analisis sikap konsumen dalam membeli sayuran

advertisement
ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI
SAYURAN SEGAR DI PASAR MODERN
BUMI SERPONG DAMAI (BSD)
TANGERANG SELATAN
Yudha Andilla
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1433 H
ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI
SAYURAN SEGAR DI PASAR MODERN
BUMI SERPONG DAMAI (BSD)
TANGERANG SELATAN
Yudha Andilla
105092002970
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1433 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjLrdul "Analisis Sikap Konsumen dalam Membeli Sayuran Segar di
Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan", yang ditulis
oleh Yudha Andilla NIM 105092002970 telah diuii dan dinyatakan lulus dalarn
Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Kamis tanggal 17 November 2011. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pefianian pada Program Studi Agribisnis.
Menyetujui,
Penguji II
nery, MM
Ir. Junaidi, M.Si
,Y''Y
Pembinrbing II
,,r^^(J.,;.
NIP. 19580429 198803
1
Rizki Adi Puspita Sari, MM
NrP. 1 9780329 200703 2 0t5
00i
Mengetahui.
Ketua
Fakultas Sai
Jaya Putra, M.Sis
"7Dr. Syopia
,L
NIP. 19680117 200112 i 001
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, November 2011
Yudha Andilla
105092002970
Daftar Riwayat Hidup
DATA PRIBADI
Nama
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir
Kewarganegaraan
Status perkawinan
Tinggi, berat badan
Agama
E-mail
Alamat lengkap
:
:
:
:
:
:
:
:
:
No. HP
:
Yudha Andilla
Pria
Yogyakarta, 27 Maret 1988
Indonesia
Belum Menikah
166 cm, 51 kg
Islam
[email protected]
Perigi Kel. Lengkong Wetan RT 010/05, Serpong Tangerang
Selatan
081288357048
PENDIDIKAN
Formal
2002-2005
2005-2011
Seminar dan Pelatihan
2005
: MA Nur As Sholihat, Perigi Kel. Lengkong Wetan- SerpongTangerang Selatan
: Program Sarjana (S-1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Agribisnis
2004 & 2006
International Workshop On Ecologically Energy Difersification For
Developing Countries
: Pelatihan Manajemen TKA-TPA PLUS
2006
: In Success Motivation Training
PENGALAMAN ORGANISASI
2002-2004
:
2005-2006
:
Ketua Ikatan Remaja Masjid Nurul Iman Serpong Tangerang
Selatan
Anggota Dewan Pertimbangan Mahasiswa Fakultas (DPMF) Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
2007-2008
:
Anggota Dewan Pertimbangan Mahasiswa Universitas (DPMU)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
2007-2008
:
Staf Traineer LSO Campus Interprener Community
2008
:
Panitia “Pelatihan Optimalisasi Lembaga Desa dan Sosialisasi
Biogas” KKN/S UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Desa Lebak
Muncang, Ciwidey Bandung.
2011- saat ini
:
Grup Teacher di Pusat Studi Al-Quran (PSQ) untuk Program Living
Qur’an. Jln Kertamukti Pisangan Ciputat.
2011- saat ini
:
Grup Teacher Living Qur’an di Sekolah Refleksi Cinta Keluarga
(CIKAL) Jln.Simatupang Kav.18 Jakarta Selatan.
RINGKASAN
YUDHA ANDILLA, Analisis Sikap Konsumen dalam Membeli Sayuran Segar di
Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan. (Di bawah
bimbingan DR. EDMON DARIS, MS dan RIZKI ADI PUSPITA SARI, MM).
Sayuran merupakan bagian penting dari pola makan yang sehat. Konsumsi
sayuran yang cukup dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit. Di
Indonesia, tingkat konsumsi sayuran oleh masyarakat masih rendah (dibawah
rekomendasi FAO), sehingga perlu upaya untuk mendorong peningkatan
konsumsi sayuran lokal. Pasar Modern BSD Tangerang Selatan merupakan salah
satu pasar yang menyediakan segala macam kebutuhan pokok dengan fasilitas
yang memadai bagi para penjual dan pembeli. Pasar Modern BSD ini juga
menyediakan sayuran segar dengan atribut sayuran yang baik sehingga konsumen
bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk itu
diperlukan penelitian mengenai sikap konsumen dalam membeli sayuran segar di
Pasar Modern tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui karakteristik konsumen
sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang. 2) Mengetahui proses
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli sayuran segar di Pasar Modern
BSD Tangerang. 3) Mengetahui sikap konsumen dalam membeli sayuran segar
berdasarkan atribut sayuran segar serta atribut pasar di Pasar Modern BSD
Tangerang.
Penelitian dilakukan di Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD),
Serpong, Tangerang yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa di tempat tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai sikap
konsumen sayuran segar. Waktu penelitian yakni pada bulan Februari sampai
Maret 2011. Data yang digunakan ada 2 jenis yaitu primer berupa hasil
wawancara langsung menggunakan kuesioner dan sekunder berupa hasil studi
pustaka. Metode analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif
menggunakan alat analisis Fishbein untuk melihat sikap konsumen dalam
membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang Selatan, sedangkan
karakteristik konsumen dan pengambilan keputusan pembelian sayuran segar di
analisis secara deskriptif.
Beberapa atribut sayuran yang dinilai oleh konsumen diantaranya atribut
harga sayuran, kesegaran sayuran, kecerahan warna sayuran, kebersihan sayuran,
dan tekstur sayuran. Sedangkan beberapa atribut Pasar Modern BSD yang akan
dinilai oleh konsumen diantaranya, kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan
pedagang, toilet (kamar mandi), kedekatan lokasi, lay out pasar, serta keragaman
produk yang dijual. Hasil penelitian konsumen yang membeli sayuran segar di
Pasar Modern BSD Tangerang Selatan adalah wanita dewasa yang telah menikah,
berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan yang baik.
Sedangkan pendapatan keluarga rata-rata diatas Rp. 5 juta/bulan dengan jumlah
anggota keluarga antara 3-6 orang.
Proses pengambilan keputusan pembelian sayuran segar di Pasar Modern
BSD Tangerang dimulai dengan tahap pengenalan kebutuhan mengenai
pentingnya gizi untuk kesehatan. Para konsumen mendapat informasi yang
bersumber dari sumber informasi pribadi. Pada tahap evaluasi alternatif,
konsumen lebih mempertimbangkan atribut fisik sayuran serta atribut pasar. Pada
tahap keputusan pembelian konsumen dilakukan secara terencana menunjukkan
bahwa mayoritas konsumen di Pasar Modern BSD memilih berbelanja sayuran
segar secara terencana, tetap membeli sayuran meski harganya mengalami
kenaikan, dan tetap membeli jenis sayuran lainnya di Pasar Modern BSD jika
sayuran yang diinginkan tidak tersedia.
Berdasarkan analisis multiatribut Fisbein terhadap atribut sayuran serta
atribut pasar di Pasar Modern BSD, maka dalam membeli sayuran konsumen akan
melihat atribut tekstur sayuran sebagai atribut yang sangat penting dilanjutkan
dengan atribut lain seperti kebersihan sayuran, kecerahan sayuran, kesegaran
sayuran, harga sayuran. Sedangkan berdasarkan atribut pasar di Pasar Modern
BSD, konsumen menilai atribut keragaman produk yang ada di pasar tersebut
sebagai atribut yang sangat penting dilanjutkan dengan lay out pasar, kedekatan
lokasi, sarana parkir, kebersihan tempat, toilet dan keramahan pedagang.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
nikmat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "Analisis Sikap Konsumen dalam Membeli Sayuran Segar di Pasar
modern Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan” ini. Shalawat dan
salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, para sahabat, dan kepada kita semua yang mengharapkan syafaatnya
di hari kiamat nanti.
Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami
berbagai kesulitan, akan tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari
berbagai pihak, Alhamdulillah akhirnya skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Kedua orang tuaku, Ayahanda Kuncoro dan Ibunda Suti Rahayu tercinta
yang telah memberikan do’a, limpahan kasih sayang, saran dan motivasi
baik secara moril maupun materiil sehingga Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Syukron jazakumullah khairan katsir atas
perjuangan Ayah dan Ibu tercinta, abah dan ibu di Bumiayu, Ananda tidak
mungkin bisa membalasnya, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal atas semua yang telah diberikan oleh Ayah dan Ibu untuk Ananda.
2. Kakak dan Adikku tercinta (Akhsin Muammar, Agustina Riawati, Mughni
Hanafi, Icha dan Yusuf Wicaksono, serta keponakanku Shidqi Rasikhu
Rizdan dan Zara Adni) yang selalu memberikan motivasi dan perhatian yang
tak pernah usang ditelan waktu dari sejak pembuatan skripsi hingga selesai,
serta saudara dan saudariku, yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
mudah-mudahan motivasi dan perhatiannya tidak cukup sampai disini.
3. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Acep Muhib, MM, selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Edmon Daris, MS selaku dosen pembimbing pertama dan Rizky Adi
Puspita Sari, MM selaku dosen pembimbing kedua, yang telah memberikan
arahan, saran, motivasi, dan nasihat serta meluangkan waktu, tenaga dan
pemikiran disela-sela kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drh. Zulmaneri, MM selaku penguji pertama dan Ir. Junaidi M.Si selaku
penguji kedua yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menguji
skripsi penulis serta memberikan saran dan arahan disela-sela kesibukannya
dalam perbaikan skripsi ini.
7. Para dosen Agribisnis yang selalu membantu dalam memberikan semangat
dan do’a bagi penulis, serta Bu Warti dan kak Dewi, kak Lia, Bu Linda, dan
semua staf Fakultas Sains dan Teknologi yang selalu membantu penulis
dalam administrasi.
8. Bapak Taufik, selaku pendamping lapangan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Pasar Modern
BSD Tangerang.
9. Kepala dan seluruh Staff Pasar Modern BSD Tangerang yang telah
berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh informasi
dan data-data dalam penyusunan skripsi ini.
10. Pimpinan dan staf Administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan FST UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk meminjam buku-buku yang berhubungan dengan materi yang
berkaitan dengan skripsi ini.
11. Bapak H. Yusuf Sisus beserta Ibu Hj. Yusuf Sisus yang telah memberikan
banyak hal kepada penulis termasuk saran dan motivasi yang diberikan baik
secara moril maupun materiil sehingga Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Syukron jazakumullah khairan katsir atas
kebaikan Bapak dan Ibu, saya tidak mungkin bisa membalasnya, semoga
Allah SWT memberikan balasan yang terbaik atas semua yang telah Bapak
Ibu berikan untuk penulis.
12. Seluruh guruku di MI, Mts, MA Nur As Sholihat yang luar biasa hebat sabar
dan ikhlas dalam mengajarkan ilmunya kepadaku dan kepada Bang Jalal
yang telah banyak membantu dalam memperbaiki komputerku, semoga
Allah memberikan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat kepada
semuanya. Amiiin
13. Bapak Ibu Kerukunan Muslim BSD (KKMB) Bang Madroi, Bpk Tursilo,
Ust. Rahmat Lubis, Bpk Dewanto, Bpk Agus, dr. Taufik, Ibu Wido, Ibu
Ruby, Ibu Lucy, Ibu Agus, dan semua bapak ibu KKMB yang tidak dapat
saya sebutkan, yang telah mengajarkan banyak hal kepada penulis termasuk
saran dan motivasi yang diberikan baik secara moril maupun materiil
sehingga Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Syukron
jazakumullah khairan katsir atas perjuangan Bapak dan Ibu, kami tidak
mungkin bisa membalasnya, semoga Allah SWT memberikan balasan yang
terbaik atas semua yang telah Bapak Ibu berikan untuk saya
14. Sahabat- sahabat cangkir (Muhammad Utama, Buyung Syahid Abdullah,
Irvan Rahmatulaah, M. Ihsan, Jarwo dll) terima kasih telah memberikan
dukungan dan motivasi, kalianlah yang selalu memberikan kenangan manis,
spirit, optimisme, dan banyak kontribusi kepadaku, semoga tali silaturrahim
kita tetap terjaga, Amiiinnn.
15. Sahabat-sahabatqu Agribisnis Angkatan 2005, Alif (RBB) <Batosai 20>,
Ayu (AGM), Sarifah (BTSP), Buyung (ATB), Yarvi (ABJ), Aank (KKKI)
<Lavender>. Nia (Almh), Mita (TS), Dita (PYB), Aris (TK), Tama (JK),
Enda (BGR), Ovi (SP), Rhe-Rhe (ATP), Echi (CA), Puri (BG), Restu (SFL),
Eby (jugde), Jelita (TDB), Iponk (BS), Yanto (TT), Rafqi (KR), Ichen (OC),
Bojes (JRST), Hasiym (MR), Doni (BLNG), Dimas (JPPD), Lece (JNM),
Uin (GBLGS), Ochit (JK), Riski (NS), Arie (CTGL), Imen (AI), Falah
(AKG), tetep kompak yah, mudah-mudahan tali silaturrahim kita tetap
terjaga. Amiiinnn….
16. Kawan-kawan Agribisnis Angkatan 2001, 2002, 2003, 2004, 2006, 2007,
2008, 2009, 2010 dan 2011. Terima kasih untuk masukan, saran, semangat
motivasinya dan doanya. Mudah-mudahan tali silaturahmi kita tetap terjaga.
Amiiinnn.
17. Semua guru dan staf di Pusat Studi Al-Quran (PSQ) Kertamukti, Ciputat
serta Sekolah CIKAL Simatupang Jakarta, terima kasih atas doa, saran dan
masukannya.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga
Allah Swt, membalas kebaikan yang mereka berikan. Penulis banyak melakukan
kesalahan dan kekhilafan, baik itu disengaja ataupun tidak, sekiranya penulis
mohon dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran, dan
kritik, dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka
cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk
kita semua. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Allamin.
Jakarta, 17 November 2011
Yudha Andilla
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .....................................................................................................
i
DAFTAR TABEL .............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
6
2.1 Landasan Teori .........................................................................
2.1.1 Riset Pemasaran ............................................................
2.1.2 Riset Konsumen ............................................................
2.1.3 Atribut Produk ..............................................................
2.1.4 Proses Keputusan Pembelian Konsumen .......................
2.1.4.1 Pengenalan Kebutuhan ....................................
2.1.4.2 Pencarian Informasi ........................................
2.1.4.3 Evaluasi Alternatif ..........................................
2.1.4.4 Keputusan Pembelian ......................................
2.1.5 Perilaku Konsumen .......................................................
2.1.6 Sikap Konsumen ...........................................................
2.1.6.1 Pengertian Konsumen ........................................
2.1.6.2 Pengertian Sikap Konsumen ..............................
2.1.6.3 Karakteristik Sikap Konsumen ...........................
2.1.6.4 Pengukuran Sikap Konsumen ............................
2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan
Keputusan ......................................................................
2.1.7.1 Faktor Perbedaan Individu .................................
2.1.7.2 Faktor Lingkungan .............................................
2.1.8 Sayuran .........................................................................
2.1.8.1 Pengertian Sayuran ............................................
2.1.8.2 Klasifikasi Sayuran .............................................
6
6
9
7
8
8
9
10
11
12
13
13
14
15
17
18
18
23
26
26
27
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................
29
2.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................
32
i
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
35
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
35
3.2 Jenis dan Sumber Data ..............................................................
36
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................
36
3.4 Metode Pengambilan Sampel ....................................................
37
3.5 Metode Analisis Data ................................................................
3.5.1 Analisis Deskriptif .........................................................
3.5.2 Model Sikap Fishbein ....................................................
38
38
39
3.6 Definisi Operasional ..................................................................
51
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................
54
4.1 Profil Pasar Modern Bumi Serpong Damai ................................
4.1.1 Sejarah Pasar Modern BSD ...........................................
4.1.2 Struktur Organisasi Pasar Modern BSD .........................
4.1.3 Sarana dan Prasarana Pasar Modern BSD ......................
54
55
55
55
4.2
Strategi Pemasaran Pasar Modern BSD .....................................
4.2.1 Segmentasi Pasar Modern BSD .....................................
4.2.2 Target Pasar Modern BSD .............................................
4.2.3 Penetapan Posisi Pasar Modern BSD ..............................
4.2.4 Bauran Pemasaran .........................................................
4.2.4.1 Produk ............................................................
4.2.4.2 Harga ..............................................................
4.2.4.3 Tempat ...........................................................
4.2.4.2 Promosi ..........................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
57
57
57
58
58
58
59
59
59
61
5.1 Karakteristik Konsumen ............................................................
5.1.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia ....................
5.1.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ............
5.1.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan ..........
5.1.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan .........
5.1.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota
Keluarga ........................................................................
5.1.6 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Frekuensi
Pembelian .....................................................................
61
61
62
64
65
68
69
5.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sayuran Segar ........
5.2.1 Pengenalan Kebutuhan ..................................................
5.2.2 Pencarian Informasi .......................................................
5.2.3 Evaluasi Alternatif .........................................................
5.2.4 Keputusan Pembelian ....................................................
71
71
74
77
78
5.3 Analisis Fishbein Terhadap Sikap Konsumen ............................
81
ii
5.3.1 Analisis Sikap Konsumen Berdasarkan Atribut Sayur
Segar .............................................................................
5.3.1.1 Analisis Evaluasi (Evaluation) Konsumen
Terhadap Atribut Sayuran Segar .....................
5.3.1.2 Analisis Kepercayaan (Belief) Konsumen
Terhadap Atribut Sayuran Segar ......................
5.3.1.3 Analisis Fishbein Terhadap Atribut Sayuran
Segar ..............................................................
5.3.2 Analisis Sikap Konsumen Berdasarkan Atribut Pasar
Modern BSD Tangerang ................................................
5.3.2.1 Analisis Evaluasi (Evaluation) Konsumen
Terhadap Atribut Pasar Modern BSD ..............
5.3.2.2 Analisis Kepercayaan (Belief) Konsumen
Terhadap Atribut Pasar Modern BSD ..............
5.3.2.3 Analisis Fishbein Terhadap Atribut Pasar
Modern BSD ...................................................
BAB VI
81
82
82
84
86
87
87
89
KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
93
6.1 Kesimpulan ...............................................................................
93
6.2 Saran .........................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
95
LAMPIRAN ......................................................................................................
98
iii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Tingkat Konsumsi Sayuran di Indonesia Tahun 2005-2010 ...................
2
2.
Keterangan Nilai Evaluasi Atribut Konsumen .......................................
42
3.
Keterangan Nilai Kepercayaan Atribut Konsumen ................................
43
4.
Kategori Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Sayuran
Segar ......................................................................................................
5.
Perhitungan Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Sayuran
Segar ......................................................................................................
6.
45
46
Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Sayuran
Segar ......................................................................................................
46
7.
Kategori Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sayuran Segar ..........
47
8.
Kategori Nilai Sikap Total Konsumen Terhadap Atribut Sayuran Segar .
47
9.
Kategori Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Pasar
Modern BSD ..........................................................................................
10.
Perhitungan Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Pasar
Modern BSD ..........................................................................................
11.
48
48
Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Pasar
Modern BSD ..........................................................................................
49
12.
Kategori Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pasar Modern BSD...
50
13.
Kategori Nilai Sikap Total Konsumen Terhadap Atribut Pasar Modern
BSD .......................................................................................................
50
14.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Usia ....................................................
62
15.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ............................................
63
16.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Usia dan Pekerjaan ..............................
64
17.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Pendidikan ..........................................
65
18.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Pendapatan Perbulan ...........................
66
19.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Pendidikan dan Pendapatan Perbulan ..
