PROYEK AKHIR PENGGUNAAN FILTER PASIF UNTUK

advertisement
PROYEK AKHIR
PENGGUNAAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI
HARMONISA AKIBAT PEMAKAIAN
BEBAN NON LINEAR
Andrias Ade Agustinus
NRP. 7307.040.023
Dosen Pembimbing :
Ir. Suryono, MT
NIP. 19631123.198803.1.002
Ir. M. Zaenal Effendi, MT
NIP. 19681208.199303.1.001
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
i
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
2011
PENGGUNAAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI
HARMONISA AKIBAT PEMAKAIAN
BEBAN NON LINEAR
Oleh:
Andrias Ade Agustinus
NRP. 7307.040.023
Proyek Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
Di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Disetujui oleh :
Tim Penguji Proyek Akhir
Dosen Pembimbing
1. Ir. Joke Pratilastiarso, MT
1. Ir. Suryono, MT
NIP. 19620920.198803.1.002
NIP. 19631123.198803.1.002
2. Drs. Irianto, MT
NIP. 19640522.199103.1.003
2. Ir. M. Zaenal Effendi, MT
NIP. 19681208.199303.1.001
3. Renny Rakhmawati, ST. MT
NIP. 19721024.199903.2.001
Surabaya, 25 Juli 2011
Mengetahui,Ketua Jurusan
Teknik Elektro Industri
Ainur Rofiq Nansur, ST, MT
NIP. 19640713.198903.1.005
ABSTRAK
Rangkaian penyearah gelombang penuh tak terkontrol tiga
fasa dan inverter tiga fasa menimbulkan harmonisa yang besar.
Dengan timbulnya harmonisa pada sumber 3fasa tersebut maka
dilakukan pengurangan spektrum harmonisa dengan cara
pemasangan filter pasif menggunakan metode tuned filter pada
frekuensi 250 Hz dan 350 Hz karena pada kedua frekuensi tersebut
memiliki spektrum harmonisa yang paling dominan. Transformator
di fungsikan sebagai induktor filter. Pada sisi sekunder transformator
mengalir arus dalam bentuk sinyal AC yang kemudian disearahkan
menggunakan rectifier 1fasa dan tegangan output hasil paralel
rectifier 1fasa di atur dengan buck-boost converter untuk pengisian
ke accu.
Dari hasil pengujian alat yang dibuat, hasilnya sudah
mendekati hasil yang di harapkan yaitu dapat mereduksi harmonisa
namun belum bisa sesuai standard yang ditetapkan dikarenakan
kualitas dari komponen yang dipakai. THDi mengalami penurunan
dari 20.71% menjadi 11.92% untuk penggunaan beban konverter
6pulsa dan untuk penggunaan beban inverter 3fasa THDi mengalami
penurunan dari 163.43% menjadi 62.32%. Selain itu daya pada travo
filter juga dapat digunakan sebagai penghasil sumber DC.
Kata Kunci:
konverter 6pulsa, inverter 3fasa, filter pasif, rectifier
1fasa, buck-boost converter
iii
ABSTRACT
Full-wave rectifier circuit is not controlled three-phase and
three phase inverter harmonics cause major. With the emergence of
harmonics on the source 3fasa the harmonic spectrum of the
reduction is carried out by installation of a passive filter using a
filter tuned at a frequency of 250 Hz and 350 Hz because at these
two frequencies has a spectrum of harmonics of the most dominant.
Functioned as a transformer in the filter inductor. On the side of the
transformer secondary current flowing in the form of an AC signal is
then rectified using rectifier 1fasa and output voltage of the rectifier
1fasa arranged in parallel with the buck-boost converter for
charging
the batteries.
From the results of testing tools that are made, the results
are already close to the expected outcome is to reduce harmonics,
but can not fit due to the quality standard set of components used.
THDi decreased from 20.71% to 11.92% for the use of load
converter 6pulsa and to use 3fasa THDi inverter load has decreased
from 163.43% to 62.32%. In addition to the travo power filter can
also be used as producer of DC source.
Keywords: 6pulsa converters, inverters 3fasa, passive filters,
rectifiers 1fasa, buck-boost converter
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan buku proyek akhir yang berjudul ”
Penggunaan Filter Pasif untuk Mereduksi Harmonisa Akibat
Pemakaian Beban Non linear”.
Buku ini disusun sebagai gambaran proyek akhir yang akan
kami kerjakan. Buku ini berisi tentang alasan pemilihan judul dan
proses pembuatan filter pasif untuk mereduksi dan memanfaatkan
harmonisa akibat pemakaian beban non linear berupa konverter 6
pulsa dan inverter 3fasa.
Selama pembuatan buku ini kami telah banyak memperoleh
bimbingan dan arahan. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Ir. Suryono, MT selaku dosen pembimbing 1 Tugas Akhir.
2. Ir. M. Zaenal Efendi, MT selaku dosen pembimbing 2 Tugas
Akhir.
3. Teman-teman, serta semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per-satu.
Dengan menyadari keterbatasan ilmu kami, tentu buku ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami selaku penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca buku ini.
Surabaya, Juli 2011
Penyusun
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu dan Ayah tercinta dan keluarga yang telah memberikan
dorongan semangat baik moral dan material.
2. Bapak Ir. Dadet Pramadihanto, M. Eng, Ph. D selaku
Direktur PENS-ITS.
3. Bapak Ainur Rofiq Nansur, ST. MT. selaku Ketua Jurusan
Teknik Elektro Industri.
4. Bapak Ir. Suryono, MT. dan Bapak Ir. M. Zaenal E., MT.
selaku Dosen Pembimbing atas segala perhatian dan
bimbingan yang telah diberikan sehingga Proyek Akhir ini
dapat terselesaikan.
5. Para staf perpustakaan yang telah mengijinkan meminjam
buku walaupun telat berbulan-bulan.
6. Bapak Ismail, Bapak Bahtiar, Bapak Sayudi, Bapak Gatot
yang telah membantu penyelesaian Proyek Akhir ini dan
peminjaman Ruang Proyek Akhir, Lab. Kualitas Daya, Lab.
TST, Lab. Pengemudian Elektrik sebagai tempat
penyelesaian Proyek Akhir ini dan peminjaman alat.
7. Sigit Prasetya atas kerja sama yang telah diberikan
kepadaku, sehingga Proyek Akhir ini selesai.
8. Teman-teman Jurusan Teknik Elekro Industri D4 angkatan
2007.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu
atas bantuan yang telah diberikan selama ini.
Penulis berharap semoga bantuan dan keikhlasan
penyelesaian Proyek Akhir ini mendapat barokah dari Allah SWT.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ii
ABSTRAK.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................... .v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................ 1
1.2. Tujuan ......................................................................... 2
1.3. Metodologi .................................................................. 2
1.4. Perumusan Masalah .................................................... 7
1.5. Batasan Masalah.......................................................... 7
1.6. Sistematika Pembahasan ............................................. 8
1.7. Tinjauan Pustaka ......................................................... 9
BAB II TEORI PENUNJANG
2.1. Rangkaian Penyearah (Rectifier)................................. 11
2.1.1. Penyearah Gelombang Penuh ........................... 12
2.1.2. Penyearah Tiga Fasa ......................................... 14
2.2. Inverter ........................................................................ 15
2.3. Motor Induksi .............................................................. 16
2.4. Buck-Boost Converter ................................................. 17
2.4.1. Teori operasi rangkaian .................................... 17
2.5. Karakteristik Beban Non-linear .................................. 19
2.6. Konsep Daya ............................................................... 21
2.7. Resonansi .................................................................... 24
2.8. Harmonisa ................................................................... 24
2.8.1. Konsep Dasar Analisa Harmonisa..................... 25
2.8.2. Sumber-sumber Harmonisa ............................... 26
2.8.3. Pengaruh Harmonisa Pada Jaringan .................. 27
2.9. Standard Harmonisa .................................................... 28
3.0. Induktor ....................................................................... 29
3.1. Capasitor ..................................................................... 32
vii
3.2. Transformator .............................................................. 34
3.3. Filter Pasif ................................................................... 35
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN
PERANGKAT KERAS
3.1. Blok Diagram .............................................................. 37
3.2. Perencanaan konverter 6pulsa ..................................... 38
3.3. Perencanaan filter pasif .............................................. 40
3.4. Simulasi Rangkaian Menggunakan PSIM ................... 47
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1. Metode Pengujian ........................................................ 61
4.1.1. Pengukuran Induktor ......................................... 61
4.2. Pengujian rangkaian dan sambungan........................... 63
4.2.1 Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter. .... 64
4.2.2 Pengujian rangkaian setelah dipasang filter. ...... 66
4.2.3.Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter. .... 68
4.2.4. Pengujian rangkaian setelah dipasang filter. ..... 71
4.2.5.Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter. .... 75
4.2.6. Pengujian rangkaian setelah dipasang filter. ..... 78
4.3 Pengujian pemanfaatan daya travo filter ..................... 84
4.3.1 Pengujian rectifier satu fasa................................ 84
4.3.2 Pengujian buck-boost converter. ........................ 86
4.3.3 Hasil pengisian accu ........................................... 87
4.3.4 Integrasi sistem. .................................................. 88
4.3.5 Analisa hasil pengujian. ..................................... 89
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .................................................................. 95
5.2. Saran-saran .................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 97
LAMPIRAN ..................................................................................... 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 1.3.
Gambar 1.4.
Gambar 1.5.
Gambar 1.6.
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 2.15.
Gambar 2.16.
Gambar 2.17.
Gambar 2.18.
Gambar 2.19.
Gambar 2.20.
Gambar 2.21.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Rangkaian konverter 6 pulsa ................................ ..3
Rangkaian inverter3fasa ...................................... ..3
Pemasangan filter pasif pada sumber 3fasa.............4
Rangkaian rectifier 1 fasa .................................... ..5
Rangkaian buck-boost converter .............................5
Pemasangan filter pasif untuk pengambilan
arus yang dipakai untuk charger accu......................6
Rangkaian full wave rectifier ............................... 12
ragkaian peyearah denga filter C ........................ 12
Penyearah jembatan gelombang penuh 3fasa ...... 14
Motor Induksi 3fasa ............................................. 16
Rangkaian Buck-Boost Converter ....................... 17
Buck-boost converter dalam kondisi switch ON . 18
Buck-boost converter dalam kondisi switch OFF 18
Penggunaan beban linear ..................................... 19
Gambar gelombang tegangan dan arus input ..... 20
Penggunaan beban non linear .............................. 20
Gambar gelombang tegangan dan arus input ..... 21
Segitiga Daya ....................................................... 22
Kurva arus dan teganga pada beban linear........... 23
Gelombang sinus terdistorsi ................................. 24
Bentuk Gelombang Fundamental............................25
Bentuk inti EI dari besi laminasi.............................31
Kapasitor keping sejajar..........................................32
Kapasitor dipasang hubungan star ....................... 32
Kapasitor dipasang hubungan delta ..................... 33
Arus pada capasitor.............................................. 34
Rangkaian Passive Filter dalam Sistem ............... 36
Blok diagram sistem ............................................ 37
Fluk 41B .............................................................. 38
Rangkaian penggunaan beban konverter 6 pulsa . 39
Gambar gelombang tegangan dan arus jala-jala . 39
Gambar spektrum tegangan dan arus ................... 39
Desain filter yang akan dibuat ............................. 40
Gambar rangkaian tanpa filter pasif ..................... 47
ix
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11.
Gambar 3.12.
Gambar 3.13.
Gambar 3.14.
Gambar 3.15.
Gambar 3.16.
Gambar 3.17.
Gambar 3.18.
Gambar 4.1.
Gambar 4.1.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Gambar 4.8.
Gambar 4.9.
Gambar 4.10.
Gambar 4.11
Gambar 4.12.
Gambar 4.13.
Gambar 4.14.
Gambar 4.15.
Gambar 4.16.
Gambar 4.17.
Gambar 4.18.
Gambar 4.19.
Gambar 4.20.
Gambar 4.21.
Gambar 4.22.
Gambar 4.23.
Gambar 4.24.
Gambar 4.25.
Gambar 4.26.
Gambar 4.27.
Gambar 4.28.
Gambar gelombang dan spektrum arus sumber ... 48
Gambar rangkaian dengan filter pasif ................. 49
Gambar gelombang dan spektrum arus sumber ... 49
Gambar rangkaian dengan filter pasif .................. 51
Gambar gelombang dan spektrum arus sumber ... 52
Grafik perbandingan ............................................ 54
Gambar rangkaian tanpa filter pasif ..................... 55
Gambar gelombang dan sektrum sebelum ........... 56
Gambar rangkaian dengan filter pasif .................. 57
Gambar gelombang dan spektrum setelah ........... 58
Gambar gelombang output rectifier 1fasa ........... 59
Nilai induktor untuk filter harmonisa ke-5 ........... 62
Nilai induktor untuk filter harmonisa ke-7 ........... 62
Fluk 41B............................................................... 63
Fluk 43B............................................................... 63
PHA Hioki ........................................................... 63
Rangkaian konverter 6 pulsa ............................... 64
Arus input sebelum difilter................................... 64
Daya input sebelum difilter .................................. 65
Arus input setelah difilter ..................................... 66
Daya input setelah difilter .................................... 67
Arus input sebelum difilter................................... 69
Tegangan input sebelum difilter .......................... 69
Daya input sebelum difilter .................................. 70
Daya input sebelum difilter .................................. 71
Arus input setelah difilter ..................................... 71
Tegangan input setelah difilter ............................ 72
Daya input setelah difilter .................................... 72
Daya input setelah difilter .................................... 73
Arus input masuk ke filter .................................... 74
Rangkaian filter L dan C untuk ............................ 75
Panel pengaturan putaran motor induksi .............. 75
Arus input sebelum difilter................................... 76
Tegangan input sebelum difilter........................... 76
Daya input sebelum difilter ................................. 77
Arus input setelah difilter ..................................... 78
Daya input setelah difilter .................................... 78
Daya input setelah difilter .................................... 79
Rangkaian filter L dan C ...................................... 84
Gambar 4.29.
Gambar 4.30.
Gambar 4.31.
Gambar 4.32.
Gambar 4.33.
Gambar 4.34.
Gambar 4.35.
Rangkaian rectifier 1fasa ..................................... 85
Tegangan sekunder travo ..................................... 85
Tegangan input buck-boost .................................. 86
Rangkaian buck-boost converter.......................... 86
Vout dan Iout buck-boost .................................... 87
Accu 12V 10AH .................................................. 87
Integrasi keseluruhan sistem ................................ 88
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Batas Distorsi Arus Harmonisa untuk Siste ............ 28
Batas Distorsi Tegangan ........................................ 29
Tipe inti yang biasa dipakai untuk induktor ............. 30
Nilai arus sebelum pemasangan filter ...................... 50
Nilai arus setelah pemasangan filter ........................ 50
Nilai arus setelah pemasangan filter ........................ 52
Nilai arus setelah pemasangan filter ........................ 53
Pengamatan sisi primer travo ................................... 79
Pengamatan sisi primer travo ................................... 80
Pengamatan sisi sekunder travo ............................... 81
Pengamatan sisi sekunder travo ............................... 81
Pengukuran Vin dan Vout rectifier .......................... 85
Pengukuran Vin dan Vout Buck-Boost .................... 87
Hasil integrasi keseluruhan sistem ........................... 89
Besar spektrum arus input tiap frekuensi ................. 91
