BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Produktivitas Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya (ILO, 1979).Greenberg yang dikutip oleh Sinungan (1985) mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Pengertian lain produktivitas adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa: “Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barangbarang. Produktivitas juga diartikan sebagai : a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil. b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu- satuan (unit) umum. 1 Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas, yang dapat kita kelompokkan menjadi tiga, yaitu : a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ratio dari pada apa yang dihasilkan (out put) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input). b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset; manajemen; dan tenaga kerja. 2.1.1 Konsep Produktivitas Produktivitas merupakan perbandingan antara sejumlah input yang kemudian mengalami proses transformasi sehingga menjadi sejumlah output tertentu, kemudian adanya umpan balik untuk pengendalian produktivitas dimana secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Secara umum konsep produktivitas dapat digambarkan sebagai berikut. 7 Lingkungan - Tenaga Kerja Modal Material Energi Tanah Informosi Manajerial Produktivitas Output Proses input Proses transformasi nilai tambah Produktivitas sistem produksi (output : Input) Produk (barang/jasa) Umpan balik untuk pengndalian sistem produksi agar meningkatkan produktivitas terus menerus Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber Gambar 2.1 Skema Sistem Produktivitas Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila: Jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya yang sama. Jumlah produksi/keluaran sama atau meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya lebih kecil dan, Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya yang relatif kecil (soeripto, 1989; Chew, 1991 dan pheasant, 1991). Konsep tersebut tentunya dapat dipakai didalam menghitung produktivitas disemua sektor kegiatan.Menurut Manuaba (1992a) peningkatan 8 produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektifitas kerja secara total. Productivity Measurment Productivity Improvement Productivity Evaluation Productivity Planning Gambar 2.2 Siklus Produktivitas 2.1.2 Unsur – Unsur yang terdapat dalam Produktivitas Unsur – unsur yang terdapat dalam produktivitas: 1. Efisiensi. Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakainan sumber daya (input). Efisiensi merupakan merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunakan masukan (input) yangdirencanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi beorisntasi kepada masukan. 9 2. Efektifitas. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang dapat tercapai baik secara kualitas baik secara kualiatas maupun waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini beorientasi pada keluaran. Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan sebaliknya. Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas dengan cara sebagai berikut: Produktivitas = Efektivitas pelaksanaan tugas mencapai tujuan Efisiensi penggunaan sumber – sumber masukan ke proses Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah: Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya. 3. Kualitas. Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapkan konsumen. Kualitas merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output. Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian.Dimensi individu melihat produktivitas 10 dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda. Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini, keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor.Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung, dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung. 11 PENINGKATAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MELALUI ATRAKSI & LOYALITAS PELANGGAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI SIKLUS PRODUKTIVITAS (EFEKTIVITAS/EFISIENSI) PER BAIK AN TER US MEN ERU S Membangun Sistem Industri yang Memperhatikan Aspek – Aspek : - Kualitas Efektifitas Efisiensi Gambar 2.3 Strategi Produktivitas dan Profitabilitas Perusahaan 2.1.3 Variable Produktivitas Ada tiga variable yang menentukan besar kecilnya produktivitas yaitu: 1. Tenaga kerja (Labour) yang berarti kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang diperkerjakan diorganisasi tersebut. Peningkatan kemampuan tenaga kerja dapat dilakukan dengan melalui pendidikan, pengetahuan mengenai angkatan kerja, perbaikan fasilitas kerja (transportasi, sanitasi), ketersediaan tenaga kerj yang memadai. 12 2. Modal (Capital) yang digunakan oleh organisasi untuk membiayai kegiatan operasioanalnya, yang mana sangat dipengaruhi oleh inflasi dan pajak yang berlaku. 