GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN PADA BALITA PENDERITA DIARE DI KELURAHAN PONDANG KECAMATAN AMURANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN 2016. Nasrani Sedua*, Odi R. Pinontoan*, Oksfriani Sumampow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Insiden diare balita tahun 2015 di Indonesia adalah 74,3% persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Lampung (179,2%), Kalimantan Utara (166,8%), Papua (166,6%), Sumatera Barat (163,8%), dan Nusa Tenggara Barat (163,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%). Di Sulawesi Utara indisen diare pada balita sebesar 55,9% (Kemenkes, 2015). Di kabupaten Minahasa Selatan jumlah penderita diare tahun 2015 sebanyak 1972 penderita, sedangkan di Puskesmas Amurang Timur jumlah penderita diare tahun 2015 sebanyak 319 penderita. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif yang dilakukan pada bulan September-Oktober 2016. Informansi dikumpulkan dari 6 orang informan yang dapat memberikan informasi tentang gambaran sanitasi lingkungan dengan menggunakan metode Triangulasi. Instrument penelitian berupa pedoman wawancara dan alat perekam suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan sangat di pengaruhi oleh sanitasi lingkungan yang masih kurang baik dikarenakan masih ada balita yang buang tinja sembarangan, sampah tidak di pisahkan, dan masih banyak masyarakat yang belum memiliki saluran pembuangan air limbah. Sanitasi lingkungan di Kelurahan Pondang masih kurang baik dikarenakan masyarakat belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kata Kunci: Sanitasi Lingkungan, Balita, Diare ABSTRACT Incidence of infant diarrhea in 2015 in Indonesia is 74,3%. The 5 provinces with the highest incidence of diarrhea are Lampung (179,2%), Kalimantan Utara (166,8%), Papua (166,6%), Sumatera Barat (163,8%),and Nusa Tenggara Barat (163,8%). The highest characteristics of diarrhea amorg children under five years 12-23 month (7,6%), man (5,5%). In North Sulawesi the incidence of diarrhea in infants 55,9%(Kemenkes, 2015). In Minahasa Selatan the number of diarrhea sufferers in 2015 as many as 1972 patients, while in Puskesmas Amurang Timur number of patiens in 2015 is 319 patiens. The type of research used is a qualitative research design conducted in September to October 2016. Information was collected from 6 informationswho could provide information on the invironmental sanitation using the triangulation method. Research instruments is the form of interview and voice recorder. The result showed that the incidence of diarrhea in Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan is strongly influerced by poor environmental sanitation because there are still toddlers who throw stools indiscriminately until not separated and still many people who have not has a sewerage. Environmental sanitation in Kelurahan Pondang is still not good because the community has not applied clean and healthy life. Keywords: environmental sanitation, toddler, diarrhea. PENDAHULUAN dari kesehatan lingkungan berpotensial Menurut Word Health Organization untuk (WHO), kesehatan lingkungan meliputi Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi tentang Kesehatan menegaskan bahwa dari luar tubuh manusia dan segala upaya kesehatan lingkungan ditujukan faktor mempengaruhi untuk mewujudkan kualitas lingkungan perilaku manusia. Kondisi dan kontrol yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, yang dapat 1 mempengaruhi kesehatan. maupun sosial yang memungkinkan pengontrolan tanah, sanitasi makanan, setiap orang mencapai derajat kesehatan serta pencemaran