BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Komunikasi Massa Sebagai sarana penghubung antara organisasi dengan publik, komunikasi massa merupakan kegiatan penyampaian pesan dari komunikator kepada publik dengan jumlah besar dalam waktu yang bersamaan menggunakan media massa sebagai media penyampai pesan. Definisi awal dari komunikasi masa menurut Janowitz, komunikasi massa terdiri dari atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat teknologi tertentu untuk menyebarkan kontent simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen dan tersebar1 Dalam perkembangannya, teori komunikasi massa dikembangkan menjadi 4 (empat) model komunikasi massa, yaitu: 1. Model Transmisi (Transmission Model) Westley dan MacLean menjelaskan bahwa dalam model ini terdapat 3 (tiga) hal penting didalamnya, yang meliputi penekanan pada peran komunikator,fakta bahwa seleksi berdasarkan atas penelitian publik,dan komunikasi bukan menjadi tujuan, namun di luar tujuan akhir. 2. Model Ekspresi (Expressive Model) Dalam model ini, James Carey berepndapat bahwa komunikasi digunakan untuk menyenangkan penerima, dalam mencapai tujuan. 1 th Denis McQuail,Mass Communications Theory6 Edition.London:SAGE Publications.2010. hal.57 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pesan dalam model ini biasanya bersifat ambigu,dan berdasarkan atas asosiasi simbol – simbol yang tidak ditentukan oleh peserta komunikasi, melainkan disediakan oleh lingkungan. 3. Model Publisitas (Publicity Model) Dalam model ini, As Elliot mengemukakan bahwa publik lebih berfungsi sebagi penonton dari pada sebagai peserta komunikasi atau penerima informasi, dan jumlah perhatian publik lebih penting daripda kualitas perhatian yang diberikan oleh publik. 4. Model Penerimaan (Reception Model) Menurut Stuart Hall, model ini membahas penerima mengenai pendekatan (reception approach), yaitu melihat atribut dan konstruksi makna pesan yang dikirimkan oleh media kepada publik, serta melihat pesan dalam media sebagai pesan terbuka dengan berbagai makna sesuai dengan interpretasi penerima yang dipengaruhi latar belakang tujuan dan budaya masing – masing.2 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ke empat model tersebut untuk menganalisa pesan yang dikirimkan oleh praktisi PR Wilwatikta Online Museum, untuk mengetahui model komunikasi massa yang digunakan dalam pengiriman pesan tersebut. 2 th Denis Mc Quail, Mass Communication Theory 6 Edition.London: Sage Publications.2010.hal. 70 – 73 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2.Media Baru Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada publik, tidak dapat lepas dari sarana penyampai pesan tersebut yang biasa disebut sebagai media. Akibat perkembangan teknologi informasi, media komunikasi juga ikut berkembang. Perkembangan ini ditunjukan dengan pergeseran dari hubungan komunikasi face to face (tatap muka) menjadi hubungan interface (antar muka) melalui jaringan teknologi informasi3 Jaringan teknologi informasi yang digunakan sebagai sarana komunikasi inilah yang disebut sebagai media baru. Media baru menurut Joshua Meyrowitz, terdapat tiga metafora yang mewakili berbagai sudut pandang mengenai media antara lain, media sebagai vessel (pembawa pesan), media sebagai bahasa dimana media memiliki unsur – unsur struktural atau tata kalimat, dan media sebagai lingkungan, artinya kita hidup di lingkungan penuh dengan berbagai informasi4 Lev Manovich dan Bell memunculkan definisi media baru sebagai media yang memiliki unsur kebaruan, inovasi dan dinamis namun demikian belum ada komitmen mengenai definisi yang tepat mengenai media baru, namun dapat diketahui spesifikasi dan keunikan dari media baru ini5 3 David Holmes,Komunikasi Media,Teknologi dan Masyarakat.Trans.Teguh Wahyu Utomo.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2012.hal.5. 4 Stephen W. Little Jhon, Teori Komunikasi.Jakarta:Salemba.2008.hal.407 5 Eugenia Siapera,Understanding New Media.London:SAGE Publicity.2012.hal. 