BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Produktivitas Secara umum

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Produktivitas
Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya (ILO, 1979).Greenberg yang
dikutip oleh Sinungan (1985) mengartikan produktivitas sebagai perbandingan
antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama
periode tersebut.
Pengertian lain produktivitas adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam
memproduksi barang-barang atau jasa-jasa: “Produktivitas mengutarakan cara
pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barangbarang.
Produktivitas juga diartikan sebagai :
a.
Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.
b.
Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang
dinyatakan dalam satu- satuan (unit) umum.
1
Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai
produktivitas, yang dapat kita kelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a.
Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah
ratio dari pada apa yang dihasilkan (out put) terhadap keseluruhan
peralatan produksi yang dipergunakan (input).
b.
Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik
dari pada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.
c.
Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga
faktor esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan
dan teknologi serta riset; manajemen; dan tenaga kerja.
2.1.1 Konsep Produktivitas
Produktivitas merupakan perbandingan antara sejumlah input yang kemudian
mengalami proses transformasi sehingga menjadi sejumlah output tertentu,
kemudian adanya umpan balik untuk pengendalian produktivitas dimana secara
keseluruhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Secara umum konsep
produktivitas dapat digambarkan sebagai berikut.
7
Lingkungan
-
Tenaga Kerja
Modal
Material
Energi
Tanah
Informosi
Manajerial
Produktivitas
Output
Proses
input
Proses
transformasi
nilai tambah
Produktivitas sistem
produksi
(output : Input)
Produk
(barang/jasa)
Umpan balik untuk pengndalian sistem produksi
agar meningkatkan produktivitas terus menerus
Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber
Gambar 2.1 Skema Sistem Produktivitas
Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila:
Jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah masukan/sumber
daya yang sama.
Jumlah
produksi/keluaran
sama
atau
meningkat
dengan
jumlah
masukan/sumber daya lebih kecil dan,
Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya
yang relatif kecil (soeripto, 1989; Chew, 1991 dan pheasant, 1991).
Konsep tersebut tentunya dapat dipakai didalam menghitung
produktivitas disemua sektor kegiatan.Menurut Manuaba (1992a) peningkatan
8
produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam
biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right
thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right).
Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat
efisiensi dan efektifitas kerja secara total.
Productivity
Measurment
Productivity
Improvement
Productivity
Evaluation
Productivity
Planning
Gambar 2.2 Siklus Produktivitas
2.1.2
Unsur – Unsur yang terdapat dalam Produktivitas
Unsur – unsur yang terdapat dalam produktivitas:
1.
Efisiensi.
Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi
pemakainan sumber daya (input). Efisiensi merupakan merupakan suatu
ukuran
dalam
membandingkan
penggunakan
masukan
(input)
yangdirencanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana.
Pengertian efisiensi beorisntasi kepada masukan.
9
2.
Efektifitas.
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa
jauh target yang dapat tercapai baik secara kualitas baik secara kualiatas
maupun waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat
efektivitasnya. Konsep ini beorientasi pada keluaran. Peningkatan efektivitas
belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan sebaliknya.
Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas dengan cara
sebagai berikut:
Produktivitas =
Efektivitas pelaksanaan tugas mencapai tujuan
Efisiensi penggunaan sumber – sumber masukan ke proses
Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah:
Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan
sumber daya.
3.
Kualitas.
Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh
pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapkan konsumen. Kualitas
merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur
secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input
dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
individu dan dimensi organisasian.Dimensi individu melihat produktivitas
10
dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang
muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan
upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas
dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran
(output). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan
produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat
dari aspek kualitas.Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara
atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar dilakukan.
Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik
kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan
masukan-masukan sumber daya bermacam-macam dan dalam proporsi yang
berbeda-beda.
Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini,
keberadaannya
dipengaruhi
oleh
berbagai
faktor.Faktor-faktor
yang
mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan
kedalam dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung,
dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung.
11
PENINGKATAN
PROFITABILITAS PERUSAHAAN
MELALUI ATRAKSI &
LOYALITAS PELANGGAN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
MELALUI SIKLUS
PRODUKTIVITAS
(EFEKTIVITAS/EFISIENSI)
PER
BAIK
AN
TER
US
MEN
ERU
S
Membangun Sistem Industri
yang Memperhatikan Aspek –
Aspek :
-
Kualitas
Efektifitas
Efisiensi
Gambar 2.3 Strategi Produktivitas dan Profitabilitas Perusahaan
2.1.3 Variable Produktivitas
Ada tiga variable yang menentukan besar kecilnya produktivitas yaitu:
1.
Tenaga kerja (Labour) yang berarti kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang
diperkerjakan diorganisasi tersebut. Peningkatan kemampuan tenaga kerja
dapat dilakukan dengan melalui pendidikan, pengetahuan mengenai
angkatan kerja, perbaikan fasilitas kerja (transportasi, sanitasi), ketersediaan
tenaga kerj yang memadai.
12
2.
Modal (Capital) yang digunakan oleh organisasi untuk membiayai kegiatan
operasioanalnya, yang mana sangat dipengaruhi oleh inflasi dan pajak yang
berlaku.
3.
Manajemen (Management) yang bertanggung jawab untuk mamastikan
pengelolaan semua sumber daya yang digunakan perusahaan secara efektif
dan efisien.
