LAPORAN KERJA PRAKTEK Penerapan Balanced Scorecard (BSC

advertisement
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Penerapan Balanced Scorecard (BSC) Untuk Menyusun Strategi Bisnis
Sekolah Menengah Atas
(Studi Kasus SMA NEGERI 1 TANGERANG)
Disusun Oleh :
Nama
: Kukuh Wilujeng Dias Utami
NIM
: 41609010046
Program Studi
: Teknik Industri
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2012
iii
Penerapan Balanced Scorecard (BSC) Untuk Menyusun Strategi Bisnis
Sekolah Menengah Atas
(Studi Kasus SMA Negeri 1 Tangerang)
ABSTRAK
Pengukuran kinerja organisasi perlu dilakukan agar dapat memberikan kepuasan
bagi pelanggan, sebagai salah satu dari Rintisan Sekolah Berstandar Internasional
(RSBI), pengukuran kinerja di SMA Negeri 1 Tangerang dilakukan oleh Badan
Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS). Namun hasil dari pengukuran tersebut tidak
dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan.
Salah satu metode pengukuran kinerja yang banyak digunakan saat ini adalah Balanced
Scorecard (BSC). Perancangan dimulai dengan mengidentifikasi visi, misi, dan tujuan
strategik dalam keempat perspektif Balanced Scorecard yang menghasilkan sasaran
strategi, ukuran kinerja yang akan dicapai, target, dan inisiatif strategik. Hasil dari
wawancara terstruktur digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan internal
yang digunakan sebagai dasar dalam perancangan Balanced Scorecard pada SMA
Negeri 1 Tangerang melalui empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan yang saling berinteraksi.
Hasil pengolahan data dan analisa menghasilkan peta rencana strategi bisnis SMA
Negeri 1 Tangerang yang menempatkan perspektif pelanggan paling puncak, diikuti
perspektif proses bisnis internal, perspektif finansial, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Dengan demikian kinerja SMA Negeri 1 Tangerang sudah sesuai dengan
visi dan misi serta tujuan strategis yang ditetapkan manajemen yaitu sukses prestasi,
unggul dalam pelayanan, santun dalam pergaulan, serta terdepan dalam pembaharuan.
Kata Kuci : Balanced Scorecard, Perspektif Finansial, Perspektif Pelanggan, Perspektif
Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
iv
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan Ridho dan
Rahmat–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tangerang, yang dilaksanakan dari tanggal 7 Mei 2012
s.d 6 Juni 2012.
Laporan kerja praktek ini disusun dalam rangka memenuhi syarat kurikulum
perkuliahan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri
Universitas Mercu Buana.
Selama pelaksanaan dan penulisan laporan kerja praktek ini, tentunya tak lepas
dari bantuan banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT karena atas izin-Nya lah laporan Kerja Praktek (KP) ini bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.
2. Ibu, Bapak dan Keluargaku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
yang luar biasa serta telah memberikan hal terbaik dalam hidupku.
3. Bapak Ir. Torik Husein, MT selaku dekan dari Fakultas Teknik Universitas Mercu
Buana.
4. Bapak Ir. Muhammad Kholil, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Mercu Buana.
5. Bapak Resa Taruna, Ssi, MT selaku Koordinator Kerja Praktek di Program Studi
Teknik Industri Universitas Mercu Buana.
6. Bapak Selamet Riyadi, ST, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
membimbing saya dalam menyusun laporan kerja praktek.
v
7. Ibu Hayu Kartika, ST, MT selaku Dosen Penguji laporan kerja praktek.
8. Bapak Prastowo, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tangerang yang telah
memberikan saya kesempatan untuk dapat melaksanakan kerja praktek di SMA
Negeri 1 Tangerang.
9. Ibu Yuni Septiani, S.Pd selaku pembimbing yang telah berkenan membimbing dan
membantu saya selama melaksanakan kerja praktek di SMA Negeri 1 Tangerang.
10. Seluruh staf guru, staf administrasi dan siswa/i SMA Negeri 1 Tangerang yang telah
berkenan mengisi kuesioner dan kerja samanya selama proses kerja praktek.
11. Kepada seseorang yang spesial Dodi Indaryana, sahabat dan teman-teman terbaik
saya Rambu, Diah, Nurul, Bayu, Joko, Mardi, Yoga yang telah memberikan
semangat, saran dan masukan dalam proses penyusunan laporan kerja praktek.
12. Semua teman-teman Teknik Industri Mercu Buana khususnya angkatan 2009, terima
kasih atas kebersamaannya selama ini.
13. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kerja Praktek yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini tentunya masih terdapat banyak
kekurangan, namun hal itulah yang mendorong saya untuk berbuat lebih baik. Saya
memohon maaf jika penulisan Laporan Kerja Praktek ini terdapat kesalahan, dan
semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.
Jakarta, 29 September 2012
Hormat Saya
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Pernyataan …………………………………………………………..
i
Halaman Pengesahan …………………………………………………………..
ii
…………………………………………..
iii
…………………………………………………………………..
iv
…………………………………………………………..
v
Halaman Keterangan Perusahaan
Abstraksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
…………………………………………………………………..
Daftar Tabel …………………………………………………………………..
vii
x
…………………………………………………………..
xii
Daftar Grafik …………………………………………………………………..
xiii
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
…………………………..
1
1.2
Perumusan Masalah
…………………………..
5
1.3
Batasan Masalah
…………………………..
5
1.4
Tujuan Penelitian
…………………………..
6
1.5
Metodologi Penelitian
…………………………..
6
…………………..
6
1.5.3 Penentuan Populasi
…………………………..
8
1.5.4 Penentuan Sampel
…………………………..
8
….
9
1.5.1 Objek Penelitian
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
1.5.5 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner
………….
10
1.5.7 Langkah-langkah Penelitian ………………….
13
…………………………..
14
1.5.6 Pengujian Instrumen Penelitian
1.6
Sistematika Penulisan
vii
BAB II
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
….
16
…………………..
17
…………………………………..
18
2.4
Sarana dan Prasarana ……..……………………………
19
2.5
Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff
………………….
20
2.6
Jumlah Siswa …………………………………………..
20
2.7
Data Kualitas dan Kualifikasi SMAN 1 Tangerang ….
20
2.8
Denah Lokasi …………………………………………..
21
2.1
Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Tangerang
2.2
Visi dan Misi SMAN 1 Tangerang
2.3
Struktur Organisasi
LANDASAN TEORI
3.1
Kinerja
3.1.1 Definisi Pengukuran Kinerja ………………….
22
3.1.2 Manfaat pengukuran Kinerja ………………….
25
…
26
3.1.3 Sistem Pengukuran Kinerja Tradisional
3.2
Metode Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
3.2.1 Sejarah Balanced Scorecard ………………….
27
…………
28
3.2.2 Pengertian Balanced Scorecard
3.2.3 Berbagai Perspektif yang Diukur dalam Balanced
Scorecard
…………………………………..
30
………….
39
3.2.4 Keunggulan Balanced Scorecard
3.2.5 BSC Sebagai Alat Menterjemahkan Visi dan Strategi
dalam Tataran Aksi
………………………….
40
3.3
Pengertian Visi
………………………………….
41
3.4
Pengertian Misi
………………………………….
41
3.5
Skala Likert
………………………………….
41
3.6
Metode CIMOSA
………………………….
43
…………
44
3.6.3 Pengertian CIMOSA …………………………
44
3.6.4 CIMOSA System Life Cycle …………………
45
…………………
46
3.6.1 Proses Bisnis Kritis
3.6.2 Order Winner dan Order Qualifier
3.6.5 Kerangka Kerja CIMOSA
viii
BAB IV
HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Sistem Pengukuran Kinerja SMAN 1 Tangerang
….
50
4.2
Perancangan Sistem Kinerja dengan Model (BSC) ….
51
4.3
Identifikasi Proses Bisnis Kritis Dengan Menggunakan
Metode CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing for
Open System Architecture)
4.4
.........................................
53
Penentuan Tujuan/Sasaran Strategis …………………..
56
…..
62
…………………………..
67
4.4.1 Penetuan Key Performa Indicator (KPI)
4.4.2 Penetapan Target
4.5
Mengukur Kinerja Masing-Masing Perspektif
4.5.1 Mengukur Kinerja Perspektif Keuangan
(Financial Perspective)
…………………..
75
4.5.2 Mengukur Kinerja Perspektif Pelanggan
(Customer Perspective)
…………………..
80
4.5.3 Mengukur Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
(Internal Business Process Perspective)
…..
87
4.5.4 Mengkur Kinerja Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan (Learning Growth Perspective) ….
4.6
BAB V
Keterkaitan Antar Indikator ……………………………
93
96
KESIMPULAN DAN SARAN
……………………………………………
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran ……………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
98
100
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Sarana dan Prasarana yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang
Tabel 2.2
Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff yang dimilki
19
oleh SMAN 1 Tangerang
20
Tabel 2.3
Jumlah Siswa yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang
20
Tabel 3.1
Perbandingan Sistem Manajemen Tradisional dan Komputer
39
Tabel 4.1
Penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Strategi SMAN 1 Tangerang
ke dalam Sasaran-sasaran Strategis
61
Tabel 4.2
Key Performance Indicator (KPI)
72
Tabel 4.3
Jumlah penerimaan dan pengeluaran total per bulan yang diterima
oleh SMAN 1 Tangerang selama Tahun Ajaran 2011/2012
Tabel 4.4
Tingkat Penerimaan Dana Dari Penerimaan Siswa Baru
Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
Tabel 4.5
76
78
Tingkat Penerimaan Sumber Dana Non Siswa
Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
79
Tabel 4.6
Hasil Kuesioner Kepuasan Siswa
81
Tabel 4.7
Pertumbuhan Pelanggan (Siswa) SMAN 1 Tangerang pada
Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
84
Tabel 4.8
Persentase Tingkat Kelulusan Siswa SMAN 1 Tangerang
85
Tabel 4.9
Intansi Atau Lembaga Terkait Yang Menjalin Kerjasama
Dengan SMAN 1 Tangerang
Tabel 4.10
Persentase Dari Jumlah Siswa Yang Diterima Dengan
Jumlah Siswa Yang Mendaftar Tahun Ajaran 2008/2009,
x
86
2009/2010, dan 2010/2011
Tabel 4.11
88
Rata-rata Nilai UAN Yang Telah Dicapai Oleh Siswa/Siswi
SMAN 1 Tangerang
Tabel 4.12
89
Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang
di Bidang Akademik
Tabel 4.13
89
Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang
di Bidang Non Akademik
91
Tabel 4.14
Persentase Siswa yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
92
Tabel 4.15
Hasil Kuesioner Kepuasan Karyawan
94
Tabel 4.16
Jumlah Tenaga Pengajar dan Tingkat Studi yang Telah Diperoleh 96
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Langkah-langkah Penelitian
13
Gambar 2.1
Struktur Organisasi SMAN 1 Tangerang
18
Gambar 2.2
Denah Lokasi SMAN 1 Tangerang
21
Gambar 3.1
Balanced Scorecard Sebagai Salah Satu Kerangka
Kinerja Kerja Tindakan Strategis
28
Gambar 3.2
Perspektif Pelanggan Sebagai Tolak Ukur Utama
34
Gambar 3.3
Sirkulasi Perspektif Balanced Scorecard (BSC)
37
Gambar 3.4
Kerangka Kerja Konsep CIMOSA
45
Gambar 3.5
Particular Enterprise Model
47
Gambar 4.1
Core Process SMAN 1 Tangerang
56
Gambar 4.2
Keterkaitan Antar Indikator Terpilih SMAN 1 Tangerang
97
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1
Jumlah Penerimaan per Bulan SMAN 1 Tangerang
Tahun Ajaran 2011/2012
Grafik 4.2
76
Jumlah Pengeluaran per Bulan SMAN 1 Tangerang
Tahun Ajaran 2011/2012
77
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang
bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi salah satu pranata kehidupan
sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia dari satu masa ke masa yang
lainnya, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan
memberi manfaat yang luas bagi kehidupan suatu bangsa.
Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan berakhlak mulia yang
menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat sejahtera. Pendidikan juga
meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga mampu hidup harmonis dan toleran
dalam kemajemukan, sekaligus memperkuat kondisi sosial dalam memantapkan
wawasan kebangsaan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis. Disisi lain
pendidikan juga memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
penyediaan tenaga kerja yang berpengetahuan, menguasai teknologi dan mempunyai
keahlian dan keterampilan.
1
Tingginya harapan dan ekspektasi masyarakat terhadap dunia pendidikan,
membuat sekolah sebagai salah satu institusi pelaksana di bidang pendidikan perlu
berbenah diri. Sekolah perlu melakukan pengukuran atas kinerjanya, agar dapat
memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat.
Penggunaan metode Balanced Scorecard (BSC) bagi pengelolaan manajemen
sekolah sebagai salah satu institusi pelaksana di bidang pendidikan mungkin terasa
asing, sebab penerapan sistem ini awal mulanya dipergunakan dalam pengevaluasian
manajemen sebuah perusahaan di dunia. Konsep balanced scorecard yang
dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996:14) memberikan suatu kerangka kerja
bagi pihak manajemen untuk menterjemahkan misi dan strategi organisasi kedalam
tujuan-tujuan dan ukuran-ukuran yang dapat dilihat secara komprehensif ke dalam
empat perspektif, yaitu (1) financial perspective (perspektif keuangan), (2) customer
perspective (perspektif pelanggan), (3) internal business process perspective (perspektif
proses bisnis internal), dan (4) learning growth perspective (perspektif belajar dan
berkembang).
Relevansi strategi dan target kinerja menjadi isu penting karena dalam
kenyataannya banyak organisasi yang memiliki visi, misi, dan strategi yang bagus,
tetapi organisasi tersebut masih gagal atau kinerjanya rendah. Kegagalan seringkali
dikarenakan organisasi tidak berfokus pada strategi. Strategi yang telah ditetapkan tidak
dilaksanakan dengan baik sehingga terjadi keterputusan antara visi, misi, dan strategi
dengan program, anggaran dan implementasinya. Demikian halnya dengan sebuah
Sekolah Menengah Atas yang merupakan institusi pelaksana di bidang pendidikan,
sehingga lebih mengutamakan pelayanan kepada pelanggan (dalam hal ini siswa).
2
Pada dasarnya, setiap organisasi atau perusahaan memiliki scorecard yang
berbeda dengan perusahaan lainnya, disebabkan perbedaan strategi dan sifat usaha yang
mereka miliki. Pengukuran kinerja pada dunia pendidikan, merupakan suatu hal yang
sangat menarik, namun dari beberapa penelitian, kebanyakan pengukuran kinerja yang
dibahas adalah pengukuran kinerja pada perguruan tinggi, seperti yang pernah
dilakukan oleh Siskawati dkk, (2000) dan Fuad (2008). Sulit menemukan penelitian
yang membahas tentang pengukuran kinerja sekolah, padahal tingginya tuntutan dan
harapan masyarakat selaku pelanggan. Balanced Scorecard bisa dipakai lebih dari
sekedar sistem pengukuran melainkan juga untuk mengkomunikasikan strategi baru dan
menyelaraskan sekolah terhadap strategi baru tersebut.
Objek penelitian ini akan dilakukan pada institusi pelaksana di bidang pendidikan
yaitu Sekolah Menengah Atas tepatnya di SMAN 1 TANGERANG. Dengan penelitian
ini diharapkan pengelola / komite sekolah tersebut dapat mengetahui seberapa besar
kinerja yang telah dihasilkan selama ini. Serta dapat memberikan informasi bagi para
masyarakat terutama siswa yang ingin masuk ke tingkat Sekolah Menengah Atas.
SMAN 1 TANGERANG memiliki visi yaitu:
1. Sukses Prestasi
2. Unggul dalam Pelayanan
3. Santun dalam Pergaulan
4. Terdepan dalam Pembaharuan
Dan misi yaitu:
1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang
baik di bidang akademik maupun non akademik.
3
2. Meningkatkan kualitas partisipasi seluruh unsur pendidikan secara
proposional dan professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal.
3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang
komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal.
4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan
berlandaskan etika pergaulan yang humanis.
5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang
pendidikan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris.
8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
10. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
Berdasarkan visi dan misi tersebut dapat diketahui bahwa SMAN 1
TANGERANG ingin memberikan pelayanan pendidikan yang profesional maksudnya
bahwa SMAN 1 TANGERANG akan memberikan pelayanan tidak hanya kepada
siswanya namun ke seluruh warga di SMAN 1 TANGERANG baik dalam segi
akademik maupun non akademik. Dengan berbasiskan ajaran agama, nilai-nilai budaya,
4
dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sehingga dapat menjaga kepercayaan
masyarakat sebagai tempat pelayanan pendidikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “Penerapan Balanced Scorecard Untuk Menyusun
Strategi Bisnis Sekolah Menengah Atas Studi Kasus SMA NEGERI 1 TANGERANG.”
1.2
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Melakukan pengukuran kinerja
pada SMAN 1 TANGERANG dilihat dari visi dan misi yang telah ditetapkan
dibandingkan dengan tujuan yang telah dicapai secara berkelanjutan dengan Balanced
Scorecard (BSC) guna untuk mengetahui tingkat kinerjanya.”
1.3
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar pembahasannya terarah dan
mempunyai batasan yang jelas sehingga mendapatkan hasil yang optimal, oleh karena
itu perlu diadakan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Data yang diambil sesuai dengan kondisi Sekolah Menengah Atas pada saat
dilakukan penelitian ini.
2. Perancangan balanced scorecard hanya dijabarkan dari visi dan misi yang
telah ditetapkan SMAN 1 TANGERANG dibandingkan dengan tujuan yang
telah dicapai.
3. Pengambilan sampel dengan kuesioner terhadap siswa menyangkut perspektif
pelanggan dilakukan hanya kepada kelas X hal tersebut dikarenakan pada saat
penyebaran kuesioner kelas XII sudah tidak aktif lagi dalam KBM.
5
1.4
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, adapun
tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengidentifikasi tujuan strategis dari tiap-tiap perspektif Balanced
Scorecard berdasarkan visi dan misi SMAN 1 TANGERANG.
2. Dapat mengidentifikasi key performance indicator sesuai visi dan misi SMAN
1 TANGERANG.
3. Mengetahui hasil kinerja SMAN 1 TANGERANG yang telah dicapai dengan
melihat visi dan misi yang telah ditetapkan.
1.5
Metodologi Penelitian
1.5.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penyusunan Kerja Praktek ini adalah institusi pelaksana di
bidang pelayanan pendidikan yaitu SMAN 1 TANGERANG.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang diperlukan, dapat dilakukan
dengan cara :
1. Wawancara (interview)
Adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan
pelanggan/karyawan dan pihak manajemen yang berkaitan dengan informasi
yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian tersebut.
