BAB II - UMY Repository

advertisement
BAB II DASAR TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka
Berikut ini merupakan rujukan Penelitian yang pernah dilakukan untuk mendukung
penulisan skripsi :
Menurut Dr. R Johannessen STC Teknologi Ltd (2001) dalam penelitiannya
yang berjudul External Ground Monitoring v. Receiver Monitoring. Dia
menjelaskan bahwa keuntungan dari pemantauan tanah adalah :
1. Integritas sistem dapat dicapai dengan satelit navigasi yang lebih sedikit.
2. Lebih mudah melakuakan pemantauan integritas ketika penerima monitor
dilokasi yang dikenal.
3. Secara konseptual lebih mudah mengembangkan spesifikasi tes untuk
penerima ketika informasi integritas dan informasi navigasi datang melalui
saluran terpisah (meskipun dalam beberapa aplikasi perlu untuk
mendefinisikan dengan jelas apa yang dimaksud dengan 'saluran').
Menurut Yaqing Liu dkk Uppsala Univ (2001) dalam jurnalnya yang
berjudul An Improved Transmission-Line Model Of Grounding Sistem. Mereka
memaparkan bahwa sistem Grounding yang berbeda seperti elektroda vertical dan
horizontal yang tertanam dan pentanahan model Grid yang luas, sering menjadi
bagian dari sistem perlindungan sambaran petir pada industri dan pembangkit
listrik. Arus impuls yang besar selama sambaran petir berlangsung dapat mengalir
6
7
dalam sistem grounding dan menginduksi tegangan transien sebelum hilang ke
dalam tanah. Lonjakan arus dan induksi tegangan ini dapat menyalur ke peralatan
yang terhubung ke sistem grounding, dan menyebabkan kegagalan operasi,
kerusakan, atau bahkan perusakan peralatan elektronik penting, terutama pada
sirkuit elektronik modern yang umumnya memiliki tingkat sinyal yang rendah dan
sensitif terhadap berbagai macam gangguan elektromagnetik. Akibatnya
kompatibilitas elektromagnetik (EMC) penelitian memerlukan pengetahuan
tentang distribusi spasial dan temporal dari tegangan sepanjang sistem grounding
dalam kasus petir.
Menurut Rong Zeng dkk, Tsinghua Univ (2004) dalam jurnal penelitiannya
yang berjudul Grounding resistance measurement analysis of grounding sistem in
vertical-layered soil. Memaparkan bahwa sistem grounding dari gardu induk
adalah penanggulangan yang mendasar untuk menjamin keselamatan operasi
sistem tenaga. Grounding resistance merupakan indeks penting dari sistem
grounding untuk gardu dan pembangkit listrik, dan juga merupakan parameter
untuk mengukur efisiensi, keamanan sistem grounding, dan untuk memeriksa
apakah sistem grounding memenuhi permintaan desain. Karena nonuniformity
tanah dan mengukur kesalahan data resistivitas tanah dan beberapa faktor lain, yang
tidak dapat dipertimbangkan dalam analisis simulasi, nilai dirancang dari landasan
tahanan yang harus diperiksa oleh uji lapangan setelah sistem grounding dibangun.
Di sisi lain, untuk memeriksa kondisi aktual Sistem Grounding dari sebuah gardu
induk operasi, tahanan grounding harus diukur secara berkala. Pengukuran
8
resistansi grounding adalah pekerjaan rutin untuk memastikan operasi yang aman
dari sistem listrik
Menurut Richard Goldstein US (1994) dalam jurnal penelitiannya yang
berjudul Apparatus and method for continuously monitoring grounding conductor
resistance in power distributions sistems, dia menyebutkan bahwa Masalah yang
berkaitan dengan sistem distribusi daya listrik terjadi ketika hambatan dari
konduktor grounding menjadi terlalu tinggi. Hal ini terjadi akibat dari kerusakan
konduktor grounding. kerusakan seperti ini didapat dari sejumlah penyebab
termasuk kerusakan fisik pada saluran listrik akibat pekerjaan konstruksi atau
dampak dari material penanganan peralatan, kerusakan akibat dari karat atau
paparan bahan kimia korosif, atau koneksi longgar disebabkan oleh getaran atau
tabrakan konstan outlet lantai dengan pembersih peralatan. Masalah ini tidak
biasanya terjadi pada konduktor netral yang dilindungi oleh casing luar. Oleh
karena itu, pemantauan hambatan antara konduktor netral dan grounding biasanya
indikasi yang baik dari kondisi konduktor grounding.
Dari berbagai jurnal penelitian dan literatur diatas didapatkan sebuah
kesimpulan bahwa integritas sebuah keamanan sistem grounding juga ditentukan
oleh rutinitas pemantauan dan pengukuran yang dilakukan. Hali ini bertujuan agar
peralatan sistem pentanahan (grounding) dapat dipastikan secara berkala
keandalannya.
Selain
itu
sistem
pentanahan
(grounding)
merupakan
penanggulangan yang mendasar untuk menjamin keselamatan operasi sistem
tenaga listrik dan manusia yang terlibat didalamnya. Hambatan pada konduktor
9
grounding yang terlalu tinggi juga merupakan permasalahan pada sistem
pendistribusian tenaga listrik, hal ini biasa terjadi karena kerusakan pada konduktor
grounding tersebut yang disebabkan oleh beberapa hal seperti karat atau paparan
bahan kimia korosif lainnya.
Oleh sebab itu pentingnya pemantauan efektifitas hambatan konduktor
grounding ini sangat diperlukan, mengingat besarnya peran sistem pentanahan
tersebut terhadap keamanan transmisi dan distribusi tenaga listrik. Dalam penelitian
ini dirancang sebuah sistem informasi yang berguna untuk melakukan pemantauan
secara real time guna untuk memperoleh data resistivitas sistem pentanahan
tersebut secara continue.