3. Manajemen (Management) yang bertanggung jawab untuk mamastikan pengelolaan semua sumber daya yang digunakan perusahaan secara efektif dan efisien. Dari ketiga variable produktivitas diatas, faktor manajemen memberi kontribusi terbesar dalam peningkatan produktivitas karena manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan untuk meningkatkan produktivitas maka dibutuhkan para manajer yang profesional dalam arti bisa memajemeni organisasi secara efktif dan efisien. 2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Produktifitas merupakan kombinasi dari efektivitas dan efisiensi, karena efektifitas terkait dengan koinerja sedangkan efisiensi berhubungan dengan pemanfaatan aneka sumber. Produktivoitas dari suatu perusahaan/ ondrtri apat dipengaru orlh beberapa faktor. Menurut tsuman (1984:20) secara umum ada 12 faktor yang mempengaruhi naik atau turunnya produktivitas, yaitu: 13 1. investasi Besar kecilnya investasiakan menentukan modal usaha dan berpengaruh usaha untuk mempromosikan produk, market share, penggunaaan kapasitas. 2. rasio modal buruh bila rasio semakin tinggi berati perusahan telah memakai teknologi canggih atau tinggi hingga jumlah produksi per unit akan meningkat. 3. dapat menghasilkan berbagai inovatif 4. penggunaan kapasitas, besar kecilnya keluaran perjam ditentukan oleh persentase pemakaian kapasitas 5. pengaruh pemerintah, mengatur keseimbangan pencapaian sasaran industri dan sosial yang selalu bertentangan. 6. Umur pabrik dan peralat, tingkat rata – rata umur pabrik dan peralatan dan semakin tingi menandakan masih adanya usaha modernisasi peratlatan masih tetap diteruskan. 7. Ongoks energi,produktivitas meningkat pada tenaga kerja atau buruh, jika masukan energi meningkat maka ongkos produksi keselurhan meningkat 8. Kelompok kerja, dengan pergeseran struktur pekerja, semakin dibutuhkan kerjasama ketretampilan dan keahlihan 9. Etika kerja, penghargaan akan waktu akan semakin tinggi sehingga pemanfaatn waktu harus seproduktive mungkin. 10. Kecemasan pekerja akan kehilangan pekerjaanya, banyaknya ornag berpendapat bahwa pengangguran akan meningkat karena peningkatan produktivitas dengan sistem kontrol komputer. 14 11. Pengaruh sertifikat buruh serikat buruh sangat kuat sehingga memerlukan adanya pengertian treutama demi tuntutan gaji dan upah. Kerja sama antar manajemen dan buruh merupakan penopang peningkatan produktivitas. 12. Manajemen, manajemen dianggap faktor dominan terutama dalam proses perencanaan dan penjadwalan, kejelasan intruksi pada tenaga kerja dan engaturan beban kerja, 2.2 Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi. Dibeberapa Negara maupun perusahaan pada akhir-akhir ini telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Karena itu sudah saatnya kita membicarakan alasan mengapa kita harus mengukur produktivitas. 2.2.1 Mengukur Produktivitas Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan kegunaannya dalam membantu evaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan bantuan, menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi dan seterusnya. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan memdorong efisiensi produksi. 15 Pertama, dengan pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu sistem pengukuran, akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas. Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metodemetode yang relatif kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat sekalipun, ternyata memberi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atas produktif. Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas mungkin terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target/sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. Pengamatan atas perubahan-perubahan dari gambaran data yang diperoleh sering nilai diagnostik yang menunjuk pada kemacetan dan rintangan dalam meningkatkan penampilan oraganisasi.Satu keuntungan dari pengukuran produktivitas adalah pembayaran staf.Gambaran data melengkapi suatu dasar bagi andil manfaat atas penmpilan yang ditingkatkan. 2.2.2 Metode-Metode Pokok Pengukuran Produktivitas Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda: 1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini 16 memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya. 2. Perbandingan pelakasanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif. 3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan. Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada 2 jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas parsial. 