BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini merupakan rujukan Penelitian yang pernah dilakukan untuk mendukung penulisan skripsi : Menurut Dr. R Johannessen STC Teknologi Ltd (2001) dalam penelitiannya yang berjudul External Ground Monitoring v. Receiver Monitoring. Dia menjelaskan bahwa keuntungan dari pemantauan tanah adalah : 1. Integritas sistem dapat dicapai dengan satelit navigasi yang lebih sedikit. 2. Lebih mudah melakuakan pemantauan integritas ketika penerima monitor dilokasi yang dikenal. 3. Secara konseptual lebih mudah mengembangkan spesifikasi tes untuk penerima ketika informasi integritas dan informasi navigasi datang melalui saluran terpisah (meskipun dalam beberapa aplikasi perlu untuk mendefinisikan dengan jelas apa yang dimaksud dengan 'saluran'). Menurut Yaqing Liu dkk Uppsala Univ (2001) dalam jurnalnya yang berjudul An Improved Transmission-Line Model Of Grounding Sistem. Mereka memaparkan bahwa sistem Grounding yang berbeda seperti elektroda vertical dan horizontal yang tertanam dan pentanahan model Grid yang luas, sering menjadi bagian dari sistem perlindungan sambaran petir pada industri dan pembangkit listrik. Arus impuls yang besar selama sambaran petir berlangsung dapat mengalir 6 7 dalam sistem grounding dan menginduksi tegangan transien sebelum hilang ke dalam tanah. Lonjakan arus dan induksi tegangan ini dapat menyalur ke peralatan yang terhubung ke sistem grounding, dan menyebabkan kegagalan operasi, kerusakan, atau bahkan perusakan peralatan elektronik penting, terutama pada sirkuit elektronik modern yang umumnya memiliki tingkat sinyal yang rendah dan sensitif terhadap berbagai macam gangguan elektromagnetik. Akibatnya kompatibilitas elektromagnetik (EMC) penelitian memerlukan pengetahuan tentang distribusi spasial dan temporal dari tegangan sepanjang sistem grounding dalam kasus petir. Menurut Rong Zeng dkk, Tsinghua Univ (2004) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Grounding resistance measurement analysis of grounding sistem in vertical-layered soil. Memaparkan bahwa sistem grounding dari gardu induk adalah penanggulangan yang mendasar untuk menjamin keselamatan operasi sistem tenaga. Grounding resistance merupakan indeks penting dari sistem grounding untuk gardu dan pembangkit listrik, dan juga merupakan parameter untuk mengukur efisiensi, keamanan sistem grounding, dan untuk memeriksa apakah sistem grounding memenuhi permintaan desain. Karena nonuniformity tanah dan mengukur kesalahan data resistivitas tanah dan beberapa faktor lain, yang tidak dapat dipertimbangkan dalam analisis simulasi, nilai dirancang dari landasan tahanan yang harus diperiksa oleh uji lapangan setelah sistem grounding dibangun. Di sisi lain, untuk memeriksa kondisi aktual Sistem Grounding dari sebuah gardu induk operasi, tahanan grounding harus diukur secara berkala. Pengukuran 8 resistansi grounding adalah pekerjaan rutin untuk memastikan operasi yang aman dari sistem listrik Menurut Richard Goldstein US (1994) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Apparatus and method for continuously monitoring grounding conductor resistance in power distributions sistems, dia menyebutkan bahwa Masalah yang berkaitan dengan sistem distribusi daya listrik terjadi ketika hambatan dari konduktor grounding menjadi terlalu tinggi. Hal ini terjadi akibat dari kerusakan konduktor grounding. kerusakan seperti ini didapat dari sejumlah penyebab termasuk kerusakan fisik pada saluran listrik akibat pekerjaan konstruksi atau dampak dari material penanganan peralatan, kerusakan akibat dari karat atau paparan bahan kimia korosif, atau koneksi longgar disebabkan oleh getaran atau tabrakan konstan outlet lantai dengan pembersih peralatan. Masalah ini tidak biasanya terjadi pada konduktor netral yang dilindungi oleh casing luar. Oleh karena itu, pemantauan hambatan antara konduktor netral dan grounding biasanya indikasi yang baik dari kondisi konduktor grounding. Dari berbagai jurnal penelitian dan literatur diatas didapatkan sebuah kesimpulan bahwa integritas sebuah keamanan sistem grounding juga ditentukan oleh rutinitas pemantauan dan pengukuran yang dilakukan. Hali ini bertujuan agar peralatan sistem pentanahan (grounding) dapat dipastikan secara berkala keandalannya. Selain itu sistem pentanahan (grounding) merupakan penanggulangan yang mendasar untuk menjamin keselamatan operasi sistem tenaga listrik dan manusia yang terlibat didalamnya. Hambatan pada konduktor 9 grounding yang terlalu tinggi juga merupakan permasalahan pada sistem pendistribusian tenaga listrik, hal ini biasa terjadi karena kerusakan pada konduktor grounding tersebut yang disebabkan oleh beberapa hal seperti karat atau paparan bahan kimia korosif lainnya. Oleh sebab itu pentingnya pemantauan efektifitas hambatan konduktor grounding ini sangat diperlukan, mengingat besarnya peran sistem pentanahan tersebut terhadap keamanan transmisi dan distribusi tenaga listrik. Dalam penelitian ini dirancang sebuah sistem informasi yang berguna untuk melakukan pemantauan secara real time guna untuk memperoleh data resistivitas sistem pentanahan tersebut secara continue. 