2.2
DASAR TEORI
2.2.1 Transmisi Sistem Tenaga Listrik
Energi listrik merupakan bentuk energi yang sangat bermanfaat. Kemajuan
suatu Negara dapat diukur berdasarkan konsumsi energi listrik pada Negara
tersebut. Energi listrik merupakan bentuk energi yang “menyenangkan”, karena
dapat dengan mudah disalurkan serta dikonversikan ke berbagai bentuk energi lain.
Energi listrik dibangkitkan pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik tenaga nuklir
(PLTN), dan lain-lain. Pusat-pusat pembangkit listrik tersebut umumnya jauh dari
daerah-daerah dimana energi listrik itu digunakan, yang disebut sebagai pusat-pusat
10
beban (load centres). Oleh karena itu energi listrik yang dibangkitkan harus
disalurkan melalui suatu saluran transmisi. Karena tegangan yang dihasilkan
generator umumnya relatif rendah (berkisar 6kV hingga 24 kV), maka tegangan ini
biasanya dinaikkan dengan bantuan transformator daya ke tingkat tegangan yang
lebih tinggi antara 30 kV sampai 500kV (di beberapa negara maju bahkan sudah
sampai 1000kV).
Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini selain untuk memperbesar daya
hantar saluran yang bebanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga untuk
memperkecil rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran. Dengan
memepertinggi tegangan, maka timbul suatu persoalan lain yaitu tingkat isolasi
yang harus libih tinggi, dengan demikian biaya peralatan juga semakan tinggi.
Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-tama
dilakukan di gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih
rendah misalnya dari 500kV ke 150kV, atau dari 150kV ke 70kV, dan sebagainya.
Kemudian penurunan kedua dilakukan di gardu induk distribusi dari 150kV ke
20kV atau dari 70kV ke 20kV. Tegangan 20kV ini disebut tegangan distribusi
primer.
11
2.2.2 Klasifikasi Saluran Transmisi
Berdasarkan konstruksinya, saluran transmisi dibedakan atas saluran udara
(overhead lines) dan saluran bawah tanah (underground). Saluran udara
menyalurkan energi listrik memalalui penghantar-penghantar yang digantungkan
peda menara atau tiang transmisi dengan perantaraan isolator, sedang saluran
bawah tanah menyalurkan energi listrik melalui kabel-kabel yang ditanam di bawah
permukaan tanah. Kedua jenis saluran itu masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak
terpengaruh oleh cuaca buruk, topan, hujan deras, angina kencang, sambaran petir
dan gangguan alam lainnya. Selain itu saluran bawah tanah lebih estetis karena
tidak mengganggu pemandangan, sehingga tampak lebih rapi. Karena alasan-alasan
ini saluran bawah tanah lebih disukai terutama untuk daerah yang padat
penduduknya seperti daerah perkotaan. Akan tetapi dari segi investasi saluran
bawah tanah lebih besar dibandingkan dengan saluran udara. Selain itu
perbaikannya juga lebih sukar jika terjadi gangguan hubung singkat, kabel putus,
dan lain-lain.
Berdasarkan jenis arus yang digunakan, saluran transmisi dibedakan atas
saluran transmisi arus bolak-balik (AC : alternating current ) dan saluran transmisi
arus searah ( DC : direct current ). Dalam sistem AC, penaikan dan penurunan
tegangan transmisi dapat mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan
transformator. Karena alasan inilah sehingga dewasa ini saluran transmisi di dunia
sebagian besar menggunakan saluran transmisi bolak-balik (AC). Dalam sistem
12
trnasmisi AC ada yang menggunakan satu fase dan tiga fase. Sistem tiga fase
memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
1. Daya yang disalurkan lebih besar
2. Nilai sesaatnya konstan
3. Mempunyai medan magnet putar.
Terkait dengan keuntungan-keuntungannya, dewasa ini hampir seluruh
penyaluran energi listrik dilakukan dengan menggunakan arus bolak-balik. Namun,
sejak beberapa tahun terakhir penyaluran menggunakan arus searah mulai
dikembangkan di beberapa negara. Penyaluran dengan tegangan searah mempunyai
beberapa keuntungan diantaranya :
1.
Isolasi yang relatif sederhana.
2.
Daya guna (efisiensi) yang tinggi (karena faktor dayanya 1)
3.
Tidak ada masalah stabilitas, sehingga dapat digunakan untuk jarak
yang sangat jauh.
Akan tetapi persoalan ekonominya harus dihitungkan penyaluran tenaga
listrik dengan sistem DC baru dianggap ekonomis jika jarak saluran udara yang
sangat jauh (di atas 400 km). atau untuk saluran bawah tanah yang lebih dari 50 km.
hal ini disebabkan biaya peralatan pengubah AC ke DC atau sebaliknya (yaitu
convertet dan inverter equipment) sangat mahal.
13
2.2.3 Tegangan Saluran Transmisi
Untuk daya yang sama, jika tegangan transmisi ditinggikan maka rugi-rugi
transmisi dapat diperkecil sehingga efisiensi transmisi akan naik. Akan tetapi
peninggian tegangan transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan dan
gardu
induk.
Oleh
karena
itu
pemilihan
tegangan
dilakukan
dengan
memperhitungkan daya yang disalurkan, jumlah rangkaian, jenis penyaluran,
keandalan (reliability), biaya peralatan untuk tegangan tertentu, serta tegangantegangan yang sekarang ada dan direncanakan. Kecuali itu, penentuan tegangan
merupakan bagian dari perancangan sistem secara keseluruhan.
Meskipun masih belum jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan
transmisi di Indonesia, pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi
terlihat pada tabel 2.1.
Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerah asuhan dimana
tegangan distribusi 20 kV tidak dipergunakan. Penentuan tegangan di atas
disesuaikan dengan rekomendasi International Electrotechnical Commission
(IEC).