1. Produktivitas Total adalah perbandingan antara total keluaran (output) dengan total masukan (input) persatuan waktu. Dalam penghitungan produktivitas total semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) tehadap total keluaran harus diperhitungkan. Prouktivitas Total = 2. Produktivitas parsial adalah perbandingan dari keluaran dengan satu jenis masukan atau input persatuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital, bahan, energi, beban kerja, dll. Prouktivitas Parsial = 17 2.3 Peningkatan Produktivitas Kerja Sebuah perusahaan atau sistem produksi lainya menerapkan kombinasi kebijakan, rencana sumber – sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan khususnya. Kombinasi – kombinasi kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan bantuan faktor – faktor produktivitas internal dan eksternal. Pada tingkat perusahaan, faktor – faktor tersebut hampir seluruhnya direfleksikan dalam sumber pokok, yaitu: manusia dan bahan – bahan atau melalui: Tenaga kerja Manajemen dan organisasi Modal pokok, bahan mentah Jadi peningkatan produktivitas terutama berkaitan dengan tiga jenis sumber: Modal (Perlengkapan, material, energi, tanah dan bangunan) Tenaga kerja. Manjemen dan organisasi. 2.3.1 Perlengkapan, Material, Dan Tenaga/Energi Sebuah perbandingan dari hasil perjam kerja manusia melalui waktu dipengaruhi oleh volume, variasi dan hasil tahunan modal tetap.Kualitas, unsur peralatan serta tingkat keseragamannya seringkali berat timbangannya dalam mengukur produktivitas organisasi. Pada umumnya metode-metode perintah kerja untuk penggunaan yang lebih baik dari peralatan, dapat disarankan: 18 Pemilihan daya guna peralatan yang cocok. Penjadwalan daya guna mesin. Pengaturan pelayanan dan perawatan mesin. Melatih dan memberikan pelajaran pada pekerja operasional. Faktor pertumbuhan produktivitas yang sangat penting adalah material dan tenaga. Penggunaan bahan baku yang terbuang rata-rata mencapai sekitar 40% dari biaya produksi nasional secara keseluruhan, jika kita mempertimbangkan tenaga maupun bahan baku, maka gambaran ini meningkat dalam jumlah yang besar. Latihan operator yang sedikit, penataan yang kurang baik serta ruang gedung yang tidak cukup, dapat memperburuk masalah penanganan bahan-bahan dan mengarah kepada perubahan gerak dan berakibat. Tujuan yang paling penting haruslah dengan merancang metode-metode untuk memproduksi jumlah hasil produksi yang sama dengan energi material yang sedikit serta mengganti material maupun alat-alat dengan biaya lebih rendah atau mungkin lebih memproduksi barang lebih dari jumlah bahan yang sama. Meningkatkan produktivitas juga tegantung pada pemilihan bahan-bahan maupun daya guna secara optimal. Setiap material mempunyai harga dan kualitas sendiri yang pemilihan yang tepat akan mempengruhi produkitivitas. 2.4 Hubungan Konsep Produktivitas dengan Konsep Lainnya Konsep produktifitas mempunyai hubungan dengan konsep-konsep lainya seperti efisiensi, efektifitas profitabilitas dan kinerja. Pada prateknya seringkali para 19 manajer tidak bisa memberikan dengan jelas definisi dari masing-masing konsep manajemen tersebut. Oleh karena konsep produktifitas perlu dibedakan dengan konsep-konsep lainya tersebut agar tercipta pemahaman yang nyata. 2.4.1 Hubungan Produktivitas dengan Efisiensi dan Efektivitas Dua aspek fital dari produktivitas adalah efisiensi dan efktivitas. Efesiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai masukan tersebut dikombinasikan atau bagaimana pekerjan tersebut dilaksankan. Ini merupakan suatu kemampuan untuk bagaimana menempatkan hasil yang lebih banyak dari jumlah masukan yang paling minimum. Hal ini berarti bagaiman mencapai suatu tingkat volume produksi tertentu yang berkualitas tinggi, dalam waktu yang singkat, dengan tingkat pemborosan yang lebih kecil dan sebagainya, sedangkan efektifitas berkaitan dengan apakah hasil–hasil yang diharapkan atau tingkatkan keluaran tersebut dicapai atau tidak. Efesinsi juga berari „„doing thing right”, mengerjakan sesuatu dengan benar sehingga sumber daya yang digunakaan seminimal mungkin atau meminimalkan pemborosan sumberdaya yang ekonomis. Sedangkan efiktivitass, persoalan utamanya ialah “doing the right thing” yang berorientasi pada output yang diinginkan. Secara umum, produktivitas dapat diartikan dengan pengukuran yang menyeluruh sampai sejauh mana organisasi dapat memenuhi beberapa kriteria berikut ini. 20 a. Tujuan (Objective) sampai sejauh mana tercapai b. Efisiensi bagaimana sumberdaya yang ada dipergunakan seefektive mungkin untuk menghasilkan input yang berguna. c. Efektifitas, perbandingan antara hasil yang telah dicapai dengan hasil yang mungkin dicapai. d. Komparabiliti, bagaimana kinerja produktivitas ini dicatat setiap waktu. 2.4.2 Hubungan Produktivitas dengan Profitabilitas Profitabilitas dapat berubah untuk sebuah alasan yang hanya berdampak kecil terhadap produktivitas seperti inflasi dan kondisi eksternal lainnya yang tidak mempunyai hubungan terhadap efisiensi penggunaan sumber daya. Produktivitas adalah alat ukur yang lebih sesuai dibandingkan dengan profitabilitas. Untuk memperhatikan proses produksi secara jangka panjang karena profitabilitas dipengaruhi oleh banyak faktor dalam perspektif jangka panjang. Secara jelas profitabilitas memang mengandung komponen produktivitas tetapi profitabilitas lebih kuat dipengaruhin oleh harga yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar masukan dan diterima dari keluarannya. Jika sebuah perusahaan dapat memperoleh lebih dari harga jual terhadap harga beli, maka profitabillitas nya dapat meningkat walaupun tingkat produktivitasnya menurun. Hal tersebut menjadi argumen yang kaut untuk produktivitas diekpresikan dalam unit fisik (kuantities) dari pada unti keuangan. 