67
20.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ...................
68
iv
21.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Frekuensi Pembelian Sayuran Segar
dalam 1 bulan ........................................................................................
22.
69
Sebaran Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga dan
Frekuensi Pembelian .............................................................................
23.
70
Sebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat yang Diinginkan dengan
Mengkonsumsi Sayuran Segar ...............................................................
24.
Sebaran
Konsumen
Berdasarkan
Tingkat
Kepentingan
72
dengan
Mengkonsumsi Sayuran Segar ...............................................................
25.
73
Sebaran Konsumen Berdasarkan Siapa yang Memutuskan untuk
Membeli Sayuran Segar ........................................................................
26.
73
Sebaran Konsumen Berdasarkan Siapa yang Memutuskan untuk
Membeli Sayuran Segar di Pasar Modern BSD ......................................
27.
74
Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi Sayuran Segar di
Pasar Modern BSD ................................................................................
28.
76
Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi yang Mempengaruhi
Konsumen Membeli Sayuran Segar di Pasar Modern BSD .....................
76
29.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Proses Pembelian Sayuran Segar .........
77
30.
Sebaran Konsumen Berdasarkan Keputusan Pembelian Sayuran Segar di
Pasar Modern BSD.................................................................................
31.
78
Sebaran Konsumen Berdasarkan Jika Terjadi Kenaikan Harga Sayuran
Segar di Pasar Modern BSD ...................................................................
32.
79
Sebaran Konsumen Berdasarkan Jika tidak Tersedia Sayuran yang
diinginkan di Pasar Modern BSD ..........................................................
33.
80
Perhitungan Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap
Atribut Sayuran Segar ............................................................................
83
34.
Perhitungan Fishbein Berdasarkan Atribut Sayuran Segar ......................
84
35.
Nilai dan Kategori Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sayuran Segar ....
85
v
36.
Perhitungan Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Pasar
Modern BSD ..........................................................................................
88
37.
Perhitungan Fishbein Berdasarkan Atribut Pasar Modern BSD...............
90
38.
Nilai dan Kategori Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pasar Modern
BSD .......................................................................................................
vi
91
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Tahapan Proses Keputusan Pembelian ...................................................
8
2.
Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................
34
3.
Struktur Organisasi Pasar Modern BSD .................................................
55
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
Halaman
Kuesioner Penelitian .............................................................................
vii
99
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sayuran merupakan bagian penting dari pola makan yang sehat. Sayuran
yang dikonsumsi dengan cukup dapat membantu melindungi tubuh dari segala
penyakit. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN, 2007:45),
akibat asupan sayuran yang masih rendah diperkirakan menjadi penyebab 31
persen penyakit jantung dan 11 persen stroke. Dua juta nyawa dapat diselamatkan
setiap tahun di seluruh dunia jika konsumsi sayuran dapat ditingkatkan. Jumlah
konsumsi sayuran yang cukup akan memberikan asupan yang cukup bagi serat ke
dalam tubuh, sehingga dapat menyehatkan.
Kementerian Pertanian (2010), mengatakan tingkat konsumsi sayuran
masyarakat Indonesia masih rendah dan masih jauh dibawah rekomendasi Food
Agriculture Organization (FAO), sehingga diperlukan upaya untuk mendorong
peningkatan konsumsi sayuran lokal. Data Kementerian pertanian menunjukkan
bahwa rata-rata tingkat konsumsi sayuran penduduk Indonesia selama tiga tahun
(2005-2007) sebesar 35,30 kg/kapita/tahun pada tahun 2005, sedangkan pada
tahun 2006 tingkat konsumsi sayuran adalah sebesar 34,06 kg/kapita/tahun, dan
tahun 2007 meningkat sebesar 40,90 kg/kapita/tahun. Standar konsumsi sayuran
yang direkomendasikan FAO sebesar 73kg/kapita/tahun, artinya tingkat konsumsi
sayuran penduduk Indonesia masih rendah.
1
Tabel 1.
Tingkat Konsumsi Sayuran Indonesia Tahun 2005-2010
Tahun
Tingkat Konsumsi
2005
35.30 Kg/kapita/thn
2006
34.06 Kg/kapita/thn
2007
40.90 Kg/kapita/thn
2008
36.50 Kg/kapita/thn
2009
40,10 Kg/kapita/thn
2010
41.90 Kg/kapita/thn
Rekomendasi FAO
73 kg/kapita/tahun
Sumber: Kementerian Pertanian (2011)
Pemenuhan kebutuhan khususnya sayuran segar oleh konsumen dilakukan
dengan melakukan keputusan pembelian.
Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan merupakan
salah satu pasar yang menyediakan segala macam kebutuhan pokok dengan
fasilitas yang memadai bagi para penjual dan pembeli (konsumen) dalam
melakukan aktivitas jual beli produk pasar. Selain itu, pasar tersebut berlokasi di
sekitar kawasan perumahan penduduk Bumi Serpong Damai (BSD), sehingga
pihak pengelola pasar perlu mengetahui sikap konsumen dalam berbelanja
kebutuhan sehari-hari di kawasan pasar tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan kepada pihak pengelola
pasar, beberapa atribut pasar yang akan dijadikan pertimbangan dalam penelitian
ini diantaranya kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan pedagang, toilet,
kedekatan lokasi, lay out pasar serta keragaman produk. Mengetahui sikap
konsumen terhadap atribut sayuran segar menjadi sangat penting karena jumlah
2
produk yang dijual di Pasar Modern BSD Tangerang sebagian besar didominasi
oleh sayuran segar.
Sesuai dengan teori Setiadi (2010: 143-144) sikap konsumen terhadap
suatu produk dapat bervariasi bergantung pada orientasinya. Pemahaman sikap
konsumen merupakan hal yang sangat penting dan dapat diukur dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada kelompok konsumen sasaran sebelumnya yang
telah diidentifikasi. Kelompok konsumen itu bisa didasarkan pada demografi,
kelas sosial, dan gaya hidup. Sikap konsumen menjadi faktor yang kuat untuk
mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian terhadap barang
atau jasa. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian dengan judul "Analisis
Sikap Konsumen dalam Membeli Sayuran Segar di Pasar Modern Bumi
Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan” perlu untuk dilakukan.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini diantaranya:
1. Bagaimanakah karakteristik konsumen sayuran segar di Pasar Modern
BSD Tangerang?
2. Bagaimanakah proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli
sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang?
3. Bagaimanakah sikap konsumen dalam membeli sayuran segar berdasarkan
atribut sayuran segar serta atribut pasar di Pasar Modern BSD Tangerang?
3
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
diantaranya:
1. Mengetahui karakteristik konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD
Tangerang.
2. Mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli
sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang.
3. Mengetahui sikap konsumen dalam membeli sayuran segar berdasarkan
atribut sayuran segar serta atribut pasar di Pasar Modern BSD Tangerang.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Adapun manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan
manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
Agribisnis, khususnya dalam hal menganalisis sikap konsumen dalam
membeli sayuran segar.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti, untuk melatih kemampuan menganalisis masalah
berdasarkan fakta dan data yang tersedia yang disesuaikan dengan
pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan serta
4
sebagai salah satu syarat kelulusan studi program sarjana (S-1)
program studi Agribisnis.
b) Bagi tempat penelitian, sebagai bahan informasi mengenai sikap
konsumen dalam pembelian sayuran segar.
c) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
penambah wawasan dan sebagai media informasi bagi masyarakat
dalam membaca literatur berkenaan dengan masalah-masalah yang
relevan dengan penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Riset Pemasaran
Riset pemasaran merupakan bagian atau fungsi yang keberadaannya
semakin dibutuhkan untuk membantu manajer dalam pembuatan keputusan
pemasaran. Sudman dan Blair (1998:98) mendefinisikan bahwa riset pemasaran
merupakan semua kegiatan yang menyediakan informasi untuk memberikan
pedoman dalam
pembuatan keputusan pemasaran. Sedangkan Malhotra
(1996:102) mengemukakan bahwa riset pemasaran merupakan suatu metode yang
sistematik dan objektif dalam mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisa,
mendistribusikan dan menggunakan informasi dengan tujuan memperbaiki
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan pengidentifikasian dan pemecahan
masalah serta peluang dalam pemasaran.
2.1.2 Riset Konsumen
Loudon dan Della-Bitta (1993:57) mendefinisikan bahwa riset konsumen
merupakan pengumpulan, pencatatan, dan penganalisisan, data secara sistematis
tentang konsumen. Dengan demikian, penelitian tentang konsumen sangatlah
penting karena kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dan yang tidak
diinginkannya.
6
2.1.3 Atribut produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang
atau fisik, jasa, tempat, organisasi, dan gagasan (Kotler, 2009:33). Sedangkan
menurut Engel, et al (1994:25), atribut produk diartikan sebagai karakteristik atau
sifat suatu produk, umumnya mengacu pada karakteristik produk yang berfungsi
sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan. Secara umum seluruh
bagian, sifat-sifat yang terdapat pada suatu produk dan wujud produk dinamakan
karakteristik produk. Penilaian terhadap atribut produk dapat menggambarkan
sikap konsumen terhadap produk tersebut sekaligus dapat mencerminkan perilaku
konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk.
Sumarwan (2004:13) mengatakan bahwa pengetahuan konsumen tentang
atribut yang dimiliki suatu produk berbeda untuk setiap individunya, hal ini
disebabkan karena saluran informasi, tingkat ketertarikan, dan tingkat pendidikan
konsumen berbeda. Atribut produk terdiri dari dua tipe, yaitu atribut fisik dan
atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, pada
atribut fisik sayuran seperti kesegaran sayuran, kecerahan sayuran, kebersihan
sayuran, dan tekstur sayuran, sedangkan atribut abstrak menggambarkan
karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen seperti
harga sayuran. Adapun berdasarkan observasi beberapa attribut yang akan
dimasukkan untuk dinilai oleh para konsumen diantaranya keragaman produk
pasar, lay out pasar, kedekatan lokasi, sarana parkir, kebersihan tempat, toilet
serta keramahan pedagang.
7
2.1.4 Proses Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan serangkaian proses yang melibatkan
beberapa faktor seperti adanya faktor rangsangan, faktor perbedaan individu,
faktor psikologis, faktor lingkungan, serta faktor proses keputusan yang dimiliki
oleh konsumen itu sendiri. Menurut Engel et al (1994) terdapat empat tahapan
yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Beberapa
tahapan-tahapan keputusan tersebut secara sederhana disajikan dalam Gambar 1.
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Gambar 1. Tahapan Proses Keputusan Pembelian
(Sumber : Engel et al., 1994)
Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses
pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun
kelompok melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk
dan merek apa yang akan dibeli. Walaupun nyata sekali bahwa sebagian
konsumen akhirnya memilih untuk membeli barang-barang yang berbeda
disebabkan oleh perbedaan karakteristik pribadi (kebutuhan, manfaat yang dicari,
sikap, nilai, pengalaman masa lalu, dan gaya hidup) dan pengaruh sosial
(perbedaan kelas sosial, kelompok rujukan, atau kondisi keluarga).
2.1.4.1 Pengenalan Kebutuhan
Engel et al (1994) mengatakan perilaku proses pembelian selalu dimulai
dengan pengenalan kebutuhan yang didefinisikan sebagai perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan
mengaktifkan proses keputusan. Pengenalan kebutuhan sebagai tahap awal
8
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh tiga determinan, yaitu informasi yang
disimpan di dalam ingatan, perbedaan individual, dan pengaruh lingkungan.
Kotler (2009:184) menjelaskan bahwa proses pembelian dimulai pada saat
pembeli mengenali kebutuhan.
2.1.4.2 Pencarian Informasi
Informasi bernilai bagi konsumen karena keluasaannya membantu
membuat keputusan pembelian yang lebih memuaskan dan menghindari
konsekuensi negatif sehubungan dengan pengambilan keputusan yang buruk.
Jadi, konsumen bersedia memberi nilai yang lebih tinggi dan melakukan
pencarian lebih banyak informasi apabila pembelian merupakan hal penting.
Sumarwan (2004:296) mengatakan bahwa pencarian informasi mulai
dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi
dengan membeli dan mengkonsumsi sesuatu. Pencarian informasi dapat bersifat
internal dan eksternal. Internal melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang
relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang.
Apabila pencarian internal tidak mencukupi maka konsumen akan mencari
informasi tambahan. Pencarian informasi tambahan biasanya melalui pencarian
eksternal yang didapatkan dari kumpulan informasi tambahan dari lingkungan.
Sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen diantaranya:
a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b) Sumber komersil: iklan, wiraniaga, penyalur.
c) Sumber publik: media massa, organisasi.
9
Hasibuan (2003:23) menjelaskan bahwa ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi konsumsi pangan seseorang dalam hubungan dengan preferensi
pangan, yaitu:
a) Karakteristik individu misalnya umur, jenis kelamin, suku, pendapatan.
b) Karakteristik makanan misalnya rasa, harga, tekstur.
c) Karakteristik lingkungan misalnya pekerjaan, musim, tingkat sosial.
Hasibuan (2003:25) menjelaskan juga
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi makanan adalah:
a) Kesediaan makanan di suatu tempat.
b) Kesukaan makanan oleh anggota keluarga khususnya orang tua.
2.1.4.3 Evaluasi Alternatif
Menurut Sumarwan (2004:301), evaluasi alternatif adalah proses
mengevaluasi pilihan komoditas serta memilihnya sesuai dengan yang diinginkan
konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai
pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Mowen dan Minor
(1999:301) menyatakan pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap,
dan intensitasnya mengenai alternatif komoditas yang dipertimbangkan tersebut.
Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan dan saling terkait
erat dengan pembentukan kepercayaan dan sikap dari suatu pilihan. Hal ini serupa
dengan Kotler dan Keller (2009:186) yang menjelaskan bahwa evaluasi alternatif
dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan
dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
10
Engel et al (1994) mengatakan bahwa kriteria evaluasi merupakan dimensi yang
digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Selama pengambilan
keputusan, kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen akan bergantung pada
beberapa faktor yaitu (1) pengaruh situasi, (2) kesamaan alternatif-alternatif
pilihan, (3) motivasi, (4) keterlibatan, dan (5) pengetahuan. Konsumen
memutuskan alternatif yang dipilih setelah menentukan kriteria evaluasi.
Pertimbangan yang dibuat oleh konsumen tergantung pada kemampuan untuk
mengingat informasi yang bertahan dalam ingatan. Jika alternatif dikenali
di tempat penjualan maka alternatif tersebut akan dipertimbangkan.
2.1.4.4 Keputusan Pembelian
Engel et al (1994:301) menjelaskan tindakan pembelian merupakan
alternatif pilihan yang dipilih oleh konsumen antara memilih atau tidak memilih
atau mencari pengganti yang dapat diterima jika perlu. Pembelian produk dan atau
jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu
terencana, separuh terencana, tidak terencana.
Engel et al (1994:153) Keputusan pembelian berarti konsumen
memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu,
sedangkan hasil berarti konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih
memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Konsumen yang
rasional akan memilih tempat berbelanja yang lebih mampu memenuhi harapan
dan kepuasannya berbelanja. Selanjutnya Engel et al mengilustrasikan bahwa
pembelian merupakan fungsi dari dua faktor yaitu (1) niat dan (2) pengaruh
lingkungan atau perbedaan individu.
11
2.1.5 Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuh (2006:25), mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan atau jasa yang
mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sedangkan Engel et al,
(1994:99), perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan atau jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Setiadi (2010:2) menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini. Perilaku konsumen ini juga memainkan peranan penting dalam
merancang kebijakan publik sekaligus pengambilan keputusan berkenaan dengan
strategi pemasaran.
Setiadi (2010:7) menambahkan bagi kalangan akademis, kajian tentang
perilaku konsumen akan dapat digunakan untuk memperdalam pengetahuan
tentang perilaku manusia. Studi tentang perilaku konsumen ini akan menghasilkan
tiga informasi penting, yaitu:
1) Orientasi/arah/cara pandang konsumen (a consumer orientation).
2) Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (facts about buying behavior).
3) Konsep/teori yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam
berkeputusan (theories to guide the thinking process).
12
Seorang konsumen akan melihat suatu objek berdasarkan pada
karakteristik (ciri) atribut dari objek tersebut. Konsumen memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dalam menyebutkan karakteristik atau atribut dari objek-objek
tersebut. Konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan dengan mencari
manfaat tertentu dari suatu komoditas. Konsumen memandang setiap komoditas
sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan
manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan (Kotler, 2005:30).
2.1.6 Sikap Konsumen
2.1.6.1 Pengertian Konsumen
Definisi konsumen menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan (Melani: 2010:19).
Sedangkan menurut Kotler (2009:5), konsumen terdiri dari seluruh individu dan
rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen
itu sendiri dapat digolongkan ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda
berdasarkan usia, pendapatan, pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera.
Pengelompokan konsumen ini sangat bermanfaat bagi para pemasar dalam
merencanakan strategi pemasaran.
13
2.1.6.2 Pengertian Sikap Konsumen
Thurstone mengatakan bahwa sikap sebagai salah satu konsep yang cukup
sederhana, yaitu jumlah pengaruh yang dimiliki seseorang atas objek. Sikap
merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon
dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten
berkenaan dengan objek atau alternatif yang terkait (Setiadi, 2010:142).
Suprapti (2009:141) menjelaskan bahwa sikap adalah suatu persepsi dan
penilaian konsumen terhadap atribut-atribut kunci atau keyakinan yang
dipegangnya yang berkenaan dengan sikap tertentu dari suatu komoditas.
Sehingga, konsumen umumnya memiliki sikap menyenangi suatu komoditas yang
diyakininya memiliki tingkat atribut tertentu yang positif. Sebaliknya, konsumen
akan memiliki sikap tidak menyenangi suatu komoditas yang diyakininya
memiliki atribut-atribut yang negatif.
Suprapti menambahkan (2009:135-136) bahwa sebagai konsumen setiap
orang memiliki sikap terhadap sejumlah komoditas seperti produk, jasa, orang,
peristiwa, iklan, toko, merk, dan sebagainya. Ketika seseorang ditanya tentang
preferensinya, apabila ia suka atau tidak suka terhadap suatu komoditas maka
jawabannya menunjukkan sikap terhadap komoditas tersebut. Baik buruknya
sikap konsumen terhadap suatu komoditas akan berpengaruh pada perilaku
pembeliannya. Sikap konsumen adalah tendensi atau kecenderungan yang
dipelajarinya untuk mengevaluasi objek tertentu dalam suatu cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten, yaitu evaluasinya
14
terhadap objek tertentu secara keseluruhan dari yang paling buruk sampai paling
baik.
Simamora (2004:11-12) menjelaskan jika sikap konsumen diketahui, maka
produsen dapat pula menyediakan produk sesuai dengan apa yang diinginkan
konsumen. Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembelian.
Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang
sesuatu. Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan
emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut, sikap
adalah cara seseorang dalam berpikir, merasa, dan bertindak melalui aspek di
lingkungan. Simamora menambahkan bahwa kepercayaan dapat berupa
pengetahuan, pendapat atau sekedar percaya, dan kepercayaan ini akan
membentuk citra komoditi. Sedangkan sikap menuntun orang untuk berperilaku
relatif konsisten terhadap objek yang sama.
2.1.6.3 Karakteristik Sikap Konsumen
Karakteristik sikap konsumen menurut Sumarwan (2004:12) terdiri dari:
1. Sikap memiliki objek
Berdasarkan konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan
objek. Objek tersebut terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan
gagasan, seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, media, alat, dan
sebagainya.
