BAB IV PENUTUP Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

advertisement
38
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa bentuk pada lagu sing and noise karya A Slow
in Dance memiliki beberapa bagian seperti Introduksi - Bagian A- Bagian A’Bagian A’’- Bagian B- Bagian B’- Bagian A’’’- Bagian A’’’’- Bagian A’’’’’Bagian A’’’’’’. Sebagai ciri post-rock progresi akor dimainkan secara berulangulang, yaitu terdapat pada lagu sing and noise. Bentuk ini memiliki ciri-ciri pada
umumnya rock alternantif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ciri postrock bukan pada bentuknya tetapi pada unsur-unsur pengolahan unsur musik di
dalamnya seperti repetitif.
Bahwa unsur-unsur musik dalam lagu sing and noise karya A Slow in
Dance ini merepresentasikan genre post-rock yang memiliki aspek-aspek seperti :
repetitif; suasana ambient ; tidak adanya cantus firmus yang lebih mengutamakan
isian dari pada permain dominan atau point of interest untuk memainkan melodi;
memainkan kontra melodi pada setiap isian melodi; penggunaan riff yang jarang
digunakan;
penggunaan efek menggunakan delay, reverb, sebagai penunjang
untuk memainkan suasana ambientnya; permainan tensi atau dinamika; tidak
adanya instrumen yang menonjol seperti attitude di dalam musik post-rock; tidak
adanya frontman yang lebih berfokus pada tindakan
permainan tangga nada major atau minor .
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
saling mengisi; dan
39
B.
Saran
Berangkat dari persoalan umum yang kita hadapi jika seseorang harus
meneliti genre musik khususnya musik post-rock, dia harus memiliki pengetahuan
sejarah musik rock terlebih dahulu, kemudian lebih mendalam ke sub genrenya
sampai ke dalam sejarah post-rock itu sendiri secara detail dan akurat sehingga
tidak adanya kesimpangsiuran; mencari sumber ataupun narasumber yang benarbenar relevan; menguasai ilmu analisis musik yang kuat serta memahami ilmu
analisis deskripsi, antropologi dan etnografi. Selain itu, seseorang juga harus
mempunyai banyak referensi lagu yang banyak. Tentang pengetahuan analisis
tidak akan cukup untuk menganalisis suatu genre dengan minim refrensi lagu
karena musik itu sifatnya dinamis dan musik akan terus berevolusi, sehingga kita
bisa mempunyai banyak perbandingan untuk menganalisisnya.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
40
DAFTAR PUSTAKA
Djohan. 2010. Respon Emosi Musikal. Bandung : CV Lubuk Agung.
Nettl, Bruno. 2012. Teori dan Metode dalam Ethnomusikologi. Jayapura, Papua :
Jayapura Center of Music.
Harpens, “reconsidering nietzsche siz questions for julian young” diakses dari
http://harpers.org/blog/2010/09/reconsidering-nietzsche-six-questions-for-julinyoung/ pada tanggal 27 Desember 2014 pukul 23.00
Hai Online, “A Slow in Dance Review” diakses dari http://www.haionline.com/Hai2/Music/Review/Review-Music/A-Slow-In-Dance pada tanggal 1
Januari 2015 pukul 20.00 wib.
Kompasiana “John Lennon & Imagine: Pemberontak & Lagu Perdamaian diakses
dari (http://m.kompasiana.com) pada tanggal 26 Desember 2014 pukul 22.45 wib.
Mark, Dieter. 1995. Ilmu Melody. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Paper Noise News “ Sejarah Singkat Kelahiran Post Rock” diakses dari
http://www.papernoisenews.com/2013/06/sejarah-singkat-kelahiran-post-rockdan.html pada tanggal 1 Januari 2015 pukul 20.35 wib.
Scaruff Piero. History Of Rock Music. Pdf
The wire”History of Post Rock” diakses dari
http://www.thewire.co.uk/about/history.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Postrock, pada tanggal 26 Desember 2014 pukul 21.45 wib
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
41
Wikipedia “MTV Ampuh” diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/MTV_Ampuh
pada tanggal 1 Januari 2015 pukul 20.30 wib.