21 2.4.3 Hubungan Provitabilitas dengan Kinerja Jika produktivitas adalah konsep spesifik yang berhubungan dengan rasio antara output dan input maka kinerja merupakan terminologi yang mencakup hampir semua tujuan dari semua kompetisi dan proses produksi yang baik seperti biaya, fleksibilitas, kecepatan, kahandalah dan kualita. Berbagai objective dari kineja dan memberikan efek besar terhadap produktifitas dalam sebuah operasi: 1. Operasi berkualitas tinggi, tidak membuang buang waktu atau melakukan tindakan yang berulang. Pelanggan juga tidak dikecewakan dengan pelayanan yang buruk. 2. Operasi yang cepat, mengurangi tingkat inventory dalam proses antar operasi, dan juga mengurangi biaya administrasi. 3. Operasi yang handal, dapat diandalkan untuk mengirim sesuai dengan rencana. Hal ini menghilangkan gangguan yang tidak berguna dan membuat opersai kecil lainnya dapat berjalan efisien. 4. Operasi yang fleksible dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan keadaan tanpa menggangu kegiatan operasi lainya. Operasi kecil yang fleksible juga dapat berpindah-pindah diantar kegiatan dengan cepat tanapa membuang waktu dan kapasitas. 2.5 Strategi Meningkatkan Produktivitas Strategi adalah sebuah rencana komprehensif yang mengintegrasikan resources dan capabilities dengan tujuan jangka panjang untuk memenangkan 22 kompetisi.Strategi is the overall plan for devloying resources to establish a favourable position for certain actions Agar peningkatan produktivitas kerja dapat terwujud, pimpinan perlu memahami secara tepat tentang factor–factor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas kerja.Factor–factortersebut sebagian diantaranya adalah “..etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua pegawai dalam organisasi”. Menurutnya etos kerja adalah norma–norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktek – praktek yang ditrerima dan diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan kekaryaan anggota dalam suatu organisasi. Etos kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut : a) Perbaikan terus menerus Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan melakukan perbaikan terus menerus oleh seluruh komponen organisasi. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi dengan baik, tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari manajemen mutakhir. Hal ini menjadi penting karena organisasi dihadapkan kepada tuntutan agar terus-menerus berubah baik secara internal maupun eksternal. b) Peningkatan mutu hasil pekerjaan Peningkatan produktivitas kerja dapat dicapai melalui peningkatan hasil kerja oleh semua orang dan segala komponene organisasi. Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, 23 akan tetrapi menyangkut segala jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua pegawai dalam organisasi. Peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan aspek lain yang sangat penting sebagai peningkatan mutu hasil kerja. c) Pemberdayaan sumber daya manusia Sumber daya manusia merupakan unsur paling stratejik dalam organisasi, oleh karena itu pemberdayaan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua pimpinan dalam hierarki organisasi, manakala pimpinan berupaya untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawainya.Ada beberapa strategi repositioning perilaku SDM yang dapat dipertimbangkan untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu sebagai berikut : 1. Strategi Inovasi Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan perilaku kreatif, mandiri namaun kooperatif, dan siap menanggung resiko. Dalam implementasinya, setiap individu harus berorientasi pada target jangka panjang, memadukan aspek kualitas dengan kuantitas, serta mensinergikan proses dengan hasil berdasarkan kondisi input yang ada. Implikasinya: Perusahaan mempekerjakan karyawan yang memiliki keterampilan tinggi, sdikit melakukan pengawasan, menyediakan sumber daya yang cukup untuk eksperimen, dan melakukan penilaian kinerja jangka panjang. 2 Strategi kualitas 24 Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan perilaku repetitive, prediktif, mau bekerja sama, namun kurang berani menanggung resiko. Dalam implementasinya, setiap individu cenderung berorientasi pada pencapaian target jangka menengah dan memprioritaskan pencapaian kualitas, melalui proses yang terkontrol. Implikasinya: Perusahaan akan mempekerjakan sedikit karyawan yang memliki komitmen tinggi terhadap tujuan organisasi, dan melakukan pengawasan secara intensif 3. Strategi pengurangan biaya: Strategi ini lebih menekankan pada perilaku repetitive, prediktif, focus jangka pendek, lebih mengutamakan pada kegiatan individu dan otomatisasi, lebih memperhatikan kuantitas daripada kualitas, kurang berani mengambil resiko, lebih menyukai kegiatan (pekerjaan) yang bersifat stabil. Implikasinya: Perusahaan akan lebih banyak menggunakan tenaga part-time atau sub kontrak. Hal ini akan didukung oleh berbagai program penyederhanaan (simplikasi), penggungaan teknik otomatisasi, perubahan aturan kerja, dan fleksibilitas penugasan. 