LAPORAN KERJA PRAKTEK Penerapan Balanced Scorecard (BSC) Untuk Menyusun Strategi Bisnis Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMA NEGERI 1 TANGERANG) Disusun Oleh : Nama : Kukuh Wilujeng Dias Utami NIM : 41609010046 Program Studi : Teknik Industri PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012 iii Penerapan Balanced Scorecard (BSC) Untuk Menyusun Strategi Bisnis Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMA Negeri 1 Tangerang) ABSTRAK Pengukuran kinerja organisasi perlu dilakukan agar dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan, sebagai salah satu dari Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), pengukuran kinerja di SMA Negeri 1 Tangerang dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS). Namun hasil dari pengukuran tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan. Salah satu metode pengukuran kinerja yang banyak digunakan saat ini adalah Balanced Scorecard (BSC). Perancangan dimulai dengan mengidentifikasi visi, misi, dan tujuan strategik dalam keempat perspektif Balanced Scorecard yang menghasilkan sasaran strategi, ukuran kinerja yang akan dicapai, target, dan inisiatif strategik. Hasil dari wawancara terstruktur digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang digunakan sebagai dasar dalam perancangan Balanced Scorecard pada SMA Negeri 1 Tangerang melalui empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan yang saling berinteraksi. Hasil pengolahan data dan analisa menghasilkan peta rencana strategi bisnis SMA Negeri 1 Tangerang yang menempatkan perspektif pelanggan paling puncak, diikuti perspektif proses bisnis internal, perspektif finansial, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian kinerja SMA Negeri 1 Tangerang sudah sesuai dengan visi dan misi serta tujuan strategis yang ditetapkan manajemen yaitu sukses prestasi, unggul dalam pelayanan, santun dalam pergaulan, serta terdepan dalam pembaharuan. Kata Kuci : Balanced Scorecard, Perspektif Finansial, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. iv KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum, Wr. Wb. Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan Ridho dan Rahmat–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tangerang, yang dilaksanakan dari tanggal 7 Mei 2012 s.d 6 Juni 2012. Laporan kerja praktek ini disusun dalam rangka memenuhi syarat kurikulum perkuliahan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana. Selama pelaksanaan dan penulisan laporan kerja praktek ini, tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Allah SWT karena atas izin-Nya lah laporan Kerja Praktek (KP) ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya. 2. Ibu, Bapak dan Keluargaku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan yang luar biasa serta telah memberikan hal terbaik dalam hidupku. 3. Bapak Ir. Torik Husein, MT selaku dekan dari Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana. 4. Bapak Ir. Muhammad Kholil, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Mercu Buana. 5. Bapak Resa Taruna, Ssi, MT selaku Koordinator Kerja Praktek di Program Studi Teknik Industri Universitas Mercu Buana. 6. Bapak Selamet Riyadi, ST, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan membimbing saya dalam menyusun laporan kerja praktek. v 7. Ibu Hayu Kartika, ST, MT selaku Dosen Penguji laporan kerja praktek. 8. Bapak Prastowo, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tangerang yang telah memberikan saya kesempatan untuk dapat melaksanakan kerja praktek di SMA Negeri 1 Tangerang. 9. Ibu Yuni Septiani, S.Pd selaku pembimbing yang telah berkenan membimbing dan membantu saya selama melaksanakan kerja praktek di SMA Negeri 1 Tangerang. 10. Seluruh staf guru, staf administrasi dan siswa/i SMA Negeri 1 Tangerang yang telah berkenan mengisi kuesioner dan kerja samanya selama proses kerja praktek. 11. Kepada seseorang yang spesial Dodi Indaryana, sahabat dan teman-teman terbaik saya Rambu, Diah, Nurul, Bayu, Joko, Mardi, Yoga yang telah memberikan semangat, saran dan masukan dalam proses penyusunan laporan kerja praktek. 12. Semua teman-teman Teknik Industri Mercu Buana khususnya angkatan 2009, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 13. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kerja Praktek yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, namun hal itulah yang mendorong saya untuk berbuat lebih baik. Saya memohon maaf jika penulisan Laporan Kerja Praktek ini terdapat kesalahan, dan semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Wassalammu’alaikum, Wr. Wb. Jakarta, 29 September 2012 Hormat Saya Penulis vi DAFTAR ISI Halaman Pernyataan ………………………………………………………….. i Halaman Pengesahan ………………………………………………………….. ii ………………………………………….. iii ………………………………………………………………….. iv ………………………………………………………….. v Halaman Keterangan Perusahaan Abstraksi Kata Pengantar Daftar Isi ………………………………………………………………….. Daftar Tabel ………………………………………………………………….. vii x ………………………………………………………….. xii Daftar Grafik ………………………………………………………………….. xiii Daftar Gambar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………………………….. 