Tv Tropes “post rock”, diakses dari
http://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/PostRock, pada tanggal 26
Desember 2014 pukul 22.00 wib
Wikipedia “postrock “ diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Post-rock,pada
tanggal 26 Desember 2014 pukul 22.10 wib
Post –Rock & amp; Experimental music” diakses dari
http://prothread.blogspot.com/2012/12/post-rock-experimental-music.html, pada
tanggal 26 Desember 2014 pukul 13.45 wib
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
42
LAMPIRAN
Transkrip wawancara dengan Justian personil A Slow in Dance tanggal 25 mei
2015 pukul 01:19 :
1. Beberapa hal yang kalian tahu mengenai sejarah awal musik post-rock
masuk ke Indonesia? Di dalam artikel mengenai post-rock Indonesia, band
kalian adalah pionernya :
Sejarah awal pergerakan musik post-rock di Indonesia itu dimulai pada tahun
2006, pada saat itu ada satu band dari Jakarta yg bernama Marche La Void yang
mulai memperkenalkan musik post-rock dengan style mereka (untuk contoh
mereka lebih memainkan post-rock yg down tempo seperti God Is An Astronout,
Yndy Halda, dan Godspeed! You black emperor). Tapi justru banyak pengamat
musik yang mengatakan bahwa tahun 2007 adalah tahun awal pergerakan musik
post-rock di Indonesia. Di Jakarta dimulai dengan Marche La Void dan kemudian
muncul juga Sarin. Kalo di Bandung muncul A Slow in Dance juga setelah itu
muncul Under the Big Bright Yellow Sun. Mungkin banyak orang yang
mengatakan bahwa A Slow in Dance merupakan band pelopor musik post-rock
Indonesia itu karena keluaran pertama mini album kami itu adalah titik tolak
berkembang nya musik post-rock tanah air. Walaupun terlebih dahulu munculnya
Marche La Void. Sedangkan Sarin pada waktu mini album kami keluar masih
cuma mempunyai demo album saja. Belum mengeluarkan keluaran lainya.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2. Menurut definsi kalian pribadi apa sih post-rock itu?
_ Kalau di tanya arti post-rock bagi kami pribadi adalah sebuah lembaran kertas
putih yang siap untuk di tuliskan apapun. Baik itu pengalaman atau perjalanan
hidup, cerita cinta dan patah hati, tawa canda, sampai pembunuhan dan dendam.
Untuk dari segi musikalitasnya sendiri, post-rock itu terlau kompleks untuk bisa
dijabarkan dengan kata-kata singkat. Yah, kalau tetap di paksa untuk
menyimpulkan kami pribadi lebih menyebutnya sebuah bagian dari musik rock
yang lebih abstrak dan mempunyai alur-alur
irama yg seperti bercerita atau
menceritakan sesuatu, walau terkadang sama sekali tanpa penjabaran vocal di
lagunya.
3. Perbedaan musik post-rock dengan rock ?
_ Mungkin hampir sama dengan penjelasan di atas post-rock itu lebih merupakan
musik rock yang dapat bercerita, walau terkadang tanpa vocal. Beda dengan
musik rock pada umunnya yang cenderung agresif dan jelas.
4. Mengapa kalian memilih jalur post- rock?
_ Jawaban nya lebih ke ego kita dalam bermusik. Masing-masing personil
mempunyai background musik yg berbeda-beda tapi di dalam post-rock kita bisa
lebih “melukis” indahnya luapan emosi kami terhadap suatu masalah atau tema.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5. Tentang sejarah A Slow in Dance ?
_ A Slow in Dance adalah sebuah band dari Cimahi, Bandung, Jawa Barat yang
terbentuk pada April 2006 yang beranggotakan 4 orang teman lama yang kembali
berkumpul untuk mengobati rasa rindu mereka akan musik : Justian (drum),
Eickman Widi (gitar), Argatyas (gitar), dan Agus Herdi (bass). Dengan rumusan
musik “post-rock”, mereka coba mengangkat cerita dibalik kehidupan sehari-hari
mereka dan pengalaman-pengalaman baik dan buruk yang mereka alami yg
mempunyai benang merah dengan apa yang orang-orang biasa alami pada umum
nya.
