RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

advertisement
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORI
PADA PT. INDOSAT TBK.
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
HALAMAN JUDUL
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO
NIM. 108093000008
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1436 H
i
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORI
PADA PT. INDOSAT TBK.
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO
NIM. 108093000008
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
Elvi Fetrina, MIT
NIP: 19790923 200912 2 006
NIP. 19740625 200901 2 005
Mengetahui,
Ketua Prodi Sistem Informasi
Zulfiandri, MMSI
NIP: 19700130 200501 1 003
ii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Inventori Pada PT. Indosat Tbk.” yang
ditulis oleh Nur Anggraini Pratiwi Suwarno dengan NIM 108093000008 telah
diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 November
2014. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I
Penguji II
M. Qomarul Huda, M.Kom
NIP: 19670412 200312 1 001
Yuni Sugiarti, M.Kom
NIDN: 0406067304
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP: 19790923 200912 2 006
Elvi Fetrina, MIT
NIP: 19740625 200901 2 005
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketua Program Studi
Sistem Informasi
Dr. Agus Salim, M. Si
NIP: 19720816 199903 1 003
Zulfiandi, MMSI
NIP: 19700130 200501 1 003
iii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Desember 2014
NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO
108093000008
iv
ABSTRAK
Nur Anggraini Pratiwi Suwarno – 108093000008. Rancang Bangun Sistem
Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk. Dibawah bimbingan DR. Syopiansyah
Jaya Putra, M.Sis dan Elvi Fetrina, MIT.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan sering terjadi pada setiap perusahaan,
begitu pula pada Inventory Management PT. Indosat Tbk. Duplikasi data
pengeluaran perangkat, transaksi manual dalam pencatatan pemasukan,
pengeluaran, dan pengembalian perangkat, serta kurangnya informasi dalam
proses bisnis merupakan penyebab kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan dari penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi inventori yang
dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi duplikasi data dan
mengurangi keterlambatan dalam pemenuhan stok untuk pelanggan. Metodologi
pengembangan yang digunakan berorientasi objek dengan menggunakan metode
Rapid Application Development (RAD) hingga tahap pengujian menggunakan
black-box testing. Tools yang digunakan yaitu UML (Unified Modelling
Language), menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySql . Hasil
akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem database yang dapat
mengelola data perusahaan serta menghindari terjadinya duplikasi data, dan
menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki fitur booking, pick up, pengiriman,
return, dan laporan perangkat dengan tampilan user friendly dan terkomputerisasi
yang memiliki informasi perangkat yang disertai dengan keterangan, lokasi
penyimpanan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat mencegah dan
mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses booking.
Kata kunci: Inventori, Rapid ApplicationDevelopment (RAD), UML (Unified
Modelling Languange), Matriks CRUD, PHP, MySql, dan Black-box
Testing.
V Bab + xix Halaman + 222 Halaman + 82 Gambar + 51 Tabel + Daftar Pustaka
Pustaka Acuan (33, 2004-2014).
v
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, Sang Maha Kehendak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita,
Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk
kepada umat manusia.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun
demikian peneliti berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar sarajan (S-1) dalam bidang Sistem Infromasi dari Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori
Pada PT. Indosat Tbk.”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan harapan
peneliti. Selama penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan
hambatan yang peneliti hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain
sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak,
sehingga kesulitan tersebut dapat diatasi.
Pada kesempatan ini peneliti juga hendak mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan, bimbingan,
bantuan kepada saya selama melakukan riset skripsi dan proses penyelesaian
skripsi ini. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vi
2. Bapak. DR. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Jurusan Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dosen Pembimbing I
yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan
bimbingan dengan sabar serta membantu, dan mendukung secara moral
maupun teknis selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Elvi Fetrina, MIT selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membantu, memberikan ilmu, bimbingan dan dukungan secara moral
maupun teknis selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Sukma Wibowo dan juga Bapak Rachman Radiyana bertindak
sebagai pembimbing lapangan yang telah membantu dan memberikan
saran-saran.
7. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu
selama Peneliti duduk di bangku perkuliahan.
8. Orang tua tersayang, Ayahanda Suwarno dan Ibunda Endang Wiwin.
Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tiada henti dicurahkan
kepada penulis.
9. Agung Andika Priyadi tersayang yang selalu setia menemani penulis
untuk penelitian di tempat riset, dan memberikan motivasi dan
menyemangati penulis dalam masa perkuliahan.
vii
10. Saudariku Cahya Istiana Pratiwi Suwarno, dan Fajrin Rizkia Pratiwi
Suwarno yang terus memberikan semangat, motivasi dan perhatian
kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat yang menemani peneliti dari awal masuk kuliah hingga
sekarang: Alviani Wahyuni, Mutiara Rulita, Rita Ayanti, Andrea Pramita,
dan Shofwatul Maula,. Beserta keluarga SIA 2008 yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini.
12. Rekan kerja Erniasteria Putriastrini, Intan Wahyuni, Rosma Labaikha,
Adya Pramesthi, dan keluarga besar PT. Indosat Tbk. GCO yang telah
mensupport dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Kakak-kakak senior Sistem Informasi FST yang selalu bersedia
memberikan arahan, informasi, dan ilmu dalam penulisan skripsi ini.
Terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak, Peneliti mendo‟akan
semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua
pihak dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
mengembangkan karya selanjutnya.
Jakarta, Desember 2014
NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO
108093000008
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN .................................................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3
Batasan Masalah ................................................................................................... 5
1.4
Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
1.5
Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6
1.6
Metodologi Penelitian .......................................................................................... 7
1.7
Sistematika Penulisan ........................................................................................... 8
BAB II ............................................................................................................................... 11
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 11
2.1
Sistem ................................................................................................................. 11
2.1.1
Pengertian Sistem ........................................................................................ 11
2.1.2
Karakteristik/ Elemen Sistem...................................................................... 12
2.2
Informasi ............................................................................................................ 15
2.2.1
Pengertian Data ........................................................................................... 15
2.2.2
Pengertian Informasi ................................................................................... 15
2.2.3
Kualitas Informasi ....................................................................................... 16
ix
2.3
Sistem Informasi ................................................................................................. 17
2.3.1
2.4
Pengertian Sistem Informasi ....................................................................... 17
Metodologi Penelitian ........................................................................................ 18
2.4.1
Metodologi Pengumpulan Data .................................................................. 18
2.4.2
Metodologi Pengembangan Sistem ............................................................. 25
2.5
Teori Analisis ..................................................................................................... 34
2.5.1
2.6
Analisis PIECES ......................................................................................... 34
Tools Pengembangan Sistem .............................................................................. 42
2.6.1
Pengertian Unified Modelling Language (UML) ........................................ 42
2.6.2
Diagram Unified Modelling Language ....................................................... 43
2.7
Supply Chain Management (SCM) .................................................................... 51
2.7.1
Pengertian Supply Chain Management (SCM) ........................................... 51
2.7.2
Komponen Supply Chain Management (SCM) .......................................... 52
2.7.3
Fungsi Supply Chain Management (SCM) ................................................. 53
2.7.4
Proses Bisnis Supply chain management (SCM) ........................................ 55
2.8
Konsep Dasar Inventori ...................................................................................... 58
2.8.1
Pengertian Inventori .................................................................................... 58
2.8.2
Bentuk dan Jenis Inventori .......................................................................... 59
2.8.3
Fungsi Inventori .......................................................................................... 61
2.8.4
Sistem Informasi Inventori.......................................................................... 63
2.8.5
Pengendalian Persediaan (inventory control).............................................. 69
2.9
Basis Data ........................................................................................................... 72
2.9.1
Pengertian Basis Data ................................................................................. 72
2.9.2
Pengertian Sistem Basis Data ..................................................................... 75
2.9.3
Komponen Dasar Sistem Basis Data .......................................................... 75
2.9.4
Database Management System (DBMS) .................................................... 76
2.9.5
Optimalisasi Basis Data .............................................................................. 79
2.10
Interaksi Manusia dan Komputer ....................................................................... 81
2.10.1
Pengenalan Interaksi Manusia dan Komputer............................................. 82
2.10.2
Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka ......................................... 82
2.10.3
Perancangan Antarmuka Pemakai............................................................... 84
x
2.11
Aplikasi Dalam Perancangan ............................................................................. 85
2.11.1
Hypertext Markup Language (HTML) ....................................................... 85
2.11.2
Personal Home Page (PHP) ........................................................................ 85
2.11.3
Cascading Style Sheets (CSS) ..................................................................... 89
2.11.4
MySQL........................................................................................................ 90
2.11.5
Apache HTTP Server .................................................................................. 94
2.11.6
Macromedia Dreamweaver ......................................................................... 95
2.11.7
Adobe Photoshop ........................................................................................ 96
2.12
Pengujian ............................................................................................................ 97
2.12.1
White-box Testing........................................................................................ 97
2.12.2
Black-box Testing ........................................................................................ 98
2.12.3
Perbandingan White-box dan Black-box Testing....................................... 100
BAB III ........................................................................................................................... 102
METODE PENELITIAN ................................................................................................ 102
3.1
Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 102
3.1.1
Observasi ................................................................................................... 102
3.1.2
Wawancara ................................................................................................ 103
3.1.3
Studi Pustaka ............................................................................................. 104
3.1.4
Studi Literatur Penelitian Sejenis .............................................................. 105
3.2
Metode Pengembangan Sistem ........................................................................ 108
3.2.1
3.3
Rapid Application Development (RAD) ................................................... 108
Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................................... 110
BAB IV ........................................................................................................................... 112
SISTEM INFORMASI INVENTORI ............................................................................. 112
4.1
Perencanaan Syarat (Requirements planning) .................................................. 112
4.1.1
Gambaran Umum PT. Indosat Tbk. .......................................................... 112
4.1.2
Visi dan Misi ............................................................................................. 113
4.1.3
Struktur Organisasi ................................................................................... 114
4.1.4
Analisis Sistem Berjalan (As-Is) ............................................................... 116
4.1.5
Identifikasi Masalah .................................................................................. 119
4.1.6
Analisis Sistem yang Diusulkan (TO-BE) ................................................ 121
xi
4.2
Workshop Design ............................................................................................. 127
4.2.1
Perancangan Proses ................................................................................... 127
4.2.2
Perancangan Basis Data ............................................................................ 160
4.2.3
Perancangan Antarmuka ........................................................................... 190
4.3
Implementasi .................................................................................................... 206
4.3.1
Pemrograman ............................................................................................ 206
4.3.2
Pengujian Sistem ....................................................................................... 206
BAB V............................................................................................................................. 218
PENUTUP ....................................................................................................................... 218
5.1
Kesimpulan ....................................................................................................... 218
5.2
Saran ................................................................................................................. 218
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 220
LAMPIRAN .................................................................................................................... 220
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Notasi Use Case Diagram .............................................................. 43
Tabel 2.2
Notasi Activity Diagram ................................................................. 45
Tabel 2.3
Notasi Sequence Diagram .............................................................. 47
Tabel 2.4
Notasi Class Diagram .................................................................... 50
Tabel 2.5
Daftar Pernyataan MySQL ............................................................. 94
Tabel 2.6
Perbandingan White-box dan Black-box Testing ............................ 100
Tabel 3.1
Fitur/Fasilitas dan Kekurangan Penelitian Sejenis ......................... 106
Tabel 3.2
Fitur/Fasilitas Penelitian yang Diusulkan....................................... 107
Tabel 4.1
Identifikasi Actor ............................................................................ 128
Tabel 4.2
Identifikasi Use Case...................................................................... 130
Tabel 4.3
Narasi Use Case Login ................................................................... 131
Tabel 4.4
Narasi Use Case Manajemen User ................................................. 132
Tabel 4.5
Narasi Use Case Manajemen Perangkat Masuk ............................. 134
Tabel 4.6
Narasi Use Case Manajemen Booking ........................................... 135
Tabel 4.7
Narasi Use Case Manajemen Pick up ............................................ 137
Tabel 4.8
Narasi Use Case Manajemen Pengiriman ...................................... 138
Tabel 4.9
Narasi Use Case Manajemen Perangkat Return ............................. 139
Tabel 4.10
Narasi Use Case Manajemen Laporan ........................................... 140
Tabel 4.11
Narasi Use Case Logout ................................................................. 141
Tabel 4.12
Daftar Potensial Objek ................................................................... 161
Tabel 4.13
Daftar Analisis Potensial Objek ..................................................... 162
xiii
Tabel 4.14
Daftar Potensial Objek yang Diusulkan ......................................... 164
Tabel 4.15
Matriks CRUD ............................................................................... 171
Tabel 4.16
Tabel Pegawai ................................................................................ 182
Tabel 4.17
Tabel Jabatan .................................................................................. 183
Tabel 4.18
Tabel User ...................................................................................... 183
Tabel 4.19
Tabel Level ..................................................................................... 183
Tabel 4.20
Tabel Perangkat .............................................................................. 184
Tabel 4.21
Tabel Stok....................................................................................... 184
Tabel 4.22
Tabel Serial number ....................................................................... 185
Tabel 4.23
Tabel Master Vendor ...................................................................... 185
Tabel 4.24
Tabel Kategori ................................................................................ 185
Tabel 4.25
Tabel Harga .................................................................................... 186
Tabel 4.26
Tabel Penerimaan ........................................................................... 186
Tabel 4.27
Tabel Booking ................................................................................. 187
Tabel 4.28
Tabel Pelanggan ............................................................................. 187
Tabel 4.29
Tabel Pick up .................................................................................. 188
Tabel 4.30
Tabel Pengiriman ........................................................................... 188
Tabel 4.31
Tabel Kota ...................................................................................... 189
Tabel 4.32
Tabel Return ................................................................................... 189
Tabel 4.33
Pengujian Proses Registrasi User ................................................... 207
Tabel 4.34
Pengujian Proses Login .................................................................. 208
Tabel 4.35
Pengujian Proses Tambah Kategori ............................................... 208
Tabel 4.36
Pengujian Proses Tambah Perangkat ............................................. 209
xiv
Tabel 4.37
Pengujian Proses Tambah Admin .................................................. 210
Tabel 4.38
Pengujian Proses Booking .............................................................. 211
Tabel 4.39
Pengujian Proses Pick up ............................................................... 212
Tabel 4.40
Pengujian Proses Pengiriman ......................................................... 213
Tabel 4.41
Pengujian Proses Return ................................................................. 214
Tabel 4.42
Pengujian Proses Laporan .............................................................. 215
Tabel 4.43
Pengujian Proses Grafik ................................................................. 216
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fase RAD ....................................................................................... 32
Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC ....................................................... 33
Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram pada Sistem Informasi Inventori ........ 44
Gambar 2.4 Contoh Activity diagram pada Sistem Informasi Inventori ............ 46
Gambar 2.5 Contoh Sequence diagram pada Sistem Informasi Inventori ......... 48
Gambar 2.6
Contoh Class diagram pada Sistem Informasi Inventori .............. 51
Gambar 2.7 Inventori Di Luar Sistem Manufaktur ............................................ 61
Gambar 2.8 Contoh Siklus Inventori pada PT. Indosat Tbk .............................. 64
Gambar 2.9 Contoh Sistem Inventori Tunggal .................................................. 65
Gambar 2.10 Siklus Inventori .............................................................................. 68
Gambar 2.11 Contoh Relational Database Management System Pick up ........... 81
Gambar 2.12 Struktur Pembacaan Web Server .................................................... 86
Gambar 2.13 Tampilan Area Kerja Dreamweaver MX 2004 .............................. 95
Gambar 2.14 Contoh Kasus Black-box Testing ................................................... 99
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................... 111
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ......................................................................... 114
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan ......................................................... 118
Gambar 4.3 Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan ................................... 119
Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan ............................................................ 123
Gambar 4.5 Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk .................................. 124
Gambar 4.6 Diagram Alir Manajemen Booking ................................................ 125
xvi
Gambar 4.7 Diagram Alir Manajemen Pick up .................................................. 125
Gambar 4.8 Diagram Alir Manajemen Pengiriman ........................................... 126
Gambar 4.9 Diagram Alir Manajemen Return ................................................... 126
Gambar 4.10 Diagram Alir View Laporan ........................................................... 127
Gambar 4.11 Use Case Diagram ......................................................................... 129
Gambar 4.12 Activity diagram Login ................................................................... 142
Gambar 4.13 Activity diagram Manajemen User ................................................. 143
Gambar 4.14 Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk............................. 145
Gambar 4.15 Activity diagram Manajemen Booking ........................................... 146
Gambar 4.16 Activity diagram Manajemen Pick up ............................................ 147
Gambar 4.17 Activity diagram Manajemen Pengiriman ...................................... 148
Gambar 4.18 Activity diagram Manajemen Perangkat Return............................. 149
Gambar 4.19 Activity diagram Manajemen Laporan ........................................... 150
Gambar 4.20 Activity diagram Logout ................................................................. 151
Gambar 4.21 Sequence diagram Login ................................................................ 152
Gambar 4.22 Sequence diagram Manajemen User .............................................. 153
Gambar 4.23 Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk .......................... 154
Gambar 4.24 Sequence diagram Manajemen Booking ........................................ 155
Gambar 4.25 Sequence diagram Manajemen Pick up ......................................... 156
Gambar 4.26 Sequence diagram Manajemen Pengiriman ................................... 157
Gambar 4.27 Sequence diagram Manajemen Perangkat Return .......................... 158
Gambar 4.28 Sequence diagram Manajemen Laporan ........................................ 159
Gambar 4.29 Sequence diagram Logout .............................................................. 160
xvii
Gambar 4.30 Class diagram................................................................................. 165
Gambar 4.31 Transformasi Class diagram ke Diagram LRS .............................. 176
Gambar 4.32 Diagram RDBMS ........................................................................... 179
Gambar 4.33 Skema Database ............................................................................. 181
Gambar 4.34 Struktur Menu Sistem Informasi Informasi .................................... 190
Gambar 4.35 Tampilan Menu Home User ........................................................... 195
Gambar 4.36 Tampilan Menu Home Admin ....................................................... 195
Gambar 4.37 Tampilan Menu Profil .................................................................... 196
Gambar 4.38 Tampilan Menu Registrasi User..................................................... 196
Gambar 4.39 Tampilan Menu Login .................................................................... 197
Gambar 4.40 Tampilan Menu Logout .................................................................. 197
Gambar 4.41 Tampilan Menu Admin Online ....................................................... 198
Gambar 4.42 Tampilan Menu Perangkat .............................................................. 198
Gambar 4.43 Tampilan Menu Manajemen Admin ............................................... 199
Gambar 4.44 Tampilan Menu Manajemen User................................................... 199
Gambar 4.45 Tampilan Menu Booking ................................................................. 200
Gambar 4.46 Tampilan Menu History Order ....................................................... 200
Gambar 4.47 Tampilan Menu Approval Booking ................................................. 201
Gambar 4.48 Tampilan Menu Pick up .................................................................. 201
Gambar 4.49 Tampilan Menu Pengiriman ............................................................ 202
Gambar 4.50 Tampilan Menu Return ................................................................... 202
Gambar 4.51 Tampilan Menu Laporan Perangkat Masuk .................................... 203
Gambar 4.52 Tampilan Menu Laporan Monitoring Stok ..................................... 203
xviii
Gambar 4.53 Tampilan Menu Laporan Perangkat Keluar .................................... 204
Gambar 4.54 Tampilan Menu Laporan Perangkat Return .................................... 204
Gambar 4.55 Tampilan Menu Laporan Grafik Perangkat Keluar......................... 205
Gambar 4.56 Tampilan Menu Laporan Grafik Stok Perangkat ............................ 205
Gambar 4.57 Pengujian Proses Registrasi User .................................................... 207
Gambar 4.58 Pengujian Proses Login ................................................................... 208
Gambar 4.59 Pengujian Proses Tambah Kategori ................................................ 209
Gambar 4.60 Pengujian Proses Tambah Perangkat .............................................. 210
Gambar 4.61 Pengujian Proses Tambah Admin ................................................... 211
Gambar 4.62 Pengujian Proses Booking ............................................................... 212
Gambar 4.63 Pengujian Proses Pick up ................................................................ 213
Gambar 4.64 Pengujian Proses Pengiriman .......................................................... 214
Gambar 4.65 Pengujian Proses Return.................................................................. 215
Gambar 4.66 Pengujian Proses Laporan ............................................................... 216
Gambar 4.67 Pengujian Proses Grafik .................................................................. 217
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, mengakibatkan
banyak perusahaan mencoba mengadopsi teknologi informasi berbasiskan
komputer untuk membantu kelancaran bisnisnya. Teknologi tidak lagi dipandang
hanya sebagai pelengkap, tetapi sudah menjadi salah satu penentu atas
terlaksananya sasaran atau strategi bisnis perusahaan. Hal ini menimbulkan
tantangan baru bagi perusahaan untuk menyediakan suatu sistem yang mampu
mengintegrasikan kebutuhan informasi-informasi yang ada sehingga dapat
memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan dilakukan diberbagai proses bisnis dalam
perusahaan terutama inventori yang memegang peranan penting dalam perusahaan
(Nugroho, 2011). Penelitian-penelitian seputar inventori sudah banyak dilakukan
dalam mendapatkan solusi diberbagai proses bisnis diantaranya oleh Dwiyantoro
(2007) meneliti mengenai aplikasi inventori pada PT. Trans Coffee yang memiliki
kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari aplikasi tersebut yaitu sudah berbasis
server-client dan bentuk file nya .msi, sehingga pada client tidak membutuhkan
kapasitas hardisk yang banyak. Sedangkan kekurangannya, aplikasi tersebut
merupakan aplikasi dekstop, sehingga hanya dapat digunakan di komputer yang
telah di install yang menyebabkan aplikasi tidak dapat digunakan pada komputer
lain yang diberi akses (bersifat dinamis), loading data terkadang sangat lambat,
1
2
hal ini disebabkan oleh query yang terlalu panjang, proses inventori yang masih
kurang benar, belum memiliki modul help, meskipun modul ini sangat dibutuhkan
user ketika mengalami kesulitan, dan proses input yang membingungkan
(tampilan tidak user friendly). Munawaroh (2006) meneliti mengenai persediaan
barang di Universitas Stikubank mengenai pentingnya laporan terkomputerisasi
dari sistem dan banyaknya masalah yang terjadi jika laporan masih manual.
Penelitian selanjutnya yaitu Narasimhan et al. (2005) mengenai informasi
dan inventori dalam jalur distribusi yang memiliki perhitungan tersendiri agar
proses penyimpanan dan pengeluaran barang lebih efisien. Benjaafar (2011)
meneliti mengenai permintaan informasi antar muka ke pemasok dengan
mengumumkan pesanan barang menjelang tanggal jatuh tempo. Penelitian tentang
sistem inventori yang tidak akurat telah dilakukan oleh Kang dan Gershwin
(2004) banyak perusahaan telah melakukan otomatisasi proses manajemen
persediaan mereka dan mengandalkan sistem informasi dalam pengambilan
keputusan penting. Namun, jika informasi tersebut tidak akurat, kemampuan
sistem untuk menyediakan ketersediaan barang akan tidak maksimal dan dapat
menyebabkan kerugian. Cadavid dan Zuluaga (2011) meneliti mengenai
pemanfaatan ERP yang membantu perusahaan untuk standarisasi operasi dalam
mengintegrasikan informasi bisnis, dan management persediaan, biaya, dan
tingkat pelayanan kontrol.
PT.
Indosat
Tbk.
merupakan
perusahaan
investasi
asing
untuk
menyediakan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi
secara komersial pada bulan September 1969. PT. Indosat Tbk. terus berkembang
3
dan memasuki sektor telekomunikasi dalam negeri dengan mendapatkan lisensi
menyediakan layanan lokal jaringan tetap di berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam menjalankan perusahaan, PT. Indosat Tbk. memiliki banyak group salah
satunya yaitu Group Customer Operation. Dalam menjalankan proses bisnisnya,
Group
Customer
Operation
(GCO)
memiliki
aplikasi
DJ-Online
yang
menghubungkan antara divisi Service Delivery, Service Assurance, dan divisi
Resouce Management dalam proses bisnis aktivasi jaringan telekomunikasi di
perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Indosat Tbk.. Pada aplikasi DJ-Online
terdapat berbagai proses yaitu input data perangkat, vendor, pelanggan, dan proses
booking yang dapat membantu kegiatan operasional perusahaan. Namun aplikasi
tersebut memiliki banyak kekurangan yang menimbulkan permasalahan dalam
proses bisnis PT. Indosat Tbk.
Permasalahan yang ada pada sistem berjalan yaitu adanya duplikasi data
pengeluaran perangkat pada aplikasi DJ-Online. Hal ini berpengaruh terhadap
validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di gudang,
yang menyebabkan laporan menjadi tidak valid dan reliabilitas. Pencatatan
transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan, pengiriman, pick up, dan return
perangkat pada sistem berjalan masih manual yang menyebabkan apabila terjadi
kesalahan, sulit untuk dicari letak kesalahannya. Pada sistem yang sedang
berjalan, informasi perangkat tidak sesuai dengan kebutuhan user, yaitu tidak
disertai dengan keterangan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam proses booking.
4
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, sistem informasi
inventori merupakan peranan penting dalam menjalankan proses bisnis bagi
Inventory Management pada Group Customer Operation yang terdapat di PT.
Indosat Tbk. Keadaan yang telah disebutkan sebelumnya mendorong peneliti
untuk merancang dan membangun dalam membantu perusahaan untuk
melancarkan proses bisnisnya. Sehingga penelitian ini diberikan judul “Rancang
Bangun Sistem Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk.”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi
masalah yang dihadapi perusahaan adalah:
1.
Adanya duplikasi data pengeluaran perangkat yang berpengaruh terhadap
validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di
gudang.
2.
Pencatatan transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan,
pengiriman,
pick up,
return, serta laporan perangkat pada sistem berjalan masih
manual yang menyebabkan pegawai sulit menelusuri data jika terjadi
perbedaan antara stok perangkat di gudang dengan stok yang ada pada
laporan.
3.
Informasi perangkat tidak sesuai dengan kebutuhan user, yaitu tidak disertai
dengan keterangan, tutorial instalasi, dan gambar perangkat.
5
Maka dapat dirumuskan untuk permasalahan yang terjadi yaitu
“Bagaimana rancang bangun sistem informasi inventori yang terkomputerisasi
dan memiliki infomasi yang valid.”
1.3
Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan inventori, maka penulis akan membuat
batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan penelitian ini terfokus pada
masalah dan mencapai hasil yang optimal. Adapun batasan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1.
Penelitian ini dilakukan pada Departemen Inventory Management pada Divisi
Resouce Management, Divisi Service Assurance, Divisi Service Delivery
yang berada di Group Customer Operation, tidak pada divisi dan Group lain.
2.
Proses bisnis hanya pada proses penerimaan, booking, pick up, pengiriman ,
dan proses return perangkat, tidak termasuk proses procurement, sales, dan
finance.
3.
Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi
berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD)
yang meliputi Fase Perencanaan Syarat, Fase Workshop design, dan Fase
Implementasi. Pada fase implementasi hanya pada tahap pemrograman dan
testing menggunakan blackbox testing.
4.
Tools yang digunakan untuk menggambarkan model pengembangan sistem
ini menggunakan Unified Modelling Language (UML). Diagram yang
digunakan yaitu Use Case Diagram, Activity diagram, Sequence diagram,
6
dan Class diagram menggunakan IBM Rational Rose Enterprise Edition dan
Astah Community. Selain itu, tools yang digunakan untuk pengkodean
menggunakan XAMPP versi 1.8.2 dan database menggunakan MySql.
5.
Sistem ini tidak membahas tentang keamanan data (sertifikat digital atau
tanda tangan digital) yang terkait dengan sistem ini.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah sistem
informasi inventori pada PT. Indosat Tbk. Sedangkan tujuan khusus dari
penelitian ini adalah menghasilkan:
1.
Analisis dan perancangan sistem informasi inventori yang terkomputerisasi.
2.
Sistem database yang dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi
duplikasi data.
3.
Aplikasi yang memiliki fitur penerimaan, booking, pick up, pengiriman, dan
return dengan tampilan user friendly.
4.
1.5
Laporan transaksi perangkat masuk, perangkat keluar, dan return perangkat.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis:
1.
Dapat memberikan perancangan sistem informasi inventori yang efektif,
efisien, dan user friendly kepada Inventory Management PT. Indosat Tbk.
7
Group Customer Operation dan mampu
meningkatkan kecepatan,
keakuratan, ketersediaan data, serta menghindari redudansi data.
2.
Dapat mengendalikan permasalahan stok berlebih maupun kekurangan stok
serta permasalahan pembuatan laporan penerimaan perangkat, booking, pick
up, pengiriman, dan return.
3.
Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu
pengetahuan dan informasi khususnya dibidang perancangan sistem informasi
inventori.
4.
Sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya dalam mengembangkan yang
berkaitan dengan sistem informasi inventori.
1.6
Metodologi Penelitian
Metodologi ini terdiri dari 2 macam, yaitu metodologi pengumpulan data
dan metodologi pengembangan sistem. Dalam metodologi pengumpulan data
terdapat empat macam, yaitu:
1.
Observasi
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan atau survei pada
sistem yang sedang berjalan pada instansi terkait. Mengamati dan mencatat
secara langsung objek yang akan diteliti (Jogiyanto, 2008).
2.
Wawancara
Metode ini merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data
Responden. Metode ini juga sebagai pembuktian dan pelengkap terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Jogiyanto, 2008).
8
3.
Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan
mendukung penelitian (Nazir, 2005).
4.
Studi Literatur Penelitian Sejenis
Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal,
Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori
(Nazir, 2005).
Sedangkan untuk metodologi pengembangan sistem yang digunakan
adalah metodologi berorientasi objek (object oriented modeling) dengan metode
Rapid Application Development (RAD), menggunakan bahasa pemodelan UML
(Unified Modelling Language).
1.7
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini sistematika penulisan terdiri atas 5 (lima)
bab, adapun uraian masing-masing bab tersebut adalah:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang
digunakan serta sistematika penulisan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori dasar yang berhubungan dengan
sistem informasi, metodelogi pengumpulan data, metodologi
pengembangan sistem, UML, SCM, konsep dasar inventori, basis
data, dan pemrograman web yang digunakan sebagai landasan atau
dasar dari merancang sebuah sistem informasi pada PT. Indosat
Tbk. Group Customer Operation.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek penelitian,
metode yang digunakan khususnya metode pengumpulan data,
waktu dan tempat penelitian, materi penelitian, alat-alat penelitian
serta kerangka berfikir dalam penyusunan skripsi ini.
BAB IV
SISTEM INFORMASI INVENTORI
Bab ini berisi penjelasan tahapan-tahapan perancangan sistem
informasi inventori dengan metodologi berorientasi objek Rapid
Application Development (RAD), yaitu :
1. Perencanaan Syarat (Requirements planning), pada fase ini
user dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan
tujuan-tujuan aplikasi atau sistem.
2. Workshop Design, pada fase ini penganalisis merancang dan
memperbaiki yang bias dan digambarkan sebagai workshop.
10
3. Implementasi, pada fase ini, sistem yang diusulkan dibangun
dan disaring, kemudian sistem baru atau bagian dari sistem di
uji coba menggunakan black-box testing.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada
bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran pengembangan di
masa datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Sistem
2.1.1
Pengertian Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan
input dalam proses transformasi teratur. Apabila suatu komponen tidak
memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja
komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem (Mulyanto, 2009).
Sistem didefinisikan sebagai seperangkat komponen yang saling terkait,
dengan batas yang jelas, bekerja sama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang
terorganisir (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 26). Menurut O‟Brien dan Marakas.
Sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu:
1.
Input, mencakup menangkap dan perakitan elemen-elemen yang masuk ke
sistem untuk diproses. Contohnya yaitu bahan baku, energi, data, dan usaha
manusia harus dijamin dan diatur untuk diproses.
2.
Proses, mencakup proses transformasi yang mengubah input menjadi output.
Contoh nya yaitu proses manufaktur, proses pernapasan manusia, dan proses
perhitungan matematika.
11
12
3.
Output, mencakup mentransfer elemen yang telah dihasilkan oleh
transformasi proses ke tujuan akhir mereka. Contohnya yaitu produk jadi,
jasa manusia, dan manajemen informasi harus dikirimkan kepada pengguna.
