Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

advertisement
Jurnal Counseling Care
Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017
KETERCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA DAN SISWA
PONDOK PESANTREN
Penulis
: Fuaddillah Putra
Sumber
: Jurnal Counseling Care, Volume 1, Nomor 1, April-Oktober 2017
Diterbitkan Oleh : Laboratorium Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
Untuk Mengutip Artikel ini :
Fuaddillah Putra, 2017. Ketercapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa SMA Dan
Siswa Pondok Pesantren. Jurnal. Jurnal Counseling Care, Volume 1, Nomor 1, bulan
April, 2017: 27-34.
Copyright © 2017, Jurnal Counseling Care
ISSN : 2581-0650 (Online)
Laboratorium Bimbingan dan Konseling
STKIP PGRI Sumatera Barat
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
Jurnal Counseling Care
JCC
Volume 1 Nomor 1, Januari-Juni 2017, p. 27-34
ISSN : 2581-0650 (Online)
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/counseling
Ketercapaian Tugas-tugas Perkembangan Siswa Pondok Pesantren Dan Implikasinya
Dalam Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Fuaddillah Putra1
Abstrak
Tugas perkembangan merupakan salah satu hal penting yang harus
mampu dipenuhi oleh setiap insan yang menjalani kehidupan, hal ini
dikarenakan tugas perkembangan salah satu bentuk wujud
kemampuan dari seorang individu yang telah mampu
mengembangkan dirinya dan mampu beradaptasi dengan
lingkungannya.Namun dari sisi lain terdapat beberapa haldapat
mengahambat perkembangan dari pemenuhan tugas perkembangan
seseorang individu salah satunya adalah aturan-aturan yang telah
disepakati.
Keyword: Development Task, SMA, Pondok Pesantren.
Sofyan
PENDAHULUAN
&
Wilis
(2005:
15)
Tugas-tugas perkembangan remaja
mengungkapkan bahwa apabila suatu
merupakan salah satu bentuk tugas yang
tugas-tugas perkembangan remaja dapat
harus
remaja.
terpenuhi, maka dapat diharapkan remaja
Havighurst (dalam Ausubel, 2002: 52)
tersebut akan menjadi orang dewasa, dan
menjelaskan
tugas
potensi positif yang ada pada dirinya
perkembangan yang harus dipenuhi oleh
dapat berkembang secara optimal serta
para remaja. Tugas-tugas perkembangan
menjadi manusia yang bertanggung jawab
tersebut diantaranya adalah:
terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga,
1.
Remaja mampu membina hubungan
masyarakat, dan negara.
baru dengan teman sejenis maupun
Berdasarkan
2.
dicapai
oleh
seorang
sembilan
penjelasan
di
atas
teman yang berbeda jenis kelamin.
dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
Remaja
tugas-tugas perkembangan yang harus
mampu
memilih
mempersiapkan suatu pekerjaan.
Jurnal Counseling Care
dan
dicapai para remaja dalam menjalani
STKIP PGRI Sumatera Barat
27
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
JCC
kehidupannya hingga ia menjadi orang
menghasilkan ustad, guru ngaji dan
deawasa.
sebagainya.
Dalam
memenuhi
tugas-tugas
Departemen Agama RI (1997: 206)
perkembangan yang harus dipenuhi oleh
menyatakan bahwa Pondok Pesantren
remaja, lingkungan juga memegang peran
dapat
yang sangat penting dalam membantu
terdidik (learning
remaja
masih dalam tingkat pencapaian yang
memenuhi
tugas-tugas
perkembangan.
membentuk
masih
Pendidikan formal yang dijalani
relatif
peraturan
masyarakat
community), tetapi
rendah.
yang
yang
ada
Kondisi
pada
dan
Pondok
oleh remaja, dapat menjadi salah satu
Pesantren Y masih belum sesuai dengan
solusi dalam membantu ketercapaian
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007
tugas-tugas perkembangan yang dijalani
pada bab I pasal 26, yang salah satu inti
oleh remaja. Tempat pendidikan formal
dari peraturan tersebut adalah membentuk
yang dapat membantu ketercapaian tugas
seorang
perkembangan remaja antara lain adalah
keterampilan untuk membina hubungan
pendidikan formal di Pondok Pesantren.
yang Islami di masyarakat.
