MANAJEMEN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH SALAFIYAH MU’ADALAH DI PONDOK TREMAS PACITAN NAILISSA’ADAH NIM: 12.403.1.036 Tesis Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Islam PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2016 i MANAJEMEN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH SALAFIYAH MU’ADALAH DI PONDOK TREMAS PACITAN NAILISSA’ADAH ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. 2. Hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. 3. Cara mengatasi hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneltian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan pada tahun 2014. Subjek penelitian ini adalah ketua majlis ma’arif dan kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok tremas Pacitan. Informan panelitian ini adalah wakil kepala madrasah bidang kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan dan sarana prasarana. Teknik pengumpulan data menggunakan metode Wawancara, Dokumentasi dan Observasi. Teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi (metode dan sumber). Teknik analisa data menggunakan model interaktif terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan terdiri dari 5 komponen, yaitu a. Manajemen Kurikulum, b. Manajemen Kesiswaan, c. Manajemen personalia, d. Manajemen Keuangan, dan e. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah. Manajemen pelaksanaan pendidikan di 5 komponen tersebut telah berjalan dengan baik. 2. Hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan di antaranya: proses regenerasi pengajar yang terlalu cepat, seringkali ada permintaan perubahan jadwal, sumber daya pelaksana manajemen kesiswaan secara kualitas dan kuantitas masih kurang, tidak tepat waktu antara permohonan dengan pencairan dana, kekurangan ruang kelas. 3. Cara mengatasi hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan yaitu: Lebih banyak mengangkat guru lokal (sekitar pacitan), membuat jadwal sementara, memberi pelatihan dan peningkatan pendidikan, menganjurkan guru untuk masuk ma’had aly, mengoptimalkan keuangan Yayasan dan mempermudah prosedur proposal, mengembangkan usaha mandiri dan usaha pondok pesantren. Kata Kunci: Manajemen Pelaksanaan Pendidikan, MA Salafiyah Mu’adalah ii CLASS MANAGEMENT OF MUADALAH SALAFIYAH ISLAMIC SENIOR HIGH SCHOOL IN TREMAS BOARDING COLLEGE PACITAN NAILISSA’ADAH ABSTRACT This research aims at studying: 1. Class management of Salafiyah Islamic Senior High School in Tremas College. 2. The obstacles of applying class management in Salafiyah Islamic Senior High School in Tremas College. 3. The ways how to solve the problems and obstacles faced by Tremas Islamic college in applying class management. This research used qualitative method and was conducted in Muadalah Salafiyah Islamic Senior High School in Tremas Boarding College during 2014. The subjects for this research were chairman of majlis ma’arif and headmaster of Salafiyah Mu’adalah Islamic Senior High School in Tremas College. While the informants of this study were vice headmaster in curriculum, student affairs, treasurer, personnel and equipment. The data were collected through depth interview, observation and documentation. The validities of the data were checked through triangulation (method and source). The analysis of the data used an interactive model consisted of data sampling, data reduction, data presentation, and verification. The results show that: 1. Class managements of Salafiyah Muadalah Islamic Senior High School in Tremas consist of 5 components namely: (a). Curriculum management, (b). Student management, (c). employee management, (d). management of budgeting, and (e). equipment preservation management. All of the components work in harmony. 2. The obstacles faced in educational management operation are: the teacher regeneration process is too fast, sudden change of schedule , human resources involved in the management of student in the quality and quantity still lacking, financial budgeting and applying are not synchronous yet, and Lack of classroom. 3. The solutions from problems described above are: more to lift the local teacher (about Pacitan), making a temporary schedule, improving the quantity and quality of human resource, suggesting the teacher to continue at Ma’had Aly, optimizing the financial resource from organization and making easier the procedure to apply for funding, and building a profit oriented enterprise. Keywords: Management of educational implementation,MA Salafiyah Mu’adalah iii ادلَِة مبعهدالتماس باشيتان ادارة تطبيق تربية ادلدرسة العا لية العالية السلفية الْ ُم َع َ السعادة نيل ّ ملخص البحث ّ هتدف ىذه الدراسة إىل حتديد ما يلي )ٔ( :معرفة إدارة تنفيذ التعليم للمدرسة ادلَِة مبعهدالتماس باشيتان (ٕ) َم ْع ِرفَة العوائق لتنفيذ اِ َد َارة التعليم ىف ىذه العالية السلفية الْ ُم َع َ ادلدرسة (ٖ) معرفة كيفية التغلب على تلك العوائق. استخدمت ىذه الدراسة على منهاج .و قد أجريت ىذه الدراسة يف ىذه ادلدرسة سنة ٕٗٔٓ مــ .موضوع ىذه الدراسة ىو رئيس مؤسسة ادلعارف و مدير ادلدرسة .ادلخربون ذلذه الدراسة ىي نائب ادلدرسة ،وأمني الصندوق ،وشؤون الطالب و ادلوظفني ،والبنية التحتية .و يف مجع البيانات استخدم ادلالحضات و ادلقابالت والوثائق .و استخدمت طريقة التثليث (الطرق و ادلصادر) لتفتيش صحة البيانات .و يف حتليل البيانات استخدم منوذجا تفاعليا الذي يتكون من مجع البيانات ،واحلد من البيانات ،وعرض البيانات والتحقق منها. ِِ األول ،أ َّ َن تنفيذ إدارة التعليم يف اس ِة كما يليَّ : ِّر َ َو قَ ْد أظهرت النتائج ِيف ىذه الد َ ىذه ادلدرسة تتكون من مخسة عناصر،منها :أ .إدارة ادلناىج الدراسية ،ب .إدارة شؤون الطلبة ،ج .إدارة شؤون ادلوظفني ،د .إدارة ادلالية ،ه .إدارة صيانة البنية التحتية ادل ْدرسية .وقد َ اظهرت ان تنفيذ إدارة التعليم يف ىذه العناصر اخلمسة تعمل جيدا .والثاين ،ىناك عوائق يف تنفيذ إدارة التعليم ىف ىذه ادلدرسة منها عملية جتديد اليت اسرع من العادة ،مث عدم وجود نوعية وكمية ادلوارد البشرية ،مث وغالبا وجود طلب تغيري اجلدول الزمين يف وسط الدراسية ،و ايضا عدم وقت ادلناسب بني طلب ادلال و تصرف االموال ،و نقصان الفصل لطالب و طالبات .الثالث ،أما كيفية التغلب على ىذه العوائق ومنها :إضافة ادلوارد البشرية ،توفري التدريبات يف حتسني التعليم ،إنشاء جدول مؤقت ،تشجيع ادلدرسني لدخول ادلعهد العايل، حتسني سوؤن ادلالية للمؤسسة و تسهيل اجراء االقتحات ،تطوير األعمال ادلستقلة والشركات ادلعهدية. ادلَِة الكلمات الرئيسية :ادارة تطبيق التعليم ,ادلدرسة العا لية العالية السلفية الْ ُم َع َ iv v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta merupakan hasil karya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian tesis ini bukan asli karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Surakarta, 20 November 2015 Yang Menyatakan, Nailissa’adah, S.Pd.I vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan Salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya dari dunia sampai akhirat nanti. Selama studi program Pasca sarjana hingga menyelesaikan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu kepada penulis. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin meyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Mudlofir Abdullah, MPd. Selaku Rektor IAIN Surakarta yang telah memberikan masukan dan semangat mulai dari awal perkuliahan. 2. Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Surakarta yang telah memberikan kemudahan dalam semua proses penyelesaian tesis ini. 3. Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D, dan Bapak Dr. Toto Suharto,M.Ag. selaku dosen pembimbing tesis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tesis ini. 4. Bapak/Ibu Dosen dan Staf pengajar Pascasarjana IAIN Surakarta yang telah membekali berbagai ilmu dan pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini. vii 5. Seluruh civitas akademik di Pascasarjana IAIN Surakarta yang telah memberikan informasi dalam penyusunan tesis ini. 6. Gus Luqman Harist Dimyathi selaku ketua Majlis Ma’arif, H. Abdillah Nawawi, Lc. Selaku kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas, Bapak dan Ibu guru yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, serta seluruh Staf administrasi Madrasah Aliyah Mu’adalah Pondok Tremas, terimakasih atas kerjasamanya yang telah memberikan izin dan layanan data yang diperlukan dalam penyusunan tesis ini. 7. Kepada ayahanda Hamid dan ibunda Zuhroh, orang tua yang luar biasa yang dari kalianlah pertama kali aku mengenal siapa Tuhanku, apa agama dan pedoman hidupku 8. Kepada suamiku M.Saiq Abrori yang sangat setia mendampingiku. 9. Kepada mbk Muktiana yang ikhlas mentransfer ilmu serta sabar dalam membimbingku. 10. Kepada seluruh keluargaku yang sangat aku sayangi, yang mendukung dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan tesis ini. 11. Teman-teman senasib seperjuangan di Pascasarjana yang bersedia membantu dan menjadi teman sharing dalam penulisan tesis ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Surakarta, 20 November 2015 Penulis viii MOTTO احلق بال نظام يغلبو الباطل بنظام ّ “ Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir “ ( Ali bin Abi Tholib, ra. ) ix PERSEMBAHAN Tesis ini kupersembahkan untuk : Ayahanda Abdul Hamid dan ibunda Zuhroh tercinta yang telah berjuang demi kesuksesan buah hatinya. Bapak H.Ridwan dan Ibu Hj.Istinaroh mertua yang tak pernah lelah memberi restu. Suamiku M. Saiq Abrori yang teguh merelakan hati mencari surga bersamaku. Ketujuh saudaraku yang senantiasa mendukungku dalam mencari ilmu. Kakak Muhammad Farouq Kakak Ahmad Aufa Adik Ahmad Umar Adik Muhammad Taufiqurrohman Adik Muhammad Akhlis Hidayatullah Adik Hannah Al Hannaanah Adik Noor Faizah Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberikan dorongan demi terselesaikannya tesis ini. x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................... i ABSTRAK ……………………………………………………… ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................………….. v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ………………. vi KATA PENGANTAR …………………………………………… vii MOTTO .................………………………………………………. ix PERSEMBAHAN………………………………………………. x DAFTAR ISI ................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................... xv DAFTAR TABEL ........................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xvii BAB I ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian .............................................................. 8 BAB II KAJIAN TEORI .............................................................. 9 A. Teori yang Relevan ............................................................. 9 1. Manajemen............................................................ ……... 9 a. Pengertian Manajemen…………….. .................. 9 b. Fungsi Manajemen………….…………………… 14 xi 2. Manajemen Pendidikan a. Pengertian Manajemen Pendidikan ……………….. 25 b. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan .................. 26 c. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan............ 27 d. Komponen-komponen Manajemen Pendidikan …… 27 1) Manajemen Kurikulum ………………………... 29 2) Manajemen Kesiswaan ………………………. 36 3) Manajemen Personalia ………………………. 41 4) Manajemen Keuangan………………………... 42 5) Manajemen Perawatan Prefentif Sarana dan Prasarana Sekolah……………………………. 44 3. Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah …………….. 46 a. Pengertian Madrasah Aliyah Salafiyah…............. 46 b. Mu’adalah .............................................................. 52 B. Penelitian yang Relevan .................................................... 54 BAB III METODE PENELITIAN .............................................. 60 A. Jenis Penelitian .................................................................. 60 B. Latar Setting Penelitian ..................................................... 61 C. Subjek dan Informan Penelitian ................................. …... 61 D. Metode Pengumpulan Data ................................................ 62 E. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 65 F. Teknik Analisis Data ......................................................... 66 xii BAB IV HASIL PENELITIAN................................................... 70 A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan....................................................... 70 1. Letak Geografi MASMPTP… ....................................... 70 2. Sejarah Berdirinya MASMPTP...................................... 72 3. Struktur Organisasi …………………………………… 74 4. Visi, Misi dan Motto …………………………………. 76 5. Manajemen Pelaksanaan Pendidikan ………………... 76 a. Manajemen Kurikulum…………………………… 77 b. Manajemen Kesiswaan ………………………….. 88 c. Manajemen Personalia ………………………….. 92 d. Manajemen Keuangan ………………………….. 97 e. Manajemen Perawatan ………………………….. 99 B. Penafsiran Manajemen Pelaksanaan Pendidikan MASMPTP Di Pondok Tremas Pacitan ………………………………… 103 1. Integrasi Kurikulum….………………………………… 103 2. Sistem Penerimaan Siswa baru …………………………. 103 3. Sistem reward and punishment ………………………… 104 4. Struktur bagian keuangan ……………………………… 104 5. Sistem pengadaan sarana dan prasarana………………… 105 C. Pembahasan ……………………………………………….. 105 BAB V .................................................................................................. 116 xiii A. Kesimpulan ................................................................................. 116 B. Implikasi ..................................................................................... 117 C. Saran ........................................................................................... 119 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 122 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 125 RIWAYAT HIDUP ………………………………………………….. 173 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar3.1 Model Analisis Interaktif………………………………… . 69 Gambar 4.1 Peta Pacitan.......................................………….. ................ 70 Gambar 4.2 Peta Desa Tremas.......................................…………..……. 72 Gambar 4.3 Profil Sekolah MASMPT..............................……………… 73 xv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Mata Pelajaran MASMPT.............................................. 80 Tabel 4.2 Kategori Mata Pelajaran Tahriri dan Syafahi………… 82 Tabel 4.3 Format Daftar Kemajuan Kelas..................………….. 83 Tabel 4.4 Rincian Jumlah Siswa MASMPT Tahun 2014-2015…. 88 Tabel 4.5 Daftar Guru MASMPT………………………………… 95 xvi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.1 Pedoman Wawancara................................................. 125 Lampiran 1.2 Pedoman Analisis Dokumen .……………………… 132 Lampiran 1.3 Pedoman Observasi..................................………….. 133 Lampiran 1.4 Catatan Lapangan …………………………………. 135 Lampiran 1.5 Dokumentasi Saran Prasarana ……………………... 168 Lampitan 1.6 Dokumentasi Kegiatan Siswa………………………. 170 Lampiran 1.7 Dokumentasi Wawancara ………………………….. 171 xvii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya mempelajari tentang perilaku manusia yang kegiatannya sebagai subjek dan objek. Menurut Husaini Usman (2013: 13) manajemen pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan potensi dirinya. Senada dengan pendapat tersebut, Made Pidarta dalam Manajemen Pendidikan Islam (1988: 4) menjelaskan bahwa manajemen pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain. 1 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Sekolah atau Madrasah dinyatakan bahwa manajemen sekolah atau madrasah meliputi: Perencanaan program sekolah atau madrasah yang mana kepala sekolah bersama dengan stake holder sekolah atau madrasah bersama-sama membuat visi dan misi, tujuan, serta rencana kerja sekolah atau madrasah (Usman, 2012: 638). Dalam Pelaksanaan Rencana Kerja, kepala sekolah bersama-sama dengan stake holder sekolah atau madrasah membuat pedoman sekolah; struktur organisasi sekolah; pelaksanaan kegiatan sekolah; bidang kesiswaan; bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran; bidang pendidik dan tenaga kependidikan; bidang sarana dan prasarana; bidang keuangan dan pembiayaan; bidang budaya dan lingkungan sekolah; bidang peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah atau madrasah (Usman, 2012: 641). Manajemen berbasis sekolah di lingkungan madrasah merupakan bentuk pengelolaan pendidikan yang ditandai dengan otonomi yang luas pada tingkat madrasah yang disertai semakin meningkatnya partisipasi masyarakat. Kebijaksanaan pendidikan pada level madrasah yang ditetapkan secara sentralistik dikhawatirkan dapat memadamkan akuntabilitas madrasah terhadap masyarakatnya (Abdul Rahman Shaleh, 2004: 11). Dengan manajemen berbasis sekolah, sistem pembinaan madrasah yang semula bersifat sentralistik bergeser ke daerah dan bersifat otonom, setidaknya pada kelembagaan madrasah. Dengan 3 demikian, madrasah akan ditempatkan sebagai institusi pendidikan yang memiliki kewibawaan dalam pengelolaan pendidikannya. Menurut Shaleh (2004: 12) kondisi perkembangan madrasah secara umum ada empat hal di antaranya madrasah swasta lebih banyak dari madrasah negeri dan kebanyakan berada di daerah pedesaan dengan latar belakang pendidikan sosial ekonomi orang tua yang rata-rata rendah; kemampuan pengelolaan atau administrasi manajemen belum seperti yang diharapkan dan tingkat pembiayaan masih tinggi; tingkat pendidikan guru kebanyakan belum sepadan dengan persyaratan yang ditetapkan dan apabila dilihat dari kemampuan metodologi masih rendah ditambah masih kurangnya tenaga kependidikan yang diperlukan; kemampuan mengajar guru madrasah kebanyakan masih menekankan pada pengenalan konsep yang bersifat kognitif dan belum menekankan pada perilaku beragama, etika sosial, dan akhlak mulia. Upaya peningkatan kualitas pendidikan pada madrasah, baik mengenai pengembangan kurikulum, peningkatan profesionalitas guru, pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan pemberdayaan pendidikan telah, sedang dan akan dilaksanakan secara terus menerus. Pendidikan di pondok pesantren yang tidak mengikuti standar kurikulum Depag RI maupun Departemen Pendidikan Nasional di kalangan pondok pesantren disebut dengan pendidikan pondok pesantren Mu’adalah (pendidikan pondok pesantren yang disetarakan dengan Madrasah Aliyah/SMA). Choirul Fuad Yusuf (2009: 1) dalam Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Mu’adalah menyatakan bahwa pendidikan pondok pesantren 4 tersebut disetarakan dengan Madrasah Aliyah melalui SK Dirjen Pendidikan Islam Depag RI dan oleh SK Nomor: Dj. I/885/2010 Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional untuk yang disetarakan dengan SMA. Proses penyetaraan (Mu’adalah) ini telah berlangsung lama sejak tahun 1998 hingga sekarang sebagai langkah pengakuan (recognition) pemerintah terhadap eksistensi pendidikan di kalangan pondok pesantren yang pada saat itu belum terakomodir di dalam sistem pendidikan nasional (Yusuf, 2009: 1). Secara terminologi, pengertian mu’adalah merupakan suatu proses penyetaraan antara institusi pendidikan baik pendidikan di pondok pesantren maupun di luar pondok pesantren dengan menggunakan kriteria baku dan mutu atau kualitas yang telah ditetapkan secara adil dan terbuka. Selanjutnya hasil dari mu’adalah tersebut, dapat dijadikan dasar dalam meningkatkan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren (Yusuf, 2009: 8). Yusuf dalam Pedoman Buku Mu’adalah (2009: 8) menjelaskan bahwa pondok pesantren mu’adalah yang terdapat di Indonesia terbagi menjadi dua bagian; Pertama, pondok pesantren yang lembaga pendidikannya dimu’adalahkan dengan lembaga-lembaga pendidikan di luar negeri seperti Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, Universitas Umm Al-Qurra Arab Saudi maupun dengan lembaga-lembaga non formal keagamaan lainnya yang ada di Timur Tengah, India, Yaman, Pakistan atau di Iran. Pondok pesantren-pondok pesantren yang mu’adalah dengan luar tersebut hingga saat ini belum terdata dengan baik karena pada umumnya mereka langsung berhubungan dengan 5 lembaga-lembaga pendidikan luar negeri tanpa ada koordinasi dengan Depag RI maupun Departemen Pendidikan Nasional. Kedua, pondok pesantren mu’adalah yang disetarakan dengan Madrasah Aliyah dalam pengelolaan Depag RI dan yang disetarakan dengan SMA dalam pengelolaan Diknas. Keduanya mendapatkan SK dari Dirjen terkait. Tujuan mu’adalah pendidikan pondok pesantren dengan Madrasah Aliyah dan SMA yang pertama untuk memberikan pengakuan terhadap sistem pendidikan yang ada di pondok pesantren sebagaimana tuntutan perundangundangan yang berlaku, kedua untuk memperoleh gambaran kinerja pondok pesantren yang akan di mu’adalahkan atau disetarakan dan selanjutnya dipergunakan dalam pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu serta tata kelola pendidikan pondok pesantren, ketiga untuk menentukan pemberian fasilitasi terhadap suatu pondok pesantren dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang setara/mu’adalah dengan Madrasah Aliyah atau SMA (Yusuf, 2009: 8). Menurut Yusuf (2009: 9) kriteria pendidikan pondok pesantren yang dimu’adalah di antaranya penyelenggara pendidikan pondok pesantren harus berbentuk yayasan atau organisasi sosial yang berbadan hukum. Selanjutnya pendidikan pondok pesantren yang akan dimu’adalahkan atau disetarakan ialah pendidikan pada pondok pesantren yang telah memiliki piagam terdaftar sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren pada Departemen Agama dan tidak menggunakan kurikulum Depag maupun Diknas. Kemudian tersedianya 6 komponen penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada satuan pendidikan seperti adanya tenaga kependidikan, santri, kurikulum, ruang belajar, buku pelajaran dan sarana pendukung pendidikan lainnya. Terakhir Jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren sederajat dengan Madrasah Aliyah atau SMA dengan lama pendidikan 3 (tiga) tahun setelah tamat Madrasah Tsanawiyah dan 6 (enam) tahun setelah tamat Madrasah Ibtidaiyah. Diantara lembaga pendidikan pondok pesantren yang mendapatkan status mu’adalah terdapat nama Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas di bawah naungan Yayasan Perguruan Islam Pondok Tremas yang beralamat di jalan Patrem nomor 21 Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Pondok pesantren penyandang status mu’adalah, Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas menyandang predikat akreditasi A dikarenakan prestasi dan manajemennya yang baik. Akreditasi A tersebut diantaranya meliputi manajemen kurikulum, sarana prasarana, dan kesiswaan. Terkait dengan program mu’adalah, pemerintah khususnya Kementerian Agama menunjuk kepada Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas sebagai rujukan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang masalah tersebut. Oleh karena itu penulis mengambil judul dalam penelitiannya dengan judul: “Manajemen Pelaksanaan Pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan”. 7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas? 2. Apa hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas? 3. Bagaimana mengatasi hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. 2. Mengetahui hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. 3. Mengetahui cara mengatasi hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. 8 D. Manfaat Penelitian 1. Segi Teoritis a. Menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. b. Menambah pengetahuan, wawasan, sumbangan, dan pemikiran bagi lembaga pendidikan Islam. c. Menjadi rujukan bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian pada masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Segi Praktis a. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan di bidang pendidikan, terutama berhubungan dengan manajemen pelaksanaan pendidikan di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah. b. Sebagai bahan masukan bagi Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas dalam mengembangkan manajemen pelaksanaan pendidikan. c. Sebagai bahan koreksi dan evaluasi bagi Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas dalam meningkatkan mutu manajemen pelaksanaan pendidikan. 