RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORI PADA PT. INDOSAT TBK. SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Sistem Informasi HALAMAN JUDUL Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO NIM. 108093000008 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1436 H i RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORI PADA PT. INDOSAT TBK. SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Oleh : NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO NIM. 108093000008 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Elvi Fetrina, MIT NIP: 19790923 200912 2 006 NIP. 19740625 200901 2 005 Mengetahui, Ketua Prodi Sistem Informasi Zulfiandri, MMSI NIP: 19700130 200501 1 003 ii PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Inventori Pada PT. Indosat Tbk.” yang ditulis oleh Nur Anggraini Pratiwi Suwarno dengan NIM 108093000008 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 November 2014. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Menyetujui, Penguji I Penguji II M. Qomarul Huda, M.Kom NIP: 19670412 200312 1 001 Yuni Sugiarti, M.Kom NIDN: 0406067304 Pembimbing I Pembimbing II DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP: 19790923 200912 2 006 Elvi Fetrina, MIT NIP: 19740625 200901 2 005 Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ketua Program Studi Sistem Informasi Dr. Agus Salim, M. Si NIP: 19720816 199903 1 003 Zulfiandi, MMSI NIP: 19700130 200501 1 003 iii PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Jakarta, Desember 2014 NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO 108093000008 iv ABSTRAK Nur Anggraini Pratiwi Suwarno – 108093000008. Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk. Dibawah bimbingan DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis dan Elvi Fetrina, MIT. Kesalahan dalam pengambilan keputusan sering terjadi pada setiap perusahaan, begitu pula pada Inventory Management PT. Indosat Tbk. Duplikasi data pengeluaran perangkat, transaksi manual dalam pencatatan pemasukan, pengeluaran, dan pengembalian perangkat, serta kurangnya informasi dalam proses bisnis merupakan penyebab kesalahan dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi inventori yang dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi duplikasi data dan mengurangi keterlambatan dalam pemenuhan stok untuk pelanggan. Metodologi pengembangan yang digunakan berorientasi objek dengan menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) hingga tahap pengujian menggunakan black-box testing. Tools yang digunakan yaitu UML (Unified Modelling Language), menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySql . Hasil akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem database yang dapat mengelola data perusahaan serta menghindari terjadinya duplikasi data, dan menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki fitur booking, pick up, pengiriman, return, dan laporan perangkat dengan tampilan user friendly dan terkomputerisasi yang memiliki informasi perangkat yang disertai dengan keterangan, lokasi penyimpanan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat mencegah dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses booking. Kata kunci: Inventori, Rapid ApplicationDevelopment (RAD), UML (Unified Modelling Languange), Matriks CRUD, PHP, MySql, dan Black-box Testing. V Bab + xix Halaman + 222 Halaman + 82 Gambar + 51 Tabel + Daftar Pustaka Pustaka Acuan (33, 2004-2014). v KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, Sang Maha Kehendak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia. Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarajan (S-1) dalam bidang Sistem Infromasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk.”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan harapan peneliti. Selama penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang peneliti hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga kesulitan tersebut dapat diatasi. Pada kesempatan ini peneliti juga hendak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan, bimbingan, bantuan kepada saya selama melakukan riset skripsi dan proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. vi 2. Bapak. DR. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dosen Pembimbing I yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan dengan sabar serta membantu, dan mendukung secara moral maupun teknis selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Elvi Fetrina, MIT selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu, memberikan ilmu, bimbingan dan dukungan secara moral maupun teknis selama penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Sukma Wibowo dan juga Bapak Rachman Radiyana bertindak sebagai pembimbing lapangan yang telah membantu dan memberikan saran-saran. 7. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu selama Peneliti duduk di bangku perkuliahan. 8. Orang tua tersayang, Ayahanda Suwarno dan Ibunda Endang Wiwin. Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tiada henti dicurahkan kepada penulis. 9. Agung Andika Priyadi tersayang yang selalu setia menemani penulis untuk penelitian di tempat riset, dan memberikan motivasi dan menyemangati penulis dalam masa perkuliahan. vii 10. Saudariku Cahya Istiana Pratiwi Suwarno, dan Fajrin Rizkia Pratiwi Suwarno yang terus memberikan semangat, motivasi dan perhatian kepada penulis. 11. Sahabat-sahabat yang menemani peneliti dari awal masuk kuliah hingga sekarang: Alviani Wahyuni, Mutiara Rulita, Rita Ayanti, Andrea Pramita, dan Shofwatul Maula,. Beserta keluarga SIA 2008 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini. 12. Rekan kerja Erniasteria Putriastrini, Intan Wahyuni, Rosma Labaikha, Adya Pramesthi, dan keluarga besar PT. Indosat Tbk. GCO yang telah mensupport dalam penyelesaian skripsi ini. 13. Kakak-kakak senior Sistem Informasi FST yang selalu bersedia memberikan arahan, informasi, dan ilmu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak, Peneliti mendo‟akan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan mengembangkan karya selanjutnya. Jakarta, Desember 2014 NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO 108093000008 viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii PENGESAHAN UJIAN .................................................................................................... iii PERNYATAAN ................................................................................................................. iv ABSTRAK .......................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4 1.3 Batasan Masalah ................................................................................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6 1.6 Metodologi Penelitian .......................................................................................... 7 1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................................... 8 BAB II ............................................................................................................................... 11 LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 11 2.1 Sistem ................................................................................................................. 11 2.1.1 Pengertian Sistem ........................................................................................ 11 2.1.2 Karakteristik/ Elemen Sistem...................................................................... 12 2.2 Informasi ............................................................................................................ 15 2.2.1 Pengertian Data ........................................................................................... 15 2.2.2 Pengertian Informasi ................................................................................... 15 2.2.3 Kualitas Informasi ....................................................................................... 16 ix 2.3 Sistem Informasi ................................................................................................. 17 2.3.1 2.4 Pengertian Sistem Informasi ....................................................................... 17 Metodologi Penelitian ........................................................................................ 18 2.4.1 Metodologi Pengumpulan Data .................................................................. 18 2.4.2 Metodologi Pengembangan Sistem ............................................................. 25 2.5 Teori Analisis ..................................................................................................... 34 2.5.1 2.6 Analisis PIECES ......................................................................................... 34 Tools Pengembangan Sistem .............................................................................. 42 2.6.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML) ........................................ 42 2.6.2 Diagram Unified Modelling Language ....................................................... 43 2.7 Supply Chain Management (SCM) .................................................................... 51 2.7.1 Pengertian Supply Chain Management (SCM) ........................................... 51 2.7.2 Komponen Supply Chain Management (SCM) .......................................... 52 2.7.3 Fungsi Supply Chain Management (SCM) ................................................. 53 2.7.4 Proses Bisnis Supply chain management (SCM) ........................................ 55 2.8 Konsep Dasar Inventori ...................................................................................... 58 2.8.1 Pengertian Inventori .................................................................................... 58 2.8.2 Bentuk dan Jenis Inventori .......................................................................... 59 2.8.3 Fungsi Inventori .......................................................................................... 61 2.8.4 Sistem Informasi Inventori.......................................................................... 63 2.8.5 Pengendalian Persediaan (inventory control).............................................. 69 2.9 Basis Data ........................................................................................................... 72 2.9.1 Pengertian Basis Data ................................................................................. 72 2.9.2 Pengertian Sistem Basis Data ..................................................................... 75 2.9.3 Komponen Dasar Sistem Basis Data .......................................................... 75 2.9.4 Database Management System (DBMS) .................................................... 76 2.9.5 Optimalisasi Basis Data .............................................................................. 79 2.10 Interaksi Manusia dan Komputer ....................................................................... 81 2.10.1 Pengenalan Interaksi Manusia dan Komputer............................................. 82 2.10.2 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka ......................................... 82 2.10.3 Perancangan Antarmuka Pemakai............................................................... 84 x 2.11 Aplikasi Dalam Perancangan ............................................................................. 85 2.11.1 Hypertext Markup Language (HTML) ....................................................... 85 2.11.2 Personal Home Page (PHP) ........................................................................ 85 2.11.3 Cascading Style Sheets (CSS) ..................................................................... 89 2.11.4 MySQL........................................................................................................ 90 2.11.5 Apache HTTP Server .................................................................................. 94 2.11.6 Macromedia Dreamweaver ......................................................................... 95 2.11.7 Adobe Photoshop ........................................................................................ 96 2.12 Pengujian ............................................................................................................ 97 2.12.1 White-box Testing........................................................................................ 97 2.12.2 Black-box Testing ........................................................................................ 98 2.12.3 Perbandingan White-box dan Black-box Testing....................................... 100 BAB III ........................................................................................................................... 102 METODE PENELITIAN ................................................................................................ 102 3.1 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 102 3.1.1 Observasi ................................................................................................... 102 3.1.2 Wawancara ................................................................................................ 103 3.1.3 Studi Pustaka ............................................................................................. 104 3.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis .............................................................. 105 3.2 Metode Pengembangan Sistem ........................................................................ 108 3.2.1 3.3 Rapid Application Development (RAD) ................................................... 108 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................................... 110 BAB IV ........................................................................................................................... 112 SISTEM INFORMASI INVENTORI ............................................................................. 112 4.1 Perencanaan Syarat (Requirements planning) .................................................. 112 4.1.1 Gambaran Umum PT. Indosat Tbk. .......................................................... 112 4.1.2 Visi dan Misi ............................................................................................. 113 4.1.3 Struktur Organisasi ................................................................................... 114 4.1.4 Analisis Sistem Berjalan (As-Is) ............................................................... 116 4.1.5 Identifikasi Masalah .................................................................................. 119 4.1.6 Analisis Sistem yang Diusulkan (TO-BE) ................................................ 121 xi 4.2 Workshop Design ............................................................................................. 127 4.2.1 Perancangan Proses ................................................................................... 127 4.2.2 Perancangan Basis Data ............................................................................ 160 4.2.3 Perancangan Antarmuka ........................................................................... 190 4.3 Implementasi .................................................................................................... 206 4.3.1 Pemrograman ............................................................................................ 206 4.3.2 Pengujian Sistem ....................................................................................... 206 BAB V............................................................................................................................. 218 PENUTUP ....................................................................................................................... 218 5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 218 5.2 Saran ................................................................................................................. 218 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 220 LAMPIRAN .................................................................................................................... 220 xii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram .............................................................. 43 Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram ................................................................. 45 Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram .............................................................. 47 Tabel 2.4 Notasi Class Diagram .................................................................... 50 Tabel 2.5 Daftar Pernyataan MySQL ............................................................. 94 Tabel 2.6 Perbandingan White-box dan Black-box Testing ............................ 100 Tabel 3.1 Fitur/Fasilitas dan Kekurangan Penelitian Sejenis ......................... 106 Tabel 3.2 Fitur/Fasilitas Penelitian yang Diusulkan....................................... 107 Tabel 4.1 Identifikasi Actor ............................................................................ 128 Tabel 4.2 Identifikasi Use Case...................................................................... 130 Tabel 4.3 Narasi Use Case Login ................................................................... 131 Tabel 4.4 Narasi Use Case Manajemen User ................................................. 132 Tabel 4.5 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Masuk ............................. 134 Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen Booking ........................................... 135 Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Pick up ............................................ 137 Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Pengiriman ...................................... 138 Tabel 4.9 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Return ............................. 139 Tabel 4.10 Narasi Use Case Manajemen Laporan ........................................... 140 Tabel 4.11 Narasi Use Case Logout ................................................................. 141 Tabel 4.12 Daftar Potensial Objek ................................................................... 161 Tabel 4.13 Daftar Analisis Potensial Objek ..................................................... 162 xiii Tabel 4.14 Daftar Potensial Objek yang Diusulkan ......................................... 164 Tabel 4.15 Matriks CRUD ............................................................................... 171 Tabel 4.16 Tabel Pegawai ................................................................................ 182 Tabel 4.17 Tabel Jabatan .................................................................................. 183 Tabel 4.18 Tabel User ...................................................................................... 183 Tabel 4.19 Tabel Level ..................................................................................... 183 Tabel 4.20 Tabel Perangkat .............................................................................. 184 Tabel 4.21 Tabel Stok....................................................................................... 184 Tabel 4.22 Tabel Serial number ....................................................................... 185 Tabel 4.23 Tabel Master Vendor ...................................................................... 185 Tabel 4.24 Tabel Kategori ................................................................................ 185 Tabel 4.25 Tabel Harga .................................................................................... 186 Tabel 4.26 Tabel Penerimaan ........................................................................... 186 Tabel 4.27 Tabel Booking ................................................................................. 187 Tabel 4.28 Tabel Pelanggan ............................................................................. 187 Tabel 4.29 Tabel Pick up .................................................................................. 188 Tabel 4.30 Tabel Pengiriman ........................................................................... 188 Tabel 4.31 Tabel Kota ...................................................................................... 189 Tabel 4.32 Tabel Return ................................................................................... 189 Tabel 4.33 Pengujian Proses Registrasi User ................................................... 207 Tabel 4.34 Pengujian Proses Login .................................................................. 208 Tabel 4.35 Pengujian Proses Tambah Kategori ............................................... 208 Tabel 4.36 Pengujian Proses Tambah Perangkat ............................................. 209 xiv Tabel 4.37 Pengujian Proses Tambah Admin .................................................. 210 Tabel 4.38 Pengujian Proses Booking .............................................................. 211 Tabel 4.39 Pengujian Proses Pick up ............................................................... 212 Tabel 4.40 Pengujian Proses Pengiriman ......................................................... 213 Tabel 4.41 Pengujian Proses Return ................................................................. 214 Tabel 4.42 Pengujian Proses Laporan .............................................................. 215 Tabel 4.43 Pengujian Proses Grafik ................................................................. 216 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Fase RAD ....................................................................................... 32 Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC ....................................................... 33 Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram pada Sistem Informasi Inventori ........ 44 Gambar 2.4 Contoh Activity diagram pada Sistem Informasi Inventori ............ 46 Gambar 2.5 Contoh Sequence diagram pada Sistem Informasi Inventori ......... 48 Gambar 2.6 Contoh Class diagram pada Sistem Informasi Inventori .............. 51 Gambar 2.7 Inventori Di Luar Sistem Manufaktur ............................................ 61 Gambar 2.8 Contoh Siklus Inventori pada PT. Indosat Tbk .............................. 64 Gambar 2.9 Contoh Sistem Inventori Tunggal .................................................. 65 Gambar 2.10 Siklus Inventori .............................................................................. 68 Gambar 2.11 Contoh Relational Database Management System Pick up ........... 81 Gambar 2.12 Struktur Pembacaan Web Server .................................................... 86 Gambar 2.13 Tampilan Area Kerja Dreamweaver MX 2004 .............................. 95 Gambar 2.14 Contoh Kasus Black-box Testing ................................................... 99 Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................... 111 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ......................................................................... 114 Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan ......................................................... 118 Gambar 4.3 Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan ................................... 119 Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan ............................................................ 123 Gambar 4.5 Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk .................................. 124 Gambar 4.6 Diagram Alir Manajemen Booking ................................................ 125 xvi Gambar 4.7 Diagram Alir Manajemen Pick up .................................................. 125 Gambar 4.8 Diagram Alir Manajemen Pengiriman ........................................... 126 Gambar 4.9 Diagram Alir Manajemen Return ................................................... 126 Gambar 4.10 Diagram Alir View Laporan ........................................................... 127 Gambar 4.11 Use Case Diagram ......................................................................... 129 Gambar 4.12 Activity diagram Login ................................................................... 142 Gambar 4.13 Activity diagram Manajemen User ................................................. 143 Gambar 4.14 Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk............................. 145 Gambar 4.15 Activity diagram Manajemen Booking ........................................... 146 Gambar 4.16 Activity diagram Manajemen Pick up ............................................ 147 Gambar 4.17 Activity diagram Manajemen Pengiriman ...................................... 148 Gambar 4.18 Activity diagram Manajemen Perangkat Return............................. 149 Gambar 4.19 Activity diagram Manajemen Laporan ........................................... 150 Gambar 4.20 Activity diagram Logout ................................................................. 151 Gambar 4.21 Sequence diagram Login ................................................................ 152 Gambar 4.22 Sequence diagram Manajemen User .............................................. 153 Gambar 4.23 Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk .......................... 154 Gambar 4.24 Sequence diagram Manajemen Booking ........................................ 155 Gambar 4.25 Sequence diagram Manajemen Pick up ......................................... 156 Gambar 4.26 Sequence diagram Manajemen Pengiriman ................................... 157 Gambar 4.27 Sequence diagram Manajemen Perangkat Return .......................... 158 Gambar 4.28 Sequence diagram Manajemen Laporan ........................................ 159 Gambar 4.29 Sequence diagram Logout .............................................................. 160 xvii Gambar 4.30 Class diagram................................................................................. 165 Gambar 4.31 Transformasi Class diagram ke Diagram LRS .............................. 176 Gambar 4.32 Diagram RDBMS ........................................................................... 179 Gambar 4.33 Skema Database ............................................................................. 181 Gambar 4.34 Struktur Menu Sistem Informasi Informasi .................................... 190 Gambar 4.35 Tampilan Menu Home User ........................................................... 195 Gambar 4.36 Tampilan Menu Home Admin ....................................................... 195 Gambar 4.37 Tampilan Menu Profil .................................................................... 196 Gambar 4.38 Tampilan Menu Registrasi User..................................................... 196 Gambar 4.39 Tampilan Menu Login .................................................................... 197 Gambar 4.40 Tampilan Menu Logout .................................................................. 197 Gambar 4.41 Tampilan Menu Admin Online ....................................................... 198 Gambar 4.42 Tampilan Menu Perangkat .............................................................. 198 Gambar 4.43 Tampilan Menu Manajemen Admin ............................................... 199 Gambar 4.44 Tampilan Menu Manajemen User................................................... 199 Gambar 4.45 Tampilan Menu Booking ................................................................. 200 Gambar 4.46 Tampilan Menu History Order ....................................................... 200 Gambar 4.47 Tampilan Menu Approval Booking ................................................. 201 Gambar 4.48 Tampilan Menu Pick up .................................................................. 201 Gambar 4.49 Tampilan Menu Pengiriman ............................................................ 202 Gambar 4.50 Tampilan Menu Return ................................................................... 202 Gambar 4.51 Tampilan Menu Laporan Perangkat Masuk .................................... 203 Gambar 4.52 Tampilan Menu Laporan Monitoring Stok ..................................... 203 xviii Gambar 4.53 Tampilan Menu Laporan Perangkat Keluar .................................... 204 Gambar 4.54 Tampilan Menu Laporan Perangkat Return .................................... 204 Gambar 4.55 Tampilan Menu Laporan Grafik Perangkat Keluar......................... 205 Gambar 4.56 Tampilan Menu Laporan Grafik Stok Perangkat ............................ 205 Gambar 4.57 Pengujian Proses Registrasi User .................................................... 207 Gambar 4.58 Pengujian Proses Login ................................................................... 208 Gambar 4.59 Pengujian Proses Tambah Kategori ................................................ 209 Gambar 4.60 Pengujian Proses Tambah Perangkat .............................................. 210 Gambar 4.61 Pengujian Proses Tambah Admin ................................................... 211 Gambar 4.62 Pengujian Proses Booking ............................................................... 212 Gambar 4.63 Pengujian Proses Pick up ................................................................ 213 Gambar 4.64 Pengujian Proses Pengiriman .......................................................... 214 Gambar 4.65 Pengujian Proses Return.................................................................. 215 Gambar 4.66 Pengujian Proses Laporan ............................................................... 216 Gambar 4.67 Pengujian Proses Grafik .................................................................. 