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dari definisi para ahli tersebut, muncul dua macam media yang dimasukkan dalam kategori media baru, yaitu media digital dan media online atau media internet, dalam penelitian ini, peneliti lebih membatasi kepada media online sebagai media baru dalam melakukan kampanye PR. Dengan mengetahui dan memahami definisi dari media baru, maka praktisi PR dapat memanfaatkan media ini secara optimal dalam melakukan kegiatan PR. 2.3.Public Relations Sebagai bagian dari suatu organisasi dan pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi massa, PR memiliki fungsi penting dalam menghubungkan organisasi dengan publik. Menurut Foundation of Public Relations Reseach and Education PR memiliki fungsi yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Membantu memelihara dan menjaga komunikasi, pengertian, penerimaan antara organisasi dan publiknya. 2. Mencakup manajemen masalah dan isu – isu 3. Memberikan informasi yang termutahir bagi manajemen dan memberikan respon yang positif atas opini publik. 4. Menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan publik. 5. Membantu manajemen dalam mengikuti perkembangan dan menjadikan perubahan tersebut sebagai alat mencapai tujuan organisasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6. Manjadi sistem pencegahan dini untuk mengantisipasi suatu perubahan yg terjadi. 7. Menggunakan riset dan teknik komunikasi yang etis sebagai alat – alat utama dalam melakukan kegiatan – kegiatan PR.6 Dari 7 (tujuh) fungsi PR yang ada, peneliti memilih fungsi PR sebagai pengelola komunikasi, pengertian, penerimaan antara organisasi dan publiknya sebagai batasan dalam penelitian ini. Pembatasan tersebut dilakukan oleh peneliti karena dalam melakukan fungsi ini, PR menjadi suatu bentuk seni dalam menampilkan organisasi yang diwakilinya dengan tampilan terbaik kepada publik. Tony Green mengatakan PR merupakan cara mengatur untuk menampilkan organisasi secara menyeluruh dalam rangka mempengaruhi publik, dan disebut sebagai seni ketika disampaikan dengan tepat, diikuti oleh alur yang artistik sehingga mampu mempengaruhi publik secara emosional dari pada logika, dan ini memerlukan kemampuan otak dalam berpikir kreatif7 Dalam perkembangan era informasi yang sangat pesat ini, PR dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat ini, dengan ikut mengikuti perkembangan teknologi informasi dan menerapkannya dalam setiap kegiatan – kegiatan PR. Terkait dengan perkembangan teknologi informasi tersebut, muncul suatu istilah baru dalam dunia PR, yang disebut PR 3.0. Pada dasarnya, PR 3.0 adalah penyempurnaan dari PR 2.0, yang merupakan aktifitas PR yang memanfaatkan 6 Rachmat Kriyantono,Public Relations Writing Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat.Jakarta:Kencana.2012.hal.22. 7 Tony Green,Practical PR.London.Bookboon.2011.hal.7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ media internet dari membangun relasi, mempertahankan relasi, membuat pesan untuk kepentingan dari organisasi yang diwakilinya8 . Dengan adanya internet, telah merubah segala pandangan mengenai bagaimana peran praktisi PR dalam melakukan komunikasi yang efektif, cara membuat produk dan jasa dari organisasi berinteraksi, kegiatan riset hingga monitoring kegiatan komunikasi bahkan kemampuan memperluas jaringan komunikasi yang dahulu belum pernah terpikirkan dapat dicapai. Beberapa hal yang menjadi keunggulan dalam PR 2.0, antara lain: 1. The True Two – Way Highway. Cara berkomunikasi yang baik adalah melalui komunikasi dua arah, dalam PR 2.0 praktisi PR dapat berkomunikasi dua arah dengan publiknya menggunakan internet, melalui e mail, media sosial, cahting room, dan website, dan mendapatkan tnggapan yang cepat dari publik. 2. Easier Editorial Coverage Melalui website, praktisi PR dapt memberikan informasi penting, akurat, cepat dan lengkap dalam satu area tertentu, yang mudah diakses oleh publiknya, sehingga memudahkan pihak – pihak tertentu seperti wartawan untuk mendapat informasi penting mengenai organisasi tersebut. 