15
2. Konsistensi Sikap
Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan
tersebut akan direfleksikan oleh perilakuknya. Oleh karena itu, sikap
memiliki konsistensi dengan perilaku. Perilaku seorang konsumen
merupakan gambaran dari sikapnya.
3. Sikap Positif, Negatif, dan Netral
Seseorang mungkin menyukai makanan tertentu (sikap positif) atau
tidak menyukai minuman tertentu (sikap negatif) atau bahkan tidak
memiliki sikap (netral). Sikap memiliki dimensi positif, negatif, dan netral
yang disebut sebagai karakteristik dari sikap.
4. Intensitas Sikap
Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi
tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu
sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat
kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas
sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extrimity dari sikap.
5. Resistensi Sikap
Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen dapat
berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar
dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat.
6. Persistensi sikap
Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa
sikap akan berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen tidak
16
menyukai makan di suatu tempat (sikap negatif), namun dengan berlalunya
waktu setelah beberapa bulan kemungkinan berubah dan menyukai makan
di tempat tersebut.
7. Keyakinan Sikap
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran yang
dimilikinya. Sikap seorang konsumen terhadap agama yang dianutnya
memiliki tingkat keyakinan yang tinggi, sebaliknya sikap seseorang
terhadap kebiasaan mungkin akan memiliki tingkat keyakinan yang lebih
kecil.
8. Sikap dan Situasi
Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam
konteks situasi. Artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen
terhadap suatu objek.
2.1.6.4 Pengukuran Sikap Konsumen
Engel et al, (1994:86) menjelaskan bahwa Sikap konsumen dapat diukur
dengan menggunakan model multiatribut Fishbein. Model sikap multiatribut
Fishbein mengambarkan rancangan yang berharga untuk memeriksa hubungan di
antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk
berkenaan dengan ciri atau atribut produk. Analisis multiatribut Fishbein juga
merupakan sumber informasi yang berguna bagi perencanaan dan tindakan pasar.
Model multiatribut Fishbein merupakan evaluasi konsumen terhadap objek
berdasarkan kepada evauasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek
tersebut.
17
Model Fishbein memungkinkan para pemasar mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan suatu produk dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi
alternatif produk pada atribut-atribut penting. Model Fishbein memperlihatkan
bahwa sikap terhadap suatu objek tergantung pada probabilitas bahwa suatu objek
mempunyai atribut-atribut tertentu pada tingkat yang diinginkan konsumen.
2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Engel et al (1994:88) mengungkapkan tiga faktor utama yang
mempengaruhi keputusan pembelian seperti pada gambar 1 yaitu: (1) Faktor
perbedaan individu meliputi sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. (2) Faktor
lingkungan (sosial) meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh keluarga, dan situasi.
(3) Faktor psikologi meliputi pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan
sikap atau perilaku.
2.1.7.1 Faktor Perbedaan Individu (Pribadi)
Individu (kepribadian) konsumen adalah penting untuk dipahami bagi para
produsen karena kepribadian terkait dengan perilaku konsumen. Perbedaan dalam
kepribadian konsumen akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih atau
membeli suatu produk, karena konsumen akan membeli barang yang sesuai
dengan kepribadiannya. Beberapa orang banyak berperan dalam kelompok
sepanjang hidupnya, baik itu dalam keluarga maupun organisasi.
Kotler (2005:211) menjelaskan bahwa kepribadian merupakan ciri bawaan
psikologis manusia (human psychology traits) yang terbedakan menghasilkan
18
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan
lingkungannya. Beberapa faktor yang mencangkup diantaranya, umur (usia)
pembeli dan siklus hidup, pekerjaan, pendidikan, keadaan ekonomi, gaya hidup
serta kepribadian dan konsep pembeli.
1. Umur (usia) dan siklus hidup
Umur dan siklus hidup dapat membentuk pola konsumsi orang dewasa,
dan biasanya mengalami perubahan dan transformasi (perubahan bentuk,
rupa, sifat) tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Setiadi juga
mengatakan
bahwa
pendidikan
seseorang
sangat
mempengaruhi
pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka konsumen akan
lebih memilih barang-barang yang berkualitas baik. Perbedaan usia juga
akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap suatu
produk.
2. Pekerjaan
Kotler (2005:214) mengemukakan bahwa pekerjaan seseorang akan
dapat mempengaruhi pola konsumsi makanannya. Hal ini dipahami para
pelaku pasar untuk mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai
minat lebih dari rata-rata pada produk dan jasa mereka. Bahkan sebuah
perusahaan dapat mengkhususkan produk mereka hanya untuk pekerjaan
tertentu.
3. Keadaan ekonomi
Pendapatan konsumen merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan arah pembelian terhadap suatu produk, perubahan pendapatan
19
selalu menimbulkan perubahan terhadap jumlah pembelian berbagai
macam jenis produk. Kotler (2005:215) mengatakan bahwa keadaan
ekonomi seseorang dapat meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan,
tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam, dan sikap
terhadap belanja serta menabung.
Rahardja dan Manurung (2001), mengungkapkan bahwa keadaan ekonomi
konsumen juga dipengaruhi oleh:
1. Pendapatan keluarga
Raharjo dan Manurung (2001:175) menjelaskan bahwa jumlah
pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang
konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan atau
jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh
anggota keluarganya. Apabila pendapatan keluarga meningkat, maka
kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi
semakin besar.
Sumarwan (2004:204) mengatakan bahwa pendapatan merupakan
imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang
dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan umumnya diterima dalam
bentuk uang. Pendapatan merupakan sumber daya material yang sangat
penting bagi konsumen, dengan adanya pendapatan, konsumen dapat
membiayai kegiatan konsumsinya.
20
2. Jumlah tanggungan keluarga
Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi keputusan konsumen saat
pembelian. Semakin banyak jumlah anggota keluarga konsumen, maka
jumlah yang pembelian semakin tinggi, sehingga anggota berpengaruh
besar terhadap keputusan pembelian (Raharjo dan Manurung, 2001: 176).
3. Jumlah anggota keluarga
Raharjo dan Manurung (2001:176) mengatakan bahwa jumlah anggota
keluarga akan menentukan jumlah dan pola konsumsi suatu barang dan
atau jasa. Rumah tangga dengan jumlah anggota yang lebih banyak tentu
berbeda dengan rumah tangga yang memiliki anggota lebih sedikit. Jumlah
anggota keluarga akan menggambarkan potensi permintaan terhadap suatu
produk dari sebuah rumah tangga (Sumarwan, 2004:232).
4. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia
yang diungkapkan dalam kegiatan minat dan pendapat seseorang
(Kotler, 2005:214). Engel et al (1994) mendefinisikan gaya hidup sebagai
pola dimana orang hidup dan menggunakan uang serta waktunya. Mowen
dan Minor (1998:220) mengatakan bahwa gaya hidup mencerminkan pola
konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia
menggunakan uang dan waktunya.
Nuraini (2005:17-19) mengatakan bahwa keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh faktor lain seperti harga barang tersebut, harga barang lain,
pendapatan pembeli, dan selera. Isman Pepadri (2002) mendefinisikan bahwa
21
harga adalah sejumlah uang yang ditentukan sebagai imbalan barang atau jasa
yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain diadakan oleh perusahaan untuk
memuaskan keinginan konsumen dan hal tersebut merupakan salah satu
faktor
penting
dalam
pengambilan
keputusan
pembelian.
Sedangkan
Tjiptono dkk (2008:465) mengatakan bahwa harga merupakan jumlah uang
(satuan moneter) dan atau aspek (non moneter) yang mengandung utilitty atau
kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk, beberapa
jenis harga dapat dilihat berdasarkan objek barang tersebut yaitu harga barang
komoditi dan harga barang lain.
1. Harga barang komoditi
Keputusan pembelian suatu komoditi dipengaruhi oleh adanya harga
komoditi itu sendiri dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain tidak
mengalami perubahan atau cateris paribus. Secara umum bila harga suatu
komoditi tinggi, hanya sedikit orang yang mau dan mampu membelinya,
akibatnya jumlah komoditi yang dibelinya hanya sedikit.
2. Harga barang lain
Pembelian suatu barang juga dipengaruhi oleh faktor harga dari
barang-barang lain yang ada kaitannya, seperti barang yang saling
mengganti (substitusi) maupun melengkapi (komplementer).
3. Pendapatan para pembeli
Pendapatan masyarakat (sebagai pembeli) merupakan faktor yang
sangat penting di dalam menentukan permintaan terhadap berbagai jenis
barang. Berbagai jenis barang tersebut dapat digolongkan menjadi dua,
22
yaitu barang normal dan inferior. Barang normal yaitu barang yang
mengalami
kenaikan permintaan
apabila
terjadi
kenaikan
dalam
pendapatan konsumen, sedangkan barang inferior yaitu barang yang
permintaannya mengalami penurunan jika terjadi kenaikan dalam
pendapatan.
4. Selera
Selera masyarakat mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
keinginan pembelian. Keinginan masyarakat untuk membeli barangbarang atau jasa tersebut terkait dengan citarasa sehingga bersifat sangat
subjektif.
2.1.7.2 Faktor Lingkungan (Sosial)
Kotler (2005:208) mengemukakan faktor lingkungan sosial merupakan
salah satu faktor yang juga mempengaruhi perilaku konsumen. Di samping itu
bahwa perilaku seorang konsumen dalam melakukan pembelian juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial.
A. Kelompok Acuan
Kotler (2005:208) mendefinisikan bahwa kelompok acuan adalah
banyaknya kelompok yang mempengaruhi seseorang baik langsung maupun tidak
langsung terhadap pendiriannya, Semua hal ini adalah kelompok dimana orang
tersebut berada atau berinteraksi. Adapun kelompok primer seperti teman,
saudara, dan rekan kerja cenderung bersifat informal, sedangkan kelompok
sekunder seperti kelompok keagamaan, profesi, kelompok asosiasi perdagangan
23
yang cenderung bersifat lebih formal dan memiliki interaksi yang tidak
begitu rutin. Sumarwan (2004:250) mendefinisikan bahwa kelompok acuan
(reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara
nyata mempengaruhi seseorang, dan beberapa jenis kelompok acuan, diantaranya:
1) Kelompok Formal dan Informal
Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi
secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi, misalnya
partai politik, universitas, perusahaan, dan lainnya. Sedangkan kelompok
informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara
tertulis dan resmi serta sifat keanggotaan tidak tercatat.
2) Kelompok Aspirasi dan Disosiasi
Kelompok Aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan
untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang
dijadikan kelompok acuannya, misalnya seseorang yang memiliki taraf
ekonomi yang baik serta memahami pentingnya hidup sehat, tentu akan
lebih banyak mengkonsumsi makanan yang sehat seperti mengkonsumsi
sayuran segar dari pada daging dalam jumlah banyak. Hal tersebut
dilakukan karena cenderung meniru perilaku pola hidup sehat orang lain.
Sedangkan kelompok disosiasi adalah seorang atau sekelompok yang
berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan.
B. Keluarga
Sumarwan (2004:226) mendefinisikan keluarga adalah lingkungan mikro,
yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen. Keluarga adalah
24
lingkungan dimana sebagian besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan
anggota keluarga lainnya, dan keluarga merupakan daya tarik besar bagi para
produsen karena memiliki pengaruh yang besar dalam mengkonsumsi produk.
Sumarwan (2004:226), mengatakan bahwa pertambahan jumlah anggota
keluarga secara umum akan menambah nilai kebutuhannya seperti makan,
pakaian, rumah dan lain-lain. Sumarwan menambahkan bahwa jika jumlah
pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama jumlah
barang yang dibeli juga akan bertambah. Hal ini dapat terjadi karena pertambahan
jumlah penduduk. Ada dua alasan utama mempelajari keluarga dari perspektif
perilaku konsumen, yaitu:
1) Berbagai macam produk dan atau jasa dibeli oleh beberapa orang
konsumen mengatasnamakan keluarga, karena produk dan atau jasa
tersebut digunakan secara bersama-sama.
2) Produk dan atau jasa yang digunakan oleh keluarga seringkali dibeli oleh
seorang anggota (individu), namun pengambilan keputusan pembelian
suatu produk dan atau jasa tersebut dipengaruhi oleh anggota keluarga lain
atau diputuskan oleh semua anggota keluarga.
C. Peran dan Status
Seseorang banyak berperan dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya,
baik itu dalam keluarga maupun organisasi (Kotler, 2005:211). Engel et al
(1994:123) membagi peran individu dalam keluarga menjadi beberapa fungsi,
diantaranya:
25
1. Penjaga pintu (gate keeper), yaitu inisiator pemikiran keluarga mengenai
pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu
pengambilan keputusan pembelian.
2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu individu yang opininya dicari dengan
kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk
atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu seseorang yang berwenang terhadap
kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan
dibelanjakan dan produk atau merek apa yang akan dipilih.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang bertindak sebagai agen pembelian
yang mengunjungi toko, menghubungi pemasok, dan membawa produk
ke rumah.
2.1.8 Sayuran
2.1.8.1 Pengertian Sayuran
Rahardi dkk (1999:22) mengemukakan bahwa sayuran merupakan
komoditas hortikultura dan menjadi bagian dari menu makan keluarga Indonesia.
Berdasarkan pengklasifikasian, Kotler (2005) mengatakan bahwa sayuran
termasuk kelompok barang convenience yaitu sering dibeli oleh sejumlah
konsumen dengan segera dan dengan usaha minimum sehingga ketersediaan
sayuran pun sangat mudah diperoleh. Sayuran segar dikenal memiliki sumber
vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.
26
Setiap spesies sayuran memiliki kandungan zat gizi yang sangat bervariasi.
Kandungan zat gizi yang penting pada sayuran antara lain karbohidrat, protein,
vitamin, mineral. yang sangat dibutuhkan oleh tubuh guna berperan dalam
pencegahan, penyembuhan dan pengendalian berbagai penyakit.
Kandungan zat gizi yang terdapat pada sayuran bermanfaat bagi kesehatan
tubuh yaitu melancarkan fungsi pencernaan, peredaran darah, memperkuat fungsi
organ, serta memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.
2.1.8.2 Klasifikasi Sayuran
Rahardi dkk (1999:24), mengatakan bahwa sayuran dapat dibedakan
berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh dan bentuk yang dikonsumsi.
a) Berdasarkan tempat tumbuh
Setiap jenis sayuran memiliki tempat tumbuh yang sesuai, sehingga
dikenal sebagai sayuran dataran rendah, sayuran dataran tinggi atau
sayuran yang dapat tumbuh pada kedua tempat tersebut. Sayuran dataran
rendah adalah sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan
baik di daerah dataran rendah seperti bawang merah, jagung, dan timun,
demikian pula sayuran dataran tinggi hanya dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik di daerah dataran tinggi seperti bit, bawang daun, bawang
putih, seledri, kapri, kentang, kubis, lobak, dan petsai. Adapula sayuran
yang mampu beradaptasi pada dataran rendah dan dataran tinggi dengan
pertumbuhan dan produksi yang tidak terpengaruh kondisi letak geografis
contohnya bayam, cabe, kangkung, sawi, selada, terong, dan tomat.
27
b) Berdasarkan kebiasaan tumbuh
Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi
sayuran semusim dan sayuran tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran
yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu musim dan diperbanyak
dengan biji misalnya bayam,bit, bawang merah, bawang putih, kangkung
darat, kubis, lobak, sawi, selada, terong, tomat, wortel, petsai, dan caisim.
Sedangkan sayuran yang bersifat tahunan adalah sayuran dengan
pertumbuhan dan produksinya terbatas seperti kangkung air, keluwih,
petai, dan nangka muda.
c) Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi
Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi
sayuran daun, buah, bunga, umbi, dan rebung. Jenis-jenis sayuran tersebut
memiliki daya tahan yang berbeda setelah dipanen. Sayuran daun
umumnya tidak dapat bertahan lama dan mudah busuk. Sayuran buah daya
tahannya tergantung dari tebal tipisnya kulit, sedangkan sayuran umbi
mempunyai daya tahan yang tinggi seperti kentang.
Menurut redaksi Trubus (2010:14-17) beberapa jenis sayuran yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat kita merupakan jenis-jenis sayuran yang
bisa dimanfaatkan beberapa bagian tumbuhan tersebut, beberapa jenis
sayuran tersebut diantaranya: (a) Sayuran buah seperti cabai besar, cabai
rawit, terung, mentimun, pare, tomat, kacang panjang, buncis, kapri,
kecipir, dan paprika. (b) Sayuran daun seperti bayam, kangkung, caisim,
selada, seledri, bawang daun, baby kapri, kubis, talas daun, kemangi,
28
pakcoy, dan kailan. (c) Sayuran bunga seperti kol dan brokoli. (d) Sayuran
umbi seperti wortel, kentang, lobak, bawang merah, bawang putih, radish,
dan bawang bombay.
Sayuran mempunyai sifat hampir sama dengan komoditi pertanian
lainnya, yaitu mudah rusak. Sifat sayuran adalah tidak tergantung musim
sehingga dapat dibudidayakan kapan saja dengan syarat tumbuhnya
terpenuhi, mempunyai risiko yang tinggi karena mudah busuk dan
umurnya pendek. Perputaran modalnya cepat terkait dengan umur tanaman
untuk produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak
pernah berhenti terhadap sayuran.
Standar mutu sayuran segar berbeda-beda tergantung pada jenis
sayurannya seperti sayuran daun kubis segar memiliki spesifikasi
persyaratan mutu keseragaman varietas, keseragaman ukuran, kepadatan,
warna daun luar, kadar kotoran, jumlah cacat, dan panjang batang.
Sementara sayuran buah wortel segar memiliki spesifikasi mutu sebagai
berikut: kesamaan sifat varietas, kekerasan, warna, kerataan permukaan,
tekstur, dan persentase jumlah kerusakan (BSNI, 1992).
2.2
Penelitian Terdahulu
Nova Delita Hutabarat (2008) melakukan penelitian perilaku konsumen
pada sayuran segar dengan judul “Analisis Perilaku Konsumen Sayuran Segar
pada Supermarket Foodmart di Plaza Ekalokasari Bogor”. Hasil penelitian
tersebut menghasilkan bahwa karakteristik responden yang diwawancarai
umumnya adalah ibu rumah tangga berusia 36-50 tahun (separuh baya),
29
pendidikan terakhir adalah Sarjana (S1) dan umumnya pendapatan keluarga ratarata per bulan di atas Rp 5 juta, sehingga mereka berbelanja dengan
mengandalkan penghasilan suami. Pembelian sayuran segar di Foodmart melalui
lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
Atribut-atribut sayuran segar yang dinilai penting oleh konsumen
Foodmart secara berurut adalah kebersihan sayuran, kesegaran sayuran, warna
sayuran, ketersediaan, jenis sayuran, harga sayuran dan kemasan atau packaging.
Sayuran segar lokal lebih disukai oleh konsumen dibandingkan dengan sayuran
impor. Penilaian atribut-atribut sayuran tersebut dihasilkan dengan menggunakan
analisis multiatribut Fishbein.