Dari ketiga variable produktivitas diatas, faktor manajemen memberi kontribusi
terbesar dalam peningkatan produktivitas karena manajemen bertanggung jawab
untuk memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan untuk
meningkatkan produktivitas maka dibutuhkan para manajer yang profesional
dalam arti bisa memajemeni organisasi secara efktif dan efisien.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Produktifitas merupakan kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, karena
efektifitas terkait dengan koinerja sedangkan efisiensi berhubungan dengan
pemanfaatan aneka sumber. Produktivoitas dari suatu perusahaan/ ondrtri apat
dipengaru orlh beberapa faktor.
Menurut tsuman (1984:20) secara umum ada 12 faktor yang mempengaruhi naik
atau turunnya produktivitas, yaitu:
13
1.
investasi
Besar kecilnya investasiakan menentukan modal usaha dan berpengaruh
usaha untuk mempromosikan produk, market share, penggunaaan kapasitas.
2.
rasio modal buruh
bila rasio semakin tinggi berati perusahan telah memakai teknologi canggih
atau tinggi hingga jumlah produksi per unit akan meningkat.
3.
dapat menghasilkan berbagai inovatif
4.
penggunaan kapasitas, besar kecilnya keluaran perjam ditentukan oleh
persentase pemakaian kapasitas
5.
pengaruh pemerintah, mengatur keseimbangan pencapaian sasaran industri
dan sosial yang selalu bertentangan.
6.
Umur pabrik dan peralat, tingkat rata – rata umur pabrik dan peralatan dan
semakin tingi menandakan masih adanya usaha modernisasi peratlatan
masih tetap diteruskan.
7.
Ongoks energi,produktivitas meningkat pada tenaga kerja atau buruh, jika
masukan energi meningkat maka ongkos produksi keselurhan meningkat
8.
Kelompok kerja, dengan pergeseran struktur pekerja, semakin dibutuhkan
kerjasama ketretampilan dan keahlihan
9.
Etika kerja, penghargaan akan waktu akan semakin tinggi sehingga
pemanfaatn waktu harus seproduktive mungkin.
10.
Kecemasan pekerja akan kehilangan pekerjaanya, banyaknya ornag
berpendapat bahwa pengangguran akan meningkat karena peningkatan
produktivitas dengan sistem kontrol komputer.
14
11.
Pengaruh sertifikat buruh serikat buruh sangat kuat sehingga memerlukan
adanya pengertian treutama demi tuntutan gaji dan upah. Kerja sama antar
manajemen dan buruh merupakan penopang peningkatan produktivitas.
12.
Manajemen, manajemen dianggap faktor dominan terutama dalam proses
perencanaan dan penjadwalan, kejelasan intruksi pada tenaga kerja dan
engaturan beban kerja,
2.2 Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua
tingkatan ekonomi. Dibeberapa Negara maupun perusahaan pada akhir-akhir ini
telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Karena itu sudah
saatnya kita membicarakan alasan mengapa kita harus mengukur produktivitas.
2.2.1
Mengukur Produktivitas
Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan kegunaannya
dalam membantu evaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah
dan harga melalui identifikasi faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan,
membandingkan sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan prioritas
kebijakan bantuan, menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi,
mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi
dan seterusnya. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama
digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan memdorong
efisiensi produksi.
15
Pertama, dengan pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu
sistem pengukuran, akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada
tingkat dan rangkaian produktivitas.
Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metodemetode yang relatif kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat
sekalipun, ternyata memberi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atas
produktif.
Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas mungkin
terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan
target/sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan
manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan.
Pengamatan atas perubahan-perubahan dari gambaran data yang diperoleh sering
nilai diagnostik yang menunjuk pada kemacetan dan rintangan dalam
meningkatkan
penampilan
oraganisasi.Satu
keuntungan
dari
pengukuran
produktivitas adalah pembayaran staf.Gambaran data melengkapi suatu dasar bagi
andil manfaat atas penmpilan yang ditingkatkan.
2.2.2 Metode-Metode Pokok Pengukuran Produktivitas
Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat
dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda:
1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan
secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini
16
memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang
serta tingkatannya.
2. Perbandingan pelakasanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses)
dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik
sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Untuk
menyusun
perbandingan-perbandingan
ini
perlulah
mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran
produktivitas. Paling sedikit ada 2 jenis tingkat perbandingan yang berbeda,
yakni produktivitas total dan produktivitas parsial.
1. Produktivitas Total adalah perbandingan antara total keluaran (output) dengan
total masukan (input) persatuan waktu. Dalam penghitungan produktivitas total
semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) tehadap total
keluaran harus diperhitungkan.
Prouktivitas Total =
2. Produktivitas parsial adalah perbandingan dari keluaran dengan satu jenis
masukan atau input persatuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital, bahan,
energi, beban kerja, dll.
Prouktivitas Parsial =
17
2.3 Peningkatan Produktivitas Kerja
Sebuah perusahaan atau sistem produksi lainya menerapkan kombinasi kebijakan,
rencana sumber – sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan
khususnya. Kombinasi – kombinasi kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan
bantuan faktor – faktor produktivitas internal dan eksternal. Pada tingkat
perusahaan, faktor – faktor tersebut hampir seluruhnya direfleksikan dalam
sumber pokok, yaitu: manusia dan bahan – bahan atau melalui:
 Tenaga kerja
 Manajemen dan organisasi
 Modal pokok, bahan mentah
Jadi peningkatan produktivitas terutama berkaitan dengan tiga jenis sumber:
 Modal (Perlengkapan, material, energi, tanah dan bangunan)
 Tenaga kerja.
 Manjemen dan organisasi.
