13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Payudara

advertisement
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Payudara
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara
laki laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang
adalah salah
satu
tanda kelamin sekunder dari seorang gadis dan
merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu
untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya maka organ
ini menjadi sumber utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu (ASI)
adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan
pertama kehidupan.
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah
kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui
800 gram (Sarwono, 2009).
a. Anatomi payudara
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria, merupakan
suatu alat reproduksi tambahan. Setiap payudara terletak pada setiap
sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam.
Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada diatas
13
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum
suspensorium. Dengan masing-masing payudara berbentuk tonjolan
setengah
bola dan
mempunyai ekor (cauda) dari jaringan
yang
meluas ke ketiak atau axilla. Ukuran payudara berbeda untuk setiap
individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak
jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar dari pada
payudara yang lain (Eka puspita, 2009).
Gambar 2.1 Anatomi Payudara
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu:
1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
Korpus dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Alveolus, yaitu unit
terkecil yang memproduksi susu. Bagian Lobulus, yaitu kumpulan
dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus
pada tiap payudara. ASI disalurkan dari
alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Areola, Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen
pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan
adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat
akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka
warnanya lebih gelap. Selama kehamilan warna akan menjadi lebih
gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak
kembali lagi seperti warna asli semula. Pada daerah ini akan
didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery yang
membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan.
Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat
melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang payudara
terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air
susu.
3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Papilla atau Puting Terletak setinggi interkosta IV, tetapi
berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara
maka
letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang- lubang
kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung - ujung
serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat - serat
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi
maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting
susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan
menarik kembali putting susu tersebut. Payudara terdiri dari 15 - 25
lobus. Masing-masing lobulus terdiri dari 20-40 lobulus. Selanjutnya
masing-masing lobulus terdiri dari 10-100 alveoli dan masingmasing dihubungkan
dengan
saluran
air susu (sistem duktus)
sehingga merupakan suatu pohon. Puting susu dapat pula menjadi
tegak bukan sebagai hasil dari beberapa bentuk perangsangan
seksual yang alami dan puting susu seorang wanita mungkin tidak
menjadi tegak ketika ia terangsang secara seksual. Pada daerah
areola terdapat beberapa minyak yang dihasilkan oleh kelenjar
Montgomery. Kelenjar ini dapat berbentuk gelombang-gelombang
naik
dan sensitif terhadap siklus menstruasi seorang wanita.
Kelenjar ini bekerja untuk melindungi dan meminyaki puting susu
selama menyusui. Beberapa puting susu menonjol ke dalam atau
rata dengan permukaan payudara. keadaaan tersebut kemudian
ditunjukkan sebagai puting susu terbalik dan tidak satu pun dari
keadaan tersebut yang memperlihatkan kemampuan seorang wanita
untuk menyusui, yang berdampak negatif. Bentuk puting ada
empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (Sarwono, 2009).
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
b. Struktur mikroskopis payudara
Payudara tersusun atas jaringan kelenjar yang mengandung
sejumlah jaringan lemak dan di tutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar
ini di bagi kira-kira menjadi 18 lobus yang di pisahkan secara
sempurna satu sama lain oleh lembaran-lembaran jaringan febrosa.
Struktur didalamnya menyerupai
buah anggur atau jeruk yang di
belah. Setiap lobus merupakan satu unit fungsional yang berisi dan
tersusun oleh:
1) Alveoli
Alveoli mengandung sel-sel yang menyekresi air susu. Setiap
alveolus dilapisi oleh sel-sel yang menyekresi air susu, disebut sel
acini, yang mengekstraksi faktor-faktor dari darah yang penting
untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat
sel-sel mioepitel yang kadang-kadang disebut sel keranjang (Basket
cell). Apabila
sel-sel ini dirangsang
oleh oksitosin
anak
berkontraksi sehingga mengalirkan air susu kedalam ductus
lactifer.
2) Tubulus Lactiferus
Tubulus Lactiferus adalah saluran kecil yang berhubungan
dengan alveoli sebagai pengalir air susu menuju ductus lactiferus.
3) Ductus Lactiferus
Ductus Lactiferus adalah saluran sentral yang merupakan
muara beberapa tubulus lactifer.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
4) Ampulla atau Sinus Lactiferus
Ampulla merupakan bagian dari duktus latifer yang terletak di
bawah areola yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air
susu atau gudang ASI dimana ketika ada rangsangan maka air
susu akan
keluar
melalui
puting.
