Meski Krisis, Upah Nominal Pekerja Industri Kimia Tegar

advertisement
Meski Krisis, Upah Nominal Pekerja Industri Kimia Tegar
Untuk Turun
Senin, 09 Agustus 2010 WIB, Oleh: HumasUGM
YOGYAKARTA- Krisis moneter sekitar tahun 1998 lalu sempat mengakibatkan kenaikan dan fluktuasi
nilai tukar dolar AS terhadap rupiah secara drastis. Harga barang dan jasa impor naik dengan pesat.
Diantara barang impor yang harganya meningkat adalah barang modal, bahan baku dan bahan
penolong yang merupakan input bagi sektor industri. Salah satu sub sektor industri yang memiliki
kandungan bahan baku impor tinggi adalah industri kimia.
Meski industri kimia menjadi salah satu industri yang terkena dampak dari krisis tersebut, upah
nominal pekerja industri kimia cukup tegar untuk turun (tidak turun) kecuali upah nominal pekerja
industri. Hal ini diungkapkan oleh Joko Susanto, SE, M.Si, staf pengajar Fakultas Ekonomi UPN
Veteran Yogyakarta ketika mempertahankan disertasinya yang berjudul Ketegaran Upah Nominal di
Indonesia (Studi Pada Industri Kimia Periode 1997-2005) di Auditorium BRI Lt.3 Program M.Si dan
Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Senin (9/8).
“ Penelitian yang saya lakukan menghasilkan kesimpulan bahwa upah nominal pekerja industri
kimia tegar untuk turun kecuali upah nominal pekerja produksi,” kata Joko dalam disertasinya.
Ditambahkan Joko, kinerja industri kimia waktu itu sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku
impor. Kenaikan harga bahan baku impor, akibat kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah
berdampak pada kenaikan biaya produksi. Dalam disertasinya Joko menyebutkan pekerja industri
kimia terdiri dari pekerja produksi dan non produksi. Ketidaktegaran upah nominal pekerja produksi
dikarenakan tunjangan pekerja produksi bersifat variable sesuai dengan produktifitas pekerja dan
kinerja perusahaan.
“ Penurunan produktifitas pekerja akan diikuti dengan penurunan tunjangan pekerja produksi
sehingga upah nominal yang diterimanya turun. Untuk pekerja non produksi, penurunan
produktifitas hanya berdampak pada penurunan tunjangan variable saja,” kata pria kelahiran
Sleman, 2 Maret 1968 itu.
Ketegaran upah nominal untuk turun dipengaruhi secara positif oleh produktifitas pekerja, harga
output dan upah minimum sektoral propinsi (UMSP). Kenaikan produktifitas pekerja, harga output
dan upah minimum sektoral propinsi mengakibatkan probabilitas terjadinya penurunan upah
nominal semakin kecil. Sementara itu, pengesahan undang-undang serikat pekerja dan terjadinya
krisis moneter tidak berpengaruh pada ketegaran upah nominal.
“ Hal ini menunjukkan lemahnya serikat pekerja. Dalam satu perusahaan, sering kali terdapat
lebih dari satu serikat pekerja yang sulit untuk bekerja sama satu sama lain,” urainya.
Berdasar hasil penelitiannya tersebut maka Joko menyarankan agar perusahaan perlu mendesain
sistem pengupahan agar pada saat skala produksi dan produktifitas pekerja mengalami penurunan,
perusahaan tidak terlalu dibebani dengan biaya upah pokok pekerja. Upah pokok pekerja produksi
dan non produksi cukup ditetapkan sama atau sedikit lebih tinggi dari upah minimum sektoral
propinsi (UMSP) dan kebutuhan hidup layak (KHL).
“ Pada saat produktifitas pekerja turun, tunjangan variable juga mengalami penurunan. Untuk
itu, perusahaan dapat menentukan skema pengupahan dengan memberikan bobot yang lebih besar
pada tunjangan variable,” tegas dosen Fakultas Ekonomi UPN Yogyakarta ini.
Dalam ujian terbuka program doktor tersebut Joko Susanto berhasil lulus dengan hasil memuaskan.
Sementara itu bertindak sebagai promotor adalah Prof. Dr. Nopirin, ko-promotor Dr.Budiono Sri
Handoko, MA dan Dr.Bagus Santoso, M.Soc.,Sc. Sedangkan tim penguji Prof.Dr Iswardono
S.Permono,MA, Dr. Soeratno,M.Ec, Dr.Samsubar Saleh, M.Soc.Sc, dan Dr.Faried Wijaya,MA.(
Humas UGM/Satria)
Berita Terkait
●
●
●
●
●
Kerja Layak Dorong Perkembangan Industri Pariwisata di Bali
Industri Tekstil Surakarta Mengalami Deindustrialisasi
Ekonom : Upah Buruh Sebaiknya Naik Bertahap Sesuai KHL
JKN 2014 Belum Jangkau Pekerja Sektor Informal
Perspektif Stakeholders Pengaruhi Persepsi Kualitas Hidup Pekerja
Download