6
2. Pengamatan (observasi)
Yaitu memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan
secara langsung pada obyek penelitian untuk mendapatkan gambaran nyata
dari masalah yang diamati.
3. Penyebaran Angket (Kuesioner)
Diperlukan
untuk
mengetahui
keinginan
pelanggan/karyawan
(dalam
penelitian ini sebagai objeknya adalah siswa dan guru atau bagian Tata Usaha)
terhadap pelayanan yang diberikan dan sebelumnya dibuatkan daftar
pertanyaan yang menyangkut atribut pelayanan tersebut.
4. Studi Pustaka
Yaitu metode pengumpulan data dari buku-buku literatur, skripsi, jurnal,
internet, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah yang
dibahas.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu:
1.
Data Primer
a. Data yang diperoleh langsung dari pihak menejemen SMAN 1
TANGERANG.
b. Data yang langsung diperoleh dari pelanggan/karyawan (siswa/guru dan
Tata Usaha), meliputi:
a) Data keinginan pelanggan/karyawan terhadap kualitas pelayanan jasa
dan fasilitas yang tersedia di SMAN 1 TANGERANG.
b) Data penilaian terhadap kualitas pelayanan jasa dan fasilitas yang
tersedia di SMAN 1 TANGERANG.
7
2.
Data Sekunder
Data ini diperoleh melalui referensi-referensi yang mendukung dalam
menyelesaikan masalah terhadap obyek yang diteliti.
1.5.3 Penentuan Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1992: 102). Identifikasi
populasi merupakan langkah awal dalam penelitian yang digunakan untuk menentukan
siapa yang menjadi responden atau populasi. Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek
penelitian adalah pelanggan/karyawan di SMAN 1 TANGERANG yaitu para siswa,
staff guru dan staff Tata Usaha.
1.5.4 Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1992:
104). Mengenai ketentuan sampel penelitian ini dapat dikemukakan bila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, jika jumlah subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10% – 15% atau
20% – 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari (Arikunto, 1992: 107):
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang
resikonya besar tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik.
8
Pada penelitian ini penulis menetapkan, karena jumlah subyeknya lebih dari 100
siswa, maka tidak diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian sampel.
Maka ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin, sebagai berikut :
𝑛=
𝑁
1 + 𝑁. 𝑒 2
πΎπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘›:
n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e2
= presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih ditolerir, yaitu 10%.
οƒ˜ Kuesioner siswa
𝑛=
210
= 67,74 ≈ 68
1 + 210. (0,10)2
οƒ˜ Kuesioner staff Guru/TU
𝑛=
72
= 41,86 ≈ 42
1 + 72. (0,10)2
1.5.5 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di
jawabnya.
Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam memperoleh nilai
kepentingan dari variabel keinginan pelanggan. Metode yang digunakan untuk
9
menyatakan sikap adalah dengan menggunakan Skala Likert yang merupakan skala
yang berisi empat tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statetmen
atau pertanyaan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Dalam
Skala Likert yang asli, tingkat kepentingan responden terhadap suatu pernyataan dalam
angket diklasifikasikan sebagai berikut:
ο‚·
SP
: Sangat Puas
ο‚·
P
: Puas
ο‚·
TP
:Tidak Puas
ο‚·
STP
: Sangat Tidak Puas
Maksud kategorisasi jawaban SP/P/TP/STP adalah untuk melihat kecenderungan
pendapat responden, ke arah sangat penting atau sangat tidak penting.
Kuesioner dalam penelitian ini berisi pertanyaan yang merupakan variabel
keinginan siswa dan staff guru/TU. Penyebaran kuesioner ini dilakukan kepada siswa
dan staff guru/TU di SMAN 1 TANGERANG. Kuesioner untuk siswa sebanyak 68 dan
untuk staff guru /TU sebanyak 42 untuk menentukan butir atribut jasa yang valid dan
reliabel serta tingkat kepentingan dan persepsi siswa terhadap tiap atribut jasa.
1.5.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kuesioner yang nantinya dipergunakan
untuk mengukur kepuasan karyawan. Berdasarkan dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat diperoleh hasil yang benar-benar obyektif, yang dikenal dengan istilah validitas.
Selain itu perlu juga diuji konsistensinya yang dikenal dengan istilah reliabilitas.
Validitas dan reliabilitas merupakan dua syarat dalam menentukan baik atau tidaknya
suatu penelitian.
10
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas
dapat dilakukan dengan tiga cara (Ghozali, 2006):
1. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk
atau variabel.
2. Uji validitas juga dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.
3. Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menguji apakah
suatu konstruk mempunyai undimensionalitas atau apakah indikatorindikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau
variabel.
Dalam penelitian ini, digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat
ukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian
validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi bivariate.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu kewaktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu (Ghozali, 2006) :
11
1. Reapeted measure atau pengukuran ulang. Di sini, seseorang akan disodori
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat
apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One shot atau pengukuran sekali saja. Di sini pengukurannya hanya sekali
saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan yang lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alfa (α).
Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur dengan menggunakan metode one shot
atau pengukuran sekali saja, yaitu dengan uji statistik Cronbach Alfa dengan taraf
signifikan sebesar 5%. Menurut Imam Ghozali, (2002:133) variabel dikatakan memiliki
tingkat reliabilitas yang tinggi, jika nilai koefisien yang diperoleh (Cronbach alpha) >
0,60 dan uji selanjutnya dapat dilanjutkan karena angket dinyatakan reliabel.
12
1.5.7 Langkah-langkah Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaimana tersaji pada gambar
1.1 di bawah ini.
Mulai
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Penentuan Sasaran Strategis dan Perumusan KPI berdasarkan
hasil wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner
Penentuan Sasaran Strategis
Perumusan Ukuran dan
Sasaran Strategis
Perumusan Keterkaitan Antar
Sasaran dan Strategis
Perumusan Keterkaitan antar Ukuran
Kinerja Dengan Sasaran Strategis
Perumusan KPI
Penentuan Inisiatif Strategis
Analisa dan Pembahasan
Penarikan Kesimpulan
Selesai
Gambar 1.1 Langkah-langkah Penelitian
13
1.6
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian yang akan dilakukan, penulis berpedoman pada
kriteria penyusunan laporan dan membaginya dalam lima bab yang saling berkaitan satu
sama lainnya, yaitu dengan format sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan
permasalahan, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Memuat secara singkat dan padat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi
objek penelitian, sisem organisasi dan manajemen dari perusahaan.
BAB III LANDASAN TEORI
Diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi tentang teoriteori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam
pembahasan serta pemecahan permasalahan. Landasan teori yang digunakan
adalah bertujuan untuk menguatkan metode yang dipakai untuk memecahkan
permasalahan di perusahaan. Untuk lebih memahami apa-apa saja yang harus
dilakukan pada saat penelitian dan bagaimana tahapan-tahapan yang dilakukan
pada saat penelitian.
BAB IV HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
Diterakan mengenai data hasil penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai
bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada
14
pembahasan masalah. Lebih lanjut diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari
analisa data dan pemecahan masalah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pegolahan data dan
saran-saran bagi SMAN 1 TANGERANG maupun pengembangan penelitian
selanjutnya.
15
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Tangerang
SMAN 1 Tangerang didirikan pada tanggal 27 Oktober 1958. Sejak mulai
berdirinya pada tahun tersebut, gedung SMA Negeri 1 Tangerang berada di Jl. Daan
Mogot No. 5 (Sekarang No. 50) di atas tanah milik Pemda seluas ± 3.585 M 2. Gedung
tersebut merupakan swadaya masyarakat dengan bantuan Pemda.
Pada tahun 1965 SMA Negeri 1 Tangerang membuka filial di Balaraja (yang
sekarang menjadi SMA Negeri 1 Balaraja) dan di Cengkareng (yang sekarang menjadi
SMA Negeri 33 Jakarta).
Pada tahun 1968, karena alasan kesejahteraan guru pada waktu itu, SMA Negeri
1 Tangerang secara administratif dikelola oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan DKI Jakarta dengan nama SMA Negeri 27 Jakarta di Tangerang. Atas
permohonan dan desakan dari Kepala Sekolah pada Gubernur DKI Jakarta untuk
mencegah banyaknya anak-anak di Tangerang yang bersekolah ke Jakarta. Maka pada
tahun 1979 SMA Negeri 27 diberi bantuan satu unit gedung diatas tanah milik
Departemen Kehakiman di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, yang sekarang
menjadi SMA Negeri 2 Tangerang.
16
Mulai tahun 1982 SMA Negeri 27 secara administratif diambil alih oleh Kanwil
Depdikbud Propinsi Jawa Barat, dan diganti namanya menjadi SMA Negeri Tangerang,
dan karenanya SMA yang ada di Jalan TMP Taruna berdiri sendiri menjadi SMA
Negeri 2 Tangerang, Sekolah induk menjadi SMA Negeri 1 Tangerang.
2.2
Visi dan Misi SMAN 1 Tangerang
Dalam menyelenggarakan pendidikan SMA Negeri 1 Tangerang berbasiskan
terhadap penguasaan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) yang menjadi barometer keberhasilan pendidikan.
Visi SMAN 1 Tangerang:
1. Sukses Prestasi
2. Unggul dalam Pelayanan
3. Santun dalam Pergaulan
4. Terdepan dalam Pembaharuan
Misi SMAN 1 Tangerang:
1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang baik di
bidang akademik maupun non akademik.
2. Meningkatkan
kualitas
partisipasi
seluruh
unsur
pendidikan
secara
proposional dan professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal.
3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang komunikatif
sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal.
4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan
berlandaskan etika pergaulan yang humanis.
5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan
sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
17
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris.
8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
10. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga
budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
2.3
Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di SMAN 1 Tangerang yaitu sebagai berikut:
Kepala Sekolah
Prastowo, M.Pd
Komite Sekolah
Sarehwiyono, M.SH.,MH
Kepala TU
Dra. Hj. Hartini
Bendahara Komite
Yatimah M. Yahya, S.Pd.
Wakasek Kurikulum
Sulassim, M.Pd
Drs. Dorlan S.
Wakasek Kesiswaan
Mangatas Pakpahan, S.Pd
Drs. Hj. Suarni M
Wakasek
Sarana/Prasarana
Drs. Undang R
Humas
Yuni Septiani, S.Pd
Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Tangerang
18
2.4
Sarana dan Prasarana yang Dimiliki oleh SMAN 1 Tangerang
Tabel 2.1 merupakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMAN 1 Tangerang
beserta dengan luasnya:
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang
Jenis Ruang
Ruang Kelas
Ruang Perpustakaan
Laboratorium Kimia
Laboratorium. Fisika
Laboratorium Biologi
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Komputer
Laboratorium Multimedia
Ruang Kep. Sek
Ruang PKS
Ruang Guru
Ruang TU
Ruang Pusat Belajar dan Guru
Toilet Guru
Toilet Siswa
Gudang
Ruang BP/BK
Ruang OSIS
Ruang PMR
Kantin
Musholla
Ruang Penjaga
Ruang Koperasi
Lapangan Upacara
Jumlah
21
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
4
14
2
1
1
1
1
1
1
1
1
Luas (m2)
960 m2
210 m2
144 m2
72 m2
96 m2
72 m2
72 m2
72 m2
50 m2
60 m2
140 m2
72 m2
72 m2
12 m2
42 m2
18 m2
12 m2
8 m2
8 m2
72 m2
96 m2
34 m2
16 m2
435 m2
19
2.5
Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff
Jumlah tenaga pengajar dan staff yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff yang dimilki oleh
SMAN 1 Tangerang
Jabatan
Kepala Sekolah
Tetap
Tidak Tetap
Guru
Tenaga Administrasi
2.6
Jumlah
1
46
15
15
Jumlah Siswa
Jumlah siswa yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Jumlah Siswa yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang
Tahun Ajaran
Kelas
X
XI
XII
X
XI
XII
2010/2011
2011/2012
2.7
Jumlah
222
222
279
224
224
222
Data Kualiatas dan Kualifikasi SMAN 1 Tangerang
Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Tangerang
Alamat
: Jl. Daan Mogot No. 50, Tangerang, Banten
Tahun berdiri
: 1957
Program Kurikulum
: Kurikulum KTSP
Peringkat/Nilai Akreditasi
: Huruf : A
No. SK Akreditasi
: 2800 SMA/MA 0024 08
Nilai : 95,01
20
2.8
Denah Lokasi
Denah lokasi SMAN 1 Tangeranag secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Kelas XI IPA-5
Kelas XII IPA-5
Kelas XI IPA-6
Kelas XII IPA-6
WC Siswa
Kelas X-1
Kelas X-2
Kelas X-3
Kelas X-4
Kelas X-5
Kelas X-6
Kelas XII IPS
Kelas XI IPS
Kelas X-7
Lantai 2
Tangerang,
Kepala,
Maret 2012
Prastowo, M.Pd.
Kelas XII IPA-4
Kelas XII IPA-1
Kelas XI IPA-1
Ruang
Piket
Multimedia
Gudang
Olah Raga
Lab. Biologi
TRRC
Perpustakaan
Lantai 2
Lantai 3
5 5/16" Lab.Bahasa
Lab.Komputer 1
Gudang
Elektronik
R.Seni / Radio
Sekolah
WC
R.Tunggu
Ruang Guru
R.PKS
WC
WC
R.Kepala
Sekolah
R.Rapat
Pintu Masuk
Samping
Lab. Kimia
Lantai 3
WC
Lantai 1
Lab. Fisika
R.Koperasi
Pintu Masuk
Utama
Lantai 2
R. Multimedia
Kelas XII IPA-3
Usulan Gedung Baru
R. Lab Kom 2
Kelas XII IPA-2
Usulan Program Rehab
Th.Anggaran 2013
R.TU
Kelas XI IPA-3
R.PMR
Pintu Masuk
Lab.Fisika
R.PMR
Kelas XI IPA-4
Tahun 2012
Selasar
Lt. 3
Mushola
Mushola
R.BP/BK
Kelas XI IPA-2
Kantin
Ruang Masuk
R.UKS
AULA (USULAN GEDUNG BARU)
Denah Tangga
SMA Negeri 1
Tangerang
Lantai 3
Lantai 1
Lantai 1
Keterangan
NIP. 19650607 198803 1 012
WC
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
Rumah Penjaga
Sekolah
Ruang Gudang
Gambar 2.2 Denah Lokasi SMAN 1 Tangerang
21
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1
Kinerja
3.1.1 Definisi Pegukuran Kinerja
Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan banyak dilakukan
dengan menggunakan alat ukur kinerja yang kadang berbeda. Untuk menilai seberapa
jauh efektivitas operasi organisasi formal dalam mencapai tujuannya diperlukan metode
pengukuran tertentu. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu
organisasi formal dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan
keuangannya.
Metode analisis laporan keuangan organisasi formal yang umum digunakan saat
ini, antara lain:
a. Analisis rasio keuangan
Yaitu laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas
(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Rasio
keuangan dibedakan maenjadi: Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio
Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas.
b. Metode Economic Value Added (EVA)
22
Yaitu menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada penerapan nilai, dan
hanya bisa menilai proses dalam periode 1 tahun, EVA merupakan pengukuran
pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba
operasi.
c. Analisis Balanced Scorecard (BSC)
Yaitu
alat
untuk
mengukur
kinerja
keuangan
perusahaan
dengan
menyeimbangkan faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu
perusahaan. Dalam analisis BSC ada 4 aspek yaitu: prespektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, proses belajar dan berkembang.
d. Analisis RADAR
Yaitu menilai kinerja pada perusahaan yang merupakan modifikasi atau
penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya. Rasio RADAR dikelompokan
menjadi 5 yaitu: profitabilitas, produktifitas, utilitas aktiva, stabilitas dan potensi
pertumbuhan.
Sekolah Menengah Atas merupakan organisasi sektor publik (organisasi formal)
yang berhubungan langsung dengan penyediaan services and goods untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan masyarakat khususnya di bidang pendidikan. Dalam hal ini
siswa SMA/ orang tua wali murid merupakan pelanggan yang harus dilayani dengan
baik sehingga dalam rangka memenuhi customer satisfaction, sangat perlu ditanamkan
pola pikir (mind set) terhadap para pengelola organisasi layanan publik tentang
bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan (siswa SMA/ orang tua wali murid).
Peningkatan income tanpa diimbangi dengan kepuasan pelanggan belum menunjukkan
keberhasilan organisasi formal seperti ini.
23
Kinerja organisasi formal harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi
keberhasilan badan tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendekatan dalam
pengukuran kinerja bisa dimodifikasi agar layak digunakan untuk menilai kinerja
akuntabilitas publik dengan sebenarnya. Balanced Scorecard dan Value for Money bisa
digunakan dalam berbagai macam cara agar mampu mendeteksi ketercapaian organisasi
publik dalam melayani pelanggan (siswa SMA/ orang tua wali murid). Dalam lingkup
yang lebih sederhana, suatu pengukuran kinerja sangat diperlukan guna mendapatkan
hasil yang maksimal.
Kata kinerja merupakan kata yang sering mendapat perhatian khusus oleh setiap
individu, kelompok maupun organisasi sekolah. Kata ini sering disandingkan dengan
kata lain, seperti kinerja individu, kinerja kelompok, maupun kinerja organisasi.
Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “suatu yang dicapai” atau
prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebagai prestasi
kinerja oleh organisasi publik. Sedangkan pengukuran kinerja menurut (Donelly Gibson
dan Irnacevich: 1994) adalah suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja
adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam
rantai nilai yang ada pada perusahaan/organisasi publik. Hasil pengukuran tersebut
kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang
prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan
penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.
24
3.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja
Ada beberapa hal yang membuat pengukuran kinerja itu begitu penting.
Diantaranya, menurut Lynch dan cross (1993), manfaat sistem pengukuran kinerja yang
baik adalah sebagai berikut:
a. Manajemen SMA berbasis BSC menjadikan sistem manajemen SMA bersifat
komprehensif, terpadu, seimbang dan terukur. Bersifat komprehensfif dapat
dianalogikan sebagai “dashboard” yang memberikan informasi komprehensif,
akurat, relevan dengan tujuan dan “real time”.
b. Memotivasi
para
pengurus
dengan
memperbanyak
kegiatan
dalam
mengembangkan SMA. Sebab konsep ini membutuhkan suatu komitmen baik
dari manajemen pengurus, siswa maupun karyawan yang terlibat dalam
organisasi SMA guna mencapai tujuan yang ditentukan.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata
sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
e. Membangun komitmen untuk melakukan suatu perubahan dengan melakukan
evaluasi atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Untuk mencapai manfaat dari pengukuran kinerja tersebut, maka paling tidak
harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri
sesuai perspektif pelanggan.
b. Evaluasi atas berbagai aktivitas.
