seiring dengan kebutuhan siswa akan buku teks pelajaran. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka ada beberapa penerbit yang secara rutin memasarkan produknya di Kabupaten Majalengka dengan membuka kantor cabang atau perwakilan atau distributor, sebagai berikut: Tabel 1.1 Daftar Nama Penerbit di Kab. Majalengka No Nama Penerbit 1. Sarana Panca Karya Nusa 2. Erlangga 3. Intan Pariwara 4. Tiga Serangkai 112 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 5. Yudistira 6. Grafindo 7. Bumi Aksara 8. Aneka Ilmu 9. Aryaduta 10. Prisma Esta Utama 11. Ganeca Exact 12. Acarya Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Majalengka, Tahun 2015 Berdasarkan tabel diatas membuktikan bahwa perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan ada beberapa perusahaan, dan bergerak pada pasar sasaran yang sama. Salah satu penerbit yang ada di kabupaten Majalengka saat ini adalah PT Sarana Panca Karya Nusa yang bergerak pada bidang percetakan dan penerbitan buku-buku pelajaran dan buku-buku perpustakaan. Adapun produk yang diterbitkan berupa buku-buku untuk TK, SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA, dan Umum. PT Sarana Panca Karya Nusa merupakan salah satu perusahaan penerbitan yang pada saat ini mempunyai positioning ditingkat yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan penerbitan lainnya untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Majalengka. Hal ini menunjukkan bahwa penerbit buku pelajaran tingkat sekolah dasar PT Sarana Panca Karya Nusa masih memiliki pelanggan yang cukup banyak dibandingkan dengan penerbit lain. Berdasarkan data yang diambil di PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Majalengka selama kurun waktu empat tahun ini dalam hitungan eksemplar adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Data Penjualan PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Majalengka No. Data penjualan Tahun Semester Total Eks 2011-2012 1 170,600 2011-2012 2 57,700 2012-2013 1 78,695 2012-2013 2 47,577 2013-2014 1 138,770 2013-2014 2 47,127 2014-2015 1 94,086 2014-2015 2 1 2 3 4 Sumber : PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Majalengka Tahun 2015 Berdasarkan data diatas jelaslah bahwa dari kurun waktu yang berbeda selama empat tahun itu penjualan yang dilakukan oleh PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Majalengka ternyata mengalami fluktuasi penjualan, bahkan semakin mengalami penurunan. Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 113 Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk, diantaranya faktor lingkungan ekonomi, faktor organisasi, faktor antar pribadi, dan faktor individual. Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program perusahaan. Para pembeli bisnis menanggapi banyak pengaruh saat mereka mengambil keputusan pembelian. Jika tawaran pemasok sama, para pembeli bisnis dapat memenuhi tuntutan pembeliannya dari pemasok manapun, dan mereka lebih mengutamakan pemasok yang memberikan perlakuan pribadi kepada mereka. Jika tawaran pemasok berbeda secara substansial, para pembeli bisnis bertanggungjawab atas pilihan mereka dan memberi perhatian besar pada faktor-faktor ekonomi. Para pembeli bisnis menanggapi empat pengaruh utama (Kotler, 2005:244) yaitu: lingkungan, organisasi, antar pribadi, dan pribadi. Tahap proses pembelian yang lazim menurut Robinson Associates telah mengidentifikasi delapan tahap pembelian industri dan menamakan tahap itu fase pembelian (buyphases) dari urutan kejadian sebagai berikut : Pengenalan masalah, Perumusan kebutuhan dan spesifikasi produk umum, spesifikasi produk, pencarian pemasok, pengumpulan proposal, Pemilihan pemasok, spesifikasi pesanan rutin, penilaian kinerja (Kotler, 2005:252). Keputusan untuk membeli terdapat beberapa beberapa faktor yang dipertimbangkan yaitu; pemilihan produk, pemilihan pemasok, jumlah yang dipesan, syarat-syarat penyerahan, pemeliharaan (pelayanan), dan pembayaran (Kotler, 2005:255). Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari penjualan, maka tentu produk yang akan dijual harus diketahui baik dari segi bentuk buku, tata bahasa, gaya penuturan, kesesuaian dengan kurikulum, letak dan tata grafis, dan sebagainya. Keputusan yang diambil oleh sebuah perusahaan mengenai produk yang ditawarkan mempunyai dampak penting terhadap kinerja perusahaan. Sebuah produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi, tempat, orang dan ide (Cravens, 1996:3). Pada kesempatan ini yang akan diteliti adalah produk yang dijual adalah produk buku pelajaran tingkat sekolah dasar (SD), karena dilihat dari penjualan yang ada ternyata tidak stabil dari semester ke semester, dan dari tahun ke tahun, sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian produk yang ditawarkan perusahaan. Disamping itu pula jumlah pelanggan yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Setiap perusahaan memiliki orientasi mencapai laba maksimal. Laba maksimal tersebut banyak diharapkan dari volume penjualan yang kian hari kian meningkat. Akan tetapi kenyataannya perusahaan tidak mudah mencapai target yang diinginkan. Perusahaan yang dahulunya adalah pemain tunggal pada suatu produk tertentu kini harus membagi market share yang sama dengan pesaingnya. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan semakin mudah menghasilkan produk-produk baru secara cepat, inovatif, dan kreatif. Perusahaan saling bersaing dalam merebut pasar yang sama, penyebab lainnya adalah adanya kinerja bagian penjualan yang kian hari kian merosot yang disebabkan oleh perencanaan yang kurang tepat dan perubahan strategi penjualan yang lambat dan berkurangnya motivasi para wiraniaga yang disebabkan target penjualan tinggi tanpa diimbangi kompensasi yang layak, tidak adanya perubahan area cover yang tidak mampu dikerjakan, dan merosotnya sarana pendukung lainya seperti bagian administrasi dan delivery. 114 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 Agar unggul dalam bersaing, berbagai faktor yang sebaiknya dilakukan perusahaan, baik faktor yang berasal dari dalam dan luar perusahaan harus diprediksi dan disarikan agar dapat menentukan strategi baru dalam penjualan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa banyaknya pesaing yang membidik segmen pasar yang sama dan adanya perubahan fenomena dahulu dimana perusahan berkonsep seller market. Konsep ini mensyaratkan pembeli aktif mencari penjual atau produsen sebab masih sedikit produsen atau penjual produk yang sama. Karena banyaknya pesaing kini perusahaan harus merubah konsep seller market tersebut menjadi konsep buyer market. Konsep ini mensyaratkan pihak produsen aktif mencari pembeli sebab banyak pesaing lain yang menciptakan produk yang sama. Oleh karena itu dalam usaha meningkatkan volume penjualan perusahaan hendaknya mengacu pada berbagai faktor yang memiliki hubungan erat dengan sales force sebagai ujung tombak perusahaan dalam bidang penjualan. Banyak pesaing yang masuk dalam segmen pasar yang sama, mendorong berbagai perusahaan melakukan berbagai strategi agar kemampulabaan tetap stabil bahkan meningkat. Salah satu jalan yang dilakukan adalah dengan melakukan strategi penjualan personal atau personal selling. Strategi ini mengutamakan agresivitas perusahaan sebagai pencari konsumen ketimbang harus menunggu konsumen, dan strategi ini perusahaan dituntut aktif seperti dalam konsep buyer market. Penjualan Personal mencakup komunikasi tatap muka langsung antara penjual dan pelanggan potensial. Ini memungkinkan penjual menyesuaikan bauran pemasaran perusahaan terhadap kebutuhan masing-masing pasar sasaran. Para penjual termasuk dalam sebagian bauran pemasaran. Stanton (1996:63) mengemukakan bahwa penjualan personal terdiri dari komunikasi individual personal, dan ini berlawanan dengan komunikasi massa non personal yang berbentuk periklanan, promosi penjualan dan cara-cara komunikasi lain. Oleh karenanya dibandingkan dengan cara-cara lain penjualan personal mempunyai keuntungan karena lebih luwesnya. Tenaga-tenaga penjualan dapat menyesuaikan penawaran penjualan mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan dan perilaku pelanggan masing-masing. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan pengkajian mengenai “ Pengaruh Penjualan Personal Terhadap Keputusan Pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka “. 1.2. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang penelitian maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan penjualan personal pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka? 2. Bagaimana keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka? 3. Seberapa besar pengaruh penjualan personal terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalahnya, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penjualan personal pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka. 2. Untuk mengetahui keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka. Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 115 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penjualan personal terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka. 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan bagi kajian ilmu manajemen pemasaran sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pengembangan penelitian manajemen pemasaran yang akan datang serta memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu manajemen yang menyangkut keputusan pembelian dan penjualan personal. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan penjualan buku pelajaran melalui penjualan personal yang dilakukan para wiraniaga sesuai dengan tugas dan kewajibannya. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Penjualan Personal Berikut ini adalah pengertian penjualan personal menurut para ahli: Kotler (2006: 266), mengatakan bahwa Penjualan personal atau personal selling adalah interaksi secara langsung antara penjual dengan satu atau lebih calon konsumen dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Kotler dan Amstrong (2001: 129) mengatakan bahwa : "Penjualan perorangan adalah alat yang paling efektif pada sejumlah tahap tertentu dalam proses pembelian khususnya dalam membentuk preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli". Fandy Tjiptono (2005: 224) mengatakan bahwa : “Penjualan personal adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk”. Henry Simamora (2003: 24) mengatakan bahwa : "Penjualan pribadi adalah presentasi atau penyajian dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar melakukan suatu pembelian”. 2.2. Peranan Penjualan personal Penjualan personal mempunyai peranan penting dalam pemasaran menurut Rambat Lupiyoadi (2005: 46 ) karena : 1. Interaksi secara personal antara penyedia barang dan jasa konsumen sangat penting. 