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Yang Relevan 1. Manajemen a. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Sandhily (2008: 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan. Senada dengan pendapat tersebut Hasibuan dalam Hikmat (2011: 11), menjelaskan bahwa manajemen berasal dari kata to manage, yang berarti mengatur dan mengelola. Manajemen berperan penting dalam sebuah organisasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen juga dibutuhkan organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan dari pihakpihak yang berkepentingan dalam organisasi. George R. Terry dalam Sudjana (2004: 50) mendefinisikan pengertian manajemen sebagai berikut: 9 10 Management is a distinct process consisting of activities of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives with the use of human beings and other resources. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya. Sedangkan Fattah (2001: 1) mengemukakan bahwa manajemen (pengelolaan) adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspek agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Karena manajemen (pengelolaan) sebagai penggerak dalam organisasi, maka berkembang definisi manajemen (pengelolaan) sebagai berikut: manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan dan kerjasama bersama orang lain. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Sudjana (2004: 16), manajemen adalah kemampuan dan ketrampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Rohmat (2014: 27) manajemen bermakna melakukan suatu proses kegiatan kelembagaan dan organisasi dari umum sampai dengan spesifik yang kompleks bersifat unik dan 11 terpadu dilakukan secara terencana, terlaksana, termonitoring, terevaluasi, dan terkontrol dalam mencapai tujuan tertentu. Jadi manajemen merupakan proses untuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Karena manajemen berarti mengatur atau mengelola maka setiap urusan harus dilakukan dengan baik, rapi dan kokoh sebagaimana firman Allah Ta‟ala: Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. As-Shaff, 61: 4). Berdasarkan ayat di atas, maka manusia harus mau bekerja keras atau berjuang dengan sungguh-sungguh. Agar perjuangan keras dapat berjalan dengan baik, maka harus ada penataan atau pengaturan sebaikbaiknya. Harus ada aturan yang jelas, pendelegasian yang jelas, tujuan yang jelas dan masing-masing menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, sekaligus membangun kekompakan atau kerjasama yang kuat, yaitu antara yang satu dengan yang lain saling menguatkan, seperti batu bata yang berhubungan menyusun bangunan yang kokoh (Samino, 2010: 29). Adapun dalam perspektif Islam istilah manajemen disebut juga dengan kata “yudabbiru”, yang berasal dari bahasa Arab. sebagaimana firman Allah Ta‟ala: Hal ini 12 Artinya: Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu (QS. ar-Ra‟d, 13: 2). Ayat di atas menegaskan, bahwasannya Allah mengatur segala urusan, yakni Dia lah yang tidak ada Tuhan selain Dia, dan bahwa Dia dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya, bila Dia menghendakiNya, seperti Dia memulai penciptaannya. Dengan demikian, jika tanpa adanya manajemen atau yang mengatur dari Allah, maka semua persoalan yang dihadapi oleh makhluk hidup tersebut baik di dalam kehidupan maupun hingga kematiannya kelak akan sengsara (Tafsir Ibnu Katsir, 2000: 110-111). Dan juga firman Allah Ta‟ala dalam surat yang lain: Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan 13 memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus, 10: 3). Ayat di atas menunjukkan, bahwasannya Allah Ta‟ala mengatur segala urusan, yakni mengatur semua makhluk-Nya. Dan tiada sesuatupun yang menyibukkan-Nya. Serta tidak pernah bosan dengan banyaknya orang yang meminta dengan mendesak. Perhatian-Nya kepada yang besar tidak melupakan-Nya untuk memperhatikan yang kecil. Hal ini berarti, bahwasannya Allah Ta‟ala yang mengatur semua persoalan semua hamba-Nya. Tanpa adanya pengaturan, pengelolaan, dan manajemen dari-Nya, tentu akan terjadi kekacauan dalam kehidupan ini (Tafsir Ibnu Katsir, 2000: 138-140). Dengan penjelasan tersebut secara umum, pengertian manajemen ialah kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan orang lain (getting things done throgh the effort of other people). Dari pengertian tersebut, tersirat adanya lima unsur manajemen , yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Pimpinan Orang-orang (pelaksana) yang dipimpin Tujuan yang akan dicapai Kerjasama dalam mencapai tujuan tersebut Sarana atau peralatan manajemen (tools of management) yang terdiri atas enam macam ( dikenal dengan 6 M), yaitu: a) Man (manusia/orang) b) Money (uang) c) Materials (bahan-bahan) d) Machine (mesin) e) Method (metode) f) Market (pasar) (Saefullah, 2012: 4-5). 14 b. Fungsi Manajemen George Terry bukunya Principles of mendefinisikan Management yaitu manajemen Suatu proses dalam yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari definisi George Terry itulah kita bisa melihat fungsi manajemen. Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut George Terry: 1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan. 2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan. 3. Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar 15 pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan. 4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana. Hakikat dari fungsi manajemen dari George Terry adalah apa yang direncakan, itu yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik serta segala kekurangan bisa diatasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai. Sedangkan menurut Harold Koentz dalam (Siagian, 2003: 86) fungsi manajemen, terdiri dari: 1. Planning Penetapan sejumlah pekerjaan yang akan dilaksanakan kemudian. Perencanaan merupakan aktivitas untuk memilih dan menghubungkan fakta serta aktivitas membuat rencana mengenai kegiatan-kegitan apa yang akan dilakukan di masa depan. Maka seorang manajer dituntut untuk dapat membuat rencana terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilakukan. Proses perencanaan sangat penting dilaksanakan sebagai pedoman atau pegangan dalam 16 pengerjaan aktivitas selanjutnya. perencanaan peramalan, adalah pengembangan penganggaran strategi-strategi, dana operasional, Adapun beberapa aktivitas pengembangan tujuan-tujuan, pemprograman, penjadwalan, pengembangan kebijakan- kebijakan, dan pengembangan prosedur-prosedur dalam organisasi. 2. Organizing Pengorganisasian adalah usaha yang dilakukan untuk menciptakan hubungan kerja antar personal dalam organisasi dengan cara mengelompokan orang-orang beserta penetapan tugas-tugas, fungsi-fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing agar tercapainya tujuan bersama melalui aktivitas-aktivitas yang berdaya dan berhasil guna karena dilakukan secara efektif dan efisien. 3. Staffing Penyusunan kepegawaian pada suatu organisasi dari awal masa penerimaan, seleksi, orientasi, pelatihan dan pengembangan karir hingga menggerakan pegawai agar setiap tenaga kerja yang ada memberikan dan melaksanakan suatu kegiatan yang menguntungkan organisasi. 4. Directing Fungsi directing atau sering dikenal dengan leading adalah satu kegitan yang berhubungan dengan pemberian perintah dan saran agar para bawahan dapat mengerjakan tugas yang dikehendaki manajer. Kegiatannya meliputi mengambil keputusan, mengadakan 17 komunikasi antara manajer dan bawahan agar ada rasa saling pengertian, memberikan semangat, motivasi ataupun dorongan kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya, memilih orangoramg yang mempunyai kemampuan untuk bergabung dalam kelompoknya, dan memperbaiki pengetahuan serta sikap bawahan agar terampil dalam mengerjakan pekerjaan. 5. Controlling Melalui aktivitas pengendalian, manajer harus mengevaluasi dan menilai pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan bawahannya untuk mengetahui apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Pengendalian tidaklah bermaksud untuk mencari kesalahan bawahan. Namun pengendalian dilakukan bertujuan untuk mencari penyimpangan yang terjadi sehingga dapat dilakukan perbaikan kearah yang lebih baik. Selain kedua tokoh di atas Lyndall F. Urwick (1974: 45) berpendapat fungsi-fungsi manajemen, terdiri dari : 1. Staffing Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. 18 2. Planning Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. 3. Organizing Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. 4. Controlling Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula. 5. Directing/Commanding Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintahperintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. 19 6. Coordinating Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Berkaitan dengan pendapat para ahli tentang fungsi manajemen pendidikan di atas terdapat banyak perbedaan, ada yang menyebut 4 fungsi, ada yang menyebutkan 5 fungsi, ada yang menyebutkan 6 fungsi. Akan tetapi untuk memudahkan pembahasan lebih lanjut dalam pembahasan fungsi manajemen pendidikan dititikberatkan pada 4 fungsi, yaitu: 1. perencanaan (Planning), 2. pengorganisasian (organizing), 3. pengarahan atau penggerakan (actuating), 4. pengawasan (controlling). Keempat fungsi tersebut disingkat POAC. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan menurut Usman (2011: 66) merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. 20 Aktivitas dalam planning diuraikan Louis A. Allen dalam Siswanto (2009: 45), antara lain: a) Forecasting (prakiraan) sebagai usaha yang sistematis untuk meramalkan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui. b) Establishing objective (penetapan tujuan) merupakan aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan. c) Programming (pemprograman) yaitu aktivitas yang dilakukan dengan maksud menetapkan langkah-langkah mencapai tujuan, unit dan anggota yang bertanggung jawab serta urutan pengaturan waktu setiap langkah. d) Scheduling (penjadwalan) merupakan penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan. e) Budgeting (penganggaran) yaitu aktivitas membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan yang disediakan untuk kegiatan dan waktu tertentu. f) Developing procedure (pengembangan prosedur) prosedur yaitu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan. 21 g) Establising and interpreting policies (penetapan dan interpretasi kebijakan) yaitu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi pekerjaan manajer dan bawahannya. 2. Pengorganisasian (Organizing) Siswanto (2009: 75) mendeskripsikan organizing seabagai pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Sedangkan Hany T. Handoko (2003: 168) mendefinisikan pengorganisasian sebagai (1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; (2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan; (3) penugasan tanggung jawab tertentu; (4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya. Ditambahkan pula oleh Handoko pengorganisasian berkaitan dengan pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. Usman (2013: 172-237) kemudian membagi organisasi ke dalam tujuh pengertian, yaitu: a) b) c) d) Organisasi sebagai proses kerja sama Organisasi sebagai sistem sosial Organisasi sebagai struktur (struktur organisasi) Organisasi sebagai kultur (kultur organisasi) definisi 22 e) Organisasi sebagai suatu wadah f) Organisasi sebagai iklim g) Organisasi sebagai pembelajaran 3. Pengarahan atau Penggerakan (Actuating) Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan. Menurut Samino (2010: 116) fungsi pengarahan atau penggerakan ada 4, yaitu: a) Motivasi Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan. b) Kepemimpinan Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu-individu dan kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan definisi tersebut maka kepemimpinan terdiri dari beberapa unsur: pemimpin, bawahan, organisasi, tujuan dan lingkungan. Menurut Irvin Kety dalam Rohmat (2013: 52) menyatakan bahwa tinjauan kepemimpinan di fokuskan pada tiga komponen untuk sukses, yaitu: (1) Membangun staff yang kompeten. 23 (2) Menyediakan jaringan antara individu dan kelompokkelompok individu untuk membangun aliansi untuk tujuan pertemuan. (3) Integritas professional. c) Komunikasi Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari pengirim atau komunikator kepada penerima pesan atau komunikan melalui media dengan tujuan mendapatkan perubahan atau dampak tertentu. Secara sederhana komunikasi terdari dari 5 unsur, yaitu (1) Komunikator: orang yang menyampaikan pesan. (2) Pesan: pernyataan yang didukung oleh lambing. (3) Komunikan: orang yang menerima pesan. (4) Media: sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. (5) Efek: dampak sebagai pengaruh dari pesan. d) Manajemen Konflik Manajemen konflik merupakan seni mengelola pertentangan dan ketidaksesuaian kepentingan, tujuan, dan kebutuhan dalam situasi formal, sosial dan psikologis dengan mengusahakan kesepakatan melalui pemecahan masalah secara kreatif. 24 4. Pengendalian (Controlling) Dalam hal ini pengendalian (controlling) didefinisikan sebagai pengendalian. Pengendalian adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan (Siswanto, 2009: 140). Penjelasan lain diberikan Usman (2011:503) yang mengemukan pengendalian sebagai proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah dutetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut. Dimana fungsi pengendalian mengendalikan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian itu sendiri. Dalam setiap sistem pengendalian terdapat empat elemen pokok antara lain: a) Kondisi atau karakteristik yang dikendalikan b) Instrumen atau metode sensor c) Unit atau instrumen pengendalian d) Kelompok atau mekanisme penggerak. 25 Sedangkan karakteristik pengendalian yang efektif meliputi akurat, tepat waktu, objektif dan komprehensif, dipusatkan pada tempat pengendalian strategis, secara ekonomi realistik, secara organisasi realistis, dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi, fleksibel, preskriptif dan operasional, dan diterima para anggota organisasi (Siswanto, 2009: 151-152). 2. Manajemen Pendidikan a. Pengertian Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan menurut (Suryosubroto, 2010: 27) ada empat pengertian: 1) Manajemen pendidikan merupakan bentuk kerjasama personel pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. 2) Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan siklus penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya. 3) Manajemen pendidikan merupakan usaha untuk melakukan pengelolaan sistem pendidikan. 4) Manajemen pendidikan merupakan kegiatan memimpin, mengambil keputusan, serta berkomunikasi dalam organisasi sekolah sebagai tempat usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. 26 Selanjutnya Hikmat (2009: 21) mendefinisikan manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerja sama dua orang atau lebih dan atau usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber (personal maupun material) secara efektif, efisien, dan rasional untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Sedangkan Daryanto et. al, (2013: 1) mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu proses yang melibatkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara sistematis. Adapun kerangka kerjanya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau penggerakan, dan pengendalian sumber daya pendidikan. b. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen adalah: 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 27 3. Pengarahan (Motivasi, kepemimpinan, kekuasaan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi, negosiasi, manajemen konflik, perubahan organisasi, keterampilan interpersonal, membangun kepercayaan, peilaian kinerja, dan kepuasan kerja 4. Pengendalian meliputi pemantauan (monitoring), penilaian, dan pelaporan, monitoring dan evaluasi sering disingkat ME dan Monev (Usman, 2013: 19). c. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan Menurut Usman (2013: 17) tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain: 1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Bermakna (PAKEMB). 2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. 3) Terpenuhinya salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer). 4) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 5) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan). 6) Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya. 7) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel. 8) Meningkatnya ciri positif pendidikan. d. Komponen-Komponen Manajemen pendidikan Dalam operasionalnya di sekolah, manajemen pendidikan dapat dilihat sebagai gugusan-gugusan tertentu. Gugusan-gugusan ini selanjutnya boleh disebut dengan komponen manajemen pendidikan. Tentang komponen-komponen manajemen pendidikan para ahli berbeda pendapat. 28 Menurut Suryosubroto (2010: 30) komponen manajemen pendidikan ada 8, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Manajemen Kurikulum Manajemen Kesiswaan Manajemen Personalia Manajemen Sarana Pendidikan Manajemen Tatalaksana Sekolah Manajemen Keuangan Pengorganisasian Sekolah Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Humas). Sedangkan menurut Rohiat (2010: 21) komponen manajemen pendidikan ada 7, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Manajemen Kurikulum Manajemen Kesiswaan Manajemen Personal/Anggota Manajemen Sarana dan Prasarana Manajemen Keuangan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Humas) Manajemen Layanan Khusus Merujuk pada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah komponen manajemen pendidikan ada 5, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Manajemen Kurikulum Manajemen Kesiswaan Manajemen personalia Manajemen Keuangan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah (Daryanto et. al, 2013: 169). Tanpa merendahkan pendapat pertama dan kedua pembahasan dalam penelitian ini akan merujuk pada pendapat yang ketiga karena komponen manajemen pendidikannya merupakan kebijakan dari Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas, selain itu lebih 29 mudah dipahami, lebih ringkas dan sudah mewakili pendapat pertama dan kedua. 1. Manajemen Kurikulum Syaiful Sagala (2011: 230) menyatakan bahwa untuk mewujudkan pembangunan Nasional di bidang pendidikan tersebut diperlukan suatu peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat, tantangan global, serta kebutuhan pembangunan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka disusunlah suatu kurikulum, dalam perjalanannya kurikulum ini senantiasa mengalami perkembangan dan penyesuaian sesuai dengan kemajuan jaman. Seperti kita ketahui bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 3). Saleh (2006: 197) menyatakan bahwa kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. kurikulum berfungsi sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai kemampuan dan hasil belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. 30 a) Pengertian Kurikulum Ahmad Tafsir (2001: 53) dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam menyatakan kata kurikulum mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu kata kurikulum digunakan dalam bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start sampai finish. Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut kurikulum diartikan dua macam, yaitu: (1) Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau pergruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. (2) Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan. Menurut Sagala (2011: 233) kata kurikulum berasal dari bahasa latin “curriculum” semula berarti “a running course, or race corse, especially a chariot race course” yang berarti jalur pacu dan secara tradisional kurikulum disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang, terdapat pula dalam bahasa prancis “courier” artinya “to run” atau berlari. Sedangkan Rusman (2009: 3) menjelaskan bahwa Kurikulum adalah seperangkat 31 rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pendapat Harold B. Alberty yang dikutip Rusman dalam bukunya Manajemen kurikulum (2009: 3) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Secara popular kurikulum didefinisikan sebagai all the experience that pupils have under the guidenc of the school. Menurut Hilda Taba, kurikulum adalah a plan for learning. Bahwa kegiatan dan pengalaman peserta didik di sekolah harus direncanakan agar menjadi kurikulum. Adapula yang berpendirian bahwa kurikulum sebenarnya meliputi pengalaman yang direncanakan tetapi ada yang tidak direncanakan, disebut hidden kurikulum atau kurikulum tersembunyi. Namun demikian, pada sebuah kurikulum terdapat empat komponen baku: tujuan, bahan pelajaran, proses belajar-mengajar, dan penilaian Usman Abu Bakar (2013: 188). Walaupun terdapat perbedaan definisi mengenai kurikulum ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kurikulum ini 32 merupakan suatu rencana pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rencana tersebut juga mencakup media dan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pengertian kurikulum memang tidak pernah stagnan. Definisi kurikulum menurut para ahli bisa jadi mengalami perbedaan makna yang cukup besar dari waktu ke waktu. Hamalik (2008: 17) menjelaskan bahwa pengertian kurikulum dapat dibedakan menjadi pandangan lama dan pandangan baru. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk mendapatkan ijazah. Pandangan ini memberi implikasi, bahwa semua murid harus mengikuti mata pelajaran yang sama. Selain itu, peran aktif dipegang oleh guru untuk menyampaiakan materi pembelajaran. Pada perkembangannya, definisi kurikulum meluas misalnya pengertian yang diberikan oleh Romine (1954) seperti yang dikutip oleh Hamalik (2008: 17) “curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, wether in the classroom or not. Tafsiran di atas tentu lebih luas. Bukan hanya mata pelajaran, kurikulum mencakup semua kegiatan dan pengalaman 33 siswa, selama masih menjadi tanggung jawab sekolah. Selain itu, kegiatan pembelajaran dpat dilakukan di dalam atau di luar kelas, sehingga kegiatan ekstra kulikuler pun sebenarnya termasuk dalam kurikulum. Dalam pengertian yang lebih luas ini, menjadi kewajiban guru untuk mengajar dengan cara yang lebih bervariasi, sehingga siswa menjadi lebih aktif. b) Fungsi-Fungsi Manajemen Kurikulum Rusman (2009: 17) dalam Manajemen Kurikulum menyatakan bahwa secara garis besar beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen kurikulum dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Mengelola Perencanaan Kurikulum (2) Mengelola Implementasi Kurikulum (3) Mengelola Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum (4) Mengelola Perumusan Penetapan Kriteria dan Pelaksanaan Kenaikan Kelas/Kelulusan (5) Mengelola Pengembangan Bahan Ajar, Media Pembelajaran, dan Sumber Belajar (6) Mengelola Pengembangan Ekstrakurikuler dan Kokulikuler (7) Kegiatan Manajemen Kurikulum. Setelah mengetahui pengertian manajemen dan kurikulum, dapat kita simpulkan bahwa manajemen kurikulum adalah suatu 34 proses dan kerangka kerja yang untuk mencapai keberhasilan kurikulum. Kegiatan manajemen kurikulum dapat dikaitkan dengan dua hal, yaitu: yang berkaitan dengan tugas guru, dan yang berrkaitan dengan proses pembelajaran: (1) Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru (a) Pembagian tugas pembelajaran. Pembagian tugas biasanya dilakukan dalam rapat guru pada awal tahunpelajaran atau menjelang awal semester baru. (b) Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan tambahan di luar kurikulum yang berlaku ini seperti kegiatan pramuka, koperasi, unit kesehatan sekolah, olahraga, kesenian dan lain-lain. (2) Kegiatan yang berkaitan dengan jadwal pelajaran. proses pelaksanaan pembelajaran (a) Penyusunan merupakan penjabaran dari Jadwal pelajaran seluruh program pembelajaran di sekolah. Jadwal pelajaran merupakan pedoman bagi guru bahwa dia akan membelajarkan di kelas mana dan hari apa saja, serta jam berapa saja. (b) Penyusunan program penyusunan program menghitung jumlah pembelajaran. pembelajaan pokok bahasan Kegiatan ini meliputi: yang harus 35 disampaikan dalam jangka waktu tertentu (semester atau catur wulan), menghitung jumlah jam pelajaran yang tersedia menurut kurikulum yang berlaku, menghitung jumlah jam efektif pada semester atau catur wulan berdasarkan kalender akademik yang berlaku, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk jangka waktu tertentu (satu semester atau catur wulan) (c) Pengisian daftar kemajuan kelas. Menggambarkan tentang kemajuan kelas tentang penguasaan materi pelajaran. (d) Kegiatan mengelola kelas. Merupakan upaya yang dilakukan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara efektif dan efisien. Hal ini menyangkut strategi pembelajaran, pemanfaatan media, tempat duduk dan lain-lain (e) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar berguna untuk mendapatkan umpan balik bagi guru tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. (f) Laporan hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus dilaporkan kepada orang tua atau wali murid ini disebut rapor (g) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan tidak hanya untuk siswa yang bermasalah saja tapi semua siswa, termasuk siswa yang berprestasi. 