2.6 Perencanaan Peningkatan Sistem Produktivitas 25 Perancanaan peningkatan system produktivitas seyogianya berdasarkan pada identifikasi akan penyebab penurunan produktivitas yang telah dilakukan dalam evaluasi sistem produktivitas. Program-program spesifik yang berkaitan denga peningkatan atau perbaikan terus-menerus dan system produktivitas harus didesain berdasarkan informasi yang diperoleh melalui analisis dan evaluasi secara komprehensif dan mendalam terhadap sistem produktivitas perusahaan itu.Bagaimanapun sebelum memulai suatu program peningkatan produktivitas terus-menerus dari perusahaan, pihak manajemen harus membangkitkan kesadaran semua anggota perusahaan tentang pentingnya peningkatan produktivitas perusahaan. Berkaitan dengan upaya membangkitkan kesadaran akan peningkatan produktivitas perusahaan, perlu dilakukan perencanaan terhadap beberapa hal berikut : Menyiapkan informasi yang menyeluruh tentang program-program peningkatan produktivitas yang akan dilakukan oeh organisasi itu Menyiapkan saluran-saluran untuk penyampaian umpan-balik (feedback) Memilih berbagai media untuk menciptakan kesadaran dan memeperoleh umpan balik, misalnya: menggungakan surat dari manajemen puncak, membuat poster-poster, medali-medali khusus, rapat-rapt,dll. Menciptakan suatu kesan yang bersugguh-sungguh melalui komunikasi dan tindakan nyata yang menunjukan bahwa peningkatan produktivitas merupakan prioritas utama dari organisasi. 26 Melakukan suatu survey atau angket untuk mengetahui reaksi awal yang akan timbul apabila program-program peningkatan produktivitas akan diterapkan. 2.6.1 Langkah program peningkatan sistem produktivitas Program peningkatan produktivitas dapat dilakukan menggunakan beberapa langkah berikut: o Memilih dan menetapkan program peningkatan produktivitas o Mengemukaka alas an mengapa memilih program itu o Melakukan analisis, situasi melalui pengamatan situasional o Melakukan pengumpulan data selama beberapa waktu o Melakukan analisis data o Menetapkan rencana perbaikan melalui penetapan sasaran peningkatan produktivitas o Melaksanakan program peningkatan produktivitas selama waktu tertentu o Melakukan studi penilaian terhadap program peningkatan produktivitas itu o Mengambil tindakan berupa tindakan korektif atas penyimpangan yang terjadi. 2.6.2 Program – Program Peningkatan Produktivitas Untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas, banyak organiasasi telah menegmbangkan program–program peningkatan produktivitas. Ada beberapa hal penting yang pada umumnya harus diiukuti perusahaan agar program peningkatan produktifitas berhasil, yaitu pengukuran produktivitas, komitmen 27 organisasional, dan umpan baik atas hasil yang dicapai. Beberapan langkah untuk mecapainya adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan beberapa ukuran produktivitas pada seluruh tingkat organisasi 2. Menerpakan beberapa tujuan peningkatan produktivitas dalam konteks bebrapa ukuran yang ditetapkan. Tujuan-tujuan produktivitas ini hendaknya realistik dan mempunyai batasan waktu. 3. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan. 4. Mengimplementasikan rencana 5. Mengukur hasil-hasil, langkah ini akan memerlukan pengumpulan data dan penilaian kemejuan operiodik dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan pada langkah dua. Bila peningkatan produktivitas tidak tercapai, tindakan korektif akan diperlukan atau tujuan harus direvisi untuk disesuaikan dengan perubahan kondisi. 2.6.2 Tantangan – Tantangan untuk Meningkatakan Produktivitas Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transapormasi sumber daya menjadi barang dan jasa. Semakin efisien perubahan ini dilakukan, kita manjadi produktive dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. 28 Produktivitas adalah perbandingan antara output dibagi dengan input . tugas manajer operasi meningkatkan perbandingan anatar output dan input ini. Meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan efisiensi. 2.7 Manfaat Produktifitas Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain: 1. Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber – sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaaan sumber daya itu. 2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembalikan dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan tingkat produktivitas sekarang. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada diantara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur, dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan 29 informasi dalam mengidentifikasi beberapa masalah atau beberapa perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil. 6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktifitas industri pada skala nasional maupun global. 7. Nilai – nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat kentungan dari perusahaan itu. 8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan – tindakan kompetitif berupa upaya – upaya peningkatan produktivits terus – menerus. 