2.2 DASAR TEORI 2.2.1 Transmisi Sistem Tenaga Listrik Energi listrik merupakan bentuk energi yang sangat bermanfaat. Kemajuan suatu Negara dapat diukur berdasarkan konsumsi energi listrik pada Negara tersebut. Energi listrik merupakan bentuk energi yang “menyenangkan”, karena dapat dengan mudah disalurkan serta dikonversikan ke berbagai bentuk energi lain. Energi listrik dibangkitkan pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), dan lain-lain. Pusat-pusat pembangkit listrik tersebut umumnya jauh dari daerah-daerah dimana energi listrik itu digunakan, yang disebut sebagai pusat-pusat 10 beban (load centres). Oleh karena itu energi listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui suatu saluran transmisi. Karena tegangan yang dihasilkan generator umumnya relatif rendah (berkisar 6kV hingga 24 kV), maka tegangan ini biasanya dinaikkan dengan bantuan transformator daya ke tingkat tegangan yang lebih tinggi antara 30 kV sampai 500kV (di beberapa negara maju bahkan sudah sampai 1000kV). Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini selain untuk memperbesar daya hantar saluran yang bebanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga untuk memperkecil rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran. Dengan memepertinggi tegangan, maka timbul suatu persoalan lain yaitu tingkat isolasi yang harus libih tinggi, dengan demikian biaya peralatan juga semakan tinggi. Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-tama dilakukan di gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah misalnya dari 500kV ke 150kV, atau dari 150kV ke 70kV, dan sebagainya. Kemudian penurunan kedua dilakukan di gardu induk distribusi dari 150kV ke 20kV atau dari 70kV ke 20kV. Tegangan 20kV ini disebut tegangan distribusi primer. 11 2.2.2 Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan konstruksinya, saluran transmisi dibedakan atas saluran udara (overhead lines) dan saluran bawah tanah (underground). Saluran udara menyalurkan energi listrik memalalui penghantar-penghantar yang digantungkan peda menara atau tiang transmisi dengan perantaraan isolator, sedang saluran bawah tanah menyalurkan energi listrik melalui kabel-kabel yang ditanam di bawah permukaan tanah. Kedua jenis saluran itu masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, topan, hujan deras, angina kencang, sambaran petir dan gangguan alam lainnya. Selain itu saluran bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pemandangan, sehingga tampak lebih rapi. Karena alasan-alasan ini saluran bawah tanah lebih disukai terutama untuk daerah yang padat penduduknya seperti daerah perkotaan. Akan tetapi dari segi investasi saluran bawah tanah lebih besar dibandingkan dengan saluran udara. Selain itu perbaikannya juga lebih sukar jika terjadi gangguan hubung singkat, kabel putus, dan lain-lain. Berdasarkan jenis arus yang digunakan, saluran transmisi dibedakan atas saluran transmisi arus bolak-balik (AC : alternating current ) dan saluran transmisi arus searah ( DC : direct current ). Dalam sistem AC, penaikan dan penurunan tegangan transmisi dapat mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan transformator. Karena alasan inilah sehingga dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar menggunakan saluran transmisi bolak-balik (AC). Dalam sistem 12 trnasmisi AC ada yang menggunakan satu fase dan tiga fase. Sistem tiga fase memiliki beberapa keuntungan diantaranya : 1. Daya yang disalurkan lebih besar 2. Nilai sesaatnya konstan 3. Mempunyai medan magnet putar. Terkait dengan keuntungan-keuntungannya, dewasa ini hampir seluruh penyaluran energi listrik dilakukan dengan menggunakan arus bolak-balik. Namun, sejak beberapa tahun terakhir penyaluran menggunakan arus searah mulai dikembangkan di beberapa negara. Penyaluran dengan tegangan searah mempunyai beberapa keuntungan diantaranya : 1. Isolasi yang relatif sederhana. 2. Daya guna (efisiensi) yang tinggi (karena faktor dayanya 1) 3. Tidak ada masalah stabilitas, sehingga dapat digunakan untuk jarak yang sangat jauh. Akan tetapi persoalan ekonominya harus dihitungkan penyaluran tenaga listrik dengan sistem DC baru dianggap ekonomis jika jarak saluran udara yang sangat jauh (di atas 400 km). atau untuk saluran bawah tanah yang lebih dari 50 km. hal ini disebabkan biaya peralatan pengubah AC ke DC atau sebaliknya (yaitu convertet dan inverter equipment) sangat mahal. 13 2.2.3 Tegangan Saluran Transmisi Untuk daya yang sama, jika tegangan transmisi ditinggikan maka rugi-rugi transmisi dapat diperkecil sehingga efisiensi transmisi akan naik. Akan tetapi peninggian tegangan transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan dan gardu induk. Oleh karena itu pemilihan tegangan dilakukan dengan memperhitungkan daya yang disalurkan, jumlah rangkaian, jenis penyaluran, keandalan (reliability), biaya peralatan untuk tegangan tertentu, serta tegangantegangan yang sekarang ada dan direncanakan. Kecuali itu, penentuan tegangan merupakan bagian dari perancangan sistem secara keseluruhan. Meskipun masih belum jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan transmisi di Indonesia, pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi terlihat pada tabel 2.1. Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerah asuhan dimana tegangan distribusi 20 kV tidak dipergunakan. Penentuan tegangan di atas disesuaikan dengan rekomendasi International Electrotechnical Commission (IEC). 