Pada
pendidikan
formal
diharapkan
muslim
yang
memiliki
Berdasarkan uraian di atas penulis
terjadi interaksi antara para siswa, dan itu
melakukan
merupakan
cara
mengungkapkan ketercapaian tugas-tugas
mengembangkan seorang remaja dalam
perkembangan Pondok Pesantren Y di
memenuhi tugas-tugas perkembangannya.
Kota Padang.
salah
satu
penelitian
untuk
Fenomena di lapangan terlihat bahwa
terdapat peraturan yang ditetapkan oleh
Pondok
Pesantren
yang
diduga
menghambat terjadinya interaksi sosial
antara siswa yang berbeda jenis kelamin.
Berdasarkan
Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif (Yusuf, 2005: 82). Populasi
yang
dalam penelitian ini adalah siswa Pondok
dilakukan terhadap lima orang siswa
Pesantren Y kelas XI di Kota Padang.
Pondok
bahwa
Sampel penelitian sebanyak 64 siswa
siswa yang menjalani pendidikan di
Pondok Pesantren) yang dipilih dengan
Pondok Pesantren memiliki anggapan
teknik propotional random sampling.
bahwa
Instrument penelitian adalah kuesioner,
Pesantren,
Pondok
Jurnal Counseling Care
wawancara
METODOLOGI
terungkap
Pesantren
hanya
STKIP PGRI Sumatera Barat
28
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
JCC
setelah itu dilakukan uji coba instrument
dengan teman sejenis dan lawan jenis.
untuk melihat validitas dan reliabilitas
Fadila (2005) menjelaskan bahwa kondisi
instrumen. Data dianalisi dengan statistik
hubungan sosial yang kurang baik antara
deskriptif
para siswa yang berada
rerata.
persentase
dan
Penetapan
mendeskripsikan
menggunakan
perbedaan
kriteria
data
mean
untuk
dengan
hipotetik
dalam satu lingkungan, dapat disebabkan
karena
ketercapaian
tugas-tugas
atau
perkembangan mereka sebelumnya belum
berdasarkan perbandingan skor dengan
terpenuhi, sehingga hal tersebut dapat
skor ideal (Azwar, 2004: 108).
berdampak pada pemenuhan tugas
Analisis statistik dilakukan dengan
perkembangan
berikutnya.
Mahfuzh
menggunakan komputer program SPSS
(2007: 75) menyatakan remaja adalah fase
versi 20 for windos.
perkembangan alami, yang mana seorang
remaja tidak akan mengahadapi krisis
apapun, selama perkembangan tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
Temuan
penelitian
pertama,
berjalan secara alami dan sesuai dengan
menunjukkan bahwa ketercapaian tugas-
kecendrungan-kecendrungan remaja yang
tugas
Pondok
bersifat emosional dan sosial; selanjutnya
Pesantren berada pada kategori sedang.
pada fase remaja ini salah satu angan-
Selanjutnya
angan dan obsesi yang dimiliki oleh
perkembangan
temuan
siswa
penelitian
ini
mengungkapkan:
remaja adalah bagaimana ia mampu dapat
lepas dari kontrol dan pengaruh dari
Deskripsi Ketercapaian Tugas-tugas
aturan-aturan yang ditetapkan oleh orang
Perkembangan
Membina
dewasa khususnya kedua orang tua
Teman
mereka. Namun yang terjadi di Pondok
Sejenis dan Lawan Jenis Siswa Pondok
Pesantren Y, terdapat beberapa aturan
Pesantren
seperti “tidak bolehnya terjadi interaksi
Hubungan
dalam
Sosial
dengan
antara siswa pria dengan siswa wanita
Ketercapaian tugas perkembangan
siswa
Pondok
Pesantren
dalam
hal
selama proses pendidikan. Kondisi dan
situasi tersebut mengakibatkan para siswa
membina hubungan sosial dengan lawan
tidak
jenis dan sejenis berada pada ketegori
perkembangannya,
rendah dalam membina hubungan sosial
aturan
Jurnal Counseling Care
mampu
yang
STKIP PGRI Sumatera Barat
memenuhi
tugas-tugas
selanjutnya
mengikat
semua
aturansiswa
29
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
JCC
pondok pesantren dan membatasi ruang
Deskripsi Ketercapaian Tugas-tugas
gerak dalam menemukan jati diri mereka.