9. Pengukuran produktivitas terus – menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikana terus – menerus yang dilakukan perusahaan. 11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang –orang untuk secara terus – menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang – orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuan produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan oleh mereka. 30 12. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran – ukuran produktivitas 2.8 Kesulitan dalam Melaksanakan Pengukuran Produktivitas Banyak perusahaan yang tidak mempunyai ukuran produktivitas, kalaupun ada masih banyak ukuran yang tidak lengkap dan cenderung kurang cenderung kurang berarti, karena merancang dan melaksankan pengukuran produktivitas tidak mudah. Terdapat beberapa alasan yang mungkin terjadi mengapa sulit untuk merancang, melaksanakan dan mengambil manfaat dalam pengukuran produktivitas yang berarti, yaitu: - Ukuran cenderung terlalu luas Terkadang ukuran yang digunakan didalam suatu organisai cenderung terlalu luas, sehingaa hanya dapat menunjukan beberapa terjadinya. - Ukuran berorientasi pada kegiatan dan bukan berorientasi ada hasil yang dicapai, terkadang didalam suatu organisasi, perusahaan, pimpinan hanya terpusat pada semangat dan kesibukan dari kegiatan, sehingaa mengabaikan perhatian pada hasil. - Masukan terlalu disederhanakan sehingga mengurangi keabsahan ukuran. Produktivitas adalah rasio dari keluaran dengan masukan. Pada kenyataannya setia rasio yang didasarkan pada masukan tunggal ternyata juga dipengaruhi oleh masukan-masukan yang lain, sedangkan untuk mengkur produktivitas total sangatlah sulit untuk mengidentifitksi dan meliput semua masukan yang berhubungan dengan keluaran dalam suatu 31 organisasi. Jadi dibutuhkan kepekaan agar tidak terjadi penyederhanaan yang berlebihan. - Organisasi biasanya enggan untuk mengadakan pengukuran terhadap sumber yang digunakan. Dalam dunia usahsa dan organisasi lainya, terkadang teerjadi kesegeraan untuk melakukan pengukuran terhadap sumber yang digunakan. Pada organisasi lain, ukuran telah ada tetapi terkadang hasilnya berupa kompromi, seringkali terjadi karena pengukuran yang tepat akan membuat satu atau lebih manajer tidak enak. - Proses kerja rumit, sulit untuk dipisahkan dan diukur. Aliran pekerjaan dalam suatu perusahaan atau organisasi adalah merupaka suatau jaringan yang terjadi dari manusia, peralatan, proses kerja dan sebagainya. Tidak semua orang dapat sepenuhnya mengerti, kecuali orang-orang yang terlatih yaitu melalui pengertian yang baik tentang aliran kerja dan mengenal secara tepat dimana sebaikknya pengukuran produktivitas yang berarti dilakukan. - Sistem ukuran cenderung mendoong untuk mellihat hasil, sehingga merugikan hasil jangka panjang. Banyak pekerjaan atau pimpnan yang sering beranggapan bahwa produktivitas yang tinggi dan kualitas yang baik adalah hal-hal yang tidak dapat diperolah secara bersamaan. Hal tersebut tidak benar, pada kenyataannya keduanya harus saling melengkapi. Manajemen yang baik haruslah meningkatkan produktivitas degan menetapkan indeks value tanpa mengabaikan unsur kualitas. 32 - Sistem pengukuran sulit diterapkan pada sistem yang gagal dalam menggambarkan tanggang jawab maupaun yang menekankan tanggung jawab dengan cara yang salah.laporkan tanggung jawab sebaiknya dikembangkan dapat mungkin sampai bagian bawah organisasi, agar mencapai hasil yang baik setiap pekerja terhadap beberapa unsur tertentu dari unjuk kerja organisasi, termasuk didalamnya yanga berhubungan dengan perbandingan produktivitas, sehingga pengeindaran tanggung jawab dapat diperkecil karena setiap tangguang jawabtelah ditetapkan secara tegas. - Keterangan dari sistem pengukuran biasanya merupakan hasil kompromi. Dokumen-dokumen sebagai sumber data yang tidak praktis dan sangat rumit, akan mendorong orang yang bertangguang jawab terhadap pengukuran produktivitsa untuk melakukan jalan pintas untuk memperoleh data. Banyak sekali faktor yang sering dikompromikan sehingga mengakibatkan ukuran yang didapat tidak tepat. Metode yang baik untuk mempertahankan keterpaduan dari sistem peneukuran adalah mengurangi kesempatan untuk berkompromi. - Sistem pengukuran biasanya hanya menekankan pada asepek dari unjuk kerja organisasi tetapi mengakibatkan beberapa aspek lainya. Sudah menjadi kebiasaan dalam suatu wadah tertentu , suatu perusahaanatau organisasi hanya menekan satu aspek dari unjuk kerja sehingga merugikan aspek yang lainnya, yang terkadang menjadikan kekeliruan diadalam tujuan manajemen dalam suatu organisasi. Sumber yang digunakan untuk 33 melakukan pengukuran haruslah dipandang sebagai sumber masukan baru digunakan seefisien mungkin dalam mendapatkan ukuran. Macam –Macam Pemilihan Alat Ukur 2.9 Untuk mengukur produktivitas terhadp efiseinsi dan efektifitas proses produksinya, terdapat beberapa pilihan alat ukur dan metode yang dimiliki, alat ukut tersebut