udara (Mundiatun dan yang setinggi-tingginya. Lingkungan Daryanto, 2015). sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, Kondisi lingkungan yang buruk tempat dapat menimbulkan penyakit-penyakat rekreasi, harus bebas dari unsur-unsur anataranya yaitu penyakit infeksi yaitu yang gangguan, penyakit diare, kolera, typhoid fever, diantaranya limbah (cair, padat, dan dan paratyphoid fever, disentri, dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai penyakit kulit. Penyebab diare pada dengan persyaratan, vektor penyakit, zat balita kimia kebiasaan menimbulkan berbahaya, kebisingan yang tidak dapat hidup melebihi ambang batas, radiasi, air yang keluarga. Faktor tercemar, udara yang tercemar, dan hygiene makanan yang terkontaminasi. kesadaran Menurut Peraturan dan dilepaskan sehat dari tersebut sanitasi orang tua dari setiap meliputi lingkungan, balita untuk Pemerintah berperilaku hidup bersih dan sehat serta Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan pemberian ASI, ketersedian air bersih, Lingkungan kebiasaan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya mencuci tangan, dan ketersedian jamban keluarga. pencegahan penyakit dan/atau gangguan Badan Organisasi kesehatan dari faktor risiko lingkungan Dunia untuk mewujudkan kualitas lingkungan merupakan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, kesehatan biologi, Sanitasi kesehatan lainnya di dunia, derajat merupakan salah satu komponen dari angka kesakitan dan kematian yang kesehatan Sanitasi tinggi di berbagai negara terutama merupakan perilaku yang disengaja negara berkembang. Diperkirakan 2 untuk membudayakan milyar maupun sosial. lingkungan. hidup bersih mengatakan, Kesehatan salah dari kasus diare masih satu persoalan berbagai persoalan diare di dunia tiap untuk mencegah manusia bersentuh tahunnya, ± 1,9 juta anak dibawah 5 langsung dengan tahun kotoran dan bahan meninggal akibat diare tiap buangan berbahaya lainnya. Tujuannya tahunnya yaitu dapat menjaga dan meningkatkan berkembang (WHO, 2013). kesehatan manusia. Dalam penerapan di masyarakat, sanitasi meliputi terutama di Negara Menurut UNICEF (2013) jumlah air, kematian balita turun menjadi sekitar 6,6 pengolaan limbah, pengolaan sampah, juta pada tahun vector pada tahun 1990 yang mencapai angka kontrol, pencegahan dan 2 2012 dibandingkan 12,6 juta. Namun lebih dari 400 anak- Pondang, dengan jumlah kasus sebanyak anak meninggal setiap hari di Indonesia. 75 penderita. Biasanya ini adalah anak-anak dari keluarga miskin dan Hasil penelitian Susanti (2015) paling yang dilakukan di desa Pulosari terpinggirkan, dan banyak dari mereka Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat menjadi korban penyakit yang mudah Kabupaten Karanganyar diperoleh hasil dicegah dan diobati seperti pneumonia bahwa dengan sanitasi lingkungan yang dan diare. buruk terjadi diare sebanyak 83,6%. Insiden diare balita tahun 2015 di Penelitian yang di lakukan Dini (2013) Indonesia adalah 74,3% persen. Lima di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang provinsi dengan insiden diare tertinggi Kecamatan adalah Lampung (179,2%), Kalimantan Pesisir Utara (166,6%), pembungan tinja yang tidak sehat adalah Sumatera Barat (163,8%), dan Nusa 54%, sumber air tidak sehat 47,6%, Tenggara Barat (163,0%). Karakteristik SPAL diare pada pengelolaan sampah yang buruk 57,1%. kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), Hal ini menunjukkan bahwa rerata lebih laki-laki (5,5%). Di Sulawesi Utara 50% wilayah kerja Puskesmas Kambang indisen diare pada balita sebesar 55,9% masih mempunyai masalah terhadap (Kemenkes, 