Kenapa “post-rock”? Kenapa “minus vokal”? Itu ada sebagian dari
beberapa pertanyaan yang dilayangkan kepada A Slow in Dance setiap kali
mereka manggung di beberapa event di awal mula kemunculan nya di tahun 2006.
Mereka sepakat menjawab karena “post-rock” adalah sebuah musik yang sangat
mencirikan isi hati dari semua personil A Slow in Dance. Dengan kata lain
dengan memainkan atau mendengarkan musik ini, mereka bisa lebih jauh
menelaah arti hidup dan menenangkan hati mereka. Kelihatan seperti a healing
sounds memang seperti begitu. Mereka lebih senang menyebut nya sebagai
“pengobat hati dikala kalut dan lara mendera”. Dan, kenapa “minus vokal”? Itu
semua karena A Slow in Dance lebih ingin memberi kebebasan kepada semua
orang yang mendengar atau menikmati musik A Slow in Dance untuk bisa
menciptakan emosi mereka sendiri-sendiri dengan berbagai lirik berupa nyanyian
atau teriakan sesuai dengan apa yang mereka rasa ketika mereka mendengarkan
musik A Slow in Dance. Karena “post-rock” bagi A Slow in Dance adalah
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
semacam a healing sounds, maka A Slow in Dance senang sekali membebaskan
semua orang yang mendengarkan lagu - lagu mereka untuk menciptakan situasi
sendiri. Mereka ingin supaya pendengar dapat mendengarkan lagu A Slow in
Dance di saat senang dan sedih. Sesuai dengan apa yang penikmat rasakan. Jadi
semua orang dapat menikmatinya kapan saja dan dimana saja. Dan tetap menjadi
a healing sounds buat semua orang.
Pada akhir tahun 2006, A Slow in Dance berhasil merampungkan 5 lagu
diantaranya sing and noise, love hope and pain”, pulcher/ the girl from iceland,
saturday no moon dan we hate this but we need to survive dan dikemas dalam
sebuah EP (mini album) yang berjudul we hate this but we need to survive.
Dengan EP ini, A Slow in Dance mulai dengan gencar mengenalkan musik
mereka atau “post-rock” pada umum nya ke masyarakat. Mungkin karena pada
saat itu bisa di bilang bahwa A Slow in Dance adalah band pertama yang
mengusung post-rock di Indonesia, maka post-rock itu sendiri masih belum
banyak di kenal di kalangan umum. Hanya kalangan tertentu saja yang benarbenar memahami musik yang berani berkomentar dengan musik A Slow in
Dance. Tapi bukan berarti A Slow in Dance sendiri putus asa dengan keadaan itu.
A Slow in Dance mulai gencar mempromosikan karya- karya mereka lewat
media internet ke negara luar. Seperti Malaysia, Singapura, Philipina, juga China.
Dan dengan promosi-promosi nya itu beberapa radio di Amerika Serikat tertarik
untuk memutar lagu-lagu mereka dan di masukkan ke dalam chart mereka agar
bersaing dengan musisi lokal Amerika Serikat sendiri. Dan Alhamdulillah hasil
nya sangat membuat mereka bangga.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Setelah berjalan 2 tahun. Agus Herdi memutuskan untuk hengkang dari
A Slow in Dance dan posisi nya digantikan oleh Firman. Setelah 1 tahun berjalan
dengan formasi tadi, di tahun 2009, Adi Pramana bergabung bersama A Slow in
Dance di posisi gitar. Dengan formasi Justian (drum), Eickman Widi (gitar),
Argatyas (gitar), Adi Pramana (gitar), dan Firman (bass), mereka kembali masuk
ke studio rekaman untuk merumuskan beberapa materi untuk album pertama
mereka. Dengan musik mereka yang semakin matang, kini mereka lebih senang
menamakan musik mereka dengan sebutan wonderfull post-rock experimental
sounds. Walaupun dengan keadaan Justian yang harus meninggalkan band
beberapa saat karena dia harus berkerja di luar negeri, mereka tetap terus
semangat berkarya dengan di bantu oleh Erri (gitar, vokal dari Sweet Punch For
Kids) untuk mengisi posisi drum (additional player) selama Justian meninggalkan
band.