Menurut Hakim (http://www.zainalhakim.web.id/definisi-sistem-menurut-
para-ahli.html) Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma) adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Definisi sistem lainnya, menurut John Mc Manama (dalam Hakim, 2013) sistem
adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
Dari definisi sistem yang telah dijelaskan diatas, sistem merupakan
seperangkat bagian yang saling berhubungan untuk melaksanakan suatu tujuan.
Contoh sistem yaitu sistem pencernaan makanan pada manusia. Makanan masuk
melalui mulut, akan diproses melalui lambung dan usus, kemudian sisa makanan
yang telah diproses dan tidak digunakan untuk tubuh manusia akan dikeluarkan
melalui anus.
2.1.2
Karakteristik/ Elemen Sistem
Suatu Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung,
pengolah dan sasaran atau tujuan (Ladjamuddin, 2004). Berikut ini akan
dipaparkan beberapa karakteristik dari sistem, antara lain:
13
1.
Sistem memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli
betapapun
kecilnya,
selalu
mengandung
komponen-komponen
atau
subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar
yang disebut supra sistem, misalnya suatu toko dapat disebut dengan suatu
sistem dan pabrik industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat
disebut dengan supra sistem. Apabila pabrik industri dianggap sebagai suatu
sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila
perusahaan diasumsikan sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah
subsistemnya.
2.
Sistem memiliki batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3.
Sistem memiliki lingkungan luar sistem (environment)
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
4.
Sistem memiliki penghubung sistem (interface)
14
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya.
5.
Sistem memiliki masukan sistem (input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa
masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan
keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah
maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan
data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6.
Sistem memiliki keluaran sistem (output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa
masukan untuk subsistem yang lain.
7.
Sistem memiliki pengolah sistem (process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang
diinginkan.
8.
Sistem memiliki sasaran sistem
Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak mempunyai
sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
15
2.2
Informasi
2.2.1
Pengertian Data
Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk
gambar, fakta, dan/atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi
yang
dapat
diingat,
direkam,
dan
dapat
diolah
menjadi
informasi.
Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata
sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman
catatan tentang fakta. Data adalah fakta yang dapat disimpan dalam suatu
database dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi (Kendall dan Kendall,
2011).
Data kata adalah bentuk jamak dari datum, meskipun data biasanya
mewakili kedua bentuk tunggal dan jamak. Data adalah fakta mentah atau
pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. Misalnya,
peluncuran pesawat ruang angkasa atau penjualan dari mobil akan menghasilkan
banyak data yang menggambarkan peristiwa-peristiwa. Lebih khusus lagi, data
pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas (misalnya, orang,
tempat, benda, peristiwa) (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 34).
2.2.2
Pengertian Informasi
Informasi adalah rangkaian data yang berada disekitar kita, tidak diberikan
secara bebas dan dapat dimanfaatkan dalam posisi strategis dalam bisnis (Kendall
dan Kendall, 2011). Informasi adalah suatu pengetahuan yang berguna untuk
pengambilan keputusan. Jadi segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai
16
dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat kita kelompokkan sebagai
informasi (Nugroho, 2008).
Menurut O‟Brien dan Marakas (2010, hal. 34) kita dapat mendefinisikan
informasi sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan
berguna bagi pengguna akhir tertentu. Dengan demikian, data yang umumnya
mengalami proses nilai tambah (pengolahan data atau informasi pengolahan) di
mana (1) bentuknya dikumpulkan, dimanipulasi, dan terorganisir, (2) kontennya
dianalisis dan dievaluasi, dan (3) mereka ditempatkan dalam konteks yang tepat
untuk pengguna.
Karakteristik dari informasi adalah penerima informasi mengalami
perubahan dari kondisi (state) belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru
dapat mengkoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi juga
dapat dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang
tindakan atau keputusan. Pengolah informasi adalah salah satu elemen kunci
dalam sistem konseptual dan pengolah informasi ini dapat meliputi elemenelemen komputer, elemen-elemen non-komputer atau kombinasinya.
2.2.3
Kualitas Informasi
Kualitas Informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal
(Witarto, 2004), yaitu:
1.
Informasi harus tepat dan akurat
Dalam hal ini, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas
mencerminkan maksudnya, informasi dikatakan akurat jika sekuruh
17
kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end
user).
2.
Informasi harus tepat waktu
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang
sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan
landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan
terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.
3.
Informasi harus relevan
Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap
informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda.
Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa
lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit
dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.
2.3
Sistem Informasi
2.3.1
Pengertian Sistem Informasi
Menurut Mulyanto (2009) sistem informasi adalah suatu komponen yang
terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses,
menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan menurut Turban et al. Dalam Mulyanto (2009) sistem
informasi adalah sistem buatan manusia secara umum terdiri atas sekumpulan
komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun,
18
menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada
para pemakai.
Dengan kata lain, sistem informasi adalah suatu sistem yang dapat
mengolah data menjadi informasi menggunakan berbagai sumber daya dan sistem
tersebut bermanfaat bagi penggunanya.
2.4
Metodologi Penelitian
2.4.1
Metodologi Pengumpulan Data
2.4.1.1 Observasi
Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer
dengan cara mengamati langsung objek datanya. Pendekatan observasi
diklasifikasikan ke dalam observasi sederhana dan observasi terstruktur
(Jogiyanto, 2008):
1.
Observasi Sederhana
Merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-pertanyaan riset.
Observasi sederhana ini digunakan di penelitian eksploratori yang belum
diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan.
2.
Observasi Terstruktur
Merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menentukan data yang akan diobservasi.
b. Membuat rencana pengumpulan datanya.
c. Memilih dan melatih pengamat.
19
d. Mencatat atau merekam hasil yang diobservasi.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, observasi yang baik adalah observasi
terstruktur dikarenakan observasi terstruktur ampu mendeteksi kadar pengertian
subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa
diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan, selain itu pencatatan
hasil observasi dapat diolah pada penelitian lebih lanjut.
2.4.1.2 Wawancara
Merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.
Wawancara dapat berupa wawancara personal (personal interview), wawancara
intersep (intersept interview) dan wawancara telepon (telephone interview)
(Jogiyanto, 2008), penjelasan dari jenis wawancara sebagai berikut:
1.
Wawancara Personal
Wawancara dengan melakukan tatap muka langsung dengan responden.
2.
Wawancara Intersep
Sama dengan wawancara personal tetapi responden-responden dipilih di
lokasi-lokasi umum, misalnya dilakukan di mall.
3.
Wawancara Telepon
Wawancara yang dilakukan lewat telepon.
Dalam penelitian ini digunakan wawancara personal yaitu wawancara
dengan manajer dan kordinator pada divisi Resource Management. Dengan
wawancara personal, diharapkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis
menjadi lebih fokus dan terarah.
20
2.4.1.3 Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan
mendukung penelitian (Nazir, 2005).
2.4.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis
Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal,
Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori (Nazir,
2005). Terdapat 4 (empat) skripsi yang dijadikan bahan pembelajaran bagi peneliti
dalam menunjukkan kelebihan dan kelemahan. Penenelitian tersebut sebagai
berikut:
1.
“Pengembangan Sistem Informasi Inventory pada PT. Dwiwarna Inti
Sejahtera”
Skripsi ini disusun oleh Arisma Susanto (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah merancang desain
aplikasi yang menarik dan user friendly untuk memudahkan karyawan.
Operasi yang berjalan pada sistem ini yaitu: input data barang keluar, input
data barang masuk, input data pembeli, input data supplier, input data sortir,
work order, laporan barang masuk, laporan barang keluar, laporan pembeli,
laporan supplier, laporan sortir, laporan ready stock, laporan work order dan
cek barang.
Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web
yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly. Aplikasi yang dibuat
tersebut mampu menyediakan struktur modular yang jelas untuk program
21
sehingga aplikasi yang dibuat bagus dalam mendefinisikan tipe data abstrak
di mana detil implementasinya tersembunyi.
Kelemahan dari penelitian tersebut, laporan yang dibuat tidak bisa menjadi
landasan bagi stakeholder dalam pengambilan keputusan. Selain itu, aplikasi
yang dibuat tidak komunikatif dan dalam pembatasan masalahnya tidak
dideskripsikan lebih jelas.
2.
“Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis Jaringan Local Area
Network (LAN) Pada PT. Mitra Mega Semesta (DoctoRabbit)”
Skripsi ini disusun oleh Ryan Fahreza Pohan (Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN
Syarif
Hidayatullah,
2008).
Tujuan
penelitian
ini
adalah
mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Inventori yang masih berbasis
stand alone ini menjadi aplikasi multiuser yang berbasiskan jaringan LAN,
sehingga memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini.
Kelebihan dari penelitian tersebut, bahasa pemrograman VB sangat cocok
digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang bersifat “Rapid Application
Development” karena setiap fungsi aplikasi dapat dimodulkan dalam waktu
tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim yang terpisah dan kemudian
diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien. Selain itu aplikasi sistem
informasi inventori yang sudah berbasis jaringan LAN ini, tentunya akan
memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini di banyak komputer (multiuser).
Kelemahan dari penelitian tersebut, penggunaan tools UML dalam analisis
data kurang lengkap, karena hanya menggunakan tiga diagram. Selain itu,
22
penelitian tersebut tidak menginformasikan tampilan aplikasi kepada
pembaca.
3.
“Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi
Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah)
Skripsi ini disusun oleh Arip Saripudin (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah menganalisa,
merancang dan
mengembangkan sistem informasi inventaris pengadaan
barang yang dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses
inventarisasi dan pengadaan barang pada Sub Bagian Umum FDI. Teknologi
pengkodean komputer menggunakan web server Apache versi 2.5 dan control
panel XAMPP, pemrograman basis data: MySQL versi 5.1. Metode
pengembangan
sistem
informasi
inventaris
pengadaan
barang
ini
menggunakan metode pengembangan sistem waterfall atau sering juga
disebut dengan SDLC.
Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web
yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly. Diagram yang
dibuat sangat lengkap dan mudah dipahami pembaca.
Kelemahan dari penelitian tersebut, kurang nya perhitungan return of
investment (ROI) karena aplikasi yang dibuat bagus dan memiliki nilai jual.
4.
“Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Berbasis web (Studi Kasus:
Pokja Information and Communication Technology pada Balai Besar
Meteorologi dan Geofisika Wilayah II)”.
23
Skripsi ini disusun oleh Herman (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Hidayatullah, 2011). Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun
sistem informasi data inventaris agar dapat membantu dalam mengolah datadata barang inventaris dengan baik sehingga dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi waktu serta kinerja staf pada Pokja ICT dan merancang dan
membangun
sistem
pengamanan
web
(web
security)
agar
dapat
mengamankan data-data barang inventaris yang sering terjadinya kehilangan
data.
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian
tersebut menggunakan model Rapid Application Development (RAD) dan
Unified Modelling Languange (UML) sebagai alat pemodelannya.
Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web
yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly.
Kelemahan dari penelitian tersebut, diagram yang digunakan dalam analisis
pengembangan sistem tanpa statechart diagram. Selain itu aplikasi yang
dibuat tidak terdapat menu request order sehingga membutuhkan waktu yang
lama jika ingin melakukan pengadaan barang.
Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang sudah ada
sebelumnya adalah sebagai berikut:
1.
Aplikasi berbasis web dengan pemrograman PHP. Pada penelitian lain
terdapat aplikasi yang menggunakan BASIC. Kekurangan pemrograman
BASIC, bahasa pemrograman kurang terstruktur dan tidak sesuai untuk
membuat aplikasi besar, berbeda dengan pemrograman PHP yang terstruktur,
24
mudah dipelajari, dan dapat digunakan untuk aplikasi besar dengan tampilan
user friendly.
2.
Database yang digunakan adalah MySQL. Kelebihan MySQL yaitu
merupakan sebuah program pembuat database yang bersifat open source,
artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal, terstruktur dan
memiliki performansi yang tinggi.
3.
Input data perangkat disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau
tutorial instalasi perangkat. Pada penelitian sebelumnya, hanya terdapat
proses input data tanpa disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau
tutorial instalasi perangkat.
4.
Pemesanan atau booking perangkat disertai histori pemesanan. User dapat
mengecek dan memonitor perangkat apa saja yang telah dibooking dan status
booking tersebut.
5.
Pengambilan perangkat atau pick up disertai dengan dokumen digital yang
dapat didownload dan dicetak. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
tidak disertai dengan download dokumen digital.
6.
Pengiriman perangkat disertai dengan upload nomer air way bill (AWB). Hal
ini memudahkan pegawai inventori dalam penyimpanan dokumen dan
membuat pekerjaan pegawai menjadi efisien.
7.
Pengembalian perangkat atau return disertai dengan informasi kondisi
perangkat. Dengan adanya informasi kondisi perangkat dapat memudahkan
identifikasi perangkat sehingga manajer dapat mengambil keputusan, apa
25
yang dapat dilakukan terhadap perangkat yang dikembalikan ke dalam
gudang.
8.
Tidak terdapat menu upload dan download dokumen (dokumen digital).
Selain itu, pada penelitian ini, sistem yang dirancang dapat memberikan
notifikasi kepada user mengenai stok perangkat yang kosong/habis,
sedangkan pada penlitian lain tidak terdapat notifikasi kepada user.
9.
Terdapat notifikasi perangkat yang habis/kosong atau jika stok perangkat ada
pada batas minimum.
2.4.2
Metodologi Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem informasi adalah sebagai suatu aktivitas untuk
menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan
atau problem organisasi atau untuk memanfaatkan kesempatan yang terjadi.
Adapun beberapa prinsip dasar pengembangan sistem antara lain
(Indrajani, 2009):
1.
Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat.
2.
Menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
3.
Menentukan tahapan pengembangan.
4.
Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten.
5.
Jangan takut untuk membatalkan atau mengubah lingkungan pekerjaan.
6.
Memecahkan masalah menjadi bagian–bagian kecil.
7.
Merancang sistem untuk pertumbuhan dan perkembangan
26
Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang
dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses
bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik
umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi
mengikuti pendekatan problem-solving. Berikut ini adalah langkah problemsolving secara umum (Whitten et al., 2007):
1.
Mengidentifikasi masalah.
2.
Memahami dan menganalisa masalah.
3.
Mengidentifikasi solusi yang diharapkan.
4.
Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik.
5.
Merancang solusi yang telah dipilih.
6.
Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih.
7.
Mengevaluasi hasil
Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi
berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD).
2.4.2.1 Metodologi Berorientasi Objek
Metodologi berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat
digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang
menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objekobjek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan
penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan
teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses.
27
Pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi
objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah metode Booch dari Grady
Booch Object Modeling Technique (OMT) dari James Rumbaugh (OMT), dan
Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya
teknik yang digunakan membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada
proyek
lain
(mengurangi
penggunaan
ulang)
dan
tim
pengembang.
Konsekuensinya, teknik ini menghambat komunikasi antara anggota tim dan
pengguna, yang mengakibatkan banyak terjadi error di dalam proyek. Masalah ini
dan lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan
standar (Whitten et al., 2007).
Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung
untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan
membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek.
Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat
sebuah bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau
metode berorientasi objek standar. Berdasarkan keja mereka dan hasil kerja
lainnya pada industri, Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 dirilis pada
tahun 1997 (Whitten et al., 2007).
Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai Object Oriented
(Whitten et al., 2007), yaitu:
1.
Object
Oriented
Analysis
(OOA)
adalah
sebuah
teknik
yang
mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object.
Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari objek yang sudah ada untuk
28
mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk
pemakaian baru dan untuk menentukan satu objek baru atau yang
dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam
suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga.
2.
Model-model Object Oriented Analysis (OOA) adalah gambar-gambar yang
mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti
struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek.
3.
Object Oriented Design (OOD) merupakan proses spesifikasi yang terperinci
dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun
implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
Perancangan berorientasi objek ini digunakan untuk memperbaiki definisi
persyaratan objek yang telah diidentifikasi lebih awal selama analisis dan
untuk mengenali objek dengan desain spesifik.
Analisis sistem berorientasi objek didasarkan beberapa konsep. Sebagian
konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses
pengembangannya (Whitten et al., 2007). Berikut istilah yang terdapat dalam
metodologi berorientasi objek:
1.
Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan
dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu.
2.
Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah
objek.
3.
Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau kejadian,
dan juga nilai untuk atribut dari objek.
29
4.
Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek dan
terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek (atau atribut).
Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode,
operasi, atau fungsi (istilah ini digunakan berganti-ganti di sepanjang buku
ini).
5.
Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit.
Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep
pengkategorian objek menjadi class/ kelas yaitu sebagai berikut (Whitten et al.,
2007):
1.
Class adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang sama.
Kadang-kadang disebut object class.
2.
Generalization/ specialization adalah sebuah teknik dimana atribut dan
behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, dikelompokkan (atau
diabstraksi) ke dalam kelasnya sendiri disebut supertype. Atribut dan metode
kelas objek supertype kemudian diwariskan oleh kelas objek tersebut
(subtype).
Object/class relationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara satu
atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dan
maksimum dari satu objek/ kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/ kelas
yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di mana satu kelas “whole”
yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas
“part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole” yang lebih besar.
Composition adalah hubungan agregasi di mana “whole” bertanggungjawab atas
30
pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part”
juga akan rusak (Whitten et al., 2007).
2.4.2.2 Rapid Application Development (RAD)
Metode Rapid Application Development (RAD) adalah suatu pendekatan
berorientasi terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode
pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2011).
Ada tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna
dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. RAD melibatkan pengguna
dalam setiap bagian upaya pengembangan dengan partisipasi mendalam dalam
bagaian perancangan bisnis. Berikut ini merupakan tiga tahap dari fase RAD
(Kendall dan Kendall, 2011):
1.
Perencanaan Syarat (Requirements planning)
Dalam
fase
ini,
mengidentifikasikan
pengguna
tujuan-tujuan
dan
penganalisis
aplikasi
atau
bertemu
sistem
serta
untuk
untuk
mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan
tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok
tersebut, tidak hanya menunjukkan proposal atau dokumen. Selain itu, juga
melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi.
Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan problem-problem perusahaan.
Pembahasan dalam perencanaan syarat meliputi:
a. Gambaran umum perusahan, menjelaskan tentang profil perusahaan.
31
b. Visi dan misi, menjelaskan mengenai tujuan dan cita-cita yang ingin
dicapai.
c. Struktur organisasi, menjelaskan mengenai susunan dan hubungan
antar posisi yang ada pada perusahaan dan menjelaskan pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain.
d. Analisis sistem berjalan (As-Is), menjelaskan mengenai proses bisnis
pada sistem yang saat ini berlangsung/sistem berjalan.
e. Identifikasi masalah, menjelaskan permasalahan yang ada dalam proses
bisnis perusahaan.
f. Analisis sitem yang diusulkan (TO-BE), menjelaskan mengenai sistem
yang akan diusulkan oleh penulis terhadap perusahaan.
2.
Workshop Design
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bias
digambarkan sebagai workshop. Selama workshop design RAD, pengguna
merespons working prototype yang ada dan penganalisis memperbaiki modulmodul yang dirancang berdasarkan respons pengguna. Pada fase ini
menggunakan beberapa tahap perancangan, yaitu:
a.
Perancangan Proses
Tahap ini menggambarkan usulan proses dengan menggunakan tools Use
Case Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram.
b.
Perancangan Basis Data
Pada tahap ini akan dirancang kebutuhan basis data dengan
menggunakan tools Class diagram.
32
c.
Perancangan Antarmuka
Tahap ini akan dirancang sketsa tampilan untuk user.
3.
Implementasi
Penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop
untuk merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Segera
sesudah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring,
sistem-sistem baru atau bagian dari sistem di ujicoba dan kemudian
diperkenalkan kepada organisasi. Pada tahap ini akan membahas mengenai
pemrograman dan pengujian menggunakan black-box testing.
Gambar 2.1 Fase RAD
(Sumber: Kendall dan Kendall, 2011)
2.4.2.3 Perbandingan RAD dengan SDLC
Systems Development Life Cycle (SDLC) adalah fase bertahap dalam
analisis dan desain yang menyatakan bahwa pengembangan sebuah sistem yang
terbaik yaitu menggunakan analisa siklus yang spesifik dan aktivitas user
33
(Kendall dan Kendall, 2011). Perbandingan terhadap RAD dan SDLC dapat
dilihat pada Gambar 2.2. Perhatikan bahwa tujuan akhir dari RAD adalah untuk
mempersingkat SDLC dan dengan cara ini merespon lebih cepat terhadap
kebutuhan informasi dinamis organisasi. SDLC lebih metodis, pendekatan
sistematis yang memastikan kelengkapan dan akurasi menciptaan sistem yang
terintegrasi dengan baik ke dalam prosedur standar bisnis.
Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC
(Sumber: Kendall dan Kendall, 2011)
34
2.5
Teori Analisis
2.5.1
Analisis PIECES
Menurut Hanif Al Fatta (2007), untuk mengidentifikasi masalah, maka
harus dilakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan
pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces. Adapun pengertian dari
analisis pieces sebagai berikut:
1.
Analisis Kinerja Sistem (Performance)
Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan
cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah
produksi dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan
pekerjaan (response time). Menurut Wetherbe et al. (2004) kehandalan suatu
sistem merupakan variabel pertama dari PIECES framework dimana
mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah
suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang
diinginkan. Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam
mengevaluasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut:
a. Suatu sistem dilihat apakah mampu mengerjakan sejumlah perintah
atau penugasan dalam periode waktu yang telah ditentukan, dengan
baik dan tanpa hambatan (errors).
b. Kemampuan sistem dalam merespon suatu perintah atau program
pembatalan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi apakah
cepat atau lambat.
35
Hal ini dapat disesuaikan juga dengan capability komputer yang digunakan
dalam pemrosesan. Bila komponen dalam komputer untuk memenuhi suatu
requirement sistem tinggi, maka seharusnya response time yang diperlukan
cepat.
2.
Analisis Informasi (Information)
Informasi merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak
manajemen (marketing) dan user dapat melakukan langkah selanjutnya.
Menurut Wetherbe et al. (2004) informasi dan data yang disajikan ataupun
dibutuhkan oleh perusahaan, merupakan salah satu faktor penting untuk
kemajuan suatu perusahaan tersebut. Informasi yang disajikan harus
mempunyai nilai yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh
perusahaan. Dalam variabel ini, dapat digunakan sebagai pedoman ketika
mengevaluasi atau menganalisis sistem dengan memperhatikan hal - hal
berikut :
a.
Keluaran (Outputs)
Suatu sistem dalam memproduksi keluaran, terutama dalam
menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, suatu outputs
seharusnya:
1. Tidak kekurangan informasi – informasi yang diperoleh dari data
inputan.
2. Tidak kekurangan informasi yang mengandung point penting bagi
perusahaan.
36
3. Tidak kekurangan informasi – informasi yang relevan, walaupun
informasi yang lampau masih tetap dibutuhkan.
4. Informasi yang disajikan jangan sampai overload, dikarenakan
dapat menimbulkan kebingungan bagi perusahaan dalam memilih
informasi yang dibutuhkan, sehingga membuat kinerja menjadi
terhambat.
5. Informasi yang dihasikan haruslah sesuai dengan format awal
yang digunakan ketika perusahaan melakukan input program
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan ke dalam sistem
tersebut.
6. Informasi yang disajikan oleh sistem tersebut jangan sampai tidak
akurat, karena hal ini dapat menjatuhkan perusahaan dalam
melakukan suatu tindakan bisnis (bussiness act).
7. Informasi yang dihasilkan oleh sistem, haruslah mudah untuk
dicerna, sehingga mudah pula untuk diolah kembali. Jangan
sampai informasi yang dihasilkan malah menimbulkan kerancuan
dan kebingungan dalam mempersepsikan satu sama lain.
8. Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan harus tepat waktu
untuk penggunaan yang semestinya. Jadi ketika perusahaan
membutuhkan suatu informasi pada saat itu juga, sistem tersebut
harusnya juga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan
pada saat itu juga, sehingga perusahaan dapat dengan cepat
merespon kembali dan informasi menjadi tidak kadaluarsa.
37
b.
Masukan (Inputs)
Dalam memasukkan suatu data sehingga kemudian diolah untuk
menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan, hal – hal berkut ini
dapat menjadi acuan dalam menganalisis sistem:
1. Data yang diperlukan tidak bisa diperoleh. Hal ini dapat terjadi
karena data yang ada tersebut tidak diklasifikasikan terlebih
dahulu sebelum diinput, sehingga dari sekian banyak data yang
masuk ke dalam suatu sistem, sewaktu – waktu ketika perusahaan
membutuhkan
data
tersebut
susah
diperoleh
bahkan
memungkinkan juga data tersebut menjadi hilang (missing file)
dan untuk mendapatkannya kembali memerlukan pemrosesan
yang relatif lama sehingga pada akhirnya juga akan turut
mempengaruhi output yang dihasilkan.
2. Data yang ada dalam sistem tersebut tidak dapat diperoleh dalam
waktu ketika dibutuhkan. Hal ini sebenarnya hampir sama dengan
opsi pertama, hanya saja data ini ketika dibutuhkan sistem tidak
dapat menemukan. Dan data ini baru dapat ditemukan oleh sistem
ketika perusahaan sudah tidak membutuhkan.
3. Data yang didapat tidak akurat serta mengandung kesalahan
(errors), sehingga hal ini dapat menghambat dan menjerumuskan
perusahaan bila tidak dilakukan cek ulang.
4. Dalam mendapatkan data dari sistem tersebut memerlukan waktu
yang relatif lama sehingga kinerja perusahaan yang seharusnya
38
menggunakan sistem informasi itu dapat lebih cepat, tetapi malah
memperlambat perusahaan dalam beroperasi.
5. Data yang diperoleh dari sistem tersebut berlebihan, dalam artib
data yang sama didapatkan lebih dari satu kali. Hal ini jelaslah
dapat membingunkan perusahaan dalam pengolahan data, dan juga
hal ini memakan saving space dalam sistem yang seharusnya
dapat digunakan untuk keperluan yang lain.
6. Terlalu banyak data yang diperoleh. Data - data yang dibutuhkan
tidak boleh melebihi dari jumlah yang seharusnya diperlukan
karena dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi dua kali
lipat dikarenakan harus memilih kembali data - data mana saja
yang diperlukan.
7. Data yang didapat jangan data yang ilegal. Karena data yang tidak
sah itu sama saja dengan perusahaan menyebarkan data yang
rahasia ke seluruh bagian perusahaan sehingga memungkinkan
terjadinya kebocoran perusahaan.
c.
Data yang disimpan (stored data)
Dalam menyimpan data sehingga kemudian diolah untuk menjadi
informasi yang berguna bagi perusahaan, hal- hal berkut ini dapat
menjadi pedoman dalam menganalisis sistem:
1. Dalam menyimpan data tidak boleh secara berlebihan kedalam
banyak files maupun ke dalam database. Penyimpanan data secara
berlebihan, dalam arti tidak secukupnya, selain merugikan
39
kapasistas sistem yang seharusnya dapat dipergunakan untuk
keperluan lain, juga dapat menimbulkan kerugian terhadap sistem
itu dan user dalam mengklasifikasikan dan mengolah data – data
tersebut.
2. Data yang disimpan ke dalam sistem ternyata tidak akurat. Ini
berarti data-data yang seharusnya berguna bagi perusahaan
menjadi tidak berguna, sehingga tidak perlu disimpan ke dalam
files atau database dan dapat digantikan oleh data-data yang
akurat dan relevan.
3. Data yang disimpan tersebut tidak cukup aman dari kecelakaan
ataupun kejahatan. Data yang disimpan ke dalam suatu sistem,
hendaknya dilengkapi dengan suatu tindakan pengamanan
terhadap data itu sendiri sehingga, apabila terjadi kecelakaan
ataupun
tundak
kejahatan,
data
tersebut
masihlah
dapat
terselamatkan dan perusahaan dapat tetap berjalan seperti
biasanya.
4. Ketika proses penyimpanan data hendaknya data - data yang akan
disimpan kedalam sistem terlebih dahulu diklasifikasikan atau
diorganisir sehingga, data - data yang tersimpan kedalam sistem
apabila sewaktu - waktu dibutuhkan tidak perlu mencari dengan
waktu yang lama. Misalnya saja data penjualan jangan dicampur
dengan data pembelian.
40
5. Data yang telah tersimpan tidak fleksibel untuk kemudian diolah
menjadi informasi yang dibutuhkan. Seringkali data - data yang
ada dalam suatu sistem berupa catatan - catatan yang sulit untuk
dimengerti sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam
pengolahannya. Seharusnya perusahaan secara selektif memilih
data - data yang diperkirakan mudah untuk dipahami sehingga
dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
6. Data yang ada dalam sistem tidak dapat diakses. Hal ini dapat
disebabkan
terjadi
errors
dalam
sistem
karena
tidak
terorganisirnya data, kapasitas sistem yang berlebihan, sehingga
sistem menjadi kesulitan dalam mengakses data - data yang
diperlukan.
3.
Analisis Ekonomi (Economy)
Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan
terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan
peningkatan manfaat. Variabel ekonomi menjadi suatu parameter apakah
dengan pengorbanan perusahaan untuk mengaplikasikan sistem administrasi
akademik seperti sekarang ini sepadan dengan hasil yang diperoleh
perusahaan. Untuk itu perlu adanya suatu acuan dalam menganalisis sistem:
a. Biaya (Costs)
Perusahaan harus mengetahui sampai sejauh mana biaya yang dikeluarkan
hingga saat ini, sehingga perusahaan juga dapat melakukan penilaian
terhadap langkah strategik yang diambilnya sekarang ini, apakah sepadan
41
dengan keuntungan yang diperoleh, apakah layak untuk diteruskan
penggunaan sistem seperti ini, dan masih banyak lagi langkah – langkah
strategik yang dapat diambil.
b. Keuntungan (Profit)
Dengan pengeluaran dan pengorbanan yang besar oleh perusahaan
semestinya perusahaan mengharapkan tingkat profitabilitas yang cukup
besar pula sehingga perusahaan dapat menuju ke arah yang lebih baik.
4.
Analisis Pengendalian (Control)
Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa
berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data
yang diproses. Suatu sistem sebaik apapun apabila tidak disertai dengan
pengendalian dan pengamanan yang baik, akan menjadi suatu sistem yang
lemah sehingga memudahkan pihak - pihak luar terutama pihak yang tidak
dinginkan untuk dapat mengacaukan sistem tersebut, baik dari dalam
lingkungan perusahaan sendiri maupun luar perusahaan.
5.
Analisis Efisiensi (Efficiency)
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan
secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak
biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan
kegiatan. Sistem komputerisasi yang digunakan oleh perusahaan seharusnya
mempunyai keunggulan mutlak terhadap sistem manual. Keunggulan tersebut
terletak pada tingkat keefisienan sistem tersebut beroperasi.
6.
Analisis Pelayanan (Service)
42
Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang
dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen
(marketing), user dan bagian lain yang merupakan simbol kualitas dari suatu
sistem informasi. Pelayanan terhadap pelanggan sagatlah penting, karena
posisi pelanggan pada saat ini adalah sebagai end user. Jadi suatu sistem
bermuara kepada end user ini. Kemajuan perusahaan juga ditentukan dari
variabel ini, apakah mereka tertarik dan merasa puas dengan pelayanan atau
jasa yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, sehingga memungkinkan mereka
untuk tidak beralih ke pesaing bisnis yang lain.
2.6
Tools Pengembangan Sistem
2.6.1
Pengertian Unified Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk
membuat cetak biru dari sebuah software. UML dapat digunakan untuk
memvisualisasikan,
menspesifikasi,
membangun,
dan
mendokumentasikan
artifak-artifak dari sebuah sistem software.
Unified Modeling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi
pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah
sistem software yang terkait dengan objek (Whitten et al., 2007). Aplikasi UML
yang digunakan adalah IBM Rational Rose Enterprise Edition dan Astah
Community.
43
2.6.2
Diagram Unified Modelling Language
Diagram Unified Modelling Language (UML), untuk lebih lanjut disebut
UML, memiliki beberapa diagram yaitu:
1.
Use Case Diagram
Use Case Diagram adalah deskripsi dari sekumpulan aksi, termasuk variant,
yang dilakukan sistem untuk menghasilkan suatu nilai untuk actor. Secara
grafik, Use Case Diagram digambarkan dengan bentuk elips. Use Case
Diagram adalah diagram yang memperlihatkan sekumpulan Use Case dan
actor (pengguna) beserta relationship (hubungan). Use Case Diagram
digunakan untuk memodelkan gambaran Use Case dari sistem. Sebagian
besar penggunaannya meliputi pemodelan hubungan pada sistem, subsistem,
class, atau memodelkan kebutuhan tingkah laku dari elemen-element
tersebut.