Ampula
terletak dibawah
Aerola.
5) Vaskularisasi
Vaskularisasi merupakan proses suplai darah ke payudara dari
arteria mammaria iterna, eksterna, dan arteria-arteria intercostalis
superior. Saluran dalam pembuluh vena melalui pembuluh-pembuluh
yang sesuai, dan akan masuk ke dalam vena mammaria interna dan
vena axillaris.
6) Drainase Limfatik
Drainase lkkimfatik terutama kedalam kelenjar axillaris, dan
sebagian akan dialirkan kedalam fissura portae hepar dan kelenjar
mediastium. Pembuluh limfatik dari masing-masing payudara
berhubungan satu sama lain.
7) Persyarafan
Fungsi payudara di kendalikan oleh aktivitas hormon pada
kulit yang
disyarafi oleh
cabang-cabang nervus thoracalis, yang
juga terdapat sejumlah saraf simpaatetis, terutama di sekitar areola
dan papilla mammae (Sarwono, 2009).
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
c. Fisiologi payudara selama Hamil dan Laktasi
Payudara adalah organ endrokrin yang sangat luar biasa , yang
mengalami perkembangan dan deferensiasi. Payudara berfungsi penuh
dalam proses laktasi sejak kehamilan enam belas minggu keatas.
Produksi air susu dibawah kontrol endrokrin dan berubah menjadi
kontrol otokrin selama laktogenesis II (Novita, 2011).
Adapun tahap-tahap perubahan payudara selama hamil sampai
menyusui menurut Novita (2011) adalah:
1) Mamogenesis (Perkembangan payudara)
Pada awal trimester 1, sel epitel mamae berproliferasi, mulai
bertunas dan bercabang pada duktus-duktusnya yang dipengaruhi
oleh hormon estrogen. Selain itu juga terjadi pembentukan lobular
yang dipengaruhi oleh hormon glukokorticoid. Duktus berproliferasi
sampai ke lapisan
lemak dan ujung kuncup duktus berdeferensi
menjai alveoli. Selama trimester terakhir, sel-sel sekretori terisi
dengan tetesan lemak dan alveoli dipenuhi kolostrum yang
dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Kolostrum ditekan untuk tidak
keluar oleh hormon progesteron.
2) Laktogenesis 1
Laktogenesis 1 terjadi sekitar 16-18 minggu kehamilan dimana
terjadi aktivitas sel dan produksi air susu. Payudara mulai
mensintesa komponen air susu yang unik, dipengaruhi oleh Human
plasenta lactogen. Air susu yang terbentuk pertama kali disebut
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
kolostrum dimana sudah tersedia untuk bayi pada saat lahir tanpa
harus menunggu sampai air susu keluar banyak.
3) Laktogenesis II
Laktogenensis II adalah mulai dikeluarnya ASI yang banyak
antara 30-72 jam
setelah dilahirnya plasenta. Pada awalnya,
dibawah pengaruh
hormon endokrin dan setelah plasenta lahir
dibawah hormon otokrin. Kelahiran bayi dan diikuti dengan lepasnya
plasenta mempercepat turunya secara tiba-tiba dari kadar human
plasenta lactogen, estrogen dan progesteron. Turunya kadar
progesteron berperan dalam hadirnya hormon-hormon laktogenik,
seperti prolaktin dan glukokortikoid. Menyusui yang sering diawal
laktasi dapat merangsang berkembangnya tempat reseptor prolaktin
dalam
kelenjar
susu.
Hormon
prolaktin
diperlukan
untuk
menghasilkan air susu dimana jumlah dari hormon ini tidak secara
langsung berhubungan dengan volume air susu yang dihasilkan.
Prolaktin dapat menjadi permisif atau melemah dalam fungsinya
apabila air susu tidak dikeluarkan. Pelepasan prolaktin juga terjadi
sebagai respon terhadap stimulasi langsung pada puting susu atau
daerah aerola, yaitu hormon otokrin dalam laktogenesis III.
