6 Tabel 4 Mutan I 18 II 41 II 4 III 20 I 16 II 23 II 52 II 33 I 30 I 27 III 4 I 29 III 63 II 63 Persentase penurunan asam indol asetat yang dihasilkan oleh mutan Pseudomonas sp. CRB17 hasil mutagenesis dengan transposon Penurunan produksi IAA (%) 2.66 4.39 7.68 8.64 10.39 11.37 11.49 14.37 14.63 14.76 17.90 19.58 20.04 21.62 Mutan III 52 III 2 I 26 III 11 II 83 V14 II 92 V7 III 23 III 83 V 23 I 28 III 30 II 73 Penurunan Produksi IAA (%) 22.79 30.12 31.47 32.94 33.71 34.56 39.68 39.96 40.61 47.31 47.68 54.61 54.73 55.31 PEMBAHASAN Pseudomonas sp. yang berpotensi dalam penghasilan IAA yang mampu memacu pertumbuhan banyak terdapat di rizosfer suatu tanaman (Dey et al. 2004). Oleh karenanya, dalam penelitian ini untuk mendapatkan isolat Pseudomonas sp. penghasil IAA maka dilakukan isolasi Pseudomonas sp. dari rizosfer tanaman kedelai. Sebanyak 100 isolat dikategorikan sebagai Pseudomonas sp. Karakter-karakter umum yang dimiliki Pseudomonas sp. tersebut adalah berbentuk batang, motil, Gram negatif, memiliki oksidase positif dan mampu tumbuh pada media semiselektif King’s B (Holt et al. 1994). Berdasarkan hasil uji produksi IAA didapatkan bahwa Pseudomonas sp. CRB17 merupakan isolat penghasil IAA tertinggi yaitu sebesar 16.02 ppm (Tabel 1). Isolat CRB17 ini selanjutnya dipilih untuk dikonstruksi mutan yang menghasilkan IAA lebih tinggi. Karakter lain yang dimiliki CRB17 ialah menghasilkan pigmen fluoresen pada media King’s B. Banyak spesies Pseudomonas sp. yang mampu menghasilkan pigmen yang berfluoresen terutama pada kondisi pertumbuhan miskin besi misalnya jika ditumbuhkan pada media King’s B yang tidak ditambahkan zat besi. Beberapa pigmen ini dan turunannya berperan sebagai siderofor (zat pengkelat besi) yang berpotensi menghambat pertumbuhan patogen (Garibaldi 1967). Berdasarkan hasil esai pemacuan pertumbuhan diketahui bahwa Pseudomonas sp. CRB17 mampu memacu pertumbuhan kecambah kedelai. Hal ini dibuktikan dari nilai parameter esai pemacuan pertumbuhan kecambah yang diinokulasi CRB17 yang secara signifikan berbeda nyata dengan kontrol. Panjang akar primer kecambah yang diinokulasi CRB17 memiliki rataan sebesar 21.4 cm dan jumlah akarnya sebanyak 75 buah. Sedangkan panjang akar primer kontrol sebesar 11.4 cm dan jumlah akarnya sebanyak 32 buah (Tabel 2). Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa isolat Pseudomonas sp. CRB17 dengan konsentrasi IAA yang dihasilkannya, dapat berperan sebagai rhizobakteria pemacu pertumbuhan tanaman khususnya kedelai. IAA yang disekresikan oleh suatu bakteri kemungkinan dapat memacu pertumbuhan baik secara langsung dengan merangsang pemanjangan atau pembelahan sel atau secara tidak langsung dengan mempengaruhi aktivitas asam 1-aminocyclopropane-1carboxylic (ACC) deaminase. Enzim ini menghidrolisis ACC tanaman, prekursor fitohormon etilen, sehingga mencegah produksi etilen dengan konsentrasi yang menghambat pertumbuhan. IAA eksogenus dapat meningkatkan transkripsi dan aktivitas sintesis ACC pada tanaman. ACC ini memacu aktivitas ACC deaminase bakteri (Patten & Glick 2002). Dari hasil uji resistensi didapatkan bahwa Pseudomonas sp. CRB17 sensitif kanamisin 50 µg/ml dan resisten kloramfenikol 50 µg/ml. Sehingga E. coli S17-1 λ pir pembawa plasmid pUTmini-Tn5Km1 yang memiliki transposon resistensi kanamisin dapat digunakan dalam proses mutagenesis CRB17. Selain itu, dari hasil uji resistensi ini didapatkan bahwa antibiotik kanamisin dan kloramfenikol dapat digunakan sebagai marker seleksi transkonjugan/mutan Pseudomonas sp. CRB17 hasil mutagenesis dengan transposon. Frekuensi transkonjugasi hasil transposon mutagenesis tersebut yang didapat dari masa inkubasi konjugasi selama 24 jam sekitar 3.1 x 10-5 sel per resipien. Frekuensi ini lebih tinggi dibandingkan penelitian Rukayadi (1998) yang mendapatkan frekuensi transkonjugasi pada Xanthomonas campestris sebesar 8.3 x 10-6 menggunakan galur E. coli yang sama. Mutan-mutan Pseudomonas sp. CRB17 yang dihasilkan melalui mutagenesis dengan transposon diekspresikan melalui kemampuannya tumbuh pada media King’s B 7 yang ditambah kloramfenikol dan kanamisin. Hal ini mengindikasikan