kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi

advertisement
GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN PADA BALITA PENDERITA DIARE DI
KELURAHAN PONDANG KECAMATAN AMURANG TIMUR KABUPATEN
MINAHASA SELATAN TAHUN 2016.
Nasrani Sedua*, Odi R. Pinontoan*, Oksfriani Sumampow*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Insiden diare balita tahun 2015 di Indonesia adalah 74,3% persen. Lima provinsi dengan insiden
diare tertinggi adalah Lampung (179,2%), Kalimantan Utara (166,8%), Papua (166,6%), Sumatera
Barat (163,8%), dan Nusa Tenggara Barat (163,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi
pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%). Di Sulawesi Utara indisen diare pada
balita sebesar 55,9% (Kemenkes, 2015). Di kabupaten Minahasa Selatan jumlah penderita diare
tahun 2015 sebanyak 1972 penderita, sedangkan di Puskesmas Amurang Timur jumlah penderita
diare tahun 2015 sebanyak 319 penderita. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan
penelitian kualitatif yang dilakukan pada bulan September-Oktober 2016. Informansi dikumpulkan
dari 6 orang informan yang dapat memberikan informasi tentang gambaran sanitasi lingkungan
dengan menggunakan metode Triangulasi. Instrument penelitian berupa pedoman wawancara dan
alat perekam suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare di Kelurahan Pondang
Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan sangat di pengaruhi oleh sanitasi
lingkungan yang masih kurang baik dikarenakan masih ada balita yang buang tinja sembarangan,
sampah tidak di pisahkan, dan masih banyak masyarakat yang belum memiliki saluran
pembuangan air limbah. Sanitasi lingkungan di Kelurahan Pondang masih kurang baik
dikarenakan masyarakat belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kata Kunci: Sanitasi Lingkungan, Balita, Diare
ABSTRACT
Incidence of infant diarrhea in 2015 in Indonesia is 74,3%. The 5 provinces with the highest
incidence of diarrhea are Lampung (179,2%), Kalimantan Utara (166,8%), Papua (166,6%),
Sumatera Barat (163,8%),and Nusa Tenggara Barat (163,8%). The highest characteristics of
diarrhea amorg children under five years 12-23 month (7,6%), man (5,5%). In North Sulawesi the
incidence of diarrhea in infants 55,9%(Kemenkes, 2015). In Minahasa Selatan the number of
diarrhea sufferers in 2015 as many as 1972 patients, while in Puskesmas Amurang Timur number
of patiens in 2015 is 319 patiens. The type of research used is a qualitative research design
conducted in September to October 2016. Information was collected from 6 informationswho
could provide information on the invironmental sanitation using the triangulation method.
Research instruments is the form of interview and voice recorder. The result showed that the
incidence of diarrhea in Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan is strongly influerced by poor environmental sanitation because there are still toddlers who
throw stools indiscriminately until not separated and still many people who have not has a
sewerage. Environmental sanitation in Kelurahan Pondang is still not good because the
community has not applied clean and healthy life.
Keywords: environmental sanitation, toddler, diarrhea.
PENDAHULUAN
dari kesehatan lingkungan berpotensial
Menurut Word Health Organization
untuk
(WHO), kesehatan lingkungan meliputi
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi
tentang Kesehatan menegaskan bahwa
dari luar tubuh manusia dan segala
upaya kesehatan lingkungan ditujukan
faktor
mempengaruhi
untuk mewujudkan kualitas lingkungan
perilaku manusia. Kondisi dan kontrol
yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
yang
dapat
1
mempengaruhi
kesehatan.
maupun sosial yang memungkinkan
pengontrolan tanah, sanitasi makanan,
setiap orang mencapai derajat kesehatan
serta pencemaran udara (Mundiatun dan
yang
setinggi-tingginya.
Lingkungan
Daryanto, 2015).
sehat
mencakup
lingkungan
permukiman,
tempat
kerja,
Kondisi lingkungan yang buruk
tempat
dapat menimbulkan penyakit-penyakat
rekreasi, harus bebas dari unsur-unsur
anataranya yaitu penyakit infeksi yaitu
yang
gangguan,
penyakit diare, kolera, typhoid fever,
diantaranya limbah (cair, padat, dan
dan paratyphoid fever, disentri, dan
gas), sampah yang tidak diproses sesuai
penyakit kulit. Penyebab diare pada
dengan persyaratan, vektor penyakit, zat
balita
kimia
kebiasaan
menimbulkan
berbahaya,
kebisingan
yang
tidak
dapat
hidup
melebihi ambang batas, radiasi, air yang
keluarga. Faktor
tercemar, udara yang tercemar, dan
hygiene
makanan yang terkontaminasi.
