Desain Smart Meter Untuk Memantau Dan Identifikasi

advertisement
1
Desain Smart Meter Untuk Memantau Dan Identifikasi Pemakaian Energi
Listrik Pada Sektor Rumah Tangga Menggunakan Backpropagation Neural
Network
Koko Hutoro, Adi Soeprijanto, Ontoneso Penangsang
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak— Penelitian ini mengusulkan sebuah konsep
smart meter sebagai pengganti kWH meter. Smart meter
merupakan salah satu solusi manajemen energi yang
memungkinkan konsumen untuk memperoleh data
statistik konsumsi energi listrik secara terperinci. Smart
meter yang didesain memiliki fitur-fitur yang dapat
memantau arus beban, mengidentifikasi peralatanperalatan elektronika dan mencatat pemakaian energi
listrik secara aktual meliputi waktu penggunaan peralatan
elektronika serta menampilkan biaya yang harus
dibayarkan oleh konsumen. Fitur–fitur tersebut tidak
dimiliki oleh kWH meter analog dan digital. Dalam proses
perancangan, smart meter menggunakan piranti sensor
arus ACS712 sebagai pengganti transformator arus.
Alasan pemilihan sensor arus ACS712 adalah untuk
meminimalkan fenomena distorsi dalam pengukuran arus
dari transformator arus. Hasil eksperimen dan simulasi
diperoleh untuk memvalidasi metodologi dan untuk
menunjukkan beberapa manfaat yang dapat dicapai
dengan pengenalan smart meter yang diaplikasikan pada
sektor rumah tangga dalam konteks identifikasi profil
beban secara real time menggunakan metode
backpropagation neural network. Dari metode yang
diusulkan, diperoleh hasil signifikan yaitu akurasi
identifikasi beban yang mencapai 99%.
Kata Kunci— Smart Meter, Manajemen Energi,
Identifikasi Profil beban,
Backpropagation Neural
Network
I. PENDAHULUAN
D
ewasa ini, konservasi energi merupakan isu yang
menantang karena secara eksponensial meningkatkan
kebutuhan energi. Sumber daya energi fosil yang terbatas
dan diperkirakan kebutuhan energi global akan meningkat dua
kali lipat pada akhir tahun 2030 [1]. Hal ini akan
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yakni
menghasilkan emisi karbon dioksida ๐ถ๐‘‚2 , nitrogen oksida
๐‘๐‘‚๐‘ฅ , dan sulfur dioksida ๐‘†๐‘‚2 . Para peneliti sedang
berusaha untuk mengembangkan solusi teknologi untuk
mengatasi masalah ini [2]. Perekonomian, perubahan iklim
dan krisis energi pada suatu negara secara langsung
dipengaruhi oleh pertumbuhan konsumsi energi. Salah satu
contoh langkah untuk menurunkan pemborosan energi listrik
dapat dicapai melalui pemantauan konsumsi energi listrik dan
menyampaikan informasi ini kembali (umpan balik) kepada
konsumen [3-4]. Beberapa studi menunjukkan bahwa
penghematan energi listrik maksimum dapat dicapai dengan
menggunakan mekanisme umpan balik langsung yaitu
memberikan informasi penggunaan energi listrik secara real
time [4].
Secara umum, sistem instrumentasi pemantauan beban
klasik menggunakan banyak sensor karena sensor dipasang
pada setiap beban. Sistem ini membutuhkan biaya yang besar
untuk pemasangan dan pemeliharaan. Oleh karena itu, sistem
instrumentasi pemantauan beban klasik terlalu rumit untuk
diterapkan pada sektor rumah tangga [5]. Dimasa depan,
sistem pemantauan beban akan fokus pada teknik
pengembangan strategi untuk meminimalkan jumlah peralatan
instrumentasi dengan menggunakan sistem Non Intrusive
Load Monitoring (NILM) [5-6]. Sistem NILM hanya
memerlukan sensor tegangan dan arus. Kedua sensor ini tidak
terpasang pada setiap beban. Sensor ini mengirimkan
informasi penggunaan energi listrik untuk sistem manajemen
energi rumah untuk pemantauan dan pengendalian beban.