2015). lingkungan (166,8%), balita Papua tertinggi Kabupaten terjadi Minahasa Selatan Lengayang diperoleh RT yang yang Kabupaten hasil bahwa buruk belum 63,5%, memenuhi syarat sanitasi lingkungan yang sehat. merupakan salah satu kabupaten yang Penelitian ada di provinsi di Sulawesi Utara. Sumampouw (2015) di Kota Manado, Kejadian diare juga tidak luput terjadi di diperoleh hasil bahwa sumber air minum Kabupaten Minahasa Selatan. Data yang yang tidak sehat menyebabkan diare di peroleh peneliti dari Dinas Kesehatan sebanyak Minahasa Selatan, pada tahun 2015 memiliki jamban menyebabkan diare terdapat 1972 penderita diare. Data sebanyak 38,9% dari 247 sampel yang tersebut diteliti. diperoleh dari puskesmas- puskesmas yang terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan, salah yang 12,7% dilakuakan dan yang oleh tidak Dari data yang diperoleh peneliti satunya dari berbgai sumber, peneliti tertarik Puskesmas Amurang Timur dengan untuk jumlah penderita diare sebanyak 327 sanitasi lingkungan pada balita penderita penderita dengan diare di Kelurahan Pondang Kecamatan terbanyak terdapat jumlah di kasus kelurahan 3 meneliti tentang gambaran Amurang Timur Kabupaten Minahasa Gambaran Penyediaan Air Bersih Selatan. Sumber air bersih yang ada di kelurahan Pondang sampai saat ini tidak ada METODE PENELITIAN kendala dan masih tercukupi. Sumber air Jenis penelitian yang digunakan adalah bersih yang paling banyak digunakan penelitian dengan masyarakat kelurahan pondang berasal pengumpulan data in-depth interview dari sumur, namun ada juga masyarakat (wawancara mendalam). Penelitian ini yang menggunakan air dari Perusahaan dilalukan Pondang Air Minum (PAM). Sumber air minum Kecamatan Amurang Timur Kabupaten yang diperoleh masyarakat memiliki Minahasa Selatan pada bulan September jarak sekitar 10 meter dari rumah. Hal - November tahun 2016. ini dapat dikatakan telah memenuhi Terdapat 6 informan dalam penelitian syarat kesehatan. kualitatif di Kelurahan ini. Informan-informan tersebut terdiri dari Tenaga Kesehatan, Hasil wawancara dengan semua Kepala informan di kelurahan Pondang, Kelurahan, Kepala Lingkungan, dan 3 menyatakan bahwa untuk penyediaan ibu yang memiliki anak balita penderita air bersih di masyarakat sampai saat ini diare tiga bulan terakhir. Informan masih tercukupi dan belum ada keluhan dipilih berdasarkan pengetahuan yang dari masyarakat. Keenam informan yang dimiliki yang berkaitan dengan topik ada, lima informan menyatakan bahwa penelitian dan jumlah informan yang masyarakat memperoleh air bersih dari tidak menjadi faktor penentu utama. sumur. Satu informan lagi menyatakan Informan kunci dalam penelitian ini memperoleh sumber air bersih dari yaitu Tenaga Kesehatan. Perusahaan Air minum (PAM). Dari hasil observasi lapangan HASIL DAN PEMBAHASAN peneliti Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan besar ibu dari balita penderita diare Pondang Kecamatan Amurang Timur memperoleh air bersih dari sumur yang Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan biasa digunakan bersama oleh warga September tahun 2016. Penelitian ini setempat khususnya anak-anak yang berorientasi pada sanitasi lingkungan mana di saat mandi atau melakukan yang meliputi penyediaan air bersih, pembersihan tubuh tidak menjaga jarak jamban keluarga, pembuangan sampah, mandi dari mulut sumur dan pembuangan limbah cair rumah adanya pembatas, sehingga bakteri atau tangga. kuman 4 menemukan bahwa, sebagian penyakit yang serta tidak sebelumnya bersarang di dalam tubuh salah satu Ciputat Tangerang Selatan menunjukan anak yang mandi masuk dan membuat sebagian besar (85,3%) konsumen air air sumur terkontaminasi. Selanjutnya minum isi ulang yang terkena diare tidak dari observasi tersebut peneliti juga melakukan melihat tersebarnya penyakit diare pada Hasil uji statistik mengatakan bahwa ada balita, karena sumur yang digunakan hubungan antara memasak air dengan jarang dibersihkan sehingga terdapat kejadian diare. kebiasaan memasak air. lumut dan ketidakpekaan masyarakat akan kebersihan sumur namun tetap Gambaran Kepemilikan Jamban menggunakan Jamban merupakan salah satu kebutuhan air sumur yang terkontaminasi. pokok manusia, sesuai hasil wawancara Penelitian dilakukan dari kelurahan bahwa semua masyarakat telah memiliki sumber air bersih jamban di rumahnya dan jenis jamban yang banyak digunakan oleh masyarakat yang mereka gunakan yakni jamban adalah sumur gali. Sumur gali mudah leher angsa. Secara umum jarak jamban terkontaminasi oleh bakteri dari sumber dengan sumber air bersih yaitu sekitar pencemaran. Air yang terkontaminasi 10 meter. Mandasari yang (2014) Tuminting bahwa di merupakan penyebab penting diare. keenam informan mengatakan Untuk jamban peneliti melakukan Di kelurahan Pondang ternyata observasi pada enam informan dengan kebanyakan warga menggunakan air isi maksud ingin melihat langsung tingkat ulang dari depot untuk kebutuhan kebersihan jamban yang ada di masing- minum sehari-hari. Namun wawancara masing rumah, akan tetapi didapati dengan yang bahwa jamban tersebut kotor. Peneliti memilih menemukan salah satu informan yang salah satu informan memiliki balita ia lebih menggunakan atau mengkonsumsi air memiliki minum hasil olahan air sumur yang memiliki jamban atau wc, tak jarang dimasak dibandingkan memilih air isi bahkan dikesehariannya ibu tersebut ulang beserta yang tidak dijamin tingkat balita sama sekali keluarganya tidak hanya kebersihannya, dengan kata lain menurut menggunakan jamban milik saudaranya pendapat ibu balita lebih baik minum air yang bersebelahan rumah. yang sudah dimasak dari pada harus Hasil wawancara dengan kedua meminum air yang tidak dimasak. informan yang memiliki balita untuk Hasil penelitian yang dilakukan kebersihan oleh Jayadisastra (2013), di Puskesmas jamban, bahwa ibu-ibu tersebut sangat jarang bahkan kurang 5 memperhatikan kebersihan jamban Gambaran pengelolaan Sampah dengan kata lain pembersihan dilakukan Di kelurahan pondang setiap rumah jika jamban sudah terlihat sangat kotor sudah memiliki tempat sampah namun baru kemudian dibersihkan. Setelah mereka tidak memanfaatkannya, mereka dilakukan observasi ternyata memang lebih memilih membuang sampah pada benar ibu-ibu balita tersebut kurang tempat memperhatikan kebersihan jamban. dijadikan tempat sampah contohnya Adapun menurut informan kunci, yang mereka anggap bisa kantong plastik atau karung. sealaku tenaga kesehatan menyatakan Sampah yang dihasilkan oleh bahwa masih ada yang buang air besar masyarakat sembarangan di kelurahan Pondang sampah organik dan anorganik ketika terutama yang dilakukan oleh anak-anak dibuang. Berdasarkan hasil wawancara balita di sekitar pekarangan rumah, dengan informan untuk mengetahui namun sebelum buang air besar orang tempat tua dari balita-balita tersebut sudah lebih kelurahan Pondang, diketahui bahwa dulu untuk masyarakat secara menampung kotoran (tinja) sedalam ± mengatakan sampah 5cm. setelah selesai melakukan buang anorganik di buang pada tempat yang air besar, tinja tersebut diangkat lalu sama dengan cara yang sama pula yaitu dimasukkan ke dalam lubang kemudian diisi dalam kantong plastik atau karung ditimbun dengan tanah. Kepemilikkan kemudian jamban dapat mempengaruhi atau