kesadaran
Menurut
Peraturan
dan
dilepaskan
sehat
dari
tersebut
sanitasi
orang
tua
dari
setiap
meliputi
lingkungan,
balita
untuk
Pemerintah
berperilaku hidup bersih dan sehat serta
Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan
pemberian ASI, ketersedian air bersih,
Lingkungan
kebiasaan
menyatakan
bahwa
kesehatan lingkungan adalah upaya
mencuci
tangan,
dan
ketersedian jamban keluarga.
pencegahan penyakit dan/atau gangguan
Badan
Organisasi
kesehatan dari faktor risiko lingkungan
Dunia
untuk mewujudkan kualitas lingkungan
merupakan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
kesehatan
biologi,
Sanitasi
kesehatan lainnya di dunia, derajat
merupakan salah satu komponen dari
angka kesakitan dan kematian yang
kesehatan
Sanitasi
tinggi di berbagai negara terutama
merupakan perilaku yang disengaja
negara berkembang. Diperkirakan 2
untuk membudayakan
milyar
maupun
sosial.
lingkungan.
hidup bersih
mengatakan,
Kesehatan
salah
dari
kasus
diare
masih
satu
persoalan
berbagai
persoalan
diare
di
dunia
tiap
untuk mencegah manusia bersentuh
tahunnya, ± 1,9 juta anak dibawah 5
langsung dengan
tahun
kotoran dan bahan
meninggal akibat diare tiap
buangan berbahaya lainnya. Tujuannya
tahunnya
yaitu dapat menjaga dan meningkatkan
berkembang (WHO, 2013).
kesehatan manusia. Dalam penerapan di
masyarakat,
sanitasi
meliputi
terutama
di
Negara
Menurut UNICEF (2013) jumlah
air,
kematian balita turun menjadi sekitar 6,6
pengolaan limbah, pengolaan sampah,
juta pada tahun
vector
pada tahun 1990 yang mencapai angka
kontrol,
pencegahan
dan
2
2012 dibandingkan
12,6 juta. Namun lebih dari 400 anak-
Pondang, dengan jumlah kasus sebanyak
anak meninggal setiap hari di Indonesia.
75 penderita.
Biasanya ini adalah anak-anak dari
keluarga
miskin
dan
Hasil penelitian Susanti (2015)
paling
yang
dilakukan
di
desa
Pulosari
terpinggirkan, dan banyak dari mereka
Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat
menjadi korban penyakit yang mudah
Kabupaten Karanganyar diperoleh hasil
dicegah dan diobati seperti pneumonia
bahwa dengan sanitasi lingkungan yang
dan diare.
buruk terjadi diare sebanyak 83,6%.
Insiden diare balita tahun 2015 di
Penelitian yang di lakukan Dini (2013)
Indonesia adalah 74,3% persen. Lima
di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang
provinsi dengan insiden diare tertinggi
Kecamatan
adalah Lampung (179,2%), Kalimantan
Pesisir
Utara
(166,6%),
pembungan tinja yang tidak sehat adalah
Sumatera Barat (163,8%), dan Nusa
54%, sumber air tidak sehat 47,6%,
Tenggara Barat (163,0%). Karakteristik
SPAL
diare
pada
pengelolaan sampah yang buruk 57,1%.
kelompok umur 12-23 bulan (7,6%),
Hal ini menunjukkan bahwa rerata lebih
laki-laki (5,5%). Di Sulawesi Utara
50% wilayah kerja Puskesmas Kambang
indisen diare pada balita sebesar 55,9%
masih mempunyai masalah terhadap
(Kemenkes, 2015).
lingkungan
(166,8%),
balita
Papua
tertinggi
Kabupaten
terjadi
Minahasa
Selatan
Lengayang
diperoleh
RT
yang
yang
Kabupaten
hasil
bahwa
buruk
belum
63,5%,
memenuhi
syarat sanitasi lingkungan yang sehat.
merupakan salah satu kabupaten yang
Penelitian
ada di provinsi di Sulawesi Utara.