14
Tabel 2.1. Tegangan tinggi yang berlaku di Indonesia
Tegangan Nominal (kV)
Tegangan Tertinggi untuk Peralatan
(kV)
30
36
66
72,5
150
170
220
245
380
420
500
525
2.2.4 Komponen Utama Saluran Transmisi
Komponen-komponen utama saluran transmisi terdiri dari,
1. Menara transmisi atau tiang transmisi beserta pondasinya
2. Isolator
3. Kawat penghantar (conductors)
4. Kawat tanah (ground wires)
2.2.4.1
Menara Transmisi
Menara transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang
dapat berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang, atau tiang kayu. Tiangtiang baja, beton, dan kayu umumnya digunakan pada saluran-saluran dengan
tegangan kerja relatif rendah (di bawah 70 kV ) sedang untuk saluran transmisi
tegangan tinggi dan ekstra tinggi digunakan menara baja.
15
Menara baja diklasifikasikan berdasarkan fungsinya yaitu menara dukung,
menara sudut, menara percabangan, dan menara transposisi.
2.2.4.2
Isolator
Isolator digunakan untuk mencegah hubung singkat antara kawat
penghantar dengan menara. Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi
adalah jenis porcelain atau gelas. Akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan jenisjenis isolator yang baru diantaranya polimer, epoksi resin, dan lain-lain.
Berdasarkan penggunaan dan konstruksinya, dikenal tiga jenis isolator yaitu
isolator jenis pasak, isolator jenis pos saluran, dan isolator gantung. Isolator jenis
pasak dan pos saluran digunakan untuk saluran transmisi dengan tegangan kerja
relatif rendah (kurang dari 33 kV ), sedang isolator gantung dapat digandeng
menjadi rentengan isolator yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
2.2.4.3
Kawat Penghantar
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi
adalah tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%), tembaga dengan
konduktivitas 97,5 % ( Cu 97,5 % ), dan aluminium dengan konduktivitas 61% (Al
61% ). Kawat penghantar alumunium terdiri dari berbagai jenis dengan lambing
sebagai berikut :
ACC = All Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari aluminium.
16
AAAC = All Aluminium Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.
ACSR = Aluminium Conductor Steal Reinforced, yaitu kawat penghantar
aluminium berinti kawat baja.
ACAR = Aluminium Conductor Alloy Reinforced, yaitu kawat penghantar
aluminium yang diperkuat dengan campuran logam.
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih
tinggi. Akan tetapi, kelemahannya ialah untuk lebih besar hambatan yang sama
tembaga lebih berat dari aluminium dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat
penghantar aluminium telah menggantikan kawat tembaga.
Untuk memperbesar kuat Tarik kawat aluminium digunakan campuran
aluminium (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi,
dimana jarak antar menara sangat jauh, maka dibutuhkan kuat tarik yang tinggi.
Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
2.2.4.4
Kawat Tanah
Kawat tanah atau ground wires disebut juga kawat pelindung (shield wires).
Kawat tanah berfungsi untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fase
terhadap sambaran petir. Dengan demikian kawat tanah dipasang diatas kawat fase.
Bahan untuk kawat tanah umumnya dipakai baja (steel wires) yang lebih murah,
tetapi sering juga digunakan kawat ACSR.
17
Pentanahan pada kaki tower berfungsi meneruskan arus surja petir dari
kawat penangkap petir ke tanah. Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau
kawat baja yang di klem pada pipa pentanahan yang ditanam di dekat pondasi tiang,
atau dengan menanam plat alumunium/tembaga disekitar pondasi tiang. Besarnya
nilai tahanan pentanahan adalah dibawah 1 ohm. Sistem pentanahan terdiri dari
mesh electrode dan driven electrode. Mesh electrode adalah sistem pentanahan
yang terdiri dari sejumlah konduktor yang digelar secara horizontal di dalam tanah,
dan terhubung satu sama lain. Driven rod electrode, pentanahan menggunakan
batang konduktor yang ditancapkan kedalam tanah secara vertical.
Gambar 2.1 Pentanahan tower-Driven Rod
(sumber : Buku Pedoman Pemeliharaan Primer PLN)
18
2.2.5 Pentanahan (Grounding)
Pentanahan (Grounding) adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya
listrik dihubungkan langsung dengan tanah (Bumi). Seperti kita ketahui bersama
bahwa arus listrik terjadi jika ada perbedaan potensial di antara 2 (dua) buah titik
(Node). Arus listrik selalu mengalir dari titik yang mempunyai energi potensial (Ep)
yang lebih tinggi ketitik yang mempunyai energi potensial rendah. Hal ini terjadi
rendah ke titik yang mempunyai Ep yang lebih tinggi. Energi listrik atau biasa
disebut dengan daya listrik (P) yang notabene adalah merupakan hasil perkalian
antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan mengalir ketitik yang
mempunyai tantangan atau rintangan atau hambatan (R) yang paling besar. Dengan
demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika ada hambatan atau
rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda.
Dengan adanya hambatan yang ada akan menyebabkan terjadinya perbedaan
potensial pada masing masing titik, sehingga menyebabkan terjadinya arus listrik(I)
diantara kedua titik tersebut. Dengan adanya pengalaman seperti diatas, maka
manusia selalu berusaha untuk membuat sistem pentanahan dengan mengusahakan
jumlah tahanan diantara kedua titik yang saling berhubungan agar menjadi sekecil
mungkin (Mendekati nilai nol). Agar melindungi perangkat kita bahkan bila perlu
diisolasi secara total saja kedua titik tersebut (Misalnya tower dan perangkat
internal lainnya) dengan pemikiran pasti lebih aman karena tidak ada kontak fisik
secara langsung. Suatu kesalahan yang terbesar karena akan menimbulkan jumlah
tahanan atau rintangan diantara kedua titik tersebut menjadi semakin besar yang
artinya sesuai pengalaman yang dimaksudkan diatas akan mengakibatkan arus
19
listrik akan mengalir dalam jumlah yang besar pula karena dibatasi oleh waktu dan
besarnya tahanan yang ada untuk segera menyamakan perbedaan potensi diantara
kedua titik tersebut agar sama jumlahnya.
Sistem pentahanan yang efektif akan meminimalisir efek tersebut. Salah satu
faktor kunci dalam setiap usaha pengamanan rangkaian listrik adalah pentanahan.
Apabila suatu tindakan pengamanan atau
perlindungan yang baik akan
dilaksanakan, maka harus ada sistem pentanahan yang dirancang dengan benar.