2. Barang tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin. 3. Orang merupakan bagian dari produk jasa. Penjualan personal sangat penting dilaksanakan jika hendak membangun hubungan akrab antara penjual dan pembeli. Hal ini disebabkan program promosi dalam perusahaan barang pada umumnya mempunyai tujuan utama yakni : 1. Menggambarkan barang secara menarik. 2. Membuat tawarannya mudah dibedakan dari tawaran pesaingnya. 3. Membuat nama (reputasi) baik. Cara berpromosi melalui penjualan personal merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, karena dalam pelaksanaanya penjualan personal lebih fleksibel dibandingkan dengan bentuk promosi lainnya. 2.3. Prinsip-prinsip Dasar Penjualan personal Kotler (2006: 345) menguraikan prinsip-prinsip dasar dari penjualan personal: 1. Persiapan Prajual 116 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 Caranya memastikan bahwa wiraniaga sudah benar-benar mempersiapkan diri untuk harus mengetahui tentang oroduk yang dipasarkan, sasaran produk, persaingan dipasar, karakter pelanggan dan pesaing, teknik penjualan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penjualan. 2. Penyelidikan dalam menemukan pembeli potensial Mengidentifikasi prospek atau calon pembeli potensial. Wiraniaga dapat meneliti sumbersumber data dalam rangka mencari calon konsumen, kemudian disusun daftar nama-nama orang atau perusahaan yang sekiranya menjadi pembeli yang potensial dari produk yang ditawarkan. 3. Pra pendekatan calon-calon individual Wiraniaga sebelum menemui calon-calon pembeli harus benar-benar memiliki pengetahuan mengenai orang atau perusahaan yang diharapkan membeli produk yang ditawarkan. 4. Penyajian Cara menyapa calon pembeli merupakan suatu permulaan hubungan yang baik ditunjang dengan sikap yang baik pula serta pengetahuan tentang salesmanship diharapkan dapat menimbulkan minat konsumen mengenai produk yang dutawarkan sehingga konsumen memberikan reaksi membeli produk yang merupakan penutupan penjualan dengan mencatat pesanan. 5. Kegiatan purna jual Suatu pekerjaan penjualan tidak berakhir dengan diterimanya pesanan, tahap terakhir dalah memberikan jasa purna jual seperti pemberian garansi, jasa reparasi, pengantaran produk sampai tujuan. 2.4. Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan pembelian dapat disebabkan oleh produk, harga, lokasi, maupun promosi. Kemudian dengan mempertimbangkan faktor lainnya seperti keuangan, budaya, teknologi, maka konsumen mengolah segala informasi tersebut dan mengambil kesimpulan berupa keputusan yang muncul mengenai produk apa yang dibeli, merek, toko atau dealer, dan waktu atau kapan membeli dan sebagainya. Bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dan sebagainya (Alma, 2005: 26). Tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun ada dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian (Kotler, 2005: 227) yaitu : a. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu; (1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebalikya juga berlaku; preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan pembeli memiliki pendapat yang saling berlawanan dan pembeli tersebut ingin menyenangkan mereka semua. b. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang difikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 117 berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti penghindaran keputusan, pengumpulan informasi dari teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya resiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan. Pelaksanaan niat pembelian, konsumen bisnis tersebut dapat membuat enam keputusan pembelian yaitu ( Kotler, Amstrong, 2006: 185-186) : 1. Pilihan Produk Produk adalah tawaran dari suatu sumber yang sudah dikenal, banyak perusahaan dengan berbagai cara untuk menawarkan produk kepada pembeli. Semua berusaha keras untuk membangun kualitas produk. Kualitas produk akan berbeda berdasarkan apakah produk tersebut adalah suatu produk fungsional, produk citra, atau produk pengalaman. Konsumen membeli produk fungsional untuk memuaskan kebutuhan fungsional. Produk fungsional memiliki peluang yang paling besar untuk memuaskan pelanggan jika produk tersebut dipandang sebagai sesuatu yang memberikan kinerja yang lebih baik. Produk citra muncul bersama produk yang sulit dibedakan, atau menilai mutunya, atau menyampaikan pernyataan tentang pengguna. Produk pengalaman melibatkan konsumen diluar sekedar membeli produk, konsumen tersebut menemukan orang dan tempat. 2. Pilihan Pemasok Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran, yaitu ( Kotler, 2005: 16) : a. Saluran komunikasi, digunakan untuk memberikan dan menerima pesan dari pembeli sasaran yang mencakup surat kabar, majalah, radio, internet dan sebagainya. b. Saluran distribusi, digunakan untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik kepada pembeli atau pengguna. c. Saluran jasa, digunakan untuk melakukan transaksi dengan calon pembeli, yang mencakup pergudangan, perusahaan transportasi dan sebagainya. 3. Jumlah Pesanan Keputusan untuk menentukan jumah pesanan (kuantitas) ini konsumen dituntut untuk memilih dari berbagai alternatif yang ada. Konsumen akhirnya bersikap dan memberikan preferensi terhadap suatu produk, dan pada akhirnya memberikan keputusan untuk melakukan pembelian salah satu diantara sekian banyak produk yang ditawarkan oleh pemasok, dan menyebutkan jumlah dari pesanan yang akan diambil oleh pembeli. 