217 xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, mengakibatkan banyak perusahaan mencoba mengadopsi teknologi informasi berbasiskan komputer untuk membantu kelancaran bisnisnya. Teknologi tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap, tetapi sudah menjadi salah satu penentu atas terlaksananya sasaran atau strategi bisnis perusahaan. Hal ini menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan untuk menyediakan suatu sistem yang mampu mengintegrasikan kebutuhan informasi-informasi yang ada sehingga dapat memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan diberbagai proses bisnis dalam perusahaan terutama inventori yang memegang peranan penting dalam perusahaan (Nugroho, 2011). Penelitian-penelitian seputar inventori sudah banyak dilakukan dalam mendapatkan solusi diberbagai proses bisnis diantaranya oleh Dwiyantoro (2007) meneliti mengenai aplikasi inventori pada PT. Trans Coffee yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari aplikasi tersebut yaitu sudah berbasis server-client dan bentuk file nya .msi, sehingga pada client tidak membutuhkan kapasitas hardisk yang banyak. Sedangkan kekurangannya, aplikasi tersebut merupakan aplikasi dekstop, sehingga hanya dapat digunakan di komputer yang telah di install yang menyebabkan aplikasi tidak dapat digunakan pada komputer lain yang diberi akses (bersifat dinamis), loading data terkadang sangat lambat, 1 2 hal ini disebabkan oleh query yang terlalu panjang, proses inventori yang masih kurang benar, belum memiliki modul help, meskipun modul ini sangat dibutuhkan user ketika mengalami kesulitan, dan proses input yang membingungkan (tampilan tidak user friendly). Munawaroh (2006) meneliti mengenai persediaan barang di Universitas Stikubank mengenai pentingnya laporan terkomputerisasi dari sistem dan banyaknya masalah yang terjadi jika laporan masih manual. Penelitian selanjutnya yaitu Narasimhan et al. (2005) mengenai informasi dan inventori dalam jalur distribusi yang memiliki perhitungan tersendiri agar proses penyimpanan dan pengeluaran barang lebih efisien. Benjaafar (2011) meneliti mengenai permintaan informasi antar muka ke pemasok dengan mengumumkan pesanan barang menjelang tanggal jatuh tempo. Penelitian tentang sistem inventori yang tidak akurat telah dilakukan oleh Kang dan Gershwin (2004) banyak perusahaan telah melakukan otomatisasi proses manajemen persediaan mereka dan mengandalkan sistem informasi dalam pengambilan keputusan penting. Namun, jika informasi tersebut tidak akurat, kemampuan sistem untuk menyediakan ketersediaan barang akan tidak maksimal dan dapat menyebabkan kerugian. Cadavid dan Zuluaga (2011) meneliti mengenai pemanfaatan ERP yang membantu perusahaan untuk standarisasi operasi dalam mengintegrasikan informasi bisnis, dan management persediaan, biaya, dan tingkat pelayanan kontrol. PT. Indosat Tbk. merupakan perusahaan investasi asing untuk menyediakan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969. PT. Indosat Tbk. terus berkembang 3 dan memasuki sektor telekomunikasi dalam negeri dengan mendapatkan lisensi menyediakan layanan lokal jaringan tetap di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam menjalankan perusahaan, PT. Indosat Tbk. memiliki banyak group salah satunya yaitu Group Customer Operation. Dalam menjalankan proses bisnisnya, Group Customer Operation (GCO) memiliki aplikasi DJ-Online yang menghubungkan antara divisi Service Delivery, Service Assurance, dan divisi Resouce Management dalam proses bisnis aktivasi jaringan telekomunikasi di perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Indosat Tbk.. Pada aplikasi DJ-Online terdapat berbagai proses yaitu input data perangkat, vendor, pelanggan, dan proses booking yang dapat membantu kegiatan operasional perusahaan. Namun aplikasi tersebut memiliki banyak kekurangan yang menimbulkan permasalahan dalam proses bisnis PT. Indosat Tbk. Permasalahan yang ada pada sistem berjalan yaitu adanya duplikasi data pengeluaran perangkat pada aplikasi DJ-Online. Hal ini berpengaruh terhadap validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di gudang, yang menyebabkan laporan menjadi tidak valid dan reliabilitas. Pencatatan transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan, pengiriman, pick up, dan return perangkat pada sistem berjalan masih manual yang menyebabkan apabila terjadi kesalahan, sulit untuk dicari letak kesalahannya. Pada sistem yang sedang berjalan, informasi perangkat tidak sesuai dengan kebutuhan user, yaitu tidak disertai dengan keterangan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat menyebabkan kesalahan dalam proses booking. 4 Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, sistem informasi inventori merupakan peranan penting dalam menjalankan proses bisnis bagi Inventory Management pada Group Customer Operation yang terdapat di PT. Indosat Tbk. Keadaan yang telah disebutkan sebelumnya mendorong peneliti untuk merancang dan membangun dalam membantu perusahaan untuk melancarkan proses bisnisnya. Sehingga penelitian ini diberikan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi masalah yang dihadapi perusahaan adalah: 1. Adanya duplikasi data pengeluaran perangkat yang berpengaruh terhadap validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di gudang. 2. Pencatatan transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan, pengiriman, pick up, return, serta laporan perangkat pada sistem berjalan masih manual yang menyebabkan pegawai sulit menelusuri data jika terjadi perbedaan antara stok perangkat di gudang dengan stok yang ada pada laporan. 3. Informasi perangkat tidak sesuai dengan kebutuhan user, yaitu tidak disertai dengan keterangan, tutorial instalasi, dan gambar perangkat. 5 Maka dapat dirumuskan untuk permasalahan yang terjadi yaitu “Bagaimana rancang bangun sistem informasi inventori yang terkomputerisasi dan memiliki infomasi yang valid.” 1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya cakupan inventori, maka penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan penelitian ini terfokus pada masalah dan mencapai hasil yang optimal. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada Departemen Inventory Management pada Divisi Resouce Management, Divisi Service Assurance, Divisi Service Delivery yang berada di Group Customer Operation, tidak pada divisi dan Group lain. 2. Proses bisnis hanya pada proses penerimaan, booking, pick up, pengiriman , dan proses return perangkat, tidak termasuk proses procurement, sales, dan finance. 3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD) yang meliputi Fase Perencanaan Syarat, Fase Workshop design, dan Fase Implementasi. Pada fase implementasi hanya pada tahap pemrograman dan testing menggunakan blackbox testing. 4. Tools yang digunakan untuk menggambarkan model pengembangan sistem ini menggunakan Unified Modelling Language (UML). Diagram yang digunakan yaitu Use Case Diagram, Activity diagram, Sequence diagram, 6 dan Class diagram menggunakan IBM Rational Rose Enterprise Edition dan Astah Community. Selain itu, tools yang digunakan untuk pengkodean menggunakan XAMPP versi 1.8.2 dan database menggunakan MySql. 5. Sistem ini tidak membahas tentang keamanan data (sertifikat digital atau tanda tangan digital) yang terkait dengan sistem ini. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan: 1. Analisis dan perancangan sistem informasi inventori yang terkomputerisasi. 2. Sistem database yang dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi duplikasi data. 3. Aplikasi yang memiliki fitur penerimaan, booking, pick up, pengiriman, dan return dengan tampilan user friendly. 4. 1.5 Laporan transaksi perangkat masuk, perangkat keluar, dan return perangkat. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis: 1. Dapat memberikan perancangan sistem informasi inventori yang efektif, efisien, dan user friendly kepada Inventory Management PT. Indosat Tbk. 7 Group Customer Operation dan mampu meningkatkan kecepatan, keakuratan, ketersediaan data, serta menghindari redudansi data. 2. Dapat mengendalikan permasalahan stok berlebih maupun kekurangan stok serta permasalahan pembuatan laporan penerimaan perangkat, booking, pick up, pengiriman, dan return. 3. Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi khususnya dibidang perancangan sistem informasi inventori. 4. Sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya dalam mengembangkan yang berkaitan dengan sistem informasi inventori. 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi ini terdiri dari 2 macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem. Dalam metodologi pengumpulan data terdapat empat macam, yaitu: 1. Observasi Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan atau survei pada sistem yang sedang berjalan pada instansi terkait. Mengamati dan mencatat secara langsung objek yang akan diteliti (Jogiyanto, 2008). 2. Wawancara Metode ini merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data Responden. Metode ini juga sebagai pembuktian dan pelengkap terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Jogiyanto, 2008). 8 3. Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005). 4. Studi Literatur Penelitian Sejenis Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal, Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori (Nazir, 2005). Sedangkan untuk metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi berorientasi objek (object oriented modeling) dengan metode Rapid Application Development (RAD), menggunakan bahasa pemodelan UML (Unified Modelling Language). 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini sistematika penulisan terdiri atas 5 (lima) bab, adapun uraian masing-masing bab tersebut adalah: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan. 9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori dasar yang berhubungan dengan sistem informasi, metodelogi pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem, UML, SCM, konsep dasar inventori, basis data, dan pemrograman web yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari merancang sebuah sistem informasi pada PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek penelitian, metode yang digunakan khususnya metode pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, materi penelitian, alat-alat penelitian serta kerangka berfikir dalam penyusunan skripsi ini. BAB IV SISTEM INFORMASI INVENTORI Bab ini berisi penjelasan tahapan-tahapan perancangan sistem informasi inventori dengan metodologi berorientasi objek Rapid Application Development (RAD), yaitu : 1. Perencanaan Syarat (Requirements planning), pada fase ini user dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem. 2. Workshop Design, pada fase ini penganalisis merancang dan memperbaiki yang bias dan digambarkan sebagai workshop. 10 3. Implementasi, pada fase ini, sistem yang diusulkan dibangun dan disaring, kemudian sistem baru atau bagian dari sistem di uji coba menggunakan black-box testing. BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran pengembangan di masa datang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan input dalam proses transformasi teratur. Apabila suatu komponen tidak memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem (Mulyanto, 2009). Sistem didefinisikan sebagai seperangkat komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas, bekerja sama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisir (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 26). Menurut O‟Brien dan Marakas. Sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu: 1. Input, mencakup menangkap dan perakitan elemen-elemen yang masuk ke sistem untuk diproses. Contohnya yaitu bahan baku, energi, data, dan usaha manusia harus dijamin dan diatur untuk diproses. 2. Proses, mencakup proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Contoh nya yaitu proses manufaktur, proses pernapasan manusia, dan proses perhitungan matematika. 11 12 3. Output, mencakup mentransfer elemen yang telah dihasilkan oleh transformasi proses ke tujuan akhir mereka. Contohnya yaitu produk jadi, jasa manusia, dan manajemen informasi harus dikirimkan kepada pengguna. Menurut Hakim (http://www.zainalhakim.web.id/definisi-sistem-menurut- para-ahli.html) Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Definisi sistem lainnya, menurut John Mc Manama (dalam Hakim, 2013) sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien. Dari definisi sistem yang telah dijelaskan diatas, sistem merupakan seperangkat bagian yang saling berhubungan untuk melaksanakan suatu tujuan. Contoh sistem yaitu sistem pencernaan makanan pada manusia. Makanan masuk melalui mulut, akan diproses melalui lambung dan usus, kemudian sisa makanan yang telah diproses dan tidak digunakan untuk tubuh manusia akan dikeluarkan melalui anus. 2.1.2 Karakteristik/ Elemen Sistem Suatu Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, pengolah dan sasaran atau tujuan (Ladjamuddin, 2004). Berikut ini akan dipaparkan beberapa karakteristik dari sistem, antara lain: 13 1. Sistem memiliki komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu toko dapat disebut dengan suatu sistem dan pabrik industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Apabila pabrik industri dianggap sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan diasumsikan sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. 2. Sistem memiliki batas sistem (boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Sistem memiliki lingkungan luar sistem (environment) Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4. Sistem memiliki penghubung sistem (interface) 14 Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. 5. Sistem memiliki masukan sistem (input) Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Sistem memiliki keluaran sistem (output) Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain. 7. Sistem memiliki pengolah sistem (process) Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. 8. Sistem memiliki sasaran sistem Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. 15 2.2 Informasi 2.2.1 Pengertian Data Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk gambar, fakta, dan/atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi. Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman catatan tentang fakta. Data adalah fakta yang dapat disimpan dalam suatu database dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi (Kendall dan Kendall, 2011). Data kata adalah bentuk jamak dari datum, meskipun data biasanya mewakili kedua bentuk tunggal dan jamak. Data adalah fakta mentah atau pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. Misalnya, peluncuran pesawat ruang angkasa atau penjualan dari mobil akan menghasilkan banyak data yang menggambarkan peristiwa-peristiwa. Lebih khusus lagi, data pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas (misalnya, orang, tempat, benda, peristiwa) (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 34). 2.2.2 Pengertian Informasi Informasi adalah rangkaian data yang berada disekitar kita, tidak diberikan secara bebas dan dapat dimanfaatkan dalam posisi strategis dalam bisnis (Kendall dan Kendall, 2011). Informasi adalah suatu pengetahuan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Jadi segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai 16 dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat kita kelompokkan sebagai informasi (Nugroho, 2008). Menurut O‟Brien dan Marakas (2010, hal. 34) kita dapat mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pengguna akhir tertentu. Dengan demikian, data yang umumnya mengalami proses nilai tambah (pengolahan data atau informasi pengolahan) di mana (1) bentuknya dikumpulkan, dimanipulasi, dan terorganisir, (2) kontennya dianalisis dan dievaluasi, dan (3) mereka ditempatkan dalam konteks yang tepat untuk pengguna. Karakteristik dari informasi adalah penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi (state) belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru dapat mengkoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi juga dapat dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan. Pengolah informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual dan pengolah informasi ini dapat meliputi elemenelemen komputer, elemen-elemen non-komputer atau kombinasinya. 2.2.3 Kualitas Informasi Kualitas Informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal (Witarto, 2004), yaitu: 1. Informasi harus tepat dan akurat Dalam hal ini, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya, informasi dikatakan akurat jika sekuruh 17 kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end user). 2. Informasi harus tepat waktu Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi. 3. Informasi harus relevan Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja. 2.3 Sistem Informasi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Mulyanto (2009) sistem informasi adalah suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Turban et al. Dalam Mulyanto (2009) sistem informasi adalah sistem buatan manusia secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, 18 menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Dengan kata lain, sistem informasi adalah suatu sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi menggunakan berbagai sumber daya dan sistem tersebut bermanfaat bagi penggunanya. 2.4 Metodologi Penelitian 2.4.1 Metodologi Pengumpulan Data 2.4.1.1 Observasi Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. Pendekatan observasi diklasifikasikan ke dalam observasi sederhana dan observasi terstruktur (Jogiyanto, 2008): 1. Observasi Sederhana Merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-pertanyaan riset. Observasi sederhana ini digunakan di penelitian eksploratori yang belum diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan. 2. Observasi Terstruktur Merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Menentukan data yang akan diobservasi. b. Membuat rencana pengumpulan datanya. c. Memilih dan melatih pengamat. 19 d. Mencatat atau merekam hasil yang diobservasi. Berdasarkan klasifikasi tersebut, observasi yang baik adalah observasi terstruktur dikarenakan observasi terstruktur ampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan, selain itu pencatatan hasil observasi dapat diolah pada penelitian lebih lanjut. 2.4.1.2 Wawancara Merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara dapat berupa wawancara personal (personal interview), wawancara intersep (intersept interview) dan wawancara telepon (telephone interview) (Jogiyanto, 2008), penjelasan dari jenis wawancara sebagai berikut: 1. Wawancara Personal Wawancara dengan melakukan tatap muka langsung dengan responden. 2. Wawancara Intersep Sama dengan wawancara personal tetapi responden-responden dipilih di lokasi-lokasi umum, misalnya dilakukan di mall. 3. Wawancara Telepon Wawancara yang dilakukan lewat telepon. Dalam penelitian ini digunakan wawancara personal yaitu wawancara dengan manajer dan kordinator pada divisi Resource Management. Dengan wawancara personal, diharapkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis menjadi lebih fokus dan terarah. 20 2.4.1.3 Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005). 2.4.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal, Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori (Nazir, 2005). Terdapat 4 (empat) skripsi yang dijadikan bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menunjukkan kelebihan dan kelemahan. Penenelitian tersebut sebagai berikut: 1. “Pengembangan Sistem Informasi Inventory pada PT. Dwiwarna Inti Sejahtera” Skripsi ini disusun oleh Arisma Susanto (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah merancang desain aplikasi yang menarik dan user friendly untuk memudahkan karyawan. Operasi yang berjalan pada sistem ini yaitu: input data barang keluar, input data barang masuk, input data pembeli, input data supplier, input data sortir, work order, laporan barang masuk, laporan barang keluar, laporan pembeli, laporan supplier, laporan sortir, laporan ready stock, laporan work order dan cek barang. Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly. Aplikasi yang dibuat tersebut mampu menyediakan struktur modular yang jelas untuk program 21 sehingga aplikasi yang dibuat bagus dalam mendefinisikan tipe data abstrak di mana detil implementasinya tersembunyi. Kelemahan dari penelitian tersebut, laporan yang dibuat tidak bisa menjadi landasan bagi stakeholder dalam pengambilan keputusan. Selain itu, aplikasi yang dibuat tidak komunikatif dan dalam pembatasan masalahnya tidak dideskripsikan lebih jelas. 2. “Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis Jaringan Local Area Network (LAN) Pada PT. Mitra Mega Semesta (DoctoRabbit)” Skripsi ini disusun oleh Ryan Fahreza Pohan (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2008). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Inventori yang masih berbasis stand alone ini menjadi aplikasi multiuser yang berbasiskan jaringan LAN, sehingga memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini. Kelebihan dari penelitian tersebut, bahasa pemrograman VB sangat cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang bersifat “Rapid Application Development” karena setiap fungsi aplikasi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien. Selain itu aplikasi sistem informasi inventori yang sudah berbasis jaringan LAN ini, tentunya akan memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini di banyak komputer (multiuser). Kelemahan dari penelitian tersebut, penggunaan tools UML dalam analisis data kurang lengkap, karena hanya menggunakan tiga diagram. Selain itu, 22 penelitian tersebut tidak menginformasikan tampilan aplikasi kepada pembaca. 3. “Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah) Skripsi ini disusun oleh Arip Saripudin (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah menganalisa, merancang dan mengembangkan sistem informasi inventaris pengadaan barang yang dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses inventarisasi dan pengadaan barang pada Sub Bagian Umum FDI. Teknologi pengkodean komputer menggunakan web server Apache versi 2.5 dan control panel XAMPP, pemrograman basis data: MySQL versi 5.1. Metode pengembangan sistem informasi inventaris pengadaan barang ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall atau sering juga disebut dengan SDLC. Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly. Diagram yang dibuat sangat lengkap dan mudah dipahami pembaca. Kelemahan dari penelitian tersebut, kurang nya perhitungan return of investment (ROI) karena aplikasi yang dibuat bagus dan memiliki nilai jual. 4. “Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Berbasis web (Studi Kasus: Pokja Information and Communication Technology pada Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II)”. 23 Skripsi ini disusun oleh Herman (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2011). Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem informasi data inventaris agar dapat membantu dalam mengolah datadata barang inventaris dengan baik sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu serta kinerja staf pada Pokja ICT dan merancang dan membangun sistem pengamanan web (web security) agar dapat mengamankan data-data barang inventaris yang sering terjadinya kehilangan data. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan model Rapid Application Development (RAD) dan Unified Modelling Languange (UML) sebagai alat pemodelannya. Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly. Kelemahan dari penelitian tersebut, diagram yang digunakan dalam analisis pengembangan sistem tanpa statechart diagram. Selain itu aplikasi yang dibuat tidak terdapat menu request order sehingga membutuhkan waktu yang lama jika ingin melakukan pengadaan barang. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi berbasis web dengan pemrograman PHP. Pada penelitian lain terdapat aplikasi yang menggunakan BASIC. Kekurangan pemrograman BASIC, bahasa pemrograman kurang terstruktur dan tidak sesuai untuk membuat aplikasi besar, berbeda dengan pemrograman PHP yang terstruktur, 24 mudah dipelajari, dan dapat digunakan untuk aplikasi besar dengan tampilan user friendly. 2. Database yang digunakan adalah MySQL. Kelebihan MySQL yaitu merupakan sebuah program pembuat database yang bersifat open source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal, terstruktur dan memiliki performansi yang tinggi. 3. Input data perangkat disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau tutorial instalasi perangkat. Pada penelitian sebelumnya, hanya terdapat proses input data tanpa disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau tutorial instalasi perangkat. 4. Pemesanan atau booking perangkat disertai histori pemesanan. User dapat mengecek dan memonitor perangkat apa saja yang telah dibooking dan status booking tersebut. 5. Pengambilan perangkat atau pick up disertai dengan dokumen digital yang dapat didownload dan dicetak. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang tidak disertai dengan download dokumen digital. 6. Pengiriman perangkat disertai dengan upload nomer air way bill (AWB). Hal ini memudahkan pegawai inventori dalam penyimpanan dokumen dan membuat pekerjaan pegawai menjadi efisien. 7. Pengembalian perangkat atau return disertai dengan informasi kondisi perangkat. Dengan adanya informasi kondisi perangkat dapat memudahkan identifikasi perangkat sehingga manajer dapat mengambil keputusan, apa 25 yang dapat dilakukan terhadap perangkat yang dikembalikan ke dalam gudang. 8. Tidak terdapat menu upload dan download dokumen (dokumen digital). Selain itu, pada penelitian ini, sistem yang dirancang dapat memberikan notifikasi kepada user mengenai stok perangkat yang kosong/habis, sedangkan pada penlitian lain tidak terdapat notifikasi kepada user. 9. Terdapat notifikasi perangkat yang habis/kosong atau jika stok perangkat ada pada batas minimum. 2.4.2 Metodologi Pengembangan Sistem Pengembangan sistem informasi adalah sebagai suatu aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan atau problem organisasi atau untuk memanfaatkan kesempatan yang terjadi. Adapun beberapa prinsip dasar pengembangan sistem antara lain (Indrajani, 2009): 1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat. 2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah. 3. Menentukan tahapan pengembangan. 4. Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten. 5. Jangan takut untuk membatalkan atau mengubah lingkungan pekerjaan. 6. Memecahkan masalah menjadi bagian–bagian kecil. 7. Merancang sistem untuk pertumbuhan dan perkembangan 26 Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan problem-solving. Berikut ini adalah langkah problemsolving secara umum (Whitten et al., 2007): 1. Mengidentifikasi masalah. 2. Memahami dan menganalisa masalah. 3. Mengidentifikasi solusi yang diharapkan. 4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. 5. Merancang solusi yang telah dipilih. 6. Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih. 7. Mengevaluasi hasil Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD). 2.4.2.1 Metodologi Berorientasi Objek Metodologi berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objekobjek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses. 27 Pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah metode Booch dari Grady Booch Object Modeling Technique (OMT) dari James Rumbaugh (OMT), dan Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya teknik yang digunakan membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain (mengurangi penggunaan ulang) dan tim pengembang. Konsekuensinya, teknik ini menghambat komunikasi antara anggota tim dan pengguna, yang mengakibatkan banyak terjadi error di dalam proyek. Masalah ini dan lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan standar (Whitten et al., 2007). Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat sebuah bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode berorientasi objek standar. Berdasarkan keja mereka dan hasil kerja lainnya pada industri, Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 dirilis pada tahun 1997 (Whitten et al., 2007). Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai Object Oriented (Whitten et al., 2007), yaitu: 1. Object Oriented Analysis (OOA) adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object. Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari objek yang sudah ada untuk 28 mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru dan untuk menentukan satu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga. 2. Model-model Object Oriented Analysis (OOA) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek. 3. Object Oriented Design (OOD) merupakan proses spesifikasi yang terperinci dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Perancangan berorientasi objek ini digunakan untuk memperbaiki definisi persyaratan objek yang telah diidentifikasi lebih awal selama analisis dan untuk mengenali objek dengan desain spesifik. Analisis sistem berorientasi objek didasarkan beberapa konsep. Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses pengembangannya (Whitten et al., 2007). Berikut istilah yang terdapat dalam metodologi berorientasi objek: 1. Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu. 2. Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah objek. 3. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek. 29 4. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi (istilah ini digunakan berganti-ganti di sepanjang buku ini). 5. Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit. Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep pengkategorian objek menjadi class/ kelas yaitu sebagai berikut (Whitten et al., 2007): 1. Class adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang sama. Kadang-kadang disebut object class. 2. Generalization/ specialization adalah sebuah teknik dimana atribut dan behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, dikelompokkan (atau diabstraksi) ke dalam kelasnya sendiri disebut supertype. Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian diwariskan oleh kelas objek tersebut (subtype). Object/class relationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dan maksimum dari satu objek/ kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/ kelas yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas “part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole” yang lebih besar. Composition adalah hubungan agregasi di mana “whole” bertanggungjawab atas 30 pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan rusak (Whitten et al., 2007). 2.4.2.2 Rapid Application Development (RAD) Metode Rapid Application Development (RAD) adalah suatu pendekatan berorientasi terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2011). Ada tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. RAD melibatkan pengguna dalam setiap bagian upaya pengembangan dengan partisipasi mendalam dalam bagaian perancangan bisnis. Berikut ini merupakan tiga tahap dari fase RAD (Kendall dan Kendall, 2011): 1. Perencanaan Syarat (Requirements planning) Dalam fase ini, mengidentifikasikan pengguna tujuan-tujuan dan penganalisis aplikasi atau bertemu sistem serta untuk untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok tersebut, tidak hanya menunjukkan proposal atau dokumen. Selain itu, juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan problem-problem perusahaan. Pembahasan dalam perencanaan syarat meliputi: a. Gambaran umum perusahan, menjelaskan tentang profil perusahaan. 31 b. Visi dan misi, menjelaskan mengenai tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai. c. Struktur organisasi, menjelaskan mengenai susunan dan hubungan antar posisi yang ada pada perusahaan dan menjelaskan pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain. d. Analisis sistem berjalan (As-Is), menjelaskan mengenai proses bisnis pada sistem yang saat ini berlangsung/sistem berjalan. e. Identifikasi masalah, menjelaskan permasalahan yang ada dalam proses bisnis perusahaan. f. Analisis sitem yang diusulkan (TO-BE), menjelaskan mengenai sistem yang akan diusulkan oleh penulis terhadap perusahaan. 2. Workshop Design Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bias digambarkan sebagai workshop. Selama workshop design RAD, pengguna merespons working prototype yang ada dan penganalisis memperbaiki modulmodul yang dirancang berdasarkan respons pengguna. Pada fase ini menggunakan beberapa tahap perancangan, yaitu: a. Perancangan Proses Tahap ini menggambarkan usulan proses dengan menggunakan tools Use Case Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram. b. Perancangan Basis Data Pada tahap ini akan dirancang kebutuhan basis data dengan menggunakan tools Class diagram. 