dapat pembuangan sampah yang telah di menimbulkan penyakit seperti diare. sediakan penelitian ini sejalan dengan penelitian meletakkan di pinggir jalan kemudian yang dilakukan oleh Fajriana (2012) truk sampah yang akan mengangkutnya. diketahui adanya hubungan yang Kaitanya dengan penyakit diare yang signifikan antara kualitas jamban dialami balita di kelurahan Pondang jamban, tersebut terindikasi dari bercampurnya kepatuhan pemakaian , dengan kejadian sampah anorganik dan organic yang diare mengandung menggali terhadap pada kecamatan lubang kepemilikan balita desa Polokarto Jatisobo kabupaten tidak dipisahkan pembuangan di sampah di keseluruhan organik dan bawah oleh antara ke tempat pemerintah bakteri ataupun dan kuman penyebab penyakit diare yang akan Sukoharjo. dihinggapi lalat dan kemudian menularkannya lewat makanan. Penelitian yang di lakukan oleh Aprina 6 (2013) tentang hubungan kualitas mikrobiologis air sumur dan limbah rumah tangga yang dihasilkan pengelolaan sampah di rumah tangga tidak diolah terlebih sebelum dibuang ke dengan kejadian diare pada keluarga di saluran pembuangan air limbah atau kelurahan Terjun kecamatan Medan pekarangan rumah. Sama halnya dengan Marelan diketahui bahwa tidak ada ke 3 indikator sebelumnya tentang keluarga yang melakukan pemisahan penyebab timbulnya penyakit diare, sampah, yang kesalahan dalam membuang air limbah pembuangan dapat memicu timbulnya penyakit diare, sampah yang memenuhi syarat, dan dimanah menjadi tempat hinggap dari metode pemusnahan sampah secara baik vector penularan penyakit diare terutama yaitu dengan cara diangkut oleh petugas bagi sebanyak 25 keluarga (83,30%) dan limbahnya ke pekarangan rumah. tidak menyediakan ada keluarga tempat masyarakat secara tidak baik yaitu dengan cara yang membuang Penelitian dari Ikhwan (2013), dibakar sebanyak 5 keluarga (16,70%). tentang faktor invidu dan keadaan saluran pembuangan air limbah rumah Gambaran Pembuangan Air Limbah tangga dengan kejadian diare di RT 01 Rumah Tangga RW 09 Kelurahan Seijang Kecamatan Berdasarkan hasil penelitian yang Bukit wawancara, para menunjukkan bahwa dari 35 orang yang saluran pengelolaan saluran pembuangan air pembuangan air limbah mengatakan limbah buruk, terdapat 29 yang terkena bahwa untuk pembuangan air limbah diare dan 6 yang tidak terkena diare. seperti hasil sisa cucian, mandi dan Dari 45 orang yang termasuk Pada buang air kecil tersebut dibuang ke pengelolaan saluran pembungan air saluran pembuangan air limbah dan bagi limbah baik, terdapat 15 yang terkena informan yang tidak memiliki saluran diare dan 30 yang tidak terkena diare. dilakukan melalui informan yang memiliki Bestari Kota Tanjungpinang pembuangan air limbah mengatakan bahwa untuk pembungangan air limbah KESIMPULAN sisa cucian dibuang langsung begitu saja 1. Penyediaan air bersih di kelurahan ke pekarangan rumah. Selanjutnya untuk Pondang observasi ternyata di lokasi ada juga Timur sudah baik hal tersebut masyarakat terlihat dari hasil wawancara bahwa yang membuat saluran Kecamatan pembungan air limbah rumah tangga sebagian dengan cara menggali tanah untuk menyatakan ketersediaan air bersih dijadikan saluran air darurat dan air sudah memadai, tidak ada keluhan 7 besar Amurang masyarakat tentang air bersih, dan untuk air meminimalisir terjadinya penyakit minum yang dikonsumsi hampir diare. semua masyarakat menggunakan 2. 3. 4. 