Besar spektrum arus input tiap frekuensi ................. 92
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peralatan listrik berbasis elektronik yang terhubung pada
sistem distribusi tenaga listrik dapat menyebabkan arus jala-jala
sistem menjadi sangat terdistorsi, sehingga arus jala-jala sistem
banyak mengandung harmonisa. Tingginya tingkat kandungan arus
harmonisa yang terdapat pada sistem distribusi tenaga listrik dapat
menimbulkan berbagai macam persoalan pada sistem tersebut, antara
lain adalah faktor daya sistem menjadi rendah, arus netral sistem
meningkat dan dapat menimbulkan kegagalan instalasi meskipun
dalam kondisi beban setimbang, rugi-rugi daya sistem bertambah,
pemanasan lebih pada trafo dan generator, kesalahan operasi pada
sistem proteksi, penyimpangan penunjukan pada alat ukur,
kerusakan sejak dini pada peralatan-peralatan elektronik, interferensi
pada sistem telekomunikasi dan lain sebagainya. Untuk mengatasi
berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh adanya arus harmonisa
pada sistem distribusi tenaga listrik, dapat dilakukan dengan cara
menghilangkan atau mengurangi kandungan arus harmonisa pada
sistem tersebut sampai memenuhi suatu standarisasi batasan
harmonisa yang diijinkan.
Sinyal harmonisa yang timbul berada pada daerah frekuensi
diatas frekuensi aslinya (fundamental). Dalam pengambilan
harmonisa dibutuhkan filter pasif LC dengan nilai capasitor relatif
konstan dan induktor berubah-ubah. Penggunaan filter pasif
merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi kadar harmonisa
yang timbul akibat pemakaian beban non linear berupa konverter
6pulsa dan inverter 3fasa. Pemakaian filter pasif ini berfungsi
sebagai penyedia jalur pada impedansi rendah untuk frekuensi
resonansi yang diinginkan. Setelah didapatkan nilai induktor yang
sesuai maka induktor tersebut diganti dengan trafo yang mempunyai
nilai induktif kumparan primer sama dengan induktor hasil
perhitungan. Output dari trafo yang difungsikan sebagai induktor
yaitu arus yang mengalir di sisi sekunder travo dimasukkan ke
1
2
penyearah full bridge 1fasa dan untuk selanjutnya tegangan output
penyearah sebagai inputan ke buck-boost converter untuk charger
accu.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan Proyek Akhir ini adalah:
1. Mereduksi harmonisa (THDv dan THDi) yang ditimbulkan
oleh pemakaian beban non linear (konverter 6pulsa dan
inverter 3fasa) sehingga kerusakan peralatan sejak dini
dapat dihindari.
2. Merancang dan merealisasikan pemanfaatan daya pada
travo filter sebagai sumber untuk pengisian accu.
3. Merancang dan merealisasikan rangkaian penyearah (bridge
rectifier) satu fasa dan buck-boost converter.
1.3 Metodologi
Untuk mengerjakan Proyek Akhir ini diperlukan
prosedur berupa langkah-langkah pengerjaan seperti dibawah
ini:
1.3.1 Studi Literatur
Pengambilan dasar teori yang digunakan sebagai
acuan dalam penyelesaian proyek akhir ini merujuk ke
buku-buku yang telah disebutkan pada daftar tinjauan
pustaka dan dari buku-buku seperti power quality, power
elektronik, rangkaian listrik, desain komponen magnetic
dan dielektrik dan teori lainya yang terkait dalam
penyelesaian proyek akhir ini.
1.3.2 Perencanaan Perangkat Lunak (Simulasi PSIM)
Untuk mengetahui hasil perencanaan dan supaya
lebih meyakinkan di dalam mengerjakan hardware maka
dilakukan simulasi-simulasi dengan beberapa softaware
seperti PSIM, Multsim, Matleb untuk mengetahui apakah
hasil perencanaan sudah sesuai dengan yang diharapkan.
1.3.3 Perencanaan Perangkat keras (Hardware)
a. Perencanaan konverter 6pulsa
Pemakaian beban non linear berupa konverter 6
3
pulsa menghasilkan harmonisa dalam jumlah yang cukup
besar yang selanjutnya dilakukan pengurangan harmonisa
arus (THDi) maupun tegangan (THDv) pada sistem.
Karakteristik dari penyearah tiga fasa ini adalah:
i. Harmonik ke 3 tidak ada
ii.Harmonik ke 6k ± 1 muncul, dimana 6k+1 membentuk
urutan positif dan 6k-1 membentuk urutan negative
Gambar rangkaian konverter 6 pulsa seperti pada
Gambar 1.1
Gambar 1.1 Rangkaian konverter 6 pulsa
b. Perencanaan inverter 3fasa
Pemakaian beban non linear berupa inverter 3fasa
menghasilkan harmonisa arus dalam jumlah yang sangat
besar yang selanjutnya dilakukan pengambilan harmonisa
yang muncul pada sistem. Inverter 3fasa ini digunakan
untuk mengatur kecepatan putaran dari motor induksi
tiga fasa. Gambar rangkaian percobaan seperti yang
ditunjukan pada Gambar 1.2
Edy current
R
V
S
A
A
V1
R
Source
3Phasa
Input
-
+
U
S
T
V
V
Inverter 3Phasa
Current
counter
Edy current
dynamometer
W
Output
-
+
-
+
Motor Induksi
3Phasa
U
V
W
Gambar 1.2 Rangkaian inverter3fasa dengan beban motor induksi
3fasa
4
c. Perencanaan filter pasif
Filter yang dirancang disini adalah filter pasif LC
yang digunakan untuk mereduksi harmonisa yang
dominan yaitu harmonisa ke-5 dan ke-7 dan selanjutnya
dilakukan pemanfaatan harmonisa ke-5 dan ke-7. Untuk
tiap harmonisa, filter pasif ini menggunakan tiga buah
transformator satu fasa sebagai pengganti induktor filter
untuk melewatkan arus harmonisa yang diinginkan dan
tiga buah capasitor filter yang dipasang dengan hubungan
star atau delta dimana nilai capasitor filter dari hasil
perencanaan nantinya akan disesuaikan dengan yang ada
dipasaran. Dalam pengambilan arus harmonisanya
menggunkan metode tuned filter. Keluaran (belitan
sekunder) pada travo ini dihubungkan pada penyearah
gelombang penuh satu fasa.
Gambar 1.3 Pemasangan filter pasif pada sumber 3fasa
Pada Gambar 1.3 dilakukan pemasangan filter
pasif pada sisi sumber untuk mereduksi harmonisa ke-5
dan ke-7.
5
d. Perencanaan rectifier full bridge 1fasa
Pada proyek akhir ini rectifier difungsikan untuk
menyearahkan keluaran dari dari transformator yang
masih mengalirkan arus dalam bentuk signal AC, maka
signal AC tersebut terlebih dahulu harus di konversi
kedalam signal DC yang selanjutnya output dari
penyearah ini masuk ke buck-boost converter.
Perencanaan rectifier 1fasa seperti pada Gambar 1.4
Gambar 1.4 Rangkaian rectifier 1 fasa
e. Perencanaan buck-boost converter
Buck-boost converter digunakan untuk mengatur
tegangan output hasil paralel 6buah rectifier 1fasa agar
didapat besar tegangan output yang sesuai untuk pengisian
accu. Perencanaan buck-boost converter seperti pada
Gambar 1.5
Gambar 1.5 Rangkaian buck-boost converter
1.3.4 Pengujian Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Dari hasil perancangan, dilakukan realisasi baik
perangkat keras maupun perangkat lunak. Serta dilakukan
pengukuran dan pengujian kinerja masing-masing bagian
(sub-sistem)
dan
kemudian
dilakukan
integrasi.
6
Permasalahan yang diteliti pada proyek akhir ini adalah
mereduksi harmonisa dan pemanfaatan harmonisa sebagai
sumber energi dengan menggunakan fiter pasif. Dari
harmonisa yang muncul tersebut digunakan filter pasif
untuk mengambil harmonisanya. Induktor pada filter pasif
diganti dengan trafo inti kern yang nilai induktansinya sama
dengan induktor yang telah dirancang dengan cara
dilakukan pengukuran dengan LCR meter. Dan keluaran
trafo tersebut yaitu pada sisi sekunder travo adalah sebagai
inputan rectifier full bridge 1fasa dan selanjutnya output
rectifier sebagai masukan buck-boost converter dan
outputnya dipakai untuk pengisian ke accu untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.
1.3.5 Integrasi dan pengujian sistem
Pada tahap ini dilakukan integrasi sistem dari
bagian-bagian yang telah dibuat. Dilakukan pengujian
sistem yang telah terintegrasi dan dilakukan perbaikan jika
terjadi fault (kegagalan). Pada Gambar 1.6 induktor di ganti
dengan travo dan output rectifier terlebih dahulu diatur
menggunakan buck-boost converter sehingga dapat
digunakan untuk pengisian ke accu.
Gambar 1.6 Pemasangan filter pasif untuk pengambilan arus
yang dipakai untuk pengisian accu
7
1.3.6 Eksperimen dan analisa sistem
Setelah dilakukan beberapa pengujian dan
perbaikan sistem, diperoleh sistem yang memiliki unjuk
kerja yang diinginkan. Dengan demikian, alat yang dibuat
dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan yang
diinginkan.
1.3.7 Pembuatan laporan Proyek Akhir
Pada tahap ini dilakukan pembuatan atau penulisan
laporan proyek akhir. Pada laporan tersebut dijelaskan
mengenai tentang semua hal yang berkaitan tentang
pengerjaan proyek akhir, seperti penjelasan tentang
komponen yang dipakai, proses pembuatan alat, sistem
kerja alat, data-data hasil pengujian alat, serta melakukan
analisa dan memberi kesimpulan dan lain sebagainya.
1.4 Perumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi pada proyek akhir ini adalah :
1. Bagaimana cara mendesain filter harmonisa pada frekuensi
resonansi untuk harmonisa kelima dan harmonisa ketujuh?
2. Bagaimana cara mendesain konverter 6pulsa dengan beban
lampu pijar untuk menghasilkan daya besar?
3. Bagaimana cara menggunakan inverter 3fasa dengan beban
motor induksi 3fasa untuk menghasilkan daya besar?
4. Bagaimana cara mendesain transformator dengan inti kern
sebagai pengganti komponen induktor filter?
5. Bagaimana cara mensimulasikan dengan software PSIM
atau Matlab untuk pemasangan filter pasif agar dapat
mereduksi harmonisa.
1.5 Batasan Masalah
Asumsi-asumsi berikut ini sebagai batasan masalah yang
dipakai dalam proyek akhir ini, yaitu :
1. Perencanaan dan pembuatan konverter 6pulsa serta
perencanaan pemakaian inverter 3fasa.
2. Perencanaan dan pembuatan filter pasif LC untuk
mereduksi harmonisa yang ke-5 dan ke-7.
3. Perencanaan dan pembuatan transformator inti kern sebagai
Induktor filter yang merupakan salah satu dari komponen
filter pasif.
8
4.
5.
6.
7.
Perencanaan dan pembuatan penyearah full bridge 1fasa.
Perencanaan dan penggunaan buck-boost converter.
Dalam pengambilan tegangan sekunder trafo filter, tidak
memperhatikan arus harmonisanya.
Penekanan proyek akhir ini yaitu pada desain rangkaian
filter pasif yang digunakan untuk mereduksi harmonisa
akibat pemakaian beban non linear konverter 6pulsa dan
inverter 3fasa.
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan penyusunan Proyek Akhir ini
direncanakan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang, tujuan, metodologi, batasan dan perumusan
masalah, sistematika pembahasan Proyek Akhir dan
tinjauan pustaka.
BAB II : TEORI PENUNJANG
Bab ini membahas teori-teori yang menunjang dan
berkaitan dengan penyelesaian Proyek Akhir, antara lain
teori tentang harmonisa dan standard harmonisa, rectifier,
beban non linear (konverter 6pulsa dan inverter 3fasa),
konsep daya, resonansi, induktor dan capasitor filter, serta
rangkaian filter pasiv.
BAB III : PERENCANAAN DAN PEMBUATAN
Bab ini membahas tahap perencanaan dan proses
pembuatan perangkat keras Proyek Akhir.
BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA
Bab ini membahas secara keseluruhan dari sistem dan
dilakukan pengujian serta analisa pada setiap percobaan
perangkat keras. Mengintegrasikan seluruh sistem dan
pengujian, kemudian berdasarkan data hasil pengujian dan
dilakukan analisa terhadap keseluruhan sistem.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dari pembahasan,
perencanaan, pengujian dan analisa berdasarkan data hasil
9
pengujian sistem. Untuk meningkatkan hasil akhir yang
lebih baik diberikan saran-saran terhadap hasil pembuatan
Proyek Akhir.
1.7 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dibawah ini merupakan referensi yang
membantu dalam mengerjakan proyek akhir meliputi :
Francisco c. De La rosa, “HARMONICS AND POWER
SYSTEMS” menjelaskan tentang teori dan perhitungan agar
didapatkan kualitas daya yang baik yaitu mereduksi harmonisa yang
ditimbulkan oleh pemakaian beban non linear dengan cara
penggunaan filter harmonisa dan perbaikan power faktor.
Dalam Buku yang berjudul “Power Electronic” karangan
Muhammad Rashid, menjelaskan tentang teori dan perhitungan dari
rangkaian konverter 6pulsa dan rectifier full bridge 1fasa.
Stefanos Manias, “HARMONIC TREATMENT IN
INDUSTRIAL POWER SYSTEMS” menjelaskan tentang berbagai
macam jenis filter pasif dan desain filter pasif yang akan digunakan
di industri untuk menurunkan THD agar didapatkan kualitas daya
yang lebih baik.
Paper yang berjudul “Capacitors for Power Factor Correction
and Filtering (MKK)” menjelaskan tentang perbaikan factor daya
dan menjelaskan tentang beberapa cara pemasangan filter pasif yaitu
pemasangan kapasitor dan inductor filter beserta perhitungannya.
Paper yang berjudul “Power factor correction and harmonic
fltering in electrical plants” menjelaskan tentang cara mereduksi
harmonisa agar didapatkan nilai THD sesuai dengan standard dan
perbaikan factor daya dan juga menjelaskan tentang beberapa cara
pemasangan filter pasif yaitu pemasangan kapasitor dan inductor
filter beserta perhitungannya.
Dari proyek akhir yang dikerjakan oleh saudara Choirul Huda
yaitu “Pemanfaatan harmonisa sebagai sumber energi dengan
menggunakan filter”. Di bukunya berisi ulasan tentang cara
mengurangi kadar harmonisa ke-5 yang dominan pada converter
6pulsa dengan meggunakan metode tune filter. Dari proyek akhir
yang dikerjakan oleh Choirul Huda pengurangan harmonisa masih
sebatas untuk harmonisa yang ke-5 saja dengan menggunkan sumber
3fasa 160V dan pengambilan harmonisa belum bisa optimal
dikarenakan desain filter pasif yang masih kurang tepat. Namun pada
10
proyek akhir ini akan dikembangkan lagi yaitu pengambilan
harmonisanya dilakukan pada harmonisa ke-5 dan ke-7 sehingga
akan didapat hasil peredaman yang lebih besar, penggunaan beban
non linear inverter 3fasa, pembuatan induktor filter dengan
pemberian sedikit airgap, menggunkan tegangan sumber 3fasa dan
daya yang lebih besar, mencoba pemasangan capasitor secara delta
dan penggunaan buck-boost converter untuk pengaturan tegangan
output yang dipakai untuk pengisian accu.
11
BAB II
TEORI PENUNJANG
Analisa dan perhitungan sangat penting dilakukan sebelum
merencanakan suatu sistem. Sehingga diperlukan teori penunjang
sebagai pendukung kebenaran dari analisa yang dilakukan. Teori
dasar pada proyek akhir ini diambil dari mata perkuliahan Power
Quality dan Elektronika Daya.
Teori dan analisa penunjang yang lain diambil dari mata
kuliah yang masih berkaitan dengan rangkaian Elektronika Daya
antara lain : Matematika, Komponen Listrik, Rangkaian Listrik,
Piranti Elektronika dan Rangkaian Elektronika, serta buku – buku
literatur ( ada pada halaman Daftar Pustaka ).
Setiap pembahasan – pembahasan pada sub bab saling
berkaitan dengan teori dan analisa yang pernah diberikan pada
perkuliahan yang pernah didapatkan.
2.1 Rangkaian Penyearah (Rectifier)
Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah
sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah
(DC). Gelombang AC yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat
dilihat dengan alat ukur CRO. Rangkaian rectifier banyak
menggunakan transformator step down yang digunakan untuk
menurunkan tegangan sesuai dengan perbandingan transformasi
transformator yang digunakan. Penyearah dibedakan menjadi 2 jenis,
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh,
sedangkan untuk penyearah gelombang penuh dibedakan menjadi
penyearah gelombang penuh dengan center tap (CT), dan penyearah
gelombang penuh dengan menggunakan dioda bridge.
Bagian utama atau boleh dikatakan jantung suatu catudaya
adalah rangakaian penyearah yang mengubah gelombang sinus AC
menjadi deretan pulsa DC. Ini merupakan dasar atau langkah awal
untuk memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu
peralatan elektronik.
12
2.1.1 Penyearah Gelombang Penuh
Rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh dapat
dibuat dengan menggunakan konfigurasi jembatan (bridge) ataupun
dengan menggunakan Center-Tapped Transformer. Jika kedua
metode ini dibandingkan maka akan ditemukan kelebihan dan
kekurangan pada masing-masing metode.
Pada konfigurasi Center-Tapped Transformer yang
menggunakan duah buah dioda, hanya akan ada satu penjatuhan
tegangan (voltage drop) pada dioda di setiap jalur arus dari
transformator ke beban. Pada rangkaian jembatan yang
menggunakan empat buah dioda, akan terdapat dua voltage drop.
Meskipun demikian pada Center-Tapped Transformer setiap dioda
paling tidak harus menahan tegangan balik (reverse voltage) yang
besarnya dua kali lipat dari pada setiap dioda yang digunakan pada
konfigurasi jembatan. Rangkaian penyearah gelombang penuh
seperti pada Gambar 2.1
Gamba 2.1 Rangkaian full wave rectifier 1
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan
menambahkan kapasitor pada rangkaian seperti pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 ragkaian peyearah gelombang penuh denga filter C
___________________
1
Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta” Teknik Dasar
Rectifier dan Inverter ”, Modul Praktikum, 2003, hal.8
13
Untuk mencari nilai dari tegangan output, dapat menggunakan rumus
seperti berikut:
T
Vdc  Vave 
1
Vs (t )dt
T 0
Dimana Vout untuk 0<=t<=T dengan frekuensi 1/T dan ω=2πf