2.3.1 Perlengkapan, Material, Dan Tenaga/Energi
Sebuah perbandingan dari hasil perjam kerja manusia melalui waktu dipengaruhi
oleh volume, variasi dan hasil tahunan modal tetap.Kualitas, unsur peralatan serta
tingkat keseragamannya seringkali berat timbangannya dalam mengukur
produktivitas organisasi. Pada umumnya metode-metode perintah kerja untuk
penggunaan yang lebih baik dari peralatan, dapat disarankan:
18

Pemilihan daya guna peralatan yang cocok.

Penjadwalan daya guna mesin.

Pengaturan pelayanan dan perawatan mesin.

Melatih dan memberikan pelajaran pada pekerja operasional.
Faktor pertumbuhan produktivitas yang sangat penting adalah material dan
tenaga. Penggunaan bahan baku yang terbuang rata-rata mencapai sekitar 40%
dari biaya produksi nasional secara keseluruhan, jika kita mempertimbangkan
tenaga maupun bahan baku, maka gambaran ini meningkat dalam jumlah yang
besar.
Latihan operator yang sedikit, penataan yang kurang baik serta ruang
gedung yang tidak cukup, dapat memperburuk masalah penanganan bahan-bahan
dan mengarah kepada perubahan gerak dan berakibat. Tujuan yang paling penting
haruslah dengan merancang metode-metode untuk memproduksi jumlah hasil
produksi yang sama dengan energi material yang sedikit serta mengganti material
maupun alat-alat dengan biaya lebih rendah atau mungkin lebih memproduksi
barang lebih dari jumlah bahan yang sama. Meningkatkan produktivitas juga
tegantung pada pemilihan bahan-bahan maupun daya guna secara optimal. Setiap
material mempunyai harga dan kualitas sendiri yang pemilihan yang tepat akan
mempengruhi produkitivitas.
2.4
Hubungan Konsep Produktivitas dengan Konsep Lainnya
Konsep produktifitas mempunyai hubungan dengan konsep-konsep lainya seperti
efisiensi, efektifitas profitabilitas dan kinerja. Pada prateknya seringkali para
19
manajer tidak bisa memberikan dengan jelas definisi dari masing-masing konsep
manajemen tersebut. Oleh karena konsep produktifitas perlu dibedakan dengan
konsep-konsep lainya tersebut agar tercipta pemahaman yang nyata.
2.4.1
Hubungan Produktivitas dengan Efisiensi dan Efektivitas
Dua aspek fital dari produktivitas adalah efisiensi dan efktivitas. Efesiensi
berkaitan dengan seberapa baik berbagai masukan tersebut dikombinasikan atau
bagaimana pekerjan tersebut dilaksankan. Ini merupakan suatu kemampuan untuk
bagaimana menempatkan hasil yang lebih banyak dari jumlah masukan yang
paling minimum. Hal ini berarti bagaiman mencapai suatu tingkat volume
produksi tertentu yang berkualitas tinggi, dalam waktu yang singkat, dengan
tingkat pemborosan yang lebih kecil dan sebagainya, sedangkan efektifitas
berkaitan dengan apakah hasil–hasil yang diharapkan atau tingkatkan keluaran
tersebut dicapai atau tidak.
Efesinsi juga berari „„doing thing right”, mengerjakan sesuatu dengan benar
sehingga sumber daya yang digunakaan seminimal mungkin atau meminimalkan
pemborosan sumberdaya yang ekonomis. Sedangkan efiktivitass, persoalan
utamanya ialah “doing the right thing” yang berorientasi pada output yang
diinginkan.
Secara umum, produktivitas dapat diartikan dengan pengukuran yang menyeluruh
sampai sejauh mana organisasi dapat memenuhi beberapa kriteria berikut ini.
20
a.
Tujuan (Objective) sampai sejauh mana tercapai
b.
Efisiensi bagaimana sumberdaya yang ada dipergunakan seefektive
mungkin untuk menghasilkan input yang berguna.
c.
Efektifitas, perbandingan antara hasil yang telah dicapai dengan hasil
yang mungkin dicapai.
d.
Komparabiliti, bagaimana
kinerja produktivitas ini dicatat setiap
waktu.
2.4.2
Hubungan Produktivitas dengan Profitabilitas
Profitabilitas dapat berubah untuk sebuah alasan yang hanya berdampak kecil
terhadap produktivitas seperti inflasi dan kondisi eksternal lainnya yang tidak
mempunyai hubungan terhadap efisiensi penggunaan sumber daya. Produktivitas
adalah alat ukur yang lebih sesuai dibandingkan dengan profitabilitas. Untuk
memperhatikan proses produksi secara jangka panjang karena profitabilitas
dipengaruhi oleh banyak faktor dalam perspektif jangka panjang.
Secara jelas profitabilitas memang mengandung komponen produktivitas tetapi
profitabilitas lebih kuat dipengaruhin oleh harga yang dikeluarkan perusahaan
untuk membayar masukan dan diterima dari keluarannya. Jika sebuah perusahaan
dapat memperoleh lebih dari harga jual terhadap harga beli, maka profitabillitas
nya dapat meningkat walaupun tingkat produktivitasnya menurun. Hal tersebut
menjadi argumen yang kaut untuk produktivitas diekpresikan dalam unit fisik
(kuantities) dari pada unti keuangan.
21
2.4.3
Hubungan Provitabilitas dengan Kinerja
Jika produktivitas adalah konsep spesifik yang berhubungan dengan rasio antara
output dan input maka kinerja merupakan terminologi yang mencakup hampir
semua tujuan dari semua kompetisi dan proses produksi yang baik seperti biaya,
fleksibilitas, kecepatan, kahandalah dan kualita.