36 2. Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah. Tujuan manajemen kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien, kegiatan kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan siswa, dan kelulusan (Rohiat, 2010: 25). Penerimaan siswa merupakan proses pelayanan dan pencatatan siswa dalam penerimaan siswa baru, setelah melalui seleksi masuk siswa baru dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan seperti: penetapan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru. Pembinaan siswa adalah pemberian pelayanan kepada siswa di sekolah baik pada jam pelajaran sekolah ataupun di luar jam pelajaran sekolah. Pembinaan yang dilakukan kepada siswa adalah agar siswa menyadari posisi dirinya sebagai pelajar dan dapat menyadari tugasnya secara baik. Beberapa hal yang dilakukan dalam pembinaan siswa diantaranya: memberikan orientasi kepada siswa baru, mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan 37 siswa, membina disiplin siswa, dan membina siswa yang telah tamat belajar Suryosubroto (2010: 74) Manajemen murid menunjuk kepada pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu. Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: a) Penerimaan Murid Baru Menurut Ismed Syarief et. al, (1976: 25-30) langkahlangkah penerimaan murid baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut: (1) Membentuk Panitia Penerimaan Murid Baru Panitia penerimaan murid baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, yakni: syarat-syarat pendaftaran murid baru, formulir pendaftaran, pengumuman, buku pendaftaran, waktu pendaftaran, jumlah calon yang diterima. (2) Menentukan Syarat Pendaftaran Calon Contoh syarat-syarat pendaftaran: surat keterangan kelahiran, atau umur, surat keterangan kesehatan, surat kelakuan baik dari kepala sekolah asal, salinan tanda lulus/STTB yang disahkan, salinana raport kelas tertinggi, 38 membayar biaya pendaftaran, pas foto ukuran 3x4/4x6 sebanyak yang diperlukan, mengisi formulir pendaftaran. (3) Menyediakan Formulir Pendaftaran Formulir pendaftaran dimaksudkan untuk mengetahui identitas calon dan untuk kepentingan pengisian buku induk sekolah. (4) Pengumuman Pendaftaran Calon Pengumuman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan sebagainya, tetapi dapat juga hanya menggunakan papan pengumuman di sekolah. Adapun maksud/tujuan pengumuman ini ialah agar kesempatan dan syarat pendaftaran calon murid baru di sekolah tersebut bisa diketahui oleh masyarakat luas khususnya para orang tua yang berkepentingan. (5) Menyediakan Buku Pendaftaran Buku ini digunakan untuk mencatat para calon yang mendaftarkan ingin masuk ke sekolah itu. Berdasarkan pencatatan ini pula calon memperoleh nomor pendaftaran (nomor calon) yang mungkin disebut juga sebagai nomor seleksi (6) Waktu Pendaftaran Penentuan waktu atau lama pendaftaran calon tergantung pada kebutuhan. Waktu bisa diperpanjang apalagi 39 target belum terpenuhi, dan sebaliknya mungkin diperpendek apabila target sudah terpenuhi. (7) Penentuan Calon yang Diterima Apabila hasil tes masuk yang hendak dijadikan standar, maka penentuan calon yang diterima dapat didasarkan pada urutan keberhasilan nilai tes itu (sistem ranking) sampai sebanyak calon yang ditargetkan sesuai dengan daya tamping kelas. b) Pencatatan Murid dalam Buku Induk Murid yang baru perlu dicatat segera dalam buku besar yang biasa disebut buku induk atau buku pokok. Catatan dalam buku induk harus lengkap meliputi data dan identitas murid dalam hal ini sebagian datadapat diambil dari formulir pendaftaran. Buku induk merupakan kumpulan daftar nama murid sepanjang masa dari sekolah itu. Di samping identitas murid, dalam buku induk juga berisi prestasi belajar anak (daftar nilai raport) dari tahun ke tahun selama ia belajar di sekolah tersebut. Catatan dalam buku induk harus bersih dan jelas, dan ini merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang penggarapannya bisa diserahkan kepada pegawai sekolah. 40 c) Pencatatan Murid dalam Buku Klaper Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-penting. Pengisiannya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk itu. Di sini daftar nilai juga tercatat. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah diketemukan dalam buku klaper karena nama murid disusun menurut abjad d) Tata Tertib Murid Menurut instruksi menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal: 1 Mei 1974, No. 14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. Tata tertib murid adalah bagian dari tata tertib sekolah, disamping itu masih ada tata tertib guru dan tata tertib tenaga administratif. Kewajiban menaati tata tertib sekolah adalah hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan sekedar sebagai kelengkapan sekolah. e) Daftar Presensi Daftar presensi atau daftar hadir dimaksudkan untuk mengetahui frekuensi kehadiran murid di sekolah sekaligus untuk mengontrol kerajinan belajar mereka. 41 3. Manajemen Personalia Manajemen personalia adalah suatu ilmu seni untuk melaksanakan antara lain planning, organizing, controlling sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan (Nitisemito, 1991: 10). Menurut Suryosubroto (2010: 86) pada prinsipnya yang dimaksud dengan personalia di sini ialah orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini di sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personel sekolah adalah: kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan pesuruh/penjaga sekolah. Adapun kegiatan-kegiatan manajemen personalia sekolah meliputi: a. Daftar Personel Daftar personal memuat identitas atau keterangan lengkap tetang diri pegawai atau karyawan yang bersangkutan baik ia itu guru maupun tenaga administratif. Keterangan-keterangan ini antara lain meliputi nama lengkap dan identitas pribadi yang lain (agama, tempat tinggal, tahun kelahiran, dan sebagainya), pangkat, jabatan, pendidikan terakhir, pendidikan tambahandan keadaan keluarga. Semua keterangan perlu dibuktikan dengan sah. 42 b. Daftar Hadir Guru dan Karyawan Kehadiran guru/karyawan di sekolah adalah suatu hal yang mutlak demi berhasilnya tujuan pendidikan. Disamping itu yang penting lagi ialah apakah alokasi waktu yang disediakan selama satu semester atau satu catur wulan itu dapat dipenuhi oleh guru atau tidak bagi sesuatu bidang studi. c. Daftar Konduite Yang dimaksud daftar konduite adalah daftar yang berisi penilaian terhadap pegawai yang dibuat oleh pimpinan atau atasannya. Dalam hal ini kepala sekolah membuat daftar konduite itu berdasarkan penilaian terhadap guru yang menjadi bawahannya. 4. Manajemen Keuangan Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Soal-soal yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada: Uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya (Suryosubroto, 2010: 131). Pendidikan membutuhkan biaya yang banyak. Sudah menjadi rahasia umum, pendidikan yang berkualitas itu mahal. Dengan demikian, variasi pembiayaan pendidikan akan sangat bervariasi. 43 Oleh kartena itu, keuangan atau pembiayaan pendidikan di lembagalembaga pendidikan atau sekolah menjadi factor esencial. Penanggung jawab manajemen pembiayaan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru yang ikut bertanggung jawab atas pembiayaan pendidikan. Guru diharapkan dapat merencanakan pembiayaan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Kebutuhan untuk pembelajaran yang baik tentunya memerlukan pembiayaan yang memadai. Manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggung jawaban penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Manajemen keuangan memiliki aturan tersendiri, terdapat pemisahan tugas dan fungsi antara otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan otorisator. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat 44 berharga lain yang dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung jawaban. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dan menjabat sebagai otorisator berfungsi memerintahkan pembayaran. sebagai koordinator yang sebagai orang Bendaharawan dapat yang dapat sekolah bertugas melakukan pengujian atas pembayaran. Keuangan sekolah dapat diperoleh dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta bantuan masyarakat. APBN terdiri atas dana rutin dan dana pembangunan (Rohiat, 2010: 27-28). 5. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah Manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebel, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah (Daryanto et. al, 2013: 171). Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan 45 penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah. Suryosubroto (2010: 114) menyatakan ditinjau dari fungsi atau peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan (sarana material) dibedakan menjadi tiga macam: a. Alat Pengajaran Alat pengajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Alat ini mungkin berwujud buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktek. b. Alat Peraga Alat peraga ialah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang sudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari abstrak sampai kepada yang konkrit. 46 c. Media Pengajaran Media Pengajaran ialah sarana pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Media pembelajaran menurut Rohmat (2014: 33-34) memuat lima unsur, yaitu: 1) Segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi pembelajaran. 2) Salah satu komponen dari sistem penyampaian pelajaran yang meliputi segala peralatan fisik pada komunikasi seperti: buku, modul, computer slide, televise, radio, tape recorder, dan semacamnya. 3) Sarana atau alat bantu bagi terselenggaranya pembelajaran. 4) Sumber belajar yang memperkaya wawasan anak didik. 5) Peragaan yang membantu memperjelas tentang sesuatu. Menurut Suryosubroto (2010: 115) garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi 5 hal, yakni: 1) 2) 3) 4) 5) Penentuan kebutuhan Proses pengadaan Pemakaian Pengurusan dan pencatatan Pertanggung jawaban. 3. Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah a. Pengertian Madrasah Aliyah Salafiyah Madrasah merupakan sebuah kata dalam bahasa arab yang artinya sekolah. Asal katanya yaitu darasa (baca: darosa) yang artinya mengajar. Di Indonesia madrasah dikhususkan sebagai sekolah (umum) yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keIslaman. 47 Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah (MA) setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Senada dengan penjelasan di atas Fajar (1998: 18-19) menjelaskan bahwa Secara harfiah Kata madrasah berasal dari bahasa Arab yang merupakan isim makan dari darasa-yadrisu. Secara harfiah, kata ini berarti atau setara maknanya dengan kata Indonesia, “sekolah”. Madrasah mengandung arti tempat, wahana anak mengenyam proses pembelajaran. Maksudnya, di madrasah itulah anak menjalani proses belajar secara terarah, terpimpin, dan terkendali. Dengan demikian, secara teknis madarasah menggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak berbeda dengan sekolah. Hanya dalam lingkup kultural, madrasah memiliki konotasi spesifik. Di lembaga ini anak memperoleh hal-ihwal atau seluk beluk agama dan keagamaan. Sehingga dalam pemakaiannya kata madrasah lebih dikenal sebagai sekolah agama. Madrasah adalah lembaga pendidikan berbasiskan kurikulum agama Islam. Madrasah yang fokus hanya pada kurikulum keagamaan disebut dengan madrasah diniyah sementara yang juga mengajarkan ilmu-ilmu umum (penunjang) disebut sebagai Madrasah (Nafi‟ et. al, 2007: 165). 48 Madrasah merupakan khazanah lembaga pendidikan Islam yang diwariskan generasi muslim terdahulu. Pada periode modern, madrasah digunakan sebagai bentuk lembaga pendidikan yang memiliki ciri-ciri modern. Dalam konteks Indonesia awal abad ke-20, yang sekaligus periode kebangkitan madrasah Indonesia, kaum muslim menggunakan “madrasah” sebagai simbol lembaga pendidikan Islam modern dengan ciri-ciri lembaga pendidikan klasikal, kurikulum terstruktur, ujian dirancang periodik, kenaikan kelas dan sertifikat sebagai tanda lulus. Seperti telah disebutkan “madrasah modern” merupakan hasil perjumpaan budaya, antara tradisi pembelajaran dalam Islam baik yang terlembagakan dalam madrasah tradisional maupun pesantren dengan sekolah-sekolah modern yang datang bersama kolonialisme. Madrasah sebagai simbol modernitas segera mengalami diseminasi intensif di kalangan kaum muslim melalui berbagai jalur gerakan-gerakan Islam, termasuk pesantren yang kemudian menjadikan “madrasah “ sebagai media transmisi ilmu-ilmu keislaman yang biasanya disampaikan secara tradisional (Subhan, 2012: 316). Subhan (2012: 318-320) menjelaskan bahwa madrasah dibagi menjadi lima varian, yaitu : 1) Madrasah yang mengombinasikan mata pelajaran agama dengan matapelajaran umum, untuk tingkat pendidikan dasar disebut Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan masa belajar 6 tahun, untuk tingkat pendidikan menengah pertama, disebut Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan masa belajar tiga tahun, dan untuk tingkat pendidikan menengah disebut Madrasah Aliyah (MA) dengan masa belajar tiga tahun. 49 2) Kelompok madrasah yang hanya mengajarkan pengetahuan keIslaman, termasuk bashasa Arab, yaitu Madrasah Diniyah Awaliyah dengan masa belajar empat tahun, untuk tingkat pendidikan menengah pertama disebut dengan madrasah Diniyah Wustha dengan masa belajar dua tahun, dan untuk tingkat pendidikan menengah keatas disebut Madrasah Diniyah Ulya dengan masa belajar dua tahun. 3) Kelompok pesantren Salafiyah, ini merupakan jenis pesantren yang tidak menawarkan pendidikan formal kepada santri. Pesantren ini menawarkan sistem pembelajaran tradisional dengan materi utama ilmu-ilmu keIslaman. Kitab kuning merupakan referensi utama dalam pesantren jenis ini. 4) Kelompok lembaga pendidikan Islam yang mengombinasikan pengetahuan agama dan pengetahuan umum, tetapi menamakan dirinya Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyah (KMI) ATAU Mu‟allimin, keduanya merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah dengan masa belajar enam tahun. 5) Kelompok lembaga pendidikan islam yang menyebut dirinya dengan istilah sekolah Islam. Ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep “HIS met de Qur‟an”. Madrasah negeri dan swasta terdapat beberapa perbedaan. Pertama, dari segi sumber keuangan. Seluruh anggaran pendidikan madrasah negeri sepenuhnya ditanggung pemerintah. Sementara itu, madrasah swasta sepenuhnya mengandalkan sumber dana dari masyarakat. Subsidi pemerintah jumlahnya sangat kecil, khususnya dibandingkan dengan anggaran madrasah negeri. Disamping itu, tidak seluruh madrasah swasta dapat menikmati fasilitas subsidi ini karena pada umumnya madrasah yang tidak menerapkan kurikulum Departemen Agama tidak mendapatkan subsidi. Kedua, dari segi manajemen pengelolaan. Madrasah negeri dikelola Departemen Agama. Kepala sekolah, guru, dan staf administrasi madrasah adalah pegawai negeri sipil. Sementara itu, madrasah swasta dikelola oleh organisasi madrasah itu sendiri, yayasan, atau 50 organisasi sosial keagamaan. Otoritas madrasah swasta sepenuhnya berada di tangan pengelolanya. Ketiga dari segi ideology keagamaan atau materi-materi keislaman yang diajarkan. Madrasah Negeri jelas mereproduksi materi-materi keIslaman sebagaimana dikembangkan Departemen Agama. Sementara itu materi-materi keIslaman dilingkungan madrasah swasta sangat variatif tergantung kepada ideology keagamaan pengelola madrasah (Subhan, 2012: 323). Pengakuan pemerintah terhadap Madrasah tertuang pada Undang-Undang No.4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di Sekolah dalam pasal 10 ayat (2) disebutkan bahwa: “Belajar di sekolah agama yang telah mendapatkan pengakuan Menteri Agama dianggap telah memenuhi kewajibah belajar”(Saleh, 2006: 26). Dan sementara itu dalam keputusan menteri pendidikan dan Kebudayaan No.0489/V/1992 tentang Sekolah Menengah Umum dalam Pasal 1 Ayat (6) disebutkan bahwa: “Madrasah Aliyah adalah SMU yang berciri khas Agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama”(Saleh, 2006: 34). Sedangkan kata salaf berarti dari bahasa Arab سلفsecara literal bermakna yang dulu atau yang sudah lewat. Dalam pengertian istilah pesantren di Indonesia, salaf berkonotasi pada 51 sebuah pesantren tradisional yang menganut sistem pendidikan kuno yaitu sistem wetonan, bandongan dan sorogan. Pengertian ini kemudian berkembang seiring dengan dinamika dari pesantren salaf itu sendiri. Saat ini pesantren salaf bermakna sebuah pesantren yang murni mengajarkan ilmu agama baik dengan sistem tradisional maupun sistem klasikal (jenjang kelas) yang umum disebut dengan madrasah diniyah atau menganut kedua sistem itu. Pesantren salaf dengan santri yang cukup banyak biasanya menganut kedua sistem sorogan/wetonan dan klasikal sekaligus. Dalam perkembangan berikutnya, sebuah pesantren disebut salaf selagi terdapat sistem pendidikan di atas (tradisional dan klasikal) walaupun dikombinasikan dengan pendidikan formal (MI, MTs, dan MA) yang mengikuti kurikulum Kemendikbud atau Kemenag. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Salafiyah adalah Sekolah tingkat menengah atas yang di dalamnya juga mempelajari kitab-kitab turost/kuning (kitab kuno) yang dikombinasikan dengan pendidikan formal Madrasah Aliyah (MA) yang mengikuti kurikulum Kemendikbud atau Kemenag. 52 b. Mu’adalah Secara bahasa mu‟adalah berasal dari kata „Aadala-Yu‟aadilumu‟aadalah yang berarti penyetaraan. Sedangkan secara terminologi, sebagaimana yang telah dijelaskan pada BAB I pengertian mu‟adalah adalah suatu proses penyetaraan antara institusi pendidikan baik pendidikan di pondok pesantren maupun di luar pesantren dengan menggunakan kriteria baku dan mutu/kualitas yang telah ditetapkan secara adil dan terbuka. Selanjutnya hasil dari mu‟adalah tersebut, dapat dijadikan dasar dalam meningkatkan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren (Yusuf, 2009: 8). Dalam konteks ini, pondok pesantren mu‟adalah yang terdapat di Indonesia terbagi menjadi 2 (dua) bagian: Pertama, pondok pesantren yang lembaga pendidikannya dimu‟adalahkan dengan lembaga-lembaga pendidikan di luar negeri seperti Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, Universitas Umm Al-Qurra Arab Saudi maupun dengan lembagalembaga non formal keagamaan lainnya yang ada di Timur Tengah, India, Yaman, Pakistan atau di Iran. Pondok pesantren-pondok pesantren yang mu‟adalah dengan luar tersebut hingga saat ini belum terdata dengan baik karena pada umumnya mereka langsung berhubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan luar negeri tanpa ada koordinasi dengan Depag RI maupun Departemen Pendidikan Nasional. Kedua, pondok pesantren mu‟adalah yang disetarakan dengan Madrasah Aliyah dalam pengelolaan Depag RI dan yang disetarakan 53 dengan SMA dalam pengelolaan Diknas. Keduanya mendapatkan SK dari Dirjen terkait. Tujuan Mu‟adalah Pendidikan Pondok Pesantren dengan Madrasah Aliyah dan SMA adalah: 1. Untuk memberikan pengakuan (recognition) terhadap sistem pendidikan yang ada di pondok pesantren sebagaimana tuntutan perundang-undangan yang berlaku. 2. Untuk memperoleh gambaran kinerja pondok pesantren yang akan di Mu‟adalahkan/disetarakan dan selanjutnya dipergunakan dalam pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu serta tata kelola pendidikan pondok pesantren. 3. Untuk menentukan pemberian fasilitasi terhadap suatu pondok pesantren dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang setara/Mu‟adalah dengan MA/SMA (Yusuf, 2009: 8). Kriteria pendidikan pondok pesantren yang dimu‟adalahkan, yaitu: 1. Penyelenggara Pendidikan Pondok pesantren harus berbentuk yayasan atau organisasi sosial yang berbadan hukum. 2. Pendidikan Pontren yang akan dimu‟adalahkan/disetarakan ialah pendidikan pada Pondok pesantren yang telah memiliki piagam terdaftar sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren pada Departemen Agama dan tidak menggunakan kurikulum Depag maupun Diknas. 54 3. Tersedianya komponen penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada satuan pendidikan seperti adanya tenaga kependidikan, santri, kurikulum, ruang belajar, buku pelajaran dan sarana pendukung pendidikan lainnya. 4. Jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok pesantren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan 3 (tiga) tahun setelah tamat Madrasah Tsanawiyah dan 6 (enam) tahun setelah tamat Madrasah Ibtidaiyah (Yusuf, 2009: 8). Sasaran dari program pondok pesantren mu‟adalah ini adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren, yang mengajukan permohonan untuk disetarakan lulusannya setingkat dengan madrasah aliyah/SMA diantaranya: a. Madrasah Salafiyah “Ulya (Aly atau Aliyah), DMI (Dirasah Mu‟allimin Islamiyah) b. Kulliyatul Mu‟allimin Islamiyah (KMI) dan Tabiyatul Mu‟allimin Islamiyah (TMI) c. Madrasah Diniyah “Ulya atau setingkat Takhassus yang sudah lulus jenjang Wustho dan Awwaliyah/Ula atau nama lainnya yang sejenis (Yusuf, 2009: 8). Adapun materi pengajian kitab di Pondok Pesantren meliputi kitab – kitab yang terkait dengan mata pelajaran sebagai berikut: a. Tafsir Qur‟an b. Hadist 55 c. Ilmu Tafsir d. Ilmu Hadist e. Tauhid f. Akhlak/Tasawuf g. Bahasa Arab/ Ilmu Alat, Nahwu Sorof h. Fiqh i. Ushul fiqh. (Yusuf, 2009: 15). B. Penelitian Yang Relevan Penelitian mengenai pelaksanaan manajemen pendidikan sangat penting untuk diteliti. Karna itu, tema ini banyak menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Secara umum penelitian ini akan mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam penelitian selanjutnya. Penelitian terdahulu dalam bidang yang diteliti, diantaranya: 1. Ninik Nur Muji Astutik. 2009. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Pondok Pesantren Mu‟adalah dan Ghoiru Mu‟adalah: (Studi Multi Kasus di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan dan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah Gunung Jati Pasuruan). Tesis, Jurusan Manajemen Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpukan bahwa: pertama, perencanaan kurikulum dan pembelajaran merupakan kunci awal dalam pelaksanaan manajemen kurikulum dan pembelajaran. Perencanaan 56 kurikulum dan pembelajaran madrasah aliyah pondok pesantren dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan dari madrasah aliyah dan pondok pesantren. Dalam penyusunan kurikulum dan pembelajaran Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Salafiyah membentuk tim penyusun yang terdiri dari pengasuh, sesepuh dan guru senior. Sedangkan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah Gunung Jati membentuk tim penyusun yang terdiri dari kepala madrasah, dewan guru dan pengasuh. Kurikulum lokal yang digunakan oleh kedua pondok pesantren tersebut mengantarkan mereka pada kreatifitas pengembangan, Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Salafiyah telah lebih dulu mendapatkan status kesetaraan dari Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah karena sudah dapat mengkolaborasikan materi agama dan materi umum dalam penyusunan kurikulum. Kedua, pengorganisasian kurikulum dan pembelajaran madrasah aliyah pondok pesantren dimulai dari pengorganisasian elemen pelaksananya yaitu guru dan elemen lainnya agar dapat melaksanakan fungsi berdasarkan tugas masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan pengorganisasian materi-materi umum dan agama agar dapat dikemas secara rapi dalam suatu pembelajaran dan kemudian disajikan dalam jenjang-jenjang yang sudah disiapkan. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Salafiyah memiliki jenjang-jenjang Ula, Tsanawiyah, Wustho dan Aliyah. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah yang sudah dilaksanakan memiliki kegiatan pendidikan non formal saja (diniyah) yang jenjangnya terdiri dari tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan 57 Musyawirin. Ketiga, pelaksanaan Kurikulum dan pembelajaran diselenggarakan dalam bentuk klasikal/madrasah. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan telah membuat serangkaian perangkat pembelajaran dengan beberapa metode pembelajaran, media dan strategi pembelajaran sebagai pendukung keefektivan dan efisiensi pelaksanaannya. Sedangkan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah hanya mengembangkan materi agama secara spesifik yang hanya menggunakan target hafal dan khatam dengan menggunakan 2 metode yaitu metode sorogan dan bandongan. Keempat, penilaian yang dilakukan oleh Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Salafiyah diambil dari segi input, proses dan output. Keberhasilan output dibuktikan dengan pemberian ijazah mu‟adalah yang dapat digunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sementara Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah hanya melakukan penilaian dari proses dan output saja. Khusus bagi santri yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi akan diikutkan ujian kejar paket C, sehingga ijazah yang akan diperoleh oleh lulusan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darul Karomah Gunung Jati Pasuruan ada 2 macam, yaitu ijazah lokal dan ijazah formal. 2. Ali Mufron, 2013. Manajemen Pengembangan Mutu Guru (Studi Kasus di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas Pacitan). Tesis. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpukan bahwa: Bentuk pelaksanaan manajemen pengembangan mutu guru di MA Pondok Tremas 58 mencakup aspek pengadaan guru baru, yang dilaksanakan melalui langkah kebutuhan guru, rekrutmen dan seleksi, dalam hal ini dilakukan secara hati-hati dan terorganisir dengan baik, selanjutnya yaitu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan mutu guru baik bagi guru baru maupun guru lama seperti studi lanjut, gelar pertemuan kelompok kerja guru, penataran dan lokakarya serta studi banding dan sertifikasi guru. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pelaksanaan manajemen pengembangan mutu guru di MA Pondok Tremas telah dilaksanakan secara optimal sehingga menghasilkan guru-guru yang bermutu. 3. Yusuf Hadiyono 2010, Manajemen Program Pendidikan Ketrampilan di MA Syalafiyah Mu‟adalah Tremas pacitan. Tesis. Semarang: Program Hukum Islam Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpukan bahwa: penyelenggara program keterampilan pada MA Salafiyah Mu‟adalah Tremas pacitan adalah setiap manusia harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berkompetisi dalam dunia usaha di era persaingan global dan perdagangan bebas ini. Adapun konsep dasar penyelenggaraannya dimaksudkan untuk memberi bekal kepada para peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu dalam perekonomian agar memiliki keahlian dalam persaingan dunia kerja. Melalui penelitian ini diketahui pula bentuk pengelolaan program keterampilan pada MA Syalafiyah Mu‟adalah Tremas Pacitan meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan 59 kepemimpinan organisasi. Adapun strategi manajemen untuk peningkatan layanan mutu yang dilakukan melalui empat hal yaitu sosialisasi visi, misi dan tujuan pendidikan; jabaran peningkatan mutu pendidikan; cakupannya; dan sumber-sumber daya pendukung atau penghambatnya. Jika dilihat dari hasil ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga penelitian hanya meneliti satu komponen atau sub komponen dari manajemen pendidikan; satu komponen manajemen pendidikan adalah penelitian Ninik Nur Muji Astutik (2009) yaitu komponen Manajemen Kurikulum; sub komponen manajemen pendidikan penelitian Yusuf Hadiyono (2010) yaitu sub komponen Manajemen Program Pendidikan dan Ali Mufron (2013) sub komponen Manajemen Pengembangan Mutu Guru. Sehingga jika dibandingkan penelitian ini jauh lebih komprehensif karena meneliti seluruh komponen manajemen pelaksanaan pendidikan yaitu: manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen personalia, manajemen keuangan dan manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah. 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa kata-kata atau gambaran. Data yang dimaksud berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lainnya (Moleong, 2014: 11). Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek yang berupa individu, organisasional atau perspektif yang lain. Adapun tujuannya adalah untuk menjelaskan aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati dan menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Bogdad dan Taylor dalam Moleong (2014: 4), mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengungkap data deskriptif dari informasi tentang apa yang mereka lakukan dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Sesuai dengan tema yang peneliti bahas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research), dimana penelitian ini dilakukan langsung di lapangan yaitu di MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan untuk mendapatkan data-data yang 60 61 diperlukan. Peneliti mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam keadaan alamiah. B. Latar Setting Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan yang terletak di Jl. Patrem No 12 Tremas Arjosari Pacitan Jawa timur. Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah memiliki banyak keunikan diantara kurikulumnya yang independen namun ijazahnya diakui untuk disetarakan dengan Madrasah Aliyah yang lain. C. Subyek dan Informan Penelitian Subyek Penelitian yaitu benda, keadaan atau orang, tempat data melekat dan permasalahan. Subyek dalam penelitian mempunyai keadaan sentral, karena pada subyek data didapat dan diamati. Berdasarkan pengertian tersebut maka subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ketua Majlis Ma’arif MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas dan Kepala MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. Informan adalah seseorang yang memiliki informasi primer atau pengetahuan yang luas tentang keadaan masyarakat di lingkungannya (Sukardi, 2006:43). Berdasarkan pengertian di atas maka informen dalam penelitian ini ialah orang-orang yang faham akan lingkungan obyek penelitian, termasuk di dalamnya: Ketua Majlis Ma’arif, Kepala Madrasah, Guru, Waka Kurikulum, 62 Waka Kesiswaan, Waka Personalia, Bendahara dan Waka Sarana dan Prasarana. D. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, diantaranya : a. Metode Observasi Secara definitif, pengertian observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan. Dalam melakukan observasi ini peneliti menggunakan sarana utama indera penglihatan. Melalui pengamatan mata dan kepala sendiri seorang peneliti diharuskan melakukan tindakan pengamatan terhadap tindakan, dan perilaku responden di lapangan dan kemudian mencatat atau merekamnya sebagai material utama (Sukardi, 2006: 49). Metode Observasi ini digunakan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang lokasi penilitian di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan di Tremas Arjosari Pacitan Jawa Timur. Dalam kegiatan observasi ini peneliti mengamati langsung terkait manajemen yang diterapkan. Hal ini penulis lakukan dalam rangka untuk mendapatkan data dan selanjutnya ditranskripsi supaya mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data untuk mengetahui Bagaimanakah Manajemen Kurikulum MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan. 63 b. Metode Interview (wawancara) Yang dimaksud dengan metode interview adalah teksis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu sesuai dengan data-data yang diperoleh. Teksis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung (pewawancara) dengan antara seorang/beberapa seorang/beberapa orang orang interviewer viewer (yang diwawancarai) (Bachtiar, 1997: 72). Sedangkan Sutrisno Hadi (1990:194) mengatakan interview adalah sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinganya sendiri suaranya. Fungsi metode ini adalah untuk memperoleh data tentang bagaimanakah Manajemen Pengelolaan Pendidikan MA Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Pacitan. Menurut Sutrisno Hadi (1990: 204) ditinjau dari pelaksaannya, interview (wawancara) dibedakan atas: 1) Interview bebas, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa saja yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai. Dengan demikian suasana akan lebih santai karena hanya omong-omong 64 biasa. Kelemahannya adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali. 2) Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur. 3) Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin. Metode ini digunakan untuk menghimpun data tentang Manajemen Pelaksanaan Pendidikan MA Salafiyah Mu’dalah Pondok Tremas Pacitan. Sehingga pada akhirnya dapat dijadikan bahan untuk analisa data yang bersifat kualitatif. Adapun teknik yang digunakan adalah interview bebas terpimpin. Karena dengan menggunakan teknik ini pelaksana penelitian akan lebih terarah. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan informan yaitu Ketua Majlis Ma’arif, Kepala Madrasah Aliyah, Guru dan Siswa. c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201). Dalam hal ini penulis mencari data tentang pelaksanaan manajemen pendidikan , letak geografis, keadaan, struktur organisasi, dan hal-hal lain 65 yang mendukung. Selain itu, penulis melengkapi dokumen dengan melakukan perekaman suara (hand recorder), karena dengan melakukan perekaman suara setidaknya informasi yang diterima akan lebih jelas, dan diharapkan dengan adanya rekaman suara ini akan mempermudah peneliti untuk mendiskripsikan dan menganalisa data. E. Keabsahan Data Keabsahan data menunjuk sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengumpulan data sering terjadi perbedaan bahkan pertentangan antara sumber data terhadap data yang diperoleh. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mencari keabsahan data. Dalam penelitian ini untuk mencari keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi data yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang berbeda dalam metode kualitatif (Moleong, 2014: 330). Untuk mencapai hal tersebut dapat ditempuh dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan ketua majlis ma’arif dengan apa yang dikatakan kepala madrasah, staf guru maupun wali santri tentang Manajemen Pelaksanaan Pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan. 66 c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan Manajemen Pelaksanaan Pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan. F. Teknik Analisa Data Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2014: 248), teknik analisa data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Kegiatan analisis data ini mengacu pada rujukan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, yaitu dengan mengambil informasi yang sama dari berbagai informan yang telah dikenal mempunyai sifat kejujuran dan terbuka. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013: 337), yaitu: 1. Data Reduction (Reduksi Data) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan dirinci melakukan penelitian di lapangan maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak, komplek dan rumit. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data 67 melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih halhal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2013: 338). Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, semua catatan lapangan dibaca difahami dan dibuat ringkasan yang berisi uraian hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan dan menjawab terhadap masalah yang diteliti. 2. Data Display (Penyajian Data) Penyajian data (data display) dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti guna membuat gambar secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data, yaitu menyampaikan informasi berdasarkan data yang diperoleh dan disusun dalam naratif. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2013: 408). 68 3. Conclution Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi) Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memverifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki penelitian dan selama proses pengumpulan data. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan kegiatan terpenting, karena sudah memahami dan memaknai berbagai hal yang ditemui dari mulai melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan, arahan, sebab-akibat, dan berbagai proposisi, kesimpulan yang perlu diverifikasi yang berupa suatu pengulangan dengan gerak cepat, sebagai pikiran kedua yang timbul melintas pada penelitian waktu menulis dengan melihat kembali (fieldnotes) atau catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan model interaktif. Proses analisis interaktif dimulai pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan kajian data, artinya data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari satu peneliti membuat ringkasan tentang pengertian yang ada disebut dengan reduksi data. Setelah selesai, peneliti mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan verifikasi yang berdasarkan pada reduksi data dan sajian data. Bila data yang dalam reduksi data dan sajian data kurang lengkap, maka wajib melakukan pengumpulan data kembali yang mendukung. Dengan analisis interaktif dan akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai Manajemen Pelaksanaan Pendidikan MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan. 69 Pengumpulan data Reduksi data Penyajian data Penarikan kesimpulan Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif (Sumber Sugiyono, 2013: 338) Dalam pengambilan kesimpulan perlu diverifikasi dengan melakukan aktivitas ulangan untuk tujuan agar lebih mantap, dengan penelusuran data kembali, dengan mengembangkan ketelitian misalnya mengembangkan konsensus antar subyek. 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan 1. Letak geografi MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas (MASMPTP) MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas adalah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Perguruan Islam Pondok Tremas yang mana PIP Tremas adalah salah satu pondok yang cukup tua umurnya, yang berdiri pada tahun 1830 M, yang dipelopori oleh beliau KH. Abdul Mannan. Jika ditinjau dari letak geografisnya, Pondok Tremas berada di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Sedangkan Pacitan adalah sebuah kota di tepi pantai selatan yang terletak pada garis lintang selatan: 8'3-8'17 bujur timur 11'2-11'28. Posisi pondok Tremas, berjarak 135 Km dari kota Solo dan 70 Km dari kota Ponorogo. Gambar 4.1 Peta Pacitan 70 71 Desa Tremas terletak pada 11 kilometer dari kota Pacitan, ke arah utara, dan 1 kilometer dari kecamatan Arjosari. Desa Tremas memiliki luas wilayah sebesar 285,28 Ha. Desa Tremas dibatasi oleh beberapa desa, yaitu: a. Sebelah utara, dibatasi oleh Desa Gayuhan. b. Sebelah timur, dibatasi oleh Desa Jatimalang. c. Sebelah selatan, dibatasi oleh Desa Arjosari. d. Sebelah barat dibatasi oleh Desa Sedayu. Desa Tremas memiliki 6 dusun dan 4 anak dusun. Keenam dusun itu adalah: dusun Krajan, dusun Kulak, dusun Pojok, dengan anak dusun Gunung Lembu, dusun Karang Asem, dengan anak dusun Pageran, Dusun Lenjoh, dengan anak dusun Ngepoh, dan dusun Tanjung dengan anak dusun Plumpung. Gambar 4.2 Peta Tremas 72 Desa Tremas dikelilingi oleh bukit-bukit dan di sebelah utara sampai ke timur Desa Tremas mengalir sungai Grindulu yang selalu membawa lumpur banjir di waktu musim penghujan. Oleh karenanya pondasi rumah penduduk desa tersebut rata-rata sangat tinggi bila dibandingkan dengan pondasi rumah penduduk di daerah yang bebas banjir. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani, yakni bercocok tanam padi, kacang tanah, kelapa, pisang, sayur mayur dan sebagainya. Karena Pacitan merupakan daerah yang minus dan tandus maka tidaklah aneh jika masyarakatnya sedikit ketinggalan jika dibandingkan dengan masyarakat daerah lain, khususnya dalam bidang ekonomi. Dengan uraian tersebut kita dapat menggambarkan kehidupan rakyat di daerah itu, yang sedikit banyak dapat mempengaruhi keadaan Pondok Tremas (Muhammad HD, 2001: 22). 2. Sejarah berdirinya MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas dulunya bernama MA Salafiyah yang berdiri pada tahun 1952 di bawah kepemimpinan KH. Kharis Dimyathi, dan sekitar tahun 1960 namanya berganti menjadi Mu‟allimin Tingkat Atas, dan pada tahun 1996 dikembalikan lagi menjadi MA Salafiyah dengan alasan bahwa Mu‟allimin bukanlah nama jenjang pendidikan (Dokumen MASMPTP). Sampai pada tahun 2006 MA Salafiyah Pondok Tremas mengikuti program Mu‟adalah dan berubah menjadi MA Salafiyah Mu‟adalah. 73 Adapun alasan mengikuti program mu‟adalah adalah karena mu‟adalah dinilai lebih memperkuat identitas salafiyah pondok pesantren. Aktivitas MASMPTP sejalan dengan aktivitas PIP Tremas karena MASMPTP berada di bawah naungan PIP Tremas, di samping itu letaknya yang berada di lingkungan pondok, sehingga antara madrasah dan pondok saling mengisi satu sama lain. Untuk tenaga pengajar diambilkan dari guru yayasan yang dipilih dari guru-guru yang membidangi mata pelajaran tertentu dan yang dianggap senior, selain itu juga mengambil guru-guru dari luar pondok untuk bidang studi tertentu. Dengan demikianlah dari tahun ke tahun MASMPTP mengalami banyak perkembangan dan kemajuan serta mempunyai nilai plus karena siswanya diwajibkan di asrama untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendukung prestasi akademiknya secara wajib. Profil MASMPTP secara lengkap dapat kita lihat dalam gambar sebagai berikut: Gambar 4.3 Profil Sekolah MASMPTP NO 1 2 3 4 IDENTITAS Nomor Statistik sekolah NPSN Nama Sekolah Alamat Jalan Desa/ Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota KETERANGAN 31 205 12 06 389 31 389 Madrasah Aliyah Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas Patrem No.21 Tremas Arjosari Pacitan 74 Provinsi Kode Pos Kode Area/ No. Telp. Fax E-mail Sekolah Dibuka Tahun Bentuk Sekolah Status Sekolah Waktu Penyelenggaraan Tempat Penyelenggaraan Jawa Timur 63581 0357/631001 www.pondoktremas.com 1952 Formal Terakreditasi A Pagi Gedung madrasah Pondok Tremas (Sumber: Dokumen MASMPTP, 2007) 5 6 7 8 9 Sejak berdiri tahun 1952 MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas telah mengalami empat kali pergantian kepala sekolah, yang pernah menjabat kepala sekolah ialah: a. b. c. d. KH. Kharis Dimyathi tahun 1952-1996. KH. Habib Dimyathi tahun 1996-1998. KH. Luqman Haris Dimyathi tahun 1998-2007. H. Abdillah Nawawi, Lc tahun 2007 sampai sekarang. (Rotal, 2014) 3. Struktur Organisasi Berdasarkan dokumen MASMPTP tahun pelajaran 2014-2015, struktur organisasi MASMPTP adalah sebagai berikut: Kepala : H. Abdillah Nawawi, Lc Wakil Kepala : 1. H. Achid Turmudzi 2. Hj. Siti Hajaroh, BA Sekretaris : 1. Wakhid Hasyim, S.Pd.I 2. Agus Tri Atmojo, S.Pd.I, SA. 3. Try Septya Ningsih 1. Moh. Rofikin, S.Pd.I Bendahara 2. Siti Azizatur Rofiqoh Bimbingan Penyuluhan & : 1. Joko Margiyono, S.Th.I 75 2. Salim DK, S.Pd.I 3. Amjad Habib Dimyathi, S.Pd.I 4. Hj. Widad, B.Sc 5. Hj. Jihan Al Hanin Perawatan 1. Mahmudi, S.Pd.I 2. Muflihin Wali Kelas a. Shobahi Putra I ( Satu ) II ( Dua ) III ( Tiga ) A : Mustofa B : Muflihin C : Sholehan Abdullah D : Agus Nur Hidayat, S.Pd.I A : Imam Ghozali B : Mahmudi, S.Pd.I C : Sutarto, S.Pd.I A : Nasrowi, S.Pd.I B : M. Annajih, S.Pd.I C : Santoso, S.Pd.I A : Tri Septya Ningsih B : Siti Azizatur Rofiqoh C : Yanti Nur Arifah, S.Pd.I b. Shobahi Putri I ( Satu ) II ( Dua ) : Nafisatin Al Fafa III ( Tiga ) : Hj. Siti Ni‟mah (JUKLAK & JUKNIS Perguruan Islam Pondok Tremas 2014-201.11) 76 4. Visi, Misi dan Motto Setiap lembaga pendidikan mestinya harus mempunyai visi dan misi masing-masing. Terutama lembaga pendidikan Islam yang menjadi salah satu tonggak terbentuknya generasi Islami untuk masa depan umat Islam. Visi MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas adalah Keikhlasan, kesederhanaan, kebebasan, menolong diri sendiri dan sesama umat, serta ukhuwah diniyah. Misi MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas adalah membina para santri agar berkepribadian Muslim sesuai dengan ajaran-ajaran Islam serta menanamkan rasa keagamaan tersebut di berbagai segi kehidupannya, sehingga akhirnya menjadi orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan Negara. Adapun motto MA Salafiyah Mu‟adalah adalah “Mencetak Insan Benar Yang Pintar” (Dokumen MASMPTP Tahun 2012). 5. Manajemen Pelaksanaan Pendidikan Fokus pada penelitian ini adalah tentang manajemen pelaksanaan pendidikan, mengetahui hambatan manajemen pelaksanaan pendidikan, serta cara mengatasi hambatan tersebut di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas Pacitan. Manajemen pendidikan itu sendiri terdiri dari 5 komponen yaitu: manajemen kurikulum, manajemen personalia, manajemen keuangan, manajemen kesiswaan, dan manajemen sarana dan prasarana. 