14 Tabel 2.1. Tegangan tinggi yang berlaku di Indonesia Tegangan Nominal (kV) Tegangan Tertinggi untuk Peralatan (kV) 30 36 66 72,5 150 170 220 245 380 420 500 525 2.2.4 Komponen Utama Saluran Transmisi Komponen-komponen utama saluran transmisi terdiri dari, 1. Menara transmisi atau tiang transmisi beserta pondasinya 2. Isolator 3. Kawat penghantar (conductors) 4. Kawat tanah (ground wires) 2.2.4.1 Menara Transmisi Menara transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang dapat berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang, atau tiang kayu. Tiangtiang baja, beton, dan kayu umumnya digunakan pada saluran-saluran dengan tegangan kerja relatif rendah (di bawah 70 kV ) sedang untuk saluran transmisi tegangan tinggi dan ekstra tinggi digunakan menara baja. 15 Menara baja diklasifikasikan berdasarkan fungsinya yaitu menara dukung, menara sudut, menara percabangan, dan menara transposisi. 2.2.4.2 Isolator Isolator digunakan untuk mencegah hubung singkat antara kawat penghantar dengan menara. Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porcelain atau gelas. Akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan jenisjenis isolator yang baru diantaranya polimer, epoksi resin, dan lain-lain. Berdasarkan penggunaan dan konstruksinya, dikenal tiga jenis isolator yaitu isolator jenis pasak, isolator jenis pos saluran, dan isolator gantung. Isolator jenis pasak dan pos saluran digunakan untuk saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 33 kV ), sedang isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan isolator yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. 2.2.4.3 Kawat Penghantar Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%), tembaga dengan konduktivitas 97,5 % ( Cu 97,5 % ), dan aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61% ). Kawat penghantar alumunium terdiri dari berbagai jenis dengan lambing sebagai berikut : ACC = All Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari aluminium. 16 AAAC = All Aluminium Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran aluminium. ACSR = Aluminium Conductor Steal Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium berinti kawat baja. ACAR = Aluminium Conductor Alloy Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan campuran logam. Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Akan tetapi, kelemahannya ialah untuk lebih besar hambatan yang sama tembaga lebih berat dari aluminium dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat penghantar aluminium telah menggantikan kawat tembaga. Untuk memperbesar kuat Tarik kawat aluminium digunakan campuran aluminium (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antar menara sangat jauh, maka dibutuhkan kuat tarik yang tinggi. Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR. 2.2.4.4 Kawat Tanah Kawat tanah atau ground wires disebut juga kawat pelindung (shield wires). Kawat tanah berfungsi untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fase terhadap sambaran petir. Dengan demikian kawat tanah dipasang diatas kawat fase. Bahan untuk kawat tanah umumnya dipakai baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi sering juga digunakan kawat ACSR. 17 Pentanahan pada kaki tower berfungsi meneruskan arus surja petir dari kawat penangkap petir ke tanah. Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa pentanahan yang ditanam di dekat pondasi tiang, atau dengan menanam plat alumunium/tembaga disekitar pondasi tiang. Besarnya nilai tahanan pentanahan adalah dibawah 1 ohm. Sistem pentanahan terdiri dari mesh electrode dan driven electrode. Mesh electrode adalah sistem pentanahan yang terdiri dari sejumlah konduktor yang digelar secara horizontal di dalam tanah, dan terhubung satu sama lain. Driven rod electrode, pentanahan menggunakan batang konduktor yang ditancapkan kedalam tanah secara vertical. Gambar 2.1 Pentanahan tower-Driven Rod (sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Primer PLN) 18 2.2.5 Pentanahan (Grounding) Pentanahan (Grounding) adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (Bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik terjadi jika ada perbedaan potensial di antara 2 (dua) buah titik (Node). Arus listrik selalu mengalir dari titik yang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi ketitik yang mempunyai energi potensial rendah. Hal ini terjadi rendah ke titik yang mempunyai Ep yang lebih tinggi. Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabene adalah merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan mengalir ketitik yang mempunyai tantangan atau rintangan atau hambatan (R) yang paling besar. Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika ada hambatan atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda. Dengan adanya hambatan yang ada akan menyebabkan terjadinya perbedaan potensial pada masing masing titik, sehingga menyebabkan terjadinya arus listrik(I) diantara kedua titik tersebut. Dengan adanya pengalaman seperti diatas, maka manusia selalu berusaha untuk membuat sistem pentanahan dengan mengusahakan jumlah tahanan diantara kedua titik yang saling berhubungan agar menjadi sekecil mungkin (Mendekati nilai nol). Agar melindungi perangkat kita bahkan bila perlu diisolasi secara total saja kedua titik tersebut (Misalnya tower dan perangkat internal lainnya) dengan pemikiran pasti lebih aman karena tidak ada kontak fisik secara langsung. Suatu kesalahan yang terbesar karena akan menimbulkan jumlah tahanan atau rintangan diantara kedua titik tersebut menjadi semakin besar yang artinya sesuai pengalaman yang dimaksudkan diatas akan mengakibatkan arus 19 listrik akan mengalir dalam jumlah yang besar pula karena dibatasi oleh waktu dan besarnya tahanan yang ada untuk segera menyamakan perbedaan potensi diantara kedua titik tersebut agar sama jumlahnya. Sistem pentahanan yang efektif akan meminimalisir efek tersebut. Salah satu faktor kunci dalam setiap usaha pengamanan rangkaian listrik adalah pentanahan. Apabila suatu tindakan pengamanan atau perlindungan yang baik akan dilaksanakan, maka harus ada sistem pentanahan yang dirancang dengan benar. Bagian bagian sistem pentanahan mempunyai bagian-bagian sebagai berikut : 1. Kutub pentanahan atau elektroda adalah suatu komponen yang terbuat dari bahan metal yang berfungsi sebagai bahan penghantar listrik yang bersentuhan dengan tanah atau ditanam didalam tanah dengan tujuan untuk mempercepat penyerapan muatan listrik akibat arus bocor atau tegangan lebih kedalam tanah. 