Use
Case
Diagram
penting
untuk
menggambarkan,
menspesifikasikan, dan mendokumentasikan tingkah laku dari elemen
(Munawar, 2005).
Berikut adalah notasi yang ada pada Use Case Diagram:
Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram
Simbol
nama use case
Deskripsi
fungsionalitas
yang
disediakan
sistem sebagai unit-unit yang saling
bertukar pesan antar unit atau actor.
44
orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat diluar sistem
informasi yang akan dibuat itu
sendiri.
nama actor
Asosiasi
komunikasi antar actor.
<<extend>>
use case yang ditambahkan dan
dapat berdiri sendiri.
<<include>>
use case yang ditambahkan dan
memerlukan use case ini untuk
menjalankan fungsinya.
(Sumber: Sugiarti, 2013)
Sistem Informasi
Inventori
include
Login
Logout
Manajemen User
Manajemen Perangkat Masuk
Service Delivery
Manajemen Booking
Admin Inventori
Manajemen Pick Up
Service
Assurance
Manajemen Pengiriman
Manajer Inventori
Manajemen Return
Mover
Manajemen Laporan
Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram pada Sistem Informasi Inventori
45
Pada Gambar 2.3 merupakan contoh Use Case Diagram pada sistem
informasi inventori yang menjelaskan 5 (lima) actor yang dapat melakukan
berbagai aksi yang ada dalam sistem yang akan diusulkan. Service Delivery
dapat melakukan aksi Login, Manajemen Booking, Manajemen Pick up,
Manajemen Pengiriman. Service Assurance dapat melakukan aksi Login, dan
Manajemen Return. Mover dapat melakukan aksi Manajemen Pengiriman.
Admin Inventori dapat melakukan keseluruhan aksi, dan Manajer dapat
melakukan aksi Login dan Manajemen Laporan.
2.
Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram aliran yang memperlihatkan aliran control
dari suatu aktivitas ke aktivitas yang lain. Aktivitas adalah suatu eksekusi
non-atomic pada mesin status (state). Secara grafik, activity diagram adalah
sekumpulan verteks dan garis.
Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram:
Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram
Simbol
Deskripsi
status awal
diagram
ketika
mengawali
fork digunakan ketika berbagai
aktivitas terjadi bersamaan
aksi dalam kegiatan sistem
46
keputusan
digunakan
untuk
menunjukan
suatu
kegiatan
memenuhi kondisi tertentu
status akhir
diagram
ketika
mengakhiri
(Sumber: Sugiarti, 2013)
Admin
login
Sistem
tampilkan
halaman admin
pilih daftar
booking
pilih status
approve
tampilkan form
pengeluaran perangkat
input data pengeluaran
perangkat
pilih "pick up"
simpan data
logout
tampilkan
detail booking
Gambar 2.4 Contoh Activity diagram pada Sistem Informasi Inventori
Pada Gambar 2.4 merupakan contoh activity diagram pada sistem informasi
inventori dalam aktivitas pick up. Aktifitas dimulai setelah Admin melakukan
login kemudian memilih status approval pada dagtar booking. Kemudian
sistem akan menampilkan form pengeluaran perangkat. Admin harus
melakukan input data pengeluaran perangkat dan memilih pick up. Setelah
sistem menyimpan data pengeluaran perangkat, sistem akan menampilkan
detail booking dan status approval berubah menjadi pick up.
47
3.
Sequence Diagram
Sequence diagram adalah diagram interaksi yang menekankan urutan waktu
dalam pengiriman pesan. Sequence diagram menunjukan interaksi objek
dengan waktu yang direpresentasikan dalam grafik dua dimensi. Sequence
diagram di gunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario.
Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang
di letakkan di antara objek-objek ini di dalam Use Case. Komponen utama
Sequence diagram terdiri atas objek yang di tuliskan dengan kotak segi empat
bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang di
tunjukkan dengan progress vertical (Munawar, 2005).
Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram:
Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram
Simbol
Keterangan
Object
Object1
sd Data Mo...
Boundary
Boundary
sd Data Mo...
Control
Control
sd Data Mo...
Entity
Entity
48
Actor
Actor1
Lifeline
Message
Message1
Message return
Message2
Activation
(Sumber: Wahono, 2011)
Gambar 2.5 Contoh Sequence Diagram pada Sistem Informasi Inventori
Pada Gambar 2.5 merupakan contoh sequence diagram pada sistem informasi
inventori dalam proses Login. Pertama user melakukan input username dan
password pada form login. Form login akan mengecek data user pada
49
database user. Jika username dan password benar maka user dapat masuk ke
halaman user, namun jika salah, maka user harus menginput
kembali
username dan password.
4.
Class diagram
Class diagram adalah diagram yang memperlihatkan kumpulan class,
interface, dan kolaborasi serta hubungan antara keduanya. Secara grafik,
class diagram terdiri dari sekumpulan verteks dan garis. Class diagram
digunakan untuk memodelkan tampilan rancangan statis dari sistem.
Tampilan ini mendukung kebutuhan fungsional dari sistem, layanan yang
harus disediakan sistem kepada penggunanya. Class dalam notasi UML di
gambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar di awal
kalimatnya dan di letakkan diatas kotak. Bila class mempunyai nama yang
terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih, maka semua suku kata di gabungkan
tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar.
Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas
nilai yang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin
mempunyai nol atau lebih attribute (Munawar, 2005). Operation adalah
sesuatu yang bisa di lakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class
yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah
keterangan tentang apa yang akan di lakukan class yaitu apa yang akan di
capai oleh attribute dan operation (Munawar, 2005).
Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram:
50
Tabel 2.4 Notasi Class Diagram
Simbol
Class
1
Keterangan
Class
1
2
1. Class name
3
2. Attributes
3. Behaviours
Association, sebuah relasi
paling umum antara 2 class
dan dilambangkan oleh sebuah
garis yang menghubungkan
antara 2 class
Generalization,
Mengindikasikan
bahwa
sebuah class adalah sub class
lebih spesifik terhadap super
class nya. Semua sub class
akan memiliki apa yang
dimiliki super class tapi tidak
sebaliknya.
Agregation, mengindikasikan
bahwa suatu class merupakan
bagian dari class yang lain
namun bersifat tidak wajib,
suatu class yang menjadi
bagian dari kelas yang lain
tidak akan dihapus meskipun
class
yang
memilikinya
dihapus.
(Sumber: Munawar, 2005)
*
51
Gambar 2.6 Contoh Class Diagram pada Sistem Informasi Inventori
Pada Gambar 2.6 merupakan contoh class diagram pada sistem informasi
inventori dalam proses pengiriman. Setiap class memiliki primary key, dan
attribute. Pada class Pengiriman memiliki multiplicity terhadap class
Regional yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, terhadap class
Penerima yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, dan terhadap class
Mover yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak.
2.7
Supply Chain Management (SCM)
2.7.1
Pengertian Supply Chain Management (SCM)
Managemen rantai pasok atau lebih dikenal Supply Chain Management
(SCM) adalah integrasi proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok yang
memberikan produk, jasa, informasi, dan bahkan peningkatan nilai untuk
konsumen dan karyawan (Lee dan Whang, didalam Anatan L., 2008). Melalui
SCM, perusahaan dapat membangun kerjasama melalui penciptaan jaringan kerja
52
yang terkoordinasi dalam penyediaan barang maupun jasa bagi konsumen secara
efisien (D‟Amours et al., didalam Anatan L., 2008).
Menurut Nugroho (2005) Supply chain management (SCM) adalah
kegiatan yang melibatkan koordinasi pengelolaan bahan baku/material, informasi
bisnis dan arus keuangan dalam hubungan bisnis antar organisasi/perusahaan yang
berpartisipasi. SCM diartikan juga sebagai seluruh jenis kegiatan pengolahan
komoditas dasar hingga penjualan produk akhir kepada konsumen untuk
kemudian dilakukan proses daur ulang bagi produk yang sudah dipakai, sehingga
SCM disini bersifat siklus yang berjalan terus-menerus seiring dengan proses
bisnis suatu perusahaan.
2.7.2
Komponen Supply Chain Management (SCM)
Menurut Nugroho (2005) dalam SCM terdapat tiga komponen utama yang
mendukung berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut:
1.
Upstream Supply Chain
Bagian upstream supply chain merupakan keseluruhan kegiatan perusahaan
manufaktur dengan pendistribusiannya (manufaktur, assembler, atau keduaduanya) dan hubunganantara manufaktur, assembler, atau kedua-duanya
dengan distributor (second-trier). Hubungan para distributor dapat diperluas
menjadi kepada beberapa tingkatan, semua jalur dari asal bahan
baku/material. Kegiatan utama dalam upstream supply chain adalah
pengadaan barang.
2.
Internal Supply Chain Management
53
Bagian internal supply chain management merupakan keseluruhan proses
pengiriman barang ke gudang penyimpanan yang kemudian akan digunakan
untuk transformasi proses bisnis masukan bahan baku dari para distributor ke
dalam hasil keluaran perusahaan tersebut. Kegiatan utama dalam internal
supply chain management adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan
pengendalian persediaan.
3.
Downstream Supply Chain Segment
Bagian downstream supply chain segment merupakan keseluruhan kegiatan
yang melibatkan pengiriman produk kepada konsumen akhir. Kegiatan utama
dalam downstream supply chain segment adalah distribusi, pergudangan,
transportasi, dan layanan purna jual.
2.7.3
Fungsi Supply Chain Management (SCM)
Kegiatan SCM ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk
mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan
dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana
korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus
mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal
distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain
yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi
kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner
SCM menuju ke pembuatan konsep SCM.
54
Tujuan dari SCM ialah meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi diantara
rekanan
SCM,
dan
meningkatkan
inventaris
dalam
kejelasannya
dan
meningkatkan percepatan inventori. Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa
dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan
SCM. Beberapa model telah diajukan untuk memahami kegiatan yang dibutuhkan
untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR
adalah model SCM yang dipromosikan oleh Majelis SCM. Model lain ialah SCM
yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Kegiatan SCM bisa
dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.
1.
Strategis
g.
Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran
gudang, pusat distribusi dan fasilitas.
h.
Rekanan strategis dengan penyedia barang/jasa suplai, distributor, dan
konsumen, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting
dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan
langsung dan logistik orang ketiga.
i.
Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa
diintregasikan secara optimal ke SCM,manajemen muatan.
j.
Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli.
k.
Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan
strategi pasokan/suplai.
2.
Taktis
a. Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya.
55
b. Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi,
dan kualitas dari inventori.
c. Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi,
penjadwalan, dan definisi proses perencanaan.
d. Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan.
e. Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi
melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh
perusahaan.
f. Gaji berdasarkan pencapaian.
3.
Operasional
a. Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di
SCM.
b. Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di SCM.
c. Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi
permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua
penyedia barang/jasa.
2.7.4
Proses Bisnis Supply chain management (SCM)
Menurut Lambert dan Stock (didalam Rouli, 2008) pengelolaan rantai
pasok yang sukses membutuhkan sistem yang terintegrasi. Masing-masing unit
dalam rantai pasok menjadi satu kesatuan, tidak berdiri sendiri-sendiri
sebagaimana halnya dengan rantai pasok tradisional. Kegiatan operasi pada rantai
pasok
membutuhkan
aliran
informasi
yang
berkesinambungan
untuk
56
menghasilkan produk yang baik pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Dalam hal ini konsumen menjadi fokus dalam setiap operasi yang
dilakukan. Dalam rantai pasok yang terintegrasi terdapat proses-proses berikut:
1.
Customer Relationship Management
Merupakan pengelolaan hubungan baik dengan konsumen, dimulai dengan
mengidentifikasi siapa konsumen kita, apa kebutuhannya, seperti apa
spesifikasi yang dikehendaki oleh konsumen. Dengan demikian, secara
periodik dapat dilakukan evaluasi sejauh mana tingkat kepuasan konsumen
telah terpenuhi.
2.
Customer Services Management
Berfungsi sebagai pusat informasi bagi konsumen, menyediakan informasi
yang dibutuhkan secara real time mengenai jadwal pengiriman, ketersediaan
produk, keberadaan produk, harga dan lain sebagianya. Termasuk pula di
dalamnya pelayanan purna jual yang dapat melayani konsumen secara efisien
untuk penggunaan produk dan aplikasi lainnya.
3.
Demand Management
Manajemen
permintaan
(demand
management)
berfungsi
untuk
menyeimbangkan kebutuhan konsumen dengan kapasitas perusahaan yang
menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan. Didalamnya termasuk
menentukan
apa
yang
menjadi
kebutuhan
konsumen
dan
kapan
dibutuhkannya. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan point
of sale dan data konsumen untuk mengurangi ketidakpastian serta
meningkatkan efisiensi aliran barang dalam rantai pasok. Kebutuhan
57
pemasaran dan rencana produksi harus dikoordinasikan, kebutuhan konsumen
dan kapasitas produksi harus diselaraskan agar persediaan secara global dapat
dikelola dengan baik.
4.
Customer Order Fulfillment
Proses pemenuhan permintaan konsumen tepat waktu, bahkan lebih cepat dari
yang disepakati dengan biaya pemenuhan yang seminimal mungkin,
memerlukan koordinasi yang baik dari setiap anggota rantai pasok. Tujuan
utamanya adalah menciptakan satu proses pemenuhan permintaan dengan
lancar mulai dari pemasok bahan baku sampai konsumen akhir.
5.
Manufacturing Flow Management
Proses produksi diupayakan sedemikian rupa agar secepat mungkin dapat
menyediakan produk yang diperlukan dengan tingkat persediaan yang
minimal. Untuk itu diperlukan persiapan yang memadai dan kesesuaian
permintaan dengan kapasitas produksi. Termasuk persiapan proses produksi
adalah ketersediaan bahan baku yang terjamin sehingga kelancaran proses
produksi dapat dipertahankan. Untuk itu perlu dijalin hubungan yang baik
dengan pemasok-pemasok terkait.
6.
Product Development and Commercialization
Dimulai dengan evaluasi kebutuhan konsumen dan keluhan-keluhan yang ada
dari produk yang telah ada. Pengembangan produk baru memerlukan
kerjasama yang baik dengan para pemasok untuk menjamin ketersediaan
bahan baku yang diperlukan. Selain itu, perlu dipersiapkan pula teknologi
dalam bidang produksi yang dapat menunjang pengembangan produk ini.
58
7.
Returns
Pengelolaan produk kembalian merupakan proses yang penting dan dapat
dijadikan sebagai salah satu keunggulan daya saing perusahaan. Kinerja
pengelolaan produk kembalian bisa diukur dengan parameter ”Return to
Available”, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengganti produk kembalian
menjadi produk yang dapat digunakan kembali.
2.8
Konsep Dasar Inventori
2.8.1
Pengertian Inventori
Menurut Bahagia (2006) inventori adalah suatu sumber daya menganggur
(idle resource) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut. Yang
dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti
dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti yang dijumpai pada
sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti yang dijumpai pada sistem
rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya.
Menurut Ristono (2009) inventori adalah bahan-bahan, atau bagian yang
disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk
proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk
memebuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Persediaan
atau inventori dapat memiliki berbagai fungsi penting yang menambah
fleksibilitas dari operasi suatu organisasi. Dengan adanya inventori dapat
mempermudah dan melancarkan jalannya suatu proses bisnis. Inventori adalah
persediaan barang yang digunakan dalam suatu organisasi. Sebuah sistem
59
inventori adalah kumpulan dari kebijakan-kebijakan dan control dari tiap-tiap
tingkatan persediaan barang dan menentukan tingkatan mana yang harus
dipelihara dan berapa besar jumlah barang yang harus disimpan. Pengertian lain
dari
inventori adalah sejumlah barang atau bahan-bahan dalam kendali
perusahaan yang disimpan untuk beberapa waktu tertentu, menunggu sampai saat
digunakan, dijual, atau di berikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa inventori adalah bahan-bahan, bagian yang
disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam sebuah
perusahaan untuk proses produksi, atau barang-barang jadi yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpan
dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam
keadaan siap pakai dan dicatat.
2.8.2
Bentuk dan Jenis Inventori
Dalam inventori dalam suatu sistem manufaktur, dapat ditemui sedikitnya
3 (tiga) bentuk sesuai keberadaannya (Bahagia, 2006), yaitu:
1.
Bahan Baku (raw material)
Merupakan masukan awal proses transformasi produksi yang selanjutnya
akan diolah menjadi produk jadi. Ketersediaan bahan baku akan sangat
menentukan kelancaran proses produksi sehingga perlu dikelola secara
seksama. Inventori jenis ini didatangkan dari luar sistem dan keberadaannya
secara fisik biasanya disimpan digudang penerimaan (receiving storage).
2.
Barang setengah jadi (work in process)
60
Merupakan bentuk peralihan dari bahan baku menjadi produk jadi. Dalam
sistem manufaktur yang bersifat pesanan (job order), adanya inventori barang
setengah jadi biasanya tidak dapat dihindari sebab proses transformasi
produksinya memerlukan waktu cukup lama. Sementara dalam sistem
manufaktur yang bersifat produksi massa, adanya inventori barang setengah
jadi dapat terjadi karena karakteristik prosesnya yang memang demikian
(msial industri semen dan industri pupuk) atau terjadi karena lintasan
produksinya yang tidak seimbang.
3.
Barang Jadi (finished good)
Merupakan hasil akhir proses transformasi produksi yang siap dipasarkan
kepada pemakai. Sebelum diangkat kepada pemakai yang membutuhkan,
barang jadi ini disimpan di gudang barang jadi.
Berdasarkan jenis inventori yang ada, inventori yang ada pada PT. Indosat
Tbk. adalah barang jadi. PT. Indosat Tbk. bergerak dalam penyediaan layanan
komunikasi. Perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk pemasangan jaringan
komunikasi di pelanggan, terlebih dahulu dibeli ke vendor dan disimpan di
gudang barang jadi milik PT. Indosat Tbk.
Diluar sistem manufaktur, inventori dalam bentuk barang jadi (finished
good) akan bergerak dari gudang pabrik menuju pemakai melalui serangkaian
saluran dan fasilitas distribusi. Gambar 2.7 merupakan salah satu contoh sistem
inventori diluar sistem manufaktur yang merepresentasikan aliran barang jadi
dimulai dari gudang barang jadi (factory warehouse), gudang distribusi
(distribution warehouse), dan pengecer (rerailer) sampai dengan pemakai (user).
61
Adanya berbagai pihak yang mengelola dan terkait dengan aliran barang dari
pabrik kepada konsumen akan membentuk suatu sistem yang dikenal dengan
sistem rantai pasokan (supply chain management).
Gambar 2.7 Inventori Di Luar Sistem Manufaktur
(Sumber: Bahagia, 2006)
2.8.3
Fungsi Inventori
Inventori diperlukan karena adanya berbagai hal, menurut Buchan dan
Koenigsberg (dalam Bahagia, 2006) mengidentifikasikan 3 (tiga) jenis motif,
yaitu motif transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary
motive), dan motif berspekulasi (speculative motive), penjelasan dari tersebut
sebagai berikut:
1.
Motif Transaksi
62
Motif transaksi merupakan motif utama mengapa keberadaan inventori
diperlukan, yaitu motif untuk menjamin pemenuhan permintaan barang. Oleh
sebab itu ada atau tidaknya barang merupakan indikator utama dari dipenuhi
atau tidaknya motif ini. Besar minimum inventori yang diperlukan untuk
menjamin kelancaran proses kelancaran proses pemenuhan permintaan
pemakai disebut sebagai inventori/stok operasi. Besarnya stok operasi ini
pada prinsipnya tergantung pada besarnya waktu ancang-ancang dan
banyaknya kebutuhan barang per satuan waktu. Dengan perkataan lain, besar
stok operasi ini adalah minimal sebesar kebutuhan barang selama waktu
ancang-ancang nya.
2.
Motif Berjaga-jaga
Motif untuk berjaga-jaga timbul bila terjadi adanya ketidakpastian baik
ketidakpastian dari sisi pemakai barang (user). Besarnya inventori yang
ditujukan untuk meredam ketidakpastian ini disebut sebagai inventori
pengaman. Ada dua jenis inventori pengaman, yaitu cadangan pengaman
(safety stock), bila ketidakpastian tersebut datangnya dari pemakai, dan
cadangan penyangga (buffer stock), bila ketidakpastian tersebut berasal dari
pemasok. Dengan demikian, semakin besar ketidakpastian maka akan
semakin besar pula inventori pengaman.
3.
Motif Berspekulasi
Berlainan dengan kedua motif diatas, pada motif ini keberadaan inventori
timbul karena adanya keinginan untuk melakukan spekulasi dengan tujuan
mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari kenaikan harga barang di
63
masa mendatang. Faktor spekulasi ini biasanya terjadi pada barang-barang
yang langka dipasaran atau barang-barang yang dipasarkan dengan sistem
monopolitik.
2.8.4
Sistem Informasi Inventori
Menurut Susanto (2010), sistem informasi inventori adalah suatu sistem
untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan mengenai
persediaan barang, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan
informasi kepada pemakai.
Selain itu, definisi lain sistem informasi inventori (Bahagia, 2006) adalah
sistem informasi yang mengelola data transaksi dan persediaan dalam gudang.
Perusahaan yang bergerak dibidang produksi umumnya memerlukan sistem
inventori. Sistem inventori pada umumnya terdiri dari pembelian, penerimaan,
penyimpanan, pemesanan, pengambilan, pengiriman, dan pengembalian barang.
Sistem ini harus dapat memberikan informasi inventori secara cepat dan akurat,
selain itu sistem diharapkan dapat mempermudah kerja user. Menurut Bahagia
(2006) sistem inventori komponen dilihat dari 2 (dua) aspek, yaitu aspek
struktural dan aspek fungsional.
64
Gambar 2.8 Contoh Siklus Inventori pada PT. Indosat Tbk.
Pada gambar 2.8 menjelaskan mengenai proses inventori pada PT. Indosat
Tbk. Perangkat yang telah dibeli, akan diterima dan di input ke dalam sistem.
Setelah data perangkat di input, perangkat disimpan dalam gudang. Perangkat
yang akan diambil untuk aktivasi pelanggan, harus di booking terlebih dahulu.
Kemudian perangkat dapat di pick up untuk pelanggan yang lokasinya area
Jakarta atau dapat dilakukan pengiriman untuk area luar Jakarta. Perangkat yang
sudah tidak terpakai/rusak dapat dikembalikan (return) dan data perangkat
tersebut di input kembali ke dalam sistem oleh admin inventori.
2.8.4.1 Aspek Struktural Sistem Inventori
Ditinjau dari aspek struktural, sistem ivnentori memiliki 3 (tiga) komponen
dasar, yaitu pengelola (management), pemasok (supplier), dan pemakai (user).
Pengelola adalah penentu kebijakan yang memiliki perangkat berupa gudang
untuk menyimpan barang dan fasilitas pelayanan untuk memberikan pelayanan
kepada pemakai. Kedua perangkat tersebut sepenuhnya berada dibawah kendali
65
pihak pengelola. Pemasok adalah penyedia barang untuk memenuhi keperluan
pengelola dan bekerja berdasarkan pesanan dari pengelola, sedangkan pemakai
adalah komponen yang memerlukan barang.
Pemasok dan pemakai adalah komponen sistem inventori yang biasanya
berada di luar kendali pengelola meskipun pada kenyataannya dapat dipengaruhi
oleh pihak pengelola. Bentuk keterkaitan dan hubungan interaksi yang terjadi
antara ketiga komponen dasar ini akan menentukan jenis dan intensitas
permasalahan serta kinerja sistem inventori. Berdasarkan ketiga komponen ini
sistem inventori dapat dibedakan atas sistem inventori tunggal (single inventory
system), dan sistem inventori berjenjang (multiechelon inventory system).
1.
Sistem Inventori Tunggal
Sistem inventori tunggal dirincikan dengan terdapatnya hanya satu pengelola
(satu gudang dan satu fasilitas pelayanan), satu atau beberapa pemasok, dan
satu atau beberapa pemakai seperti direpresentasikan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Contoh Sistem Inventori Tunggal
(Sumber: Bahagia, 2006)
66
Pada gambar 2.9 merupakan contoh sistem inventori tunggal. Sistem
sebanyak ini banyak dijumpai misalnya pada sistem inventori bahan baku di
pabrik, sistem inventori obat-obatan di apotek, sistem inventori bahan
makanan di pasar swalayan, dan sebagainya. Sistem inventori tunggal
merupakan sistem inventori yang paling sederhana, walaupun demikian
ditinjau dari teori inventori mempunyai arti yang sangat penting. Hal ini
disebabkan penguasaan pengetahuan terhadap sistem inventori tunggal ini
merupakan modal dasar utama untuk dapat memahami sistem inventori yang
lebih kompleks (sistem inventori berjenjang).
2.
Sistem Inventori Berjenjang
Sistem inventori berjenjang
terdiri atas beberapa gudang dan fasilitas
pelayanan, beberapa pemasok, dan beberapa pemakai dengan suatu tatanan dan
mekanisme interaksi tertentu. Sesuai dengan keterkaitan antara suatu fasilitas
pelayanan dengan fasilitas pelayanan yang lain, maka sistem ini dapat dibedakan
atas beberapa bentuk sebagai berikut:
a.
Sistem seri (serial system), terdiri atas beberapa buah fasilitas
pelayanan dimana setiap fasilitas pelayanan mempunyai satu pemasok
(successor) dan satu pemakai (predecessor). Dalam sistem ini
pemasok berperan ganda, yaitu disatu sisi berlaku sebagai pemasok
barang bagi struktur dibawahnya, tetapi disisi lain sekaligus berfungsi
pula sebagai pemakai dari struktur diatas nya. Sistem semacam ini
dapat dijumpai misalnya pada sistem inventori barang setengah jadi di
suatu lini produksi. Salah satu permasalahan yang timbul menentukan
67
besarnya inventori cadangan antar tahap (buffer stage inventory) agar
proses produksi berjalan lancar.
b.
Sistem Memusat
Sistem memusat terdiri dari beberapa fasilitas pelayanan dimana
setiap fasilitas pelayanan hanya memiliki satu pemakai (successor),
tetapi dapat memiliki beberapa pemasok (predecessor. Sistem
semacam ini dapat dijumpai pada pabrik perakitan atau sistem
pasokan dari pedagang eceran misalnya.
c.
Sistem Memencar (arborescent system)
Sistem memencar terdiri atas beberapa fasilitas pelayanan dimana
setiap
fasilitas
pelayanan
hanya
mempunyai
satu
pemasok
(predecessor), tetapi dapat memiliki beberapa pemakai (successor).
Sistem inventori semacam ini sering dijumpai pada sistem distribusi
barang dari produsen ke konsumen.
d.
Sistem Campuran
Sistem Campuran terdiri dari beberapa fasilitas pelayanan menurut
tatanan yang tidak beraturan. Sistem ini bisa merupakan campuran
dari ketiga bentuk diatas.
Menurut aspek struktural, sistem informasi inventori yang ada pada PT.
Indosat Tbk. menggunakan sistem inventori berjenjang memusat. PT. Indosat
Tbk. memiliki beberapa pemasok dan beberapa gudang.
68
2.8.4.2 Aspek Fungsional Sistem Inventori
Aspek fungsional sistem inventori sangat erat kaitannya dengan kegiatan
operasi rutin dalam penyelenggaraan sistem inventori, disini akan terjadi interaksi
antara ketiga komponen dasar dalam sistem inventori (pengelola, pemasok, dan
pemakai). Interaksi ini akan tercermin antara lain pada sistem mekanisme dan
prosedur pengadaan serta pemenuhan barang, yang disebut dengan siklus
inventori (inventory cycle) seperti direpresentasikan pada gambar 2.10.
Gambar 2.10 Siklus Inventori
(Sumber: Bahagia, 2006)
69
Secara umum siklus ini terdiri atas 4 (empat) kegiatan, yaitu perencanaan
kebutuhan, program pengadaan, penyimpanan dan pemakaian barang, dan tiga
transaksi, yaitu transaksi pembelian barang (kontrak), transaksi penerimaan
barang, dan transaksi pengeluaran barang.
2.8.5
Pengendalian Persediaan (inventory control)
2.8.5.1 Konsep dan Pengertian Pengendalian Persediaan
Menurut Midjan dan Susanto (2000) pengendalian persediaan adalah
semua metode atau tindakan yang dilaksanakan untuk mengamankan persediaan
sejak dari kedatangan, menerima, menyimpan dan menyeluarkannya, baik fisik
maupun kualitas dan pencapaiannya terutama penentuan dan pengatuan jumlah
persediaan. Menurut Assauri (2008) pengendalian persediaan merupakan suatu
kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan part, bahan
baku dan barang jadi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancara proses
produksi penjualan dan kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan lebih
efektif dan efisien.
Suatu persediaan menimbulkan sebuah persoalan ialah bagaimana cara
mengatur persediaan sehingga setiap kali terjadi proses permintaan, permintaan
tersebut dapat segera terpenuhi atau diproses, dengan biaya persediaan sekecil
mungkin. Persoalan tersebut dapat diatasi dengan persediaan yang cukup banyak,
yang dapat memenuhi semua pesanan atau permintaan, akan tetapi biaya untuk
menyimpan barang tersebut menjadi mahal.
70
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menyelsaikan persoalan yang terjadi
pada saat proses persediaan, perlu dilakukan suatu pengendalian persediaan yang
dapat menindak semua proses yang terjadi untuk mencapai suatu tujuan
pengaturan dari persediaan tersebut.
2.8.5.2 Tujuan Pengendalian Persediaan
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan
tertentu sudah pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dari pengendalian
persediaan menurut Assuari (2008) secara terinci dapat dinyatakan sebagai
berikut:
1.
Menjaga jangan sampai
perusahaan kehabisan persediaan sehingga
mengakibatkan terhentinya suatu proses bisnis.
2.
Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar
atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak
terlalu besar.
3.
Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
memperbesar biaya pemesesanan.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian
persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari bahanbahan barang yang tersedia pada waktu dibutuhkan dan biaya-biaya yang
minimum untuk keuntungan atau kepentingan dari perusahaan atau organisasi.
Pengendalian persediaan menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang
71
optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya persediaan adalah
seminimal.
Perencanaan
inventori
berhubungan
dengan
penentuan
komposisi
inventori, penentuan waktu atau penjadwalan, serta lokasi untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Pengendalian inventori meliputi pengendalian kuantitas
dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik inventori.
Untuk itu perlu dilakukan evaluasi apakah sistem inventori kemenparekraf
sudah sesuai dengan yang diharapkan.
2.8.5.3 Penentuan Kebutuhan Riil
Menurut Bahagia (2006) kebutuhan riil (KR) adalah jumlah barang yang
harus dibeli selama horison perencanaan dalam rangka memenuhi permintaan
pemakai, bukan barang yang diminta oleh pemakai. Dalam metode Perencanaan
Kebutuhan Material (Material Requirement Planning), kebutuhan riil ini disebut
pula dengan kebutuhan bersih (net requeirement), sedangkan rencana kebutuhan
(RK) disebut pula sebagai kebutuhan kotor (gross demand). Penentuan KR
memerlukan informasi tentang RK, status inventori yang ada di gudang (IOH =
Inventory On Hand), jumlah barang yang masih ada dalam pesanan (IOO =
Inventory On Order), jumlah barang yang dikehendaki pada akhir horizon
perencanaan (IOE = Expected Inventory) dan waktu ancang-ancang (L = Lead
Time) dari pemasok. Besarnya kebutuhan riil dapat dinyatakan sbb:
KR = RK – IOH – IOO +IOE
Keterangan:
72
KR
= Kebutuhan Riil
RK
= Rencana Kebutuhan
IOH
= Inventory On Hand
IOO
= Inventory On Order
IOE
= Expected Inventory
2.9
Basis Data
Dalam subbab ini, menjelaskan tentang basis data yang mencakup
pengertian basis data, pemanfaatan basis data, komponen dalam sistem
manajemen basis data, dan Database Management System (DBMS).
2.9.1
Pengertian Basis Data
Basis data (database) adalah pendefinisian dan pengendalian penyimpanan
data secara formal dan memusat yang ditujukan untuk digunakan dalam berbagai
aplikasi (Kendall dan Kendall, 2011). Basis data adalah kumpulan elemen data
yang saling berhubungan dan terintegrasi, data yang disimpan dalam basis data
dapat digunakan didalam sebuah program aplikasi dan dapat digunakan dalam alat
tertentu (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 173).
