PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN PROCESS COSTING METHOD (Studi Kasus Pada Usaha Dapur Mas Jorong Jambu, Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar) SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Ekonomi Syariah/ Akuntansi Syariah Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh DAVID ASRI 11 203 032 JURUSAN EKONOMI SYARIAH/ AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR 2017 BIODATA NAMA : DAVID ASRI NIM : 11 203 032 Tempat/Tgl : Batusangkar/ 4 juni 1993 Lahir Jenis : Laki-Laki Kelamin Telepon/HP : 082288203032 Email : [email protected] Orang Tua Ayah : Drs.Asri Ibu : Deswati Anak ke/dari Alamat Perumahan Asam Kapeh, Malana Ponco, Batusangkar Riwayat Pendidikan 1. 1999 - 2005 : SDN 23 Kp.Baru Batusangkar 2. 2005 - 2008 : SMP 2 Batusangkar 3. 2008 – 2011 : SMA N 2 Batusangkar 4. 2011 - 2017 : IAIN Batusangkar Motto : If you lost something in your live, doesn’t mean you lost in your hope Batusangkar, 10 Februari 2017 DAVID ASRI.SE PERSEMBAHAN Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Lukman : 27) Alhamdulillahirabbilalamin... Ya Allah Terimaksih atas semua nikmat dan rahmat-Mu yang begitu indah, Hari ini rasa kebahagian yang tidak bisa kusembunyikan dari relung hati, sebuah perjalanan panjang, penuh rintangan, penuh dengan teka-teki dan terkadang aku merasakan kegelapan,,sekarang rasa kegelapan itu kau berikan secercah cahaya terang ...meskipun hari esok akan banyak lagi teka-teki dan tanda tanya yang nantinya apa mungkin aku bisa menjawabnya. Di tengah larutnya malam ku gelar sejadah bersujud kepada Mu ya Allah, ku meminta jikala aku kehilangan arah, ku mohon petunjuk-Mu. Aku sering terjatuh, terluka terkadang aku merasa sendiri, tapi aku tak pernah takut dan tidak pernah mau menyerah bahkan aku tidak mau kalah. Aku akan terus melangkah berusaha dan berdoa tampa mengenal apa itu putus asa. Kini aku baru mengerti arti kesabaran, hari ini aku merasakan buah atas kesabaran penantian ku selama ini, sungguh tidak ku sangka ya Allah kau menyimpan sejuta makna dan rahasia untuk kebahagian dan keberhasilan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal bagi ku untuk meraih cita-cita besarku. Saya persembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah tak berdaya buat: PAPA (Drs.Asri) Terima kasih tuhan telah engkau ciptakan seorang laki-laki yang selalu tegar menghadapi sifat dan keegoisan saya, laki-laki yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk hidup saya MAMA (Deswati) Terima kasih kepada mama telah menjadi bidadari dalam hidup ini menjadi cahaya dalam kegelapan hati ini, merawat dan menyayangi saya dari saya lahirkan di dunia ini PAPA DAN MAMA TERSAYANG Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada papa dan mama yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat saya balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Papa dan Mama bahagia karna saya, semoga Papa dan Mama selalu dalam lindungan Allah SWT Terima Kasih Papa.... Terima Kasih Mama... UDA (Ipda.Syariful Asri S.T) Terima kasih telah menjadi uda dan panutan bagi saya, tetap berikan saya motifasi dan semangat dalam menjalani hidup ini. Karna ini awal bagi saya untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Semoga karier uda lancar dan selalu sehat ADEK (Annisa Maharani) Semoga Adek Lebih Rajin Lagi Belajar Dan Selalu Sehat, Buat Bangga Keluarga Karena Kamu Harapan Bagi Kita Semua AKUNTANSI SYARIAH 2011 KHUSUSNYA LOKAL A Terimakasih saya ucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan Tanpa kalian saya tak pernah berarti,,tanpa kalian saya bukan siapa-siapa yang takkan jadi apa-apa”, buat Fiki Yulisman SE,Sy, Alym Mulkhair SE,Sy, Edi Candra S.E Weni Sriwinata SE.,Sy, Meri Wirna SE., Sy, Defvi Martha SE.,Sy, Vivi Nurariani SE., Sy, , Rahmadani SE., Sy, Desniati SE.,Sy, Refni Safitri SE.,Sy , Fitri Susanti SE.,Sy , Oktari Ningsih SE.,Sy, Artiti Ida Wahyuni SE.,Sy , Cici Silviana SE.,Sy, Nina Hikmahwati SE.,Sy, Yuliahafizah SE.,Sy, Bayu SE.,Sy, Nuratul huriah SE.,Sy, Dian Melisa SE.,Sy Darmita Safitri SE,Sy SOMEONE (Mutiara Sukma Ardi) Terima kasih atas perhatian, pengertian, semangat, nasehat yang telah kau berikan serta sabar menghadapi tingkah saya yang terkadang emosi karena terasa lelah dalam menyelesaikan skripsi ini, Saat saya mengalami kegagalan dalam menyelesaikan skripsi ini kau slalu menyakinkan saya kalau semua ini pasti bisa atasi. semoga engkau dapat menyusul untuk meraih S.pd tetap semangat menjalani perkuliahn nya. Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan kepada kalian semua,,untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka,selalu setia mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Ayah tercinta dan Ibu tersayang kakak,serta Adik tersayang) yang selalu memanjatkan doa untuk putra tercinta dalam setiap sujudnya. beribu terimakasih kuucapkan. By: DAVID ASRI S.E ABSTRAK DAVID ASRI. NIM, 11 203 032 JUDUL SKRIPSI “PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN PROCESS COSTING METHOD (Studi Kasus Pada Usaha Dapur Mas Jorong Jambu Nagari Tabek Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar)” Permasalahan dalam penelitian ini adalah perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Usaha Kue Dapur Mas. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode process costing method dan melihat dampak dari harga pokok produksi pada Usaha Kue Dapur Mas dengan menggunakan process costing method. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, kemudian diuraikan serta melakukan klasifikasi terhadap aspek masalah tertentu dan memaparkan melalu kalimat yang efektif. Dari penelitian yang penulis lakukan dilapangan dapat disimpulkan bahwa terdapat perhitungan biaya yang kurang tepat pada Usaha Kue Dapur Mas, yaitu dalam pengklasifikasian biaya overhead pabrik. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam perhitungan harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihitung oleh Usaha Kue Dapur Mas adalah sebesar Rp 25.300/kg untuk kue karambia, sedangkan harga pokok produksi menurut process costing method untuk produk kue karambia adalah sebesar Rp 26.350/kg. Harga pokok untuk produk dakak-dakak oleh Usaha Kue Dapur Mas Rp 25.700/kg sedangkan berdasarkan perhitungan process costing method untuk produk dakak-dakak adalah Rp 26.700. Sehingga terdapat perbedaan dalam perhitungan harga pokok sebesar Rp.1.050/unit untuk kue karambia, dan untuk dakak-dakak Rp 1.000/kg. Kata kunci : Process Costing Method, Usaha Kue Dapur Mas, Harga Pokok Produksi, i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN PROCESS COSTING METHOD (Studi Kasus Pada Usaha Dapur Mas Jorong Jambu Nagari Tabek Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar)”. Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultan Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah konsetrasi Akuntansi Syariah Institu Agama Islaam Negeri (IAIN) Batusangkar. Selanjutnya shalawat beserta salam, semoga tercurah buat junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan bekal bagi umatnya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr.H. Syukri Iska, M.Ag selaku Pembimbing I serta selaku pembiming Akademik dan kepada Ibu Elfina Yenti, SE.,Akt.,M.Si.,Ca selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini. Teristimewa buat kedua orang tua (Bapak Drs.Asri dan Ibu Deswati), kakak(Ipda Syariful Asri ST), dan adik(Anissa Maharani), serta keluarga yang memberikan dorongan dan semangat baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kemudian ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. H. Kasmuri selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang telah memberikan fasilitas belajar kepada penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan. ii 2. Bapak Nasfizar Guspendri S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 3. Bapak Gampito S.E., M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Syariah yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan nasehat dan bimbingan dalam perkuliahan. 4. Bapak Dr. Himyar Parizal, SE., MM selaku penguji I dan Bapak Gampito, SE., M.Si selaku penguji II yang telah bersedia untuk meluangkan waktu menguji dan memberikan kritik beserta saran untuk penulis. 5. Bapak dan Ibu dosen serta Karyawan/Karyawati pada Jurusan Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang telah memberikan segenap kemampuannya dalam mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani perkuliahan. 6. Seluruh dosen dan staff administrasi IAIN Batusangkar yang menaruh perhatian dan bantuan kepada Penulis sehingga selesainya skripsi ini. 7. Pemilik Usaha Dapur Mas Jorong Jambu, Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar Bapak M.B Raffal beserta keluarga dan juga karyawan 8. Kepada teman-teman akuntansi syariah BP 11, Asna Tari SE,Sy, Bayu SE,Sy, Jhoni Pranata SE,Sy, Weni Sriwinata SE,Sy, Darmita Safitri SE,Sy, Gusti Arda SE,Sy. Tomi, Andri, Elmutari. Wati dan teman-teman yang lain, banyak kisah suka dan duka kita selama kita menjalani perkuliahan, terkhusus kepada sahabat Edi Chandra SE, (Tepong menanti), Fiki Yulisman SE,Sy (bang Prem), Alim Mulkhair (coverboy) 9. Kepada teman-teman yang seperjuangan untuk meraih gelar sarjana ekonomi Ardo Purnama S.H, Epon Rayadi S.H, Eris Arzultri S.pd,, Zulfahmi, Ami Kurnia Kasih SE, afdol Dinil Haq SE, Cica Nofri Rahayu SE, Suci Afidri SH, dan yang lain, maaf tidak bias menyebutkan satu persatu. Tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain iringan doa dan harapan semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada seluruh iii pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Kiranya karya ini memberikan sumbangsih bagi para pembaca dan pemerhati serta menjadi amal sholeh bagi Penulis. Amin… Penulis mohon maaf, jika dalam skripsi ini terdapat kekhilafan dan kekeliruan, baik teknis maupun isinya. Kritik yang konstruktif dan sehat sangat Penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Batusangkar, 1 Februari 2017 Penulis, DAVID ASRI NIM. 11 203 032 iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK…..…………………………….…………..................... …… i KATA PENGANTAR ............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................ v DAFTAR TABEL ……………………………………………………. . vii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… .. viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………….......................... 1 B. Identifikasi Masalah…………………………................... 6 C. Batasan Masalah……………………………...................... 6 D. Tujuan Penelitian................................................................. 6 E. Kegunaan Penelitian............................................................ 6 BAB II : LANDASAN TEORI A. Akuntansi biaya………………………................................ 8 1. Pengertian akuntansi biaya…………………………… 8 2. Fungsi akuntansi biaya……………………………....... 8 B. Biaya………………………………………........................ 10 1. Defenisi Biaya…….………………………………….. 10 2. Objek Biaya…….…………………………......……… 11 3. Penggolongan biaya………………………………….. 12 4. Penulusuran biayake objek biaya ……………………. 18 5. Klasifikasi Biaya …….………………………………. 20 C. Harga Pokok Produksi ……………………………….……. 26 1. Definisi Harga Pokok Produksi..……………………… 26 2. Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi….……….....…… 26 3. Tujuan Harga Pokok Produksi..……………………… 28 4. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi...………… 29 5. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi….…..………… 32 v D. Proses Costing ……………………………………............... 33 1. Definisi Process Costing…….……………………....….33 2. Karakteristik Proses Costing…….…………………....… 34 3. Tahapan-Tahapan Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses …35 4. Persamaan Perhitungan Harga Pokok Proses Denga Harga Pokok Pesanan…….…………...………..… 38 5. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses Denga Metode Harga Pokok Pesanan…….……….…...… 38 E. Penelitian Relevan …….………………………………........ 40 F. Kerangka Berpikir ...……………………………………...... 41 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……………………………........................... 42 B. Waktu dan Tempat Penelitian……........................................ 42 C. Sumber Data........................................................................... 42 D. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 42 E. Teknik Analisis Data.............................................................. 43 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan..................