2. Terminal pentanahan adalah terminal atau titik dimana kita hubungkan dengan perangkat kita. Biasanya berupa lempeng tembaga cukup panjangnya 15 cm, lebar 3 cm, dan tebal 1 cm. Agar sistem pentanahan dapat bekerja efektif, harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut : 1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengaman personil dan peralatan, menggunakan rangkaian yang efektif 2. Dapat melawan dan menyebabkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung ( surge currents) 20 3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya spanjang umur peralatan yang dilindungi. 4. Menggunakan Sistem mekanik yang kuat namun mudah didalam pelayanan. ( Pabla A.S „sistem distribusi daya listrik‟ 1991 : 154). 2.2.6 Teori Pentanahan Fungsi dari pentanahan adalah untuk membatasi tegangan yang timbul diantara satu peralatan dengan peralatan yang lain, peralatan dengan tanah, dan meratakan tegangan yang timbul pada permukaan tanah akibat arus kesalahan yang mengalir dalam tanah. Batas – batas tegangan yang diizinkan ialah tegangan yang cukup aman bagi orang yang berada disekitarnya. Untuk merencanakan suatu sistem pentanahan harus diperhatikan beberapa faktor, antara lain : 1. Besarnya arus kesalahan yang mungkin terjadi. 2. Luasnya tanah yang dapat digunakan untuk pentanahan. 3. Tahanan jenis tanah. 4. Bentuk dan ukuran serta jenis konduktor yang dipakai sebagai elektroda pentanahan. Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic 21 discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut. Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan sistem pentanahan adalah : 1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang diperbolehkan 2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor sistem dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut. 2.2.6.1 Sifat-sifat sistem elektroda tanah Hambatan arus yang melewati sistem elektroda tanah memiliki tiga komponen yaitu : 1. Tahanan pasak dan sambungan – sambungannya. 2. Tahanan kontak antara pasak dengan tanah sekitar. 3. Tahanan tanah disekelilingnya. Pasak – pasak tanah, batang – batang logam, struktur dan peralatan lain biasa digunakan untuk elektroda tanah. Elektroda – elektroda ini umumya besar penampangnya sedemikian, sehingga nilai tahananya dapat diabaikan terhadap tahanan keseluruhan sistem pentanahan. Hambatan antara elektroda pentanahan dengan tanah jauh lebih kecil dari yang biasa diduga, apabila elektroda bersih dari 22 cat atau minyak, dan tanah dapat dipasak dengan kuat, maka biro standarisasi nasional US menyatakan bahwa tahanan kontak dapat diabaikan. Pasak dengan tahanan seragam yang ditanam ke dalam tanah akan menghantarkan arus keseluruh area tanah. Marilah kita tinjau suatu elektroda (pasak) yang ditanam ditanah yang terdiri atas lapisan – lapisan tanah dengan ketebalan yang sama. Gambar 2.2 komponen – komponen tahanan elektroda tanah (Pabla A.S „Sistem distribusi daya listrik‟ 1991:157) Lapisan tanah terdekat memberikan tahanan terbesar karena lapisan ini merupakan lapisan yang memiliki permukaan paling sempit. Lapisan berikutnya, memberikan tahanan yang lebih kecil karena memiliki permukaan yang lebih luas. Demikian seterusnya, sehingga pada suatu jarak tertentu dari pasak, lapisan tanah sudah tidak menambah besarnya tahanan tanah sekeliling pasak. Jarak ini disebut daerah tahanan efektif, yang juga sangat tergantung pada kedalam pasak. Dari ke- 23 3 macam komponen tahanan, tahanan tanah merupakan besaran yang paling kritis dan paling sulit dihitung ataupun diatasi. 2.2.6.2 Menghitung tahanan tanah Persamaan – persamaan untuk tahanan tanah dari berbagai sistem elektroda cukup rumit, dan dalam beberapa hal dapat dinyatakan dengan pendekatan – pendekatan. Semua pernyataan dalam persamaan – persamaan itu diperoleh dari hubungan R = L/ A dan didasarkan pada asumsi bahwa tahanan tanah seragam pada seluruh volume tanah, kendati hal ini tidak mungkin atau sangat jarang ada. Rumus yang biasa digunakan untuk pasak tunggal dikembangkan oleh professor H.B.Dwight dari institute teknologi massa chusetts yaitu : R= Dimana : = Tahanan rata – rata tanah ( ohm-cm) L = Panjang pasak tanah (cm) a = jari-jari penampang (cm) R = Tahanan pasak ke tanah (ohm) 24 2.2.6.3 Pengaruh ukuran pasak terhadap tanah Tahanan akan semakin berkurang apabila pasak ditanam lebih dalam ke tanah. Secara umum dapat dikatakan, dua kali lipat lebih dalam tahanan berkurang 40% (Gambar 2.3a). Namun, bertambahnya diameter pasak secara material tidak akan mengurangi tahanan. Dua kali lipat diameter misalnya, hanya mengurangi besarnya tahanan kurang dari 10%. 