8 Deirdre Breakenridge,PR 2.0 New Media,New Tools, new Audiences.New Jersey:Pearson Educations.2008.hal.13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Longer,Stronger Relationship Membangun hubungan melalui komunikasi terarah, merupakan kunci sukses dari suatu organisasi, dengan internet kesempatan untuk mempertahankan dan memperluas relasi sangat besar, internet juga mempermudah praktisi PR untuk mempelajari publik dan kebiasaan mereka dalam berkomunikasi.9 Dalam PR 3.0, yang merupakan pengembangan beberapa dari PR 2.0, terdapat keunggulan baru yang merupakan penyempurnaan dari keunggulan yang sudah ada dalam PR 2.0. Keunggulan – keunggulan tersebut antara lain: 1. Faster documents finding Dalam PR 3.0, pencarian data dan dokumen akan lebih cepat. Penyebabnya adalah dalam teknologi web 3.0 yang di aplikasikan dalam PR 3.0, mampu mencari dan mengirimkan informasi yang diperlukan oleh pengguna, tanpa harus mengetik kata kunci ataupun mengakses link dari dokumen yang dimaksud berdasarkan kesimpulan atau kecocokan.10 2. New Form of Media Monitoring and Analsyze Berdasarkan data pada pertengahan 2009, tercatat lebih 350 juta pengguna Facebook, 133 juta pengguna blog di luar bloggers di China, 6 milyar penonton Youtube setiap bulan dengan lebih dar 14 9 Deirdre Breakenridge.PR 2.0 New Media, New Tools, new Audiences.New Jersey.Pearson Education.2008.hal.17 – 18. 10 Jim Macnamara. Public communication practices in the Web 2.0-3.0 mediascape: The case for PR evolution. Sydney.PRISM.hal.7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ milyar video dalam Youtube. Dari data tersebut, praktisi PR mampu melakukan monitoring serta melakukan analisis isi pesan dengan mudah, cepat dan efisien dibandingkan dengan cara tradisional. 11 Dari uraian tersebut, maka sangat penting bagi seorang praktisi PR untuk memiliki kemampuan dibidang teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini sangat mempengaruhi dalam semua kegiatan – kegiatan PR dalam mencapai tujuan organisasi yang diwakilinya. Dengan menguasai kemampuan dalam teknologi informasi, praktisi PR mampu melakukan kegiatan penyampaian pesan, monitoring, analisa pesan dan tanggapan publik, hingga evaluasi kegiatan PR secara efektif dan efisien. 2.4.Kampanye PR Dengan adanya kenyataan semakin mudah dan cepat pengiriman pesan kepada publik melalui media internet, semakin mempermudah praktisi PR dalam melakukan kegiatan – kegiatannya. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PR adalah kampanye. Menurut Rogers dan Storey, kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang teroganisasi dengan tujuan untuk menciptakan suatu akibat tertentu terhadap sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu12. 11 12 ibid.hal.8 - 9. Rosady Ruslan,Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.Jakarta:Rajawali Pers.2008. hal.23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Micahel Pfau dan Roxane Parrot, aktivitas kampanye selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif (komunisuasif), dalam arti yang lebih luas namun bukan persuasif bersifat perorangan Dalam kampanye, terdapat empat aspek komunisuasif didalamya, yaitu: 1. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan “ruang” tertentu dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan atas suatu tujuan teretntu bagi kepentingan khalayak sasarannya. 2. Kampnye berlangsung melalui berbagai tahapan tahapan, mulai dari menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan mendorong untuk bertindak, serta partisipasi publik melakukan tindakan nyata. 3. Kampanye harus mampu mendramatisir tema pesan yang diekspos secara terbuka dan mendorong partisipasi publik sasaran untuk terlibat baik scara simbolis maupun praktis untuk mencapai tujuan kampanye. 