4. Persyaratan dan waktu Penyerahan Pada tahapan keputusan ini, konsumen memilih waktu yang tepat untuk menentukan dan memutuskan penerahan suatu produk. Jika konsumen merasa sangat perlu secara mendesak, maka konsumen akan memberikan keputusan untuk melakukan persyaratan penyerahan produk seketika itu juga. Tetapi jika konsumen merasa bahwa produk yang dibutuhkannya tidak untuk yang bersifat segera, maka konsumen akan memilih waktu yang luang untuk melakukan keputusan penyerahan produk yang ditawarkan, dan pemasar harus siap dengan keputusan pembeli ini. 5. Jasa Pelayanan Jika keputusan pembelian ini dilaksanakan oleh konsumen maka pemasar harus senantiasa memelihara dan melayani keinginan konsumen. Pemasar dalam hal ini melakukan pelayanan kepada kosumen, sehingga konsumen merasakan bagaimana jasa dan pelayanan yang dilakukan pemasar terhadap konsumen 6. Pembayaran. 118 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 Dalam melakukan keputusan metode pembayaran ini konsumen memilih berbagai cara pembayaran yang sekiranya membuat transaksi dan keputusan pembelian. Konsumen bisa memilih menggunakan cara pembayaran melalui tunai , atau pun konsumen bisa melakukan pembayaran melalui kartu kredit. 2.5. Pengaruh Penjualan personal Terhadap Keputusan Pembelian Penjualan personal adalah alat yang paling efektif pada sejumlah tahap tertentu dalam proses pembelian khususnya dalam membentuk preferensi keyakinan, dan tindakan pembeli. Penjualan personal adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk. Penjualan personal sangat penting dilaksanakan jika hendak membangun hubungan akrab antara penjual dan pembeli. Hal ini disebabkan program promosi dalam perusahaan barang pada umumnya mempunyai tujuan utama yakni : 1. Menggambarkan barang secara menarik. 2. Membuat tawarannya mudah dibedakan dari tawaran pesaingnya. 3. Membuat nama (reputasi) baik. Cara berpromosi melalui penjualan personal merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, karena dalam pelaksanaanya lebih fleksibel dibandingkan dengan bentuk promosi lainnya. Banyak pesaing yang masuk dalam segmen pasar yang sama, mendorong berbagai perusahaan melakukan berbagai strategi agar kemampulabaan tetap stabil bahkan meningkat. Salah satu jalan yang dilakukan adalah dengan melakukan strategi penjualan personal. Strategi ini mengutamakan agresivitas perusahaan sebagai pencari konsumen ketimbang harus menunggu konsumen, dan strategi ini perusahaan dituntut aktif seperti dalam konsep buyer market. Penjualan personal mencakup komunikasi tatap muka langsung antara penjual dan pelanggan potensial. Ini memungkinkan penjual menyesuaikan bauran pemasaran perusahaan terhadap kebutuhan masing-masing pasar sasaran. Para penjual termasuk dalam sebagian bauran pemasaran. Stanton (1996:163) mengemukakan bahwa penjualan personal terdiri dari komunikasi individual personal, dan ini berlawanan dengan komunikasi massa non personal yang berbentuk periklanan, promosi penjualan dan cara-cara komunikasi lain. Oleh karenanya dibandingkan dengan cara-cara lain penjualan personal mempunyai keuntungan karena lebih luwesnya. Tenaga-tenaga penjualan dapat menyesuaikan penawaran penjualan mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan dan perilaku pelanggan masing. 2.6. Kerangka Pemikiran Persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk sedapat mungkin menghindari pemborosan dalam menjalankan operasinya. Perusahaan juga harus mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat seperti kecepatan dan ketepatan kebutuhan barang. Perusahaan juga harus mampu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen agar produsen tidak kehilangan konsumen pasar produknya Kegiatan yang dilakukan perusahaan harus diarahkan untuk dapat memberikan superior customer value yaitu memberikan keinginan sekaligus memuaskan konsumen. Memenuhi keinginan sekaligus emuaskan konsumen dimulai dari perancangan produk, penentuan harga, pemilihan bauran pemasaran, pemilihan distribusi serta pemilihan bauran Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 119 promosi yang tepat. Salah satu bauran promosi yang digunakan adalah dengan menerapkan penjualan personal kepada konsumen sasaran. Penjualan personal merupakan elemen kunci pendukung positoning dari kualitas produk. Agar unggul dalam bersaing, perusahaan harus memperhatikan banyak faktor. Faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar perusahaan harus diprediksi dan disarikan agar dapat menentukan strategi baru dalam penjualan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa banyaknya pesaing yang membidik segmen pasar yang sama dan adanya perubahan fenomena dahulu dimana perusahan berkonsep seller market. Konsep ini mensyaratkan pembeli aktif mencari penjual atau produsen sebab masih sedikit produsen atau penjual produk yang sama. Karena banyaknya pesaing kini perusahaan harus merubah konsep seller market tersebut menjadi konsep buyer market. Konsep ini mensyaratkan pihak produsen aktif mencari pembeli sebab banyak pesaing lain yang menciptakan produk yang sama. Oleh karena itu dalam usaha meningkatkan volume penjualan perusahaan hendaknya mengacu pada berbagai faktor yang memiliki hubungan erat dengan sales force sebagai ujung tombak perusahaan dalam bidang penjualan. Banyak pesaing yang masuk dalam segmen