Sumampouw (2015) di Kota Manado,
Kejadian diare juga tidak luput terjadi di
diperoleh hasil bahwa sumber air minum
Kabupaten Minahasa Selatan. Data yang
yang tidak sehat menyebabkan diare
di peroleh peneliti dari Dinas Kesehatan
sebanyak
Minahasa Selatan, pada tahun 2015
memiliki jamban menyebabkan diare
terdapat 1972 penderita diare. Data
sebanyak 38,9% dari 247 sampel yang
tersebut
diteliti.
diperoleh
dari
puskesmas-
puskesmas yang terdapat di Kabupaten
Minahasa
Selatan,
salah
yang
12,7%
dilakuakan
dan
yang
oleh
tidak
Dari data yang diperoleh peneliti
satunya
dari berbgai sumber, peneliti tertarik
Puskesmas Amurang Timur dengan
untuk
jumlah penderita diare sebanyak 327
sanitasi lingkungan pada balita penderita
penderita
dengan
diare di Kelurahan Pondang Kecamatan
terbanyak
terdapat
jumlah
di
kasus
kelurahan
3
meneliti
tentang
gambaran
Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Gambaran Penyediaan Air Bersih
Selatan.
Sumber air bersih yang ada di kelurahan
Pondang sampai saat ini tidak ada
METODE PENELITIAN
kendala dan masih tercukupi. Sumber air
Jenis penelitian yang digunakan adalah
bersih yang paling banyak digunakan
penelitian
dengan
masyarakat kelurahan pondang berasal
pengumpulan data in-depth interview
dari sumur, namun ada juga masyarakat
(wawancara mendalam). Penelitian ini
yang menggunakan air dari Perusahaan
dilalukan
Pondang
Air Minum (PAM). Sumber air minum
Kecamatan Amurang Timur Kabupaten
yang diperoleh masyarakat memiliki
Minahasa Selatan pada bulan September
jarak sekitar 10 meter dari rumah. Hal
- November tahun 2016.
ini dapat dikatakan telah memenuhi
Terdapat 6 informan dalam penelitian
syarat kesehatan.
kualitatif
di
Kelurahan
ini. Informan-informan tersebut terdiri
dari
Tenaga
Kesehatan,
Hasil wawancara dengan semua
Kepala
informan
di
kelurahan
Pondang,
Kelurahan, Kepala Lingkungan, dan 3
menyatakan
bahwa untuk penyediaan
ibu yang memiliki anak balita penderita
air bersih di masyarakat sampai saat ini
diare tiga bulan terakhir. Informan
masih tercukupi dan belum ada keluhan
dipilih berdasarkan pengetahuan yang
dari masyarakat. Keenam informan yang
dimiliki yang berkaitan dengan topik
ada, lima informan menyatakan bahwa
penelitian dan jumlah informan yang
masyarakat memperoleh air bersih dari
tidak menjadi faktor penentu utama.
sumur. Satu informan lagi menyatakan
Informan kunci dalam penelitian ini
memperoleh sumber air bersih dari
yaitu Tenaga Kesehatan.
Perusahaan Air minum (PAM).
Dari hasil observasi lapangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan
besar ibu dari balita penderita diare
Pondang Kecamatan Amurang Timur
memperoleh air bersih dari sumur yang
Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan
biasa digunakan bersama oleh warga
September tahun 2016. Penelitian ini
setempat khususnya anak-anak yang
berorientasi pada sanitasi lingkungan
mana di saat mandi atau melakukan
yang meliputi penyediaan air bersih,
pembersihan tubuh tidak menjaga jarak
jamban keluarga, pembuangan sampah,
mandi dari mulut sumur
dan pembuangan limbah cair rumah
adanya pembatas, sehingga bakteri atau
tangga.
kuman
4
menemukan bahwa, sebagian
penyakit
yang
serta tidak
sebelumnya
bersarang di dalam tubuh salah satu
Ciputat Tangerang Selatan menunjukan
anak yang mandi masuk dan membuat
sebagian besar (85,3%) konsumen air
air sumur terkontaminasi. Selanjutnya
minum isi ulang yang terkena diare tidak
dari observasi tersebut peneliti juga
melakukan
melihat tersebarnya penyakit diare pada
Hasil uji statistik mengatakan bahwa ada
balita, karena sumur yang digunakan
hubungan antara memasak air dengan
jarang dibersihkan sehingga terdapat
kejadian diare.
kebiasaan memasak air.
lumut dan ketidakpekaan masyarakat
akan kebersihan sumur namun tetap
Gambaran Kepemilikan Jamban
menggunakan
Jamban merupakan salah satu kebutuhan
air
sumur
yang
terkontaminasi.
pokok manusia, sesuai hasil wawancara
Penelitian
dilakukan
dari
kelurahan
bahwa semua masyarakat telah memiliki
sumber air bersih
jamban di rumahnya dan jenis jamban
yang banyak digunakan oleh masyarakat
yang mereka gunakan yakni jamban
adalah sumur gali. Sumur gali mudah
leher angsa. Secara umum jarak jamban
terkontaminasi oleh bakteri dari sumber
dengan sumber air bersih yaitu sekitar
pencemaran. Air yang terkontaminasi
10 meter.