25
c. Dapat dinilai dengan menyeluruh, yaitu semua bidang aktivitas dalam organisasi
tersebut.
d. Membantu seluruh organisasi mengenali masalah-masalah yang ada dengan
kemungkinan melakukan perbaikan.
3.1.3 Sistem Pengukuran Kinerja Tradisional
Sistem pengukuran kinerja tradisional berfokus pada hasil laporan keuangan yang
mempergunakan berbagai rasio untuk berbagai keperluan yang akan diukur. Sedangkan
kinerja lain seperti peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap layanan jasa
perusahaan, peningkatan kompetensi dan komitmen personel diabaikan oleh manajemen
karena sulit dalam mengukurnya dan fokus perusahaan dalam manajemen belum
berorientasi pada pelayanan dan kepuasan palanggan. Laporan keuangan saja tidaklah
cukup ini dikarenakan laporan keungan tidak bisa mangevaluasi jejak perusahaan dan
langkah-langkah kompetitif apa saja yang harus dilakukan manajer. Sebab laporan
keuangan yang cemerlang belum menjamin langkah kedepan perusahaan akan lebih
maju tanpa didukung oleh pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Pengukuran kinerja dapat dibedakan atas pengukuran diagnostik dan srategis.
Pengukuran diagnostik ditujukan untuk memonitor apakah kegiatan bisnis terkontrol,
pengendalian ini mampu untuk mengetahui kejadian yang tidak biasa dan memerlukan
penanganan segera. Sedangkan pengukuran srategis berguna untuk menentukan strategi
dan mamancangnya agar mencapai keunggulan kompetitif dan sukses dimasa
mendatang.
Sistem pengukuran kinerja tradisional merupakan pengukuran diagnostik. Jika
terjadi hal-hal yang tidak biasa pada analisa laporan keuangan, manajemen berfokus
pada penanganan segera tanpa disertai informasi yang akurat tentang apa yang menjadi
26
penyebabnya dan faktor internal atau eksternal yang menjadi penyebabnya dan yang
memerlukan penanganan segera.
Karena beberapa hal yang menjadi kelemahan dari sistem pengukuran kinerja
tradisional tersebut maka diperlukan kinerja yang lebih lengkap dan kompetitif yang
mampu menjawab tantangan yang semakin ketat.
3.2
Metode Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
3.2.1 Sejarah Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) dipublikasikan perama kali dalam artikel Robert S.
Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dengan judul
“Balanced Scorecard Measures That Drive Performance”. Artikel tersebut berisi
serangkaian riset dan eksperimen mengenai pengembangan BSC sebagai sistem
pengukuran kinerja baru yang memungkinkan para eksekutif perusahaan dan berbagai
perspektif secara simultan.
Selanjutnya BSC, mengalami perkembangan dalam penerapannya, tidak hanya
sebagai pengukur kinerja perusahaan, namun meluas sebagai pendekatan dalam
penyusunan rencana strategik, dengan menghubungkan antara tolok ukur bisnis dengan
strategi perusahaan. Norton dan Kaplan menjelaskan pentingnya memiliki tolok ukur
berdasarkan keberhasilan strategis dalam artikel kedua meraka dalam Harvard Businees
Review, “Putting the Balanced Scorecard to Work”. Mulai pertengahan tahun 1994,
perusahaan konsultan yang dipimpin oleh David P. Norton, menerapkan BSC sebagai
sarana untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di berbagai perusahaan
kliennya. Sejak saat itu, BSC digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja namun
berkembang lebih lanjut sebagai manajemen strategis.
27
Gambar 3.1 Balanced Scorecard Sebagai Salah Satu Kerangka Kinerja Kerja
Tindakan Strategis
3.2.2 Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang dicapai untuk mengukur kinerja
/ performasi perusahaan yang terdiri dari atas empat pespektif yang berbeda-beda yaitu
pespektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced Scorecard menggambarkan adanya
keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, antara ukuran keuangan
dan non keuangan, antara indikator lagging (hasil) dan indikator leading (pendorong),
dan antara perspektif kinerja eksternal dan internal. Dengan BSC merupakan suatu
sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan
komprehensif
yang dapat
memberikan
pamahaman kepada manajer tentang
performance bisnis.
BSC melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran
pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari
28
visi dan strategi dan hal tersebut memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif
yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sistem manajemen
strategi, untuk mengukur strategi jangka panjang. Perusahaan manggunakan fokus
pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting:
a. Memperjelas dan menterjemahkan visi dan strategi.
b. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran stategis.
c. Merencanakan, merapikan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis.
d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
Sebagai kerangka kerja operasional strategi, penjabaran visi, misi, dan strategi
ke dalam empat perspektif BSC dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok
berikut ini:
1. Bagaimana penampilan perusahaan di mata pemegang saham? (Perspektif
Keuangan)
2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (Perspektif
Pelanggan)
3. Proses bisnis apa yang harus ditingkatkan / diperbaiki perusahaan? (Perspektif
Proses Bisnis Internal)
4. Apakah perusahan dapat melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara
berkesinambungan? (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)
Dengan semakin banyaknya BSC diterapkan di berbagai perusahaan, maka dapat
dilihat bahwa BSC lebih lagi dapat dipergunakan untuk:
1. Mengklasifikasikan dan mengasilkan konsensus mengenai strategi.
29
2. Mengkomunikasikan strategi keseluruh perusahaan.
3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi perusahaan.
4. Mengaitkan berbagai tujuan strategi dengan sasaran jangka panjang dan
anggaran tahunan.
5. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategi.
6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematik.
7. Mendapatkan
umpan
balik
yang
dibutuhkan
untuk
mempelajari
dan
memperbaiki strategi.
3.2.3
Berbagai Perspektif yang Diukur dalam Balanced Scorecard
Untuk mengevaluasi manajemen organisasi sekolah secara komprehensif, Kaplan
dan Norton menjelaskan evaluasi BSC dapat dicermati melalui berbagai pengukuran
kinerja dari aspek finansial (keuangan), aspek customer (siswa), aspek internal
organisasi, dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran (karyawan, sistem informasi dan
motivasi). Lebih jelasnya, 4 aspek perspektif yang diukur dalam Balanced Scorecard,
yaitu:
1. Financial Perspective (Perspektif Keuangan)
Balanced
Scorecard
tetap
mempertahnkan
perspektif
keuangan
karena
pengukuran keuangan sangat bernilai dalam menggambarkan konsekuensi ekonomi
yang telah dilaksanakan, tujuan keuangan berfungsi sebagai fokus untuk tujuan dan
pengukuran dalam semua perspektif lain yang ada dalam Balanced Scorecard.
Dalam menyusun BSC, sasaran finansial haruslah dikaitkan dengan strategi
perusahaan. Karenanya, ketika menyusun perspektif finansial, sasaran dan ukuran yang
dibuat haruslah memiliki dua peran yaitu kinerja finansial yang diharapkan dari strategi
perusahaan, dan sebagai target utama sasaran dan ukuran dari ketiga perspektif lainnya.
30
Evaluasi ini dapat diketahui dari aspek keuangan organisasi sekolah, peran kinerja
dari pengelola. Hal tersbut dapat dievaluasi berdasar berapakah pendapatan dari
organisasi sekolah tersebut. Pada saat organisasi sekolah melakukan pengukuran secara
finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendeteksi keberadaan
sumber-sumber dana keuangan organisasi sekolah dan dari mana saja sumber dana
diraih?
Sasaran-sasaran keuangan bisa sangat berbeda pada setiap tahap siklus kehidupan
bisnis. Teori strategi bisnis menekankan beberapa perbedaan strategis yang dapat diikuti
oleh pelaku bisnis. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan
pengukurannya berbeda. Kaplan menggolongkan ada 3 tahap perkembangan organisasi
dalam mengevaluasi aspek keuangan yaitu:
a. Tahapan bertumbuh atau berkembang (growth)
Tahap ini merupakan awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu
perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan mempunyai tingkat
pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang
baik. Perusahaan dalam tahap ini, mungkin secara operasi menggunakan aliran kas
(cash flow) yang negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang mudah. Oleh karena
itu, sasaran keuangan pada tahap ini ditekankan pada tingkat pertumbuhan pemulaan
produk atau jasa untuk jasa dan pelanggan baru, memelihara tingkat pengeluaran yang
cukup untuk produk dan pengembangan proses dan sistem, memantapkan pemasaran
baru, pemulaan, serta saluran distribusi.
b. Tahapan bertahan (sustain)
Tahap bertahan adalah upaya diamna perusahaan susah melakukan inventasi dan
reinvestasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yaitu terbaik. Dalam tahap
31
ini
perusahaan mencoba mempertahankan
pangsa pasar
yang ada, bahkan
mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang umum dilakukan diarahkan untuk
menghilangkan bottleneck, mengembangkan kepasitas, dan meningkatkan operasional
secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini lebih di arahkan pada besarnya
tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Sasaran keuangan yang lain adalah
Return On Capital Employee (ROCE), pendapatan operasional, dan margin pendapatan
kotor.
c. Tahap menuai atau panen (harvest)
Tahapan terakhir ini adalah tahap dimana perusahaan benar-benar melakukan
memanen / menuai investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih
jauh kecuali hanya pemeliharaan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan atau
membangun suatu kemampuan baru. Jadi sasaran-sasaran keuangan pada tahap ini
ditekankan pada memaksimalkan aliran kas masuk dan pengurangan model kerja.
2. Customer Perspective (Perspektif Pelanggan)
Perspektif pelanggan diinginkan untuk mengukur sejauh mana manajemen dan
seluruh
jajaran
organisasi
mempunyai
komitmen
terhadap
pelanggan
dan
mengoperasikan komitmen tersebut untuk mewujudkan kepuasan pelanggan dalam
rangka menciptakan loyalitas pelanggan.
Perspektif ini merupakan leading indicator dimana apabila pelanggan tidak
puas, mereka akan mencari produsen lain dalam hal ini sekolah lain yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah
pelanggan di masa depan meskipun saat ini keuangan terlihat baik. Perusahaan
mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana perusahaan telah menetapkan
pilihan untuk bersaing. Perspektif ini memungkinkan perusahaan untuk mengaitkan
32
ukuran inti pelanggan yaitu: kepuasan, kesetiaan, mempertahankan, menarik pelanggan
baru, profitabilitas dengan pelanggan dan pasar yang ditujukan.
Kelompok pengukuran pertama yaitu kelompok pengukuran pelanggan utama
(Customer Core Maintenance Group) merupakan pengukuran generik yang banyak
dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan, dimana kelompok pengukuran tersebut
terdiri dari:
a. Pangsa pasar, mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan
pasar yang ada, yang meliputi: umalah pelanggan, jumlah populasi, dan volume
unit penualan.
b. Retensi
pelnggan,
mengukur
tingkat
diamana
perusahaan
dapat
memepertahankan hubungan dengan kemampuannnya.
c. Akuisisi pelanggan, mengukur tingkat perusahaan dimana perusahaan mampu
menarik konsumen baru atau memenangkan bisnis baru.
d. Kepuasan pelanggan, menaksir tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria
tetentu.
e. Profitabilitas pelanggan, mengukur tingkat laba bersih yang diperoleh
perusahaan dari suatu target / segmen pasar yang dilayani.
33
Pangsa
Pasar
Akuisisi
Data
Profibilitas
Pelanggan
Retensi
Pelanggan
Kepuasan
Pelanggan
Gambar 3.2 Perspektif Pelanggan Sebagai Tolak Ukur Utama
Kelompok pengukuran kedua yaitu pengukuran proporsi pelanggan atau Customer
Value Preposition menggambarkan performance driven (pemicu kinerja) yang
menyangkut pertanyaan apa yang baru disaikan perusahaan untuk mencapai tingkat
kepuasan, loyalitas, resensi dan akuisisi konsumen yang tinggi.
Atribut yang diberikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga kategori:
a. Atribut produk dan jasa, meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan
kualitasnya.
b. Hubungan pelanggan atau customer relationship, menyangkut perasaan
pelanggan terhadap proses pembelian produk jasa yang ditawarkan perusahaan.
Perasaan pelanggan ini dapat dipengaruhi oleh tingkat responsibilitas dan
komitmen perusahaan terhadap pelanggan.
c. Citra dan reputasi, menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik
seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun reputasi
dan image dapat dilakukan melalui iklan dan kualitas seperti yang dijanjikan.
34
3. Internal Business Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal)
Fokus bisnis internal akan memberikan pengaruh atas tingkat kepuasan
pelanggan dan memperbesar tingkat pencapaian sasaran keuangan. Agar dapat
menentukan tolak ukur bagi kinerja proses bisnis internal, manajemen perusahaan
terlebih dahulu harus mengidentifikasi proses internal yang ada dalam perusahaan.
Kaplan dan Norton membagi proses bisnis ke dalam: inovasi, operasi, dan layanan
purna jual.
a. Inovasi
Tahap inovasi adalah proses awal untuk melakukan perubahan-perubahan dalam
rangka meningkatkan daya tarik pasar dari produk yang dihasilkan perusahaan,
sehingga perusahaan selalu dapat menciptakan produk-produknya dengan daya
tarik pasar yang kuat, baik dalam bentuk barang maupun jasa.
b. Operasi
Proses operasi merupakan siklus penciptaan nilai dalam perusahaan, yang
dimulai dengan penerimaan pesanan dari pelanggan dan berakhir pada
penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan. Proses ini memberikan
penekanan pada efisiensi, konsistensi, pertumbuhan produktivitas serta waktu.
Untuk ukuran waktu biasanya dipakai oleh perusahaan adalah pengurangan
cycle ataupun troughput time.
c. Layanan Purna Jual
Proses layanan purna jual adalah rangkaian terakhir dari proses bisnis internal
yang berkaitan pelayanan yang diberikan setelah penjualan produk/jasa tersebut
dilakukan. Aktivitas yang terjadi pada tahapan ini antara lain adalah pemberian
35
pendidikan sebaik mungkin sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas
baik dari segi intelektual maupun kepribadian.
4. Learning Growth Perspective (Perspektif Belajar Dan Berkembang)
Evaluasi ini dapat diketahui dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
perusahaan yang meliputi bagaimana pengelolaan sekolah dapat meningkatkan dan
menciptakan value dalam organisasi sekolah secara terus menerus, terutama terciptanya
interaksi hubungan yang baik antara pengelola dengan karyawan, menciptakan budaya
organisasi sekolah dan adanya pemberian motivasi dan pembelajaran kepada karyawan.
Dengan tujuan apa yang direncanakan dapat terlaksana. Kaplan dan Norton (1996)
menjelaskan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ada 3 faktor yang harus
diperhatikan oleh pengelola, yaitu :
1. Kemampuan karyawan (employee capabilities)
Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan, pengukuran
dilakukan atas tiga hal pokok yaitu pengukuran terhadap kepuasan karyawan,
pengukuran terhadap perputaran karyawan dalam sekolah dan pengukuran terhadap
produktivitas karyawan.
2. Kemampuan sistem informasi (information system capabilities)
Semakin baik manajemen sebuah sekolah biasanya memiliki kemampuan
mengakses teknologi sistem informasi berupa memiliki siaran radio maupun
memiliki website nama sekolah itu sendiri. Sebab, dengan penguasaan sistem
informasi akan mempermudah sosialisasi kegiatan terhadap parasiswa / masyarakat,
di samping sebagai media untuk menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah
lainnya. Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas karyawan untuk mengelola
sistem informasi yang dimiliki oleh sekolah.
36
3. Motivasi, pemberdayaan dan penyetaraan (motivation, empowerment and
alignment)
Meskipun karyawan sudah dibekali dengan akses informasi yang begitu bagus
tetapi apabila karyawan tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan kinerjanya
maka akan sia-sia saja. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
motivasi karyawan dalam bekerja, seperti gaji, pendidikan atau penghargaan
terhadap karyawan.
Gambar 3.3 Sirkulasi Perspektif Balanced Scorecard (BSC)
Proses implementasi Balanced Scorecard (BSC) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Program Organisasi
Kita tidak bisa menilai segala sesuatu jika tidak mempunyai kriteria yang jelas
sebagai pedoman penilaian. Demikian juga, jika kita hendak menilai kinerja organisasi
harus mempunyai kriteria yang jelas. Kriteria ini adalah indikator pencapaian tujuan,
sasaran, strategi, dan program. Dengan demikian langkah pertama pengukuran kinerja
dengan BSC adalah pendefinisian tujuan, sasaran, strategi, dan program sebagai dasar
menentukan indikator pengukuran.
37
2. Merumuskan Framework Pengukuran Setiap Jenjang Manajerial
Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara bertingkat dengan
berpedoman pada struktur organisasi yang ada untuk diarahkan pada pencapaian tujuan
dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan pengukuran
kinerja untuk setiap individu, team, dan kelompok organisasi.
3. Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen
Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan merupakan sub sistem
manajemen organisasi. Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja harus diintegrasikan
ke dalam sistem manajemen baik formal maupun non formal organisasi. Sistem
pengukuran
kinerja
merupakan
bagian
dari
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian, motivasi dan pengendalian yang ditetapkan organisasi.
4. Monitoring Sistem Pengukuran Kinerja
Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu dimonitor karena
organisasi selalu menghadapi lingkungan yang dinamis. Kondisi pada saat sistem
didesain sangat mungkin tidak relevan lagi akibat perubahan lingkungan. Oleh karena
itu, perlu dilakukan monitoring terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya
secara terus menerus secara konsisten, dan mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem
pengukuran pada periode berikutnya. Menghadapi turbulensi lingkungan ini, organisasi
kemungkinan mengubah strategi pencapaian tujuannya. Monitoring dilakukan dengan
mengidentifikasi permasalahan berkaitan dengan (1) Bagaimana organisasi berjalan
sampai saat ini? (2) Bagaimana efektivitas strategi organisasi dalam pencapaian tujuan?
(3) Bagaimana strategi berubah sejak awal hingga akhir? (3) Bagaimana sistem
pengukuran bisa mencapai strategi yang berubah-ubah? (4) Bagaimana organisasi bisa
memperbaiki sistem pengukuran?