32 c. Perancangan Antarmuka Tahap ini akan dirancang sketsa tampilan untuk user. 3. Implementasi Penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop untuk merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Segera sesudah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem di ujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi. Pada tahap ini akan membahas mengenai pemrograman dan pengujian menggunakan black-box testing. Gambar 2.1 Fase RAD (Sumber: Kendall dan Kendall, 2011) 2.4.2.3 Perbandingan RAD dengan SDLC Systems Development Life Cycle (SDLC) adalah fase bertahap dalam analisis dan desain yang menyatakan bahwa pengembangan sebuah sistem yang terbaik yaitu menggunakan analisa siklus yang spesifik dan aktivitas user 33 (Kendall dan Kendall, 2011). Perbandingan terhadap RAD dan SDLC dapat dilihat pada Gambar 2.2. Perhatikan bahwa tujuan akhir dari RAD adalah untuk mempersingkat SDLC dan dengan cara ini merespon lebih cepat terhadap kebutuhan informasi dinamis organisasi. SDLC lebih metodis, pendekatan sistematis yang memastikan kelengkapan dan akurasi menciptaan sistem yang terintegrasi dengan baik ke dalam prosedur standar bisnis. Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC (Sumber: Kendall dan Kendall, 2011) 34 2.5 Teori Analisis 2.5.1 Analisis PIECES Menurut Hanif Al Fatta (2007), untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces. Adapun pengertian dari analisis pieces sebagai berikut: 1. Analisis Kinerja Sistem (Performance) Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time). Menurut Wetherbe et al. (2004) kehandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari PIECES framework dimana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut: a. Suatu sistem dilihat apakah mampu mengerjakan sejumlah perintah atau penugasan dalam periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (errors). b. Kemampuan sistem dalam merespon suatu perintah atau program pembatalan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi apakah cepat atau lambat. 35 Hal ini dapat disesuaikan juga dengan capability komputer yang digunakan dalam pemrosesan. Bila komponen dalam komputer untuk memenuhi suatu requirement sistem tinggi, maka seharusnya response time yang diperlukan cepat. 2. Analisis Informasi (Information) Informasi merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing) dan user dapat melakukan langkah selanjutnya. Menurut Wetherbe et al. (2004) informasi dan data yang disajikan ataupun dibutuhkan oleh perusahaan, merupakan salah satu faktor penting untuk kemajuan suatu perusahaan tersebut. Informasi yang disajikan harus mempunyai nilai yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh perusahaan. Dalam variabel ini, dapat digunakan sebagai pedoman ketika mengevaluasi atau menganalisis sistem dengan memperhatikan hal - hal berikut : a. Keluaran (Outputs) Suatu sistem dalam memproduksi keluaran, terutama dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, suatu outputs seharusnya: 1. Tidak kekurangan informasi – informasi yang diperoleh dari data inputan. 2. Tidak kekurangan informasi yang mengandung point penting bagi perusahaan. 36 3. Tidak kekurangan informasi – informasi yang relevan, walaupun informasi yang lampau masih tetap dibutuhkan. 4. Informasi yang disajikan jangan sampai overload, dikarenakan dapat menimbulkan kebingungan bagi perusahaan dalam memilih informasi yang dibutuhkan, sehingga membuat kinerja menjadi terhambat. 5. Informasi yang dihasikan haruslah sesuai dengan format awal yang digunakan ketika perusahaan melakukan input program untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan ke dalam sistem tersebut. 6. Informasi yang disajikan oleh sistem tersebut jangan sampai tidak akurat, karena hal ini dapat menjatuhkan perusahaan dalam melakukan suatu tindakan bisnis (bussiness act). 7. Informasi yang dihasilkan oleh sistem, haruslah mudah untuk dicerna, sehingga mudah pula untuk diolah kembali. Jangan sampai informasi yang dihasilkan malah menimbulkan kerancuan dan kebingungan dalam mempersepsikan satu sama lain. 8. Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan harus tepat waktu untuk penggunaan yang semestinya. Jadi ketika perusahaan membutuhkan suatu informasi pada saat itu juga, sistem tersebut harusnya juga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan pada saat itu juga, sehingga perusahaan dapat dengan cepat merespon kembali dan informasi menjadi tidak kadaluarsa. 37 b. Masukan (Inputs) Dalam memasukkan suatu data sehingga kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan, hal – hal berkut ini dapat menjadi acuan dalam menganalisis sistem: 1. Data yang diperlukan tidak bisa diperoleh. Hal ini dapat terjadi karena data yang ada tersebut tidak diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum diinput, sehingga dari sekian banyak data yang masuk ke dalam suatu sistem, sewaktu – waktu ketika perusahaan membutuhkan data tersebut susah diperoleh bahkan memungkinkan juga data tersebut menjadi hilang (missing file) dan untuk mendapatkannya kembali memerlukan pemrosesan yang relatif lama sehingga pada akhirnya juga akan turut mempengaruhi output yang dihasilkan. 2. Data yang ada dalam sistem tersebut tidak dapat diperoleh dalam waktu ketika dibutuhkan. Hal ini sebenarnya hampir sama dengan opsi pertama, hanya saja data ini ketika dibutuhkan sistem tidak dapat menemukan. Dan data ini baru dapat ditemukan oleh sistem ketika perusahaan sudah tidak membutuhkan. 3. Data yang didapat tidak akurat serta mengandung kesalahan (errors), sehingga hal ini dapat menghambat dan menjerumuskan perusahaan bila tidak dilakukan cek ulang. 4. Dalam mendapatkan data dari sistem tersebut memerlukan waktu yang relatif lama sehingga kinerja perusahaan yang seharusnya 38 menggunakan sistem informasi itu dapat lebih cepat, tetapi malah memperlambat perusahaan dalam beroperasi. 5. Data yang diperoleh dari sistem tersebut berlebihan, dalam artib data yang sama didapatkan lebih dari satu kali. Hal ini jelaslah dapat membingunkan perusahaan dalam pengolahan data, dan juga hal ini memakan saving space dalam sistem yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan yang lain. 6. Terlalu banyak data yang diperoleh. Data - data yang dibutuhkan tidak boleh melebihi dari jumlah yang seharusnya diperlukan karena dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi dua kali lipat dikarenakan harus memilih kembali data - data mana saja yang diperlukan. 7. Data yang didapat jangan data yang ilegal. Karena data yang tidak sah itu sama saja dengan perusahaan menyebarkan data yang rahasia ke seluruh bagian perusahaan sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran perusahaan. c. Data yang disimpan (stored data) Dalam menyimpan data sehingga kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan, hal- hal berkut ini dapat menjadi pedoman dalam menganalisis sistem: 1. Dalam menyimpan data tidak boleh secara berlebihan kedalam banyak files maupun ke dalam database. Penyimpanan data secara berlebihan, dalam arti tidak secukupnya, selain merugikan 39 kapasistas sistem yang seharusnya dapat dipergunakan untuk keperluan lain, juga dapat menimbulkan kerugian terhadap sistem itu dan user dalam mengklasifikasikan dan mengolah data – data tersebut. 2. Data yang disimpan ke dalam sistem ternyata tidak akurat. Ini berarti data-data yang seharusnya berguna bagi perusahaan menjadi tidak berguna, sehingga tidak perlu disimpan ke dalam files atau database dan dapat digantikan oleh data-data yang akurat dan relevan. 3. Data yang disimpan tersebut tidak cukup aman dari kecelakaan ataupun kejahatan. Data yang disimpan ke dalam suatu sistem, hendaknya dilengkapi dengan suatu tindakan pengamanan terhadap data itu sendiri sehingga, apabila terjadi kecelakaan ataupun tundak kejahatan, data tersebut masihlah dapat terselamatkan dan perusahaan dapat tetap berjalan seperti biasanya. 4. Ketika proses penyimpanan data hendaknya data - data yang akan disimpan kedalam sistem terlebih dahulu diklasifikasikan atau diorganisir sehingga, data - data yang tersimpan kedalam sistem apabila sewaktu - waktu dibutuhkan tidak perlu mencari dengan waktu yang lama. Misalnya saja data penjualan jangan dicampur dengan data pembelian. 40 5. Data yang telah tersimpan tidak fleksibel untuk kemudian diolah menjadi informasi yang dibutuhkan. Seringkali data - data yang ada dalam suatu sistem berupa catatan - catatan yang sulit untuk dimengerti sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam pengolahannya. Seharusnya perusahaan secara selektif memilih data - data yang diperkirakan mudah untuk dipahami sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. 6. Data yang ada dalam sistem tidak dapat diakses. Hal ini dapat disebabkan terjadi errors dalam sistem karena tidak terorganisirnya data, kapasitas sistem yang berlebihan, sehingga sistem menjadi kesulitan dalam mengakses data - data yang diperlukan. 3. Analisis Ekonomi (Economy) Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat. Variabel ekonomi menjadi suatu parameter apakah dengan pengorbanan perusahaan untuk mengaplikasikan sistem administrasi akademik seperti sekarang ini sepadan dengan hasil yang diperoleh perusahaan. Untuk itu perlu adanya suatu acuan dalam menganalisis sistem: a. Biaya (Costs) Perusahaan harus mengetahui sampai sejauh mana biaya yang dikeluarkan hingga saat ini, sehingga perusahaan juga dapat melakukan penilaian terhadap langkah strategik yang diambilnya sekarang ini, apakah sepadan 41 dengan keuntungan yang diperoleh, apakah layak untuk diteruskan penggunaan sistem seperti ini, dan masih banyak lagi langkah – langkah strategik yang dapat diambil. b. Keuntungan (Profit) Dengan pengeluaran dan pengorbanan yang besar oleh perusahaan semestinya perusahaan mengharapkan tingkat profitabilitas yang cukup besar pula sehingga perusahaan dapat menuju ke arah yang lebih baik. 4. Analisis Pengendalian (Control) Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses. Suatu sistem sebaik apapun apabila tidak disertai dengan pengendalian dan pengamanan yang baik, akan menjadi suatu sistem yang lemah sehingga memudahkan pihak - pihak luar terutama pihak yang tidak dinginkan untuk dapat mengacaukan sistem tersebut, baik dari dalam lingkungan perusahaan sendiri maupun luar perusahaan. 5. Analisis Efisiensi (Efficiency) Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan. Sistem komputerisasi yang digunakan oleh perusahaan seharusnya mempunyai keunggulan mutlak terhadap sistem manual. Keunggulan tersebut terletak pada tingkat keefisienan sistem tersebut beroperasi. 6. Analisis Pelayanan (Service) 42 Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen (marketing), user dan bagian lain yang merupakan simbol kualitas dari suatu sistem informasi. Pelayanan terhadap pelanggan sagatlah penting, karena posisi pelanggan pada saat ini adalah sebagai end user. Jadi suatu sistem bermuara kepada end user ini. Kemajuan perusahaan juga ditentukan dari variabel ini, apakah mereka tertarik dan merasa puas dengan pelayanan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, sehingga memungkinkan mereka untuk tidak beralih ke pesaing bisnis yang lain. 2.6 Tools Pengembangan Sistem 2.6.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk membuat cetak biru dari sebuah software. UML dapat digunakan untuk memvisualisasikan, menspesifikasi, membangun, dan mendokumentasikan artifak-artifak dari sebuah sistem software. Unified Modeling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten et al., 2007). Aplikasi UML yang digunakan adalah IBM Rational Rose Enterprise Edition dan Astah Community. 43 2.6.2 Diagram Unified Modelling Language Diagram Unified Modelling Language (UML), untuk lebih lanjut disebut UML, memiliki beberapa diagram yaitu: 1. Use Case Diagram Use Case Diagram adalah deskripsi dari sekumpulan aksi, termasuk variant, yang dilakukan sistem untuk menghasilkan suatu nilai untuk actor. Secara grafik, Use Case Diagram digambarkan dengan bentuk elips. Use Case Diagram adalah diagram yang memperlihatkan sekumpulan Use Case dan actor (pengguna) beserta relationship (hubungan). Use Case Diagram digunakan untuk memodelkan gambaran Use Case dari sistem. Sebagian besar penggunaannya meliputi pemodelan hubungan pada sistem, subsistem, class, atau memodelkan kebutuhan tingkah laku dari elemen-element tersebut. Use Case Diagram penting untuk menggambarkan, menspesifikasikan, dan mendokumentasikan tingkah laku dari elemen (Munawar, 2005). Berikut adalah notasi yang ada pada Use Case Diagram: Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram Simbol nama use case Deskripsi fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau actor. 44 orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri. nama actor Asosiasi komunikasi antar actor. <<extend>> use case yang ditambahkan dan dapat berdiri sendiri. <<include>> use case yang ditambahkan dan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya. (Sumber: Sugiarti, 2013) Sistem Informasi Inventori include Login Logout Manajemen User Manajemen Perangkat Masuk Service Delivery Manajemen Booking Admin Inventori Manajemen Pick Up Service Assurance Manajemen Pengiriman Manajer Inventori Manajemen Return Mover Manajemen Laporan Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram pada Sistem Informasi Inventori 45 Pada Gambar 2.3 merupakan contoh Use Case Diagram pada sistem informasi inventori yang menjelaskan 5 (lima) actor yang dapat melakukan berbagai aksi yang ada dalam sistem yang akan diusulkan. Service Delivery dapat melakukan aksi Login, Manajemen Booking, Manajemen Pick up, Manajemen Pengiriman. Service Assurance dapat melakukan aksi Login, dan Manajemen Return. Mover dapat melakukan aksi Manajemen Pengiriman. Admin Inventori dapat melakukan keseluruhan aksi, dan Manajer dapat melakukan aksi Login dan Manajemen Laporan. 2. Activity Diagram Activity diagram adalah diagram aliran yang memperlihatkan aliran control dari suatu aktivitas ke aktivitas yang lain. Aktivitas adalah suatu eksekusi non-atomic pada mesin status (state). Secara grafik, activity diagram adalah sekumpulan verteks dan garis. Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram: Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram Simbol Deskripsi status awal diagram ketika mengawali fork digunakan ketika berbagai aktivitas terjadi bersamaan aksi dalam kegiatan sistem 46 keputusan digunakan untuk menunjukan suatu kegiatan memenuhi kondisi tertentu status akhir diagram ketika mengakhiri (Sumber: Sugiarti, 2013) Admin login Sistem tampilkan halaman admin pilih daftar booking pilih status approve tampilkan form pengeluaran perangkat input data pengeluaran perangkat pilih "pick up" simpan data logout tampilkan detail booking Gambar 2.4 Contoh Activity diagram pada Sistem Informasi Inventori Pada Gambar 2.4 merupakan contoh activity diagram pada sistem informasi inventori dalam aktivitas pick up. Aktifitas dimulai setelah Admin melakukan login kemudian memilih status approval pada dagtar booking. Kemudian sistem akan menampilkan form pengeluaran perangkat. Admin harus melakukan input data pengeluaran perangkat dan memilih pick up. Setelah sistem menyimpan data pengeluaran perangkat, sistem akan menampilkan detail booking dan status approval berubah menjadi pick up. 47 3. Sequence Diagram Sequence diagram adalah diagram interaksi yang menekankan urutan waktu dalam pengiriman pesan. Sequence diagram menunjukan interaksi objek dengan waktu yang direpresentasikan dalam grafik dua dimensi. Sequence diagram di gunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang di letakkan di antara objek-objek ini di dalam Use Case. Komponen utama Sequence diagram terdiri atas objek yang di tuliskan dengan kotak segi empat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang di tunjukkan dengan progress vertical (Munawar, 2005). Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram: Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram Simbol Keterangan Object Object1 sd Data Mo... Boundary Boundary sd Data Mo... Control Control sd Data Mo... Entity Entity 48 Actor Actor1 Lifeline Message Message1 Message return Message2 Activation (Sumber: Wahono, 2011) Gambar 2.5 Contoh Sequence Diagram pada Sistem Informasi Inventori Pada Gambar 2.5 merupakan contoh sequence diagram pada sistem informasi inventori dalam proses Login. Pertama user melakukan input username dan password pada form login. Form login akan mengecek data user pada 49 database user. Jika username dan password benar maka user dapat masuk ke halaman user, namun jika salah, maka user harus menginput kembali username dan password. 4. Class diagram Class diagram adalah diagram yang memperlihatkan kumpulan class, interface, dan kolaborasi serta hubungan antara keduanya. Secara grafik, class diagram terdiri dari sekumpulan verteks dan garis. Class diagram digunakan untuk memodelkan tampilan rancangan statis dari sistem. Tampilan ini mendukung kebutuhan fungsional dari sistem, layanan yang harus disediakan sistem kepada penggunanya. Class dalam notasi UML di gambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan di letakkan diatas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih, maka semua suku kata di gabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute (Munawar, 2005). Operation adalah sesuatu yang bisa di lakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah keterangan tentang apa yang akan di lakukan class yaitu apa yang akan di capai oleh attribute dan operation (Munawar, 2005). Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram: 50 Tabel 2.4 Notasi Class Diagram Simbol Class 1 Keterangan Class 1 2 1. Class name 3 2. Attributes 3. Behaviours Association, sebuah relasi paling umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class Generalization, Mengindikasikan bahwa sebuah class adalah sub class lebih spesifik terhadap super class nya. Semua sub class akan memiliki apa yang dimiliki super class tapi tidak sebaliknya. Agregation, mengindikasikan bahwa suatu class merupakan bagian dari class yang lain namun bersifat tidak wajib, suatu class yang menjadi bagian dari kelas yang lain tidak akan dihapus meskipun class yang memilikinya dihapus. (Sumber: Munawar, 2005) * 51 Gambar 2.6 Contoh Class Diagram pada Sistem Informasi Inventori Pada Gambar 2.6 merupakan contoh class diagram pada sistem informasi inventori dalam proses pengiriman. Setiap class memiliki primary key, dan attribute. Pada class Pengiriman memiliki multiplicity terhadap class Regional yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Penerima yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, dan terhadap class Mover yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak. 2.7 Supply Chain Management (SCM) 2.7.1 Pengertian Supply Chain Management (SCM) Managemen rantai pasok atau lebih dikenal Supply Chain Management (SCM) adalah integrasi proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan produk, jasa, informasi, dan bahkan peningkatan nilai untuk konsumen dan karyawan (Lee dan Whang, didalam Anatan L., 2008). Melalui SCM, perusahaan dapat membangun kerjasama melalui penciptaan jaringan kerja 52 yang terkoordinasi dalam penyediaan barang maupun jasa bagi konsumen secara efisien (D‟Amours et al., didalam Anatan L., 2008). Menurut Nugroho (2005) Supply chain management (SCM) adalah kegiatan yang melibatkan koordinasi pengelolaan bahan baku/material, informasi bisnis dan arus keuangan dalam hubungan bisnis antar organisasi/perusahaan yang berpartisipasi. SCM diartikan juga sebagai seluruh jenis kegiatan pengolahan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir kepada konsumen untuk kemudian dilakukan proses daur ulang bagi produk yang sudah dipakai, sehingga SCM disini bersifat siklus yang berjalan terus-menerus seiring dengan proses bisnis suatu perusahaan. 2.7.2 Komponen Supply Chain Management (SCM) Menurut Nugroho (2005) dalam SCM terdapat tiga komponen utama yang mendukung berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut: 1. Upstream Supply Chain Bagian upstream supply chain merupakan keseluruhan kegiatan perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya (manufaktur, assembler, atau keduaduanya) dan hubunganantara manufaktur, assembler, atau kedua-duanya dengan distributor (second-trier). Hubungan para distributor dapat diperluas menjadi kepada beberapa tingkatan, semua jalur dari asal bahan baku/material. Kegiatan utama dalam upstream supply chain adalah pengadaan barang. 2. Internal Supply Chain Management 53 Bagian internal supply chain management merupakan keseluruhan proses pengiriman barang ke gudang penyimpanan yang kemudian akan digunakan untuk transformasi proses bisnis masukan bahan baku dari para distributor ke dalam hasil keluaran perusahaan tersebut. Kegiatan utama dalam internal supply chain management adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan. 3. Downstream Supply Chain Segment Bagian downstream supply chain segment merupakan keseluruhan kegiatan yang melibatkan pengiriman produk kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam downstream supply chain segment adalah distribusi, pergudangan, transportasi, dan layanan purna jual. 2.7.3 Fungsi Supply Chain Management (SCM) Kegiatan SCM ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner SCM menuju ke pembuatan konsep SCM. 54 Tujuan dari SCM ialah meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi diantara rekanan SCM, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori. Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan SCM. Beberapa model telah diajukan untuk memahami kegiatan yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model SCM yang dipromosikan oleh Majelis SCM. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Kegiatan SCM bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional. 1. Strategis g. Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan fasilitas. h. Rekanan strategis dengan penyedia barang/jasa suplai, distributor, dan konsumen, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga. i. Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke SCM,manajemen muatan. j. Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli. k. Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai. 2. Taktis a. Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya. 55 b. Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori. c. Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan. d. Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan. e. Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan. f. Gaji berdasarkan pencapaian. 3. Operasional a. Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di SCM. b. Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di SCM. c. Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua penyedia barang/jasa. 2.7.4 Proses Bisnis Supply chain management (SCM) Menurut Lambert dan Stock (didalam Rouli, 2008) pengelolaan rantai pasok yang sukses membutuhkan sistem yang terintegrasi. Masing-masing unit dalam rantai pasok menjadi satu kesatuan, tidak berdiri sendiri-sendiri sebagaimana halnya dengan rantai pasok tradisional. Kegiatan operasi pada rantai pasok membutuhkan aliran informasi yang berkesinambungan untuk 56 menghasilkan produk yang baik pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam hal ini konsumen menjadi fokus dalam setiap operasi yang dilakukan. Dalam rantai pasok yang terintegrasi terdapat proses-proses berikut: 1. Customer Relationship Management Merupakan pengelolaan hubungan baik dengan konsumen, dimulai dengan mengidentifikasi siapa konsumen kita, apa kebutuhannya, seperti apa spesifikasi yang dikehendaki oleh konsumen. Dengan demikian, secara periodik dapat dilakukan evaluasi sejauh mana tingkat kepuasan konsumen telah terpenuhi. 2. Customer Services Management Berfungsi sebagai pusat informasi bagi konsumen, menyediakan informasi yang dibutuhkan secara real time mengenai jadwal pengiriman, ketersediaan produk, keberadaan produk, harga dan lain sebagianya. Termasuk pula di dalamnya pelayanan purna jual yang dapat melayani konsumen secara efisien untuk penggunaan produk dan aplikasi lainnya. 3. Demand Management Manajemen permintaan (demand management) berfungsi untuk menyeimbangkan kebutuhan konsumen dengan kapasitas perusahaan yang menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan. Didalamnya termasuk menentukan apa yang menjadi kebutuhan konsumen dan kapan dibutuhkannya. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan point of sale dan data konsumen untuk mengurangi ketidakpastian serta meningkatkan efisiensi aliran barang dalam rantai pasok. Kebutuhan 57 pemasaran dan rencana produksi harus dikoordinasikan, kebutuhan konsumen dan kapasitas produksi harus diselaraskan agar persediaan secara global dapat dikelola dengan baik. 4. Customer Order Fulfillment Proses pemenuhan permintaan konsumen tepat waktu, bahkan lebih cepat dari yang disepakati dengan biaya pemenuhan yang seminimal mungkin, memerlukan koordinasi yang baik dari setiap anggota rantai pasok. Tujuan utamanya adalah menciptakan satu proses pemenuhan permintaan dengan lancar mulai dari pemasok bahan baku sampai konsumen akhir. 5. Manufacturing Flow Management Proses produksi diupayakan sedemikian rupa agar secepat mungkin dapat menyediakan produk yang diperlukan dengan tingkat persediaan yang minimal. Untuk itu diperlukan persiapan yang memadai dan kesesuaian permintaan dengan kapasitas produksi. Termasuk persiapan proses produksi adalah ketersediaan bahan baku yang terjamin sehingga kelancaran proses produksi dapat dipertahankan. Untuk itu perlu dijalin hubungan yang baik dengan pemasok-pemasok terkait. 6. Product Development and Commercialization Dimulai dengan evaluasi kebutuhan konsumen dan keluhan-keluhan yang ada dari produk yang telah ada. Pengembangan produk baru memerlukan kerjasama yang baik dengan para pemasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku yang diperlukan. Selain itu, perlu dipersiapkan pula teknologi dalam bidang produksi yang dapat menunjang pengembangan produk ini. 58 7. Returns Pengelolaan produk kembalian merupakan proses yang penting dan dapat dijadikan sebagai salah satu keunggulan daya saing perusahaan. Kinerja pengelolaan produk kembalian bisa diukur dengan parameter ”Return to Available”, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengganti produk kembalian menjadi produk yang dapat digunakan kembali. 2.8 Konsep Dasar Inventori 2.8.1 Pengertian Inventori Menurut Bahagia (2006) inventori adalah suatu sumber daya menganggur (idle resource) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti yang dijumpai pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya. Menurut Ristono (2009) inventori adalah bahan-bahan, atau bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memebuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Persediaan atau inventori dapat memiliki berbagai fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu organisasi. Dengan adanya inventori dapat mempermudah dan melancarkan jalannya suatu proses bisnis. Inventori adalah persediaan barang yang digunakan dalam suatu organisasi. Sebuah sistem 59 inventori adalah kumpulan dari kebijakan-kebijakan dan control dari tiap-tiap tingkatan persediaan barang dan menentukan tingkatan mana yang harus dipelihara dan berapa besar jumlah barang yang harus disimpan. Pengertian lain dari inventori adalah sejumlah barang atau bahan-bahan dalam kendali perusahaan yang disimpan untuk beberapa waktu tertentu, menunggu sampai saat digunakan, dijual, atau di berikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa inventori adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam sebuah perusahaan untuk proses produksi, atau barang-barang jadi yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan dicatat. 2.8.2 Bentuk dan Jenis Inventori Dalam inventori dalam suatu sistem manufaktur, dapat ditemui sedikitnya 3 (tiga) bentuk sesuai keberadaannya (Bahagia, 2006), yaitu: 1. Bahan Baku (raw material) Merupakan masukan awal proses transformasi produksi yang selanjutnya akan diolah menjadi produk jadi. Ketersediaan bahan baku akan sangat menentukan kelancaran proses produksi sehingga perlu dikelola secara seksama. Inventori jenis ini didatangkan dari luar sistem dan keberadaannya secara fisik biasanya disimpan digudang penerimaan (receiving storage). 2. Barang setengah jadi (work in process) 60 Merupakan bentuk peralihan dari bahan baku menjadi produk jadi. Dalam sistem manufaktur yang bersifat pesanan (job order), adanya inventori barang setengah jadi biasanya tidak dapat dihindari sebab proses transformasi produksinya memerlukan waktu cukup lama. Sementara dalam sistem manufaktur yang bersifat produksi massa, adanya inventori barang setengah jadi dapat terjadi karena karakteristik prosesnya yang memang demikian (msial industri semen dan industri pupuk) atau terjadi karena lintasan produksinya yang tidak seimbang. 3. Barang Jadi (finished good) Merupakan hasil akhir proses transformasi produksi yang siap dipasarkan kepada pemakai. Sebelum diangkat kepada pemakai yang membutuhkan, barang jadi ini disimpan di gudang barang jadi. Berdasarkan jenis inventori yang ada, inventori yang ada pada PT. Indosat Tbk. adalah barang jadi. PT. Indosat Tbk. bergerak dalam penyediaan layanan komunikasi. Perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk pemasangan jaringan komunikasi di pelanggan, terlebih dahulu dibeli ke vendor dan disimpan di gudang barang jadi milik PT. Indosat Tbk. Diluar sistem manufaktur, inventori dalam bentuk barang jadi (finished good) akan bergerak dari gudang pabrik menuju pemakai melalui serangkaian saluran dan fasilitas distribusi. Gambar 2.7 merupakan salah satu contoh sistem inventori diluar sistem manufaktur yang merepresentasikan aliran barang jadi dimulai dari gudang barang jadi (factory warehouse), gudang distribusi (distribution warehouse), dan pengecer (rerailer) sampai dengan pemakai (user). 61 Adanya berbagai pihak yang mengelola dan terkait dengan aliran barang dari pabrik kepada konsumen akan membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem rantai pasokan (supply chain management). Gambar 2.7 Inventori Di Luar Sistem Manufaktur (Sumber: Bahagia, 2006) 2.8.3 Fungsi Inventori Inventori diperlukan karena adanya berbagai hal, menurut Buchan dan Koenigsberg (dalam Bahagia, 2006) mengidentifikasikan 3 (tiga) jenis motif, yaitu motif transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), dan motif berspekulasi (speculative motive), penjelasan dari tersebut sebagai berikut: 1. Motif Transaksi 62 Motif transaksi merupakan motif utama mengapa keberadaan inventori diperlukan, yaitu motif untuk menjamin pemenuhan permintaan barang. Oleh sebab itu ada atau tidaknya barang merupakan indikator utama dari dipenuhi atau tidaknya motif ini. Besar minimum inventori yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses kelancaran proses pemenuhan permintaan pemakai disebut sebagai inventori/stok operasi. Besarnya stok operasi ini pada prinsipnya tergantung pada besarnya waktu ancang-ancang dan banyaknya kebutuhan barang per satuan waktu. Dengan perkataan lain, besar stok operasi ini adalah minimal sebesar kebutuhan barang selama waktu ancang-ancang nya. 2. Motif Berjaga-jaga Motif untuk berjaga-jaga timbul bila terjadi adanya ketidakpastian baik ketidakpastian dari sisi pemakai barang (user). Besarnya inventori yang ditujukan untuk meredam ketidakpastian ini disebut sebagai inventori pengaman. Ada dua jenis inventori pengaman, yaitu cadangan pengaman (safety stock), bila ketidakpastian tersebut datangnya dari pemakai, dan cadangan penyangga (buffer stock), bila ketidakpastian tersebut berasal dari pemasok. Dengan demikian, semakin besar ketidakpastian maka akan semakin besar pula inventori pengaman. 