antara lain: - Multi –Factor Productivitivity Measurement Model (MFPM) Alat ukur ini dapat digunakan untuk mengukur perubahan produktivitas pada tenaga kerja, material, energi dan modal. Alat ini juga mengukur efek produktivitas terhadap terhadap profitabiliti. Data yang diukur adalah data periodik perusahaan untuk kuantitas, harga, dan nilai dari setiap keluaran dan masukan dari sistem organisasi. MFPM membandingkan data dari satu periode (base periode) terhadap data periode selanjutnya ( currunt periode) - Normative Performance/ produktifity measurement Methodologi (NP/PMM) NP/PMM adalah alat ukur yang menggunakan proses kelompok terstruktur (stucture group processes) untuk memformalasikan pengukuran produktivitas yang cocok untuk kelompok kerja. Proses kelompok terstruktur digunakan sebagai mekanisme untuk menciptakan konsensus tentang apa saja pengukuran prodktivitas dan bagaimana melekukan pengukuran tersebut selain itu juga untuk mengembangkan sebuah 34 komitmen lebih lanjut. Saat pengukuran produktivitas sudah teridentifikasi, kemudian menjadi tugas dari kelompok menjalankan dan mengimplementasikan sistem pengukuran produktivitas - Multi-Criteria performance/ Objective Matrix Alat ukur ini menggunakan pendekatan pengukuran dengan banyak faktor atau rasio. Objective matrix dapat menggambungkan sejumlah rasio produktivitas kedalam sebuah sistem yang berkesinambungan secara logis. Obejective matrix dirancang untuk memperbolehkan manajemen untuk mengukur bermacam variasi pengukuran produktivitas dan memutuskan rasio mana yang terpenting. Macam –macam table alat ukur: Tabel 2.1 Macam – macam Alat Ukur Produktivitas Variable Metode Multi-Factor Normative Productivity Performance/ Measuerment Model Productivity Measuerment (MFPMM) (NP/PMM) Membanding secara periodik data quantity, price, dan value dari tiap output dan input untuk menghasilkan rasio dan indeks. Objective (OMAX) Matrix Model Membandingkan metode partisipasif (Structured group processes) untuk mengidentifikasi pengukuran produktivitas yang tepat untuk kelompok kerja (workgroup). Menggunakan teknik seperti DelphiTechnique(DT) sebagai mekanisme Menggabungkan semua indikator kinerja atau rasio produktivitas yang penting bagi perusahaan dan merubah semua nilai tersebut menjadi satu nilai indeks produktivitas. Penggunaan dapat digabungkan dengan alat ukur NP/PMM 35 Mengukur perubahan produktivitas pada tenaga kerja, bahan baku, energi dan modal dan mengukur akibat perubahan tersebut terhadap profitabilitas. Fungsi 2.10 untuk menghasilkan skala prioritas dari ukuran produktivitas, rasio dan indeks untuk setiap unit spesifik dalam analisis. sebagai metode partisipasif dalam menentukan rasio produktivitas apa saja yang akan diukur. Mengukur produktivitas perusahaan dengan menggunakan elemen pengukuran yang telah ditetapkan sebelumnya dan mengidentifikasi masalah dan kesempataan yang terlibat dalam peningkatan produktivitas. Proses berfungsi baik saat focus pengukuran diarahkan kepada satu departemen. Mengukur nilai indeks produktivitas perusahaan dengan menggunakan lebih dari satu rasio produktivitas yang dianggap penting bagi perusahaan. Dari nilai indeks produktivitas selama periode pengamatan para manajer dapat melihat secara jelas kondisi produktivitas perusahaan. Model Objectives Matrix (OMAX) 2.10.1 Latar Belakang Objective Matrix Objective Matrix adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas disuatu perusahaan atau ditiap bagain saja, dengan rasio produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut. Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personil perusahaan untuk turut menilai, memperbaikai dan mempertahankan. Karena sistem ini merupakan sistem pengukurn yang diserahkan langsung kebagian – bagian unit proses produksi. 36 Model ini diciptakan oleh prof. James l. Riggs, seorang ahli produktivitas dari amerika serikat. Matrix ini berasal dari beberapa usaha beliau untuk mengkuantifikasikan perawatan yang dilandasi kasihsayang (Tender Loving Care) dalam studi. 2.10.2 Alasan Pemilihan Model OMAX Model pengukuran produktivitas OMAX mengatasi masalah dalam kesulitan pengukuran produktivitas yang melibatkan banyak hal, dengan cara mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting kedalam suatu bentuk yang saling terkait satu sama lain serta mudah untuk dikomunikasikan. Selain itu, model ini mengandung keuntungan, yakni dengan mengikutsertakan seluruh jajaran pegawai yang terlibat dalam unit kerjanya, mulai dari tingkat bawah, menengah, dan atas dalam proses pembentukan dan pelaksanaannya. 2.10.3 Manfaat dari Penggunaan Pengukuran Model OMAX Indikator atau indeks yang diperoleh dari hasil pengukuran produktivitas OMAX berguna untuk: 1. Memperlihatkan sasaran atau target peningkatan produktivitas. 2. Mengetahui posisi dan pencapaian target. 3. Alat peringatan dan pengambilan keputusan dalam usaha peningkatan produktivitas. 