……………….......... 45 1. Sejarah Perusahaan….……………....................………..45 2. Produk yang dihasilkan..…………....................……… 45 B. Temuan Penelitian.................................................................. 45 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Oleh Usaha Dapur Mas.45 C. Teknik Analisis Data................................................................49 1. 2. BAB V Perhitungan Process Costing method pada Usaha Dapur Mas .............................................................................. 49 Perbandingan Harga Pokok Produksi Usaha Dapur Mas Dengan Metode Process Costing Method...............................59 : PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................72 B. Saran....................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi DAFTAR TABEL Tabel 4.1: Biaya Bahan Baku Home Industry Tiga Putra Tabel 4.2 : Biaya Tenaga Kerja Home Industry Tiga Putra.......................... 48 Tabel 4.3: Biaya Overhead Pabrik Home Industry Tiga Putra .................... 49 Tabel 4.4 : Harga Pokok Produksi Home Industry Tiga Putra....................... 50 Tabel 4.5 : Ringkasan Aliran Fisik Unit Produksi Home Industry Tiga Putra.... ................................................. 51 Tabel 4.6 : Produk Jadi Home Industry Tiga Putra.................................. 52 Tabel 4.7: Perhitungan Biaya Bahan Baku Home Industry Tiga Putra.53 Tabel 4.8: Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Home Industry Tiga Putra.58 Tabel 4.9: Perhitungan Biaya Bahan Penolong Home Industry Tiga Putra................................................... 59 Tabel 4.10: Perhitungan Penyusutan Mesin Home Industry Tiga Putra... 60 Tabel 4.11: Perhitungan Biaya overhead pabrik Home Industry Tiga Putra.................................................61 Tabel 4.12: Perhitungan Biaya Perunit Home Industry Tiga Putra..........66 Tabel 4.13: ` Laporan Harga Pokok Produksi Home Industry Tiga Putra..................................................... 67 Tabel 4.14: Perbandingan Harga Pokok Produksi Perusahaan Dengan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Process CostingHome Industry Tiga Putra.............. 67 vii ....................... 46 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir................................................................41 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Pemakaian Biaya Bahan Baku Lampiran 2: Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Lampiran 3: Pemakaian Biaya Overhead Pabrik Lampiran 4: Surat Izin penelitian Lampiran 5: Surat Keterangan penelitian Dari Home Industry Tiga Putra ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan pelanggan. Jenis perusahaan dapat digolongkan kedalam perusahaan perdagangan, perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur. Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang kegiatannya menjalankan aktifitas jual-beli barang dagangan. Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang usahanya atau aktifitasnya adalah memberikan pelayanan jasa kepada pelanggan. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, kemudian barang jadi itu dijual kepada para pelanggan.1 Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan kedalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi kebagian gudang. Akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan harga pokok produksi per satuan produk jadi.2 Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan manufaktur dalam melakukan aktivitas produksi adalah dengan melakukan perhitungan harga pokok produksi yang akurat, sehingga akan didapatkan perhitungan harga jual yang mampu bersaing di pasaran. Penetapan harga jual ini belum memadai jika hanya ditujukan untuk memulihkan atau menutupi semua biaya, tetapi juga harus menjamin adanya laba. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa.3 Tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba semaksimal 1 Nasfizar Guspendri dan Sri Adella Fitri, Pengantar Akuntansi I, (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2010), hal. 123 2 Mulyadi , Akuntansi Biaya Edisi 5, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2009), hal. 36 3 Carls Waren, Pengantar Akuntansi, Buku Satu Edisi 21, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), Hal 8 1 2 mungkin. Perolehan laba yang maksimal yaitu dengan cara menaikkan tingkat laba yang disertai dengan meningkatkan volume penjualan dan memperkecil faktor yang bersifat menguranginya atau dengan menekan harga pokok produksi. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan membutuhkan informasi mengenai harga pokok produksi. Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead.4 Perhitungan harga pokok produksi mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan usaha suatu perusahaan, ketidak tepatan dalam perhitungan harga pokok produksi akan berdampak buruk terhadap perusahaan, karena harga pokok produksi dapat dijadikan alat sebagai penetapan harga jual, sebagai alat untuk mengukur efisiensi pelaksanaan proses produksi serta sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan. Penentuan harga jual terlalu tinggi atau terlau rendah dan akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh suatu perusahaan, untuk menghitung harga pokok produksi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan dan pengklasifikasian biaya-biaya yang dikeluarkan selama produksi. Pengumpulan harga pokok produksi secara tidak langsung sangat ditentukan oleh proses kegiatan produksi suatu produk. Mengenai harga pokok produksi maka muncullah dua metode untuk perhitungan harga pokok yaitu metode harga pokok pesanan (job order costing method) dan metode harga pokok proses (process costing method). Metode harga pokok pesanan job order costing method) digunakan apabila suatu perusahaan berproduksi sesuai dengan pesanan yang ada, pesanan adalah unit tunggal atau kelompok unit yang diidentifikasikan sebagai produksi untuk spesifikasi pelanggan yang berbeda. Setiap pesanan dianggap sebagai kesatuan biaya atau objek biaya yang unik. Biaya dari pesanan yang berbeda dicatat dalam jenis buku rekening berbeda yang terpisah dan tidak ditambahkan bersama dalam buku besar. Sistem perhitungan biaya 4 Hansen dan Mowen, Akuntansi Manajerial, (Jakarta: Salemba Empat,2009), hal. 60 3 berdasarkan pesanan menyediakan penting untuk mengatur keuntungan dan membentuk harga untuk output.5 Sedangkan metode harga pokok proses (process costing method) digunakan apabila suatu perusahaan berproduksi berdasarkan produksi massa untuk memenuhi persediaan gudang. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan pada banyak industri, seperti industri kimia, penyulingan minyak, tekstil, cat, tepung, pengalengan, karet, peralatan elektronik, kaca, pemrosesan makanan, pertambangan, dan lainnya.6 Tahapan-tahapan atau langkah-langkah dalam perhitungan biaya berdasarkan proses ada lima yaitu: menganalisis ringkasan aliran unit fisik, perhitungan terhadap output unit ekuivalen, menghitung biaya perunit ekuivalent untuk setiap elemen biaya produksi, menentukan total biaya untuk setiap elemen biaya produksi, dan membebankan total biaya produksi ke unit yang telah selesai dan persedian akhir barang dalam proses. Faktor penting dalam menentukan harga jual yaitu harga pokok produksi.7 Saat menetapkan harga pokok produksi diperlukan pemahaman mengenai akuntansi biaya.8 Akuntansi biaya menetapkan harga pokok produksi dengan melakukan proses pencatatan, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya yang dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk atau jasa. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Begitu juga dengan usaha kecil menengah yang memproduksi suatu produk untuk memperoleh keuntungan atau laba juga harus mempertimbangkan hal tersebut agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dilihat pada kondisi saat sekarang ini kebanyakan usaha kecil menengah pada saat ini tidak mengelompokan biaya-biaya tersebut kemasing- 5 Cecily A.Raiborn, Akuntansi Biaya Dasar dan Perkembangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal. 208-209 6 Blocher, Dkk,Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Ed. 5 Buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal. 287 7 Blocher, Dkk,Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Ed. 5 Buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), Hal. 290-291 8 Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: STIM YKPN. 2009), hal.16 4 masing posnya, akan tetapi mereka menyatukan seluruh biaya-biaya tersebut untuk menentukan harga pokoknya dan menentukan harga jual. Oleh sebab itu diperlukan pencatatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga nantinya untuk perhitungan harga pokok dapat dilakukan sesuai dengan teoriteori yang sudah ada. Terkait dengan usaha kecil dan menengah salah satunya yaitu usaha Dapur Mas yang beralamat di Jorong Jambu, Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, yang berdiri pada tahun 1988 merupakan usaha kue kering yang bergerak dalam perusahaan manufaktur yang mengelola dan menghasilkan produknya sendiri secara terus menerus.9 Penetuan harga pokok produksi pada usaha Dapur Mas dilakukan dengan metodenya sendiri, dimana penentuan harga pokok produksi dengan cara mengumpulkan semua biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi berlangsung kemudian membaginya dengan jumlah output yang dihasilkan, demikian penggunaan cara tersebut masih kurang mendukung dan tidak menghasilkan harga pokok produk yang akurat atau tepat dan juga akan berpengaruh terhadap harga jualnya. Pada Usaha Dapur Mas dalam penentuan harga pokok produksi dengan metode tersebut diduga mengakibatkan tidak akuratnya perhitungan harga pokok produksi. Untuk itu dipandang perlu dilakukan process costing method, agar perhitungan harga pokok produksi menjadi akurat 9 Wawancara dengan, Masril, (Jumat, 15 April Batusangkar) 5 Berikut adalah data usaha Dapur Mas pada Tahun 2015 sebagai berikut: Tabel 1.1 Usaha Dapur Mas Data Jumlah Hasil Produksi Selama Tahun 2015 Dalam Satuan (Kg) BULAN PRODUKSI Kue Karambia Dakak-Dakak Januari 729 Kg 747 Kg Februari 648 Kg 786 Kg Maret 675 Kg 797 Kg April 702 Kg 727 Kg Mei 729 Kg 747 Kg Juni 675 Kg 797 Kg Juli 729 Kg 847 Kg Agustus 729 Kg 547 Kg September 675 Kg 797 Kg Oktober 729 Kg 747 Kg November 702 Kg 727 Kg Desember 702 Kg 727 Kg Jumlah 8.424 kg 8.993 Sumber: Usaha Dapur Emas Berdasarkan data yang penulis peroleh, harga pokok produksi untuk produk kue karambia dan dakak-dakak pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 23.600/Kg. Untuk setiap produksi mengalami kenaikan dan penurunan setiap bulannya, tergantung permintaan di pasaran.10 Dalam penentuan harga pokok produksi yang dilakukan pada usaha Dapur Mas berdasarkan perkiraan pemilik saja. Sehingga berdasarkan teori, tentunya berpotensi terhadap tidak akuratnya dalam memperhitungkan harga pokok produksi. 10 Wawancara dengan, Masril, (Jumat, 15 April 2016 di Batusangkar) 6 Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Perhitungan Harga Pokok Produksi berdasar Process Costing Method Pada Usaha Kue Dapur Mas”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Perhitungan harga pokok produksi pada usaha Dapur Mas masih belum terproses. 2. Perhitungan harga pokok produksi pada Dapur Mas tidak secara akurat sehingga berpengaruh terhadap penentuan laba. 3. Penerapan process costing method dalam perhitungan harga pokok produksi. 4. Perhitungan harga pokok produksi menggunakan process costing method. C. Batasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, penulis membatasi dan merumuskan masalah yaitu Bagaimana perhitungan harga pokok produksi menggunakan process costing method pada Usaha Dapur Mas D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu “Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan process costing method pada Usaha Dapur Mas”. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah/Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi 7 dan Bisnis Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. b. Untuk aplikasi teori-teori yang didapatkan di bangku perkuliahan dan dijadikan sebagai alat bantu dalam pembahasan. 2. Bagi Industri Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi industri khususnya industri menengah kebawah dalam penetuan harga pokok produksi dan sebagai acuan untuk menentukan harga jual produk. 3. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif referensi bagi peneliti selanjutnya. BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan perangkat yang dibutuhkan manajemen untuk aktifitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas, meningkatkan efesiensi serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun yang bersifat strategis. Berkaitan dengan hal tersebut, maka akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut:11 a. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan. b. Pendapatan metode dan prosedur perhitungan biaya, pengendalian biaya, pembebanan biaya yang akurat, serta perbaikan mutu yang berkesinambungan. c. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi, tahunan atau periode yang lebih singkat. d. Memilih sistem dan rosedur dari alternative yang terbaik, guna dapat menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya 2. Fungsi Akuntansi Biaya Akuntansi biaya berfungsi sebagai berikut: a. Pelaporan kepada pihak manajemen Pada setiap akhir tahun baku, manajemen diharuskan menyajikan laporan keuangan yang meliputi laporan harga pokok produksi, neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan dan aliran kas. 11 Bastian Bustami, dan Nurlela, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Mitra Wacana Media. 2010), hal 4-5 8 9 b. Untuk perencanaan Anggaran merupakan bentuk perencanaan kegiatan yang terpenting. Anggaran akan membantu manajemen dalam pengkoordinasian kegiatan produksi, penjualan dan administrative perusahaan sehingga setiap peluang yang ada dapat dimamfaatkan secara optimal. Tanggungjawab penyusunan anggaran biaya terletak pada bagian akuntansi biaya. c. Untuk pengendalian Laporan akuntansi pertanggungjawaban yang dilaporkan oleh manajer yang mengelola masing-masing unit organisasi merupakan konstribusi dari akuntansi biaya yang sangat besar artinya bagi manajemen untuk pengendalian biaya operasional. d. Untuk penilaian prestasi Peran akuntansi biaya dalam penyusunan anggaran khususnya anggaran biaya yang dipakai sebagai norma dalam penilaian prestasi, tidak perlu diragukan lagi. Akuntansi biaya merupakan sumber informasi yang diperlukan manajemen untuk penilaian prestasi melalui perbandingan dan analisis terhadap penyimpangan biaya yang terjadi dari anggaran atau standarnya. e. Sebagai basis data biaya Informasi biaya digunakan sebagai dasar pelaporan dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Apabila informasi biaya ditujukan pada pihak ekstern, harus memperhatikan karekteristik akuntansi keuangan. Akuntansi biaya merupakan basis data biaya untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan.12 12 Sulastiningsih dan Zulkifli, Akuntansi Biaya…hal 19-20 10 B. Biaya 1. Definisi Biaya Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu13. Biaya dalam akuntansi diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu: a. Biaya dalam artian cost Biaya (Cost) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tetentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva dan dimasukkan dalam neraca.Contoh : persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, persedian produk selesai dan supplies atau aktiva yang belum digunakan. b. Biaya dalam artian expense Beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis, biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat dimasa akan datang dikelompokkan sebagai harta. Biaya ini dimasukkan kedalam laba rugi sebagai pengurang dari pendapatan. Contoh beban penyusutan, beban pemasaran, beban yang tergolong sebagai biaya operasi.14 Menurut disiplin akuntansi manajemen “cost”= biaya – biaya yang dianggap akan memberi manfaat diwaktu yang akan datang dan karena itu dicantumkan dalam neraca. Menurut AAA cost adalah pengeluaran yang diukur dalam moneter yang telah dikeluarkan atau potensial akan dikeluarkan untuk memperoleh dan mencapai tujuan tertentu. Sebaliknya 13 Bastian Bustami, dan Nurlela, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Mitra Wacana Media. 2010), 14 Bastian Bustami dan Nurlela, Akuntansi…, hal. 7-8 hal.7 11 expens adalah pengeluaran yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi.15 Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Nilai sumber ekonomis yang telah dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan biaya historis, yaitu biaya yang telah terjadi di masa lalu, sedangkan nilai sumber ekonomi yang akan dikorbankan untuk mencapai tujuan tujuan tertentu merupakan biaya masa yang akan datang. Ada 4 unsur pokok dalam defenisi biaya tersebut diatas:16 a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi b. Diukur dalam satuan uang c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu Istilah biaya menjadi lebih spesifik bila deskripsinya dimodifikasi menjadi biaya langsung, biaya utama, biaya konversi, biaya tidak langsung biaya tetap, biaya variabel, biaya terkendali, biaya produk, biaya periode, biaya bersama, biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam, atau biaya tunai. Setiap modifikasi mengimplikasikan atributatribut tertentu yang penting dalam pengakuan biaya. 2. Objek Biaya Objek biaya (cost objek) adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur.17 Unsur aktivitas- aktivitas yang dapat dijadikan sebagai objek biaya adalah: produk, produksi, departemen, devisi, batch dari unit-unit sejenis, lini produk, kontrak, pesanan pelanggan, proyek, proses, tujuan strategi. Objek biaya tersebut dapat digunakan untuk menelusuri biaya dann menentukan seberapa objektif, 15 Kamaruddin Ahmad, Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan revisi 7, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 33 16 Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: STIM YKPN. 2009), hal.8 17 Bustami, Akuntansi Biaya.., hal. 8 12 biaya tersebut dapat diandalkan dan seberapa berartinya ukuran biaya yang dihasilkan.18 Objek biaya juga merupakan pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu (barang atau jasa). Barang atau jasa akan dijual dengan tujuan untuk memperoleh laba. Jadi dalam dunia bisnis semua pengorbanan adalah untuk memperleh laba. Laba merupakan penggerak utama kemajuan suatu perusahaan. Para pengambil keputusan (pemilik, kreditur, dan manajer) harus mengetahui dan memahami objek-objek biaya agar mereka bisa merencankan laba, mengendalikan kegiatan bisnis, dan mengevaluasi kinerja dengan baik. Objek biaya merupakan fokus utama pengambilan keputusan karenamemerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, material yang dapat diukur dengan satuan uang.19 3. Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for different purposes”(beda biaya berbeda tujuan).20 Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Klasifikasi biaya yang umun digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan: produk, volume produksi, departemen produksi, dan periode akuntansi. 21 Dalam penggolongan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari biaya yang disajikan. Ada beberapa cara penggolongan biaya yang sering dilakukan, antara lain: 18 Bustami, Akuntansi Biaya.., hal. 8 Darsono Prawironegoro, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Diadit Media. 2005), hal 16 20 Mulyadi, Akuntansi ...,hal.13 21 Bustami, Akuntansi...,, Hal.12 19 13 a. Pengolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan. Pada perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsiproduksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karenaitu di dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tigakelompok, yaitu: 1) Biaya produksi Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhaed pabrik. Biaya bahan baku tersebut yang diolah dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat di identifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi yang masuk dalam kelompok biaya overhead pabrik adalah:22 a) Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contohnya yaitu sebagai berikut: kayu dalam pembuatan meubel, kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, minyak mentah dalam pembuatan bensin, kulit dalam pembuatan sepatu, dan tepung dalam pembuatan kue. b) Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya sebagai berikut: upah 22 Bustami, Akuntansi...,, hal.13 14 koki kue, upah tukang serut dsn potongan kayu dalam pembuatan meubel, tukang jahit, bordir, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian, tukang linting rokok dalam pabrik rokok, operator mesin jika menggunakan mesin. c) Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokan menjadi elemen: 1) Bahan tidak langsung (biaya bahan penolong) Bahan digunakan tidak dalam langsung adalah penyelesaian bahan produk yang tetapi pemakaiannya relatif kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. 2) Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai, contohnya gaji satpam buruh, gaji pengawasan pabrik, pekerja bagian pemeliharaan penyimpanan dokumen pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji resepsionis pabrik, dan pegawai yang menangani barang. 3) Biaya tidak langsung lainnya Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengelolahan produk selesai, tetap tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contohnya pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan telpon pabrik, sewa pabrik, 15 asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, refsing karyaan pabrik, dan reparasi mesin dan peralatan pabrik.23 2) Biaya non produksi Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi. Biaya komersial atau operasi ini juga digolongkan sebagai biaya periode yaitu biayabiaya yang dapat dihubungkan dengan interval waktu. Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi elemen: a) Biaya Pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untukmelaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya adalah biaya iklan,biaya promosi, biaya pendalaman dinas, biaya gaji manajer pemasarandan lain-lain.24 b) Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dankegiatan pemasaran produk.25Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitan, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran atau produksi, dikelompokan sebagai biaya administrasi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastkan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi.26Contoh biaya ini adalah biaya telepon, biayaperalatan kantor, dan lain -lainnya.Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula disebut biaya komersial. 23 Bustami, Akuntansi...,, hal.13 Mulyadi, Akuntansi Biaya..., hal.13 25 Mulyadi, Akuntansi Biaya..., hal.14 26 Mowen, Akuntansi Manajemen ..,hal.59 24 16 b. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompoakkan menjadi dua golongan: 1) Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah suatu obejek biaya berkaitan dengan suatu objek biaya dan dapat dilacak ke objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomi (biaya efektivitas). Istilah biaya terlacak digunakan untuk menggambarkan pembebanan biaya lansung atas suatu objek biaya. 27 2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrk. Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu28. c. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya denganperubahan volume kegiatan. Penggolongan biaya sesuai dengan aktivitas perusahaan terutamauntuk tujuan perencanan, pengendalian serta pengembangan keputusan. Berdasarkan perilakunya terhadap kegiatan perusahaan biaya dapatdikelompokkan menjadi: 1) Biaya Tetap (Fixed Cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak akan berubah secara total untuk jangka waktu tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas tingkat aktivitas atau volume yang terkait. Karakteristik biaya tetap adalah: Biaya yang jumlah totalnya 27 Charles T, Horngren, Akuntansi Biaya, (Jakarta: PT. Indeks. 2008), hal 35 Garrison Noreen Brewer. Akuntansi Manajerial, (Jakarta: Salemba Empat. 2013), hal 30 28 17 tidak berubah dalam kaisaran volume tertentu, cost per unit berubah dalam kaisaran relevan, dapat dibebankan ke departemen-departemen dengan dasar keputusan manajemen atau metode alokasi biaya arbitrer, dan tanggung jawab pengendalian berada di tangan manajemen eksekutif dari Supervisor Operasional.29 Sebagai contoh sewa kendaraan sebulan sebesar 300 ribu rupiah ini merupakan biaya tetap, jika jumlah kilometer yang ditempuh dianggap sebagai volume kegiatan, maka berapa pun kilometer yang ditempuh dalam periode sebulan tidak akan mempengaruhi jumlah sewanya. 2) Biaya Variabel (Variable Cost). Biaya variabel secara total berubah proporsional mengikuti perubahan tingkat aktivitas atau volume yang terkait.30 Semakin tinggi volumekegiatan maka semakin tinggi pula total biaya variabel. Elemen biayavariabel ini terdiri atas: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsungyang dibayar per buah produk atau per jam, biaya overhead pabrikvariabel, biaya pemasaran variabel. Karakteristikbiaya variabel adalah biaya persatuan dipengaruhi oleh perubahanvolume kegiatan. Sebagai contoh adalah upah tenaga kerja langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah adalah 1.000 rupiah bila hanya satu unit yang dapat diproduksi. Upah menjadi 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah bila 10 yang diproduksi. 3) Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang mempunyai unsur tetap danvariabel di dalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlahminimal untuk menyediakan produk dan jasa. Sedangkan unsur variabelmerupakan bagian dari biaya semi 29 Lukman, Akuntansi Biaya....., hal 4 Horngren , Akuntansi Biaya...,Hal.37. 30 18 variabel yang dipengaruhi olehkegiatan. Karakteristik biaya semi variabel adalah biaya yang jumlahtotalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Akantetapi sifat perubahannya tidak sebanding, biaya akan berbandingterbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan. 4) Biaya Semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi. d. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Pengeloaran modal Pengeluaran modal adalah biaya yan dikeluarkan untuk memberikan manfaat masa depan dan dalam jangka waktu yang panjan dan dilaporkan sebagai aktiva.Contohnya adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap atau pembelian mesin dan peralatan. 2) Pengeluaran pendapatan Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Contohnya mesin atau peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan penyusutan. Penyusutan ini disebut sebagai pengeluaran pendapatan yang akan dilaporkan sebagai beban.31 4. Penelusuran Biaya ke Objek Biaya Pengukuran biaya tergantung kepada kemampuan untuk menelusuri biaya tersebut ke objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat 31 Bustami, Akuntansi Biaya..., hal.16 19 membedakan biaya menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.32 Biaya yang paling akurat dibebankan ke objek biaya adalah biaya langsung karena biaya ini dapat ditelusuri secara langsung ke objek biaya yang mengkonsumsinya. Biaya tidak langsung dibebankan melalui alokasi. Keakuratan alokasi biaya tergantung kepada keakuratan pemilihan dasar alokasi atau pemicu biaya (cost driver). Cost driver adalah faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya biaya, seperti unitproduksi, jam kerja langsung, dan jam mesin. Contoh sebagai berikut: a. Jika objek biaya yang digunakan adalah produksi maka biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tidak langsung. b. Jika objek biaya yang digunakan adalah produk, maka setiap bahan yang menyusun produk tersebut serta biaya paten dan royalty merupakan biaya langsung. Demikian juga dengan tenaga kerja langsung yang merubah bahan baku menjadi produk jadi juga merupakan biaya langsung. Biaya tidak langsung seperti asuransi, sewa pabrik, dan lain sebagainya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke produk. c. Jika objek biaya yang digunakan adalah batch maka biaya persiapan (stup cost) merupakan biaya langsung karena biaya ini dapat dialokasikan secara abitrer dialokasikan secara tidak jelas) setiap unit produk. Misalnya: produk air aqua yang menggunakan kemasan botol atau sejenisnya. Jika objek biaya yang digunakan adalah produk, maka air aqua dan tenaga kerja yang membentuk produk tersebut merupakan biaya langsung di mana biaya tersebut dapat diukur ke setiap unit produk, sedangkan botol aqua merupakan biaya tidak langsung karena botol tersebut tidak dapat diukur kepada setiap unit produk. Apabila objek 32 Bustami, Akuntansi Biaya..., hal. 8 20 biaya yang digunakan adalah produksi maka air aqua dan kemasan botol merupakan biaya langsung.33 5. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Klasifikasi biaya yang umun digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan: produk, volume produksi, departemen produksi, dan periode akuntansi. 34 Dalam penggolongan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari biaya yang disajikan. Ada beberapa cara penggolongan biaya yang sering dilakukan, antara lain: a. Pengolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan. Pada perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu di dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Biaya produksi Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhaed pabrik. Biaya bahan baku tersebut yang diolah dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat di identifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi adalah:35 33 Bustami, Akuntansi...,Hal. 9. Bustami, Akuntansi...,, Hal.12 35 Bustami, Akuntansi...,, hal.13 34 21 a) Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contohnya yaitu sebagai berikut: kayu dalam pembuatan meubel, kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, minyak mentah dalam pembuatan bensin, kulit dalam pembuatan sepatu, dan tepung dalam pembuatan kue. b) Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya sebagai berikut: upah koki kue, upah tukang serut dsn potongan kayu dalam pembuatan meubel, tukang jahit, bordir, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian, tukang linting rokok dalam pabrik rokok, operator mesin jika menggunakan mesin. c) Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokan menjadi elemen: 1) Bahan tidak langsung (biaya bahan penolong) Bahan digunakan tidak dalam langsung adalah penyelesaian bahan produk yang tetapi pemakaiannya relatif kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. 22 2) Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai, contohnya gaji satpam buruh, gaji pengawasan pabrik, pekerja bagian pemeliharaan penyimpanan dokumen pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji resepsionis pabrik, dan pegawai yang menangani barang. 3) Biaya tidak langsung lainnya Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengelolahan produk selesai, tetap tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contohnya pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air dan telpon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, refsing karyaan pabrik, dan reparasi mesin dan peralatan pabrik.36 2) Biaya non produksi Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi. Biaya komersial atau operasi ini juga digolongkan sebagai biaya periode yaitu biayabiaya yang dapat dihubungkan dengan interval waktu. Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi elemen: a) Biaya Pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untukmelaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya 36 Bustami, Akuntansi...,, hal.13 23 adalah biaya iklan,biaya promosi, biaya pendalaman dinas, biaya gaji manajer pemasarandan lain-lain.37 b) Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dankegiatan pemasaran produk.38Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitan, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran atau produksi, dikelompokan sebagai biaya administrasi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastkan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi.39Contoh biaya ini adalah biaya telepon, biayaperalatan kantor, dan lain -lainnya.Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula disebut biaya komersial. b. Peggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompoakkan menjadi dua golongan: 1) Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah suatu obejek biaya berkaitan dengan suatu objek biaya dan dapat dilacak ke objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomi (biaya efektivitas). Istilah biaya terlacak digunakan untuk menggambarkan pembebanan biaya lansung atas suatu objek biaya. 40 37 Mulyadi, Akuntansi Biaya..., hal.13 Mulyadi, Akuntansi Biaya..., hal.14 39 Mowen, Akuntansi Manajemen ..,hal.59 40 Charles T, Horngren, Akuntansi Biaya, (Jakarta: PT. Indeks. 2008), hal 35 38 24 2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrk. Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu41. c. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Penggolongan biaya sesuai dengan aktivitas perusahaan terutama untuk pengembangan tujuan perencanan, keputusan. Berdasarkan pengendalian perilakunya serta terhadap kegiatan perusahaan biaya dapat dikelompokkan menjadi: 1) Biaya Tetap (Fixed Cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak akan berubah secara total untuk jangka waktu tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas tingkat aktivitas atau volume yang terkait. Karakteristik biaya tetap adalah: Biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dalam kisaran volume tertentu, cost per unit berubah dalam kisaran relevan, dapat dibebankan ke departemen-departemen dengan dasar keputusan manajemen atau metode alokasi biaya arbitrer, dan tanggung jawab pengendalian berada di tangan manajemen eksekutif dari Supervisor Operasional.42 2) Biaya Variabel (Variable Cost). Biaya variabel secara total berubah proporsional mengikuti perubahan tingkat aktivitas atau volume yang terkait.43 Semakin tinggi volume kegiatan maka semakin tinggi pula total biaya variabel. Elemen biaya variabel ini terdiri atas: biaya bahan 41 Garrison Noreen Brewer. Akuntansi Manajerial, (Jakarta: Salemba Empat. 2013), hal 30 Lukman, Akuntansi Biaya....., hal 4 43 Horngren , Akuntansi Biaya...,Hal.37. 42 25 baku, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar per buah produk atau per jam, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel. Karakteristik biaya variabel adalah biaya persatuan dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. 3) Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang mempunyai unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah minimal untuk menyediakan produk dan jasa. Sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh kegiatan. Karakteristik biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan.. 4) Biaya Semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi. d. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Pengeluaran modal Pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva. 2) Pengeluaran pendapatan Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.44 44 Bustami, Akuntansi Biaya..., hal.16 26 C. Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi (Cost Of Goods Manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan kepada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.45 1. Definisi Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku lansung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhed pabrik ditambah persedian produk dalam proses awal dan dikurang persedian produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.46 Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi 2. Terdapat tiga unsur-unsur harga pokok produksi yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.47 a. Biaya Bahan Baku Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diikuti jejaknya. Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai dalam kegiatan pengolahan produk. Biaya ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai bahan dari produk selesai. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan 45 Mowen, Akuntansi Manajemen ..,hal.60 Bustami, Akuntansi..., hal. 49. 47 Mowen, Akuntansi....,hal. 57 46 27 pada produk tertentu. Biaya ini meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja langsung yang secara praktis dapat diidentifikasikan dengan pengolahan bahan menjadi produk jadi atau setengah jadi. Gaji dan upah operasional mesin umpamanya merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya bahan baku, kenyataan adanya gaji dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksanaya kegiatan produksi mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Karena itu, terhadap gaji dan upah tenaga kerja dibebakan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung meliputi semua biaya (gaji/upah) tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi. Gaji dan upah mandor adalah salah satu contoh dari biaya tenaga kerja tidak langsung. Sebagai contoh gaji karyawan keamanan yang menjaga keamanan lokasi produksi dimana tanpa penjagaan, proses produksi dapat terganggu. c. Biaya Overhead Pabrik Biaya ini meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik meliputi juga biaya bahan penolong, gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya. Biaya depresiasi, dan amortisasi aktiva tetap, serta biaya asuransi umpamanya, merupakan contoh dari biaya overhead pabrik. Untuk menentukan harga pokok produk sebagai dasar penilaian persediaan, terdapat perbedaan yang fundamental tentang apa yang harus dilakukan terhadap biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik. 28 3. Tujuan Harga Pokok Produksi Tujuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut: a. Menentukan Harga Jual Produk Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya.48 b. Memantau Realisasi Biaya Produksi Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah di putuskan untuk dilaksanakn, Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya produksi untuk jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok proses.49 c. Menghitung Laba Rugi Periodik Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.50 48 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.65 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.65 50 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.66 49 29 d. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca. Pada saat manajemen dituntut keuangan periodik, pertanggungjawaban untuk membuat manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal nerca. Disamping itu, berdasarkan catatan tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persedian produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.51 4. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi.52 Dalam pengumpulan Harga Pokok terdapat dua metode, yaitu : a. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method) Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanantertentu dan harga pokok per satuan produk yang dihasilkan untukmemenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. 51 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.67 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.37 52 30 Karakteristik kegiatan usaha perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan adalah: 1) Proses pengelolahan produk jadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan dimulai dengan pesanan berikutnya. 2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain. 3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, buka untuk memenuhi persedian digudang. Karakteristik kegiatan usaha perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan tersebut diatas berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Meetode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:53 a) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. b) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok, yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. c) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. d) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabik diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 53 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.38 31 e) Harga pokok peroduksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.54 b. Metode Harga Pokok Proses (Process Costing Method) Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok satuan per produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.55 Dalam metode harga pokok proses, harga pokok produk dihitung pada akhir periode akuntansi. Harga produk tidak dihitung setiap kali produk selesai diproduksi karena proses produksinya terus menerus. Metode harga pokok proses menggunakan perhitungan harga pokok sesungguhnya (actual costing). Perhitungan harga pokok sesungguhnya membebankan biaya sesungguhnya untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Hal ini memungkinkan karena semua biaya produksi sesungguhya sudah dapat diketahui pada akhir periode akuntansi. Biaya bahan baku biasanya juga tidak dipisahkan antara bahan baku langsung dengan bahan baku tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung juga tidak dipisahkan antara biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tenaga kerja tidak langsung. Hal ini karena produk yang dihasilkan adlah standar sehingga penyerapan biaya produksinya realatif sama antara satu produk dengan produk lainnya. Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan dengan menggunakan media 54 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.39 Mulyadi, Akuntansi Biaya...,hal.17 55 32 yang disebut laporan harga pokok produksi (cost of production report). 5. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi 1. Metode Full costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap.Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsurbiaya produksi sebagai berikut: Biaya bahan baku Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx + Harga pokok produksi Rp xxx Dengan demikian harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).56 2. Metode VariabelCosting Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode variabelcosting terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut: Biaya bahan baku 56 Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Mulyadi, Akuntansi,...hal 19 33 Harga pokok produksi Rp xxx Dengan demikian harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaranvariabel, dan biaya administrasi dan umum variabel). Metode full costing maupun variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Metode full costing menunda pembebanan biaya overhead pabrk tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan itu dijual. Jadi biaya overhead pabrik yang terjadi, baik yang berprilaku tetap maupun yang variabel, masih dianggap sebagai aktiva (karena melekat pada persediaan) sebelum persediaan itu dijual. Sedangkan dalam metode variabel costing tidak menyetujui penundaan pembebanan biaya overhead pabrik tetap tersebut (atau dengan kata lain tidak menyetujui pembebanan biaya overhead pabrik tetap kepada produk).Menurut metode variabel costing penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama dalam periode yang akan datang.57 D. Proses Costing 1. Definisi Proses Costing Proses costing method adalah metode pengumpulan kos produk/jasa yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu, dan membebankan activity cost keseluruh produk/jasa yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.58 Perhitungan biaya berdasarkan proses merupakan sistem 57 Mulyadi, Akuntansi...,hal. 123 Mulyadi, Activity Based Cost system, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), Hal.29 58 34 perhitungan biaya produk yang mengakumulasikan biaya menurut proses atau departemen dan membebankan pada sejumlah produk yang hampir serupa. 2. Karakteristik Proses Costing Perusahaan yang memiliki produk homogen yang diproses melalui serangkaian proses atau departemen yang serupa menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses. Perusahaan ini biasanya terlibat dalam produki massal yang berkelanjutan dari beberapa produk yang serupa.59 Sistem biaya proses diterapkan pada industri manufaktur yang krakteristik produksinya sebagai berikut:60 a. Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terusmenerus. b. Produk yang dihasilkan merupakan produksi massal dan bersifat seragam (homogen). c. Tujuan produksinya adalah untuk membentuk persediaan (inventory) d. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir bulan, akhir tahun. e. Produk yang belum selesai pada akhir periode dicatat ke dalam rekening persediaan produk dalam proses. Dalam hal ini digunakan istilah ekuivalen yaitu ukuran untuk unit produk dalam proses yang disetarakan dengan unit yang telah selesai. tujuannya adar memudahkan perhitungan kos produk dalam proses akhir periode. f. Pada akhir periode dibuat laporan kos produksi untuk setiap departemen yang berisi informasi tentang skedul kuantitas (laporan produksi) skedul kos (pembebanan kos), skedul alokasi (perhitungan kos) yang menyangkut pertanggung jawaban kos yang telah 59 Blocher, AkuntansiManajemen...,hal 286 Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 64 60 35 dikeluarkan dan dibebankan pada persedian produk jadi dan persediaan produk dalam proses. g. Pada umumnya produk jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya sampai produk jadi. 3. Tahapan-Tahapan Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses Dokumen utama pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses secara umum adalah laporan biaya produksi, yang disiapkan pada setiap akhir periode untuk setiap proses atau departemen produksi. Laporan biaya produksi (production cost report) meringkas jumlah unit fisik dan unit ekuivalen dari suatu departemen, biaya yang dikeluarkan selama periode bersangkutan, serta biaya yang dibebankan ke unit yang selesai dan ditransfer maupun presediaan akhir barang dala proses. Penyusunan laporan biaya produksi meliputi lima tahap yaitu:61 a. Menganalisi arus fisik dari unit produksi Tahap pertama adalah menentukan jumlah unit tersedia pada persedian awal barang dalam proses, jumlah unit yang mulai memasuki proses produksi (atau diterima dari departemen sebelumnya), jumlah unit yang diselesaikan, dan jumlah unit pada persedian akhir barang dalam proses. Analisis terhadap unit secara fisik mencakup perhitungan unit input maupun output. Unit input mencakup persediaan awal barang dalam proses dan seluruh unit yang masuk ke departemen produksi selama periode akuntansi. Unit output (output units) mencakup unit yang telah selesai dan ditransfer keluar dari departemen produksi dan terdapat pada persedian akhir barang dalam proses. Contoh menghitung arus fisik dari unit produksi sebagai berikut, persediaan barang dalam proses yang mulai diproses pada periode sebelumnya, tetapi baru selesai sebagian pada akhir periode tersebut yaitu sebesar 10.000 unit dalam contoh, serta produk yang mulai 61 Blocher,Manajemen Biaya...,hal. 290 36 diproses atau diterima pada periode bersangkutan, yaitu sebesar 40.000 unit dalam contoh. Jumlah dari kedua sumber ini adalah sebesar 50.000 unit, yang merupakan jumlah unit yang akan diperhitungkan, yaitu jumlah unit persediaan awal dengan jumlah unit yang mulai diproses selama periode tersebut. b. Menghitung unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya produksi Tujuan perhitungan unit ekuivalen produksi untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik adalah mengukur total usaha yang dikeluarkan dalam proses produksi selam periode akuntansi. Unit-unit fisik yang selesai sebagai diubah menjadi jumlah unit ekuivalen secara keseluruhan. Contoh perhitungan unit ekuivalen sebagai berikut Input Unit Fisik Persediaan barang dalam proses 1 Juni 10.000 Unit yang mulai diproses selama bulan juni 40.000 Total unit yang akan diperhitungkan 50.000 Output Unit yang telah selesaikan & unit yang 44.000 ditransfer keluar selama bulan Juni Persedian barang dalam proses, 30 Juni Perhitungan total unit c. 6.000 50.000 Menentukan total biaya untuk setiap elemen biaya produksi Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya (bahan baku, tenaga kerja, dan overhead) mencakup biaya yang terjadi selama periode bersangkutan dan biaya yang terjadi pada unit persediaan awal barang dalam proses. 37 Persediaan awal barang dalam proses Bahan baku langsung $10.000 Tenaga kerja langsung 1.060 Overhead pabrik 1.620 Total $12.680 Biaya yang ditambahkan selama bulan Juni Bahan baku langsung $ 44.000 Tenaga kerja langsung Overhead pabrik 22.440 43.600 Total biaya yang ditambahkan Total biaya yang akan diperhitungkan d. $110.040 $ 122.720 Menghitung biaya perunit ekuivalen untuk setiap elemen biaya produksi Tujun perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik per unit ekuivalen adalah memperoleh perhitungan biaya produk dan penentuan laba yang tepat untuk suatu periode akuntansi, yang mencakup unit yang belum selesai. e. Membebankan total biaya produksi ke unit yang telah selesai dan persedian akhir barang dalam proses Tujuan perhitungan biaya produksi adalah membebankan total biaya produksi yang dikeluarkan untuk unit produksi yang telah selesai selama periode bersangkutan dan unit yang masih ada dalam proses pada akhir periode tersebut. Total biaya yang dibebankan pada tahap 5 harus sama dengan total biaya yang akan diperhitungan pada tahap 3.62 62 Blocher, Manajemen Biaya...,hal. 291 38 4. Persamaan Perhitungan Harga Pokok Proses Dengan Harga Pokok Pesanan Persamaan antara perhitungan harga pokok pesanan dan harga pokok proses adalah sebagai berikut:63 a. Kedua sistem memiliki tujuan utama yang sama-sama membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik ke suatu produk dan untuk menyediakan mekanisme perhitungan biaya per unit. b. Kedua sistem menggunakan akun manufaktur dasar yang sama, termasuk overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. c. Aliran biaya melalui akun-akun manufaktur pada dasarnya sama untuk kedua sistem berikut. 5. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses Dengan Metode Harga Pokok Pesanan Perbedaan diantara dua metode pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada:64 a. Pengumpulan Biaya Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi. b. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Unit Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membag total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai di produksi. Sedangkan metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan 63 Garrison, Akuntansi, 2013.., hal 160 Mulyadi, Akuntansi, 2007.., hal .64 64 39 cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi. c. Penggolongan Biaya Produksi Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses, pembebanan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung sering kali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk (seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak, dll). Karena harga pokok per satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi. d. Unsur Biaya Yang Dikelompokkan Dalam Biaya Overhead Pabrik Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrk terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam metode ini baiaya overhead pabrk dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong, dan biaya tenaga kerja (baik langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.65 65 Mulyadi 2007.., hal .65 40 E. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Rici Agustini yang berjudul Analisis Penerapan Metode Process Costing dalam perhitungan Harga Pokok Produksi pada PT Igasar Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dihitung oleh perusahaan dengan metode process costing lebih rendah dibandingkan dengan yang diteliti. Hal ini dikarenakan perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya tidak memperhitungkan semua biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi paving block.66 2. Mayolla Putri Elson (2015) dalam penelitiannya metode full costing dalam penentuan harga pokok produksi pada usaha gumarang limun koto baru Kabupaten Solok di Solok. Dalam hasil penelitian ini, terdapat perbedaan antara harga pokok produksi yang dibebankan oleh perusahaan dengan harga pokok produksi yang ditemukan oleh peneliti tersebut. 3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Isnani yang berjudul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menetapkan Harga Jual Beton Pada PT Indo Beton Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengklasifikasian biaya yang kurang tepat pada perhitungan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung serta adanya biaya retarder, biaya penyusutan kendaraan operasional dan biaya penyusutan gedung pabrik yang tidak di masukkan ke dalam perhitungan biaya overhead pabrik . Hal ini menyebabkan perbedaan dalam perhitungan harga pokok produksi. Harga pokok produksi berdasarkan perhitungan analisis adalah Rp.734.812.592 yaitu lebih besar Rp.7.000.000 dari perhitungan perusahaan sebesar Rp.727.812.592.67 Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakasn process 66 Rici Agustini, Analisis Penerapan Metode Process Costing dalam perhitungan Harga Pokok Produksi pada PT Igasar Padang, (Batusangkar : STAIN Batusangkar) 67 Nurul, Isnani, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menetapkan Harga Jual Beton Pada PT Indo Beton Palembang. 41 costing method pada Usaha Dapur Mas, pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu, yang mana kesamaan tersebut terlihat dari cara perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan process costing method, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada tempat penelitian yang mana tempat penelitian ini pada Usaha Dapur Mas. F. Kerangka Berpikir Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Dapur Mas dilakukan berdasarkan perkiraan pemilik usaha Perlu perhitungan harga pokok produksi berdasarkan process costing method Dampak perhitungan harga pokok produksi berdasarkan process costing method terhadap laba dan penjualan Hasil Penilitian Hasil perhitungan process costing method pada Usaha Dapur Mas Gambar 2.1 Kerangka Berpikir BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian analisis deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.68 Data tersebut didapat langsung dari pemilik Dapur Mas berada di, Jorong Jambu, Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar dan di analisis menggunakan Process Costing Method. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini memakan waktu sekitar 3 bulan yang dimulai dari bulan November 2016 sampai Januari 2017, dengan lokasi penelitian pada Dapur Mas berada di Jorong Jambu, Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. C. Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: sumber data primer dan sumber data sekunder, sumber data primer adalah pemilik perusahaan, sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa dokumentasi seperti nota pembelian biaya-biaya bahan baku. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Penulis memperoleh data yang dibutuhkan untuk penelitian ini dengan cara wawancara langsung dengan pengusaha / pemilik usaha 68 Sujoko Efferin, et. Al., Metode Penelitian Akuntansi: Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatis dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 47 42 43 Dapur Mas untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek yang penulis teliti. 2. Dokumentasi Teknik Dokumentasi yaitu berupa nota pembelian bahan baku E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan metode harga pokok proses (process costing method). Langkah- langkah perhitungan biaya berdasarkan proses ada 5 yaitu: 1. Menganalisis ringkasan aliran unit fisik Yaitu menentukan jumlah produk dalam proses awal, jumlah produk yang telah selesai atau produk jadi, dan jumlah produk dalam proses akhir. Analisis terhadap unit secara fisik mencakup perhitungan unit input maupun output. 2. Perhitungan terhadap output unit ekuivalen Tujuan perhitungan unit ekuivalen produksi untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik adalah mengukur total usaha yang dikeluarkan dalam proses produksi selama periode akuntansi. Perhitungan unit ekuivalen menggunakan rumus unit ekuivalen produksi yaitu sebagai berikut. Rumus Unit Ekuivalen = Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian 44 3. Menghitung biaya perunit ekuivalent untuk setiap elemen biaya produksi Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara BBB per unit = BB PDP Awal + BBB yang dikeluarkan bulan ini Unit Ekuivalen BBB BTK per unit = BTK PDP Awal + BTK yang dikeluarkan sekarang Unit Ekuivalen BTK BOP per unit = BOP PDP Awal + BOP Saat ini Unit Ekuivalen BOP 4. Menentukan total biaya untuk setiap elemen biaya produksi Menjumlahkan total biaya pada Produk Dalam Proses Awal ditambahkan dengan total biaya periode sekarang. Jumlah biaya tersebut diperoleh dari formulir permintaan bahan baku, kartu absen tenaga kerja, dan kartu alokasi biaya overhead pabrik. 5. Membebankan total biaya produksi ke unit yang telah selesai dan persedian akhir barang dalam proses. Tujuan laporan biaya produksi adalah membebankan total biaya produksi yang dikeluarkan untuk unit produk yang telah selesai selama periode bersangkutan dan unit yang masih ada dalam proses pada akhir periode tersebut.69 Cara perhitungan harga pokok produksi adalah sebagai berikut: 69 Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Harga pokok produksi xxx Blocher, Dkk,Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Ed. 5 Buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), Hal. 290-291 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Usaha Dapur Mas merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan makanan yang didirikan oleh bapak M.D Raffal atau biasa dikenal dengan nama bapak Masril selaku pemilik perusahaan pada tahun 1988 yang mana perusahaan ini dahulunya bernama Usaha Keluarga, setelah Usaha keluarga beroperasi selama 5 tahun, pada tahun 1993 Usaha Keluarga di rubah namanya menjadi Usaha Dapur Mas dikarenakan sudah banyak orang menggunakan nama Usaha Keluarga. Alasan pemilik memproduksi dakak-dakak karena dakak-dakak merupakan makan khas tradisional Simabur yang banyak diminati oleh masyarakat. Pada mulanya Usaha Dapur Mas ini berproduksi dengan skala kecil untuk wilayah Simabur, Batusangkar dan sekitarnya saja, akan tetapi tahun-tahun berikutnya mulai melebar kedaerah Padang Panjang, Pasar Raya Padang, Dhamasraya, dan sebagian daerah Riau. 2. Produk Yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan oleh Usaha Dapur Mas ini adalah dakakdakak dan kue karambie. yang beralamat di Jorong Jambu, Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. B. Temuan Penelitian 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi oleh Usaha Dapur Mas a. Kue Karambia Dalam perhitungan harga pokok produksi yang digunakan dalam membuat produknya Usaha Kue Dapur Mas masih melakukan perhitungan harga pokok tersebut secara tradisional, berikut data 45 46 yang penulis peroleh dalam menetukan harga produksi kue karambia oleh Usaha Dapur Mas. Dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut: Tabel 4.1 Biaya Produksi Kue Karambia Usaha Kue Dapur Mas Keterangan Kuantitas Beras 100 liter Harga Total per-satuan Biaya Rp 9.000 Rp 900.000 Minyak goreng 23 Kg Rp 10.000 Rp 230.000 Kelapa 20 butir Rp 4.500 Rp 90.000 Bumbu perasa 1 paket Rp 50.000 Rp 50.000 Gula 15 Kg Rp 12.000 Rp 180.000 Kayu 10 ikat Rp 7.000 Rp 70.000 Upah Rp 380.000 Biaya tak terduga Rp 100.000 Biaya pemeliharaan Rp 100.000 Jumlah Rp 2.100.000 Sumber: Usaha Dapur Mas Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa biaya produksi yang di keluarkan selama produksi adalah Rp 2.100.000, dengan rincian beras Rp 900.000 , Minyak Goreng Rp 230.000 , Kelapa Rp 90.000 , Bumbu Perasa Rp 50.000 , Gula Rp 180.000 , Kayu Rp 70.000 , Upah Rp 380.000 , Biaya tak terduga Rp 100.000 , Biaya Pemeliharaan Rp 100.000 (5% x biaya yang dikeluarkan) (5% x Rp 2000.000 = Rp 100.000). 47 Dari biaya yang dikeluarkan pada tabel di atas produk kue karambia dapat menghasilkan sebanyak 83 Kg70. maka Usaha Dapur Mas menetapkan harga pokok produksi perkilo dengan cara berikut : ue karambia = ue karambia = Kue karambia jumlah biaya yang dikelurkan produk jadi Rp . = Rp . g . Jadi dari perhitungan tersebut dapat dilihat Usaha Dapur Mas menetapkan harga pokok produksi untuk Kue Karambia Rp 25.300. b. Dakak-Dakak Dalam perhitungan harga pokok produksi yang digunakan dalam membuat produk Dakak-Dakak oleh Usaha Kue Dapur Mas juga melakukan perhitungan harga pokok hampir sama dengan Kue Karambia, berikut data yang penulis peroleh dalam menetukan harga produksi Dakak-Dakak oleh Usaha Dapur Mas. Dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut: 70 Wawancara dengan, Masril (Minggu, 30 Oktober 2016 di Batusangkar) 48 Tabel 4.2 Biaya Produksi Dakak-Dakak Usaha Kue Dapur Mas Keterangan Kuntitas Harga Total Biaya Beras 100 liter Rp 9.000 Rp 900.000 Minyak goring 33 Kg Rp 10.000 Rp 330.000 Bumbu perasa 1 paket Rp 60.000 Rp 60.000 Telor 45 butir Rp 1.500 Rp 67.500 Kayu 10 ikat Rp 7.000 Rp 70.000 Upah Rp 380.000 Biaya tak terduga Rp 100.000 Biaya pemeliharaan Rp 95.400 Rp 2.002.900 Jumlah Sumber: Usaha Dapur Mas Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa biaya produksi yang di keluarkan selama produksi adalah Rp, 2.002.900 dengan rincian Beras Rp 900.000 , Minyak Goreng Rp 330.000 Bumbu Perasa Rp 60.000, Kayu Rp 70.000 , Upah Rp 380.000 , Biaya tak terduga Rp 100.000 , Biaya Pemeliharaan Rp 100.000 (5% x biaya yang dikeluarkan) (5% x Rp 1.907.500 = Rp 95.400). Dari biaya yang dikeluarkan pada tabel di atas produk dakakdakak dapat menghasilkan sebanyak 78 Kg71. maka usaha dapur mas menetapkan harga pokok produksi perkilo dengan cara berikut : dakak dakak = dakak dakak = jumlah biaya yang dikeluarkan produk jadi g dakak dakak= Rp 71 . Wawancara dengan, Masril (Minggu, 30 Oktober 2016 di Batusangkar) 49 Jadi dari perhitungan tersebut dapat dilihat Usaha Dapur Mas menetapkan harga pokok produksi untuk dakak-dakak Rp 25.700. C. Teknik Analisis Data 1. Perhitungan Process Costing Method Pada Usaha Dapur Mas Berikut hasil dari perhitungan dan langkah-langkah dalam memperhitungkan process costing method selama bulan November 2016 : a. Menganalisis Ringkasan Aliran Unit Fisik Langkah awal yang harus diterapkan pada usaha dapur mas ini adalah menghitung fisik dari produksi yang mereka lakukan seperti yang ada pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Ringkasan Aliran Fisik Unit Produksi Per November 2016 Usaha Dapur Mas Keterangan Produk Kue Karambia Dakak-Dakak Produk masuk proses 747 Kg 780 Kg Produk jadi 737 Kg 775 Kg 10 Kg 5 Kg 747 Kg 780 Kg Produk Cacat Produk selama Bulan November Sumber: Usaha Dapur Mas (wawancara) Selama bulan November usaha Dapur Mas memproduksi kue karambia sebanyak 9 kali produksi dengan jumlah 747 Kg, dari 747 Kg ini terdapat 10 kg produk cacat, dan produk jadi sebanyak 737 Kg. Untuk Dakak-Dakak Usaha Dapur Mas memproduksi sebanyak 10 kali produksi dengan jumlah 780 Kg, terdapat 5 Kg produk cacat dan 775 Kg produk jadi72. 72 Wawancara dengan, Masril (Rabu, 2 november 2016 di Batusangkar) 50 b. Perhitungan Terhadap Output Unt Ekuivalen Setelah melakukan analisis ringkasan aliran unit fisik produk usaha dapur mas langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan perhitungan terhadap output unit ekuivalen. Dilihat dari proses pembuatan kedua produk ini ternyata hanya ada produk cacat dan produk jadi saja dan tidak terdapat produk dalam proses. Banyak produksi Usaha Dapur Mas dapat dilihat dari tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Unit Ekuivalen Per November 2016 Usaha Dapur Mas Keterangan Produk Kue Karambia Barang Dalam Proses Produk Jadi Produk Cacat Produksi Selama November Dakak-Dakak 0 Kg 0 Kg 737 Kg 775 Kg 10 Kg 5 Kg 747 Kg 780 Kg Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Perhitungan process costing method pada Usaha Dapur Mas selama bulan November 2016 menghasilkan Produk kue karambia sebanyak 747 Kg, diantara 747 Kg ada produk cacat sebanyak 10 Kg, sehingga produk jadinya hanya sebanyak 737 kg saja, sedangkan untuk produk DakakDakak selama Bulan November 2016 sebanyak 780 Kg, dan juga terdapat produk cacat sebanyak 5 Kg, sehingga produk yang jadi hanya sebanyak 775 Kg.73 Perhitungan unit ekuivalen menggunakan rumus unit ekuivalen produksi adalah sebagai berikut : 1) Kue Karambia Unit ekuivalen = produk selesai + (PDP Akhir tingkatan x Tingkat Penyelesaian) Unit ekuivalen = 747 + (0 x 0) 73 Wawancara dengan, Masril (Rabu, 2 November 2016 di Batusangkar) 51 = 747 Kg 2) Dakak-Dakak Unit ekuivalen = produk selesai + (PDP Akhir tingkatan x Tingkat Penyelesaian) Unit ekuivalen = 780 + (0 x 0) = 780 Kg c. Menentukan Total Biaya Untuk Setiap Elemen Biaya Produksi 1. Produk Kue Karambie a) Biaya Bahan Baku Tabel 4.5 Biaya Bahan Baku Kue Karambia November 2016 Usaha Dapur Mas Jenis Bahan Kuantitas Harga/kg Baku Total (Rp) (kg) Beras 900 liter Rp 9.000 Rp 8.100.000 Minyak 207Kg Rp 10.000 Rp 2.070.000 Kelapa 180 butir Rp 4.500 Rp 810.000 Bumbu Perasa 9 paket Rp 50.000 Rp 450.000 Gula Pasir 135 kg Rp 12.000 Rp 1.620.000 Total Biaya Bahan Baku kue karambia Rp 13.050.000 Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Berdasarkan tabel di atas merupakan hasil dari perhitungan process costing method selama November 2016 pada usaha dapur mas yang mana biaya bahan baku yang dikeluarkan atau yang dibutuhkan untuk membuat 747 kg kue karambia pada usaha dapur mas selama November 2016 adalah sebanyak Rp 13.050.000, yang mana untuk membuat 747 Kg kue karambia ini membutuhkan 900 liter beras, 207 Minyak Goreng, 180 butir kelapa, 135 kg gula pasir dan ditambah dengan bumbu perasa. Saat memperhitungkan process 52 costing method ini pada Usaha Dapur Mas penulis memisahkan antara biaya bahan baku dengan biaya bahan penolong, yang mana sebelumnya pemilik usaha dapur mas tidak pernah melakukan pengelompokan biaya-biaya tersebut kepada posnya masing-masing. b) Biaya Tenaga Kerja Tabel 4.6 Biaya Tenaga Kerja Kue Karambie Bulan November Usaha Dapur Mas Bagian Pekerjaan Jumlah Upah per Jumlah pekerja hari Total hari kerja Tumbuk Beras 1 Rp. 80.000 9 Rp 720.000 Rendang Tepung 1 Rp. 50.000 9 Rp 450.000 Mencetak 5 Rp. 50.000 9 Rp 2.250.000 Total Biaya Tenaga Kerja kue karambia Selama bulan Rp 3.420.000 November Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Dari perhitungan biaya tenaga kerja yang di hitung berdasarkan process costing method total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 3.420.000 selama bulan November 2016, yang mana usaha dapur mas melakukan produksi untuk kue karambia sebanyak 9 kali selama November 2016 c) Biaya Overhead Pabrik 1) Biaya Bahan Penolong 53 Tabel 4.7 Biaya Bahan Penolong Kue Karambie November 2016 Usaha Dapur Mas Kuantitas Harga /Lembar Biaya Bahan Jumlah Penolong Kayu 90 Ikat Rp. 7.000 Rp 630.000 Plastik 12 Kg Rp 18.000 Rp 216.000 Rp Rp Kantong 8 bks 8000 Merek 64.000 Rp 83.000 Total Biaya Bahan Penolong Rp 993.000 Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Tabel 4.7 diatas merupakan hasil dari perhitungan process costing method pada usaha dapur mas, saat dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode proses akan muncul biaya bahan penolong, sedangkan jika menggunakan metode yang digunakan oleh perusahaan tidak akan ada biaya bahan penolong karena seluruh biaya tersebut dikelompokkan kepada biaya bahan baku saja begitu juga dengan biaya overhead yang lainnya. Saat melakukan produksi kue karambia muncullah biaya bahan penolong yaitu biaya kayu sebesar 630.000, biaya plastik 216.000, biaya kantong sebesar 64.000, dan biaya merek sebesar 83.000. 2) Biaya air dan listrik Biaya listrik yang dikeluarkan setiap bulannya oleh Usaha Dapur Mas yaitu sebesar Rp.250.000,-. Maka setiap tahunnya perusahaan akan membayar Rp. 3.000.000. jadi biaya listrik dan air untuk produk kue karambia adalah sebagai berikut: 54 beban listrik = . Rp . beban listrik yang di keluarkan untuk produk kue karambia pada bulan November adalah Rp 123.000. 3) Biaya Bahan Bakar Minyak Kompor Biaya bahan bakar minyak kompor yang dikeluarkan setiap bulannya yaitu Rp. 450.000. berikut biaya bahan bakar minyak kompor untuk produk kue karambia selama bulan November atau selama diterapkan process costing method. ue arambia = jumlah produk yang dihasilkan total keseluruhan produk biaya bahan bakar minyak kompor 0.000 = Besarnya biaya bahan bakar minyak kompor yang digunakan untuk memproduksi kue karambia selama bulan November adalah sebesar Rp. 220.000 4) Penyusutan kompor minyak Harga perolehan kompor minyak adalah Rp. 250.000,-. Jumlah kompor yang digunakan yaitu 2, maka harga perolehan untuk kompor minyak Rp 500.000 55 Biaya penyusutan kompor minyak untuk kue karambia selama bulan November adalah sebesar Rp. 5) Biaya Bahan Bakar Kendaraan Biaya bahan bakar yang dikeluarkan selama bulan November sebesar Rp 1.200.000, biaya ini dikeluarkan untuk menjalankan kendaraan mobil ataupun motor untuk membeli bahan baku dan memasarkan produknya. Yang mana biaya ini dapat di alokasikan kemasing-masing produk. Berikut biya bahan bakar untuk produk kue karambia kue karambia= jumlah produk yang dihasilkan biaya bahan bakar total keseluruhan produk biaya bahan bakar = Rp . . = Besarnya biaya bahan bakar yang terpakai untuk memproduksi kue karambia adalah Rp. 6) Penyusutan Ampia Rolling/ alat cetak Harga perolehan ampia rolling/alat cetak adalah Rp. 3.500.000, penyusutan dari alat cetak ini sebagai berikut: 56 Biaya penyusutan ampia rolling untuk produk kue karambia bulan November untuk kue karambia sebesar Rp. 72.900 7) Penyusutan Glower/ Penghembus Api Harga perolehan 2 buah glower adalah sebesar Rp. 700.000. Berikut penyusutan glower untuk kue karambia Biaya penyusutan glower/penghembus api selama bulan November untuk kue karambia sebesar Rp. 8) Penyusutan Wajan Harga perolehan Wajan adalah Rp. 280.000, Jumlah wajan yang digunakan yaitu 5, maka harga perolehan untuk wajan Rp.1.400.000. Penyusutan dari alat cetak ini sebagai berikut: 57 Biaya penyusutan wajan selama bulan November untuk kue karambia sebesar Rp. 14.300 9) Biaya Penyusutan mesin press Harga perolehan mesin press cetak adalah Rp. 400.000 per unit, mesin press yang digunakan sebanyak 3 unit maka total harga perolehan Rp 1.200.000 penyusutan dari alat cetak ini sebagai berikut: Biaya penyusutan mesin press selama bulan November untuk kue karambia sebesar Rp. 12.200 Setelah diterapkan perhitungan biaya tersebut maka jumlah dari biaya overhead selama bulan November untuk produk kue karambia adalah sebagai berikut: 10) Biaya gaji sopir Biaya gaji supir yang dikeluarkan usaha dapur mas selama bulan November 2016 untuk 2 orang sebesar Rp 2.400.000, biaya ini dikeluarkan untuk menjalankan kendaraan mobil ataupun motor untuk memasarkan 58 produknya. Jadi biaya gaji sopir untuk produk kue karambia adalah kue karambia = jumlah produk yang dihasilkan gaji supir total keseluruhan produk kue karambia = Rp . . = Besar gaji supir yang dikeluarkan untuk produk kue karambia adalah sebesar Rp 1.174.000 Setelah dilakukan perhitungan terhadap biaya-biaya overhead pabrik diatas, maka jumlah pembebanan biaya overhead pada produk kue karambia dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Biaya overhead pabrik yang dibebankan Kepada produk kue karambia Selama Bulan November 2016 Biaya Overhead Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 993.000 Biaya Air Listrik Rp 123.000 Biaya minyak kompor Rp 220.000 Biaya kompor minyak Rp 10.200 Biaya bahan bakar kendaraan Rp 587.000 Biaya ampia rolling Rp 72.900 Biaya glower /penghembus api Rp Biaya wajan Rp 14.300 Biaya mesin press Rp 12.200 7.100 Biaya gaji sopir Rp 1.174.000 Total Biaya Overhead Rp 3.213.700 Setelah di lakukan perhitungan berdasarakan proses costing method maka biaya overhead yang dikeluarkan 59 untuk produk kue karambia selama bulan November 2016 adalah Rp 3.213.700 2. Produk Dakak-Dakak a) Biaya Bahan Baku Tabel 4.9 Biaya Bahan Baku Dakak-Dakak November 2016 Usaha Dapur Mas Jenis Bahan Kuantitas Harga/kg Baku Total (Rp) (kg) Beras 1000 liter Minyak 330 Kg Telor 450 butir Bumbu 10 paket Rp 9.000 Rp 9.000.000 Rp 10.000 Rp 3.300.000 Rp 1.500 Rp 775.000 Rp 60.000 Rp 600.000 Perasa Total Biaya Bahan Baku dakak-dakak Rp 13.675.000 Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Terlihat pada tabel diatas merupakan hasil dari penerapan process costing method selama November 2016 pada usaha dapur mas yang mana biaya bahan baku yang dikeluarkan atau yang dibutuhkan untuk membuat 780 kg dakak-dakak pada Usaha Dapur Mas selama November 2016 adalah sebanyak Rp 13.675.000, yang mana untuk membuat 780 Kg dakak-dakak ini membutuhkan 1000 liter beras, 330 Minyak Goreng, 450 butir telor dan ditambah dengan bumbu perasa. Saat memperhitungkan process costing method ini pada usaha dapur mas penulis memisahkan antara biaya bahan baku dengan biaya bahan penolong, yang mana sebelumnya pemilik Usaha Dapur Mas tidak melakukan pengelompokan biaya-biaya tersebut kepada posnya masing-masing. 60 b) Biaya Tenaga Kerja Bagian Tabel 4.10 Biaya Tenaga Kerja Dakak-Dakak Bulan November Usaha Dapur Mas Jumlah Upah per hari Jumlah hari Pekerjaan pekerja Total kerja Tumbuk Beras 1 Rp. 80.000 10 Rp 800.000 Rendang Tepung 1 Rp. 50.000 10 Rp 500.000 Mencetak 5 Rp. 50.000 10 Rp 2.500.000 Total Biaya Tenaga Kerja kue karambia Selama bulan Rp 3.800.000 November Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Dilihat dari perhitungan biaya tenaga kerja yang di hitung berdasarkan process costing method total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 3.800.000 selama bulan November 2016, yang mana usaha dapur mas melakukan produksi untuk dakak-dakak sebanyak 10 kali selama November 2016 61 c) Biaya Overhead Pabrik 1) Biaya Bahan Penolong Tabel 4.11 Biaya Bahan Penolong Dakak-Dakak November 2016 Usaha Dapur Mas Kuantitas Harga /Lembar Biaya Bahan Jumlah Penolong Kayu 100 Ikat Rp 7.000 Rp 700.000 Plastik 15Kg Rp 18.000 Rp 270.000 Kantong 8 bks Rp Rp 64.000 Rp 83.000 8000 Merek Total Biaya Bahan Penolong Rp1.117.000 Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Tabel 4.11 diatas merupakan hasil dari penerapan process costing method pada Usaha Dapur Mas, saat dilakukan perhitungan dengan menggunkan metode proses akan muncul biaya bahan penolong, sedangkan jika menggunakan metode yang digunakan oleh perusahaan tidak ada biaya bahan penolong karena seluruh biaya tersebut dikelompokkan kepada biaya bahan baku saja begitu juga dengan biaya overhead yang lainnya. Saat melakukan produksi Dakak-Dakak muncullah biaya bahan penolong yaitu biaya kayu sebesar Rp 700.000, biaya plastik Rp 270.000, biaya kantong sebesar Rp 64.000, dan biaya merek sebesar Rp 83.000. 2) Biaya air dan listrik Biaya listrik yang dikeluarkan setiap bulannya oleh Usaha Dapur Mas yaitu sebesar Rp.250.000,-. Maka setiap tahunnya perusahaan akan membayar Rp. 3.000.000. jadi 62 biaya listrik dan air untuk produk dakak-dakak adalah sebagai berikut: Besarmya biaya air dan listrik yang dikeluarkan untuk produk dakak-dakak pada bulan november adalah Rp 127.700. 3) Biaya Minyak Kompor Biaya bahan bakar minyak kompor yang dikeluarkan setiap bulannya yaitu Rp. 450.000. berikut biaya bahan bakar minyak kompor untuk produk kue karambia selama bulan November atau selama diterapkan process costing method. 0.000 = Besarnya biaya minyak kompor yang digunakan untuk memproduksi dakak-dakak selama bulan November adalah sebesar Rp. 230.000. 63 4) Penyusutan kompor minyak Harga perolehan kompor minyak adalah Rp. 250.000,-. Jumlah kompor yang digunakan yaitu 2, maka harga perolehan untuk kompor minyak selama satu tahun Rp 500.000 - Biaya penyusutan kompor minyak untuk produksi dakak-dakak selama bulan November adalah sebesar Rp. 10.600 5) Biaya Bahan Bakar Kendaraan Biaya bahan bakar yang dikeluarkan selama bulan November sebesar Rp 1.200.000, biaya ini dikeluarkan untuk menjalankan kendaraan mobil ataupun motor untuk membeli bahan baku dan memasarkan produknya. Yang mana biaya ini dapat di alokasikan kemasing-masing produk. Berikut biya bahan bakar untuk produk kue karambia = 64 Besarnya biaya bahan bakar yang terpakai untuk memproduksi dakak-dakak selama bulan November 2016 adalah 6) Penyusutan Glower/ Penghembus Api Harga perolehan 2 buah glower adalah sebesar Rp. 700.000. Berikut penyusutan glower untuk kue karambia Biaya penyusutan glower/penghembus api selama bulan November untuk produk dakak-dakak sebesar Rp. 7) Penyusutan Wajan Harga perolehan Wajan adalah Rp. 280.000, Jumlah wajan yang digunakan yaitu 5, maka harga perolehan untuk wajan Rp.1.400.000. Penyusutan dari alat cetak ini sebagai berikut: 65 Biaya penyusutan wajan selama bulan November untuk dakak-dakak sebesar Rp. 14.900 8) Biaya Penyusutan mesin press Harga perolehan mesin press cetak adalah Rp. 400.000 per unit, mesin press yang digunakan sebanyak 3 unit maka total harga perolehan Rp 1.200.000 penyusutan dari alat cetak ini sebagai berikut: Biaya penyusutan mesin press selama bulan November untuk produk dakak-dakak sebesar Rp. 12.800 9) Biaya gaji sopir Biaya gaji supir yang dikeluarkan usaha dapur mas selama bulan November 2016 untuk 2 orang sebesar Rp 2.400.000, biaya ini dikeluarkan kendaraan mobil ataupun motor untuk menjalankan untuk memasarkan produknya. Jadi biaya gaji sopir untuk produk kue karambia adalah 66 dakak dakak = jumlah produk yang dihasilkan gaji supir total keseluruhan produk dakak-dakak = Rp . . = 1.226.000 Besar gaji supir yang dikeluarkan untuk produk dakakdakak adalah sebesar Rp 1.226.000 Setelah dilakukan perhitungan terhadap biaya-biaya overhead pabrik diatas, maka jumlah pembebanan biaya overhead pada produk kue karambia dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Biaya overhead pabrik yang dibebankan Kepada Produk Dakak-Dakak Selama Bulan November 2016 Biaya Overhead Jumlah Biaya Bahan Penolong Rp 1.117.000 Biaya Air Listrik Rp Biaya minyak kompor Rp. 230.000 Biaya kompor minyak Rp . 10.600 Biaya bahan bakar kendaraan Rp 613.000 Biaya glower /penghembus api Rp 7.500 Biaya wajan Rp . 14.900 Biaya mesin press Rp. 12.800 Biaya gaji sopir Rp 1.226.000 Total Biaya Overhead Rp 3.359.500 127.700 Setelah di lakukan perhitungan berdasarakan proses costing method maka biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk produk dakak-dakak selama bulan November 2016 adalah Rp 3.359.500 67 d. Menghitung Biaya Perunit Ekuivalent 1) Kue Karambia Tabel 4.12 Perhitungan Biaya Perunit Kue Karambia Bulan November Usaha Dapur Mas Biaya Jumlah Produk Biya Biaya Jadi Perunit Biaya Bahan Baku Rp. 13.050.000 747 Kg Rp 17.470 Biaya Tenaga Rp 3.420.000 747 Kg Rp 4.580 Overhead Rp 3.213.700 747 Kg Rp 4.300 Kerja Biaya Pabrik Rp 26.350 Total Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Jika dilakukan perhitungan berdasarkan process costing method maka akan terlihat secara jelas berapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang diserap atau digunakan untuk membuat 1 kg kue kerambia. 2) Dakak-Dakak Tabel 4.13 Perhitungan Biaya Perunit Dakak-Dakak Bulan November Usaha Dapur Mas Biaya Jumlah Produk Biya Perunit Biaya Jadi Biaya Bahan Baku Rp 13.675.000 780 kg Rp 17.530 Biaya Tenaga Kerja Rp 3.800..000 780 kg Rp 4.870 Biaya Overhead Pabrik Rp 3.359.500 780 kg Rp 4.300 Total Rp. 26.700 Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Begitu juga dengan produk dakak-dakak Jika dilakukan penerapan atau perhitungan berdasarkan process costing method juga akan terlihat 68 secara jelas berapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang diserap atau digunakan untuk membuat 1 kg dakakdakak. e. Membebankan Total Biaya Produksi Ke Unit Yang Telah Selesai Dan Persedian Akhir Barang Dalam Proses 1) Kue Karambie Tabel. 4.14 Perhitungan Harga Pokok Produksi Bulan November Usaha Dapur Mas Kue Karambia Keterangan Jumlah (Rp) Biaya Bahan Baku Rp 13.050.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 3.420.000 Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Penolong Rp 993.000 Biaya Air Listrik Rp 123.000 Biaya minyak kompor Rp 220.000 Biaya kompor minyak Rp 10.200 Biaya bahan bakar kendaraan Rp 587.000 Biaya ampia rolling Rp 72.900 Biaya glower /penghembus api Rp Biaya wajan Rp 14.300 Biaya mesin press Rp 12.200 Biaya gaji sopir 7.100 Rp 1.174.000 Biaya overhead pabrik Total Biaya Produksi Jumlah produksi Harga pokok produksi per unit Rp 3.213.700 Rp 19.683.700 747 Kg Rp 26.350 Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Dari perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode process costing method yang penulis terapkan , dapat terlihat 69 bahwa jumlah biaya produksi yang di butuhkan untuk memproduksi 747 kg kue Karambia adalah sebesar Rp 19.683.700, sehingga dapat ditentukan atau dapat dihitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode process costing method sebesar Rp 26.350/ Kg. 2) Dakak-Dakak Tabel. 4.15 Perhitungan Harga Pokok Produksi Bulan November Usaha Dapur Mas Dakak-Dakak Keterangan Jumlah (Rp) Biaya Bahan Baku Rp 13.675.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 3.800.000 Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Penolong Rp1.117.000 Biaya Air Listrik Rp 127.700 Biaya minyak kompor Rp 230.00 Biaya kompor minyak Rp 10.600 Biaya bahan bakar Rp 613.000 kendaraan Biaya glower / penghembus Rp 7.500 Biaya wajan Rp. 14.900 Biaya mesin press Rp 12.800 Biaya gaji sopir Rp1.226.000 api Biaya overhead pabrik Total Biaya Produksi Jumlah produksi Harga pokok produksi per unit Sumber: Usaha Dapur Mas (Hasil Olahan) Rp 3.359.500 Rp 20.834.500 780 Kg Rp 26.700 70 Begitu juga dengan produk dakak-dakak perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode process costing method yang telah diterapkan , dapat terlihat bahwa jumlah biaya produksi yang di butuhkan untuk memproduksi 780 kg dakak-dakak adalah sebesar Rp 20.834.500, sehingga dapat ditentukan atau dapat dihitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode process costing method sebesar Rp 26.700 2. Perbandingan Harga Pokok Produksi Usaha Dapur Mas Dengan Process Costing Method. Perbedaan antara perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Usaha Dapur Mas selama ini dengan process costing method dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Perbandingan Harga Pokok Produksi Perusahaan Dengan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Process Costing Bulan Mei 2015 Home Industry Tiga Putra Jenis Produk Jumlah Home Industry Process Costing Jumlah Produk Method Kue karambia 747 kg Rp 25.300/ kg Rp 26.350/ kg Dakak-dakak 780 kg Rp 25.700/ kg Rp 26.700/ kg Sumber: usaha dapur mas (Hasil Olahan) Dari tabel 4.16 terlihat perbedaan harga pokok produksi yang dihitung berdasarkan metode Usaha Dapur Mas dengan metode process costing. Untuk kue karambia pembebanan harga pokok produksi oleh Usaha Dapur Mas lebih rendah dibandingkan dengan metode process costing. Menurut perhitungan Usaha Dapur Mas besarnya harga pokok produksi untuk 1 kg kue karambia adalah sebesar Rp 25.300/kg, sedangkan jika dihitung berdasarkan metode process costing adalah sebesar Rp 26.350/kg. Jadi terdapat perbedaan sebesar Rp 1.050/kg. Begitu juga dengan dakak-dakak yang mana Usaha Dapur Mas dalam penetapan harga pokok produksi untuk dakak-dakak lebih rendah 71 dibandingkan dengan metode process costing, menurut Usaha Dapur Mas harga pokok produksi untuk dakak-dakak adalah sebesar Rp 25.700/kg, sedangkan berdasarkan metode process costing adalah sebesar Rp 26.700/kg. Jadi terdapat juga perbedaan dalam penetapan harga pokok produksi untuk dakak-dakak sebesar Rp 1.000/kg BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Usaha Kue Dapur Mas Jorong Jambu, Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan yang dilakukan oleh Usaha Kue Dapur Mas untuk produk kue karambia adalah Rp 25.300/kg sedangkan perhitungan yang penulis lakukan dengan menggunakan Proses Costing Method adalah Rp 26.350. Berarti terdapat selisih harga Rp 1.050/kg lebih tinggi dibandingkan perhitungan yang dilakukan Usaha Dapur Mas. Pada produk dakak-dakak perhitungan oleh Usaha Kue Dapur Mas adalah Rp 25.700/kg sedangkan perhitungan yang penulis lakukan menggunakan perhitungan Proses Costing Method adalah Rp 26.700/kg. Berarti terdapat selisih harga Rp 1.000/kg lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan Usaha Dapur Mas karena Usaha Dapur Mas tidak menghitung biaya overhead pabrik, Perbedaan perhitungan tersebut tentunya dapat berpengaruh terhadap laba dan harga jual produk. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan maka sebaiknya Usaha Kue Dapur Mas melakukan peritungan harga pokok produksi, berdasarkan metode proses costing method agar perhitungan harga pokok lebih tepat, karena kekurangan dalam menetapkan harga pokok dapat berpengaruh terhadap harga jual dan laba. 72 DAFTAR PUSTAKA Achmad Sani dan Masyuri Machfuds. (2010). Metodologi Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UIN Maliki Press. Armanto, Witjaksono. (2013). Akuntansi Biay. Yogyakarta: Graha Ilmu. Aripin Zainal. Analisis Harga Pokok Produksi Tahu - Tempe Pada Home Industri Lela Jaya Manna. Bengkulu Selatan. Bastian, Bustami Nurlela. (2010). Akuntansi Biaya,. Jakarta: Mitra Wacana Media. Blocher, dkk. (2011). Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Ed. 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Emppat. Cecily, dan Michel. (2011). Akuntansi Biaya Dasar dan Perkembangan. Jakarta: Salemba Empat. Djumali, Indro. (2014). Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable costing Dalam Proses Penentuan Harga jual Pada PT. Sari Malalugis Bitung. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 14 no. 2 (Mei,2014), hal. 2 Garrison, dkk. (2013). Akuntansi Manajerial Buku 1, Jakarta: Salema Empat. Horngren, Charles, dkk. (2008). Akuntansi Biaya. Jakarta: PT INDEKS. Isnani, Nurul. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menetapkan Harga Jual Beton Pada PT Indo Beton Palembang. Mudrajat Kuncoro. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mulyadi. (2007). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIM YKPN. Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIM YKPN. Mowen, Hasen. (2009). Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat. Nirwanto, Rasditya. (2011). Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Kopi Pada Tingkat Petani Kopi Di Kecamatan Kembang Kabupaten Bondowoso. Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Nur Asnawi, Masyhuri. (2011). Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Malang: UIN-MALIKI PRESS. Sujoko Efferin. (2012). Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarts: Graha Ilmu. Surjadi, Lukman. (2013). Akuntansi Biaya. Jakarta: PT. Ideks. L A M P I R A N