77 a. Manajemen Kurikulum 1) Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Kegiatan pelaksanaan manajemen kurikulum dapat dikaitkan dengan dua hal, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru dan kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. a) Kegiatan yang berkaitan dengan pembagian tugas guru. (1) Pembagian Tugas Pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum diketahui bahwa: Proses pembagian tugas guru di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas dilaksanakan setiap bulan romadhon mengingat tahun ajaran barunya adalah menggunakan kalender hijriyah yakni pada bulan ramadhan. Adapun kriteria pembagian tugas guru lebih berdasarkan pada keseniorannya (lamanya mengabdi), pengalaman mengajar dan memperhatikan kemampuan mengajar. (2) Pembagian Tugas Membina Ekstrakulikuler Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakulikuler juga dilaksanakan setiap bulan Ramadhan bersamaan dengan rapat pembagian tugas pembelajaran. Tugas membina kegiatan ekstrakulikuler diserahkan kepada masing-masing wali kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum, beliau mengatakan bahwa: Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MASMPTP diantaranya: a) PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) adalah organisasi siswa yang diberi tugas oleh majlis ma’a>ri>f untuk mengurus dan menangani pelaksanaan peringatan hari 78 besar Islam, yang kepanitiaannya dipercayakan kepada siswa kelas 3 MA Mu‟adalah. b) Diba>’iyyah wa alkhit}o>biyyah yaitu kegiatan pembacaan Al-Barzanji dan kegiatan berpidato tujuannya untuk mengasah mental dan kemampuan siswa dalam berpidato, yang kepanitiaannya dipercayakan kepada siswa kelas 2 MA. c) Tazayyu>n yaitu kegiatan keindahan dan kebersihan pondok yang pelaksanaan dan kepanitiaannya diserahkan kepada siswa kelas 1 MA. d) PA (Perpustakaan Attarmasie) kegiatan jurnalistik membuat majalah tahunan, serta menyelenggarakan acara sarasehan, yang kepanitiaannya diserahkan kepada siswa kelas 1 MA. Adapun pembagian tugas guru yang bertanggung jawab terhadap kegiatan ekstrakulikuler adalah masing-masing guru wali kelas. Yang bertanggung jawab dalam pembagian tugas ini adalah tim kurikulum. Berdasarkan dokumen MASMPTP tahun 2014-2015 Pembimbing Organisai MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas adalah sebagai berikut: (1) PHBI (2) Diba>’iyyah (3) PA (4) Garnisie (5) JQH : 1. M.An-Najih : 2. Hj. Lulu‟ Arifatul Chofiyah : 1. Imam Ghozali : 2. Tri Septiya Ningsih : 1. Mustofa : 2. Nafisatin Al-Fafa : 1. Ali Rida Anuraga : 2. Fatimatuz Zahro : 1. Mifathuddin : 2. Mahmudi, S.Pd.I 79 : 3. Siti Azizatur Rofiqoh : 1. Santoso, S.Pd.I : 2. Sutarto, S.Pd.I : 3. Nurul Hidayah (7) Pormas : 1. Jahrudin, S.Pd.I (8) Tazayyun : 1. Sholehan Abdullah (6) BMK (Catatan: Dokumentasi Juklak-Juknis 2014-2015: 12) b) Kegiatan yang Berkaitan dengan Proses Pelaksanaan Pembelajaran. (1) Penyusunan Jadwal Pelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum beliau mengatakan bahwa: Penyusunana jadwal pelajaran di MASMPTP berlangsung pada bulan ramadhan, yang bertugas dalam penyusunan ini adalah tim kurikulum yang bekerjasama dengan sekretaris pondok, mengingat bahwa MASMPTP berada di bawah naungan pondok pesantren sehingga segala kegiatan yang ada berhubungan langsung dengan kegiatan kepesantrenan. Adapun kalender pendidikan di MASMPTP menggunakan kalender hijriyah. Penyusunan jadwal dilaksankan oleh tim kurikulum Madrasah Aliyah yang dilaksanakan mulai tanggal 1 ramadhan sampai tanggal 14 Syawal, dengan cara manual dan juga memakai aplikasi komputer agar jadwalnya tidak tumpang tindih, pemilihan guru mengajar disesuaikan dengan keahlian guru, untuk mata pelajaran umum mengambil dari alumni pondok yang mempunyai dasar pendidikan umum. (2) Penyusunan Program Pembelajaran Berdasarkan wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum beliau mengatakan bahwa: 80 Penyusunan program pembelajaran di MASMPTP menggunakan kurikulum Kemenag 40% yang diintegrasikan dengan kurikulum Pondok Pesantren Tremas dengan persentase 60%, yang penyusunannya dilaksanakan pada bulan Ramadhan, progam pembelajaran di MASMPTP menggunakan sistem Caturwulan bukan semester dan setiap 1 jam pelajarannya waktunya 45 menit. Adapun mata pelajaran yang diajarkan MASMPTP dapat kita lihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Mata Pelajaran MASMPTP NO MATA PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR AGAMA 1. Tafsi>r 2. H{adist 3. Fiqh 4. Ilmu Akhlaq 5. Tauh}id 6. Tarikh Islam 7. Bahasa Arab 8. Nahwu A 9. Nahwu B 10. Balaghah 11. Qira>’ah PENDIDIKAN DASAR UMUM 1. Bahasa Indonesia 2. Matematika 3. Bahasa Inggris 4. IPA pada 81 PENGEMBANGAN KEILMUAN 1. Ilmu Tafsir 2. Ilmu Hadist 3. Ushul Fiqh 4. Qowa>’id alFiqhiyyah 5. Ta>rikh Tasyri’ MUATAN LOKAL 1. Ilmu Faroidh 2. Ilmu Falaq 3. Tarbiyah 4. PKN (Dokumen MASMPTP, 2012) Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di MASMPTP mata pelajaran di MASMPTP dibagi menjadi dua bentuk, yaitu mata pelajaran tah{riri dan mata pelajaran syafahi. (1) Mata pelajaran tah{riri adalah mata pelajaran yang evaluasi pembelajarannya menggunakan tes tulis. (2) Mata pelajaran syafahi adalah mata pelajaran yang evaluasi pembelajarannya menggunakan tes lisan (Pengalaman penulis tahun 2007-2011). Kategori mata pelajaran satu dan dua di MASMPTP tampak dalam tabel sebagai berikut: 82 Tabel 4.2 Kategori Mapelajaran Takhriri dan Syafahi NO MAPEL NO MAPEL SYAFAHI TAKHRIRI 1. Tafsi}r 1. H}a>di>st 2. Ta>ri>kh isla>m 2. Fiqh 3. Nah}wu A 3. Akhla>q 4. Balaghoh 4. Tauhid 5. Bahasa Indonesia 5. Bahasa Arab 6. Matematika 6. Nah}wu B 7. Bahasa Inggris 7. Qiro>ah 8. IPA 8. Qowa>’id al Fiqhiyah 9. Ilmu Tafsi}r 10. Ilmu H}adi>st 11. Ushul fiqh 12. Ta>ri>kh Tasyri’ 13. Ilmu Faro>idh 14. Ilmu Falaq 15. Tarbiyah 16. PKN (Pengalaman penulis tahun 2007-2011) Dengan banyaknya mata pelajaran yang harus diampu siswa maka MASMPTP melakukan upaya agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara efektif dan efisien, diantara upaya-upaya tersebut ialah: (1) Takror ialah kegiatan belajar siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan yang dilaksanakan pukul 20.00-21.00 istiwak untuk siswi dan pukul 21.00- 83 22.00 di kelas masing-masing dan dikontrol oleh masingmasing guru wali kelas. (2) Klasikal ialah jam tambahan yang dilaksanakan guru bidang pelajaran khusus yang perlu penjabaran panjang sehingga memerlukan waktu tambahan di luar KBM. (3) Sorogan ialah siswa satu per satu membaca materi pelajaran sekaligus menjelaskan di depan seorang guru dengan tujuan untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tersebut sekaligus menguji mental siswa yang biasanya dilaksanakan setiap pagi sebelum jam sekolah pagi (Dokumen MASMPTP, 2012). (3) Pengisian Daftar Kemajuan Kelas Daftar kemajuan kelas berfungsi untuk memudahkan dalam pengontrolan sejauh mana materi yang telah disampaikan pada kelas tersebut. Adapun daftar kemajuan kelas yang berada di MASMPTP adalah berupa buku yang pengisiannya dilaksanakan setelah selesai mengajar, dengan format di bawah ini: Tabel.4.3 Format Daftar Kemajuan Kelas NO MATA PELAJARAN MATERI GURU FAK PARAF 84 Buku kemajuan kelas di MASMPTP selain berfungsi untuk mengontrol sejauh mana materi yang telah disampaikan juga berfungsi untuk mengontrol keaktifan guru, karena dalam buku tersebut terdapat paraf yang mengindikasikan bahwa guru tersebut hadir atau tidak. (4) Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar berguna dan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Menurut keterangan dari Waka Kurikulum bahwa penyelenggaraan evaluasi hasil belajar yang ada di MASMPTP ada tiga bentuk: (a) Imtih}a<n adalah ujian kenaikan kelas yang dilaksanakan satu tahun tiga kali yaitu setiap bulan Muharrom, Jumadil Awwal, dan Sya‟ban. Imtihan dilaksanakan selama 2 minggu, satu minggu ujian tulis dan 1 minggu ujian lisan. (b) Munaqosah dikhususkan bagi kelas tiga yang dilaksanakan sebelum imtihan ke 3 sekaligus sebagai salah satu syarat kelulusan, adapun materinya adalah AlQur‟an, Tajwid, Bahasa Arab, dan Fiqh. (c) Praktek mengajar yang dikhususkan bagi kelas tiga Aliyah. 85 Praktek mengajar ialah siswa kelas tiga Aliyah mengajar siswa Madrasah Tsanawiyah dengan materi yang telah ditentukan oleh panitia praktek mengajar. Adapun materi yang digunakan adalah: Nahwu, Shorof, Arobiyah, dan Fiqh (Dokumen MASMPTP, 2007). (5) Laporan Hasil Evaluasi Dari hasil wawancara dengan Waka Kurikulum, bahwa laporan hasil evaluasi di MASMPTP adalah berupa buku raport yang berfungsi sebagai alat untuk menginformasikan kepada orang tua tentang keberhasilan siswa dalam belajar. Dari data yang didapatkan penulis bahwa di MASMPTP nilai tertinggi adalah 94 dan nilai terendah adalah 40 (Dokumen MASMPTP, 2012). (6) Kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan Dari hasil wawancara dengan Waka Kesiswaan beliau mengatakan, bahwa: Kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan di MASMPTP tidak hanya menangani masalah di madrasah melainkan juga masalah di asrama, karena siswa MASMPTP wajib berdomisili di asrama, karena BP tidak ada jam pelajaran di kelas sehingga waktunya mengambil jam istirahat ataupun jam malam. Biasanya yang ditangani BP adalah hal yang menyangakut moral/etika, kemudian terkait kasus-kasus yang ada kaitannya dengan madrasah maka diselesaikan di level BP melibatkan wali kelas dan kepala madrasah, tapi jika berkaitan dengan masyarakat di luar madrasah maka BP dan wali kelas bermusyawarah dengan keamanan pondok dan aparat desa. 86 c) Kekhasan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan Kekhasan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan adalah kurikulum Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan merupakan integrasi antara kurikulum agama dengan kurikulum Salafiyah dengan prosentase 40% kurikulum agama dan 60% kurikulum Salafiyah. Hal ini menunjukan kekhasan sekaligus kemandirian Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas dalam pelaksanaan manajemen kurikulum. Dalam menyelenggarakan evaluasi belajar, Madrasah Aliyah Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas meggunakan tiga model: 1) Imtihan: ujian kenaikan kelas. 2) Munaqosah: tes lisan khusus kelas tiga, sebelum imtihan III sebagai salah satu syarat kelulusan. 3) Praktek mengajar : khusus kelas tiga, sebagai syarat kelulusan. Sedangkan untuk pendalaman kitab di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas meliputi: kitab Ihya‟ Ulumuddin, Ta‟limul Muta‟alim, Kifayatul Ahyar, Al-Adzkar, Dzurrotunnasikhin, Al-jami‟us Shoghir, tafsir Jalalain, tafsir Ibnu Abbas, tafsir Ayatul Ahkam, Fatkhul Mu‟in, kitab Shahih Bukhori dan Shahih Muslim. 87 2) Hambatan Pelaksanaan Manajemen kurikulum Terkait hambatan pelaksanaan manajemen kurikulum, menurut penuturan Waka Kurikulum adalah: a) Proses regenerasi yang terlalu cepat, karena tiap tahunnya pasti ada guru yang ijin pulang, sehingga harus mencari guru pengganti yang berkompeten. b) Seringkali adanya permintaan perubahan jadwal di tengah-tengah berlangsungnya KBM. 3) Cara Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Untuk mengatasi kedua hambatan pelaksanaan manajemen kurikulum tersebut ialah: a) Lebih banyak mengangkat guru lokal (berasal dari sekitar pondok Tremas) sehingga lebih lama masa mengabdinya dan tidak menutup kemungkinan untuk kemudian diangkat menjadi guru tetap yayasan. b) Diadakan jadwal sementara sehingga ketika ada perubahan di tengah KBM semua komponen baik itu guru maupun siswa lebih siap. b. Manajemen Kesiswaan 1. Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan Sebelum menjelaskan pelaksanaan manajemen kesiswaan di MASMPTP terlebih dahulu akan dijelaskan gambaran keadaan siswa tahun pelajaran 2014-2015. Peserta didik di MASMPTP tahun pelajaran 2014-2015 berjumlah 586 siswa yang terbagi dalam 17 88 rombongan belajar. Gambaran tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Rincian jumlah siswa MASMPTP 2014-2015 Kelas Jumlah Siswa 1 MA PI A 32 1 MA PI B 34 1 MA PI C 32 2 MA PI A 40 2 MA PI B 38 3 MA PI A 33 3 MA PI B 34 1 MA PA A 34 1 MA PA B 34 1 MA PA C 35 1 MA PA D 35 2 MA PA A 38 2 MA PA B 38 2 MA PA C 38 3 MA PA A 30 3 MA PA B 30 3 MA PA C 31 TOTAL 586 (Dokumen MASMPTP tahun 2014-2015) Manajemen pelaksanaan kesiswaan meliputi kegiatan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu. Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: 89 a) Penerimaan Siswa Baru Berdasarkan hasil wawancara dengan Waka kesiswaan bahwa pada dasarnya sistem penerimaan siswa baru di MASMPTP ada tiga mekanisme: (1) Jalur regular yaitu siswa baru dari lulusan MTs Pondok Tremas itu sendiri. (2) Jalur khusus (Mumtaz) yaitu bagi lulusan SMP/SMA dari luar pondok Tremas. (3) Jalur tes yaitu bagi siswa/siswi lulusan tingkat SMP/SMA dari luar pondok Tremas yang tidak melewati jalur khusus. Penerimaan siswa baru di MASMPTP dilaksanakan setiap tanggal 15 sampai 20 Syawal yang dilaksanakan oleh panitia penerimaan siswa baru yang dibentuk setiap tahun ajaran baru. Penerimaan siswa baru di MASMPTP tidak menggunakan batasan usia sebagaimana di sekolahan formal lainnya, serta tidak dibatasi daya tampungnya, adapun syarat siswa yang diterima adalah lulusan MTs Pondok Tremas atau lulusan Mumtaz 2 atau lulus sistem ujian. Hal ini dibuktikan dengan adanya data Panitia Tes Masuk Santri sebagai berikut: Ketua : Mukhibuddin,S.Pd.I Sekretaris : Ahmad Shohih Bendahara : Mustofa Anggota : 1. Agus Nur Hidayat, S.Pd.I 90 2. Dwi Tantra 3. Nurul Hidayah (Juklak & Juknis Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan 2014-2015) Siswa-siswi di MASMPTP tidak hanya berasal dari kota Pacitan saja, tetapi berasal berbagai daerah di seluruh Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya ikatan Organisasi yang berfungsi sebagai sarana penghubung antara pondok dengan wali santri dan alumni, serta sebagai pengemban misi dan syi‟ar di daerahnya masing-masing. Diantara organisasi-organisasi daerah tersebut ialah: (1) IKSARI (Ikatan Santri Attarmasie Riau) Riau (2) IKSARAJA (Ikatan Santri Attarmasie Luar Jawa) (3) HIPRIA ( Himpunan Putra Putri Raden Intan Attarmasie ) Lampung (4) IKSATA (Ikatan Santri Attarmasie Jakarta) Jakarta (5) IKSAPAS (Ikatan Santri Attarmasie Pasundan) Jawa Barat (6) RIM (Roudlotul Islam Mardhiyyah) Tegal (7) RIM (Roudlotul Islam Mardhiyyah) Brebes (8) HISBAN (Himpunan Santri Banyumas) Purwokerto (9) KEDU (Kebumen, Magelang, Temanggung, Paraan) (10) KESIP ( Keluarga Santri Indonesia Pekalongan) (11) KESAS (Keluarga Santri Attarmasie Semarang) (12) IKSAS (Keluarga Santri Attarmasie Salatiga) 91 (13) IKASANDA (Keluarga Santri Attarmasie Daerah Surakarta) (14) IKSAP (Ikatan Keluarga Santri Purwodadi) (15) IKSADARI (Ikatan Keluarga Santri Daerah Wonogiri) (16) ROTASIYOGA (Roudhoh Tholabah Islamiyah Yogyakarta) (17) IPPAPONMAS ( Ikatan Pelajar Pacitan Pondok Tremas) (18) SOSAREMA (Solidaritas Santri Karesidenan Madiun) (19) GASPAKARI ( Gabungan Santri Karesidenan Kediri) (20) ISAKAS (Ikatan Santri Karesidenan Surabaya) (21) IKSB (Ikatam Santri Attarmasie Banyuwangi.(Muhammad HD,2001:73). b) Pencatatan Siswa dalam Buku Induk Berdasarkan hasil wawancara dengan Waka Kesiswaan bahwa: Tugas pencatatan murid baru dalam buku induk di MASMPTP adalah tugas panitia penerimaan murid baru. Adapun sistem pelaksanaannya adalah dengan cara merekap data formulir pendaftaran siswa-siswi baru di MASMPTP. c) Pencatatan Siswa dalam Buku Kleper Berdasarkan hasil wawancara dengan Waka Kesiswaan beliau mengatakan, bahwa: Pencatatan murid baru dalam buku induk maupun buku kleper adalah tugas panitia penerimaan murid baru. d) Tata Tertib Siswa Tata tertib ini terdiri dari tata tertib pesantren, tata tertib Madrasah, tata tertib asrama putra dan tata tertib asrama putri 92 (Dokumen MASMPTP 2014-2015). Secara lengkap tentang tata tertib pondok tremas akan penulis lampirkan. e) Daftar Presensi Dari hasil wawancara dengan Waka Kesiswaan beliau mengatakan, bahwa: Salah satu fungsi daftar presensi ialah digunakan sebagai alat untuk mengontrol kehadiran dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran. Daftar presensi siswa di MASMPTP ada 3 yakni presensi Madrasah, presensi kegiatan, dan presensi asrama. 2. Hambatan Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan Terkait hambatan manajemen kesiswaan menurut penuturan Waka Kesiswaan ialah sumber daya manusia yang melaksanakan tugas manajemen kesiswaan secara kuantitas dan kualitas masih banyak kekurangan. 3. Cara Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan Adapun cara mengatasi terkait hambatan pelaksanaan manajemen kesiswaan ialah dengan menambah sumber daya manusia dan memberi pelatihan pelaksanaan manajemen kesiswaan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam melaksanakan manajemen kesiswaan. c. Manajemen Personalia 1. Pelaksanaan Manajemen Personalia Pada prinsipnya yang dimaksud dengan personalia di sini ialah orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan. 93 Dalam hal ini di sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personel sekolah ialah: kepala sekolah, guru, pegawai, tata usaha dan pesuruh/penjaga. Adapun kegiatan-kegiatan manajemen personalia meliputi daftar personal, daftar hadir guru dan karyawan, dan daftar konduite. Berdasarkan hasil wawancara dengan Waka Personalia bahwa: Sistem pengadaan guru baru dilaksanakan melalui dua langkah. Langkah yang pertama ialah melalui penentuan kebutuhan guru, yang kedua melalui rekrutmen dan seleksi. Adapun penentuan kebutuhan guru baru berdasarkan atas jumlah guru yang ada serta kecenderungan jumlah siswa baru, maka MASMPTP membuat proyeksi kebutuhan guru baru. Hasil proyeksi dituangkan dalam daftar kebutuhan dan kekurangan guru. Tim rekrutment guru terdiri dari masyayikh dan guru senior yang pelaksanaannya setiap bulan Sya’ban. Adapun standard penentuan guru baru MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Termas Pacitan, ialah: a) Alumni Pondok Tremas. b) Sudah mengajar di MTs Pondok Tremas minimal 3 tahun. c) Memiliki kepribadian yang baik. d) Memiliki sifat ummuah (keibuan) ubbuah (sifat kebapakan) ini yang paling penting. e) Secara akademik lulus. f) Paham tentang keorganisasian. g) Bersih dari catatan pelanggaran terutama yang bersifat syar‟i (Sumber: Data MASMPTP, 2007). 94 Dari hasil wawancara dengan Waka Personalia bahwa: Di MASMPTP mengenal sistem Reward and Punisment, bagi guru MASMPTP reward itu sangat berguna sekali, tidak hanya sebuah penghargaan tetapi sebagai penambah semangat guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sebaliknya ada guru yang melakukan pelanggaran maka guru langsung dipanggil dan diberi nasihat oleh kepala madrasah, apabila guru tersebut melakukan pelanggaran yang kedua kalinya maka kepala madrasah melaporkan kepada pimpinan yayasan dan kemudian dilakukan musyawarah seluruh pengurus yayasan apakah guru tersebut masih diperbolehkan mengajar atau dicabut SK mengajarnya sebagai bentuk Punisment. Hal ini dibuktikan dengan adanya Dewan Pembina Guru yang mempunyai Tugas dan Wewenang sebagai berikut: a) Mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi kinerja guru b) Memberikan penghargaan atas kinerja guru c) Memberikan teguran & pembinaan bagi guru d) Menjadi maraji` bagi seluruh guru (Sumber: Data MASMPTP, 20012). Menurut Waka Personalia Salah satu cara MASMPTP dalam mengontrol keaktifan guru ialah: Mengadakan absensi di setiap kelas (absensi kehadiran guru) yang setiap minggu direkap dan kemudian dilaporkan kepada kepala madrasah yang selanjutnya melayangkan surat teguran bagi guru yang ghoib/tidak mengajar tanpa alasan. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan Waka Personalia MASMPTP mengatakan, bahwa: Jumlah guru MASMPTP pada tahun 2013/2014 berjumlah 57, terdiri dari guru khoriji dan guru dakhili. Guru dakhili ialah guru yang berdomisili di asrama, selain mengajar mereka bertugas atau 95 bertanggung jawab terhadap kegiatan siswa di asrama. Sedangkan guru khoriji adalah guru yang berdomisili di luar asrama, umumnya mereka sudah berkeluarga dan berasal dari daerah Pacitan. Daftar guru MASMPTP dapat kita lihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Daftar guru MASMPTP 1. KH. Fuad Habib Dimyathi Pacitan PENDIDIKAN TERAKHIR MA Pondok Tremas 2. KH. Luqman Harist Dimyathi Pacitan MA Pondok Tremas 3. H. Rotal Pacitan MA Pondok Tremas 4. H.Achid Turmudzi Pacitan MA Pondok Tremas 5. H.Muhammad Habib, SH Pacitan S1 6. H. Abdillah Nawawi, Lc. Pacitan S1 7. H.Ibnu Salam, S.Pd.I Pacitan S1 8. H. Multazam Surur Pacitan MA Pondok Tremas 9. Busro Hawatif Pacitan MA Pondok Tremas 10. Ahmad Fauzie Pacitan S1 11. Drs. Agus Salim Pacitan S1 12. H. Amjad Habib Pacitan S1 13. Sujak Basuni Pacitan MA Pondok Tremas 14. Salim DK Pacitan MA Pondok Tremas 15. Jabir, S.Pd.I Pacitan S1 16. Moh Mungid, S.Pd.I Pacitan S1 17. Riyanto Pacitan MA Pondok Tremas 18. Dasuki Pacitan S1 19. Muadzin, S.Pd.i Pacitan S1 20. Rifki Hamiyal Hadi Pacitan S1 21. M.Mahzum Pacitan MA Pondok Tremas NO NAMA ALAMAT 96 22. Moh. Anhar, S.Pd.I Pacitan S1 23. Tiyarso Yusuf, S.Pd.I Pacitan S1 24. Ahmad Fattah Yasin, S.Th.I Banyuwangi S1 25. Moh. Rofiqin, S.Pd.I Pacitan S1 26. Joko Margiono, S.Th.I Boyolali S1 27. Mukhibuddin, S.Pd.I Pacitan S1 28. Zainal Mustaqim, S.Pd.I Pacitan S1 29. Muhammad Annajih, S.Pd.I Salatiga S1 30. Ali Mufron, M.Pd.I Tegal S1 31. Ahmad Mahfudli, S.Th.I Demak S1 32. Santoso , S.Pd.I Pacitan S1 33. Ahmad Sohih Demak MA Pondok Tremas 34. Nasrowi, S.Pd.I Pacitan S1 35. Sutarto, S.Pd.I Grobogan S1 36. Imam Ghozali Grobogan MA Pondok Tremas 37. Muflihin Pekalongan MA Pondok Tremas 38. Sholehan Abdullah Pekalongan MA Pondok Tremas 39. Mustofa Jambi MA Pondok Tremas 40. Agus Nur Hidayat Boyolali S1 41. Hj.Widad, BA Pacitan D3 42. Hj. Masnu‟ah Pacitan MA Pondok Tremas 43. Hj. Siti Hajaroh, BA Pacitan D3 44. Hj. Jihan Al Hanin Pacitan MA Pondok Tremas 45. Hj. Siti Sundusin Pacitan MA Pondok Tremas 46. Hj. Siti Ni‟mah Pacitan MA Pondok Tremas 47. Hj. Lu‟lu‟ Arifah CH. Pacitan MA Pondok Tremas 48. Nur Zaidah Pacitan MA Pondok Tremas 49. Siti Romelah, S.P.d Pacitan S1 50. Halimah Pacitan MA Pondok Tremas 51. Dra. Hj. Suprihatin Pacitan S1 97 52. Sri Nuryati, SE Pacitan S1 53. Zulfa Nur Aini S.Pd.I Pacitan S1 54. Yanti Nur „arifah, S.Pd.I Pacitan S1 55. Nafisatin Al Fafa Klaten MA Pondok Tremas 56. Tri Septya Ningsih Pekalongan MA Pondok Tremas 57. Siti Azizatur Rofiqoh Purwokerto MA Pondok Tremas (Sumber: Juklak & Juknis PIPTP 2014-2015 (hlm.22) 2. Hambatan Pelaksanaan Manajemen Personalia Adapun permasalahan yang terdapat pada pelaksanaan manajemen personalia menurut penuturan waka personalia adalah permasalahan yang bersifat mudawamah yaitu regenerasi di setiap tahunnya, jadi ketika guru itu sudah mulai meningkat kemampuan mengajarnya, dia harus kembali ke masyarakat tempat tinggalnya. 3. Cara mengatasi Hambatan Pelaksanaan Manajemen Personalia Cara mengatasi hambatan pelaksanaan manajemen personalia sementara ini ialah dengan menganjurkan kepada guru baru masuk Ma‟had Aly untuk menempuh pembelajarannya selama 4 tahun guna memperoleh gelar sarjana, jadi guru baru tersebut masih bisa lebih lama mengabdi, dan merekapun lebih siap berbaur dengan masyarakat karena sudah bergelar sarjana. d. Manajemen Keuangan 1. Pelaksanaan Manajemen Keuangan Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Keuangan MASMPTP secara 98 garis besar bersumber dari uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personal, dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya. Dari hasil wawancara dengan Bendahara MASMPTP beliau mengatakan, bahwa: Sumber dana penyelenggaraan pendidikan MASMPTP adalah berasal dari uang konsidental atau uang bulanan yang sistem pembayarannya setiap empat bulan sekali menjelang imtihan atau ujian dan uang tersebut langsung dikelola oleh bendahara yayasan. Berdasarkan dokumen yang diperoleh penulis bahwa Jumlah nominal Syahriyah MASMPTP adalah RP.74.000 (tujuh puluh empat ribu rupiah), biaya tersebut sudah termasuk biaya Ma’hadiyah (pondok). Adapun tugas bendahara MASMPTP beliau mengatakan, bahwa: Pengelolaan uang BSM sekolah dari pemerintah melalui PD Pontren dan pengurus membantu menasarupkan pelaksanaan RAB tersebut dari yayasan. Rancangan anggaran pendidikan MASMPTP masih mengikuti Rancangan Anggaran Pendidikan Yayasan Pesantren. Sedangkan bantuan pemerintah adalah berupa dana BSM yang dikelola langsung oleh bendahara MA Mu‟adalah. Dari hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa struktur tertinggi bagian keuangan adalah bendahara yayasan, bendahara umum, baru kemudian bendahara madrasah. Sedangkan perincian dana tidak ada, hanya setiap rapat evaluasi MA Mu‟adalah membutuhkan sarana dan prasarana 99 membuat pengajuan atau proposal kepada bendahara umum, kemudian bendahara umum melapor kepada bendahara yayasan baru kemudian direalisasikan langsung dalam bentuk barang sesuai permintaan. 2. Hambatan Pelaksanaan Manajemen Keuangan Adapun hambatan terkait pelaksanaan manajemen keuangan adalah manajemen keuangan MA Mu‟adalah di bawah yayasan pesantren, jadi setiap kebutuhan madrasah harus mengajukan proposal ke bendahara yayasan, sehingga untuk setiap kebutuhan yang diperlukan madrasah kadang-kadang tidak tepat waktu dari apa yang dijadwalkan, meskipun akhirnya tetap terealisasi walaupun terlambat. 