Bagian bagian sistem pentanahan mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1.
Kutub pentanahan atau elektroda adalah suatu komponen yang terbuat dari
bahan metal yang berfungsi sebagai bahan penghantar listrik yang bersentuhan
dengan tanah atau ditanam didalam tanah dengan tujuan untuk mempercepat
penyerapan muatan listrik akibat arus bocor atau tegangan lebih kedalam tanah.
2.
Terminal pentanahan adalah terminal atau titik dimana kita hubungkan
dengan perangkat kita. Biasanya berupa lempeng tembaga cukup panjangnya
15 cm, lebar 3 cm, dan tebal 1 cm. Agar sistem pentanahan dapat bekerja
efektif, harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengaman personil dan
peralatan, menggunakan rangkaian yang efektif
2. Dapat melawan dan menyebabkan gangguan berulang dan arus akibat surja
hubung ( surge currents)
20
3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah
untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya spanjang umur peralatan
yang dilindungi.
4. Menggunakan Sistem mekanik yang kuat namun mudah didalam pelayanan.
( Pabla A.S „sistem distribusi daya listrik‟ 1991 : 154).
2.2.6 Teori Pentanahan
Fungsi dari pentanahan adalah untuk membatasi tegangan yang timbul diantara
satu peralatan dengan peralatan yang lain, peralatan dengan tanah, dan meratakan
tegangan yang timbul pada permukaan tanah akibat arus kesalahan yang mengalir
dalam tanah. Batas – batas tegangan yang diizinkan ialah tegangan yang cukup
aman bagi orang yang berada disekitarnya. Untuk merencanakan suatu sistem
pentanahan harus diperhatikan beberapa faktor, antara lain :
1. Besarnya arus kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Luasnya tanah yang dapat digunakan untuk pentanahan.
3. Tahanan jenis tanah.
4. Bentuk dan ukuran serta jenis konduktor yang dipakai sebagai elektroda
pentanahan.
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low
impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan
transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic
21
discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient
voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan sistem pentanahan adalah :
1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan
yang diperbolehkan
2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi
terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor sistem dan
bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis
yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.
2.2.6.1
Sifat-sifat sistem elektroda tanah
Hambatan arus yang melewati sistem elektroda tanah memiliki tiga
komponen yaitu :
1. Tahanan pasak dan sambungan – sambungannya.
2. Tahanan kontak antara pasak dengan tanah sekitar.
3. Tahanan tanah disekelilingnya.
Pasak – pasak tanah, batang – batang logam, struktur dan peralatan lain
biasa digunakan untuk elektroda tanah. Elektroda – elektroda ini umumya besar
penampangnya sedemikian, sehingga nilai tahananya dapat diabaikan terhadap
tahanan keseluruhan sistem pentanahan. Hambatan antara elektroda pentanahan
dengan tanah jauh lebih kecil dari yang biasa diduga, apabila elektroda bersih dari
22
cat atau minyak, dan tanah dapat dipasak dengan kuat, maka biro standarisasi
nasional US menyatakan bahwa tahanan kontak dapat diabaikan.
Pasak dengan tahanan seragam yang ditanam ke dalam tanah akan
menghantarkan arus keseluruh area tanah. Marilah kita tinjau suatu elektroda
(pasak) yang ditanam ditanah yang terdiri atas lapisan – lapisan tanah dengan
ketebalan yang sama.
Gambar 2.2 komponen – komponen tahanan elektroda tanah
(Pabla A.S „Sistem distribusi daya listrik‟ 1991:157)
Lapisan tanah terdekat memberikan tahanan terbesar karena lapisan ini
merupakan lapisan yang memiliki permukaan paling sempit. Lapisan berikutnya,
memberikan tahanan yang lebih kecil karena memiliki permukaan yang lebih luas.
Demikian seterusnya, sehingga pada suatu jarak tertentu dari pasak, lapisan tanah
sudah tidak menambah besarnya tahanan tanah sekeliling pasak. Jarak ini disebut
daerah tahanan efektif, yang juga sangat tergantung pada kedalam pasak. Dari ke-
23
3 macam komponen tahanan, tahanan tanah merupakan besaran yang paling kritis
dan paling sulit dihitung ataupun diatasi.
2.2.6.2
Menghitung tahanan tanah
Persamaan – persamaan untuk tahanan tanah dari berbagai sistem elektroda
cukup rumit, dan dalam beberapa hal dapat dinyatakan dengan pendekatan –
pendekatan. Semua pernyataan dalam persamaan – persamaan itu diperoleh dari
hubungan R = L/ A dan didasarkan pada asumsi bahwa tahanan tanah seragam pada
seluruh volume tanah, kendati hal ini tidak mungkin atau sangat jarang ada. Rumus
yang biasa digunakan untuk pasak tunggal dikembangkan oleh professor
H.B.Dwight dari institute teknologi massa chusetts yaitu :
R=
Dimana :
= Tahanan rata – rata tanah ( ohm-cm)
L = Panjang pasak tanah (cm)
a = jari-jari penampang (cm)
R = Tahanan pasak ke tanah (ohm)
24
2.2.6.3
Pengaruh ukuran pasak terhadap tanah
Tahanan akan semakin berkurang apabila pasak ditanam lebih dalam ke
tanah. Secara umum dapat dikatakan, dua kali lipat lebih dalam tahanan berkurang
40% (Gambar 2.3a). Namun, bertambahnya diameter pasak secara material tidak
akan mengurangi tahanan. Dua kali lipat diameter misalnya, hanya mengurangi
besarnya tahanan kurang dari 10%.
2.2.6.4
Pengaruh tahanan tanah terhadap tahanan elektroda
Rumus Dwight menunjukan, bahwa tahanan elektroda pentanahan ketanah
tidak hanya bergantung pada kedalaman dan luas permukaan elektroda, tetapi juga
pada tahanan tanah. Tahanan tanah adalah faktor kunci yang menentukan nilai
tahanan elektroda dan pada kedalaman berapa pasak harus ditanam agar diperoleh
nilai tahanan yang lebih rendah.