38
3.2.4 Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced Scorecad memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen
strategik sekarang berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam
manajemen tradisional. Perbedaan tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Perbandingan Sistem Manajemen Tradisional dan Komputer
Sistem Manajemen Strategik dalam
Sistem Manajemen Strategik dalam
Manajemen Tradisional
Manajemen computer
Hanya berfokus ke perspektif keuangan
Mencakup perspektif yang komprehensif:
keuangan, customer, proses bisnis/intern,
serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Tidak koheren
Koheren
Terukur
Seimbang
Berikut ini akan diperjelas masing-masing keunggulan dalam Balanced Scorecard:
a. Komprehensif
Balanced Scorecard tidak terbatas pada perspektif keuangan saja namun juga
meliputi perspektif customer (pelanggan), proses bisnis internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan.Hal ini akan memberikan manfaat antara lain menjanjikan kinerja
keuangan yang berlipat ganda dalam jangka panjang, memampukan perusahaan untuk
memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. Balanced Scorecard memotivasi personel
untuk mengarahkan usahanya ke sasaran-sasaran strategik yang menjadi penyebab
utama dihasilkannya kinerja keuangan.
b. Koheran
Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab
akibat setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus
mempunyai hubungan kausal dengan sasaran-sasaran keuangan, baik secara langsung
39
maupun tidak langsung. Kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem
perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari
inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.
c. Terukur
Dalam Balanced Scorecard semua sasaran strategik ditentukan ukurannya, baik
untuk sasaran strategik diperspektif keuangan maupun sasaran strategik diperspektif non
keuangan. Selain perspektif yang mudah diukur yaitu perspektif keuangan, perspektif
keuangan yang dianggap sulit untuk diukur seperti perspektif customer, proses bisnis
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan ditentukan ukurannya agar dapat dikelola
dan dapat diwujudkan sehingga akan menghasilkan perwujudan sasaran strategik non
keuangan yang berlipat ganda.
d. Seimbang
Keseimbangan disini maksudnya keseimbangan antara pemusatan kedalam
(internal focus) dan pemusatan keluar (external focus) serta pemusatan proses (proses
centric) dan pemusatan orang (people centric). Dalam Balanced Scorecard pemusatan
ke dalam yang meliputi proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan harus
seimbang dengan pemusatan ke luar yang meliputi perspektif keuangan dan customer
sehingga pihak dalam dan luar perusahaan akan memperoleh kepuasan yang sama
(Mulyadi, 2000:18-23).
3.2.5 BSC Sebagai Alat Menterjemahkan Visi dan Strategi dalam Tataran Aksi
Tujuan dari setiap pengukuran seharusnya adalah untuk memotivasi semua
manajer dan pekerja agar melaksanakan strategis unit bisnis dengan berhasil.
Perusahaan yang menerjemahkan strategi ke dalam sistem pengukuran akan jauh lebih
mampu melaksanakan karena dapat mengkomunikasikan tujuan dan sasarannnya.
40
Komunikasi ini mendekatkan manajer dan pekerja kepada berbagai faktor pendorong
penting, yang meningkatkan keselarasan investasi, inisiatif, dan tindakan dengan
pencapaian tujuan strategis. Jadi, Balanced Scorecard yang berhasil adalah Balanced
Scorecard yang berhasil mengkomunikasikan strategi melalui sekelompok ukuran dan
non-finansial yang terpadu.
3.3 Pengertian Visi
Visi memberikan gambaran imajinatif tentang peran, tujuan dasar, karakteristik
dan filosofi organisasi di masa datang yang akan menajamkan tugas-tugas strategi
perusahaan. Kalimat kunci yang digunakan dalam perumusan visi adalah “What we
were to be”. Visi dirumuskan berdasarkan hasil trendmarking adalah kemampuan untuk
mengamati trend perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Envioroming
adalah kemampuan untuk menggambarkan pikiran kita yang melampaui realitas pada
saat ini.
3.4 Pengertian Misi
Misi mendefinisikan bisnis bahwa organisasi berada pada atau harus berada pada
nilai-nilai dan keinginan stakeholders’ yang meliputi: produk, jasa, pelanggan, pasar,
dan seluruh kekuasaan perusahaan. Misi setiap perusahaan dibentuk oleh lima unsur,
yaitu sejarah, preferensi masa kini, lingkungan pasar, sumber daya, dan kompetensi
yang membedakan. Perumusan misi organisasi harus ditujukan untuk menjadikan
organisasi bermakna bagi masyarakat, bukan untuk kepentingan organisasi itu sendiri.
3.5
Skala Likert
Skala likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen
terhadap karakteristik suatu produk baik jasa maupun manufaktur (sangat setuju, setuju,
41
bimbang, tidak setuju, sangat tidak setuju). Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena.
Jawaban dari setiap variabel penelitian yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai negatif.
Kelebihan skala likert:
1. Alasan kemudahan pembaca.
2. Interval ragam yang lebih besar membuat skala ini dapat memberikan
keterangan yang lebih nyata atau tegas tentang pendapat atau sikap responden
tentang hal yang dipertanyakan.
3. Reliabilitas yang relatif lebih tinggi (makin banyak jumlah item makin
berkurang reliabilitas)
4. Dapat memperlihatkan bebeapa respons alternatif konsumen terhadap suatu
karakteristik produk (sangat setuju, setuju, bimbang, tidak setuju, sangat tidak
setuju).
Kelemahan skala likert:
1. Hanya dapat mengurutkan tingkat tanggapan individu dalam skala tapi tidak
dapat dilakukan pembanding beberapa kali, satu individu lebih baik dari
individu lain.
2. Kadang kala skor total tidak memberi arti yang jelas karena banyak pola
tanggapan terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama.
3. Validitas skala likert masih memerlukan penelitian empiris.
42
3.6
Metode CIMOSA
3.6.1 Proses Bisnis Kritis
Hukum pareto menyatakan bahwa dalam keseluruhan aktivitas/proses bisnis
perusahaan/organisasi hanya ada 20% dari proses bisnis yang menyumbang kontribusi
80%. Proses bisnis yang hanya berjumlah 20% inilah yang disebut sebagai proses bisnis
kritis (critical business process). Heru (2006) mendefinisikan Critical Business Process
sebagai aktivitas-aktivitas bisnis penting dalam perusahaan tersebut yang apabila tidak
di penuhi akan mengakibatkan keseluruhan proses bisnis perusahaan tidak akan
berjalan.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah critical business process sering kali
tidak diidentifikasi secara tepat. Akibatnya indikator-indikator kinerja yang digunakan
untuk mengukur kinerja juga bukan indikator kinerja yang tepat. Hal ini menyebabkan
kinerja yang ditunjukan bukan menunjukan kinerja perusahaan yang sebernarnya. Jika
proses-proses bisnis kritis berhasil diidentifikasi, selanjutnya adalah melakukan
identifikasi apakah proses-proses kritis tersebut sudah dilaksanakan dengan baik atau
belum.
Dari proses ini maka secara umum sudah dapat diketahui kondisi perusahaan
apakah dalam keadaan baik atau tidak. Perusahaan yang sudah mampu menjalankan
proses bisnis kritis dengan baik akan mampu bertahan di tengah persaingan bisnis. Ada
tiga tahap yang perlu dilakukan dalam memetakan proses-proses bisnis kritis yaitu 1.
memahami nature business organisasi, 2. melakukan pemetaan proses bisnis, 3.
mengidentifikasi hasil pemetaan bisnis proses dengan nature business perusahaan.
Ada 2 hal yang perlu di lakukan untuk memahami nature business organisasi
yaitu mengidentifikasikan order qualifier criteria dan order winner criteria.
43
Selanjutnya adalah melakukan pemetaan business process perusahaaan. Metode yang
sering digunakan adalah dengan menggunakan metode CIMOSA (Computer Integrated
Manufacturing for Open System Architecture).
3.6.2 Order Winner dan Order Qualifier
Beberapa model perusahaan telah dkembangkan dan digunakan salah satunya
adalah CIMOSA. CIMOSA adalah sebuah kerangka kerja dalam membangun sebuah
integrasi information system, decision system, terhadap proses-proses yang dilibatkan
dalam physical system sebuah enterprise (Enterprise Activity). CIMOSA menyediakan
suatu kerangka untuk perusahaan dalam kaitannya dengan proses bisnis, informasi,
sumber daya dan organisasi untuk mengatur kompleksitas dalam perusahaan. Efisiensi
dari suatu perusahaan atau organisasi adalah serius dibatasi oleh ketidakmampuan
perusahaan untuk menyediakan informasi yang benar pada sasaran dan waktu yang
tepat.
3.6.3 Pengertian Computer Integrated Manufacturing For Open System Architecture
(CIMOSA)
CIMOSA adalah metode generik yang bisa digunakan tanpa melihat model
organisasi yang dipakai. CIMOSA terbagi menjadi beberapa level tergantung dari
seberapa detail proses bisnis perusahaan tersebut yang akan dipetakan. Semakin detail
proses bisnis yang dipetakan level CIMOSA semakin dalam (Santos, 2005). Gambar 3.4
memperlihatkan kerangka kerja dari perusahaan berdasarkan konsep CIMOSA.
44
Gambar 3.4 Kerangka Kerja Konsep CIMOSA. (Santos, 2005)
CIMOSA tidak hanya menyediakan integrasi konsep infrastruktur tetapi juga
terkait dengan dua konsep yang lain yaitu life cycle (berhubungan dengan
pengembangan dan pemeliharaan perusahaan dan product model) kemudian kerangka
kerja (model pengembangan perusahaan dan model produk).
CIMOSA adalah arsitektur yang mengarahkan dan mengintegrasikan perangkat
keras dana apliksai-aplikasi industri yang antara lain adalah aktivitas perusahaan.
Kebutuhan untuk mengintegrasikan bisnis dating dari fast market evolution yang
memaksakan adaptasi perusahaan.
3.6.4 CIMOSA System Life Cycle
CIMOSA system life cycle terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian
pengembangan dan bagian perawatan dari perusahaan serta control dan monitoring
terhadap aktivitas perusahaan. Pemisahan yang jelas antara enterprise operation dan
enterprise engineering perusahaan memudahkan untuk dilakukannya evaluasi terhadap
perusahaan tanpa mempengaruhi aktivitas produksi.
45
3.6.5 Kerangka Kerja CIMOSA
Untuk menjelaskan model perusahaan banyak dalam membangun CIMOSA yang
dibutuhkan. Dimulai dari bagian implementasi operasional perusahaan, dimana bagian
ini digunakan atau berfungsi untuk mengontrol dan memonitor operasional perusahaan
setiap hari, pada level ini juga sering disebut dengan analysis of requirements. Level
yang kedua adalah desain, salah satu fungsi dari level ini adalah mendefinisikan fungsi
pada setiap implementasi independen sumber daya perusahaan. Level yang pertama
adalah implementasi, yaitu mendefinisikan perangkat keras perusahaan dan informasi
spesifikasi teknologi informasi perusahaan. Sejak pengembangan dari tiap tiga level
dianggap penting untuk menentukan semua aspek perusahaan dibutuhkan beberapa
persyaratan yitu:
a. Function, berhubungan dengan kontrol dan pengawasan fungsi dan perilaku sistem
yang dibutuhkan.
b. Resources, berhubungan dengan perilaku aplikasi, data base, manusia, dan
komunikasi fungsional yang dibutuhkan.
c. Information, berhubungan dengan data dan data base yang dibutuhkan untuk
membangun informasi.
d. Organization, berhubungan dengan respon tiap fungsi, sumber daya, informasi dan
exeption, definisi dan perawatan. Gambar 3.5 menunjukan particular enterprise
model.
46
Gambar 3.5 Particular Enterprise Model (Santos, 2005)
Pada dasarnya CIMOSA mengenali tiga kunci proses bisnis perusahaan yang terdiri dari
manage process, core process dan support process.
1.
Manage Process
Manage process adalah serangakaian aktivitas perencanaan dan pengawasan sistem
kerja yang dikerjakan oleh pemilik perusahaan, dimulai dari penetapan visi/misi
perusahaan sampai pembuatan RKAP dan melakukan evaluasi dan perbaikan. Didalam
manage process terdapat 3 sub bagian yaitu set direction, set strategy dan direct
business.
a) Set Direction
Set direction dalam perusahaan dijalankan oleh pemilik atau petinggi perusahaan.
Pengelola / pemilik dari perusahaan membuat visi dan misi bagi perusahaan tersebut.
Visi dan misi perusahaan berisi cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
b) Set Strategy
Set strategy adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan visi dan
misi perusahaan.
47
c) Direct Business
Cara yang digunakan untuk memaksimalkan penggunaan resource (sumber daya)
demi terwujudnya visi dan misi perusahaan.
2.
Core Process
Core process meruapakan proses inti dalam business process. Didalamnya terdapat
pengeksekusian rencana-rencana kerja yang telah dibuat oleh manage process, mulai
dari penyiapan materi, proses KBM (pemberian nilai tambah) hingga sampai diterima
oleh siswa. Dalam core process terdapat develope product, get order, fulfill order dan
support product.
a) Develope Product
Develope product adalah upaya-upaya dalam rangka pengembangan produk.
b) Get Order
Get order adalah bagaimana upaya perusahaan mendapatkan customer.
c) Fulfill Order
Fulfill order adalah cara-cara dari perusahaan dalam rangka pemenuhan pesanan
dari customer.
d) Support Product
Support product merupakan upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam
memberikan fasilitas tambahan bagi produk yang sudah diterima oleh konsumen.
3.
Support process
Support process adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tetap menjaga
keefektifan dan efisiensi dari sistem kerja perusahaan. Support process merupakan
segala kegiatan pendukung dari kegiatan inti, core process tidak akan berjalan dengan
lancar apabila tidak didukung oleh elemen-elemen lainnya. Support process meliputi
48
bagian kesiswaan, IT, Finance and Accounting Management (Tata Usaha), dan
Maintenance Process.
a) Bagian kesiswaan
Bagian
kesiswaan
merupakan
upaya
dalam
peningkatan
kinerja
dengan
menggunakan sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan dengan peningkatan kinerja
/ prestasi para siswa di SMAN 1 TANGERANG.
b) Information and Technology
Information and Technology merupakan pemanfaatan IT untuk peningkatan kinerja
sekolah.
SMAN 1 TANGERANG memanfaatkan media internet sebagai sarana
promosi.
c) Finance or Accounting
Finance or Accounting (Tata Usaha) adalah upaya dalam mengatur keuangan dari
sekolah. Dengan adanya pengatur keuangan di sekolah maka jalannya proses
pendidikan akan berjalan dengan lancar. SMAN 1 TANGERANG membuat pembukuan
setiap hari, tentang input output setiap harinya atau perbulannya.
d) Maintenance process
Maintenance process adalah upaya pemeliharaan dan perawatan sekolah.
Maintenance sangat diperlukan karena untuk menjaga kestabilan dan kelancaran proses
pendidikan dalam suatu sekolah. SMAN 1 TANGERANG menggunakan jasa out
sourcing untuk perawatan dari gedung atau fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk
proses pendidikan. Terdapat cleaning service yang menjaga kebersihan gedung sekolah
dan fasilitas-fasilitas sekolah.
49
BAB IV
HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Sistem Pengukuran Kinerja SMAN 1 Tangerang
SMAN 1 Tangerang bergerak di bidang pelayanan pendidikan untuk masyarakat
di daerah Tangerang dan sekitarnya. Mengahasilkan siswa yang sukses dalam prestasi
baik di bidang akademik maupun non akademik merupakan tujuan utama SMAN 1
Tangerang dan merupakan salah satu SMA Negeri terbaik/unggulan di antara SMA
Negeri lainnya. Hal tersebut bisa diketahui berdasarkan hasil bahwa SMA Negeri 1
Tangerang menjadi salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Oleh karena itu, SMA
Negeri 1 Tangerang membutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif
yang dapat mendukung strategi organisasi secara keseluruhan.
Namun seiring dengan perubahan waktu, maka SMA Negeri 1 Tangerang saat ini
memerlukan sistem pengukuran kinerja sehingga dapat menjadi masukan bagi pihak
manajemen atau komite sekolah untuk masa mendatang terutama mengenai kualitas
pelayanan pendidikan.
50
4.2
Perancangan Sistem Kinerja dengan Model Balanced Scorecard (BSC)
Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) ini dilakukan dengan beberapa
tahapan, yaitu penentuan arsitektur pengukuran, penentuan tujuan strategis, memilih dan
merancang ukuran (penentuan KPI).
a. Penentuan Arsitektur Pengukuran
SMAN 1 Tangerang merupakan salah satu sekolah negeri di Tangerang. Pada
penetuan arsitektur pengukuraan ini terdapat beberapa hal yang harus
dipehatikan, yaitu:
1) Pemilihan unit bisnis perusahaan
Pemilihan unit bisnis SMAN 1 Tangerang didasarkan pada kriteria yang
mempunyai kontrol langsung pada bidang keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal, serta bidang yang menyangkut palayanan pendidikan. Atas
dasar itu, maka bagian yang dipilih untuk dijadikan unit bisnis oleh SMAN 1
Tangerang
adalah
“Mendorong
terciptanya
layanan
edukatif
dan
administratif yang komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan
eksternal.”
2) Visi, Misi dan Tujuan SMAN 1 Tangerang
Visi:
1. Sukses Prestasi
2. Unggul dalam Pelayanan
3. Santun dalam Pergaulan
4. Terdepan dalam Pembaharuan
51
Misi:
1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang
baik di bidang akademik maupun non akademik.
2. Meningkatkan kualitas partisipasi seluruh unsur pendidikan secara
proposional dan professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal.
3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang
komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal.
4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan
berlandaskan etika pergaulan yang humanis.
5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang
pendidikan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris.
8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
10. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga
budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
52
Tujuan:
Dalam
menyelenggarakan
pendidikan
SMA
Negeri
1
Tangerang
berbasiskan terhadap penguasaan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang menjadi barometer keberhasilan
pendidikan.
4.3
Identifikasi Proses Bisnis Kritis Dengan Menggunakan Metode CIMOSA
(Computer Integrated Manufacturing For Open System Architecture)
Dalam pengukuran kinerja sebuah proses bisnis memerlukan sebuah identifikasi
proses bisnis, dimana dalam identifikasi tersebut memerlukan CIMOSA (Computer
Integrated
Manufacturing
for
Open
System
Architecture).
CIMOSA
dapat
merepresentasikan proses atau aktivitas bisnis secara keseluruhan. Sedangkan sistem
pengukuran kinerja yang baik adalah sistem yang mampu memperlihatkan kinerja dari
aktivitas-aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Adapun identifikasi organisasi
SMAN 1 Tangerang yang juga merupakan unit aktivitasnya adalah berupa pemberian
pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Struktur utama CIMOSA terdiri dari:
a)
b)
Manage process, terdiri dari:
ο‚·
Set direction
ο‚·
Set strategy
ο‚·
Direct business
Core process, terdiri dari:
ο‚·
Develop product yaitu upaya-upaya dalam pengembangan produk/jasa
yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.