3. Motif Berspekulasi Berlainan dengan kedua motif diatas, pada motif ini keberadaan inventori timbul karena adanya keinginan untuk melakukan spekulasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari kenaikan harga barang di 63 masa mendatang. Faktor spekulasi ini biasanya terjadi pada barang-barang yang langka dipasaran atau barang-barang yang dipasarkan dengan sistem monopolitik. 2.8.4 Sistem Informasi Inventori Menurut Susanto (2010), sistem informasi inventori adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan mengenai persediaan barang, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi kepada pemakai. Selain itu, definisi lain sistem informasi inventori (Bahagia, 2006) adalah sistem informasi yang mengelola data transaksi dan persediaan dalam gudang. Perusahaan yang bergerak dibidang produksi umumnya memerlukan sistem inventori. Sistem inventori pada umumnya terdiri dari pembelian, penerimaan, penyimpanan, pemesanan, pengambilan, pengiriman, dan pengembalian barang. Sistem ini harus dapat memberikan informasi inventori secara cepat dan akurat, selain itu sistem diharapkan dapat mempermudah kerja user. Menurut Bahagia (2006) sistem inventori komponen dilihat dari 2 (dua) aspek, yaitu aspek struktural dan aspek fungsional. 64 Gambar 2.8 Contoh Siklus Inventori pada PT. Indosat Tbk. Pada gambar 2.8 menjelaskan mengenai proses inventori pada PT. Indosat Tbk. Perangkat yang telah dibeli, akan diterima dan di input ke dalam sistem. Setelah data perangkat di input, perangkat disimpan dalam gudang. Perangkat yang akan diambil untuk aktivasi pelanggan, harus di booking terlebih dahulu. Kemudian perangkat dapat di pick up untuk pelanggan yang lokasinya area Jakarta atau dapat dilakukan pengiriman untuk area luar Jakarta. Perangkat yang sudah tidak terpakai/rusak dapat dikembalikan (return) dan data perangkat tersebut di input kembali ke dalam sistem oleh admin inventori. 2.8.4.1 Aspek Struktural Sistem Inventori Ditinjau dari aspek struktural, sistem ivnentori memiliki 3 (tiga) komponen dasar, yaitu pengelola (management), pemasok (supplier), dan pemakai (user). Pengelola adalah penentu kebijakan yang memiliki perangkat berupa gudang untuk menyimpan barang dan fasilitas pelayanan untuk memberikan pelayanan kepada pemakai. Kedua perangkat tersebut sepenuhnya berada dibawah kendali 65 pihak pengelola. Pemasok adalah penyedia barang untuk memenuhi keperluan pengelola dan bekerja berdasarkan pesanan dari pengelola, sedangkan pemakai adalah komponen yang memerlukan barang. Pemasok dan pemakai adalah komponen sistem inventori yang biasanya berada di luar kendali pengelola meskipun pada kenyataannya dapat dipengaruhi oleh pihak pengelola. Bentuk keterkaitan dan hubungan interaksi yang terjadi antara ketiga komponen dasar ini akan menentukan jenis dan intensitas permasalahan serta kinerja sistem inventori. Berdasarkan ketiga komponen ini sistem inventori dapat dibedakan atas sistem inventori tunggal (single inventory system), dan sistem inventori berjenjang (multiechelon inventory system). 1. Sistem Inventori Tunggal Sistem inventori tunggal dirincikan dengan terdapatnya hanya satu pengelola (satu gudang dan satu fasilitas pelayanan), satu atau beberapa pemasok, dan satu atau beberapa pemakai seperti direpresentasikan pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Contoh Sistem Inventori Tunggal (Sumber: Bahagia, 2006) 66 Pada gambar 2.9 merupakan contoh sistem inventori tunggal. Sistem sebanyak ini banyak dijumpai misalnya pada sistem inventori bahan baku di pabrik, sistem inventori obat-obatan di apotek, sistem inventori bahan makanan di pasar swalayan, dan sebagainya. Sistem inventori tunggal merupakan sistem inventori yang paling sederhana, walaupun demikian ditinjau dari teori inventori mempunyai arti yang sangat penting. Hal ini disebabkan penguasaan pengetahuan terhadap sistem inventori tunggal ini merupakan modal dasar utama untuk dapat memahami sistem inventori yang lebih kompleks (sistem inventori berjenjang). 2. Sistem Inventori Berjenjang Sistem inventori berjenjang terdiri atas beberapa gudang dan fasilitas pelayanan, beberapa pemasok, dan beberapa pemakai dengan suatu tatanan dan mekanisme interaksi tertentu. Sesuai dengan keterkaitan antara suatu fasilitas pelayanan dengan fasilitas pelayanan yang lain, maka sistem ini dapat dibedakan atas beberapa bentuk sebagai berikut: a. Sistem seri (serial system), terdiri atas beberapa buah fasilitas pelayanan dimana setiap fasilitas pelayanan mempunyai satu pemasok (successor) dan satu pemakai (predecessor). Dalam sistem ini pemasok berperan ganda, yaitu disatu sisi berlaku sebagai pemasok barang bagi struktur dibawahnya, tetapi disisi lain sekaligus berfungsi pula sebagai pemakai dari struktur diatas nya. Sistem semacam ini dapat dijumpai misalnya pada sistem inventori barang setengah jadi di suatu lini produksi. Salah satu permasalahan yang timbul menentukan 67 besarnya inventori cadangan antar tahap (buffer stage inventory) agar proses produksi berjalan lancar. b. Sistem Memusat Sistem memusat terdiri dari beberapa fasilitas pelayanan dimana setiap fasilitas pelayanan hanya memiliki satu pemakai (successor), tetapi dapat memiliki beberapa pemasok (predecessor. Sistem semacam ini dapat dijumpai pada pabrik perakitan atau sistem pasokan dari pedagang eceran misalnya. c. Sistem Memencar (arborescent system) Sistem memencar terdiri atas beberapa fasilitas pelayanan dimana setiap fasilitas pelayanan hanya mempunyai satu pemasok (predecessor), tetapi dapat memiliki beberapa pemakai (successor). Sistem inventori semacam ini sering dijumpai pada sistem distribusi barang dari produsen ke konsumen. d. Sistem Campuran Sistem Campuran terdiri dari beberapa fasilitas pelayanan menurut tatanan yang tidak beraturan. Sistem ini bisa merupakan campuran dari ketiga bentuk diatas. Menurut aspek struktural, sistem informasi inventori yang ada pada PT. Indosat Tbk. menggunakan sistem inventori berjenjang memusat. PT. Indosat Tbk. memiliki beberapa pemasok dan beberapa gudang. 68 2.8.4.2 Aspek Fungsional Sistem Inventori Aspek fungsional sistem inventori sangat erat kaitannya dengan kegiatan operasi rutin dalam penyelenggaraan sistem inventori, disini akan terjadi interaksi antara ketiga komponen dasar dalam sistem inventori (pengelola, pemasok, dan pemakai). Interaksi ini akan tercermin antara lain pada sistem mekanisme dan prosedur pengadaan serta pemenuhan barang, yang disebut dengan siklus inventori (inventory cycle) seperti direpresentasikan pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Siklus Inventori (Sumber: Bahagia, 2006) 69 Secara umum siklus ini terdiri atas 4 (empat) kegiatan, yaitu perencanaan kebutuhan, program pengadaan, penyimpanan dan pemakaian barang, dan tiga transaksi, yaitu transaksi pembelian barang (kontrak), transaksi penerimaan barang, dan transaksi pengeluaran barang. 2.8.5 Pengendalian Persediaan (inventory control) 2.8.5.1 Konsep dan Pengertian Pengendalian Persediaan Menurut Midjan dan Susanto (2000) pengendalian persediaan adalah semua metode atau tindakan yang dilaksanakan untuk mengamankan persediaan sejak dari kedatangan, menerima, menyimpan dan menyeluarkannya, baik fisik maupun kualitas dan pencapaiannya terutama penentuan dan pengatuan jumlah persediaan. Menurut Assauri (2008) pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan part, bahan baku dan barang jadi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancara proses produksi penjualan dan kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan lebih efektif dan efisien. Suatu persediaan menimbulkan sebuah persoalan ialah bagaimana cara mengatur persediaan sehingga setiap kali terjadi proses permintaan, permintaan tersebut dapat segera terpenuhi atau diproses, dengan biaya persediaan sekecil mungkin. Persoalan tersebut dapat diatasi dengan persediaan yang cukup banyak, yang dapat memenuhi semua pesanan atau permintaan, akan tetapi biaya untuk menyimpan barang tersebut menjadi mahal. 70 Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menyelsaikan persoalan yang terjadi pada saat proses persediaan, perlu dilakukan suatu pengendalian persediaan yang dapat menindak semua proses yang terjadi untuk mencapai suatu tujuan pengaturan dari persediaan tersebut. 2.8.5.2 Tujuan Pengendalian Persediaan Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan tertentu sudah pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dari pengendalian persediaan menurut Assuari (2008) secara terinci dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga mengakibatkan terhentinya suatu proses bisnis. 2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar. 3. Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan memperbesar biaya pemesesanan. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari bahanbahan barang yang tersedia pada waktu dibutuhkan dan biaya-biaya yang minimum untuk keuntungan atau kepentingan dari perusahaan atau organisasi. Pengendalian persediaan menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang 71 optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya persediaan adalah seminimal. Perencanaan inventori berhubungan dengan penentuan komposisi inventori, penentuan waktu atau penjadwalan, serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengendalian inventori meliputi pengendalian kuantitas dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik inventori. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi apakah sistem inventori kemenparekraf sudah sesuai dengan yang diharapkan. 2.8.5.3 Penentuan Kebutuhan Riil Menurut Bahagia (2006) kebutuhan riil (KR) adalah jumlah barang yang harus dibeli selama horison perencanaan dalam rangka memenuhi permintaan pemakai, bukan barang yang diminta oleh pemakai. Dalam metode Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning), kebutuhan riil ini disebut pula dengan kebutuhan bersih (net requeirement), sedangkan rencana kebutuhan (RK) disebut pula sebagai kebutuhan kotor (gross demand). Penentuan KR memerlukan informasi tentang RK, status inventori yang ada di gudang (IOH = Inventory On Hand), jumlah barang yang masih ada dalam pesanan (IOO = Inventory On Order), jumlah barang yang dikehendaki pada akhir horizon perencanaan (IOE = Expected Inventory) dan waktu ancang-ancang (L = Lead Time) dari pemasok. Besarnya kebutuhan riil dapat dinyatakan sbb: KR = RK – IOH – IOO +IOE Keterangan: 72 KR = Kebutuhan Riil RK = Rencana Kebutuhan IOH = Inventory On Hand IOO = Inventory On Order IOE = Expected Inventory 2.9 Basis Data Dalam subbab ini, menjelaskan tentang basis data yang mencakup pengertian basis data, pemanfaatan basis data, komponen dalam sistem manajemen basis data, dan Database Management System (DBMS). 2.9.1 Pengertian Basis Data Basis data (database) adalah pendefinisian dan pengendalian penyimpanan data secara formal dan memusat yang ditujukan untuk digunakan dalam berbagai aplikasi (Kendall dan Kendall, 2011). Basis data adalah kumpulan elemen data yang saling berhubungan dan terintegrasi, data yang disimpan dalam basis data dapat digunakan didalam sebuah program aplikasi dan dapat digunakan dalam alat tertentu (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 173). Menurut Marlinda (2004) basis data adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya. 73 Sedangkan menurut Yakub (2008) basis data merupakan koleksi dari data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data tersebut mudah disimpan dan dimanipulasi. Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut (Simarmata et al., 2006): 1. Kecepatan dan kemudahan (Speed) Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/ manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah. 2. Efisiensi ruang penyimpanan (Space) Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah redudansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. 3. Keakuratan (Accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/ batasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan keakuratan pemasukan atau penyimpanan data. 4. Ketersediaan (Availability) 74 Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan. 5. Kelengkapan (Completeness) Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya menambah record-record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur dalam basis data. 6. Keamanan (Security) Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan. 7. Kebersamaan pemakai Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/ menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan). 75 2.9.2 Pengertian Sistem Basis Data Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan memungkinkan beberapa pemakai mengakses dan memanipulasinya (Yakub, 2008). Sistem basis data juga merupakan suatu sistem yang menyusun dan mengelola data organisasi perusahaan, sehingga menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemakai. Istilah sistem basis data tentu saja berbeda dengan istilah basis data, sistem basis data merupakan lingkup yang lebih luas dari pada basis data. Sedangkan menurut Marlinda (2004) sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. 2.9.3 Komponen Dasar Sistem Basis Data Terdapat empat komponen dasar dalam sistem basis data: hardware, software, data, dan pemakai (user) (Marlinda, 2004). 1. Hardware (perangkat keras) Perangkat keras dibutuhkan untuk menjalankan DBMS. Perangkat keras dapat menjangkau dari mulai single personal computer, single mainframe sampai komputer yang terhubung kepada jaringan. 2. Software (perangkat lunak) 76 Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program-program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS tersebut menggunakan jaringan. 3. Data Data mungkin merupakan komponen terpenting dalam ruang lingkup DBMS, terutama dari sudut pandang end-users. Data didalam sebuah sistem basis data dapat disimpan secara terintegrasi dan data dapat dipakai secara bersama-sama (shared). 4. Pemakai (user) Pemakai basis data dibagi atas tiga klasifikasi, yaitu: a. Database Administrator, orang atau tim yang bertugas mengelola sistem basis data secara keseluruhan. Tugas dari database administrator adalah mengontrol DBMS dan software, memonitor siapa saja yang mengakses basis data, mengatur pemakaian basis data, dan memeriksa keamanan, integritas, recovery atau back-up, dan concurency. b. Programmer, orang atau tim yang bertugas membuat program aplikasi. c. End user, orang yang mengakses basis data melalui terminal dengan menggunakan query language atau program aplikasi yang dibuat oleh programmer. 2.9.4 Database Management System (DBMS) Untuk mengelola database diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem 77 perangkat lunak yang memungkinkan user (pengguna) untuk membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan efisien DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003). Sedangkan menurut Marlinda (2004) DBMS adalah kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. 2.9.4.1 Bahasa-bahasa yang Terdapat di dalam DBMS Bahasa yang terdapat di dalam DBMS yaitu: 1. Data Definition Language (DDL) DDL adalah pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory. 2. Data Manipulation Language (DML) DML adalah bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai model data yang tepat. 3. Query Query adalah pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi disebut query language. 78 2.9.4.2 Keunggulan DBMS DBMS memiliki beberapa keunggulan yang di antaranya sebagai berikut (Marlinda, 2004): 1. Mengendalikan/ mengurangi duplikasi data. 2. Menjaga konsistensi dan integritas data. 3. Memudahkan pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang sama disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan menjadi satu. 4. Meningkatkan keamanan data dari orang yang tak berwenang. 5. Memaksakan penerapan standar. 6. Dapat menghemat biaya karena data dapat dipakai oleh banyak departemen. 7. Meningkatkan tingkat respon dan kemudahan akses bagi pemakai akhir. 2.9.4.3 Kelemahan DBMS DBMS memiliki beberapa kelemahan yang di antaranya sebagai berikut: 1. Rata-rata DBMS yang handal sangat mahal. 2. Kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Kegagalan memahami DBMS dapat mengakibatkan keputusan rancangan yang salah, yang akan memberikan dampak serius bagi organisasi. 3. Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan oleh DBMS sangat besar dan memerlukan memori yang besar agar bisa bekerja secara efisien. 79 4. Terkadang DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu sehingga diperlukan biaya tambahan. Kinerjanya terkadang kalah dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini bisa dipahami karena DBMS ditulis supaya dapat menangani hal-hal yang bersifat umum. 2.9.5 Optimalisasi Basis Data Optimalisasi basis data bertujuan untuk meminimaliasi terjadinya redudansi sehingga dapat optimalisasi ruang penyimpanan, menghindari terjadinya penurunan performansi, pesan kesalahan, atau bahkan hasil laporan yang tidak sesuai. Metode yang dapat digunakan untuk optimalisasi basis data adalah Relational Database Management System (RDBMS). 2.9.5.1 Relational Database Management System (RDBMS) Menurut Jogiyanto (2008) RDBMS adalah database yang didasarkan pada hubungan antara data-data yang dikandungnya. Database disimpan dalam tabel dan tabel mengandung data yang berhubungan atau entity, contohnya yaitu orang, produk, pesanan, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah menjaga tabel tetap kecil dan dapat dikelola serta entity-entity yang terpisah disimpan di dalam tabeltabel yang tersendiri. Jadi RDBMS secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana data dilihat oleh penggunanya hanya sebagai tabel dan operator yang digunakan oleh pengguna, contohnya Pick up diambil dari tabel FE yang mempunyai entitas berupa id_fe, nama_fe, email_fe, dan no_hp, penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada 2.11 80 Selain itu. menurut Dennis et al., (2005: 343) apabila terjadi problem domain object dalam class diagram ke format RDBMS ada delapan tahapan, yaitu: 1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS. 2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel. 3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program. 4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu, menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan. 5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari tabel yang asli ke tabel yang baru. 6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel. 7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel multi-valued. 81 8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. Jika superclass konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri, maka multiplicity dari superclass ke subclass adalah 0..*, jika tidak konkret hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR) harus ditambahkan kedalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap superclass. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut superclass ke semua subclass dan hapus superclass dari desain. Gambar 2.11 Contoh Relational Database Management System Pick up 2.10 Interaksi Manusia dan Komputer Subbab ini menjelaskan lebih rinci tentang Interaksi Manusia dan Komputer (IMK), delapan aturan emas perancangan antarmuka, dan unsur-unsur penting yang ada di dalam interaksi manusia dan komputer. Interaksi manusia dan komputer adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, 82 serta implementasi sistem komputer yang interaktif untuk digunakan oleh manusia (Munawar, 2005). 2.10.1 Pengenalan Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi manusia dan komputer berkaitan dengan user interface (antarmuka pemakai) yang digunakan oleh pengguna untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan komputer. 2.10.2 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka Dalam merancang suatu antarmuka (interface), seorang pengembang harus memperhatikan sejumlah hal yang berkaitan dengan antarmuka. Delapan aturan emas yang harus diperhatikan dalam mengembangakan antarmuka yang baik, antara lain: 1. Berusaha untuk konsisten. Tindakan untuk konsisten diperlukan dalam situasi ketepatan penulisan, pilihan menu, dan tampilan help dalam setiap halaman web yang dibuat serta kekonsistenan dalam hal warna, layout, huruf besar (capitalization), dan fonts. 2. Memungkinkan pemakaian rutin bagi pengguna dalam menggunakan shortcut. Ketika frekuensi pengguna komputer meningkat maka orang yang sudah terbiasa menggunakannya menghargai adanya singkatan (shortcut), special key dan hidden command untuk mempercepat/ mempersingkat pengetikan. 83 3. Memberikan umpan balik yang informatif. Setiap tindakan pengguna diperlukan respon/ feedback dari sistem. 4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir). Urutan tindakan (action) harus dikelompokan menjadi beberapa group yang terbagi dari: awal, pertengahan, dan akhir. Dengan adanya dialog ini maka ada sebuah informasi yang dikirimkan oleh sistem untuk memberitahukan bahwa sistem dapat memproses group tindakan selanjutnya. 5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana. Diharapkan untuk sebisa mungkin mendesain sebuah sistem, dimana pengguna tidak membuat error serius. Contoh sistem yang dapat mendeteksi kesalahan pengguna dalam bidang meng-input karakter pada textbox yang bertipe numeric dengan menampilkan informasi mengenai cara pengisisan yang benar secara sederhana. 6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah. Sedapat mungkin aksi dapat dibalikan (di-Undo). Contoh: ketika pengguna mengetahui bahwa tindakan (aksi) yang dilakukannya salah dalam hal menginput data/ pengetikan nama dan alamat, maka pengguna tersebut dapat mengundo tindakannya tersebut ke keadaan awal (sebelumnya). 7. Mendukung pusat kendali internal (interface focus of control). Pengguna yang berpengalaman sangat mendambakan control yang kuat pada sistem, sehingga mereka menguasai sistem tersebut. Sistem yang tidak terduga dan sulit dalam melakukan aksi akan menyulitkan pengguna. 84 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Keterbatasan memori manusia untuk memproses informasi memerlukan tampilan yang sederhana, tampilan yang banyak untuk digabungkan, dan waktu pelatihan yang cukup diberikan untuk coding, membantu ingatan dan urutan dari actions. 2.10.3 Perancangan Antarmuka Pemakai Empat Pedoman untuk membuat layar: 1. Layar harus dibuat sederhana. 2. Layar harus konsisten dan layar ke layar. 3. Rancangan layar harus memudahkan pergerakan antar layar. 4. Layar harus menarik. Enam kategori prinsip yang menyingkapkan kompleksitas tugasv perancang: 1. Elegan dan sederhana: kesatuan, dipikirkan dengan baik, dan cocok. 2. Skala, kontras dan proporsi: kejelasan, harmoni, aktivitas, dan pembatasan. 3. Organisasi dan struktur visual: pengelompokan, hierarki, hubungan, dan keseimbangan. 4. Modul dan program: aplikasi yang fokus, fleksibilitas, dan konsisten. 5. Gambar dan representasi: kesegeraan, keumuman, kohesi, dan karakterisasi. 6. Gaya: keunikan, keterpaduan, kelengkapan, dan kesesuaian. 85 2.11 Aplikasi Dalam Perancangan 2.11.1 Hypertext Markup Language (HTML) HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah internet browser. HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web dan HTML kini merupakan standar internet yang saat ini dikendalikan oleh World Wide Web Consortium (W3C). Bermula dari sebuah bahasa yang sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang disebut dengan SGML, sekarang ini HTML yang banyak dipergunakan adalah HTML 4, meskipun saat ini sedang berkembang Extensible Hypertext Markup Language (XHTML). HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan web browser seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer. HTML juga dapat dikenali oleh aplikasi pembuka email ataupun dari PDA dan program lain yang memiliki kemampuan browsing. 2.11.2 Personal Home Page (PHP) Seperti yang sudah disebutkan, web atau aplikasi inventori yang dibuat akan menggunakan PHP. Subbab ini menjelaskan tentang PHP dan kelebihan PHP. PHP adalah bahasa program yang berbentuk script yang diletakkan dalam server web (Nugroho, 2005). 86 Dahulu PHP disingkat sebagai Personal Home Page tetapi diubah oleh GNU recursive naming convention (GNU = Gnu’s Not Unix) menjadi PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa yang hanya dapat berjalan pada server yang hasilnya dapat ditampilkan pada client. Interpreter PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi server (disebut server-side) berbeda dengan mesin maya Java yang mengeksekusi program pada sisi client (client-side). Proses eksekusi kode PHP yang disisipkan pada halaman HTML secara diagram dapat dilihat pada Gambar 2.16. Gambar 2.12 Struktur Pembacaan Web Server (Sumber: Nugroho, 2005) PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia web site. Jika dilihat dari sejarah, pada tahun 1994, PHP diciptakan dari ide Rasmus Lerdof yang membuat sebuah script perl. Script tersebut sebenarnya dimaksudkan untukdigunakan sebagai program untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, scrip tersebut mulai dikembangkan oleh banyak orang dan penyusunannya dilakukan sebanyak tiga kali. Yang pada akhirnya terbentuklah sebuah bahasa yang disebut “Personal Home Page”. Inilah awal mula munculnya PHP saat ini. PHP diciptakan terutama untuk kegunaan pembuatan web dan dan dapat menghubungkan query database dengan menggunakan simple task yang dapat 87 dibuat hanya dengan 3 atau 4 baris code saja. Pada Bulan Januari 2001, sekitar lima juta Web telah menggunakan PHP tersebut dan terus bertambah. Untuk melihat sudah berapa banyak Web yang menggunakan PHP. PHP dapat menukarkan static website yang menggunakan HTML ke dinamic web pages yang berfungsi secara automatik seperti ASP, CGI, dan sebagainya. PHP sebenarnya merupakan program yang berjalan pada platform LINUX sehingga membuat program ini menjadi free ware. Selanjutnya PHP mengalami perkembangan yakni dibuat dalam versi Windows. Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP ini, namun fungsi PHP yang paling utama adalah untuk menghubungkan database dengan web. Dengan PHP, membuat aplikasi web yang terkoneksi ke database menjadi sangat mudah. Beberapa kompetitor PHP adalah Perl, Microsoft Active Server Pages (ASP), Java Server Pages (JSP), dan Allaire Cold Fusion. Dengan membandingkan dengan produkproduk di atas, kelebihan-kelebihan PHP antara lain: 1. Performa PHP sangat efisien. Dengan menggunakan server yang tidak mahal, pengguna dapat melayani jutaan pengguna setiap harinya. 2. Integrasi Database PHP mempunyai banyak koneksi ke sistem-sistem database. Jika menggunakan MySQL, pengguna dapat langsung melakukan koneksi ke PostgresSQL, mSQL, Oracle, dbm, filePro, Hyperwave, Informix, InterBase, dan Sybase databases. 88 Tetapi dengan menggunakan Open Database Connectivity Standard (ODBC), pengguna dapat melakukan koneksi ke semua database yang menyediakan sebuah driver ODBC. Ini termasuk juga produk-produk Microsoft, dan lainlain. 3. Library Built-in Karena PHP didesain untuk pembuatan web, PHP mempunyai banyak built-in functions yang berguna dalam pembuatan web. Pengguna dapat melakukan koneksi ke jaringan-jaringan lainnya, mengirim email, bekerja menggunakan cookies, dan menghasilkan PDF Document, semua dapat dilakukan hanya dengan beberapa baris coding saja. 4. Harga PHP adalah aplikasi yang gratis. Pengguna dapat men-download versi yang terbaru di http://www.php.net tanpa perlu mengeluarkan biaya sedikit pun. 5. Mempelajari PHP Bentuk dasar dari Syntax PHP adalah bahasa pemrograman seperti C dan Perl. Jika pengguna telah mengetahui dan menguasai C atau Perl, atau bahasa yang seperti C seperti C++ atau Java, pengguna dapat menguasai PHP dengan lebih cepat. 6. Portabilitas PHP dapat digunakan di berbagai macam sistem operasi. Pengguna dapat menulis koding PHP di sistem operasi free Unix seperti Linux dan FreeBSD, versi sistem operasi Unix yang bersifat komersial seperti Solaris dan IRIX, atau sistem operasi Microsoft Windows dengan versinya yang berbeda-beda. 89 7. Source Code PHP memberikan akses kepada pengguna agar dapat melihat source codenya. Tidak seperti jenis-jenis aplikasi komersial yang produknya bersifat close-source, jika pengguna ingin modifikasi atau ditambahkan ke dalam bahasa permrograman tersebut maka pengguna bebas untuk melakukannya. Sistem database yang telah didukung oleh PHP adalah: a. Oracle b. Sybase c. mSQL d. MySQL e. Solid f. Generic ODBC g. PostgresSQL PHP juga mendukung komunikasi dengan layanan lain melalui protokol IMAP, SNMP, NNTP, dan POP3 atau HTTP. 2.11.3 Cascading Style Sheets (CSS) Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian, bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XUL. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C). 90 CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk menentukan warna, jenis huruf, tata letak, dan berbagai aspek tampilan dokumen. CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi, memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan, dan mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada stuktur isi. CSS memungkinkan halaman yang sama untuk ditampilkan dengan cara yang berbeda untuk metode presentasi yang berbeda, seperti melalui layar, cetak, suara (sewaktu dibacakan oleh browser basis-suara atau pembaca layar), dan juga alat pembaca braille. Halaman HTML atau XML yang sama juga dapat ditampilkan secara berbeda, baik dari segi gaya tampilan atau skema warna dengan menggunakan CSS. 2.11.4 MySQL 2.11.4.1Pengertian MySQL Subbab menjelaskan tentang MySQL itu sendiri dan kelebihan-kelebihan dari MySQL. MySQL (My Structure Query Language) atau yang biasa dibaca “mai-se-kuel” adalah sebuah program pembuat database yang bersifat open source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal (Nugroho, 2005). MySQL sebenarnya produk yang berjalan pada platform Linux. Karena sifatnya yang open source, dia dapat dijalankan pada semua platform baik 91 Windows maupun linux. Selain itu, MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi Multi User (banyak pengguna). Saat ini database MySQL telah digunakan hampir oleh semua programer database, apalagi dalam pemrograman web. Kelebihan lain dari MySQL adalah ia menggunakan bahasa Query standar yang dimiliki SQL (Structure Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program pengakses database seperti Oracle, Posgres SQL, SQL Server, dan lain-lain. Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (interface). MySQL dapat didukung oleh hampir semua program aplikasi baik yang open source seperti PHP maupun yang tidak, yang ada pada platform Windows seperti Visual Basic, Delphi, dan lainnya. Program-program yang menggunakan bahasa SQL, antara lain: 1. MySQL 2. Posgres SQL 3. Oracle 4. SQL Server 97, 2000 5. Interbase Program-program aplikasi pendukung MySQL, antara lain: 1. PHP 2. Visual Delphi 3. Visual Basic 4. Cold Fusion, dan lain-lain 92 Hal yang mungkin sulit disukai dari grafis pada MySQL adalah layar program yang berbasis DOS. MySQL memiliki layar utama yang seperti layar DOS yaitu memiliki prompt utama yang disebut MySQL sehingga bagi orang yang baru pertama kali dan belum mengenal perintah DOS akan merasa kesulitan. Akan tetapi, bagi yang baru pertama kali masuk dalam dunia database jangan berkecil hati karena sekarang ada suatu program dump yang dibuat seperti web dan berjalan di bawah server database yang disebut PhpMyAdmin. Dengan menggunakan PhpMyAdmin seluruh Query dapat dilakukan sehingga tidak perlu merasa jenuh sewaktu memprogram. Jika terbiasa menggunakan PhpMyAdmin, teori pembuatan database beserta perintahperintahnya akan sulit untuk dipahami karena semua Query yang digunakan akan digunakan pada saat melakukan Query pada program PHP. Beberapa kompetitor utama MySQL ada adalah PostgreSQL, Microsoft SQL Server, dan Oracle. Dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh MySQL antara lain: 1. Performansi Tidak terbantahkan lagi bahwa MySQL itu beroperasi dengan cepat. Pengguna dapat melihat hasil page para pengembang yang dijadikan patokan. 