Berbagai objective dari kineja dan memberikan efek besar terhadap produktifitas
dalam sebuah operasi:
1.
Operasi berkualitas tinggi, tidak membuang buang waktu atau
melakukan tindakan yang berulang. Pelanggan juga tidak dikecewakan
dengan pelayanan yang buruk.
2.
Operasi yang cepat, mengurangi tingkat inventory dalam proses antar
operasi, dan juga mengurangi biaya administrasi.
3.
Operasi yang handal, dapat diandalkan untuk mengirim sesuai dengan
rencana. Hal ini menghilangkan gangguan yang tidak berguna dan
membuat opersai kecil lainnya dapat berjalan efisien.
4.
Operasi yang fleksible dapat beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan keadaan tanpa menggangu kegiatan operasi lainya. Operasi
kecil yang fleksible juga dapat berpindah-pindah diantar kegiatan
dengan cepat tanapa membuang waktu dan kapasitas.
2.5
Strategi Meningkatkan Produktivitas
Strategi adalah sebuah rencana komprehensif yang mengintegrasikan resources
dan
capabilities
dengan
tujuan
jangka
panjang
untuk
memenangkan
22
kompetisi.Strategi is the overall plan for devloying resources to establish a
favourable position for certain actions
Agar peningkatan produktivitas kerja dapat terwujud, pimpinan perlu memahami
secara tepat tentang factor–factor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas
kerja.Factor–factortersebut sebagian diantaranya adalah “..etos kerja yang harus
dipegang teguh oleh semua pegawai dalam organisasi”. Menurutnya etos kerja
adalah norma–norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta
praktek – praktek yang ditrerima dan diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk
dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan kekaryaan anggota dalam suatu
organisasi. Etos kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a)
Perbaikan terus menerus
Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan
melakukan perbaikan terus menerus oleh seluruh komponen organisasi.
Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi
dengan baik, tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian
dari manajemen mutakhir. Hal ini menjadi penting karena organisasi dihadapkan
kepada tuntutan agar terus-menerus berubah baik secara internal maupun
eksternal.
b)
Peningkatan mutu hasil pekerjaan
Peningkatan produktivitas kerja dapat dicapai melalui peningkatan hasil kerja oleh
semua orang dan segala komponene organisasi. Mutu tidak hanya berkaitan
dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa,
23
akan tetrapi menyangkut segala jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua
pegawai dalam organisasi. Peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan
aspek lain yang sangat penting sebagai peningkatan mutu hasil kerja.
c)
Pemberdayaan sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan unsur paling stratejik dalam organisasi, oleh
karena itu pemberdayaan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat
mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua pimpinan dalam hierarki
organisasi, manakala pimpinan berupaya untuk meningkatkan produktivitas kerja
pegawainya.Ada beberapa strategi repositioning perilaku SDM yang dapat
dipertimbangkan untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu sebagai berikut :
1.
Strategi Inovasi
Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan perilaku kreatif, mandiri
namaun kooperatif, dan siap menanggung resiko. Dalam implementasinya, setiap
individu harus berorientasi pada target jangka panjang, memadukan aspek kualitas
dengan kuantitas, serta mensinergikan proses dengan hasil berdasarkan kondisi
input yang ada.
Implikasinya:
Perusahaan mempekerjakan karyawan yang memiliki keterampilan tinggi, sdikit
melakukan pengawasan, menyediakan sumber daya yang cukup untuk
eksperimen, dan melakukan penilaian kinerja jangka panjang.
2
Strategi kualitas
24
Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan perilaku repetitive, prediktif,
mau bekerja sama, namun kurang berani menanggung resiko. Dalam
implementasinya, setiap individu cenderung berorientasi pada pencapaian target
jangka menengah dan memprioritaskan pencapaian kualitas, melalui proses yang
terkontrol.
Implikasinya:
Perusahaan akan mempekerjakan sedikit karyawan yang memliki komitmen tinggi
terhadap tujuan organisasi, dan melakukan pengawasan secara intensif
3.
Strategi pengurangan biaya:
Strategi ini lebih menekankan pada perilaku repetitive, prediktif, focus jangka
pendek, lebih mengutamakan pada kegiatan individu dan otomatisasi, lebih
memperhatikan kuantitas daripada kualitas, kurang berani mengambil resiko,
lebih menyukai kegiatan (pekerjaan) yang bersifat stabil.
Implikasinya:
Perusahaan akan lebih banyak menggunakan tenaga part-time atau sub kontrak.
Hal ini akan didukung oleh berbagai program penyederhanaan (simplikasi),
penggungaan teknik otomatisasi, perubahan aturan kerja, dan fleksibilitas
penugasan.