Perkembangan dalam Memilih dan
Desmita (2006: 190) menyatakan bahwa
Mempersiapkan
pada masa remaja, terjadi perkembangan
Pondok Pesantren
Pekerjaan
siswa
dan perubahan yang terjadi pada masa
remaja,
salah
satunya
adalah
Dalam memilih dan mempersiapkan
sosial.
pekerjaan terungkap bahwa siswa Pondok
adalah
Pesantren berada pada kategori sedang
kemampuan untuk berfikir secara kritis
(S). Super (dalam Sharf, 1992: 157)
mengenai
hubungan
menjelaskan bahwa salah satu keinginan
interpersonal, yang berkembang sejalan
karier seseorang merupakan salah satu
dengan
proses kematangan karier yang dijalani
perkembangan
kognisi
Perkembangan
kognisi
isu-isu
usia
sosial
dalam
dan
pengalaman,
serta
berguna untuk memahami orang lain dan
oleh
menentukan
perencanaan karier mulai dari sekarang
bagaimana
melakukan
interaksi dengan mereka.
merupakan
Berdasarkan penjelasan di atas,
dapat
diduga
bahwa
remaja,
rendahnya
maka
salah
satu
dengan
tahap
itu
yang
membantu remaja dalam menentukan
karier
mereka
kelak.
Berdasarkan
ketercapaian tugas-tugas perkembangan
penjelasan sebelumnya maka dapat kita
siswa
dapat
simpulkan bahwa pada masa remaja
diindikasikan karena peraturan-peraturan
merupakan masa yang meminta siswa
yang cenderung membatasi terjadinya
agar dapat berusaha mengenali syarat-
interaksi sosial antara siswa yang berbeda
syarat yang diminta oleh dunia kerja yang
jenis kelamin, kondisi tersebut dapat
mereka
membuat siswa Pondok Pesantren kurang
dikatakan pada masa remaja merupakan
bisa membina hubungan sosial dengan
salah
teman
dikarenakan
menentukan seseorang individu dalam
pengalaman siswa Pondok Pesantren yang
merencanakan dan mengenali karier yang
rendah akan bagaimana cara membina dan
akan mereka tempuh.
Pondok
lawan
Pesantren
jenis,
Y
menghadapi situasi yang terjadi waktu
inginkan,
satu
periode
sehingga
yang
dapat
sangat
Afriyadi (2012: 49) menyatakan
membina hubungan sosial dengan teman
bahwa
kondisi
persiapan
pekerjaan
lawan jenis.
(pendidikan formal), dalam pekerjaan
maupun setelah masa bekerja (pensiun)
Jurnal Counseling Care
STKIP PGRI Sumatera Barat
30
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
JCC
sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan
dimana antara siswa Pria dan wanita
tempat individu itu tinggal, yang mana
sangat
jika dikaitkan dengan kondisi lingkungan
berinteraksi dengan teman lawan jenis,
yang dialami oleh siswa di Pondok
namun untuk mengkaji lebih jauh perlu
Pesantren ruang gerak siswa di batasi
dilakukan penelitian serupa pada Pondok
(diasramakan). Dalam menindak lanjuti
Pesantren yang memberikan kesempatan
kondisi rendahnya ketercapaian tugas-
kepada siswa untuk berinteraksi dengan
tugas
Pondok
teman lawan jenis. Donna, L. Wong, dkk
dan
(2009: 585) juga menjelaskan bahwa
kita
salah satu perkembangan yang terjadi
perkembangan
Pesantren
dalam
mempersiapkan
siswa
memilih
pekerjaan
dapat
sedikit
pada
pada siswa Pondok Pesantren
yaitu
perubahan situasi sosial, yang mana
adanya batasan dalam interkasi sosial
perubahan situasi sosial ini dapat berupa
antara
kelamin
kemampuan dalam melakukan interaksi
penyebab
dengan teman sejenis dan lawan jenis
tugas-tugas
serta kemampuan seorang remaja dalam
merupakan
berbeda
salah
rendahnya
jenis
satu
capaian
perkembangan siswa.