1 1.2 Perumusan Masalah ………………………….. 5 1.3 Batasan Masalah ………………………….. 5 1.4 Tujuan Penelitian ………………………….. 6 1.5 Metodologi Penelitian ………………………….. 6 ………………….. 6 1.5.3 Penentuan Populasi ………………………….. 8 1.5.4 Penentuan Sampel ………………………….. 8 …. 9 1.5.1 Objek Penelitian 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data 1.5.5 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner …………. 10 1.5.7 Langkah-langkah Penelitian …………………. 13 ………………………….. 14 1.5.6 Pengujian Instrumen Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan vii BAB II BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …. 16 ………………….. 17 ………………………………….. 18 2.4 Sarana dan Prasarana ……..…………………………… 19 2.5 Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff …………………. 20 2.6 Jumlah Siswa ………………………………………….. 20 2.7 Data Kualitas dan Kualifikasi SMAN 1 Tangerang …. 20 2.8 Denah Lokasi ………………………………………….. 21 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Tangerang 2.2 Visi dan Misi SMAN 1 Tangerang 2.3 Struktur Organisasi LANDASAN TEORI 3.1 Kinerja 3.1.1 Definisi Pengukuran Kinerja …………………. 22 3.1.2 Manfaat pengukuran Kinerja …………………. 25 … 26 3.1.3 Sistem Pengukuran Kinerja Tradisional 3.2 Metode Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 3.2.1 Sejarah Balanced Scorecard …………………. 27 ………… 28 3.2.2 Pengertian Balanced Scorecard 3.2.3 Berbagai Perspektif yang Diukur dalam Balanced Scorecard ………………………………….. 30 …………. 39 3.2.4 Keunggulan Balanced Scorecard 3.2.5 BSC Sebagai Alat Menterjemahkan Visi dan Strategi dalam Tataran Aksi …………………………. 40 3.3 Pengertian Visi …………………………………. 41 3.4 Pengertian Misi …………………………………. 41 3.5 Skala Likert …………………………………. 41 3.6 Metode CIMOSA …………………………. 43 ………… 44 3.6.3 Pengertian CIMOSA ………………………… 44 3.6.4 CIMOSA System Life Cycle ………………… 45 ………………… 46 3.6.1 Proses Bisnis Kritis 3.6.2 Order Winner dan Order Qualifier 3.6.5 Kerangka Kerja CIMOSA viii BAB IV HASIL DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sistem Pengukuran Kinerja SMAN 1 Tangerang …. 50 4.2 Perancangan Sistem Kinerja dengan Model (BSC) …. 51 4.3 Identifikasi Proses Bisnis Kritis Dengan Menggunakan Metode CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture) 4.4 ......................................... 53 Penentuan Tujuan/Sasaran Strategis ………………….. 56 ….. 62 ………………………….. 67 4.4.1 Penetuan Key Performa Indicator (KPI) 4.4.2 Penetapan Target 4.5 Mengukur Kinerja Masing-Masing Perspektif 4.5.1 Mengukur Kinerja Perspektif Keuangan (Financial Perspective) ………………….. 75 4.5.2 Mengukur Kinerja Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) ………………….. 80 4.5.3 Mengukur Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) ….. 87 4.5.4 Mengkur Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective) …. 4.6 BAB V Keterkaitan Antar Indikator …………………………… 93 96 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………… 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran …………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix 98 100 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff yang dimilki 19 oleh SMAN 1 Tangerang 20 Tabel 2.3 Jumlah Siswa yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang 20 Tabel 3.1 Perbandingan Sistem Manajemen Tradisional dan Komputer 39 Tabel 4.1 Penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Strategi SMAN 1 Tangerang ke dalam Sasaran-sasaran Strategis 61 Tabel 4.2 Key Performance Indicator (KPI) 72 Tabel 4.3 Jumlah penerimaan dan pengeluaran total per bulan yang diterima oleh SMAN 1 Tangerang selama Tahun Ajaran 2011/2012 Tabel 4.4 Tingkat Penerimaan Dana Dari Penerimaan Siswa Baru Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 Tabel 4.5 76 78 Tingkat Penerimaan Sumber Dana Non Siswa Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 79 Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Kepuasan Siswa 81 Tabel 4.7 Pertumbuhan Pelanggan (Siswa) SMAN 1 Tangerang pada Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 84 Tabel 4.8 Persentase Tingkat Kelulusan Siswa SMAN 1 Tangerang 85 Tabel 4.9 Intansi Atau Lembaga Terkait Yang Menjalin Kerjasama Dengan SMAN 1 Tangerang Tabel 4.10 Persentase Dari Jumlah Siswa Yang Diterima Dengan Jumlah Siswa Yang Mendaftar Tahun Ajaran 2008/2009, x 86 2009/2010, dan 2010/2011 Tabel 4.11 88 