2.6
Perencanaan Peningkatan Sistem Produktivitas
25
Perancanaan peningkatan system produktivitas seyogianya berdasarkan pada
identifikasi akan penyebab penurunan produktivitas yang telah dilakukan dalam
evaluasi sistem produktivitas. Program-program spesifik yang berkaitan denga
peningkatan atau perbaikan terus-menerus dan system produktivitas harus
didesain berdasarkan informasi yang diperoleh melalui analisis dan evaluasi
secara komprehensif dan mendalam terhadap sistem produktivitas perusahaan
itu.Bagaimanapun sebelum memulai suatu program peningkatan produktivitas
terus-menerus dari perusahaan, pihak manajemen harus membangkitkan
kesadaran
semua
anggota
perusahaan
tentang
pentingnya
peningkatan
produktivitas perusahaan. Berkaitan dengan upaya membangkitkan kesadaran
akan peningkatan produktivitas perusahaan, perlu dilakukan perencanaan terhadap
beberapa hal berikut :

Menyiapkan informasi yang menyeluruh tentang program-program
peningkatan produktivitas yang akan dilakukan oeh organisasi itu

Menyiapkan saluran-saluran untuk penyampaian umpan-balik (feedback)

Memilih berbagai media untuk menciptakan kesadaran dan memeperoleh
umpan balik, misalnya: menggungakan surat dari manajemen puncak,
membuat poster-poster, medali-medali khusus, rapat-rapt,dll.

Menciptakan suatu kesan yang bersugguh-sungguh melalui komunikasi
dan tindakan nyata yang menunjukan bahwa peningkatan produktivitas
merupakan prioritas utama dari organisasi.
26

Melakukan suatu survey atau angket untuk mengetahui reaksi awal yang
akan timbul apabila program-program peningkatan produktivitas akan
diterapkan.
2.6.1 Langkah program peningkatan sistem produktivitas
Program peningkatan produktivitas dapat dilakukan menggunakan beberapa
langkah berikut:
o
Memilih dan menetapkan program peningkatan produktivitas
o
Mengemukaka alas an mengapa memilih program itu
o
Melakukan analisis, situasi melalui pengamatan situasional
o
Melakukan pengumpulan data selama beberapa waktu
o
Melakukan analisis data
o
Menetapkan rencana perbaikan melalui penetapan sasaran peningkatan
produktivitas
o
Melaksanakan program peningkatan produktivitas selama waktu tertentu
o
Melakukan studi penilaian terhadap program peningkatan produktivitas itu
o
Mengambil tindakan berupa tindakan korektif atas penyimpangan yang
terjadi.
2.6.2
Program – Program Peningkatan Produktivitas
Untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas, banyak organiasasi
telah menegmbangkan program–program peningkatan produktivitas. Ada
beberapa hal penting yang pada umumnya harus diiukuti perusahaan agar program
peningkatan produktifitas berhasil, yaitu pengukuran produktivitas, komitmen
27
organisasional, dan umpan baik atas hasil yang dicapai. Beberapan langkah untuk
mecapainya adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan beberapa ukuran produktivitas pada seluruh tingkat
organisasi
2. Menerpakan beberapa tujuan peningkatan produktivitas dalam konteks
bebrapa ukuran yang ditetapkan. Tujuan-tujuan produktivitas ini
hendaknya realistik dan mempunyai batasan waktu.
3. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan.
4. Mengimplementasikan rencana
5. Mengukur hasil-hasil, langkah ini akan memerlukan pengumpulan data
dan penilaian kemejuan operiodik dalam pencapaian tujuan yang
ditetapkan pada langkah dua. Bila peningkatan produktivitas tidak
tercapai, tindakan korektif akan diperlukan atau tujuan harus direvisi untuk
disesuaikan dengan perubahan kondisi.
2.6.2
Tantangan
–
Tantangan
untuk
Meningkatakan
Produktivitas
Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transapormasi sumber
daya menjadi barang dan jasa. Semakin efisien perubahan ini dilakukan,
kita manjadi produktive dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa
yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.
28
Produktivitas adalah perbandingan antara output dibagi dengan input . tugas
manajer operasi meningkatkan perbandingan anatar output dan input ini.
Meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan efisiensi.
2.7
Manfaat Produktifitas
Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi
perusahaan, antara lain:
1.
Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber – sumber dayanya,
agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaaan
sumber daya itu.
2.
Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui
pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun
jangka panjang.
3.
Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan
kembalikan dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang
dari sudut produktivitas.
4.
Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan tingkat produktivitas sekarang.
5.
Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan
berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada
diantara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas
yang diukur, dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan
29
informasi dalam mengidentifikasi beberapa masalah atau beberapa
perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil.
6.
Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang
bermanfaat
dalam
membandingkan
tingkat
produktivitas
diantara
organisasi perusahaan industri sejenis serta bermanfaat pula untuk
informasi produktifitas industri pada skala nasional maupun global.
7.
Nilai – nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat
menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat kentungan
dari perusahaan itu.
8.
Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan – tindakan
kompetitif berupa upaya – upaya peningkatan produktivits terus –
menerus.
9.
Pengukuran produktivitas terus – menerus akan memberikan informasi
yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan
perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.
10.
Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat
dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikana terus –
menerus yang dilakukan perusahaan.
11.
Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang –orang
untuk secara terus – menerus melakukan perbaikan dan juga akan
meningkatkan kepuasan kerja. Orang – orang akan lebih memberikan
perhatian kepada pengukuan produktivitas apabila dampak dari perbaikan
produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan oleh mereka.
30
12.
Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara
rasional, apabila telah tersedia ukuran – ukuran produktivitas
2.8
Kesulitan dalam Melaksanakan Pengukuran Produktivitas
Banyak perusahaan yang tidak mempunyai ukuran produktivitas, kalaupun ada
masih banyak ukuran yang tidak lengkap dan cenderung kurang cenderung kurang
berarti, karena merancang dan melaksankan pengukuran produktivitas tidak
mudah. Terdapat beberapa alasan yang mungkin terjadi mengapa sulit untuk
merancang,
melaksanakan
dan
mengambil
manfaat
dalam
pengukuran
produktivitas yang berarti, yaitu:
-
Ukuran cenderung terlalu luas
Terkadang ukuran yang digunakan didalam suatu organisai cenderung
terlalu luas, sehingaa hanya dapat menunjukan beberapa terjadinya.