Sedangkan pada SMAN 1 Tangerang, develop product yang dimaksud
adalah pelayanan pendidikan kepada siswa serta membantu proses
53
pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
ο‚·
Get order yaitu penerimaan order dari pelanggan sampai dengan
produk/jasa tersebut dikirimkan kepada pelanggan. Adapun get order yang
di munculkan pada SMAN 1 Tangerang adalah berupa:
1. Kualitas pelayanan pendidikan dalam proses KBM
2. Peningkatan jumlah siswa
ο‚·
Fulfill order yaitu memfokuskan pada proses bisnis internal yang akan
memberikan dampak yang paling besar pada kepuasan pelanggan dan
mencapai tujuan finansial perusahaan.
Pada fulfill order ini terbagi ke dalam 4 bagian yang saling mempengaruhi,
yaitu input, jasa, output, dan quality control. Adapun identifikasi dari
masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Pelanggan (siswa)
Pelanggan (siswa) yang datang dan mendaftar diberikan fasilitas dan
pelayanan pendidikan yang dibungkus dengan keramahan serta
memanfaatkan teknologi yang ada.
(2) Pemberian pelayanan
Pemberian pelayanan pendidikan serta mendorong dan membantu
setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat
dikembangkan secara optimal.
(3) Kepuasan pelanggan (siswa)
Siswa merasa nyaman dan sedikit keluhan yang SMAN 1 Tangerang
terima.
54
(4) Quality control
Kualitas dan kecukupan tenaga pengajar (guru) dan staff Tata Usaha
yang tersedia di SMAN 1 Tangerang.
ο‚·
Support product merupakan proses pelayanan purna jual.
Pada SMAN 1 Tangerang support product yang ditampilkan adalah
berupa “kepuasan siswa”. Kepuasan siswa disini dapat diartikan bahwa
SMAN 1 Tangerang dapat memberikan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh siswa, adanya beasiswa bagi siswa yang berprestasi, dan
lain-lain.
c)
Support process merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tetap
menjaga keefektifan dan efisiensi dari sistem kerja perusahaan, yang meliputi:
a.
Human resources process
b.
Information technology (IT) process
c.
Financial / accounting process
d.
Maintenance process
Dari proses identifikasi yang dilakukan diatas dapat digambarkan menjadi sebuah
proses sebagaimana Gambar 4.1 dibawah ini, yang menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan (siswa) merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai SMAN 1 Tangerang.
55
Develop
product
Get
order
Proses
pelayanan
pendidikan
(KBM)
Siswa
Kepuasan
Siswa
Fulfill order
Quality
control
Sudah
ada
inovasi
1. Kualitas pelayanan
pendidikan
2. Peningkatan jumlah
siswa
Kegiatan KBM baik
yang bersifat
akademis naupun
non akademis
Dalam pelayanan
pendidikan
memanfaatkan fasilitas
teknologi
1. Siswa nyaman
2. Sedikit keluhan
Kualitas dan
kecukupan guru dan
staff administrasi
Support
product
Kepuasan
pelanggan
Gambar 4.1 Core Process SMAN 1 Tangerang
4.4
Penentuan Tujuan/Sasaran Strategis
Dalam perencanaan tujuan strategis, strategi secara umum yang telah dirumuskan
berdasarkan kebijakan manajemen, visi, misi dan tujuan yaitu “Memberikan pelayanan
pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya
serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat
dikembangkan secara optimal”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai
sasaran strategis (strategic objectives). Untuk menterjemahkan strategi ke dalam
langkah-langkah tindakan (operasional) yang komprehensif dan koheren diperlukan
56
pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Dengan kerangka BSC, strategi yang telah
dirumuskan yaitu peningkatan pelanggan (siswa) dan kualitas pelayanan pendidikan
guna sebagai pusat rujukan dan dapat memberikan manfaat bagi bangsa dan Negara,
kemudian diterjemahkan ke dalam empat perspektif sasaran strategis yaitu: (1) financial
perspective (perspektif keuangan), (2) customer perspective (perspektif pelanggan), (3)
internal business process perspective (perspektif proses bisnis internal), dan (4)
learning growth perspective (perspektif belajar dan berkembang).
1.
Perspektif Keuangan (Financial Perspective)
Perspektif ini digunakan untuk memberi ringkasan dari konsekuensi
ekonomis akibat dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil, dimana perpektif
ini berkaitan dengan kondisi keuangan sekolah. Berdasarkan visi SMAN 1
Tangerang yaitu : (1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun
dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara
umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada
khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses
mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka
sasaran strategis pada perspektif finansial adalah sebagai berikut:
a) Sasaran strategis
: Meningkatkan pendapatan sekolah
Meningkatkan efisiensi biaya operasi
b) Sasaran strategis
: Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya
siswa baru.
c) Sasaran strategis
: Sumber dana lain.
57
2.
Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Perspektif pelanggan (siswa) memungkinkan perusahaan menyelaraskan
berbagai ukuran penting bagi siswa, ukuran tersebut seperti: kepuasan siswa,
loyalitas siswa, retensi, dan profitabilitas. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang
yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam
Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum
yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya
dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali
potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis
pada perspektif pelanggan adalah sebagai berikut:
a) Sasaran strategis
: Tingkat kepuasan pelanggan.
b) Sasaran strategis
: Peningkatan jumlah siswa
Meningkatkan jumlah siswa dan menghasilkan siswa yang berkompeten
berkaitan dengan pertumbuhan pelanggan. Pertumbuhan pelanggan (siswa)
yang tinggi merupakan harapan SMAN 1 Tangerang. Untuk dapat memenuhi
harapan tersebut, maka SMAN 1 Tangerang dituntut agar secara terus-menerus
meningkatkan kemampuannya dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan
siswa.
c) Sasaran strategis
: Penyelesaian studi tepat waktu.
d) Sasaran strategis
:Menyediakan
mutu
bertaraf
internasional
dan
meningkatkan brand image di masyarakat
Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk
memperluas penyebaran informasi dimana SMAN 1 Tangerang menjadi salah
satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar
58
Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan
dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah
pelanggan.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective)
Perspektif ini lebih mengedepankan pada kegiatan internal dari unit bisnis
yang dijalankan, dimana perspektif ini sebagai pendorong secara internal SMAN 1
Tangerang. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2)
Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam
Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan
pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada
umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga
dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis pada perspektif proses
bisnis internal adalah sebagai berikut:
a) Sasaran strategis
: Calon siswa berkualitas
b) Sasaran strategis
: Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
c) Sasaran strategis
: Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
4.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective)
Perspektif ini lebih mengedepankan pada masalah eksternal SMAN 1
Tangerang sebagai pendorong kegiatan aktivitasnya. Berdasarkan visi SMAN 1
Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun
dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara
59
umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada
khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses
mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka
sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sebagai
berikut:
a) Sasaran strategis
: Peningkatan kualitas SDM
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru,
staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara
lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan memberi
kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan
peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan produktivitas.
b) Sasaran strategis
: Kepuasan pekerja.
c) Sasaran strategis
: Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi.
Secara keseluruhan penjabaran visi, misi, tujuan dan strategi perusahaan ke dalam
sasaran-sasaran strategis SMAN 1 Tangerang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
60
Tabel 4.1 Penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Strategi
SMAN 1 Tangerang ke dalam Sasaran-sasaran Strategis
Visi
“1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4)
Terdepan dalam Pembaharuan”
Misi
1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang baik di bidang
akademik maupun non akademik.
2. Meningkatkan kualitas partisipasi seluruh unsur pendidikan secara proposional dan
professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal.
3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang komunikatif
sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal.
4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan berlandaskan
etika pergaulan yang humanis.
5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan sejalan
dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris.
8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga
dapat dikembangkan secara optimal.
10.
Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya
bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
Tujuan
“Dalam menyelenggarakan pendidikan SMA Negeri 1 Tangerang berbasiskan terhadap
penguasaan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
yang menjadi barometer keberhasilan pendidikan”
Strategi Umum
“Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan
semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri,
61
sehingga dapat dikembangkan secara optimal”
Perspektif
Sasaran-sasaran strategis
Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa
1. Keuangan
baru
Sumber dana lain
Tingkat kepuasan pelanggan
Peningkatan jumlah siswa
2. Pelanggan
Penyelesaian studi tepat waktu
Menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan
brand image di masyarakat
Calon siswa berkualitas
Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan
3. Proses bisnis internal
Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
4. Pertumbuhan dan
pembelajaran
Peningkatan kualitas SDM
Kepuasan pekerja
Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi
4.4.1 Penentuan Key Performa Indicator (KPI)
Langkah selanjutnya dalam pengukuran kinerja adalah dengan menentukan KPI
(Key Performance Indicator) pada setiap perspektif, dimana hal ini untuk dapat
menghubungkan pengukuran BSC dengan strategi, perolehan KPI ini dengan melalui
wawancara, diskusi dan penelusuran dokumen internal yang menjelaskan sistem
perusahaan.
Adapun KPI dari tiap perspektif adalah sebagai berikut :
1.
Perspektif Keuangan (Financial Perspective)
Perspektif ini digunakan untuk memberi ringkasan dari konsekuensi
ekonomis akibat dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil, dimana perpektif
62
ini berkaitan dengan kondisi keuangan sekolah. Berdasarkan visi SMAN 1
Tangerang yaitu : (1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun
dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara
umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada
khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses
mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka
sasaran strategis dan KPI pada perspektif finansial adalah sebagai berikut:
a) Sasaran strategis
: Meningkatkan pendapatan sekolah
Meningkatkan efisiensi biaya operasi
KPI
: Jumlah pendapatan per tahun
: Rasio operasi
b) Sasaran strategis
: Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya
siswa baru.
KPI
: Persentase kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya
siswa baru.
=
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
c) Sasaran strategis
KPI
=
: Sumber dana lain.
: Sumber dana lain selain dari siswa.
π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
63
2.
Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Perspektif pelanggan (siswa) memungkinkan perusahaan menyelaraskan
berbagai ukuran penting bagi siswa, ukuran tersebut seperti: kepuasan siswa,
loyalitas siswa, retensi, dan profitabilitas. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang
yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam
Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum
yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya
dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali
potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis
dan KPI pada perspektif pelanggan adalah sebagai berikut:
a) Sasaran strategis
KPI
: Tingkat kepuasan pelanggan.
: Tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey atau
penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa/siswi SMAN 1
Tangerang.
b) Sasaran strategis
KPI
: Peningkatan jumlah siswa
: Pertumbuhan pelanggan.
=
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
c) Sasaran strategis
KPI
: Penyelesaian studi tepat waktu.
: Persentase kelulusan.
=
d) Sasaran strategis
:
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑙𝑒𝑙𝑒𝑠 π‘ˆπ΄π‘
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘ˆπ΄π‘
Menyediakan
mutu
bertaraf
internasional
dan
meningkatkan brand image di masyarakat
64
Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk
memperluas penyebaran informasi dimana SMA Negeri 1 Tangerang menjadi
salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan
dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah
pelanggan.
KPI
: Adanya jalinan kerja sama dengan beberapa pihak
Universitas dan SMA lainnya, serta beberapa mitra belajar lainnya.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective)
Perspektif ini lebih mengedepankan pada kegiatan internal dari unit bisnis
yang dijalankan, dimana perspektif ini sebagai pendorong secara internal SMAN 1
Tangerang. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2)
Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam
Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan
pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada
umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga
dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis dan KPI pada
perspektif proses bisnis internal adalah sebagai berikut:
a) Sasaran strategis
: Calon siswa berkualitas
KPI
: Jumlah siswa yang diterima
=
b) Sasaran strategis
KPI
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘“π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
: Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
: Perbaikan dalam proses belajar mengajar.
65
c) Sasaran strategis
: Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
KPI
: Persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
4.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective)
Perspektif ini lebih mengedepankan pada masalah eksternal SMAN 1
Tangerang sebagai pendorong kegiatan aktivitasnya. Berdasarkan visi SMAN 1
Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun
dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara
umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada
khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses
mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka
sasaran strategis dan KPI pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah
sebagai berikut:
a) Sasaran strategis
: Peningkatan kualitas SDM
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru,
staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara
lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan memberi
kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan
peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan produktivitas.
KPI
: Jumlah pelatihan
66
b) Sasaran strategis
KPI
: Kepuasan pekerja.
: Melakukan survey melalui kuesioner terhadap kepuasan
pekerja pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang.
c) Sasaran strategis
KPI
: Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi.
: Jumlah tenaga pengajar yang minimal bergelar S1
4.4.2 Penetapan Target
Setelah masing-masing perspektif dan KPI sudah teridentifikasi, langkah
selanjutnya adalah menentukan target dan inisiatif strategik (aksi) dari SMAN 1
Tangerang. Berikut adalah target-target yang dimaksud :
1.
Perspektif Keuangan (Financial Perspective)
a) Sasaran strategis
: Meningkatkan pendapatan sekolah
Meningkatkan efisiensi biaya operasi
KPI
: Jumlah pendapatan per tahun
: Rasio operasi
Target
: Peningkatan pendapatan
: Penurunan biaya operasi
b) Sasaran strategis
: Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya
siswa baru.
KPI
: Persentase kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya
siswa baru.
=
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
67
Target
: Pada tahun ajaran 2011/2012 ditargetkan terjadi
kenaikan penerimaan pendanaan yang signifikan dari hasil penerimaan rata-rata
tahun ajaran 2010/2011.
c) Sasaran strategis
KPI
=
: Sumber dana lain.
: Sumber dana lain selain dari siswa.
π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
Target
: sumber dana lain selain dari siswa adalah dari
pemerintah diharapkan konstan atau tidak berubah setiap tahunnya.
2.
Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
a) Sasaran strategis
KPI
: Tingkat kepuasan pelanggan.
: Tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey atau
penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa/siswi SMAN 1
Tangerang.
Target
: siswa/siswi SMAN 1 Tangerang menyatakan kepuasan
mereka pada skor kuesioner 3 yaitu Puas terhadap pelayanan pendididkan di
SMAN 1 Tangerang.
b) Sasaran strategis
KPI
: Pertumbuhan pelanggan.
=
Target
: Peningkatan jumlah siswa
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
: Pada tahun ajaran ditargetkan terjadi peningkatan jumlah
siswa yang signifikan.
68
c) Sasaran strategis
: Penyelesaian studi tepat waktu.
KPI
: Persentase kelulusan.
=
Target
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑙𝑒𝑙𝑒𝑠 π‘ˆπ΄π‘
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘ˆπ΄π‘
: SMAN 1 Tangerang menetapkan target kelulusan 100%.
d) Sasaran strategis
:
Menyediakan
mutu
bertaraf
internasional
dan
meningkatkan brand image di masyarakat
Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk
memperluas penyebaran informasi dimana SMA Negeri 1 Tangerang menjadi
salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan
dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah
pelanggan.
: Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah
KPI
Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia.
Target
: Adanya jalinan kerja sama dengan beberapa pihak
Universitas dan SMA lainnya, serta beberapa mitra belajar lainnya baik
nasional maupun iternasional.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective)
a) Sasaran strategis
: Calon siswa berkualitas
KPI
: Jumlah siswa yang diterima
=
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘“π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
69
Target
: SMAN 1 Tangerang melakukan seleksi atau tes masuk
terhadap calon siswa yang mendaftar, dengan syarat pertama nilai NEM hasil
UN SMP harus lebih dari 35 ( >35 ).
b) Sasaran strategis
: Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
KPI
: Perbaikan dalam proses belajar mengajar.
Target
: Peningkatan mutu pendidikan baik akademik maupun
non akademik. Misal rata-rata nilai siswa yang tinggi tiap tahun, rata-rata nilai
UAN lebih dari 45, dan prestasi sejumlah siswa yang bisa membawa nama baik
sekolah dalam bentuk perlombaan maupun program pertukaran pelajar serta
kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa.
c) Sasaran strategis
: Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
KPI
: Persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
Target
4.
: Tingkat persentase yang ditargetkan yaitu 95% - 96%.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective)
a) Sasaran strategis
: Peningkatan kualitas SDM
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru,
staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara
lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan member
kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan
peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan produktivitas.
70
KPI
: Jumlah pelatihan
Target
: Jumlah program pelatihan yang diberikan tiap tahunnya.
b) Sasaran strategis
KPI
: Kepuasan pekerja.
: Melakukan survey melalui kuesioner terhadap kepuasan
pekerja pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang.
Target
: Pada hasil penskoran kuesioner angka yang diharapkan
muncul adalah skor 3 yaitu pada tingkat Puas.
c) Sasaran strategis
KPI
: Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi.
: Jumlah tenaga pengajar yang minimal bergelar S1
Jumlah staf administrasi dan keuangan minimal D1
Target
: Tenaga pengajar / guru minimal bergelar S1
Staff administrasi dan keuangan minimal D1
Ada dua ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran
strategik, yaitu:
a. Ukuran hasil (outcome measure) sebagai lag indicators.
b. Ukuran pemacu kinerja (performance driver measure) sebagai lead indicators.