4. Berhasil tidaknya popularitas suatu pelaksanaan kampanye tersebut melalui kerjasama perhatian, kesadaran, dengan pihak media massa untuk menggugah dukungan dan mampu mengubah perilaku publiknya.13 Komunikasi persuasif, menurut R.Wayne.R.Pace, merupakan tindakan yang bertujuan untuk menciptakan publik mengadopsi pandangan komunikator tentang suatu hal atau melakukan tindakan tertentu14. Dalam Komunikasi Persuasif, terdapat 3 (tiga ) macam teori, yang terdiri dari: 13 14 Rosady Ruslan,Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.Jakarta:Rajawali Pers.2008. hal.26 Ibid.hal.27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1. Teori Sikap (Attitude Theories) Teori ini menjelskan mengenai cara persuasif untuk merubah sikap dari publik, dalam teori ini terdapat 3 (tiga ) model teori sikap, yaitu: a. Belief –Based AttitudeModels Model ini menggambarkan mengenai dasar dari sikap yang paling menonjol dalam kepercayaan adalah sikap dari objek yang dimaksud. b. Functional Models Attitude Berdasarkan penelitian, sikap dapat menyediakan berbagai fungsi psikologis, seperti pembelaan diri atas citra diri, mengorganisir informasi mengenai obyek sikap dan mengekspresikan nilai – nilai diri c. Cognitive Dissonance Theory Model ini menitik beratkan pada hubungan antara kesadaran sesorang (dalam hal ini sikap dan kepercayaan). dengan dua bentuk kesadaran yang mungkin saja konsisten satu dengan yang lain. 2. Teori Tindakan Sukarela (Voulenteer Action Theories) Dalam teori ini terdapat 4 (empat) model teori tindakan sukarela, yang terdiri dari: a. Theory of Reasoned Action(TRA) Fokus dari TRA adalah factor yang mempengaruhi niat perilaku , yang didasari oleh dua pertimbangan yang pertama dalah sikap yang kemudian berubah menjadi suatu perilaku. b. Theory of Planed Behaviour(TPB) http://digilib.mercubuana.ac.id/ TPB, merupakan penjabaran dari TRA. Dalam TPB, ditambahkan satu faktor prediksi niat perilaku, yaitu: kontrol seseorang terhadap perilakunya. c. Protection Motivatd Theory(PMT) Dalam model ini dijelaskan bahwa motivasi sebagai fungsi perlindungan, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: mengatasi ancaman dan mengatasi penilaian. d. Stage Models of Behaviour Change Gambaran umum dari model ini adalah perubahan perilaku mempengaruhi dalam melewati urutan tahapan yang berbeda. 3. Teori Persuasi yang tepat (Theories of Persuasion Propper) Dalam teori ini terdapat 2 (dua ) model teori yang terdiri dari: a. Social Judgement Theory Ide awal model ini adala biasanya seseorng memiliki penilaian dari berbagai posisi yang digunakan dalam menanggapi isu b. Elaboration Likelihood Model(ELM) Dalam model ini , dijelaskan adanya dua perbedaan mendasar dalam proses dasar persuasi, yang disebut sebagai dua lobang (two broad), yaitu: 1. Pertama adalah jalur pusat (central route), yaitu ketika hasil dari sebuah usaha persuasif merupakan hasil dari pertimbangan pemikiran akan bukti – bukti yang sesuai dengan isu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Yang kedua adalah jalur memutar (pheripheral route)yaitu ketika hasil suatu usaha persuasif bukan dari hasil pertimbangan pemikiran yang mendalam, hanya berdasar pada aturan pengambilan keputusan sederhana. Dari beberapa teori perusasif yang ada dalam kampanye PR tersebut, peneliti membatasi pada Theories of Persuasion Proper dengan menggunakan Elaboration Likelihood Model(ELM) sebagai panduan dalam penelitian.15 2.5.Pesan Dalam kegiatan kampanye PR, salah satu faktor utama yang mempengaruhi sukses tidaknya kegiatan ini adalah pesan. Pesan sendiri memiliki arti sesuatu yang hangat, faktual serta menarik. Menurut Lord Notchliffe, pesan atau berita adalah suatu yang tidak biasa. Sementara Walkley menyatakan bahwa pesan merupakan tulisan yang digabungkan dengan unsur kejutan, dan harus menarik16. Sedangkan menurut para “bapak penemu” sosiologi pesan, Walter Lippmann, proses pencarian pesan merupakan pencarian “sinyal obyektif yang jelas yang melambangkan peristiwa”17 . Kemudian Robert Park membandingkan pesan dengan“bentuk pengetahuan” lain, sejarah yang juga merupakan rekaman 15 Robin L.Nabi ,The SAGE Handbook of Media Process and Effects.California.SAGE Publications.2009.hal.270 – 277 16 Rachmat Kriyantono.Public Relations Writting Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta.Kencana.2008. hal. 110 17 Denis McQuail,Mass Communications Theory 6th Edition.London,SAGE Publications.2010. hal.376 http://digilib.mercubuana.ac.id/ atas peristiwa terdahulu, dan meletakkan pesan dalam kontinuum yang terangkai