-
Ukuran berorientasi pada kegiatan dan bukan berorientasi ada hasil yang
dicapai, terkadang didalam suatu organisasi, perusahaan, pimpinan hanya
terpusat
pada
semangat
dan
kesibukan
dari
kegiatan,
sehingaa
mengabaikan perhatian pada hasil.
-
Masukan terlalu disederhanakan sehingga mengurangi keabsahan ukuran.
Produktivitas adalah rasio dari keluaran dengan masukan. Pada
kenyataannya setia rasio yang didasarkan pada masukan tunggal ternyata
juga dipengaruhi oleh masukan-masukan yang lain, sedangkan untuk
mengkur produktivitas total sangatlah sulit untuk mengidentifitksi dan
meliput semua masukan yang berhubungan dengan keluaran dalam suatu
31
organisasi. Jadi dibutuhkan kepekaan agar tidak terjadi penyederhanaan
yang berlebihan.
-
Organisasi biasanya enggan untuk mengadakan pengukuran terhadap
sumber yang digunakan. Dalam dunia usahsa dan organisasi lainya,
terkadang teerjadi kesegeraan untuk melakukan pengukuran terhadap
sumber yang digunakan. Pada organisasi lain, ukuran telah ada tetapi
terkadang hasilnya berupa kompromi, seringkali terjadi karena pengukuran
yang tepat akan membuat satu atau lebih manajer tidak enak.
-
Proses kerja rumit, sulit untuk dipisahkan dan diukur. Aliran pekerjaan
dalam suatu perusahaan atau organisasi adalah merupaka suatau jaringan
yang terjadi dari manusia, peralatan, proses kerja dan sebagainya. Tidak
semua orang dapat sepenuhnya mengerti, kecuali orang-orang yang
terlatih yaitu melalui pengertian yang baik tentang aliran kerja dan
mengenal secara tepat dimana sebaikknya pengukuran produktivitas yang
berarti dilakukan.
-
Sistem ukuran cenderung mendoong untuk mellihat hasil, sehingga
merugikan hasil jangka panjang. Banyak pekerjaan atau pimpnan yang
sering beranggapan bahwa produktivitas yang tinggi dan kualitas yang
baik adalah hal-hal yang tidak dapat diperolah secara bersamaan. Hal
tersebut tidak benar, pada kenyataannya keduanya harus saling
melengkapi. Manajemen yang baik haruslah meningkatkan produktivitas
degan menetapkan indeks value tanpa mengabaikan unsur kualitas.
32
-
Sistem pengukuran sulit diterapkan pada sistem yang gagal dalam
menggambarkan tanggang jawab maupaun yang menekankan tanggung
jawab dengan cara yang salah.laporkan tanggung jawab sebaiknya
dikembangkan dapat mungkin sampai bagian bawah organisasi, agar
mencapai hasil yang baik setiap pekerja terhadap beberapa unsur tertentu
dari unjuk kerja organisasi, termasuk didalamnya yanga berhubungan
dengan perbandingan produktivitas, sehingga pengeindaran tanggung
jawab dapat diperkecil karena setiap tangguang jawabtelah ditetapkan
secara tegas.
-
Keterangan dari sistem pengukuran biasanya merupakan hasil kompromi.
Dokumen-dokumen sebagai sumber data yang tidak praktis dan sangat
rumit, akan mendorong orang yang bertangguang jawab terhadap
pengukuran produktivitsa untuk melakukan jalan pintas untuk memperoleh
data. Banyak sekali faktor yang sering dikompromikan sehingga
mengakibatkan ukuran yang didapat tidak tepat. Metode yang baik untuk
mempertahankan keterpaduan dari sistem peneukuran adalah mengurangi
kesempatan untuk berkompromi.
-
Sistem pengukuran biasanya hanya menekankan pada asepek dari unjuk
kerja organisasi tetapi mengakibatkan beberapa aspek lainya. Sudah
menjadi kebiasaan dalam suatu wadah tertentu , suatu perusahaanatau
organisasi hanya menekan satu aspek dari unjuk kerja sehingga merugikan
aspek yang lainnya, yang terkadang menjadikan kekeliruan diadalam
tujuan manajemen dalam suatu organisasi. Sumber yang digunakan untuk
33
melakukan pengukuran haruslah dipandang sebagai sumber masukan baru
digunakan seefisien mungkin dalam mendapatkan ukuran.
Macam –Macam Pemilihan Alat Ukur
2.9
Untuk mengukur produktivitas terhadp efiseinsi dan efektifitas proses
produksinya, terdapat beberapa pilihan alat ukur dan metode yang dimiliki,
alat ukut tersebut antara lain:
-
Multi –Factor Productivitivity Measurement Model (MFPM)
Alat ukur ini dapat digunakan untuk mengukur perubahan produktivitas
pada tenaga kerja, material, energi dan modal. Alat ini juga mengukur efek
produktivitas terhadap terhadap profitabiliti. Data yang diukur adalah data
periodik perusahaan untuk kuantitas, harga, dan nilai dari setiap keluaran
dan masukan dari sistem organisasi. MFPM membandingkan data dari satu
periode (base periode) terhadap data periode selanjutnya ( currunt
periode)
-
Normative
Performance/
produktifity
measurement
Methodologi
(NP/PMM)
NP/PMM adalah alat ukur yang menggunakan proses kelompok terstruktur
(stucture
group
processes)
untuk
memformalasikan
pengukuran
produktivitas yang cocok untuk kelompok kerja. Proses kelompok
terstruktur digunakan sebagai mekanisme untuk menciptakan konsensus
tentang apa saja pengukuran prodktivitas dan bagaimana melekukan
pengukuran tersebut selain itu juga untuk mengembangkan sebuah
34
komitmen
lebih
lanjut.