2.2.6.4 Pengaruh tahanan tanah terhadap tahanan elektroda Rumus Dwight menunjukan, bahwa tahanan elektroda pentanahan ketanah tidak hanya bergantung pada kedalaman dan luas permukaan elektroda, tetapi juga pada tahanan tanah. Tahanan tanah adalah faktor kunci yang menentukan nilai tahanan elektroda dan pada kedalaman berapa pasak harus ditanam agar diperoleh nilai tahanan yang lebih rendah. Tahanan tanah sangat bervariasi diberbagai tempat, dan berubah menurut iklim. Karena tahanan tanah berkaitan secara langsung dengan kandungan air dan suhu disekitarnya, maka dapat saja diasumsikan bahwa tahanan pentanahan suatu sistem akan berubah sesuai perubahan iklim setiap tahunnya. Variasi – variasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3c. Karena kandungan air dan suhu stabil pada kedalaman yang lebih besar, maka agar dapat bekerja efektif sepanjang waktu, sistem pentanahan dapat dikontruksi dengan pasak tanah yang ditancapkan cukup dalam di bawah permukaan tanah. Hasil terbaik akan diperoleh apabila kedalam pasak mencapai tingkat kandungan air yang tetap. 25 Gambar 2.3 Variasi – variasi tahanan tanah menurut : A) Kedalaman pasak tanah bergaris B) menurut garis tengah pasak C) Menurut iklim (Pabla A.S „ Sistem Distribusi Daya Listrik „ 1991: 160) 2.2.7 Faktor – faktor yang menentukan tahanan pentanahan Tahanan suatu pentanahan elektroda tergantung dari tiga fakor berikut yaitu: 1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan yang ditanahkan. 2. Tahanan kontak antara elektroda dengan tanah. 26 3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda. Pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan. Akan tetapi, tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi seperti pada saat terjadi lightning discharge. Untuk menghindari akibat tersebut sambungan ini dapat dibuat sependek mungkin. Dari ketiga faktor tersebut diatas tahanan sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah ( ) memiliki pengaruh yang paling dominan. 2.2.8 Elektroda Pentanahan Dalam sistem pentanahan sangat diperlukan elektroda pentanahan, yaitu bentuk elektroda yang digunakan dipilih sedemikian rupa sehingga tahanan pentanahan yang dihasilkan sekecil mungkin sampai pada harga yang diizinkan. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang serendah mungkin elektroda pentanahan memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari suatu elektroda pentanahan yaitu : 1. Tahanan elektroda pentanahan harus lebih kecil daripada harga yang direkomendasikan. 2. Elektroda pentanahan harus mampu dialiri oleh hubungan singkat yang besar 3. Elektroda pentanahan mempunyai sifat kimia yang baik sehingga tidak mudah mengalami korosi. 4. Elektroda pentanahan mempunyai sifat mekanis yang baik. 27 Bahan konduktor merupakan bahan yang digunakan elektroda pentanahan, berdasarkan ketentuan maka bahan tersebut adalah besi, alumunium, dan tembaga. Dari ketiga jenis bahan tersebut ditinjau dari sifat mekanis, elektris, dan kimiawi dan tembaga mempunyai keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang lain, namun ditinjau dari segi biaya tembaga lebih mahal, tetapi mengingat kesulitan yang timbul bila elektroda tersebut mengalami kerusakan baik karena pengaruh elektris, mekanis, dan kimiawi maka tembaga lebih unggul. Pada umumnya elektroda – elektroda pentanahan ditanam sejajar satu sama lainnya, dalam beberapa puluh sentimeter kedalam tanah. Untuk memperkecil harga tahanan pentanahannya, diperluas didaerah pentanahan, karena cara ini mudah dibandingkan dengan cara memperdalam konduktor. Ada beberapa macam bentuk elektroda yaitu : 1. Elektroda batang Elektroda bentuk batang ini tersebut dari pipa atau profil. Elektroda ini ditanam tegak lurus dalam tanah, elektroda batang yang digunakan ini memiliki bentuk L,U dan T yang digalvanisasikan. Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Pemilihan bahan tersebut perlu diperhatikan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi. Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan. Ukuran elektroda batang yang biasa dipakai pada umumnya adalah sebagai berikut: 28 Diameter : 5/8 ”- 3/4 ” Panjang : 4 – 8 feet Gambar 2.4 Bentuk Elektroda Batang (Diktat Kuliah AMG/03042014) 2. Elektroda Plat Elektroda berbentuk plat ini terdiri dari sebuah plat yang di hipersink dengan tebal 3 mm. plat ini ditanam tegak lurus dengan tanah. Sisi plat bagian atas paling sedikit arus 1 m dibawah permukaan tanah. Makin banyak jumlah plat diparalelkan dalam arde itu makin kecil tahanan arde itu, dan plat yang terpasang itu jaraknya satu sama lain paling sedikit 3mm. Cara penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan menanam secara horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah lebih praktis dan ekonomis. 29 Gambar 2.5 Gambar elektroda plat (Diktat Kuliah AMG/03042014) 3. Elektroda Pita Elektroda pita adalah elektroda yang dibuat dari bentuk penghantar yang berbentuk pita atau berpenampang, bulat atau penghantar pilin yang ada umumnya ditanam secara dangkal. Pada prakteknya, untuk penanaman makin dalam akan didapati kandungan air yang lebih besar sehingga akan diperoleh tahanan pentanahan yang kecil. Penanaman lebih dalam menyebabkan pula tahanan tanah lebih stabil dan lebih aman terhadap kerusakan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu elektroda pita biasanya ditanam pada kedalaman 60 cm dibawah permukaan tanah. 