3. Cara Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Manajemen Keuangan Cara mengatasinya hambatan pelaksanaan manajemen keuangan untuk sementara ini dengan mengoptimalkan keuangan yayasan dan mempermudah prosedur pengajuan proposal pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran madrasah. e. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana 1. Pelaksanaan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Berdasarkan hasil wawancara dengan Waka Sarana dan Prasarana, bahwa: Pada dasarnya sistem pengadaan Sarana dan Prasarana di MASMPTP adalah swadaya dari yayasan pondok Tremas, artinya 100 pembangunan gedung dan pengadaan peralatan belajar mengajar semua berasal dari yayasan, sedangkan bantuan dari pemerintah yang dikhususkan bagi MASMPTP selama ini belum ada. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa pendataan sarana dan prasarana di masing-masing ruangan dan sistem inventarisasinya juga belum ada. Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap pengawasan apabila ada kerusakan dan perbaikan adalah seksi sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MASMPTP adalah gedung sekolah, kantor, kelengkapan-kelengkapan di ruang kelas, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, dan aula. 2. Usaha Pengembangan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan Usaha Pengembangan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan di bagi menjadi 2 yaitu Fisik dan Non Fisik. Usaha pengembangan fisik meliputi: usaha mandiri madrasah dan usaha Pondok Pesantren Tremas Pacitan. Usaha mandiri madrasah meliputi koperasi madrasah, kantin dan foto kopi. Sedangkan usaha Pondok Pesantren Tremas Pacitan meliputi konveksi, toko kitab dan buku, toko kelontong, penggilingan padi, warnet, wartel dan percetakan. Usaha-usaha tersebut untuk pengembangan sarana dan prasarana Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah agar dapat memenuhi kebutuhan kegiatan belajar 101 mengajar santri. Usaha pengembangan non fisik meliputi: Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan mengembangkan jaringan bagi alumninya untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di antaranya melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Beasiswa ini merupakan beasiswa S1 dari Depag/Kemenag yang khusus diperuntukkan untuk santri pondok pesantren yang akan lulus madrasah aliyah (MA) dan sederajat. Yang lulus dalam seleksi beasiswa ini akan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. 3. Jaringan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan Jaringan usaha pengembangan sarana dan prasarana Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan di bagi menjadi 2, yaitu: Usaha Mandiri Pondok Pesantren Tremas Pacitan dan Bantuan Pemerintah (Kemenag). Usaha mandiri Pondok Pesantren Tremas Pacitan dibagi menjadi 2 yaitu: Pertama, usaha mandiri madrasah meliputi koperasi madrasah, kantin dan foto kopi. Kedua, usaha Pondok Pesantren Tremas Pacitan meliputi konveksi, toko kitab dan buku, toko kelontong, penggilingan padi, warnet, wartel dan percetakan. Hasil dari usaha ini digunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana berupa pembangunan gedung dan lain-lain. Sedangkan bantuan dari pemerintah dalam hal ini 102 Kemenag berupa dana BOS digunakan untuk membiayai operasional Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan. 4. Hambatan Pelaksanaan Manajemen Perawatan Preventif pelaksanaan manajemen perawatan Sarana dan Prasarana Adapun hambatan preventif sarana dan prasarana adalah kekurangan ruang kelas, karena kelas yang dibutuhkan tidak sebanding dengan jumlah siswa yang diterima pada tahun ajaran baru ini, sehingga perlu ditambah karena tahun ini jumlah siswa melebihi jumlah ruangan kelas yang tersedia. Untuk ruang kelas Ma Mua‟dalah Putri tahun kemarin sudah tercukupi ruangannya karena tahun ini bertambah siswa putrinya perlu tambahan satu ruang kelas lagi. Kelayakan ruang kelasnya masih di bawah standar karena selain sempit ruang kelasnya terdapat tiang-tiang yang besar di dalamnya, sehingga mengganggu pandangan guru terhadap siswa. 5. Cara Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Pengadaan sarana dan prasarana terutama ruangan sekolah selama ini masih bermasalah dengan pendanaan, karena pendanaan yang selama ini digunakan adalah swadaya dari yayasan pondok pesantren, sumber dana yayasan pondok berasal dari iuran atau kontribusi dari siswa-siswi yang masuk di pesantren hanya satu kali pembayaran (uang pembangunan). Adapun cara mengatasinya 103 hambatan tersebut yaitu dengan mengembangkan usaha mandiri MASMPTP dan usaha pondok pesantren agar sumber pendanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana dapat tersedia dengan segera, sehingga permasalahan kekurangan ruang kelas dapat segera teratasi. B. Penafsiran Manajemen Pelaksanaan Pendidikan MA Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan 1. Integrasi Kurikulum Agama dengan Kurikulum Salafiyah Pelaksanaan manajemen kurikulum Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan merupakan integrasi antara kurikulum agama dengan kurikulum Salafiyah dengan prosentase 40% kurikulum agama dan 60% kurikulum Salafiyah. Hal ini menunjukan kekhasan sekaligus kemandirian Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas dalam pelaksanaan manajemen kurikulum. 2. Sistem Penerimaan Siswa Pada dasarnya sistem penerimaan siswa baru di MASMPTP ada tiga mekanisme: Pertama, Jalur regular yaitu siswa baru dari lulusan MTs Pondok Tremas itu sendiri. Kedua, Jalur khusus (Mumtaz) yaitu bagi lulusan SMP/SMA dari luar pondok Tremas. Ketiga, Jalur tes yaitu bagi siswa/siswi lulusan tingkat SMP/SMA dari luar pondok Tremas yang tidak melewati jalur khusus. Penerimaan siswa baru di MASMPTP dilaksanakan setiap tanggal 15 sampai 20 Syawal yang dilaksanakan oleh panitia penerimaan siswa baru yang dibentuk setiap tahun ajaran baru. Penerimaan 104 siswa baru di MASMPTP tidak menggunakan batasan usia sebagaimana di sekolahan formal lainnya, serta tidak dibatasi daya tampungnya, adapun syarat siswa yang diterima adalah lulusan MTs Pondok Tremas atau lulusan Mumtaz 2 atau lulus sistem ujian. 3. Sistem Reward and Punishment untuk Guru Penerapan sistem reward and punishment berguna untuk meningkatkan kinerja dan profesonalitas guru. Reward itu sangat berguna sekali bagi guru, tidak hanya sebuah penghargaan tetapi sebagai penambah semangat guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sebaliknya ada guru yang melakukan pelanggaran maka guru langsung dipanggil dan diberi nasihat oleh kepala madrasah, apabila guru tersebut melakukan pelanggaran yang kedua kalinya maka kepala madrasah melaporkan kepada pimpinan yayasan dan kemudian dilakukan musyawarah seluruh pengurus yayasan apakah guru tersebut masih diperbolehkan mengajar atau dicabut SK mengajarnya sebagai bentuk Punisment. 4. Struktur Bagian Keuangan Struktur tertinggi bagian keuangan adalah bendahara yayasan, bendahara umum, baru kemudian bendahara madrasah. Sedangkan perincian dana tidak ada, hanya setiap rapat evaluasi MA Mu‟adalah membutuhkan sarana dan prasarana membuat pengajuan atau proposal kepada bendahara umum, kemudian bendahara umum melapor kepada bendahara yayasan baru kemudian direalisasikan langsung dalam bentuk barang sesuai permintaan. 105 5. Sistem Pengadaan Sarana dan Prasarana Pada dasarnya sistem pengadaan Sarana dan Prasarana di MASMPTP adalah swadaya dari yayasan pondok Tremas, artinya pembangunan gedung dan pengadaan peralatan belajar mengajar semua berasal dari yayasan, sedangkan bantuan dari pemerintah yang dikhususkan bagi MASMPTP selama ini belum ada. Untuk kegiatan pendataan sarana dan prasarana di masing-masing ruangan dan sistem inventarisasinya juga belum ada. Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap pengawasan apabila ada kerusakan dan perbaikan adalah seksi sarana dan prasarana. C. Pembahasan Manajemen Pelaksanaan Pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan 1. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Manajemen kurikulum merupakan suatu proses dan kerangka kerja yang untuk mencapai keberhasilan kurikulum. Pelaksanaan manajemen kurikulum Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan merupakan integrasi antara kurikulum mu‟adalah dengan kurikulum Pondok Tremas dengan prosentase 40% kurikulum mu‟adalah dan 60% kurikulum Pondok Tremas. Hal ini menunjukan kemandirian kurikulum Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan. 106 Selain integrasi kurikulum agama dengan kurikulum Salafiyah pelaksanaan manajemen kurikulum dapat dikaitkan dengan dua hal, yaitu: yang berkaitan dengan tugas guru dan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Pembagian tugas guru meliputi: Pembagian Tugas Pembelajaran dan Membina Ekstrakulikuler. Proses pembagian tugas guru di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas dilaksanakan setiap bulan romadhon mengingat tahun ajaran barunya adalah menggunakan kalender hijriyah yakni pada bulan ramadhan. Adapun kriteria pembagian tugas guru lebih berdasarkan pada keseniorannya (lamanya mengabdi), pengalaman mengajar dan memperhatikan kemampuan mengajar. Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakulikuler juga dilaksanakan setiap bulan Ramadhan bersamaan dengan rapat pembagian tugas pembelajaran. Tugas membina kegiatan ekstrakulikuler diserahkan kepada masing-masing wali kelas. Sedangkan pembagian tugas yang berkaitan dengan proses pembelajaran dilakukan oleh tim kurikulum, meliputi: penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program pembelajaran, pengisian daftar kemajuan kelas, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar, laporan hasil evaluasi, kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Dalam penyusunan jadwal dan program pembelajaran di MASMPTP berlangsung pada bulan ramadhan, yang bertugas dalam penyusunan ini adalah tim kurikulum yang bekerjasama dengan sekretaris pondok. Penyusunan jadwal dilaksankan oleh tim kurikulum Madrasah 107 Aliyah yang dilaksanakan mulai tanggal 1 ramadhan sampai tanggal 14 Syawal, dengan cara manual dan juga memakai aplikasi komputer agar jadwalnya tidak tumpang tindih, pemilihan guru mengajar disesuaikan dengan keahlian guru, untuk mata pelajaran umum mengambil dari alumni pondok yang mempunyai dasar pendidikan umum. Sedangkan penyusunan program pembelajaran di MASMPTP menggunakan kurikulum Agama yang diintegrasikan dengan kurikulum Salafiyah Pondok Pesantren Tremas, yang penyusunannya dilaksanakan juga bulan Ramadhan, progam pembelajaran di MASMPTP menggunakan sistem Caturwulan bukan semester dan setiap 1 jam pelajarannya waktunya 45 menit. Daftar kemajuan kelas berfungsi untuk memudahkan dalam pengontrolan sejauh mana materi yang telah disampaikan pada kelas tersebut. Adapun daftar kemajuan kelas yang berada di MASMPTP adalah berupa buku yang pengisiannya dilaksanakan setelah selesai mengajar. Menurut keterangan dari Waka Kurikulum buku kemajuan kelas di MASMPTP selain berfungsi untuk mengontrol sejauh mana materi yang telah disampaikan juga berfungsi untuk mengontrol keaktifan guru, karena dalam buku tersebut terdapat paraf yang mengindikasikan bahwa guru tersebut hadir atau tidak. Evaluasi hasil belajar berguna dan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar yang ada di MASMPTP ada tiga bentuk: Pertama, Imtihan adalah ujian kenaikan kelas yang dilaksanakan 108 satu tahun tiga kali yaitu setiap bulan Muharrom, Jumadil Awwal, dan Sya‟ban. Imtihan dilaksanakan selama 2 minggu, satu minggu ujian tulis dan 1 minggu ujian lisan. Kedua, Munaqosah dikhususkan bagi kelas tiga yang dilaksanakan sebelum imtihan ke 3 sekaligus sebagai salah satu syarat kelulusan, adapun materinya adalah Al-Qur‟an, Tajwid, Bahasa Arab, dan Fiqh. Ketiga, Praktek mengajar yang dikhususkan bagi kelas tiga Aliyah. Sedangkan laporan hasil evaluasi di MASMPTP adalah berupa buku raport yang berfungsi sebagai alat untuk menginformasikan kepada orang tua tentang keberhasilan siswa dalam belajar. Dari data yang didapatkan penulis bahwa di MASMPTP nilai tertinggi adalah 94 dan nilai terendah adalah 40. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan di MASMPTP tidak hanya menangani masalah di madrasah melainkan juga masalah di asrama, karena siswa MASMPTP wajib berdomisili di asrama, karena BP tidak ada jam pelajaran di kelas sehingga waktunya mengambil jam istirahat ataupun jam malam. Biasanya yang ditangani BP adalah hal yang menyangakut moral/etika, kemudian terkait kasus-kasus yang ada kaitannya dengan madrasah maka diselesaikan di level BP melibatkan wali kelas dan kepala madrasah, tapi jika berkaitan dengan masyarakat di luar madrasah maka BP dan wali kelas bermusyawarah dengan keamanan pondok dan aparat desa. 109 Hambatan pelaksanaan manajemen kurikulum yaitu: Pertama, proses regenerasi yang terlalu cepat, karena tiap tahunnya pasti ada guru yang ijin pulang, sehingga harus mencari guru pengganti yang berkompeten. Kedua, Seringkali ada permintaan perubahan jadwal di tengah-tengah berlangsungnya KBM. Adapun cara mengatasi hambatan pelaksanaan manajemen kurikulum yaitu: Pertama, lebih banyak mengangkat guru lokal (berasal dari sekitar pondok Tremas), sehingga lebih lama masa mengabdinya dan tidak menutup kemungkinan untuk kemudian diangkat menjadi guru tetap yayasan. Kedua, pengadaan jadwal sementara sehingga ketika ada perubahan di tengah KBM semua komponen baik itu guru maupun siswa lebih siap. 2. Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan Menurut Suryosubroto (2010: 74) Manajemen siswa menunjuk kepada pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan pencatatan siswa semenjak dari proses penerimaan sampai saat meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu. Secara lebih rinci kegiatankegiatan tersebut meliputi: Penerimaan siswa baru, pencatatan siswa dalam buku induk, pencatatan siswa dalam buku kleper, tata tertib siswa, dan daftar presensi. Pada dasarnya sistem penerimaan siswa baru di MASMPTP ada tiga mekanisme: Pertama, Jalur regular yaitu siswa baru dari lulusan MTs Pondok Tremas itu sendiri. Kedua, Jalur khusus (Mumtaz) yaitu bagi lulusan SMP/SMA dari luar pondok Tremas. Ketiga, Jalur tes yaitu bagi 110 siswa/siswi lulusan tingkat SMP/SMA dari luar pondok Tremas yang tidak melewati jalur khusus. Penerimaan siswa baru di MASMPTP dilaksanakan setiap tanggal 15 sampai 20 Syawal yang dilaksanakan oleh panitia penerimaan siswa baru yang dibentuk setiap tahun ajaran baru. Penerimaan siswa baru di MASMPTP tidak menggunakan batasan usia sebagaimana di sekolahan formal lainnya, serta tidak dibatasi daya tampungnya, adapun syarat siswa yang diterima adalah lulusan MTs Pondok Tremas atau lulusan Mumtaz 2 atau lulus sistem ujian. Pencatatan Siswa dalam Buku Induk. Sedangkan untuk tugas pencatatan siswa baru dalam buku induk dan buku kleper di MASMPTP merupakan tugas panitia penerimaan siswa baru. Adapun sistem pelaksanaannya adalah dengan cara merekap data formulir pendaftaran siswa-siswi baru di MASMPTP. Tata tertib siswa terdiri dari 3 tata tertib yaitu tata tertib pesantren, tata tertib Madrasah, tata tertib asrama putra dan tata tertib asrama putri. Secara lengkap tentang tata tertib pondok tremas akan penulis lampirkan. Sedangkan daftar presensi juga terdiri dari 3 presensi yakni presensi Madrasah, presensi kegiatan, dan presensi asrama. Daftar presensi digunakan sebagai alat untuk mengontrol kehadiran dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran. Hambatan pelaksanaan manajemen kesiswaan adalah sumber daya manusia yang melaksanakan tugas manajemen kesiswaan secara kuantitas dan kualitas masih banyak kekurangan. Adapun cara mengatasi hambatan 111 pelaksanaan manajemen kesiswaan dengan menambah sumber daya manusia dan memberi pelatihan pelaksanaan manajemen kesiswaan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam melaksanakan manajemen kesiswaan. 3. Pelaksanaan Manajemen personalia Menurut Suryosubroto (2010: 86) pada prinsipnya yang dimaksud dengan personalia di sini ialah orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini di sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personel sekolah adalah: kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan pesuruh/penjaga sekolah. Adapun kegiatan-kegiatan manajemen personalia sekolah meliputi: Daftar personel, daftar hadir guru dan karyawan, dan daftar Konduite. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara daftar personel, daftar hadir guru dan karyawan, dan daftar Konduite sudah ada, dari data berbagai daftar tersebut dibuat sistem reward and punishment untuk guru. Secara terperinci jumlah guru MASMPTP pada tahun 2013/2014 berjumlah 57, terdiri dari guru khoriji dan guru dakhili. Guru dakhili ialah guru yang berdomisili di asrama, selain mengajar mereka bertugas atau bertanggung jawab terhadap kegiatan siswa di asrama. Sedangkan guru khoriji adalah guru yang berdomisili di luar asrama, umumnya mereka sudah berkeluarga dan berasal dari daerah Pacitan. 112 Reward itu sangat berguna sekali bagi guru, tidak hanya sebuah penghargaan tetapi sebagai penambah semangat guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sebaliknya ada guru yang melakukan pelanggaran maka guru langsung dipanggil dan diberi nasihat oleh kepala madrasah, apabila guru tersebut melakukan pelanggaran yang kedua kalinya maka kepala madrasah melaporkan kepada pimpinan yayasan dan kemudian dilakukan musyawarah seluruh pengurus yayasan apakah guru tersebut masih diperbolehkan mengajar atau dicabut SK mengajarnya sebagai bentuk Punisment. Hambatan pelaksanaan manajemen personalia adalah permasalahan yang bersifat mudawamah yaitu regenerasi di setiap tahunnya, jadi ketika guru itu sudah mulai meningkat kemampuan mengajarnya, dia harus kembali ke masyarakat tempat tinggalnya. Adapun cara mengatasi hambatan pelaksanaan manajemen personalia dengan menganjurkan guru baru masuk Ma‟had Aly untuk menempuh pembelajarannya selama 4 tahun guna memperoleh gelar sarjana, jadi guru baru tersebut masih bisa lebih lama mengabdi, dan merekapun lebih siap berbaur dengan masyarakat karena sudah bergelar sarjana. 4. Pelaksanaan Manajemen Keuangan Menurut Suryosubroto (2010: 131) Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Soal-soal yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada: Uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan 113 personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya. Sumber dana penyelenggaraan pendidikan MASMPTP adalah berasal dari uang konsidental atau uang bulanan yang sistem pembayarannya setiap empat bulan sekali menjelang ujian dan uang tersebut langsung dikelola oleh bendahara yayasan. Dari hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa struktur tertinggi bagian keuangan adalah bendahara yayasan, bendahara umum, baru kemudian bendahara madrasah. Sedangkan perincian dana tidak ada, hanya setiap rapat evaluasi MA Mu‟adalah membutuhkan sarana dan prasarana membuat pengajuan atau proposal kepada bendahara umum, kemudian bendahara umum melapor kepada bendahara yayasan baru kemudian direalisasikan langsung dalam bentuk barang sesuai permintaan. Hambatan pelaksanaan manajemen keuangan adalah manajemen keuangan MA Mu‟adalah di bawah yayasan pesantren, jadi setiap kebutuhan madrasah harus mengajukan proposal ke bendahara yayasan, sehingga untuk setiap kebutuhan yang diperlukan madrasah kadang- kadang tidak tepat waktu dari apa yang dijadwalkan, meskipun akhirnya tetap terealisasi walaupun terlambat. Adapun cara mengatasinya hambatan tersebut dengan mengoptimalkan keuangan yayasan dan mempermudah prosedur pengajuan proposal pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran madrasah. 114 5. Pelaksanaan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah Menurut Daryanto et. al, (2013: 171) Manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebel, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah. Pada dasarnya sistem pengadaan Sarana dan Prasarana di MASMPTP adalah swadaya dari yayasan pondok Tremas, artinya pembangunan gedung dan pengadaan peralatan belajar mengajar semua berasal dari yayasan, sedangkan bantuan dari pemerintah yang dikhususkan bagi MASMPTP selama ini belum ada. Untuk kegiatan pendataan sarana dan prasarana di masing-masing ruangan dan sistem inventarisasinya juga belum ada. Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap pengawasan apabila ada kerusakan dan perbaikan adalah seksi sarana dan prasarana. Hambatan pelaksanaan manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana adalah kekurangan ruang kelas dan kelayakan ruang kelasnya masih di bawah standar karena selain sempit ruang kelasnya terdapat tiang-tiang yang besar di dalamnya, sehingga mengganggu pandangan guru terhadap siswa. Adapun cara mengatasi hambatan tersebut dengan 115 mengembangkan usaha mandiri MASMPTP dan usaha pondok pesantren agar sumber pendanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana dapat tersedia dengan segera, sehingga permasalahan kekurangan ruang kelas dapat segera teratasi. 116 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik suatu kesimpulan guna menjawab perumusan masalah yang ada. Adapun kesimpulan penelitian tentang manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas adalah: 1. Manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah di Pondok Tremas Pacitan terdiri dari 5 komponen, yaitu 1. Manajemen Kurikulum, 2. Manajemen Kesiswaan, 3. Manajemen personalia, 4. Manajemen Keuangan, dan 5. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah. Manajemen pelaksanaan pendidikan di 5 komponen tersebut telah berjalan dengan baik, walaupun terdapat hambatan pelaksanaan di masing-masing komponen yang diteliti, akan tetapi hambatan tersebut dapat teratasi dengan kerjasama yang solid stakeholder di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan. 116 117 2. Hambatan manajemen Pelaksanaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas diantaranya: Proses regenerasi yang terlalu cepat, seringkali ada permintaan perubahan jadwal, SDM pelaksana manajemen kesiswaan secara kwalitas dan kwantitas masih kurang, tidak tepat waktu antara permohonan dengan pencairan dana, kekurangan ruang kelas. 3. Cara mengatasi hambatan Manajemen Pelaksanaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas adalah lebih banyak mengangkat guru lokal (sekitar pacitan), membuat jadwal sementara, memberi pelatihan dan peningkatan pendidikan, menganjurkan guru untuk masuk ma’had aly, mengoptimalkan keuangan Yayasan dan mempermudah prosedur proposal, mengembangkan usaha mandiri dan usaha pondok pesantren. B. Implikasi Manajemen pelaksanaan pendidikan di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan meliputi 5 komponen, yaitu: 1. Manajemen Kurikulum, 2. Manajemen Kesiswaan, 3. Manajemen personalia, 4. Manajemen Keuangan, dan 5. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah. Dalam pelaksanaan 5 komponen tersebut tidaklah mudah, oleh karena itu manajemen 5 komponen tersebut dilaksanaan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal guna meningkatkan mutu akademik siswa. 118 Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pelaksanaan pendidikan di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas belum berjalan secara efektif, hal ini dapat dilihat dari proses pelaksanaan manajemen pendidikan yang masih terdapat kendala dan hambatan. Tapi hal ini tidak berpengaruh terhadap kualitas mutu akademik siswa. Jika manajemen pelaksanaan pendidikan berjalan dengan baik, maka akan semakin membantu peningkatan mutu akademik siswanya. Untuk meningkatkan manajemen pelaksanaan pendidikan, maka implikasi dalam penelitian ini: 1. Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Personalia, Bendahara, Waka Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas lebih mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh stakeholder agar dapat mewujudkan pelaksanaan manajemen pendidikan yang ideal di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. 2. Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Personalia, Bendahara, Waka Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok melaksanakan Tremas Manajemen hendaknya Kurikulum, lebih profesional Manajemen dalam Kesiswaan, Manajemen personalia, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah. 119 C. Saran-Saran Setelah melakukan penelitian dan pembahasan yang bersifat teori maupun dari hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepala Madrasah a. Hendaknya meningkatkan kompetensi manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial demi tercapainya manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas yang kondusif dan memberikan motivasi pada segenap warga Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. b. Hendaknya membuat kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan peningkatan manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. 2. Waka Kurikulum a. Hendaknya mengadakan program penyetaraan ijazah Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas dengan lebih banyak madrasahmadrasah di luar negeri. Sehingga nantinya, ijazah yang dikeluarkan pondok pesantren diakui oleh universitas-universitas di luar negeri. b. Hendaknya mengevaluasi pelaksanaan manajemen kurikulum yang telah dijalankan secara kontinyu agar mempunyai daya saing global. 120 3. Waka Kesiswaan a. Hendaknya dalam penerimaan siswa baru lebih mementingkan kualitas siswa dibandikan dengan dengan kuantitas. b. Hendaknya berkoordinasi dengan Waka Sarana dan Prasarana dalam menetukan jumlah siswa yang diterima setiap tahun ajaran baru agar tidak terjadi pembelajaran di aula karena kekurangan kelas. 4. Waka Personalia a. Hendaknya merekrut guru dan karyawan disesuaikan dengan kebutuhan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas. b. Hendaknya merekrut guru dan karyawan yang mempunyai kualitas komprehensif agar mampu melaksanakan manajemen pendidikan dengan baik. 5. Bendahara a. Hendaknya meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh stakeholder agar dapat mewujudkan pelaksanaan manajemen pendidikan yang ideal. b. Hendaknya mengembangkan usaha mandiri dan koperasi Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas agar sumber pendanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana dapat tersedia dengan segera, sehingga permasalahan kekurangan ruang kelas dapat segera teratasi. 6. Waka Sarana dan Prasarana 121 a. Hendaknya meningkatkan koordinasi dengan bendahara dalam pengadaan sarana dan prasaran bagi siswa agar tercipta kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan efisien. b. Hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dan memperlancar manajemen pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas, sehingga output yang diharapkan. 122 DAFTAR PUSTAKA Abu Bakar, Usman. (2013). Paradigma Dan Epistomologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Medis. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan prakti., Jakarta: Rineka Cipta. _________________ (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto, et. al. (2013). Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Gava Media Dian Nafi’, et. al. (2007). Praktisi Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: Pelangi Aksara. Dimyathi, Muhammad Habib. (2001). Mengenal Pondok Tremas dan Perkembangannya, Pacitan: Attarmasie Pers. Engkoswara . (2001). Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Fattah, Nanang. (2001). Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fuad Yusuf, Choirul. (2009). Pedoman Pesantren Mu’adalah, Jakarta: Direktur Jenderal Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Hadi, Sutrisno. (1990). Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya. Handoko, T. H. (2003). Manajemen, Yogyakarta: BPFE-UGM. Hikmat. (2011). Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia. Keputusan DIRJEN Pendidikan Islam. (2006). Jakarta: 30 Nopember. KEMENAG. (2012). Profil Pondok Pesantren Mu’adalah, Jakarta. Majlis Ma’arif. (2014). JUKLAK dan JUKNIS Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan, Pacitan: Attarmasie Pers. Fadjar, Malik. (1998). Madrasah dan Tantangan Modernitas.Bandung: Mizan. Miles, M.B dan Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjeptjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Moleong, Lexi J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. 122 123 Pidarta, Made. (2004). Manajemen Pendidikan Indonesia, Cet. II Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rachman Shaleh, Abdul. (2004). Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Raja Grafindo. Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, Bandung: Rafika Aditama. Rohmat. (2014). Manajemen Pengembangan Media Pembelajaran Aplikasi dalam Pelajaran Agama Islam, Yogyakarta: CV Gerbang Media Aksara. . (2013). Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan, Yogyakarta: Cipta Media Aksara. Rotal. (2014). Manajemen Madrasah Aliyah Pondok Tremas, Wawawncara Pribadi Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada. S. Nitisasmito, Alex. (1992). Manajemen Personalia (Manajemen Sumberdaya Manusia), Jakarta: Ghalia Indonesia. Saefullah. (2012). Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia. Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajran, Bandung: Alfabeta Samino. (2010). Manajemen Pendidikan Spirit KeIslaman dan KeIndonesiaan, Gumpang Kartasura: Fairuz Media Siagian,Sondang P. (2003). Filsafah Pendidikan.Jakarta:CV.Masagung. Setiaji, Bambang. (2006). Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Siswanto. (2009). Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara. Subhan, Arif. (2012). Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20, Jakarta: Kencana. Sudjana, Nana. (2004). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Non Formal Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Productioan. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfbeta. 124 (2006). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfbeta. (2007). Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta. (2013). Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Pendekatan Sukardi. (2006). Penelitian Kualitatif-Naturalistik Yogyakarta: Usaha Keluarga Perum.UNY cet I. dalam Kuantitatif, Pendidikan, Suryosubroto. (2010). Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta Tafsir, Ahmad. (2001). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya Terry george. R&Rue, lislie.w. (2005). Dasar-Dasar Manajemen, penerjemah Ticoalu, Jakarta: PT Bumi Aksara. Usman, Husaini. (2012). Manajemen:Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan Edisi ke- 3, Jakarta: PT Bumi Aksara. (2013). Manajemen:Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan Edisi ke-4, Jakarta: PT Bumi Aksara. Bachtiar, Wardi. (1997). Metode Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos. Sekretaris Pesantren. (2014). http://www.alkhoirot.net/2011/09/pondok-pesantrensalaf.html . 125 LAMPIRAN 1.1 PEDOMAN WAWANCARA NO 1 INFORMAN PERTANYAAN Kepala Sekolah 1. Bagaimana sejarah berdirinya MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 2. Apa Visi Misi MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 3. Out put Seperti apakah yang diharapkan MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 4. Bagaimanakah struktur organisasi MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 5. Siapa sajakah yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah MA Salafiyah Pondok Tremas? 6. Apa alasan kenapa MA Salafiyah mengikuti program Mu‟adalah? 7. Bagaimanakah respon masyarakat terhadap MA Salafiyah yang telah dimu‟adalahkan? 8. Berapa jumlah pengajar MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 9. Berapa jumlah Siswa siswi MA Salafiyah 126 Mu‟adalah Pondok Tremas? 10. Sarana pra sarana apa saja yang dimiliki MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 2 Ketua Majlis Ma‟arif 1. Kapankah berdirinya MA Salafiyah Pondok Tremas? 2. Apa alasan kenapa MA Salafiyah pondok tremas mengikuti program Mu‟adalah? 3. Bagaimana sejarah berdirinya Mu‟adalah? 4. Bagaimana sejarah MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 5. Apa syarat pondok pesantren untuk bisa mu‟adalah? 6. Bagaimana prosedur rekrutmen tenaga pengajarnya? 7. Apa hambatan yang ada pada MA Salafiyah Mu‟adalah saat ini? 8. Bagaimana cara mengatasinya? 127 3 Waka Kurikulum 1. Bagaimanakah pembagian tugas guru di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 2. Kegiatan Ekskul apa saja yang ada di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 3. Bagaimana penyusunan kalender pendidikan di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 4. Kapankah penyusunan jadwal pelajaran dilaksanakan? 5. Bagaimanakah penyusunan program pembelajaran yang ada di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 6. Upaya apa yang dilakukan agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara efektif dan efisien? 7. Apakah ada kegiatan evaluasi hasil belajar yang dilakukan ? mohon dijelaskan! 8. Apakah ada laporan hasil belajar siswa yang disampaikan kepada wali murid? 9. Apa hambatan yang berkaitan manajemen kurikulum? 10. Bagaimana cara mengatasinya? dengan 128 4 Waka Kesiswaan 1. Bagaimanakah sistim penerimaan murid baru di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 2. Apakah ada pembentukan panitia penerimaan siswa baru di setiap tahunnya? 3. Bagaimana persyaratan pendaftaran calon siswa baru? 4. Bagaimana cara lembaga mempublikasikan pengumuman penerimaan siswa baru? 5. Kapan waktu pendaftaran siswa baru? 6. Apakah ada batasan penetapan daya tampung siswa? 7. Apa syarat siswa yang diterima? 8. Apakah ada buku pendaftaran dalam penerimaan siswa baru? 9. apakah ada buku kleper untuk pencatatan siswa? 10. Apakah ada tata tertib siswa? 11. Apakah ada daftar presensi murid di setiap kelas? 12. Berapa jumlah siswa MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 129 13. Mohon dijelaskan bagaimana keadaan siswa MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas ! 14. Apa hambatan terkait manajemen kesiswaan? 15. bagaimana cara mengatasinya? 5 Waka 1. Bagaimanakah sistim perekrutan guru dan staf Personalia MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 2. Bagaimanakah tahapan – tahapan perekrutan guru baru? 3. Terdiri dari siapakah tim rekrutment guru baru? 4. Kapankah rekrutment guru dilaksanakan? 5. Bagaimanakah menentukan standard guru MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 6. Apakah ada panisment atau reaword yang dikenakan pada karyawan? 7. Apakah ada absensi yang diperuntukkan bagi karyawan? 8. Apa hambatan terkait dengan manajemen personalia? 9. Bagaimana cara mengatasinya? 6 Bendahara 1. Darimanakah sumber dana penyelenggaraan 130 MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 2. Bagaimanakah sistim pembayaran di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 3. Bagaimanakah struktur bagian keuangan? 4. Bagaimanakah sistim pembukuan / pun pelaporan? 5. Apakah setiap tahunnya dibuat RAP? 6. Apakah ada bantuan dari pemerintah? 7. Bagaimana pertanggungjawabannya? 8. Apa hambatan terkait manajemen keuangan MA Slafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 9. Bagaimana cara mengatasinya? 7 Waka Sarpras 1. Bagaimana sistim pengadaan SARPRAS di MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 2. Apakah ada tim pelaksana SARPRAS? 3. Apakah ada penghargaan bagi mereka yang rajin dalam merawat SARPRAS? 4. Apakah ada daftar SARPRAS? 5. Apakah ada jadwal kegiatan perawatan pada masing – masing bagian? 6. Apakah ada bantuan SARPRAS dari 131 pemerintah? 7. Siapa yang berhak mengadakan SARPRAS? 8. Apakah ada data tentang SARPRAS di masing – masing ruangan? 9. Apakah ada sistim inventarisasi alat? 10. Siapa yang bertanggung jawab memantau? 11. SARPRAS apa saja yang dimiliki oleh MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 12. Apa hambatan terkait SARPRAS? 13. Bagaimana cara mengatasinya? 9 Guru 1. Tahun berapakah MA Salafiyah Pondok Tremas berdiri? 2. Bagaimana sejarah MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas? 3. Siapa sajakah yang pernah menjadi kepala sekolah MA Salafiyah Pondok Tremas? 132 LAMPIRAN 1.2 PEDOMAN ANALISIS DOKUMEN 1. Letak geografis MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas 2. Sejarah berdirinya MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas 3. Visi dan Misi MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas 4. Struktur organisasi MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas 5. Daftar Personel 6. Daftar mata pelajaran 7. Daftar organisasi daerah. 8. Tata tertib Madrasah 133 Lampiran 1.3 PANDUAN OBSERVASI NO 1 AKTIVITAS / KEGIATAN YANG DIAMATI Aktivitas yang berkaitan dengan 1. Kegiatan ekskul kurikulum 2. Jadwal kegiatan siswa 3. Jadwal Pelajaran 4. Mata pelajaran 3 Aktivitas yang berkaitan dengan 1. Kegiatan guru di luar jam mengajar personalia 2. Daftar personel 3. Daftar hadir guru dan karyawan 4. Daftar konduite 4 Aktivitas yang berkaitan dengan Kesiswaan 1. Cara lembaga mempublikasikan pendaftaran 2. Buku pendaftaran, buku kleper, buku Induk, tata tertib siswa 3. Identitas siswa 4. formulir pendaftaran 5. Absensi siswa 5 Aktivitas yang berkaitan dengan 1. Tim pelaksanan SARPRAS Sarpras 2. Daftar SARPRAS 134 3 Aktivitas yang berkaitan dengan 1. Prosedur pembayaran keuangan 2. Kelengkapan buku bantu 135 Lampiran 2.1 CATATAN LAPANGAN ( CL.W.01 ) Hari, tanggal : Jum‟at, 12 Desember 2014 Jam : 07.00 WIB Tempat : Kediaman pribadi komplek PIP Tremas Metode : Wawancara Informan : Ustd.H.Abdillah Nawawi,Lc. Peneliti : Kapankah MA Salafiya Pondok Tremas berdiri? Informan : Berdiri sekitar tahun ‟57 an Peneliti : Apa visi misi Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan? Informan : Adapun visi misi Madrasah Aliyah sama dengan visi misi pesantren. Peneliti : Out Put seperti apakah yang diharapkan MASMPTP ? Informan : Tentunya sesuai dengan yang tertera pada visi,,menjadi manusia benar yang pintar. Peneliti : Bagaimana struktur Organisasi MASM PTP? Informan : Struktur organisasi sama dengan sekolah formal pada umumnya. 136 Peneliti : Siapa saja yang pernah menjadi kepala sekolah MA Salafiyah Pondok Tremas sejak berdiri hingga sekarang? Informan : Kyai Haris (sejak berdiri-1996) 2.K.Habib (1996-1998) 3.K.Luqman (1998-2007. 4.Bp.Abdillah Nawawi (2007-sekarang) Peneliti : Kenapa MA Salafiyah harus dimu’adalahkan? Informan : Sebelum dimu‟adalahkan MA Salafiyah Pondok Tremas mengikuti ujian persamaan di MAN Pacitan, jadi KBMnya dobel KBM MA pondok dan KBM MAN sehingga memberatkan siswa dan muatan pondok menjadi terganggu dan terkurang Peneliti : Bagaimana respon masyarakat dengan adanya MA Mu’adalah? Informan : Alhamdulullah positif, kalaupun ada keraguan tentang keformalan ijazah secara umum merka positif, disamping mayoritas wali santri tidak peduli ijazah. Peneliti : Apa yang dihadapi MASMPTP dari awal dimu’adalahkan hingga sekarang? Informan : Kendala eksternal ada beberapa perguruan tinggi yang menolak, tapi setelah dijelaskan atau menunjukkan SK Dirjen mereka mau menerima tapi kadang2 anak kurang faham karena jurusan tidak linier maka tidak diterima. Peneliti : Bagaimana /apa yg telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? 137 Informan : Setiap anak diberi SK DIRJEN , adanya tembusan ke Perguruan tinggi. Peneliti : Berapa jumlah guru MASM PTP? Informan : Jumlah pengajar ada 57 Peneliti : Berapa jumlah siswa secara keseluruhan? Informan : Jumlah siswa MA Salafiyah Mu‟adalah ada sekitar 500 siswa Peneliti : Sarana Pra Sarana apa saja yang dimiliki MASM PTP? Informan : ada lab bahasa, perpustakaan , lab computer, aula, ruang kelas, kantor. peneliti : Terima kasih pak Informan : Ya, sama – sama semoga berhasil peneliti : Amiin 138 Lampiran 2.2 CATATAN LAPANGAN ( CL.W.02 ) Hari, tanggal : Jum‟at, 12 Desember 2014 Jam : 09.00 WIB Tempat : Kediaman pribadi komplek PIP Tremas Metode : Wawancara Informan : KH.Luqman Harist Dimyathi Peneliti : Kapankah berdirinya MA Salafiyah Pondok Tremas? Informan : Waaaaaaaaaaah untuk itu saya tidak tahu nel, tanya yang sepuh – pak Rotal- tapi kalau untuk sejarahnya yang saya dengar bahwa jaman mbah Dim itu memang belum ada lembaga/ belum ada klasikal , ketika dijaman Kyai Hamid ini karena k.Hamid ini juga jaman itu modeern ini juga melihat lho anak usia 30 tahun kok ngajinya sama . mungkin Salafiyah sejak kepemimpinan mbah Hamid. Peneliti : Apa alasan kenapa MA Salafiyah Pondok Tremas mengikuti program Mu’adalah? Informan : Saya minta dicatat besar – besar, ditulis kandel, justru saya dalam hal ini kami memutuskan ikut Mu‟adalah Pondok Tremas 139 ini dalam rangka untuk menguatkan SALAFIYAHnya Pondok Tremas. Peneliti : Bagaimana sejarah MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas? informan : waktu itu ada pertemuan di Lirboyo , bahwa Lirboyo sifatnya Tahaduts binni‟mah Lirboyo mu‟adalah kyai – kyai se JATIM untuk ikut mu‟adalah , nah waktu itulah saya semakin kuat …di Gontor sudah mendapat Mu‟adalah dan saya makin semangat untuk ikut mu‟adalah, kemudian Saya sama Pak Abdillah mencoba sowan ke Gontor . “Apa itu Mu‟adalah? Pada 2004 sempat menjelaskan Mu‟adalah itu bla bla bla… saya sama P.Abdillah bahwa Gontor pun juga Insyaallah akan mengajak pesantren – pesantren yang lain untuk berprogram Mu‟adalah ini, karena Mu‟adalah itu menjamin kemandirian dan kekhasan pesantren. Kemudian Pada tahun 2005 pertemuan pertama di Ciawi kami diminta oeh KEMENAG untuk membuat draft aturan pemerintah (PP). pesantren yang selama ini mungkin doble accounting/dobel kelamin, saya katakan dobel kelamin seperti Tremas saja, satu sisi KBMnya menggunakan nilai – nilai Salafiyah , ijazahnya karena gimana supaya mendapat Ijazah formal harus melalui 140 pemerintah dan negara itu ditandatangani oleh bukan lembaga pondok, justru yang menandatangani pihak lain,contoh dalam hal ini Aliyah waktu itu bekerjasama dengan MAN Pacitan otomatis yang menandatangani sana. Ini ada Mu‟adalah kenapa kita tidak ikut Mu‟adalah biar fokus, yang menandatangani kita, lembaga kita dan itu diakui oleh pemerintah. Saya mengundang para masyayikh pondok tremas untuk membicarakan ini , Alhamdulillah ada signal kuat mempertahankan nilai – nilai salafiyah yang disampaikan bapak sebelum wafat itu bisa terwujud, jadi mu‟adalah itu dalam rangka untuk memperkuat Salafiyah bukan merubah! Ini yang penting.memperkuat Salafiyah sesuai wasiat bapak (K.Harist „alaikum Dimyathi) . jangan dianggap Mu‟adalah itu merubah segala galanya. Justru kembali ke salafiyah . Peneliti : Duluan mana antara Lirboyo dan Tremas dalam memu’adalahkan pesanntren? Informan : Duluan Lirboyo…jadi yang pertama itu kajen yang kedua Gontor. Nah, Gontor dan Lirboyo ini hampir bersamaan. Baru kemudian Tremas. Peneliti : Apakah saat itu SK DIRJEN sudah keluar? Informan : Walaupun sebatas SK DIRJEN tapi sudah diakui oleh 141 pemerintah, dimana - manaS walaupun saat itu masih ada beberapa instansi yang masih meragukan karena itu tergantung pemahaman masing – masing instansi , padahal yang namanya Mu‟adalah itu bisa masuk ke PT Swasta maupun Negeri, baik umum maupun agama, yang bisa menerima PT Agama dibawah KEMENAG , karena yaaa tetap pilah pilihlah , mungkin untuk kedokteran ini mana pelajaran IPA nya? Peneliti : Lalu bagaimana dengan kurikulumnya? Informan : Mu‟adalah itu terseah kita , terserah masing – masing pesantren..karena di peraturan KEMENAG itu “dengan kekhasan dan kemandirian, walaupun ada satu atau dua materi umum yang harus dimasukkan. Contoh B.Indonesia, yang lain itu beberapa item, dan tremas selama saya lahir itu sudah ada di tremas sejak peninggalan bapak sudah ada . contoh umpamanya MTK ada, PPKN ada, sudah ada kan begitu, bagi yang Lirboyo mungkin kaget – kaget, agak berat memasukkan itu. Peneliti : Apa syarat pondok pesantren untuk bisa mu’adalah? Informan : Di PP MENAG yang baru ini syaratnya memang agak ketat Antara lain “NILAI SEJARAH” ini masuk pertimbangan. Prinsip semua punya hak untuk ikut mu‟adalah tapi ada syarat - syarat tertentu. 142 Lampiran 2.3 CATATAN LAPANGAN ( CL.W.03) Hari, tanggal : Jum‟at, 12 Desember 2014 Jam : 15.00 WIB Tempat : Kediaman pribadi komplek PIP Tremas Metode : Wawancara Informan : Ustd. Drs. Agus Salim Peneliti : Kapankah proses pembagian tugas guru dilaksanakan? Informan : Untuk pembagian tugas guru ini kita laksanakan pada bulan romadhon,karena tahun ajaran barunya Syawal. Peneliti : Siapa yang bertanggung jawab dalam pembagian tugas ini? Informan : Untuk yang bertanggung jawab dalam pembagian tugas guru adalah masyayikh dan guru – guru senior melalui musyawarah kurikulum pada bulan romadhon. Peneliti : kriteria semacam apa yang digunakan dalam pembagian tugas ini? Informan : Pembagian tugas guru MA Mu‟adalah ini lebih berdasarkan pada keseniorannya (lamanya mengabdi) atau pengalaman mengajar tapi juga tetap memperhatikan kemampuan mengajarnya. Kalau dianggap senior tapi kemampuan mengajarnya belum mampu untuk mata pelajaran MA ya kita tetap memilih mereka yang mampu mengajar. 143 Peneliti : Kegiatan ekskul apa saja yang ada di MASM Pondok Tremas? Informan : Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MA Mu‟adalah 1. Dzibaiyyah wal khithobiyah yaitu kegiatan khitobiyah (berpidato) tujuannya mengasah mental dan kemampuan anak dalam ber orasi, yang kepanitiaannya dipercayakan pada kelas 1 MA. 2. Perpustakaan Attarmasi dalam hal ini kegiatan jurnalistik membuat majalah tahunan, dan menyelenggarakan acara sarasehan yang kepanitiaannya dipercayakan pada kelas 2 MA. 3. PHBI (Panitia Hari Besar Islam) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan perayaan hari besar Islam seperti Mauludan, Rojaban, Hari raya Idul adha dls, yang untuk ini dipercayakan pada kelas 3 MA. Peneliti : Bagaimana pembagian tugas guru yang berkaitan dengan kegiatan ekskul? Informan : Pembagian tugas guru yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler lebih dipercayakan atau dibawah bimbingan masing-masing wali kelas. Peneliti : Siapa yang bertanggung jawab dalam pembagian tugas ini? Informan : Yang bertanggung jawab dalam pembagian tugas ini adalah tim kurikulum yang terdiri dari masyayikh dan guru senior. Peneliti : Kapankah penyusunan kalender pendidikan berlangsung? Informan : Penyusunan kalender pendidikan berlangsung pada bulan romadhon. Peneliti : Siapakah bertugas dalam penyusunan ini? Informan : Yang bertugas dalam penyususnan ini adalah sekretariat Pondok atas persetujuan Ketua Yayasan. Peneliti : Kapan penyusunan jadwal pelajaran dilaksanakan? Informan : Penyusunan jadwal tiap tahunnya berganti-ganti entah itu guru pengampunya maupun jam belajarnya, adapaun waktu penyusunan 144 jadwal berlangsung pada bulan romadon Peneliti : Bagaimanakah proses penjadwalan ini? Informan : Penyusunan jadwal dilakukan oleh tim kurikulum Madrasah Aliyah yang mana waktunya itu bulan puasa mulai tanggal 1 romadhon sampai bulan syawal tanggal 14, itu harus sudah selesai mamakai manual dan juga memakai bantuan aplikasi komputer agar jadwalnya tidak tumpang tindih , pemilihan guru mengajar ini disesuaikan dng fak atau keahlian atau besik pendidikan dari yang bersangkutan, untuk mata pelajaran umum mengambil dari guru alumni pondok yang punya besic pendidikan umum , tanggal 15 syawal harus sudah selesai bila mana dalam perjalanan ada masalah nanti dikembalikan pada tim kurikulum Peneliti : Bagaimanakah penyusunan program pembelajaran? Informan : penyusunan program pembelajaran MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas Menggunakan kurikulum ponpes mu‟adalah yang diintegrasikan dengan kurikulum pesantren Tremas, yakni 40% kurikulum mu‟adalah dan 60% kurikulum Tremas Peneliti : Menggunakan cawu/ semester? Informan : Untuk MASMPTP masih menggunakan cawu Peneliti : Kapan dilaksanakannya? Informan : Penyusunan program pembelajaran dilaksanakan pada bulan romadhon.. Peneliti : Berapa menit dalam 1 jam pelajaran? Informan : 1 jam pelajaran 45 menit. Peneliti : Bagaimana upaya agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara efektif dan efisien? Informan : Adanya kegiatan penunjang seperti, takror: kegiatan belajar siswa untuk mengulangi pelajaran yang biasanya dilaksanakan ba‟da 145 isaya‟ jam 08.00-09.00 untuk siswi dan 09.00-10.00 untuk siswa, sorogan, klasikal.: pelajaran yang bersifat penting yang sekiranya membutuhkan waktu unutk menjabarkannya spaya lebih bisa difahami dan bisa diaplikasikan oleh masing2 siswa., contoh materi pelajaran nahwu. Peneliti : Apakah ada kegiatan evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru? Informan : Ada. Peneliti : Kapan?Bulanan/mingguan?Mohon dijelaskan apa saja kegiatannya! Informan : Evaluasi hasil belajar yang ada di MA Mu‟adalah pondok Tremas ada tiga bentuk, yang pertama ujian Munaqosah yang khusus bagi kelas 3 Aliyah, adapun materinya Al-Qur‟an Tajwid, Bahasa Arab dan Fiqih. kedua Imtihan atau ujian kelas yang dilaksanakan 1 tahun 3 kali (4 bulan sekali) adapun waktunya setiap bulan Muharrom, Robi‟ul Akhir dan Rojab. Lama imtihan adalah 2 minggu , 1 minggu ujian tulis, dan 1 minggu ujian Lisan dan yang ketiga praktek mengajar yang khusus diperuntukkan bagi kelas 3 Aliyah. Peneliti : Apakah ada laporan hasil belajar siswa yang disampaikan kepada wali murid?Berapa kali dalam 1 tahun? Informan : ada berupa buku raport/buku laporan hasil belajar. 