2. Harga yang murah MySQL tersedia tanpa perlu membelinya, dengan ijin open source, atau dengan harga yang murah dengan ijin komersial jika dibutuhkan untuk aplikasi pengguna. 3. Penggunaan yang cukup mudah 93 Di jaman modern saat ini sebagian besar database menggunakan SQL. Jika pengguna menggunakan RDBMS yang lain, pengguna seharusnya tidak perlu merasa susah untuk beradaptasi dengan MySQL. MySQL pun lebih mudah untuk di-setting dibandingkan dengan produk-produk lainnya yang mirip. 4. Portabilitas MySQL dapat digunakan di berbagai macam sistem UNIX dan juga bisa digunakan di berbagai macam Microsoft Windows. 5. Source Code Seperti PHP, pengguna dapat melihat dan memodifikasikan source code MySQL. 2.11.4.2Tipe Data dalam MySQL Tipe–tipe data yang terdapat dalam MySQL antara lain (Nugroho, 2005): 1. Numeric Tipe data ini mencakup bilangan bulat (INTEGER) dengan berbagai ukuran (INTEGER atau INT, dan SMALLINT) serta bilangan nyata (REAL) dengan beberapa tingkat ketelitian (FLOAT, REAL, DOUBLE PRECISION). 2. Karakter – String Tipe data ini mencakup tipe dengan panjang tetap yaitu CHAR(n) atau CHARACTER(n) dimana n adalah panjangnya karakter, serta tipe yang ukurannya berubah–ubah yaitu VARCHAR(n) atau CHARVARYING(n). 3. Tanggal dan Waktu 94 Tipe data ini hanya dikenali di SQL-2. Tipe data DATE memiliki 10 posisi dan komponennya mencakup YEAR, MONTH, DAY dalam bentuk YYYYMM- DD. Sedangkan TIME memiliki 8 posisi dengan komponen HOUR, MINUTE, SECOND dengan bentuk HH:MM:SS. Berikut adalah daftar sejumlah pernyataan dalam MySQL: Tabel 2.5 Daftar Pernyataan MySQL Pernyataan Keterangan SELECT Mengambil data INSERT Menambahkan data UPDATE Mengganti DELETE Menghapus CREATE TABLE Menciptakan tabel DROP TABLE Menghapus tabel GRANT Mengatur wewenang pemakai REVOKE Mencabut hak pemakai (Sumber: Munawar, 2005) 2.11.5 Apache HTTP Server Karena MySQL merupakan suatu server database yang bersifat multiuser dan salah satu sifat program multiuser hanya dapat berjalan di sisi server, maka pengguna tidak dapat mengaksesnya tanpa ada izin dari server tersebut. Selain itu, karena saat ini pengguna akan berjalan pada program PHP yang juga berjalan pada sebuah server, pengguna juga perlu mengenalkan server (web) yang akan 95 digunakan. Dalam MySQL, fungsi yang digunakan untuk connect ke server adalah mysql_connect() atau dapat juga menggunakan mysql_pconnect() (Nugroho, 2005). 2.11.6 Macromedia Dreamweaver Macromedia Dreamweaver adalah program untuk mengedit HTML secara visual dan mengelola halaman sebuah situs. Dreamweaver menyertakan banyak perangkat yang berkaitan dengan pengkodean dan fitur seperti HTML, CSS, Javascript, PHP, ASP, Coldfusion, dan XML (Prihatna et al., 2005). Gambar 2.13 Tampilan Area Kerja Dreamweaver MX 2004 (Sumber: Prihatna et al., 2005) Keterangan Gambar 2.13: 1. Menu utama dan Insert Bar. Menu utama berisi semua perintah yang dapat digunakan untuk bekerja pada Dreamweaver. Sedangkan Insert Bar berisi 96 sekumpulan tombol yang berfungsi sebagai perangkat kerja untuk membuat sebuah halaman web. 2. Document Toolbar, yang berisi tombol dan popup menu yang dapat digunakan untuk berpindah antar dokumen kerja window dan mengatur tampilan area kerja. Pada Document Toolbar juga terdapat tombol yang digunakan untuk preview area kerja di browser. 3. Area kerja Dreamweaver, disinilah semua objek diletakkan, seperti teks, gambar, tabel, tombol dan lain sebagainya. 4. Tag Selector, yaitu tag-tag HTML yang terpilih sesuai dengan objek yang ada di area kerja. 5. Property Inspector, di sinilah dapat melihat dan mengubah properti dari tiap objek terpilih yang ada di area kerja. 6. Panel Groups, merupakan kumpulan dari panel-panel window pembantu yang digunakan untuk membantu bekerja dengan Dreamweaver. 2.11.7 Adobe Photoshop Adobe Photoshop merupakan salah satu program pengolah gambar standar profesional (Sutarto, 2003). Adobe Photoshop menyediakan tool-tool yang terintegrasi dan tertata secara praktis untuk menciptakan dan menghasilkan karya dalam bentuk vektor dan teks yang sempurna. Bentuk grafik yang berdasarkan vektor dan teks bisa ditransfer menjadi image yang berdasarkan pixel untuk mendapatkan efek desain yang lebih sempurna. 97 2.12 Pengujian Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalahan dan program harus diuji untuk menemukan kesalahan yang mungkin dapat terjadi seperti kesalahan dalam bahasa, kesalahan waktu proses dan kesalahan logika program. Pengujian Perangkat Lunak (PL) adalah elemen kritis dari jaminan kualitas PL dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean. Meningkatnya visibilitas PL sebagai suatu elemen sistem dan biaya yang muncul akibat kegagalan PL, memotivasi dilakukan perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti. 2.12.1 White-box Testing Menurut Purwadhika (http://www.purwadhikapress.com/apa-perbedaanantara-white-box-testing-dan-black-box-testing.html) white-box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Dalam white-box testing, yang perlu dilakukan adalah membuat pengujian kasus dengan melihat source code untuk mencari adanya kesalahan pada program. White-box testing dilakukan oleh Software Engineer karena membutuhkan pengetahuan tentang bahasa pemrograman dan implementasinya. Contoh hal-hal yang diuji dalam pengujian kasus yaitu seperti loops (while or for loop), pengambilan keputusa (pernyataan if atau switch) atau struktur data. 98 2.12.2 Black-box Testing Pengujian black-box testing berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box testing di desain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program. Teknik pengujian black-box testing berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan mempartisi domain input dan output dari suatu program dengan cara memberikan cangkupan pengujian yang mendalam (Pressman, 2011). Terdapat beberapa klasifikasi black box testing menurut Simarmata (2010), adapun beberapa klasifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengujian fungsional (functional testing), merupakan pengujian fitur dan perilaku operasional produk untuk memastikan apakah mereka sesuai dengan spesifikasinya. Pengujian ini mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan hanya berfokus pada keluaran yang dihasilkan sebagai respon terhadap input yang dipilih dan kondisi eksekusi. 2. Pengujian alfa (alfa testing), merupakan simulasi pengujian operasional atau aktual oleh pengguna potensial /pelanggan atau tim uji independen di situs pengembang. Pengujian alfa sering digunakan sebelum perangkat lunak dilanjutkan ke pengujian beta. 3. Pengujian beta (beta testing), dilakukan setelah pengujian alfa dan dapat dianggap sebagai bentuk eksternal pengujian penerimaan pengguna. 99 Pengujian dari rilisnya suatu produk perangkat lunak yang dilakukan oleh pelanggan dan di luar tim pemrograman. Dari klasifikasi pengujian yang dijelaskan diatas tersebut untuk contoh kasus pengujiannya dapat dilakukan seperti berikut: Pada suatu web seminar online terdapat formulir untuk dimasukkan datanya oleh user untuk melanjutkan proses registrasi. Berikut tampilan dari web contoh kasus tersebut Gambar 2.14 Contoh kasus Black-box Testing Tanpa mengetahui tahapan atau proses penguji melakukan proses memasukkan data. Pada formulir tersebut peneliti menemukan beberapa kesalahan validasi setelah dilakukan proses input form sebagai berikut: Kolom telepon bisa dimasukkan huruf atau karekter. 100 Kolom fax bisa dimasukkan huruf atau karekter. Kolom mobile bisa dimasukkan huruf atau karekter. Kolom email bisa dimasukkan tanpa pengecekan apakah yang diinput user merupakah alamat email atau tidak. Tidak terdapat captcha untuk memastikan bahwa user yang melakukan input bukan robot. Hal tersebut dapat dikethui dari proses testing yang dilakukan ketika alfa testing atau beta testing. 2.12.3 Perbandingan White-box dan Black-box Testing Menurut Purwadhika (http://www.purwadhikapress.com/apa-perbedaanantara-white-box-testing-dan-black-box-testing.html) perbandingan white-box dan black-box testing dapat dilihat dalam tabel 2.6 sebagai berikut: Tabel 2.6 Perbandingan White-box dan Black-box Testing Variabel White-box Testing Black-box Testing Faktor Kelebihan 1. Sebagai Software engineer yang memiliki akses ke source code, hal ini menjadi sangat mudah untuk melakukan skenario pengujian secara efektif. 2. Membantu Software engineer untuk mengoptimalkan source code. 1. Cocok dan efisien untuk source code dengan skala besar. 2. Menguji program dari sudut pandang user. 3. Software tester dalam jumlah yang banyak dapat menguji program tersebut tanpa harus memiliki pengetahuan tentang 101 Kekurangan 3. Baris kode yang tidak efisien dapat dihilangkan agar mencegah gangguan (bugs) pada program. programming. 1. Karena dibutuhkan Software engineer yang berpengalaman dalam White-box testing sehingga mengeluarkan biaya tambahan. 2. Terkadang sangat sulit melihat setiap baris kode untuk mencari bugs pada program yang akan diuji. 1. Software tester hanya menjalankan beberapa skenario pengujian yang dipilih. 2. Pengujian yang tidak efisien karena Software tester memiliki pengetahuan yang terbatas tentang program. 3. Pengujian yang tidak spesifik karena Software tester tidak memiliki akses ke source code. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Tahapan ini dilakukan sebelum tahap pengembangan sistem. Tahap ini meliputi observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi literatur penelitian sejenis. 3.1.1 Observasi Observasi dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan pada PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation . Kegiatan pengamatan langsung ini dilakukan pada tanggal 03 Desember 2012 sd 03 Mei 2013 yang bertempat di PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation Jalan Medan Merdeka Selatan No.17 Jakarta Pusat. Kegiatan observasi ini dilakukan di bawah pengawasan manajer departemen Inventory Management dari PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation, hasil observasi yang didapat adalah: a. Sejarah singkat PT. Indosat Tbk., visi, dan misi yang ada. b. Profil PT. Indosat Tbk., logo PT. Indosat Tbk, dan perangkatperangkat yang digunakan untuk aktivasi jaringan komunikasi. c. Sistem berjalan yaitu bagaimana proses yang terjadi jika user ingin mengambil perangkat yang ada di gudang untuk gangguan atau aktivasi pelanggan indosat. 102 103 Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap proses bisnis yang sedang berjalan, elemen-elemen yang terkait dalam menjalankan proses bisnis dan strategi bisnis, apa saja dukungan yang ada agar proses bisnis berjalan sesuai dan mencapai tujuan perusahaan. Lalu mengamati apakah sistem lama yang sedang berjalan, sistem DJ-Online, sudah sesuai dengan kebutuhan user dan stakeholder atau belum. Hasil yang didapat adalah sistem yang berjalan belum sesuai dengan kebutuhan user dan stakeholder. Terdapat banyak gangguan pada sistem saat ini, diantaranya terdapat duplikasi serial number perangkat, duplikasi data user, jumlah stok perangkat yang tidak valid, dan terdapat perangkat yang sudah dikeluarkan tidak masuk kedalam laporan. Seharusnya permasalahan tersebut dapat diatasi apabila Divisi IT dan Helpdesk Enterprise bisa bekerjamanya. Namun karena rumitnya birokrasi untuk memperbaiki sistem DJ-Online, hingga saat ini sistem yang berjalan tidak ada perubahan. 3.1.2 Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan Bpk. Sukma Wibowo selaku manajer pada departemen Inventory Management untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation. Dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui bagaimana proses bisnis yang ada meliputi: alur pemasukan, pengeluaran, dan pengiriman perangkat. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sistem yang digunakan dalam 104 menjalankan proses bisnis yaitu sistem DJ-Online dan masih terdapat banyak kekurangan. Berikut ini adalah daftar pertanyaan pada wawancara yang telah dilakukan di PT. Indosat Tbk. dengan berbagai narasumber, jawaban dari pertanyaanpertanyaan dalam wawancara ini akan terdapat pada lampiran. 1. Bagaimana gambaran pengelolaan Sistem Informasi di PT. Indosat Tbk.? 2. Proses bisnis apa saja yang memanfaatkan aplikasi DJ-Online? 3. Apakah aplikasi DJ-Online mengintegrasikan antar divisi? Jika iya, divisi apa saja yang terintegrasi dengan sistem tersebut? 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan aplikasi DJ-Online? 5. Dalam mengatasi permasalahan pada aplikasi DJ-Online, sistem seperti apa yang dibutuhkan untuk Inventory Management? 6. Laporan seperti apa yang dibutuhkan dalam tujuannya untuk pengambilan keputusan? 7. Apakah dalam Inventori Management dibutuhkan strategi? Jika iya, strategi seperti apa yang dibutuhkan dalam Inventory Management? 3.1.3 Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku, hasil penelitian, artikel, situs internet, serta sumber informasi lain yang berhubungan dengan konsep sistem informasi. analisis dan perancangan sistem, sistem inventori, dan pemrograman juga yang mendukung topik yang akan dibahas 105 dalam penelitian ini. Adapun referensi dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari buku berikut, selengkapnya terdapat pada Daftar Pustaka: 1. Buku Metodologi Penelitian Sistem Informasi karya Prof. Jogiyanto HM., Akt., MBA., Ph.D. 2. Buku Introduction of Information System karya James A. O'Brien dan George M. Marakas. 3. Buku Supply Chain Management karya Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng.,Ph.D. 4. Buku Essentials of Supply Chain Management karya Michael Hugos. 5. Buku System Analysis and Design karya Dr. Kenneth E. Kendall dan Dr. Julie E. Kendall. 6. Buku System Analysis and Design Methods karya Prof. Jeffrey L. Whitten dan Prof. Lonnie D. Bentley 7. Buku Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language) karya Yuni Sugiarti, S.T.,M.Kom. 8. Buku Software Engineering A Practitioner's Approach 7th Edition karya Roger Pressman. 9. Buku Systems Analysis and Design with UML Version 2.0 karya Barbara Haley Wixom, Alan Dennis, dan David Tegarden. 3.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis Metode studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membandingkan dokumen-dokumen penelitian sejenis seperti jurnal, skripsi, 106 thesis dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori yang terdahulu dengan mempelajarinya untuk memperoleh kelebihan dan kekurangan yang terdapat dakam penelitian tersebut. Dengan cara demikian, penelitian terdahulu dapat dijadikan referensi dalam penggunaan metode yang akan diteliti. Sumber literatur penelitian sejenis yang dipergunakan didalam skripsi ini adalah studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah khususnya berkaitan dengan sistem informasi inventori. Terdapat 4 skripsi yang dijadikan bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menunjukkan fitur/fasilitas dan kekurangan. Penenelitian tersebut sebagai berikut: Tabel 3.1 Fitur/Fasilitas dan Kekurangan Penelitian Sejenis No Judul Penelitian Pengembangan Sistem Informasi Inventory pada PT. Dwiwarna Inti Sejahtera 1 Fitur/Fasilitas a. Aplikasi berbasis web dengan pemrograman PHP. b. Database yang digunakan adalah MySQL. 2 3 Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis Jaringan Local Area Network (LAN) Pada PT. Mitra Mega Semesta (DoctoRabbit) a. Aplikasi dengan pemrograman BASIC Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat a. Aplikasi berbasis web dengan pemrograman PHP. b. Database yang digunakan adalah SQL Server 2000. Kekurangan Tidak dilengkapi informasi inventaris barang, tetapi hanya melakukan pencatatan kebutuhan barang dan mengetahui laporan permintaan dan pengiriman barang. Tidak dilengkapi fitur pengembalian barang, karena pada dasarnya, barang yang telah keluar dalam sistem, jika ada yg tidak dipakai atau rusak, maka akan kembali ke gudang. Tidak dilengkapi dengan notifikasi jika inventaris habis atau kosong, dan masih menggunakan form hanya untuk request 107 4 Islamiyah b. Database yang digunakan adalah MySQL. pengadaan inventaris yang habis Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Berbasis web (Studi Kasus: Pokja Information and Communication Technology pada Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II) a. Aplikasi berbasis web dengan pemrograman PHP. Tidak dilengkapi informasi inventaris barang, tetapi hanya melakukan pencatatan barang masuk dan barang keluar(terpakai). b. Database yang digunakan adalah MySQL. Tabel 3.2 Fitur/Fasilitas Penelitian yang Diusulkan Judul Penelitian Fitur/Fasilitas a. Aplikasi berbasis web dengan pemrograman PHP. b. Database yang digunakan adalah MySQL. c. Input data perangkat disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau tutorial instalasi perangkat. Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori pada PT. Indosat Tbk. d. Pemesanan atau booking perangkat disertai histori pemesanan. e. Pengambilan perangkat atau pick up disertai dengan dokumen digital yang dapat dicetak (packing slip). f. Pengiriman perangkat disertai dengan upload nomer air way bill. g. Pengembalian perangkat atau return disertai dengan informasi kondisi perangkat. h. Terdapat notifikasi perangkat yang habis/kosong atau jika stok perangkat ada pada batas minimum. 108 3.2 Metode Pengembangan Sistem 3.2.1 Rapid Application Development (RAD) Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode berorientasi objek dengan model pengembangan Rapid Application Development (RAD) yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Kendall dan Kendall, 2008): 1. Perencanaan Syarat (Requirements planning) Dalam fase ini yang dilakukan dalam penelitian adalah menguraikan gambaran singkat mengenai PT. Indosat Tbk., menjelaskan tugas dan wewenang dan tanggung jawab dari setiap struktur organisasi, melakukan analisis proses bisinis pada system yang sedang berjalan, melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan informasi sistem. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut. Pada tahap ini digunakan rich pictures untuk menganilisis sistem yang ada dalam perusahaan dan analisis sistem yang akan diusulkan. 2. Workshop Desain Setelah melakukan fase perencanaan syarat, diperoleh data-data yang diperlukan untuk merancang sistem. Selama workshop design RAD, user merespon working prototype yang ada dan menganalisis, memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon user. Pada fase ini menggunakan beberapa tahap perancangan, yaitu: d. Perancangan Proses 109 Tahap ini menggambarkan usulan proses dengan menggunakan tools Use Case Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram,. e. Perancangan Basis Data Pada tahap ini akan dirancang kebutuhan basis data dengan menggunakan tools Class diagram. f. Perancangan Antarmuka Tahap ini akan dirancang sketsa tampilan untuk user. 3. Implementasi Setelah desain dari sistem yang dibuat disetujui baik oleh manajer dan division head divisi Resource Management GCO PT. Indosat Tbk., maka sistem akan dibangun. Sistem diimplementasikan ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit program. Software yang digunakan adalah XAMPP yang meliputi: Apache sebagai web server, PHP sebagai bahasa pemrograman dan MySQL sebagai database-nya. Selain itu menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai software editor. Setelah sistem selesai baik itu sebagian maupun secara keseluruhan maka dilakukan proses pengujian terhadap sistem tersebut apakah terdapat kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi. Pada fase ini, pengujian dilakukan dengan metode blackbox testing. 110 3.3 Kerangka Berpikir Penelitian Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka (teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Jadi kerangka pikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Penyusunan penelitian tentang sistem informasi inventori ini disusun melalui beberapa tahapan dalam sebuah kerangka berpikir penelitian. Kerangka berpikir ini dibuat sebagai acuan dalam penyusunan dan pengembangan sistem yang dilakukan. Adapun kerangka berpikir yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1. 111 mulai Observasi (Jogiyanto, 2008) Wawancara (Jogiyanto, 2008) Metodologi Pengumpulan Data Studi Pustaka (Nazir, 2005) Studi Pustaka (Nazir, 2005) Gambaran Umum PT. Indosat Tbk. Perencanaan Syarat Analisis Sistem Berjalan Identifikasi Masalah Analisis Sistem yang Diusulkan Metodologi Pengembangan Sistem Berorientasi Objek (object oriented modeling) dengan Metode Rapid Application Development (RAD) (Kendall dan Kendall, 2011) Use Case Diagram Perancangan Proses Activity Diagram Workshop Design Sequence Diagram Potensial Objek Class Diagram Perancangan Basis Data Matriks CRUD Optimalisasi Basis Data Skema Database Spesifikasi Database Perancangan Antarmuka PHP Pemrograman MySQL Implementasi Pengujian Sistem selesai Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Metodologi Pengujian Black-Box (Pressman, 2011) BAB IV SISTEM INFORMASI INVENTORI 4.1 Perencanaan Syarat (Requirements planning) 4.1.1 Gambaran Umum PT. Indosat Tbk. Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit internasional. Indosat berkembang menjadi perusahaan telekomunikasi internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100% oleh Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1994, Indosat menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Exchange. Pemerintah Indonesia dan publik masing-masing memiliki 65% saham dan 35% saham. Kemudian Indosat mengambil alih saham mayoritas Satelindo, operator selular dan SLI di Indonesia. Mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile (IM3) sebagai pelopor jaringan GPRS dan layanan multimedia di Indonesia. Pemerintah Indonesia menjual 8,10% saham di Indosat kepada publik dan selanjutnya menjual 41,94% kepada Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. (STT). Selanjutnya pemerintah Indonesia memiliki 15,00%saham, STT memiliki 41,94% saham dan publik memiliki 43,06% saham Indosat. Kemudian pada tahun 2003 bergabung dengan ketiga anak perusahaan yaitu Satelindo, IM3 dan Bimagraha, untuk menjadi operator selular terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2006 Indosat meraih lisensi jaringan 3G dan memperkenalkan layanan 3,5G di Jakarta dan Surabaya. 112 113 Saham Indosat secara tidak langsung diakuisisi oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) melalui Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia Communication Pte. Ltd. (ICLS) sejumlah 40,81%. Pemerintah Indonesia dan publik memiliki sisa saham masing-masing 14,29% dan 44,90%. Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%. Selanjutnya Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd. (65%), pemerintah Indonesia (14,29%) dan publik (20,71%). Indosat memperoleh lisensi tambahan frekuensi 3G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan anak perusahaan, IM2, memenangkan tender untuk lisensi WiMAX yang diadakan pemerintah. Pada tahun 2010 Indonesia memulai transformasi menyeluruh untuk menjadi perusahaan yang lebih fokus dan efisien melalui restrukturisasi organisasi, modernisasi dan ekspansi jaringan selular, dan inisiatif-inisiatif mencapai keunggulan operasional. Momentum untuk maju sebagai organisasi berfokus pada pelanggan yang mencapai 58,5 juta pelanggan didukung oleh peningkatan jaringan serta innovasi produk yang berkelanjutan. 4.1.2 Visi dan Misi Strategi yang dilakukan oleh PT. Indosat Tbk. didasari oleh visi dan misi perusahaan. Adapun visi dari PT. Indosat Tbk. adalah menjadi piliha yang lebih disukai pelanggan untuk semua kebutuhan informasi dan komunikasi. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi dari PT. Indosat Tbk. yaitu: 114 1. Menyediakan dan mengembangkan produk-produk yang inovatif dan berkualitas tinggi, melayani dan memberikan solusi terbaik dalam memberikan penawaran terhadap pelanggan. 2. Terus meningkatkan nilai para pemegang saham. 3. Memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi para stakeholder. 4.1.3 Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk. Sales Div. Project Management Procurement Div. Service Delivery Group Customer Operation Div. Resource Management Finance Div. Service Assurance Dept. Inventory Management Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pada gambar 4.1 menjelaskan tentang struktur organisasi PT. Indosat Tbk. Adapun Job Decription dari struktur organisasi diatas sebagai berikut : 1. Sales Mempunyai tugas mencari pelanggan, dan menawarkan produk yang ada di Indosat. Produk yang ditawarkan untuk pelanggan Group Customer Operation yaitu berupa pemasangan jaringan internet. Apabila pelanggan tertarik dan 115 ingin bekerjasama dengan kontrak/perjanjian/kesepakatan Indosat, dengan maka pelanggan. sales melakukan Kesepakatan yang dilakukan meliputi: 2. a. Jangkauan dan frekuensi radio. b. Lama berlangganan. c. Besar biaya instalasi/ one time charge (OTC). d. Besar biaya bulanan/ monthly recharge (MRC). e. Tanggal aktivasi. Procurement Mempunyai tugas pengadaan perangkat. Setelah menerima informasi business case dari tim inventori. Procurement akan menghubungi vendor mengenai informasi spesifikasi perangkat yang sesuai dalam business case. Kemudian procurement akan mengadakan kesepakatan kepada vendor dan memproses pembuatan purchase order (PO). 3. Group Customer Operation (GCO). Dalam GCO terdapat 4 (empat) divisi yaitu Project Management (PM), Service Delivery (SD), Service Assurance (SA), dan Resource Management (RM). PM mempunyai tugas terhadap pelayanan sewa gedung dan perangkat yang tidak tersedia di gudang. SD mempunyai tugas memproses permintaan aktivasi dari pelanggan. RM bertugas dalam billing control dan manajemen inventori. 4. Finance 116 Mempunyai tugas dalam pembayaran perangkat yang dibeli oleh procurement, dan pembayaran biaya pengiriman perangkat. 4.1.4 Analisis Sistem Berjalan (As-Is) Sales mengadakan kesepakatan dengan pelanggan mengenai jangkauan dan frekuensi radio, lama berlangganan, besar biaya instalasi/ one time charge (OTC), besar biaya bulanan/ monthly recharge (MRC), dan tanggal aktivasi. Kemudian Sales akan menginput data pelanggan dalam sistem yang dimilikinya dan pelanggan tersebut akan memiliki nomer identifikasi work order (IDWO). Selanjutnya divisi Service Delivery (SD) akan membuat daftar kebutuhan untuk setiap IDWO. Kebutuhan tersebut berupa perangkat yang memiliki serial number, dan consumable part (tanpa serial number) yang terdapat di gudang. Perangkatperangkat tersebut dibeli oleh Indosat dari supplier/vendor dalam dan luar negeri melalui proses kerjasama internal antara Sales, divisi Resource Management, dan bagian Procurement dengan memperhitungkan business case dalam jangka waktu 1 (satu) semester atau 6 (bulan). Perangkat yang keluar dari gudang untuk divisi/departemen manapun, harus dibooking melalui aplikasi DJ-Online. Daftar perangkat yang telah dibooking (selanjutnya disebut packing slip) kemudian dicetak dan diberikan kepada SD. SD memberikan packing slip yang telah ditandatangani oleh manajer SD kepada Admin inventori. Admin akan menyamakan serial number perangkat yang tersedia dan kuantitas consumable part yang dibutuhkan. Jika ada perbedaan data maka Admin mengedit langsung pada kertas. Kemudian SD menandatangani 117 packing slip dengan memberikan informasi nama dan nomer telpon. Setelah itu packing slip discan dan di copy untuk arsip di gudang. Jika area aktivasi di Jabodetabek maka perangkat cukup diambil oleh SD, namun jika diluar wilayah tersebut maka perangkat tersebut harus dikirim. Jika perangkat ingin dikirim, SD membuat delivery request (DR), kemudian bersama dengan packing slip ditandatangani oleh manajer SD discan dan dilampirkan dalam email. Admin akan memproses email tersebut dan menghubungi jasa pengiriman (selanjutnya disebut Mover) yang telah bekerjasama dengan Inventory Management. Kemudian DR dan packing slip dicetak oleh Admin dan perangkat di pick up oleh mover dengan bukti pengiriman berupa nomer air waybill (AWB). Perangkat yang telah terpasang di pelanggan yang sudah tidak bekerjasama, akan ditarik, dan dicek kondisinya oleh tim SD (selanjutnya disebut proses return). Jika sudah rusak akan disimpan di gudang, namun jika masi berfungsi dengan baik, maka akan diinput kembali kedalam sistem DJ-Online dan dapat digunakan untuk spare perangkat divisi Service Assurance (SA). Pelanggan yang mengalami gangguan pada jaringan, maka dapat menghubungi tim SA. Tim SA akan melakukan registrasi terhadap pelanggan tersebut dan menginformasikan nomer identifikasi yang dinamakan trouble ticket kemudian SA akan memperbaiki gangguan tersebut, namun jika gangguan tersebut diakibatkan dari kerusakan perangkat, maka perangkat pengganti harus dibooking. Proses booking, pengambilan, dan pengiriman perangkat sama dengan SD. 118 Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan Gambar 4.2 menjelaskan keseluruhan sistem yang diterapkan Group Customer Operation pada PT. Indosat Tbk. namun, kotak merah merupakan ruang lingkup atau batas sistem Inventory Management. Sistem yang telah dibatasi ruang lingkupnya akan dijelaskan melalui gambar 4.3. 119 Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan SD/SA (User) FE User FE Inventori Admin Inventori Mover Manajer Inventori DH RM Pick up Laporan Laporan Start Input perangkat Booking PS no Menyiapkan perangkat Dikirim? Scan Dokumen Membuat Laporan Pengeluaran Perangkat Pick up yes Mengecek dokumen PS + DR Menyiapkan perangkat Scan Dokumen AWB end Membuat Laporan Pengiriman Start Input perangkat Dismantle Membuat Laporan Dismantle Gambar 4.3 Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan 4.1.5 Identifikasi Masalah Sebelum membangun sistem informasi inventori, terlebih dahulu dilakukan identifikasi masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan saat ini. Identifikasi masalah dilakukan melalui uji kelayakan menggunakan analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service). Dari analisis ini akan ditemukan masalah utama yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan, analisis PIECES sebagai berikut: 120 1. Analisis Kinerja (Performance) Dalam aspek kinerja, masalah yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan di Inventory Management yaitu: a. Sistem berjalan masih manual, pencatatan peminjaman, pengiriman, dan pengeluaran perangkat, hal ini menyebabkan pegawai kesulitan dalam proses pencarian data dan pembuatan laporan. 2. Analisis Informasi (Information) Dalam aspek informasi, masalah yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan di Inventory Management yaitu: a. Adanya duplikasi data pada aplikasi DJ-Online. Hal ini berpengaruh terhadap perhitungan biaya pengeluaran perangkat pada laporan pemakaian perangkat bulanan, yang menyebabkan laporan menjadi tidak valid dan reliabilitas. b. Tidak tersedianya informasi lokasi perangkat berdasarkan serial number (SN) menyebabkan user membutuhkan waktu yang lama dalam pengambilan perangkat. c. Tidak dilengkapi nya keterangan, tutorial, dan gambar perangkat juga menyebabkan user kesulitan dalam instalasi perangkat. 