Prayitno
remaja
adalah
untuk
asumsikan bahwa kondisi yang terjadi
siswa
fase
peluangnya
terjadinya
memahami kondisi lingkungan sosial dan
(2006:
30)
kebutuhan
menampilkan sikap dan tingkah laku yang
psikologis merupakan kebutuhan yang
tepat dalam merespon stimulus yang ada.
menonjol pada periode remaja, dimana
Dalam menanggapi kondisi yang terjadi
remaja menginginkan sebuah status dari
penyebab
orang-orang
remaja, dikarenakan pada masa remaja,
sekitarnya,
kemandirian
krisis
perkembangan
dalam menjalani kehidupan, mendapatkan
mereka
keakraban dari teman-teman sebaya, dan
kontrol-kontrol orang dewasa khusunya
memperoleh
orang tua mereka.
filsafat
hidup.
Dari
cenderung
ingin
lepas
pada
dari
penjelasan ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa kondisi rendahnya ketercapaian
Implikasinya dalam Bimbingan dan
tugas-tugas perkembangan siswa Pondok
Konseling
Pesantren
Bimbingan dan konseling Merupakan
dalam
membina
hubungan
sosial dengan teman sejenis dan lawan
salah satu pelayan yang terdapat dalam
jenis, diduga berkaitan dengan aturan
sistem pendidikan dan bertugas sebagai
yang
pelayan bagi siswa-siswa yang
berlaku
di
Jurnal Counseling Care
Pondok
Pesantren,
STKIP PGRI Sumatera Barat
31
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
JCC
memerlukan bantuan, baik bantuan dalam
dengan
topik-topik
pemasalahan akademik maupun non-
kepedulian bersama anggota kelompok.
akademik.
Layanan ini dapat membantu siswa dalam
pengembangan
Layanan bimbingan dan konseling
yang dapat membantu konseli yang
sedang mengalami masalah seperti yang
dialami oleh siswa pondok pesantren
hubungan
dan konseling yang diberikan kepada
siswa
di
sekolah
bimbingan
adalah
kelompok.
layanan
Kegiatan
bimbingan kelompok akan terlihat hidup
jika topik dan masalah dibahas melalui
suasana dinamika kelompok yang intens
dan kontruktif. Menurut Sukardi (2003:
48)
layanan
dimaksudkan
individu
bimbingan
untuk
secara
pribadi,
sosial,
menjadi
kemampuan
kegiatan
belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan,
serta melakukan kegiatan tertentu melalui
dinamika kelompok (Prayitno, 2004).
adalah layanan bimbingan kelompok.
Salah satu jenis layanan dalam bimbingan
yang
Berdasarkan
dapat
pendapat
tersebut
bahwa
layanan
disimpulkan
bimbingan kelompok adalah salah satu
layanan
bimbingan
merupakan
suatu
konseling
proses
yang
pemberian
bantuan kepada individu dalam suasana
kelompok untuk memperoleh pemahaman
baru
serta
mengembangkan
potensi
individu secara optimal.
kelompok
memungkinkan
bersama-sama
Selanjutnya dalam
konseling
bimbingan dan
juga terdapat layanan yang
memperoleh berbagai bahan dari nara
lain, yang dapat membantu siswa pondok
sumber (terutama guru pembimbing yang
pesantren yang mengalami masalah dalam
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari
hal
baik sebagai individu maupun sebagai
menghadapi pekerjaan adalah layanan
pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
konseling
interaksi
sosial
perorangan
dan
dan
persiapan
layanan
Sementara itu menurut Prayitno
konseling kelompok. Prayitno (2013:311)
(2004: 3) bimbingan kelompok adalah
menjelaskan bahwa layanan konseling
mengaktifkan dinamika kelompok untuk
kelompok pada dasarnya adalah layanan
membahas berbagai hal yang berguna
konseling perorangan yang dilaksanakan
bagi
pengembangan
pemecahan
menjadi
masalah
peserta
pribadi
dan
didalam suasana kelompok. Disana ada
individu
yang
konselor (yang jumlahnya mungkin lebih
kelompok
dari seorang) dan ada klien, yaitu para
kegiatan
Jurnal Counseling Care
STKIP PGRI Sumatera Barat
32
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
JCC
anggota
kelompok
(yang
jumlahnya
memiliki
kekurangan
dalam
hal
palimg kurang dua orang). Disana terjadi
kemampuan membina hubungan sosial
hubungan konseling dalam suasana yang
dengan teman sejenis dan lawan jenis,
diusahakan sama seperti dalam konseling
begitu juga dengan siswa SMA Pondok
perorangan
Pesantren yang wanitanya.