30 Gambar 2.6 Gambar elektoda pita (Diktat Kuliah AMG/03042014) 2.2.9 Pengujian Tanah Pengujian tanah dilakukan dengan menggunakan megger tanah, yang didasarkan dengan harga potensial. Jika ditinjau elektroda tanah dari pipa E yang ditanam dan diandaikan ada potensial antara pipa E dan batang pasak R yang ditanam pada jarak yang cukup jauh, seperti terlihat pada gambar 2.7 arus yang mengalir diukur dengan meter A, apabila batang pasak yang lain, yaitu P sekarang ditanam dibeberapa tempat di sekitar E, Voltmeter akan menunjukan pada potensial antara pipa E dengan pasak P dibeberapa tempat tersebut. Menurut hukum ohm, beda potensial ini berbanding langsung dengan tahanan tanah. Dari sini dapat di plot hubungan antara tahanan dengan jarak dari pipa E Seperti terlihat pada gambar 2.7 31 Gambar 2.7 Metode harga potensial tanah (Pabla A.S „Sistem distribusi daya listrik„ 1991: 173) Terlihat bahwa dengan kedudukan P semakin jauh dari pipa E maka tahanannya semakin besar, kenaikan tersebut dengan cepat berkurang bahkan pada jarak tertentu dari pipa E, kenaikan dapat diabaikan karena sangat kecil. Namun pada kenyataanya, tahanan pada jarak ini berkisar 99% dari tahanan keseluruhan pada jarak tidak terbatas. Dengan cara yang sama, kurva dapat juga diplot dari arah yang lain, sehingga diperoleh titik – titik dalam satu daerah yang disebut daerah tahanan. Persyaratan yang harus diperhatikan adalah : 1. Elektroda E harus berada pada jarak yang cukup jauh dari elektroda R, sehingga daerah tahanan tidak saling menutupi (overlap). 2. Elektroda P harus ditempatkan di luar dua daerah tahanan, dalam hal ini ditempatkan pada daerah datar dari kurva. 32 3. Elektroda P harus terletak di antara elektroda – elektroda R dan E,pada garis penghubungnya Gambar 2.8 Pengaruh daerah tahanan pasak R yang jauh terhadap kurva Harga potensial (Pabla A.S „Sistem distribusi daya listrik„ 1991: 173) 2.2.10 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Suatu Tahanan Tanah Menurut NEC (1987, 250-83-3), mensyaratkan bahwa panjang elektroda pentanahan minimum 2,5 meter (8 kaki) dihubungkan dengan tanah. Ada empat variabel yang mempengaruhi tahanan sistem pentanahan, yaitu : 2.2.10.1 Panjang/kedalaman elektroda pentanahan Memperdalam elektroda pentanahan merupakan salah satu cara yang efektif untuk menurunkan tahanan tanah. Tanah memiliki nilai tahanan yang tidak tetap dan sulit diprediksi nilai tahanannya. Ketika memasang elektroda pentanahan, 33 maka elektroda harus berada di bawah garis beku (frosting line). Hal tersebut lazim dilakukan agar nilai tahanan tanahnya tidak dipengaruhi oleh pembekuan tanah di sekitarnya. Menggandakan panjang elektroda pentanahan merupakan usaha yang bisa mengurangi tingkat tahanan sebesar 40%. Ada peristiwa-peristiwa dimana secara fisik tidak mungkin dilakukan penambahan kedalaman elektroda batang pentanahan di daerah-daerah yang terdiri dari batu, granit, dan sebagainya. Dalam keadaan yang demikian, salah satu metode alternatif yang bisa dilakukan adalah menggunakan semen pentanahan (grounding cement). 2.2.10.2 Diameter elektroda pentanahan Uasaha lain yang mungkin dapat dilakukan ialah dengan menambahkan diameter elektroda pentanahan. Namun, menambah diameter pada elektroda pentanahan memiliki pengaruh sangat kecil dalam menurunkan tahanan. Misalnya, jika diameter elektroda digandakan maka tahanan pentanahan hanya menurun sebesar 10% . 2.2.10.3 Jumlah Elektroda Pentanahan Usaha lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan nilai tahanan tanah adalah dengan cara menggunakan banyak elektroda pentanahan. Dalam desain ini, beberapa elektroda ditanam ke dalam tanah dan dihubungkan secara paralel agar didapatkan tahanan yang lebih rendah. Agar penambahan elektroda efektif, jarak elektroda batang tambahan harus sama kedalamannya dengan elektroda batang yang ditanam. Tanpa pengaturan jarak elektroda pentanahan yang tepat, bidang pengaruhnya akan berpotongan dan nilai tahanannya tidak akan menurun. Untuk 34 membantu memasang batang pentanahan yang memenuhi kebutuhan tahanan tertentu, maka dapat menggunakan tabel tahanan pentanahan di bawah ini. Namun perlu diingat, ini hanya digunakan sebagai pedoman, karena tanah memiliki lapisan dan jarang yang sama (homogen), jadi nilai tahanannya akan berbeda-beda. Gambar 2.9 Elektrode pentanahan yang mempunyai pengaruh lapisan 2.2.10.4 Desain Sistem Pentanahan Sistem pentanahan yang sederhana terdiri dari satu elektroda pentanahan yang ditanam ke dalam tanah. Penggunaan satu buah elektroda pentanahan merupakan hal yang lazim digunakan dalam pentanahan dan biasa ditemukan di luar rumah atau di toko-toko perorangan (lihat gambar 2.10). 35 Gambar 2.10 Satu buah elektrode pentanahan Ada juga sistem pentanahan lebih kompleks yang terdiri dari banyak batang pentanahan yang terhubung, jaringan bertautan atau kisi-kisi, plat tanah, dan loop tanah (lihat gambar 2.11, dan 2.12). Sistem-sistem ini biasa dipasang secara khusus pada sub-stasiun pembangkit listrik, gedung perkantoran, dan tempat-tempat menara seluler. Jaringan yang kompleks ini meningkatkan secara drastis jumlah kontak dengan tanah sekitarnya dan efektif untuk menurunkan tahanan tanahnya. 