3. Analisis Ekonomi (Economy) Dalam aspek informasi, masalah yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan di Inventory Management yaitu: a. Aplikasi DJ-Online tidak dilengkapi dengan notifikasi, baik notifikasi untuk user maupun Admin, hal ini menyebabkan kurangnya informasi 121 yang didapat mengenai booking, stok perangkat yang habis, dan perangkat yang telah diambil oleh user. Jika perangkat habis sebelum 6 (enam) bulan, maka untuk pengadaan perangkat tersebut, tim inventori harus request order perangkat ke vendor namun diluar purchase order sehingga menyebabkan harga perangkat akan lebih mahal, selain itu dikarenakan kebutuhan perangkat tersebut mendadak, maka perangkat belum tentu tersedia di vendor dan menyebabkan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk pengadaan perangkat tersebut. 4. Analisis Pengendalian (Control) Aplikasi DJ-Online tidak dilengkapi dengan notifikasi, baik notifikasi untuk user maupun Admin, hal ini menyebabkan manajer kesulitan dalam mengawasi transaksi proses bisnis dalam sistem berjalan. 5. Analisis Efisiensi (Efficiency) Tampilan aplikasi DJ-Online yang tidak user friendly menyebabkan user kesulitan dalam proses booking, user harus menghafal kategori, jenis, merk, dan tipe perangkat jika ingin melakukan booking, jika tidak hafal, maka user dapat menanyakan kepada Admin, selain membutuhkan waktu yang lama, hal ini juga menyebabkan kinerja Admin kurang maksimal dikarenakan harus menjawab telpon dan email hanya untuk proses booking. 4.1.6 Analisis Sistem yang Diusulkan (TO-BE) Berdasarkan analisis PIECES pada sistem yang sedang berjalan, maka sistem usulan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu: 122 1. Membuat analisis dan perancangan sistem informasi inventori yang sesuai kebutuhan user. 2. Membuat sistem database yang dapat mengelola data perusahaan dan mengurangi redudansi data. Database untuk penyimpanan data user, data perangkat, data stok perangkat, data perangkat masuk, data perangkat keluar, data perangkat return, data Admin, data transaksi booking, dan data pengiriman. 3. Membuat aplikasi yang memiliki fitur booking, pick up, pengiriman, dan return perangkat dengan tampilan user friendly. Tampilan aplikasi disertai dengan gambar, akan ditampilkan pula spesifikasi seluruh perangkat yang akan dibooking. Hal ini diharapkan dapat mempermudah user sehingga user tidak perlu menghafal langkah-langkah booking. 4. Membuat laporan terotomatisasi dengan format yang telah disesuaikan dengan kebutuhan manajer dan DH Resource Management. Selain itu dilengkapi pula dengan grafik pengeluaran perangkat terotomatisasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh eksekutif kapanpun dibutuhkan. 123 Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan Gambar 4.4 menjelaskan mengenai sistem usulan berdasarkan hasil analisis PIECES. Vendor dan Mover sebagai actor diluar sistem memberikan informasi kepada Admin mengenai data yang akan diinput ke dalam sistem informasi inventori. Vendor memberikan perangkat disertai dengan data spesifikasi perangkat dengan melampirkan fotokopi purchase order (PO), dan delivery order (DO) sebagai bukti serah terima perangkat. Mover memberikan data nomor air way bill (AWB) sebagai bukti serah terima pengiriman perangkat. User memberikan data transaksi booking. Kemudian manajer dapat melihat laporan, lebih detail akan dijelaskan pada Gambar 4.5 mengenai diagram alir sistem usulan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai standar operasional perusahaan (SOP). Proses bisnis pada SOP yang akan diusulkan, terdiri dari: 124 1. Manajemen Perangkat Masuk 2. Manajemen Booking 3. Manajemen Pick up 4. Manajemen Pengiriman 5. Manajemen Return 6. Manajemen View Laporan Diagram alir dari proses bisnis yang diusulkan sebagai berikut: 1. Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk Manajemen Perangkat Masuk Deskripsi 1 Pembelian Perangkat 2 Pengiriman Perangkat 3 Penerimaan Perangkat 4 Input Data Perangkat Procurement Vendor Admin Service Delivery Service Assurance Manajer Keterangan 1. Actor : Procurement 2. Dokumen: a. Purchase Order 3. Tabel: a. PO start 1. Actor : Vendor 2. Dokumen: a. Purchase Order b. Delivery Order c. Spesifikasi Perangkat 3. Tabel: a. PO b. Perangkat 1. Actor : Admin 2. Dokumen: a. Purchase Order b. Delivery Order c. Spesifikasi Perangkat 3. Tabel: a. PO b. Perangkat end Gambar 4.5 Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. PO b. Perangkat 125 2. Diagram Alir Manajemen Booking Manajemen Booking Deskripsi Procurement Vendor Admin 1 Service Delivery Service Assurance Manajer 1. Actor : Service Delivery 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat start Pilih Perangkat 2 3 4 Keterangan 1. Actor : Service Delivery 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat Pilih Jumlah Perangkat Input Data Pelanggan 1. Actor : Service Delivery 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Pelanggan Cetak Packing Slip 1. Actor : Service Delivery 2. Dokumen: a. Packing Slip 3. Tabel: a. Perangkat b. Pelanggan 1 5 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Pelanggan Approval Booking end Gambar 4.6 Diagram Alir Manajemen Booking 3. Diagram Alir Manajemen Pick up Manajemen Pick Up Deskripsi 1 Procurement Vendor Admin Pilih Daftar Booking Service Delivery Service Assurance Manajer Keterangan 1. Actor : Admin 2. Dokumen: a. Packing Slip 3. Tabel: a. Booking start 1 2 Ubah Approval Booking 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Booking 3 Pilih Serial Number Perangkat 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat 4 Input Data Pick Up 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Booking 5 Submit Pick Up 6 Serah Terima Perangkat 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Pick Up 1. Actor : Service Delivery 2. Dokumen: 3. Tabel: end Gambar 4.7 Diagram Alir Manajemen Pick up 126 4. Diagram Alir Manajemen Pengiriman Manajemen Pengiriman Deskripsi 1 Procurement Vendor Admin Pilih Daftar Booking Mover Service Delivery Service Assurance Keterangan 1. Actor : Admin 2. Dokumen: a. Packing Slip 3. Tabel: a. Booking start 1 2 Ubah Approval Booking 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Booking 3 Pilih Serial Number Perangkat 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat 4 Upload Nomer AWB 1. Actor : Admin 2. Dokumen: a. AWB 3. Tabel: a. Booking 5 Submit Pengiriman 6 Serah Terima Perangkat 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Pengiriman 1. Actor : Mover 2. Dokumen: 3. Tabel: end Gambar 4.8 Diagram Alir Manajemen Pengiriman 5. Diagram Alir Manajemen Return Managemen Return Deskripsi 1 2 3 4 Procurement Vendor Admin Service Assurance Service Delivery start Pengembalian Perangkat Manajer Keterangan 1. Actor : Service Assurance 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Return 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Return Pencarian SN Perangkat 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Return Input Kondisi Perangkat 1. Actor : Admin 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Return Ubah Status Perangkat end Gambar 4.9 Diagram Alir Manajemen Return 127 6. Diagram Alir View Laporan Manajemen Laporan Deskripsi Procurement Vendor Admin Service Delivery Service Assurance Manajer start 1 2 3 Pilih Laporan 1. Actor : Manajer 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Booking c. Pick Up d. Pengiriman e. Return Pilih Periode View Laporan 5 Cetak Laporan 1. Actor : Manajer 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Booking c. Pick Up d. Pengiriman e. Return 1. Actor : Manajer 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Booking c. Pick Up d. Pengiriman e. Return Pilih Kategori 4 Keterangan 1. Actor : Manajer 2. Dokumen: 3. Tabel: a. Perangkat b. Booking c. Pick Up d. Pengiriman e. Return end Gambar 4.10 Diagram Alir View Laporan 4.2 Workshop Design 4.2.1 Perancangan Proses 4.2.1.1 Use Case Diagram Use Case Diagram digunakan untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh actor yang akan berhubungan dengan proses-proses yang ada pada sistem informasi inventori. 1. Actor : Manajer 2. Dokumen: a. Laporan 3. Tabel: a. Perangkat b. Booking c. Pick Up d. Pengiriman e. Return 128 4.2.1.1.1 Identifikasi Actor Untuk membuat Use Case Diagram harus terlebih dahulu melakukan identifikasi actor. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah didapat, dapat diketahui actor yang ada dalam rancangan sistem sebagai berikut: Tabel 4.1 Identifikasi Actor No Actor Description 1 Service Delivery (SD) Merupakan tim Divisi Service Delivery. Orang yang bertugas melihat gambar dan spesifikasi perangkat, melakukan booking, dan mengisi data pelanggan. Service Delivery hanya melayani pelanggan yang ingin melakukan aktivasi jaringan Indosat 2 Service Assurance (SA) Merupakan tim Divisi Service Assurance. Orang yang bertugas melihat gambar dan spesifikasi perangkat, melakukan booking, mengisi data pelanggan untuk gangguan, dan return perangkat. Service Assurance hanya melayani pelanggan yang mengalami gangguan jaringan Indosat. 3 Admin Merupakan Admin tim Inventori. Orang yang bertugas manajemen perangkat, manajemen user, manajemen pick up, manajemen pengiriman, manajemen perangkat return, manajemen booking, dan manajemen laporan. 4 Manajer Merupakan Manajer tim Inventori. Orang yang bertugas melihat seluruh laporan, dan grafik stok dan pengeluaran perangkat. 5 Mover Merupakan bagian pengiriman yg 129 bekerjasama dengan Indosat dalam pengiriman perangkat ke Indosat regional selain jakarta. Sistem Informasi Inventori Registrasi (from Use Case View) <<include>> Update Biodata (from Use Case View) Service Delivery Admin Inventori <<include>> (from Use Case View) Login (from Use Case View) (from Use Case View) Logout (from Use Case View) Manajemen User (from Use Case View) Setting Service Assurance (from Use Case View) (from Use Case View) Manajer Inventori (from Use Case View) Manajemen Perangkat Masuk (from Use Case View) Manajemen Booking Mover (from Use Case View) (from Use Case View) <<include>> Manajemen Pick Up (from Use Case View) Manajemen Pengiriman Manajemen Return (from Use Case View) (from Use Case View) <<extend>> Manajemen Laporan (from Use Case View) Grafik (from Use Case View) Gambar 4.11 Use Case Diagram 130 4.2.1.1.2 Identifikasi Use Case Use Case akan diidentifikasikan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Identifikasi Use Case No Use Case Name Description Actor 1 Registrasi Use Case ini menggambarkan Service Delivery, dan kegiatan user untuk pendaftaran Service Assurance akun ke dalam sistem. 2 Login Use Case ini menggambarkan Admin, Manajer, kegiatan user untuk masuk ke dalam Service Delivery, dan sistem dengan akun yang dimilikinya Service Assurance masing-masing. 3 Update Biodata Use case kegiatan ini user menggambarkan Admin, dalam Manajer, melakukan Service Delivery, dan perubahan biodata. Use case ini Service Assurance dapat diproses setelah melakukan use case login. 4 Manajemen Use Case User kegiatan ini user menggambarkan Admin, dalam Manajer, registrasi, Service Delivery, dan approval registrasi, dan status aktif Service Assurance user. 5 6 Manajemen Use Case Perangkat kegiatan Masuk perangkat masuk. Manajemen Use Booking kegiatan Service Delivery dalam Admin Case ini Admin ini menggambarkan Admin dalam input menggambarkan Service Delivery, dan melakukan booking perangkat, dan Admin dalam melihat daftar booking dan melakukan approval booking. 131 7 Manajemen Use Case ini menggambarkan Service Delivery, dan Pick up kegiatan Admin dalam memproses Admin pengambilan perangkat dari gudang atau proses pick up. 8 Manajemen Use Case ini menggambarkan Service Delivery, dan Pengiriman kegiatan Admin dalam memproses Admin pengiriman dari gudang yang berada di jakarta ke gudang regional selain jakarta. Use case ini dapat diproses setelah masuk kedalam use case manajemen pick up. 9 Manajemen Use Case Perangkat kegiatan Return perangkat ini Admin yang menggambarkan Service dalam Assurance input dan Admin dikembalikan (return). 10 Manajemen Use Case ini menggambarkan Admin dan Manajer Laporan kegiatan Admin dan Manajer dalam melihat laporan yang ada. 11 Logout Use Case ini menggambarkan Admin, Manajer, kegiatan user keluar dari akun dalam Service Delivery, dan sistem. Service Assurance 4.2.1.1.3 Narasi Use Case Narasi dari setiap Use Case akan diperjelas pada tabel berikut: Tabel 4.3 Narasi Use Case Login Use Case Name Login Use Case Id 1 Actor Admin, Manajer, Service Delivery, Service Assurance Brief Use Case ini menggambarkan kegiatan user untuk masuk ke 132 Description dalam sistem dengan akun yang dimilikinya masing-masing. Pre Condition Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance harus mengetahui username dan password. Basic Flow Actor Action System Response Membuka Aplikasi. Menampilkan halaman 3. Input username dan Login. password. 4. Cek username dan 6. Logout password. 5. Menampilkan halaman home. Alternatif flow Jika username dan password salah maka pada halaman user akan tampil pesan “NIK atau Password tidak salah Atau akun anda belum diverifikasi oleh Admin “, jika salah pada halaman Admin maka akan tampil pesan “LOGIN GAGAL! Username atau Password Anda tidak benar. Atau account Anda sedang diblokir”, maka actor harus input username dan password kembali. Post Condition Halaman sistem akan ditampilkan sesuai dengan pilihan Login. Tabel 4.4 Narasi Use Case Manajemen User Use Case Name Manajemen User Use Case Id 2 Actor Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance Brief Use Case ini menggambarkan kegiatan user dalam registrasi, Description approval registrasi, dan status aktif user. Pre Condition Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance 133 telah berhasil login. Basic Flow Actor Action System Response 1. SD dan SA membuka 3. Menampilkan form aplikasi. ”registrasi user”. 2. SD dan SA memilih 5. Menyimpan data registrasi “registrasi”. ke database. 4. SD dan SA Mengisi 6. Menampilkan “Terima form ”registrasi user” kasih anda telah melakukan dan memilih “simpan”. register 7. Admin Login. 9. Admin memilih ”master data” kemudian memilih opsi “manajemen user”. 11. Pada menu “aksi” , Admin memilih “edit”. Anda belum dapat login sebelum diverifikasi oleh Admin”. 8. Menampilkan halaman Admin. 10. Menampilkan daftar user yang telah melakukan registrasi. 13. Admin mengubah status aktif dari “N” menjadi “Y”. 14. Admin memilih “update”. 16. Admin memilih ”master data” kemudian memilih opsi “manajemen Admin”. 12. Menampilkan halaman edit user. 15. Menyimpan ke dalam database. 17. Menampilkan halaman Admin. Terdapat opsi “tambah Admin” dan aksi “edit”. 19. Menampilkan form 134 18. Memilih “tambah Admin”. 20. Mengisi form “tambah Admin”. 21. Menyimpan ke dalam database. kemudian memilih simpan. 22. Logout. Alternatif flow 4. Jika data yang diinput tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, maka sistem akan menampilkan pesan “harus diisi” atau “id email harus valid”. 7. Jika username dan password salah maka Admin harus input username dan password kembali. 11. Jika data yang ditampilkan tidak sesuai dengan data yang dibutuhkan, maka Admin dapat memilih “hapus”. 18. Jika actor tidak ingin menambah Admin, maka dapat memilih “edit” pada aksi, atau jika Admin sudah tidak bekerja di tim inventori maka dapat memilih “hapus”. Post Condition User dapat login ke dalam sistem sesuai registrasi yang telah di approve oleh Admin. Tabel 4.5 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Masuk Use Case Name Manajemen Perangkat Masuk Use Case Id 3 Actor Admin Brief Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam input Description perangkat masuk. Pre Condition Admin telah mendapatkan data perangkat dari vendor dan 135 berhasil login Basic Flow Actor Action System Response 1. Login. 2. Menampilkan halaman 3. Memilih “perangkat” Admin. pada “master data”. 4. Menampilkan daftar 5. Memilih “tambah perangkat dan opsi “tambah produk”. produk”, “edit”, dan 7. Mengisi form tambah “hapus”. produk kemudian 6. Menampilkan form memilih “simpan”. tambah produk. 9. Logout. 8. Menyimpan data perangkat ke dalam database. Alternatif flow 1. Jika username dan password salah maka actor harus input username dan password kembali. 3. Pada pilihan “master data” terdapat opsi “kategori”, “jenis perangkat”, dan “perangkat”. Jika perangkat yang ingin di input yaitu perangkat baru, maka Admin harus menambahkan terlebih dahulu pada “kategori” dan “jenis perangkat”. 5. Jika actor tidak ingin menambah perangkat, dapat memilih opsi lain yaitu “edit” dan “hapus”. Post Condition Data perangkat bertambah atau berubah sesuai menu yang dipilih oleh actor. Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen Booking Use Case Name Manajemen Perangkat Booking Use Case Id 4 Actor SD, dan Admin 136 Brief Use Case ini menggambarkan kegiatan Service Delivery Description dalam melakukan booking perangkat, dan Admin dalam melihat daftar booking dan melakukan approval booking. Pre Condition Basic Flow SD dan Admin berhasil login Actor Action System Response 1. SD login. 2. Menampilkan halaman 3. SD memilih home. perangkat dan klik 4. Menampilkan form “booking”. booking. 5. SD memilih 6. Menyimpan ke database “kuantitas/quantity dan menampilkan pesan (Qty)” kemudian berhasil. mengisi form booking 7. Menampilkan halaman kemudian memilih “daftar transaksi”. ”submit booking”. 9. Menampilkan halaman 8. Admin login. Admin. 10. Admin memilih 11. Menampilkan detail status dan aksi booking perangkat. “booking”. 13. Merubah status dan aksi, 12. Pada opsi “status dari “booking” menjadi order”, Admin memilih “approve”. “approve” kemudian klik “ubah status”. 14. Logout. Alternatif flow 1. Jika username dan password salah maka actor harus input username dan password kembali. 3. Jika SD ingin booking lebih dari 1 (satu) perangkat, maka dapat memilih “lanjutkan booking”. Maka sistem akan mengulang alur 2 dan 3. 8. Jika username dan password salah maka actor harus input 137 username dan password kembali. 10. Jika actor tidak ingin melakukan ”booking” maka dapat memilih “print”. Post Condition Status booking berubah menjadi approve. Jika status telah berubah, maka SD dapat mencetak dan menukarkan packing slip dengan perangkat. Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Pick up Use Case Name Manajemen Pick up Use Case Id 5 Actor SD, dan Admin Brief Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam Description memproses pengambilan perangkat dari gudang atau proses pick up. Pre Condition Basic Flow SD telah melakukan booking dan Admin berhasil login Actor Action System Response 1. Login. 2. Menampilkan halaman 3. Memilih status dan Admin. aksi “approve”. 4. Menampilkan form 5. Mengisi form pengeluaran perangkat. pengeluaran perangkat 6. Merubah status “approve” kemudian memilih menjadi “pickup”. “pickup” kemudian “submit”. 7. Logout. Alternatif flow 1. Jika username dan password salah maka actor harus input username dan password kembali. 2. Jika actor tidak ingin melakukan ”approve” maka dapat memilih “print”. 138 5. Jika actor tidak ingin melakukan ”pickup” maka dapat memilih “batal”. Post Condition Perangkat telah keluar dan data telah tersimpan dalam database. Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Pengiriman Use Case Name Manajemen Pengiriman Use Case Id 6 Actor SD, dan Admin Brief Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam Description memproses pengambilan perangkat dari gudang atau proses pick up. Pre Condition Basic Flow SD telah melakukan booking dan Admin berhasil login Actor Action System Response 1. Admin Login. 2. Menampilkan halaman 3. Memilih status dan Admin. aksi “approve”. 4. Menampilkan form 5. Mengisi form pengeluaran perangkat. pengeluaran perangkat. 7. Merubah status “approve” 6. Memilih “Tipe PIC” menjadi “pickup”. menjadi Mover kemudian upload bukti no. AWB yang telah diberikan oleh Mover, setelah itu memilih “pickup” kemudian “submit”. 8. Logout. Alternatif flow 1. Jika username dan password salah maka actor harus input 139 username dan password kembali. 2. Jika actor tidak ingin melakukan ”approve” maka dapat memilih “print”. 5. Jika actor tidak ingin melakukan ”pickup” maka dapat memilih “batal”. Post Condition Perangkat telah keluar dan data telah tersimpan dalam database. Tabel 4.9 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Return Use Case Name Manajemen Perangkat Return Use Case Id Actor Brief Description Pre Condition 7 SA dan Admin Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam input perangkat yang dikembalikan (return). Perangkat yang dikembalikan oleh SA telah dicek dan diberi keterangan menggunakan label seputar kondisi perangakt. dan Admin berhasil login Actor Action System Response Basic Flow Alternatif flow 1. Login. 2. Menampilkan halaman 3. Memilih “barang Admin. return”. 4. Menampilkan “Daftar 5. Mengisi kolom Barang Yang Sudah di “pencarian” serial Order” dan “detail order” number (SN) perangkat 6. Menampilkan hasil kemudian memilih pencarian sesuai SN yang “cari”. telah diinput oleh actor. 7. Memilih aksi 8. Menampilkan halaman “return”. “barang return”. 9. Memilih opsi “baik” 10. SN perangkat akan kemudian pilih tersimpan ke dalam “simpan”. database. 11. Logout. 1. Jika username dan password salah maka actor harus input username dan password kembali. 5. Jika actor tidak ingin mencari beradasarkan SN perangkat, 140 Post Condition maka dapat mencari berdasarkan kategori, jenis perangkat, atau kata kunci lain. 9. Jika kondisi perangkat tidak baik, maka actor dapat memilih opsi “rusak” dan mengisi keterangan, kerusakan apa yang ada pada perangkat yang dikembalikan. Perangkat akan disimpan di gudang dan data perangkat yang telah dikembalikan akan tersimpan ke dalam database. Tabel 4.10 Narasi Use Case Manajemen Laporan Use Case Name Manajemen Laporan raUse Case Id 8 Actor Admin dan Manajer Brief Description Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin, User, dan Manajer untuk keluar dari sistem. Pre Condition Telah ada transaksi perangkat masuk dan perangkat keluar. Basic Flow Actor Action System Response 1. Login. 2. Menampilkan halaman Admin. 3. Memilih laporan dan pilih “laporan perangkat masuk”. 4. Menampilkan halaman laporan perangkat masuk. 5. Memilih periode laporan kemudian klik “proses” button. 6. Menampilkan laporan sesuai periode yang dipilih oleh actor. 7. Memilih grafik kemudian memilih “grafik pengeluaran perangkat” 8. Menampilkan halaman “grafik pengeluaran perangkat”. 9. Memilih periode laporan kemudian klik “proses” button. 11. Logout. 10. Menampilkan grafik sesuai periode yang dipilih oleh actor. 141 Alternatif flow 1. Jika username dan password salah maka actor harus input username dan password kembali. 3. Jika actor ingin melihat laporan lainnya, maka dapat memilih opsi laporan yang ada yaitu laporan perangkat keluar, laporan perangkat monitoring stok dan laporan return. 7. Jika actor ingin melihat grafik lainnya, maka dapat memilih opsi grafik yang ada yaitu grafik IDWO keluar dan grafik stok perangkat. Post Condition Laporan dan grafik dapat dilihat oleh Admin dan Manajer. Tabel 4.11 Narasi Use Case Logout Use Case Name Logout Use Case Id 9 Actor Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance Brief Use Case ini menggambarkan kegiatan user keluar dari akun Description dalam sistem. Pre Condition User harus mengetahui username dan password untuk login. Basic Flow Alternatif flow Actor Action System Response 1. Login. 2. Menampilkan halaman 3. Logout. home. 1.Jika username dan password salah maka actor harus input username dan password kembali. Post Condition Actor keluar dari sistem. 4.2.1.2 Activity Diagram Activity Diagram menggambarkan aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam Sistem Informasi Inventori. 142 1. Activity diagram Login user Sistem membuka aplikasi tampilkan halaman login input username dan password tampilkan alert salah benar halaman user tampilkan halaman user logout Gambar 4.12 Activity diagram Login Pada gambar 4.12 menjelaskan aktifitas yang dapat dilakukan oleh user. User dapat melakukan login sesuai dengan tugasnya. Aplikasi ini dengan user membuka aplikasi kemudian sistem akan menampilkan halaman login. User diharuskan untuk menginput username dan password sesuai akun yang dimiliki masing-masing. Jika username dan password yang diinput salah atau tidak lengkap maka sistem akan menampilkan peringatan dan user tidak dapat memasuki sistem, maka user harus mengulanginya ke proses awal. Namun jika username dan password yang diinput benar, maka sistem akan menampilkan halaman user. 2. Activity diagram Manajemen User 143 SD dan SA Sistem Admin login membuka aplikasi tampilkan form "registrasi user" pilih registrasi batal input data registrasi simpan lihat pesan "registrasi berhasil" simpan data tampilkan pesan"registrasi berhasil" tampilkan halaman admin pilih master data tampilkan halaman management user pilih management user hapus edit pilih status aktif "Y" batal simpan data update tampilkan halaman management user tampilkan halaman management admin pilih master data pilih management admin hapus edit tambah tampilkan form tambah admin input data admin simpan data tampilkan halaman management admin logout Gambar 4.13 Activity diagram Manajemen User 144 Pada Gambar 4.13 menjelaskan aktifitas yang dilakukan SD, SA dan Admin sebagai actor. Aktifitas dimulai dari SD dan SA dengan membuka aplikasi kemudian melakukan registrasi. Setelah mengisi form login, SD dan SA memilih simpan dan sistem akan menampilkan pesan berhasil. Admin sebagai approval registrasi melakukan login dan sistem menampilkan halaman Admin. Admin dapat melakukan dua aktifitas yaitu hapus dan edit. Jika Admin menolak registrasi dari SD dan SA maka dapat memilih hapus, namun jika Admin menerima registrasi dari SD dan SA maka Admin dapat memilih edit dan mengubah status SD dan SA. Kemudian Admin memilih manajemen Admin pada master data. Terdapat tiga aktifitas yang dapat dipilih oleh Admin yaitu hapus, edit, dan tambah. Setelah memilih edit dan hapus maka sistem akan menampilkan halaman Admin. Jika memilih tambah maka Admin harus mengisi form untuk input data Admin. 145 3. Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk Admin login Sistem tampilkan halaman admin pilih master data pilih perangkat tampilkan halaman manajemen perangkat hapus edit tambah tampilkan form "tambah perangkat" input data perangkat simpan data logout tampilkan halaman manajemen perangkat Gambar 4.14 Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk Pada Gambar 4.14 menjelaskan aktifitas yang dilakukan oleh Admin sebagai actor. Aktifitas dimulai dengan Admin melakukan login dan memilih perangkat pada master data. Terdapat tiga aktifitas yang dapat dipilih oleh Admin yaitu hapus, edit, dan tambah. Setelah memilih edit dan hapus maka sistem akan menampilkan halaman Admin. Jika memilih tambah maka Admin harus mengisi form untuk input data perangkat. 146 4. Activity diagram Manajemen Booking SD dan SA Sistem login tampilkan halaman user Admin login pilih perangkat pilih booking tampilkan form booking pilih Qty input data booking simpan data logout tampilkan daftar transaksi tampilkan halaman admin pilih status "booking" tampilkan detail booking pilih approve simpan data pilih ubah status tampilkan detail booking logout Gambar 4.15 Activity diagram Manajemen Booking Pada Gambar 4.15 menjelaskan aktifitas user dan Admin sebagai actor. Aktifitas dimulai setelah user melakukan login. Kemudian user memilih booking. Sistem akan menampilkan form booking dan user menginput data booking dan memilih jumlah (quantity/Qty) perangkat yang akan di booking. Sistem akan menyimpan ke database dan akan menampilkan daftar transaksi. 147 Admin sebagai appoval booking harus login terlebih dahulu. Admin memilih booking dan sistem akan menampilkan detail booking. Admin memilih approve dan pilih ubah status. Sistem akan menyimpan ke database dan akan menampilkan detail booking. 5. Activity diagram Manajemen Pick up Admin login Sistem tampilkan halaman admin pilih daftar booking pilih status approve tampilkan form pengeluaran perangkat input data pengeluaran perangkat pilih "pick up" simpan data logout tampilkan detail booking Gambar 4.16 Activity diagram Manajemen Pick up Pada Gambar 4.16 menjelaskan aktifitas Admin sebagai actor. Aktifitas dimulai setelah Admin melakukan login kemudian memilih status approval pada dagtar booking. Kemudian sistem akan menampilkan form pengeluaran perangkat. Admin harus melakukan input data pengeluaran perangkat dan 148 memilih pick up. Setelah sistem menyimpan data pengeluaran perangkat, sistem akan menampilkan detail booking dan status approval berubah menjadi pick up. 6. Activity diagram Manajemen Pengiriman Admin login Sistem tampilkan halaman admin pilih daftar booking pilih status approve tampilkan form pengeluaran perangkat input data pengeluaran perangkat memilih "mover" pada tipe PIC upload nomer AWB pilih "pick up" logout simpan data tampilkan detail booking Gambar 4.17 Activity diagram Manajemen Pengiriman Pada Gambar 4.17 menjelaskan aktifitas Admin sebagai actor. Aktifitas dimulai setelah Admin melakukan login kemudian memilih status approval pada daftar booking. Kemudian sistem akan menampilkan form pengeluaran 149 perangkat. Admin harus melakukan input data pengeluaran perangkat. Kemudian mememilih ”mover” pada tipe PIC dan melakukan upload nomer AWB dan memilih pick up. Setelah sistem menyimpan data pengeluaran perangkat, sistem akan menampilkan detail booking dan status approval berubah menjadi pick up. 7. Activity diagram Manajemen Perangkat Return Admin Sistem login tampilkan halaman admin pilih barang return tampilkan detail order input SN pada kolom pencarian pilih cari tampilkan halaman barang return pilih return baik rusak simpan data logout tampilkan halaman barang return Gambar 4.18 Activity diagram Manajemen Perangkat Return Pada Gambar 4.18 menjelaskan aktifitas yang dilakukan oleh Admin sebagai actor. Aktifitas dimulai setelah Admin melakukan login kemudian memilih menu barang return. Sistem akan menampilkan detail order. Kemudian Admin mencari SN perangkat yang akan di return. Setelah memilih cari dan 150 return. Admin menginput keterangan perangkat tersebut baik atau rusak. Sistem akan menyimpan dalam database dan akan menampilkan barang return. 8. Activity diagram Manajemen Laporan Admin dan M anaj er login Sistem tampilkan halaman admin pilih laporan laporan request order laporan monitoring stok laporan perangkat keluar laporan perangkat masuk tampilkan laporan laporan revenue laporan perangkat dismantle laporan perangkat current stok pilih grafik grafik pengeluaran perangkat grafik jumlah stok perangkat tampilkan grafik logout Gambar 4.19 Activity diagram Manajemen Laporan 151 Pada Gambar 4.19 menjelaskan aktifitas Admin dan Manajer sebagai actor. Aktifitas dimulai setelah admin dan manjer melakukan login dan memilih laporan. Sistem akan menampilkan pilihan laporan. Kemudian actor dapat memilih grafik dan sistem akan menampilkan grafik. 9. Activity diagram Logout User login Sistem tampilkan halaman user logout Gambar 4.20 Activity diagram Logout Pada Gambar 4.20 menjelaskan aktifitas yang dilakukan user, admin, dan manajer sebagai actor. Aktifitas dimulai setelah actor melakukan login. Kemudian sistem akan menampilkan halaman masing-masing actor. Actor harus memilih logout dan actor akan keluar dari sistem. 4.2.1.3 Sequence diagram Sequence diagram adalah diagram interaksi yang menekankan urutan waktu dalam pengiriman pesan pada Sistem Informasi Inventori. 152 1. Sequence diagram Login Gambar 4.21 Sequence diagram Login Pada Gambar 4.21 menjelaskan tentang proses login. Pertama user melakukan input username dan password pada form login. Form login akan mengecek data user pada database user. Jika username dan password benar maka user dapat masuk ke halaman user, namun jika salah, maka user harus menginput kembali username dan password. 