2 
  Vm sintd t 
2  0



1
Vdc  Vave  Vm  sin td t 
 0

Vm
Vdc  Vave 
 cos t 0
Vdc  Vave 


1  (1)
Vdc  Vave 
Vm
Vdc  Vave 
2Vm



 0.6366Vm
Dan untuk tegangan output setelah filter capasitor,
Vdc  Vm 
Vm
.........................................................................(2.1)
4 fRC
Tegangan output rectifier dapat dilihat pula dari gambar
gelombang output rectifier. Semakin besar nilai kapasitor maka
gambar gelombang ripple akan semakin landai (berarti nilai
ripplenya semakin kecil) sehingga gambar gelombangnya akan
mendekati gambar gelombang DC murni dan nilai tegangan
outputnya akan semakin besar pula.
14
2.1.2 Penyearah Tiga Phasa
Penyearah diode gelombang penuh tiga phasa menggunakan
sistem jembatan dengan enam buah diode R1, R3, dan R5 katodanya
disatukan sebagai terminal positif. diode R4, R6, dan R2 anodanya
yang disatukan sebagai terminal negative. Tegangan DC yang
dihasilkan memiliki enam pulsa yang dihasilkan oleh masing-masing
diode tersebut. Tegangan DC yang dihasilkan halus karena tegangan
riak (ripple) kecil dan lebih rata. Urutan konduksi dari keenam diode
dapat dilihat dari siklus gelombang sinusoida yang konduksi secara
bergantian. Konduksi dimulai dari diode R1 + R6 sepanjang sudut
komutasi 60°. Berturut-turut disusul diode R1 + R2, lanjutnya diode
R3 + R2, urutan keempat R3 + R4, kelima R5 + R4 dan terakhir R5
+ R6 Jelas dalam satu siklus gelombang tiga phasa terjadi enam kali
komutasi dari keenam diode secara bergantian dan bersama-sama.
Rangkaian penyearah 3 fasa seperti pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Penyearah jembatan gelombang penuh 3fasa 2
Nilai tegangan rata-rata dari beban (VL Average) dapat dihitung
dengan rumus :
.......................................................... (2.2)
V
 1,654 V
ave
m
Nilai tegangan RMS dari beban (VL rms) dapat dihitung dengan
rumus :
........................................................ (2.3)
Vrms  1,655 Vm
___________________
2
Ibid hal.8
15
Dengan melihat arus beban kita dapat menghitung nilai ratarata dari arus beban (Iave) dengan rumus :
I ave  I
2 
3
    0,78 I m
m  6
4