Berikut ini ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja untuk setiap perspektif Balanced
Scorecard :
71
Tabel 4.2 Key Performance Indicator (KPI)
KPI
Sasaran Strategis
Ukuran Hasil
(Lag Indicator)
Ukuran Pemacu Kinerja
(Lead Indicator)
1. Perspektif Finansial (Financial Perspective)
a.Meningkatkan
pendapatan sekolah dan
Meningkatkan efisiensi
biaya operasi
b. Tingkat kenaikan
penerimaan pendanaan
dari adanya siswa baru
Jumlah pendapatan per
tahun dan Rasio operasi
Persentase kenaikan
penerimaan pendanaan
dari adanya siswa baru
Sumber dana lain selain
c. Sumber dana lain
dari siswa
2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Tingkat kepuasan
pelanggan diperoleh dari
survey atau penyebaran
a. Tingkat kepuasan
kuesioner yang
pelanggan
dilakukan oleh peneliti
kepada siswa/siswi
SMAN 1 Tangerang
b. Peningkatan jumlah
siswa
c. Penyelesaian studi
tepat waktu
Peningkatan penerimaan per
tahun
Jumlah siswa yang
melanjutkan ke Perguruan
Tinggi
Pertumbuhan pelanggan
(siswa)
a. sistem pengajaran (KBM)
yang baik
b. Sarana dan prasarana
tersedia secara lengkap
Persentase kelulusan
Tingkat kelulusan tinggi
d. Menyediakan mutu
Sekolah yang telah
bertaraf internasional dan memiliki label “Rintisan
meningkatkan brand
Sekolah Berstandar
image di masyarakat
Internasional (RSBI)”
a. Jalinan kerja sama dengan
pihak Universitas dan SMA
baik nasional maupun
internasional, serta mitra
belajar lainnya.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective)
a.Calon siswa berkualitas
Jumlah siswa yang
diterima
SMAN 1 Tangerang
melakukan seleksi atau tes
masuk terhadap calon
siswa yang mendaftar,
dengan syarat pertama nilai
NEM hasil UN SMP harus
lebih dari 35 ( >35 )
72
b. Peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan
Perbaikan dalam proses
belajar mengajar
Peningkatan mutu
pendidikan baik akademik
maupun non akademik
c. Jumlah siswa yang
melanjutkan ke tingkat
Perguruan Tinggi
Persentase siswa yang
Tingkat persentase yang
melanjutkan ke tingkat
ditargetkan yaitu 95% Perguruan Tinggi
96%
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pelanggan (Learning Growth Perspective)
a. Peningkatan kualitas
SDM
b. Kepuasan pekerja
c. Tingkat pendidikan
guru dan staff
administrasi
Intensitas pelatihan dan
training
Pemerataan jumlah
training/pelatihan/studi
Melakukan survey
melalui kuesioner
terhadap kepuasan
pekerja pada guru, staff
administrasi, dan
karyawan SMAN 1
Tangerang
a. Jumlah tenaga
pengajar yang minimal
bergelar S1
b. Jumlah staf
administrasi dan
keuangan minimal D1
Pada hasil penskoran
kuesioner angka yang
diharapkan muncul adalah
skor 3 yaitu pada tingkat
Puas
a. Tenaga pengajar / guru
minimal bergelar S1
b. Staff administrasi dan
keuangan minimal D1
Setelah target ditentukan maka langkah selanjutnya adalah membangun inisiatif
strategis (aksi) /pemacu pelaksanaan target. Aksi-aksi tersebut adalah :
a) Efektifitas
pemakaian
total
sumber
daya,
yaitu
memaksimalkan
dan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dalam melakukan perbaikan kualitas
pelayaan, sehingga adanya peningkatan pendapatan serta penurunan biaya
operasional.
b) Efisiensi biaya operasional, yaitu biaya operasional harus ditekan semaksimal
mungkin tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan.
c) Biaya SPP yang relatif terjangkau.
73
d) Sarana dan prasarana tersedia secara lengkap, yaitu semakin baik dan lengkap
fasilitas yang dimiliki dalam pelayanan pendidikan maka siswa akan merasa puas.
e) Sensitivitas manajemen/komite sekolah terhadap persaingan dengan SMA lain,
dengan mewujudkan SMAN 1 Tangerang sebagai Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional (RSBI), maka pihak manajemen/komite sekolah harus lebih sensitif
melihat kebutuhan siswa agar lebih berkompeten.
f) Kecepatan dalam mengakses informasi, merupakan salah satu pendukung untuk
meningkatkan pelayanan pendidikan, semakin cepat siswa menerima informasi
yang diinginkan semakin baik dan puas para siswa tersebut.
g) Jumlah siswa dan staff yang tersedia, merupakan salah satu bentuk pengabdian
SMAN 1 Tangerang terhadap siswa.
h) Presentasi dan anggapan siswa, masayarakat dan pemerintah, membangun anggapan ini
tidak mudah, ingin dikatakan sebagai SMA Negeri yang unggul maka pelayanan
pendidikan terhadap siswa harus diutamakan sehingga anggapan siswa, masyarakat dan
pemerintah akan baik tentang SMAN 1 Tangerang tersebut.
i) Pemerataan jumlah training/pelatihan/studi, merupakan salah satu aspek yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki pelayanan pendidikan kepada siswa. Semakin banyak
dan pengalaman guru dan staff dalam memberikan pelayanan kepada siswa maka
semakin meningkat persepsi siswa, dan masyarakat terhadap SMAN 1 Tangerang
dimasa mendatang. Sedangkan dengan training/pelatihan dapat meningkatkan
profesionalisme para guru dan staff dalam mengabdi kepada siswa.
74
4.5
Mengukur Kinerja Masing-Masing Perspektif
4.5.1 Mengukur Kinerja Perspektif Keuangan (Financial Perspective)
Dalam pengukuran perspektif keuangan yang digunakan dalam perhitungan
adalah berdasarkan masing-masing sasaran strategis yang telah ditetapkan yaitu:
a) Sasaran strategis
: Meningkatkan pendapatan sekolah
Meningkatkan efisiensi biaya operasi
KPI
: Jumlah pendapatan per tahun
: Rasio operasi
Target
: Peningkatan pendapatan
: Penurunan biaya operasi
Pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 disajikan sejumlah total perbulan yang diperoleh
oleh SMAN 1 Tangerang selama tahun ajaran 2011/2012. Terlihat bahwa pada tahun
ajaran 2011/2012 penerimaan total per bulan yang diperoleh SMAN 1 Tangerang
berkisar antara Rp 256 juta pada bulan Desember 2012 dan Rp 280 juta pada bulan Juli
2011. Namun dikarenakan pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan pada 7 Mei
s.d 6 Juni 2012 data penerimaan total belum dapat diperoleh.
75
Tabel 4.3 Jumlah penerimaan dan pengeluaran total per bulan yang diterima oleh
SMAN 1 Tangerang selama Tahun Ajaran 2011/2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Total
Jumlah Penerimaan
(dalam Rupiah)
Rp 280.620.000
Rp 204.870.000
Rp 236.720.000
Rp 210.640.000
Rp 222.900.000
Rp 256.030.000
Rp 232.530.000
Rp 183.100.000
Rp 198.370.000
Rp 254.600.000
Rp 234.500.000
Rp 2.514.880.000
Jumlah Pengeluaran
(dalam Rupiah)
Rp 181.646.700
Rp 219.549.800
Rp 164.846.100
Rp 204.033.700
Rp 201.708.700
Rp 274.187.600
Rp 144.410.800
Rp 208.188.300
Rp 172.657.500
Rp 180.585.500
Rp 321.676.100
Rp 2.273.490.800
30000000
25000000
20000000
15000000
Bulan
10000000
50000000
Jumlah Penerimaan (dalam
Rupiah)
0
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah Penerimaan (Rp)
Jumlah Penerimaan per Bulan SMAN 1 Tangerang
Tahun Ajaran 2011/2012
Bulan
Grafik 4.1 Jumlah Penerimaan per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran
2011/2012
76
35000000
30000000
25000000
20000000
15000000
Bulan
10000000
50000000
Jumlah Pengeluaran (dalam
Rupiah)
0
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah Pengeluaran (Rp)
Jumlah Pengeluaran per Bulan SMAN 1 Tangerang
Tahun Ajaran 2011/2012
Bulan
Grafik 4.2 Jumlah Pengeluaran per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran
2011/2012
Berdasarkan tabel dan grafik dalam hal pengeluaran operasional, terlihat bahwa
selama tahun ajaran 2011/2012 pengeluaran operasional per bulan SMAN 1 Tangerang
berkisar antara Rp 144 juta pada Januari 2012 dan Rp 321 juta pada Mei 2012.
Maka berdasarkan data jumlah penerimaan dan pengeluaran per bulan di SMAN 1
Tangerang selama tahun ajaran 2011/2012 di atas sehingga diperoleh:
π‘…π‘Žπ‘ π‘–π‘œ π‘œπ‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™ π‘‘π‘Žπ‘•π‘’π‘› π‘Žπ‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› 2011/2012 =
=
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘›
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘œπ‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™
𝑅𝑝 2.514.880.000
𝑅𝑝 2.273.490.800
= 1,106
Hal tersebut menandakan bahwa penerimaan total per bulan SMAN 1 Tangerang
selama tahun ajaran 2011/2012 adalah sebesar 1,1 kali pengeluaran operasional total
perbulannya. Hal ini menunjukkan lag indicator atau ukuran hasil dari perspektif
77
keuangan (financial perspective). Sedangkan untuk lead indicator atau ukuran pemacu
kinerja mengenai penurunan biaya operasional hanya bisa dilihat dari grafik
pengeluaran biaya operasional dan juga perencanaan untuk tahun kedepannya.
b) Sasaran strategis
KPI
=
: Tingkat penerimaan dana dari penerimaan siswa baru.
: Persentase kenaikan jumlah siswa
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› 𝑑𝑕𝑑−1
Target
: Pada tahun ajaran 2011/2012 ditargetkan terjadi
kenaikan penerimaan pendanaan yang signifikan dari hasil penerimaan rata-rata
tahun ajaran 2010/2011.
Tabel 4.4 Tingkat Penerimaan Dana Dari Penerimaan Siswa Baru
Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
Tahun
Ajaran
2010/2011
2011/2012
Tingkat
Penerimaan Dana
tht
Tingkat
Penerimaan Dana
tht-1
Rasio Kenaikan
penerimaan dana
dari siswa baru
Rp 2.712.120.000
Rp 2.734.440.000
Rp 2.514.880.000
Rp 2.468.640.000
Rp 2.712.120.000
Rp 2.712.120.000
9,86%
0,82%
-7,27%
Target
Kenyataan
Keterangan : - Tingkat penerimaan dana diperoleh dari Laporan Keuangan SMAN 1 Tangerang
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa rasio kenaikan penerimaan dana dari siswa
baru tahun ajaran 2010/2011 cukup tinggi yaitu mencapai 9,86%. Namun pada tahun
ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dari target yang telah ditetapkan, hal tersebut
terjadi karena adanya sejumlah tunggakan yang belum terbayarkan karena beberapa
sebab yang tidak bisa disebutkan. Maka untuk mencegah hal tersebut diharapkan pihak
manajemen sekolah dapat menentukan langkah-langkah terbaik untuk menyelesaikan
78
masalah tersebut. Misal dengan memberikan keringanan kepada orang tua siswa untuk
mengangsur biaya sekolah dengan diberikan tenggang waktu tertentu.
c) Sasaran strategis
KPI
=
: Sumber dana lain.
: Sumber dana lain selain dari siswa.
π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘ π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘›π‘Ž π‘›π‘œπ‘› π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
Target
: sumber dana lain selain dari siswa yaitu dari pemerintah
diharapkan konstan atau tidak berubah setiap tahunnya.
Tabel 4.5 Tingkat Penerimaan Sumber Dana Non Siswa
Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
Tahun Ajaran
2010/2011
2011/2012
Sumber Dana Non
Siswa tht
Sumber Dana Non
Siswa tht-1
Rasio Sumber
Dana Non Siswa
Rp 599.853.000
Rp 862.463.000
-30,45%
Keterangan : - Data diperoleh dari Laporan Keuangan SMAN 1 Tangerang
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa perolehan bantuan dana dari pemerintah
setiap tahunnya berbeda yaitu pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar Rp 862.463.000
sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 hanya sebesar Rp 599.853.000 dan pada tahun
ajaran 2011/2012 berdasarkan Laporan Keuangan Tahunan belum adanya perolehan
bantuan dana dari pemerintah sehingga pada Rasio sumber dana non siswa pada tahun
tersebut tidak bisa dihitung.
Maka untuk menanggulangi hal tersebut pihak manajemen sekolah diharapkan
dapat mencari sumber dana lain selain dari dana bantuan dari pemerintah.
79
4.5.2 Mengukur Kinerja Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Dalam pengukuran perspektif pelanggan ini indikator/ukuran yang bisa menjadi
indeks kepuasan pelanggan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah
tingkat kepuasan pelanggan (siswa), peningkatan jumlah siswa, penyelesaian studi tepat
waktu, dan menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan brand image di
masyarakat.
a) Sasaran strategis
KPI
: Tingkat kepuasan pelanggan.
: Tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey atau
penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa/siswi SMAN 1
Tangerang.
Target
: siswa/siswi SMAN 1 Tangerang menyatakan kepuasan
mereka pada skor kuesioner 3 yaitu Puas terhadap pelayanan pendididkan di
SMAN 1 Tangerang.
Hasil survey diperoleh dari penyebaran kueisioner yang dilakukan oleh peneliti,
dimana pada saat proses penyebaran kuesioner pengambilan sampel dilakukan hanya
kepada kelas X hal tersebut dikarenakan pada saat penyebaran kuesioner kelas XII
sudah tidak aktif lagi dalam KBM karena telah selesai melakukan Ujian Akhir Nasional
(UAN).
80
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Kepuasan Siswa
Product
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Materi yang diberikan berbobot.
Bobot
Kurikulum yang ditawarkan bermanfaat untuk proses
pengembangan diri.
Bobot
Komposisi antara teori dengan kasus-kasus / penerapan ke dunia
nyata seimbang.
Bobot
Soal-soal / kasus-kasus yang diberikan mendekati dunia nyata.
Bobot
Banyaknya universitas yang menjalin hubungan timbal balik dengan
sekolah.
Bobot
Total Bobot
Place
No.
1.
2.
Pertanyaan
Lokasi sekolah mudah dijangkau.
Bobot
Tersedianya sarana umum untuk menjangkau lokasi sekolah.
Bobot
Total Bobot
Promotion
No.
1.
2.
People
GURU
No.
1.
2.
3.
4.
Pertanyaan
Pertanyaan
Disediakan informasi lengkap di internet yang dapat diakses
dengan mudah.
Bobot
Adanya customer service yang dapat dimintai keterangan tentang
sekolah secara langsung.
Bobot
Total Bobot
Pertanyaan
Guru memberikan materi yang bersangkutan sesuai dengan
bidangya.
Bobot
Guru berpakaian rapi saat menyampaikan materi di kelas.
Bobot
Guru dapat memberikan materi dengan baik dan jelas.
Bobot
Guru mengajar sesuai waktu yang telah dijadwalkan.
Bobot
Skor
(TP)
2
5
10
(SP)
4
9
36
(P)
3
54
162
7
53
7
1
28
159
14
1
9
47
12
0
36
6
24
141
52
156
24
10
20
0
0
0
37
30
1
0
148
272
90
708
2
70
0
1
(SP)
4
19
76
24
96
172
(P)
3
40
120
42
126
246
Skor
(TP)
2
9
18
2
4
22
(STP)
1
0
0
0
0
0
(SP)
4
(P)
3
Skor
(TP)
2
(STP)
1
11
36
20
1
44
108
40
1
3
45
16
4
12
56
135
243
32
72
4
5
Skor
(TP)
2
(STP)
1
0
0
(SP)
4
(P)
3
(STP)
1
15
51
2
0
60
14
56
3
12
0
0
153
53
159
33
99
22
66
4
1
2
32
64
45
90
0
0
0
0
0
1
1
81
5.
Guru memberikan soal ujian sesuai dengan materi yang telah
diberikan.
Bobot
Guru memberikan penilaian secara objektif.
Bobot
TATA USAHA
7.
Staff tata usaha menguasai informasi yang dibutuhkan oleh
siswa.
6.
8.
9.
10.
Bobot
Staff tata usaha cepat dalam menanggapi siswa/calon siswa yang
membutuhkan bantuan.
Bobot
Staff tata usaha berpakaian rapih saat bekerja.
Bobot
Staff tata usaha memberikan informasi dengan ramah.
Bobot
Total Bobot
Facility
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tersedianya perpustakaan yang memiliki sistem yang baik.
Bobot
Tersedianya ruang kelas yang bersih dan nyaman untuk proses
belajar.
Bobot
Tersedianya fasilitas laboratorium yang lengkap
Bobot
Tersedianya lahan parkir kendaraan yang nyaman.
Bobot
Tersedianya toilet yang bersih.
Tersedianya aula yang luas.
Bobot
Tersedianya sarana olahraga (GOR) yang lengkap.
Bobot
Tersedianya masjid / mushola untuk ibadah.
Bobot
Total Bobot
Word of Mouth
No.
1.
Pertanyaan
Pertanyaan
Anda akan memberikan info positif kepada teman lain tentang
SMAN 1 TANGERANG.
Bobot
2.
Anda akan mengarahkan teman-teman anda untuk lebih memilih
SMAN 1 TANGERANG dibanding SMA lainnya.
Bobot
Total Bobot
Sumber : - Data hasil penyebaran kuesioner terhadap siswa
7
53
8
0
28
4
16
159
55
165
16
8
16
0
1
1
1
60
7
0
4
120
14
0
3
54
11
0
12
7
28
4
16
232
162
61
183
53
159
1425
22
0
0
11
22
250
0
0
0
0
0
2
Skor
(TP)
2
7
14
(SP)
4
7
28
(P)
3
53
159
1
47
20
0
4
3
12
0
0
14
56
4
16
9
36
7
28
180
141
50
150
23
69
53
159
55
165
54
162
53
159
1164
40
15
30
41
82
1
2
8
16
5
10
7
14
208
0
0
0
4
4
0
0
1
1
0
0
1
1
7
(SS)
4
(S)
3
15
51
2
0
60
153
4
0
27
34
7
0
108
168
102
255
14
18
0
0
Skor
(TS)
2
(STP)
1
1
1
(STS)
1
82
Keterangan:
ο‚·
STP
: Sangat Tidak Puas diberi bobot 1
ο‚·
TP
: Tidak Puas diberi bobot 2
ο‚·
P
: Puas diberi bobot 3
ο‚·
SP
: Sangat Puas diberi bobot 4
Tabel diatas berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada siswa/siswi SMAN
1 Tangerang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan (siswa) sudah mencapai
kepuasan pada tingkat 3 yaitu puas. Hal ini menunjukkan ukuran hasil atau lag indicator
pada Product, Place, Promotion, People, dan Word of Mouth sudah menunjukkan hasil
yang ingin dicapai yaitu indeks kepuasan siswa yang cukup tinggi. Tetapi pada faktor
kepuasan Facility sejumlah siswa merasa tidak puas terhadap beberapa fasilitas di
SMAN 1 Tangerang antaranya dikarenakan lahan parkir yang kurang luas, tidak
tersedianya aula yang cukup luas, sarana olahraga yang kurang lengkap, dan area
olahraga/ lapangan yang kurang luas.
Namun berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak manajemen sekolah, aula
yang selama ini dikeluhkan oleh siswa akan segera terealisasi dimana pembanguan aula
sedang dalam tahap perencanaan pembangunan.
b) Sasaran strategis
KPI
: Pertumbuhan pelanggan.
=
Target
: Peningkatan jumlah siswa
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑑−1
: Pada setiap tahun ajaran ditargetkan terjadi peningkatan
jumlah siswa yang signifikan.