yaitu
hangat,
terbuka,
permisif, dan penuh keakraban. Dimana
ada juga pengungkapan dan pemahaman
masalah klien, penulusuran sebab-sebab
SARAN
Dari
hasil
pembahasan,
guru
timbulnya masalah, upaya pemecahan
bimbingan dan konseling (BK) sangat
masalah (jika perlu dengan menerapkan
diharapkan berperan aktif dalam upaya
metode-metode khusus), kegiatan evaluasi
meningkatkan ketercapaian tugas-tugas
dan tingkat lanjut..
perkembangan remaja terutama untuk
siswa di Pondok Pesantren, disamping
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa layanan yang terdapat
pada bimbingan dan konseling merupakan
salah satu bantuan yang tepat dalam
membantu para peserta layanan yang
sedang
mengalami
berbagai
masalah
bidang
dalam
permasalahan,
diantaranya adalah bidang bimbingan
pribadi, sosial, karier, keluarga, agama
dan kewarganegaaraan.
perlunya peninjauan ulang tentang proses
pembinaan
yang
terjadi
di
Pondok
Pesantren.
Bagi peserta didik disarankan agar
secara aktif dan sukarela dalam mengikuti
setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
guru BK atau Konselor, dalam pemberian
bantuan terhadap siswa, khususnya siswa
pondok pesantren dalam pencapaian tugas
perkembangan remaja
Kepala sekolah diharapkan untuk
SIMPULAN
Berdasarkan
temuan
penelitian
dapat bekerjasama dengan guru BK dalam
dapat disimpulkan bahwa siswa Pondok
membantu
Pesantren memiliki kekurangan dalam
perkembangannya, yang dapat membuat
memenuhi
siswa lebih mempersiapkan diri mereka
kebutuhan
tugas
dalam
perkembangannya
Dari hasil analisis uji hipotesis
penelitian
siswa
pria
ditemukan
Pondok
Jurnal Counseling Care
bahwa
siswa
menghadapi
mencapai
segala
tugas
tantangan
kehidupan.
terdapat
Pesantren
yang
KEPUSTAKAAN
STKIP PGRI Sumatera Barat
33
Volume 1, Nomor 1, April (2017)
E-ISSN: 2581-0650
JCC
Afriyadi. 2012. Tingkat Aspirasi Karier
Agama
Siswa Ditinjau dari Jenis Kelamin,
Jurusan dan Tempat Tinggal. FIP
dan
Pendidikan
Keagamaan. Jakarta Mendikbud.
Prayitno,
E.
2006.
Psikologi
UNP. Tesis. Tidak Diterbitkan.
Perkembangan
PPS UNP.
Ajar). Padang: Angkasa Raya.
Ausubel,
D.
P.
2002.
Problems
Theory
of
and
Adolescent
Sharf,
R.
1992.
Development
Universe.
Counseling.
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
pelajar
disiplin Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Direktur
Aplying
Kelembagaan
Agama
Career
Theory
to
California:
Books/Cole Publishing Company.
Sofyan, S. & Wilis. 2005. Remaja dan
Permasalahannya.
Departemen Agama RI. 1997. Islam untuk
(Bahan
Prayitno. 2004. L1-l9. Padang. UNP Press
Development (3 rd. ed). Lincoln:
Azwar, S. 2004. Penyusunan Skala
Remaja
Bandung:
Alfabeta.
Yusuf, A.M. 2005. Kiat Sukses dalam
Karir. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Islam.
Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Donna L. W., Hackenberry I. M., &
Wilson
D.,
2009.
Wong’
Essentials of Pediatric Nursing.
Jakarta: Mosby.
Fadila. 2005. “Masalah Hubungan Sosial
Siswa
dan
Pelayanan
Guru
Pembimbing (studi di SMAN 2
Bukittinggi).
Tesis.
Tidak
Diterbitkan.Padang. PPS UNP.
Mahfuzh, J. 2007. Psikologi Anak dan
Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.55/2007 Tentang Pendidikan
Jurnal Counseling Care
STKIP PGRI Sumatera Barat
34
Download