36 Gambar 2.11 Hubungan beberapa elektrode pentanahan Gambar 2.12 Jaringan bertautan 37 2.2.11 Cara Menguji Sistem Pentanahan Dalam jangka waktu yang lama, tanah yang korosif dengan kelembaban tinggi, mengandung garam, dan suhu tinggi dapat menyebabkan kwalitas batang pentanahan dan sambungan-sambungannya menurun. Meskipun sistem pentanahan pada awal dipasang memiliki nilai tahanan pentanahan yang rendah, namun nilai tahanan sistem pentanahan akan meningkat jika batang pentanahan telah rapuh. Alat ukur pentanahan (earth tester) baik yang analog maupun digital, merupakan alat yang digunakan untuk mencari nilai tahanan guna membantu pemeliharaan. Permasalahan listrik yang sering padam berkaitan dengan pentanahan yang kurang baik ataupun kualitas daya yang rendah. Itulah sebabnya sangat dianjurkan semua pentanahan (grounding) dan sambungan pentanahan harus diperiksa minimal satu tahun sekali sebagai bagian dari program pemeliharaan. Selama periode pemeriksaan, jika terjadi peningkatan nilai tahanan pentanahan lebih dari 20 %, maka harus segera dilakukan pencarian sumber permasalahan dan dilakukan koreksi agar nilai tahanannya kembali normal atau rendah, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengganti atau menambah batang pentanahan ke dalam sistem pentanahan. Rendahnya tahanan pentanahan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam pemasangan instalasi listrik . Pentanahan yang kurang baik tidak hanya membuang-buang waktu saja, tetapi juga berbahaya bagi manusia dan meningkatkan resiko kerusakan peralatan. Tanpa sistem pentanahan yang baik, maka akan meningkatkan resiko sengatan listrik, selain itu juga dapat mengakibatkan kesalahan instrumen, distorsi harmonik, masalah faktor daya dan 38 dilema kemungkinan adanya intermitten. Jika arus gangguan tidak memiliki jalur ke tanah melalui sistem pentanahan yang di desain dan dipelihara dengan baik, maka arus gangguan akan mencari jalur yang tidak diinginkan termasuk manusia. Sebaliknya, pentanahan yang dipelihara dengan baik tidak hanya sekedar untuk keselamatan; tetapi juga digunakan untuk mencegah kerusakan peralatan industri. Sistem pentanahan yang baik dapat meningkatkan reliabilitas peralatan dan mengurangi kemungkinan kerusakan akibat sambaran petir dan arus gangguan lainnya. Kerugian yang terjadi tiap tahunnya di tempat kerja karena kebakaran akibat listrik. Organisasi pemberi rekomendasi standar untuk kemananan pentanahan antara lain adalah : 1. Occupational Safety Health Administration (OSHA). 2. National Fire Protection Association (NEPA). 3. American National Standards Institute and Instrument Society of America (ANSI/ISA). 4. Telecommunications Industry Association (TIA). 5. International Electrotechnical Commission (IEC). 6. European Committee for Electrotechnical Standardization (CENELEC). 7. Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). 39 2.2.12 ARDUINO 2.2.12.1 Tentang Arduino Arduino adalah sebuah platform prototyping open-source berbasis hardware mudah digunakan dan perangkat lunak. Papan Arduino mampu membaca masukan - cahaya pada sensor, jari pada tombol, atau pesan Twitter - dan mengubahnya menjadi output - mengaktifkan motor, menyalakan LED, penerbitan sesuatu secara online. Anda dapat memberitahu forum Anda apa yang harus dilakukan dengan mengirimkan satu set instruksi ke mikrokontroler di papan. Untuk melakukannya Anda menggunakan bahasa Arduino pemrograman (berdasarkan Wiring ), dan Software Arduino (IDE) , berdasarkan Pengolahan selama bertahun-tahun Arduino telah menjadi otak dari ribuan proyek, Gambar 2.13 Arduino 40 dari benda-benda sehari-hari untuk instrumen ilmiah yang kompleks. Sebuah komunitas di seluruh dunia pembuat - siswa, penggemar, seniman, programer, dan profesional - telah berkumpul di sekitar platform open-source ini, kontribusi mereka telah ditambahkan ke jumlah yang luar biasa dari pengetahuan diakses yang dapat membantu untuk pemula dan ahli sama. Arduino lahir di Ivrea Interaksi Design Institute sebagai alat yang mudah untuk prototyping cepat, ditujukan untuk siswa tanpa latar belakang dalam elektronik dan pemrograman. Begitu mencapai masyarakat yang lebih luas, papan Arduino mulai berubah untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan tantangan baru, membedakan tawarannya dari 8-bit papan sederhana untuk produk untuk IOT aplikasi, wearable, cetak 3D, dan lingkungan tertanam. Semua papan Arduino benar-benar open-source, memberdayakan pengguna untuk membangun mereka secara independen dan akhirnya menyesuaikannya dengan kebutuhan khusus mereka. Software juga, adalah open-source, dan tumbuh melalui kontribusi dari pengguna di seluruh dunia. 2.2.12.2 Mengapa Arduino Berkat pengalaman pengguna yang sederhana dan mudah diakses, Arduino telah digunakan dalam ribuan proyek yang berbeda dan aplikasi. Perangkat lunak Arduino mudah digunakan untuk pemula, namun cukup fleksibel untuk pengguna tingkat lanjut. Ini berjalan pada Mac, Windows, dan Linux. Guru dan siswa menggunakannya untuk membangun biaya rendah instrumen ilmiah, untuk membuktikan prinsip-prinsip kimia dan fisika, atau untuk memulai dengan pemrograman dan robotika. Desainer dan arsitek membangun prototipe interaktif, musisi dan seniman menggunakannya untuk instalasi dan bereksperimen dengan 41 alat musik baru. Pembuat, tentu saja, menggunakannya untuk membangun banyak proyek dipamerkan di Faire Maker, misalnya. Arduino adalah alat kunci untuk belajar hal-hal baru. Siapapun - anak, penggemar, seniman, programmer - dapat mulai bermain-main hanya mengikuti petunjuk langkah demi langkah dari kit, atau berbagi ide online dengan anggota lain dari komunitas Arduino. 