Setelah memalui begitu banyak proses di tahun 2010 (masa proses
rekaman), di tahun 2011 ini akhir nya A Slow in Dance muncul dengan album
baru nya “Back To The Brightside” setelah proses penggarapan yang memakan
waktu lebih dari 2 tahun. Di kesempatan sebelum nya di awal tahun 2011, A Slow
in Dance sempat berpatisipasi di sebuah kompilasi Hope for Japan. Kompilasi
tersebut adalah merupakan kompilasi post-rock / ambient internasional yang di
dedikasikan untuk seluruh korban gempa dan tsunami di Jepang. Seluruh
penjualan dari album tersebut akan di sumbangkan kepada mereka. Berikut nya,
yaitu di bulan April, A Slow in Dance membagi-bagi kan salah satu single dari
album baru mereka dengan judul Back to the Brightside (sama seperti judul album
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
mereka). Single tersebut di rilis secara online dan di bagi-bagikan secara Cumacuma ke semua khalayak.
Pada album Back To The Brightside, mereka mengadakan 2 kali keluaran.
Yang pertama di adakan nya keluaran fisik berupa cd dan yang kedua keluaran
free download. Album ini sebenarnya akan dirilis secara free download saja,
namun karena animo penikmat musik yg banyak menanyakan gimana caranya
untuk mendapatkan keluaran fisik (cd), maka kita merilis cd dengan persediaan
yang sangat terbatas.
Beda post-rock yang di usung kalian dengan yang lain?
_Post-rock yang kami mainkan itu bisa dibilang lebih experimental, karena
terkadang kami membubuhkan banyak perpaduan dari banyak unsur musik yang
lain, baik itu rock sendiri, pop, ambient, shoegaze, juga sedikit elemen musik
tradisional.
6. Konsep penciptaan lagu A Slow in Dance?
_ Dalam proses penciptaan lagu, kami terkadang memikirkannya terpisah atau
bahkan berbarengan saat kita punya satu tema yang ingin kita angkat untuk
dijadikan suatu lagu. Jadi bisa diibaratkan kami lebih kearah berdiskusi tapi
langsung dengan menggunakan instrument yang kami mainkan masing-masing.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7. Penggunaan sound effect apa saja yang sering dipakai?
_ Post-rock itu identik dengan penggunaan efek delay, chorus dan distorsi
disetiap lagunya. Jadi ya kita meramu sedemikian rupa efek-efek tersebut agar
indah disatu lagu nya.
8. Setelah menyimak beberpa video di youtube, perfom kalian selalu
menggunakan baju atau tees atau hoodie, jarang menggunakan kemeja atau
lebih rapi, apa ada alasanya ? apa memang cara berpakaian musisi postrock seperti itu?
_Kami tidak pernah mematok pakaian apa yang harus kami pakai di saat
manggung, atau mau seragam atau tidak. Kami pakai apa yang nyaman dan baik
bagi kami. Itu saja. Atau mungkin memang kami selalu memakai baju-baju dari
brand Maternal Disaster sebagai yang mengendorse kami.
9. Mengapa kebanyakan lagu kalian tidak ada yang berlirik? Apa pakemnya
post-rock memang tak berlirik.
_ Ada satu lagu di mini album kami yang berlirik, itu hasil kolaborasi dengan
vokalis muda berbakat asal Bandung, Arie dia dengan vocalnya membuat lagu
tersebut lebih indah jadinya. Dan juga masih banyak band-band post-rock di
dalam atau luar negeri yang mempunyai vokalis untuk bernyani disetiap lagunya.
Jadi post-rock itu tidak terpaku pada “hanya instrumental” saja.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gambar 1
Sumber : Facebook A Slow in Dance
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gambar 2
Sumber : Facebook A Slow in Dance
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gambar 3
Sumber : Facebook A Slow in Dance
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gambar 4
Sumber : Facebook A Slow in Dance
Download