Materi 10 Ekonomi Mikro - Universitas Esa Unggul

advertisement
Materi 10
Ekonomi Mikro
Pasar Persaingan Monopolistik
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami:
- Pasar Persaingan Monopolistik
- Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik
- Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang
- Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik
- Kelebihan dan Kekurangan dari Pasar Persaingan Monopolistik
Dosen : Elistia, SE, MM
[email protected]
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2017
MATERI 10
Pasar Persaingan Monopolistik
A. Pasar Persaingan Monopolistik
Teori pasar persaingan monopolistik (monoplistic competition) dikembangkan karena
ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna (perfect competition) maupun
monopoli (monopoly). Ekonom yang pertama kali mengajukan ketidakpuasan terhadap dua model di
atas adalah Peirro Sraffa (Universitas Cambridge), kemudian diikuti oleh Hotelling dan Zeothen. Pada
akhir dasawarsa 1920-an dan awal dasawarsa 1930-an, model persaingan monopolistik dikembangkan
secara intensif terutama oleh Joan Robinson (ekonom Inggris) dan Edward Chamberlain (ekonom
Amerika Serikat).
Struktur pasar persaingan monopolistik hampir sama dengan persaingan sempurna. Di dalam
industri terdapat banyak perusahaan yang bebas keluar-masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak
homogen, melainkan terdiferensiasi (differentiated product). Namun perbedaan barang antara satu
produk (merek) dengan produk (merek) yang lain tidak terlalu besar. Diferensiasi ini mendorong
perusahaan untuk melakukan persaingan nonharga. Walaupun demikian output yang dihasilkan sangat
mungkin saling menjadi substitusi. Perusahaan memiliki kemampuan monopoli yang relatif
terbatas/kecil.
Pasar monopolistik (kadang disebut juga pasar persaingan monopolistik atau pasar monopolistis)
adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa
tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas,
namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan
produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama
yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda
memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun
pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari
sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan
mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga.
Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat
homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana
ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil
dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.
Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan.
Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga
membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat
berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar
monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
A.1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik
Tiga asumsi dasar persaingan monopolistik adalah
1. Produk yang terdiferensiasi (differentiated product)
Yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat dibedakan oleh konsumen
dengan melihat siapa produsennya. Jika dalam pasar persaingan sempurna konsumen membeli
barang tanpa perlu membedakan siapa produsen, dalam persaingan monopolistik yang menjadi
Materi 10. Pasar Persaingan Monopolistik
1
pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang-barang tersebut dapat diperbedakan oleh
kualitas barangnya, model, bentuk, warna, bahkan oleh kemasan, merek, dan pelayanannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memiliki pilihan yang tetap untuk produk-produk
sabun mandi, pakaian jadi, sepatu, dan lain-lain. Seorang gadis yang biasa menggunakan sabun
mandi bermerek "Sutera”, sulit untuk pindah ke merek lain. Dia dapat membedakan produk sabun
kesukaannya dari produk perusahaan yang lain. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki daya
monopoli, walau terbatas.
Namun demikian di antara produk-produk tersebut sebenarnya dapat saling menjadi
substitusi. Misalnya, dalam keadaan tertentu (sedang berada di desa), sabun mandi merek
kesayangan tidak ada maka merek lain dapat menggantikan tanpa menimbulkan dampak negatif
secara teknis (kesehatan terganggu). Karena itu, persaingan monopolistik berada di antara pasar
persaingan sempurna dan monopoli, seperti digambarkan dalam Diagram 7.1 di bawah ini.
2. Jumlah perusahaan banyak dalam industri (large number of firms)
Jumlah perusahaan (produsen) dalam pasar persaingan monopolistik banyak. Di Indonesia
dapat dilihat dari begitu banyaknya merek pakaian, dan sepatu. Banyaknya perusahaan
menyebabkan keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus
memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industri (independence decision of price and
output), karena setiap perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.
3. Bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
Laba super normal yang dinikmati perusahaan (existing firm) mengundang perusahaan
pendatang untuk memasuki industri. Jika mereka mampu bertahan, dalam jangka panjang
dapat mengalahkan perusahaan yang lain. Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian
tidak menjadi lebih besar. Sama halnya dalam pasar persaingan sempurna, dalam pasar
persaingan monopolistik proses masuk-keluar akan terhenti bila semua perusahaan hanya
memperoleh laba normal.
Materi 10. Pasar Persaingan Monopolistik
2
B. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
•
Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek
perusahaan dapat menikmati laba super normal. Dalam jangka panjang perusahaan hanya
menikmati laba normal.
•
Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Karena memiliki daya
monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan perusahaan yang bergerak dalam pasar
persaingan monopolistik sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli
(Diagram 10.2).
Penjelasan kurva diagram 10.2 :
1) Diagram 10.2 menunjukkan perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC di titik
E.
2) Sama halnya dengan perusahaan monopolis, harga jual lebih besar dari biaya marjinal (P >
MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang
dihadapi sangat landai.
3) Laba super normal yang dinikmati perusahaan sebesar luas segi empat APBC, di mana harga
adalah P dan jumlah output yang diproduksi Q*
C. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi
Materi 10. Pasar Persaingan Monopolistik
3
Penjelasan kurva diagram 10.3 :
•
Laba super normal yang dinikmati perusahaan (Diagram 10.2) mengundang perusahaan
pendatang memasuki industri.
•
Masuknya pendatang memberikan dua kemungkinan terhadap permintaan perusahaan lama.
Yang pertama, pelanggan makin setia, secara grafis terlihat dari kurva permintaan jangka
panjang lebih curam dari jangka pendek (Diagram 10.3.a).
•
Atau pelanggan makin bersifat memilih, di mana permintaan jangka panjang menjadi lebih
landai dibanding jangka pendek (Diagram 10.3.b).
•
Bagaimana pun pengaruhnya, perusahaan hanya akan dapat bertahan dalam jangka panjang
jika mampu menikmati laba normal, pada saat harga jual sama dengan biaya rata-rata (P = AC).
•
Dalam Diagram 10.3 keseimbangan tersebut terjadi di titik A (Diagram 10.3.a) atau B (Diagram
10.3.b).
D. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Dibandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistik masih lebih baik dilihat dari lebih
kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight loss). Namun tetap kurang efisien dibanding
pasar persaingan sempurna. Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistik tidak dapat
lebih efisien dibanding pasar persaingan sempurna.
1) Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P > MC)
Karena memiliki daya monopoli, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mampu
membebankan harga jual yang lebih tinggi dari biaya marjinal (P > MC). Namun demikian
karena kurva permintaan yang dihadapi sangat elastis, maka selisih harga dan biaya marjinal
tidak sebesar dalam perusahaan monopolis.
2) Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
Telah dinyatakan, karena sangat mudahnya perusahaan untuk keluar dan masuk, dalam jangka
panjang perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik hanya menikmati
laba normal. Keadaan tersebut kita gambarkan kembali dalam bentuk Diagram 10.4 berikut
ini.
Materi 10. Pasar Persaingan Monopolistik
4
Penjelasan kurva diagram 10.4 :
1) Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A), perusahaan sebenarnya
tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab titik A bukan titik terendah pada
kurva biaya rata-rata (AC).
2) Jika perusahaan ingin memproduksi pada AC yang paling rendah, output harus ditambah
sampai sejumlah Qb.
3) Tetapi jika output melebihi Qa (output keseimbangan), penambahan outputhanya
menurunkan laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya
marjinal (MR < MC).
4) Dapat disimpulkan, dalam jangka panjang perusahaan yang bergerak dalam pasar
persaingan monopolistik akan mengalami kelebihan kapasitas produksi (excess capacity).
E. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik
Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik
menimbulkan pertanyaan, apakah perlu pengaturan? Jawabannya adalah tidak! Hal ini berlandaskan
tiga argumen:
1) Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight
loss) relatif kecil.
2) Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relatif kecil.
3) Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan
monopolistik diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena beragamnya produk,
peningkatan kualitas, dan meningkatnya kebebasan konsumen dalam memilih output.
Materi 10. Pasar Persaingan Monopolistik
5
F. Kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik
Kelebihan pasar persaingan monopolistik :
•
Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang terbaik baginya.
•
Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan
inovasi dalam menghasilkan produknya.
•
Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang
akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
•
Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan seharihari tersedia dalam pasar monopolistik.
Kekurangan pasar monopolistik :
•
Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas
maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang
cukup akan cepat keluar dari pasar.
•
Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena
pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
•
Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya
produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.
Materi 10. Pasar Persaingan Monopolistik
6
Download