Rata-rata Nilai UAN Yang Telah Dicapai Oleh Siswa/Siswi SMAN 1 Tangerang Tabel 4.12 89 Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang di Bidang Akademik Tabel 4.13 89 Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang di Bidang Non Akademik 91 Tabel 4.14 Persentase Siswa yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi 92 Tabel 4.15 Hasil Kuesioner Kepuasan Karyawan 94 Tabel 4.16 Jumlah Tenaga Pengajar dan Tingkat Studi yang Telah Diperoleh 96 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Langkah-langkah Penelitian 13 Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Tangerang 18 Gambar 2.2 Denah Lokasi SMAN 1 Tangerang 21 Gambar 3.1 Balanced Scorecard Sebagai Salah Satu Kerangka Kinerja Kerja Tindakan Strategis 28 Gambar 3.2 Perspektif Pelanggan Sebagai Tolak Ukur Utama 34 Gambar 3.3 Sirkulasi Perspektif Balanced Scorecard (BSC) 37 Gambar 3.4 Kerangka Kerja Konsep CIMOSA 45 Gambar 3.5 Particular Enterprise Model 47 Gambar 4.1 Core Process SMAN 1 Tangerang 56 Gambar 4.2 Keterkaitan Antar Indikator Terpilih SMAN 1 Tangerang 97 xii DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Jumlah Penerimaan per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran 2011/2012 Grafik 4.2 76 Jumlah Pengeluaran per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran 2011/2012 77 xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi salah satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia dari satu masa ke masa yang lainnya, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan berakhlak mulia yang menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat sejahtera. Pendidikan juga meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga mampu hidup harmonis dan toleran dalam kemajemukan, sekaligus memperkuat kondisi sosial dalam memantapkan wawasan kebangsaan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis. Disisi lain pendidikan juga memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja yang berpengetahuan, menguasai teknologi dan mempunyai keahlian dan keterampilan. 1 Tingginya harapan dan ekspektasi masyarakat terhadap dunia pendidikan, membuat sekolah sebagai salah satu institusi pelaksana di bidang pendidikan perlu berbenah diri. Sekolah perlu melakukan pengukuran atas kinerjanya, agar dapat memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat. Penggunaan metode Balanced Scorecard (BSC) bagi pengelolaan manajemen sekolah sebagai salah satu institusi pelaksana di bidang pendidikan mungkin terasa asing, sebab penerapan sistem ini awal mulanya dipergunakan dalam pengevaluasian manajemen sebuah perusahaan di dunia. Konsep balanced scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996:14) memberikan suatu kerangka kerja bagi pihak manajemen untuk menterjemahkan misi dan strategi organisasi kedalam tujuan-tujuan dan ukuran-ukuran yang dapat dilihat secara komprehensif ke dalam empat perspektif, yaitu (1) financial perspective (perspektif keuangan), (2) customer perspective (perspektif pelanggan), (3) internal business process perspective (perspektif proses bisnis internal), dan (4) learning growth perspective (perspektif belajar dan berkembang). Relevansi strategi dan target kinerja menjadi isu penting karena dalam kenyataannya banyak organisasi yang memiliki visi, misi, dan strategi yang bagus, tetapi organisasi tersebut masih gagal atau kinerjanya rendah. Kegagalan seringkali dikarenakan organisasi tidak berfokus pada strategi. Strategi yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan dengan baik sehingga terjadi keterputusan antara visi, misi, dan strategi dengan program, anggaran dan implementasinya. Demikian halnya dengan sebuah Sekolah Menengah Atas yang merupakan institusi pelaksana di bidang pendidikan, sehingga lebih mengutamakan pelayanan kepada pelanggan (dalam hal ini siswa). 2 Pada dasarnya, setiap organisasi atau perusahaan memiliki scorecard yang berbeda dengan perusahaan lainnya, disebabkan perbedaan strategi dan sifat usaha yang mereka miliki. Pengukuran kinerja pada dunia pendidikan, merupakan suatu hal yang sangat menarik, namun dari beberapa penelitian, kebanyakan pengukuran kinerja yang dibahas adalah pengukuran kinerja pada perguruan tinggi, seperti yang pernah dilakukan oleh Siskawati dkk, (2000) dan Fuad (2008). Sulit menemukan penelitian yang membahas tentang pengukuran kinerja sekolah, padahal tingginya tuntutan dan harapan masyarakat selaku pelanggan. Balanced Scorecard bisa dipakai lebih dari sekedar sistem pengukuran melainkan juga untuk mengkomunikasikan strategi baru dan menyelaraskan sekolah terhadap strategi baru tersebut. Objek penelitian ini akan dilakukan pada institusi pelaksana di bidang pendidikan yaitu Sekolah Menengah Atas tepatnya di SMAN 1 TANGERANG. Dengan penelitian ini diharapkan pengelola / komite sekolah tersebut dapat mengetahui seberapa besar kinerja yang telah dihasilkan selama ini. Serta dapat memberikan informasi bagi para masyarakat terutama siswa yang ingin masuk ke tingkat Sekolah Menengah Atas. SMAN 1 TANGERANG memiliki visi yaitu: 1. Sukses Prestasi 2. Unggul dalam Pelayanan 3. Santun dalam Pergaulan 4. Terdepan dalam Pembaharuan Dan misi yaitu: 1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang baik di bidang akademik maupun non akademik. 