Faktor-faktor penghambat lactogenesis II yaitu;
a) Usia ibu
Wanita
lebih dari 25 tahun
menyusui bayinya namun
jika
berinisiatif
umur
melakukan
lebih dari 30 tahun
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
berpotensi mengalami kegagalan menyusui karena terhambatnya
pembentukan lactogenesis II.
b) Sisa jaringan plasenta
Jaringan plasenta yang masih tertinggal mempengaruhi
kadar progesteron yang masih tinggi menyebabkan lactogenesis II
terlambat pembentukannya.
c) Wanita pekerja
Wanita yang tidak berkerja akan cenderung menyusui
secara ekslusif dibandingkan dengan wanita yang bekerja,
sehingga kelangsungan menyusui dapat dipertahankan.
d) Wanita dengan obesitas dan kelebihan berat badan
Wanita yang memiliki kelebihan berat badan selama
kehamilan bertendensi tidak menyusui, karena kadar prolaktin
yang rendah untuk menyusui, disamping itu ASI menjadi lebih
sedikit dari pada wanita tidak obesitas. Wanita dengan kelebihan
berat badan dan obesitas akan menghambat lactogenensis II.
e) Karakteristik bayi
Berat badan bayi lebih dari 3600 gram dan bayi gagal
menyusu 2 kali dalam 24 jam. Hal tersebut merupakan faktor
kegagalan menyusui selanjunya.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
f) Paritas
Paritas sanagat mempengaruhi lactogenesis II. Pada peimipara
terjadi peningkatan jumlah ASI secara lambat dibandingkan
multipara.
g) Jenis persalinan
Wanita
yang mengalami sectio sesaria yang tidak
direncanakan pada hari kedua postpartum memiliki jumlah
oksitosin dan prolaktin yang rendah dibandingkan dengan
persalinan pervagina.
h) IMD
Bayi yang mengalami inisiasi menyusui dini, delapan kali
lebih berhasil menyusui secara ekslusif, dan dapat merangsang
produksi ASI pada laktogenesis II.
i) Durasi menyusui
Durasi menyususi sangat dipengaruhi oleh jumlah dari ASI
yang diterima bayi dam hisapan bayi.
j) Frekuensi menyusui
Frekuensi menyusui kurang dari 8 kali per hari dan
menyusui yang terlalu singkat kurang dari 10 menit dapat
menurunkan produksi ASI.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
k) Fisik payudara ibu
Keadaan puting datar, puting lecet dan ketidaknyamanan
pada payudara merupakan faktor yang berdistribusi terhadap
kegagalan menyusui.
l) Psikologis ibu
Pengalaman ibu pada waktu pertama tidak berhasil
menyusui,
maka
akan
mempengaruhi
untuk
menyusui
selanjutnya. Kepercayaan diri ibu untuk menyusui sangat sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui pada periode
postpartum. Wanita yang mengalami cemas dan depresi akan
mengalami
hambatan
menyusui,
dengan
mendeteksi
dini
menggunakan (Edinburgh Postnatal Depression Sscale) EPDS
pada minggu pertama postpartum dapat mengurangi resiko ibu
menyusui menjadi depresi yang lebh berat.
4) Laktogenesis III
Laktogenesis
III
disebut
juga
galaktogenesis
yaitu
mempertahankan menyusui. Air susu mengandung “Whey Protein“
aktif dinamakan Feedback inhibitor lactation (FIL). FIL dihasilkan
oleh sel-sel sekretori (Lactocyle), bersamaan dengan komponen lain
dari air susu. Peran FIL sangat berpengaruh pada kontrol otokrin,
dimana akan memperlambat sekresi air susu ketika payudara penuh.
Proses laktogenesis III ini tergantung pada siklus pengisian dan
pengosongan alveoli. Penurunan sekresi air susu juga dapat terjadi
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
karena akumulasi air susu pada alveoli payudara. Hal ini akan
mengurangi peningkatan prolaktin pada reseptor membran alveoli
(Novita, 2011).
2. ASI
a. Definisi ASI
Air susu ibu (ASI) Adalah cairan putih yang merupakan suatu
emulsi lemak dan larutan protein, laktosa dan garam-garang organik
yang dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia. ASI merupakan
salah satu-satunya makanan alami berasal dari tubuh yang hidup,
disediakan bagi bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih.
ASI adalah satu jenis makanan yang mencangkupi seluruh unsur
kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI
mengandung nutri, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alaergi,
serta anti Inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencangkup hampir 200 unsur
zat makanan (Purwanti, 2007 ).
ASI merupakan makanan yang pertama yang terbaik dan paling
sempurna untuk bayi. Kandungan gizinya yang tinggi dan adanya zat
kebal didalamnya, membuat ASI tidak tergantingan oleh susu formula
yang paling hebat dan mahal sekalipun. Selain itu ASI juga tidak
pernah basi, selama masih dalam tempatnya. Terkait itu, ada satu hal
yang disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan
masyarakat mengenai penntingnya ASI bagi bayi. Akibatnya program
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
pemberian ASI ekslusif tidak berlangsung secara optimal (Yuliarti,
2010).