153 2. Sequence diagram Manajemen User Gambar 4.22 Sequence diagram Manajemen User Pada Gambar 4.22 menjelaskan tentang manajemen user. Pertama SD dan SA membuka form registrasi pada aplikasi. Sistem akan menampilkan form registrasi kemudian SD dan SA harus input data user. Sistem akan menyimpan dalam database user dan akan menampilkan pesan bahwa registrasi berhasil. Kemudian admin melakukan login dan memilih manajemen user pada halaman manajemen user. Admin memilih user, sistem akan mengecek pada database user dan menampilkan data user. Admin 154 merubah status aktif user menjadi “Y”. Sistem akan menyimpan dalam database, database yang telah di update akan ditampilkan ke admin. Admin dakat melakukan edit dan hapus terhadap data user. Kemudian Admin memilih master data dan sistem akan menampilkan halaman manajemen admin. Admin dapat melakukan hapus, edit, dan tambah admin. Pada proses tambah admin, admin menginput data admin pada form tambah admin. Sistem akan menyimpan dalam database admin dan akan menampilkan halaman manajemen admin. 3. Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk Gambar 4.23 Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk Pada Gambar 4.23 menjelaskan tentang proses manajemen perangkat masuk. Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan 155 halaman admin. Admin memilih master data dan memilih perangkat pada halaman manajemen admin. Admin melakukan input perangkat pada form tambah perangkat. Data perangkat akan disimpan dalam database perangkat dan sistem akan menampilkan halaman manajemen perangkat. Admin juga dapat melakukan hapus atau ubah perangkat. Kemudian sistem akan mengupdate database. 4. Sequence diagram Manajemen Booking Gambar 4.24 Sequence diagram Manajemen Booking Pada Gambar 4.24 menjelaskan tentang manjemen booking. Pertama user harus melakukan login dan sistem akan menampilkan halaman user. User memilih perangkat pada halaman manajemen perangkat. Sistem akan memanggil database perangkat dan menampilkan data perangkat. User melakukan input data booking dan qty perangkat. Data booking akan disimpan dalam database booking kemudian sistem akan menampilkan daftar 156 transaksi. Proses selanjutnya admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan halaman admin. Kemudian admin memilih daftar booking dan sistem akan menampilkan tampilan daftar booking. Admin memilih aksi booking dan memilih approval. Sistem akan menyimpan dalam database booking dan menampilkan halaman detail booking. 5. Sequence diagram Manajemen Pick up Gambar 4.25 Sequence diagram Manajemen Pick up Pada Gambar 4.25 menjelaskan tentang proses manajemen perangkat keluar. Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan halaman admin. Admin memilih booking pada halaman daftar booking. Sistem akan memanggil database booking dan akan menampilkan daftar booking. Admin memilih status approve dan sistem akan menampilkan form pengeluaran perangkat. Admin melakukan input pengeluaran perangkat dan memilih pick up. Sistem akan menyimpan data pengeluaran perangkat pada 157 database booking dan akan merubah database perangkat. Kemudian database akan terupdate dan sistem akan menampilkan detail booking. 6. Sequence diagram Manajemen Pengiriman Gambar 4.26 Sequence diagram Manajemen Pengiriman Pada Gambar 4.26 menjelaskan tentang proses manajemen perangkat keluar. Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan halaman admin. Admin memilih booking pada halaman daftar booking. Sistem akan memanggil database booking dan akan menampilkan daftar booking. Admin memilih status approve dan sistem akan menampilkan form pengeluaran perangkat. Admin melakukan input pengeluaran perangkat, memilih “mover” dan melakukan upload nomer AWB kemudian memilih pick up. Sistem akan menyimpan data pengeluaran perangkat pada database booking dan akan merubah database perangkat. Kemudian database akan terupdate dan sistem akan menampilkan detail booking. 158 7. Sequence diagram Manajemen Return Gambar 4.27 Sequence diagram Manajemen Perangkat Return Pada Gambar 4.27 menjelaskan tentang manajemen perangkat return. Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan halaman admin. Admin memilih barang return pada halaman barang return dan sistem akan menampilkan halaman detail order. Admin memilih input SN pada kolom pencarian dan pilih aksi return kemudian sistem akan menampilkan form barang return. Admin memilih kondisi dan input keterangan. Sistem akan menyimpan dalam database return dan akan menampilkan halaman admin. 159 8. Sequence diagram Manajemen Laporan Gambar 4.28 Sequence diagram Manajemen Laporan Pada Gambar 4.28 menjelaskan tentang proses manajemen laporan. Pertama manajer harus login dan sistem akan menampilkan halaman admin. Manajer memilih laporan dan sistem akan memanggil database dan akan menampilkan halaman laporan. Kemudian manajer memilih grafik, sistem akan memanggil database perangkat dan sistem akan menampilkan grafik. 160 9. Sequence diagram Manajemen Logout Gambar 4.29 Sequence diagram Logout Pada Gambar 4.29 menjelaskan tentang proses logout. Pertama user harus login dan sistem akan menampilkan halaman user. User memilih logout dan user akan keluar dari sistem. 4.2.2 Perancangan Basis Data 4.2.2.1 Potensial Objek Sebelum membuat class diagram, terlebih dahulu harus dibuat daftar potensial objek. Setelah daftar dibuat, kemudian seleksi objek yang akan diusulkan. Objek yang memenuhi kriteria untuk diusulkan memiliki beberapa syarat sebagai berikut: 1. Objek tidak boleh memiliki sinonim dengan objek lain. 2. Objek harus berada di dalam lingkup sistem yang dirancang. 3. Objek tidak boleh berupa method. 4. Objek harus jelas dan fokus. 161 5. Objek tidak boleh berupa atribut yang mendeskripsikan objek lain. Berikut adalah daftar potensial objek yang telah diidentifikasi pada Sistem Informasi Inventori: Tabel 4.12 Daftar Potensial Objek Actor Merk Alamat Model Berat Mover Booking Nama_fe Circuit_name Nama_jabatan Nama_kategori Divisi Nama_level Email Nama_mover Form_barang_return Nama_pegawai Form_booking Nama_pelanggan Form_login Nama_pengirim Form_pengeluaran_perangkat Nama_perangkat Form_registrasi Nama_regional Form_tambah_admin Nama_vendor Form_tambah_perangkat Nip FE No_awb Harga No_hp Id_booking No_po Id_fe No_telepon Id_jabatan Password Id_kategori Pegawai Id_level Pelanggan Id_mover Penerima Id_penerima Penerimaan Id_pengiriman Perangkat Id_perangkat Pic_mover 162 Id_pick_up Pic_pelanggan Id_regional Pick up Id_return Regional Id_sn Return Id_username Serial number Id_vendor Sn Idwo_pelanggan Tanggal_pengiriman Jabatan Tanggal_pick_up Jenis Tanggal_po Kategori Unit_kerja Keterangan User kondisi Username Level Vendor Tabel 4.13 Daftar Analisis Potensial objek Potensial objek Alasan Actor X Potensial objek untuk perencanaan proses Admin √ Email X Attribute objek User Berat X Attribute objek Perangkat Booking √ Circuit_name X Attribute objek Booking Divisi X Attribute objek User Form_barang_return X Potensial objek untuk desain interface Form_booking X Potensial objek untuk desain interface Form_login X Potensial objek untuk desain interface Potensial objek untuk perencanaan proses Type Booking Form_pengeluaran_perangkat X Potensial objek untuk desain interface Form_registrasi X Potensial objek untuk desain interface Form_tambah_admin X Potensial objek untuk desain interface 163 Form_tambah_perangkat X Potensial objek untuk desain interface Id_booking X Attribute objek Booking Id_kategori X Attribute objek Kategori Id_perangkat X Attribute objek Perangkat Id_pengiriman X Attribute objek Pengiriman Id_pick_up X Attribute objek Pick up Id_return X Attribute objek Return Id_user X Attribute objek User Id_vendor X Attribute objek Vendor Idwo_pelanggan X Attribute objek Pelanggan Jenis X Attribute objek Perangkat Kategori X Attribute objek Kategori Keterangan X Attribute objek Perangkat Kondisi X Attribute objek Return Login X Potensial objek untuk perencanaan sistem Logout X Potensial objek untuk perencanaan sistem Lokasi X Attribute objek User Manajer √ Merk X Attribute objek Perangkat Model X Attribute objek Perangkat Nama_admin X Attribute objek Admin Nama_FE X Attribute objek Pick up Nama_kategori X Attribute objek Kategori Nama_manajer X Attribute objek Manajer Nama_pelanggan X Attribute objek Pelanggan Nama_pengirim X Attribute objek Pengiriman Nama_perangkat X Attribute objek Perangkat Nama_user X Attribute objek User No_AWB X Attribute objek Pengiriman No_hp X Attribute objek Pelanggan Type Manajer 164 No_PO X Attribute objek Perangkat No_telepon X Attribute objek User Password X Attribute objek User Pelanggan √ Type Pelanggan Pengiriman √ Type Pengiriman Perangkat √ Type Perangkat PIC_pelanggan X Attribute objek Pelanggan Pick_up √ Type Pick up Return √ Type Return Status_aktif X Attribute objek User Stok X Attribute objek Perangkat Tanggal_pengiriman X Attribute objek Pengiriman Tanggal_pick_up X Attribute objek Pick up Tanggal_PO X Attribute objek Perangkat Unit_kerja X Attribute objek User User √ Username X Attribute objek User Vendor √ Type User Type Vendor Tabel 4.14 Daftar Potensial Objek yang Diusulkan Booking Pengiriman FE Perangkat Jabatan Pick up Kategori Regional Level Return Mover Return Pegawai Serial number Pelanggan User Penerimaan Vendor 165 4.2.2.2 Class Diagram Class diagram memperlihatkan diagram yang memperlihatkan kumpulan class, interface, dan kolaborasi serta hubungan antara keduanya yang ada pada Sistem Informasi Inventori. Gambar 4.30 Class diagram 166 Pada Gambar 4.30 menjelaskan tentang class diagram sistem informasi inventori, terdapat class yang saling berhubungan antara lain: 1. Class Pegawai memiliki Attribute nip sebagai primary key, dan Attribute id_jabatan sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_pegawai, email, divisi, dan unit_kerja. Class Pegawai memiliki method input_pegawai, view_pegawai, edit_pegawai, dan delete_pegawai. Class Pegawai memiliki multiplicity terhadap class Jabatan yaitu satu ke satu. 2. Class Jabatan memiliki id_jabatan Attribute sebagai primary key, dan memiliki Attribute nama_jabatan. Class Jabatan memiliki method input_jabatan, dan view_jabatan. Class Jabatan memiliki multiplicity terhadap class Pegawai yaitu satu ke satu. 3. Class User memiliki Attribute id_user sebagai primary key, dan Attribute id_level dan nip sebagai foreign key, serta memiliki Attribute username, dan password. Class User memiliki method login, logout, dan registrasi. Class User memiliki multiplicity terhadap class Pegawai yaitu satu ke satu, dan terhadap class Level yaitu satu ke satu. 4. Class Level memiliki Attribute id_level sebagai primary key, dan Attribute nama_level. Class Level memiliki method input_level, view_level, dan delete_level. Class Level memiliki multiplicity terhadap class User yaitu satu ke satu. 5. Class Perangkat memiliki Attribute id_perangkat sebagai primary key, dan Attribute id_vendor, id_sn, id_harga, id_stok, dan id_kategori sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_perangkat dan keterangan. Class 167 perangkat memiliki method input_perangkat, view_perangkat, edit_perangkat, dan delete_perangkat. Class Perangkat memiliki multiplicity terhadap class Booking yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Return yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Penerimaan yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Serial number yaitu satu ke satu, terhadap class Kategori yaitu satu ke satu, dan terhadap class Vendor yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak. 6. Class Vendor id_vendor sebagai primary key, dan id_kota sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_vendor, alamat, email, no_telepon. Class Vendor memiliki method input_vendor, view_vendor, edit_vendor, dan delete_vendor. Class Vendor memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak. 7. Class Kategori memiliki Attribute id_kategori sebagai primary key, serta memiliki Attribute nama_kategori. Class Kategori memiliki method input_kategori, dan view_kategori. Class Kategori memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu. 8. Class Serial number memiliki Attribute id_sn sebagai primary key, dan id_perangkat sebagai foreign key, serta memiliki Attribute sn. Class Serial number memiliki method input_sn, dan view_sn. Class Serial number memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu. 9. Class Stok memiliki Attribute id_stok sebagai primary key, dan id_perangkat sebagai foreign key, serta memiliki Attribute stok, dan tanggal_stok . Class 168 Stok memiliki method input_stok, dan view_stok. Class Stok memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu. 10. Class Harga memiliki Attribute id_harga sebagai primary key, dan id_perangkat sebagai foreign key, serta memiliki Attribute harga, dan tanggal_harga . Class Harga memiliki method input_harga, dan view_harga. Class Harga memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu. 11. Class Kota memiliki Attribute id_kota sebagai primary key, dan id_provinsi sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_kota. Class Kota memiliki method input_kota, dan view_kota. Class Kota memiliki multiplicity terhadap class Vendor, Pelanggan, Penerima, Mover yaitu satu ke satu. 12. Class Provinsi memiliki Attribute id_provinsi sebagai primary key, dan Attribute nama_provinsi. Class Provinsi memiliki method input_provinsi, dan view_provinsi. Class Provinsi memiliki multiplicity terhadap class Kota yaitu satu ke satu. 13. Class Penerimaan memiliki Attribute no_po sebagai primary key, dan id_kota sebagai foreign key, serta memiliki Attribute id_perangkat dan id_user, serta memiliki Attribute sn. Class Penerimaan memiliki method input_penerimaan, view_penerimaan, edit_penerimaan, dan delete_penerimaan. Class Penerimaan memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class User yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak. 14. Class Booking memiliki Attribute id_booking sebagai primary key, dan Attribute id_user, id_perangkat, dan id_pelanggan sebagai foreign key serta 169 memiliki Attribute circuit_name. Class Booking memiliki method input_booking, dan view_booking. Class Booking memiliki multiplicity terhadap class User yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Pick up yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke nol sampai banyak, dan terhadap class Pelanggan yaitu satu sampai banyak ke satu. 15. Class Pelanggan memiliki Attribute idwo_pelanggan sebagai primary key, dan id_kota sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_pelanggan, pic_pelanggan, alamat, email dan no_hp. Class Pelanggan memiliki method input_pelanggan, dan view_pelanggan. Class Pelanggan memiliki multiplicity terhadap class Booking yaitu satu ke satu sampai banyak. 16. Class Pick up memiliki Attribute id_pick_up sebagai primary key, dan Attribute id_booking, id_fe, dan id_user sebagai foreign key serta memiliki Attribute tanggal_pick_up. Class Pick up memiliki method input_pick_up, dan view_pick_up. Class Pick up memiliki multiplicity terhadap class Booking yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, dan terhadap class FE yaitu satu sampai banyak ke satu. 17. Class FE memiliki Attribute id_fe sebagai primary key, dan Attribute nama_fe, email, dan no_hp. Class FE memiliki method input_fe, dan view_fe. Class FE memiliki multiplicity terhadap class Pick up yaitu satu ke satu sampai banyak. 18. Class Pengiriman memiliki Attribute id_pengiriman sebagai primary key, dan Attribute id_booking, id_penerima, id_regional, id_mover, dan id_user 170 sebagai foreign key serta tanggal_pengiriman, dan no_awb. memiliki Attribute nama_pengirim, Class Pengiriman memiliki method input_pengiriman, dan view_pengiriman. Class Pengiriman memiliki multiplicity terhadap class Booking yaitu nol sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Regional yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Penerima yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class Mover yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, dan terhadap class User yaitu satus ampai banyak ke satu sampai banyak. 19. Class Penerima memiliki Attribute id_penerima sebagai primary key, dan id_kota sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_penerima, dan no_hp. Class Penerima memiliki method input_penerima, dan view_penerima. Class Penerima memiliki multiplicity terhadap class Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak 20. Class Regional memiliki Attribute id_regional sebagai primary key, dan Attribute nama_regional. Class Regional memiliki method input_regional, dan view_regional. Class Regional memiliki multiplicity terhadap class Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak 21. Class Mover memiliki Attribute id_mover sebagai primary key, dan id_kota sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_mover, pic_mover, alamat, email, dan no_telepon. Class Mover memiliki method input_mover, dan view_mover. Class Mover memiliki multiplicity terhadap class Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak 171 22. Class Return memiliki Attribute id_return sebagai primary key, dan Attribute id_user, dan id_perangkat sebagai foreign key serta memiliki Attribute kondisi. Class return memiliki method input_return, view_return, edit_return, dan delete_return. Class Return memiliki multiplicity terhadap class User yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, dan terhadap class Perangkat yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak. 4.2.2.3 Matriks CRUD Setelah class diagram dibuat maka harus dioptimasi dengan matriks CRUD. Matriks CRUD adalah sebuah tabel yang menunjukan proses yang terjadi, setiap baris menunjukan proses yang terjadi dan kolom menunjukan class dimana lokasi proses tersebut berada. Berikut ini adalah CRUD matrix dari class diagram sistem informasi inventori: Tabel 4.15 Matriks CRUD Location Admin Service Service Delivery Assurance Mover Manajer Entity - Attribute Pegawai CRUD R nip CRUD R nama_pegawai CRUD R email CRUD R divisi CRUD R unit_kerja CRUD R Jabatan CR id_jabatan CR nama_jabatan CR 172 CR CR CR R id_username CR CR CR R username CR CR CR R password CR CR CR R User Level CR id_level CR nama_level CR CRUD R id_perangkat CRUD R nama_perangkat CRUD R keterangan CRUD R id_sn CRUD R id_vendor CRUD R id_kategori CRUD R id_stok CRUD R id_harga CRUD R Serial number CRUD R id_sn CRUD R id_perangkat CRUD R sn CRUD R CR R id_harga CR R id_perangkat CR R harga CR R tanggal_harga CR R CRU R id_stok CRU R id_perangkat CRU R stok CRU R tanggal_stok CRU R Perangkat Harga Stok 173 Vendor CRUD id_vendor CRUD nama_vendor CRUD email CRUD no_telepon CRUD id_kota CRUD Kota CR id_kota CR nama_kota CR id_provinsi CR Provinsi CRUD id_provinsi CRUD nama_provinsi CRUD Kategori CRUD id_kategori CRUD nama_kategori CRUD Penerimaan CRUD R no_po CRUD R tanggal_po CRUD R RU CR R R id_booking RU CR R R circuit_name RU CR R R Booking CR Pelanggan idwo_pelanggan CR nama_pelanggan CR pic_pelanggan CR email CR no_hp CR id_kota CR Pick up CR R R 174 id_pick_up CR R R tanggal_pick_up CR R R CR R id_fe CR R nama_fe CR R alamat CR R email CR R no_hp CR R Pengiriman CR R R id_pengiriman CR R R nama_pengirim CR R R tanggal_pengiriman CR R R no_awb CR R R FE Regional CR id_regional CR nama_regional CR Penerima CR id_penerima CR nama_penerima CR no_hp CR id_kota CR Mover CR id_mover CR nama_mover CR pic_mover CR email CR no_telepon CR id_kota CR Return id_return CR CR 175 kondisi CR Keterangan: C = Create, R = Read, U = Update, dan D = Delete. 4.2.2.4 Optimalisasi Basis Data Setelah CRUD matriks dibuat, maka tahapan selanjutnya adalah optimalisasi basis data menggunakan Relational Database Management System (RDBMS) : 176 Gambar 4.31 Transformasi Class diagram ke RDBMS 177 Pada Gambar 4.31 adalah proses transformasi Class diagram ke RDBMS. Tabel Pengiriman memiliki relasi dengan tabel Regional, Penerima, dan Mover. Tabel Pick up memiliki relasi dengan tabel FE. Tabel Booking memiliki relasi dengan tabel pelanggan. Tabel Kota memiliki relasi dengan tabel Provinsi. Tabel Perangkat memiliki relasi dengan tabel Harga. Tahapan dari transformasi tersebut yaitu: 1. Class Harga, Serial Number, Stok, Vendor, dan Perangkat dipetakan dalam problem domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS misalnya class Kota dengan Propinsi, Pick Up dengan FE, Regional, Mover, Penerima, dengan class Pengiriman. 2. Atribut bernilai tunggal dipetakan ke dalam kolom tabel. 3. Metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program. 4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu, menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan. 5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari tabel yang asli ke tabel yang baru. 6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel. 178 7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel multi-valued. 8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. 179 Gambar 4.32 Diagram RDBMS 180 Pada Gambar 4.32 merupakan realisasi dari Gambar 4.31. Pada gambar ini terjadi transformasi Tabel Pengiriman yang memiliki relasi dengan tabel Regional, Penerima, dan Mover. Tabel FE telah bergabung dengan tabel Pick up . Tabel Kota memiliki relasi dengan tabel Provinsi. Tabel Perangkat memiliki relasi dengan tabel Harga. 4.2.2.5 Skema Database Setelah dilakukan optimalisasi basis data, maka selanjutnya yaitu perancangan skema database. 181 Gambar 4.33 Skema Database 182 Pada Gambar 4.33 menjelaskan Skema Database yang akan digunakan untuk sistem informasi inventori. Terdapat 17 (tujuh belas) tabel yang akan digunakan yaitu tabel Pegawai, Jabatan, User, Level, Penerimaan, Perangkat, Serial Number, Stok, Vendor, Kategori, Booking, Pick up, Pelanggan, Pengiriman, Kota, dan Return. 4.2.2.6 Spesifikasi Database Berikut adalah spesifikasi database yang ada pada sistem informasi inventori: 1. Tabel Pegawai Nama Tabel : Pegawai Primary key : nip Foreign key : id_jabatan Tabel 4.16 Tabel Pegawai Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan nip Varchar 15 Nomer Induk Pegawai nama_pegawai Varchar 20 Nama Pegawai email Varchar 20 Email divisi Varchar 15 Divisi unit_kerja Varchar 15 Unit Kerja id_jabatan Varchar 15 Id Jabatan 2. Tabel Jabatan Nama Tabel : Jabatan Primary key : id_jabatan Foreign key :- 183 Tabel 4.17 Tabel Jabatan Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_jabatan Varchar 15 Id Jabatan nama_jabatan Varchar 20 Nama Jabatan 3. Tabel User Nama Tabel : User Primary key : id_user Foreign key : id_level, dan nip Tabel 4.18 Tabel User Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_user Varchar 15 Id User username Varchar 15 Username password Varchar 15 Password id_level Varchar 15 Id Level nip Varchar 15 Nomer Induk Pegawai 4. Tabel Level Nama Tabel : Level Primary key : id_level Foreign key :Tabel 4.19 Tabel Level Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_level Varchar 15 Id Level nama_level Varchar 15 Nama Level 184 5. Tabel Master Perangkat Nama Tabel : Master Perangkat Primary key : id_perangkat Foreign key : id_sn, id_vendor, dan id_kategori Tabel 4.20 Tabel Master Perangkat Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_perangkat Varchar 15 Id Perangkat nama_perangkat Varchar 20 Nama Perangkat type Varchar 15 Type Perangkat satuan Varchar 15 Satuan Perangkat keterangan Text - Keterangan 6. Tabel Stok Nama Tabel : Stok Primary key : id_stok Foreign key : id_perangkat Tabel 4.21 Tabel Stok Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_stok Varchar 15 Id Stok id_perangkat Varchar 15 Id Perangkat stok Int 5 Jumlah Stok id_sn Varchar 15 Id Serial Number tanggal_stok Date - Tanggal Stok 7. Tabel Serial Number Nama Tabel : Serial number 185 Primary key : id_sn Foreign key : id_perangkat Tabel 4.22 Tabel Serial number Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_sn Varchar 15 Id Serial number id_perangkat Varchar 15 Id Perangkat sn Varchar 20 Serial number 8. Tabel Master Vendor Nama Tabel : Master Vendor Primary key : id_vendor Foreign key :Tabel 4.23 Tabel Master Vendor Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_vendor Varchar 15 Id Vendor nama_vendor Varchar 20 Nama Vendor alamat Varchar 15 Alamat Vendor email_vendor Varchar 20 Email Vendor no_telepon Varchar 15 Nomer Telepon fax Varchar 15 Nomer Fax 9. Tabel Kategori Nama Tabel : Kategori Primary key : id_kategori Foreign key :Tabel 4.24 Tabel Kategori 186 Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_kategori Varchar 15 Id Kategori nama_kategori Varchar 20 Nama Kategori 10. Tabel Harga Nama Tabel : Harga Primary key : id_harga Foreign key : id_perangkat, dan id_vendor Tabel 4.25 Tabel Harga Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_harga Varchar 15 Id Harga id_perangkat Varchar 15 Id Perangkat harga Int 10 Harga Perangkat Id_vendor Varchar 15 Id Vendor 11. Tabel Penerimaan Nama Tabel : Penerimaan Primary key : id_penerimaan Foreign key : id_user, id_sn, dan id_perangkat Tabel 4.26 Tabel Penerimaan Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan no_po Varchar 15 Nomer Purchase Order tanggal_po Date - Tanggal Purchase Order id_perangkat Varchar 15 Id Perangkat jumlah Int 5 Jumlah Perangkat id_user Varchar 15 Id User 187 id_sn Varchar 15 Id Serial Number 12. Tabel Booking Nama Tabel : Booking Primary key : id_booking Foreign key : id_user, idwo_pelanggan, dan id_perangkat Tabel 4.27 Tabel Booking Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_booking Varchar 15 Id Booking circuit_name Varchar 20 Circuit Name id_user Varchar 15 Id User idwo_pelanggan Varchar 15 IDWO Pelanggan id_perangkat Varchar 15 Id Perangkat id_sn Varchar 15 Id Serial Number 13. Tabel Pelanggan Nama Tabel : Pelanggan Primary key : id_pelanggan Foreign key :Tabel 4.28 Tabel Pelanggan Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan idwo_pelanggan Varchar 15 IDWO Pelanggan nama_pelanggan Varchar 20 Nama Pelanggan pic_pelanggan Varchar 20 PIC Pelanggan id_kota Varchar 15 Id Kota alamat Text - Alamat Pelanggan 188 email_pelanggan Varchar 20 Email Pelanggan no_hp Varchar 15 Nomer Handphone 14. Tabel Pick up Nama Tabel : Pick up Primary key : id_pick_up Foreign key : id_sn, id_booking, dan id_user Tabel 4.29 Tabel Pick up Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_pick_up Varchar 15 Id Pick up tanggal_pick_up Date - Tanggal Pick up id_sn Varchar 15 Id Serial Number id_booking Varchar 15 Id Booking id_user Varchar 15 Id User 15. Tabel Pengiriman Nama Tabel : Pengiriman Primary key : id_pengiriman Foreign key : id_sn, id_penerima, id_booking, id_mover, dan id_user Tabel 4.30 Tabel Pengiriman Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_pengiriman Varchar 15 Id Pengiriman nama_pengirim Varchar 20 Nama Pengirim 189 tanggal_pengiriman Date - Tanggal Pengiriman no_awb Varchar 15 Nomer Air way bill id_sn Varchar 15 Id Serial Number id_penerima Varchar 15 Id Penerima id_booking Varchar 15 Id Booking id_mover Varchar 15 Id Mover id_user Varchar 15 Id User 16. Tabel Kota Nama Tabel : Kota Primary key : id_kota Foreign key :Tabel 4.31 Tabel Kota Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_kota Varchar 15 Id Kota nama_kota Text - Nama Kota 17. Tabel Return Nama Tabel : Return Primary key : id_return Foreign key : id_user, id_sn, dan id_perangkat Tabel 4.32 Tabel Return Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan id_return Varchar 15 Id User Kondisi Text - Kondisi Perangkat 190 id_sn Varchar 15 Id Serial Number id_perangkat Varchar 15 Id Perangkat id_user Varchar 15 Id User 4.2.3 Perancangan Antarmuka Berikut ini adalah tahap perancangan antarmuka/interface yang akan menggambarkan struktur menu dan tampilan pada sistem informasi inventori. Sistem Informasi Inventori Home Profil Master Data Booking Daftar Booking Kategori History Order Approval Booking Perangkat Return Laporan Grafik Registrasi User Perangkat Masuk Perangkat Keluar Login Monitoring Stok Stok Perangkat Logout Pick Up Perangkat Keluar Manajemen Admin Pengiriman Manajemen User Perangkat Return Gambar 4.34 Struktur Menu Sistem Informasi Inventori Berdasarkan Gambar 4.34 akan dijelaskan mengenai fungsi dari setiap menu pada struktur menu sistem informasi inventori, yaitu: 1. Home Home merupakan halaman utama pada sistem informasi inventori. Pada halaman ini berisi daftar perangkat yang dapat di booking. 2. Profil Profil merupakan menu yang mendeskripsikan profil perusahaan dan department Inventory Management. 191 3. Registrasi User Registrasi User merupakan menu yang berisi form registrasi. Setelah user melakukan registrasi, maka user dapat mengakses 2 (dua) menu sebagai berikut: a. Login Login merupakan menu yang berfungsi untuk validasi username dan password. Jika username dan password sesuai, maka user dapat masuk kedalam sistem. b. Logout Logout merupakan menu yang berfungsi keluar dari sistem. 3. Master Data Master Data merupakan menu yang dapat diakses oleh Admin untuk mengelola master data. Pada menu ini terdapat 4 (empat) sub menu yang terkait yaitu: a. Kategori Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus kategori perangkat. b. Perangkat Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus data perangkat. Proses perangkat masuk dapat diinput pada opsi tambah perangkat. Selain itu, admin juga dapat melakukan upload gambar dan data spesifikasi perangkat. c. Manajemen Admin 192 Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus data admin. d. Manajemen User Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus data admin. 4. Booking Booking merupakan menu yang dapat diakses oleh user yang digunakan untuk pemesanan perangkat. User dapat memilih jumlah perangkat yang akan di booking dan menginput data pelanggan. Pada menu ini terdapat 1 (satu) sub menu yang terkait, yaitu: a. History Order Pada menu ini sistem menampilkan daftar booking yang dapat memberikan informasi pada user mengenai status perangkat. 5. Daftar Booking Daftar Booking merupakan menu yang dapat diakses oleh admin yang digunakan untuk melihat daftar pemesanan perangkat. Pada menu ini terdapat 3 (satu) sub menu yang terkait, yaitu: a. Approval Booking Menu ini berfungsi untuk menginformasikan bahwa status perangkat telah disiapkan di gudang kemudian user dapat mencetak packing slip. b. Pick up Pada menu ini, admin dapat memilih SN perangkat dan menginput form pick up. 193 c. Pengiriman Pada menu ini, admin dapat memilih SN perangkat dan menginput form pengiriman dan mengupload nomer AWB. 6. Return Return merupakan menu yang dapat diakses oleh admin. Pada menu ini admin dapat melakukan searching SN perangkat yang akan dikembalikan. Kemudian admin menginput kondisi perangkat. 7. Laporan Laporan merupakan menu yang dapat diakses oleh manajer dan admin. Pada menu ini terdapat 4 (empat) sub menu, yaitu: a. Perangkat Masuk Pada menu ini manajer dapat memilih periode perangkat masuk, kemudian manajer dapat melihat laporan yang sesuai dengan periode tersebut. b. Monitoring Stok Pada menu ini manajer dapat memilih kategori dan tipe perangkat, kemudian manajer dapat melihat laporan yang sesuai dengan kategori dan tipe perangkat tersebut. c. Perangkat Keluar Pada menu ini manajer dapat memilih periode perangkat keluar, kemudian manajer dapat melihat laporan yang sesuai dengan periode tersebut. d. Perangkat Return Pada menu ini manajer dapat memilih periode return, kemudian manajer dapat melihat laporan yang sesuai dengan periode tersebut. 