Mandasari
yang
(2014)
Tuminting bahwa
di
merupakan penyebab penting diare.
keenam informan mengatakan
Untuk jamban peneliti melakukan
Di kelurahan Pondang ternyata
observasi pada enam informan dengan
kebanyakan warga menggunakan air isi
maksud ingin melihat langsung tingkat
ulang dari depot untuk kebutuhan
kebersihan jamban yang ada di masing-
minum sehari-hari. Namun wawancara
masing rumah, akan tetapi didapati
dengan
yang
bahwa jamban tersebut kotor. Peneliti
memilih
menemukan salah satu informan yang
salah
satu
informan
memiliki balita ia lebih
menggunakan atau mengkonsumsi air
memiliki
minum hasil olahan air sumur yang
memiliki jamban atau wc, tak jarang
dimasak dibandingkan memilih air isi
bahkan dikesehariannya ibu tersebut
ulang
beserta
yang
tidak
dijamin
tingkat
balita
sama
sekali
keluarganya
tidak
hanya
kebersihannya, dengan kata lain menurut
menggunakan jamban milik saudaranya
pendapat ibu balita lebih baik minum air
yang bersebelahan rumah.
yang sudah dimasak dari pada harus
Hasil wawancara dengan kedua
meminum air yang tidak dimasak.
informan yang memiliki balita untuk
Hasil penelitian yang dilakukan
kebersihan
oleh Jayadisastra (2013), di Puskesmas
jamban,
bahwa
ibu-ibu
tersebut sangat jarang bahkan kurang
5
memperhatikan
kebersihan
jamban
Gambaran pengelolaan Sampah
dengan kata lain pembersihan dilakukan
Di kelurahan pondang setiap rumah
jika jamban sudah terlihat sangat kotor
sudah memiliki tempat sampah namun
baru kemudian dibersihkan. Setelah
mereka tidak memanfaatkannya, mereka
dilakukan observasi ternyata memang
lebih memilih membuang sampah pada
benar ibu-ibu balita tersebut kurang
tempat
memperhatikan kebersihan jamban.
dijadikan tempat sampah contohnya
Adapun menurut informan kunci,
yang
mereka
anggap
bisa
kantong plastik atau karung.
sealaku tenaga kesehatan menyatakan
Sampah yang dihasilkan oleh
bahwa masih ada yang buang air besar
masyarakat
sembarangan di kelurahan Pondang
sampah organik dan anorganik ketika
terutama yang dilakukan oleh anak-anak
dibuang. Berdasarkan hasil wawancara
balita di sekitar pekarangan rumah,
dengan informan untuk mengetahui
namun sebelum buang air besar orang
tempat
tua dari balita-balita tersebut sudah lebih
kelurahan Pondang, diketahui bahwa
dulu
untuk
masyarakat
secara
menampung kotoran (tinja) sedalam ±
mengatakan
sampah
5cm. setelah selesai melakukan buang
anorganik di buang pada tempat yang
air besar, tinja tersebut diangkat lalu
sama dengan cara yang sama pula yaitu
dimasukkan ke dalam lubang kemudian
diisi dalam kantong plastik atau karung
ditimbun dengan tanah. Kepemilikkan
kemudian
jamban dapat mempengaruhi atau dapat
pembuangan sampah yang telah di
menimbulkan penyakit seperti diare.
sediakan
penelitian ini sejalan dengan penelitian
meletakkan di pinggir jalan kemudian
yang dilakukan oleh Fajriana (2012)
truk sampah yang akan mengangkutnya.
diketahui
adanya
hubungan
yang
Kaitanya dengan penyakit diare yang
signifikan
antara
kualitas
jamban
dialami balita di kelurahan Pondang
jamban,
tersebut terindikasi dari bercampurnya
kepatuhan pemakaian , dengan kejadian
sampah anorganik dan organic yang
diare
mengandung
menggali
terhadap
pada
kecamatan
lubang
kepemilikan
balita
desa
Polokarto
Jatisobo
kabupaten
tidak
dipisahkan
pembuangan
di
sampah
di
keseluruhan
organik dan
bawah
oleh
antara
ke
tempat
pemerintah
bakteri
ataupun
dan
kuman
penyebab penyakit diare yang akan
Sukoharjo.
dihinggapi
lalat
dan
kemudian
menularkannya lewat makanan.