.................................. (2.4)
Dimana nilai
Im  1,73V
m
R
............................................................ (2.5)
2.2 Inverter
Inverter adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi
untuk merubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC)
dengan besar magnitude dan frekuensi tertentu. Inverter banyak
sekali digunakan pada berbagai macam produk industri, seperti :
1. Drive kecepatan
2. Induction heating
3. Power supply pesawat udara
4. UPS pada computer
Teknologi VSD yang dipakai adalah teknik V/F konstan,
artinya pada saat ingin menurunkan putaran motor induksi dengan
cara menurunkan frekuensinya maka tegangan juga harus diturunkan
demikian juga sebaliknya, sehingga besarnya fluksi motor tetap dan
motor akan mendapatkan torsi yang tetap besar. Penghematan daya
diperoleh saat motor dioperasikan pada kecepatan rendah dibawah
kecepatan nominalnya.
Maka pada saat motor dioperasikan pada kecepatan rendah
dengan cara menurunkan frekuensi motor akan diperoleh penurunan
tegangan sehingga pemakian daya juga akan turun sehingga
diperoleh efisiensi daya.
Cara kerja inverter adalah merubah dari tegangan dc
menjadi tegangan ac dengan frekuensi yang bisa diatur atau diubahubah. Pengaturan frekuensi dengan cara teknik switching transistor
inverternya. Akibat switching ini menyebabkan bentuk gelombang
tidak sinusoidal sehingga menghasilkan distorsi pada PF dimana PF
≠ DPF sehingga menimbulkan kerugian daya.
16
2.3 Motor Induksi 3
Pada proyek akhir ini akan dipasang sebuah motor induksi
3Ø sebagai bebannya. Dapat dilihat sebuah penampang dari motor
induksi 3Ø seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4
Gambar 2.4 Motor Induksi 3fasa
Dimana ada beberapa prinsip kerja dari motor induksi:
1. Apabila sumber tegangan 3Ø dpasang pada kumparan
medan (stator) , timbullah medan putar dengan kecepatan :
Ns= 120*f/p
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang
konduktor pada rotor.
3. Akibat dari kumparan jangkar (rotor) timbul tegangan
induksi (ggl) sebesar : E2s= 4,44 f2n2 (untuk satu fasa)
E2s adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar.
4. Karena kumparan jangkar merupakan rangkaian yang
tertutup ,ggl (E) akan menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) didalam medan magnet menimbulkan gaya
(F) pada rotor.
6. Bila kopel awal yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor
cukup besar untuk memikul kopel beban , rotor akan
berputar searah dengan medan medan putar stator.
7. Seperti telah dijelaskan pada (3) tegangan induksi timbul
Karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan
putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan
adanya perbedaan relativ antara kecepatan putar stator (ns)
dengan kecepatan berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan
antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan : S= nsnr/ns*100%
8. Bila nr=ns ,tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak
mengalir pada kumparan jangkar rotor , dengan demikian
______________________
3
Muchammad Faizzin,”Filter Pasif Untuk Mereduksi Harmonisa”,
Proyek Akhir, 2004, hal.25
17
9.
tidak dihasilakan kopel. Kopel motor akan ditimbulakan
apabila nr lebih kecil dari ns.
Dilihat dari cara kerjanya ,motor induksi disebut juga
sebagai motor tak serempak atau asinkron
2.4 Buck-Boost Converter 4
Cara mudah untuk menurunkan atau menaikkan tegangan
DC yaitu dengan menggunakan rangkaian buck-boost converter.
Buck-boost converter merupakan converter DC yang dapat diatur
tegangan output DC nya. Tegangan output tergantung dari duty cycle
yang digunakan untuk menyulut gate mosfet. Tegangan outputnya
bisa lebih kecil dari tegangan input atau lebih besar dari tegangan
input tergantung dengan duty cyclenya. Rangkaian buck-boost
converter disusun dari beberapa komponen yaitu induktor,
MOSFET, fast recovery diode, dan kapasitor. Pada Gambar 2.5
merupakan gambar rangkaian dari buck-boost converter.
Gambar 2.5 Rangkaian Buck-Boost Converter
2.4.1 Teori operasi rangkaian
Operasi dari buck-boost converter adalah cukup sederhana,
dengan sebuah induktor dan dua switced (dari transistor dan diode)
yang mengontrol induktor. Induktor dihubungkan antara sumber dan
beban untuk menyimpan energi dan mengeluarkan energi ke beban.
Buck-boost converter mempunyai magnitude tegangan output yang
bisa lebih besar atau lebih kecil dari pada magnitude tegangan input.
Ini sebuah switch mode power supply yang mempunyai topology
yang sama antara boost converter dan buck converter. Polaritas
tegangan output berlawanan dengan polaritas tegangan input. Prinsip
operasi dari buck-boost converter terdiri dari dua mode yaitu:
______________________
4
M. Zaenal Effendi, “Dc-dc converter”.
18
a. Continuos Mode Operation
Buck-boost converter dalam operasi mode continuos jika
arus induktor (IL) tidak pernah jatuh atau menyentuh titik nol dalam
perputaran cyclenya, prinsip operasinya seperti pada Gambar 2.6 da
Gambar 2.7
Gambar 2.6 Buck-boost converter dalam kondisi switch ON
Gambar 2.7 Buck-boost converter dalam kondisi switch OFF
Saat switch dalam kondisi tertutup, diode dalam kondisi
reverse bias tidak ada arus yang melewati diode. Induktor dialiri arus
dan dalam kondisi charge. Saat switch terbuka, diode dalam kondisi
forward bias. Induktor akan berfungsi sebagai supply untuk
mengecharge kapasitor.
b. Discontinuos Mode Operation
Dalam beberapa kasus, jumlah energi yang dibutuhkan oleh
beban cukup kecil untuk ditransfer dalam waktu yang lebih kecil
dibandingkan periode pergantian keseluruhan. Dalam hal ini, arus
melalui induktor jatuh ke nol pada bagian periode. Perbedaan hanya
dalam prinsip yang dijelaskan di atas adalah bahwa induktor benarbenar habis pada akhir siklus pergantian.
19
Perhitungan duty cycle dan tegangan output pada buckboost converter sebagai berikut
..................................................................(2.6)
Dari persamaan 2.6 maka akan di dapat
 D 
Vo  Vin 
 ..................................................................(2.7)
1 D 
2.5 Karakteristik Beban Non-linier
Beban non-linier adalah beban yang menyebabkan
bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama
dengan gelombang masukannya. Beban nonlinier menyebabkan
arus dengan bentuk non sinusoidal, walaupun disuplai dari
sumber tegangan sinusoidal. Untuk mengetahui karaktristik beban
nonlinier satu fasa dapat diambil suatu pendekatan dengan
menggunakan rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh yang
dilengkapi dengan kapasitor perata tegangan DC. Adanya
kapasitor C ini dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan DC yang
relatif murni yang dikehendaki untuk operasi komponen elektronik.
Namun akibatnya arus pada jala-jala sistem Is hanya akan mengalir
pada saat terjadi pengisian muatan kapasitor C, yaitu di daerah
puncak gelombang tegangan jala-jala, sehingga bentuk gelombang
arus Is tidak proporsional lagi terhadap tegangannya (non-linier)
dan mengalami distorsi (non-sinusoidal).
1. Beban linier
Pengggunaan beban linier pada sistem tiga fasa seperti pada
Gambar 2.8
Gambar 2.8 Penggunaan beban linier
Gambar gelombang tegangan dan arus input
pemakaian beban linear seperti pada Gambar 2.9
akibat
20
Gambar 2.9 Gambar gelombang tegangan dan arus input akibat
pemakaian beban linier
Dari Gambar 2.9 pemakaian beban linier, arus dan tegangan
sumber 3fasa tidak mengalami distorsi.
2. Beban non linear (converter 6 pulsa)
Pengggunaan beban non linier pada sistem tiga fasa seperti
pada Gambar 2.10
Gambar 2.10 Penggunaan beban non linear
21
Gambar gelombang tegangan dan arus input
pemakaian beban non linier seperti pada Gambar 2.11
akibat
Gambar 2.11 Gambar gelombang tegangan dan arus input akibat
pemakaian beban non linier
Dari Gambar 2.11 pemakaian beban non linier berupa
converter 6pulsa menyebabkan gelombang arus input mengalami
distorsi berat tetapi tegangan sumber tidak terdistorsi.
2.6 Konsep Daya
Sebelum membahas tentang perbaikan faktor daya dengan
menggunakan kapasitor, ada baiknya kita mengingat kembali tentang
pengertian umum dari Daya Semu, Daya Aktif dan Daya Reaktif.
Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang
dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:
1. Daya semu (S, VA, Volt Amper)
2. Daya aktif (P, W, Watt)
3. Daya reaktif (Q, VAR, Volt Amper Reaktif)
Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan
dan arus sinusoida, besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya
22
yang merupakan daya rata-rata diukur dengan satuan Watt, Daya ini
membentuk energi aktif persatuan waktu dan dapat diukur dengan
kwh meter dan juga merupakan daya nyata atau daya aktif (daya
poros, daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh beban untuk
melakukan tugas tertentu.
Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan VoltAmpere (disingkat, VA), menyatakan kapasitas peralatan listrik,
seperti yang tertera pada peralatan generator dan transformator. Pada
suatu instalasi, khususnya di pabrik atau industri juga terdapat beban
tertentu seperti motor listrik, yang memerlukan bentuk lain dari
daya, yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau
dengan kata lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai
energi pembangkitan flux magnetik sehingga timbul magnetisasi dan
daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi elektromagnetik
itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban
(kebutuhan) pada suatu sistim tenaga listrik. Konsep daya dapat
dijelaskan melalui segitiga daya seperti pada Gambar 2.12
Gambar 2.12 Segitiga Daya 5
Q
Q
P
LOAD
DES
= Daya reaktif beban
= Daya reaktif suplai setelah diberi capasitor
LOAD
= Daya aktif beban
P : daya nyata = Vrms Irms cos O = Irms2 R (watt)
Q : daya reaktif = Vrms Irms sin O = Irms2 X (var kapasitif atau
var induktif)
S : daya semu/komplek = Vrms Irms = Irms 2 Z (VA)
______________________
5
Muchammad Faizzin, op. cit., h. 18.
23
Berdasarkan Gambar 2.12 penjumlahan vektor daya aktif
(Pload) dan reaktif (Qload) merupakan daya total (nyata/Sload) ,
diukur dalam kVA (kilovolts-Amperes). Daya ini merupakan daya
yang dikirim oleh perusahaan energi ke pelanggan.
Konsep Faktor Daya
Bila arus dan tegangan berbentuk sinusoidal, maka faktor
daya (power factor-pf) didefinisikan sebagai cosinus sudut yang
dibentuk antara simpangan nol (zero-crossing) tegangan dan
simpangan nol arus, dengan nol tegangan sebagai acuan. Ilustrasinya
diperlihatkan pada Gambar 2.13
Gambar 2.13 Kurva arus dan teganga pada beban linear
Permasalahan muncul apabila salah satu atau kedua besaran
tidak sinusoidal sebagaimana pada contoh-contoh di atas, terlebih
apabila besaran-besaran memiliki beberapa simpangan nol.
Bila arus dan atau tegangan tidak sinusoidal, seperti pada
contoh-contoh di atas, definisi tersebut tidak lagi dapat diterapkan.
Untuk menyelesaikan permasalahan mengenai faktor daya, ada dua
definisi yang umum digunakan berkaitan dengan bentuk arus dan
atau tegangan yang tidak sinusoidal, yaitu :
true power factor (tpf atau pf saja) dan Displacement Power Factor :
Dimana :
Is1 = arus fundamental
Is = arus harmonisa
TPF merupakan ukuran dari kemampuan daya rangkaian,
dengan mencakup seluruh komponen harmonisa. Nilai TPF adalah
24
selalu lebih kecil atau sama dengan DPF ( yaitu dalam kasus arus
dan tegangan sinusoidal ).
2.7 Resonansi
Kehadiran kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki
faktor daya dapat menyebabkan timbulnya resonansi sistem lokal
yang diikuti dengan naiknya arus yang sangat besar yang merugikan
kapasitor itu sendiri. Dalam hal ini ada dua buah resonansi sistem,
yaitu resonansi pararel dan resonansi seri.
Resonansi pararel menghasilkan impedansi yang tinggi
pada frekuensi resonansi. Umumnya sumber harmonisa dianggap
sebagai sumber arus yang menaikkan tegangan harmonisa dan arus
harmonisa yang tinggi pada setiap lengan impedansi paralel.
Resonansi pararel dapat terjadi pada beberapa cara yang paling
sederhana mungkin ketika sebuah kapasitor dihubungkan pada
busbar yang sama dengan sumber harmonisa. Sebuah resonansi
pararel dapat terjadi antara sumber dan kapasitor.
2.8 Harmonisa
Pada sistem tenaga listrik, daya yang didistribusikan adalah
pada level tegangan dengan frekuensi tunggal (50 Hz atau 60 Hz)
,tetapi karena perkembangan beban listrik yang semakin pesat dan
komplek, terutama penggunaan beban-beban non linier, akan
menimbulkan perubahan pada bentuk gelombang sinusnyanya,
sehingga yang semula seperti Gambar 2.14 a, tetapi setelah dialirkan
kebeban-beban non linier, bentuk gelombangnya tidak lagi sinus
melainkan akan cacat atau terdistorsi seperti yang terlihat pada
Gambar 2.14 b.
Gambar 2.14 a
Gelombang sinus murni 6
______________________
6,7
Muchammad Faizzin, op. cit., h. 7.
Gambar 2.14 b
Gelombang sinus terdistorsi 7
25
Cacat gelombang yang disebabkan oleh interaksi antara
bentuk gelombang sinusoidal sistem dengan komponen gelombang
lain yang disebabkan oleh pemakaian beban non linier lebih dikenal
dengan harmonisa, dengan kata lain harmonisa adalah komponen
gelombang lain yang mempunyai frekuensi kelipatan integer dari
komponen frekuensi fundamental. Hal ini dapat dijelaskan seperti
pada Gambar 2.15
Gambar 2.15 Bentuk Gelombang Fundamental, Gelombang
Harmonisa dan Gelombang Fundamental yang Terdistorsi
2.8.1 Konsep Dasar Analisa Harmonisa
Analisa Fourier
Pengertian Deret Fourier
Analisa Fourier terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Transformasi Fourier (Fourier Transform)
2. Deret Fourier (Fourier Series)
Sinyal waktu kontinyu dengan analisa fourier harus
dideretkan, karena sinyal waktu kontinyu f(t) yang akan di analisa
menurut Fourier merupakan sinyal yang terdistorsi. Ada beberapa
factor yang menyebabkan sinyal terdistorsi diantaranya:
1. Adanya sinyal noise pada frequensi tertentu
2. Adanya pengaruh disturbance
3. Adanya unsur harmonisa dari sinyal tersebut
4. Adanya komponen atau beban yang bersifat non
linear dari suatu system
Prinsip dasar atau pengertian dasar deret Fourier adalah
semua bentuk gelombang waktu atau sinyal waktu kontinyu f(t) yang
26
periodic(asalkan bukan gelombang sinus) dapat dinyatakan atau
diuraikan kedalam beberapa komponen harmonisa atau komponen
frekuensi, atau dengan kata lain dapat dinyatakan sebagai bentuk
jumlahan fungsi-fungsi sinus atau cosines. Jadi jika suatu sinyal
waktu konyintu f(t) yang periodic (distorsi karena adanya harmonisa)
diambil deret Fouriernya maka hasilnya berupa sinyal waktu
kontinyu pula, hanya saja memiliki beberapa komponen frequensi
dan amplitude harmonisa.
Ada beberapa syarat suatu sinyal bisa dianalisa dengan
menggunakan deret fourier:
1. Sinyal waktu f(t) harus periodic
2. Sinyal waktu f(t) harus kontinyu bagian demi
bagian (piecewise)
3. Sinyal waktu f(t) harus terdefinisi pada interval
tertentu.
Deret Fourier secara matematik dapat dibagi menjadi 2
berdasarkan cara penulisannya:
1. Deret Fourier Trigonometri (Unifersal Form)
2. Deret Fourier Exponential (Complex Form)
Deret Fourier Trigonometri (Unifersal Form)
Suatu sinyal waktu kontinyu f(t) yang periodic (terdefinisi pada
interval tertentu) dapat dinyatakan dalam deret Fourier Trigonometri
sebagai berikut:
𝑓 𝑡 = 𝑑0 +
∞
𝑛 =1
𝑎𝑛 cos nωt + 𝑏𝑛 sinnωt .…..(2.8)
Dengan koefisien-koefisiennya adalah :
d0 =
a𝑛 =
1 𝑇
𝑓
𝑇 0
2 𝑇
𝑓
𝑇 0
2 𝑇
𝑓
𝑇 0
𝑡 𝑑𝑡………………………..……....(2.9)
𝑡 cos nωt 𝑑𝑡 …………..………....(2.10)
b𝑛 =
𝑡 sin nωt 𝑑𝑡 ………………...…....(2.11)
Dimana:
d0 = Harga rata-rata atau komponen DC dari sinyal f(t)
an dan bn= Amplitudo sinyal harmonisa
n =Harmonisa
27
2.8.2 Sumber-Sumber Harmonisa
Komponen-komponen sistem tenaga listrik yang dapat
menimbulkan arus harmonisa hendaknya perlu diperhatikan, dengan
tujuan untuk memprediksi permasalahan yang diakibatkan oleh
harmonisa, sehingga sudah dapat diperkirakan cara yang tepat untuk
menekan kehadiran harmonisa tersebut, baik dengan cara memasang
filter, maupun mendesain peralatan-peralatan listrik agar dampak
harmonisa yang ditimbulkan peralatan tersebut masih dibawah
standar yang ditentukan.
Berikut ini adalah beberapa contoh sumber-sumber
harmonisa :
1. Konverter
2. Tanur Listrik
3. Induktor
4. Penyearah (rectifier)
2.8.3 Pengaruh Harmonisa Pada Jaringan 8
Sistem tenaga listrik yang ideal, energi listrik yang
disalurkan mempunyai frekuensi tunggal konstan dan pada level
tegangan dengan magnitude yang konstan, tetapi dengan pemakaian
beban nonlinier mengakibatkan timbulnya arus harmoisa pada sistem
tenaga listrik yang bersangkutan. Misalnya saja pada konverter yang
berhubungan dengan jaringan listrik akan menyebabkan mengalirnya
arus non sinusoidal ke dalam jaringan. Apabila jaringan tersebut
mempunyai beban lain, selain konverter, maka beban-baeban
tersebut akan mendapatkan tegangan dari busbar yang bentuknya
tidak lagi sinusoidal. Dari permasalahan ini maka harmonisa tersebut
akan dapat mengakibatkan bebearpa kerugian, berikut ini adalah
beberapa kerugian akibat besarnya arus harmonisa yang mengalir
pada sistem :
1. Turunnya faktor kerja sistem.
2. Mengganggu operasi peralatan lain seperti jalur telpon dan
lain-lain.
3. Tidak amannya arus netral dalam sistem tiga phasa.
4. Induktor, generator dan transformator menjadi sangat panas dan
cepat rusak.
5. Tidak amannya arus pada kapasitor perbaikan faktor kerja
6. Kapasitor menjadi sangat panas dan rusak.
7. Tidak berfungsinya peralatan pengaman.
______________________
8
Muchammad Faizzin, op. cit., h. 14.
28
2.9 Standar Harmonisa
Standar harmonisa yang digunakan pada penelitian ini
adalah standar dari IEEE 519-1992. Ada dua kriteria yang
digunakan untuk mengevaluasi distorsi harmonisa yaitu batas
harmonisa untuk arus (THDI) dan batas harmonisa untuk tegangan
(THDV). Batas untuk harmonisa arus ditentukan oleh perbandingan
arus hubung singkat yang ada pada PCC (Point of Common
Coupling), sedangkan IL adalah arus beban fundamental. Untuk
batas harmonisa tegangan ditentukan dari besarnya tegangan sistem
yang terpasang atau dipakai. Standar harmonisa yang diizinkan
untuk arus dan tegangan berdasarkan IEEE Std 519-1992 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Batas Distorsi Arus Harmonisa untuk Sistem Distribusi
Umum (120 V sampai 69 kV) 9
29
Tabel 2.2 Batas Distorsi Tegangan 10
%THDV adalah persentase jumlah total tegangan yang
terdistorsi oleh harmonisa dan %THDI adalah persentase jumlah
total arus yang terdistorsi oleh harmonisa. De La Rosa
mendefinisikan THD dengan persamaan:
..........................................................(2.13)
3.0 Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah
komponen
elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat
menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan
energi magnet ditentukan olehinduktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang
dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan
magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi
Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang
digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubahubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus
bolak-balik.
______________________
9,10
IEEE” Distortion Limits”, 2004, hal.72
30
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi
tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya.
Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari
induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan
beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi
sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan
daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga
memboroskan daya didalam inti karena efek histeresis, dan pada arus
tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Induktor dengan inti EI
Tipe inti yang digunakan adalah inti besi laminasi (
lamination iron ) atau biasa disebut kern. Digunakan bahan tersebut
karena inductor ini akan dipasang pada frekuensi rendah ( low
frequency ). Jenis inti yang biasanya di pakai seperti pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Tipe inti yang biasa dipakai untuk induktor
Core type
B
Relative
core loss
High
Laminations
iron,
silicon steel
Powdered cores,
Powdered iron
1.52.0T
0.60.8T
Medium
Ferrite
Manganesezinc,
Nickel-zinc
0.250.5T
Low
Applications
50-60 Hz
Transformer,
Induktor
1 KHz Transformer,
100KHz filter
Induktor
20 KHz-1MHz
Transformer,
acinductor
31
Gambar 2.16 Bentuk inti EI terbuat dari besi laminasi (kern ) 11
Pada Gambar 2.16 inti EI mempunyai panjang sebesar b
dan lebar sebesar h. Langkah- langkah desain induktor dengan
menggunakan inti kern adalah sebagai berikut:
1. Menentukan besar nilai Induktor yang di inginkan
2. Melakukan perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan nilai
sesuai dengan yang di harapkan, meliputi:
Menentukan ukuran kern
1.5  Pp
   Pp  V ph  I ph  cos  .........................(2.14)
9.9
b
............................................................................(2.15)
h
0.6561
b3
Dari persamaan 2.14 dan 2.15 maka dapat dihitung besar luas
penampang kern adalah,
Ac  b  h    dalam _ cm 2 ………………..….............(2.16)
Menentukan jumlah belitan
nn 
Ln  I max
 10 4
…………………...............................(2.17)
Bmax  Ac
Menentukan diameter email yang digunakan
_________________________
11
M. Zaenal Effendi, “Desain Transformator Frekwensi Rendah (50 Hz)”.
32
d
4