Mohammad Fahru Afifi (2007) melakukan penelitian perilaku konsumen
pada sayuran organik dengan judul “Analisis Kepuasan Konsumen pada Atribut
Sayuran Organik dan Penerapan Personal Selling pada konsumen Benny’s
Organic Garden”. Alat analisis yang digunakan secara deskriptif maupun
kuantitatif berupa metode Important Performance Analysis dan perhitungan
Costumer Satisfaction Index (CSI). Hasil yang diperoleh bahwa konsumen secara
keseluruhan merasa puas dan sebaiknya pihak Benny’s Organic Garden
memprioritaskan peningkatan kinerja atribut pada kuadran I (keragaman jenis
sayuran, kesesuaian antara produk yang diinginkan konsumen dengan yang
ditawarkan perusahaan, penanganan terhadap keluhan, pertanyaan dan pesanan
konsumen), kinerja atribut pada kuadran II harus tetap dipertahankan dan
30
perbaikan atribut yang diperoleh melalui analisis IPA dapat meningkatkan nilai
CSI Benny’s Organic Garden.
Penelitian Febiyanti (2006) mengenai Sikap dan Minat Konsumen
Swalayan Terhadap Produk Teh di Surakarta, dengan menggunakan analisis
model sikap angka ideal menunjukkan bahwa berdasarkan analisis tingkat
kepentingan atribut produk teh, diketahui atribut produk teh yang paling
diprioritaskan oleh konsumen dalam melakukan pembelian berturut-turut adalah
rasa, harga, kemasan, dan kepraktisan produk. Berdasarkan analisis masingmasing atribut menurut ideal konsumen swalayan diketahui bahwa pada rasa
produk teh seduh sudah ideal dengan keinginan konsumen. Pada produk teh celup
dan teh serbuk yang paling mendekati ideal adalah atribut kepraktisan produk.
Hasil penelitian juga menunjukkan sikap konsumen terhadap produk teh
seduh dan teh celup sangat baik, sedangkan untuk produk teh serbuk adalah baik.
Ketiga produk yang mendekati ideal adalah produk teh seduh. Sifat ideal produk
teh seduh menurut konsumen jika mudah dikonsumsi, rasa teh kuat, kemasan
tidak dipentingkan, dan harga murah. Sifat ideal teh celup menurut konsumen
adalah mudah dikonsumsi, rasa teh sangat kuat, kemasan tidak dipentingkan, dan
harga murah. Sifat ideal produk teh serbuk menurut konsumen adalah jika mudah
dikonsumsi, rasa teh sangat kuat, kemasan menarik, dan harga sangat murah.
31
2.3
Kerangka pemikiran
Pasar Modern BSD Tangerang merupakan salah satu pasar yang
menyediakan segala macam kebutuhan pokok dengan fasilitas yang memadai bagi
para penjual dan pembeli (konsumen) dalam melakukan aktivitas jual beli produk
pasar. Produk sayuran segar sebagian besar mendominasi produk yang ada di
pasar tersebut, sehingga sikap konsumen menjadi faktor yang kuat untuk
mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian terhadap sayuran
segar. Sikap konsumen dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi para
penjual maupun penghasil produk di pasar tersebut agar dapat lebih meningkatkan
kualitas produk yang akan dihasilkan, terutama sayuran segar.
Karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian
sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang dapat diketahui dengan analisis
deskriptif, sedangkan sikap konsumen berdasarkan atribut sayuran dan atribut
pasar di Pasar Modern BSD Tangerang menggunakan analisis multiatribut
Fishbein. Analisis Fishbein merupakan penilaian terhadap atribut-atribut yang
dianggap mempengaruhi sikap pembelian konsumen terhadap sayuran segar di
Pasar Modern BSD Tangerang. Model sikap Fisbein ini bertujuan untuk
menemukan nilai sikap yang terbentuk dari hasil penilaian antara nilai
kepentingan dengan nilai kepercayaan konsumen dalam melakukan pembelian
sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang.
Beberapa atribut sayuran yang dinilai oleh konsumen diantaranya atribut
harga sayuran, kesegaran sayuran, kecerahan warna sayuran, kebersihan sayuran,
dan tekstur sayuran. Sedangkan beberapa atribut Pasar Modern BSD yang akan
32
dinilai oleh konsumen diantaranya, kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan
pedagang, toilet (kamar mandi), kedekatan lokasi, lay out pasar, serta keragaman
produk yang dijual. Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian
disajikan pada Gambar 2.
33
Pasar Modern BSD Tangerang
Konsumen
Karakteristik
Konsumen
Proses Pengambilan
Keputusan
Jenis kelamin
Status pernikahan
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Jumlah keluarga
Frekuensi belanja
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Proses pembelian
Sikap Konsumen
Terhadap Atribut
Sayuran Segar
Harga
Kesegaran
Kecerahan Warna
Kebersihan Sayuran
Tekstur Sayuran
Sikap Konsumen
Terhadap Atribut
Pasar BSD
Analisis Deskriptif
Kebersihan Tempat
Sarana Parkir
Keramahan Pedagang
Toilet (kamar mandi)
Kedekatan Lokasi
Lay Out Pasar
Keragaman Produk
Analisis Fishbein
Sikap Konsumen di Pasar Modern
BSD Tangerang
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Pasar Modern BSD, Serpong,
Tangerang. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja dipilih dengan
pertimbangan bahwa tempat tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai
sikap konsumen terhadap atribut sayuran segar dan atribut pasar, sehingga hasil
dari penelitian ini akan terlihat karakteristik konsumen, proses pembelian, serta
sikap konsumen terhadap atribut sayuran segar dan atribut dari Pasar Modern
BSD, Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan
Maret 2011.
3.2
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
sekunder, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Teknik untuk pengumpulan
data untuk data konsumen sayuran segar diperoleh melalui hasil wawancara
langsung dengan penggunaan kuesioner sebagai alat bantu yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dengan konsumen sebagai responden
menggunakan kuesioner untuk memperoleh data demografi yang meliputi jenis
kelamin, usia, status pernikahan tingkat pendidikan, pekerjaan dan jumlah
anggota keluarga serta preferensi konsumen terhadap atribut sayuran segar.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka yang tersedia dan
berkaitan dengan topik penelitian seperti perpustakaan, internet, dan informasi-
35
informasi lain yang bersifat umum. Data sekunder tersebut mengenai gambaran
umum lokasi penelitian meliputi deskripsi Pasar Modern BSD Tangerang.
3.3
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primer dan sekunder diperoleh dari:
1. Studi Lapang (Observasi)
Observasi adalah pengamatan pola perilaku orang, objek, atau
kejadian-kejadian melalui cara yang sistematik. (Malhotra,1996:30).
Metode ini dilakukan dengan mengamati langsung objek penelitian, yakni
konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD.
2. Wawancara
Wawancara, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengajukan berbagai pertanyaan terhadap hal-hal yang berhubungan
dengan penelitian. Metode wawancara ini dilakukan secara langsung
dengan responden yang dipilih, yakni orang yang sedang membeli, telah
membeli, dan sudah pernah membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD
serta bersedia diwawancarai.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:162).
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen sayuran segar di
Pasar Modern BSD. Paket kuesioner yang digunakan untuk keperluan
wawancara terdiri dari dua bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan36
pertanyaan yang berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua
memuat
pertanyaan-pertanyaan
yang
berhubungan
dengan
sikap
konsumen dalam proses keputusan pembelian sayuran segar. Pertanyaanpertanyaan yang dimuat dalam kuesioner merupakan kombinasi antara
pertanyaan terbuka dan tertutup, dimana pertanyaan dibuat dengan
memberikan alternatif jawaban kepada responden untuk memilih jawaban
yang tersedia.
4. Studi Pustaka
Kepustakaan yang dipakai pada penelitian ini adalah literatur yang
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Adanya studi pustaka
tersebut diharapkan akan dapat memberikan informasi lebih banyak dan
mendalam mengenai permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini.
3.4
Metode Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002:109). Sedangkan menurut Sugiyono (2009:62) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
37
kesimpulannya. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik
Purposive sampling karena kerangka sampling (sampling frame) konsumen tidak
diketahui secara pasti. Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara
sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan dan memungkinkan
sejumlah sampel dipilih untuk dijadikan responden.
Peneliti menetapkan 100 orang sebagai responden yang diambil secara
sengaja dan yang cocok sebagai sumber data. Berdasarkan pendapat di atas, maka
peneliti memberikan kuesioner kepada pengunjung yang datang ke Pasar Modern
BSD Tangerang untuk kemudian diminta kesediaannya untuk menilai atas atribut
sayuran segar beserta beberapa atribut Pasar Modern BSD Tangerang. Adapun
tujuan dari pengambilan data secara sengaja adalah untuk melihat objektivitas
responden yang berimplikasi pada data yang didapatkan. Kriteria responden yang
dipilih adalah konsumen yang sedang berbelanja sayuran atau telah melakukan
pembelian minimal tiga kali di Pasar Modern BSD Tangerang.
3.5
Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis data yang berupa identitas
responden
dan
proses pengambilan keputusan
pembelian.
Analisis ini
dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama, kemudian dipersentasekan
berdasarkan jumlah responden. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang
dominan dari masing-masing variabel yang diteliti. Analisis ini merupakan
38
kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan kemudian mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2009:29).
Sedangkan menurut Nazir (2003:54), metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
Data yang merupakan identitas responden dan proses pengambilan
keputusan pembelian dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama, kemudian
dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase yang terbesar
merupakan sikap yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.
3.5.2 Model Sikap Fishbein
Model sikap Fishbein adalah salah satu model multiatribut yang terkenal.
Model sikap atribut menggambarkan ancangan yang berharga untuk memeriksa
hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu produk dan sikap terhadap
produk tersebut berkaitan dengan ciri atau atribut produk. Menurut Engel et al
(1994: 4), analisis multiatribut Fishbein memberikan hasil berupa gambaran
preferensi konsumen yang berupa sikap, persepsi, dan penilaian positif atau
negatif dari suatu produk. Penilaian dengan analisis multiatribut Fishbein
39
diperoleh dari perhitungan nilai rataan masing-masing atribut untuk seluruh
responden, sehingga hasilnya berupa Ao (Attitude toward the object), yaitu sikap
seseorang terhadap sebuah objek yang dikenali lewat atribut-atribut yang melekat
pada objek tersebut. Sebuah objek tersebut dapat dikenali melalui cara melihat,
meraba, mencoba, dan menggunakan objek itu untuk sekian waktu lamanya, maka
seorang konsumen akan mempunyai sikap tertentu terhadap objek dipakai atau
digunakannya tersebut.
Biasanya sebelum konsumen mengkonsumsi sebuah objek tentunya ia
memiliki suatu harapan-harapan terhadap objek tersebut, sehingga setelah melihat,
mencoba, dan menggunakannya, konsumen tersebut dapat menilai apakah objek
yang bersangkutan telah sesuai dengan harapannya. Berdasarkan pemaparan,
terlihat bahwa ada dua komponen penting pada pengukuran sikap Fishbein, yaitu
adanya evaluasi atau kepentingan dan kepercayaan yang ada pada diri konsumen
terhadap sebuah objek tertentu.
Model sikap Fishbein dapat menjelaskan dua jenis sikap berdasarkan
objek sikap, yaitu sikap terhadap objek dan sikap terhadap perilaku. Sikap
dibentuk oleh kepercayaan bahwa suatu objek memiliki beberapa atribut yang
diinginkan (bi) dan evaluasi terhadap atribut yang dimiliki suatu objek (ei)
(Setiadi, 2010:148). Bagaimana sikap terhadap suatu objek yang dibentuk oleh
kedua komponen di atas dijelaskan dalam rumus sebagai berikut:
40
N
Ao = Σ bi.ei
i=1
Keterangan :
Ao
= Keseluruhan sikap terhadap suatu objek.
bi
= Apakah kepercayaan terhadap atribut 1 suatu objek kuat atau tidak.
ei
= Evaluasi kebaikan atau kejelekan atribut 1 konsumen terhadap atribut
sayuran.
Σ
= Penjumlahan dari sejumlah atribut (5 atribut sayuran). Kolom untuk
menghitung sikap setiap responden dan baris untuk menghitung ratarata setiap atribut dan rata-rata sikap secara keseluruhan.
N
= Jumlah kepercayaan.
Engel, Blackwell, dan Miniard (1994), menjelaskan bahwa hasil analisis
Fishbein merupakan suatu gambaran preferensi konsumen yang berupa sikap,
persepsi, dan penilaian suka atau tidak suka, serta penilaian positif dan negatif
dari suatu komoditas. Komoditas dinilai dari beberapa atribut yang menjadi
kepercayaan utama konsumen terhadap komoditas tersebut. Fishbein menyatakan
bahwa jumlah kepercayaan utama tentang suatu objek sikap cenderung tidak lebih
dari tujuh hingga sembilan buah karena dibatasi dengan kapasitas konsumen
dalam menerjemahkan dan mengintegrasikan informasi.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1994:121) menyatakan bahwa
kekuatan kepercayaan diukur dengan skala bipolar yang menggunakan 7 angka
41
skala yang menggambarkan perceived likehood mulai dari “very likely” (+3)
sampai “very unlikely” (-3), mereka menggunakan skala -3 sampai dengan +3.
Mereka pun menyatakan bahwa evaluasi suatu atribut objek diukur dalam skala
ganjil bipolar dari mulai “very bad” (-3) sampai “very good” (+3). Para peneliti
membuat instrumen pengukuran dengan menyesuaikannya ke dalam bahasa
Indonesia agar lebih mudah dipahami. Istilah sangat baik (very good) dan sangat
buruk (very bad) pada pengukuran ei diubah dengan istilah sangat penting sampai
tidak penting.
Komponen ei menggambarkan evaluasi konsumen terhadap atibut secara
menyeluruh. Pada penelitian ini, evaluasi diukur pada skala evaluasi 5 yang
berjajar dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak
penting. Berikut disajikan Tabel 2 mengenai penilaian evaluasi konsumen
terhadap atribut.
Tabel 2.
No.
1
2
3
4
5
Keterangan Nilai Evaluasi Atribut Konsumen
Nilai Evaluasi Atribut Konsumen
Sangat Penting
Penting
Cukup Penting
Kurang Penting
Tidak Penting
Skala
2
1
0
-1
-2
Sumber : Sumarwan, 2004
Komponen bi menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa
suatu produk memiliki atribut yang diberikan. Atribut yang digunakan untuk
komponen bi harus sama dengan atribut yang digunakan untuk menghitung
komponen ei. Kepercayaan biasanya juga diukur dengan skala 5 yang berjajar dari
42
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Berikut disajikan
Tabel 3 tentang penilaian kepercayaan konsumen terhadap atribut.
Tabel 3.
No.
1
2
3
4
5
Keterangan Nilai Kepercayaan Atribut Konsumen
Nilai Kepercayaan Atribut Konsumen
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Skala
2
1
0
-1
-2
Sumber : Sumarwan, 2004
Konsumen dapat memiliki kecenderungan sikap yang berbeda terhadap
konsep sikap yang berbeda. Kecenderungan sikap yang berbeda tersebut
mengharuskan pemasar supaya cermat dalam mengidentifikasikan konsep sikap
pada tingkat rincian yang paling relevan untuk permasalahan di sekitar
lingkungan.
Penilaian dengan analisis Fishbein diambil dari perhitungan nilai rataan
atribut sayuran segar yang dipilih masing-masing responden, lalu diformulasikan
ke dalam analisis Fishbein dan hasilnya berupa nilai dari variabel-variabel
Fishbein (Ao, bi, ei) yang ditampilkan dalam suatu tabel untuk setiap kelompok
responden. Variabel-variabel Fishbein tersebut adalah :
1) Variabel bi menunjukkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa sayuran
segar dan Pasar Modern BSD yang diteliti memiliki atribut yang diberikan.
Skala pengukuran bi berbeda dengan penilaian variabel ei.
43
2) Variabel ei menggambarkan evaluasi atribut sayuran segar dan Pasar
Modern BSD yang diukur secara khas pada skala dari sangat penting
hingga sangat tidak penting.
3) Variabel Ao menunjukkan penilaian sikap responden terhadap atribut
sayuran segar dan Pasar Modern BSD yang merupakan hasil perkalian
setiap skor kepercayaan dengan skor evaluasi atributnya.
Pengolahan data analisis Fishbein dilakukan dengan menggunakan
bantuan program komputer Microsoft Excell 2007. Perhitungan dimulai dengan
menentukan nilai bi dari tabel tingkat kepercayaannya, kemudian menghitung
nilai ei dari setiap tabel tingkat evaluasi atribut. Nilai sikap akhir Ao diperoleh
dengan mengalikan nilai ei dan bi setiap atribut pada tabel sayuran segar dan
Pasar Modern BSD, kemudian menjumlahkan nilai dari masing-masing tabel.
Hasil nilai sikap yang diperoleh melalui model sikap multiatribut Fishbein
diinterpretasikan agar dapat memberikan arti, sehingga arti dari nilai masingmasing atribut dapat dilihat. Interpretasi nilai tersebut diperoleh menggunakan
skala interval dengan rumus sebagai berikut:
m-n
Skala Interval =
b
Keterangan :
m
= skor tertinggi yang mungkin terjadi
n
= skor terendah yang mungkin terjadi
b
= jumlah skala penilaian yang ingin bentuk
44
Skala interval tersebut dalam penelitian ini akan diklasifikasikan menjadi
lima kategori sikap konsumen terhadap produk. Kategori tersebut yaitu sangat
positif, positif, netral, negatif, dan sangat negatif. Dengan demikian dapat
diperoleh kesimpulan mengenai sikap dan preferensi konsumen terhadap produk
(Engel et al, 1994:50).
Tingkat kepentingan atribut dari sayuran segar diperoleh dari hasil ratarata pada penilaian skala evaluasi yang berjajar dari sangat penting, penting,
cukup penting, kurang penting, dan tidak penting oleh konsumen, kemudian
dipetakan pada rentang skala interval. Berikut nilai kepentingan (ei) konsumen
terhadap atribut sayuran segar dikategorikan pada rentang skala interval yang
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kategori Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut
Sayuran Segar
Rentang Nilai
-1,21 s.d -2,00
-0,41 s.d -1,20
-0,40 s.d 0,40
0,41 s.d 1,20
1,21 s.d 2,00
Tingkat Kepentingan
Tidak Penting
Kurang Penting
Cukup Penting
Penting
Sangat Penting
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan rentang skala interval yang disajikan pada Tabel 4, maka
hasil perhitungan analisis kepentingan tingkat atribut dari sayuran segar yang
dilakukan pada konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD disajikan pada
Tabel 5.
45
Tabel 5.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Perhitungan Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut
Sayuran Segar
Atribut Sayuran Segar
Harga Sayuran
Kesegaran Sayuran
Kecerahan Warna Sayuran
Kebersihan Sayuran
Tekstur Sayuran
Nilai Evaluasi (ei)
2
2
2
2
2
Kategori Nilai
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Tingkat kepercayaan atribut dari sayuran segar diperoleh dari hasil ratarata pada penilaian skala kepercayaan yang berjajar dari sangat baik, baik, cukup
baik, kurang baik, dan tidak baik oleh konsumen, kemudian dipetakan pada
rentang skala interval. Berikut nilai kepercayaan (bi) konsumen terhadap atribut
sayuran segar dikategorikan pada rentang skala interval yang disajikan pada Tabel
6.
Tabel 6.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut
Sayuran Segar
-1,21
-0,41
-0,40
0,41
1,21
Rentang Nilai
s.d -2,00
s.d -1,20
s.d 0,40
s.d 1,20
s.d 2,00
Tingkat Kepercayaan
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Sikap konsumen terhadap masing-masing atribut sayuran segar di Pasar
Modern BSD dapat diketahui dengan menggunakan lima kategori sikap, yaitu
sangat negatif, negatif, netral, positif, dan sangat positif. Berikut disajikan
46
Tabel 7 mengenai kategori nilai sikap konsumen terhadap masing-masing atribut
sayuran segar di Pasar Modern BSD.