Tahanan tanah sangat bervariasi diberbagai tempat, dan berubah menurut
iklim. Karena tahanan tanah berkaitan secara langsung dengan kandungan air dan
suhu disekitarnya, maka dapat saja diasumsikan bahwa tahanan pentanahan suatu
sistem akan berubah sesuai perubahan iklim setiap tahunnya. Variasi – variasi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3c. Karena kandungan air dan suhu stabil pada
kedalaman yang lebih besar, maka agar dapat bekerja efektif sepanjang waktu,
sistem pentanahan dapat dikontruksi dengan pasak tanah yang ditancapkan cukup
dalam di bawah permukaan tanah. Hasil terbaik akan diperoleh apabila kedalam
pasak mencapai tingkat kandungan air yang tetap.
25
Gambar 2.3 Variasi – variasi tahanan tanah menurut : A) Kedalaman pasak tanah
bergaris B) menurut garis tengah pasak C) Menurut iklim
(Pabla A.S „ Sistem Distribusi Daya Listrik „ 1991: 160)
2.2.7
Faktor – faktor yang menentukan tahanan pentanahan
Tahanan suatu pentanahan elektroda tergantung dari tiga fakor berikut yaitu:
1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke
peralatan yang ditanahkan.
2. Tahanan kontak antara elektroda dengan tanah.
26
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan. Akan tetapi, tahanan
kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi
yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi seperti pada saat terjadi lightning
discharge. Untuk menghindari akibat tersebut sambungan ini dapat dibuat
sependek mungkin. Dari ketiga faktor tersebut diatas tahanan sekeliling elektroda
atau dengan kata lain tahanan jenis tanah ( ) memiliki pengaruh yang paling
dominan.
2.2.8
Elektroda Pentanahan
Dalam sistem pentanahan sangat diperlukan elektroda pentanahan, yaitu
bentuk elektroda yang digunakan dipilih sedemikian rupa sehingga tahanan
pentanahan yang dihasilkan sekecil mungkin sampai pada harga yang diizinkan.
Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang serendah mungkin elektroda
pentanahan memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari suatu
elektroda pentanahan yaitu :
1.
Tahanan elektroda pentanahan harus lebih kecil daripada harga yang
direkomendasikan.
2.
Elektroda pentanahan harus mampu dialiri oleh hubungan singkat yang besar
3.
Elektroda pentanahan mempunyai sifat kimia yang baik sehingga tidak mudah
mengalami korosi.
4.
Elektroda pentanahan mempunyai sifat mekanis yang baik.
27
Bahan konduktor merupakan bahan yang digunakan elektroda pentanahan,
berdasarkan ketentuan maka bahan tersebut adalah besi, alumunium, dan tembaga.
Dari ketiga jenis bahan tersebut ditinjau dari sifat mekanis, elektris, dan kimiawi
dan tembaga mempunyai keunggulan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
yang lain, namun ditinjau dari segi biaya tembaga lebih mahal, tetapi mengingat
kesulitan yang timbul bila elektroda tersebut mengalami kerusakan baik karena
pengaruh elektris, mekanis, dan kimiawi maka tembaga lebih unggul.
Pada umumnya elektroda – elektroda pentanahan ditanam sejajar satu sama
lainnya, dalam beberapa puluh sentimeter kedalam tanah. Untuk memperkecil
harga tahanan pentanahannya, diperluas didaerah pentanahan, karena cara ini
mudah dibandingkan dengan cara memperdalam konduktor.
Ada beberapa macam bentuk elektroda yaitu :
1. Elektroda batang
Elektroda bentuk batang ini tersebut dari pipa atau profil. Elektroda ini
ditanam tegak lurus dalam tanah, elektroda batang yang digunakan ini
memiliki bentuk L,U dan T yang digalvanisasikan. Biasanya dibuat dari
bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Pemilihan bahan
tersebut perlu diperhatikan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat
menyebabkan korosi. Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus
discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan. Ukuran elektroda
batang yang biasa dipakai pada umumnya adalah sebagai berikut:
28
Diameter : 5/8 ”- 3/4 ”
Panjang : 4 – 8 feet
Gambar 2.4 Bentuk Elektroda Batang
(Diktat Kuliah AMG/03042014)
2.
Elektroda Plat
Elektroda berbentuk plat ini terdiri dari sebuah plat yang di hipersink
dengan tebal 3 mm. plat ini ditanam tegak lurus dengan tanah. Sisi plat
bagian atas paling sedikit arus 1 m dibawah permukaan tanah. Makin
banyak jumlah plat diparalelkan dalam arde itu makin kecil tahanan arde
itu, dan plat yang terpasang itu jaraknya satu sama lain paling sedikit
3mm. Cara penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan menanam
secara horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman
secara vertical adalah lebih praktis dan ekonomis.
29
Gambar 2.5 Gambar elektroda plat
(Diktat Kuliah AMG/03042014)
3.
Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang dibuat dari bentuk penghantar
yang berbentuk pita atau berpenampang, bulat atau penghantar pilin yang
ada umumnya ditanam secara dangkal. Pada prakteknya, untuk penanaman
makin dalam akan didapati kandungan air yang lebih besar sehingga akan
diperoleh tahanan pentanahan yang kecil. Penanaman lebih dalam
menyebabkan pula tahanan tanah lebih stabil dan lebih aman terhadap
kerusakan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu elektroda pita biasanya
ditanam pada kedalaman 60 cm dibawah permukaan tanah.