I , dimana s adalah kerapatan arus........................(2.18)
s
3.1 Kapasitor
Pada dasarnya sebuah kapasitor merupakan dua keping
konduktor yang dipisahkan oleh suatu insulator (udara, hampa
udara atau suatu material tertentu). Secara skematis sebuah
kapasitor keping sejajar dapat digambarkan seperti pada Gambar
2.17
Gambar 2.17 Kapasitor keping sejajar
Pemasangan kapasitor yang digunkan untuk filter pasif
dapat dipasang dengan hubungan star atau hubungan delta.
Pemasangan capasitor secara star connection dapat dijelaskan seperti
pada Gambar 2.18
Gambar 2.18 Kapasitor dipasang hubungan star 12
Dan untuk perumusannya seperti di bawah ini,
Besar daya reaktif yang di injeksikan adalah
……………………………....……(2.19)
Dari persamaan 2.19 maka di dapat
33
…….……..……(2.20)
Dimana:
P
1
2
Un
Fn
= Besar daya aktif (Watt)
= Besar sudut awal
= Besar sudut harapan
= Tegangan line-line (Volt)
= Frekuensi jala-jala (50Hz)
Pemasangan capasitor secara delta connection dapat dijelaskan
seperti pada Gambar 2.19
Gambar 2.19 Kapasitor dipasang hubungan delta 13
Dan untuk perumusannya seperti di bawah ini,
……………………………….….(2.21)
Dari persamaan 2.21 maka di dapat
………………………(2.22)
………………………………………..(2.23)
___________________
12,13
Siemens Matsushita Components,” Capacitors for Power Factor Correction
and Filtering (MKK)”, Paper, 2010, hal.304
34
Perhitungan C star seperti pada persamaan 2.20
Dimana:
P
= Besar daya aktif (Watt)
= Besar sudut awal
1
2
Un
Fn
= Besar sudut harapan
= Tegangan line-line (Volt)
= Frekuensi jala-jala (50Hz)
Besar arus yang mengalir di capasitor
Gambar 2.20 Arus pada capasitor
3.2 Transformator 14
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain. Melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
Trnsformator digunakan secara luas,baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis
untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi
dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dalam bidang elektronika, tranformator digunakan antara
lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban;untuk
memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain;dan untuk
______________________
14
http://Transformator-Wikipedia Bahasa Indonesia, pada tanggal 1 Januari 2011
35
menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan
arus bolak-balik antara rangkaian.
Pada perencanaan dan pembuatan proyek akhir ini
transformator di desain sebagai rangkaian filter pasif untuk
melewatkan arus harmonisa ke-5 dan ke-7 pada frekuensi resonansi
yang di inginkan, dimana arus yang mengalir pada sisi sekunder
memiliki frekuensi 250Hz untuk harmonisa ke-5 dan 350Hz untuk
harmonisa ke-7.
3.3 Filter Pasif 15
Dengan semakin meningkatnya permasalahan mengenai
harmonisa yang disebabkan semankin banyaknya penggunaan
peralatan elektronika yang non linier, seperti komputer, printer
dan lain-lain. Sehingga perlu dibuat suatu alat untuk dapat
mengatasi permasalahan tersebut, karena harmonisa pada suatu
sistem distribusi dapat menyebabkan menurunnya masa pakai dari
peralatan listrik dan dapat mengganggu jalur komunikasi dan akibat
buruk lainnya.
Tujuan pokok dari filter harmonisa adalah untuk mereduksi
amplitude frekuensi-frekuensi tertentu dari sebuah tegangan atau
arus. Dengan penambahan filter harmonisa pada suatu sistem
tenaga listrik yang mengandung sumber-sumber harmonisa,
maka penyebaran arus harmonisa ke seluruh jaringan dapat ditekan
sekecil mungkin. Selain itu filter harmonisa pada frekuensi
fundamental dapat mengkompensasi daya reaktif dan dipergunakan
untuk memperbaiki faktor daya sistem.
Filter pasif banyak digunakan untuk mengkompensasi
kerugian daya reaktif akibat adanya harmonisa pada sistem instalasi.
Rangkaian filter pasif terdiri dari komponen R, L, dan C. Komponen
utama yang terdapat pada filter pasif adalah:
1. Kapasitor.
Kapasitor dihubungkan seri
atau paralel untuk
memperoleh sebuah total rating tegangan dan kVar yang diinginkan.
2. Induktor.
Induktor digunakan dalam rangkaian filter dirancang
mampu menahan selubung frekuensi tinggi yaitu efek kulit (skin
effect).
______________________
15
Limboto Limantara,” Analisa Simulasi Filter Pasif dan Perbandingan Unjuk
Kerjanya dengan Filter Aktif dan Filter Aktif Hibrid dalam Meredam Harmonisa
36
Gambar 2.21 Rangkaian filter pasif dalam Sistem16
Dari Gambar 2.21 filter pasif dipasang pada sisi sumber
yang dipakai untuk melewatkan arus harmonisa agar tidak menuju ke
sumber. Filter Pasif tersusun dari kapasitor dan induktor dengan satu
frekuensi yang disetting pada frekuensi tegangan harmonisa yang
akan dihilangkan.
........................................................................(2.24)
Dimana:
fr = Frekuensi setting.
L = Induktansi.
C = Kapasitansi.
Karakteristik susunan frekuensi setting filter:
...............................................................................(2.25)
Dimana:
nr = Orde dari resonansi.
fr = Frekuensi setting.
f1 = Frekuensi fundamental.
37
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN
PERANGKAT KERAS
3.1 Blok Diagram
Perencanaan sistem secara keseluruhan dapat dijelaskan
seperti pada Gambar 3.1
Pemakaian beban non linear berupa konverter 6pulsa
Arus harmonisa
R
NONLINEAR
LOAD
(Converter 6 pulsa)
S
T
FILTER PASIF 1
Harmonisa
ke- 5
Harmonisa
ke- 7
CAPASIITOR
CAPASIITOR
CAPASIITOR
CAPASIITOR
CAPASIITOR
CAPASIITOR
Induktor
Induktor
Induktor
Induktor
Induktor
Induktor
FILTER PASIF 2
SOURCE 3P
Pemakaian beban non linear berupa inverter 3fasa
Source
3fasa
Motor Induksi
3fasa
Inverter 3fasa
Filter Pasif LC
Rectifier
1Fasa
BuckBoost
Converter
Accu
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem
Dari Gambar 3.1 Pemakaian konverter 6pulsa
mengakibatkan timbulnya harmonisa cukup besar, dan untuk
mengatasinya maka di pasang filter pasif harmonisa ke-5 dan ke-7
pada sisi sumber untuk mereduksi harmonisa tersebut. Dan untuk
pemakaian inverter 3fasa mengakibatkan timbulnya harmonisa yang
sangat besar, dan untuk mengatasinya maka di pasang filter pasif
harmonisa pada sisi sumber untuk mereduksi harmonisa tersebut,
38
dan selanjutnya dilakukan pemanfaatan daya pada travo filter untuk
pengisian accu.
Sebelum mendesain filter pasif, kami terlebih dahulu
melakukan pengambilan data awal, yaitu mengamati bentuk
harmonisa pada plan sebelum dipasang filter. Scope yang kami
gunakan yaitu Fluke tipe 41B (Gambar 3.2).
Gambar 3.2 Fluk 41B
3.2 Perencanaan Rangkaian Penyearah Tiga Phasa
Pemakaian beban non linear berupa konverter 6pulsa
menghasilkan harmonisa dalam jumlah yang cukup besar yang
selanjutnya dilakukan pengambilan dan pemanfaatan harmonisa
yang muncul yaitu harmonisa ke-5 dan ke-7 pada sistem.
Karakteristik dari penyearah tiga fasa ini adalah:
i. Harmonik ke 3 tidak ada
ii.Harmonik ke 6k ± 1 muncul, dimana 6k+1 membentuk
urutan positif dan 6k-1 membentuk urutan negative
Penggunaan konverter 6 pulsa seprti pada Gambar 3.3
39
Gambar 3.3 Rangkaian penggunaan beban konverter 6 pulsa
Gambar 3.4 Gambar gelombang tegangan dan arus jala-jala
akibat Penggunaan beban nonlinear ( konverter 6 pulsa)
Gambar 3.5 Gambar spektrum tegangan dan arus
40
Akibat penggunaan beban nonlinear berupa konverter 6
pulsa maka menyebabkan bentuk gelombang arus jala-jala menjadi
tidak sinusoidal lagi (mengalami distorsi) sedangkan pada bentuk
gelombang tegangan jala-jala tetap sinusoidal seperti yang terlihat
pada Gambar 3.4. Dari Gambar 3.5 yaitu gambar spektrum tegangan
dan arus, pada konverter 6 pulsa akan muncul harmonisa ke-5
(F=250Hz), ke-7 (F=350Hz), ke-11 (F=550Hz), ke-13 (F=650Hz)
dan seterusnya.
3.3 Perencanaan Filter Pasif
Filter yang dirancang disini adalah filter pasif LC yang
digunakan untuk mereduksi harmonisa yang dominan yaitu
harmonisa ke-5 dan ke-7. Untuk tiap harmonisa, filter pasif ini
menggunakan tiga buah transformator satu fasa sebagai pengganti
induktor filter untuk melewatkan arus harmonisa yang diinginkan
dan tiga buah capasitor filter yang dipasang dengan hubungan star
atau delta dimana nilai capasitor filter dari hasil perencanaan
nantinya akan disesuaikan dengan yang ada dipasaran. Dalam
pengambilan arus harmonisanya menggunkan metode sedikit
pergeseran frekuensi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya resonansi pada sistem. Keluaran (belitan
sekunder) pada travo ini dihubungkan pada penyearah gelombang
penuh satu fasa. Pemasangannya seperti pada Gambar 3.6
Gambar 3.6 Desain Filter yang akan dibuat
41
Desain Filter Pasif untuk beban converter 6 pulsa
Load converter : 4buah lampu pijar 250W diparalel seri 4buah lampu
pijar 250W diparalel
Vs/VLL = 215V
215
V ph 
 124.28V
3
Is
= 2.7A
P
= 980W
PF1
= 0.96  1  16.26
PF2
= 0.99
  2  8.11
Qc  P (tg1  tg 2 )
Qc  980(tg16.26  tg 8.11)
Qc  980  (0.29  0.14)
Qc  147VAR
C _ star 
Qc
Vll  
2
147
 10.13uF
2152  6.28  50
1
Ln 
2
2
4 Fn C
C
1
 45.32mH
4  3.14 2  2352  10.13u
1
L7 
 22.3mH
4  3.14 2  3352  10.13u
L5 
C _ delta 
10.13u
 3.4uF
3
42
Desain Induktor
L5  45.32mH
L7  22.3mH
b3
1.5  Pp
9. 9
Pp  V ph  I ph  cos 
Pp  124.28  2.7  0.96  322.13W
483.2
 3.6cm  2.5cm
9. 9
3. 6
h
 5.5cm  3.8cm
0.6561
Ac  b  h
b3
Ac  3.6  5.5  19.8cm 2
Ac  2.5  3.8  9.5cm 2
nn 
Ln  I max
 108
Bmax  Ac
45.32  10 3  2.7
 104  52beli tan
1.2  19.8
22.3  10 3  2.7
n7 
 104  26beli tan
1.2  19.8
n5 
45.32  10 3  2.7
 104  108beli tan
1.2  9.5
22.3  10 3  2.7
n7 
 104  53beli tan
1. 2  9. 5
n5 
43
d
d
4


I
s
4
2.7

 0.88mm  0.7 / 0.9mm
3.14 5
Desain Filter Pasif untuk beban Inverter 3fasa
Dari data pengukuran awal didapatkan hasil pengukuran parameterparameter seperti di bawah ini
Dengan pembebanan
V
= 366V
F
= 49.8Hz
I
= 2.05A
P
= 0.62 kw
S
= 1.3 kva
Q
= 0.08kvar
PF
= 0.47
DPF
= 0.99
THDv = 1.6%
THDi = 86.7% THD-r
THDi = 174.2%THD-f
I load
= 0.5A
Rpm
= 1479
Tanpa pembebanan
V
= 365V
F
= 49.8Hz
I
= 0.69A
P
= 0.16 kw
S
= 0.44kva
Q
= 0.07kvar
PF
= 0.37
DPF
= 0.92
THDv = 1.7%
THDi = 88.4% THD-r
THDi = 189.2%THD-f
I load
= 0A
44
Desain Filter Pasif (Menggunakan data yang dengan pembebanan)
Vs/VLL = 366V
366
V ph 
 211.56V
3
Is
= 2.05A
P
= 620W
PF1
= 0.47  1  61.96
PF2
= 0.9
  2  25.84
Qc  P (tg1  tg  2 )
Qc  620(tg 61.96  tg 25.84)
Qc  620  (1.878  0.484)
Qc  864.28VAR
C _ star 
Qc
Vll  
2
864.28
 20.54uF
366  6.28  50
1
Ln 
2
2
4 Fn C
C
2
1
 22.35mH
4  3.142  2352  20.54u
1
L7 
 10.99mH
4  3.142  3352  20.54u
L5 
C _ delta 
20.54u
 6.8uF
3
45
Desain Induktor
L5  22.35mH
L7  10.99mH
b3
1.5  Pp
9. 9
Pp  V ph  I ph  cos 
Pp  211.56  2.05  0.47  203.84W
305.76
 3.14cm  3.2cm
9. 9
3.14
h
 4.79cm  5cm
0.6561
Ac  b  h
b3
Ac  3.14  4.79  15.04cm 2
Ac  3.2  5  16cm 2
nn 
Ln  I max
 104
Bmax  Ac
22.35  10 3  2.05
 104  24beli tan
1.2  16
10.99  10 3  2.05
n7 
 104  12beli tan
1.2  16
4 I
d

 s
n5 
d
4
2.05

 0.73mm  0.9mm
3.14
5
46
Airgap yang muncul
Lg5 
0  L5  I 2 max
 104
B max 2  Ac
(4  3.14  10 7 )  22.35  10 3  2.052
Lg5 
 104
1.22  16
Lg5  0.05mm
Lg7 
0  L7  I 2 max
 104
B max 2  Ac
(4  3.14  10 7 )  10.99  10 3  2.052
Lg7 
 104
1.22  16
Lg7  0.025mm
Kapasitor
Kapasitor biasa tersedia dalam ukuran – ukuran yang
standart sehingga untuk dapat mengatasi tegangan lebih dan untuk
memperoleh kapasitas yang diharapkan maka disusun secara paralel
atau seri. Pertimbangan pemilihan kapasitor adalah sebagai berikut :
1. Koefisien temperatur terhadap kapasitansi
2. Daya reaktif per unit volume
3. Rugi daya
4. Kelayakan dan daya tahan
5. Harga
Hal yang perlu diperhatikan bahwa pengoperasian sedikit di
atas tegangan kerja yang diijinkan pada jangka waktu yang lama
harus dihindarkan kerusakan dielektrk akibat panas. Pengoperasian
pada tegangan yang lebih tinggi lagi, walaupun dalam waktu yang
singkat dapat mengakibatkan kerusakan pada elektrik sehinggga
terjadi ionisasi. Sesuai dengan kapasitor yang tersedia di pasaran
maka pada proyek akhir in digunakan :
Kapasitansi : 3.5 µF, 10 µF, 20 µF merk MC
Tegangan : 400-450 Vac
Temperatur : 90°C
47
Induktor
Ukuran dari induktor tergantung pada arus rms maksimum,
pada proyek akhir kali ini nilai induktor mengikuti nilai dari
kapasitor yakni untuk harmonisa kelima adalah 45mH dan 22mH,
sedangkan untuk harmonisa ke tujuh adalah 22 mH dan 11mH.
Tipe inti yang digunakan adalah inti besi laminasi
(lamination iron) atau biasa disebut kern. Dipilih bahan tersebut
karena inductor ini dipasang pada frekuensi rendah (low frequency ).
3.4 Simulasi Rangkaian Menggunakan PSIM
1. Penggunaan beban converter 6pulsa
Sebelum Pemasangan Filter Pasif
Untuk langkah awal dilakukan simulasi tanpa pemasangan
filter pasif pada sisi sumber 3fasa untuk mengetahui besar harmonisa
arus dan tegangan, daya, dan power faktor.
Gambar 3.7 Gambar rangkaian tanpa filter pasif
Pada Gambar 3.7 dilakukan simulasi pemakaian beban
nonlinear berupa konverter 6pulsa tanpa pemasangan filter
48
Gambar 3.8 Gambar gelombang dan spektrum arus sumber
sebelum pemasangan filter pasif
Dari Gambar 3.8 bentuk gelombang arus mengalami
distorsi cukup besar hal ini dapat diamati dari gambar spektrumnya.
Setelah Pemasangan Filter Pasif
Untuk langkah selanjutnya dilakukan simulasi dengan
pemasangan filter pasif pada sisi sumber 3fasa untuk mengetahui
besar harmonisa arus dan tegangan, daya, dan power faktor setelah
terpasang filter.
49
Gambar 3.9 Gambar rangkaian dengan filter pasif
Gambar 3.10 Gambar gelombang dan spektrum arus sumber
setelah pemasangan filter pasif
50
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, bahwa
penggunaan filter pasif dapat memperbaiki bentuk gelombang arus
sumber yang sebelumnya seperti pada Gambar 3.8 menjadi lebih
sinusoidal seperti yang terlihat pada Gambar 3.10.
Menghitung THDi pada converter 6 Pulsa dari simulasi
Tabel 3.1 Nilai arus sebelum pemasangan filter
Harmonisa
Fundamental
(A)
(A)
1
5
7
11 13
3.712
0.839
0.419

THDi 
I
h2
I1
2
h
 100%
2
THDi 
2
 0.84   0.42 

 

 2   2 
x100%
3 .7
2
0.35  0.09
x100%
2.61
THDi  25.41%
THDi 
THDi setelah pemasangan filter
Menghitung THDi pada converter 6Pulsa dari simulasi
Tabel 3.2 Nilai arus setelah pemasangan filter
Harmonisa
Fundamental
(A)
(A)
1
5
7
11 13
3.87
0.39
0.20
51

THDi 
I
h2
2
h
I1
 100%
2
 0.39   0.20 

 

 2   2 
THDi 
3.87
2
x100%
2
0.07  0.019
THDi 
x100%
2.73
THDi  10.92%
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dari nilai yang
ada di Tabel, bahwa penggunaan filter pasif dapat mengurangi THDi
pada harmonisa akibat beban non-linier yaitu rectifier 6 pulsa. THDi
mengalami perubahan dari 25.41% menjadi 10.92%.
Setelah Pemasangan Filter Pasif (C dipasang delta)
Untuk langkah selanjutnya dicoba dilakukan simulasi
dengan pemasangan filter pasif dimana capasitor dipasang delta
seperti pada Gambar 3.11 dan dilhat hasilnya dan kemudian
dilakukan perbandingan dengan pemasangan filter pasif yang
capasitornya dipasang star.
Gambar 3.11 Gambar rangkaian dengan filter pasif
52
Gambar 3.12 Gambar gelombang dan spektrum arus sumber
setelah pemasangan filter pasif
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, bahwa
penggunaan filter pasif dapat memperbaiki bentuk gelombang arus
sumber yang sebelumnya seperti pada Gambar 3.8 menjadi lebih
sinusoidal seperti yang terlihat pada Gambar 3.12.
Tabel 3.3 Nilai arus setelah pemasangan filter
Harmonisa
Fundamental
(A)
(A)
1
5
7
11 13
3.87
0.285
0.08
53

THDi 
I
h2
I1
2
h
 100%
2
 0.285 
 0.08 

  

 2 
 2 
THDi 
3.87
2
x100%
2
THDi 
0.04  0.003
x100%
2.74
THDi  7.5%
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, bahwa
penggunaan filter pasif dimana capasitornya dipasang delta dapat
mengurangi THDi pada harmonisa akibat beban non-linier yaitu
rectifier 6 pulsa. THDi mengalami perubahan dari 25.41% menjadi
7.5%. Hasil ini ternyata lebih baik dari pada pemasangan filter pasif
yang capasitornya dipasang star.
Dari simulasi-simulasi yang telah dilakukan maka dapat
dibuat tabel perbandingan sebelum dan setelah pemasangan filter
seperti pada Tabel 3.4 di bawah ini
Tabel 3.4 Perbandingan nilai arus sebelum dan setelah
pemasangan filter
Sehingga dari tabel diatas maka dapat dibuat grafiknya
seperti pada Gambar 3.13
54
4, 5
4
3, 5
sebelum filter
3
2, 5
setelah filter (c star 5)
2
1, 5
setelah filter (c star 5 7)
1
setelah filter (c delta 5 7)
0, 5
0
I 1
I3
I 5
I 7
I9
I11
I13
Gambar 3.13 Grafik Perbandingan nilai arus sebelum dan
setelah pemasangan filter
Dari gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa
pemasangan filter pasif harmonisa ke-5 dan ke-7 dimana
capasitornya di pasang star mempunyai hasil yang lebih baik dari
pada pemasangan filter pasif harmonisa ke-5 saja, dan akan
didapatkan hasil yang lebih baik lagi jika capasitor dipasang delta.
Filter ini bekerja mereduksi harmonisa pada frekuensi yang di
inginkan.
55
2. Penggunaan beban Inverter 3fasa
Gambar rangkaian sebelum pemasangan filter pasif seperti
pada Gambar 3.14
Gambar 3.14 Gambar rangkaian tanpa filter pasif
Bentuk gelombang arus sumber dan spektrum harmonisa
arus sumber sebelum pemasangan filter pasif seperti yang
dutunjukan pada Gambar 3.15
56
Gambar 3.15 Gambar gelombang dan spektrum arus sumber
sebelum pemasangan filter pasif
Dari Gambar 3.15 bentuk gelombang arus sumber
mengalami distorsi besar sehingga bentuknya tidak sinusoidal, hal
ini dapat diamati dari gambar spektrum arus sumber
yang
mengandung banyak komponen harmonisa.
Dan untuk selanjutnya mencoba dilakukan simulasi secara
keseluruhan yaitu mereduksi harmonisa dan kemudian dilakukan
pemanfaatan daya travo filter dengan cara melakukan pengisian ke
accu. Perencanaannya seperti pada Gambar 3.16
57
Gambar 3.16 Gambar rangkaian dengan filter pasif dan Simulasi
Filter Harmonisa Sebagai Sumber DC
Bentuk gelombang arus sumber dan spektrum harmonisa
setelah pemasangan filter pasif seperti pada Gambar 3.17. Setelah
dilakukan pemasangan filter pasif pada sisi sumber bentuk
gelombang arus sumber menjadi lebih mendekati bentuk sinusoidal,
hal ini dapat juga diamati dari gambar spektrum arus sumber dimana
komponen-komponen harmonisanya menjadi berkurang.
58
Gambar 3.17 Gambar gelombang dan spektrum arus sumber
setelah pemasangan filter pasif
Dari Gambar 3.16 tegangan output hasil paralel rectifier
satu fasa adalah sebagai inputan ke buck-boost converter.Selanjutnya
tegangan output dan arus output tersebut digunakan untuk proses
pengisian accu. Dari simulasi didapat tegangan output sebesar 14.7V
dan arus output sebesar 1.34A seperti pada Gambar 3.18
59
Gambar 3.18 Gambar gelombang serta besar tegangan dan arus DC
output buck-boost converter
60
Halaman Sengaja Dikosongkan
61
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab IV dibahas tentang pengujian terhadap sistem
yang dibangun disertai dengan analisa. Pengujian sistem menyangkut
beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengukuran Induktor
2. Pengujian rangkaian dan sambungan
3. Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter untuk beban
konverter 6pulsa
4. Pengujian rangkaian setelah dipasang filter untuk beban
konverter 6pulsa
5. Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter untuk beban
inverter 3fasa
6. Pengujian rangkaian setelah dipasang filter untuk beban
inverter 3fasa
7. Pengujian rectifier satu fasa
8. Pengujian buck-boost converter
9. Pengujian pengisian accu
10. Integrasi keseluruhan sistem sampai ke pengisian accu
4.1 Metode Pengujian
Metode pengujian pada proyek akhir ini dilakukan untuk
mengetahui prinsip kerja dari alat yang dirancang, serta untuk
mengetahui hasil pengukuran arus, tegangan dan daya pada
pemakaian converter 6pulsa dan inverter 3fasa baik sebelum atau
sesudah dipasang filter pasif. Kemudian setelah itu hasilnya
dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari.
4.1.1 Pengukuran Induktor
Pengukuran nilai induktor dilakukan untuk mengetahui nilai
induktansi dari induktor yang sudah dibuat apakah nilainya sudah
sesuai dengan nilai induktor hasil perhitungan dan pengukurannya
dilakukan dengan menggunakan LCR meter dengan menggunakan
frekuensi pengukuran 120Hz.
Induktor untuk filter pasif harmonisa ke-5 dari hasil
perhitungan adalah sebesar 45mH untuk beban converter 6 pulsa dan
22mH untuk beban inverter 3fasa sehingga dibuat induktor dengan
62
menggunakan inti kern sebanyak 3buah yang akan dipasang pada
tiap fasanya dengan nilai induktansi seperti pada Gambar 4.1
Q
R
mH
Gambar 4.1 Nilai induktor untuk filter harmonisa ke-5
Dari hasil pengukuran sudah di dapat nilai induktansi yang
sesuai, dengan nilai faktor kualitas (Q) di atas 10 yaitu Q =18.8 dan
nilai tahanan dalam induktor (R) yang cukup kecil yaitu sebesar
2.57Ohm.
Dan induktor untuk filter pasif harmonisa ke-7 dari hasil
perhitungan adalah sebesar 22mH untuk beban converter 6pulsa dan
11mH untuk beban inverter 3fasa sehingga dibuat induktor dengan
menggunakan inti kern sebanyak 3buah yang akan dipasang pada
tiap fasanya dengan nilai induktansi seperti pada Gambar 4.2
mH
Q
R
Gambar 4.2 Nilai induktor untuk filter harmonisa ke-7
63
Dari hasil pengukuran sudah di dapat nilai induktansi yang
sesuai dengan nilai Q di atas 10 dan nilai R sebesar 0.79Ohm untuk
nilai L=11mH.
Untuk mendapatkan kualitas induktor yang bagus yaitu nilai
Q > 10 dan nilai R yang sekecil mungkin serta untuk membuat nilai
L agar lebih stabil dan tidak mudah saturasi maka dilakukan dengan
pemberian sedikit air gap pada induktor yaitu dengan cara memberi
sedikit celah antara E dan I kern, hal ini bisa di lihat dari hasil
pengukuran tanpa adanya air gap pada induktor yang hasilnya nilai
Q < 10 dan nilai R yang lebih besar. Kualitas dari induktor yang
dibuat akan sangat mempengaruhi kerja dari filter pasif untuk
mereduksi harmonisa.
4.2 Pengujian rangkaian dan sambungan
Pengujian dilakukan mulai dari pengecekan terhadap setiap
rangkaian dan sambungan yang telah dibuat apakah sudah sesuai
dengan gambar rangkaian yang dimaksud atau belum. Pemasangan
kabel, penyolderan dan komponen yang lainnya juga perlu di cek
ulang apakah sudah terpasang dengan tepat.
Pada pengujian proyek akhir ini pengujian dilakukan
dengan menggunakan alat ukur power harmonic analyzer seperti
yang terlihat pada Gambar 4.3, 4.4, dan 4.5 untuk mengetahui bentuk
gelombang, spectrum dan nilai dari arus, tegangan, daya dan
parameter-parameter yang lain.
Gambar 4.3 Fluk 41B
Gambar 4.5 PHA Hioki
Gambar 4.4 Fluk 43B
64
4.2.1 Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter
Pada pengujian ini, rangkaian langsung dipasang pada
sumber tiga fasa tanpa dipasang filter pasif harmonisa terlebih
dahulu dan dilakukan pengukuran-pengukuran.
1. Beban non linear berupa konverter 6pulsa
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kandungan harmonisa akibat pemakaian converter 6pulsa dengan
beban lampu pijar seperti pada Gambar 4.6
Gambar 4.6 Rangkaian konverter 6 pulsa dengan beban lampu pijar
• Arus input sebelum difilter
Bentuk gelombang arus input sebelum difilter mengalami
distorsi seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.7, hal ini bisa dilihat
dari spektrum harmonisa pada harmonisa kelima sangat besar
sehingga bentuk gelombang arus tidak sinusoidal lagi. Sedangkan
untuk harmonisa ketujuh muncul lebih sedikit. Besar arus adalah
1,86A dengan THD arus sebesar 18.02%.
Gambar 4.7 Arus input sebelum difilter
65
• Tegangan Input Sebelum Difilter
Bentuk gelombang tegangan input sebelum difilter juga
mengalami distorsi cukup besar sehingga bentuknya tidak sinusoidal
lagi, hal ini terjadi karena penggunaan variac 3fasa sebagai penurun
tegangan sumber. Besar nilai tegangan input adalah 120.7V dengan
THD tegangan sebesar 21.10%
• Daya Input Sebelum difilter
Besar daya input sebelum difilter adalah 370W. Untuk
pengukuran parameter-parameter yang lebih lengkap dapat dilihat
pada Gambar 4.8
Gambar 4.8 Daya input sebelum difilter
66
4.2.2 Pengujian Rangkaian Setelah dipasang filter
Pada pengujian ini filter pasif harmonisa dipasang disisi
sumber atau dipasang sebelum konverter 6pulsa dengan tujuan untuk
meredam arus harmonisanya.
• Arus input setelah difilter
Bentuk gelombang dan spektrum arus setelah difilter seperti
pada Gambar 4.9, spektrum harmonisa pada harmonisa kelima
berkurang tapi pada harmonisa ketujuh sedikit bertambah, sehingga
bentuk gelombang arus belum bisa menjadi sinusoidal lagi. Besar
arus 1.87A dengan THD arus sebesar 15.23%.
Gambar 4.9 Arus input setelah difilter
• Tegangan Input Setelah Difilter
Bentuk gelombang tegangan input setelah difilter menjadi
lebih sinusoidal, hal ini bisa dilihat dari spektrum pada harmonisa
ke-5 dan ke-7 yang mengalami penurunan. Besar nilai tegangan
input adalah 120.1V dengan THD tegangan sebesar 11.90%
• Daya Input Setelah difilter
Besar daya input setelah difilter adalah 386W. Untuk
pengukuran parameter-parameter yang lebih lengkap dapat dilihat
pada Gambar 4.10
67
Gambar 4.10 Daya input setelah difilter
Power faktor sebelum pemasangan filter pasif adalah 0.94
sedangkan setelah pemasangan filter pasif power faktor menjadi
lebih mendekati unity dimana PF = 0.99
68
Dengan menaikan tegangan sumber 3fasa juga akan didapat hasil
yang hampir sama seperti data pengukuran dibawah ini
Sebelum pemasangan filter pasif:
V
=200V
THDv =17.3%
I
=2.42A
THDi =19.8%
PF
=0.94
Setelah pemasangan filter pasif:
V
=200V
THDv =9.7%
I
=2.49A
THDi =17.1%
PF
=0.99
4.2.3 Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter
Pada pengujian ini, rangkaian langsung dipasang pada
sumber tiga fasa tanpa dipasang filter pasif harmonisa terlebih
dahulu dan kemudian dilakukan pengukuran.
1. Beban non linear berupa konverter 6pulsa
• Arus input sebelum difilter
Bentuk gelombang arus input sebelum difilter mengalami
distorsi seperti pada Gambar 4.11, hal ini bisa dilihat dari spektrum
harmonisa pada harmonisa kelima sangat besar sehingga bentuk
gelombang arus tidak sinusoidal lagi. Sedangkan untuk harmonisa
ketujuh muncul lebih sedikit. Besar arus adalah 2.33A dengan THD
arus sebesar 20.71%.
69
Gambar 4.11 Arus input sebelum difilter
• Tegangan Input Sebelum Difilter
Bentuk gelombang tegangan input sebelum difilter seperti
yang terlihat pada Gambar 4.12 juga mengalami distorsi cukup besar
sehingga bentuknya tidak sinusoidal lagi hal ini terjadi karena
penggunaan variac 3fasa sebagai penurun tegangan sumber. Besar
nilai tegangan input adalah 199.7V dengan THD tegangan sebesar
16.93%
Gambar 4.12 Tegangan input sebelum difilter
70
• Daya Input Sebelum difilter
Besar daya input sebelum difilter adalah 770W (Gambar
4.13). Untuk pengukuran parameter-parameter yang lebih lengkap
dapat dilihat pada Gambar 4.14
Gambar 4.13 Daya input sebelum difilter
71
Gambar 4.14 Daya input sebelum difilter
4.2.4 Pengujian Rangkaian Setelah dipasang filter
Setelah dilakukan perbaikan L kembali, kemudian
dilakukan pengujian lagi. Pada pengujian ini filter pasif harmonisa
dipasang disisi sumber atau dipasang sebelum konverter 6pulsa
dengan tujuan untuk meredam arus harmonisanya.
• Arus input setelah difilter
Bentuk gelombang dan spektrum arus setelah difilter dapat
dilihat pada Gambar 4.15, spektrum harmonisa pada harmonisa
kelima dan ketujuh menjadi lebih berkurang, sehingga bentuk
gelombang arus menjadi lebih mendekati bentuk sinusoidal. Besar
arus 2.50A dengan THD arus sebesar 11.92%.
Gambar 4.15 Arus input setelah difilter
72
• Tegangan Input Setelah Difilter
Gelombang dan spektrum tegangan input setelah difilter
dapat dilihat pada Gambar 4.16 dimana bentuk gelombang menjadi
lebih sinusoidal, hal ini bisa dilihat dari bentuk spektrum pada
harmonisa ke-5 dan ke-7 yang mengalami penurunan. Besar nilai
tegangan input adalah 200V dengan THD tegangan sebesar 11.45%
Gambar 4.16 Tegangan input setelah difilter
• Daya Input Setelah difilter
Besar daya input setelah difilter adalah 800W (Gambar
4.17). Untuk pengukuran parameter-parameter yang lebih lengkap
dapat dilihat pada Gambar 4.18
Gambar 4.17 Daya input setelah difilter
73
Gambar 4.18 Daya input setelah difilter
Arus yang masuk ke filter saat filter on seperti pada Gambar 4.19
74
Gambar 4.19 Arus yang masuk ke rangkaian filter
75
Gambar 4.20 Rangkaian filter L dan C untuk beban
converter 6pulsa yang dibuat
4.2.5 Pengujian rangkaian sebelum dipasang filter
Pada pengujian ini, rangkaian langsung dipasang pada
sumber tiga fasa tanpa dipasang filter pasif harmonisa terlebih
dahulu kemudian dilakukan pengukuran.
1. Beban non linear berupa inverter 3fasa
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kandungan harmonisa akibat pemakaian beban non linear inverter
3fasa untuk menggerakan motor induksi 3fasa seperti yang terlihat
pada Gambar 4.21
Gambar 4.21 Panel Pengaturan Putaran Motor Induksi 3fasa
dengan Menggunakan Inverter 3 Ph omron SysDrive.3G3JV
76
• Arus input sebelum dipasang filter
Arus input sebelum difilter besarnya adalah 2.07A dengan
THD arus sebesar THDi-R=85.3% dan THDi-F=163.43% seperti
yang ditampilkan pada Gambar 4.22
Gambar 4.22 Arus input sebelum difilter
• Tegangan Input Sebelum dipasang filter
Gelombang tegangan input sebelum difilter bentuknya
sinusoidal (Gambar 4.24). Besar nilai tegangan input adalah 370V.
THD tegangan sebesar THDv=1.16% seperti yang ditampilkan pada
Gambar 4.23
77
Gambar 4.23 Tegangan input sebelum difilter
• Daya Input Sebelum difilter
Besar daya input sebelum difilter adalah 0.67KW. Untuk
pengukuran parameter-parameter yang lebih lengkap dapat dilihat
pada Gambar 4.24
78
Gambar 4.24 Daya input sebelum difilter
4.2.6 Pengujian Rangkaian Setelah dipasang filter
• Arus input setelah difilter
Arus input setelah dipasang filter besarnya adalah 3.66A
dengan THD arus sebesar THDi-R=52.89% dan THDi-F=62.32%
seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.25
Gambar 4.25 Arus input setelah difilter
79
• Daya Input Setelah difilter (Travo filter tanpa pembebanan)
Besar arus input setelah difilter adalah 3.61A dan besar
dayanya 0.55KW. Untuk pengukuran parameter-parameter yang
lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.26
Gambar 4.26 Daya input setelah difilter
• Daya Input Setelah difilter (Travo filter dengan pembebanan)
Besar arus input setelah difilter adalah 3.66A dan besar
dayanya 0.66KW. Untuk pengukuran parameter-parameter yang
lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.27
80
Gambar 4.27 Daya input setelah difilter
Pengamatan sisi primer travo seperti pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Pengamatan sisi primer travo
RMS
Peak
DC Offset
Crest
THD Rms
THD Fund
HRMS
KFactor
Voltage
8,68
12,2
0
1,41
30,36
31,87
2,63
Current
1,24
1,82
-0,03
1,47
13,87
14,01
0,17
3,78
Pengamatan sisi primer travo lebih terperinci dapat diamati pada
Tabel 4.2
81
Tabel 4.2. Pengamatan sisi primer travo
Harmonics
DC
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Freq.
0
49,81
99,63
149,44
199,26
249,07
298,89
348,7
398,51
448,33
498,14
547,96
597,77
647,58
697,4
747,21
797,03
846,84
896,66
946,47
996,28
1046,1
1095,91
1145,73
1195,54
1245,36
1295,17
1344,98
V
Mag
0,01
8,25
0,03
1,64
0,02
0,79
0,03
1,08
0,02
0,59
0,05
0,7
0,02
0,27
0,03
0,7
0,02
0,82
0,01
0,26
0,02
0,2
0,02
0,34
0,01
0,26
0,03
0,2
%V
RMS
0,09
95,06
0,36
18,9
0,27
9,09
0,36
12,42
0,27
6,84
0,63
8,01
0,27
3,15
0,36
8,01
0,18
9,45
0,09
2,97
0,27
2,25
0,27
3,87
0,09
2,97
0,36
2,34
I
Mag
0,03
1,23
0,01
0,03
0,01
0,04
0,01
0,06
0
0,11
0,01
0,05
0
0,02
0
0,06
0
0,06
0
0,01
0
0,01
0
0,02
0
0,01
0,01
0,01
%I
RMS
2,07
98,93
0,5
2,57
0,45
2,87
0,45
4,63
0,3
8,92
0,5
3,73
0,3
1,56
0,35
5,19
0,2
4,73
0,35
1,01
0,25
1,06
0,35
1,51
0,35
1,06
0,5
1,01
82
28
29
30
31
1394,8
1444,61
1494,43
1544,24
0,02
0,07
0,02
0,05
0,18
0,81
0,27
0,63
0
0,01
0
0,01
0,2
0,86
0,35
0,81
Pengamatan sisi sekunder travo filter seperti pada Tabel 4.3
Tabel 4.3. Pengamatan sisi sekunder travo
RMS
Peak
DC Offset
Crest
THD Rms
THD Fund
HRMS
KFactor
Voltage
15,77
23,98
-0,01
1,52
34,91
37,26
5,49
Current
0,36
0,81
-0,02
2,21
33,18
35,17
0,12
25,51
Pengamatan pada sisi sekunder travo lebih terperinci dapat diamati
pada Tabel 4.4
Tabel 4.4. Pengamatan sisi sekunder travo
Harmonics
DC
1
2
3
4
5
Freq.
0
49,81
99,63
149,44
199,26
249,07
V Mag
0,01
14,73
0,13
2,88
0,66
2,91
%V
RMS
0,05
93,42
0,84
18,23
4,16
18,43
I Mag
0,02
0,34
0,01
0,02
0,01
0,01
%I
RMS
6,35
93,86
2,23
6,35
2,57
1,89
83
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
298,89
348,7
398,51
448,33
498,14
547,96
597,77
647,58
697,4
747,21
797,03
846,84
896,66
946,47
996,28
1046,1
1095,91
1145,73
1195,54
1245,36
1295,17
1344,98
1394,8
1444,61
1494,43
1544,24
0,27
1,99
0,21
1,47
0,16
1,7
0,05
0,35
0,07
1,46
0,03
0,9
0,03
0,45
0,01
0,39
0,05
0,54
0,02
0,09
0,02
0,22
0,01
0,05
0,02
0,17
1,73
12,63
1,34
9,31
1,04
10,8
0,3
2,23
0,45
9,26
0,2
5,7
0,2
2,82
0,05
2,48
0,3
3,42
0,15
0,59
0,15
1,39
0,05
0,35
0,15
1,09
0,01
0,05
0,01
0,05
0
0,02
0,01
0,04
0
0,05
0
0,04
0
0,01
0
0,03
0
0,03
0
0,02
0
0,01
0
0,02
0
0,01
1,72
13,04
1,89
14,24
1,37
5,66
2,06
9,61
1,2
14,58
1,2
9,78
1,03
2,75
1,03
8,06
0,69
8,58
1,03
4,8
1,03
2,92
0,69
4,8
0,69
3,09
84
Membandingkan hasil peredaman harmonisa bila
memasang hanya satu buah filter saja dengan memasang kedua filter
sekaligus dapat dilihat pada data pengujian dibawah ini
Pengujian 1
Sebelum pemasangan Filter
V
= 370V
THDi (THD-R) = 87.8%
THDi (THD-F) = 183.2%
Setelah pemasangan Filter ke-5
V
= 370V
THDi (THD-R) = 75.2%
THDi (THD-F) = 115.6%
Setelah pemasangan Filter ke-7
V
= 370V
THDi (THD-R) = 73.2%
THDi (THD-F) = 108.5%
Pengujian 2
Sebelum pemasangan Filter
V
= 369V
THDv
= 1.4%
I
= 4.1A
THDi (THD-R) = 89.7%
THDi (THD-F) = 202.5%
Setelah pemasangan Filter ke-5 dan ke-7
V
= 372V
THDv
= 1.4%
I
= 5.4A
THDi (THD-R) = 64.4%
THDi (THD-F) = 84.3%
85
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa
dengan pemasangan dua filter sekaligus dapat mereduksi harmonisa
yang lebih besar dari pada hanya pemasangan satu filter saja.
Gambar 4.28 Rangkaian filter L dan C untuk beban inverter 3fasa
yang dibuat
4.3 Pengujian pemanfaatan daya travo filter
Setelah melakukan pengujian filter pasif dan sudah dapat
mereduksi harmonisa arus maupun harmonisa tegangan maka untuk
selanjutnya dilakukan pemanfaatan daya pada travo filter tersebut
dengan cara menjadikan induktor filter menjadi sebuah
transformator, yaitu dengan memberi belitan pada sisi sekunder.
Sehingga dengan tidak mengubah nilai induktansi pada belitan
primer diharapkan filter dapat bekerja sebagaimana sebelumnya.
Dengan demikian akan di induksikan tegangan dari belitan primer ke
belitan sekunder dan didapat tegangan sekunder sebagai inputan ke
penyearah satu fasa. Selanjutnya memparalel tegangan output
penyearah satu fasa tersebut dengan tujuan mendapatkan daya dan
arus yang lebih besar. Dan hasil paralel tegangan output penyearah
satu fasa tersebut di masukkan ke buck-boost converter untuk
mendapatkan tegangan dc sesuai harapan untuk pengisian accu.
86
4.3.1 Pengujian rectifier satu fasa
Pengukuran tegangan input rectifier dan tegangan outputnya
dapat dilihat pada Tabel 4.5. Output rectifier dari tiap-tiap fasa di
rangkai secara paralel sebagai inputan ke buck-boost untuk mengisi
accu seperti yang terlihat pada Gambar 4.29
Gambar 4.29 Rangkaian rectifier 1fasa
Tabel 4.5. Pengukuran Vin dan Vout rectifier
Besar tegangan sekunder dari tiap-tiap transformator yang
dibuat nilainya berkisar antara 19V-25V seperti yang terlihat pada
salah satu pengukuran pada salah satu fasa yang tampak pada
Gambar 4.30
87
Gambar 4.30 Tegangan input rectifier atau tegangan sekunder
travo (Vac)
Dan besar tegangan output dari rectifier yang dipasang
paralel yang sudah dihubungkan ke buck-boost menjadi lebih kecil
dari pada saat sebelum dihubungkan ke rangkaian buck-boost
ataupun ke rangkaian full bridge, besar tegangan output hasil paralel
rectifier sebagai inputan buck-boost ditunjukan pada Gambar 4.31
Gambar 4.31 Tegangan output paralel rectifier atau Vin buck-boost
(Vdc)
4.3.2 Pengujian buck-boost converter
Dengan permasalahan input dari rectifier satu fasa yang
terkadang berubah maka dibutuhkan suatu rangkaian dan control
yang mampu menghasilkan tegangan output yang stabil. Kontrol
duty cycle PWM pada buck boost konverter adalah salah satu metode
yang dapat digunakan untuk pengaturan tegangan output untuk
pengisian accu. Buck-boost yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 4.32
88
Gambar 4.32 Rangkaian buck-boost converter
Buck-boost converter digunakan untuk menaik-turunkan
tegangan input agar tegangan output dapat diatur pada nilai tertentu.
Penggunaan Buck-boost converter ini karena tegangan output dari
rectifier satu fasa belum sesuai yang diharapkan dan terkadang
berubah berdasarkan perubahan kinerja filter pasif untuk mereduksi
harmonisa. Karena Duty cycle yang digunakan <0.5 maka buckboost pada proyek akhir ini berfungsi sebagai penurun tegangan atau
buck konverter untuk pengisian ke accu. Tegangan output dan arus
output untuk pengisian accu dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6. Pengukuran Vin dan Vout Buck-Boost
Vin (Vdc)
17.16
20.07
Vout (Vdc)
13.43
13.12
Iout (A)
1.5
1.2
4.3.3 Hasil pengisian accu
Besar tegangan dan arus untuk pengisian accu 12V 10AH di
dapat dari pengaturan tegangan output pada buck-boost converter.
Besar tegangan dan arus yang dihasilkan adalah
V = 13-14V
I = 1.2-1.5A
Hasil di atas dapat dilihat pada Gambar 4.33
89
Gambar 4.33 Vout dan Iout Buck-Boost untuk charger accu
Gambar 4.34 Accu12V 10AH
4.3.4 Integrasi keseluruhan sistem (TA sdr Sigit Prasetya)
Pengamatan Daya
Pada pengujian kali ini, dilakukan penggabungan dua sistem,
yaitu sistem pengambil harmonisa dimana filter sebagai sumber DC
dan sistem pengguna dimana full bridge DC-DC converter sebagai
step up DC untuk menghasilkan tegangan AC 220 volt. Gambar 4.35
merupakan integrasi keseluruhan sistem.
90
Gambar 4.35 Integrasi keseluruhan sistem
Pada pengujian keseluruhan sistem ini menggunakan variasi
beban lampu (220 V/5 watt) dan kipas angin (220 V/20watt). Tabel
4.7 merupakan hasil dari integrasi keseluruhan sistem.
91
Tabel 4.7. Hasil integrasi keseluruhan sistem
Beban
Kipas
angin
Lampu
pijar
Kipas+La
mpu
Vin
(Vdc)
21.32
Idc
(A)
Vo-Inv
(V-ac)
Iac
(A)
1.2
VoFBC
(Vdc)
210.2
0.25
147.3
0.1
22.6
0.75
226.9
0.2
159.9
0.15
20.14
1.2
200.5
0.8
135.9
0.12
Iin
(A)
4.3.5 Analisa hasil pengujian
Dari data hasil pengujian filter pasif yang pertama pada
beban converter 6pulsa dapat di hitung besar peredaman harmonisa
sebagai berikut
• Dari data pengujian rangkaian setelah dipasang filter pasif
menggunakan power harmonic analyzer terjadi peredaman
harmonisa arus (THDi) sebesar :
THDi( sebelum )  THDi( setelah )
 100%
THDi( sebelum )
18.02  15.23
% peredaman 
 100%
18.02
% peredaman  15.5%
% peredaman 
• Dari data pengujian rangkaian setelah dipasang filter pasif
menggunakan power harmonic analyzer terjadi peredaman
harmonisa tegangan (THDv) sebesar :
THDv( sebelum )  THDv( setelah )
 100%
THDv( sebelum )
21.10  11.9
% peredaman 
 100%
21.10
% peredaman  47.4%
% peredaman 
92
• Dari data pengujian rangkaian setelah dipasang filter pasif
menggunakan power harmonic analyzer terjadi kenaikan power
faktor (PF) sebesar :
PF ( sebelum )  PF ( setelah )
 100%
PF ( sebelum )
0.94  0.99
%kenaikan 
 100%
0.94
%kenaikan  5.3%
%kenaikan 
Dari data hasil pengujian filter pasif yang kedua pada
beban converter 6pulsa dapat di hitung besar peredaman harmonisa
sebagai berikut
• Dari data pengujian rangkaian setelah dipasang filter pasif
menggunakan power harmonic analyzer terjadi peredaman
harmonisa arus (THDi) sebesar :
THDi( sebelum )  THDi( setelah )
 100%
THDi( sebelum )
20.71  11.92
% peredaman 
 100%
20.71
% peredaman  42.44%
% peredaman 
• Dari data pengujian rangkaian setelah dipasang filter pasif
menggunakan power harmonic analyzer terjadi peredaman
harmonisa tegangan (THDv) sebesar :
THDv( sebelum )  THDv( setelah )
100%
THDv( sebelum )
16.93  11.45
% peredaman 
100%
16.93
% peredaman  32.37%
% peredaman 
93
Dari data hasil pengujian filter pasif pada beban inverter
3fasa dapat di hitung besar peredaman harmonisa sebagai berikut
• Dari data pengujian rangkaian setelah dipasang filter pasif
menggunakan power harmonic analyzer terjadi peredaman
harmonisa arus (THD-i) sebesar :
THDi( sebelum )  THDi( setelah )
 100%
THDi( sebelum )
85.3  52.89
% peredaman(THD  R) 
 100%
85.3
% peredaman(THD  R)  37.99%
% peredaman(THD  R) 
THDi( sebelum )  THDi( setelah )
 100%
THDi( sebelum )
163.43  62.32
% peredaman(THD  F ) 
 100%
163.43
% peredaman(THD  F )  61.87%
% peredaman(THD  F ) 
Pada peredaman arus harmonisa akibat pemakaian beban
converter 6pulsa dapat di analisa berdasarkan perhitungan secara
teori sebagai berikut
THDi sebelum pemasangan filter pasif dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.8. Besar spektrum arus untuk tiap frekuensi
I-1
(50Hz
)
2.28A
I-3
(150Hz
)
I-5
(250Hz
)
I-7
(350Hz
)
I-9
(450Hz
)
I-11
(550Hz
)
I-13
(650Hz
)
0.02A
0.43A
0.16A
0.00A
0.08 A
0.04A
94