Tabel 7.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kategori Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sayuran Segar
-2,41
-0,81
-0,80
0,81
2,41
Rentang Nilai
s.d -4,00
s.d -2,40
s.d 0,80
s.d 2,40
s.d 4,00
Sikap Konsumn
Sangat Negatif
Negatif
Netral
Positif
Sangat Positif
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Kategori nilai sikap konsumen secara keseluruhan terhadap atribut atribut
sayuran segar di Pasar Modern BSD dapat diketahui dari Tabel 8 yang disajikan
berikut ini.
Tabel 8.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kategori Nilai Sikap Total Konsumen Terhadap Atribut Sayuran
Segar
-12,01
-4,01
-4,00
4,01
12,01
Rentang Nilai
s.d -20,00
s.d -12,00
s.d 4,00
s.d 12,00
s.d 20,00
Sikap Konsumen
Sangat Negatif
Negatif
Netral
Positif
Sangat Positif
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Tingkat kepentingan atribut dari pasar diperoleh dari hasil rata-rata pada
penilaian skala evaluasi yang berjajar dari sangat penting, penting, cukup penting,
kurang penting, dan tidak penting oleh konsumen, kemudian dipetakan pada
rentang skala interval. Berikut nilai kepentingan (ei) konsumen terhadap atribut
47
Pasar Modern BSD dikategorikan pada rentang skala interval yang disajikan pada
Tabel 9.
Tabel 9.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kategori Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut
Pasar Modern BSD
-1,21
-0,41
-0,40
0,41
1,21
Rentang Nilai
s.d -2,00
s.d -1,20
s.d 0,40
s.d 1,20
s.d 2,00
Tingkat Kepentingan
Tidak Penting
Kurang Penting
Cukup Penting
Penting
Sangat Penting
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan rentang skala interval yang disajikan pada Tabel 9, maka
hasil perhitungan analisis kepentingan tingkat atribut dari pasar yang dilakukan
pada konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Perhitungan Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut
Pasar Modern BSD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atribut Pasar
Kebersihan Tempat
Sarana Parkir
Keramahan Pedagang
Toilet
Kedekatan Lokasi
Lay Out Pasar
Keragaman Produk
Nilai Evaluasi (ei)
2
2
2
2
2
2
2
Kategori Nilai
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sangat Penting
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 10, nilai rata-rata hasil perhitungan analisis evaluasi
dari atribut-atribut Pasar Modern BSD menyatakan tingkat kepentingan dengan
adanya atribut kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan pedagang, toilet,
48
kedekatan lokasi, lay out pasar serta keragaman produk di Pasar Modern BSD
dimana nilai kepentingannya masing-masing bernilai 2. Hasil tersebut didapatkan
dari urutan nilai yang telah ditetapkan berdasarkan tingkat kepentingannya,
kemudian dipilih oleh para konsumen sehingga memiliki nilai yang sama yakni 2.
Artinya bahwa konsumen menganggap sangat penting dengan adanya atributatribut Pasar Modern BSD, yaitu kebersihan tempat (ei = 2), sarana parkir (ei = 2),
keramahan pedagang (ei = 2), toilet (ei = 2), kedekatan lokasi (ei = 2), lay out
pasar (ei = 2), dan keragaman produk (ei = 2) sebagai atribut-atribut yang diyakini
harus ada di Pasar Modern BSD.
Tingkat kepercayaan atribut dari pasar diperoleh dari hasil rata-rata pada
penilaian skala kepercayaan yang berjajar dari sangat baik, baik, cukup baik,
kurang baik, dan tidak baik oleh konsumen, kemudian dipetakan pada rentang
skala interval. Berikut nilai kepercayaan (bi) konsumen terhadap atribut Pasar
Modern BSD dikategorikan pada rentang skala interval yang disajikan pada Tabel
11.
Tabel 11. Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut
Pasar Modern BSD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
-1,21
-0,41
0,40
0,41
1,21
Rentang Nilai
s.d -2,00
s.d -1,20
s.d -0,40
s.d 1,20
s.d 2,00
Tingkat Kepercayaan
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
49
Sikap konsumen terhadap masing-masing atribut pasar di Pasar Modern
BSD dapat diketahui dengan menggunakan lima kategori sikap, yaitu sangat
negatif, negatif, netral, positif, dan sangat positif. Berikut disajikan Tabel 12
mengenai kategori nilai sikap konsumen terhadap masing-masing atribut pasar di
Pasar Modern BSD.
Tabel 12. Kategori Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pasar Modern
BSD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
-2,41
-0,81
-0,80
0,81
2,41
Rentang Nilai
s.d -4,00
s.d -2,40
s.d 0,80
s.d 2,40
s.d 4,00
Sikap Konsumn
Sangat Negatif
Negatif
Netral
Positif
Sangat Positif
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Kategori nilai sikap konsumen secara keseluruhan terhadap atribut pasar di
Pasar Modern BSD dapat diketahui dari Tabel 13 yang disajikan berikut ini.
Tabel 13. Kategori Nilai Sikap Total Konsumen Terhadap Atribut Pasar
Modern BSD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
-12,01
-5,61
-5,60
5,61
16,81
Rentang Nilai
s.d -28,00
s.d -16,80
s.d 5,60
s.d 16,80
s.d 28,00
Sikap Konsumen
Sangat Negatif
Negatif
Netral
Positif
Sangat Positif
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
50
3.6
Definisi Operasional
1. Responden adalah konsumen yang pernah berkunjung ke Pasar Modern BSD
Tangerang dan membeli sayuran segar di pasar tersebut.
2. Usia adalah umur konsumen pada saat diwawancarai, dibagi ke dalam enam
kategori yaitu usia 16-18 tahun (remaja lanjut), 19-24 tahun (dewasa awal),
25-35 tahun (dewasa lanjut), 36-50 tahun (separuh baya), 51-65 tahun (tua),
dan lebih dari 65 tahun (lanjut usia).
3. Pekerjaan adalah aktivitas seseorang yang menghasilkan uang guna
mencukupi kebutuhan hidupnya.
4. Pendidikan adalah pendidikan terakhir responden maupun pendidikan yang
sedang ditempuh responden pada saat pengisisian kuesioner.
5. Pendapatan adalah besarnya uang yang diperoleh responden setiap bulannya.
6. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota keluarga kandung.
7. Manfaat yang dicari adalah manfaat yang diinginkan responden dengan
membeli dan mengkonsumsi sayuran segar.
8. Atribut adalah karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu objek atau
produk. Atribut fisik sayuran segar yang diteliti meliputi atribut harga sayuran,
kesegaran sayuran, kecerahan warna sayuran, kebersihan sayuran, serta tekstur
sayuran. Sedangkan atribut Pasar Modern BSD yang diteliti meliputi
kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan pedagang, toilet (kamar mandi),
lay out pasar, kedekatan lokasi, serta keragaman produk yang dijual.
9. Sayuran segar adalah sayuran hasil panen yang tidak dikemas, kalengan atau
dijadikan sayuran beku. Jenisnya beragam seperti bayam, kangkung, caisim,
51
wortel, tomat, paprika, brokoli, daun ginseng, daun mint, labu, kentang,
terung, dan lain-lain.
10. Harga Sayuran adalah sejumlah uang yang dikeluarkan/dibayarkan
konsumen untuk membeli sayuran.
11. Kesegaran Sayuran dijelaskan dengan sayuran yang terlihat tampak segar,
tidak layu dan tidak rusak.
12. Kecerahan Warna Sayuran adalah tingkat kecerahan sayuran yang dijual,
semakin cerah akan semakin memiliki daya tarik bagi konsumen.
13. Kebersihan Sayuran artinya ada tidak adanya kotoran dalam satu ikat
sayuran yang menempel.
14. Tekstur Sayuran adalah tampilan permukaan (corak) dari sayuran yang dapat
dinilai dengan cara dilihat atau diraba serta dicicipi.
15. Kebersihan Tempat adalah tingkat kebersihan yang dinilai oleh masyarakat
selaku konsumen.
16. Sarana Parkir adalah ketersediaan sarana menyimpan kendaraan yang cukup
di area Pasar Modern BSD.
17. Keramahan Pedagang adalah sikap pedagang ketika melayani konsumen.
18. Toilet adalah fasilitas yang ada tidaknya sekaligus baik tidaknya menurut
konsumen.
19. Kedekatan Lokasi adalah jangkauan jarak tempat tinggal konsumen dari
Pasar Modern BSD.
20. Lay Out pasar adalah susunan tata letak pasar yang memudahkan konsumen
dalam mencari lokasi suatu produk.yang diinginkan.
52
21. Keragaman Produk yaitu berbagai jenis produk yang tersedia di Pasar
Modern BSD.
22. Sikap adalah kecenderungan untuk berperilaku dalam menyukai atau tidak
menyukai suatu hal tertentu secara konsisten.
53
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1
Profil Pasar Modern Bumi Serpong Damai
4.1.1 Sejarah Pasar Modern BSD
Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD) merupakan salah satu pasar
yang menyediakan segala macam kebutuhan pokok yang tampil modern dan
dikelola secara profesional. Pasar Modern tersebut didirikan pada tanggal
1 Juli 2004 dengan luas tanah sekitar 3 hektar, luas bangunan 1,4 hektar, dan
fasilitas umum yang digunakan sekitar 2,6 hektar. Pasar Modern BSD memiliki
ruko sebanyak 100 unit dengan ukuran 45 sampai 55 meter persegi. Kios
sebanyak 320 unit dengan ukuran 33 sampai 35 meter persegi, lapak sebanyak
303 unit dengan ukuran 22 meter persegi. Alamat Pasar Modern BSD terletak di
Jln. Letnan Soetopo Sektor 1.1, Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangerang.
Salah satu kunci keberhasilan Pasar Modern BSD melawan dominasi
hypermarket adalah konsep yang diusung pengembang dan pengelolaannya yaitu
pasar tradisional yang bernuansa modern. Dari sisi produk, konsep kios dan
produk dijual di pasar ini tetap bernuansa tradisional, namun variasi jenis produk
di pasar ini melebihi Mal modern. Kedua, yang membedakan dengan pasar
tradisional biasa adalah bangunan yang dirancang khusus agar hawa tidak panas
dan kebersihan pasar yang dijaga dengan sangat baik dan diawasi ketat oleh
penyewa maupun pengelolanya, sehingga pengunjung lebih betah berlama-lama di
pasar ini. Ketiga, pasar ini memiliki kuliner yang sangat lengkap dan beragam
yang menjadi salah satu rujukan tempat wisata kuliner di Serpong, Tangerang.
54
4.1.2 Struktur Organisasi Pasar Modern BSD
Pasar Modern BSD memiliki jumlah karyawan sebanyak 13 orang. Berikut
struktur organisasi yang ada di Pasar Modern BSD yang disajikan pada Gambar 3.
Koordinator Pasar
SDM
Promosi
Administrasi
Teknisi
Keamanan
Gambar 3.Struktur Organisasi Pasar Modern BSD
(Sumber : Data Sekunder, 2011)
Pada Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa Pasar Modern BSD memiliki
struktur organisasi yang telah berjalan. Koordinator pasar membawahi beberapa
bagian diantaranya bagian Sumber Daya Manusia (SDM), bagian Promosi, bagian
Administrasi, serta bagian Teknisi, sedangkan bagian SDM membawahi bagian
Keamanan.
4.1.3 Sarana dan Prasarana Pasar Modern BSD
Bangunan Pasar Modern BSD dibagi menjadi dua bagian berbeda. Bagian
pertama adalah sisi luar, di mana berupa deretan ruko bergaya desain ala Baroque
Rococo, sebuah langgam yang memperlihatkan karakter kuat. Langgam tersebut
diambil dengan maksud untuk memperkaya gaya arsitektur yang sudah ada di
kawasan Bumi Serpong Damai, gaya arsitektur, seperti mediterania, klasik simple,
55
dan art deco. Adanya gaya tersebut supaya pasar ini terlihat berbeda dan cukup
atraktif sehingga akan menarik pengunjung.
Unit-unit ruko itu saat ini diisi oleh berbagai penyedia segala kebutuhan
masyarakat kota masa kini, mulai dari bank, toko pakaian, restoran, kafé, salon
kecantikan, biro perjalanan, toko roti, toko barang-barang elektronik, kursus
bahasa dan sebagainya. Sedangkan akses masuk ke ruko tersebut, tersedia dua
pintu masuk utama, yaitu di sisi timur dan sisi utara. Suasana unik khas pasar
tradisional yang memiliki deretan kios dan los akan terasa saat kita masuk ke
dalam bangunan pasar. Bedanya, dengan kondisi yang serba bersih dan teratur.
Pasar modern BSD memiliki letak yang strategis, karena berada di pusat
kota BSD, sarana dan prasarana yang dimilikipun cukup baik. Selain itu juga
Pasar Modern BSD memiliki akses yang sangat baik yaitu akses transportasi.
Kenyamanan pasar ini juga didukung oleh adanya kamar mandi/wc yang
ditempatkan di bagian luar, di bangunan yang terpisah dengan bangunan pasar.
Pengolahan sampahnya rutin terjaga, demikian juga dengan toiletnya. Pada
bagian luar terdapat kantor pengelola dan keamanan pasar. Ruang luar yang
berfungsi sebagai area parkir dan taman. Tempat parkirnya berada di kedua sisi
jalan tersebut berlapis paving block dan dibuat mengelilingi bangunan utama.
Area parkir yang tersedia cukup luas mencapai 22.000 meter persegi (termasuk
area sirkulasi dan parkir motor), kira-kira dapat menampung 385 unit kendaraan,
sehingga memberi keleluasaan bagi para pengunjung. Area parkir ini sendiri
di malam hari disulap menjadi outdoor food festival yang tertata asri. Pengalihan
fungsi ini tak lain untuk menghidupkan area Pasar Modern BSD, sehingga
56
aktivitas ruko bisa berlanjut hingga malam hari, karena aktivitas pasar tutup
di sore hari. Selain itu juga sebagai wujud pemahaman pengembang akan
kebutuhan tempat bersosialisasi dan bercengkerama para warga BSD City dan
sekitarnya.
4.2
Strategi Pemasaran Pasar Modern Bumi Serpong Damai
Strategi pemasaran Pasar Modern BSD secara umum terdiri dari tiga tahap
yaitu: segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan
penetapan posisi pasar (positioning). Pasar Moden BSD juga memiliki strategi
bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari strategi produk, harga,
penyaluran/ distribusi dan promosi. Penjabaran atas hal tersebut adalah sebagai
berikut:
4.2.1 Segmentasi Pasar (Segmenting)
Segmentasi pasar Modern BSD merupakan segmentasi pasar menengah
ke atas. Sehingga, meskipun di sekitar perumahan tersebut banyak berdiri mal dan
supermarket, secara perilaku banyak penghuni yang ingin tetap berbelanja ke
pasar modern BSD. Salah satu alasanya adalah barang beraneka ragam dengan
harga barangnya lebih murah dibanding harga mal dan supermarket.
4.2.2 Target Pasar (Targetting)
Pasar modern BSD menyediakan produk yang tepat untuk setiap target
pasar dengan mempertimbangkan apakah produk tersebut masih sesuai dengan
57
kebutuhan dan keinginan target pasar. Strategi bauran pemasaran yang dijalankan
diarahkan pada target pasar modern BSD dengan penyesuaian harga yang tepat,
saluran distribusi yang efektif, dan promosi yang intensif guna menjangkau target
pasar.
4.2.3 Penetapan Posisi Pasar (Positioning)
Positioning
pasar Modern BSD, yakni menjadi pasar pilihan belanja
karena berada pada posisi yang sangat strategis, di samping itu juga memiliki
akses transportasi yang sangat baik, sehingga mudah untuk dicapai.
4.2.4 Bauran Pemasaran
4.2.4.1 Produk (Product)
Pasar modern BSD merupakan salah satu pasar yang berada di tengahtengah pemukiman yang menjual berbagai macam produk dengan segala bentuk
kebutuhan primer dan sekunder masyarakat di sekitar kawasan pemukiman
tersebut, sehingga hal tersebut menjadi salah satu kelebihan pasar ini. Dari sisi
produk, produk yang dijual di pasar ini bervariasi melebihi pasar swalayan, mulai
sayuran mayur, ikan, daging, bumbu, bahan-bahan sembako lainnya seperti beras,
gula, garam, minyak goreng, sabun, dan sebagainya. Selain itu pasar ini juga
menjual produk pendukung lainnya seperti pakaian, obat-obatan, perkakas rumah
tangga.
58
4.2.4.2 Harga (Price)
Pasar modern BSD merupakan suatu pasar tradisional yang dikelola
dengan konsep modern sehingga dalam segi harga, pasar modern BSD memiliki
keunggulan dibanding pasar-pasar di sekitarnya seperti supermarket dan mal.
Dalam pasar tersebut masih dapat terjadi tawar menawar antara penjual
dan pembeli, sehingga harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan pasar
supermarket dan mal disekelilingnya. Hal tersebut dikarenakan pasar supermarket
dan mal sudah di tentukan dengan harga ketentuan pada semua produk yang
dijual. Bila dibandingkan dengan harga di pasar tradisional disekelilingnya,
memang lebih mahal akan tetapi hal tersebut bukan menjadi masalah bagi
konsumen karena Pasar Modern BSD memiliki kelebihan yaitu suasana yang
bersih, nyaman, dan teratur yang berbeda dengan pasar tradisional lainnya.
4.2.4.3 Tempat (Place)
Dari sisi letak posisi keberadaan pasar, Pasar Modern BSD memiliki
saluran distribusi dan akses pengunjung yang sangat baik dan mudah untuk
dijangkau. Dengan posisinya yang dekat dengan pemukiman penduduk di
kawasan Bumi Serpong Damai dan kawasan disekitarnya, pasar modern memiliki
keunggulan tempat yang juga menjadi daya tarik berbelanja kebutuhan seharihari.
4.2.4.4 Promosi (Promotion)
Promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola pasar modern BSD tidak
terlalu banyak, hanya pada awal pembangunan dan petunjuk arah serta plank saja
di sekitar pasar tersebut untuk memudahkan akses berbelanja. Meskipun
59
demikian, Pasar Modern BSD mampu menarik perhatian konsumen di daerah
tersebut untuk berbelanja karena harga yang lebih murah, serta sarana dan
prasarana yang lengkap.
60
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen yang membeli sayuran segar di Pasar Modern
BSD Tangerang dibagi berdasarkan usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan,
jumlah anggota keluarga, serta karakteristik berdasarkan frekuensi pembelian.
Karakteristik tersebut diperoleh dari data latar belakang konsumen yang bersedia
mengisi kuesioner. Konsumen yang dipilih untuk mengisi kuesioner ini adalah
orang-orang yang telah membeli sayuran segar lebih dari lima kali di Pasar
Modern BSD, sehingga diharapkan konsumen tersebut dapat memberikan
pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mengenai produk tersebut.
5.1.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia
Konsumen yang berbeda usia akan membeli produk atau jasa yang
berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan
terhadap jenis produk. Konsumen yang berhasil dihimpun dalam penelitian ini
berjumlah 100 orang, yaitu konsumen yang sedang melakukan pembelian sayuran
segar dan konsumen yang telah melakukan pembelian sayuran segar lebih dari
lima kali di pasar modern BSD Serpong Tangerang. Berdasarkan ciri
demografinya, konsumen tersebut adalah wanita dan telah menikah (100 %).
