bab i pendahuluan - Dunia Wahidin Sinaga

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Export adalah suatu kegiatan pemindahan barang dari tempat asal ke tempat lain.
Dalam dunia perdagangan, pengertian Export adalah proses pengiriman / penjualan
barang dari dalam negeri dengan tujuan luar negeri. Dimana dalam kegiatan export
tersebut tidak terlepas dari proses dan aturan yang berlaku di negara tersebut dan
melibatkan berbagai pihak. Baik itu instansi swasta meupun negeri kelompok kami
ingin mengexport ikan Tuna ke Negara Japan.
Tuna adalah komoditas perikanan dan kelautan andalan Indonesia kedua setelah
udang di pasar dunia. Jepang sendiri merupakan tujuan utama ekspor komoditas
tuna Indonesia. Namun berlawanan dengan Jepang sebagai pasar ekspor tuna utama
Indonesia, selama periode 1996-2006 volume ekspor komoditas tuna Indonesia ke
Jepang justru turun rata-rata 2,11 persen per tahun dan nilai ekspornya hanya naik
rata-rata 0,71 persen per tahun.
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tuna terbesar di dunia. Ikan tuna
pada umumnya diekspor dalam bentuk segar utuh disiangi (fresh whole gilled and
gutted); produk beku utuh disiangi (frozen whole gilled and gutted), loin (frozen
loin) dan steak beku (frozen steak); serta produk dalam kaleng (canned tuna).
Produk-produk tuna tersebut sebagian besar diekspor ke manca negara dan hanya
sebagian kecil yang dipasarkan di dalam negeri. Dalam kurun waktu 1999- 2004,
volume ekspor tuna mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2,72 per tahun yakni dan
87.581 ton menjadi 94,221 ton. Sedangkan dan sisi nilai, terjadi kenaikan rata-rata
sebesar 5,56 % per tahun, yaitu dan US $ 189,397 juta pada tahun 1999 menjadi US
$ 243,937 juta pada tahun 2004 (Departemen Kelautan dan Penikanan, 2005).
Negara yang menduduki peringkat atas sebagai tujuan ekspor tuna Indonesia adalah
Jepang (36,84%), disusul Amerika Serikat (20,45%) dan Uni Eropa
(12,69%). Data mi menggambarkan
bahwa tiga negaralkawasan
tersebut
sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor tuna Indonesia (Departemen Kelautan
dan Penikanan, 2005). Sementara itu, ekspor ikan tuna ke Uni Eropa merosot dan
7.400 ton di tahun 2004 menjadi 2.416 ton pada tahun 2006. Penurunan volume
ekspor ikan tuna segar khususnya ke Uni Eropa terhambat oleh beberapa masalah,
antara lain tingginya kadar histamin dan logam berat (Putro, 2008). Di tahun 2004,
dalam laporan RASFF (Rapid Alert System for Food and Feed) Uni Eropa terdapat
39 kasus histamin pada ikan, dengan 32 kasus terdapat pada tuna. Dan 32 kasus
tersebut, tuna yang berasal dani Indonesia sebanyak 21 kasus. Selain kasus
histamin, terdapat juga 20 kasus logam berat yaitu kadmium dan merkuni (European
Communities, 2006). Sementara itu, laporan FDA (Food and Drug Administration)
menj elaskan bahwa dan tahun 20012005 terdapat 350 penolakan pada produk tuna Indonesia karena kasus histamin dan
logam berat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah menganalisa proses ekspor ikan Tuna ke Negara
Jepang dan bermaksud mengetahui komoditas tuna Indonesia memiliki daya saing
selama periode 1996 – 2006 dipasar Jepang serta factor-faktor yang berpengaruh
terhadap daya saing komoditas tuna di pasar Jepang.
1.3 Mengapa Memilih Negara Jepang Mengikspor Ikan
Karena orang jepang lebih cendrung mengkonsumsi ikan dibanding Daging dan
Sayur, Kemudian Memakan Ikan adalah Budaya Orang Jepang, Selain itu di jepang
konsumennya lebih memilih makanan sehat dari pada makanan cepat jati.
Download