Saat
pengukuran
produktivitas
sudah
teridentifikasi, kemudian menjadi tugas dari kelompok menjalankan dan
mengimplementasikan sistem pengukuran produktivitas
-
Multi-Criteria performance/ Objective Matrix
Alat ukur ini menggunakan pendekatan pengukuran dengan banyak faktor
atau rasio. Objective matrix dapat menggambungkan sejumlah rasio
produktivitas kedalam sebuah sistem yang berkesinambungan secara logis.
Obejective matrix dirancang untuk memperbolehkan manajemen untuk
mengukur bermacam variasi pengukuran produktivitas dan memutuskan
rasio mana yang terpenting.
Macam –macam table alat ukur:
Tabel 2.1 Macam – macam Alat Ukur Produktivitas
Variable
Metode
Multi-Factor
Normative
Productivity
Performance/
Measuerment Model Productivity
Measuerment
(MFPMM)
(NP/PMM)
Membanding secara
periodik
data
quantity, price, dan
value dari tiap output
dan input untuk
menghasilkan rasio
dan indeks.
Objective
(OMAX)
Matrix
Model
Membandingkan
metode
partisipasif
(Structured
group
processes)
untuk
mengidentifikasi
pengukuran
produktivitas
yang
tepat untuk kelompok
kerja
(workgroup).
Menggunakan teknik
seperti
DelphiTechnique(DT)
sebagai
mekanisme
Menggabungkan
semua
indikator
kinerja atau rasio
produktivitas yang
penting
bagi
perusahaan
dan
merubah semua nilai
tersebut
menjadi
satu nilai indeks
produktivitas.
Penggunaan dapat
digabungkan dengan
alat ukur NP/PMM
35
Mengukur
perubahan
produktivitas pada
tenaga kerja, bahan
baku, energi dan
modal dan mengukur
akibat
perubahan
tersebut
terhadap
profitabilitas.
Fungsi
2.10
untuk
menghasilkan
skala prioritas dari
ukuran produktivitas,
rasio dan indeks untuk
setiap unit spesifik
dalam analisis.
sebagai
metode
partisipasif dalam
menentukan rasio
produktivitas
apa
saja yang akan
diukur.
Mengukur
produktivitas
perusahaan
dengan
menggunakan elemen
pengukuran yang telah
ditetapkan sebelumnya
dan mengidentifikasi
masalah
dan
kesempataan
yang
terlibat
dalam
peningkatan
produktivitas. Proses
berfungsi baik saat
focus
pengukuran
diarahkan kepada satu
departemen.
Mengukur
nilai
indeks produktivitas
perusahaan dengan
menggunakan lebih
dari
satu
rasio
produktivitas yang
dianggap
penting
bagi
perusahaan.
Dari nilai indeks
produktivitas selama
periode pengamatan
para manajer dapat
melihat secara jelas
kondisi
produktivitas
perusahaan.
Model Objectives Matrix (OMAX)
2.10.1 Latar Belakang Objective Matrix
Objective Matrix adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang
dikembangkan untuk memantau produktivitas disuatu perusahaan atau ditiap
bagain saja, dengan rasio produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian
tersebut. Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personil perusahaan untuk
turut menilai, memperbaikai dan mempertahankan. Karena sistem ini merupakan
sistem pengukurn yang diserahkan langsung kebagian – bagian unit proses
produksi.
36
Model ini diciptakan oleh prof. James l. Riggs, seorang ahli produktivitas dari
amerika serikat. Matrix ini berasal dari beberapa usaha beliau untuk
mengkuantifikasikan perawatan yang dilandasi kasihsayang (Tender Loving Care)
dalam studi.
2.10.2 Alasan Pemilihan Model OMAX
Model pengukuran produktivitas OMAX mengatasi masalah dalam kesulitan
pengukuran
produktivitas
yang
melibatkan
banyak
hal,
dengan
cara
mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting kedalam suatu
bentuk yang saling terkait satu sama lain serta mudah untuk dikomunikasikan.
Selain itu, model ini mengandung keuntungan, yakni dengan mengikutsertakan
seluruh jajaran pegawai yang terlibat dalam unit kerjanya, mulai dari tingkat
bawah, menengah, dan atas dalam proses pembentukan dan pelaksanaannya.
2.10.3 Manfaat dari Penggunaan Pengukuran Model OMAX
Indikator atau indeks yang diperoleh dari hasil pengukuran produktivitas OMAX
berguna untuk:
1.
Memperlihatkan sasaran atau target peningkatan produktivitas.
2.
Mengetahui posisi dan pencapaian target.
3.
Alat peringatan dan pengambilan keputusan dalam usaha peningkatan
produktivitas.