37 2.10.4 Kelemahan Alat Ukur Objective Matrix Selain memiliki kelebihan OMAX juga memilliki kelemahan, kelemahan tersebut sebagai berikut: Penggunaan OMAX dapat menimbulkan bias kemungkinan bias ini bisa terlihat pada pemberian nilai score dan bobot untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bias maka dilakukan pemberian kuesioner. Dengan kuesioner maka tingkat akursi dari objective matrix akan meningkatkan karena hasil dari kuesioner merupakan hasil partisipasi dair orang – orang yang kompeten terhadap pengambilan keputusan pada sebuah produksi diperusahaan. Dengan partisipasi tersebut maka penentuan rasio produktivitas dan pembobotan dapat mencerminkan keadaan sebenarnya pada proses produksi perusahaan 2.10.5 Bentuk dan penyusunan model OMAX Pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriksobjective yang terdiri dari tiga kelompok (blok) yaitu: 38 productivity criteria A Performance ...10 ...9 ...8 ...7 ...6 B ...5 Scores ...4 ...3 ...2 ...1 ...0 Score C Weight Value PERFORMANCE INDEX CURRENT PREVIOUS % INDICATOR Gambar 2.6 Gambar Objektive Matrix 39 Keterangan: A. Blok Pendefinisian, terdiri atas: 1. Kriteria produktivitas, yaitu kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada bagian atau departemen yang akan diukur produktivitasnya. Kriteria ini sebaiknya lebih dari satu. 2. Performasi sekarang, yaitu tiap produktivitas berdasarkan pengukuran terakhir. B. Blok Kuantifikasi, terdiri atas: 1. Skala, yaitu angka – angka menunjukan tingkat performansi dari pengukuran tiap kriteria produktivitas. Terdiri dari 11 bagian dari 0 sampai dengan 10. Semakin besar skala, semakin baik produktivitasnya. Kesebelas skala tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Level 0, yaitu nilai produktivitas yang terburuk yang mungkin terjadi. b. Level 3, yaitu nilai produktivitas sekarang. c. Level 10, yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu. C. Blok C (Blok Nilai/score), terdiri atas: 1. Skor, yaitu nilai level dimana pengukuran produktitas berada. Misalnya jika output/jam = 100 terletak pada level 5, maka skor untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai dengan angka matriks, maka dilakukan pembulatan ke bawah yang 40 artinya pengukuran dilakukan untuk tujuan mengukur performansi diri sendiri (internal), serta pembulatan keatas jika pengukuran dilakukan untuk tujuan mengukur performansi penilaian orang luar (eksternal). 2. Bobot menyatakan derajat kepentingan (dinyatakan dalam satua persen (%) yang menunjukan pengaruh relatif kriteria tersebut terhadap prduktivitas unit kerja yang diukur. Besarnya bobot ditentukan oleh suatu kelompok manajemen yang akan diukur. Jumlah bobot dari tiap kriteria adalah 100. 3. Nilai dari pada pencapaian yang berhasil diperoleh untuk tiap kriteria pada periode tertentu didapat dengan mengalikan skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut. 4. Indikator produktivitas, merupakan jumlah dari tiap nilai indeks produktivitas (IP), maka dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan terhadap performasi sekarang. Perfoirmasi sekarang – performasi sebelumnya karena semua indikator mendapat skor tiga pada saat matriks mulai dioperasikan, maka indeks produktivitas adalah: IP = Indeks prod. sekarang – indeks prod. sebelumnyaX 100% Indeks prod. sebelumnya 2.10.6 Penyusunan Matriks: Dalam penyusunan matriks maka langkah yang dilakukan adalah sebagian berikut: 41 1. Menentukan kriteria produktivitas. Langkah pertama ini adalah mengidentifikasi kriteria produktivitas yang sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini dilaksanakan. 2. Menjelaskan Data. Setelah kriteria produktivitas teridentifikasi dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan kriteria tersebut secara lebih terperinci. - Penilaian pencapaian mula – mula (skor 3) Pencapaian mula – mula diletakan pada skor 3 dari skala 1 sampai 10 untuk memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan daripada untuk terjadinya penurunan. Pencapaian ini juga biasanya diletakan pada tingkat yang lebih rendah lagi agar memungkinkan terjadi pertukaran dan memberi kelonggaran apabila sekali – sekali terjadi kemunduran. - Menetapkan sasaran (skor 10) Skala skor 10 ini berkenan dengan sasaran yang ingin kita capai dalam dua atau tiga tahun mendatangkan sesuai dengan lamanya pengukuran ini akan dilakukan dan karenanya harus berkesan optimis tetapi juga pendek. - Menetapkan sasaran jangka pendek Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matriks dilakukan langsung setelah butir skala nol, tiga, sepuluh telah 42 teisi. Butir yang tersisa diisi dengan jarak antar skor adalah sama. - Menentukan derajat kepentingan (bobot) Semua kriteria tidaklah memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentinganya tiap kriteria harus diberi bobot. Pembobotan biasanya dilakakan oleh pihak pengambilan keputusan dan dapat pula dilakuakan oleh orang – orang yang terpilih kerena dianggap paham akan kondisi unit kerja yang akan diukur. - Pengeoperasian Matriks. Pengoperasian Matriks baru dapat dilakuan apabila semua butir diatas telah dipenuhi. Setelah itu dapat diukur indeks produktivitas dari unit kerja yang diukur. 43 44