3 2. Meningkatkan kualitas partisipasi seluruh unsur pendidikan secara proposional dan professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal. 3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal. 4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan berlandaskan etika pergaulan yang humanis. 5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi. 6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris. 8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. 10. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. Berdasarkan visi dan misi tersebut dapat diketahui bahwa SMAN 1 TANGERANG ingin memberikan pelayanan pendidikan yang profesional maksudnya bahwa SMAN 1 TANGERANG akan memberikan pelayanan tidak hanya kepada siswanya namun ke seluruh warga di SMAN 1 TANGERANG baik dalam segi akademik maupun non akademik. Dengan berbasiskan ajaran agama, nilai-nilai budaya, 4 dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sehingga dapat menjaga kepercayaan masyarakat sebagai tempat pelayanan pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Penerapan Balanced Scorecard Untuk Menyusun Strategi Bisnis Sekolah Menengah Atas Studi Kasus SMA NEGERI 1 TANGERANG.” 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Melakukan pengukuran kinerja pada SMAN 1 TANGERANG dilihat dari visi dan misi yang telah ditetapkan dibandingkan dengan tujuan yang telah dicapai secara berkelanjutan dengan Balanced Scorecard (BSC) guna untuk mengetahui tingkat kinerjanya.” 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar pembahasannya terarah dan mempunyai batasan yang jelas sehingga mendapatkan hasil yang optimal, oleh karena itu perlu diadakan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Data yang diambil sesuai dengan kondisi Sekolah Menengah Atas pada saat dilakukan penelitian ini. 2. Perancangan balanced scorecard hanya dijabarkan dari visi dan misi yang telah ditetapkan SMAN 1 TANGERANG dibandingkan dengan tujuan yang telah dicapai. 3. Pengambilan sampel dengan kuesioner terhadap siswa menyangkut perspektif pelanggan dilakukan hanya kepada kelas X hal tersebut dikarenakan pada saat penyebaran kuesioner kelas XII sudah tidak aktif lagi dalam KBM. 5 1.4 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengidentifikasi tujuan strategis dari tiap-tiap perspektif Balanced Scorecard berdasarkan visi dan misi SMAN 1 TANGERANG. 2. Dapat mengidentifikasi key performance indicator sesuai visi dan misi SMAN 1 TANGERANG. 3. Mengetahui hasil kinerja SMAN 1 TANGERANG yang telah dicapai dengan melihat visi dan misi yang telah ditetapkan. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penyusunan Kerja Praktek ini adalah institusi pelaksana di bidang pelayanan pendidikan yaitu SMAN 1 TANGERANG. 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang diperlukan, dapat dilakukan dengan cara : 1. Wawancara (interview) Adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pelanggan/karyawan dan pihak manajemen yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian tersebut. 6 2. Pengamatan (observasi) Yaitu memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada obyek penelitian untuk mendapatkan gambaran nyata dari masalah yang diamati. 3. Penyebaran Angket (Kuesioner) Diperlukan untuk mengetahui keinginan pelanggan/karyawan (dalam penelitian ini sebagai objeknya adalah siswa dan guru atau bagian Tata Usaha) terhadap pelayanan yang diberikan dan sebelumnya dibuatkan daftar pertanyaan yang menyangkut atribut pelayanan tersebut. 4. Studi Pustaka Yaitu metode pengumpulan data dari buku-buku literatur, skripsi, jurnal, internet, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu: 1. Data Primer a. Data yang diperoleh langsung dari pihak menejemen SMAN 1 TANGERANG. b. Data yang langsung diperoleh dari pelanggan/karyawan (siswa/guru dan Tata Usaha), meliputi: a) Data keinginan pelanggan/karyawan terhadap kualitas pelayanan jasa dan fasilitas yang tersedia di SMAN 1 TANGERANG. b) Data penilaian terhadap kualitas pelayanan jasa dan fasilitas yang tersedia di SMAN 1 TANGERANG. 