Penelitian yang di lakukan oleh
Aprina
6
(2013)
tentang
hubungan
kualitas mikrobiologis air sumur dan
limbah rumah tangga yang dihasilkan
pengelolaan
sampah di rumah tangga
tidak diolah terlebih sebelum dibuang ke
dengan kejadian diare pada keluarga di
saluran pembuangan air limbah atau
kelurahan Terjun kecamatan Medan
pekarangan rumah. Sama halnya dengan
Marelan diketahui bahwa tidak ada
ke 3 indikator sebelumnya tentang
keluarga yang melakukan pemisahan
penyebab timbulnya penyakit diare,
sampah,
yang
kesalahan dalam membuang air limbah
pembuangan
dapat memicu timbulnya penyakit diare,
sampah yang memenuhi syarat, dan
dimanah menjadi tempat hinggap dari
metode pemusnahan sampah secara baik
vector penularan penyakit diare terutama
yaitu dengan cara diangkut oleh petugas
bagi
sebanyak 25 keluarga (83,30%) dan
limbahnya ke pekarangan rumah.
tidak
menyediakan
ada
keluarga
tempat
masyarakat
secara tidak baik yaitu dengan cara
yang
membuang
Penelitian dari Ikhwan (2013),
dibakar sebanyak 5 keluarga (16,70%).
tentang faktor invidu dan keadaan
saluran pembuangan air limbah rumah
Gambaran Pembuangan Air Limbah
tangga dengan kejadian diare di RT 01
Rumah Tangga
RW 09 Kelurahan Seijang Kecamatan
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
Bukit
wawancara,
para
menunjukkan bahwa dari 35 orang yang
saluran
pengelolaan saluran pembuangan air
pembuangan air limbah mengatakan
limbah buruk, terdapat 29 yang terkena
bahwa untuk pembuangan air limbah
diare dan 6 yang tidak terkena diare.
seperti hasil sisa cucian, mandi dan
Dari 45 orang yang termasuk Pada
buang air kecil tersebut dibuang ke
pengelolaan saluran pembungan air
saluran pembuangan air limbah dan bagi
limbah baik, terdapat 15 yang terkena
informan yang tidak memiliki saluran
diare dan 30 yang tidak terkena diare.
dilakukan
melalui
informan
yang
memiliki
Bestari
Kota
Tanjungpinang
pembuangan air limbah mengatakan
bahwa untuk pembungangan air limbah
KESIMPULAN
sisa cucian dibuang langsung begitu saja
1.
Penyediaan air bersih di kelurahan
ke pekarangan rumah. Selanjutnya untuk
Pondang
observasi ternyata di lokasi ada juga
Timur sudah baik hal tersebut
masyarakat
terlihat dari hasil wawancara bahwa
yang
membuat
saluran
Kecamatan
pembungan air limbah rumah tangga
sebagian
dengan cara menggali tanah untuk
menyatakan ketersediaan air bersih
dijadikan saluran air darurat dan air
sudah memadai, tidak ada keluhan
7
besar
Amurang
masyarakat
tentang air bersih, dan untuk air
meminimalisir terjadinya penyakit
minum yang dikonsumsi hampir
diare.
semua masyarakat menggunakan
2.
3.
4.
2.
Petugas
kesehatan
melakukan
air isi ulang.
penyuluhan
Masih banyak masyarakat yang
masyarakat dalam pengadaan dan
kurang memperhatikan kebersihan
penggunaan sumber air minum
jamban dan banyak orang tua yang
yang
kurang memperhatikan kebersihan
jamban yang sehat, pengolahan
lingkungan, salah satunya dengan
tempat sampah dan pemanfaatan
membiarkan para balita membuang
saluran pembuangan air limbah.
kotoran di pekarangan rumah.