194 8. Grafik Grafik merupakan menu yang dapat diakses oleh manajer dan admin. Pada menu ini terdapat 2 (dua) sub menu, yaitu: a. Perangkat Keluar Pada menu ini manajer dapat memilih periode perangkat masuk, kemudian manajer dapat melihat grafik yang sesuai dengan periode tersebut. b. Stok Perangkat Pada menu ini manajer dapat memilih kategori dan tipe perangkat, kemudian manajer dapat melihat grafik yang sesuai dengan kategori dan tipe perangkat tersebut. Berdasarkan struktur menu yang telah dijelaskan pada Gambar 4.34, tahap selanjutnya adalah melakukan desain antarmuka sebagai berikut: 195 1. Tampilan Menu Home a. Home User Gambar 4.35 Tampilan Menu Home User b. Home Admin Gambar 4.36 Tampilan Menu Home Admin 196 2. Tampilan Menu Profil Gambar 4.37 Tampilan Menu Profil 3. Tampilan Menu Registrasi User Gambar 4.38 Tampilan Menu Registrasi User 197 4. Login Gambar 4.39 Tampilan Menu Login 5. Logout Gambar 4.40 Tampilan Menu Logout 198 6. Tampilan Menu Master Data a. Kategori Gambar 4.41 Tampilan Menu Kategori b. Perangkat Gambar 4.42 Tampilan Menu Perangkat 199 c. Manajemen Admin Gambar 4.43 Tampilan Menu Manajemen Admin d. Manajemen User Gambar 4.44 Tampilan Menu Manajemen User 200 7. Tampilan Menu Booking a. Booking Gambar 4.45 Tampilan Menu Booking b. History Order Gambar 4.46 Tampilan Menu History Order 201 8. Tampilan Menu Daftar Booking a. Approval Booking Gambar 4.47 Tampilan Menu Approval Booking b. Pick up Gambar 4.48 Tampilan Menu Pick up 202 c. Pengiriman Gambar 4.49 Tampilan Menu Pengiriman 9. Tampilan Menu Return Gambar 4.50 Tampilan Menu Return 203 10. Tampilan Menu Laporan a. Perangkat Masuk Gambar 4.51 Tampilan Menu Laporan Perangkat Masuk b. Monitoring Stok Gambar 4.52 Tampilan Menu Laporan Monitoring Stok 204 c. Perangkat Keluar Gambar 4.53 Tampilan Menu Laporan Perangkat Keluar d. Perangkat Return Gambar 4.54 Tampilan Menu Laporan Perangkat Return 205 11. Tampilan Menu Grafik a. Perangkat Keluar Gambar 4.55 Tampilan Menu Grafik Perangkat Keluar b. Stok Perangkat Gambar 4.56 Tampilan Menu Grafik Stok Perangkat 206 4.3 Implementasi 4.3.1 Pemrograman Fase pemrograman dilakukan untuk membangun sebuah sistem. Pada fase ini, peneliti menggunakan bahasa pemrograman PHP sebagai bahasa pemrograman yang membantu dalam proses manipulasi kegiatan yang ada dalam perancangan sistem informasi inventori. Sedangkan untuk web server local software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini yaitu My Structured Query Language (MySQL) yang berfungsi untuk penyimpanan data dari setiap perubahan data, dan browser Google Chrome untuk menampilkan aplikasi dan pengujiannya. 4.3.2 Pengujian Sistem Pada fase ini akan menggambarkan kegiatan pengujian tes sistem untuk memastikan bahwa program atau sistem yang dibuat masih terdapat bug (kesalahan) atau tidak. Dari setiap tes pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat bug (kesalahan) dari sistem yang telah dites, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimilisasikan bug yang terdapat di dalam sistem. Dalam pengujian sistem ini akan dilakukan dengan cara pengujian black box. Pengujian secara black box, yaitu suatu pendekatan untuk menguji apakah setiap fungsi di dalam program dapat berjalan dengan benar. Pengujian terhadap sistem informasi inventori ini akan ditekankan terhadap menu-menu yang terdapat pada sistem informasi inventori sebagai berikut: 207 1. Pengujian Proses Registrasi User Tabel 4.33 Pengujian Proses Registrasi User Pengujian Proses Registrasi User Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Tanda Hasil Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept (A. Hasil Warning) : Service Assurance dan Service Delivery : Registrasi User :: 1. Menekan register 2. Masukkan data pegawai 3. Klik tombol simpan : “ -NIK harus diisi -Password harus diisi -Nama Lengkap harus diisi -Divisi harus diisi -Unit Kerja harus diisi -Lokasi Kerja harus diisi -No. Telp/HP harus angka -Email harus valid -Nama Manager harus diisi” : “[Actor] berhasil Registrasi!” :: “Terima kasih anda telah melakukan register, Anda belum bisa login sebelum diverifikasi oleh admin” (B. Hasil Accept) Gambar 4.57 Pengujian Proses Registrasi User 208 2. Pengujian Proses Login Tabel 4.34 Pengujian Proses Login Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Tanda Hasil Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept Pengujian Proses Login : Service Assurance dan Service Delivery : Login :: 1. Membuka halaman home 2. Masukkan username dan password 3. Klik tombol login : -Username harus diisi -Password harus diisi : “[Actor] berhasil Login!” : “NIK atau Password salah atau akun anda belum diverifikasi oleh admin” : “Login Berhasil!” (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.58 Pengujian Proses Login 3. Pengujian Proses Tambah Kategori Tabel 4.35 Pengujian Proses Tambah Kategori Pengujian Proses Tambah Kategori Actor : Admin Menu : Master Data Sub Menu : Kategori Aktivitas Rancangan : 1. Menekan tombol menu Master Data sub Proses menu Kategori Tambah Kategori 209 Tanda Hasil Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept 2. Masukkan data kategori 3. Klik tombol simpan : -Nama Kategori harus diisi : [Masuk ke halaman interface daftar kategori] -“Kategori belum terisi/tidak valid” -[Masuk ke halaman interface daftar kategori] (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.59 Pengujian Proses Tambah Kategori 4. Pengujian Proses Tambah Perangkat Tabel 4.36 Pengujian Proses Tambah Perangkat Pengujian Proses Tambah Kategori : Admin : Master Data : Perangkat : 1. Menekan tombol menu Master Data sub menu Perangkat Tambah Perangkat 2. Masukkan data perangkat 3. Klik tombol simpan Peringatan : “ –Jenis Perangkat harus diisi -Merk Perangkat harus diisi Kesalahan -Model Perangkat harus diisi -harga tidak boleh nol” Kesesuaian : [Masuk ke halaman interface daftar perangkat] Sistem -“Data belum diisi/belum valid” Warning -[Masuk ke halaman interface daftar perangkat] Accept Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Tanda Hasil 210 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.60 Pengujian Proses Tambah Perangkat 5. Pengujian Proses Tambah Admin Tabel 4.37 Pengujian Proses Tambah Admin Pengujian Proses Tambah Admin Actor : Admin Menu : Master Data Sub Menu : Manajemen Admin Aktivitas Rancangan : 1. Menekan tombol menu Master Data sub Proses menu Manajemen Admin Tambah Admin 2. Masukkan data admin 3. Klik tombol simpan Tanda Peringatan -Username harus diisi -Password harus diisi Kesalahan -Nama Lengkap harus diisi -Id Email harus valid -No. Telp/HP harus valid Kesesuaian : [Masuk ke halaman interface manajemen admin] Sistem Hasil “Data belum terisi/belum valid” Warning [Masuk ke halaman interface manajemen admin] Accept 211 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.61 Pengujian Proses Tambah Admin 6. Pengujian Proses Booking Tabel 4.38 Pengujian Proses Booking Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Tanda Hasil Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept Pengujian Proses Booking : User : Kategori : Booking : 1. Login Menekan tombol menu Kategori sub menu Booking 2. Masukkan data pelanggan 3. Klik tombol submit booking : “ –Nama Pelanggang harus diisi -Alamat Pelanggan harus diisi -No HP harus angka -ID E-mail harus valid -ID WO Pelanggan harus diisi : [Masuk ke halaman interface history booking] -“Data belum diisi/belum valid” -[Masuk ke halaman interface history booking] 212 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.62 Pengujian Proses Booking 7. Pengujian Proses Pick up Tabel 4.39 Pengujian Proses Pick up Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Tanda Hasil Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept Pengujian Proses Pick up : Admin : Master Data : Daftar Booking : 1. Menekan tombol menu Master Data sub menu Daftar Booking Approval Booking 2. Pilih SN perangkat 3. Pilih tipe pic “FE” 4. Masukkan data FE 5. Klik tombol simpan -PIC Penerima harus diisi : “Status booking menjadi pick up” [Masuk ke halaman interface daftar booking] “Data belum terisi/belum valid” [Masuk ke halaman interface daftar booking] 213 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.63 Pengujian Proses Pick up 8. Pengujian Proses Pengiriman Tabel 4.40 Pengujian Proses Pengiriman Pengujian Proses Pengiriman Actor : Admin Menu : Master Data Sub Menu : Daftar Booking Aktivitas Rancangan : 1. Menekan tombol menu Master Data sub Proses menu Daftar Booking Approval Booking 2. Pilih SN perangkat 3. Pilih tipe pic “Mover” 4. Masukkan data Mover 5. Upload nomer AWB 5. Klik tombol simpan Tanda Peringatan -Kode AWB harus diisi -Bukti AWB harus diisi Kesalahan Kesesuaian : “Status booking menjadi delivery” [Masuk ke halaman interface daftar booking] Sistem Hasil “Data belum terisi/belum valid” Warning [Masuk ke halaman interface daftar booking] Accept 214 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.64 Pengujian Proses Pengiriman 9. Pengujian Proses Return Tabel 4.41 Pengujian Proses Return Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Tanda Hasil Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept Pengujian Proses Return : Admin : Return :: 1. Menekan tombol menu Return 2. Mencari SN perangkat 3. Pilih aksi return 4. Pilih kondisi “baik” atau “rusak” 5. Masukkan keterangan kondisi 5. Klik tombol simpan -Keterangan perangkat harus diisi : “Perangkat kembali ready stock dan dapat di booking” [Masuk ke halaman interface return] “Data belum terisi/belum valid” [Masuk ke halaman interface return] 215 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.65 Pengujian Proses Return 10. Pengujian Proses Laporan Tabel 4.42 Pengujian Proses Laporan Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Pengujian Proses Return : Admin : Laporan : Perangkat Masuk, Monitoring Stok, Perangkat Keluar, Perangkat Return : 1. Menekan tombol menu Laporan pilih sub menu laporan 2. pilih kategori 3. Pilih periode 4. Klik tombol proses Tanda Hasil Kesesuaian Sistem Warning Accept : “Menampilkan laporan” [Masuk ke halaman interface laporan] “No Data Display” [Masuk ke halaman interface laporan] 216 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.66 Pengujian Proses Laporan 11. Pengujian Proses Grafik Tabel 4.43 Pengujian Proses Grafik Actor Menu Sub Menu Aktivitas Rancangan Proses Pengujian Proses Grafik : Admin : Grafik : Perangkat Keluar, Stok Perangkat : 1. Menekan tombol menu Grafik pilih sub menu grafik 2. pilih kategori 3. Pilih periode 4. Klik tombol proses Tanda Hasil Kesesuaian Sistem Warning Accept : “Menampilkan grafik” [Masuk ke halaman interface grafik] “No Data Display” [Masuk ke halaman interface grafik] 217 (A. Hasil Warning) (B. Hasil Accept) Gambar 4.67 Pengujian Proses Grafik BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk. GCO, maka dapat ditarik beberapa materi penting yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini menghasilkan sistem database yang dapat mengelola data perusahaan serta menghindari terjadinya duplikasi data. 2. Pada penelitian ini menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki fitur booking, pick up, pengiriman, return, dan laporan perangkat dengan tampilan user friendly dan terkomputerisasi. 3. Pada penelitian ini menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki informasi perangkat yang disertai dengan keterangan, lokasi penyimpanan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat mencegah dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses booking. 5.2 Saran Untuk menghasilkan sistem informasi inventori yang lebih baik lagi, terdapat beberapa hal atau alternatif yang disarankan yaitu: 1. Bagi PT. Indosat Tbk. Perlunya pemahaman dan pengertian dari seluruh bagian yang terkait, untuk mendukung kinerja dari sistem informasi inventori yang baru diterapkan 218 219 tersebut. Oleh karena itu, perlu diadakan user training sebelum menggunakan sistem. Selain itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap sistem informasi inventori yang dibangun dan melakukan perbaikan sistem sesuai dengan kebijakan perusahaan. Bila perlu dilakukan backup data, agar data dapat lebih terjamin kemanannya. 2. Bagi Penelitian Berikutnya Sistem Informasi Inventori ini bisa diteliti lebih lanjut, baik dari sistem pemasok, penyimpanan, tata letak gudang, dan proses bisnis lain seperti Sales, Procurement, dan Finance yang dapat di integrasikan dalam sistem inventori. 220 DAFTAR PUSTAKA Alan Dennis, Barbara Haley Wixom, David Tegarden. 2005. Systems Analysis and Design with UML Version 2.0 : An Object Oriented Approach. 2nd edition. John Wiley and Sons Inc Anatan, L., Ellitan, L.. 2008. Supply Chain Management teori dan aplikasi. Bandung: Alfabeta. Bahagia, Senator Nur. 2006. Sistem Inventori. Bandung: ITB. Benjaafar, S., Cooper, W.L., Mardan, S. 2011. Production Inventory Systems with Imperfect Advance Demand Information and Updating. Naval Research Logistics. Hal. 88-106. Cadavid, D.C.U, Zuluaga C.C. 2011. A framework for Decision Support System in Inventory Management Area. Colombia. Dwiyantoro, Wahyu. 2007. Analisis Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Inventori pada PT. Trans Coffee. Depok: Universitas Gunadarma. Fatta, Hanif A. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: ANDI. Hakim, Zainal. 19 Maret 2014. Definisi Sistem Menurut Para Ahli. http://www.zainalhakim.web.id/definisi-sistem-menurut-para-ahli.html. Indrajani. 2009. Analisis dan perancangan Sistem informasi card management. Bandung: Informatika. 221 Jogiyanto, H.M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. Kang, Y., Gershwin, S.B.. 2004. Information Inaccuracy in Inventory Systems Stock Loss and Stockout. Laboratory for Manufacturing and Productivity. Kendall, K.E., Kendall, J.E.. 2011. Systems Analysis and Design Methods Eighth Edition. Amerika: Pearson Education. Ladjamuddin, Al-Bahra bin. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Marlinda, Linda, S.Kom. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: ANDI. Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML.Yogyakarta: Graha ilmu. Munawaroh, Siti. 2006. Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Hal. 124-133. Narasimhan, C., Iyer, G., Niraj, R.. 2005. Information and Inventory in Distribution Channels. California. Nazir, Moh. Ph.D.. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Nugroho, A.. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika. Nugroho, Adi Suryo. 2011. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Inventori Meubel pada PT. Karya Mandiri Klaten. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. Nugroho, Adi. 2005. Analisis & Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek: Edisi Revisi. Bandung: Informatika 222 Nugroho, Adi. 2008. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung: Informatika. O‟Brien, J.A., Marakas, G.M.. 2010. Introduction to Information Systems Fifteenth Edition. Amerika: Mc. Graw Hill. Ristono, Agus. 2009. Manajemen persediaan edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu. Rouli, Juliana. 2008. Evaluasi Supply Chain Management. Jakarta: FEB UI. Simarmata, J., Prayudi, I..2006. Basis Data.Yogyakarta: ANDI. Sugiarti, Yuni S.T., M. Kom.2013. Analisis & Perancangan UML (Unified Modelling Language) Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susanto, Arisma. 2010. Pengembangan Sistem Informasi Inventory pada PT. Dwiwarna Inti Sejahtera. Jakarta: UIN Jakarta. Wetherbe, J., Vitalari, P., Nicholas. 2004. Systems Analysis and Design : Traditional, Best Practices (4 ed.). St. Paul, MN: West Publishing. Whitten, J.L., Bentley, L.D.. 2007. Systems Analysis and Design Methods Seventh Edition. Amerika: McGrow Hill. Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi. Bandung: Informatika. Yakub. 2008. Sistem Basis Data; Tutorial Konseptual. Yogyakarta: Graha Ilmu. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA TRANSKRIP WAWANCARA Nama : Sukma Wibowo Jabatan : Manajer Inventory Management Tanggal : 3 Desember 2012 1. P: Bagaimana gambaran pengelolaan Sistem Informasi di PT. Indosat Tbk.? J: Dalam menjalankan bussines process yang ada, kami menggunakan aplikasi DJ-Online. Banyak transaksi yang dilakukan dengan aplikasi tersebut. Diantaranya yaitu input perangkat masuk, input serial number perangkat, dan juga pengecekan perangkat yang ada di gudang digunakan untuk pelanggan apa. 2. P: Proses bisnis apa saja yang memanfaatkan aplikasi DJ-Online? J: Telah dijelaskan sebelumnya diantaranya yaitu input perangkat masuk, input serial number perangkat, dan juga pengecekan perangkat yang ada di gudang digunakan untuk pelanggan apa. 3. P: Apakah aplikasi DJ-Online mengintegrasikan antar divisi? Jika iya, divisi apa saja yang terintegrasi dengan sistem tersebut? J: Iya, divisi yang menggunakan aplikasi tersebut yaitu Service Delivery dan Service Assurance. 4. P: Apa saja kelebihan dan kekurangan aplikasi DJ-Online? J: Pada dasarnya kelebihan aplikasi tersebut untuk kegiatan operasional team saja dalam hal pencatatan transaksi, terutama dalam hal booking. Jika tidak melakukan booking maka perangkat tidak bisa diambil. Kekurangannya cukup banyak, diantaranya terdapat duplikasi data. Rekap laporan di inventory masih manual dan data yang diambil hanya dari aplikasi tersebut atau melihat di log book. Staff inventori banyak yang komplain terdapat duplikasi data. Jika hanya satu atau dua sebenarnya tidak masalah, tapi jika lebih dari itu, akan menghambat kinerja team inventori. Karena mereka tidak hanya rekap laporan. Banyak sekali yang pick up atau mengirim perangkat dalam satu hari. Selain itu, tampilan DJ-Online tidak menarik dan terlalu banyak data perangkat yang sudah tidak dipakai. Jika ada yang booking namun tidak hapal perangkat nya kategori apa dsb. biasanya mereka langsung menelpon staff kami untuk booking langkahnya apa saja, hal ini sangat tidak effektif dan menghabiskan waktu. Kemudian laporan tidak di support oleh DJ-Online, hal ini menyebabkan rekap laporan membutuhkan waktu yang lama. 5. P: Dalam mengatasi permasalahan pada aplikasi DJ-Online, sistem seperti apa yang dibutuhkan untuk Inventory Management? J: Sistem yang mampu mensupport pekerjaan staff inventori, selain sistem yang terkomputerasi, data yang ada harus valid. 6. P: Laporan seperti apa yang dibutuhkan dalam tujuannya untuk pengambilan keputusan? J: Pada dasarnya laporan yang kami butuhkan yaitu mampu menginformasikan stok perangkat yang ada, perangkat masuk, perangkat keluar, dan return. Selain itu diperlukan juga informasi stok minimum, perangkat yang sudah mau habis atau kosong apa saja. Dengan begitu kami dapat mengambil keputusan apakah membeli perangkat baru lagi, sewa dengan vendor dsb. LAMPIRAN 2 HASIL OBSERVASI PENELITIAN FORM PURCHASE ORDER (PO) FORM PACKING SLIP PROSES PICK UP PERANGKAT FORM DELIVERY REQUEST PROSES PERMINTAAN PENGIRIMAN LAPORAN LAMPIRAN 3 SOURCE CODE 1. Halaman Admin <!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Strict//EN" <script language="javascript"> function validasi(form){ if (form.username.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Username."); form.username.focus(); return (false); } if (form.password.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Password."); form.password.focus(); return (false); return ( jQuery("#quantity").validate({ expression: "if (VAL) return true; else return false;", message: "harus diisi" }); jQuery("#quantity").validate({ expression: "if (VAL>0) return true; else return false;", message: "quantity tidak boleh no" }); jQuery("#vendor").validate({ expression: "if (VAL) return true; else return false;", message: "harus diisi" }); jQuery("#cmbTanggal").validate({ expression: "if (VAL) return true; else return false;", message: "harus diisi" if (empty($_SESSION['username']) AND empty($_SESSION['passuser'])){ echo "<link href='style.css' rel='stylesheet' type='text/css'> <center>Untuk mengakses modul, Anda harus login <br>"; echo "<a href=../../index.php><b>LOGIN</b></a></center>"; } else{ $aksi="modul/mod_inventori/aksi_inventori.php"; switch($_GET[act]){ // Tampil Kategori default: echo "<br><h2>Perangkat Masuk</h2> <form method=POST action=media.php?module=inventori> <div>Pencarian : <input type=text name=cari id=txtcari value='".$cari."' size=40 /> <input type=submit value=Cari class=tombol></div><hr> </form> <input type=button class=tombol value='Tambah Perangkat Masuk' onclick=\"window.location.href='?module=inventori&act=tambahinventori';\"> </tr>"; $p = new Paging; $batas = 13; $posisi = $p->cariPosisi($batas); $tampil=mysql_query("select //DETAIL STOK PRODUK case "detailproduk": $idInventori=$_GET['$id']; $idProduk=$_GET['idprod']; echo "<br><h2>Detail Stok Perangkat</h2>"; echo "<table width='100%'> <tr> <th>No</th> <th>Nama Perangkat</th> <!-- <th>NO PO</th> <th>Tanggal PO</th> <th>Vendor</th> <th>Location</th> <th>Posisi</th> --> <th >Quantity</th> <th>Author</th> <th colspan='3'>aksi</th> </tr>"; $p = new Paging; $batas = 20; $posisi = $p->cariPosisi($batas); $sqll= mysql_query("Select ih.id_inventori_history,ih.id_inventori,ih.id_produk,ih.begin_in,ih.no_po, DATE_FORMAT(ih.tanggal_po, '%d-%m-%Y') as tanggal_po,ih.warehouse_location,ih.vendor,ih.posisi_row, DATE_FORMAT(ih.tanggal_masuk, '%d-%m-%Y') as tanggal_masuk, ih.author,p.merk,p.model,p.jenis from inventori_history ih,inventori i,produk p where ih.id_inventori=i.id_inventori AND p.id_produk=i.id_produk AND p.id_produk=ih.id_produk AND p.id_produk='".$idProduk."' order by ih.tanggal_masuk DESC LIMIT $posisi,$batas"); $no=1; while($r=mysql_fetch_array($sqll)){ echo "<tr> <td>".$no."</td> <td>".$r['merk']." - ".$r['jenis'] ." ".$r['model'] ." </td> <!-- <td>".$r['no_po']." </td> <td>".$r['tanggal_po']." </td> <td>".$r['vendor']." </td> <td >".$r['warehouse_location']." </td> <td align='center'>".$r['posisi_row']." </td> --> <td align='center'>".$r['begin_in']." </td> <td align='center'>".$r['author']." </td> <td align='center'> <a href=?module=inventori&act=editinventori&idh=$r[id_inventori_history]&idpro d=$r[id_produk]>Edit</a> </td> href=?module=inventori&act=sn&id=$r[id_inventori]&idprod=$r[id_produk]&id h=$r[id_inventori_history]>S/N</a // Form Tambah Kategori case "tambahinventori": echo "<br><h2>Tambah Perangkat Masuk</h2> <form method=POST action='$aksi?module=inventori&act=input' id='forminputperangkat'> <table> <tr> <td> Nama Barang</td><td> : <select name='id_produk' class='chzn-select' style='width:500px;' tabindex='2'>"; $tampil=mysql_query("SELECT * FROM produk p,kategori k,sub_kategori sk where p.id_kategori=sk.id_sub_kategori AND k.id_kategori=sk.id_kategori ORDER BY merk"); while($r=mysql_fetch_array($tampil)){ echo "<option value=$r[id_produk]>$r[nama_kategori] - $r[nama_sub_kategori] - $r[merk] $r[jenis] - $r[model]</option>"; Keterangan</td><td> : <textarea style='width: 580px; height: 350px;' name='keterangan' id='keterangan'></textarea> </td> </tr> <tr><td colspan=2><input type=submit name=submit value=Simpan class=tombol> <input type=button value=Batal onclick=self.history.back() class=tombol></td></tr> </table></form>"; // Form Edit Kategori case "editinventori": $id_inventori_history=$_GET['idh']; $edit=mysql_query("SELECT * FROM inventori_history WHERE id_inventori_history='$id_inventori_history'"); $b=mysql_fetch_array($edit) echo "<br><h2>Edit Perangkat Masuk </h2> <form method='POST' action='$aksi?module=inventori&act=updatedetail' id='formeditdetail'> <input type=hidden name='id_inventori' value='$b[id_inventori]'> <input type=hidden name='id_produk' value='$b[id_produk]'> < // Form DELETE Detail Produk case "deleteinventori": $id_inventori_history=$_GET['idh']; $edit=mysql_query("SELECT * FROM inventori_history WHERE <tr><td colspan=2><input type=submit value=Hapus class=tombol> <input type=button value=Batal onclick=self.history.back() class=tombol></td></tr> </table></form>"; break; // SERIAL NUMBER case "sn": echo "<br><h2>SERIAL NUMBER</h2> <form method=POST action=media.php?module=inventori&act=sn&id=$_GET[id]&idprod=$_GET[id prod]&idh=$_GET[idh]> <div>Pencarian : <input type=text name=cari id=txtcari value='".$cari."' size=40 /> <input type=submit value=Cari class=tombol></div><hr> </form>"; $jmlprd=mysql_fetch_array(mysql_query("SELECT inventori_history.begin_in from inventori_history where id_inventori_history='$_GET[idh]'")); // $jmlsn=mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM serial_number where id_inventori_history='$_GET[idh]'")); $jmlsn = mysql_num_rows(mysql_query("Select serial_number.*, produk.model As model_parts, produk.merk As model_merk From produk Inner Join serial_number On produk.id_produk = serial_number.id_produk Where serial_number.id_inventori_history = '$_GET[idh]'")); style="color:#FF0000"><b>Gagal Simpan Data, Duplicate Serial Number '.$_GET['sn'].'</b></ if($jmlsn<$jmlprd['begin_in']){ echo "<input type=button value='Tambah S/N' onclick=\"window.location.href='?module=inventori&act=addsn&id=$_GET[id] &idprod=$_GET[prd]&idh=$_GET[idh]';\" class=tombol>"; $tampil = mysql_query("Select serial_number.*, produk.model As model_parts, produk.merk As model_merk From produk Inner Join serial_number On produk.id_produk = serial_number.id_produk Where serial_number.id_inventori_history = '$_GET[idh]' AND serial_number.serial_number LIKE '%$cari%' ORDER BY id DESC"); $no=1; while ($s=mysql_fetch_array($tampil)){ echo "<tr><td>$no</td> $isi=$jmlprd['begin_in']-($no-1); echo "<tr><td colspan=4></td></tr>"; echo "<tr><td colspan=3>Total Serial Number yang sudah diisi : </td><td>".($no-1)."</td></tr>"; echo "<tr><td colspan=3>Total Serial Number yang belum diisi : </td><td> ".$isi." unit</td></tr>"; echo"<form method=POST action='$aksi?module=inventori&act=inputsn'> <input type=hidden name='id_inventori' value='$_GET[id]'> <input type=hidden name='id_produk' value='$_GET[idprod]'> $editsn=mysql_query("SELECT * FROM serial_number WHERE id='$_GET[id]'"); $sn=mysql_fetch_array($editsn); if($_GET['status']=='duplicate'){ echo('<div align="center"><label style="color:#FF0000"><b>Gagal Ubah Data, Duplicate Serial Number '.$_GET['sn'].'</b></label> </div>'); echo"<form method=POST action='$aksi?module=inventori&act=editsn'> <input type=hidden name=id value='$sn[id]'> <input type=hidden name='id_produk' value='$sn[id_produk]'> <input type=hidden name='id_inventori' value='$sn[id_inventori]'> <input type=hidden name='id_inventori_history' value='$sn[id_inventori_history]'> <input type=hidden name='sn_old' value='$sn[serial_number]'> <td>Serial Number</td><td> : <input type=text name='serial_number' size=50 value='$sn[serial_number]'></td> <script type="text/javascript"> $(".chzn-select").chosen(); $(".chzn-selectdeselect").chosen({allow_single_deselect:true}); </script> 2. Halaman User <script language="javascript"> function validasi(form){ if (form.nama.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Nama."); form.nama.focus(); return (false); } if (form.alamat.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Alamat."); form.alamat.focus(); return (false); } if (form.telpon.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Telpon."); form.telpon.focus(); return (false); } if (form.email.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Email."); form.email.focus(); return (false); } if (form.kota.value == 0){ alert("Anda belum mengisikan Kota."); form.kota.focus(); return (false); } if (form.kode.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Kode."); form.kode.focus(); return (false); function validasi2(form2){ if (form2.email.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Email."); form2.email.focus(); return (false); if (form2.password.value == ""){ alert("Anda belum mengisikan Password."); form2.password.focus(); return (false); function harusangka(jumlah){ var karakter = (jumlah.which) ? jumlah.which : event.keyCode <div class='bottom_prod_box_big'></div> // Produk Lainnya (random) $sql=mysql_query("SELECT * FROM produk ORDER BY rand() LIMIT 3"); echo "<div class='prod_box'> <div class='top_prod_box'></div> <div class='center_prod_box'> <div class='product_title'><a href='produk-$r[id_produk]$r[produk_seo].html'>$r[nama_produk]</a></div> < if(!empty($_POST['kode'])){ if($_POST['kode']==$_SESSION['captcha_session']){ echo "<table cellpadding=10> <tr bgcolor=#6da6b1><th>No</th><th>Nama Produk</th><th>Berat(Kg)</th><th>Qty</th><th>Harga Satuan</th><th>Sub Total</th></tr>"; $pesan="Terimakasih telah melakukan pemesanan online di toko online kami <br /><br /> Nama: $nama <br /> Password: $_POST[password]<br /> Alamat: $alamat <br/> Telpon: $telpon <br /><hr /> Nomor Order: $id_orders <br /> Data order Anda adalah sebagai berikut: <br /><br />"; $no=1; while ($d=mysql_fetch_array($daftarproduk)){ $disc = ($d[diskon]/100)*$d[harga]; $hargadisc = number_format(($d[harga]-$disc),0,",","."); $subtotal = ($d[harga]-$disc) * $d[jumlah]; $ongkos=mysql_fetch_array(mysql_query("SELECT ongkos_kirim FROM kota WHERE id_kota='$_POST[kota]'")); $ongkoskirim1=$ongkos[ongkos_kirim]; $ rp = format_rupiah($ongkoskirim); $ongkoskirim1_rp = format_rupiah($ongkoskirim1); $ // dapatkan email_pengelola dan nomor rekening dari database $sql2 = mysql_query("select email_pengelola,nomor_rekening,nomor_hp from modul where id_modul='43'"); $j2 = mysql_fetch_array($sql2); $pesan.="<br /><br />Total : Rp. $total_rp <br />Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota Anda : Rp. $ongkoskirim1_rp/Kg <br />Total Berat : $totalberat Kg <br />Total Ongkos Kirim : Rp. $ongkoskirim_rp <br />Grand Total : Rp. $grandtotal_rp <br /><br />Silahkan lakukan pembayaran sebanyak Grand Total yang tercantum, rekeningnya: $j2[nomor_rekening] <br // Kirim email ke kustomer mail($email,$subjek,$pesan,$dari); echo "<tr><td colspan=5 align=right>Total : Rp. </td><td align=right><b>$total_rp</b></td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota Anda: Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim1_rp</b>/Kg</td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Total Berat : </td><td align=right><b>$totalberat Kg</b></td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Total Ongkos Kirim : Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim_rp</b></td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Grand Total : Rp. </td><td align=right><b>$grandtotal_rp</b></td></tr> </table>"; echo "<hr /><p>Data order dan nomor rekening transfer sudah terkirim ke email Anda. <br /> Apabila Anda tidak melakukan pembayaran dalam 3 hari, maka transaksi dianggap batal.</p><br /> else{ // Modul simpan transaksi member elseif ($_GET[module]=='simpantransaksimember'){ $email = $_POST['email']; $password = md5($_POST['password']); $sql = "SELECT * FROM password='$password'"; kustomer WHERE email='$email' AND $hasil = mysql_query($sql); jam_order,id_kustomer) VALUES('$tgl_skrg','$jam_skrg','$id_kustomer')"); : Rp. $ongkoskirim_rp <br />Grand Total : Rp. $grandtotal_rp <br /><br />Silahkan lakukan pembayaran sebanyak Grand Total yang tercantum, rekeningnya: $j2[nomor_rekening] <br />Apabila sudah transfer, konfirmasi ke nomor: $j2[nomor_hp]"; $subjek="Pemesanan Online"; // Kirim email dalam format HTML $dari = "From: $j2[email_pengelola]\r\n"; pengelola toko online mail("$j2[email_pengelola]",$subjek,$pesan,$dari); echo "<tr><td colspan=5 align=right>Total : Rp. </td><td align=right><b>$total_rp</b></td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota Anda: Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim1_rp</b>/Kg</td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Total Berat : </td><td } ?> LAMPIRAN 4 SURAT KETERANGAN PENUNJUKAN DOSEN PEMBIMBING LAMPIRAN 5 SURAT KETERANGAN TEMPAT RISET „