30
Gambar 2.6 Gambar elektoda pita
(Diktat Kuliah AMG/03042014)
2.2.9 Pengujian Tanah
Pengujian tanah dilakukan dengan menggunakan megger tanah, yang
didasarkan dengan harga potensial. Jika ditinjau elektroda tanah dari pipa E yang
ditanam dan diandaikan ada potensial antara pipa E dan batang pasak R yang
ditanam pada jarak yang cukup jauh, seperti terlihat pada gambar 2.7 arus yang
mengalir diukur dengan meter A, apabila batang pasak yang lain, yaitu P sekarang
ditanam dibeberapa tempat di sekitar E, Voltmeter akan menunjukan pada potensial
antara pipa E dengan pasak P dibeberapa tempat tersebut. Menurut hukum ohm,
beda potensial ini berbanding langsung dengan tahanan tanah. Dari sini dapat di
plot hubungan antara tahanan dengan jarak dari pipa E Seperti terlihat pada gambar
2.7
31
Gambar 2.7 Metode harga potensial tanah
(Pabla A.S „Sistem distribusi daya
listrik„ 1991: 173)
Terlihat bahwa dengan kedudukan P semakin jauh dari pipa E maka
tahanannya semakin besar, kenaikan tersebut dengan cepat berkurang bahkan pada
jarak tertentu dari pipa E, kenaikan dapat diabaikan karena sangat kecil. Namun
pada kenyataanya, tahanan pada jarak ini berkisar 99% dari tahanan keseluruhan
pada jarak tidak terbatas. Dengan cara yang sama, kurva dapat juga diplot dari arah
yang lain, sehingga diperoleh titik – titik dalam satu daerah yang disebut daerah
tahanan. Persyaratan yang harus diperhatikan adalah :
1. Elektroda E harus berada pada jarak yang cukup jauh dari elektroda R,
sehingga daerah tahanan tidak saling menutupi (overlap).
2. Elektroda P harus ditempatkan di luar dua daerah tahanan, dalam hal ini
ditempatkan pada daerah datar dari kurva.
32
3. Elektroda P harus terletak di antara elektroda – elektroda R dan E,pada
garis penghubungnya
Gambar 2.8 Pengaruh daerah tahanan pasak R yang jauh terhadap kurva
Harga potensial
(Pabla A.S „Sistem distribusi daya listrik„ 1991: 173)
2.2.10 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Suatu Tahanan Tanah
Menurut NEC (1987, 250-83-3), mensyaratkan bahwa panjang elektroda
pentanahan minimum 2,5 meter (8 kaki) dihubungkan dengan tanah. Ada empat
variabel yang mempengaruhi tahanan sistem pentanahan, yaitu :
2.2.10.1
Panjang/kedalaman elektroda pentanahan
Memperdalam elektroda pentanahan merupakan salah satu cara yang efektif
untuk menurunkan tahanan tanah. Tanah memiliki nilai tahanan yang tidak tetap
dan sulit diprediksi nilai tahanannya. Ketika memasang elektroda pentanahan,
33
maka elektroda harus berada di bawah garis beku (frosting line). Hal tersebut lazim
dilakukan agar nilai tahanan tanahnya tidak dipengaruhi oleh pembekuan tanah di
sekitarnya. Menggandakan panjang elektroda pentanahan merupakan usaha yang
bisa mengurangi tingkat tahanan sebesar 40%. Ada peristiwa-peristiwa dimana
secara fisik tidak mungkin dilakukan penambahan kedalaman elektroda batang
pentanahan di daerah-daerah yang terdiri dari batu, granit, dan sebagainya. Dalam
keadaan yang demikian, salah satu metode alternatif yang bisa dilakukan adalah
menggunakan semen pentanahan (grounding cement).
2.2.10.2
Diameter elektroda pentanahan
Uasaha lain yang mungkin dapat dilakukan ialah dengan menambahkan
diameter elektroda pentanahan. Namun, menambah diameter pada elektroda
pentanahan memiliki pengaruh sangat kecil dalam menurunkan tahanan. Misalnya,
jika diameter elektroda digandakan maka tahanan pentanahan hanya menurun
sebesar 10% .
2.2.10.3
Jumlah Elektroda Pentanahan
Usaha lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan nilai tahanan tanah
adalah dengan cara menggunakan banyak elektroda pentanahan. Dalam desain ini,
beberapa elektroda ditanam ke dalam tanah dan dihubungkan secara paralel agar
didapatkan tahanan yang lebih rendah. Agar penambahan elektroda efektif, jarak
elektroda batang tambahan harus sama kedalamannya dengan elektroda batang
yang ditanam. Tanpa pengaturan jarak elektroda pentanahan yang tepat, bidang
pengaruhnya akan berpotongan dan nilai tahanannya tidak akan menurun. Untuk
34
membantu memasang batang pentanahan yang memenuhi kebutuhan tahanan
tertentu, maka dapat menggunakan tabel tahanan pentanahan di bawah ini. Namun
perlu diingat, ini hanya digunakan sebagai pedoman, karena tanah memiliki lapisan
dan jarang yang sama (homogen), jadi nilai tahanannya akan berbeda-beda.
Gambar 2.9 Elektrode pentanahan yang mempunyai pengaruh lapisan
2.2.10.4
Desain Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan yang sederhana terdiri dari satu elektroda pentanahan
yang ditanam ke dalam tanah. Penggunaan satu buah elektroda pentanahan
merupakan hal yang lazim digunakan dalam pentanahan dan biasa ditemukan di
luar rumah atau di toko-toko perorangan (lihat gambar 2.10).
35
Gambar 2.10 Satu buah elektrode pentanahan
Ada juga sistem pentanahan lebih kompleks yang terdiri dari banyak batang
pentanahan yang terhubung, jaringan bertautan atau kisi-kisi, plat tanah, dan loop
tanah (lihat gambar 2.11, dan 2.12). Sistem-sistem ini biasa dipasang secara khusus
pada sub-stasiun pembangkit listrik, gedung perkantoran, dan tempat-tempat
menara seluler. Jaringan yang kompleks ini meningkatkan secara drastis jumlah
kontak dengan tanah sekitarnya dan efektif untuk menurunkan tahanan tanahnya.
36
Gambar 2.11 Hubungan beberapa elektrode pentanahan
Gambar 2.12 Jaringan bertautan
37
2.2.11 Cara Menguji Sistem Pentanahan
Dalam jangka waktu yang lama, tanah yang korosif dengan kelembaban
tinggi, mengandung garam, dan suhu tinggi dapat menyebabkan kwalitas batang
pentanahan dan sambungan-sambungannya menurun. Meskipun sistem pentanahan
pada awal dipasang memiliki nilai tahanan pentanahan yang rendah, namun nilai
tahanan sistem pentanahan akan meningkat jika batang pentanahan telah rapuh.