Sebaran konsumen yang membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD
berdasarkan usianya diklasifikasikan menjadi enam kelompok, yaitu remaja lanjut
(di bawah umur 19 tahun), dewasa awal (19-20 tahun), dewasa lanjut
61
(21-35 tahun), paruh baya (36-50 tahun), tua (51-65 tahun), dan lanjut usia
(di atas 66 tahun) Sebaran konsumen tersebut merupakan wanita yang berusia
yang disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Sebaran Konsumen Berdasarkan Usia
No.
1
2
3
4
5
6
Usia
Remaja lanjut
Dewasa awal
Dewasa lanjut
Paruh baya
Tua
Lanjut usia
Total
Jumlah
Orang
Persentase
1
1%
64
64%
35
35%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Ujang Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa sebaran usia konsumen
dikelompokkan menjadi enam bagian berdasarkan skala usia. Berdasarkan skala
usia tersebut, diperoleh data dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 14
bahwa konsumen sayuran segar sebagian besar adalah masyarakat yang berusia
19-35 tahun (orang dewasa) sebanyak 65 konsumen atau 65 pesen, yakni 1
konsumen dewasa awal dan 64 konsumen dewasa lanjut, sedangkan konsumen
yang berusia 36-50 tahun (paruh baya) sebanyak 35 orang, artinya perilaku
konsumen pada Pasar Modern BSD merupakan wanita berusia dewasa.
5.1.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya
hidupnya (pola dimana orang hidup untuk menghabiskan waktu dan uangnya)
62
(Engel et al, 1994). Sebaran konsumen yang membeli sayuran segar berdasarkan
jenis pekerjaan dibagi menjadi empat bagian, yaitu pelajar atau mahasiswa, PNS,
ibu rumah tangga dan wiraswasta. Berikut Tabel 15 mengenai sebaran konsumen
berdasarkan pekerjaannya.
Tabel 15. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pekerjaan
No.
1
2
3
4
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
PNS
Ibu rumah tangga
Wiraswasta
Total
Jumlah
Orang
Persentase
1
1%
15
15%
58
58%
26
26%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 15, ternyata diperoleh informasi bahwa sebaran
konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD didominasi oleh konsumen yang
bekerja sebagai ibu rumah tangga yakni sebanyak 58 konsumen atau 58 persen.
Selanjutnya sebanyak 26 konsumen bekerja sebagai wiraswasta, dan 15 konsumen
sebagai PNS, serta 1 konsumen dari mahasiswa yang membeli sayuran segar. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa ibu rumah tangga memiliki waktu luang relatif lebih
banyak untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti sayuran segar ke Pasar
Modern BSD Tangerang.
Bila dibuatkan tabulasi silang sebaran konsumen antara usia dan
pekerjaan, maka akan diperoleh informasi seperti yang disajikan pada Tabel 16.
63
Tabel 16. Sebaran Konsumen Berdasarkan Usia dan Pekerjaan
Usia
Dewasa
Paruh baya
Tua
Pelajar/
Mahassw
1
-
Total
1
PNS
10
5
15
Pekerjaan
Ibu Rumah
Wiraswasta
Tangga
19
35
23
7
58
26
Total
65
35
100
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 16 diketahui bahwa
konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD adalah sebagian besar berusia
dewasa yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 35 konsumen. Hal ini
dikarenakan bahwa pada usia tersebut tanggungjawab ibu rumah tangga dalam
memenuhi kebutuhan gizi bagi seluruh anggota keluarganya dapat terpenuhi dari
membeli sayuran segar.
5.1.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola
pemberian makan, konsumsi pangan, dan status gizi. Umumnya pendidikan
seseorang mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang berpendidikan tinggi cenderung memilih makanan yang murah tetapi
kandungan gizinya tinggi (Suhardjo, 1996). Jika pendidikan konsumen baik, maka
diasumsikan pemilihan makanan dalam keluarga akan lebih terawasi (terkontrol)
sehingga kebiasaan makan anggota keluarga terbentuk dengan baik.
64
Sebaran konsumen yang membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD
berdasarkan pendidikan dimulai dari tingkat SMP, SMA, Akademi (DIII), Sarjana
(S1) hingga Pasca Sarjana. Berikut data sebaran konsumen berdasarkan
pendidikan yang disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pendidikan
No.
1
2
3
4
5
Pendidikan
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Pasca Sarjana
Total
Jumlah
Orang
Persentase
28
28%
27
27%
36
36%
9
9%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 17, dari 100 konsumen terlihat sebaran konsumen
dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah Sarjana (S1). Sebanyak 28 konsumen
berpendidikan SMA, 27 konsumen Diploma (D3), 36 konsumen berpendidikan
Sarjana (S1) dan konsumen yang tingkat pendidikannya Pasca Sarjana sebanyak
9 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan konsumen sayuran
segardi Pasar Modern BSD sudah mencapai taraf yang baik. Hal tersebut dapat
diketahui sekitar 36 persen konsumen tersebut telah berpendidikan Sarjana (S1).
5.1.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan
Tingkat pendapatan konsumen yang membeli sayuran segar di Pasar
Modern BSD adalah pendapatan rata-rata yang diterima konsumen tersebut dalam
satu bulan. Tingkat pendapatan yang diperoleh konsumen akan mempengaruhi
65
jumlah konsumsi yang juga akan berdampak pada pembelian yang dilakukan.
Menurut Engel et al (1994:30), semakin besar tingkat pendapatan seseorang,
maka semakin besar pula daya belinya terhadap suatu barang dan atau jasa yang
ditawarkan oleh konsumen. Sebaran konsumen yang membeli sayuran segar di
Pasar Modern BSD jika dilihat dari sebaran tingkat pendapatan yang diperoleh
adalah rata-rata pendapatan keluarga per bulan. Sebaran konsumen yang membeli
sayuran segar di Pasar Modern BSD berdasarkan pendapatan setiap bulan
diklasifikasikan menjadi enam kelompok, yaitu pendapatan Rp. 1-2 juta, Rp. 3-4
juta, Rp. 5-6 juta, Rp. 7-8 juta, Rp. 9-10 juta, dan lebih dari Rp. 11 juta. Berikut
hasilnya yang disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pendapatan Perbulan
No.
1
2
3
4
5
6
Pendapatan (1 bulan)
1-2 juta
3-4 juta
5-6 juta
7-8 juta
9-10 juta
Lebih dari 11 juta
Total
Jumlah
Orang
Persentase
10
10%
15
15%
25
25%
20
20%
30
30%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 18, dari 100 konsumen terlihat pendapatan perbulan
konsumen terbanyak di atas Rp. 11 juta yaitu sebanyak 30 konsumen atau 30
persen, kemudian pendapatan Rp. 9 hingga 10 juta sebanyak 20 konsumen,
pendapatan Rp. 7 hingga 8 juta sebanyak 25 konsumen, kemudian pendapatan
Rp. 5 hingga 6 juta sebanyak 15 orang, dan pendapatan pada kisaran Rp. 1 hingga
66
2 juta sebanyak 10 konsumen. Artinya sebesar 90 persen konsumen pada Pasar
Modern BSD merupakan konsumen yang berpenghasilan di atas Rp. 5 juta.
Tingginya tingkat pendapatan tersebut terkait dengan sumber pendapatan
konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD menurut pekerjaanya. Bagi ibu
rumah tangga, pendapatan tersebut berasal dari pendapatan suami setiap bulannya.
Bila dibuatkan tabulasi silang sebaran konsumen antara pendidikan dan
pendapatan maka akan diperoleh informasi seperti yang disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pendidikan dan Pendapatan
Perbulan
Pendidikan
SMA
Diploma
Sarjana
Pasca
Sarjana
Total
1-2
Juta
7
3
-
3-4
Juta
-
Pendapatan (1 bulan)
5-6
7-8
9-10 Lebih dari 11
Total
Juta
Juta
Juta
Juta
13
4
4
28
7
5
10
2
27
6
10
20
36
-
-
2
7
-
-
9
10
-
15
25
20
30
100
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Hasil tabulasi silang pada Tabel 19 menjelaskan bahwa konsumen sayuran
segar pada Pasar Modern BSD sebagian besar merupakan konsumen yang
berpendidikan Sarjana dan berpenghasilan lebih dari 11 juta. Tingginya tingkat
pendapatan akan memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memperoleh
pendidikan yang lebih tinggi begitupun sebaliknya. Pendapatan menjadi salah satu
indikator daya beli dan mempengaruhi gaya berbelanja konsumen.
67
5.1.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Keluarga terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui
darah, perkawinan, dan tinggal dalam satu tempat tinggal. Keluarga sangat
penting dalam mempelajari perilaku konsumen. Pertama, keluarga merupakan unit
pemakaian dan pembelian banyaknya produk. Kedua, keluarga merupakan
pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu (Engel et al, 1994).
Sebaran jumlah anggota keluarga konsumen sayuran segar di Pasar
Modern BSD merupakan jumlah anggota keluarga yang bertempat tinggal
serumah dengan konsumen. Sebaran konsumen tersebut berdasarkan jumlah
anggota keluarga diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu keluarga yang
beranggotakan 1-2 orang, 3-4 orang, 5-6 orang, dan lebih dari 7 orang. Data
sebaran konsumen sayuran segar berdasarkan jumlah anggota keluarga disajikan
pada Tabel 20.
Tabel 20. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
No.
1
2
3
4
Anggota Keluarga
1-2 orang
3-4 orang
5-6 orang
Lebih dari 7 orang
Total
Jumlah
Orang
Persentase
4
4%
59
59%
33
33%
4
4%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Hasil yang diperoleh pada Tabel 10 menunjukkan bahwa konsumen
sayuran segar di Pasar Modern BSD didominasi oleh konsumen yang memiliki
jumlah anggota keluarga 3 hingga 4 orang yakni sebanyak 59 konsumen atau 59
68
persen. Sebanyak 33 konsumen memiliki jumlah anggota keluarga dengan jumlah
5 hingga 6 anggota keluarga, dan 4 konsumen memiliki jumlah anggota keluarga
lebih dari 7 anggota keluarga, serta 4 konsumen lainnya memiliki jumlah anggota
keluarga 1 hingga 2 anggota keluarga saja.
5.1.6 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Pembelian sayuran segar secara berulang di Pasar Modern BSD
menunjukkan adanya indikator kepuasan yang diperoleh oleh konsumen tersebut
dalam berbelanja sayuran, karena konsumen yang rasional akan memilih
berbelanja di tempat yang memberikan kepuasan lebih tinggi. Sebaran konsumen
berikut ini dikelompokkan berdasarkan frekuensi pembelian sayuran segar di
Pasar Modern BSD per bulan, yaitu 3-4 kali, 5-6 kali, 7-8 kali, 9-10 kali, dan lebih
dari 11 kali.. Data tersebut disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Sebaran Konsumen Berdasarkan Frekuensi Pembelian Sayuran
Segar dalam 1 bulan
No.
1
2
3
4
5
Frekuensi Pmbelian Sayuran
Segar
(1 bulan)
3-4 kali
5-6 kali
7-8 kali
9-10 kali
Lebih dari 11 kali
Total
Jumlah
Orang
28
37
35
100
Persentase
28%
37%
35%
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Hasil yang diperoleh pada Tabel 21 menunjukkan bahwa dari 100
konsumen yang membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD, frekuensi
69
pembelian dalam satu bulan terbanyak yakni 7 hingga 8 kali berbelanja di pasar
tersebut, 37 orang atau 37 persen. 28 konsumen berbelanja 5 sampai 6 kali, dan 35
konsumen yang berbelanja lebih dari 11 kali.
Bila dibuatkan tabulasi silang sebaran konsumen antara jumlah anggota
keluarga dan frekuensi pembelian maka akan diperoleh informasi seperti yang
disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga dan
Frekuensi Pembelian
Jumlah Anggota
Keluarga
1-2 orang
3-4 orang
5-6 orang
Lebih dari 7 orang
Total
3-4
kali
Frekuensi Pembelian (1 bulan)
5-6
7-8
9-10 Lbih dri
kali
kali
kali
11 kali
4
9
18
32
15
15
3
4
28
37
35
Total
4
59
33
4
100
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Hasil tabulasi silang pada Tabel 22 dapat diketahui bahwa konsumen yang
membeli sayuran segar pada Pasar Modern BSD sebagian besar merupakan
konsumen dengan jumlah anggota keluarga 3 sampai 4 orang dengan frekuensi
pembelian lebih dari sebelas kali yakni sebayak 32 orang. Hal tersebut dapat
dijelaskan bahwa dengan jumlah anggota keluarga lebih dari dua, maka kebutuhan
akan gizi harus terpenuhi untuk seluruh anggota keluarganya, sehingga konsumen
akan membeli sayuran segar lebih sering dalam periode satu bulan.
70
5.2
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sayuran Segar
Karakteristik dan latar belakang yang beragam dari konsumen akan
mempengaruhi
pengambilan
keputusan
untuk
membeli
produk.
Proses
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli sayuran segar di Pasar Modern
BSD diawali ketika konsumen merasakan dan mengenali adanya kebutuhan akan
produk tersebut. Kesadaran akan kebutuhan yang harus dipenuhi membuat
konsumen mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang dirasakan. Secara
rinci konsumen yang membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD menentukan
keputusan pembelian melewati beberapa tahapan, yaitu tahapan pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan pembelian.
5.2.1 Pengenalan Kebutuhan
Proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli sayuran segar di
Pasar Modern BSD diawali ketika konsumen merasakan dan mengenali adanya
kebutuhan akan produk sayuran segar. Tahapan pengenalan kebutuhan dapat
dimulai dari mendeteksi motivasi atau alasan konsumen melakukan pembelian
sayuran segar di Pasar Modern BSD. Motivasi setiap orang untuk mengkonsumsi
suatu produk tentunya berbeda-beda. Berikut motivasi konsumen dalam membeli
sayuran segar di Pasar Modern BSD disajikan pada Tabel 23.
71
Tabel 23. Sebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat yang Diinginkan
dengan Mengkonsumsi Sayuran Segar
No.
1
2
3
4
Manfaat yang dicari
Memenuhi gizi dan vitamin
Diet
Pelengkap menu
Kecantikan
Total
Jumlah
Orang
Persentase
65
65%
25
25%
7
7%
3
3%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Tahapan pengenalan kebutuhan berdasarkan manfaat yang diinginkan dari
Tabel 13, diperoleh hasil bahwa motivasi atau alasan utama konsumen membeli
sayuran segar di Pasar Modern BSD untuk memenuhi kebutuhan gizi atau
kesehatan yaitu sebanyak 65 konsumen (65%). Sedangkan sebanyak 25 konsumen
(25%) membeli sayuran segar untuk alasan diet, sebagai pelengkap menu harian
sebanyak 7 konsumen (7%) dan konsumen yang mencari manfaat untuk
kecantikan berjumlah 3 orang (3%).
Kebutuhan terhadap sayuran segar telah dikenali, maka konsumen sayuran
segar akan memiliki tingkat kepentingan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut. Tingkat kepentingan konsumen terhadap sayuran segar tentunya
berbeda-beda, hal ini disajikan Tabel 14 mengenai kepentingan sayuran segar
untuk dikonsumsi.
72
Tabel 24. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dengan
Mengkonsumsi Sayuran Segar
No.
1
2
3
Tingkat Kepentingan
Sangat Penting
Penting
Tidak Penting
Total
Jumlah
Orang
Persentase
96
96%
4
4%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 24, sejumlah konsumen sebanyak 96 orang (96%)
menganggap bahwa mengkonsumsi sayuran itu sangat penting, dan konsumen
sebanyak 4 orang yang hanya menganggap penting. Hal tersebut disebabkan
konsumen telah mengetahui manfaat jika mengkonsumsi sayuran.
Pengenalan kebutuhan tidak terlepas dari subjek yang menyarankan
kebijakan dalam melakukan pembelian sayuran segar, baik suami, istri atau anak.
Data hasil penelitian tentang siapa yang memutuskan untuk membeli sayuran
segar tersebut disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Sebaran Konsumen Berdasarkan Siapa yang Menyarankan untuk
Membeli Sayuran Segar
No.
1
2
3
Keputusan untuk Membeli
Sayuran
Suami
Istri
Anak
Total
Jumlah
Orang
Persentase
46
46%
54
54%
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
73
Data hasil penelitian pada Tabel 25 bahwa berdasarkan keputusan untuk
membeli sayuran, pihak sebagai istri yang lebih dominan memberikan saran untuk
membeli sayuran segar guna memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Hal tersebut
dapat dilihat dari 54 konsumen (54%). Sedangkan sebanyak 46 konsumen (46%)
menyatakan bahwa suami yang menyarankan untuk membeli sayuran dalam
memenuhi kebutuhan pangan harian keluarga.
Berdasarkan siapa yang memutuskan untuk membeli sayuran segar di
Pasar Modern BSD, sebanyak 100 konsumen (100%) menyatakan bahwa istri
yang memutuskan atau berinisiatif untuk membeli sayuran segar dalam memenuhi
kebutuhan pangan harian keluarga. Data tersebut disajikan pada Tabel 26.
Tabel 26. Sebaran Konsumen Berdasarkan Siapa yang Memutuskan untuk
Membeli Sayuran Segar di Pasar Modern BSD
No.
1
2
3
Keputusan untuk Membeli
Sayuran
di Pasar Modern BSD
Suami
Istri
Anak
Total
Jumlah
Orang
Persentase
100
100
100%
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
5.2.2 Pencarian Informasi
Tahapan selanjutnya yakni pencarian informasi mengenai keberadaan
sayuran segar yang ingin konsumen beli. Pencarian informasi dapat dilakukan
konsumen dengan dua cara, yaitu pencarian internal (pengetahuan yang tersimpan
dalam ingatan) maupun pencarian eksternal (informasi dari lingkungan).
74
Pencarian internal biasanya dilakukan oleh konsumen yang sebelumnya
pernah membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD, dimana konsumen sangat
mengandalkan pengetahuan yang sudah ada. Tingkat kepuasan dengan pembelian
sebelumnya juga akan menentukan pengandalan konsumen pada pencarian
internal. Bagi konsumen yang baru pertamakali membeli sayuran segar di Pasar
Modern BSD tentu saja tidak memiliki informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan. Konsumen tersebut tentu akan melakukan pencarian
eksternal. Konsumen yang memiliki pencarian internal juga dimungkinkan akan
melakukan pencarian eksternal. Hal ini disebabkan pengetahuan konsumen yang
tidak memadai untuk kategori produk yang dicirikan dengan waktu antar
pembelian yang lama (lamanya waktu diantara pembelian yang satu dengan
pembelian berikutnya). Selama adanya renggang waktu tersebut, kemungkinan
terdapat perubahan produk yang signifikan dalam hal harga, produk substitusi
yang sejenis, dan toko.
Pada tahapan pencarian informasi dalam pengambilan keputusan
pembelian, konsumen sayuran segar mengandalkan informasi dari pencarian
eksternal. Terdapat tiga media sebagai sumber informasi bagi para konsumen
dalam membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD. Berdasarkan data kuesioner
yang telah diisi oleh para konsumen, dihasilkan bahwa sumber informasi yang
paling mempengaruhi, yaitu sumber informasi pribadi yang berasal dari keluarga,
teman, tetangga, atau kenalan yakni sebanyak 100 konsumen (100%). Hasil data
tersebut disajikan pada Tabel 27.
75
Tabel 27. Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi Sayuran
Segar di Pasar Modern BSD
No.
1
2
3
Sumber Informasi Sayuran Segar
di Pasar Modern BSD
Pribadi
(kluarga, tman, ttangga, kenalan)
Komersil
(iklan, brosur, tenaga penjual)
Publik
(media massa, organisasi)
Total
Jumlah
Orang
Persentase
100
100%
-
-
-
-
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Pada tahapan pencarian informasi dalam pengambilan keputusan
pembelian, sumber informasi yang sangat mempengaruhi konsumen dalam
membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD juga berasal dari sumber informasi
pribadi (keluarga, teman, tetangga, dan kenalan), yakni sebanyak 100 konsumen
(100%). Hasil data tersebut disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi yang
Mempengaruhi Konsumen Membeli Sayuran Segar di Pasar
Modern BSD
No.
1
2
3
Sumber Informasi yg Sangat
Mempengaruhi Membeli
Sayuran Segar
di Pasar Modern BSD
Pribadi
(kluarga, tman, ttangga, kenalan)
Komersil
(iklan, brosur, tenaga penjual)
Publik
(media massa, organisasi)
Total
Jumlah
Orang
Persentase
100
100%
-
-
-
-
100
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
76
5.2.3 Evaluasi Alternatif
Tahapan evaluasi alternatif dalam penelitian ini adalah hal yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam menentukan tempat pembelian sayuran
segar. Pada tahap ini konsumen menetapkan kriteria-kriteria yang relevan dengan
keinginannya untuk membuat suatu keputusan yang dirasakan paling bermanfaat
dan memecahkan masalahnya. Kriteria tersebut dijadikan sebagai pertimbangan
awal konsumen dalam membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD. Hasil data
tersebut disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Sebaran Konsumen Berdasarkan Proses Pembelian Sayuran
Segar
No.
1
2
3
4
5
Pertimbangan untuk Membeli
Sayuran Segar
di Pasar Modern BSD
Harganya murah
Atribut fisik (kesegaran, kebersihan,
kecerahan, tekstur)
Ketersediaan sayuran
Lokasi berbelanja
Keberagaman jenis sayuran
Total
Urutan Yang Diminati Total
1
2
3
4
5
5
42
42
10
28
42
5
28
15
15
10
5
10
28
15
100
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan urutan prioritas, diperoleh bahwa sebanyak 42 konsumen
(42%) mengutamakan atribut fisik sayuran seperti kesegaran, kebersihan,
kecerahan, dan tekstur sayuran segar sebagai pertimbangan utama pada saat akan
membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD, kemudian diikuti dengan kedekatan
lokasi berbelanja yakni sebanyak 28 konsumen (28%), keberagaman sayuran
77
sebanyak 15 konsumen (15%), ketersediaan sayuran sebanyak 10 konsumen
(10%), dan konsumen yang memilih harga hanya sebanyak 5 orang (5%).
5.2.4 Keputusan Pembelian
Tindakan pembelian merupakan tahapan terakhir dalam melihat sikap
konsumen. Pada tahap evaluasi alternatif konsumen menyusun daftar pilihan yang
diikuti adanya kemungkinan konsumen membentuk niat untuk membeli produk
yang disukai.
Konsumen memiliki keputusan yang berbeda dalam hal cara memutuskan
pembelian sayuran segar di Pasar Modern BSD. Keputusan tersebut bisa
dilakukan dengan cara terencana, mendadak atau tergantung situasi pada saat akan
membeli. Sebaran konsumen berdasarkan keputusan dalam membeli sayuran
segar di Pasar Modern BSD disajikan pada Tabel 30.
Tabel 30. Sebaran Konsumen Berdasarkan Keputusan Pembelian Sayuran
Segar di Pasar Modern BSD
No.
1
2
3
Keputusan Pembelian
Sayuran Segar
di Pasar Modern BSD
Terencana
Situasi
Mendadak / tidak terencana
Total
Jumlah
Orang
80
20
100
Persentase
80%
20%
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 30, sebagian besar konsumen di Pasar Modern BSD
berbelanja sayuran segar secara terencana dilakukan oleh 80 konsumen (80%),
sedangkan pembelian karena situasi hanya sebanyak 20 konsumen (20%). Hal
78
tersebut terkait dengan tahapan sebelumnya yakni evaluasi alternatif dan
pengetahuan konsumen akan produk sayuran segar.
Konsumen juga memiliki keputusan yang berbeda dalam hal cara
memutuskan pembelian sayuran segar di Pasar Modern BSD jika terjadi sesuatu
terhadap produk tersebut, salah satunya jika terjadi kenaikan harga. Keputusan
tersebut bisa dilakukan dengan cara tetap membeli, membeli sayuran jenis lain
atau mencari tempat selain di Pasar Modern BSD. Sebaran konsumen berdasarkan
keputusan dalam membeli sayuran segar jika terjadi kenaikan harga di Pasar
Modern BSD disajikan pada Tabel 31.
Tabel 31. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jika Terjadi Kenaikan Harga
Sayuran Segar di Pasar Modern BSD
No.
1
2
3
Sikap Konsumen Jika Terjadi
Kenaikan Harga Sayuran Segar
di Pasar Modern BSD
Tetap membeli
Membeli sayuran lain
Mencari tempat lain
Total
Jumlah
Orang
Persentase
83
17
100
83%
17%
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan
Tabel
31,
diperoleh
bahwa
sebagian
besar
yakni
83 konsumen (83%) memutuskan tetap membeli sayuran segar di Pasar Modern
BSD walaupun terjadi kenaikan harga terhadap sayuran segar yang akan dibeli,
sedangkan 17 konsumen (17%) membeli sayuran jenis lain. Hal tersebut terkait
dengan kondisi pasar di Pasar Modern BSD itu sendiri yang nyaman dan aman
untuk berbelanja sehingga konsumen tetap loyal membeli sayuran segar di pasar
tersebut walaupun harganya naik.
79
Konsumen juga memiliki keputusan yang berbeda dalam hal cara
memutuskan pembelian sayuran segar di Pasar Modern BSD jika terjadi
ketidaktersediaan sayuran yang diinginkan oleh konsumen. Keputusan tersebut
bisa dilakukan dengan cara membeli jenis sayuran lain, mencari tempat lain atau
tidak jadi membeli sayuran. Sebaran konsumen berdasarkan keputusan dalam
membeli sayuran segar jika tidak tersedia sayuran yang diinginkan di Pasar
Modern BSD disajikan pada Tabel 32.
Tabel 32. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jika tidak Tersedia Sayuran
yang diinginkan di Pasar Modern BSD
Sikap Konsumen Jika Sayuran
yang diinginkan tidak Tersedia
di Pasar Modern BSD
Membeli jenis sayuran lain
Mencari tempat lain
Tidak jadi membeli sayuran
Total
No.
1
2
3
Jumlah
Orang
92
8
100
Persentase
92%
8%
100%
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 32, sebanyak 92 konsumen (92%) memilih untuk
mencari sayuran jenis lain jika sayuran yang diinginkan tidak tersedia di Pasar
Modern BSD, sementara 8 konsumen lain (8%) memilih berbelanja di tempat lain
untuk membeli jenis sayuran segar yang diinginkan. Hal tersebut dapat dijelaskan
bahwa sebagian besar konsumen tetap membeli di Pasar Modern BSD dengan
alternatif membeli jenis sayuran lain. Selain itu, kondisi pasar di Pasar Modern
BSD yang nyaman dan aman untuk berbelanja sehingga konsumen tetap loyal
membeli sayuran segar di pasar tersebut walaupun sayuran yang diinginkan tidak
tersedia.
80
5.3
Analisis Multiatribut Fishbein
Sikap konsumen terhadap sayuran segar dan Pasar Modern BSD dapat
diketahui melalui atribut-atribut yang melekat pada objek tersebut. Penilaian
konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kepercayaan dari atribut sayuran
segar dan pasar di Pasar Modern BSD diukur dengan menggunakan model sikap
multiatribut Fishbein, dimana konsumen sebagai responden memberikan penilaian
terhadap atribut yang ada pada objek tersebut yang bertujuan untuk
mengetahui sikap konsumen terhadap atribut sayuran segar dan atribut pasar
di Pasar Modern BSD.
5.3.1 Analisis Sikap Konsumen Berdasarkan Atribut Sayuran Segar
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 1992, atribut-atribut
sayuran segar yang dinilai oleh konsumen adalah harga sayuran, kesegaran
sayuran, kecerahan warna sayuran, kebersihan sayuran serta tekstur sayuran.
Atribut-atribut tersebut diterapkan untuk menganalisis sikap konsumen sayuran
segar di Pasar Modern BSD dengan menggunakan model sikap multiatribut
Fishbein. Penilaian tersebut akan didapatkan nilai sikap konsumen secara
keseluruhan yang menggambarkan nilai kepercayaan dan evaluasi atau
kepentingan terhadap atribut-atribut sayuran segar.
81
5.3.1.1 Analisis Tingkat Kepentingan (Evaluation) Konsumen Terhadap
Atribut Sayuran Segar
Analisis evaluasi atau tingkat kepentingan atribut sayuran segar berguna
untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut dari sayuran segar yang dianggap
paling penting hingga tidak penting oleh konsumen sayuran segar di Pasar
Modern BSD dalam pengambilan keputusan pembelian.
Hasil analisis evaluasi dari atribut sayuran segar tersebut juga dapat
dijelaskan bahwa semua atribut sayuran segar mulai dari atribut harga sayuran,
kesegaran sayuran, kecerahan warna sayuran, kebersihan sayuran, dan tekstur
sayuran dinilai penting oleh konsumen. Hal ini ditunjukkan dari analisis evaluasi
(ei) berada di atas nilai 0 (>0) dan tidak ada nilai yang di bawah 0 (<0) atau yang
dianggap penting menurut konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD.
5.3.1.2 Analisis Tingkat Kepercayaan (Belief) Konsumen Terhadap Atribut
Sayuran Segar
Analisis tingkat kepercayaan atribut sayuran segar berguna untuk
mengetahui tingkat kinerja atribut dari sayuran segar yang dianggap paling baik
hingga tidak baik oleh konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD dalam
pengambilan keputusan pembelian. Berdasarkan rentang skala interval yang
disajikan pada bab 3, maka hasil perhitungan analisis kepercayaan tingkat atribut
dari sayuran segar yang dilakukan pada konsumen sayuran segar di Pasar Modern
BSD disajikan pada Tabel 33.
82
Tabel 33. Perhitungan Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut
Sayuran Segar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Atribut Sayuran Segar
Tekstur Sayuran
Kebersihan Sayuran
Kecerahan Warna
Sayuran
Kesegaran Sayuran
Harga Sayuran
Nilai Kepercayaan (bi)
1,84
1,83
Kategori Nilai
Sangat Baik
Sangat Baik
1,82
Sangat Baik
1,81
1,20
Sangat Baik
Baik
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 33 diperoleh nilai kepercayaan bahwa atribut tekstur
sayuran merupakan atribut yang terbaik dari beberapa atribut sayuran segar
lainnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai kepercayaan (bi) paling tinggi yaitu
1,84. Semakin tinggi nilai bi berarti semakin baik pula tingkat kepercayaannya.
Atribut yang dinilai baik oleh konsumen selain atribut tekstur sayuran secara
berurutan yaitu kebersihan sayuran (bi = 1,83), kecerahan warna sayuran (bi =
1,82), kesegaran sayuran (bi = 1,81), dan harga sayuran (bi = 1,20) sebagai
atribut-atribut yang dipercaya oleh konsumen sayuran segar di Pasar Modern
BSD.
Hasil analisis kepercayaan dari atribut sayuran segar diketahui bahwa
semua atribut mulai dari atribut harga sayuran, kesegaran sayuran, kecerahan
warna sayuran, kebersihan sayuran, dan tekstur sayuran dinilai baik oleh
konsumen. Hal ini ditunjukkan dari analisis kepercayaan (bi) berada di atas nilai 0
(>0) dan tidak ada nilai yang di bawah 0 (<0) atau yang dianggap baik menurut
konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD.
83
5.3.1.3 Analisis Fishbein Terhadap Atribut Sayuran Segar
Penilaian sikap konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kepercayaan
dari atribut-atribut sayuran segar di Pasar Modern BSD diukur dengan
menggunakan model sikap multiatribut Fishbein dimana konsumen memberikan
penilaian terhadap atribut-atribut sayuran segar tyang bertujuan mengetahui sikap
konsumen terhadap atribut sayuran segar. Adapun atribut-atribut sayuran segar
yang dinilai konsumen tersebut adalah harga sayuran, kesegaran sayuran,
kecerahan warna sayuran, kebersihan sayuran, dan tekstur sayuran.
Hasil perhitungan model sikap multiatribut Fishbein sayuran segar yang
didapat dari tingkat kepentingan dan kepercayaan terhadap atribut sayuran segar
disajikan pada Tabel 34.
Tabel 34. Perhitungan Fishbein Berdasarkan Atribut Sayuran Segar
No.
Atribut
1.
2.
3.
4.
5.
Tekstur Sayuran
Kebersihan Sayuran
Kecerahan Warna Sayuran
Kesegaran Sayuran
Harga Sayuran
Total
Evaluation
(ei)
2
2
2
2
2
Belief
(bi)
1,84
1,83
1,82
1,81
1,20
Sikap (Ao)
(Σ ei.bi)
3,68
3,66
3,64
3,62
2,40
17
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 34 diperoleh nilai sikap konsumen terhadap atribut
sayuran segar yang didapat dari perkalian antara nilai kepentingan dengan nilai
kepercayaan, terlihat bahwa atribut tekstur sayuran memiliki nilai sikap tertinggi
yaitu 3,68, kemudian atribut kebersihan sayuran dengan nilai 3,66, lalu atribut
84
kecerahan warna sayuran memiliki nilai 3,64, atribut kesegaran sayuran memiliki
nilai 3,62, dan atribut harga sayuran dengan nilai 2,4.
Berdasarkan perhitungan yang digunakan pada metode penelitian, maka
sikap konsumen terhadap masing-masing maupun secara keseluruhan atribut
sayuran segar di Pasar Modern BSD dapat disajikan melalui informasi pada Tabel
35 berikut ini.
Tabel 35. Nilai dan Kategori Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sayuran
Segar
No.
Atribut
1.
2.
3.
4.
5.
Tekstur Sayuran
Kebersihan Sayuran
Kecerahan Warna Sayuran
Kesegaran Sayuran
Harga Sayuran
Total
Nilai Sikap (Ao)
3,68
3,66
3,64
3,62
2,40
17
Kategori Sikap
Sangat Positif
Sangat Positif
Sangat Positif
Sangat Positif
Positif
Sangat Positif
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil penelitian, dapat dilihat
bahwa sikap konsumen terhadap keseluruhan atribut sayuran segar di Pasar
Modern BSD dapat dikategorikan sangat positif. Hal ini terlihat dari nilai sikap
konsumen secara total (Ao total) terhadap atribut sayuran segar sebesar 17 dan
berada pada rentang skala 12,01 – 20,00. Sikap sangat positif konsumen terhadap
keseluruhan atribut sayuran segar di Pasar Modern BSD dapat dilihat dari atribut
yang terdapat pada sayuran segar, yakni tekstur sayuran, kebersihan sayuran,
kecerahan warna sayuran, dan kesegaran sayuran menunjukkan penilaian
konsumen terhadap atribut-atribut tersebut sudah sangat baik, hanya atribut harga
85
sayuran yang mendapat penilaian baik oleh konsumen sayuran segar. Harga
sayuran segar di Pasar Modern BSD dinilai konsumen tidak menjadi suatu
masalah karena didukung oleh atribut fisik sayuran tersebut yang sangat baik.
Selain itu, segmentasi konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD adalah
menengah
ke atas dimana dari hasil penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar
konsumen di pasar tersebut berpendidikan tinggi dan memiliki pendapatan setiap
bulan di atas Rp 5 juta. Jika tekstur, kebersihan, kecerahan, dan kesegaran sayuran
tersebut sudah sangat baik, maka konsumen di Pasar Moden BSD akan tetap
membeli sayuran segar walaupun harga mengalami kenaikan.
5.3.2 Analisis Sikap Konsumen Berdasarkan Atribut Pasar Modern BSD
Tangerang
Analisis sikap konsumen terhadap atribut pasar yang ada di Pasar Modern
BSD dapat diukur dengan melihat fasilitas dan layanan yang dimiliki oleh pasar
tersebut. Atribut Pasar Modern BSD yang dapat dinilai oleh konsumen adalah
kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan pedagang, toilet, kedekatan lokasi,
lay out pasar serta keragaman produk. Atribut-atribut tersebut diterapkan untuk
menganalisis sikap konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD dengan
menggunakan model sikap multiatribut Fishbein. Penilaian tersebut akan
didapatkan nilai sikap konsumen secara keseluruhan yang menggambarkan nilai
kepercayaan dan evaluasi atau kepentingan terhadap atribut-atribut pasar yang ada
di Pasar Modern BSD.
86
5.3.2.1 Analisis Tingkat Kepentingan (Evaluation) Konsumen Terhadap
Atribut Pasar Modern BSD
Analisis evaluasi atau tingkat kepentingan atribut pasar berguna untuk
mengetahui tingkat kecenderungan atribut dari Pasar Modern BSD yang dianggap
paling penting hingga tidak penting oleh konsumen sayuran segar dalam
pengambilan keputusan pembelian di tempat tersebut.
Hasil analisis evaluasi dari atribut Pasar Modern BSD diketahui bahwa
semua atribut Pasar Modern BSD mulai dari atribut kebersihan tempat, sarana
parkir, keramahan pedagang, toilet, kedekatan lokasi, lay out pasar, serta
keragaman produk dinilai penting oleh konsumen. Hal ini ditunjukkan dari
analisis evaluasi (ei) berada di atas nilai 0 (>0) dan tidak ada nilai yang di bawah
0 (<0) atau yang dianggap penting menurut konsumen sayuran segar di Pasar
Modern BSD.
5.3.2.2 Analisis Tingkat Kepercayaan (Belief) Konsumen Terhadap Atribut
Pasar Modern BSD
Analisis tingkat kepercayaan atribut Pasar Modern BSD berguna untuk
mengetahui tingkat kinerja atribut dari pasar tersebut yang dianggap paling baik
hingga tidak baik oleh konsumen sayuran segar dalam pengambilan keputusan
pembelian di tempat tersebut. Berdasarkan rentang skala interval yang disajikan
pada Tabel 35, maka hasil perhitungan analisis kepercayaan tingkat atribut dari
pasar yang dilakukan pada konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD
disajikan pada Tabel 36.
87
Tabel 36. Perhitungan Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut
Pasar Modern BSD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atribut Pasar
Keragaman Produk
Lay Out Pasar
Kedekatan Lokasi
Sarana Parkir
Kebersihan Tempat
Toilet
Keramahan Pedagang
Nilai Kepercayaan (bi)
1.88
1.81
1.8
1.35
1.23
1.12
1.01
Kategori Nilai
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 36, diperoleh nilai kepercayaan bahwa atribut
keragaman produk merupakan atribut yang terbaik dari Pasar Modern BSD. Hal
tersebut ditunjukkan dengan nilai kepercayaan (bi) paling tinggi, yakni 1,88.
Semakin tinggi nilai bi berarti semakin baik pula tingkat kepercayaannya.