Menurut Marlinda (2004) basis data adalah suatu susunan/kumpulan data
operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola
dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu
menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang
diperlukan pemakainya.
73
Sedangkan menurut Yakub (2008) basis data merupakan koleksi dari data
yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data tersebut mudah
disimpan dan dimanipulasi.
Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data
adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu,
pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu.
Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai
berikut (Simarmata et al., 2006):
1.
Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau
melakukan perubahan/ manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali
data tersebut dengan cepat dan mudah.
2.
Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk
mengurangi jumlah redudansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan
penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam
bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
3.
Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan
penerapan aturan/ batasan tipe data, domain data, keunikan data dan
sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk
menentukan keakuratan pemasukan atau penyimpanan data.
4.
Ketersediaan (Availability)
74
Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu
akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang
sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk
dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan
memindahkannya ke media penyimpanan.
5.
Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap
kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data,
struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi
kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya
menambah record-record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur
dalam basis data.
6.
Keamanan (Security)
Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh
menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh
dilakukan.
7.
Kebersamaan pemakai
Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja
atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem
(aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi
kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/ menghindari terhadap munculnya
persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh
banyak pemakai pada saat bersamaan).
75
2.9.2
Pengertian Sistem Basis Data
Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file atau
tabel yang saling berhubungan dan memungkinkan beberapa pemakai mengakses
dan memanipulasinya (Yakub, 2008). Sistem basis data juga merupakan suatu
sistem yang menyusun dan mengelola data organisasi perusahaan, sehingga
menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemakai. Istilah sistem basis data
tentu saja berbeda dengan istilah basis data, sistem basis data merupakan lingkup
yang lebih luas dari pada basis data.
Sedangkan menurut Marlinda (2004) sistem basis data adalah suatu sistem
menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk menyimpan atau
merekam
serta
memelihara
data
operasional
lengkap
sebuah
organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal
yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.
2.9.3
Komponen Dasar Sistem Basis Data
Terdapat empat komponen dasar dalam sistem basis data: hardware,
software, data, dan pemakai (user) (Marlinda, 2004).
1.
Hardware (perangkat keras)
Perangkat keras dibutuhkan untuk menjalankan DBMS. Perangkat keras
dapat menjangkau dari mulai single personal computer, single mainframe
sampai komputer yang terhubung kepada jaringan.
2.
Software (perangkat lunak)
76
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri
dan program-program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk
perangkat lunak jaringan jika DBMS tersebut menggunakan jaringan.
3.
Data
Data mungkin merupakan komponen terpenting dalam ruang lingkup DBMS,
terutama dari sudut pandang end-users. Data didalam sebuah sistem basis
data dapat disimpan secara terintegrasi dan data dapat dipakai secara
bersama-sama (shared).
4.
Pemakai (user)
Pemakai basis data dibagi atas tiga klasifikasi, yaitu:
a.
Database Administrator, orang atau tim yang bertugas mengelola
sistem basis data secara keseluruhan. Tugas dari database administrator
adalah mengontrol DBMS dan software, memonitor siapa saja yang
mengakses basis data, mengatur pemakaian basis data, dan memeriksa
keamanan, integritas, recovery atau back-up, dan concurency.
b.
Programmer, orang atau tim yang bertugas membuat program aplikasi.
c.
End user, orang yang mengakses basis data melalui terminal dengan
menggunakan query language atau program aplikasi yang dibuat oleh
programmer.
2.9.4
Database Management System (DBMS)
Untuk mengelola database diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut
DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem
77
perangkat lunak yang memungkinkan user (pengguna) untuk membuat,
memelihara, mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan efisien
DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai
yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003). Sedangkan
menurut Marlinda (2004) DBMS adalah kumpulan file yang saling berkaitan dan
program untuk pengelolanya.
2.9.4.1 Bahasa-bahasa yang Terdapat di dalam DBMS
Bahasa yang terdapat di dalam DBMS yaitu:
1.
Data Definition Language (DDL)
DDL adalah pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi
yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus. Hasil kompilasi perintah
DDL adalah satu set tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut data
dictionary/directory.
2.
Data Manipulation Language (DML)
DML adalah bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau
memanipulasi data sebagai model data yang tepat.
3.
Query
Query adalah pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi.
Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi
disebut query language.
78
2.9.4.2 Keunggulan DBMS
DBMS memiliki beberapa keunggulan yang di antaranya sebagai berikut
(Marlinda, 2004):
1.
Mengendalikan/ mengurangi duplikasi data.
2.
Menjaga konsistensi dan integritas data.
3.
Memudahkan pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang sama
disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan menjadi
satu.
4.
Meningkatkan keamanan data dari orang yang tak berwenang.
5.
Memaksakan penerapan standar.
6.
Dapat menghemat biaya karena data dapat dipakai oleh banyak departemen.
7.
Meningkatkan tingkat respon dan kemudahan akses bagi pemakai akhir.
2.9.4.3 Kelemahan DBMS
DBMS memiliki beberapa kelemahan yang di antaranya sebagai berikut:
1.
Rata-rata DBMS yang handal sangat mahal.
2.
Kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus
benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh
manfaat yang optimal. Kegagalan memahami DBMS dapat mengakibatkan
keputusan rancangan yang salah, yang akan memberikan dampak serius bagi
organisasi.
3.
Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan oleh DBMS sangat besar dan
memerlukan memori yang besar agar bisa bekerja secara efisien.
79
4.
Terkadang DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi
tertentu sehingga diperlukan biaya tambahan. Kinerjanya terkadang kalah
dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini bisa dipahami karena DBMS
ditulis supaya dapat menangani hal-hal yang bersifat umum.
2.9.5
Optimalisasi Basis Data
Optimalisasi basis data bertujuan untuk meminimaliasi terjadinya
redudansi sehingga dapat optimalisasi ruang penyimpanan, menghindari
terjadinya penurunan performansi, pesan kesalahan, atau bahkan hasil laporan
yang tidak sesuai. Metode yang dapat digunakan untuk optimalisasi basis data
adalah Relational Database Management System (RDBMS).
2.9.5.1 Relational Database Management System (RDBMS)
Menurut Jogiyanto (2008) RDBMS adalah database yang didasarkan pada
hubungan antara data-data yang dikandungnya. Database disimpan dalam tabel
dan tabel mengandung data yang berhubungan atau entity, contohnya yaitu orang,
produk, pesanan, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah menjaga tabel tetap
kecil dan dapat dikelola serta entity-entity yang terpisah disimpan di dalam tabeltabel yang tersendiri. Jadi RDBMS secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
sistem dimana data dilihat oleh penggunanya hanya sebagai tabel dan operator
yang digunakan oleh pengguna, contohnya Pick up diambil dari tabel FE yang
mempunyai entitas berupa id_fe, nama_fe, email_fe, dan no_hp, penjelasan lebih
lanjut dapat dilihat pada 2.11
80
Selain itu. menurut Dennis et al., (2005: 343) apabila terjadi problem
domain object dalam class diagram ke format RDBMS ada delapan tahapan,
yaitu:
1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel RDBMS.
Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass
langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS.
2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel.
3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program.
4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan
kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu,
menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk
kedua sisi yang berhubungan.
5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari tabel
yang asli ke tabel yang baru.
6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif
baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan
primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang
baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel.
7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy
primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada
tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat
menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign
key ke tabel multi-valued.
81
8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass
sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan
asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. Jika
superclass konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri, maka
multiplicity dari superclass ke subclass adalah 0..*, jika tidak konkret
hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR) harus
ditambahkan kedalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap
superclass. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut
superclass ke semua subclass dan hapus superclass dari desain.
Gambar 2.11 Contoh Relational Database Management System Pick up
2.10
Interaksi Manusia dan Komputer
Subbab ini menjelaskan lebih rinci tentang Interaksi Manusia dan
Komputer (IMK), delapan aturan emas perancangan antarmuka, dan unsur-unsur
penting yang ada di dalam interaksi manusia dan komputer. Interaksi manusia dan
komputer adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi,
82
serta implementasi sistem komputer yang interaktif untuk digunakan oleh manusia
(Munawar, 2005).
2.10.1 Pengenalan Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer berkaitan dengan user interface
(antarmuka pemakai) yang digunakan oleh pengguna untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan komputer.
2.10.2 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka
Dalam merancang suatu antarmuka (interface), seorang pengembang harus
memperhatikan sejumlah hal yang berkaitan dengan antarmuka. Delapan aturan
emas yang harus diperhatikan dalam mengembangakan antarmuka yang baik,
antara lain:
1.
Berusaha untuk konsisten.
Tindakan untuk konsisten diperlukan dalam situasi ketepatan penulisan,
pilihan menu, dan tampilan help dalam setiap halaman web yang dibuat serta
kekonsistenan dalam hal warna, layout, huruf besar (capitalization), dan
fonts.
2.
Memungkinkan pemakaian rutin bagi pengguna dalam menggunakan
shortcut.
Ketika frekuensi pengguna komputer meningkat maka orang yang sudah
terbiasa menggunakannya menghargai adanya singkatan (shortcut), special
key dan hidden command untuk mempercepat/ mempersingkat pengetikan.
83
3.
Memberikan umpan balik yang informatif.
Setiap tindakan pengguna diperlukan respon/ feedback dari sistem.
4.
Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir).
Urutan tindakan (action) harus dikelompokan menjadi beberapa group yang
terbagi dari: awal, pertengahan, dan akhir. Dengan adanya dialog ini maka
ada sebuah informasi yang dikirimkan oleh sistem untuk memberitahukan
bahwa sistem dapat memproses group tindakan selanjutnya.
5.
Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang
sederhana.
Diharapkan untuk sebisa mungkin mendesain sebuah sistem, dimana
pengguna tidak membuat error serius. Contoh sistem yang dapat mendeteksi
kesalahan pengguna dalam bidang meng-input karakter pada textbox yang
bertipe numeric dengan menampilkan informasi mengenai cara pengisisan
yang benar secara sederhana.
6.
Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah.
Sedapat mungkin aksi dapat dibalikan (di-Undo). Contoh: ketika pengguna
mengetahui bahwa tindakan (aksi) yang dilakukannya salah dalam hal
menginput data/ pengetikan nama dan alamat, maka pengguna tersebut dapat
mengundo tindakannya tersebut ke keadaan awal (sebelumnya).
7.
Mendukung pusat kendali internal (interface focus of control).
Pengguna yang berpengalaman sangat mendambakan control yang kuat pada
sistem, sehingga mereka menguasai sistem tersebut. Sistem yang tidak
terduga dan sulit dalam melakukan aksi akan menyulitkan pengguna.
84
8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
Keterbatasan memori manusia untuk memproses informasi memerlukan
tampilan yang sederhana, tampilan yang banyak untuk digabungkan, dan
waktu pelatihan yang cukup diberikan untuk coding, membantu ingatan dan
urutan dari actions.
2.10.3 Perancangan Antarmuka Pemakai
Empat Pedoman untuk membuat layar:
1.
Layar harus dibuat sederhana.
2.
Layar harus konsisten dan layar ke layar.
3.
Rancangan layar harus memudahkan pergerakan antar layar.
4.
Layar harus menarik.
Enam kategori prinsip yang menyingkapkan kompleksitas tugasv
perancang:
1.
Elegan dan sederhana: kesatuan, dipikirkan dengan baik, dan cocok.
2.
Skala, kontras dan proporsi: kejelasan, harmoni, aktivitas, dan pembatasan.
3.
Organisasi dan struktur visual: pengelompokan, hierarki, hubungan, dan
keseimbangan.
4.
Modul dan program: aplikasi yang fokus, fleksibilitas, dan konsisten.
5.
Gambar dan representasi: kesegeraan, keumuman, kohesi, dan karakterisasi.
6.
Gaya: keunikan, keterpaduan, kelengkapan, dan kesesuaian.
85
2.11
Aplikasi Dalam Perancangan
2.11.1 Hypertext Markup Language (HTML)
HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa yang
digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai
informasi di dalam sebuah internet browser. HTML adalah sebuah standar yang
digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web dan HTML kini
merupakan standar internet yang saat ini dikendalikan oleh World Wide Web
Consortium (W3C). Bermula dari sebuah bahasa yang sebelumnya banyak
digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang disebut dengan SGML,
sekarang ini HTML yang banyak dipergunakan adalah HTML 4, meskipun saat
ini sedang berkembang Extensible Hypertext Markup Language (XHTML).
HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk
menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang
merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan web browser seperti
Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer. HTML juga dapat dikenali oleh
aplikasi pembuka email ataupun dari PDA dan program lain yang memiliki
kemampuan browsing.
2.11.2 Personal Home Page (PHP)
Seperti yang sudah disebutkan, web atau aplikasi inventori yang dibuat
akan menggunakan PHP. Subbab ini menjelaskan tentang PHP dan kelebihan
PHP. PHP adalah bahasa program yang berbentuk script yang diletakkan dalam
server web (Nugroho, 2005).
86
Dahulu PHP disingkat sebagai Personal Home Page tetapi diubah oleh
GNU recursive naming convention (GNU = Gnu’s Not Unix) menjadi PHP
Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa yang hanya dapat berjalan pada
server yang hasilnya dapat ditampilkan pada client. Interpreter PHP dalam
mengeksekusi kode PHP pada sisi server (disebut server-side) berbeda dengan
mesin maya Java yang mengeksekusi program pada sisi client (client-side). Proses
eksekusi kode PHP yang disisipkan pada halaman HTML secara diagram dapat
dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.12 Struktur Pembacaan Web Server
(Sumber: Nugroho, 2005)
PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia web site. Jika
dilihat dari sejarah, pada tahun 1994, PHP diciptakan dari ide Rasmus Lerdof
yang membuat sebuah script perl. Script tersebut sebenarnya dimaksudkan
untukdigunakan sebagai program untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, scrip
tersebut mulai dikembangkan oleh banyak orang dan penyusunannya dilakukan
sebanyak tiga kali. Yang pada akhirnya terbentuklah sebuah bahasa yang disebut
“Personal Home Page”. Inilah awal mula munculnya PHP saat ini.
PHP diciptakan terutama untuk kegunaan pembuatan web dan dan dapat
menghubungkan query database dengan menggunakan simple task yang dapat
87
dibuat hanya dengan 3 atau 4 baris code saja. Pada Bulan Januari 2001, sekitar
lima juta Web telah menggunakan PHP tersebut dan terus bertambah. Untuk
melihat sudah berapa banyak Web yang menggunakan PHP. PHP dapat
menukarkan static website yang menggunakan HTML ke dinamic web pages yang
berfungsi secara automatik seperti ASP, CGI, dan sebagainya.
PHP sebenarnya merupakan program yang berjalan pada platform LINUX
sehingga membuat program ini menjadi free ware. Selanjutnya PHP mengalami
perkembangan yakni dibuat dalam versi Windows. Hampir seluruh aplikasi
berbasis web dapat dibuat dengan PHP ini, namun fungsi PHP yang paling utama
adalah untuk menghubungkan database dengan web. Dengan PHP, membuat
aplikasi web yang terkoneksi ke database menjadi sangat mudah. Beberapa
kompetitor PHP adalah Perl, Microsoft Active Server Pages (ASP), Java Server
Pages (JSP), dan Allaire Cold Fusion. Dengan membandingkan dengan produkproduk di atas, kelebihan-kelebihan PHP antara lain:
1.
Performa
PHP sangat efisien. Dengan menggunakan server yang tidak mahal, pengguna
dapat melayani jutaan pengguna setiap harinya.
2.
Integrasi Database
PHP mempunyai banyak koneksi ke sistem-sistem database. Jika
menggunakan MySQL, pengguna dapat langsung melakukan koneksi ke
PostgresSQL, mSQL, Oracle, dbm, filePro, Hyperwave, Informix, InterBase,
dan Sybase databases.
88
Tetapi dengan menggunakan Open Database Connectivity Standard (ODBC),
pengguna dapat melakukan koneksi ke semua database yang menyediakan
sebuah driver ODBC. Ini termasuk juga produk-produk Microsoft, dan lainlain.
3.
Library Built-in
Karena PHP didesain untuk pembuatan web, PHP mempunyai banyak built-in
functions yang berguna dalam pembuatan web. Pengguna dapat melakukan
koneksi ke jaringan-jaringan lainnya, mengirim email, bekerja menggunakan
cookies, dan menghasilkan PDF Document, semua dapat dilakukan hanya
dengan beberapa baris coding saja.
4.
Harga
PHP adalah aplikasi yang gratis. Pengguna dapat men-download versi yang
terbaru di http://www.php.net tanpa perlu mengeluarkan biaya sedikit pun.
5.
Mempelajari PHP
Bentuk dasar dari Syntax PHP adalah bahasa pemrograman seperti C dan
Perl. Jika pengguna telah mengetahui dan menguasai C atau Perl, atau bahasa
yang seperti C seperti C++ atau Java, pengguna dapat menguasai PHP
dengan lebih cepat.
6.
Portabilitas
PHP dapat digunakan di berbagai macam sistem operasi. Pengguna dapat
menulis koding PHP di sistem operasi free Unix seperti Linux dan FreeBSD,
versi sistem operasi Unix yang bersifat komersial seperti Solaris dan IRIX,
atau sistem operasi Microsoft Windows dengan versinya yang berbeda-beda.
89
7.
Source Code
PHP memberikan akses kepada pengguna agar dapat melihat source codenya. Tidak seperti jenis-jenis aplikasi komersial yang produknya bersifat
close-source, jika pengguna ingin modifikasi atau ditambahkan ke dalam
bahasa permrograman tersebut maka pengguna bebas untuk melakukannya.
Sistem database yang telah didukung oleh PHP adalah:
a.
Oracle
b.
Sybase
c.
mSQL
d.
MySQL
e.
Solid
f.
Generic ODBC
g.
PostgresSQL
PHP juga mendukung komunikasi dengan layanan lain melalui protokol
IMAP, SNMP, NNTP, dan POP3 atau HTTP.
2.11.3 Cascading Style Sheets (CSS)
Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang
digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa
markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat
halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian,
bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk
SVG dan XUL. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C).
90
CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk
menentukan warna, jenis huruf, tata letak, dan berbagai aspek tampilan dokumen.
CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis
dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang
ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi,
memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan, dan
mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada stuktur isi.
CSS memungkinkan halaman yang sama untuk ditampilkan dengan cara
yang berbeda untuk metode presentasi yang berbeda, seperti melalui layar, cetak,
suara (sewaktu dibacakan oleh browser basis-suara atau pembaca layar), dan juga
alat pembaca braille. Halaman HTML atau XML yang sama juga dapat
ditampilkan secara berbeda, baik dari segi gaya tampilan atau skema warna
dengan menggunakan CSS.
2.11.4 MySQL
2.11.4.1Pengertian MySQL
Subbab menjelaskan tentang MySQL itu sendiri dan kelebihan-kelebihan
dari MySQL. MySQL (My Structure Query Language) atau yang biasa dibaca
“mai-se-kuel” adalah sebuah program pembuat database yang bersifat open
source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal (Nugroho,
2005).
MySQL sebenarnya produk yang berjalan pada platform Linux. Karena
sifatnya yang open source, dia dapat dijalankan pada semua platform baik
91
Windows maupun linux. Selain itu, MySQL juga merupakan program pengakses
database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi Multi
User (banyak pengguna). Saat ini database MySQL telah digunakan hampir oleh
semua programer database, apalagi dalam pemrograman web.
Kelebihan lain dari MySQL adalah ia menggunakan bahasa Query standar
yang dimiliki SQL (Structure Query Language). SQL adalah suatu bahasa
permintaan yang terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program
pengakses database seperti Oracle, Posgres SQL, SQL Server, dan lain-lain.
Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat berjalan
sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (interface). MySQL dapat didukung oleh
hampir semua program aplikasi baik yang open source seperti PHP maupun yang
tidak, yang ada pada platform Windows seperti Visual Basic, Delphi, dan lainnya.
Program-program yang menggunakan bahasa SQL, antara lain:
1.
MySQL
2.
Posgres SQL
3.
Oracle
4.
SQL Server 97, 2000
5.
Interbase
Program-program aplikasi pendukung MySQL, antara lain:
1.
PHP
2.
Visual Delphi
3.
Visual Basic
4.
Cold Fusion, dan lain-lain
92
Hal yang mungkin sulit disukai dari grafis pada MySQL adalah layar
program yang berbasis DOS. MySQL memiliki layar utama yang seperti layar
DOS yaitu memiliki prompt utama yang disebut MySQL sehingga bagi orang
yang baru pertama kali dan belum mengenal perintah DOS akan merasa kesulitan.
Akan tetapi, bagi yang baru pertama kali masuk dalam dunia database jangan
berkecil hati karena sekarang ada suatu program dump yang dibuat seperti web
dan berjalan di bawah server database yang disebut PhpMyAdmin.
Dengan menggunakan PhpMyAdmin seluruh Query dapat dilakukan
sehingga tidak perlu merasa jenuh sewaktu memprogram. Jika terbiasa
menggunakan
PhpMyAdmin,
teori
pembuatan
database
beserta
perintahperintahnya akan sulit untuk dipahami karena semua Query yang
digunakan akan digunakan pada saat melakukan Query pada program PHP.
Beberapa kompetitor utama MySQL ada adalah PostgreSQL, Microsoft
SQL Server, dan Oracle. Dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh MySQL
antara lain:
1.
Performansi
Tidak terbantahkan lagi bahwa MySQL itu beroperasi dengan cepat.
Pengguna dapat melihat hasil page para pengembang yang dijadikan patokan.
2.
Harga yang murah
MySQL tersedia tanpa perlu membelinya, dengan ijin open source, atau
dengan harga yang murah dengan ijin komersial jika dibutuhkan untuk
aplikasi pengguna.
3.
Penggunaan yang cukup mudah
93
Di jaman modern saat ini sebagian besar database menggunakan SQL. Jika
pengguna menggunakan RDBMS yang lain, pengguna seharusnya tidak perlu
merasa susah untuk beradaptasi dengan MySQL. MySQL pun lebih mudah
untuk di-setting dibandingkan dengan produk-produk lainnya yang mirip.
4.
Portabilitas
MySQL dapat digunakan di berbagai macam sistem UNIX dan juga bisa
digunakan di berbagai macam Microsoft Windows.
5.
Source Code
Seperti PHP, pengguna dapat melihat dan memodifikasikan source code
MySQL.
2.11.4.2Tipe Data dalam MySQL
Tipe–tipe data yang terdapat dalam MySQL antara lain (Nugroho, 2005):
1.
Numeric
Tipe data ini mencakup bilangan bulat (INTEGER) dengan berbagai ukuran
(INTEGER atau INT, dan SMALLINT) serta bilangan nyata (REAL) dengan
beberapa tingkat ketelitian (FLOAT, REAL, DOUBLE PRECISION).
2.
Karakter – String
Tipe data ini mencakup tipe dengan panjang tetap yaitu CHAR(n) atau
CHARACTER(n) dimana n adalah panjangnya karakter, serta tipe yang
ukurannya berubah–ubah yaitu VARCHAR(n) atau CHARVARYING(n).
3.
Tanggal dan Waktu
94
Tipe data ini hanya dikenali di SQL-2. Tipe data DATE memiliki 10 posisi
dan komponennya mencakup YEAR, MONTH, DAY dalam bentuk
YYYYMM- DD. Sedangkan TIME memiliki 8 posisi dengan komponen
HOUR, MINUTE, SECOND dengan bentuk HH:MM:SS.
Berikut adalah daftar sejumlah pernyataan dalam MySQL:
Tabel 2.5 Daftar Pernyataan MySQL
Pernyataan
Keterangan
SELECT
Mengambil data
INSERT
Menambahkan data
UPDATE
Mengganti
DELETE
Menghapus
CREATE TABLE
Menciptakan tabel
DROP TABLE
Menghapus tabel
GRANT
Mengatur wewenang pemakai
REVOKE
Mencabut hak pemakai
(Sumber: Munawar, 2005)
2.11.5 Apache HTTP Server
Karena MySQL merupakan suatu server database yang bersifat multiuser
dan salah satu sifat program multiuser hanya dapat berjalan di sisi server, maka
pengguna tidak dapat mengaksesnya tanpa ada izin dari server tersebut. Selain itu,
karena saat ini pengguna akan berjalan pada program PHP yang juga berjalan
pada sebuah server, pengguna juga perlu mengenalkan server (web) yang akan
95
digunakan. Dalam MySQL, fungsi yang digunakan untuk connect ke server
adalah mysql_connect() atau dapat juga menggunakan mysql_pconnect()
(Nugroho, 2005).
2.11.6 Macromedia Dreamweaver
Macromedia Dreamweaver adalah program untuk mengedit HTML secara
visual dan mengelola halaman sebuah situs. Dreamweaver menyertakan banyak
perangkat yang berkaitan dengan pengkodean dan fitur seperti HTML, CSS,
Javascript, PHP, ASP, Coldfusion, dan XML (Prihatna et al., 2005).
Gambar 2.13 Tampilan Area Kerja Dreamweaver MX 2004
(Sumber: Prihatna et al., 2005)
Keterangan Gambar 2.13:
1.
Menu utama dan Insert Bar. Menu utama berisi semua perintah yang dapat
digunakan untuk bekerja pada Dreamweaver. Sedangkan Insert Bar berisi
96
sekumpulan tombol yang berfungsi sebagai perangkat kerja untuk membuat
sebuah halaman web.
2.
Document Toolbar, yang berisi tombol dan popup menu yang dapat
digunakan untuk berpindah antar dokumen kerja window dan mengatur
tampilan area kerja. Pada Document Toolbar juga terdapat tombol yang
digunakan untuk preview area kerja di browser.
3.
Area kerja Dreamweaver, disinilah semua objek diletakkan, seperti teks,
gambar, tabel, tombol dan lain sebagainya.
4.
Tag Selector, yaitu tag-tag HTML yang terpilih sesuai dengan objek yang ada
di area kerja.
5.
Property Inspector, di sinilah dapat melihat dan mengubah properti dari tiap
objek terpilih yang ada di area kerja.
6.
Panel Groups, merupakan kumpulan dari panel-panel window pembantu yang
digunakan untuk membantu bekerja dengan Dreamweaver.
2.11.7 Adobe Photoshop
Adobe Photoshop merupakan salah satu program pengolah gambar standar
profesional (Sutarto, 2003). Adobe Photoshop menyediakan tool-tool yang
terintegrasi dan tertata secara praktis untuk menciptakan dan menghasilkan karya
dalam bentuk vektor dan teks yang sempurna. Bentuk grafik yang berdasarkan
vektor dan teks bisa ditransfer menjadi image yang berdasarkan pixel untuk
mendapatkan efek desain yang lebih sempurna.
97
2.12
Pengujian
Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalahan
dan program harus diuji untuk menemukan kesalahan yang mungkin dapat terjadi
seperti kesalahan dalam bahasa, kesalahan waktu proses dan kesalahan logika
program. Pengujian Perangkat Lunak (PL) adalah elemen kritis dari jaminan
kualitas PL dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean.
Meningkatnya visibilitas PL sebagai suatu elemen sistem dan biaya yang muncul
akibat kegagalan PL, memotivasi dilakukan perencanaan yang baik melalui
pengujian yang teliti.
2.12.1 White-box Testing
Menurut Purwadhika (http://www.purwadhikapress.com/apa-perbedaanantara-white-box-testing-dan-black-box-testing.html) white-box testing adalah
pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan,
menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk
membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Dalam white-box testing,
yang perlu dilakukan adalah membuat pengujian kasus dengan melihat source
code untuk mencari adanya kesalahan pada program. White-box testing dilakukan
oleh Software Engineer karena membutuhkan pengetahuan tentang bahasa
pemrograman dan implementasinya. Contoh hal-hal yang diuji dalam pengujian
kasus yaitu seperti loops (while or for loop), pengambilan keputusa (pernyataan if
atau switch) atau struktur data.
98
2.12.2 Black-box Testing
Pengujian black-box testing berfokus pada persyaratan fungsional
perangkat lunak. Pengujian black-box testing di desain untuk mengungkap
kesalahan pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari
suatu program. Teknik pengujian black-box testing berfokus pada domain
informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan mempartisi
domain input dan output dari suatu program dengan cara memberikan cangkupan
pengujian yang mendalam (Pressman, 2011).
Terdapat beberapa klasifikasi black box testing menurut Simarmata
(2010), adapun beberapa klasifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Pengujian fungsional (functional testing), merupakan pengujian fitur dan
perilaku operasional produk untuk memastikan apakah mereka sesuai
dengan spesifikasinya. Pengujian ini mengabaikan mekanisme internal
sistem atau komponen dan hanya berfokus pada keluaran yang dihasilkan
sebagai respon terhadap input yang dipilih dan kondisi eksekusi.
2.
Pengujian alfa (alfa testing), merupakan simulasi pengujian operasional
atau aktual oleh pengguna potensial /pelanggan atau tim uji independen
di situs pengembang. Pengujian alfa sering digunakan sebelum perangkat
lunak dilanjutkan ke pengujian beta.
3.
Pengujian beta (beta testing), dilakukan setelah pengujian alfa dan dapat
dianggap sebagai bentuk eksternal pengujian penerimaan pengguna.
99
Pengujian dari rilisnya suatu produk perangkat lunak yang dilakukan oleh
pelanggan dan di luar tim pemrograman.
Dari klasifikasi pengujian yang dijelaskan diatas tersebut untuk contoh
kasus pengujiannya dapat dilakukan seperti berikut:
Pada suatu web seminar online terdapat formulir untuk dimasukkan
datanya oleh user untuk melanjutkan proses registrasi. Berikut tampilan dari web
contoh kasus tersebut
Gambar 2.14 Contoh kasus Black-box Testing
Tanpa mengetahui tahapan atau proses penguji melakukan proses
memasukkan data. Pada formulir tersebut peneliti menemukan beberapa kesalahan
validasi setelah dilakukan proses input form sebagai berikut:

Kolom telepon bisa dimasukkan huruf atau karekter.
100

Kolom fax bisa dimasukkan huruf atau karekter.

Kolom mobile bisa dimasukkan huruf atau karekter.

Kolom email bisa dimasukkan tanpa pengecekan apakah yang
diinput user merupakah alamat email atau tidak.

Tidak terdapat captcha untuk memastikan bahwa user yang
melakukan input bukan robot.
Hal tersebut dapat dikethui dari proses testing yang dilakukan ketika alfa
testing atau beta testing.
2.12.3 Perbandingan White-box dan Black-box Testing
Menurut Purwadhika (http://www.purwadhikapress.com/apa-perbedaanantara-white-box-testing-dan-black-box-testing.html) perbandingan white-box dan
black-box testing dapat dilihat dalam tabel 2.6 sebagai berikut:
Tabel 2.6 Perbandingan White-box dan Black-box Testing
Variabel
White-box Testing
Black-box Testing
Faktor
Kelebihan
1. Sebagai Software
engineer yang
memiliki akses ke
source code, hal ini
menjadi sangat
mudah untuk
melakukan
skenario pengujian
secara efektif.
2. Membantu
Software engineer
untuk
mengoptimalkan
source code.
1. Cocok dan efisien
untuk source code
dengan skala besar.
2. Menguji program
dari sudut pandang
user.
3. Software tester
dalam jumlah yang
banyak dapat
menguji program
tersebut tanpa
harus memiliki
pengetahuan
tentang
101
Kekurangan
3. Baris kode yang
tidak efisien dapat
dihilangkan agar
mencegah
gangguan (bugs)
pada program.
programming.
1. Karena dibutuhkan
Software engineer
yang
berpengalaman
dalam White-box
testing sehingga
mengeluarkan
biaya tambahan.
2. Terkadang sangat
sulit melihat setiap
baris kode untuk
mencari bugs pada
program yang akan
diuji.
1. Software tester
hanya menjalankan
beberapa skenario
pengujian yang
dipilih.
2. Pengujian yang
tidak efisien karena
Software tester
memiliki
pengetahuan yang
terbatas tentang
program.
3. Pengujian yang
tidak spesifik
karena Software
tester tidak
memiliki akses ke
source code.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Pengumpulan Data
Tahapan ini dilakukan sebelum tahap pengembangan sistem. Tahap ini
meliputi observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi literatur penelitian sejenis.