pasar yang sama, mendorong berbagai perusahaan melakukan berbagai strategi agar kemampulabaan tetap stabil bahkan meningkat. Salah satu jalan yang dilakukan adalah dengan melakukan strategi penjualan personal. Strategi ini mengutamakan agresivitas perusahaan sebagai pencari konsumen ketimbang harus menunggu konsumen, dan strategi ini perusahaan dituntut aktif seperti dalam konsep buyer market. Penjualan personal mencakup komunikasi tatap muka langsung antara penjual dan pelanggan potensial. Ini memungkinkan penjual menyesuaikan bauran pemasaran perusahaan terhadap kebutuhan masing-masing pasar sasaran. Para penjual termasuk dalam sebagian bauran pemasaran. Stanton (1996:163) mengemukakan bahwa penjualan personal terdiri dari komunikasi individual personal, dan ini berlawanan dengan komunikasi massa non personal yang berbentuk periklanan, promosi penjualan dan cara-cara komunikasi lain. Oleh karenanya dibandingkan dengan cara-cara lain penjualan personal mempunyai keuntungan karena lebih luwesnya. Tenaga-tenaga penjualan dapat menyesuaikan penawaran penjualan mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan dan perilaku pelanggan masing-masing. Menurut Hoffmann (2000: 49) menyatakan bahwa pelanggan pada saat ini cenderung bersikap lebih cerdik, suka memilih, lebih menuntut, mempelajari dengan baik produk atau layanan yang ditawarkan, kesetiaannya rendah, sangat peduli terhadap harga, memiliki waktu yang relatif terbatas serta mencari nilai yang tertinggi. Kondisi ini membuat perusahaan menerapkan pemasaran modern yang memerlukan lebih dan sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Tetapi harus berkomunikasi dengan pelanggan yang ada dan pelanggan potensial serta pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan dan masyarakat umum. Dalam hal melakukan penjualan personal mempunyai prisip-prinsip dasar (Kotler, 2006: 345) : 1. Persiapan Prajual Caranya memastikan bahwa wiraniaga sudah benar-benar mempersiapkan diri untuk harus mengetahui tentang oroduk yang dipasarkan, sasaran produk, persaingan dipasar, karakter pelanggan dan pesaing, teknik penjualan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penjualan. 2. Penyelidikan dalam menemukan pembeli potensial 120 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 Mengidentifikasi prospek atau calon pembeli potensial. Wiraniaga dapat meneliti sumbersumber data dalam rangka mencari calon konsumen, kemudian disusun daftar nama-nama orang atau perusahaan yang sekiranya menjadi pembeli yang potensial dari produk yang ditawarkan. 3. Pra pendekata calon-calon individual Wiraniaga sebelum menemui calon-calon pembeli harus benar-benar memiliki pengetahuan mengenai orang atau perusahaan yang diharapkan membeli produk yang ditawarkan. 4. Penyajian Cara menyapa calon pembeli merupakan suatu permulaan hubungan yang baik ditunjang dengan sikap yang baik pula serta pengetahuan tentang salesmanship diharapkan dapat menimbulkan minat konsumen mengenai produk yang dutawarkan sehingga konsumen memberikan reaksi membeli produk yang merupakan penutupan penjualan dengan mencatat pesanan. 5. Kegiatan purna jual Suatu pekerjaan penjualan tidak berakhir dengan diterimanya pesanan, tahap terakhir dalah memberikan jasa purna jual seperti pemberian garansi, jasa reparasi, pengantaran produk sampai tujuan. Penerapan penjualan personal diharapkan memperoleh respon yang cepat dari konsumen baik yang aktif maupun yang non-aktif. Maka penerapan penjualan personal akan menghasilkan tanggapan yang diharapkan mampu mendapatkan perhatian, menarik minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Jika sasaran konsumen sudah diketahui oleh perusahaan, maka bauran promosi harus menentukan tanggapan apa yang dikehendaki. Tanggapan terakhir tentu saja pembelian, dan pembelian adalah hasil akhir suatu proses panjang pengambilan keputusan yang dibuat oleh konsumen. Sementara itu pengambilan keputusan pembelian dapat disebabkan oleh produk, harga, lokasi, maupun promosi (Alma, 2004: 45). Setiap konsumen dalam memutuskan untuk membeli akan mempertimbangkan beberapa unsur yang tedapat dalam suatu produk, seperti yang diungkapkan Kotler dan Amstrong (2006: 279) yaitu bahwa konsumen akan bervariasi dalam menentukan mana diantara atribut-atribut produk yang relevan bagi mereka dan mereka akan berpaling memperhatikan yang berhubungan dengan keputusan mereka. Pengambilan keputusan pembelian dapat disebabkan oleh produk, harga, lokasi, maupun promosi. Kemudian dengan mempertimbangkan faktor lainnya seperti keuangan, budaya, teknologi, maka konsumen mengolah segala informasi tersebut dan mengambil kesimpulan berupa keputusan yang muncul mengenai produk apa yang dibeli, merek, toko atau dealer, dan waktu atau kapan membeli dan sebagainya. Bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Pelaksanaan niat pembelian, konsumen bisnis tersebut dapat membuat enam keputusan pembelian yaitu (Kotler, Amstrong, 2006:185-186) : 1. Pilihan Produk Produk adalah tawaran dari suatu sumber yang sudah dikenal, banyak perusahaan dengan berbagai cara untuk menawarkan produk kepada pembeli. Semua berusaha keras untuk membangun kualitas produk. Kualitas produk akan berbeda berdasarkan apakah produk tersebut adalah suatu produk fungsional, produk citra, atau produk pengalaman. Konsumen membeli produk fungsional untuk memuaskan kebutuhan fungsional. Produk fungsional memiliki peluang yang paling besar untuk memuaskan pelanggan jika produk tersebut dipandang sebagai sesuatu yang memberikan kinerja yang lebih baik. Produk citra muncul Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 121 bersama produk yang sulit dibedakan, atau menilai mutunya, atau menyampaikan pernyataan tentang pengguna. Produk pengalaman melibatkan konsumen diluar sekedar membeli produk, konsumen tersebut menemukan orang dan tempat. 