mulai dari “pengetahuan dengan” hingga “ilmu mengenai”18 Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan Robert Park mengenai pesan dengan sejarah dapat disarikan sebagai berikut: 1. Pesan berkaitan dengan waktu: mengenai sesuatu yang baru atau berulang 2. Pesan tidaklah sistematis: berkaitan dengan peristiwa dan kejadian yang tersembunyi,dan dunia yang hanya dilihat melalui pesan yang terdiri atas hal hal yang tidak saling berhubungan 3. Pesan itu tidak tahan lama: hanya ada jika peristiwa itu baru muncul, dan untuk tujuan rekaman dan rujukan di kemudian hari, maka bentuk pengetahuan lain akan menggantikan pesan 4. Peristiwa yang dilaporkan haruslah tidak biasa atau setidaknya tidak terduga, kualitas lebih penting dari pada “kepentingan sebenarnya”. 5. Terlepas dari ketidakterdugaannya, peristiwa pesan dicirikan oleh “nilai” pesan yang lain yang selalu relatif dan melibatkan penilaian subjektif atas yang dianggap menarik bagi kahlayak. 6. Tujuan utama pesan pada umumnya untuk mengarahkan dan menarik perhatian , bukan untuk menggatikan pengetahuan. 7. Pesan dapat diprediksi: dapat di ramalkan isi yang ada di dalamnya19 Sebuah pesan dapat disebut berkualitas apabila memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 18 ibid.hal.377 19 Denis McQuail,Mass Communications Theory6th Edition.London:SAGE Publications.2010. hal.377 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1. Objektif, yang artinya pesan tersebut sesuai kaidah kaidah jurnalistik, yang mencakup dua hal yaitu: a. Faktual, pesan itu harus fakta dan bukan opini wartawan b. Impparsialitas, pesan tidak boleh berpihak dan tidak boleh sepotong sepotong dalam mempesankan peristiwa 2. Narasumber Kredible, pesan yang baik adalah pesan yang menampilkan narasumber yang atau sumber pesan yang yang terjamin kapabilitasnya dalam memberikan informasi yang dipesankan. 3. Pesan harus bernilai, agar menarik audience, harus mengandung nilai pesan (news- values). Nilai – nilai pesan yang harus ada dalam sebuah pesan yaitu: a. Actual / significance, informasi mempunyai nilai jika baru dan penting. b. Proximty,pesan dapat disebut menarik bila memiliki nilai kedekatan dengan audience, baik emosional maupun geografis. c. Magnitude, pesan dianggap menarik apabila ada unsur “kebesaran” di dalamnya. d. Prominance, pesan menarik bila mengandung kemasyuran dari objek pesan. e. Time line , waktu pemuatan pesan f. Human Interest, pesan disebut menarik apabila dapat menarik simpati dan empati dari audience.20 20 Rachmat Kriyantono,Public Relations Writting Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta:Kencana.2008 hal. 111 -119 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dalam sebuah kampanye, pesan yang dibuat dan disampaikan oleh komunikator kepada publik, dapat di bagi menjadi 3 (tiga) macam jenis pesan, yaitu: 1. Pesan Kesadaran, memberi tahu orang apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, dan petunjuk petunjuk kapan dan di mana hal tersebut dilakukan 2. Pesan Instruktif, menyajikan informasi mengenai bagaimana melakukannya 3. Pesan Persuasif, adalah pesan yang menyajikan alasan – alasan persuasif mengapa khalayak perlu mengambil tindakan yang dianjurkan atau menghindari tindakan yang dilarang21 Dari penjelasan mengenai pesan tersebut di atas, peneliti memilih untuk fokus kepada jenis pesan persuasif sebagai batasan dalam penelitian ini. Dalam membuat pesan yang persuasif, seorang praktisi PR harus mampu memberikan daya tarik insentif dalam pesan yang dibuatnya agar publik dapat terpengaruh. Jenis – jenis daya tarik tersebut adalah: 1. Daya Tarik Persuasif: Strategi Komunikasi yang paling umum ialah mengubah kepercayaan menyangkut komponen probabilitas. 