Upaya
Kepedulian
masyarakat
pada
untuk
memotivasi
terlindungi,
pemakaian
penyuluhan
Kesehatan
dari
dan
Dinas
Puskesmas
penanganan sampah maasih kurang,
hendaknya dilakukan secara terus
dimana masyarakat masih suka
menerus
membuang sampah sembarangan
mamahami akibat dari pemakaian
dan masih kurangnya pengetahuan
sumber air yang tidak terlindung,
masyarakat tentang sampah organik
pemakaian
dan anorganik yang harus dibuang
sehat,
secara terpisah.
dengan baik dan pembuangan air
Masih banyak masyarakat yang
limbah sembarangan.
tidak memiliki saluran pembuangan
3.
sampai
jamban
tidak
Penelitian
masyarakat
yang
mengolah
ini
dapat
bahan
tidak
sampah
digunakan
air limbih dan membuang air
sebagai
refrensi
limbah rumah tangga di pekarangan
penelitian
rumah.
gambaran sanitasi lingkungan pada
selanjutnya
dalam
mengenai
balita penderita diare dan perlu
dikembangkan serta disempurnakan
SARAN
1.
Masyarakat
lebih
kesadaran
tentang
meningkatkan
pada penelitian lebih lanjut.
pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA
seperti
Aprina M. 2013. Hubungan Kualitas
melakukan
cuci
tangan
sebelum makan, setelah bermain
Mikrobiologis
Air
maupun setelah keluar dari kamar
Galian Dan
Pengelolaan
kecil serta menjaga lingkupan tetap
Sampah Di Rumah Dengan
bersih
Kejadian
sehingga
dapat
Keluarga
8
Diare
Di
Sumur
Pada
Kelurahan
Terjun
Kecamatan
Medan
Kesehatan Bagi Bayi Gejala
Medan.
Fakultas
Diare Di Kota Depok. E-Journal
Marelan.
Kesehatan
Masyarakat
WIDYA
Universitas Sumatra Utara.
Dini,
F.
2013.
Hubungan
Kesehatan
dan
(Online)
Vol.1
Lingkungan.
Faktor
No.2, Juni 2015.
Lingkungan Dengan Kejadian
Mandasari K. E. 2014. Gambaran
Diare Balita Di Wilayah Kerja
Kualitas
Puskesmas
Kambang
Sumur Dan Kejadian Diare Pada
Kecamatan
Lengayang
Kabupaten
Jurnal
Pesisir
Selatan.
Kesehatan
Andalas,
Mikrobiologis
Keluarga
Pengguna
Di
Kelurahan
Tuminting
LingkunganIV
Kecamatan
(Online), Vol.4 No.2, 2015, hal
Tuminting
459.
(Online),
Ikhwan Z. 2013. Faktor Invidu Dan
Air
Kota
Manado.
(http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
Keadaan Saluran Pembuangan
content/uploads/2015/02/,
Air Limbah (SPAL) Rumah
diakses 6 Oktober 2016).
Tangga Dengan Kejadian Di RT
Mudiatun
dan
Daryanto.
2015.
01 RW 09 Kelurahan Seijang
Pengelolaan
Kecamatan Bukit Bestari Kota
Lingkungan. Yogyakarta: Gava
Tanjungpinang.
Media.
Kesehatan,
Jurnal
(Online),
Vol.4
Peraturan
No.2, Oktober 2013.
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 66 Tahun
Jayadisastra Y. H 2013. Hubungan
2014
Pengetahuan, Kebiasaan Dan
Keberadaan
Bakteriologis
E.Coli
Air
Dalam
Kesehatan
Tentang
Kesehatan
Lingkungan.
Sumampouw. O. J. 2015. Environment
Minum
Risk
Factors
of
Diarrhea
Dengan Kejadian Diare Pada
Incidence in The Manado City.
Konsumen Air Minum Isi Ulang
Public
Yang Berkunjung Ke Puskesmas
(Online), Vol.5 No.5, tahun
Ciputat.
2015: 139-143
Jakarta:
Fakultas
Health
Research.
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Susanti, A. 2015. Hubungan Sanitasi
Universitas Islam Negeri Syarif
Lingkungan Dengan Kejadian
Hidayatullah.
Diare Pada Balita Di Desa
Nurzaini,
H.
2012.
Penggunaan
Faktor-Faktor
Pulosari
Pelayanan
Kecamatan
9
Kebak
Kebak
Kramat
Kramat
Kabupaten
Karanganyar.
Surakarta; Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah.
Undaung-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
WHO.
2013.
Diarrhoeal
Disease.
(Online),
(http://www.who.int/mediacen
tre/factsheets/fs330/en/inde).
10
Download