3.1.1
Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis
yang berjalan pada PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation . Kegiatan
pengamatan langsung ini dilakukan pada tanggal 03 Desember 2012 sd 03 Mei
2013 yang bertempat di PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation Jalan Medan
Merdeka Selatan No.17 Jakarta Pusat.
Kegiatan observasi ini dilakukan di bawah pengawasan manajer
departemen Inventory Management dari PT. Indosat Tbk. Group Customer
Operation, hasil observasi yang didapat adalah:
a. Sejarah singkat PT. Indosat Tbk., visi, dan misi yang ada.
b. Profil PT. Indosat Tbk., logo PT. Indosat Tbk, dan perangkatperangkat yang digunakan untuk aktivasi jaringan komunikasi.
c. Sistem berjalan yaitu bagaimana proses yang terjadi jika user ingin
mengambil perangkat yang ada di gudang untuk gangguan atau
aktivasi pelanggan indosat.
102
103
Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
proses bisnis yang sedang berjalan, elemen-elemen yang terkait dalam
menjalankan proses bisnis dan strategi bisnis, apa saja dukungan yang ada agar
proses bisnis berjalan sesuai dan mencapai tujuan perusahaan. Lalu mengamati
apakah sistem lama yang sedang berjalan, sistem DJ-Online, sudah sesuai dengan
kebutuhan user dan stakeholder atau belum. Hasil yang didapat adalah sistem
yang berjalan belum sesuai dengan kebutuhan user dan stakeholder. Terdapat
banyak gangguan pada sistem saat ini, diantaranya terdapat duplikasi serial
number perangkat, duplikasi data user, jumlah stok perangkat yang tidak valid,
dan terdapat perangkat yang sudah dikeluarkan tidak masuk kedalam laporan.
Seharusnya permasalahan tersebut dapat diatasi apabila Divisi IT dan Helpdesk
Enterprise bisa bekerjamanya. Namun karena rumitnya birokrasi untuk
memperbaiki sistem DJ-Online, hingga saat ini sistem yang berjalan tidak ada
perubahan.
3.1.2
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan Bpk.
Sukma Wibowo selaku manajer pada departemen Inventory Management untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem
informasi inventori pada PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation.
Dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui bagaimana proses bisnis
yang ada meliputi: alur pemasukan, pengeluaran, dan pengiriman perangkat. Dari
hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sistem yang digunakan dalam
104
menjalankan proses bisnis yaitu sistem DJ-Online dan masih terdapat banyak
kekurangan.
Berikut ini adalah daftar pertanyaan pada wawancara yang telah dilakukan
di PT. Indosat Tbk. dengan berbagai narasumber, jawaban dari pertanyaanpertanyaan dalam wawancara ini akan terdapat pada lampiran.
1.
Bagaimana gambaran pengelolaan Sistem Informasi di PT. Indosat Tbk.?
2.
Proses bisnis apa saja yang memanfaatkan aplikasi DJ-Online?
3.
Apakah aplikasi DJ-Online mengintegrasikan antar divisi? Jika iya, divisi apa
saja yang terintegrasi dengan sistem tersebut?
4.
Apa saja kelebihan dan kekurangan aplikasi DJ-Online?
5.
Dalam mengatasi permasalahan pada aplikasi DJ-Online, sistem seperti apa
yang dibutuhkan untuk Inventory Management?
6.
Laporan seperti apa yang dibutuhkan dalam tujuannya untuk pengambilan
keputusan?
7.
Apakah dalam Inventori Management dibutuhkan strategi? Jika iya, strategi
seperti apa yang dibutuhkan dalam Inventory Management?
3.1.3
Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku, hasil
penelitian, artikel, situs internet, serta sumber informasi lain yang berhubungan
dengan konsep sistem informasi. analisis dan perancangan sistem, sistem
inventori, dan pemrograman juga yang mendukung topik yang akan dibahas
105
dalam penelitian ini. Adapun referensi dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari
buku berikut, selengkapnya terdapat pada Daftar Pustaka:
1.
Buku Metodologi Penelitian Sistem Informasi karya Prof. Jogiyanto HM.,
Akt., MBA., Ph.D.
2.
Buku Introduction of Information System karya James A. O'Brien dan George
M. Marakas.
3.
Buku Supply Chain Management karya Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,
M.Eng.,Ph.D.
4.
Buku Essentials of Supply Chain Management karya Michael Hugos.
5.
Buku System Analysis and Design karya Dr. Kenneth E. Kendall dan Dr. Julie
E. Kendall.
6.
Buku System Analysis and Design Methods karya Prof. Jeffrey L. Whitten
dan Prof. Lonnie D. Bentley
7.
Buku Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language) karya
Yuni Sugiarti, S.T.,M.Kom.
8.
Buku Software Engineering A Practitioner's Approach 7th Edition karya
Roger Pressman.
9.
Buku Systems Analysis and Design with UML Version 2.0 karya Barbara
Haley Wixom, Alan Dennis, dan David Tegarden.
3.1.4
Studi Literatur Penelitian Sejenis
Metode
studi
literatur
dilakukan
dengan
mengumpulkan
dan
membandingkan dokumen-dokumen penelitian sejenis seperti jurnal, skripsi,
106
thesis dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori yang
terdahulu dengan mempelajarinya untuk memperoleh kelebihan dan kekurangan
yang terdapat dakam penelitian tersebut. Dengan cara demikian, penelitian
terdahulu dapat dijadikan referensi dalam penggunaan metode yang akan diteliti.
Sumber literatur penelitian sejenis yang dipergunakan didalam skripsi ini adalah
studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah khususnya
berkaitan dengan sistem informasi inventori. Terdapat 4 skripsi yang dijadikan
bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menunjukkan fitur/fasilitas dan
kekurangan. Penenelitian tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.1 Fitur/Fasilitas dan Kekurangan Penelitian Sejenis
No
Judul Penelitian
Pengembangan Sistem
Informasi Inventory
pada PT. Dwiwarna
Inti Sejahtera
1
Fitur/Fasilitas
a. Aplikasi
berbasis web
dengan
pemrograman
PHP.
b. Database yang
digunakan adalah
MySQL.
2
3
Pengembangan Sistem
Informasi Inventori
Berbasis Jaringan
Local Area Network
(LAN) Pada PT. Mitra
Mega Semesta
(DoctoRabbit)
a. Aplikasi dengan
pemrograman
BASIC
Sistem Informasi
Inventaris Pengadaan
Barang Berbasis
Intranet (Studi Kasus
di Fakultas Dirasat
a. Aplikasi
berbasis web
dengan
pemrograman
PHP.
b. Database yang
digunakan adalah
SQL Server 2000.
Kekurangan
Tidak dilengkapi
informasi inventaris
barang, tetapi hanya
melakukan pencatatan
kebutuhan barang dan
mengetahui laporan
permintaan dan
pengiriman barang.
Tidak dilengkapi fitur
pengembalian barang,
karena pada dasarnya,
barang yang telah keluar
dalam sistem, jika ada yg
tidak dipakai atau rusak,
maka akan kembali ke
gudang.
Tidak dilengkapi dengan
notifikasi jika inventaris
habis atau kosong, dan
masih menggunakan form
hanya untuk request
107
4
Islamiyah
b. Database yang
digunakan adalah
MySQL.
pengadaan inventaris yang
habis
Pengembangan Sistem
Informasi Inventaris
Berbasis web (Studi
Kasus: Pokja
Information and
Communication
Technology pada
Balai Besar
Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II)
a. Aplikasi
berbasis web
dengan
pemrograman
PHP.
Tidak dilengkapi
informasi inventaris
barang, tetapi hanya
melakukan pencatatan
barang masuk dan barang
keluar(terpakai).
b. Database yang
digunakan adalah
MySQL.
Tabel 3.2 Fitur/Fasilitas Penelitian yang Diusulkan
Judul Penelitian
Fitur/Fasilitas
a. Aplikasi berbasis web dengan
pemrograman PHP.
b. Database yang digunakan adalah
MySQL.
c. Input data perangkat disertai dengan
data gambar, spesikikasi dan/atau
tutorial instalasi perangkat.
Rancang Bangun
Sistem Informasi
Inventori pada PT.
Indosat Tbk.
d. Pemesanan atau booking perangkat
disertai histori pemesanan.
e. Pengambilan perangkat atau pick up
disertai dengan dokumen digital yang
dapat dicetak (packing slip).
f. Pengiriman perangkat disertai dengan
upload nomer air way bill.
g. Pengembalian perangkat atau return
disertai dengan informasi kondisi
perangkat.
h. Terdapat notifikasi perangkat yang
habis/kosong atau jika stok perangkat
ada pada batas minimum.
108
3.2
Metode Pengembangan Sistem
3.2.1
Rapid Application Development (RAD)
Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode berorientasi objek dengan model pengembangan
Rapid Application Development (RAD) yang memiliki tahapan-tahapan berikut
(Kendall dan Kendall, 2008):
1.
Perencanaan Syarat (Requirements planning)
Dalam fase ini yang dilakukan dalam penelitian adalah menguraikan
gambaran singkat mengenai PT. Indosat Tbk., menjelaskan tugas dan
wewenang dan tanggung jawab dari setiap struktur organisasi, melakukan
analisis proses bisinis pada system yang sedang berjalan, melakukan
identifikasi masalah dan kebutuhan informasi sistem. Analisis digunakan
untuk mengetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa
saja yang ada dalam sistem tersebut. Pada tahap ini digunakan rich pictures
untuk menganilisis sistem yang ada dalam perusahaan dan analisis sistem
yang akan diusulkan.
2.
Workshop Desain
Setelah melakukan fase perencanaan syarat, diperoleh data-data yang
diperlukan untuk merancang sistem. Selama workshop design RAD, user
merespon working prototype yang ada dan menganalisis, memperbaiki
modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan
respon user. Pada fase ini menggunakan beberapa tahap perancangan, yaitu:
d.
Perancangan Proses
109
Tahap ini menggambarkan usulan proses dengan menggunakan tools Use
Case Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram,.
e.
Perancangan Basis Data
Pada tahap ini akan dirancang kebutuhan basis data dengan
menggunakan tools Class diagram.
f.
Perancangan Antarmuka
Tahap ini akan dirancang sketsa tampilan untuk user.
3.
Implementasi
Setelah desain dari sistem yang dibuat disetujui baik oleh manajer dan
division head divisi Resource Management GCO PT. Indosat Tbk., maka
sistem akan dibangun. Sistem diimplementasikan ke dalam bentuk yang
dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit
program. Software yang digunakan adalah XAMPP yang meliputi: Apache
sebagai web server, PHP sebagai bahasa pemrograman dan MySQL sebagai
database-nya. Selain itu menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai
software editor. Setelah sistem selesai baik itu sebagian maupun secara
keseluruhan maka dilakukan proses pengujian terhadap sistem tersebut
apakah terdapat kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu
organisasi. Pada fase ini, pengujian dilakukan dengan metode blackbox
testing.
110
3.3
Kerangka Berpikir Penelitian
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan
antar konsep yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka (teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Jadi kerangka pikiran merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Penyusunan penelitian
tentang sistem informasi inventori ini disusun melalui beberapa tahapan dalam
sebuah kerangka berpikir penelitian.
Kerangka berpikir ini dibuat sebagai acuan dalam penyusunan dan
pengembangan sistem yang dilakukan. Adapun kerangka berpikir yang dilakukan
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
111
mulai
Observasi
(Jogiyanto, 2008)
Wawancara
(Jogiyanto, 2008)
Metodologi Pengumpulan Data
Studi Pustaka
(Nazir, 2005)
Studi Pustaka
(Nazir, 2005)
Gambaran Umum PT. Indosat Tbk.
Perencanaan Syarat
Analisis Sistem Berjalan
Identifikasi Masalah
Analisis Sistem yang Diusulkan
Metodologi Pengembangan
Sistem Berorientasi Objek
(object oriented modeling)
dengan Metode Rapid
Application Development
(RAD) (Kendall dan
Kendall, 2011)
Use Case Diagram
Perancangan Proses
Activity Diagram
Workshop Design
Sequence Diagram
Potensial Objek
Class Diagram
Perancangan Basis Data
Matriks CRUD
Optimalisasi Basis Data
Skema Database
Spesifikasi Database
Perancangan Antarmuka
PHP
Pemrograman
MySQL
Implementasi
Pengujian Sistem
selesai
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Metodologi Pengujian
Black-Box
(Pressman, 2011)
BAB IV
SISTEM INFORMASI INVENTORI
4.1
Perencanaan Syarat (Requirements planning)
4.1.1
Gambaran Umum PT. Indosat Tbk.
Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan penanaman modal
asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi
internasional
melalui
satelit
internasional.
Indosat
berkembang menjadi
perusahaan telekomunikasi internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100%
oleh Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1994, Indosat menjadi perusahaan publik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Exchange.
Pemerintah Indonesia dan publik masing-masing memiliki 65% saham dan 35%
saham. Kemudian Indosat mengambil alih saham mayoritas Satelindo, operator
selular dan SLI di Indonesia. Mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile (IM3)
sebagai pelopor jaringan GPRS dan layanan multimedia di Indonesia.
Pemerintah Indonesia menjual 8,10% saham di Indosat kepada publik dan
selanjutnya menjual 41,94% kepada Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.
(STT). Selanjutnya pemerintah Indonesia memiliki 15,00%saham, STT memiliki
41,94% saham dan publik memiliki 43,06% saham Indosat. Kemudian pada tahun
2003 bergabung dengan ketiga anak perusahaan yaitu Satelindo, IM3 dan
Bimagraha, untuk menjadi operator selular terkemuka di Indonesia. Pada tahun
2006 Indosat meraih lisensi jaringan 3G dan memperkenalkan layanan 3,5G di
Jakarta dan Surabaya.
112
113
Saham Indosat secara tidak langsung diakuisisi oleh Qatar Telecom (Qtel)
Q.S.C. (Qtel) melalui Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia
Communication Pte. Ltd. (ICLS) sejumlah 40,81%. Pemerintah Indonesia dan
publik memiliki sisa saham masing-masing 14,29% dan 44,90%. Qtel membeli
saham seri B sebanyak 24,19% dari publik sehingga menjadi pemegang saham
mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%. Selanjutnya Indosat dimiliki
oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd.
(dahulu Qtel Asia Pte. Ltd. (65%), pemerintah Indonesia (14,29%) dan publik
(20,71%). Indosat memperoleh lisensi tambahan frekuensi 3G dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika, dan anak perusahaan, IM2, memenangkan tender
untuk lisensi WiMAX yang diadakan pemerintah.
Pada tahun 2010 Indonesia memulai transformasi menyeluruh untuk
menjadi perusahaan yang lebih fokus dan efisien melalui restrukturisasi
organisasi, modernisasi dan ekspansi jaringan selular, dan inisiatif-inisiatif
mencapai keunggulan operasional. Momentum untuk maju sebagai organisasi
berfokus pada pelanggan yang mencapai 58,5 juta pelanggan didukung oleh
peningkatan jaringan serta innovasi produk yang berkelanjutan.
4.1.2
Visi dan Misi
Strategi yang dilakukan oleh PT. Indosat Tbk. didasari oleh visi dan misi
perusahaan. Adapun visi dari PT. Indosat Tbk. adalah menjadi piliha yang lebih
disukai pelanggan untuk semua kebutuhan informasi dan komunikasi. Untuk
mewujudkan visi tersebut, maka misi dari PT. Indosat Tbk. yaitu:
114
1.
Menyediakan dan mengembangkan produk-produk yang inovatif dan
berkualitas tinggi, melayani dan memberikan solusi terbaik dalam
memberikan penawaran terhadap pelanggan.
2.
Terus meningkatkan nilai para pemegang saham.
3.
Memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi para stakeholder.
4.1.3
Struktur Organisasi
PT. Indosat Tbk.
Sales
Div. Project
Management
Procurement
Div. Service
Delivery
Group Customer Operation
Div. Resource Management
Finance
Div. Service
Assurance
Dept. Inventory Management
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Pada gambar 4.1 menjelaskan tentang struktur organisasi PT. Indosat Tbk.
Adapun Job Decription dari struktur organisasi diatas sebagai berikut :
1.
Sales
Mempunyai tugas mencari pelanggan, dan menawarkan produk yang ada di
Indosat. Produk yang ditawarkan untuk pelanggan Group Customer Operation
yaitu berupa pemasangan jaringan internet. Apabila pelanggan tertarik dan
115
ingin
bekerjasama
dengan
kontrak/perjanjian/kesepakatan
Indosat,
dengan
maka
pelanggan.
sales
melakukan
Kesepakatan
yang
dilakukan meliputi:
2.
a.
Jangkauan dan frekuensi radio.
b.
Lama berlangganan.
c.
Besar biaya instalasi/ one time charge (OTC).
d.
Besar biaya bulanan/ monthly recharge (MRC).
e.
Tanggal aktivasi.
Procurement
Mempunyai tugas pengadaan perangkat. Setelah menerima informasi
business case dari tim inventori. Procurement akan menghubungi vendor
mengenai informasi spesifikasi perangkat yang sesuai dalam business case.
Kemudian procurement akan mengadakan kesepakatan kepada vendor dan
memproses pembuatan purchase order (PO).
3.
Group Customer Operation (GCO).
Dalam GCO terdapat 4 (empat) divisi yaitu Project Management (PM),
Service Delivery (SD), Service Assurance (SA), dan Resource Management
(RM). PM mempunyai tugas terhadap pelayanan sewa gedung dan perangkat
yang tidak tersedia di gudang. SD mempunyai tugas memproses permintaan
aktivasi dari pelanggan. RM bertugas dalam billing control dan manajemen
inventori.
4.
Finance
116
Mempunyai
tugas
dalam
pembayaran
perangkat
yang
dibeli
oleh
procurement, dan pembayaran biaya pengiriman perangkat.
4.1.4
Analisis Sistem Berjalan (As-Is)
Sales mengadakan kesepakatan dengan pelanggan mengenai jangkauan
dan frekuensi radio, lama berlangganan, besar biaya instalasi/ one time charge
(OTC), besar biaya bulanan/ monthly recharge (MRC), dan tanggal aktivasi.
Kemudian Sales akan menginput data pelanggan dalam sistem yang dimilikinya
dan pelanggan tersebut akan memiliki nomer identifikasi work order (IDWO).
Selanjutnya divisi Service Delivery (SD) akan membuat daftar kebutuhan untuk
setiap IDWO. Kebutuhan tersebut berupa perangkat yang memiliki serial number,
dan consumable part (tanpa serial number) yang terdapat di gudang. Perangkatperangkat tersebut dibeli oleh Indosat dari supplier/vendor dalam dan luar negeri
melalui proses kerjasama internal antara Sales, divisi Resource Management, dan
bagian Procurement dengan memperhitungkan business case dalam jangka waktu
1 (satu) semester atau 6 (bulan).
Perangkat yang keluar dari gudang untuk divisi/departemen manapun,
harus dibooking melalui aplikasi DJ-Online. Daftar perangkat yang telah
dibooking (selanjutnya disebut packing slip) kemudian dicetak dan diberikan
kepada SD. SD memberikan packing slip yang telah ditandatangani oleh manajer
SD kepada Admin inventori. Admin akan menyamakan serial number perangkat
yang tersedia dan kuantitas consumable part yang dibutuhkan. Jika ada perbedaan
data maka Admin mengedit langsung pada kertas. Kemudian SD menandatangani
117
packing slip dengan memberikan informasi nama dan nomer telpon. Setelah itu
packing slip discan dan di copy untuk arsip di gudang. Jika area aktivasi di
Jabodetabek maka perangkat cukup diambil oleh SD, namun jika diluar wilayah
tersebut maka perangkat tersebut harus dikirim.
Jika perangkat ingin dikirim, SD membuat delivery request (DR),
kemudian bersama dengan packing slip ditandatangani oleh manajer SD discan
dan dilampirkan dalam email. Admin akan memproses email tersebut dan
menghubungi jasa pengiriman (selanjutnya disebut Mover) yang telah
bekerjasama dengan Inventory Management. Kemudian DR dan packing slip
dicetak oleh Admin dan perangkat di pick up oleh mover dengan bukti pengiriman
berupa nomer air waybill (AWB).
Perangkat yang telah terpasang di pelanggan yang sudah tidak
bekerjasama, akan ditarik, dan dicek kondisinya oleh tim SD (selanjutnya disebut
proses return). Jika sudah rusak akan disimpan di gudang, namun jika masi
berfungsi dengan baik, maka akan diinput kembali kedalam sistem DJ-Online dan
dapat digunakan untuk spare perangkat divisi Service Assurance (SA).
Pelanggan yang mengalami gangguan pada jaringan, maka dapat
menghubungi tim SA. Tim SA akan melakukan registrasi terhadap pelanggan
tersebut dan menginformasikan nomer identifikasi yang dinamakan trouble ticket
kemudian SA akan memperbaiki gangguan tersebut, namun jika gangguan
tersebut diakibatkan dari kerusakan perangkat, maka perangkat pengganti harus
dibooking. Proses booking, pengambilan, dan pengiriman perangkat sama dengan
SD.
118
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan
Gambar 4.2 menjelaskan keseluruhan sistem yang diterapkan Group
Customer Operation pada PT. Indosat Tbk. namun, kotak merah merupakan ruang
lingkup atau batas sistem Inventory Management. Sistem yang telah dibatasi
ruang lingkupnya akan dijelaskan melalui gambar 4.3.
119
Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan
SD/SA
(User)
FE User
FE Inventori
Admin
Inventori
Mover
Manajer
Inventori
DH RM
Pick up
Laporan
Laporan
Start
Input
perangkat
Booking
PS
no
Menyiapkan
perangkat
Dikirim?
Scan
Dokumen
Membuat
Laporan
Pengeluaran
Perangkat
Pick up
yes
Mengecek
dokumen
PS + DR
Menyiapkan
perangkat
Scan
Dokumen
AWB
end
Membuat
Laporan
Pengiriman
Start
Input
perangkat
Dismantle
Membuat
Laporan
Dismantle
Gambar 4.3 Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan
4.1.5
Identifikasi Masalah
Sebelum membangun sistem informasi inventori, terlebih dahulu
dilakukan identifikasi masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan saat ini.
Identifikasi masalah dilakukan melalui uji kelayakan menggunakan analisis
PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service).
Dari analisis ini akan ditemukan masalah utama yang terjadi pada sistem yang
sedang berjalan, analisis PIECES sebagai berikut:
120
1.
Analisis Kinerja (Performance)
Dalam aspek kinerja, masalah yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan
di Inventory Management yaitu:
a. Sistem berjalan masih manual, pencatatan peminjaman, pengiriman,
dan pengeluaran perangkat, hal ini menyebabkan pegawai kesulitan
dalam proses pencarian data dan pembuatan laporan.
2.
Analisis Informasi (Information)
Dalam aspek informasi, masalah yang terjadi pada sistem yang sedang
berjalan di Inventory Management yaitu:
a. Adanya duplikasi data pada aplikasi DJ-Online. Hal ini berpengaruh
terhadap perhitungan biaya pengeluaran perangkat pada laporan
pemakaian perangkat bulanan, yang menyebabkan laporan menjadi
tidak valid dan reliabilitas.
b. Tidak tersedianya informasi lokasi perangkat berdasarkan serial
number (SN) menyebabkan user membutuhkan waktu yang lama dalam
pengambilan perangkat.
c. Tidak dilengkapi nya keterangan, tutorial, dan gambar perangkat juga
menyebabkan user kesulitan dalam instalasi perangkat.
3.
Analisis Ekonomi (Economy)
Dalam aspek informasi, masalah yang terjadi pada sistem yang sedang
berjalan di Inventory Management yaitu:
a. Aplikasi DJ-Online tidak dilengkapi dengan notifikasi, baik notifikasi
untuk user maupun Admin, hal ini menyebabkan kurangnya informasi
121
yang didapat mengenai booking, stok perangkat yang habis, dan
perangkat yang telah diambil oleh user. Jika perangkat habis sebelum 6
(enam) bulan, maka untuk pengadaan perangkat tersebut, tim inventori
harus request order perangkat ke vendor namun diluar purchase order
sehingga menyebabkan harga perangkat akan lebih mahal, selain itu
dikarenakan kebutuhan perangkat tersebut mendadak, maka perangkat
belum tentu tersedia di vendor dan menyebabkan membutuhkan waktu
yang lebih lama lagi untuk pengadaan perangkat tersebut.
4.
Analisis Pengendalian (Control)
Aplikasi DJ-Online tidak dilengkapi dengan notifikasi, baik notifikasi untuk
user maupun Admin, hal ini menyebabkan manajer kesulitan dalam
mengawasi transaksi proses bisnis dalam sistem berjalan.
5.
Analisis Efisiensi (Efficiency)
Tampilan aplikasi DJ-Online yang tidak user friendly menyebabkan user
kesulitan dalam proses booking, user harus menghafal kategori, jenis, merk,
dan tipe perangkat jika ingin melakukan booking, jika tidak hafal, maka user
dapat menanyakan kepada Admin, selain membutuhkan waktu yang lama, hal
ini juga menyebabkan kinerja Admin kurang maksimal dikarenakan harus
menjawab telpon dan email hanya untuk proses booking.
4.1.6
Analisis Sistem yang Diusulkan (TO-BE)
Berdasarkan analisis PIECES pada sistem yang sedang berjalan, maka
sistem usulan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu:
122
1.
Membuat analisis dan perancangan sistem informasi inventori yang sesuai
kebutuhan user.
2.
Membuat sistem database yang dapat mengelola data perusahaan dan
mengurangi redudansi data. Database untuk penyimpanan data user, data
perangkat, data stok perangkat, data perangkat masuk, data perangkat keluar,
data perangkat return, data Admin, data transaksi booking, dan data
pengiriman.
3.
Membuat aplikasi yang memiliki fitur booking, pick up, pengiriman, dan
return perangkat dengan tampilan user friendly. Tampilan aplikasi disertai
dengan gambar, akan ditampilkan pula spesifikasi seluruh perangkat yang
akan dibooking. Hal ini diharapkan dapat mempermudah user sehingga user
tidak perlu menghafal langkah-langkah booking.
4.
Membuat laporan terotomatisasi dengan format yang telah disesuaikan
dengan kebutuhan manajer dan DH Resource Management. Selain itu
dilengkapi pula dengan grafik pengeluaran perangkat terotomatisasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan oleh eksekutif kapanpun dibutuhkan.
123
Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan
Gambar 4.4 menjelaskan mengenai sistem usulan berdasarkan hasil
analisis PIECES. Vendor dan Mover sebagai actor diluar sistem memberikan
informasi kepada Admin mengenai data yang akan diinput ke dalam sistem
informasi inventori. Vendor memberikan perangkat disertai dengan data
spesifikasi perangkat dengan melampirkan fotokopi purchase order (PO), dan
delivery order (DO) sebagai bukti serah terima perangkat. Mover memberikan
data nomor air way bill (AWB) sebagai bukti serah terima pengiriman perangkat.
User memberikan data transaksi booking. Kemudian manajer dapat melihat
laporan, lebih detail akan dijelaskan pada Gambar 4.5 mengenai diagram alir
sistem usulan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai standar operasional
perusahaan (SOP). Proses bisnis pada SOP yang akan diusulkan, terdiri dari:
124
1.
Manajemen Perangkat Masuk
2.
Manajemen Booking
3.
Manajemen Pick up
4.
Manajemen Pengiriman
5.
Manajemen Return
6.
Manajemen View Laporan
Diagram alir dari proses bisnis yang diusulkan sebagai berikut:
1.
Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk
Manajemen Perangkat Masuk
Deskripsi
1
Pembelian
Perangkat
2
Pengiriman
Perangkat
3
Penerimaan
Perangkat
4
Input Data
Perangkat
Procurement
Vendor
Admin
Service Delivery
Service Assurance
Manajer
Keterangan
1. Actor :
Procurement
2. Dokumen:
a. Purchase Order
3. Tabel:
a. PO
start
1. Actor :
Vendor
2. Dokumen:
a. Purchase Order
b. Delivery Order
c. Spesifikasi Perangkat
3. Tabel:
a. PO
b. Perangkat
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
a. Purchase Order
b. Delivery Order
c. Spesifikasi Perangkat
3. Tabel:
a. PO
b. Perangkat
end
Gambar 4.5 Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. PO
b. Perangkat
125
2.
Diagram Alir Manajemen Booking
Manajemen Booking
Deskripsi
Procurement
Vendor
Admin
1
Service Delivery
Service Assurance
Manajer
1. Actor :
Service Delivery
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
start
Pilih Perangkat
2
3
4
Keterangan
1. Actor :
Service Delivery
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
Pilih Jumlah
Perangkat
Input Data
Pelanggan
1. Actor :
Service Delivery
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Pelanggan
Cetak Packing
Slip
1. Actor :
Service Delivery
2. Dokumen:
a. Packing Slip
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Pelanggan
1
5
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Pelanggan
Approval Booking
end
Gambar 4.6 Diagram Alir Manajemen Booking
3.
Diagram Alir Manajemen Pick up
Manajemen Pick Up
Deskripsi
1
Procurement
Vendor
Admin
Pilih Daftar
Booking
Service Delivery
Service Assurance
Manajer
Keterangan
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
a. Packing Slip
3. Tabel:
a. Booking
start
1
2
Ubah Approval
Booking
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Booking
3
Pilih Serial
Number Perangkat
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
4
Input Data Pick
Up
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Booking
5
Submit Pick Up
6
Serah Terima
Perangkat
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Pick Up
1. Actor :
Service Delivery
2. Dokumen:
3. Tabel:
end
Gambar 4.7 Diagram Alir Manajemen Pick up
126
4.
Diagram Alir Manajemen Pengiriman
Manajemen Pengiriman
Deskripsi
1
Procurement
Vendor
Admin
Pilih Daftar
Booking
Mover
Service Delivery
Service Assurance
Keterangan
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
a. Packing Slip
3. Tabel:
a. Booking
start
1
2
Ubah Approval
Booking
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Booking
3
Pilih Serial
Number Perangkat
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
4
Upload Nomer
AWB
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
a. AWB
3. Tabel:
a. Booking
5
Submit
Pengiriman
6
Serah Terima
Perangkat
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Pengiriman
1. Actor :
Mover
2. Dokumen:
3. Tabel:
end
Gambar 4.8 Diagram Alir Manajemen Pengiriman
5.
Diagram Alir Manajemen Return
Managemen Return
Deskripsi
1
2
3
4
Procurement
Vendor
Admin
Service Assurance
Service Delivery
start
Pengembalian
Perangkat
Manajer
Keterangan
1. Actor :
Service Assurance
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Return
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Return
Pencarian SN
Perangkat
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Return
Input Kondisi
Perangkat
1. Actor :
Admin
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Return
Ubah Status
Perangkat
end
Gambar 4.9 Diagram Alir Manajemen Return
127
6.
Diagram Alir View Laporan
Manajemen Laporan
Deskripsi
Procurement
Vendor
Admin
Service Delivery
Service Assurance
Manajer
start
1
2
3
Pilih Laporan
1. Actor :
Manajer
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Booking
c. Pick Up
d. Pengiriman
e. Return
Pilih Periode
View Laporan
5
Cetak Laporan
1. Actor :
Manajer
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Booking
c. Pick Up
d. Pengiriman
e. Return
1. Actor :
Manajer
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Booking
c. Pick Up
d. Pengiriman
e. Return
Pilih Kategori
4
Keterangan
1. Actor :
Manajer
2. Dokumen:
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Booking
c. Pick Up
d. Pengiriman
e. Return
end
Gambar 4.10 Diagram Alir View Laporan
4.2
Workshop Design
4.2.1
Perancangan Proses
4.2.1.1 Use Case Diagram
Use Case Diagram digunakan untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan
oleh actor yang akan berhubungan dengan proses-proses yang ada pada sistem
informasi inventori.
1. Actor :
Manajer
2. Dokumen:
a. Laporan
3. Tabel:
a. Perangkat
b. Booking
c. Pick Up
d. Pengiriman
e. Return
128
4.2.1.1.1 Identifikasi Actor
Untuk membuat Use Case Diagram harus terlebih dahulu melakukan
identifikasi actor. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah didapat, dapat
diketahui actor yang ada dalam rancangan sistem sebagai berikut:
Tabel 4.1 Identifikasi Actor
No
Actor
Description
1
Service Delivery (SD)
Merupakan tim Divisi Service Delivery.
Orang yang bertugas melihat gambar dan
spesifikasi perangkat, melakukan
booking, dan mengisi data pelanggan.
Service Delivery hanya melayani
pelanggan yang ingin melakukan aktivasi
jaringan Indosat
2
Service Assurance (SA)
Merupakan tim Divisi Service Assurance.
Orang yang bertugas melihat gambar dan
spesifikasi perangkat, melakukan
booking, mengisi data pelanggan untuk
gangguan, dan return perangkat. Service
Assurance hanya melayani pelanggan
yang mengalami gangguan jaringan
Indosat.
3
Admin
Merupakan Admin tim Inventori. Orang
yang bertugas manajemen perangkat,
manajemen user, manajemen pick up,
manajemen pengiriman, manajemen
perangkat return, manajemen booking,
dan manajemen laporan.
4
Manajer
Merupakan Manajer tim Inventori. Orang
yang bertugas melihat seluruh laporan,
dan grafik stok dan pengeluaran
perangkat.
5
Mover
Merupakan bagian pengiriman yg
129
bekerjasama dengan Indosat dalam
pengiriman perangkat ke Indosat regional
selain jakarta.
Sistem Informasi Inventori
Registrasi
(from Use Case View)
<<include>>
Update Biodata
(from Use Case View)
Service Delivery
Admin Inventori
<<include>>
(from Use Case View)
Login
(from Use Case View)
(from Use Case View)
Logout
(from Use Case View)
Manajemen User
(from Use Case View)
Setting
Service
Assurance
(from Use Case View)
(from Use Case View)
Manajer Inventori
(from Use Case View)
Manajemen Perangkat Masuk
(from Use Case View)
Manajemen Booking
Mover
(from Use Case View)
(from Use Case View)
<<include>>
Manajemen Pick Up
(from Use Case View)
Manajemen Pengiriman
Manajemen Return
(from Use Case View)
(from Use Case View)
<<extend>>
Manajemen Laporan
(from Use Case View)
Grafik
(from Use Case View)
Gambar 4.11 Use Case Diagram
130
4.2.1.1.2 Identifikasi Use Case
Use Case akan diidentifikasikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Identifikasi Use Case
No
Use Case Name
Description
Actor
1
Registrasi
Use Case ini menggambarkan
Service Delivery, dan
kegiatan user untuk pendaftaran
Service Assurance
akun ke dalam sistem.
2
Login
Use
Case
ini
menggambarkan Admin,
Manajer,
kegiatan user untuk masuk ke dalam Service Delivery, dan
sistem dengan akun yang dimilikinya Service Assurance
masing-masing.
3
Update Biodata
Use
case
kegiatan
ini
user
menggambarkan Admin,
dalam
Manajer,
melakukan Service Delivery, dan
perubahan biodata. Use case ini Service Assurance
dapat diproses setelah melakukan use
case login.
4
Manajemen
Use
Case
User
kegiatan
ini
user
menggambarkan Admin,
dalam
Manajer,
registrasi, Service Delivery, dan
approval registrasi, dan status aktif Service Assurance
user.
5
6
Manajemen
Use
Case
Perangkat
kegiatan
Masuk
perangkat masuk.
Manajemen
Use
Booking
kegiatan Service Delivery dalam Admin
Case
ini
Admin
ini
menggambarkan Admin
dalam
input
menggambarkan Service Delivery, dan
melakukan booking perangkat, dan
Admin dalam melihat daftar booking
dan melakukan approval booking.
131
7
Manajemen
Use
Case
ini
menggambarkan Service Delivery, dan
Pick up
kegiatan Admin dalam memproses Admin
pengambilan perangkat dari gudang
atau proses pick up.
8
Manajemen
Use
Case
ini
menggambarkan Service Delivery, dan
Pengiriman
kegiatan Admin dalam memproses Admin
pengiriman dari gudang yang berada
di jakarta ke gudang regional selain
jakarta. Use case ini dapat diproses
setelah masuk kedalam
use case
manajemen pick up.
9
Manajemen
Use
Case
Perangkat
kegiatan
Return
perangkat
ini
Admin
yang
menggambarkan Service
dalam
Assurance
input dan Admin
dikembalikan
(return).
10
Manajemen
Use
Case
ini
menggambarkan Admin dan Manajer
Laporan
kegiatan Admin dan Manajer dalam
melihat laporan yang ada.
11
Logout
Use
Case
ini
menggambarkan Admin,
Manajer,
kegiatan user keluar dari akun dalam Service Delivery, dan
sistem.
Service Assurance
4.2.1.1.3 Narasi Use Case
Narasi dari setiap Use Case akan diperjelas pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Narasi Use Case Login
Use Case Name
Login
Use Case Id
1
Actor
Admin, Manajer, Service Delivery, Service Assurance
Brief
Use Case ini menggambarkan kegiatan user untuk masuk ke
132
Description
dalam sistem dengan akun yang dimilikinya masing-masing.
Pre Condition
Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance
harus mengetahui username dan password.
Basic Flow
Actor Action
System Response
Membuka Aplikasi.
Menampilkan halaman
3. Input username dan
Login.
password.
4. Cek username dan
6. Logout
password.
5. Menampilkan halaman
home.
Alternatif flow
Jika username dan password salah maka pada halaman user
akan tampil pesan “NIK atau Password tidak salah
Atau akun anda belum diverifikasi oleh Admin “, jika salah
pada halaman Admin maka akan tampil pesan “LOGIN
GAGAL! Username atau Password Anda tidak benar.
Atau account Anda sedang diblokir”, maka actor harus input
username dan password kembali.
Post Condition
Halaman sistem akan ditampilkan sesuai dengan pilihan
Login.
Tabel 4.4 Narasi Use Case Manajemen User
Use Case Name
Manajemen User
Use Case Id
2
Actor
Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance
Brief
Use Case ini menggambarkan kegiatan user dalam registrasi,
Description
approval registrasi, dan status aktif user.
Pre Condition
Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance
133
telah berhasil login.
Basic Flow
Actor Action
System Response
1. SD dan SA membuka
3. Menampilkan form
aplikasi.
”registrasi user”.
2. SD dan SA memilih
5. Menyimpan data registrasi
“registrasi”.
ke database.
4. SD dan SA Mengisi
6. Menampilkan “Terima
form ”registrasi user”
kasih anda telah melakukan
dan memilih “simpan”.
register
7. Admin Login.
9. Admin memilih
”master data” kemudian
memilih opsi
“manajemen user”.
11. Pada menu “aksi” ,
Admin memilih “edit”.
Anda belum dapat login
sebelum diverifikasi oleh
Admin”.
8. Menampilkan halaman
Admin.
10. Menampilkan daftar user
yang telah melakukan
registrasi.
13. Admin mengubah
status aktif dari “N”
menjadi “Y”.
14. Admin memilih
“update”.
16. Admin memilih
”master data” kemudian
memilih opsi
“manajemen Admin”.
12. Menampilkan halaman
edit user.
15. Menyimpan ke dalam
database.
17. Menampilkan halaman
Admin. Terdapat opsi
“tambah Admin” dan aksi
“edit”.
19. Menampilkan form
134
18. Memilih “tambah
Admin”.
20. Mengisi form
“tambah Admin”.
21. Menyimpan ke dalam
database.
kemudian memilih
simpan.
22. Logout.
Alternatif flow
4. Jika data yang diinput tidak sesuai dengan yang dibutuhkan,
maka sistem akan menampilkan pesan “harus diisi” atau “id
email harus valid”.
7. Jika username dan password salah maka Admin harus input
username dan password kembali.
11. Jika data yang ditampilkan tidak sesuai dengan data yang
dibutuhkan, maka Admin dapat memilih “hapus”.
18. Jika actor tidak ingin menambah Admin, maka dapat
memilih “edit” pada aksi, atau jika Admin sudah tidak bekerja
di tim inventori maka dapat memilih “hapus”.
Post Condition
User dapat login ke dalam sistem sesuai registrasi yang telah
di approve oleh Admin.
Tabel 4.5 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Masuk
Use Case Name
Manajemen Perangkat Masuk
Use Case Id
3
Actor
Admin
Brief
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam input
Description
perangkat masuk.
Pre Condition
Admin telah mendapatkan data perangkat dari vendor dan
135
berhasil login
Basic Flow
Actor Action
System Response
1. Login.
2. Menampilkan halaman
3. Memilih “perangkat”
Admin.
pada “master data”.
4. Menampilkan daftar
5. Memilih “tambah
perangkat dan opsi “tambah
produk”.
produk”, “edit”, dan
7. Mengisi form tambah
“hapus”.
produk kemudian
6. Menampilkan form
memilih “simpan”.
tambah produk.
9. Logout.
8. Menyimpan data
perangkat ke dalam
database.
Alternatif flow
1. Jika username dan password salah maka actor harus input
username dan password kembali.
3. Pada pilihan “master data” terdapat opsi “kategori”, “jenis
perangkat”, dan “perangkat”. Jika perangkat yang ingin di
input yaitu perangkat baru, maka Admin harus menambahkan
terlebih dahulu pada “kategori” dan “jenis perangkat”.
5. Jika actor tidak ingin menambah perangkat, dapat memilih
opsi lain yaitu “edit” dan “hapus”.
Post Condition
Data perangkat bertambah atau berubah sesuai menu yang
dipilih oleh actor.
Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen Booking
Use Case Name
Manajemen Perangkat Booking
Use Case Id
4
Actor
SD, dan Admin
136
Brief
Use Case ini menggambarkan kegiatan Service Delivery
Description
dalam melakukan booking perangkat, dan Admin dalam
melihat daftar booking dan melakukan approval booking.
Pre Condition
Basic Flow
SD dan Admin berhasil login
Actor Action
System Response
1. SD login.
2. Menampilkan halaman
3. SD memilih
home.
perangkat dan klik
4. Menampilkan form
“booking”.
booking.
5. SD memilih
6. Menyimpan ke database
“kuantitas/quantity
dan menampilkan pesan
(Qty)” kemudian
berhasil.
mengisi form booking
7. Menampilkan halaman
kemudian memilih
“daftar transaksi”.
”submit booking”.
9. Menampilkan halaman
8. Admin login.
Admin.
10. Admin memilih
11. Menampilkan detail
status dan aksi
booking perangkat.
“booking”.
13. Merubah status dan aksi,
12. Pada opsi “status
dari “booking” menjadi
order”, Admin memilih
“approve”.
“approve” kemudian
klik “ubah status”.
14. Logout.
Alternatif flow
1. Jika username dan password salah maka actor harus input
username dan password kembali.
3. Jika SD ingin booking lebih dari 1 (satu) perangkat, maka
dapat memilih “lanjutkan booking”. Maka sistem akan
mengulang alur 2 dan 3.
8. Jika username dan password salah maka actor harus input
137
username dan password kembali.
10. Jika actor tidak ingin melakukan ”booking” maka dapat
memilih “print”.
Post Condition
Status booking berubah menjadi approve. Jika status telah
berubah, maka SD dapat mencetak dan menukarkan packing
slip dengan perangkat.
Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Pick up
Use Case Name
Manajemen Pick up
Use Case Id
5
Actor
SD, dan Admin
Brief
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam
Description
memproses pengambilan perangkat dari gudang atau proses
pick up.
Pre Condition
Basic Flow
SD telah melakukan booking dan Admin berhasil login
Actor Action
System Response
1. Login.
2. Menampilkan halaman
3. Memilih status dan
Admin.
aksi “approve”.
4. Menampilkan form
5. Mengisi form
pengeluaran perangkat.
pengeluaran perangkat
6. Merubah status “approve”
kemudian memilih
menjadi “pickup”.
“pickup” kemudian
“submit”.
7. Logout.
Alternatif flow
1. Jika username dan password salah maka actor harus input
username dan password kembali.
2. Jika actor tidak ingin melakukan ”approve” maka dapat
memilih “print”.
138
5. Jika actor tidak ingin melakukan ”pickup” maka dapat
memilih “batal”.
Post Condition
Perangkat telah keluar dan data telah tersimpan dalam
database.
Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Pengiriman
Use Case Name
Manajemen Pengiriman
Use Case Id
6
Actor
SD, dan Admin
Brief
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam
Description
memproses pengambilan perangkat dari gudang atau proses
pick up.
Pre Condition
Basic Flow
SD telah melakukan booking dan Admin berhasil login
Actor Action
System Response
1. Admin Login.
2. Menampilkan halaman
3. Memilih status dan
Admin.
aksi “approve”.
4. Menampilkan form
5. Mengisi form
pengeluaran perangkat.
pengeluaran perangkat.
7. Merubah status “approve”
6. Memilih “Tipe PIC”
menjadi “pickup”.
menjadi Mover
kemudian upload bukti
no. AWB yang telah
diberikan oleh Mover,
setelah itu memilih
“pickup” kemudian
“submit”.
8. Logout.
Alternatif flow
1. Jika username dan password salah maka actor harus input
139
username dan password kembali.
2. Jika actor tidak ingin melakukan ”approve” maka dapat
memilih “print”.
5. Jika actor tidak ingin melakukan ”pickup” maka dapat
memilih “batal”.
Post Condition
Perangkat telah keluar dan data telah tersimpan dalam
database.
Tabel 4.9 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Return
Use Case Name
Manajemen Perangkat Return
Use Case Id
Actor
Brief
Description
Pre Condition
7
SA dan Admin
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin dalam input
perangkat yang dikembalikan (return).
Perangkat yang dikembalikan oleh SA telah dicek dan diberi
keterangan menggunakan label seputar kondisi perangakt. dan
Admin berhasil login
Actor Action
System Response
Basic Flow
Alternatif flow
1. Login.
2. Menampilkan halaman
3. Memilih “barang
Admin.
return”.
4. Menampilkan “Daftar
5. Mengisi kolom
Barang Yang Sudah di
“pencarian” serial
Order” dan “detail order”
number (SN) perangkat 6. Menampilkan hasil
kemudian memilih
pencarian sesuai SN yang
“cari”.
telah diinput oleh actor.
7. Memilih aksi
8. Menampilkan halaman
“return”.
“barang return”.
9. Memilih opsi “baik”
10. SN perangkat akan
kemudian pilih
tersimpan ke dalam
“simpan”.
database.
11. Logout.
1. Jika username dan password salah maka actor harus input
username dan password kembali.
5. Jika actor tidak ingin mencari beradasarkan SN perangkat,
140
Post Condition
maka dapat mencari berdasarkan kategori, jenis perangkat,
atau kata kunci lain.
9. Jika kondisi perangkat tidak baik, maka actor dapat
memilih opsi “rusak” dan mengisi keterangan, kerusakan apa
yang ada pada perangkat yang dikembalikan.
Perangkat akan disimpan di gudang dan data perangkat yang
telah dikembalikan akan tersimpan ke dalam database.
Tabel 4.10 Narasi Use Case Manajemen Laporan
Use Case Name
Manajemen Laporan
raUse Case Id
8
Actor
Admin dan Manajer
Brief
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin, User, dan
Manajer untuk keluar dari sistem.
Pre Condition
Telah ada transaksi perangkat masuk dan perangkat keluar.
Basic Flow
Actor Action
System Response
1. Login.
2. Menampilkan halaman
Admin.
3. Memilih laporan dan
pilih “laporan perangkat
masuk”.
4. Menampilkan halaman
laporan perangkat masuk.
5. Memilih periode
laporan kemudian klik
“proses” button.
6. Menampilkan laporan
sesuai periode yang dipilih
oleh actor.
7. Memilih grafik
kemudian memilih
“grafik pengeluaran
perangkat”
8. Menampilkan halaman
“grafik pengeluaran
perangkat”.
9. Memilih periode
laporan kemudian klik
“proses” button.
11. Logout.
10. Menampilkan grafik
sesuai periode yang dipilih
oleh actor.
141
Alternatif flow
1. Jika username dan password salah maka actor harus input
username dan password kembali.
3. Jika actor ingin melihat laporan lainnya, maka dapat
memilih opsi laporan yang ada yaitu laporan perangkat keluar,
laporan perangkat monitoring stok dan laporan return.
7. Jika actor ingin melihat grafik lainnya, maka dapat memilih
opsi grafik yang ada yaitu grafik IDWO keluar dan grafik stok
perangkat.
Post Condition
Laporan dan grafik dapat dilihat oleh Admin dan Manajer.
Tabel 4.11 Narasi Use Case Logout
Use Case Name
Logout
Use Case Id
9
Actor
Admin, Manajer, Service Delivery, dan Service Assurance
Brief
Use Case ini menggambarkan kegiatan user keluar dari akun
Description
dalam sistem.
Pre Condition
User harus mengetahui username dan password untuk login.
Basic Flow
Alternatif flow
Actor Action
System Response
1. Login.
2. Menampilkan halaman
3. Logout.
home.
1.Jika username dan password salah maka actor harus input
username dan password kembali.
Post Condition
Actor keluar dari sistem.
4.2.1.2 Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam
Sistem Informasi Inventori.
142
1.
Activity diagram Login
user
Sistem
membuka
aplikasi
tampilkan
halaman login
input username
dan password
tampilkan alert
salah
benar
halaman user
tampilkan
halaman user
logout
Gambar 4.12 Activity diagram Login
Pada gambar 4.12 menjelaskan aktifitas yang dapat dilakukan oleh user. User
dapat melakukan login sesuai dengan tugasnya. Aplikasi ini dengan user
membuka aplikasi kemudian sistem akan menampilkan halaman login. User
diharuskan untuk menginput username dan password sesuai akun yang
dimiliki masing-masing. Jika username dan password yang diinput salah atau
tidak lengkap maka sistem akan menampilkan peringatan dan user tidak dapat
memasuki sistem, maka user harus mengulanginya ke proses awal. Namun
jika username dan password yang diinput benar, maka sistem akan
menampilkan halaman user.
2.
Activity diagram Manajemen User
143
SD dan SA
Sistem
Admin
login
membuka
aplikasi
tampilkan form
"registrasi user"
pilih registrasi
batal
input data
registrasi
simpan
lihat pesan "registrasi
berhasil"
simpan data
tampilkan pesan"registrasi
berhasil"
tampilkan
halaman admin
pilih master
data
tampilkan halaman
management user
pilih management
user
hapus
edit
pilih status
aktif "Y"
batal
simpan data
update
tampilkan halaman
management user
tampilkan halaman
management admin
pilih master
data
pilih management
admin
hapus
edit
tambah
tampilkan form
tambah admin
input data
admin
simpan data
tampilkan halaman
management admin
logout
Gambar 4.13 Activity diagram Manajemen User
144
Pada Gambar 4.13 menjelaskan aktifitas yang dilakukan SD, SA dan Admin
sebagai actor. Aktifitas dimulai dari SD dan SA dengan membuka aplikasi
kemudian melakukan registrasi. Setelah mengisi form login, SD dan SA
memilih simpan dan sistem akan menampilkan pesan berhasil. Admin sebagai
approval registrasi melakukan login dan sistem menampilkan halaman
Admin. Admin dapat melakukan dua aktifitas yaitu hapus dan edit. Jika
Admin menolak registrasi dari SD dan SA
maka dapat memilih hapus,
namun jika Admin menerima registrasi dari SD dan SA maka Admin dapat
memilih edit dan mengubah status SD dan SA. Kemudian Admin memilih
manajemen Admin pada master data. Terdapat tiga aktifitas yang dapat
dipilih oleh Admin yaitu hapus, edit, dan tambah. Setelah memilih edit dan
hapus maka sistem akan menampilkan halaman Admin. Jika memilih tambah
maka Admin harus mengisi form untuk input data Admin.
145
3.
Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk
Admin
login
Sistem
tampilkan
halaman admin
pilih master
data
pilih perangkat
tampilkan halaman
manajemen perangkat
hapus
edit
tambah
tampilkan form
"tambah perangkat"
input data
perangkat
simpan data
logout
tampilkan halaman
manajemen perangkat
Gambar 4.14 Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk
Pada Gambar 4.14 menjelaskan aktifitas yang dilakukan oleh Admin sebagai
actor. Aktifitas dimulai dengan Admin melakukan login dan memilih
perangkat pada master data. Terdapat tiga aktifitas yang dapat dipilih oleh
Admin yaitu hapus, edit, dan tambah. Setelah memilih edit dan hapus maka
sistem akan menampilkan halaman Admin. Jika memilih tambah maka
Admin harus mengisi form untuk input data perangkat.
146
4.
Activity diagram Manajemen Booking
SD dan SA
Sistem
login
tampilkan
halaman user
Admin
login
pilih perangkat
pilih booking
tampilkan form
booking
pilih Qty
input data
booking
simpan data
logout
tampilkan daftar
transaksi
tampilkan
halaman admin
pilih status
"booking"
tampilkan
detail booking
pilih approve
simpan data
pilih ubah
status
tampilkan
detail booking
logout
Gambar 4.15 Activity diagram Manajemen Booking
Pada Gambar 4.15 menjelaskan aktifitas user dan Admin sebagai actor.
Aktifitas dimulai setelah user melakukan login. Kemudian user memilih
booking. Sistem akan menampilkan form booking dan user menginput data
booking dan memilih jumlah (quantity/Qty) perangkat yang akan di booking.
Sistem akan menyimpan ke database dan akan menampilkan daftar transaksi.
147
Admin sebagai appoval booking harus login terlebih dahulu. Admin memilih
booking dan sistem akan menampilkan detail booking. Admin memilih
approve dan pilih ubah status. Sistem akan menyimpan ke database dan akan
menampilkan detail booking.
5.
Activity diagram Manajemen Pick up
Admin
login
Sistem
tampilkan
halaman admin
pilih daftar
booking
pilih status
approve
tampilkan form
pengeluaran perangkat
input data pengeluaran
perangkat
pilih "pick up"
simpan data
logout
tampilkan
detail booking
Gambar 4.16 Activity diagram Manajemen Pick up
Pada Gambar 4.16 menjelaskan aktifitas Admin sebagai actor. Aktifitas
dimulai setelah Admin melakukan login kemudian memilih status approval
pada dagtar booking. Kemudian sistem akan menampilkan form pengeluaran
perangkat. Admin harus melakukan input data pengeluaran perangkat dan
148
memilih pick up. Setelah sistem menyimpan data pengeluaran perangkat,
sistem akan menampilkan detail booking dan status approval berubah
menjadi pick up.
6.
Activity diagram Manajemen Pengiriman
Admin
login
Sistem
tampilkan
halaman admin
pilih daftar
booking
pilih status
approve
tampilkan form
pengeluaran perangkat
input data pengeluaran
perangkat
memilih "mover"
pada tipe PIC
upload nomer
AWB
pilih "pick up"
logout
simpan data
tampilkan
detail booking
Gambar 4.17 Activity diagram Manajemen Pengiriman
Pada Gambar 4.17 menjelaskan aktifitas Admin sebagai actor. Aktifitas
dimulai setelah Admin melakukan login kemudian memilih status approval
pada daftar booking. Kemudian sistem akan menampilkan form pengeluaran
149
perangkat. Admin harus melakukan input data pengeluaran perangkat.
Kemudian mememilih ”mover” pada tipe PIC dan melakukan upload nomer
AWB dan memilih pick up. Setelah sistem menyimpan data pengeluaran
perangkat, sistem akan menampilkan detail booking dan status approval
berubah menjadi pick up.
7.
Activity diagram Manajemen Perangkat Return
Admin
Sistem
login
tampilkan
halaman admin
pilih barang
return
tampilkan
detail order
input SN pada
kolom pencarian
pilih cari
tampilkan halaman
barang return
pilih return
baik
rusak
simpan data
logout
tampilkan halaman
barang return
Gambar 4.18 Activity diagram Manajemen Perangkat Return
Pada Gambar 4.18 menjelaskan aktifitas yang dilakukan oleh Admin sebagai
actor. Aktifitas dimulai setelah Admin melakukan login kemudian memilih
menu barang return. Sistem akan menampilkan detail order. Kemudian
Admin mencari SN perangkat yang akan di return. Setelah memilih cari dan
150
return. Admin menginput keterangan perangkat tersebut baik atau rusak.
Sistem akan menyimpan dalam database dan akan menampilkan barang
return.
8.
Activity diagram Manajemen Laporan
Admin dan M anaj er
login
Sistem
tampilkan
halaman admin
pilih laporan
laporan
request order
laporan
monitoring stok
laporan
perangkat keluar
laporan perangkat
masuk
tampilkan
laporan
laporan
revenue
laporan perangkat
dismantle
laporan perangkat
current stok
pilih grafik
grafik pengeluaran
perangkat
grafik jumlah
stok perangkat
tampilkan
grafik
logout
Gambar 4.19 Activity diagram Manajemen Laporan
151
Pada Gambar 4.19 menjelaskan aktifitas Admin dan Manajer sebagai actor.
Aktifitas dimulai setelah admin dan manjer melakukan login dan memilih
laporan. Sistem akan menampilkan pilihan laporan. Kemudian actor dapat
memilih grafik dan sistem akan menampilkan grafik.
9.
Activity diagram Logout
User
login
Sistem
tampilkan
halaman user
logout
Gambar 4.20 Activity diagram Logout
Pada Gambar 4.20 menjelaskan aktifitas yang dilakukan user, admin, dan
manajer sebagai actor. Aktifitas dimulai setelah actor melakukan login.
Kemudian sistem akan menampilkan halaman masing-masing actor. Actor
harus memilih logout dan actor akan keluar dari sistem.
4.2.1.3 Sequence diagram
Sequence diagram adalah diagram interaksi yang menekankan urutan
waktu dalam pengiriman pesan pada Sistem Informasi Inventori.
152
1.
Sequence diagram Login
Gambar 4.21 Sequence diagram Login
Pada Gambar 4.21 menjelaskan tentang proses login. Pertama user
melakukan input username dan password pada form login. Form login akan
mengecek data user pada database user. Jika username dan password benar
maka user dapat masuk ke halaman user, namun jika salah, maka user harus
menginput kembali username dan password.
153
2.
Sequence diagram Manajemen User
Gambar 4.22 Sequence diagram Manajemen User
Pada Gambar 4.22 menjelaskan tentang manajemen user. Pertama SD dan SA
membuka form registrasi pada aplikasi. Sistem akan menampilkan form
registrasi kemudian SD dan SA
harus input data user. Sistem akan
menyimpan dalam database user dan akan menampilkan pesan bahwa
registrasi berhasil. Kemudian admin melakukan login dan memilih
manajemen user pada halaman manajemen user. Admin memilih user, sistem
akan mengecek pada database user dan menampilkan data user. Admin
154
merubah status aktif user menjadi “Y”. Sistem akan menyimpan dalam
database, database yang telah di update akan ditampilkan ke admin. Admin
dakat melakukan edit dan hapus terhadap data user. Kemudian Admin
memilih master data dan sistem akan menampilkan halaman manajemen
admin. Admin dapat melakukan hapus, edit, dan tambah admin. Pada proses
tambah admin, admin menginput data admin pada form tambah admin.
Sistem akan menyimpan dalam database admin dan akan menampilkan
halaman manajemen admin.
3.
Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk
Gambar 4.23 Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk
Pada Gambar 4.23 menjelaskan tentang proses manajemen perangkat masuk.
Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan
155
halaman admin. Admin memilih master data dan memilih perangkat pada
halaman manajemen admin. Admin melakukan input perangkat pada form
tambah perangkat. Data perangkat akan disimpan dalam database perangkat
dan sistem akan menampilkan halaman manajemen perangkat. Admin juga
dapat melakukan hapus atau ubah perangkat. Kemudian sistem akan
mengupdate database.
4.
Sequence diagram Manajemen Booking
Gambar 4.24 Sequence diagram Manajemen Booking
Pada Gambar 4.24 menjelaskan tentang manjemen booking. Pertama user
harus melakukan login dan sistem akan menampilkan halaman user. User
memilih perangkat pada halaman manajemen perangkat. Sistem
akan
memanggil database perangkat dan menampilkan data perangkat. User
melakukan input data booking dan qty perangkat. Data booking akan
disimpan dalam database booking kemudian sistem akan menampilkan daftar
156
transaksi. Proses selanjutnya admin harus melakukan login dan sistem akan
menampilkan halaman admin. Kemudian admin memilih daftar booking dan
sistem akan menampilkan tampilan daftar booking. Admin memilih aksi
booking dan memilih approval. Sistem akan menyimpan dalam database
booking dan menampilkan halaman detail booking.
5.
Sequence diagram Manajemen Pick up
Gambar 4.25 Sequence diagram Manajemen Pick up
Pada Gambar 4.25 menjelaskan tentang proses manajemen perangkat keluar.
Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan
halaman admin. Admin memilih booking pada halaman daftar booking.
Sistem akan memanggil database booking dan akan menampilkan daftar
booking. Admin memilih status approve dan sistem akan menampilkan form
pengeluaran perangkat. Admin melakukan input pengeluaran perangkat dan
memilih pick up. Sistem akan menyimpan data pengeluaran perangkat pada
157
database booking dan akan merubah database perangkat. Kemudian database
akan terupdate dan sistem akan menampilkan detail booking.
6.
Sequence diagram Manajemen Pengiriman
Gambar 4.26 Sequence diagram Manajemen Pengiriman
Pada Gambar 4.26 menjelaskan tentang proses manajemen perangkat keluar.
Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan
halaman admin. Admin memilih booking pada halaman daftar booking.
Sistem akan memanggil database booking dan akan menampilkan daftar
booking. Admin memilih status approve dan sistem akan menampilkan form
pengeluaran perangkat. Admin melakukan input pengeluaran perangkat,
memilih “mover” dan melakukan upload nomer AWB kemudian memilih
pick up. Sistem akan menyimpan data pengeluaran perangkat pada database
booking dan akan merubah database perangkat. Kemudian database akan
terupdate dan sistem akan menampilkan detail booking.
158
7. Sequence diagram Manajemen Return
Gambar 4.27 Sequence diagram Manajemen Perangkat Return
Pada Gambar 4.27 menjelaskan tentang manajemen perangkat return.
Pertama admin harus melakukan login dan sistem akan menampilkan
halaman admin. Admin memilih barang return pada halaman barang return
dan sistem akan menampilkan halaman detail order. Admin memilih input
SN pada kolom pencarian dan pilih aksi return kemudian sistem akan
menampilkan form barang return. Admin memilih kondisi dan input
keterangan. Sistem akan menyimpan dalam database return dan akan
menampilkan halaman admin.
159
8.
Sequence diagram Manajemen Laporan
Gambar 4.28 Sequence diagram Manajemen Laporan
Pada Gambar 4.28 menjelaskan tentang proses manajemen laporan. Pertama
manajer harus login dan sistem akan menampilkan halaman admin. Manajer
memilih laporan dan sistem akan memanggil database dan akan
menampilkan halaman laporan. Kemudian manajer memilih grafik, sistem
akan memanggil database perangkat dan sistem akan menampilkan grafik.
160
9.
Sequence diagram Manajemen Logout
Gambar 4.29 Sequence diagram Logout
Pada Gambar 4.29 menjelaskan tentang proses logout. Pertama user harus
login dan sistem akan menampilkan halaman user. User memilih logout dan
user akan keluar dari sistem.
4.2.2
Perancangan Basis Data
4.2.2.1 Potensial Objek
Sebelum membuat class diagram, terlebih dahulu harus dibuat daftar
potensial objek. Setelah daftar dibuat, kemudian seleksi objek yang akan
diusulkan. Objek yang memenuhi kriteria untuk diusulkan memiliki beberapa
syarat sebagai berikut:
1.
Objek tidak boleh memiliki sinonim dengan objek lain.
2.
Objek harus berada di dalam lingkup sistem yang dirancang.
3.
Objek tidak boleh berupa method.
4.
Objek harus jelas dan fokus.
161
5.
Objek tidak boleh berupa atribut yang mendeskripsikan objek lain.