Pemberian ASI bagi bayi juga memberikan keuntungan jangka
panjang pada anak, seperti terhindar dari penyakit alergi ,asma,
obesitas, dan bahkan beberapa jenis kanker. Penelitian juga telah
membuktikan bahwa ASI tidak hanya membuat bayi anda sehat tetapi
juga membuat mereka lebih cerdas. Bagi ibu yang menyusui juga
memberikan banyak manfaat. Hormon yang dihasilkan saat menyusui
akan mengurangi pendarahan yang mungkin terjadi pasca persalinan
dan membantu rahim mengecil kembali keukuran semula. Menyusui
juga dapat mengurangi resiko terjadinya beberapa penyakit pada ibu,
seperti kanker payudara. Ibu yang menyusui anaknya akan hidup lebih
bersih dan teratur serta lebih memperhatikan kesehatan tubuh
lingkungan agar si kecil tetap sehat. (Purwanti, 2007).
b. Proses Produksi ASI
ASI diproduksi dari hasil kerja sama antara faktor hormonal
dan
saraf. Untuk
diproduksi, terlebih
membahas
dahulu
mengenai bagaimana ASI dapat
akan
dijelaskan
mengenai hormon
estrogen. Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh
rahim untuk merangsang pertumbuhan organ seks, seperti payudara
dan rambut pubik, serta mengatur siklus menstruasi. Hormon estrogen
juga berperan menjaga tekstur dan fungsi payudara membesar dan
merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. Hormon estrogen memperkuat
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan. Payudara
terdiri atas kumpulan kelenjar dan jaringan lemak yang terletak di
antara kulit dan tulang dada bagian dalam payudara terdiri dari
jaringan lemak dan jaringan berserat yang saling berhubungan, yang
mengikat payudara dan mempengaruhi bentuk serta ukuran payudara.
Terdapat juga pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Kelenjar di
dalam payudara yang dikenal sebagai kelenjar lobule membentuk lobe
atau kantung penghasil susu yang akan menghasilkan susu setelah
seorang perempuan melahirkan. Terdapat sekitar 15-20 kantung
penghasil susu pada setiap payudara, yang dihubungkan dengan saluran
susu yang terkumpul di dalam puting (Sugeng, 2010).
ASI tidak diproduksi selama kehamilan karena ada faktor-faktor
yang menekan pelepasan hormon prolaktin. Salah satunya berkat kerja
hormon estrogen bisa kita bayangkan jika susu sudah diproduksi sejak
awal kehamilan sementara belum ada yang menghisapnya, para ibu
tentu harus membuaang ASI setiap hari. Proses produksi sampai air
susu memenuhi payudara sekitar satu hari hingga tiga hari. Tidak
perlu khawatir apabila air susu belum keluar atau yang keluar hanya
sedikit sekali pada hari-hari pertama yang diproduksi payudara saat
produksi ASI dimulai. Cairan kolostrum berbentuk encer, manis, dan
mudah dicerna. Awalnya kolostrum berbentuk kental dan berwarna
kuning, semakin dekat dengan persalinan, kolostrum semakin encer
dan warnanya memucat.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
ASI diproduksi setiap saat sebelum, selama, dan sesudah bayi
menyusu. ASI yang telah diproduksi disimpan dalam payudara ibu.
Volume ASI yang disimpan dipayudara akan lebih banyak jika
masa jeda waktu menyusu berikutnya lebih lama. Volume ASI yang
disimpan dalam payudara relatif bervariasi pada tiap ibu dan tidak
ditentukan dari ukuran payudara. ASI tidak akan pernah habis 100%
meskipun bayi telah menyusu payudara setiap saat. Penelitian lakasi
membuktikan, bayi tidak akan menghabiskan semua stok ASI pada
payudara. Makin banyak dan sering bayi minum ASI, makin cepat ASI
diproduksi. Jangan berfikir menyusui, memompa, atau memerah ASI
seperti meminum air di dalam gelas dengan sedotan, begitu diminum
akan berkurang (Sugeng, 2010).
Pada beberapa hari pasca melahirkan, ASI mulai diproduksi oleh
organ penghasil ASI. Pada hari pertama produksi ASI tidak ditentukan
dari beberapa banyak ASI akan dikeluarkan. Tetapi, setelah beberapa
hari kemudian produksi ASI sangat ditentukan dari berapa banyak ASI
yang dikeluarkan, baik dengan cara disusui atau dipompa. Seterusnya
organ produksi ASI akan mulai mengurangi produksi ASI hingga
jumlahnya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada minggu pertama umumnya ibu memproduksi ASI melebih
kapasitas yang dibutuhkan bayi, terutama jika ibu menyusui dengan
baik. Di masa tersebut banyak ibu mengalami rembesan ASI atau
payudara
terasa
penuh atau
bengkak
kondisi
ini
tidak akan
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
berlangsung lama. Pada masa tersebut organ produksi ASI ibu sedang
dalam
proses
penyesuaian terhadap jumlah ASI yang dibutuhkan
bayi.
Sekitar minggu keenam hingga bulan ketiga kadar prolaktin akan
mulai berkurang secara berahap hingga akhir masa menyusui. Pada
masa tersebut payudara mulai terasa tidak penuh, rembesan ASI
berkurang dan refleks aliran ASI mulai tidak terasa. Kandungan ASI
yang diproduksi ibu selalu berubah dari waktu ke waktu. Di menitmenit awal menyusui, ASI kaya akan protein, rendah lemak dan
cenderung lebih encer seperti susu formula yang kebanyakan air. ASI
yang dinamakan susu awal atau foremilk ini berfungsi untuk
mengenyangkan saat menyusui, ibu tidak dapat membedakan secara
pasti antara foremilk dan hindmilk karena perubahannya berlangsung
secara perlahan (Sugeng, 2010)
c. Volume produksi ASI.
Pada
minggu
bulan terakhir
kehamilan, kelenjar-kelenjar
pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan,
pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100
ml sehari. Dari jumlah ini, akan terus bertambah sehingga mencapai
sekitar 400-450 ml pada waktu mencapai usia minggu kedua. Jumlah
tersebut dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan
pertama. Karena
itu
selama kurun waktu tersebut ASI mampu
memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun
dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI
saja
dan harus
mendapat
makanan
tambahan.
Dalam keadaan
produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat
diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan atau penghisapan oleh
bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan
mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. Penelitian yang
dilakukan oleh para ahli pada beberapa kelompok ibu dan bayi
menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat
mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak
tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama
sehari
penuh
sangat
bervariasi.
Ukuran
payudara
tidak
ada
hubungannya volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya
payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak
berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil
ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air
susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400600 ml dalam 6 buan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua
kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa
kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya,
yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan
sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi, kadang-kadang
terjadinya keadaan dimana peningkatan jumlah produksi konsumsi
pangan
ibu
tidak
selalu
dapat
meningkatkan
produksi
ASI-
nya. Produksi dari ibu yang kekurangan gizi sering kali menurun
jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi
yang masih sangat muda (Purwanti, 2007).
3. Menyusui
a. Definisi Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak
kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan
refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Air susu ibu
merupakan suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur
kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, social maupun spiritual. ASI
mengandung nutrisi, hormone, unsure kekebalan, factor pertumbuhan,
anti alergi serta anti inflamasi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung
dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit, selain itu
terdapat hubungan penting antara menyususi dengan penjarangan
kehamilan (KB). Keunggulan ASI tersebut perlu di tunjang dengan cara
pemberian ASI yang benar, antara lain pemberian ASI segera setelah
lahir atau IMD ( 30 menit pertama bayi harus sudah di sususkan ).
Kemudian pemberian ASI saja sampai umur 6 bulan (ASI Ekslusif)
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
selanjutnya pemberian ASI sampai 2 tahun dengan pemberian makanan
pendamping ASI yang benar. Sehingga diperlukan usaha-usaha atau
pengelolaan yang benar. Agar setiap ibu dapat menyusui sendiri
bayinya.
Menyusui adalah ketrampilan yang dipelajari ibu dan bayi,
dimana
keduanya
membutuhkan
waktu
dan
kesabaran
untuk
pemenuhan nutrisi pada bayi. Menyusui adalah proses pemberian susu
pada anak bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara
ibu (Rukiyah, 2011).
b. Mekanisme menyusui
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling
mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada
bayi (Rooting reflex). Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju
puting susu yang menempel tadi diikuti dengan membuka mulut dan
kemudian puting susu ditarik masuk ke dalam mulut. Isapan bayi
(sucking reflex) akan merangsang ujung saraf di daerah puting susu dan
di bawah daerah yang berwarna kecoklatan. Rangsangan ini akan
mengirimkan sinyal kebagian depan kelenjar hipofisa di otak untuk
mnengeluarkan hormon proklatin. Proklatin ini akan merangsang sel-sel
di kelenjar susu untuk membuat ASI.
Rangsangan dibentuknya proklatin adalah pengosongan sinus
lactiferus yang terletak dibawah daerah yang berwarna coklat. Agar
pembentukan ASI banyak , sinus lactiferus perlu dikosongkan dengan
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
baik. Selain itu, isapan bayi juga akan merangsang bagian belakang
kelenjar hipofisa untuk membuat hormon oksitosin . hormon ini akan
menyebabkan sel-sel otot mengelilingi kelenjar susu mengerut atau
berkontraksi sehingga ASI tetdorong keluar dari kelenjar susu dan
mengalir melalui saluran susu kedalam sinus lactiferus yang terdapat di
bawah daerah yang berwarna coklat.
Pada saat air susu keluar dari puting susu , akan disusul dengan
gerakan mengisap (tekanan negatif) yang ditimbulkan oleh otot-otot
pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan
dengan mekanisme menelan masuk kelambung (swallowing reflex).
Menysusui bayi yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan bayi ,
karena secara alamiah bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri.
Semakin sering bayi menyusu, payudara akan memproduksi ASI lebih
banyak. Demikian halnya bayi yang lapar atau bayi kembar , dengan
daya isapnya maka payudara akan memproduksi ASI lebih banyak,
karena semakin kuat daya kuat isapnya maka semakin banyak ASI yang
di produksi (Roeseli, 2006).
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
4. Enggorgemen atau Pembengkakan Payudara
a. Definisi Enggorgemen
Gambar 2.2 Pembengkakan payudara
Enggorgement
atau
pembengkakan
payudara
adalah
pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh
kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena
kelainan pada puting susu. Pembengkakan
payudara
diartikan
peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka
mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini bukan disebabkan
overdistensi dari saluran laktasi, sehingga menyebabkan bendungan
ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
Pembengkakan payudara adalah ketika produksi air susu mulai
meningkat produksinya, maka air susu di dalam payudara menempati
kapasitas alveoli untuk di simpan. Bila air susu tidak bergerak atau
keluar dari alveoli makan terjadi overdistensi pada alveoli. Hal ini
dapat
mengakibatkan air susu mengeluarkan sel untuk meratakan
dinding alveoli, menyebabkan
permeabilitas
alveoli
meningkat
(Novita, 2011).
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
b. Patofisiologi pembengkakan payudara
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan
progesteron turun dalam 2-3 hari. Hipotalamus yang menghalangi
keluarnya pituitary lactogenic hormone (prolaktin) waktu hamil, dan
sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi
sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolusalveolus kelenjar payudara terisi dengan air susu, tetapi untuk
mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi
sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil
kelenjar-kelenjar. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu
dengan baik, atau
kemudian
apabila
kelenjar-kelenjar tidak
dikosongkan dengan sempurna, maka dapat terjadi pembendungan
air susu.
Sejak hari kedua sampai keempat setelah persalinan, ketika
ASI secara normal dihasilkan, payudara
menjadi
sangat
penuh.
Dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa
tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi
bendungan, payudara terasa penuh dengan ASI dan cairan jaringan.
Aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat
dan tekanan pada saluran ASI
dan
alveoli meningkat. Payudara
menjadi bengkak dan edematous (Novita, 2011).
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
c. Etiologi pembengkakan payudara
Pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan cairan yang berada
didalamnya masuk ke dalam ruang interstitial sehingga terjadi edema
,yang akan menekan aliran air susu. Proses terjadinya pembengkakan
payudara merupakan
pembuluh
sebuah siklus dimana terjadi
pelebaran
darah-edema-aliran yang terhambat-pelebaran pembuluh
darah yang akan terjadi lagi dengan mudah. Terjadinya tekanan dan
pelebaran pembuluh darah menyebabkan pengaliran lympathic juga
terlambat, sehingga racun dan bakteri yang ada dapat menyebabkan
payudara
menjadi terinfeksi atau mengalami mastitis (Novita VT,
2011).
Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi
lakteal, payudara
sering mengalami distensi menjadi keras dan
berbenjol-benjol. Keadaan
ini
menggambarkan aliran darah vena
normal yang berlebihan dan pengembungan limfatik dalam payudara,
yang merupakan prekusor reguler untuk terjadinya laktasi. Keadaan
ini bukan merupakan overdistensi sistem
lakteal
oleh
air
susu.
Payudara yang terbendung terjadi karena hambatan aliran darah vena
atau
saluran
getah bening akibat ASI terkumpul pada payudara.
Kejadian ini timbul karena produksi ASI yang berlebihan, bayi disusui
terjadwal, bayi tidak menyusu dengan adekuat, posisi menyusui yang
salah, atau karena puting susu yang datar atau terbenam. Hal ini bisa
juga terjadi karena terlambat menyusui dini, perlekatan yang kurang
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
baik, atau
mungkin
kurang seringnya
ASI dikeluarkan
(Bopak,
2004).
Penyebab terjadinya pembengkakan payudara menurut Bobak
adalah:
1) Posisi menyusui yang tidak benar
2) Pengosongan payudara yang tidak baik
3) Pemakaian BH yang terlalu ketat
4) Tekanan jari ibu pada waktu menyusui
5) Kurangnya pengetahuan cara perawatan payudara dan cara
pencegahan pembengkakan payudara (bendungan ASI).
Penyebab
pembengkakan
payudara
adalah
ASI
banyak
(Hyperlactation), terlambat memulai menyusui, perlekatan kurang
baik, pengosongan ASI tidak sering, adanya pembatasan lama
menyusui, ukuran payudara yang kecil, kontak ibu-bayi yang sangat
minimal, tidak menysui dimalam hari, ibu mengalami stress, sudah
mulai diberikan suplemen, faktor ibu kelelahan, ibu mendapat cairan
intravena selama proses persalinan (WHO, 2003; Novita VT, 2011).
Skala
pengukuran pembengkakan payudara menggunakan skala 1-6
yang disebut skala humenick (Arora, 2009). Skala ini dipergunakan
untuk
mengetahui
perkembangan
payudara
yang
mengalami
pembengkakan karena aliran ASI kurang lancar.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
d. Tanda dan gejala pembengkakan payudara
Gambar 2.3 Tanda dan Gejala Pembengkakan Payudara
Payudara bengkak ditandai dengan nyeri sekitar payudara,
edema,tegang, dan mengkilat, tampak kemerahan, ASI tidak mengalir,
dapat ditemui demam selama 24 jam dengan suhu kurang dari 38
derajat Celcius (WHO, 2006). Tanda lain yang ditemukan adalah bayi
tidak dapat menyusui, puting lecet, mastitis, ketidaknyamanan pada
aksila, puting datar, nyeri tekan pada payudara (Henning, 2006).
e. Perawatan pada payudara
Menurut Bahiyatun (2009), penatalaksanaan pembengkakan
payudara adalah sebagai berikut:
1) Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui.
2) Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan
rasa nyeri. Dapat dilakukan secara bergantian dengan kompres
hangat untuk melancarkan pembuluh darah pada payudara.
3) Menyusui lebih sering dan lebih lama untuk melancarkan aliran ASI
dan menurunkan tegangan payudara.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
Menurut Suradi (2004), penanganan pembengkakan payudara
adalah:
1) Kompres payudara dengan air hangat, lalu masase ke arah puting
payudara agar terasa lebih lemas dan ASI dapat dikeluarkan melalui
puting.
2) Susukan bayi tanpa terjadwal sampai payudara terasa kosong
3) Urutlah payudara mulai dari tengah, lalu kedua telapak tangan ke
samping, ke bawah, dengan sedikit ditekan ke atas dan lepaskan tibatiba.
4) Keluarkan ASI sedikit dengan tangan agar puting susu menonjol
keluar.
5) Menyususui bayi lebih sering.
6) Ibu harus rileks.
7) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar dengan payudara).
8) Stimulasi payudara dan puting.
9) Kompres payudara dengan air dingin setelah menyusui, untuk
mengurangi oedem.
10) Memakai BH atau bra yang sesuai.
11) Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.
5. Metode Reserve Pressure Softening (RPS)
Setelah melahirkan, seorang ibu akan mengalami masa nifas yaitu
masa seorang wanita kembali ke keadaan normal baik sistem tubuh serta
psikologis. Waktu yang diperlukan untuk pulih kembali kurang lebih 40
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
hari. Rasa gembira setelah melahirkan disertai dengan kesiapan ibu untuk
merawat sang buah hati. Menyusui merupakan suatu ungkapan kasih
sayang ibu serta memberikan nutrisi sehingga bayi dapat berkembang
secara optimal. Tetapi ada kalanya ibu mengalami kesulitan dalam
menyusui, seperti bengkak, panas, puting yang lecet dan semakin
menurunkan keinginan ibu untuk menyusui bayinya.
Bayi tidak mampu melakukan perlekatan dini untuk menyusu
disebabkan karena payudara yang bengkak dan edema pada subaerola.
Penekanan pada aerola dapat menurunkan tegangan pada aerola dan
merangsang milk ejection reflek sehingga bayi dapat menyusu dengan
benar dan ASI dapat ditransfer. Pengosongan ASI dapat menambah
produksi ASI.
Gambar 2.4 Metode Reserve Pressure Softening
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
Reserve Pressure Softening (RPS) dapat dilakukan oleh ibu ataupun
orang lain. Cara melakukan RPS ada 2 Metode . Metode pertama adalah
metode satu tangan ,merupakan metode yang paling mudah. Gunakan
seluruh jari melingkar sekitar puting seperti menggenggam puting , tekan
selama 1-3 menit dengan lembut, lalu lakukan secara bergantian. Gerakan
ini bisa juga menggunakan 3-4 jari tangan pada kedua tangan membentuk
lingkaran disekitar puting, tekan selama 1-3 menit. Metode kedua adalah
metode dua tangan, metode ini menggunakan 1-2 jari pada setiap tangan,
letakkan di sebelah puting, kemudian atas dan bawah puting. Tindakan
RPS ini tidak menimbulkan rasa nyeri. Lakukan RPS secara rutin jika ibu
mengalami bendungan ASI dan pembengkakan pada payudara, hanya
meluangkan waktu sekitar 1-3 menit, sangat mudah dan efektif. Jika terjadi
pembengkakan
payudara
maka
akan
berbahaya
bagi
ibu
serta
menimbulkan ASI tidak lancar (Cottermann , 2004).
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
B. Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teori dalam penelitian ini penulis paparkan sebagaimana berikut:
Faktor penghambat produksi
ASI :
1. Usia ibu
2. Sisa jaringan plasenta
3. Wanita pekerja
4. Wanita obesitas
5. Karakteristik bayi
6. Paritas
7. Jenis persalinan
8. Inisiasi Menyusui dini
(IMD)
9. Fisik payudara ibu
10. Psikologis ibu
Penyebab pembengkakan payuadara
pada ibu post partum:
1. ASI banyak (hiperlactation)
2. Terlambat memulai menyusui
3. Perlekatan kurang baik.
4. Pengosongan ASI tidak sering
5. Durasi menyusui yang pendek.
6. Kesalahan posisi menyusui.
7. Ukuran payudara yang kecil
Perawatan payudara bengkak :
1. Pijat payudara
2. Kompres dingin
3. Kompres hangat
4. Metode reserve pressure
softening ( RPS)
5. Meningkatkan
frekuensi
menyusui
Menyebabkan Aliran vena dan
limfrik tersumbat, aliran susu
terhambat tekanan pada saluran
ASI dan aleoveri meningkat
Enggorgement
atau
pembengkakan payudara
Pembuluh darah pada payudara akan lebih
terasa lemas, melancarkan ASI dan
menurunkan tegangan payudara.
Gambar 2.5 Kerangka Teori Penelitian
Keterangan : Variabel yang di cetak tebal dan miring adalah variabel yang
akan diteliti.
Sumber
: WHO (2003), Bopak (2004),
(2004),
Cottermann (2004), Suradi
Henning (2006),WHO (2006), Mannel (2008),
Bahiyatun ( 2009), Novita VT (2011).
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
C. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep dalam penelitian ini penulis paparkan sebagaimana
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Reserve Pressure
Softening.
Variable
independent
Variable
independen
Usia ibu
Sisa jaringan plasenta
Wanita pekerja
Wanita obesitas
Karakteristik bayi
Paritas
Jenis persalinan
Inisiasi Menyusui dini
(IMD)
9. Fisik payudara ibu
10. Psikologis ibu
Enggorgement
Variable Dependent
Variable Pengganggu
Gambar 2.6 Kerangka Konsep
Konsep Penelitian Efektifitas Metode Reserve Preesure Softening
Terhadap Enggorgement pada ibu post partum.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho
: Terdapat Efektifitas Metode Reserve Pressure Softening Terhadap
Enggorgement pada ibu post partum.
Ha
: Tidak terdapat Keefektifitan Metode Reserve Pressure Softening
terhadap Enggorgement pada ibu post partum.
Efektivitas Metode Reserve..., ISNAENI NOVISKA SYANDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Download