Konsumen menilai bahwa Pasar Modern BSD merupakan pasar yang dipercaya
memiliki keragaman produk yang sangat baik sehingga membuat konsumen
tertarik berbelanja.
Atribut yang dinilai sangat baik oleh konsumen selain atribut keragaman
produk secara berurutan, yakni lay out pasar dengan nilai kepercayaan (bi) 1,81.
Hal ini dikarenakan konsumen menilai mudah dalam mencari produk yang
diinginkan di Pasar Modern BSD karena tata letak pasar yang sudah
terkelompokkan (klasifikasi tempat).
Sebagian konsumen lainnya tertarik untuk berbelanja di Pasar Modern
karena kedekatan lokasi pasar dengan tempat tinggal mereka serta akses jalan
yang sangat baik, sehingga mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk
88
berbelanja. Hal ini terlihat dengan nilai sikap yang muncul pada atribut ini yakni
sebesar 1,8. Konsumen lainnya tertarik untuk berbelanja di Pasar Modern BSD
karena ketersediaan sarana parkir yang sangat baik. Hal ini terlihat dari nilai
atribut tersebut yang dihasilkan yakni 1,35. Kebersihan tempat pasar dengan nilai
atribut yang dihasilkan yakni 1,23 dimana konsumen menganggap bahwa dengan
keadaan pasar yang bersih, suasana berbelanja bisa semakin lebih nyaman.
Sebagian konsumen lainnya tertarik untuk berbelanja di Pasar Modern
BSD karena fasilitas toilet yang baik, dikarenakan nilai atribut yang dihasilkan
yakni 1,12. Konsumen menganggap bahwa dengan adanya fasilitas toilet, suasana
berbelanja dapat semakin lebih nyaman. Ketertarikan lainnya untuk berbelanja di
Pasar Modern BSD karena keramahan pedagangnya yang dinilai baik, terlihat dari
nilai atribut yang dihasilkan yakni 1,01 dimana konsumen menganggap bahwa
dengan adanya keramahan pedagang yang baik, suasana berbelanja bisa lebih
bersahabat dan nyaman.
Hasil analisis kepercayaan dari atribut Pasar Modern BSD diketahui
bahwa semua atribut mulai dari kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan
pedagang, toilet, kedekatan lokasi, lay out pasar, serta keragaman produk dinilai
baik oleh konsumen. Hal ini ditunjukkan dari analisis kepercayaan (bi) berada di
atas nilai 0 (>0) dan tidak ada nilai yang di bawah 0 (<0) atau yang dianggap baik
menurut konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD.
5.3.2.3 Analisis Fishbein Terhadap Atribut Pasar Modern BSD
Penilaian sikap konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kepercayaan
dari atribut-atribut pasar di Pasar Modern BSD diukur dengan menggunakan
89
model sikap multiatribut Fishbein dimana konsumen memberikan penilaian
terhadap atribut-atribut pasar tersebut yang bertujuan mengetahui sikap konsumen
terhadap atribut-atribut Pasar Modern BSD. Adapun atribut-atribut pasar yang
dinilai konsumen tersebut adalah kebersihan tempat, sarana parkir, keramahan
pedagang, toilet, kedekatan lokasi, lay out pasar, dan keragaman produk.
Hasil perhitungan model sikap multiatribut Fishbein Pasar Modern BSD
yang didapat dari tingkat kepentingan dan kepercayaan terhadap atribut pasar
disajikan pada Tabel 37.
Tabel 37. Perhitungan Fishbein Berdasarkan Atribut Pasar Modern BSD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atribut
Keragaman Produk
Lay Out Pasar
Kedekatan Lokasi
Sarana Parkir
Kebersihan Tempat
Toilet
Keramahan Pedagang
Total
Evaluation
(ei)
2
2
2
2
2
2
2
Belief
(bi)
1,88
1,81
1,80
1,35
1,23
1,12
1,01
Sikap (Ao)
(Σ ei.bi)
3,76
3,62
3,60
2,70
2,46
2,24
2,02
20,4
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 37 diperoleh nilai sikap konsumen terhadap atribut
Pasar Modern BSD yang didapat dari perkalian antara nilai kepentingan dengan
nilai kepercayaan, terlihat bahwa keragaman produk memiliki nilai sikap tertinggi
yaitu dengan nilai 3,76, kemudian atribut lay out pasar dengan nilai 3,62, atribut
kedekatan lokasi dengan nilai 3,6, lalu atribut sarana parkir dengan nilai 2,7,
90
atribut kebersihan tempat dengan nilai 2,46, kemudian atribut toilet dengan nilai
2,24, dan atribut keramahan pedagang dengan nilai 2,02.
Berdasarkan Tabel 36 dan 37 mengenai kategori nilai sikap konsumen
terhadap masing-masing atribut pasar dan kategori nilai sikap konsumen secara
keseluruhan terhadap atribut pasar di Pasar Modern BSD, maka sikap konsumen
terhadap masing-masing maupun secara keseluruhan atribut pasar di Pasar
Modern BSD dapat disajikan melalui informasi pada Tabel 38 berikut ini.
Tabel 38. Nilai dan Kategori Sikap Konsumen Terhadap Atribut Pasar
Modern BSD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atribut
Keragaman Produk
Lay Out Pasar
Kedekatan Lokasi
Sarana Parkir
Kebersihan Tempat
Toilet
Keramahan Pedagang
Total
Nilai Sikap (Ao)
3,76
3,62
3,60
2,70
2,46
2,24
2,02
20,4
Kategori Sikap
Sangat Positif
Sangat Positif
Sangat Positif
Sangat Positif
Sangat Positif
Positif
Positif
Sangat Positif
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil penelitian, dapat dilihat
bahwa sikap konsumen terhadap keseluruhan atribut pasar di Pasar Modern BSD
dapat dikategorikan sangat positif. Hal ini terlihat dari nilai sikap konsumen
secara total (Ao total) terhadap atribut pasar sebesar 20,4 dan berada pada rentang
skala 16,81 – 28,00. Sikap sangat positif konsumen terhadap keseluruhan atribut
pasar di Pasar Modern BSD dapat dilihat dari atribut yang terdapat pada pasar
tersebut, yakni keragaman produk, lay out pasar, sarana parkir, dan kebersihan
91
menunjukkan penilaian konsumen terhadap atribut-atribut tersebut sudah sangat
baik, hanya atribut toilet dan keramahan pedagang yang mendapat penilaian baik
oleh konsumen sayuran segar di Pasar Modern BSD.
Keragaman produk menjadi atribut yang menjadi penilai utama konsumen
di Pasar Modern BSD karena berbagai macam produk atau kebutuhan pokok ada
di pasar ini, sehingga konsumen mempunyai sikap sangat positif terhadap Pasar
Modern BSD. Selain itu, segmentasi konsumen sayuran segar di Pasar Modern
BSD adalah menengah ke atas dimana dari hasil penelitian ini terlihat bahwa
sebagian besar konsumen di pasar tersebut berpendidikan tinggi dan memiliki
pendapatan setiap bulan di atas Rp 5 juta. Jika fasilitas dan layanan yang ada di
Pasar Modern BSD lengkap serta didukung oleh suasana yang aman dan nyaman,
maka konsumen yang berbelanja di Pasar Moden BSD akan tetap membeli
walaupun ada beberapa produk yang ditawarkan mengalami kenaikan harga.
92
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian dan penjelasan dalam analisis data dan
pembahasan mengenai “Analisis Sikap Konsumen dalam Membeli Sayuran Segar
di Pasar Modern BSD Tangerang” maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Karakteristik konsumen yang membeli sayuran segar di Pasar Modern
BSD Tangerang adalah wanita yang telah menikah yang telah berumur
dewasa (25-35 tahun) berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan yang sudah baik dengan pendapatan rata-rata mereka diatas
Rp. 5 juta per bulan dengan jumlah anggota keluarga yang dimiliki antara
3 hingga 6 orang.
2. Proses pengambilan keputusan pembelian sayuran segar di Pasar Modern
BSD Tangerang dimulai dengan tahap pengenalan kebutuhan mengenai
pentingnya gizi untuk kesehatan. Para konsumen mendapat informasi yang
bersumber dari sumber informasi pribadi. Pada tahap evaluasi alternatif,
konsumen lebih mempertimbangkan atribut fisik sayuran serta atribut
pasar. Pada tahap keputusan pembelian konsumen dilakukan secara
terencana menunjukkan bahwa mayoritas konsumen di Pasar Modern BSD
memilih berbelanja sayuran segar secara terencana, tetap membeli sayuran
di Pasar Modern BSD meski harganya mengalami kenaikan, dan tetap
93
membeli jenis sayuran lainnya di Pasar Modern BSD jika sayuran yang
diinginkan tidak tersedia.
3. Berdasarkan analisis multiatribut Fisbein terhadap atribut sayuran serta
atribut pasar di Pasar Modern BSD, maka dalam membeli sayuran
konsumen akan melihat atribut tekstur sayuran sebagai atribut yang sangat
penting dilanjutkan dengan atribut lain seperti kebersihan sayuran,
kecerahan sayuran, kesegaran sayuran, harga sayuran. Sedangkan
berdasarkan atribut pasar di Pasar Modern BSD, konsumen menilai atribut
keragaman produk yang ada di pasar tersebut sebagai atribut yang sangat
penting dilanjutkan dengan lay out pasar, kedekatan lokasi, sarana parkir,
kebersihan tempat, toilet dan keramahan pedagang.
6.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan
oleh penulis sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada konsumen agar dapat mempertahankan pertimbangan
keputusan yang sudah ada dalam melakukan pembelian sayuranan segar di
Pasar Modern BSD.
2. Dengan penelitian ini diharapkan pedagang dapat menjaga dan
meningkatkan kualitas atribut yang sudah ada baik produk sayuran
maupun atribut pasar sehingga meningkatkan daya tarik konsumen dalam
berbelanja di Pasar Modern BSD.
94
DAFTAR PUSTAKA
Afifi, M. Fahrul. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Sayuran dan
Penerapan Personal Selling pada Konsumen Benny’s Organic Garden.
[Skripsi]. (Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian.
Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Program Studi
Manajemen Agribisnis; 2007).
Arikunto, S. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2002).
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI 01-3162-1992. (Jakarta: BSN, 1992).
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Aksi Nasional Pangan dan
Gizi tahun 2006-2010. ISBN 978-979-3764-27-6. (Jakarta: BPPN, 2007).
Engel, James F, Roger D. Blackwell & Paul W. Miniard. Perilaku Konsumen. Jil
ke-1 & 2 (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1994).
Febiyanti, D. Sikap dan Minat Konsumen Swalayan Terhadap Produk Teh di
Surakarta. [Skripsi]. (Surakarta: Universitas Negeri Surakarta. Fakultas
Pertanian; 2006).
Hasibuan, Zulfan E. Analisis Proses Keputusan Pembelian Mi Instan dan
Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran Studi Kasus pada
Mahasiswa di Bogor. [Skripsi]. (Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Fakultas Pertanian. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Program Studi Manajemen Agribisnis; 2003).
Kotler, P. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (PT. Indeks, Jakarta: 2005).
Kotler, P & Keller K.L. Manajemen Pemasaran. Ed ke-13. (Jakarta: Erlangga,
2009).
Loudon, D. & Della-Bitta J.A Consumer Behavior: Concept and Applications,
(NJ: McGraw-Hill: 1993)
Melani, Sinaga Ipo. Analisis Sikap, Persepsi Konsumen dan Rentang Harga Pada
Beras Organik SAE (Sehat Aman Enak) Pada Gapoktan Silih Asih Desa
Ciburuy Kabupaten Bogor Jawa Barat. [Skripsi]. (Bogor: Institut
Pertanian Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Departemen
Agribisnis. Program Studi Manajemen Agribisnis; 2010).
Mowen, JC & Minor,M. Consumer Behavior. 5th Edition. (New Jersey: Prentice
Hall: 1999)
Malhotra, N.K Hall, J, Shaw, M. dan Crisp, M. Marketing Research: an Applied
Orientation, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall: 1996).
Nazir, M. Metode Penelitian. Cet ke-5. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
Nova, D. Analisis Perilaku Konsumen Sayuran Segar pada Supermarket
Foodmart di Plaza Ekalokasari Bogor. [Skripsi]. (Bogor: Institut
Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Program Studi Manajemen Agribisnis; 2008).
Nuraini, I. Pengantar Ekonomi Mikro. (Universitas Muhammadiyah, Malang:
2005).
Pepadri, Isman. “Pricing is The Moment of Truth All Marketing Comes to Focus
in Pricing decition”, (2002)
Rahardi, F, Rony Palungkun & Asiani Budiarti. Agribisnis Tanaman Sayur.
(Jakarta: Penebar Swadaya, 1999).
Rahardja, P & Manurung M. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001).
Redaksi Trubus, Bertanam Sayur dalam Pot. Cet ke-XIX (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2010).
Setiadi, Nugroho. Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif,
Tujuan Dan Keinginan Konsumen. Cetakan ke 4 (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010)
Schiffman,G.L. Kanuk, L. Consumer Behavior, 9th (NJ: Prentice Hall: 2006)
Simamora, B. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2003).
Sudman, S. dan Blair, E. Marketing Research: a problem solving approach,
(London: McGraw-Hill 1998)
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: CV Alfabeta, 2009).
Sumarwan, U. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004).
Suprapti, S. Perilaku Konsumen. (Denpasar: Udayana University Press, 2009).
Tjiptono, Fandy, Gregoria Chandra dan Dadi Adriana, Pemasaran Strategik
(Penerbit ANDI, Yogyakarta: 2008).
http://agribisnis.deptan.go.id/ November 2010
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (lanjutan)
No. Responden:
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS SIKAP KONSUMEN SAYURAN SEGAR
DI PASAR MODERN BSD SERPONG TANGERANG
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan tugas akhir mengenai
"Analisis Sikap Konsumen dalam Membeli Sayuran Segar di Pasar Modern Bumi Serpong
Damai (BSD) Tangerang Selatan” oleh Yudha Andilla 105092002970, mahasiswa Program Studi
Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh sebab itu saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kuesioner ini secara
lengkap dan jawaban atas pertanyaan akan dijaga kerahasiaannya hanya untuk keperluan penelitian
ini saja. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Sdr/i, saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk pengisian : Isilah / beri tanda silang (√) pada pilihan Anda.
KARAKTERISTIK RESPONDEN
• Nama
• Alamat
• Jenis kelamin
• Umur
• Status
• Jumlah anggota keluarga
• Pekerjaan
( ) Pelajar/mahasiswa
( ) PNS
• Pendidikan terakhir :
( ) SMP
( ) SMA
( ) Akademi / Diploma
I.
: …………………………
: …………………………
: Laki-laki / perempuan
: …….. tahun
: Menikah / belum menikah
:…………………………..
:
( ) Ibu rumah tangga
( ) Wiraswasta
( ) Sarjana (S1)
( ) Pasca sarjana
KEPUTUSAN PEMBELIAN
1. Pengenalan Kebutuhan
Menurut Anda, seberapa penting bagi setiap orang untuk mengonsumsi sayuran segar
setiap hari ?
( ) Sangat penting
( ) Penting
( ) Tidak penting
Manfaat yang Anda cari dengan membeli/mengonsumsi sayuran segar ?
( ) Memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin keluarga/menjaga kesehatan
( ) Diet
( ) Pelengkap menu makan keluarga
( ) Untuk kecantikan
( ) Lainnya, sebutkan…………………………………………………....
Siapa yang mengambil keputusan dalam membeli sayuran segar ?
( ) Suami
( ) Istri ( ) Anak
( ) Lainnya…………
Siapa yang mengambil keputusan dalam membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD?
( ) Suami
( ) Istri ( ) Anak
( ) Lainnya…………
Produk lain yang anda beli selain sayur di Pasar Modern BSD?
( ) jajanan
( ) pakaian
( ) buah-buahan
( ) keperluan lainnya……
95
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (lanjutan)
No. Responden:
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS SIKAP KONSUMEN SAYURAN SEGAR
DI PASAR MODERN BSD SERPONG TANGERANG
2. Pencarian informasi
Dari mana Anda tahu sumber informasi sayuran segar di Pasar Modern BSD?
( ) Pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan) ( ) Publik (media massa, organisasi)
( ) Komersil (iklan, brosur, tenaga penjualan, pedagang perantara)
Sumber informasi apa yang paling mempengaruhi anda dalam melakukan pembelian
sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang?
( ) Pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan) ( ) Publik (media massa, organisasi)
( ) Komersil (iklan, brosur, tenaga penjualan, pedagang perantara)
3. Evaluasi Alternatif
Apakah yang menjadi pertimbangan Anda untuk membeli sayuran segar di Pasar Modern
BSD Tangerang? (jawaban boleh lebih dari satu dan urutkan!)
( ) Harganya murah
( ) Atribut fisik sayuran (kesegaran, kebersihan, tekstur, kecerahan warna)
( ) Ketersediaan sayuran
( ) Lokasi berbelanja
( ) Keberagaman jenis sayuran
4. Pembelian
Bagaimana Anda memutuskan untuk membeli sayuran segar ?
( ) Terencana
( ) Tergantung situasi
( ) Mendadak
Berapa kali frekuensi Anda membeli sayuran segar ?
( ) Setiap hari
( ) Dua minggu sekali
( ) Seminggu sekali
( ) Lainnya, sebutkan..................................
Berapa kali frekuensi Anda membeli sayuran segar di Pasar Modern BSD Tangerang?
( ) Setiap hari
( ) Dua minggu sekali
( ) Seminggu sekali
( ) Lainnya, sebutkan..................................
Jika terjadi kenaikan harga di Pasar Modern BSD, maka Anda :
( ) Tetap membeli sayuran tersebut
( ) Akan membeli sayuran di tempat lain
( ) Membeli sayuran lain yang lebih murah
( ) Tidak jadi membeli
Apabila sayuran segar yang biasa Anda beli tidak tersedia di pasar modern, maka Anda:
( ) Akan mencari di tempat lain
( ) Akan membeli jenis sayur segar yang lain
( ) Tidak jadi membeli
96
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian (lanjutan)
No. Responden:
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS SIKAP KONSUMEN SAYURAN SEGAR
DI PASAR MODERN BSD SERPONG TANGERANG
II.
Penilaian Terhadap Atribut Sayuran Segar dan Pasar Modern BSD Tangerang
Beri tanda (√) pada masing-masing kolom, berdasarkan hal-hal berikut yang Anda inginkan dari
sayuran segar dan fasilitas di Pasar Modern BSD.
Catatan:
SP
P
CP
KP
TP
=
=
=
=
=
Sangat Penting
Penting
Cukup Penting
Kurang Penting
Tidak Penting
Atribut Sayuran Segar
( 2)
( 1)
( 0)
(-1)
(-2)
SS
S
R
KS
TS
=
=
=
=
=
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
( 2)
( 1)
( 0)
(-1)
(-2)
Tingkat Evaluasi Anda
SP
P
CP
KP
TP
Tingkat Kepercayaan Anda
SS
S
R
KS
TS
Tingkat Evaluasi Anda
SP
P
CP
KP
TP
Tingkat Kepercayaan Anda
SS
S
R
KS
TS
Harga Sayur
Kesegaran Sayur
Kecerahan Warna Sayur
Kebersihan Sayur
Tekstur Sayur
Atribut Pasar Modern BSD
Kebersihan Tempat
Sarana Parkir
Keramahan Pedagang
Toilet (kamar mandi)
Kedekatan Lokasi
Lay Out atau Tata Letak Pasar
Keragaman Produk yang Dijual
97
Download