2. Pilihan Pemasok Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran, yaitu : a. Saluran komunikasi, digunakan untuk memberikan dan menerima pesan dari pembeli sasaran yang mencakup surat kabar, majalah, radio, internet dan sebagainya. b. Saluran distribusi, digunakan untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik kepada pembeli atau pengguna. c. Saluran jasa, digunakan untuk melakukan transaksi dengan calon pembeli, yang mencakup pergudangan, perusahaan transportasi dan sebagainya. 3. Jumlah Pesanan Keputusan untuk menentukan jumah pesanan (kuantitas) ini konsumen dituntut untuk memilih dari berbagai alternatif yang ada. Konsumen akhirnya bersikap dan memberikan preferensi terhadap suatu produk, dan pada akhirnya memberikan keputusan untuk melakukan pembelian salah satu diantara sekian banyak produk yang ditawarkan oleh pemasok, dan menyebutkan jumlah dari pesanan yang akan diambil oleh pembeli. 4. Persyaratan dan waktu Penyerahan Pada tahapan keputusan ini, konsumen memilih waktu yang tepat untuk menentukan dan memutuskan penerahan suatu produk. Jika konsumen merasa sangat perlu secara mendesak, maka konsumen akan memberikan keputusan untuk melakukan persyaratan penyerahan produk seketika itu juga. Tetapi jika konsumen merasa bahwa produk yang dibutuhkannya tidak untuk yang bersifat segera, maka konsumen akan memilih waktu yang luang untuk melakukan keputusan penyerahan produk yang ditawarkan, dan pemasar harus siap dengan keputusan pembeli ini. 5. Jasa Pelayanan Jika keputusan pembelian ini dilaksanakan oleh konsumen maka pemasar harus senantiasa memelihara dan melayani keinginan konsumen. Pemasar dalam hal ini melakukan pelayanan kepada kosumen, sehingga konsumen merasakan bagaimana jasa dan pelayanan yang dilakukan pemasar terhadap konsumen 6. Pembayaran Dalam melakukan keputusan metode pembayaran ini konsumen memilih berbagai cara pembayaran yang sekiranya membuat transaksi dan keputusan pembelian. Konsumen bisa memilih menggunakan cara pembayaran melalui tunai, atau pun konsumen bisa melakukan pembayaran melalui kartu kredit. 2.7. Hipotesis Berdasarkan uraian kerangka pemikiran tersebut diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Penjualan personal berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka.” 3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai Penjualan personal dan keputusan pembelian serta mengukur pengaruh Penjualan personal terhadap keputusan pembelian melalui pengujian hipotesis. 122 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 Sehubungan dengan hal tersebut maka digunakan dua metode penelitian yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang cirri-ciri variabel penelitian, yaitu penjualan personal dan keputusan pembelian. Berkaitan dengan metode deskriptif ini Arikunto (1998:10) mengatakan bahwa : “Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel dan saat terjadinya, maka penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi), adalah penelitian deskriptif (to describe: menggambarkan atau membeberkan)”. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Nazir (1988: 63) bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia atau subjek, suatu situasi kondisi. Suatu sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selanjutnya ciri-ciri dari metode deskriptif adalah : 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, atau masalah yang actual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Berdasarkan pengertian pakar diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode deskriptif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian ini, yaitu untuk memperoleh gambaran pengaruh penjualan personal terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT. Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka. Adapun metode penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, yang dalam penelitian ini akan di uji apakah penjualan personal berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yng ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007: 117). Nazir (1988: 3) mengatakan populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya. Kemudian populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakterisrik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Jadi populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah sekolah pelanggan buku pelajaran tingkat sekolah dasar (SD) di kabupaten Majalengka sebanyak 178 pelanggan buku terbitan PT Sarana Panca Karya Nusa . Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) Sugiono, (2007: 118). Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 123 Menurut Teken dalam Singarimbun, dan Sofian Effendi, (2006:149) Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat berikut: 1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. 2. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh. 3. Sederhana hingga mudah dilaksanakan. 