Berikut adalah daftar potensial objek yang telah diidentifikasi pada Sistem
Informasi Inventori:
Tabel 4.12 Daftar Potensial Objek
Actor
Merk
Alamat
Model
Berat
Mover
Booking
Nama_fe
Circuit_name
Nama_jabatan Nama_kategori
Divisi
Nama_level
Email
Nama_mover
Form_barang_return
Nama_pegawai
Form_booking
Nama_pelanggan
Form_login
Nama_pengirim
Form_pengeluaran_perangkat
Nama_perangkat
Form_registrasi
Nama_regional
Form_tambah_admin
Nama_vendor
Form_tambah_perangkat
Nip
FE
No_awb
Harga
No_hp
Id_booking
No_po
Id_fe
No_telepon
Id_jabatan
Password
Id_kategori
Pegawai
Id_level
Pelanggan
Id_mover
Penerima
Id_penerima
Penerimaan
Id_pengiriman
Perangkat
Id_perangkat
Pic_mover
162
Id_pick_up
Pic_pelanggan
Id_regional
Pick up
Id_return
Regional
Id_sn
Return
Id_username
Serial number
Id_vendor
Sn
Idwo_pelanggan
Tanggal_pengiriman
Jabatan
Tanggal_pick_up
Jenis
Tanggal_po
Kategori
Unit_kerja
Keterangan
User
kondisi
Username
Level
Vendor
Tabel 4.13 Daftar Analisis Potensial objek
Potensial objek
Alasan
Actor
X Potensial objek untuk perencanaan proses
Admin
√
Email
X Attribute objek User
Berat
X Attribute objek Perangkat
Booking
√
Circuit_name
X Attribute objek Booking
Divisi
X Attribute objek User
Form_barang_return
X Potensial objek untuk desain interface
Form_booking
X Potensial objek untuk desain interface
Form_login
X Potensial objek untuk desain interface
Potensial objek untuk perencanaan proses
Type Booking
Form_pengeluaran_perangkat X Potensial objek untuk desain interface
Form_registrasi
X Potensial objek untuk desain interface
Form_tambah_admin
X Potensial objek untuk desain interface
163
Form_tambah_perangkat
X Potensial objek untuk desain interface
Id_booking
X Attribute objek Booking
Id_kategori
X Attribute objek Kategori
Id_perangkat
X Attribute objek Perangkat
Id_pengiriman
X Attribute objek Pengiriman
Id_pick_up
X Attribute objek Pick up
Id_return
X Attribute objek Return
Id_user
X Attribute objek User
Id_vendor
X Attribute objek Vendor
Idwo_pelanggan
X Attribute objek Pelanggan
Jenis
X Attribute objek Perangkat
Kategori
X Attribute objek Kategori
Keterangan
X Attribute objek Perangkat
Kondisi
X Attribute objek Return
Login
X Potensial objek untuk perencanaan sistem
Logout
X Potensial objek untuk perencanaan sistem
Lokasi
X Attribute objek User
Manajer
√
Merk
X Attribute objek Perangkat
Model
X Attribute objek Perangkat
Nama_admin
X Attribute objek Admin
Nama_FE
X Attribute objek Pick up
Nama_kategori
X Attribute objek Kategori
Nama_manajer
X Attribute objek Manajer
Nama_pelanggan
X Attribute objek Pelanggan
Nama_pengirim
X Attribute objek Pengiriman
Nama_perangkat
X Attribute objek Perangkat
Nama_user
X Attribute objek User
No_AWB
X Attribute objek Pengiriman
No_hp
X Attribute objek Pelanggan
Type Manajer
164
No_PO
X Attribute objek Perangkat
No_telepon
X Attribute objek User
Password
X Attribute objek User
Pelanggan
√
Type Pelanggan
Pengiriman
√
Type Pengiriman
Perangkat
√
Type Perangkat
PIC_pelanggan
X Attribute objek Pelanggan
Pick_up
√
Type Pick up
Return
√
Type Return
Status_aktif
X Attribute objek User
Stok
X Attribute objek Perangkat
Tanggal_pengiriman
X Attribute objek Pengiriman
Tanggal_pick_up
X Attribute objek Pick up
Tanggal_PO
X Attribute objek Perangkat
Unit_kerja
X Attribute objek User
User
√
Username
X Attribute objek User
Vendor
√
Type User
Type Vendor
Tabel 4.14 Daftar Potensial Objek yang Diusulkan
Booking
Pengiriman
FE
Perangkat
Jabatan
Pick up
Kategori
Regional
Level
Return
Mover
Return
Pegawai
Serial number
Pelanggan
User
Penerimaan
Vendor
165
4.2.2.2 Class Diagram
Class diagram memperlihatkan diagram yang memperlihatkan kumpulan
class, interface, dan kolaborasi serta hubungan antara keduanya yang ada pada
Sistem Informasi Inventori.
Gambar 4.30 Class diagram
166
Pada Gambar 4.30 menjelaskan tentang class diagram sistem informasi
inventori, terdapat class yang saling berhubungan antara lain:
1.
Class Pegawai memiliki Attribute nip sebagai primary key, dan Attribute
id_jabatan sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_pegawai,
email, divisi, dan unit_kerja. Class Pegawai memiliki method input_pegawai,
view_pegawai, edit_pegawai, dan delete_pegawai. Class Pegawai memiliki
multiplicity terhadap class Jabatan yaitu satu ke satu.
2.
Class Jabatan memiliki id_jabatan Attribute sebagai primary key, dan
memiliki
Attribute
nama_jabatan.
Class
Jabatan
memiliki
method
input_jabatan, dan view_jabatan. Class Jabatan memiliki multiplicity terhadap
class Pegawai yaitu satu ke satu.
3.
Class User memiliki Attribute id_user sebagai primary key, dan Attribute
id_level dan nip sebagai foreign key, serta memiliki Attribute username, dan
password. Class User memiliki method login, logout, dan registrasi. Class
User memiliki multiplicity terhadap class Pegawai yaitu satu ke satu, dan
terhadap class Level yaitu satu ke satu.
4.
Class Level memiliki Attribute id_level sebagai primary key, dan Attribute
nama_level. Class Level memiliki method input_level, view_level, dan
delete_level. Class Level memiliki multiplicity terhadap class User yaitu satu
ke satu.
5.
Class Perangkat memiliki Attribute id_perangkat sebagai primary key, dan
Attribute id_vendor, id_sn, id_harga, id_stok, dan id_kategori sebagai foreign
key, serta memiliki Attribute nama_perangkat dan keterangan. Class
167
perangkat
memiliki
method
input_perangkat,
view_perangkat,
edit_perangkat, dan delete_perangkat. Class Perangkat memiliki multiplicity
terhadap class Booking yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak,
terhadap class Return yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak,
terhadap class Penerimaan yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak,
terhadap class Serial number yaitu satu ke satu, terhadap class Kategori yaitu
satu ke satu, dan terhadap class Vendor yaitu satu sampai banyak ke satu
sampai banyak.
6.
Class Vendor id_vendor sebagai primary key, dan id_kota sebagai foreign
key, serta memiliki Attribute nama_vendor, alamat, email, no_telepon. Class
Vendor memiliki method input_vendor, view_vendor, edit_vendor, dan
delete_vendor. Class Vendor memiliki multiplicity terhadap class Perangkat
yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak.
7.
Class Kategori memiliki Attribute id_kategori sebagai primary key, serta
memiliki Attribute nama_kategori. Class Kategori memiliki method
input_kategori, dan view_kategori. Class Kategori memiliki multiplicity
terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu.
8.
Class Serial number memiliki Attribute id_sn sebagai primary key, dan
id_perangkat sebagai foreign key, serta memiliki Attribute sn. Class Serial
number memiliki method input_sn, dan view_sn. Class Serial number
memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu.
9.
Class Stok memiliki Attribute id_stok sebagai primary key, dan id_perangkat
sebagai foreign key, serta memiliki Attribute stok, dan tanggal_stok . Class
168
Stok memiliki method input_stok, dan view_stok. Class Stok memiliki
multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu.
10. Class Harga memiliki Attribute id_harga sebagai primary key, dan
id_perangkat sebagai foreign key, serta memiliki Attribute harga, dan
tanggal_harga . Class Harga memiliki method input_harga, dan view_harga.
Class Harga memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu ke satu.
11. Class Kota memiliki Attribute id_kota sebagai primary key, dan id_provinsi
sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_kota. Class Kota memiliki
method input_kota, dan view_kota. Class Kota memiliki multiplicity terhadap
class Vendor, Pelanggan, Penerima, Mover yaitu satu ke satu.
12. Class Provinsi memiliki Attribute id_provinsi sebagai primary key, dan
Attribute nama_provinsi. Class Provinsi memiliki method input_provinsi, dan
view_provinsi. Class Provinsi memiliki multiplicity terhadap class Kota yaitu
satu ke satu.
13. Class Penerimaan memiliki Attribute no_po sebagai primary key, dan id_kota
sebagai foreign key, serta memiliki Attribute id_perangkat dan id_user, serta
memiliki Attribute sn. Class Penerimaan memiliki method input_penerimaan,
view_penerimaan,
edit_penerimaan,
dan
delete_penerimaan.
Class
Penerimaan memiliki multiplicity terhadap class Perangkat yaitu satu sampai
banyak ke satu sampai banyak, terhadap class User yaitu satu sampai banyak
ke satu sampai banyak.
14. Class Booking memiliki Attribute id_booking sebagai primary key, dan
Attribute id_user, id_perangkat, dan id_pelanggan sebagai foreign key serta
169
memiliki
Attribute
circuit_name.
Class
Booking
memiliki
method
input_booking, dan view_booking. Class Booking memiliki multiplicity
terhadap class User yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak,
terhadap class Pick up yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak,
terhadap class Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke nol sampai banyak,
dan terhadap class Pelanggan yaitu satu sampai banyak ke satu.
15. Class Pelanggan memiliki Attribute idwo_pelanggan sebagai primary key,
dan id_kota sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_pelanggan,
pic_pelanggan, alamat, email dan no_hp. Class Pelanggan memiliki method
input_pelanggan, dan view_pelanggan. Class Pelanggan memiliki multiplicity
terhadap class Booking yaitu satu ke satu sampai banyak.
16. Class Pick up memiliki Attribute id_pick_up sebagai primary key, dan
Attribute id_booking, id_fe, dan id_user sebagai foreign key serta memiliki
Attribute tanggal_pick_up. Class Pick up memiliki method input_pick_up,
dan view_pick_up. Class Pick up memiliki multiplicity terhadap class
Booking yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, dan terhadap class
FE yaitu satu sampai banyak ke satu.
17. Class FE memiliki Attribute id_fe sebagai primary key, dan Attribute
nama_fe, email, dan no_hp. Class FE memiliki method input_fe, dan view_fe.
Class FE memiliki multiplicity terhadap class Pick up yaitu satu ke satu
sampai banyak.
18. Class Pengiriman memiliki Attribute id_pengiriman sebagai primary key, dan
Attribute id_booking, id_penerima, id_regional, id_mover, dan id_user
170
sebagai
foreign
key
serta
tanggal_pengiriman, dan no_awb.
memiliki
Attribute
nama_pengirim,
Class Pengiriman memiliki method
input_pengiriman, dan view_pengiriman. Class Pengiriman memiliki
multiplicity terhadap class Booking yaitu nol sampai banyak ke satu sampai
banyak, terhadap class Regional yaitu satu sampai banyak ke satu sampai
banyak, terhadap class Penerima yaitu satu sampai banyak ke satu sampai
banyak, terhadap class Mover yaitu satu sampai banyak ke satu sampai
banyak, dan terhadap class User yaitu satus ampai banyak ke satu sampai
banyak.
19. Class Penerima memiliki Attribute id_penerima sebagai primary key, dan
id_kota sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_penerima, dan
no_hp.
Class
Penerima
memiliki
method
input_penerima,
dan
view_penerima. Class Penerima memiliki multiplicity terhadap class
Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak
20. Class Regional memiliki Attribute id_regional sebagai primary key, dan
Attribute nama_regional. Class Regional memiliki method input_regional,
dan view_regional. Class Regional memiliki multiplicity terhadap class
Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak
21. Class Mover memiliki Attribute id_mover sebagai primary key, dan id_kota
sebagai foreign key, serta memiliki Attribute nama_mover, pic_mover,
alamat, email, dan no_telepon. Class Mover memiliki method input_mover,
dan view_mover. Class Mover memiliki multiplicity terhadap class
Pengiriman yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak
171
22. Class Return memiliki Attribute id_return sebagai primary key, dan Attribute
id_user, dan id_perangkat sebagai foreign key serta memiliki Attribute
kondisi. Class return memiliki method
input_return, view_return,
edit_return, dan delete_return. Class Return memiliki multiplicity terhadap
class User yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak, dan terhadap
class Perangkat yaitu satu sampai banyak ke satu sampai banyak.
4.2.2.3 Matriks CRUD
Setelah class diagram dibuat maka harus dioptimasi dengan matriks
CRUD. Matriks CRUD adalah sebuah tabel yang menunjukan proses yang terjadi,
setiap baris menunjukan proses yang terjadi dan kolom menunjukan class dimana
lokasi proses tersebut berada. Berikut ini adalah CRUD matrix dari class diagram
sistem informasi inventori:
Tabel 4.15 Matriks CRUD
Location Admin
Service
Service
Delivery
Assurance
Mover Manajer
Entity - Attribute
Pegawai
CRUD
R
nip
CRUD
R
nama_pegawai
CRUD
R
email
CRUD
R
divisi
CRUD
R
unit_kerja
CRUD
R
Jabatan
CR
id_jabatan
CR
nama_jabatan
CR
172
CR
CR
CR
R
id_username
CR
CR
CR
R
username
CR
CR
CR
R
password
CR
CR
CR
R
User
Level
CR
id_level
CR
nama_level
CR
CRUD
R
id_perangkat
CRUD
R
nama_perangkat
CRUD
R
keterangan
CRUD
R
id_sn
CRUD
R
id_vendor
CRUD
R
id_kategori
CRUD
R
id_stok
CRUD
R
id_harga
CRUD
R
Serial number
CRUD
R
id_sn
CRUD
R
id_perangkat
CRUD
R
sn
CRUD
R
CR
R
id_harga
CR
R
id_perangkat
CR
R
harga
CR
R
tanggal_harga
CR
R
CRU
R
id_stok
CRU
R
id_perangkat
CRU
R
stok
CRU
R
tanggal_stok
CRU
R
Perangkat
Harga
Stok
173
Vendor
CRUD
id_vendor
CRUD
nama_vendor
CRUD
email
CRUD
no_telepon
CRUD
id_kota
CRUD
Kota
CR
id_kota
CR
nama_kota
CR
id_provinsi
CR
Provinsi
CRUD
id_provinsi
CRUD
nama_provinsi
CRUD
Kategori
CRUD
id_kategori
CRUD
nama_kategori
CRUD
Penerimaan
CRUD
R
no_po
CRUD
R
tanggal_po
CRUD
R
RU
CR
R
R
id_booking
RU
CR
R
R
circuit_name
RU
CR
R
R
Booking
CR
Pelanggan
idwo_pelanggan
CR
nama_pelanggan
CR
pic_pelanggan
CR
email
CR
no_hp
CR
id_kota
CR
Pick up
CR
R
R
174
id_pick_up
CR
R
R
tanggal_pick_up
CR
R
R
CR
R
id_fe
CR
R
nama_fe
CR
R
alamat
CR
R
email
CR
R
no_hp
CR
R
Pengiriman
CR
R
R
id_pengiriman
CR
R
R
nama_pengirim
CR
R
R
tanggal_pengiriman
CR
R
R
no_awb
CR
R
R
FE
Regional
CR
id_regional
CR
nama_regional
CR
Penerima
CR
id_penerima
CR
nama_penerima
CR
no_hp
CR
id_kota
CR
Mover
CR
id_mover
CR
nama_mover
CR
pic_mover
CR
email
CR
no_telepon
CR
id_kota
CR
Return
id_return
CR
CR
175
kondisi
CR
Keterangan:
C = Create, R = Read, U = Update, dan D = Delete.
4.2.2.4 Optimalisasi Basis Data
Setelah CRUD matriks dibuat, maka tahapan selanjutnya adalah
optimalisasi basis data menggunakan Relational Database Management System
(RDBMS) :
176
Gambar 4.31 Transformasi Class diagram ke RDBMS
177
Pada Gambar 4.31 adalah proses transformasi Class diagram ke RDBMS.
Tabel Pengiriman memiliki relasi dengan tabel Regional, Penerima, dan Mover.
Tabel Pick up memiliki relasi dengan tabel FE. Tabel Booking memiliki relasi
dengan tabel pelanggan. Tabel Kota memiliki relasi dengan tabel Provinsi. Tabel
Perangkat memiliki relasi dengan tabel Harga. Tahapan dari transformasi tersebut
yaitu:
1.
Class Harga, Serial Number, Stok, Vendor, dan Perangkat dipetakan dalam
problem domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain class abstrak
memiliki beberapa subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS
misalnya class Kota dengan Propinsi, Pick Up dengan FE, Regional, Mover,
Penerima, dengan class Pengiriman.
2.
Atribut bernilai tunggal dipetakan ke dalam kolom tabel.
3.
Metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program.
4.
Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan kolom
yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu, menambahkan
foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang
berhubungan.
5.
Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari tabel yang
asli ke tabel yang baru.
6.
Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif baru
yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan primary key
dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang baru, yaitu
menambahkan foreign key ke tabel.
178
7.
Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy primary
key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada tabel yang
memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat menyimpan
primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel
multi-valued.
8.
Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass sama
dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan asosiasi yang
baru dari subclass ke superclass harus 1..1.
179
Gambar 4.32 Diagram RDBMS
180
Pada Gambar 4.32 merupakan realisasi dari Gambar 4.31. Pada gambar ini
terjadi transformasi Tabel Pengiriman yang memiliki relasi dengan tabel
Regional, Penerima, dan Mover. Tabel FE telah bergabung dengan tabel Pick up .
Tabel Kota memiliki relasi dengan tabel Provinsi. Tabel Perangkat memiliki relasi
dengan tabel Harga.
4.2.2.5 Skema Database
Setelah dilakukan optimalisasi basis data, maka selanjutnya yaitu
perancangan skema database.
181
Gambar 4.33 Skema Database
182
Pada Gambar 4.33 menjelaskan Skema Database yang akan digunakan
untuk sistem informasi inventori. Terdapat 17 (tujuh belas) tabel yang akan
digunakan yaitu tabel Pegawai, Jabatan, User, Level, Penerimaan, Perangkat,
Serial Number, Stok, Vendor, Kategori, Booking, Pick up, Pelanggan,
Pengiriman, Kota, dan Return.
4.2.2.6 Spesifikasi Database
Berikut adalah spesifikasi database yang ada pada sistem informasi
inventori:
1.
Tabel Pegawai
Nama Tabel
: Pegawai
Primary key
: nip
Foreign key
: id_jabatan
Tabel 4.16 Tabel Pegawai
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
nip
Varchar
15
Nomer Induk Pegawai
nama_pegawai
Varchar
20
Nama Pegawai
email
Varchar
20
Email
divisi
Varchar
15
Divisi
unit_kerja
Varchar
15
Unit Kerja
id_jabatan
Varchar
15
Id Jabatan
2.
Tabel Jabatan
Nama Tabel
: Jabatan
Primary key
: id_jabatan
Foreign key
:-
183
Tabel 4.17 Tabel Jabatan
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_jabatan
Varchar
15
Id Jabatan
nama_jabatan
Varchar
20
Nama Jabatan
3.
Tabel User
Nama Tabel
: User
Primary key
: id_user
Foreign key
: id_level, dan nip
Tabel 4.18 Tabel User
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_user
Varchar
15
Id User
username
Varchar
15
Username
password
Varchar
15
Password
id_level
Varchar
15
Id Level
nip
Varchar
15
Nomer Induk Pegawai
4.
Tabel Level
Nama Tabel
: Level
Primary key
: id_level
Foreign key
:Tabel 4.19 Tabel Level
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_level
Varchar
15
Id Level
nama_level
Varchar
15
Nama Level
184
5.
Tabel Master Perangkat
Nama Tabel
: Master Perangkat
Primary key
: id_perangkat
Foreign key
: id_sn, id_vendor, dan id_kategori
Tabel 4.20 Tabel Master Perangkat
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_perangkat
Varchar
15
Id Perangkat
nama_perangkat
Varchar
20
Nama Perangkat
type
Varchar
15
Type Perangkat
satuan
Varchar
15
Satuan Perangkat
keterangan
Text
-
Keterangan
6.
Tabel Stok
Nama Tabel
: Stok
Primary key
: id_stok
Foreign key
: id_perangkat
Tabel 4.21 Tabel Stok
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_stok
Varchar
15
Id Stok
id_perangkat
Varchar
15
Id Perangkat
stok
Int
5
Jumlah Stok
id_sn
Varchar
15
Id Serial Number
tanggal_stok
Date
-
Tanggal Stok
7.
Tabel Serial Number
Nama Tabel
: Serial number
185
Primary key
: id_sn
Foreign key
: id_perangkat
Tabel 4.22 Tabel Serial number
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_sn
Varchar
15
Id Serial number
id_perangkat
Varchar
15
Id Perangkat
sn
Varchar
20
Serial number
8.
Tabel Master Vendor
Nama Tabel
: Master Vendor
Primary key
: id_vendor
Foreign key
:Tabel 4.23 Tabel Master Vendor
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_vendor
Varchar
15
Id Vendor
nama_vendor
Varchar
20
Nama Vendor
alamat
Varchar
15
Alamat Vendor
email_vendor
Varchar
20
Email Vendor
no_telepon
Varchar
15
Nomer Telepon
fax
Varchar
15
Nomer Fax
9.
Tabel Kategori
Nama Tabel
: Kategori
Primary key
: id_kategori
Foreign key
:Tabel 4.24 Tabel Kategori
186
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_kategori
Varchar
15
Id Kategori
nama_kategori
Varchar
20
Nama Kategori
10. Tabel Harga
Nama Tabel
: Harga
Primary key
: id_harga
Foreign key
: id_perangkat, dan id_vendor
Tabel 4.25 Tabel Harga
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_harga
Varchar
15
Id Harga
id_perangkat
Varchar
15
Id Perangkat
harga
Int
10
Harga Perangkat
Id_vendor
Varchar
15
Id Vendor
11. Tabel Penerimaan
Nama Tabel
: Penerimaan
Primary key
: id_penerimaan
Foreign key
: id_user, id_sn, dan id_perangkat
Tabel 4.26 Tabel Penerimaan
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
no_po
Varchar
15
Nomer Purchase Order
tanggal_po
Date
-
Tanggal Purchase Order
id_perangkat
Varchar
15
Id Perangkat
jumlah
Int
5
Jumlah Perangkat
id_user
Varchar
15
Id User
187
id_sn
Varchar
15
Id Serial Number
12. Tabel Booking
Nama Tabel
: Booking
Primary key
: id_booking
Foreign key
: id_user, idwo_pelanggan, dan id_perangkat
Tabel 4.27 Tabel Booking
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_booking
Varchar
15
Id Booking
circuit_name
Varchar
20
Circuit Name
id_user
Varchar
15
Id User
idwo_pelanggan
Varchar
15
IDWO Pelanggan
id_perangkat
Varchar
15
Id Perangkat
id_sn
Varchar
15
Id Serial Number
13. Tabel Pelanggan
Nama Tabel
: Pelanggan
Primary key
: id_pelanggan
Foreign key
:Tabel 4.28 Tabel Pelanggan
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
idwo_pelanggan
Varchar
15
IDWO Pelanggan
nama_pelanggan
Varchar
20
Nama Pelanggan
pic_pelanggan
Varchar
20
PIC Pelanggan
id_kota
Varchar
15
Id Kota
alamat
Text
-
Alamat Pelanggan
188
email_pelanggan
Varchar
20
Email Pelanggan
no_hp
Varchar
15
Nomer Handphone
14. Tabel Pick up
Nama Tabel
: Pick up
Primary key
: id_pick_up
Foreign key
: id_sn, id_booking, dan id_user
Tabel 4.29 Tabel Pick up
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_pick_up
Varchar
15
Id Pick up
tanggal_pick_up
Date
-
Tanggal Pick up
id_sn
Varchar
15
Id Serial Number
id_booking
Varchar
15
Id Booking
id_user
Varchar
15
Id User
15. Tabel Pengiriman
Nama Tabel
: Pengiriman
Primary key
: id_pengiriman
Foreign key
: id_sn, id_penerima, id_booking, id_mover, dan
id_user
Tabel 4.30 Tabel Pengiriman
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_pengiriman
Varchar
15
Id Pengiriman
nama_pengirim
Varchar
20
Nama Pengirim
189
tanggal_pengiriman Date
-
Tanggal Pengiriman
no_awb
Varchar
15
Nomer Air way bill
id_sn
Varchar
15
Id Serial Number
id_penerima
Varchar
15
Id Penerima
id_booking
Varchar
15
Id Booking
id_mover
Varchar
15
Id Mover
id_user
Varchar
15
Id User
16. Tabel Kota
Nama Tabel
: Kota
Primary key
: id_kota
Foreign key
:Tabel 4.31 Tabel Kota
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_kota
Varchar
15
Id Kota
nama_kota
Text
-
Nama Kota
17. Tabel Return
Nama Tabel
: Return
Primary key
: id_return
Foreign key
: id_user, id_sn, dan id_perangkat
Tabel 4.32 Tabel Return
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
id_return
Varchar
15
Id User
Kondisi
Text
-
Kondisi Perangkat
190
id_sn
Varchar
15
Id Serial Number
id_perangkat
Varchar
15
Id Perangkat
id_user
Varchar
15
Id User
4.2.3
Perancangan Antarmuka
Berikut ini adalah tahap perancangan antarmuka/interface yang akan
menggambarkan struktur menu dan tampilan pada sistem informasi inventori.
Sistem Informasi Inventori
Home
Profil
Master Data
Booking
Daftar
Booking
Kategori
History
Order
Approval
Booking
Perangkat
Return
Laporan
Grafik
Registrasi
User
Perangkat
Masuk
Perangkat
Keluar
Login
Monitoring
Stok
Stok
Perangkat
Logout
Pick Up
Perangkat
Keluar
Manajemen
Admin
Pengiriman
Manajemen
User
Perangkat
Return
Gambar 4.34 Struktur Menu Sistem Informasi Inventori
Berdasarkan Gambar 4.34 akan dijelaskan mengenai fungsi dari setiap
menu pada struktur menu sistem informasi inventori, yaitu:
1.
Home
Home merupakan halaman utama pada sistem informasi inventori. Pada
halaman ini berisi daftar perangkat yang dapat di booking.
2.
Profil
Profil merupakan menu yang mendeskripsikan profil perusahaan dan
department Inventory Management.
191
3.
Registrasi User
Registrasi User merupakan menu yang berisi form registrasi. Setelah user
melakukan registrasi, maka user dapat mengakses 2 (dua) menu sebagai
berikut:
a. Login
Login merupakan menu yang berfungsi untuk validasi username dan
password. Jika username dan password sesuai, maka user dapat masuk
kedalam sistem.
b. Logout
Logout merupakan menu yang berfungsi keluar dari sistem.
3.
Master Data
Master Data merupakan menu yang dapat diakses oleh Admin untuk
mengelola master data. Pada menu ini terdapat 4 (empat) sub menu yang
terkait yaitu:
a. Kategori
Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus kategori
perangkat.
b. Perangkat
Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus data
perangkat. Proses perangkat masuk dapat diinput pada opsi tambah
perangkat. Selain itu, admin juga dapat melakukan upload gambar dan
data spesifikasi perangkat.
c. Manajemen Admin
192
Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus data
admin.
d. Manajemen User
Pada menu ini admin dapat melakukan tambah, edit, dan hapus data
admin.
4.
Booking
Booking merupakan menu yang dapat diakses oleh user yang digunakan
untuk pemesanan perangkat. User dapat memilih jumlah perangkat yang akan
di booking dan menginput data pelanggan. Pada menu ini terdapat 1 (satu)
sub menu yang terkait, yaitu:
a. History Order
Pada menu ini sistem menampilkan daftar booking yang dapat
memberikan informasi pada user mengenai status perangkat.
5.
Daftar Booking
Daftar Booking merupakan menu yang dapat diakses oleh admin yang
digunakan untuk melihat daftar pemesanan perangkat. Pada menu ini terdapat
3 (satu) sub menu yang terkait, yaitu:
a. Approval Booking
Menu ini berfungsi untuk menginformasikan bahwa status perangkat telah
disiapkan di gudang kemudian user dapat mencetak packing slip.
b. Pick up
Pada menu ini, admin dapat memilih SN perangkat dan menginput form
pick up.
193
c. Pengiriman
Pada menu ini, admin dapat memilih SN perangkat dan menginput form
pengiriman dan mengupload nomer AWB.
6.
Return
Return merupakan menu yang dapat diakses oleh admin. Pada menu ini
admin dapat melakukan searching SN perangkat yang akan dikembalikan.
Kemudian admin menginput kondisi perangkat.
7.
Laporan
Laporan merupakan menu yang dapat diakses oleh manajer dan admin. Pada
menu ini terdapat 4 (empat) sub menu, yaitu:
a. Perangkat Masuk
Pada menu ini manajer dapat memilih periode perangkat masuk, kemudian
manajer dapat melihat laporan yang sesuai dengan periode tersebut.
b. Monitoring Stok
Pada menu ini manajer dapat memilih kategori dan tipe perangkat,
kemudian manajer dapat melihat laporan yang sesuai dengan kategori dan
tipe perangkat tersebut.
c. Perangkat Keluar
Pada menu ini manajer dapat memilih periode perangkat keluar, kemudian
manajer dapat melihat laporan yang sesuai dengan periode tersebut.
d. Perangkat Return
Pada menu ini manajer dapat memilih periode return, kemudian manajer
dapat melihat laporan yang sesuai dengan periode tersebut.
194
8.
Grafik
Grafik merupakan menu yang dapat diakses oleh manajer dan admin. Pada
menu ini terdapat 2 (dua) sub menu, yaitu:
a. Perangkat Keluar
Pada menu ini manajer dapat memilih periode perangkat masuk, kemudian
manajer dapat melihat grafik yang sesuai dengan periode tersebut.
b. Stok Perangkat
Pada menu ini manajer dapat memilih kategori dan tipe perangkat,
kemudian manajer dapat melihat grafik yang sesuai dengan kategori dan
tipe perangkat tersebut.
Berdasarkan struktur menu yang telah dijelaskan pada Gambar 4.34, tahap
selanjutnya adalah melakukan desain antarmuka sebagai berikut:
195
1.
Tampilan Menu Home
a. Home User
Gambar 4.35 Tampilan Menu Home User
b. Home Admin
Gambar 4.36 Tampilan Menu Home Admin
196
2.
Tampilan Menu Profil
Gambar 4.37 Tampilan Menu Profil
3.
Tampilan Menu Registrasi User
Gambar 4.38 Tampilan Menu Registrasi User
197
4.
Login
Gambar 4.39 Tampilan Menu Login
5.
Logout
Gambar 4.40 Tampilan Menu Logout
198
6.
Tampilan Menu Master Data
a. Kategori
Gambar 4.41 Tampilan Menu Kategori
b. Perangkat
Gambar 4.42 Tampilan Menu Perangkat
199
c. Manajemen Admin
Gambar 4.43 Tampilan Menu Manajemen Admin
d. Manajemen User
Gambar 4.44 Tampilan Menu Manajemen User
200
7.
Tampilan Menu Booking
a. Booking
Gambar 4.45 Tampilan Menu Booking
b. History Order
Gambar 4.46 Tampilan Menu History Order
201
8.
Tampilan Menu Daftar Booking
a. Approval Booking
Gambar 4.47 Tampilan Menu Approval Booking
b. Pick up
Gambar 4.48 Tampilan Menu Pick up
202
c. Pengiriman
Gambar 4.49 Tampilan Menu Pengiriman
9.
Tampilan Menu Return
Gambar 4.50 Tampilan Menu Return
203
10. Tampilan Menu Laporan
a. Perangkat Masuk
Gambar 4.51 Tampilan Menu Laporan Perangkat Masuk
b. Monitoring Stok
Gambar 4.52 Tampilan Menu Laporan Monitoring Stok
204
c. Perangkat Keluar
Gambar 4.53 Tampilan Menu Laporan Perangkat Keluar
d. Perangkat Return
Gambar 4.54 Tampilan Menu Laporan Perangkat Return
205
11. Tampilan Menu Grafik
a. Perangkat Keluar
Gambar 4.55 Tampilan Menu Grafik Perangkat Keluar
b. Stok Perangkat
Gambar 4.56 Tampilan Menu Grafik Stok Perangkat
206
4.3
Implementasi
4.3.1
Pemrograman
Fase pemrograman dilakukan untuk membangun sebuah sistem. Pada fase
ini,
peneliti
menggunakan
bahasa
pemrograman
PHP
sebagai
bahasa
pemrograman yang membantu dalam proses manipulasi kegiatan yang ada dalam
perancangan sistem informasi inventori.
Sedangkan untuk web server local software yang digunakan dalam
pembuatan aplikasi ini yaitu My Structured Query Language (MySQL) yang
berfungsi untuk penyimpanan data dari setiap perubahan data, dan browser
Google Chrome untuk menampilkan aplikasi dan pengujiannya.