3x dalam 1 tahun. Peneliti : Apa hambatan yang berkaitan dengan manajemen kurikulum? Informan : Hambatan yang ada pada bagian kurikulum 1. Proses re generasi yang terlalu cepat, karena tiap tahunnya pasti ada guru yang izin pulang sehingga harus mencari pengganti yang berkompeten, yang 146 ke dua sering kali adanya poermintaan perubahan jadwal ditengah2 KBM . Peneliti : Bagaimana cara mengatasinya? Informan : Untuk hambatan pertama sementara ini dengan lebih banyak mengangkat guru yang dari pribumi karena pribumi sehingga lebih lama masa mengajarnya dan tidak menutup kemungkinan untuk bisa diangkat menjadi guru tetap yayasan. Untuk mengatasi hambatan ke dua dengan diadakan Jadwal sementara sehingga ketika ada perubahan di tengah KBM semua komponen baik itu guru maupun siswa lebih siap. 147 Lampiran 2.4 CATATAN LAPANGAN (CL.W.04) Hari, tanggal : Sabtu, 13 Desember 2014 Jam : 08.00 wib Tempat : Kantor MASMPTP Metode : Wawancara Informan : Ustd. Joko Margiono, STh.I Peneliti : Bagaimanakah sistim penerimaan murid baru di MASM Pondok Tremas? Informan : pada dasarnya sistim penerimaan murid baru MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas ada tiga mekanisme 1. Jalur Reguler yaitu Siswa baru dari lulusan MTs Pondok Tremas itu sendiri. 2. Jalur khusus (Mumtaz) yaitu bagi lulusan SMP/SMA dari luar pondok tremas. 3. Jalur Tes yaitu bagi siswa siwi lulusan tingkat SMP/SMA dari luar yang tidak lewat jalur khusus. Peneliti : Apakah ada pembentukan panitia penerimaan siswa baru di setiap tahunnya? Informan : Ada, dibuktikan dengan adanya seksi pendaftaran. 148 Peneliti : Apakah ada batasan usia sebagai persyaratan ? Informan : Sementara ini tidak ada. Peneliti : Bagaimanakah cara lembaga mempublikasikan pengumuman pendaftaran? Apakah melalui media massa/selebaran/cukup menggunakan papan pengumuman? Informan : Melalui media internet www.pondoktremas.com , melalui surat edaran ke wali santri lulusan MTs. Peneliti : Kapankah waktu pendaftaran siswa baru? Informan : Waktu pendaftaran pada bulan syawal tiap tahunnya, waktunya tgl 15 sampai 20. Kecuali ada udzur. Peneliti : Apakah ada penetapan atau batasan daya tampung siswa? Informan : Tidak ada batasan. Peneliti : Bagaimana/apa syarat siswa yang diterima? Informan : Syarat siswa yg diterima adalah lulusan MTs Pondok tremas atau lulusan kelas Mumtaz 2 atau lulus sistem ujian (Tes loncat) Peneliti : Apakah ada buku pendaftaran dalam penerimaan siswa baru? Informan : Ada, Peneliti : Apakah setiap murid baru dicatat dalam buku induk? Informan : Iya Peneliti : Apakah ada buku kleper dalam pencatatan siswa? Informan : Ada 149 Peneliti : Apakah ada TATA TERTIB SISWA? Informan : Ada Peneliti : Apakah ada daftara presensi murid di setiap kelas? Informan : Ada Peneliti : Apakah disiplin dalam pengisiannya? Informan : Iya Peneliti : Siapa yang bertanggung jawab dalam mengabsen? Informan : Guru fak mengabsen dalam absen pribadi, ketua kelas mengabsen di kelas,wali kelas mengontrol. Peneliti : Apa hambatan dalam manajemen kesiswaan? Informan : SDM Pelaksana kurang sehingga masih banyak kekurangan. Peneliti : Bagaimana cara mengatasinya? Informan : Untuk sementara ini memberi pelatihan Manajemen Kesiswaan untuk menambah kwalitas SDM. Peneliti : Berapakah jumlah siswa siswi Madrasah Aliyah Mu’adalah Pondok Tremas? Informan : Kurang lebih 600 siswa Peneliti : Mohon dijelaskan bagaimana keadaan siswa MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas! Informan : Siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas mayoritas berasal dari keluarga yang orang tuanya adalah alumni 150 Pondok Tremas. Peneliti : Bagaimanakh kegiatan BP MASMPTP? Informan : kebetulan BP MA ini wilayahnya sekarang di perluas tidak hanya sekup madrasah tapi berlanjut juga di asrama karena kebetulan anak – anak MA kan diwajibkan di asrama, karena waktu BP itu tidak ada dalam pelajaran di kelas maka waktunya mengambil di luar kelas yaitu ketika jam istirahat atau jam malam plbiasanya yang ditangani adalah yg pertama tentang ya itu moral, etika dsb, untuk moinggu-minggu iki focus e karo seragam berpakaian siswa MA Mu‟adalah pondok tremas itu yg pantes gimana ? nah, itu sedng kita benahi , kemudian terkait kasus – kasus jika itu kaitannya dengan madrasah ya diselesaikan di level BP melibatkan wali kelas dan kepala madrasah , tapi dengan jika ada sangkutannya masyarakat di luar madrasahyaa nanti BP, wali kelas menggandeng keamanan pondok dn aparat desa. Peneliti : Terima kasih banyak pak Informan : Ya mbak, sama - sama. 151 Lampiran 2.5 CATATAN LAPANGAN (CL.W.05) Hari, tanggal : Sabtu, 13 Desember 2014 Jam : 10.00 WIB Tempat : Kediaman pribadi komplek PIP Tremas Metode : Wawancara Informan : Ustd.H.Akhid Turmudzi Peneliti : Bagaimanakah sistim perekrutan guru dan staf di Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan? Informan : Sistim pengadaan guru baru dilaksanakan melalui dua langkah, pertama melalui penentuan kebutuhan guru dan kedua melalui rekrutment dan seleksi. Adapun penentuan kebutuhan guru berdasarkan atas jumlah guru yang ada serta kecenderungan jumlah siswa baru, maka MA Salafiyah Mu‟adalah pondok Tremas membuat proyeksi kebutuhan guru baru. Hasil proyeksi dituangkan dalam daftar kebutuhan atau kekurangan guru. Peneliti : Siapakah tim rekrutmen guru? Informan : Tim rekrutmen guru terdiri dari masyayikh dan guru senior. Peneliti : Kapan rekrutment guru dilakukan? Informan : Setiap bulan Sya’ban. 152 Peneliti : Bagaimana menentukan standar penerimaan guru baru? Informan : Ada tiga standard 1.sifat ummuah,ubbuah ini yang paling penting yang ke 2. Lulus secara akademik 3. Paham Tentang keorganisasian. 4.bersih dari catatan pelanggaran terutama yang bersifat syar’i. Peneliti : Apakah ada panisment/reaword yang dikenakan pada karyawan? Informan : Tentu ada, bagi MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas, reaword itu sangat berguna sekali, tidak hanya sebuah penghargaan tetapi sebagai penambah semangat guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar, sebaliknya ada guru yang melakukan pelanggaran maka guru langsung dipanggil dan diberi nasihat oleh kepala madrasah, apabila guru tersebut melakukan pelanggaran yang kedua kalinya maka kepala madrasah melaporkan kepada pimpinan pesantren dan kemudian dilakuakan musyawarah seluruh pengurus yayasan apakah guru tersebut masih diperbolehkan mengajar atau dicabut SK mengajarnya. Peneliti : Apakah ada upaya yang dilakukan untuk peningkatan kwalitas guru/karyawan? Informan : Tentu saja ada seperti penataran, lokakarya, workshop, studi banding, pertemuan ilmiah dan studi lanjut gelar. 153 Peneliti : Apakah ada Absensi /bagaimanakah cara memantaunya? Informan : Ada, disetiap kelas ada absensi kehadiran guru, yang setiap minggu direkap dan kemudian dilaporkan kepada kepala madrasah yang selanjutnya melayangkan surat teguran bagi guru yang ghoib/tidak mengajar tanpa alasan. Peneliti : Apakah ada masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan? Informan : Ada, permasalahan yang sifatnya mudawamah yaitu kita selalu mbambani atau regenerasi di setiap tahunnya. Jadi, ketika guru itu sudah mulai mapan kemampuan mengajarnya, dia harus kembali ke masyarakat tempat tinggalnya. Peneliti : Bagaimana cara mengatasinya? Informan : ya sebisa mungkin kita atasi itu dengan menganjurkan para guru baru untuk masuk ma‟had „aly. Jenjang pembelajarannyakan sekitar empat tahun, jadi mereka masih bisa lebih lama mengabdi disini, dan merekapun lebih siap berbaur dengan masyarakat karena sudah bergelar sarjana. 154 Lampiran 2.6 CATATAN LAPANGAN ( CL.W.06 ) Hari, tanggal : Minggu, 14 Desember 2014 Jam : 10.00 WIB Tempat : Kediaman Pribadi Pacitan Metode : Wawancara Informan : Ustd. Rofiqin, SPd.I Peneliti : Darimanakah sumber dana penyelenggaraan pendidikan MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan? Bendahara : Uang konsidental/uang bulanan yang pembayarannya dibayar 4 bulan sekali menjelang ujian/imtihan dan uang tersebut langsung dikelola oleh Bendahara Yayasan Peneliti : Bagaimanakah sistem pembayaran di MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan? Bendahara : Sistim pembayaran di MA Salafiyah Mu‟adalah dibayar 4 bulan sekali setiap kali menjelang ujian cawu, uang tersebut oleh siswa dibayarkan kepada bendahara umum yang kemudian diserahkan kepada bendahara Yayasan. Peneliti : Jika pembayaran dan pengelolaan dikelola oleh bendahara Yayasan, lalu apa tugas dari Bendahara madrasah? Bendahara : Posisi bendahara mu‟adalah hanya mengurusi uang BSM sekolah 155 dari pemerintah melalui PD Pontren dan Pengurus mu‟adalah membantu menasarupkan pelaksanaan RAB tersebut dari Yayasan. Peneliti : Bagaimanakah struktur bagian keuangan? Bendahara : Struktur tertinggi bagian keuangan adalah Bendahara Yayasan, bendahara umum, baru kemudian bendahara Madrasah Peneliti : Bagaimanakah system pembukuan/pencatatan/pelaporan? Bendahara : Perincian dana tidak ada , hanya tiap kumpul evaluasi MA Membutuhkan sarpras , membuat pengajuan/proposal kepada bendahara umum dan kemudian bendahara umum biasanya langsung merealisasikan dalam bentuk barang sesuai permintaan. Peneliti : Apa hambatan terkait bagian keuangan? Bendahara : Karena mu‟adalah ini RAB dan keuangan masih di bawah Yayasan pesantren, jadi setiap kebutuhan yang dibutuhkan Madrasah harus mengajukan dulu kepada bendahara yayasan, kendalanya untuk setiap kebutuhan yang dibutuhkan untuk KBM keseharian kadang – kadang telat dari apa yang dijadwalkan, meskipun akhirnya tetap terealisasi juga. Peneliti : Bagaimana cara mengatasinya? Bendahara : cara mengatasinya untuk sementara ini dengan tetap mengoptimalkan apa yang sudah ada. Peneliti : Apakaha ada bantuan dari pemerintah? Bendahara : Ada, bantuan tersebut berupa BSM yang dikelola langsung oleh bendahara MA Salafiyah Mu‟adalah. Peneliti : Bisa dijelaskan tentang BSM sekaligus pengelolaannya? Bendahara : BSM adalah Bantuan Siswa Miskin yang diperoleh dari pemerintah melalui PD PONTREN setiap tahun jumlahnya tidak sama 156 tergantung dari kapontren itu memberikan jumlah berapa? Kalau untuk tahun ini yang mendapatkan BSM ada 50 siswa PA/PI, yang dananya dialokasikan untuk membantu siswa untuk membayar iuran bulanan/syahriyah , kalau masih sisa bisa digunakan untuk seragam/pun buku/pun peralatan tulis yang lain , kalaupun masih sisa juga maka digunakan untuk membantu biaya operasional sekolah dalam arti untuk biaya operasional mu‟adalah itu sendiri. Adapun persyaratan untuk mendapatkan BSM menyerahkan kartu SKTM dari desa yang bersangkutan , KK, KTP bagi anak yang sudah memiliki KTP, adapun yang belum memiliki KTP cukup dengan akta kelahiran. 157 Lampiran 2.7 CATATAN LAPANGAN (CL.W.07) Hari, tanggal : Senin, 15 Desember 2014 Jam : 16.00 wib Tempat : Kediaman pribadi Tremas Pacitan Metode : Wawancara Informan : Ustd. Jabir SPdi Peneliti : Bagaimana system pengadaan sarpras di MASM Pondok Tremas Pacitan? Informan : Sistim pengadaan SARPRAS MA Salafiyah Mu‟adalah Pondok Tremas adalah swadaya dari Yayasan Pondok Tremas, artinya pembangunan gedung dan pengadaan peralatan belajar mengajar semua berasal dari Yayasan. Peneliti : Apakah ada bantuan sarpras dari pemerintah? Informan : Bantuan dari pemerintah untuk pengadaan gedung dan sebagainya yang dikhususkan untuk MA Salafiyah Mu‟adalah itu belum pernah ada. Peneliti : Siapa yang berhak mengadakan sarpras? Informan : Yang berhak mengadakan SARPRAS adalah Yayasan Pondok, artinya pengadaan gedung dan perlengkapan yang lain semua adalah 158 kebijakan dari Yayasan. Peneliti : Apakah ada data tentang srapras di masing2 ruangan? Informan : Pendataan sarpras di masing – masing ruangan untuk sementara ini belum ada Peneliti : Apakah ada system inventarisasi alat? Informan : Untuk sistem inventarisasi juga belum ada. Peneliti : Siapa yang bertanggung jawab memantau? Informan : Yang bertanggung jawab dalam pengawasan kalau ada kerusakan, perbaikan adalah seksi SARPRAS. Sedangkan untuk dana perbaikannya adalah dari Yayasan Peneliti : Sarpras apa saja yang dimiliki oleh MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas? Informan : Sarana prasarana yang dimiliki oleh MA Salafiyah Pondok tremas adalah gedung sekolah, kantor, kelengkapan – kelengkapan di ruang kelas, lab bahasa, lab computer, perpustakaan, klinik kesehatan, MCK Peneliti : Apakah ada hambatan terkait sarpras? Informan : Kekurangan ruang belajar, sehingga sebagian dari kelas yang dibutuhkan untuk anak didik terutama karena tahun ini ada tambahan kelas, maka diletakkan di serambi masjid. Yang Aliyah Putri tahun kemarin sudah tercukupi ruangannya karena tambah 159 ruang 1 kelas maka diletakkan di serambi asrama tadinya ruangan itu untuk kantor PI tapi karena kekurangan ruang kelas maka difungsikan sebagai ruang kelas untuk sementara. Kelayakannya masih di bawah standar karena ruangannya juga sempit kemudian tiangnya besar, sehingga sangat mengganggu pandangan pengajar terhadap peserta didiknya. Peneliti : Bagaimana cara mengatasinya? Informan : Pengadaan ruangan sekolah selama ini masih bermasalah dengan pendanaan, keran pendanaan yang selama ini digunakan adalah swadaya dari pondok pesantren, sumber dananya mengandalkan dari iuran / kontribusi dari peserta didik yang sama masuk di pesantren hanya satu kali bayar (uang pembangunan). 160 Lampiran 2.8 CATATAN LAPANGAN (CL.W.08) Hari, tanggal : Rabu, 17 Desember 2014 Jam : 12.30. wib Tempat : Kediaman pribadi Tremas Pacitan Metode : Wawancara Informan : Ustd. H.Rotal Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya MA Salafiyah? Informan : MA Salafiyah berdiri setelah KH.Kharist Dimyati pulang dari pesantren Krapyak, sekitar tahun 1954.Dulu pernah diganti menjadi Mu‟allimin Tingkat Atas, sekitar tahun 1960, tapi tahun 1996 dikembalikan lagi menjadi MA Salafiyah. Peneliti : Apa alasannya? Kenapa dikembalikan lagi menjadi MA Salafiyah? Informan : Alasannya karena Mu‟allimin bukanlah nama jenjang pendidikan. Peneliti : Siapa sajakah yang pernah menjabat sebagai Kepala MA Salafiyah Pondok Tremas, sejak berdiri hingga sekarang? Informan : Yang pertama KH.Kharist Dimyathi, (tahun 1952-1992) setelah 161 beliau meninggal diganti KH.Habib Dimyathi (tahun 1996-1998), lalu Gus Luqman ( Nawawi.(2007-sekarang). 1998-2007), sekarang Ustd.Abdillah 162 Lampiran 3.1 CATATAN LAPANGAN Hari, tanggal : Selasa, 10 Desember 2014 Tempat : PIP Tremas Pacitan Metode : Observasi Selasa, 10 Desember adalah hari kedua penulis berada di PIP Tremas Pacitan, pukul 06.00 penulis menemui Ustadzah Nafisah untuk menanyakan waktu luang karena penulis ingin segera melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan, kemudian beliau memberi pandangan bagaimana jika hari jum‟at saja karena hari jum‟at adalah hari libur dan ndalem beliau – beliau ini cukup berdekatan dan masih satu lokasi dengan pondok, akhirnya saya meng iyakan. Dan beliau menawari saya untuk berkeliling di area pesantren putri…sambil mengobrol saya mencoba mengobservasi yang sesuai dengan bahan penelitian saya. Asrama putri berjumlah 4 asrama yang mana asrama ini memiliki nama masing masing..ada bait khodijah, bait „aisyah, bait mariyah dan bait khodijah. Bait Khodijah terdiri dari 1 kamar guru dan 12 kamar santri, sebelah timurnya terdapat bait mariyah 3 kamar di bawah dan 4 kamar di lantai atas yang salah satunya adalah kamar guru. Kemudian sebelah utaranya adlah Bait „Aiyah bangunan bertingkat lantai bawah untuk musholla sekaligus aula sedangkan kamarnya terletak di lantai dua terdiri dari 1 kamar guru dan 11 kamar santri setelah dari bait „Aisyah kami menuju Bait khodijah yang terletak di sebelah barat bait „Aisyah, bait Khodijah juga bertingkat terdiri dari 1 kamar guru 3 kamar santri di bawah dan 6 kamar santri di lantai atas. Dari ke empat asrama ini penulis melihat aktifitas para siswa yang hamper sama yaitu persiapan sekolah ada yang bersiap-siap ke kamar mandi, makan bahkan ada yang menuju ke ruang kelas. Ruang kelas siwi putri terletak satu komplek dengan asrama tepatnya berada di sebelah barat secretariat…ruang kelasnya bertingkat tiga ruang di lantai atas 163 dan tiga ruang di lantai bawah..saat penulis melewati ruang kelas waktu menunjukkan pukul 06.30, kemudian penulis tanyakan kepada ustadzah nafisah, beliau menjelaskan bahwa ada kegiatan sorogan, setelah selesai berkeliling ustadzah nafisah meminta ijin kepada penulis bahwa beliau akan bersiap siap untuk mengajar. 164 Lampiran 3.2 CATATAN LAPANGAN Hari, tanggal : Kamis, 11 Desember 2014 Tempat : PIP Tremas Pacitan Metode : Observasi Kamis 11 Desember adalah hari ketiga penulis berada di tempat penelitian. Kebetulan hari kamis malam ada acara penutupan kegiatan Dzibaiyyah wal Khithobiyyah, kegiatan ini dipanitiai oleh kelas 1 MA PI, penulis meminta ijin untuk mengikuti kegiatan ini, kegiatan ini adalah sebagian dari ekstrakurlikuler MASMPTP. Kegiatan ini dimulai setelah isyak dan dipandu oleh panitia sedangkan sebagai guru pembimbing adalah wali kelas yang saat ini dijabat oleh Ustadzah Rofiqoh yang berasal dari purwokerto Jawa tengah, dari beliau penulis mendapatkan informasi bahwa kegiatan dzibak ini adlah kompetisi antar asrama yang sitiap asrama dibagi menjadi dua regu seperti bait khodijah A, Bait Khodijah B , Bait „aisyah A , bait „aisyah B dan seterusnya. Yang dilombakan adalah lomba berpidato dan lomba membaca Dzibak dengan diiringi samroh/rebana. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Pondok Tremas, dengan panggung menghadap ke timur..dengan barisan paling depan adalah dewan juri kemudian peserta dan penggembira. Satu per satu peserta di panggil oleh pembawa acara untuk beraksi di atas panggung. Sampai pukul menunjukkan jam 23.00 dengan diakhiri hiburan hadroh / tari islam, setelah itu pengumuman pemenang lomba yang saat itu ada dua kategori yaitu pemenang umum dipegang oleh bait khodijah A dan juara mala mini adalah bait „aisyah B. 165 Lampiran 3.3 CATATAN LAPANGAN Hari, tanggal : Rabu, 16 Desember 2014 Tempat : PIP Tremas Pacitan Metode : Observasi Rabu, 16 Desember 2014 adalah hari kedelapan penulis di lokasi penelitian setelah menyelesaikan wawancara dengan beberapa nara sumber, peneliti diantar Ustadzah Nurul Maisyah melihat sarana Pra sarana MASMPTP, selain gedung sekolah kami menuju gedung bertingkat, lantai satu dipergunakan untuk Aula, sedangkan lantai dua ada empat ruangan, ruangan paling timur adalah laboratorium bahasa, saat penulis berkunjung ruangan tersebut sedang digunakan untuk kegiatan listening siswa kelas tiga Aliyah Putra, penulis meminta ijin untuk mendokumentasikan kegiatan tersebut. Di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa meja lengkap dengan earphone , dan satu meja lengkap dengan earphone dan sekaligus projector yang di gunakan oleh tutor. Kemudian kami menuju ruangan sebelah baratnya digunakan sebagai laboratorium computer, saat penulis berkunjung keruangan tersebut tidak ada kegiatan semua computer mati penulis minta ijin untuk mendomentasikan dalam ruangan sekitar 6x10 m2 terdapat 6 komputer menghadap ke barat, 4 komputer menghadap ke selatan, 6 menghadap ke timur, dan dua menghadap ke utara untuk tutor, sambil menunjukkan ruangan Ustadzh. Nurul Maisyah menjelaskan kepada saya tentang mekanisme penggunaannya dalam waktu satu minggu baik lab bahasa maupun lab computer digunakan bergantian antara siswa MASMPTP dan sisiwi MASMPTP yang diatur dengan jadwal agar tidak berbenturan.jika yang menggunakan siswi putri maka harus didampingi wali kelas putri. Kemudian kami menuju ke gedung berikutnya sekitar 50 meter dari aula, 166 gedung tersebut juga gedung bertingkat lantai bawah digunakan untuk kantor MASMPTP, sedangkan lantai dua digunakan sebagai perpustakaan, saat penulis berkunjung bertepatan dengan waktu istirahat sehingga ada banyak siswa yang sedang berkunjung ke perpustakaan yang ruangannya sekitar 7x10, ada rak buku yang saling berhadapan dan di tengah nya terdapat meja dan kursi yang diperuntukkan bagi pembaca. 167 Lampiran 3.4 CATATAN LAPANGAN Hari, tanggal : Kamis, 17 Desember 2014 Tempat : PIP Tremas Pacitan Metode : Observasi Kamis, 17 Desember 2014 adalah hari kesembilan penulis berada di lokasi penelitian, hari ini penulis meminta ijin kepada Ustdh.Nafisatin Al Fafa untuk ikut masuk ke kelas yang beliau ajar, beliau tidak keberatan dan memepersilahkan. Saat itu Ustdh.Nafisah memasuki ruang kelas lantai dua paling utara, kelas tersebut adalah kelas dua Aliyah, saat memasuki ruangan semua siswi sudah berada di dalam ruangan, kemudian Ustdh.Nafisah memperkenalkan dan menjelaskan maksud dan tujuan penulis serta diminta agar tidak terganggu dengan kedatangan saya, setelah diperkenalkan beliau meminta saya untuk duduk di salah satu bangku kosong yang kebetulan terletak paling belakang ,sebelum mulai mengajar Ustdzh mengabsen siswi dan saat itu tidak ada yang ijin ataupun ghoib, setelah mengabsen beliau meminta salah satu siswi untuk maju dan membaca pelajaran yang telah lalu, setelah itu baru beliau membaca dan menjelaskan materi yang telah dipersiapkan, setelh 45 menit berlalu beliau megisi absensi yang ternyata adalah absensi guru kemudian mengucapkan salam dan keluar ruangan, dalam perjalanan menuju asrama saya bertanya kepada beliau tentang absensi guru, beliau menjelaskan bahwa setiap kelas ada absensi guru yang tiap minggu direkap kemudian dilaporkan kepada kepala sekolah guna untuk memonitor kehadiran guru, jika ada yang tidak berangkat tanpa alas an maka akan mendapat surat teguran. 168 Lampiran 3 DOKUMEN SARPRAS Gedung MASMPTP Lab Komputer MASMPTP MCK MASMPTP Perpustakaan MASMPTP Lab Bahasa MASMPTP Klink Kesehatan MASMPTP 169 Aula MASMPTP Kantor MASMPTP Gedung Madrasah MASMPTP 170 Lampiran 3.2 DOKUMEN KEGIATAN SISWA kegiatan Belajar Siswi MASMPTP Kegiatan belajar siswa MASMPTP Siswi dan Guru MASMPTP 171 Lampiran 3.3 DOKUMEN WAWANCARA Nawaie Lc. Wawancara dengan kepala sekolah Wawancara dengan Gus Luqman Wawancara dengan WAKA Kurikulum Wawancara denagn WAKA Personalia Wawancara dengan Bendahara Wawancara dengan WAKA Sarpras 172 Wawancara dengan Ustadz Senior (H.Rotal) 173 Lampiran 4 RIWAYAT HIDUP Nama : Nailissa’adah Tempat dan tanggal lahir : Boyolali, 21 Maret 1987 Agama : Islam Alamat rumah : Dawar – Manggis – Mojosongo - Boyolali Riwayat pendidikan : SDN Manggis I Lulus Tahun 1999 MTs Suka Tulung Lulus Tahun 2002 MA Pondok Tremas Pacitan Lulus Tahun 2007 STITNU Pacitan Lulus Tahun 2011