37
2.10.4 Kelemahan Alat Ukur Objective Matrix
Selain memiliki kelebihan OMAX juga memilliki kelemahan, kelemahan tersebut
sebagai berikut:
Penggunaan OMAX dapat menimbulkan bias kemungkinan bias ini bisa terlihat
pada pemberian nilai score dan bobot untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
bias maka dilakukan pemberian kuesioner. Dengan kuesioner maka tingkat akursi
dari objective matrix akan meningkatkan karena hasil dari kuesioner merupakan
hasil partisipasi dair orang – orang yang kompeten terhadap pengambilan
keputusan pada sebuah produksi diperusahaan. Dengan partisipasi tersebut maka
penentuan rasio produktivitas dan pembobotan dapat mencerminkan keadaan
sebenarnya pada proses produksi perusahaan
2.10.5 Bentuk dan penyusunan model OMAX
Pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriksobjective yang terdiri
dari tiga kelompok (blok) yaitu:
38
productivity
criteria
A
Performance
...10
...9
...8
...7
...6
B
...5
Scores
...4
...3
...2
...1
...0
Score
C
Weight
Value
PERFORMANCE
INDEX
CURRENT
PREVIOUS
%
INDICATOR
Gambar 2.6 Gambar Objektive Matrix
39
Keterangan:
A. Blok Pendefinisian, terdiri atas:
1. Kriteria produktivitas, yaitu kriteria yang menjadi ukuran produktivitas
pada bagian atau departemen yang akan diukur produktivitasnya.
Kriteria ini sebaiknya lebih dari satu.
2. Performasi sekarang, yaitu tiap produktivitas berdasarkan pengukuran
terakhir.
B. Blok Kuantifikasi, terdiri atas:
1. Skala, yaitu angka – angka menunjukan tingkat performansi dari
pengukuran tiap kriteria produktivitas. Terdiri dari 11 bagian dari 0
sampai
dengan
10.
Semakin
besar
skala,
semakin
baik
produktivitasnya. Kesebelas skala tersebut dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
a. Level 0, yaitu nilai produktivitas yang terburuk yang mungkin
terjadi.
b. Level 3, yaitu nilai produktivitas sekarang.
c. Level 10, yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode
tertentu.
C. Blok C (Blok Nilai/score), terdiri atas:
1.
Skor, yaitu nilai level dimana pengukuran produktitas berada.
Misalnya jika output/jam = 100 terletak pada level 5, maka skor untuk
pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai
dengan angka matriks, maka dilakukan pembulatan ke bawah yang
40
artinya pengukuran dilakukan untuk tujuan mengukur performansi diri
sendiri (internal), serta pembulatan keatas jika pengukuran dilakukan
untuk tujuan mengukur performansi penilaian orang luar (eksternal).
2.
Bobot menyatakan derajat kepentingan (dinyatakan dalam satua
persen (%) yang menunjukan pengaruh relatif kriteria tersebut terhadap
prduktivitas unit kerja yang diukur. Besarnya bobot ditentukan oleh suatu
kelompok manajemen yang akan diukur. Jumlah bobot dari tiap kriteria
adalah 100.
3.
Nilai dari pada pencapaian yang berhasil diperoleh untuk tiap
kriteria pada periode tertentu didapat dengan mengalikan skor pada
kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut.
4.
Indikator produktivitas, merupakan jumlah dari tiap nilai indeks
produktivitas (IP), maka dihitung sebagai persentase kenaikan atau
penurunan terhadap performasi sekarang. Perfoirmasi sekarang –
performasi sebelumnya karena semua indikator mendapat skor tiga pada
saat matriks mulai dioperasikan, maka indeks produktivitas adalah:
IP = Indeks prod. sekarang – indeks prod. sebelumnyaX 100%
Indeks prod. sebelumnya
2.10.6 Penyusunan Matriks:
Dalam penyusunan matriks maka langkah yang dilakukan adalah sebagian
berikut:
41
1.
Menentukan kriteria produktivitas.
Langkah pertama ini adalah mengidentifikasi kriteria produktivitas yang
sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini dilaksanakan.
2.
Menjelaskan Data.
Setelah kriteria produktivitas teridentifikasi dengan baik, maka langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasikan kriteria tersebut secara lebih
terperinci.
-
Penilaian pencapaian mula – mula (skor 3)
Pencapaian mula – mula diletakan pada skor 3 dari skala 1
sampai 10 untuk memberikan lebih banyak tempat bagi
perbaikan daripada untuk terjadinya penurunan. Pencapaian ini
juga biasanya diletakan pada tingkat yang lebih rendah lagi
agar
memungkinkan
terjadi
pertukaran
dan
memberi
kelonggaran apabila sekali – sekali terjadi kemunduran.
-
Menetapkan sasaran (skor 10)
Skala skor 10 ini berkenan dengan sasaran yang ingin kita
capai dalam dua atau tiga tahun mendatangkan sesuai dengan
lamanya pengukuran ini akan dilakukan dan karenanya harus
berkesan optimis tetapi juga pendek.
-
Menetapkan sasaran jangka pendek
Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matriks
dilakukan langsung setelah butir skala nol, tiga, sepuluh telah
42
teisi. Butir yang tersisa diisi dengan jarak antar skor adalah
sama.
-
Menentukan derajat kepentingan (bobot)
Semua kriteria tidaklah memiliki pengaruh yang sama pada
produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat
berapa besar derajat kepentinganya tiap kriteria harus diberi
bobot. Pembobotan biasanya dilakakan oleh pihak pengambilan
keputusan dan dapat pula dilakuakan oleh orang – orang yang
terpilih kerena dianggap paham akan kondisi unit kerja yang
akan diukur.
-
Pengeoperasian Matriks.
Pengoperasian Matriks baru dapat dilakuan apabila semua butir
diatas telah dipenuhi. Setelah itu dapat diukur indeks
produktivitas dari unit kerja yang diukur.
43
44
Download