Alat ukur pentanahan (earth tester) baik yang analog maupun digital, merupakan
alat yang digunakan untuk mencari nilai tahanan guna membantu pemeliharaan.
Permasalahan listrik yang sering padam berkaitan dengan pentanahan yang
kurang baik ataupun kualitas daya yang rendah. Itulah sebabnya sangat dianjurkan
semua pentanahan (grounding) dan sambungan pentanahan harus diperiksa
minimal satu tahun sekali sebagai bagian dari program pemeliharaan. Selama
periode pemeriksaan, jika terjadi peningkatan nilai tahanan pentanahan lebih dari
20 %, maka harus segera dilakukan pencarian sumber permasalahan dan dilakukan
koreksi agar nilai tahanannya kembali normal atau rendah, hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengganti atau menambah batang pentanahan ke dalam sistem
pentanahan.
Rendahnya tahanan pentanahan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan
dalam pemasangan instalasi listrik . Pentanahan yang kurang baik tidak hanya
membuang-buang waktu saja, tetapi juga berbahaya bagi manusia dan
meningkatkan resiko kerusakan peralatan. Tanpa sistem pentanahan yang baik,
maka akan meningkatkan resiko sengatan listrik, selain itu juga dapat
mengakibatkan kesalahan instrumen, distorsi harmonik, masalah faktor daya dan
38
dilema kemungkinan adanya intermitten. Jika arus gangguan tidak memiliki jalur
ke tanah melalui sistem pentanahan yang di desain dan dipelihara dengan baik,
maka arus gangguan akan mencari jalur yang tidak diinginkan termasuk manusia.
Sebaliknya, pentanahan yang dipelihara dengan baik tidak hanya sekedar
untuk keselamatan; tetapi juga digunakan untuk mencegah kerusakan peralatan
industri. Sistem pentanahan yang baik dapat meningkatkan reliabilitas peralatan
dan mengurangi kemungkinan kerusakan akibat sambaran petir dan arus gangguan
lainnya. Kerugian yang terjadi tiap tahunnya di tempat kerja karena kebakaran
akibat listrik.
Organisasi pemberi rekomendasi standar untuk kemananan pentanahan
antara lain adalah :
1. Occupational Safety Health Administration (OSHA).
2. National Fire Protection Association (NEPA).
3. American National Standards Institute and Instrument Society of
America (ANSI/ISA).
4. Telecommunications Industry Association (TIA).
5. International Electrotechnical Commission (IEC).
6. European Committee for Electrotechnical Standardization (CENELEC).
7. Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).
39
2.2.12 ARDUINO
2.2.12.1
Tentang Arduino
Arduino adalah sebuah platform prototyping open-source berbasis
hardware mudah digunakan dan perangkat lunak. Papan Arduino mampu membaca
masukan - cahaya pada sensor, jari pada tombol, atau pesan Twitter - dan
mengubahnya menjadi output - mengaktifkan motor, menyalakan LED, penerbitan
sesuatu secara online. Anda dapat memberitahu forum Anda apa yang harus
dilakukan dengan mengirimkan satu set instruksi ke mikrokontroler di papan.
Untuk melakukannya Anda menggunakan bahasa Arduino pemrograman
(berdasarkan Wiring ), dan Software Arduino (IDE) , berdasarkan Pengolahan
selama bertahun-tahun Arduino telah menjadi otak dari ribuan proyek,
Gambar 2.13 Arduino
40
dari benda-benda sehari-hari untuk instrumen ilmiah yang kompleks.
Sebuah komunitas di seluruh dunia pembuat - siswa, penggemar, seniman,
programer, dan profesional - telah berkumpul di sekitar platform open-source ini,
kontribusi mereka telah ditambahkan ke jumlah yang luar biasa dari pengetahuan
diakses yang dapat membantu untuk pemula dan ahli sama. Arduino lahir di Ivrea
Interaksi Design Institute sebagai alat yang mudah untuk prototyping cepat,
ditujukan untuk siswa tanpa latar belakang dalam elektronik dan pemrograman.
Begitu mencapai masyarakat yang lebih luas, papan Arduino mulai berubah untuk
beradaptasi dengan kebutuhan dan tantangan baru, membedakan tawarannya dari
8-bit papan sederhana untuk produk untuk IOT aplikasi, wearable, cetak 3D, dan
lingkungan
tertanam.
Semua
papan
Arduino
benar-benar
open-source,
memberdayakan pengguna untuk membangun mereka secara independen dan
akhirnya menyesuaikannya dengan kebutuhan khusus mereka. Software juga,
adalah open-source, dan tumbuh melalui kontribusi dari pengguna di seluruh dunia.
2.2.12.2
Mengapa Arduino
Berkat pengalaman pengguna yang sederhana dan mudah diakses, Arduino
telah digunakan dalam ribuan proyek yang berbeda dan aplikasi. Perangkat lunak
Arduino mudah digunakan untuk pemula, namun cukup fleksibel untuk pengguna
tingkat lanjut. Ini berjalan pada Mac, Windows, dan Linux. Guru dan siswa
menggunakannya untuk membangun biaya rendah instrumen ilmiah, untuk
membuktikan prinsip-prinsip kimia dan fisika, atau untuk memulai dengan
pemrograman dan robotika. Desainer dan arsitek membangun prototipe interaktif,
musisi dan seniman menggunakannya untuk instalasi dan bereksperimen dengan
41
alat musik baru. Pembuat, tentu saja, menggunakannya untuk membangun banyak
proyek dipamerkan di Faire Maker, misalnya. Arduino adalah alat kunci untuk
belajar hal-hal baru. Siapapun - anak, penggemar, seniman, programmer - dapat
mulai bermain-main hanya mengikuti petunjuk langkah demi langkah dari kit, atau
berbagi ide online dengan anggota lain dari komunitas Arduino.
