studi kebiasaan makanan ikan tembang

advertisement
144
RESPON PRODUKSI DAN KOMPONEN SUSU YANG DIHASILKAN OLEH SAPI DENGAN
PEMBERIAN RANSUM MENGANDUNG BIOKROM
1)
Oleh: Adnan Syam dan Andi Murlina Tasse
1)
ABSTRACT
The experiment aimed to evaluation of response of milk yield and component. Three treatments
were allocated to nine lactating cows. In a completely randomize design. The Basal diet composed of
60% grass and 40% concentrate. Experimental diet were = basal diet, Cr = basal diet + 3 ppm
CrCl36H2O, CrO = basal diet + 3 ppm biochrom. The Result showed that no significant difference in
milk component among treatment, but biochrom supplementation increased milk yield.
Key words: biochrom, milk yield, milk component.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Produksi dan komponen susu bergantung
pada ketersediaan nutrisi (Barner, 2007). Salah
satu nutrisi utama yang dapat diabsorbsi oleh sel
mamari atau sel sekretori dari alveolus yaitu
mineral khromium (Cr) merupakan salah satu
mikronutrien esensial bagi ternak. Menurut
Pollard et al (2002), Khromium berperan dalam
metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan
pencegahan stress serta pengaturan kekebalan
tubuh. Khromium sebagai bagian integral dari
GTF (Glicose Tolerance Factor) yang berfungsi
untuk meningkatkan sensibilitas sel terhadap
insulin dan entri glukosa serta asam amino ke
dalam sel (Vincent 2000, Zetic 2001).
Biokrom merupakan khromium organic
sebagai hasil inkorporasi Cr yang berasal dari
CrCl36H2O ke dalam mikroorganisme ragi
dengan media tumbuh tepung tapioka. Menurut
Agustina et al (2007), Cr dalam CrCl36H2O
dapat
terinkorporasi
dalam
miselium
bakteriaerob Ganoderma lucidum sedangkan
Tasse et al (2003), Cr dalam CrCl36H2O dapat
terinkorporasi dalam Saccharomices cerevisae,
Monilia sitophyla dan Aspergillus oryzae.
Sehubungan dengan pernyataan di atas,
penelitian
dirancang
untuk
menjajaki
pemanfaatan biokrom sebagai hasil inkorporasi
CrCl36H2O dalam ragi komersial untuk
meningkatkan produksi dan komponen susu.
Pembuatan Suplemen Biokrom
Khromium khlorida heksa hidrat
(CrCl36H2O) 500 ppm dilarutkan dalam aquades
lalu dicampur dengan 100 gram tepung tapioka
dan dikukus selama 30 menit pada hot plate
dengan putaran penunjuk suhu nomor 3.
Selanjutnya, campuran mineral dan tepung
tapioka diratakan pada loyang 20 x 30 cm, lalu
ditaburi tepung ragi lalu loyang dibungkus
dengan plastik dan difermentasi selama 4 hari.
1
Pengukuran Konsentrasi Khromium dalam
Biokrom
Total khromium dalam biomassa hasil
fermentasi diukur menggunakan Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS) Shimadzu
model AA680. Biomassa 5 gram dihaluskan
dengan mortal porselin lalu dimasukkan dalam
tabung reaksi. Selanjutnya, biokrom dicampur
dengan 5 ml TCA dan dihomogenkan dengan
vortex lalu didiamkan selama 1 jam. Larutan
biokrom dalam TCA disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Lalu,
supernatan dipisahkan dengan endapan. Kadar
khromium yang terukur merupakan Cr terlarut
dan dihitung sebagai khromium anorganik.
Inkorporasi
Khromium
(Cr)
dihitung
berdasarkan rumus: Biokrom (ppm) = Cr total –
Cr anorganik.
)Staf Pengajar Pada Fakultas
PertanianVolume
Universitas
AGRIPLUS,
22Haluoleo,Kendari.
Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
144
145
Ternak, Ransum Perlakuan, Rancangan
Penelitian serta Analisis Data
Sapi perah keturunan Fries Holland 9
ekor pada peternakan rakyat di Bogor,
dialokasikan pada 3 perlakuan dengan 3 ulangan
dengan menggunakan rancangan acak lengkap.
Perlakuan terdiri atas 3 ransum yaitu kontrol =
ransum basal (60% rumput, 40% konsentrat), Cr
Ao = Kontrol + 3 ppm Cr-CrCl3.2H2O dan CrBiokrom = Kontrol + 3 ppm Cr-Biokrom
pengolahan. Data yang diperoleh selama 21 hari
perlakuan menggunaka Kontras Orthogonal
(Gomez dan Gomes 1995), untuk melihat
perbedaan respon antara perlakuan.