83
.
Berdasarkan data jumlah siswa yang diperoleh dari SMAN 1 Tangerang maka
dapat dilihat tingkat pertumbuhan pelanggan pada Tabel 4.4.
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’π‘•π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘› =
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑 − π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑−1
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑑𝑕𝑛𝑑−1
Tahun
Ajaran
Kelas
Jumlah
X
XI
XII
222
2010/2011
222
279
Total
723
X
224
2011/2012
XI
224
XII
222
Total
670
Namun yang dimaksud dengan pertumbuhan pelanggan disini adalah jumlah
siswa yang mendaftar di awal tahun ajaran baru, yaitu berarti data yang digunakan
hanyalah jumlah siswa kelas X yang baru mendaftar di SMAN 1 Tangerang.
Tabel 4.7 Pertumbuhan Pelanggan (Siswa) SMAN 1 Tangerang pada Tahun
Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
Tahun
Ajaran
Jumlah Siswa
Thn ke-t
2010/2011
2011/2012
222
224
Jumlah Siswa
Pertumbuhan
Thn ke-t-1
275
222
-19,27%
0,90%
Keterangan : - Jumlah siswa yang mendaftar tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 275. Data
diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang.
Dari hasil pengukuran diatas dapat kita lihat dari persentase Pertumbuhan
Pelanggan (siswa) bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 terjadi penurunan yang cukup
signifikan yaitu sebesar 19,27% namun pada tahun ajaran 2011/2012 terjadi kenaikan
sebesar 0,90%. Penurunan tersebut terjadi akibat hasil penyeleksian siswa yang akan
84
masuk pada tahun ajaran tersebut menurun dari segi hasil nilai UN SMP maupun pada
saat tahap tes masuk yang dilakukan oleh SMAN 1 Tangerang.
Penyeleksian terhadap siswa yang mendaftar dimaksudkan untuk menjaga tingkat
kualitas dari SMAN 1 Tangerang maupun dari calon siswa itu sendiri.
c) Sasaran strategis
: Penyelesaian studi tepat waktu.
KPI
: Persentase kelulusan.
=
Target
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž 𝑙𝑒𝑙𝑒𝑠 π‘ˆπ΄π‘
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘ˆπ΄π‘
: SMAN 1 Tangerang menetapkan target kelulusan 100%.
Berikut adalah tabel hasil persentase tingkat kelulusan siswa SMAN 1 Tangerang:
Tabel 4.8 Persentase Tingkat Kelulusan Siswa SMAN 1 Tangerang
Lulusan
Tahun
Pelajaran
Jumlah
(%)
2007/2008
2008/2009
2009/2010
Rata - Rata NEM
Target
Jumlah
(%)
99
100
100
100
100
100
52,76
49,51
60,51
Target
50.00
60,00
80,00
Sumber : - Data sekunder yang diperoleh langsung dari pihak menejemen SMAN 1 Tangerang
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kelulusan siswa sudah
memenuhi target yang ditetapkan oleh SMAN 1 Tangerang. Hal tersebut menandakan
bahwa tingkat kualitas pendidikan sudah sangat baik yang sesuai dengan visi, misi, dan
strategi yang telah ditetapkan.
d) Sasaran strategis
:
Menyediakan
mutu
bertaraf
internasional
dan
meningkatkan brand image di masyarakat
Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk
memperluas penyebaran informasi dimana SMA Negeri 1 Tangerang menjadi
85
salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan
dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah
pelanggan.
KPI
: Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia.
Target
: Adanya jalinan kerja sama dengan beberapa pihak
Universitas dan SMA lainnya, serta beberapa mitra belajar lainnya baik
nasional maupun iternasional.
Berikut sejumlah intansi atau lembaga terkait yang menjalin kerjasama dengan
SMAN 1 Tangerang dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Intansi Atau Lembaga Terkait Yang Menjalin Kerjasama Dengan
SMAN 1 Tangerang
Jenis Instansi atau Lembaga
Nama Instansi atau Lembaga
Jejaring Internasional
Maxsville High School NSW, Evan Head High
School NSW, South Grafton High School
Jejaring Nasional
SMA Negeri 2 Makasar
Jejaring Provinsi
Jejaring Lokal
SMAN 2 KS Cilegon, SMA Al- Azhar BSD,
SMAN 1 Serang, SMAN 1 Cisauk, SMAN 1
Pamulang
SMAN 8 Tangerang
SMAN 70 Jakarta, SMAN 8 Jakarta, SMA
Pembangunan Jaya, SMAN 4 Pandeglang
Japan Foundation, Sampoerna Foundation, NIE
Mitra Belajar Lainnya
Singapura
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa SMAN 1 Tangerang telah
Mitra Belajar
mampu menjalin kerjasama dengan sejumlah instansi atau lembaga terkait baik nasional
maupun internasional. Hal tersebut sesuai dengan pencapaian yang telah dihasilkan
86
dimana saat ini SMAN 1 Tangerang telah mampu menjadi salah satu Sekolah yang telah
memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah seIndonesia. Selain itu hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah prestasi yang telah diraih
oleh siswa siswi SMAN 1 Tangerang antara lain:
1. Meraih medali perunggu Olimpiade Teknologi tahun 2008 di Mesir, dan tahun
2009 di Hongaria.
2. Pertukaran pelajar ke Amerika Serikat selama satu tahun pada tahun 2008.
3. Duta Belia dari pelajar Indonesia ke Australia tahun 2009.
4. Beasiswa NTU Singapura.
4.5.3 Mengukur Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process
Perspective)
Dalam pengukuran perspektif proses bisnis internal ini indikator/ukuran yang bisa
menjadi indeks kepuasan pelanggan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan
antara lain:
a) Sasaran strategis
: Calon siswa berkualitas
KPI
: Jumlah siswa yang diterima
=
Target
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž
× 100%
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žπ‘• π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘“π‘‘π‘Žπ‘Ÿ
: SMAN 1 Tangerang melakukan seleksi atau tes masuk
terhadap calon siswa yang mendaftar, dengan syarat pertama nilai NEM hasil
UN SMP harus lebih dari 35 ( >35 ).
Berikut adalah tabel hasil persentase dari jumlah siswa yang diterima dengan
jumlah siswa yang mendaftar untuk mengetahui sasaran strategis dari calon siswa yang
berkualitas :
87
Tabel 4.10 Persentase Dari Jumlah Siswa Yang Diterima Dengan Jumlah Siswa
Yang Mendaftar Tahun Ajaran 2008/2009, 2009/2010, dan 2010/2011
Tahun
Ajaran
Jumlah
Siswa
Yang
Mendaftar
Jumlah
Siswa
Yang
Diterima
Persentase
Jumlah Siswa
Yang Diterima
918
916
810
280
224
224
30,50%
24,45%
27,65%
2008/2009
2009/2010
2010/2011
Nilai UN SMP
Terendah Tertinggi
35,35
37,15
36,3
38,15
37,30
39,35
Ratarata
36,75
37,23
37,83
Keterangan : - Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa SMAN 1 Tangerang merupakan
SMA Negeri favorit yang menjadi incaran para siswa, sehingga untuk mempertahankan
kualitas baik untuk siswa itu sendiri maupun untuk menjaga brand image di mata
masyarakat dan pemerintah maka pihak SMAN 1 Tangerang melakukan seleksi atau tes
masuk terhadap calon siswa yang mendaftar, dengan syarat pertama nilai NEM hasil
UN SMP harus lebih dari 35 ( >35 ) dan dapat dilihat berdasarkan tabel bahwa nilai
NEM hasil UN SMP meningkat dari tahun ke tahun.
b) Sasaran strategis
: Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
KPI
: Perbaikan dalam proses belajar mengajar.
Target
: Peningkatan mutu pendidikan baik akademik maupun
non akademik. Misal rata-rata nilai siswa yang tinggi tiap tahun, rata-rata nilai
UAN lebih dari 45, dan prestasi sejumlah siswa yang bisa membawa nama baik
sekolah dalam bentuk perlombaan maupun program pertukaran pelajar serta
kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa.
88
Dibawah ini merupakan tabel yang berkaitan dengan target yang akan dicapai
dalam rangka sasaran strategis yang harus dipenuhi dalam peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan antara lain:
Tabel 4.11 Rata-rata Nilai UAN Yang Telah Dicapai Oleh Siswa/Siswi
SMAN 1 Tangerang
Jumlah
Tahun
2008
2009
2010
Peserta
IPA IPS
207
29
235
40
246
34
Lulus
IPA IPS
207
29
235
40
246
34
Tertinggi
IPA
IPS
53,55 53,95
55.70 52.60
54,05 51,60
Nilai UN SMA
Terendah
IPA
IPS
38,15 40,75
38.95 44.00
35,80 42,05
Rata-rata
IPA
IPS
49,51 46,86
50.58 49.73
48,78 47,71
Sumber : - Data sekunder yang diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil nilai rata-rata nilai UN siswa
cukup tinggi hal tersebut menandakan bahwa tingkat kualitas pelayanan pendidikan
dalam proses KBM sudah sangat baik.
Tabel 4.12 Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang di Bidang
Akademik
Tahun
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
Peringkat
II
I
II
Harapan II
I
III
I
III
III
II
II
I
II
I,III
I,III
I,III
I, II , III
I
Lolos Tk Nasional
Lolos Tk Nasional
Uraian Kegiatan
Story Telling
Debate Bahasa Inggris
Simulasi Bursa Saham
Lcttkb
Mengarang 3 Bahasa
Ctm-Mat
Scrabble Competition
Cc Bunkasai Tk Sma
Kompetisi Mipa Xi 2011 Se Banten
Bercerita Tk Slta
Siswa/I Teladan Putra
Cc Lalu Lintas
Uu Dan Tap Mpr
Osn Matematika Tk Kota
Osn Biologi Tk Kota
Osn Ekonomi Tk Kota
Osn Komputer Tk Kota
Osn Kebumian Tk Kota
Osn Tk Prov
Osn Tk Prov
Tingkat
Kab/Kota
Jabodetabek
Kab/Kota
Jabodetabek
Propinsi
Propinsi
Kab/Kota
Propinsi
Propinsi
Kab/Kota
Kab/Kota
Nasional
Propinsi
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Propinsi
Propinsi
89
2011
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2007
2007
2007
2007
2007
2007
II
II
I
1
1
2
2
1
2
3
1
1
1
2
3
III
I
1
1
1
2
1
3
I
I
II
I
I
III
Umum
I
I
I
I
II
2007
II
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2007
2006
2006
2006
2006
2006
2005
2005
2005
2005
II
III
I
I
I
II
II
I
I
Umum
I
I
I
I / II
II
I / II
Simulasi Sidang Asean
Teladan Putra
Teladan Putri
Olimpiade Sains Komputer
Olimpiade Sains Matematika
Olimpiade Sains Matematika
Olimpiade Sains Komputer
Olimpiade Sains Biologi
Olimpiade Sains Biologi
Olimpiade Sains Biologi
Olimpiade Kimia
Olimpiade Ekonomi
Olimpiade Kebumian
Olimpiade Kebumian
Olimpiade Sains Komputer
Mewakili Indonesia IOI di Bulgaria
Teladan Putra
Teladan Putri
Olimpiade Sains Komputer
Olimpiade Sains Matematika
Olimpiade Sains Komputer
Olimpiade Sains Biologi
Olimpiade Astronomi
Olimpiade Sains Komputer
Olimpiade Sains Matematika
Olimpiade Sains Komputer
Olimpiade Sains Biologi
Olimpiade Sian Komputer
Mewakili Indonesia IOI di Kairo
Debat English SMA Cipocok
Guru Berprestasi
Siswa Teladan Putri
Debat English SMA AL Azhar
IC Linguistik (Speech)
IC Linguistik (Speech)
Newscasting Universitas
Tarumanegara
Storytelling Universitas Tarumanegara
Newcasting Universitas Tarumanegara
Olimpiade Sains Fisika
Olimpiade Sains Biologi
Olimpiade Sains Komputer
Olimpiade Sains Matematika
Olimpiade Sains Biologi
Debate English di UNTIRTA
Story Telling di UNTIRTA
Englis Competition SMA Al Azhar
Newscasting Competition
Debate English
MIPA UI
MIPA Al Azhar
MIPA Untirta
MIPA Pembangunan Jaya
Propinsi
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Nasional
Internasional
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Se-Banten
Se-Banten
Se-Banten
Se-Banten
Nasional
Internasional
Se-Banten
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Se- Banten
Se- Banten
Jabodetabek
Se- Banten
Se- Banten
Se-Indonesia
Jabotabek
Se-Banten
Jabotabek
90
2005
2005
2004
2004
I / II
I
I
II
MIPA SMAN 2
ISDC
Debating Contest (SMA Cipocok)
English Debating Contest
Se-Banten
Se-Banten
Se-Banten
Jabotabek
Tabel 4.13 Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang di Bidang
Non Akademik
Tahun
Peringkat
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2010
2010
2010
2010
2010
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2008
2008
2008
2008
2008
I
I
I
II
II
III
I
I
I
I
I
II
II
I
9 emas
II
II
III
III
IV
III
III
1
2
1
3
1
I
I
II
III
I
III
II
I
I
I
II
I
I
Uraian Kegiatan
Cerdas Cermat
Baca Puisi Berkelompok
Ceramah
Tari Kreasi Daerah
Pentas Theater
Baca Puisi Religi
Cerdas Cermat Lalu Lintas
Tari Tradisional
Ceramah
Vocal Group
Basket
Badminton
Vokal Group
Paduan Suara
Briged
Gonzaga Festival
The Expention Of Sportmanship
Futsal Tk Sma Se Jabodetabek
Siswa/I Teladan Putri
Lantang Sma N 9 Tng
Turnamen Alseace
Brige Gubernur Cup
Basket Putra BSD Competition
Strory Telling UI
Futsal Competition Putri
Futsal Competition Putra
Futsal Competition Putri Yadika 3
Komite Bebas Putra
Juara I LBB Putra
Juara I LBB Putri
The Best Putri Karate
Futsal Putri
Basket 3 on 3
Lukis
Cerdas Cermat
Lomba Paduan suara
Paduan suara
Basket Putra
Futsal
Debat Bahasa Inggris
Debat Bahasa Inggris
Tingkat
Kab/Kota
Kab/Kota
Propinsi
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Nasonal
Kab/Kota
Nasonal
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Propinsi
Propinsi
Jabodetabek
Kab/Kota
Propinsi
Kab/Kota
Kab/Kota
Kab/Kota
Propinsi
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Se-Banten
Kota
Kota
Se-Banten
Kota
Kota
Jabodetabek
Jabodetabek
Kota
Tangerang
Tangerang
Tangerang
Propinsi
Jabodetabek
91
2008
2008
2008
2007
2007
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
2006
I
I
I
I
II
I
I
II
I
I
III
III
III
I
I
3
2
II
I
III
II
c) Sasaran strategis
Debat Bahasa Inggris
Paduan suara
Paduan suara
Basket Al Azhar Cup
Untirta Cup
Komite 55 kg
Komite 65 kg
Komite 70 kg
Komite 70 kg Universitas Esa Unggul
Komite 55 kg Universitas Esa Unggul
Komite 75 kg Universitas Esa Unggul
Karate beregu putra
Karate beregu putri
Kejuaraan Pencak Silat POPDA
Kejuaraan Pencak Silat
Kejuaraan Pencak Silat di Sulteng
Kejuaraan Pencak Silat di Lombok
Kejuaraan Pencak Silat POPWIL
Softball Putri
Softball Putra
Paduan suara
Nasional
Tangerang
Tangerang
Jabodetabek
Se-Banten
Se-Banten
Se-Banten
Se-Banten
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Jabodetabek
Se-Banten
K. Tangerang
Nasional
Nasional
Nasional
Banten
Banten
Tangerang
: Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
KPI
: Persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
Target
: Tingkat persentase yang ditargetkan yaitu 95% - 96%.
Berikut adalah tabel hasil persentase siswa SMAN 1 Tangerang yang melanjutkan
ke Perguruan Tinggi beserta jumlah siswa yang terdaftar di PTN (Perguruan Tinggi
Negeri) maupun PTS (Perguruan Tinggi Swasta) :
Tabel 4.14 Persentase Siswa yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Tahun
Ajaran
2008/2009
2009/2010
2010/2011
Siswa yg. Melanjutkan
ke Perg. Tinggi
Jumlah
(%)
Target
(%)
93.00
95,00
96.00
96,00
96.00
96,00
PTN
PTS
Lain
178
144
120
81
122
94
13
15
22
Sumber : - Data sekunder yang diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang
92
Bedasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa persentase siswa yang
melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi sudah memenuhi target yaitu 95% - 96%
dimana terjadi peningkatan yaitu pada tahun ajaran 2009/2010. Hal tersebut
menandakan bahwa tingkat kualitas pengajaran/pelayanan pendidikan di SMAN 1
Tangerang sudah sangat baik.
4.5.4 Mengukur Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning
Growth Perspective)
Dalam pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini indikator/ukuran
yang bisa menjadi indeks kepuasan pelanggan berdasarkan sasaran strategis yang telah
ditetapkan antara lain:
a) Sasaran strategis
: Peningkatan kualitas SDM
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru,
staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara
lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan memberi
kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan
peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan produktivitas.
KPI
: Jumlah pelatihan
Target
: Jumlah program pelatihan yang diberikan tiap tahunnya.
Berikut adalah beberapa pelatihan yang rutin dilakukan oleh para guru, staff
administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang antara lain :
1. Mengembangkan program ESP bagi guru dan karyawan.
2. Mengembangkan program peningkatan penguasaan IT untuk mempermudah
pekerjaan dan E-Learning.
93
3. Secara berkala melakukan TOEFL.
Sedangkan jumlah guru, staff administrasi, dan karyawan yang berkesempatan
melanjutkan pendidikan (studi) ke jenjang yang lebih tinggi berjumlah 4 orang yaitu 1
orang melanjutkan ke S3 dan 3 orang melanjutkan ke S2.
b) Sasaran strategis
KPI
: Kepuasan pekerja.
: Melakukan survey melalui kuesioner terhadap kepuasan
pekerja pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang.
Target
: Pada hasil penskoran kuesioner angka yang diharapkan
muncul adalah skor 3 yaitu pada tingkat Puas.
Tabel 4.15 Hasil Kuesioner Kepuasan Karyawan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kuesioner Proses Bisnis Internal
Pertanyaan
Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaya kepemimpinan yang
sekarang?
Bobot
Puaskah Bapak/Ibu terhadap perhatian yang diberikan
pimpinan?