2.2.12.3
Pemprograman Arduino
Open source dan software extensible - Perangkat lunak Arduino diterbitkan
sebagai alat open source, tersedia untuk ekstensi oleh programmer berpengalaman.
Bahasa dapat diperluas melalui C ++ perpustakaan, dan orang-orang yang ingin
memahami rincian teknis dapat membuat lompatan dari Arduino ke bahasa
pemrograman AVR C yang itu berdasarkan. Demikian pula, Anda dapat
menambahkan kode AVR-C langsung ke program Arduino Anda jika Anda ingin.
Open source dan hardware extensible - Rencana papan Arduino diterbitkan di
bawah lisensi Creative Commons, sehingga desainer sirkuit yang berpengalaman
dapat membuat versi mereka sendiri modul, memperluas dan meningkatkan itu.
Bahkan pengguna yang relatif tidak berpengalaman dapat membangun versi papan
tempat memotong roti modul untuk memahami cara kerjanya dan menghemat uang.
2.2.13 Komunikasi Serial
Komunikasi serial merupakan komunikasi yang metode pengiriman datanya
per-bit secara berurutan dan bergantian. Komunikasi ini memeliki suatu kelebihan
yaitu hanya membutuhkan satu jalur dibandingkan dengan komunikasi paralel.
Pada prinsipnyajika dibandingkan dengan kominikasi parallel, maka komunikasi
42
serial lebih lambat dalam pengiriman datanya, hal itu dikarenakan komunikasi
serial mengirimkan datanya per-bit, atau dengan kata lain komunikasi serial
merupakan salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang
dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu. Pada dasarnya
komunikasi serial adalah kasus khusus komunikasi paralel dengan nilai n = 1, atau
dengan kata lain adalah suatu bentuk komunikasi paralel dengan jumlah kabel
hanya satu dan hanya mengirimkan satu bit data secara simultan. Hal ini dapat
disandingkan dengan komunikasi paralel yang sesungguhnya di mana n-bit data
dikirimkan bersamaan, dengan nilai umumnya 8 ≤ n ≤ 128.
Komunikasi serial terdiri dari dua macam, asynchronous serial dan
synchronous serial. Synchronous serial merupakan komunikasi dimana hanya ada
satu pihak (pengirim atau penerima) yang menghasilkan clock dan mengirimkan
clock tersebut bersama-sama dengan data. Contoh pengunaan synchronous serial
terdapat pada transmisi data keyboard. Asynchronous serial merupakan komunikasi
dimana kedua pihak (pengirim dan penerima) masing-masing menghasilkan clock
namun hanya data yang ditransmisikan, tanpa clock. Agar data yang dikirim sama
dengan data yang diterima, maka kedua frekuensi clock harus sama dan harus
terdapat sinkronisasi. Setelah adanya sinkronisasi, pengirim akan mengirimkan
data sesuai dengan frekuensi clock pengirim dan penerima akan membaca data
sesuai dengan frekuensi clock penerima. Contoh penggunaan asynchronous serial
adalah pada Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) yang
digunakan pada serial port (COM) komputer.
43
2.2.13.1
Pengertian Port
Port merupakan suatu set perintah yang dipakai oleh komputer untuk
memindahkan data dari atau ke perangkat lain, misalnya untuk berhubungan dengan
keyboard, mouse, printer, modem, monitor dan sebagainya. Ada berbagai macam
port, yaitu :
1. Serial Port
2. Pararel Port
3. IDE
4. SATA
5. USB
6. Ethernet
7. Audio Codec
8. PCI
2.2.14 LabVIEW
LabVIEW adalah sebuah software pemograman yang diproduksi oleh
National instruments dengan konsep yang berbeda. Seperti bahasa pemograman
lainnya yaitu C++, matlab atau Visual basic , LabVIEW juga mempunyai fungsi
dan peranan yang sama, perbedaannya bahwa LabVIEW menggunakan bahasa
pemrograman berbasis grafis atau blok diagram sementara bahasa pemrograman
lainnya menggunakan basis text. Program LabVIEW dikenal dengan sebutan Vi
atau Virtual instruments karena penampilan dan operasinya dapat meniru sebuah
instrument. Pada LabVIEW, user pertama-tama membuat user interface atau front
panel dengan menggunakan control dan indikator, yang dimaksud dengan kontrol
44
adalah knobs, push buttons, dials dan peralatan input lainnya sedangkan yang
dimaksud dengan indikator adalah graphs, LEDs dan peralatan display lainnya.
Setelah menyusun user interface, lalu user menyusun blok diagram yang berisi
kode-kode VIs untuk mengontrol front panel. Software LabVIEW terdiri dari tiga
komponen utama, yaitu :
2.2.14.1 Front panel
front panel adalah bagian window yang berlatar belakang abu-abu serta
mengandung control dan indikator. Front panel digunakan untuk membangun
sebuah VI, menjalankan program dan mendebug program. Tampilan dari front
panel dapat di lihat pada Gambar 2.14
Gambar 2.14 Tampilan dari front panel
45
2.2.14.1 Blok diagram Vi
Blok diagram adalah bagian window yang berlatar belakang putih berisi
source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel.
Tampilan dari blok diagram dapat lihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Tampilan Blok Diagram
46
2.2.14.3 Control dan Functions Pallete
Control dan Functions Pallete digunakan untuk membangun sebuah Vi.
a. Control Pallete
Control Pallete merupakan tempat beberapa control dan indikator pada
front panel, control pallete hanya tersedia di front panel, untuk menampilkan
control pallete dapat dilakukan dengan mengkilk windows >> show control pallete
atau klik kanan pada front panel. Contoh control pallete ditunjukkan pada Gambar
2.16.
Gambar 2.16 Control palate
47
4. Functions Pallete
Functions Pallete di gunakan untuk membangun sebuah blok
diagram, functions pallete hanya tersedia pada blok diagram, untuk
menampilkannya dapat dilakukan dengan mengklik windows >> show
control pallete atau klik kanan pada lembar kerja blok diagram. Contoh
dari functions pallete ditunjukkan pada Gambar 2.17.
.
Gambar 2.17 Function pallate
Download