Tabel 1. Komposisi kimia rumput dan konsentrat
Komposisi Kimia
(% Bahan Kering)
Rumput
Konsentrat
Bahan Kering
Abu
Protein Kasar (PK)
Lemak Kasar (LK)
Serat Kasar (SK)
BETN
Gross Energy (GE, kal/g)
34.12
16.16
11.50
0.52
35.60
36.20
40.92
88.41
30.60
6.70
4.00
11.50
42.00
45.60
Teknik Pemberian Makanan
Jumlah pemberian makanan dibatasi
berdasarkan hasil penelitian pendahuluan.
Pemberian konsentrat 2 kg dan rumput 10 kg
perhari dapat mendukung produksi susu harian
10-15 liter perhari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Khromium dalam Biokrom
Waktu fermentasi atau lama fermentasi
berperan dalam jumlah atau konsentrasi
khromium dalam senyawa organik misalnya
karbohidrat, protein dan lemak yang terkandung
dalam mikroorganisme sebagai starter. Waktu
fermentasi yang digunakan untuk inkorporasi
khromium pada penelitian yaitu 4 hari. Menurut
Tasse (2003), konsentrasi khromium tertinggi
dalam khromium organik yang diperoleh dari
hasil inkorporasi CrCl3.6H2O dalam substrat
tepung tapioka dan starter Aspegillus oryzae,
Saccharomyces cerevisae dan Rhyzopus Sp pada
waktu fermentasi 4 hari.
Hasil
penelitian
menunjukkan
konsentrasi khromium (Cr) 300 ± 54 ppm.
Konsentrasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan
konsentrasi khromium dalam khromium organik
yang dihasilkan bakteri aerob Ganoderma
lucidum yang dilaporkan oleh Agustina (2007)
(300 ± 54 vs 280 ± 75 ppm). Perbedaan ini
menunjukkan ragi sebagai starter dan tepung
tapioka sebagai media tumbuh lebih efektif
digunakan untuk pembuatan khromium organik
atau biokrom.
Produksi Susu dan Komponen Susu Sapi
Produksi susu secara umum dikontrol
oleh faktor luar (eksternal) dan faktor ternak
(internal). Faktor eksternal yaitu faktor yang
berasal dari luar tubuh ternak, misalnya
temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan
angin, jumlah dan kualitas pakan, penyakit dan
parasit. Faktor internal adalah susunan gen,
fungsi metabolisme dan fisiologis dari ternak
(Aurley, 2001). Pada penelitian ini, hanya
pengaruh pakan yang diamati.
Hasil penelitian menunjukkan produksi
susu harian dapat ditingkatkan (P<0,05) oleh
ransum mengandung khromium baik anorganik
maupun organik (Tabel 1). Peningkatan produksi
susu
harian,
hasil
pemberian
ransum
mengandung biokrom lebih tinggi dibandingkan
dengan
ransum
mengandung
khromium
anorganik. Fenomena ini berindikasi absorbsi
khromium dalam biokrom lebih tinggi
dibandingkan dengan khromium anorganik.
Indikasi ini berdampak pada peningkatan
absorbsi dan uptake glukosa oleh sel mamari
sehingga kadar laktosa meningkat dalam susu
sapi hasil asupan ransum mengandung biokrom.
Hasil penelitian ini memperkuat hasil
penelitian dalam disertasi Muktiani (2003),
ransum mengandung khromium organik
meningkatkan produksi dan kadar laktosa susu
sapi. Persamaan ini menunjukkan ubi kayu dan
hasil pengolahannya misalnya onggok, tepung
tapioka sebagai media tumbuh Aspegillus oryzae,
Saccharomyces cerevisae dan Rhyzopus Sp dan
ragi lebih efektif dibandingkan dengan limbah ke
yang kelapa sawitsebagai media tumbuh bakteri
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
146
Ganoderma
lucidum
untuk
inkorporasi
khromium menjadi khromium organik.
Tabel 2. Tingkat produksi susu harian dan komponen susu sapi
Parameter
Kontrol
Cr-Anorganik
Cr-Biokrom
Produksi susu (kg hr-1)
5.71 ± 0.02 c
5.90 ± 0.10 b
7.01 ±0.30 a
Komponen susu
Protein (%)
3.5 ± 0.1 b
3.1 ± 0.3 b
6.0 ± 0.2 a
b
b
Lemak (%)
3.1 ± 0.4
3.5 ± 0.3
4.0 ± 0.1 a
b
b
Laktosa (%)
5.4 ± 0.1
5.5 ± 0.3
5.9 ± 0.0 a
Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 0.05
Protein dalam air susu yang diukur
adalah protein kasar menggunakan metode titrasi
formol. Sumber utama pembentuk protein susu
berasal dari darah yaitu peptida, protein plasma
(albumin dan globulin), dan asam-asam amino
bebas. Protein plasma merupakan sumber bahan
atau substrat untuk pembentukan protein dalam
sel mamari sebanyak 10%. Asam amino bebas
yang terabsorbsi oleh sel mamari merupakan
sumber utama untuk sintesa protein susu, karena
hampir semua asam amino yang terabsorbsi
disintesa menjadi protein. Sintesa protein terjadi
dalam sel epitelial dikontrol oleh gen yang
mengandung bahan genetik yaitu deoxyribo
nucleic acid (DNA).