Melalui teknik ini, penggunaan energi setiap beban dapat
diperoleh dan dikendalikan [7]. Sistem NILM menawarkan
instalasi peralatan instrumentasi yang sederhana. Oleh karena
itu, sistem NILM menjadi skema sistem manajemen energi
yang handal [8-9].
Saat ini telah ada jurnal – jurnal yang membahas jaringan
saraf tiruan untuk meningkatkan kinerja sistem NILM sebagai
metode identifikasi beban. Beberapa metode telah digunakan
untuk mengidentifikasi beban berdasarkan kondisi transien
menggunakan transformasi wavelet [10] dan steady state
menggunakan transformasi fast fourier [11] menggunakan
metode kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan
klasifikasi yakni multilayer perceptron, radial basis function,
dan support vector machine, secara tidak real time [12].
Penelitian ini mengusulkan konsep smart meter yang
sederhana untuk memantau dan identifikasi pemakaian energi
listrik pada sektor rumah tangga dengan memanfaatkan
besarnya arus root mean square dari variasi sampel tegangan
yang berbeda (±5 % dari 220 volt) dari setiap peralatanperalatan elektronika tanpa menggunakan transformasi
wavelet maupun transformasi fast fourier. Proses identifikasi
beban dilakukan secara real time menggunakan metode
backpropagation neural network. Konsep smart meter dalam
penelitian ini menawarkan biaya teknologi yang murah tetapi
memiliki fitur-fitur yang tidak dimiliki kWH meter analog
maupun digital yang terpasang dirumah-rumah konsumen.
2
Perlu ditekankan bahwa penelitian ini didesain tidak terlepas
dari konsep dan tujuan sistem NILM sehingga akan
memberikan manfaat bagi masyarakat.
II. STRUKTUR IDENTIFIKASI BEBAN
Struktur umum dari sistem identifikasi beban ditunjukkan
pada Gambar 1 [12]. Parameter utama yang digunakan pada
sistem identifikasi beban adalah sampel gelombang tegangan
dan arus. Pengukuran arus pada sistem identifikasi beban
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengukur arus pada
masing-masing beban tunggal secara terpisah. Cara ini
membutuhkan biaya yang relatif tinggi karena sensor arus
dipasang pada setiap beban. Dan mengukur arus semua beban
pada satu titik sumber listrik.
Gambar 2. Gelombang Arus Peralatan Elektronika
III. IDENTIFIKASI BEBAN MENGGUNAKAN
BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK
A. Data Persiapan
Gambar 1. Struktur Umum Sistem Identifikasi Beban
Modul akuisisi data berfungsi untuk mendapatkan sinyal
pengukuran pada kondisi steady state dan transien. Frekuensi
sampling untuk mendapatkan sinyal pada kondisi steady state
dan transien diatur melalui modul akuisisi data. Modul event
detection akan mendeteksi apabila ada beban yang sedang
aktif atau tidak aktif. Selain itu, modul ini juga diterapkan
untuk memutuskan apakah beban disambungkan ke sistem
atau dilepaskan dari sistem. Jika beban terhubung, bentuk
sampel gelombang tegangan dan arus akan dianalisis dengan
modul identifikasi beban. Pada proses selanjutnya, informasi
beban yang telah diidentifikasi dikirim ke manajemen energi
untuk evaluasi tingkat pemborosan penggunaan energi.
A. Metode Identifikasi Beban
Metode untuk memantau dan mengidentifikasi beban
terbagi menjadi dua kategori yaitu metode pada kondisi steady
state dan metode pada kondisi transien.
Metode pada kondisi steady state menggunakan
parameter sinyal konstan ketika beban listrik beroperasi pada
keadaan stabil. Sedangkan metode pada kondisi transien
mengandalkan parameter sinyal transisi pensaklaran dari
beban. Salah satu metode yang diterapkan untuk
mengidentifikasi
beban
yakni
metode
berdasarkan
karakteristik gelombang arus [13].
B. Metode Berdasarkan Karakteristik Gelombang Arus
Bentuk gelombang arus dalam domain waktu yang
ditunjukan pada gambar 2 merupakan informasi yang sangat
lengkap untuk menggambarkan suatu beban. Selain itu,
karakteristik arus puncak, arus rata-rata dan arus rms (root
mean square) dapat digunakan sebagai parameter identifikasi
beban.
Gambar 3. Desain smart meter
Gambar 3 menggambarkan desain smart meter yang
digunakan untuk memantau gelombang arus dari peralatanperalatan elektronika. Smart meter ini terdiri dari satu sumber
satu fasa (1Ø), transformator step up dan step down, catu daya
5 V, sensor arus ACS712, arduino uno, rangkaian
pengkondisian sinyal, sebuah laptop dan enam buah peralatan
elektronika sebagai beban yang terdiri dari setrika, kompor
listrik, pemanas air minum, blender, mixer dan lampu
penerangan.
Parameter utama yang akan diperoleh adalah arus root
mean square dengan teganga yang bervariasi dari peralatanperalatan elektronika. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat
transformator step up dan step down.
Sampel data arus root mean square yang representatif dari
beban peralatan-peralatan elektronika harus dipantau dan
dikumpulkan untuk tujuan pelatihan dan pengujian
backpropagation neural network. Karena pengukuran arus
root mean square pada kondisi steady state tidak
membutuhkan frekuensi sampling yang tinggi maka frekuensi
sampling diatur sekitar 120 Hz.
B. Backpropagation Neural Network
Secara umum, struktur backpropgation neural network
terdiri dari tiga bagian lapis yaitu lapis masukan, lapis
tersembunyi dan lapis keluaran termasuk neuron. Neuron
merupakan elemen pemroses. Dalam penelitian ini, proses
3
pelatihan backpropagation neural network digunakan untuk
feedforward neural network. Neuron masukan berjumlah satu
yaitu arus root mean square, neuron keluaran adalah status
peralatan elektronika berupa bilangan biner 0 dan 1. Dan
neuron pada lapis bersembunyi berjumlah lima dan merupakan
lapis tersembunyi tunggal.
Gambar 4. Struktur backpropagation neural network untuk
peralatan elektronika setrika, dispenser dan kompor listrik
C. Metode Lavenberg-Marquadt
Metode ini adalah metode kombinasi gradient descent
dengan algoritma newton. Dengan metode ini, memperbaharui
w dilakukan sebagai berikut :
1
โˆ†๐ธ ๐‘ค ๐‘›
= ๐‘” ๐‘› โˆ†๐‘ค ๐‘› + โˆ†๐‘ค ๐‘› ๐ป ๐‘› โˆ†๐‘ค ๐‘›
2
(1)
Dengan g(n) adalah gradient dari fungsi E dan H adalah
matriks Hessian (elemennya adalah turunan kedua galat
terhadap penimbang) yang didefinisikan sebagai berikut:
๐ป=
๐œ•2๐ธ
๐œ•2๐ธ
๐œ•2๐ธ
๐œ•๐‘Š12
๐œ•2๐ธ
๐œ•๐‘Š1 ๐œ•๐‘Š2
๐œ•๐‘Š๐‘› ๐œ•๐‘Š1
๐œ•2๐ธ
๐œ•2๐ธ
๐œ•๐‘Š1 ๐œ•๐‘Š2
๐œ•๐‘Š22
๐œ•๐‘Š๐‘› ๐œ•๐‘Š2
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐œ•2๐ธ
๐œ•2๐ธ
๐œ•2๐ธ
๐œ•๐‘Š๐‘› ๐œ•๐‘Š1
๐œ•๐‘Š๐‘› ๐œ•๐‘Š2
๐œ•๐‘Š22
(2)
Matriks H dapat dituliskan menjadi ๐ป = 2๐ฝ๐‘‡ ๐ฝ. Dengan J
adalah matriks Jacobian. Persamaan perbaikan penimbang
metode Lavenberg-Marquadt adalah sebagai berikut:
๐‘Š๐‘˜+1 = ๐‘Š๐‘˜ − ๐ฝ๐‘˜๐‘‡ ๐ฝ๐‘˜ + ๐œ‡๐ผ
−1 ๐‘‡
๐ฝ๐‘˜ ๐‘’
(3)
Dengan e adalah vektor galat kumulatif pada keluaran
untuk semua pola, I adalah matriks identitas, J adalah matriks
jacobian dan ๐œ‡ adalah laju pelatihan.
D. Data Preprocessing
Pelatihan backpropagation neural network dapat dibuat
lebih efisien jika langkah-langkah preprocessing tertentu
dilakukan pada masukan jaringan. Sebelum pelatihan,
seringkali dilakukan penskalaan pada masukan dan target
dalam kisaran tertentu dengan tujuan untuk menormalisasi
data dengan menggunakan mean dan deviasi standar.
Persamaan normalisasi masukan dan target :
๐‘ƒ๐‘› = ( ๐‘ƒ – ๐‘š๐‘’๐‘Ž๐‘›๐‘)/ ๐‘ ๐‘ก๐‘‘๐‘
๐‘ก๐‘› = ( ๐‘ก – ๐‘š๐‘’๐‘Ž๐‘›๐‘ก)/ ๐‘ ๐‘ก๐‘‘๐‘ก
(4)
(5)
Dengan matriks P dan t adalah masukan jaringan asli dan
target. Meanp adalah mean pada matriks masukan asli. Meant
adalah mean pada matriks target asli. Stdp adalah deviasi
standar pada matriks masukan asli. Stdt adalah deviasi standar
pada matriks target asli.
Simulasi program backpropagation neural network
dirancang menggunakan MATLAB. Pada setiap peralatan
elektronika, backpropagation neural network dilatih dengan
maksimum epoh bernilai 1000, laju pelatihan bernilai 0.7,
jumlah epoh yang akan ditunjukkan kemajuannya bernilai 10
dan kinerja tujuan bernilai 1e-5. Program dijalankan pada
laptop MSI dengan spesifikasi intel core i3 2.53 Ghz.
Bobot ini harus dilatih dengan pasangan masukan dan
keluaran yang ada menggunakan algoritma yang sesuai.
Pengaturan parameter pelatihan yang tepat harus diberikan
selama proses pelatihan. Iterasi pelatihan akan berhenti ketika
telah mencapai nilai kinerja tujuan yang ditetapkan.
Fungsi indeks kinerja yang biasa digunakan untuk melatih
jaringan saraf feedforward adalah rata-rata kuadrat kesalahan
antara keluaran jaringan dan target keluaran atau juga disebut
mean square error (MSE).
๐น = ๐‘€๐‘†๐ธ =
1
๐‘
๐‘
2
๐‘–=1 ๐‘’
๐‘– =
1
๐‘
๐‘
๐‘–=1((๐‘ก
๐‘– − ๐‘Ž ๐‘– )2
(6)
Dengan variabel ๐‘ adalah jumlah sampel pelatihan,
variabel ๐‘ก adalah target keluaran, dan variabel ๐‘Ž adalah
keluaran jaringan.
IV. HASIL EKSPERIMEN DAN SIMULASI
Simulasi pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan dua perangkat lunak yakni Matlab dan
Labview. Simulasi pengukuran arus peralatan-peralatan
elektronika bertujuan untuk memperoleh sampel data yang
representatif. Sampel data tersebut digunakan untuk proses
identifikasi.
A. Simulasi Backpropagation Neural Network Menggunakan
Matlab
Dengan hanya menggunakan nilai arus root mean square
pada kondisi steady state maka backpropagation neural
network dapat membuat keputusan. Semua peralatan
elektronika menerapkan lapis tersembunyi tunggal pada
arsitektur backpropagation neural network.
Setelah mengumpulkan data masukan , proses pelatihan
backpropagation neural network
menggunakan metode
Lavenberg-Marquadt dilakukan dengan perangkat lunak
matlab. Fungsi aktivasi yang digunakan adalah logsig karena
semua data yang digunakan dalam simulasi memiliki nilai
positif. Hasil akurasi identifikasi beban ditunjukkan pada tabel
1, tabel 2 dan tabel 3.
4
Tabel 1. Hasil identifikasi beban untuk peralatan elektronika
setrika, kompor listrik dan dispenser
Kombinasi peralatan
Akurasi
Akurasi
No
elektronika
pelatihan (%)
pengujian (%)
1
Setrika
99.33
99.48
2
Dispenser
100
100
3
Kompor Listrik
100
99.99
Dispenser + Kompor
4
99.99
99.85
Listrik
Kompor Listrik +
5
97.13
99.95
Setrika
6
Setrika + Dispenser
97.46
99.99
Setrika + Dispenser
7
100
100
+ Kompor Listrik
Jumlah sampel (data)
77
Lama pelatihan (detik)
13.02
Lama pengujian (detik)
0.029
Jumlah epoh (iterasi)
256
Pada pengujian pertama, algoritma backpropagation
neural network digunakan untuk mengidentifikasi beban
secara real time berdasarkan arus root mean square dengan
variasi level tegangan ± 5%. Beban ini termasuk dispenser 350
watt, setrika 320 watt dan kompor listrik 400 watt
(berdasarkan nameplate beban). Tabel 1 menunjukkan bahwa
akurasi pengenalan uji beban dengan beberapa mode operasi
yang berbeda-beda menggunakan metode yang diusulkan
(backpropagation neural network dengan metode pelatihan
Lavenberg-Marquardt) mencapai akurasi rata-rata pelatihan
sebesar 99.13% dan akurasi rata-rata pengujian sebesar
99.89% dengan lama komputasi 13.02 detik untuk pelatihan
0.029 detik untuk pengujian.
Tabel 2. Hasil identifikasi untuk peralatan elektronika
blender dan mixer
Kombinasi peralatan
Akurasi
Akurasi
No
elektronika
pelatihan (%)
pengujian (%)
1
Blender
100
99.98
2
Mixer
99.89
99.88
3
Blender + Mixer
99.96
99.77
Jumlah sampel (data)
33
Lama pelatihan (detik)
5.9
Lama Pengujian (detik)
0.023
Jumlah epoh (iterasi)
8
Pada pengujian kedua, algoritma backpropagation neural
network digunakan untuk mengidentifikasi beban secara real
time berdasarkan arus root mean square dengan variasi level
tegangan ± 5%.
Beban ini termasuk blender 200 watt dan setrika 200 watt
(berdasarkan nameplate beban). Pada tabel 2 menunjukkan
bahwa akurasi pengenalan uji beban dengan beberapa operasi
yang berbeda menggunakan metode yang diusulkan
(backpropagation neural network dengan metode pelatihan
Lavenberg-Marquardt) mencapai akurasi rata-rata pelatihan
sebesar 99.95% dan akurasi rata-rata pengujian sebesar
99.87% dengan lama komputasi 5.9 detik untuk pelatihan dan
0.023 detik untuk pengujian.
No
1
2
3
4
5
6
7
Tabel 4.13 Hasil identifikasi beban untuk peralatan
elektronika lampu penerangan
Kombinasi peralatan
Akurasi
Akurasi
elektronika
pelatihan (%)
pengujian (%)
Lampu 8 watt
99.82
99.8
Lampu 14 watt
100
100
Lampu 24 watt
98.61
96.31
Lampu 8 watt +
97.92
92.62
Lampu 14 watt
Lampu 14 watt +
98.54
98.63
Lampu 24 watt
Lampu 8 watt +
99.85
99.92
Lampu 24 watt
Lampu 8 watt +
Lampu 14 watt +
97.19
97.27
Lampu 24 watt
Jumlah sampel (data)
77
Lama pelatihan (detik)
22.6
Lama pengujian (detik)
0.027
Jumlah epoh (iterasi)
229
Pada pengujian ketiga, algoritma backpropagation neural
network digunakan untuk mengidentifikasi beban secara real
time berdasarkan arus root mean square dengan variasi level
tegangan ± 5%. Beban yang digunakan adalah lampu
penerangan berjumlah tiga buah. Lampu yang digunakan
bermerk Philips dengan daya sebesar 8 watt, 14 watt dan 24
watt (berdasarkan nameplate beban). Pada tabel 3
menunjukkan bahwa akurasi pengenalan uji beban dengan
beberapa operasi yang berbeda menggunakan metode yang
diusulkan (backpropagation neural network dengan metode
pelatihan Lavenberg-Marquardt) mencapai akurasi rata-rata
pelatihan sebesar 98.84% dan akurasi rata-rata pengujian
sebesar 97.79% dengan lama komputasi 22.6 detik untuk
pelatihan dan 0.027 detik untuk pengujian.
B. Pengujian Fitur-Fitur Pada Smart Meter Menggunakan
Labview
Setelah sukses pada simulasi backpropagation neural
network menggunakan matlab, nilai-nilai bobot dan bias yang
dihasilkan dari simulasi tersebut diunggah ke perangkat lunak
labview untuk feedforward neural network. Pada proses ini,
proses pelatihan tidak diperlukan lagi. Smart meter yang
didesain dalam penelitian ini dapat mengidentifikasi enam
jenis peralatan elektronika.
Fokus utama dari penelitian ini adalah identifikasi profil
beban konsumen. Dalam rangka untuk memastikan bahwa
perangkat lunak itu ergonomis untuk pengguna (konsumen)
dan untuk memvalidasi kinerja metode yang diusulkan, maka
dalam penelitian ini juga mengembangkan tampilan grafis atau
graphical user interface (GUI) untuk menampilkan informasi.
5
Melalui GUI ini, pengguna (konsumen) dapat dengan
mudah memantau pemakaian energi listrik secara real time
(aktual) yang diilustrasikan pada gambar 5-8. Berikut ini
pengujian fitur – fitur smart meter pada semua peralatan
elektronika.
Gambar 5-8 menunjukkan fitur-fitur yang dimiliki oleh
smart meter meliputi tampilan indikator kondisi beban (hidup
berwarna hijau dan mati berwarna merah), pengukuran arus
secara aktual (kurva beban), sistem informasi data beban
berdasarkan indikator beban, jumlah penggunaan energi listrik
dan data perincian.
Gambar 7. Sistem informasi beban untuk peralatan elektronika
setrika, kompor listrik dan dispenser
Gambar 5. Indikator smart meter untuk peralatan elektronika
setrika, kompor listrik dan dispenser
Gambar 8. Pengukuran penggunaan energi listrik dan billing
secara aktual untuk peralatan elektronika setrika, kompor
listrik dan dispenser
Gambar 6. Pengukuran arus dari smart meter secara real time
untuk peralatan elektronika setrika, kompor listrik dan
dispenser
Setelah memperoleh data yang berhubungan dengan
konsumsi energi listrik bulanan konsumen, perangkat lunak ini
juga menyediakan fasilitas (fitur) yang dapat mengkalkulasi
tagihan yang harus dibayarkan oleh konsumen berdasarkan
data perincian penggunaan pemakaian energi listrik. Fitur-fitur
tersebut tidak dimiliki oleh kWH meter analog maupun digital
yang terpasang dirumah-rumah konsumen.
Dari fitur-fitur yang telah didesain, smart meter dapat
memberikan umpan balik kepada konsumen seperti
mengingatkan pengguna (konsumen) untuk mengatur waktu
penggunaan beban, mengelola energi listrik secara efisien dan
sebagai bahan pertimbangan untuk mengganti peralatan
6
elektronika yang boros energi listrik ke peralatan elektronika
yang lebih hemat energi listrik.
Pengumpulan data konsumsi energi listrik dari semua
konsumen secara teratur memungkinkan perusahaan utilitas
untuk mengelola permintaan energi listrik lebih efisien dan
juga untuk memberikan saran kepada konsumen tentang caracara mengelola energi listrik.
[7]
[8]
V. KESIMPULAN
Dari hasil eksperimen dan simulasi diperoleh kesimpulan
bahwa :
1. Penelitian ini menerapkan metode backpropagation
neural network dengan metode pelatihan LavenbergMarquardt untuk identifikasi beban secara real time.
Dari hasil eksperimen menyatakan bahwa metode
yang diusulkan memiliki waktu komputasi pelatihan
dan pengujian yang cepat apabila dibandingkan
dengan backpropagation neural network dengan
metode pelatihan gradient descent.
2. Dari sisi akurasi pelatihan dan pengujian menyatakan
bahwa metode yang diusulkan menunjukkan hasil
yang baik dalam mengidentifikasi beban secara real
time yaitu 99.3% untuk akurasi rata-rata pelatihan
dan 99.18% untuk akurasi rata-rata pengujian apabila
dibandingkan dengan backpropagation neural
network dengan metode pelatihan gradient descent.
3. Dengan memanfaatkan data arus root mean square
dari masing-masing peralatan elektronika sebagai
data masukan backpropagation neural network
menunjukkan kehandalan yang baik. Hal ini dapat
ditinjau dari pengujian terhadap variasi tegangan
yang berbeda, perubahan konsumsi daya beban, dan
mode operasional beban yang berbeda-beda secara
simultan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
J. Uteley, and L. Shorrock, โ€•Domestic Energy Fact File
2008โ€–, Technical Report for Building Research
Establishment : Garston, UK, 2008.
A. Zoha, A. Gluhak, M.A Imram, and S. Rajasegarar,
โ€•Non-Intrusive Load Monitoring Approaches for
Disaggregated Energy Sensing: A Surveyโ€–, Sensors,
2012.
K.E Martinez, K.A Donelly, and J.A Laitner,
โ€•Advanced Metering Initiatives and Residential
Feedback Programs: A Meta-Review for Households
Electricity-Saving Opportunitiesโ€–, Technical Report
E105 for American Council for an Energy-Efficient
Economy (ACEE), USA, 2010.
Energy Consumption in United Kingdom, Technical
Report for Department of Energy & Climate Change,
London, 2010
G. W. Hart, โ€•Nonintrusive Appliance Load
Monitoringโ€–, Proceedings IEEE, Vol. 80, No. 12,
December 1992.
J. G. Roos, I. E. Lane, E. C. Lane, and G. P. Hanche,
โ€•Using neural networks for non-intrusive monitoring of
industrial electrical loads,โ€– in Proceedings of IEEE
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
Instrumentation and Measurement
Technology
Conference, 10-12 May 1994.
H.Y Lin, and M.S Tsai, โ€•Applications Of Hierarchical
Support Vector Machines For Identifying Load
Operation In Nonintrusive Load Monitoring Systemsโ€–,
Proceeding Of World Congress On Intelligent Control
And Automation, 21-25 June 2011.
C. Laughman, K. Lee, R. Cox, S. Shaw, S. B. Leeb, L.
Norford, and P. Armstrong, โ€•Power Signature
Analysisโ€–. IEEE Power & Energy Magazine,
March/April 2003.
Y.Y Hong, and J.H Chou, โ€•Nonintrusive Energy
Monitoring for Microgrids Using Hybrid SelfOrganizing Feature-Mapping Networks,โ€– Energies,
2012.
H.H Chang, K.L Chen, Y.P Tsai, and W.J Lee, โ€–A New
Measurement Method for Power Signatures of
Nonintrusive Demand Monitoring and Load
Identification,โ€– IEEE Transactions on Industry
Applications, Vol. 48, March/April 2012
D. Srinivasan, W. S. Ng, and A. C. Liew, โ€–NeuralNetwork-Based Signature Recognition For Harmonic
Source Identification,โ€– IEEE Transactions Power
Delivery, Vol 21, January 2006
Yi Du, Liang Du, Bin Lu, Ronald Harley, and Thomas
Habetler,โ€– A Review of Identification and Monitoring
Methods for Electric Loads in Commercial and
Residential Buildings,โ€– IEEE, 2010
Jian Liang, Simon K. K. Ng, Gail Kendall, and John W.
M. Cheng,โ€– Load Signature Study—Part I: Basic
Concept, Structure, and Methodology,โ€– IEEE
Transactions On Power Delivery, Vol 25, April 2010
Download