Bobot
Puaskah Bapak/Ibu terhadap keputusan pimpinan dalam
mempromosikan salah satu karyawan untuk menduduki
jabatan tertentu?
Bobot
Total Bobot (Kepemimpinan)
Puaskah Bapak/Ibu terhadap insentif/tunjangan yang
diberikan?
Bobot
Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaji/upah yang diberikan?
Bobot
Total Bobot (Beban Kerja Dengan Gaji)
Puaskah Bapak/Ibu mengenai pengembangan pelayanan
pendidikan dapat diandalkan sebagai sasaran strategis dalam
proses bisnis internal?
Bobot
Apakah Bapak/Ibu puas terhadap inovasi pelayanan
pendidikan yang diberikan?
Bobot
Sejauh mana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap
pengembangan pelayanan pendidikan kepada siswa?
Bobot
Total Bobot (Pengembangan Pelayanan Pendidikan)
Skor
(TP)
2
(SP)
4
(P)
3
(STP)
1
2
29
11
0
8
87
22
0
2
28
12
0
8
84
24
0
1
15
26
0
4
20
45
216
52
98
0
0
0
31
11
0
0
1
4
4
93
35
105
198
22
6
12
34
0
0
0
0
0
31
11
0
0
93
22
0
2
29
11
0
8
87
22
0
1
35
6
0
4
12
105
285
12
56
0
0
94
Kuesioner Pertumbuhan dan Pembelajaran
Pertanyaan
No.
(SP)
4
(P)
3
Skor
(TP)
2
(STP)
1
Puaskah Bapak/Ibu terhadap pelatihan yang diberikan sekolah
0
29
13
dalam meningkatkan pendidikan?
Bobot
0
87
26
Puaskah Bapak/Ibu terhadap seminar-seminar yang diadakan
0
33
9
sekolah?
Bobot
0
99
18
Total Bobot (Pelatihan dan Seminar yang Diberikan)
0
186
44
Puaskah Bapak/Ibu terhadap penghargaan yang diberikan
0
27
15
sekolah karena telah melakukan pekerjaan dengan baik?
Bobot
0
81
30
Bagaimana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap
profesionalisme yang dituntut oleh sekolah terhadap
0
29
13
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan?
Bobot
0
87
26
Puaskah Bapak/Ibu terhadap pengembangan karir yang
0
20
22
diberikan sekolah?
Bobot
0
60
44
Puaskah Bapak/Ibu terhadap fasilitas yang diberikan sekolah?
1
35
6
Bobot
4
105
12
Total Bobot (Kebijakan Sekolah)
4
333
112
Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi terhadap pencapaian target
0
33
9
sekolah?
Bobot
0
99
18
Total Bobot (Kondisi Pencapaian Target Sekolah)
0
99
18
Sumber : - Data hasil penyebaran kuesioner terhadap guru, staff administrasi dan karyawan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Keterangan:
ο‚·
STP
: Sangat Tidak Puas diberi bobot 1
ο‚·
TP
: Tidak Puas diberi bobot 2
ο‚·
P
: Puas diberi bobot 3
ο‚·
SP
: Sangat Puas diberi bobot 4
Tabel diatas berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada guru, staff
administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan
sudah mencapai pada tingkat 3 yaitu puas. Hal ini menunjukkan ukuran hasil atau lag
indicator pada faktor kepuasan kepemimpinan, beban kerja dengan gaji, pengembangan
pelayanan pendidikan, jumlah pelatihan yang diberikan, kebijakan sekolah, dan kondisi
95
pencapaian target sekolah sudah menunjukkan hasil yang ingin dicapai yaitu indeks
kepuasan yang cukup tinggi.
c) Sasaran strategis
KPI
: Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi.
: Jumlah tenaga pengajar yang minimal bergelar S1
Jumlah staf administrasi dan keuangan minimal D1
Target
: Tenaga pengajar / guru minimal bergelar S1
Staff administrasi dan keuangan minimal D1
Tabel 4.16 Jumlah Tenaga Pengajar dan Tingkat Studi yang Telah Diperoleh
Ijazah Tertinggi
S2/S3
S1
D3
D2/D1/SLTA
Guru Tetap
6 orang
37 orang
-
Guru Tidak Tetap
14 orang
-
Sumber : - Data sekunder yang diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang
Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga pengajar/pendidik SMAN 1 Tangerang
memiliki tingkat kompetensi yang baik dikarenakan jenjang studi yang telah dimiliki
adalah rata-rata S1.
4.6
Keterkaitan Antar Indikator
Hubungan sebab akibat ke empat perspektif balanced scorecard SMAN 1
Tangerang
dimulai
dari
perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran,
dimana
penyelenggaraan pendidikan tinggi terbaik akan diberikan kalau staf, guru, dan
karyawan merasa puas. Dengan kepuasan karyawan tentunya mereka juga akan
berusaha untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik, dalam hal ini dicapai
melalui pespektif bisnis internal. Terjaminnya kepuasan pelanggan (siswa) dan
meningkatnya jumlah penerimaan siswa baru maka akan meningkatkan pula
penerimaan pendanaan.
96
Indikator terpilih melalui matriks prioritas seharusnya dapat menggambarkan
hubungan sebab akibat antara indikator yang satu dengan yang lainnya. Diagram
gambar berikut menunjukkan hubungan sebab akibat antar indikator untuk SMAN 1
Tangerang.
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Pendanaan yang bersumber
dari pemerintah dan
komite/orang tua siswa
Peningkatan jumlah siswa dan
lulusan
Kepuasan siswa dan lulusan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses inovasi
pendidikan
Proses
pendidikan
Proses
pelayanan
Kepuasan
karyawan
Retensi
karyawan
Perspektif Belajar dan Tumbuh
Keahlian &
kompetensi
karyawan
Produktivitas
karyawan
Kepuasan
karyawan
Kemampuan
sistem
informasi
Penghargaan
Gambar 4.2 Keterkaitan Antar Indikator Terpilih SMAN 1 Tangerang
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep
Balanced Scorecard yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil pengukuran untuk perspektif keuangan, yaitu jumlah pendapatan per
tahun, rasio operasi, persentase penerimaan dana dari penerimaan siswa baru,
dan sumber dana lain selain dari siswa, diperoleh hasil bahwa kinerja sekolah
bisa dikatakan baik karena telah mencapai penerimaan sesuai dengan target
yang ditetapkan dalam anggaran, memaksimalkan nilai unit kegiatan / jasa
yang diberikan pada biaya tertentu, dan melakukan perbaikan dengan membuat
rencana anggaran dalam bentuk perbaikan fasilitas dan operasional.
2. Hasil pengukuran kinerja untuk perspektif pelanggan terhadap tingkat
kepuasan pelanggan yang diperoleh dari survey atau penyebaran kuesioner,
pertumbuhan pelanggan, persentase kelulusan, dan menyediakan mutu bertaraf
internasional serta meningkatkan brand image di masyarakat, telah
menunjukkan kinerja yang baik. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan
jumlah kelulusan tiap tahunnya, dan perolehan label SMAN 1 Tangerang
98
sebagai salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia serta telah
mendapatkan Standar Mutu Internasional Sertifikasi ISO 9001:2000
3. Hasil pengukuran kinerja untuk perspektif proses bisnis internal yaitu jumlah
siswa yang diterima sebagai acuan untuk mendapatkan calon siswa berkualitas,
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, dan persentase siswa yang
melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi, telah menunjukkan hasil yang baik.
Hal tersebut ditandai dengan adanya seleksi atau tes masuk terhadap calon
siswa yang mendaftar sebagai acuan untuk mendapatkan calon siswa yang
berkualitas, dan adanya perbaikan jasa pendidikan yang ditawarkan / inovasi
dalam jasa pendidikan, serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar guru dan siswa.
4. Hasil pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengenai
peningkatan kualitas SDM, kepuasan pekerja, dan tingkat pendidikan guru dan
staff administrasi juga menunjukkan hasil yang baik, bisa dikatakan demikian
karena loyalitas guru dan karyawannya selama ini sudah baik dan usaha
peningkatan kompetensi juga selalu dilakukan sekolah atau dilakukan masingmasing guru secara individu.
5. Tujuan strategis berdasarkan visi dan misi SMA Negeri 1 Tangerang pada
setiap perpektif diketahui bahwa untuk perspektif pelanggan (siswa) menjadi
prioritas utama bagi manajemen SMAN 1 Tangerang. Sedangkan prioritas
kedua adalah perspektif proses bisnis internal, ketiga perspektif keuangan
(financial), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menjadi prioritas
terakhir (keempat).
99
6. Dari hasil perhitungan dan analisa, menyatakan bahwa hasil kinerja manajemen
SMAN 1 Tangerang telah sesuai dengan visi dan misi serta tujuan strategis
yang ditetapkan manajemen yaitu sukses prestasi, unggul dalam pelayanan,
santun dalam pergaulan, serta terdepan dalam pembaharuan.
5.2
Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan demi kemajuan SMAN 1 Tangerang
adalah:
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam
mewujudkan sasaran strategis yang ingin dicapai.
2. Manajemen lebih fokus lagi dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
(siswa), sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat mudah terwujud.
3. Kualitas sarana dan prasarana untuk selalu dijaga dan terus-menerus dilakukan
perbaikan.
4. Masih menggunakan data yang terbatas, sehingga untuk penelitian berikutnya,
diharapkan dapat menggunakan data yang lebih lengkap.
100
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, M. Mamduh dan Halim, Abdul. Analisis Laporan Keuangan. 2005. AMP
YKPN. Yogyakarta. (E-book).
Kaplan. Robert. S. dan Norton, David. P. (Terjh. Peter. R Yosi Pasla). 1996. Balanced
Scorcard “Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”. Penerbit Erlangga, Jakarta. (Ebook).
Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta.
Salemba Empat. (E-book).
Puspitasari, Diah Ayu. 2008. Perancangan Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan
Metode Balanced Scorecard Pada SMA Ta’miriyah Surabaya. Tugas Akhir.
Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas, Surabaya. (Diakses 1 Agustus 2012)
Putra, Romy Igor Prakasih. 2005. Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Husada Dengan
Menggunakan Metode Balanced Scorecard. Program Studi Teknik Industri,
Universitas Indonesia, Depok.
Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta. Salemba Empat.
(E-book).
Rusman. 2009. Perancangan Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard (BSC) Pada SMA NEGERI 10 PADANG. Tugas Akhir. Program Studi
Akutansi, Politeknik Universitas Andalas, Padang. (Diakses 31 Juli 2012)
Susanto, Erwan. 2008. Evaluasi Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Tugas Akhir. Jurusan Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. (Diakses 22
Maret 2012)
LAMPIRAN
Kuesioner Siswa
Responden yang terhormat,
Bersama ini penulis sampaikan, bahwa penulis sedang melakukan penelitian
dalam mengukur tingkat kepuasan siswa/I SMAN 1 TANGERANG terhadap kinerja
guru, fasilitas yang ada di SMAN 1 TANGERANG beserta tingkat pelayanannya.
Besar harapan penulis bila para siswa/i SMAN 1 TANGERANG bersedia untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini, yang
hasilnya sangat berguna untuk meningkatkan kualitas di segala bidang di SMAN 1
TANGERANG.
Atas perhatian dan kerja samanya, penulis ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Penulis
I.
Profil Responden
Berilah tanda cheklist (οƒ–) untuk setiap jawaban yang menurut anda paling sesuai.
1. Jenis Kelamin
(1) Pria
(2) Wanita
2. Kelas
(1) X
(2) XI
(3) XII
3. Anda mengetahui SMAN 1 TANGERANG dari:
(1) Teman/keluarga
(2) Brosur
(3) Surat kabar
(4) Lainnya …………………………(sebutkan)
4. SMA yang diambil saat pertama kali mendaftar:
(1) Lainnya …………………………(sebutkan)
5. Sumber dana untuk sekolah:
(1) Orang tua
(2) Sendiri
(3) Beasiswa
(4) Lainnya …………………………(sebutkan)
6. Daerah asal:
(1) Tangerang
(2) Luar Tangerang……………………..(sebutkan)
Petunjuk pengisian kuesioner ini, yaitu sebagai berikut:
1. Isilah kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang terjadi pada SMAN 1
TANGERANG.
2. Berilah tanda cheklist (οƒ–) pada jawaban yang anda anggap paling mewakili diri
anda, di kolom yang telah disediakan.
3. Keterangan:
SP
: Sangat Puas
P
: Puas
TP
: Tidak Puas
STP : Sangat Tidak Puas
Product
No.
Pertanyaan
1. Materi yang diberikan berbobot.
2. Kurikulum yang ditawarkan bermanfaat untuk proses
pengembangan diri.
3. Komposisi antara teori dengan kasus-kasus / penerapan ke
dunia nyata seimbang.
4. Soal-soal / kasus-kasus yang diberikan mendekati dunia
nyata.
5. Banyaknya universitas yang menjalin hubungan timbal balik
dengan sekolah.
Place
No.
Pertanyaan
1.
Lokasi sekolah mudah dijangkau.
2.
Tersedianya sarana umum untuk menjangkau lokasi
sekolah.
Promotion
No.
Pertanyaan
1.
Disediakan informasi lengkap di internet yang dapat diakses
dengan mudah.
2.
Adanya customer service yang dapat dimintai keterangan
tentang sekolah secara langsung.
People
GURU
No.
Pertanyaan
1.
Guru memberikan materi yang bersangkutan sesuai dengan
bidangnya.
2.
Guru berpakaian rapi saat menyampaikan materi di kelas.
3.
Guru dapat memberikan materi dengan baik dan jelas.
4.
Guru mengajar sesuai waktu yang telah dijadwalkan.
5.
Guru memberikan soal ujian sesuai dengan materi yang
telah diberikan.
6.
Guru memberikan penilaian secara objektif.
TATA USAHA
(SP)
Pilihan Jawaban
(P) (TP) (STP)
(SP)
Pilihan Jawaban
(P)
(TP) (STP)
(SP)
Pilihan Jawaban
(P) (TP) (STP)
(SP)
Pilihan Jawaban
(P)
(TP) (STP)
7.
Staff tata usaha menguasai informasi yang dibutuhkan oleh
siswa.
8.
Staff tata usaha cepat dalam menanggapi siswa/calon siswa
yang membutuhkan bantuan.
9.
Staff tata usaha berpakaian rapih saat bekerja.
10.
Staff tata usaha memberikan informasi dengan ramah.
Facility
No.
Pertanyaan
1.
Tersedianya perpustakaan yang memiliki sistem yang baik.
2.
Tersedianya ruang kelas yang bersih dan nyaman untuk
proses belajar.
3.
Tersedianya fasilitas laboratorium yang lengkap
4.
Tersedianya lahan parkir kendaraan yang nyaman.
5.
Tersedianya toilet yang bersih.
6.
Tersedianya aula yang luas.
7.
Tersedianya sarana olahraga (GOR) yang lengkap.
8.
Tersedianya masjid / mushola untuk ibadah.
SS
S
TS
STS
(SP)
Pilihan Jawaban
(P)
(TP) (STP)
: Sangat Setuju
: Setuju
: Tidak Setuju
: Sangat Tidak Setuju
Word of Mouth
No.
Pertanyaan
1.
Anda akan memberikan info positif kepada teman lain
tentang SMAN 1 TANGERANG.
2.
Anda akan mengarahkan teman-teman anda untuk lebih
memilih SMAN 1 TANGERANG dibanding SMA
lainnya.
Pilihan Jawaban
(SS)
(S)
(TS) (STS)
Kuesioner Karyawan
Kepada Yth:
Bapak/ Ibu/ Sdr/ i SMAN 1 TANGERANG
Dengan hormat,
Bersama ini penulis sampaikan, bahwa penulis sedang melakukan penelitian
dalam mengukur tingkat kepuasan karyawan terkait dengan pengukuran kinerja di
SMAN 1 TANGERANG. Untuk itu kami mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ I untuk
berperan serta memberikan penilaian dalam bentuk kuesioner yang diberikan ini.
Demikian permohonan dari penulis, atas masukan dan kesediaan Bapak/ Ibu/
Sdr/ I meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, penulis ucapkan banyak terima
kasih.
Petunjuk pengisian kuesioner ini, yaitu sebagai berikut:
1. Isilah kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang terjadi pada SMAN 1
TANGERANG.
2. Berilah tanda cheklist (οƒ–) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang
terjadi pada SMAN 1 TANGERANG.
3. Keterangan:
STP
TP
P
SP
: Sangat Tidak Puas
: Tidak Puas
: Puas
: Sangat Puas
Mohon isi identitas responden ini dengan kondisi responden yang sebenarnya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
Pekerjaan
Jabatan
: ……………………………………………..(boleh tidak diisi)
: ………………………………………………….
:
(1) Pria
(2) Wanita
: ………………………………………………….
: ………………………………………………….
: ………………………………………………….
: ………………………………………………….
Kuesioner Proses Bisnis Internal
No.
Pertanyaan
1. Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaya kepemimpinan yang
sekarang?
2. Puaskah Bapak/Ibu terhadap perhatian yang diberikan
pimpinan?
3. Puaskah Bapak/Ibu terhadap keputusan pimpinan dalam
mempromosikan salah satu karyawan untuk menduduki
jabatan tertentu?
4. Puaskah Bapak/Ibu terhadap insentif/tunjangan yang
diberikan?
5. Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaji/upah yang diberikan?
6. Puaskah Bapak/Ibu mengenai pengembangan pelayanan
pendidikan dapat diandalkan sebagai sasaran strategis
dalam proses bisnis internal?
7. Apakah Bapak/Ibu puas terhadap inovasi pelayanan
pendidikan yang diberikan?
8. Sejauh mana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap
pengembangan pelayanan pendidikan kepada siswa?
Kuesioner Pertumbuhan dan Pembelajaran
No.
Pertanyaan
1. Puaskah Bapak/Ibu terhadap pelatihan yang diberikan
sekolah dalam meningkatkan pendidikan?
2. Puaskah Bapak/Ibu terhadap seminar-seminar yang
diadakan sekolah?
3. Puaskah Bapak/Ibu terhadap penghargaan yang
diberikan sekolah karena telah melakukan pekerjaan
dengan baik?
4. Bagaimana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap
profesionalisme yang dituntut oleh sekolah terhadap
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan?
5. Puaskah Bapak/Ibu terhadap pengembangan karir yang
diberikan sekolah?
6. Puaskah Bapak/Ibu terhadap fasilitas yang diberikan
sekolah?
7. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi terhadap pencapaian
target sekolah?
(SP)
Pilihan Jawaban
(P) (TP) (STP)
Pilihan Jawaban
(SP) (P) (TP) (STP)
Download