bahwa gen Km1 yang dibawa transposon mini-Tn5Km1 telah berhasil disisipkan ke dalam genom Pseudomonas sp. CRB17. Transposon Tn5 merupakan salah satu transposon yang telah banyak dikaji karena menyediakan model sistem transposisi cut(potong) dan paste- (pindah) yang baik. Transposon mini-Tn5Km1 merupakan turunan dari Tn5 yang sangat berguna untuk mutagenesis pada bakteri Gram negatif (Holtwick et al. 1997). Selama konjugasi plasmid pUTminiTn5Km1 dipotong menjadi utas tunggal dan utas tunggal ini pindah ke dalam sel resipien melalui pili. Pada sel resipien transposon penyandi resistensi kanamisin ini akan menyisip acak pada genom resipien sehingga menghasilkan transkonjugan yang resisten kanamisin. Oleh karena itu pada media untuk seleksi transkonjugan ditambahkan antibiotik kanamisin sebagai penanda adanya penyisipan transposon. Penyisipan transposon mini-Tn5Km1 ini bersifat stabil karena gen transposase berada di luar transposon sehingga setelah transposon menyisip pada genom resipien tidak terjadi transposisi lagi yang diperantarai transposase. Selain itu juga karena plasmid pUTminiTn5Km1 merupakan plasmid bunuh diri. Plasmid ini tidak dapat bereplikasi dalam sel resipien karena hanya dapat bereplikasi dalam sel yang menyediakan protein pir (protein initiation replication). Kemudian akhirnya plasmid ini akan terdegradasi oleh DNAase. . Dari hasil seleksi diperoleh sebanyak 21 transkonjugan menghasilkan IAA yang lebih tinggi daripada tipe liarnya yaitu mengalami kenaikan produksi IAA-nya hingga 77.52 % (Tabel 3). Hal ini diduga karena adanya penyisipan transposon di daerah represor dan mengakibatkan terjadinya perubahan pada gen-gen yang terlibat dalam regulasi biosintesis IAA sehingga produksi IAA menjadi meningkat (Pratiwi et al. 2001). Selain itu juga didapatkan 28 mutan menghasilkan IAA yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe liarnya yaitu dengan persentasi penurunan hingga 55.31 % dari hasil uji produksi IAA ini (Tabel 4). Mutan yang mengalami penurunan produksi IAA ini mungkin disebabkan oleh adanya penghambatan salah satu gen dalam penghasilan IAA. Melalui transposon mutagenesis ini tidak didapatkan mutan yang tidak menghasilkan IAA. Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya jalur sintesis yang digunakan dalam penghasilan IAA yang kemungkinan dimiliki oleh galur Pseudomonas. Jika salah satu jalur saja terhambat karena salah satu gen yang berperan dalam jalur tersebut tidak dapat diekspresikan akibat penyisipan transposon maka bakteri penghasil IAA dapat mengambil jalur sintesis alternatif. Hal serupa juga ditemui dalam penelitian Pratiwi et al. (2001) yaitu didapatkan mutan-mutan Azospirillum braziliense menghasilkan IAA yang lebih tinggi dan lebih rendah melalui transposon mutagenesis. SIMPULAN Sebanyak 100 isolat Pseudomonas sp. telah berhasil diisolasi dari tanah rizosfer tanaman kedelai daerah Cirebon. Sebanyak 98 isolat di antaranya menghasilkan asam indol asetat. Salah satu isolat yaitu Pseudomonas sp. CRB 17 merupakan penghasil IAA tertinggi yakni sebesar 16.02 ppm dan mampu memacu pertumbuhan tanaman kedelai melalui pemacuan perpanjangan akar primer dan pembentukan akar. Melalui mutagenesis dengan transposon dapat dikonstruksi mutan Pseudomonas sp. CRB17 yang menghasilkan IAA dengan konsentrasi yang meningkat hingga 77.52%. Dari hasil penelitian ini, mutagenesis dengan transposon dapat digunakan untuk meningkatkan produksi IAA, khususnya pada Pseudomonas sp. CRB17. DAFTAR PUSTAKA Dey R, Pal KK, Bhatt DM, Chauhan SM. 2004. Growth promotion and yield enhancement of peanut (Arachis hypogaea L.) by application of plant growth-promoting rhizobacteria. Microbiol Res 159 : 371-394. Garibaldi JA. 1967. Media for the enhancement of fluorescent pigment production by Pseudomonas species. J Bacteriol 94 :1296-1299. Harayama S, Lehrbach PR, Timmis KN. 1984. Transposon mutagenesis analysis of meta-cleavage pathway operon genes of the TOL plasmid of Pseudomonas putida mt-2. J Bacteriol 160 : 251-255 Holt JG, et al. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Ed ke-9. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins