Untitled - Graha Ilmu

advertisement
Antibiotik untuk Mahasiswa Kedokteran, oleh V. Rizke Ciptaningtyas
Hak Cipta © 2014 pada penulis
GRAHA ILMU
Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283
Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057;
E-mail: [email protected]
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memper­banyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara
elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan
teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
ISBN: 978-602-262-275-8
Cetakan ke I, tahun 2014
KATA PENGANTAR
Sejak ditemukannya antibiotik pada tahun 1920 oleh ilmuwan
berkebangsaan Skotlandia, Alexander Fleming, berbagai penyakit
infeksi bakteri dapat teratasi. Sejak saat itu berkembanglah berbagai
jenis antibiotik dengan berbagai mekanisme kerjanya. Keberhasilan
antibiotik dalam mengatasi infeksi bakteri tidak berjalan mudah, mun­
culnya resistensi atau kekebalan bakteri terhadap jenis antibiotik ter­
tentu menjadi masalah besar dan mendorong ilmuwan untuk terus
meneliti antibiotik baru untuk melawan bakteri yang telah resisten.
Resistensi antibiotik adalah kekebalan bakteri terhadap antibio­
tik melalui berbagai mekanisme penghambatan. Menurut badan ke­
sehatan dunia, WHO (World Health Organization), penyebab resis­
tensi antibiotik antara lain adanya mutasi genetik bakteri, penggunaan
antibiotik yang tidak bijaksana, diagnosis penyakit yang kurang tepat,
dan kecenderungan antibiotik dijual bebas tanpa resep dokter.
Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan bom bergulir
yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Kita seakan menung­
gu waktu ketika manusia akan sampai pada masa post-antibiotic, masa
saat tidak ada antibiotik yang mampu melawan bakteri. Angka morbi­
ditas dan mortalitas karena infeksi akan semakin meningkat karena in­
vi
Antibiotik untuk Mahasiswa Kedokteran
feksi menjadi lebih sulit diobati dan membahayakan nyawa sehingga
membutuhkan terapi yang lebih lama dan lebih mahal.
Kini para ilmuwan sedang beradu dengan waktu untuk terus
mencari dan meneliti jenis antibiotik baru untuk melawan bakteri
yang telah mengalami resistensi. Hal itu tidak akan berarti tanpa ada­
nya peran serta dari seluruh masyarakat, baik tenaga medis maupun
nonmedis melalui penggunaan antibiotik secara rasional.
Karena itulah praktisi kesehatan terutama dokter perlu mengeta­
hui dan memahami hal ini secara utuh. Mahasiswa calon dokter pun
harus mengetahui sejak awal, bahwa penggunaan antibiotik menjadi
hal penting yang harus dipahami dan dimengerti yang kemudian harus
diaplikasikan dalam praktiknya. Harapan penulis, buku ini dapat mem­
berikan sedikit kontribusi bagi dunia kedokteran, betapa besar peran
antibiotik dalam memberantas penyakit infeksi demi kelangsung­an ke­
hidupan manusia.
Semarang, Agustus 2014
V. Rizke Ciptaningtyas
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
v
vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
BAB 2 SULFONAMID DAN TRIMETOPRIM
7
2.1 Sulfonamid
7
2.2 Trimetoprim (TMP) dan Kombinasi Trimetoprim-Sulfa­
metoxazol (TMP-SMX)
13
BAB 3 KUINOLON
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
Sifat Kimia
Mekanisme Kerja
Farmakologi
Spektrum Aktivitas Antibiotik
Penggunaan Klinis
Efek Samping Obat dan Kontraindikasi
Interaksi Obat
19
19
20
20
21
22
23
24
viii
Antibiotik untuk Mahasiswa Kedokteran
BAB 4 ANTIBIOTIK BETA LAKTAM DAN PENGHAMBAT
DINDING SEL LAIN
4.1
4.2
4.3
4.4
Antibiotik Beta Laktam
Antibiotik Beta Laktam Lain
Penghambat Beta Laktamase
Penghambat Sintesis Dinding Sel Lain
BAB 5 KLORAMFENIKOL, TETRASIKLIN, MAKROLIDA,
KLINDAMISIN, STREPTOGRAMIN,
DAN OXAZOLIDINON
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Kloramfenikol
Tetrasiklin
Makrolida
Klindamisin
Streptogramin
Oxazolidinon
25
25
44
49
52
57
57
60
64
68
70
72
BAB 6 AMINOGLIKOSIDA DAN SPEKTINOMISIN
6.1 Aminoglikosida
6.2 Spektinomisin
75
75
85
DAFTAR PUSTAKA
87
DAFTAR INDEKS
91
-oo0oo-
Bab 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik dibagi dalam lima
kelompok besar, yaitu antibiotik yang menghambat metabolisme sel
bakteri, menghambat sintesis dinding sel bakteri, mengganggu per­
meabilitas membran sel bakteri, menghambat sintesis protein sel bak­
teri, dan antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat bakteri.
Antibiotik yang masuk dalam kelompok penghambat metabo­
lisme sel bakteri adalah sulfonamid dan trimetoprim (TMP). Bakteri
harus mensintesis sendiri asam folat dari asam para amino benzoat
(PABA) untuk kelangsungan hidupnya. Sulfonamid akan berkompetisi
dengan PABA dalam pembentukan asam folat hingga terbentuk analog
asam folat yang nonfungsional.
TMP berperan menghambat enzim dihidrolat reduktase yang
berfungsi mengubah asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat
yang fungsional. Karena sulfonamid dan TMP bekerja dalam jalur ber­
beda dalam menghambat metabolisme asam folat, terdapat potensiasi
aktivitas antibiotik yang secara sinergis menghambat bakteri. Contoh
kombinasi yang ada adalah TMP-sulfametoxazol, yang pertama kali
dipasarkan tahun 1968 dan terbukti efektif dalam pengobatan banyak
infeksi.
2
Antibiotik untuk Mahasiswa Kedokteran
Gambar 1.1 Mekanisme kerja sulfonamid, trimetoprim, kuinolon,
dan rifampisin
Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat sel bakteri
yaitu rifampisin dan golongan kuinolon. Rifampisin, salah satu derivat
rifamisin, berikatan dengan enzim RNA polimerase sehingga meng­
hambat sintesis asam nukleat. Golongan kuinolon menghambat enzim
DNA girase yang berfungsi menata untaian kromosom sehingga dapat
melakukan replikasi.
Obat yang termasuk dalam kelompok antibiotik yang mengham­
bat sintesis dinding sel bakteri adalah penisilin, sefalosporin, basitra­
sin, vankomisin, dan sikloserin. Dinding sel bakteri terdiri atas pepti­
Download