2. Petugas kesehatan melakukan air isi ulang. penyuluhan Masih banyak masyarakat yang masyarakat dalam pengadaan dan kurang memperhatikan kebersihan penggunaan sumber air minum jamban dan banyak orang tua yang yang kurang memperhatikan kebersihan jamban yang sehat, pengolahan lingkungan, salah satunya dengan tempat sampah dan pemanfaatan membiarkan para balita membuang saluran pembuangan air limbah. kotoran di pekarangan rumah. Upaya Kepedulian masyarakat pada untuk memotivasi terlindungi, pemakaian penyuluhan Kesehatan dari dan Dinas Puskesmas penanganan sampah maasih kurang, hendaknya dilakukan secara terus dimana masyarakat masih suka menerus membuang sampah sembarangan mamahami akibat dari pemakaian dan masih kurangnya pengetahuan sumber air yang tidak terlindung, masyarakat tentang sampah organik pemakaian dan anorganik yang harus dibuang sehat, secara terpisah. dengan baik dan pembuangan air Masih banyak masyarakat yang limbah sembarangan. tidak memiliki saluran pembuangan 3. sampai jamban tidak Penelitian masyarakat yang mengolah ini dapat bahan tidak sampah digunakan air limbih dan membuang air sebagai refrensi limbah rumah tangga di pekarangan penelitian rumah. gambaran sanitasi lingkungan pada selanjutnya dalam mengenai balita penderita diare dan perlu dikembangkan serta disempurnakan SARAN 1. Masyarakat lebih kesadaran tentang meningkatkan pada penelitian lebih lanjut. pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat DAFTAR PUSTAKA seperti Aprina M. 2013. Hubungan Kualitas melakukan cuci tangan sebelum makan, setelah bermain Mikrobiologis Air maupun setelah keluar dari kamar Galian Dan Pengelolaan kecil serta menjaga lingkupan tetap Sampah Di Rumah Dengan bersih Kejadian sehingga dapat Keluarga 8 Diare Di Sumur Pada Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Kesehatan Bagi Bayi Gejala Medan. Fakultas Diare Di Kota Depok. E-Journal Marelan. Kesehatan Masyarakat WIDYA Universitas Sumatra Utara. Dini, F. 2013. Hubungan Kesehatan dan (Online) Vol.1 Lingkungan. Faktor No.2, Juni 2015. Lingkungan Dengan Kejadian Mandasari K. E. 2014. Gambaran Diare Balita Di Wilayah Kerja Kualitas Puskesmas Kambang Sumur Dan Kejadian Diare Pada Kecamatan Lengayang Kabupaten Jurnal Pesisir Selatan. Kesehatan Andalas, Mikrobiologis Keluarga Pengguna Di Kelurahan Tuminting LingkunganIV Kecamatan (Online), Vol.4 No.2, 2015, hal Tuminting 459. (Online), Ikhwan Z. 2013. Faktor Invidu Dan Air Kota Manado. (http://fkm.unsrat.ac.id/wp- Keadaan Saluran Pembuangan content/uploads/2015/02/, Air Limbah (SPAL) Rumah diakses 6 Oktober 2016). Tangga Dengan Kejadian Di RT Mudiatun dan Daryanto. 2015. 01 RW 09 Kelurahan Seijang Pengelolaan Kecamatan Bukit Bestari Kota Lingkungan. Yogyakarta: Gava Tanjungpinang. Media. Kesehatan, Jurnal (Online), Vol.4 Peraturan No.2, Oktober 2013. Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun Jayadisastra Y. H 2013. Hubungan 2014 Pengetahuan, Kebiasaan Dan Keberadaan Bakteriologis E.Coli Air Dalam Kesehatan Tentang Kesehatan Lingkungan. Sumampouw. O. J. 2015. Environment Minum Risk Factors of Diarrhea Dengan Kejadian Diare Pada Incidence in The Manado City. Konsumen Air Minum Isi Ulang Public Yang Berkunjung Ke Puskesmas (Online), Vol.5 No.5, tahun Ciputat. 2015: 139-143 Jakarta: Fakultas Health Research. Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Susanti, A. 2015. Hubungan Sanitasi Universitas Islam Negeri Syarif Lingkungan Dengan Kejadian Hidayatullah. Diare Pada Balita Di Desa Nurzaini, H. 2012. Penggunaan Faktor-Faktor Pulosari Pelayanan Kecamatan 9 Kebak Kebak Kramat Kramat Kabupaten Karanganyar. Surakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah. Undaung-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. WHO. 2013. Diarrhoeal Disease. (Online), (http://www.who.int/mediacen tre/factsheets/fs330/en/inde). 10