I
h2
THDi 
2
h
 100%
I1
0.022  0.432  0.162  0.002  0.082  0.042
THDi 
2
2.28
0.0004  0.1849  0.025  0  0.0064  0.0016
x100%
2.28
THDi 
x100%
THDi  20.49%
THDi setelah pemasangan filter pasif dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.9. Besar Spektrum arus untuk tiap frekuensi
I-1
(50Hz
)
2.48A
I-3
(150Hz
)
I-5
(250Hz
)
I-7
(350Hz
)
I-9
(450Hz
)
I-11
(550Hz
)
I-13
(650Hz
)
0.1A
0.24A
0.12A
0.01A
0.06A
0.04A

THDi 
THDi 
I
h2
2
h
I1
 100%
0.12  0.242  0.122  0.012  0.062  0.042
2
2..48
0.01  0.0576  0.0144  0  0.0036  0.0016
THDi 
x100%
2.48
THDi  11.91%
x100%
95
Pada Tabel 4.7 dapat dihitung daya maksimum yang bisa
dimanfaatkan dari trafo filter. Perhitungan daya bebannya adalah
sebagai berikut:
1. Beban Kipas
Pout  VxI  147.3x0.1  14.73watt
2. Beban Lampu
Pout  VxI  159.9 x0.15  23.99watt
3. Beban Kipas+Lampu
Pout  VxI  135.9 x0.12  16.31watt
4. Rata-rata daya
P1  P 2  P3
3
14.73  23.99  16.31

 18.34watt
3
Poutrata _ rata 
Poutrata _ rata
Pada saat sebelum diberi beban, trafo filter mampu
menghasilkan tegangan DC sebesar 46.8 volt. Pada saat setelah
dipasang rangkaian pemanfaatan (full bridge DC-DC converter)
tegangan trafo filter menjadi 21.32 volt. Hal ini menunjukkan bahwa
daya yang dapat dimanfaatkan adalah terbatas.
Berdasarkan perhitungan daya diatas daya yang dapat
dimanfaatkan sekitar 18.34 watt. Hal ini disebabkan karena arus
yang diambil oleh trafo filter adalah kecil.
4.3.6 Kesesuaian antara perencanaan dan hasil
Setelah dilakukan perencanaan pembuatan filter pasif LC
untuk mereduksi dan memanfaatan harmonisa akibat pemakaian
beban non linear berupa konverter 6pulsa dan inverter 3fasa maka
untuk selanjutnya dilakukan simulasi dengan software PSIM. Dari
simulasi bisa didapat hasil sesuai yang di harapkan yaitu setelah
pemasangan filter pasif harmonisa bisa menjadi berkurang sesuai
dengan standard yang ditetapkan. Setelah melakukan perencanaan
dan simulasi kemudian dilakukan pembuatan alat. Dari hasil
pengujian alat yang dibuat, hasilnya sudah mendekati hasil yang di
harapkan yaitu dapat mereduksi harmonisa namun belum bisa sesuai
96
standard yang ditetapkan dikarenakan kualitas dari komponen yang
dipakai dan untuk pemanfaatan belum bisa sesuai dengan yang
diharapakan. Dalam perencanaan yang dimanfaatkan untuk
pengisian accu adalah harmonisanya, tetapi pada kenyataannya arus
yang digunakan untuk pengisian accu lebih dominan memanfaatkan
arus fundamentalnya (arus jala-jala sistem) sehingga yang
dimanfaatkan lebih tepatnya bukan harmonisa tetapi pemanfaatan
daya yang ada pada travo filter harmonik untuk pengisian accu.
97
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses perencanaan, pembuatan dan
pengujian alat serta dengan membandingkan dengan teori – teori
penunjang, maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai hasil
dari proyek akhir ini, yaitu :
1. Untuk pemakaian beban non linear konverter 6pulsa,
sebelum difilter THD arus input sebesar 20.71% dan THD
tegangan sebesar 16.93%. Sedangkan setelah difilter , THD
arus input sebesar 11.92% dan THD tegangan sebesar
11.45%.
2. Untuk pemakaian beban non linear inverter 3fasa, sebelum
difilter THD arus input sebesar 163.43% dan THD tegangan
sebesar 1.2%. Sedangkan setelah difilter, THD arus input
sebesar 62.32% dan THD tegangan sebesar 1.1%.
3. Dengan mereduksi harmonisa kelima dan ketujuh dapat
memperbaiki bentuk gelombang arus, sehingga dapat
memperkecil harmonisa.
5.2 Saran-saran
Selama pengerjaan proyek akhir ini tentu tidak lepas dari
berbagai macam kekurangan dan kelemahan, baik itu pada sistem
atau peralatan yang dibuat. Untuk itu demi kesempurnaan alat yang
kami buat, disarankan :
1. Pada saat membuat L, diharapkan nilai induktansi yang
didapatkan harus sama atau mendekati dengan hasil
perhitungan, memiliki nilai Q di atas 10 dan nilai resistansi
yang sekecil mungkin.
2.
Pada saat pemilihan C, dianjurkan untuk memilih C dengan
nilai kapasitansi yang lebih mendekati perhitungan dan
memilih C dengan rating tegangan yang lebih tinggi dari
nilai yang dibutuhkan.
98
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Huda, Choirul, Pemanfaatan Harmonisa Sebagai Sumber
Energi dengan Menggunakan Filter, Tugas Akhir, Teknik
Elektro Industri, PENS-ITS.
Faizzin, Muhammad, Filter Pasif Untuk M ereduksi Harmonisa
ke-5 dan ke-7, Tugas Akhir, Teknik Elektro Industri, PENS-ITS.
Putra, Anthony Santoso, Pemanfaatan Harmonisa Sebagai
Sumber Energi dengan Menggunakan Filter (Boost Converter
dan Inverter 1 Phasa), Tugas Akhir, Teknik Elektro Industri,
PENS-ITS.
Muhammad H. Rasyid, ”Power electronic circuit. Devices and
Applicatoins, second edition”, Prentice-hall international, Inc,
1993.
Adhinata, Anizar “Filter Pasif paralel untuk meredam harmonisa
akibat beban konverter 6 pulsa dengan meminimkan rugi-rugi
(Penyearah dioda)” Surabaya 2005
Yahya Chusna arif, MT [1], Suryono, MT [2], Renny R, ST, MT
[3], Novi Ayyub.W [4], Diktat KUALITAS DAYA, Politeknik
elektronika negeri Surabaya.
MH Rashid, ”Power Electronics Circuits, Devices, and
Applications”, 3rd Ed., Prentice Hall,
2004
M. Zaenal Effendi, “Desain Transformator Frekwensi Rendah
(50 Hz)”,Desain Komponen Magenetik 2007.
Kinanta S., “Perbaikan Kualitas Daya pada Penyearah
Terkontrol Tiga Fasa dengan menggunakan Injeksi Harmonisa
Ketiga berbasis PI Kontroller (sub judul: Injekeksi
Harmonisa)”, Tugas Akhir, Teknik Elektro Industri, PENS-ITS
2004.
99
LAMPIRAN
FLUKE 41 B
POWER HARMONICS TESTER
Fluke 41 B adalah sebuah alat/tester yang dapat mengukur tegangan,
arus dan harmonisa pada jaringan listrik. Alat ini secara otomatis
menghitung daya dan level distorsi harmonisa pada range yang
cukup lebar pada sistem satu phasa atau tiga phasa. Alat ini mampu
memonitor kualitas daya (power quality) sebelum dan sesudah
instalasi jaringan distribusi dan data pengukurannya dapat di
download pada komputer untuk analisa tambahan. Alat ini disebut
sebagai alat ukur harmonisa dengan frekwensi maksimum 2 kHz dan
disebut juga power meter atau digital multimeter.
Spesifikasi Pengukuran :
 Tegangan (True RMS) : 5 Vrms – 600 Vrms
 Arus (True RMS) : 1 Arms – 500 Arms
I. RANGKAIAN PENGUKURAN
A. SISTEM SATU PHASA
Gambar 1. Pengukuran sistem satu pha
B. SISTEM TIGA PHASA TIGA KAWAT
Gambar 2. Pengukuran sistem tiga phasa
100
II. KEYPAD OPERASIONAL
PENJELASAN :
NO.
1
SIMBOL
PENJELASAN
Power
Tekan sekali untuk ON.
2
Arrow Keys
Untuk pemilihan mode pengukuran.
3
Contrast/Backlight
Pengaturan kontras tampilan.
101
4
5
6
7
8
9
10
11
Screen Mode
Pemilihan
mode
tampilan
:
Waveform, Harmonics, dan Text
Screen Modes. Kita bisa memilih
fungsi pengukuran seperti Volts,
Amps, atau Watt.
Range (Waveform and Text)
Tekan sebentar untuk range manual.
Tekan 1 detik untuk AUTO range.
VA Check
Tekan beberapa saat untuk memeriksa
hubungan volts dan amps pada test
point. Tekan lagi untuk kembali ke
operasi normal.
Memory
Tekan untuk menentukan tampilan
simpan.
Tekan lagi sesaat untuk kembali ke
operasi normal. Lihat juga “Storing
and Recalling Measurements.”
Phase Reference
Tekan untuk memilih display referensi
fasa volts atau amps
Send (Model 41B)
Tekan untuk mencetak/print hasil
pengukuran ke printer atau PC.
Smooth
Smooth menginjinkan anda untuk
menghaluskan/meratkan waveforms,
Tekan lagi empat kali untuk pemilihan
Smooth (~2s, ~5s, ~10s, ~20s). Tekan
S lagi untuk kembali normal.
Print (Model 41B)
Tekan untuk mencetak.
102
12
Record
Tekan untuk mulai merekam. Tekan
lagi kali untuk kembali normal.
13
Hold
Tekan Hold/Enter untuk menangkap
display di screen. Tekan lagi untuk
kembali ke normal.
Measurement Function
Tekan
untuk
memilih
fungsi
pengukuran Volts, Amps, dan Watts.
Atau anda memilih mode screen
(Waveform, Harmonic, atau Text)
14
III. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL PENGUKURAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Buat rangkaian pengukuran seperti gambar 1 (contoh untuk
pengukuran beban satu phasa) dan gambar 2 untuk pengukuran
beban tiga phasa
Amati hasil pengukuran untuk mode tampilan waveforms
Amati hasil pengukuran untuk mode tampilan text
Amati hasil pengukuran untuk mode tampilan harmonics
Tekan
untuk akses penyimpanan.
Tekan < or > untuk memilih operasi yang diinginkan
(RECALL, STORE, atau CLEAR)
Pilih salah satu dengan menekan < atau > pada salah satu dari
delapan box seperti pada gambar dibawah ini.
103
8. Tekan
untuk merekam data pengukuran.Ada beberapa
parameter yang diamati :
NOW : pembacaan sekarang.
MAX : nilai maksimum selama waktu perekaman
AVG : nilai rata-rata selama waktu perekaman
MIN : nilai minimum selama waktu perekaman
Tekan Hold/enter untuk menghentikan perekaman
TAMPILAN GELOMBANG DAN HARMONISA
104
PARAMETER PENGUKURAN
105
106
BIODATA PENULIS
Nama
TTL
: Andrias Ade Agustinus
: Lamongan, 04 Agustus
1989
Alamat
: Ds. Sukolilo, Sukodadi,
Lamongan (62253)
Handphone : 085649311222
Telepon
: (0322) 391074
Email
: [email protected]
[email protected]
Penulis terlahir sebagai anak ke-1 dari 2 bersaudara.
Memiliki hobby musik, traveling, Playstation, futsal dan sepak bola.
Memiliki motto “ Keep smile n always think positive “.
Riwayat pendidikan formal yang pernah ditempuh:
 MI Ma’arif Sukolilo lulus tahun 2001.
 MTs Negeri Model Babat-Lamongan lulus tahun 2004.
 MA Negeri Lamongan lulus tahun 2007.
 Jurusan Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya (PENS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya (ITS).
Pada tanggal 21 Juli 2011 mengikuti Seminar Proyek Akhir
sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Sains Terapan (S.ST) di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
(PENS), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
Download