Quick Survei Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Belanja APBD

advertisement
Triwulan III - 2009
|
BOKS
Quick Survei Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Belanja APBD
Latar belakang
Pola pengeluaran belanja pemerintah NTT baik di level Provinsi
maupun Kabupaten atau Kotamadya yang cenderung rendah pada semester
pertama berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian di daerah. Selain
perekonomian, pengaruh tingkat realisasi belanja pemerintah yang rendah
pada awal semester juga berpengaruh
Perkembangan DPK Pemerintah
3.500
terhadap stabilitas sistem keuangan,
3.000
2.500
khususnya perbankan NTT. Tren yang
2.000
selama ini terlihat cyclical, dimana pada
1.500
1.000
triwulan IV akan terjadi penurunan.
500
Rp miliar
0
1
2
3 4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2
2008
3 4
5
6
2009
Untuk mengetahui pola pengeluaran
belanja
pemerintah
NTT,
dilakukan
Quick Survey “Faktor yang mempengaruhi Tingkat Realisasi Belanja
Pemerintah Daerah”.
Analisa Hasil Survei
Hasil survey menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap tingkat realisasi APBD NTT
adalah aspek administrasi, sementara
untuk
aspek
ekonomi,
serta
legal,
kondisi
politik,
relatif
makro
tidak
berpengaruh terhadap kinerja realisasi
belanja pemerintah daerah. Untuk tahun
anggaran 2009, pengesahan APBD di
5
Faktor yang Berpengaruh thd
Realisasi APBD
4
Tidak
Ya
3
2
1
0
Legal
Administrasi
Kondisi
Makro
Politik
NTT relatif lebih cepat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, faktor sumber daya manusia dimana keterbatasan SDM
yang berminat untuk menjadi anggota tim lelang ikut menjadi penyebab
lambatnya realisasi belanja pemerintah daerah. Pos realisasi yang paling
minim umumnya terjadi pada belanja modal, dikarenakan memerlukan
proses tender/lelang. Pada semester I sebagian besar proyek pemerintah baru
memasuki tahapan lelang/ tender. Kemudian, memasuki triwulan III dan
triwulan IV, terjadi kenaikan signifikan. Kondisi tersebut berbeda dengan
realisasi pada pos belanja Administrasi Umum dan belanja Operasi dan
| Kajian Ekonomi Regional NTT
1
Triwulan III - 2009
|
Pemeliharaan. Pada kedua pos tersebut, realisasi belanja pada masing-masing
triwulan telah sesuai dengan target dan rencana anggaran tahun berjalan.
Besarnya porsi anggaran dalam pos belanja modal menyebabkan
realisasi belanja secara keseluruhan menjadi cenderung rendah. Rata-rata
realisasi belanja total hanya mencapai 32,5%. Kondisi tersebut diperkirakan
juga menjadi pola realisasi pengeluaran belanja pemerintah NTT untuk tahun
anggaran 2009, mengingat sampai dengan triwulan II-2009, realisasi belanja
total baru mencapai kisaran 30-35% dari total APBD.
Sementara itu, terkait dengan
stimulus yang diberikan pemerintah pusat
Realisasi Stimulus Fiskal
93,3
100
80
upaya
percepatan
pemulihan
ekonomi daerah akibat krisis keuangan
63,3
60
dalam
global, sampai dengan semester I-2009,
20
sebagian besar proyek stimulus fiskal
%
0
7,3
40
sem I
masih
tw III*
dalam
tahapan
lelang/tender.
twIV*
Realisasi stimulus fiskal sampai dengan
semester I-2009 baru mencapai 7,33%. Sebagian besar dana stimulus fiskal
dipergunakan untuk proyek fisik dengan jangka waktu pelaksanaan yang
relatif singkat antara 2-3 bulan atau jangka pendek, sehingga diperkirakan
sampai dengan triwulan III-2009 realisasi stimulus fiskal di NTT bisa mencapai
63,3%.
| Kajian Ekonomi Regional NTT
2
Download