4. Dapat memberi keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya. Untuk menentukan besarnya sampel, ada empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam suatu penelitian, antara lain: 1. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi. Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang yang dapat diambil. Apabila populasi tersebut secara sempurna tidak seragam (completely heterogeneous), maka pencacahan lengkaplah yang dapat memberikan gambaran yang representatif. 2. Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Makin besar sampel yang diambil, makin kecil pula kesalahan (penyimpangan terhadap nilai populasi) yang diperoleh. 3. Rencana analisa atau penelitian. Penelitian yang lebih mendetil membutuhkan jumlah sampel yang lebih banyak agar tidak terdapat banyak sel-sel dari matrik yang kosong. 4. Tenaga, biaya, dan waktu. Sampel yang besar menghasilkan presisi yang tinggi. Tetapi apabila dana, tenaga, dan waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisinya akan menurun. Walaupun besarnya sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian didasarkan pada keempat pertimbangan di atas, tetapi agar menghemat waktu, biaya, dan tenaga, maka seorang peneliti harus dapat memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga presisinya dianggap cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian. Sehingga presisinya dianggap cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian Jadi peneliti sendirilah yang menentukan tingkat presisi yang dikehendaki, yang selanjutnya berdasarkan presisi tersebut dapat menentukan besarnya jumlah sampel Berdasarkan keterangan di atas serta karakterisrik populasi yang akan diteliti tidak terbatas, maka sampel yang di ambil dari populasi ialah sebesar 100 pembeli dan pelanggan buku pelajaran tingkat sekolah dasar di kabupaten Majalengka atau jumlah yang didapat selama jangka waktu yang ditentukan. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya ukuran sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara Slovin, yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari urutan populasi dengan prosentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini, digunakan taraf kesalahan sebesar 10 %. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : n = N 1 + Ne 2 (Husein Umar, 2002:141) 124 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 Keterangan : n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi e : Taraf Kesalahan = 10 % Dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, didapatkan ukuran sample yang dapat diambil dalam penelitian ini, yakni sebanyak 100 orang Mantra, Ida B., dan Kasto (dalam Singarimbun, dan Sofian Efendi, 2006:155) menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat dua macam metode pengambilan sampel, yaitu : 1. Pengambilan sampel secara acak (random). 2. Pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu purposive sampling dan quota sampling. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu random sampling. Penarikan sampel ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa jumlah pelanggan yang menggunakan atau yang akan membeli buku pelajaran tingkat sekolah dasar yang diketahui secara pasti, maka penarikan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti sampai jumlah tertentu sebagaimana yang dikehendaki peneliti atau sampai jangka waktu satu bulan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan yang ingin dijawab adalah bagaimana pengaruh Penjualan personal terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka? Hasil pengolahan data didapat bahwa ada hubungan linier antara Penjualan personal dan keputusan pembelian, sehingga memberikan kontribusi secara langsung yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan secara total bahwa kontribusi yang diberikan Penjualan personal sebesar 25,29 %, maka secara positif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Penjualan personal merupakan elemen pendukung positoning produk perusahaan. Agar unggul dalam bersaing, perusahaan harus memperhatikan banyak faktor. Faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar perusahaan harus diprediksi dan disarikan agar dapat menentukan strategi baru dalam penjualan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa banyaknya pesaing yang membidik segmen pasar yang sama dan adanya perubahan fenomena dahulu dimana perusahan berkonsep seller market. Konsep ini mensyaratkan pembeli aktif mencari penjual atau produsen sebab masih sedikit produsen atau penjual produk yang sama. Karena banyaknya pesaing kini perusahaan harus merubah konsep seller market tersebut menjadi konsep buyer market. Konsep ini mensyaratkan pihak produsen aktif mencari pembeli sebab banyak pesaing lain yang menciptakan produk yang sama. Oleh karena itu dalam usaha meningkatkan volume penjualan perusahaan hendaknya mengacu pada berbagai faktor yang memiliki hubungan erat dengan sales force sebagai ujung tombak perusahaan dalam bidang penjualan. Kottler (2006:345) menguraikan prinsip-prinsip dasar dari Penjualan personal : 1. Persiapan Prajual Caranya memastikan bahwa wiraniaga sudah benar-benar mempersiapkan diri untuk harus mengetahui tentang oroduk yang dipasarkan, sasaran produk, persaingan dipasar, karakter pelanggan dan pesaing, teknik penjualan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penjualan. 