Hasil penelitian menunjukkan kadar
protein kasar dalam susu sapi dapat ditingkatkan
oleh ransum mengandung khromium baik
khromium
anorganik
maupun
biokrom.
Fenomena ini menunjukkan khromium yang
terkandung dalam CrCl36H2O dan biokrom dapat
diabsorbsi oleh sel mamari sehingga absorbsi
asam amino meningkat yang berdampak pada
peningkatan sintesa protein dalam sel mamari.
Keberadaan khromium sebagai komponen GTF
meningkatkan sensitivitas sel terhadap asam
amino sehingga absorbsi asam amino meningkat.
Lemak total susu sapi dapat ditingkatkan
oleh ransum mengandung khromium anorganik
maupun biokrom. Fenomena ini menunjukkan
khromium dapat meningkatkan sensitivitas
membran sel terhadap asam lemak sehingga
absorbsi asam lemak berdampak pada
peningkatan sintesa lemak dalam sel mamari.
Hasil penelitian tidak memperkuat
Agustina (2006), ransum mengandung khromium
organik tidak mampu meningkatkan kadar lemak
susu. Perbedaan ini menunjukkan biokrom hasil
inkorporasi Cr dalam mikroorganisme ragi lebih
efektif dibandingkan dengan khromium organik
hasil inkorporasi Cr dalam bakteri Ganoderma
lucidum untuk meningkatkan kadar lemak dalam
susu sapi.
Laktosa merupakan karbohidrat susu
terdiri atas glukosa dan galaktosa. Pada sapi,
glukosa merupakan substrat utama untuk sintesa
laktosa pada jaringan mamari. Peningkatan kadar
laktosa dalam susu berdampak pada peningkatan
produksi susu. Jika terjadi kekurangan produksi
laktosa menyebabkan sekresi air dalam lumen sel
epitelial ke sisterna berkurang sehingga produksi
susu berkurang. Peningkatan kadar laktosa
berdampak pada peningktan tekanan osmosis
dalam sel mamari sehingga air lebih banyak
tersekresi ke dalam sisterna sehingga produksi
susu meningkat.
Hasil
penelitian
menunjukkan
peningkatan kadar laktosa sejalan dengan
peningkatan produksi susu harian. Fenomena ini
membuktikan khromium mampu meningkatkan
sensitivitas sel mamari terhadap glukosa
sehingga sintesa laktosa meningkat, yang
berdampak pada peningkatan produksi susu.
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
147
KESIMPULAN DAN SARAN
Ransum mengandung biokrom hasil
inkorporasi Cr dalam ragi komersial dapat
meningkatkan produksi susu dan komponen susu
(protein, lemak dan laktosa) dalam susu sapi.
Penggunaan biokrom untuk peningkatan
kualitas susu disarankan untuk menggunakan
biokrom hasil inkorporasi CrCl3.6H2O dalam
ragi komersial dengan media tumbuh ubi kayu
atau hasil pengolahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina F. 2010. Penggunaan Chromium
Organik dari Isolat Ganoderma
Lucidum, dalam Ransum Sapi Perah
(Disertasi), Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Barner, MA. 2007 Phisiology of Lactation.
http://www.dasc.vt.edu./course/dast
4374/4374note.htm (10 Maret 2007).
Hurley WL, Morin DE. 2004. Lactation Biology.
http://www.acos.uiuc.edu/AnSci.308/
mastitis.html (20 Maret 2008).
Muktiani. A. 2002. Penggunaan hidrosilat bulu
ayam dan sorghum serta suplemen
khromium
organik
untuk
meningkatkan produksi susu pada
sapi
perah.
Bogor.
Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Perchova A, Paulata I. 2007. Chromium as an
essential nutrient: a review. Vet Med.
57:1-18.
Pollard EV, Ricardson CR, Karnezos TB. 2002.
Effect of Supplementation Organic
Chromium on growth, feed efficiency
and carcass characteristic of feedlot
steers. J. Anim. Sci-98:121-128.
Tasse AM, Sutardi T, Sigit NA. 2003. Respon
Produksi dan Nutrisi serta Asam
Lemak Omega-3 Hasil Penambahan
Hidrosilat Bulu Ayam, Minyak Ikan
dan Khromium Organik dalam
Ransum Berbasis Limbah Pertanian.
Laporan Hibah Bersaing XII. TA
2002/2003.
Vincent JB. 2000. The bichemistry of chromium
recent advances in nutrional science.
Nutr. Sci: 715-718
Zetic VG, Thomas VS, Orbas L. 2001. Factor
from yeast biomass. J.Bio. Sci 26:
217-223.
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
Download