4.3.2
Pengujian Sistem
Pada fase ini akan menggambarkan kegiatan pengujian tes sistem untuk
memastikan bahwa program atau sistem yang dibuat masih terdapat bug
(kesalahan) atau tidak. Dari setiap tes pengujian tidak menutup kemungkinan
masih terdapat bug (kesalahan) dari sistem yang telah dites, namun pengujian ini
setidaknya dapat meminimilisasikan bug yang terdapat di dalam sistem.
Dalam pengujian sistem ini akan dilakukan dengan cara pengujian black
box. Pengujian secara black box, yaitu suatu pendekatan untuk menguji apakah
setiap fungsi di dalam program dapat berjalan dengan benar. Pengujian terhadap
sistem informasi inventori ini akan ditekankan terhadap menu-menu yang terdapat
pada sistem informasi inventori sebagai berikut:
207
1.
Pengujian Proses Registrasi User
Tabel 4.33 Pengujian Proses Registrasi User
Pengujian Proses Registrasi User
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Tanda
Hasil
Peringatan
Kesalahan
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
(A. Hasil Warning)
: Service Assurance dan Service Delivery
: Registrasi User
:: 1. Menekan register
2. Masukkan data pegawai
3. Klik tombol simpan
: “ -NIK harus diisi
-Password harus diisi
-Nama Lengkap harus diisi
-Divisi harus diisi
-Unit Kerja harus diisi
-Lokasi Kerja harus diisi
-No. Telp/HP harus angka
-Email harus valid
-Nama Manager harus diisi”
: “[Actor] berhasil Registrasi!”
:: “Terima kasih anda telah melakukan register,
Anda belum bisa login sebelum diverifikasi oleh
admin”
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.57 Pengujian Proses Registrasi User
208
2.
Pengujian Proses Login
Tabel 4.34 Pengujian Proses Login
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Tanda
Hasil
Peringatan
Kesalahan
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
Pengujian Proses Login
: Service Assurance dan Service Delivery
: Login
:: 1. Membuka halaman home
2. Masukkan username dan password
3. Klik tombol login
: -Username harus diisi
-Password harus diisi
: “[Actor] berhasil Login!”
: “NIK atau Password salah atau akun anda belum
diverifikasi oleh admin”
: “Login Berhasil!”
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.58 Pengujian Proses Login
3.
Pengujian Proses Tambah Kategori
Tabel 4.35 Pengujian Proses Tambah Kategori
Pengujian Proses Tambah Kategori
Actor
: Admin
Menu
: Master Data
Sub Menu
: Kategori
Aktivitas Rancangan
: 1. Menekan tombol menu Master Data  sub
Proses
menu Kategori  Tambah Kategori
209
Tanda
Hasil
Peringatan
Kesalahan
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
2. Masukkan data kategori
3. Klik tombol simpan
: -Nama Kategori harus diisi
: [Masuk ke halaman interface daftar kategori]
-“Kategori belum terisi/tidak valid”
-[Masuk ke halaman interface daftar kategori]
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.59 Pengujian Proses Tambah Kategori
4.
Pengujian Proses Tambah Perangkat
Tabel 4.36 Pengujian Proses Tambah Perangkat
Pengujian Proses Tambah Kategori
: Admin
: Master Data
: Perangkat
: 1. Menekan tombol menu Master Data  sub
menu Perangkat  Tambah Perangkat
2. Masukkan data perangkat
3. Klik tombol simpan
Peringatan : “ –Jenis Perangkat harus diisi
-Merk Perangkat harus diisi
Kesalahan
-Model Perangkat harus diisi
-harga tidak boleh nol”
Kesesuaian : [Masuk ke halaman interface daftar perangkat]
Sistem
-“Data belum diisi/belum valid”
Warning
-[Masuk ke halaman interface daftar perangkat]
Accept
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Tanda
Hasil
210
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.60 Pengujian Proses Tambah Perangkat
5.
Pengujian Proses Tambah Admin
Tabel 4.37 Pengujian Proses Tambah Admin
Pengujian Proses Tambah Admin
Actor
: Admin
Menu
: Master Data
Sub Menu
: Manajemen Admin
Aktivitas Rancangan
: 1. Menekan tombol menu Master Data  sub
Proses
menu Manajemen Admin  Tambah Admin
2. Masukkan data admin
3. Klik tombol simpan
Tanda Peringatan -Username harus diisi
-Password harus diisi
Kesalahan
-Nama Lengkap harus diisi
-Id Email harus valid
-No. Telp/HP harus valid
Kesesuaian : [Masuk ke halaman interface manajemen admin]
Sistem
Hasil
“Data belum terisi/belum valid”
Warning
[Masuk ke halaman interface manajemen admin]
Accept
211
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.61 Pengujian Proses Tambah Admin
6.
Pengujian Proses Booking
Tabel 4.38 Pengujian Proses Booking
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Tanda
Hasil
Peringatan
Kesalahan
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
Pengujian Proses Booking
: User
: Kategori
: Booking
: 1. Login  Menekan tombol menu Kategori
sub menu Booking
2. Masukkan data pelanggan
3. Klik tombol submit booking
: “ –Nama Pelanggang harus diisi
-Alamat Pelanggan harus diisi
-No HP harus angka
-ID E-mail harus valid
-ID WO Pelanggan harus diisi
: [Masuk ke halaman interface history booking]
-“Data belum diisi/belum valid”
-[Masuk ke halaman interface history booking]
212
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.62 Pengujian Proses Booking
7.
Pengujian Proses Pick up
Tabel 4.39 Pengujian Proses Pick up
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Tanda
Hasil
Peringatan
Kesalahan
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
Pengujian Proses Pick up
: Admin
: Master Data
: Daftar Booking
: 1. Menekan tombol menu Master Data  sub
menu Daftar Booking  Approval Booking
2. Pilih SN perangkat
3. Pilih tipe pic “FE”
4. Masukkan data FE
5. Klik tombol simpan
-PIC Penerima harus diisi
: “Status booking menjadi pick up”
[Masuk ke halaman interface daftar booking]
“Data belum terisi/belum valid”
[Masuk ke halaman interface daftar booking]
213
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.63 Pengujian Proses Pick up
8.
Pengujian Proses Pengiriman
Tabel 4.40 Pengujian Proses Pengiriman
Pengujian Proses Pengiriman
Actor
: Admin
Menu
: Master Data
Sub Menu
: Daftar Booking
Aktivitas Rancangan
: 1. Menekan tombol menu Master Data  sub
Proses
menu Daftar Booking  Approval Booking
2. Pilih SN perangkat
3. Pilih tipe pic “Mover”
4. Masukkan data Mover
5. Upload nomer AWB
5. Klik tombol simpan
Tanda Peringatan -Kode AWB harus diisi
-Bukti AWB harus diisi
Kesalahan
Kesesuaian : “Status booking menjadi delivery”
[Masuk ke halaman interface daftar booking]
Sistem
Hasil
“Data belum terisi/belum valid”
Warning
[Masuk ke halaman interface daftar booking]
Accept
214
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.64 Pengujian Proses Pengiriman
9.
Pengujian Proses Return
Tabel 4.41 Pengujian Proses Return
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Tanda
Hasil
Peringatan
Kesalahan
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
Pengujian Proses Return
: Admin
: Return
:: 1. Menekan tombol menu Return
2. Mencari SN perangkat
3. Pilih aksi return
4. Pilih kondisi “baik” atau “rusak”
5. Masukkan keterangan kondisi
5. Klik tombol simpan
-Keterangan perangkat harus diisi
: “Perangkat kembali ready stock dan dapat di
booking”
[Masuk ke halaman interface return]
“Data belum terisi/belum valid”
[Masuk ke halaman interface return]
215
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.65 Pengujian Proses Return
10. Pengujian Proses Laporan
Tabel 4.42 Pengujian Proses Laporan
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Pengujian Proses Return
: Admin
: Laporan
: Perangkat Masuk, Monitoring Stok, Perangkat
Keluar, Perangkat Return
: 1. Menekan tombol menu Laporan pilih sub
menu laporan
2. pilih kategori
3. Pilih periode
4. Klik tombol proses
Tanda
Hasil
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
: “Menampilkan laporan”
[Masuk ke halaman interface laporan]
“No Data Display”
[Masuk ke halaman interface laporan]
216
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.66 Pengujian Proses Laporan
11. Pengujian Proses Grafik
Tabel 4.43 Pengujian Proses Grafik
Actor
Menu
Sub Menu
Aktivitas Rancangan
Proses
Pengujian Proses Grafik
: Admin
: Grafik
: Perangkat Keluar, Stok Perangkat
: 1. Menekan tombol menu Grafik pilih sub menu
grafik
2. pilih kategori
3. Pilih periode
4. Klik tombol proses
Tanda
Hasil
Kesesuaian
Sistem
Warning
Accept
: “Menampilkan grafik”
[Masuk ke halaman interface grafik]
“No Data Display”
[Masuk ke halaman interface grafik]
217
(A. Hasil Warning)
(B. Hasil Accept)
Gambar 4.67 Pengujian Proses Grafik
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi inventori
pada PT. Indosat Tbk. GCO, maka dapat ditarik beberapa materi penting yang
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pada penelitian ini menghasilkan sistem database yang dapat mengelola data
perusahaan serta menghindari terjadinya duplikasi data.
2.
Pada penelitian ini menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki fitur
booking, pick up, pengiriman, return, dan laporan perangkat dengan tampilan
user friendly dan terkomputerisasi.
3.
Pada penelitian ini menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki informasi
perangkat yang disertai dengan keterangan, lokasi penyimpanan, tutorial
instalasi, dan gambar yang dapat mencegah dan mengurangi terjadinya
kesalahan dalam proses booking.
5.2
Saran
Untuk menghasilkan sistem informasi inventori yang lebih baik lagi,
terdapat beberapa hal atau alternatif yang disarankan yaitu:
1.
Bagi PT. Indosat Tbk.
Perlunya pemahaman dan pengertian dari seluruh bagian yang terkait, untuk
mendukung kinerja dari sistem informasi inventori yang baru diterapkan
218
219
tersebut. Oleh karena itu, perlu diadakan user training sebelum menggunakan
sistem. Selain itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap sistem informasi
inventori yang dibangun dan melakukan perbaikan sistem sesuai dengan
kebijakan perusahaan. Bila perlu dilakukan backup data, agar data dapat lebih
terjamin kemanannya.
2.
Bagi Penelitian Berikutnya
Sistem Informasi Inventori ini bisa diteliti lebih lanjut, baik dari sistem
pemasok, penyimpanan, tata letak gudang, dan proses bisnis lain seperti
Sales, Procurement, dan Finance yang dapat di integrasikan dalam sistem
inventori.
220
DAFTAR PUSTAKA
Alan Dennis, Barbara Haley Wixom, David Tegarden. 2005. Systems Analysis
and Design with UML Version 2.0 : An Object Oriented Approach. 2nd
edition. John Wiley and Sons Inc
Anatan, L., Ellitan, L.. 2008. Supply Chain Management teori dan aplikasi.
Bandung: Alfabeta.
Bahagia, Senator Nur. 2006. Sistem Inventori. Bandung: ITB.
Benjaafar, S., Cooper, W.L., Mardan, S. 2011. Production Inventory Systems with
Imperfect Advance Demand Information and Updating. Naval Research
Logistics. Hal. 88-106.
Cadavid, D.C.U, Zuluaga C.C. 2011. A framework for Decision Support System in
Inventory Management Area. Colombia.
Dwiyantoro, Wahyu. 2007. Analisis Aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Inventori pada PT. Trans Coffee. Depok: Universitas Gunadarma.
Fatta, Hanif A. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk
Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta:
ANDI.
Hakim, Zainal. 19 Maret 2014. Definisi Sistem Menurut Para Ahli.
http://www.zainalhakim.web.id/definisi-sistem-menurut-para-ahli.html.
Indrajani. 2009. Analisis dan perancangan Sistem informasi card management.
Bandung: Informatika.
221
Jogiyanto, H.M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta:
ANDI.
Kang, Y., Gershwin, S.B.. 2004. Information Inaccuracy in Inventory Systems
Stock Loss and Stockout. Laboratory for Manufacturing and Productivity.
Kendall, K.E., Kendall, J.E.. 2011. Systems Analysis and Design Methods Eighth
Edition. Amerika: Pearson Education.
Ladjamuddin, Al-Bahra bin. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marlinda, Linda, S.Kom. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: ANDI.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML.Yogyakarta: Graha ilmu.
Munawaroh, Siti. 2006. Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang.
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Hal. 124-133.
Narasimhan, C., Iyer, G., Niraj, R.. 2005. Information and Inventory in
Distribution Channels. California.
Nazir, Moh. Ph.D.. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nugroho, A.. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek.
Bandung: Informatika.
Nugroho, Adi Suryo. 2011. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Inventori
Meubel pada PT. Karya Mandiri Klaten. Yogyakarta: STMIK AMIKOM.
Nugroho, Adi. 2005. Analisis & Perancangan Sistem Informasi dengan
Metodologi Berorientasi Objek: Edisi Revisi. Bandung: Informatika
222
Nugroho, Adi. 2008. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung:
Informatika.
O‟Brien, J.A., Marakas, G.M.. 2010. Introduction to Information Systems
Fifteenth Edition. Amerika: Mc. Graw Hill.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen persediaan edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rouli, Juliana. 2008. Evaluasi Supply Chain Management. Jakarta: FEB UI.
Simarmata, J., Prayudi, I..2006. Basis Data.Yogyakarta: ANDI.
Sugiarti, Yuni S.T., M. Kom.2013. Analisis & Perancangan UML (Unified
Modelling Language) Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Susanto, Arisma. 2010. Pengembangan Sistem Informasi Inventory pada PT.
Dwiwarna Inti Sejahtera. Jakarta: UIN Jakarta.
Wetherbe, J., Vitalari, P., Nicholas. 2004. Systems Analysis and Design :
Traditional, Best Practices (4 ed.). St. Paul, MN: West Publishing.
Whitten, J.L., Bentley, L.D.. 2007. Systems Analysis and Design Methods Seventh
Edition. Amerika: McGrow Hill.
Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi. Bandung: Informatika.
Yakub. 2008. Sistem Basis Data; Tutorial Konseptual. Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
TRANSKRIP WAWANCARA
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Sukma Wibowo
Jabatan
: Manajer Inventory Management
Tanggal
: 3 Desember 2012
1.
P: Bagaimana gambaran pengelolaan Sistem Informasi di PT. Indosat
Tbk.?
J: Dalam menjalankan bussines process yang ada, kami menggunakan
aplikasi DJ-Online. Banyak transaksi yang dilakukan dengan aplikasi
tersebut. Diantaranya yaitu input perangkat masuk, input serial number
perangkat, dan juga pengecekan perangkat yang ada di gudang digunakan
untuk pelanggan apa.
2.
P: Proses bisnis apa saja yang memanfaatkan aplikasi DJ-Online?
J: Telah dijelaskan sebelumnya diantaranya yaitu input perangkat masuk,
input serial number perangkat, dan juga pengecekan perangkat yang ada di
gudang digunakan untuk pelanggan apa.
3.
P: Apakah aplikasi DJ-Online mengintegrasikan antar divisi? Jika iya,
divisi apa saja yang terintegrasi dengan sistem tersebut?
J: Iya, divisi yang menggunakan aplikasi tersebut yaitu Service Delivery dan
Service Assurance.
4.
P: Apa saja kelebihan dan kekurangan aplikasi DJ-Online?
J: Pada dasarnya kelebihan aplikasi tersebut untuk kegiatan operasional team
saja dalam hal pencatatan transaksi, terutama dalam hal booking. Jika tidak
melakukan booking maka perangkat tidak bisa diambil. Kekurangannya
cukup banyak, diantaranya terdapat duplikasi data. Rekap laporan di
inventory masih manual dan data yang diambil hanya dari aplikasi tersebut
atau melihat di log book. Staff inventori banyak yang komplain terdapat
duplikasi data. Jika hanya satu atau dua sebenarnya tidak masalah, tapi jika
lebih dari itu, akan menghambat kinerja team inventori. Karena mereka tidak
hanya rekap laporan. Banyak sekali yang pick up atau mengirim perangkat
dalam satu hari. Selain itu, tampilan DJ-Online tidak menarik dan terlalu
banyak data perangkat yang sudah tidak dipakai. Jika ada yang booking
namun tidak hapal perangkat nya kategori apa dsb. biasanya mereka langsung
menelpon staff kami untuk booking langkahnya apa saja, hal ini sangat tidak
effektif dan menghabiskan waktu. Kemudian laporan tidak di support oleh
DJ-Online, hal ini menyebabkan rekap laporan membutuhkan waktu yang
lama.
5.
P: Dalam mengatasi permasalahan pada aplikasi DJ-Online, sistem
seperti apa yang dibutuhkan untuk Inventory Management?
J: Sistem yang mampu mensupport pekerjaan staff inventori, selain sistem
yang terkomputerasi, data yang ada harus valid.
6.
P: Laporan seperti apa yang dibutuhkan dalam tujuannya untuk
pengambilan keputusan?
J:
Pada
dasarnya
laporan
yang
kami
butuhkan
yaitu
mampu
menginformasikan stok perangkat yang ada, perangkat masuk, perangkat
keluar, dan return. Selain itu diperlukan juga informasi stok minimum,
perangkat yang sudah mau habis atau kosong apa saja. Dengan begitu kami
dapat mengambil keputusan apakah membeli perangkat baru lagi, sewa
dengan vendor dsb.
LAMPIRAN 2
HASIL OBSERVASI
PENELITIAN
FORM PURCHASE ORDER (PO)
FORM PACKING SLIP
PROSES PICK UP PERANGKAT
FORM DELIVERY REQUEST
PROSES PERMINTAAN PENGIRIMAN
LAPORAN
LAMPIRAN 3
SOURCE CODE
1.
Halaman Admin
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Strict//EN"
<script language="javascript">
function validasi(form){
if (form.username.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Username.");
form.username.focus();
return (false);
}
if (form.password.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Password.");
form.password.focus();
return (false);
return (
jQuery("#quantity").validate({
expression: "if (VAL) return true; else return false;",
message: "harus diisi"
});
jQuery("#quantity").validate({
expression: "if (VAL>0) return true; else return false;",
message: "quantity tidak boleh no"
});
jQuery("#vendor").validate({
expression: "if (VAL) return true; else return false;",
message: "harus diisi"
});
jQuery("#cmbTanggal").validate({
expression: "if (VAL) return true; else return false;",
message: "harus diisi"
if (empty($_SESSION['username']) AND empty($_SESSION['passuser'])){
echo "<link href='style.css' rel='stylesheet' type='text/css'>
<center>Untuk mengakses modul, Anda harus login <br>";
echo "<a href=../../index.php><b>LOGIN</b></a></center>";
}
else{
$aksi="modul/mod_inventori/aksi_inventori.php";
switch($_GET[act]){
// Tampil Kategori
default:
echo "<br><h2>Perangkat Masuk</h2>
<form method=POST action=media.php?module=inventori>
<div>Pencarian : <input type=text
name=cari id=txtcari value='".$cari."' size=40 />
<input type=submit value=Cari
class=tombol></div><hr>
</form>
<input type=button class=tombol value='Tambah Perangkat Masuk'
onclick=\"window.location.href='?module=inventori&act=tambahinventori';\">
</tr>";
$p
= new Paging;
$batas = 13;
$posisi = $p->cariPosisi($batas);
$tampil=mysql_query("select
//DETAIL STOK PRODUK
case "detailproduk":
$idInventori=$_GET['$id'];
$idProduk=$_GET['idprod'];
echo "<br><h2>Detail Stok Perangkat</h2>";
echo "<table width='100%'>
<tr>
<th>No</th>
<th>Nama Perangkat</th>
<!-- <th>NO PO</th>
<th>Tanggal PO</th>
<th>Vendor</th>
<th>Location</th>
<th>Posisi</th>
-->
<th >Quantity</th>
<th>Author</th>
<th colspan='3'>aksi</th>
</tr>";
$p
= new Paging;
$batas = 20;
$posisi = $p->cariPosisi($batas);
$sqll= mysql_query("Select
ih.id_inventori_history,ih.id_inventori,ih.id_produk,ih.begin_in,ih.no_po,
DATE_FORMAT(ih.tanggal_po, '%d-%m-%Y') as
tanggal_po,ih.warehouse_location,ih.vendor,ih.posisi_row,
DATE_FORMAT(ih.tanggal_masuk, '%d-%m-%Y') as
tanggal_masuk, ih.author,p.merk,p.model,p.jenis from inventori_history
ih,inventori i,produk p
where ih.id_inventori=i.id_inventori AND p.id_produk=i.id_produk AND
p.id_produk=ih.id_produk AND p.id_produk='".$idProduk."' order by
ih.tanggal_masuk DESC
LIMIT $posisi,$batas");
$no=1;
while($r=mysql_fetch_array($sqll)){
echo "<tr>
<td>".$no."</td>
<td>".$r['merk']." - ".$r['jenis'] ." ".$r['model'] ." </td>
<!-- <td>".$r['no_po']." </td>
<td>".$r['tanggal_po']." </td>
<td>".$r['vendor']." </td>
<td >".$r['warehouse_location']." </td>
<td align='center'>".$r['posisi_row']." </td>
-->
<td align='center'>".$r['begin_in']." </td>
<td align='center'>".$r['author']." </td>
<td align='center'>
<a
href=?module=inventori&act=editinventori&idh=$r[id_inventori_history]&idpro
d=$r[id_produk]>Edit</a> </td>
href=?module=inventori&act=sn&id=$r[id_inventori]&idprod=$r[id_produk]&id
h=$r[id_inventori_history]>S/N</a
// Form Tambah Kategori
case "tambahinventori":
echo "<br><h2>Tambah Perangkat Masuk</h2>
<form method=POST action='$aksi?module=inventori&act=input'
id='forminputperangkat'>
<table>
<tr>
<td>
Nama Barang</td><td> :
<select name='id_produk' class='chzn-select'
style='width:500px;' tabindex='2'>";
$tampil=mysql_query("SELECT * FROM
produk p,kategori k,sub_kategori sk where p.id_kategori=sk.id_sub_kategori
AND k.id_kategori=sk.id_kategori ORDER BY merk");
while($r=mysql_fetch_array($tampil)){
echo "<option
value=$r[id_produk]>$r[nama_kategori] - $r[nama_sub_kategori] - $r[merk] $r[jenis] - $r[model]</option>";
Keterangan</td><td> : <textarea style='width:
580px; height: 350px;' name='keterangan' id='keterangan'></textarea>
</td>
</tr>
<tr><td colspan=2><input type=submit name=submit value=Simpan
class=tombol>
<input type=button value=Batal onclick=self.history.back()
class=tombol></td></tr>
</table></form>";
// Form Edit Kategori
case "editinventori":
$id_inventori_history=$_GET['idh'];
$edit=mysql_query("SELECT * FROM inventori_history WHERE
id_inventori_history='$id_inventori_history'");
$b=mysql_fetch_array($edit)
echo "<br><h2>Edit Perangkat Masuk </h2>
<form method='POST' action='$aksi?module=inventori&act=updatedetail'
id='formeditdetail'>
<input type=hidden name='id_inventori' value='$b[id_inventori]'>
<input type=hidden name='id_produk' value='$b[id_produk]'>
<
// Form DELETE Detail Produk
case "deleteinventori":
$id_inventori_history=$_GET['idh'];
$edit=mysql_query("SELECT * FROM inventori_history WHERE
<tr><td colspan=2><input type=submit value=Hapus class=tombol>
<input type=button value=Batal onclick=self.history.back()
class=tombol></td></tr>
</table></form>";
break;
// SERIAL NUMBER
case "sn":
echo "<br><h2>SERIAL NUMBER</h2>
<form method=POST
action=media.php?module=inventori&act=sn&id=$_GET[id]&idprod=$_GET[id
prod]&idh=$_GET[idh]>
<div>Pencarian : <input type=text
name=cari id=txtcari value='".$cari."' size=40 />
<input type=submit value=Cari
class=tombol></div><hr>
</form>";
$jmlprd=mysql_fetch_array(mysql_query("SELECT
inventori_history.begin_in from inventori_history where
id_inventori_history='$_GET[idh]'"));
// $jmlsn=mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM
serial_number where id_inventori_history='$_GET[idh]'"));
$jmlsn = mysql_num_rows(mysql_query("Select serial_number.*,
produk.model As model_parts, produk.merk As model_merk
From produk Inner Join serial_number On produk.id_produk =
serial_number.id_produk
Where serial_number.id_inventori_history = '$_GET[idh]'"));
style="color:#FF0000"><b>Gagal Simpan Data, Duplicate Serial Number
'.$_GET['sn'].'</b></
if($jmlsn<$jmlprd['begin_in']){
echo "<input type=button value='Tambah S/N'
onclick=\"window.location.href='?module=inventori&act=addsn&id=$_GET[id]
&idprod=$_GET[prd]&idh=$_GET[idh]';\" class=tombol>";
$tampil = mysql_query("Select serial_number.*,
produk.model As model_parts, produk.merk As model_merk
From produk Inner Join serial_number On produk.id_produk =
serial_number.id_produk
Where serial_number.id_inventori_history = '$_GET[idh]' AND
serial_number.serial_number LIKE '%$cari%' ORDER BY id DESC");
$no=1;
while ($s=mysql_fetch_array($tampil)){
echo "<tr><td>$no</td>
$isi=$jmlprd['begin_in']-($no-1);
echo "<tr><td colspan=4></td></tr>";
echo "<tr><td colspan=3>Total Serial Number yang sudah diisi :
</td><td>".($no-1)."</td></tr>";
echo "<tr><td colspan=3>Total Serial Number yang belum diisi :
</td><td> ".$isi." unit</td></tr>";
echo"<form method=POST action='$aksi?module=inventori&act=inputsn'>
<input type=hidden name='id_inventori' value='$_GET[id]'>
<input type=hidden name='id_produk' value='$_GET[idprod]'>
$editsn=mysql_query("SELECT * FROM serial_number WHERE
id='$_GET[id]'");
$sn=mysql_fetch_array($editsn);
if($_GET['status']=='duplicate'){
echo('<div align="center"><label
style="color:#FF0000"><b>Gagal Ubah Data, Duplicate Serial Number
'.$_GET['sn'].'</b></label> </div>');
echo"<form method=POST action='$aksi?module=inventori&act=editsn'>
<input type=hidden name=id value='$sn[id]'>
<input type=hidden name='id_produk' value='$sn[id_produk]'>
<input type=hidden name='id_inventori'
value='$sn[id_inventori]'>
<input type=hidden name='id_inventori_history'
value='$sn[id_inventori_history]'>
<input type=hidden name='sn_old' value='$sn[serial_number]'>
<td>Serial Number</td><td> : <input type=text
name='serial_number' size=50 value='$sn[serial_number]'></td>
<script type="text/javascript"> $(".chzn-select").chosen(); $(".chzn-selectdeselect").chosen({allow_single_deselect:true}); </script>
2.
Halaman User
<script language="javascript">
function validasi(form){
if (form.nama.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Nama.");
form.nama.focus();
return (false);
}
if (form.alamat.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Alamat.");
form.alamat.focus();
return (false);
}
if (form.telpon.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Telpon.");
form.telpon.focus();
return (false);
}
if (form.email.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Email.");
form.email.focus();
return (false);
}
if (form.kota.value == 0){
alert("Anda belum mengisikan Kota.");
form.kota.focus();
return (false);
}
if (form.kode.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Kode.");
form.kode.focus();
return (false);
function validasi2(form2){
if (form2.email.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Email.");
form2.email.focus();
return (false);
if (form2.password.value == ""){
alert("Anda belum mengisikan Password.");
form2.password.focus();
return (false);
function harusangka(jumlah){
var karakter = (jumlah.which) ? jumlah.which : event.keyCode
<div class='bottom_prod_box_big'></div>
// Produk Lainnya (random)
$sql=mysql_query("SELECT * FROM produk ORDER BY rand()
LIMIT 3");
echo "<div class='prod_box'>
<div class='top_prod_box'></div>
<div class='center_prod_box'>
<div class='product_title'><a href='produk-$r[id_produk]$r[produk_seo].html'>$r[nama_produk]</a></div>
<
if(!empty($_POST['kode'])){
if($_POST['kode']==$_SESSION['captcha_session']){
echo "<table cellpadding=10>
<tr bgcolor=#6da6b1><th>No</th><th>Nama
Produk</th><th>Berat(Kg)</th><th>Qty</th><th>Harga
Satuan</th><th>Sub Total</th></tr>";
$pesan="Terimakasih telah melakukan pemesanan online di toko online
kami <br /><br />
Nama: $nama <br />
Password: $_POST[password]<br />
Alamat: $alamat <br/>
Telpon: $telpon <br /><hr />
Nomor Order: $id_orders <br />
Data order Anda adalah sebagai berikut: <br /><br />";
$no=1;
while ($d=mysql_fetch_array($daftarproduk)){
$disc
= ($d[diskon]/100)*$d[harga];
$hargadisc = number_format(($d[harga]-$disc),0,",",".");
$subtotal
= ($d[harga]-$disc) * $d[jumlah];
$ongkos=mysql_fetch_array(mysql_query("SELECT ongkos_kirim
FROM kota WHERE id_kota='$_POST[kota]'"));
$ongkoskirim1=$ongkos[ongkos_kirim];
$
rp = format_rupiah($ongkoskirim);
$ongkoskirim1_rp = format_rupiah($ongkoskirim1);
$ // dapatkan email_pengelola dan nomor rekening dari database
$sql2 = mysql_query("select email_pengelola,nomor_rekening,nomor_hp
from modul where id_modul='43'");
$j2 = mysql_fetch_array($sql2);
$pesan.="<br /><br />Total : Rp. $total_rp
<br />Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota Anda : Rp.
$ongkoskirim1_rp/Kg
<br />Total Berat : $totalberat Kg
<br />Total Ongkos Kirim : Rp. $ongkoskirim_rp
<br />Grand Total : Rp. $grandtotal_rp
<br /><br />Silahkan lakukan pembayaran sebanyak Grand Total
yang tercantum, rekeningnya: $j2[nomor_rekening]
<br
// Kirim email ke kustomer
mail($email,$subjek,$pesan,$dari);
echo "<tr><td colspan=5 align=right>Total : Rp. </td><td
align=right><b>$total_rp</b></td></tr>
<tr><td colspan=5 align=right>Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota
Anda: Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim1_rp</b>/Kg</td></tr>
<tr><td colspan=5 align=right>Total Berat : </td><td
align=right><b>$totalberat Kg</b></td></tr>
<tr><td colspan=5 align=right>Total Ongkos Kirim : Rp. </td><td
align=right><b>$ongkoskirim_rp</b></td></tr>
<tr><td colspan=5 align=right>Grand Total : Rp. </td><td
align=right><b>$grandtotal_rp</b></td></tr>
</table>";
echo "<hr /><p>Data order dan nomor rekening transfer sudah terkirim ke
email Anda. <br />
Apabila Anda tidak melakukan pembayaran dalam 3 hari, maka
transaksi dianggap batal.</p><br />
else{
// Modul simpan transaksi member
elseif ($_GET[module]=='simpantransaksimember'){
$email = $_POST['email'];
$password = md5($_POST['password']);
$sql = "SELECT * FROM
password='$password'";
kustomer WHERE email='$email' AND
$hasil = mysql_query($sql);
jam_order,id_kustomer)
VALUES('$tgl_skrg','$jam_skrg','$id_kustomer')");
: Rp. $ongkoskirim_rp
<br />Grand Total : Rp. $grandtotal_rp
<br /><br />Silahkan lakukan pembayaran sebanyak Grand Total
yang tercantum, rekeningnya: $j2[nomor_rekening]
<br />Apabila sudah transfer, konfirmasi ke nomor: $j2[nomor_hp]";
$subjek="Pemesanan Online";
// Kirim email dalam format HTML
$dari = "From: $j2[email_pengelola]\r\n";
pengelola toko online
mail("$j2[email_pengelola]",$subjek,$pesan,$dari);
echo "<tr><td colspan=5 align=right>Total : Rp. </td><td
align=right><b>$total_rp</b></td></tr>
<tr><td colspan=5 align=right>Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota
Anda: Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim1_rp</b>/Kg</td></tr>
<tr><td colspan=5 align=right>Total Berat : </td><td
}
?>
LAMPIRAN 4
SURAT KETERANGAN
PENUNJUKAN DOSEN
PEMBIMBING
LAMPIRAN 5
SURAT KETERANGAN
TEMPAT RISET
„
Download