2. Daya Tarik Positif: Pesan menjanjikan hasil seperti citra diri yang positif, mencapai tujuan, merasa aman, atau bertindak cerdas 21 Charles R.Berger, Michael E.Roloff,David R.Roskos – Ewoldsen,Handbook Ilmu Komunikasi. Trans. Derta Srie Widowati. Bandung :Nusa Media.2014.hal.605 -606 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Daya Tarik Jamak: Pesan menonjolkan konsekuensi yang dijanjikan atau diancamkan, dapat mempengaruhi kepercayaan tentang mengalami hasil – hasil itu dan potensi daya argumen persuasif yang dapat diajukan.22 2.6.Efek Suatu kegiatan PR, dalam hal ini adalah kampanye PR, paasti akan menimbulkan suatu dampak atau efek atas pesan yang disampaikan kepada publik melalui media . Menurut Joseph R. Dominic, dalam kegiatan komunikasi masa melaluai internet, masing - masing pihak antara organisasi dengan publik nya, saling terhubung satu dengan yang lain dalam sebuah lingkungan yang dihubungkan oleh komputer, sehingga interaksi dan efek semakin mudah terjadi23 Publik Organisasi Publik Interne t Organisasi 22 23 Publik Organisasi ibid.hal.608 Joseph R. Dominc,The Dynamics of Mass Communication.New York:McGraw - Hill. 2011. hal.19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ GAMBAR 2.1 Model Komunikasi Massa dalam Internet Sumber: Joseph.R Dominic, The Dynamics of Mass Communication, 2011 Efek yang terjadi dalam proses komunikasi adalah perubahan dalam: 1. Opini Pendapat yang muncul atas suatu fenomena 2. Opini Pribadi (Personal Opinion) Pendapat pribadi yang muncul atas suatu fenomena 3. Opini Publik (Public Opinion) Pendapat dari publik yang muncul atas suatu fenomena yang terjadi 4. Opini Mayoritas (Mayority Opinion) Pendapat dari sebagian besar publik yang muncul sebagai efek dari suatu fenomena 5. Sikap dan perilaku (attitudes and behaviour) Merupakan perubahan sikap dari publik yang menyebabkan suatu tindakan dalam menanggapi sebuah fenomena 6. Pandangan, persepsi dan ide (conception, perception,idea) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Saran , masukan dari publik yang dipengaruhi oleh latar belakang kepentingan dan sejarah mereka 7. Kepercayaan dan citra (trust and image) Hasil dari sikap dan tindakan publik atas fenomena yang terjadi terhadap suatu organisasi24 Dari 7 (tujuh) efek yang ingin diteliti oleh peneliti menekankan pada perubahan sikap dan perilaku dari publik dalam menanggapi pesan dari komunikan. Dalam proses perubahan sikap dan perilaku publik, Jalaludin Rakhmat menjelaskan mengenai 4 (empat) efek pesan dalam komunikasi massa, yang terdiri dari: 1. Efek Kognitif Komunikasi Massa Wilbur Scrhamm menyatakan bahwa Informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi ketidak pastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi25 2. Efek Afektif Komunikasi Massa Merupakan pembentukan dan perubahan sikap publik, yang hingga saat ini belum dapat di buktikan oleh para ahli. Meskipun demikian, Solomon E. 24 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2008. hal..21 25 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2008. hal.221 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Asch berpendapat bahwa tidak akan ada teori sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan atas penyelidikan tentang dasar ddasar kognitifnya.26 3. Efek Behavioural Komunikasi Massa Menurut Bandura, perilaku merupakan hasil faktor – faktor kognitif dan lingkungan, yang berarti manusia memiliki jalinan tertentu apabila terdapat jalinan postif antara stimulus yang diamati dan karakteristik individu tersebut27 Perubahan sikap dan perilaku, dapat dilihat melalui teori tahapan perubahan (Stages of Changes Theory), yang terdiri dari lima tahapan yang dilalui individu dlam mengadopsi perilaku.tahapan tahapan tersebut adalah: 1. Precontemplation (praperenungan) Pada tahap ini indivisu belum memiliki kepedulian terhadap maslah potensial yang akan dihadapi dan resiko yang akan menimpa. 2. Contemplation (perenungan) Individu sudah mulai menyadari mempunyai resiko dari masalah yang ada, yang kemudian memunculkan kesadaran akan mperlunya melakukan tindakan 3. Preparation (persiapan) Individu sudah memutuskan bahwa dirinya harus melakukan suatu tindakan dan belajar mengenai hal hal apa saja yang perlu dilakukan 4. Action (Tindakan) 26 Ibid.hal.230 -231 Jalaludin Rakhmat,Psikologi Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya,2013.hal.238 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Individu melaksanakan perilaku tersebut 5. Maintenence (pemeliharaan) Individu melanjutkan perilaku tersebut pada situasi – situasi tertentu28 Sedangkan menurut Ralph Webb Jr. Umpan balik (feedback) dibagi lagi menjadi empat jenis 1. Zero Feedback, artinya pesan dari komunikator tidak dimengerti publik. 