2. Penyelidikan dalam menemukan pembeli potensial Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 125 Mengidentifikasi prospek atau calon pembeli potensial. Wiraniaga dapat meneliti sumbersumber data dalam rangka mencari calon konsumen, kemudian disusun daftar nama-nama orang atau perusahaan yang sekiranya menjadi pembeli yang potensial dari produk yang ditawarkan. 3. Pra pendekatan calon-calon individual Wiraniaga sebelum menemui calon-calon pembeli harus benar-benar memiliki pengetahuan mengenai orang atau perusahaan yang diharapkan membeli produk yang ditawarkan. 4. Penyajian Cara menyapa calon pembeli merupakan suatu permulaan hubungan yang baik ditunjang dengan sikap yang baik pula serta pengetahuan tentang salesmanship diharapkan dapat menimbulkan minat konsumen mengenai produk yang dutawarkan sehingga konsumen memberikan reaksi membeli produk yang merupakan penutupan penjualan dengan mencatat pesanan. 5. Kegiatan purna jual Suatu pekerjaan penjualan tidak berakhir dengan diterimanya pesanan, tahap terakhir adalah memberikan jasa purna jual seperti pemberian garansi, jasa reparasi, pengantaran produk sampai tujuan. Banyak pesaing yang masuk dalam segmen pasar yang sama, mendorong berbagai perusahaan melakukan berbagai strategi agar kemampulabaan tetap stabil bahkan meningkat. Salah satu jalan yang dilakukan adalah dengan melakukan strategi Penjualan personal. Strategi ini mengutamakan agresivitas perusahaan sebagai pencari konsumen ketimbang harus menunggu konsumen, dan strategi ini perusahaan dituntut aktif seperti dalam konsep buyer market. Penjualan personal mencakup komunikasi tatap muka langsung antara penjual dan pelanggan potensial. Ini memungkinkan penjual menyesuaikan bauran pemasaran perusahaan terhadap kebutuhan masing-masing pasar sasaran. Para penjual termasuk dalam sebagian bauran pemasaran. Stanton (1996:163) mengemukakan bahwa penjualan personal terdiri dari komunikasi individual personal, dan ini berlawanan dengan komunikasi massa non personal yang berbentuk periklanan, promosi penjualan dan cara-cara komunikasi lain. Oleh karenanya dibandingkan dengan cara-cara lain penjualan personal mempunyai keungulan karena lebih luwesnya. Tenaga-tenaga penjualan dapat menyesuaikan penawaran penjualan mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan dan perilaku pelanggan masing-masing. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 1. Penjualan Personal yang dilaksanakan oleh PT Sarana Panca Karya Nusa distributor Kabupaten Majalengka termasuk kategori yang bagus dalam memasarkan produk buku pelajaran tingkat sekolah dasar. 2. Penjualan Personal berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada perusahaan penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Distributor Kabupaten Majalengka. 5.2. SARAN 1. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal disarankan agar perusahaan menerapkan strategi penjualan personal yang agresif dalam mencari konsumen ketimbang harus menunggu konsumen, dan strategi ini perusahaan dituntut aktif seperti dalam konsep buyer market. 6. DAFTAR PUSTAKA Buchari Alma ( 2005 ). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi) 126 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 Bandung : Alfabeta Eades, Keith M. (2005). The New Solution Selling ( Solusi Baru Cara Penjualan) AliBahasa Eko Armunarto, Yogyakarta: Penerbit Andi. Frans M.Royan (2004). Sales Force. Yogyakarta: Andi Offset. Freddy.Rangkuti (2006). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Griffin, Jill. (2003). Costumer Loyalty (Pelayanan Pelanggan), alih Bahasa Dwi Kartini Yahya, Jakarta :Erlangga. Kanuk, Leslie and Schifman. (2004). Consumer Behavior. Richard D Irwinjnc. Koentjaraningrat. (1991). Metode-metode Penelitian Masyarakat.Jakarta: gramedia. Kotler, Phillip. (2005). Marketing Management (Manajemen Pemasaran) Jilid I , II Alih Bahasa Benyamin Molan, Jakarta : Indeks ________ (1995). Marketing Management (Manajemen Pemasaran) Alih Bahasa Ancela Anitawati, Jakarta. Salemba Empat. __________ and Keller,Kevin. (2006) Marketing Management.Pearson Prentice Hall. __________ and Garry Amstrong. (1998). Principle of Marketing (Dasar-dasar Pemasaran).Jilid I, II Alih Bahasa A. Sindoro, Jakarta Prenhallindo. Kerlinger, Fred N. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Komarudin Sastradipura (2003). Manajemen Marketing, Suatu Pendekatan Ramuan Marketing. Bandung. Kappa Sigma. Kusnendi (2005). Model Persamaan Struktural, Konsep dan Aplikasi.Bandung: Badan Penerbit Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI Payne, Adrian. (2000). The Essence of Service Marketing (Pemasaran Jasa), Alih Bahasa Fandy Tjiptono. Yogyakarta: Andi Offset. Rambat Lupiyoadi, A.Hamdani (2006) Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta. Ratih Hurriyati (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:Alfabeta Riduwan. (2005). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Saefudin Azwar (2005). Metode Penelitian. Edisi Kesatu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Stanton, Willian J.( 1996). Fundamental of Marketing (Prinsip Pemasaran) Alih Bahasa Sadu Sundaru, Jakarta: Erlangga. Sotar Baduara dan Sabar Martin. (2004). Salesmanship.Jakarta : Bumi Aksara Suharsimi Arikunto (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Ujang Sumarwan (2004) Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Bogor. Tekno Efisiensi Vol.2 No. 1 April 2017 127