2.2.12.3 Pemprograman Arduino Open source dan software extensible - Perangkat lunak Arduino diterbitkan sebagai alat open source, tersedia untuk ekstensi oleh programmer berpengalaman. Bahasa dapat diperluas melalui C ++ perpustakaan, dan orang-orang yang ingin memahami rincian teknis dapat membuat lompatan dari Arduino ke bahasa pemrograman AVR C yang itu berdasarkan. Demikian pula, Anda dapat menambahkan kode AVR-C langsung ke program Arduino Anda jika Anda ingin. Open source dan hardware extensible - Rencana papan Arduino diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons, sehingga desainer sirkuit yang berpengalaman dapat membuat versi mereka sendiri modul, memperluas dan meningkatkan itu. Bahkan pengguna yang relatif tidak berpengalaman dapat membangun versi papan tempat memotong roti modul untuk memahami cara kerjanya dan menghemat uang. 2.2.13 Komunikasi Serial Komunikasi serial merupakan komunikasi yang metode pengiriman datanya per-bit secara berurutan dan bergantian. Komunikasi ini memeliki suatu kelebihan yaitu hanya membutuhkan satu jalur dibandingkan dengan komunikasi paralel. Pada prinsipnyajika dibandingkan dengan kominikasi parallel, maka komunikasi 42 serial lebih lambat dalam pengiriman datanya, hal itu dikarenakan komunikasi serial mengirimkan datanya per-bit, atau dengan kata lain komunikasi serial merupakan salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu. Pada dasarnya komunikasi serial adalah kasus khusus komunikasi paralel dengan nilai n = 1, atau dengan kata lain adalah suatu bentuk komunikasi paralel dengan jumlah kabel hanya satu dan hanya mengirimkan satu bit data secara simultan. Hal ini dapat disandingkan dengan komunikasi paralel yang sesungguhnya di mana n-bit data dikirimkan bersamaan, dengan nilai umumnya 8 ≤ n ≤ 128. Komunikasi serial terdiri dari dua macam, asynchronous serial dan synchronous serial. Synchronous serial merupakan komunikasi dimana hanya ada satu pihak (pengirim atau penerima) yang menghasilkan clock dan mengirimkan clock tersebut bersama-sama dengan data. Contoh pengunaan synchronous serial terdapat pada transmisi data keyboard. Asynchronous serial merupakan komunikasi dimana kedua pihak (pengirim dan penerima) masing-masing menghasilkan clock namun hanya data yang ditransmisikan, tanpa clock. Agar data yang dikirim sama dengan data yang diterima, maka kedua frekuensi clock harus sama dan harus terdapat sinkronisasi. Setelah adanya sinkronisasi, pengirim akan mengirimkan data sesuai dengan frekuensi clock pengirim dan penerima akan membaca data sesuai dengan frekuensi clock penerima. Contoh penggunaan asynchronous serial adalah pada Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) yang digunakan pada serial port (COM) komputer. 43 2.2.13.1 Pengertian Port Port merupakan suatu set perintah yang dipakai oleh komputer untuk memindahkan data dari atau ke perangkat lain, misalnya untuk berhubungan dengan keyboard, mouse, printer, modem, monitor dan sebagainya. Ada berbagai macam port, yaitu : 1. Serial Port 2. Pararel Port 3. IDE 4. SATA 5. USB 6. Ethernet 7. Audio Codec 8. PCI 2.2.14 LabVIEW LabVIEW adalah sebuah software pemograman yang diproduksi oleh National instruments dengan konsep yang berbeda. Seperti bahasa pemograman lainnya yaitu C++, matlab atau Visual basic , LabVIEW juga mempunyai fungsi dan peranan yang sama, perbedaannya bahwa LabVIEW menggunakan bahasa pemrograman berbasis grafis atau blok diagram sementara bahasa pemrograman lainnya menggunakan basis text. Program LabVIEW dikenal dengan sebutan Vi atau Virtual instruments karena penampilan dan operasinya dapat meniru sebuah instrument. Pada LabVIEW, user pertama-tama membuat user interface atau front panel dengan menggunakan control dan indikator, yang dimaksud dengan kontrol 44 adalah knobs, push buttons, dials dan peralatan input lainnya sedangkan yang dimaksud dengan indikator adalah graphs, LEDs dan peralatan display lainnya. Setelah menyusun user interface, lalu user menyusun blok diagram yang berisi kode-kode VIs untuk mengontrol front panel. Software LabVIEW terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 2.2.14.1 Front panel front panel adalah bagian window yang berlatar belakang abu-abu serta mengandung control dan indikator. Front panel digunakan untuk membangun sebuah VI, menjalankan program dan mendebug program. Tampilan dari front panel dapat di lihat pada Gambar 2.14 Gambar 2.14 Tampilan dari front panel 45 2.2.14.1 Blok diagram Vi Blok diagram adalah bagian window yang berlatar belakang putih berisi source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel. Tampilan dari blok diagram dapat lihat pada Gambar 2.15. Gambar 2.15 Tampilan Blok Diagram 46 2.2.14.3 Control dan Functions Pallete Control dan Functions Pallete digunakan untuk membangun sebuah Vi. a. Control Pallete Control Pallete merupakan tempat beberapa control dan indikator pada front panel, control pallete hanya tersedia di front panel, untuk menampilkan control pallete dapat dilakukan dengan mengkilk windows >> show control pallete atau klik kanan pada front panel. Contoh control pallete ditunjukkan pada Gambar 2.16. Gambar 2.16 Control palate 47 4. Functions Pallete Functions Pallete di gunakan untuk membangun sebuah blok diagram, functions pallete hanya tersedia pada blok diagram, untuk menampilkannya dapat dilakukan dengan mengklik windows >> show control pallete atau klik kanan pada lembar kerja blok diagram. Contoh dari functions pallete ditunjukkan pada Gambar 2.17. . Gambar 2.17 Function pallate