2. Neutral Feedback,artinya setelah menerima pesan, publik tetap tidak memihak 3. Positive Feedback, pesan yang disampaikan komunikator ditanggapi dengan baik,disetujui dan diterima dengan baik. 4. Negative Feedback, pesan yang disampaikan komuniktor ditanggapi secara negatif atau ditentang dan tidak disetujui publik29 Dalam menyusun penelitian ini, terlebih dahulu peneliti menelusuri koleksi penelitian-penelitian yang ada di internet. Maksud dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dalam permasalahan yang diteliti ini dengan penelitian sebelumnya, 28 Antar Venus,Manjemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kamoanye Komunikasi.Bandung:Simbiosa Rekatama Media.2004.h. 39 29 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2008. hal. .27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dengan melakukan pengkajian ini, peneliti juga mendapatkan beberapa acuan yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian ini baik dari segi metodologi maupun teori . Dari hasil pengkajian tersebut, banyak penelitian yang menggunakan analisis isi, akan tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Peneliti juga sedikit kesulitan dalam mecari penelitian yang menggunakan analisis isi bivariat korelasi , seperti penelitian ini. Kesulitan yang dialami oleh peneliti disebabkan karena sangat sedikit yang melakukan penelitian dengan metode analisis isi korelasi bivariat ini. Dari beberapa penelitian yang peneliti gunakan sebagai pembanding antara lain, karya Eko Kurniawan mengenai analisis isi pempesanan media masa tentang lingkungan hidup dan implikasinya terhadap kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bangka30. Referensi lain yang digunakan oleh peneliti adalah Jurnal karya Jeroen Van Laer dan Peter Van Aelst, yang membahas mengenai kegiatan kegiatan pergerakan sosial yang dilakukan melalui internet, dimana salah satu cara yang digunakan adalah menggunakan Online Petition31 Dari hasil studi mengenai petisi online yang dilakukan aktivis keadilan global, della Porta dan Mosca menemukan bahwa petisi online email adalah bentuk paling luas tindakan yang digunakan secara online. 30 Eko Kurniawan,Studi Analisis Isi Pempesanan Media Masa Tentang Lingkungan Hidup dan Implikasinya Terhadap Kebijakan pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bangka.Semarang. Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. 2006 31 Jeroen Van Laer,Internet and Social Movement Action Reperrtories. London.Routledge. 2002. hal.157 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Earl membuat perbedaan antara petisi online yang dilakukan oleh gerakan sosial sendiri, dan yang terpusat pada website khusus seperti MoveOn.org , dikenal sebagai situs petisi yang menentang perang Irak tahun 2003 dan menjadi lebih dari sebuah situs petisi sederhana, menjelma sebagai sebuah gerakan yang berbeda, menarik bagi generasi baru dalam politik Amerika32 Dari beberapa karya ilmiah yang menggunakan pendekatan analisis isi dalam melakukan analisis teks media, saat ini sudah mulai banyak peneliti yang melakukan penelitian menggunakan media online sebagai objek penelitian. Sebagian besar penelitain tersebut masih sebatas analisis isi univariat dalam sebuah pesan atau pesan dalam media online, dan masih sangat jarang penelitian yang menggunakan objek penelitian isi pesan atau pesan dan hubungannya dengan partisipasi dari khalayak. Berdasarkan tinjauan pustaka dari beberapa karya ilmiah yang telah peneliti sebutkan di atas, maka dapat dilihat bahwa penelitian ini sangat berbeda, hal ini disebabkan oleh objek yang menjadi kajian oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk hubungan antara isi pesan dengan partisipasi. 32 Jeroen Van Laer,Internet and Social Movement Action Reperrtories.London.Routledge.2002. hal.1157 http://digilib.mercubuana.ac.id/