7 2. Data Sekunder Data ini diperoleh melalui referensi-referensi yang mendukung dalam menyelesaikan masalah terhadap obyek yang diteliti. 1.5.3 Penentuan Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1992: 102). Identifikasi populasi merupakan langkah awal dalam penelitian yang digunakan untuk menentukan siapa yang menjadi responden atau populasi. Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek penelitian adalah pelanggan/karyawan di SMAN 1 TANGERANG yaitu para siswa, staff guru dan staff Tata Usaha. 1.5.4 Penentuan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1992: 104). Mengenai ketentuan sampel penelitian ini dapat dikemukakan bila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10% – 15% atau 20% – 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari (Arikunto, 1992: 107): a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik. 8 Pada penelitian ini penulis menetapkan, karena jumlah subyeknya lebih dari 100 siswa, maka tidak diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian sampel. Maka ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin, sebagai berikut : π= π 1 + π. π 2 πΎππ‘πππππππ: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e2 = presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir, yaitu 10%. ο Kuesioner siswa π= 210 = 67,74 ≈ 68 1 + 210. (0,10)2 ο Kuesioner staff Guru/TU π= 72 = 41,86 ≈ 42 1 + 72. (0,10)2 1.5.5 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam memperoleh nilai kepentingan dari variabel keinginan pelanggan. Metode yang digunakan untuk 9 menyatakan sikap adalah dengan menggunakan Skala Likert yang merupakan skala yang berisi empat tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statetmen atau pertanyaan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Dalam Skala Likert yang asli, tingkat kepentingan responden terhadap suatu pernyataan dalam angket diklasifikasikan sebagai berikut: ο· SP : Sangat Puas ο· P : Puas ο· TP :Tidak Puas ο· STP : Sangat Tidak Puas Maksud kategorisasi jawaban SP/P/TP/STP adalah untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah sangat penting atau sangat tidak penting. Kuesioner dalam penelitian ini berisi pertanyaan yang merupakan variabel keinginan siswa dan staff guru/TU. Penyebaran kuesioner ini dilakukan kepada siswa dan staff guru/TU di SMAN 1 TANGERANG. Kuesioner untuk siswa sebanyak 68 dan untuk staff guru /TU sebanyak 42 untuk menentukan butir atribut jasa yang valid dan reliabel serta tingkat kepentingan dan persepsi siswa terhadap tiap atribut jasa. 1.5.6 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian ini dilakukan untuk menguji kuesioner yang nantinya dipergunakan untuk mengukur kepuasan karyawan. Berdasarkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang benar-benar obyektif, yang dikenal dengan istilah validitas. Selain itu perlu juga diuji konsistensinya yang dikenal dengan istilah reliabilitas. Validitas dan reliabilitas merupakan dua syarat dalam menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian. 10 a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dilakukan dengan tiga cara (Ghozali, 2006): 1. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. 2. Uji validitas juga dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. 3. Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai undimensionalitas atau apakah indikatorindikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Dalam penelitian ini, digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi bivariate. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (Ghozali, 2006) : 11 1. Reapeted measure atau pengukuran ulang. Di sini, seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One shot atau pengukuran sekali saja. Di sini pengukurannya hanya sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan yang lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alfa (α). Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur dengan menggunakan metode one shot atau pengukuran sekali saja, yaitu dengan uji statistik Cronbach Alfa dengan taraf signifikan sebesar 5%. Menurut Imam Ghozali, (2002:133) variabel dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, jika nilai koefisien yang diperoleh (Cronbach alpha) > 0,60 dan uji selanjutnya dapat dilanjutkan karena angket dinyatakan reliabel. 12 1.5.7 Langkah-langkah Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaimana tersaji pada gambar 1.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Penentuan Sasaran Strategis dan Perumusan KPI berdasarkan hasil wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner Penentuan Sasaran Strategis Perumusan Ukuran dan Sasaran Strategis Perumusan Keterkaitan Antar Sasaran dan Strategis Perumusan Keterkaitan antar Ukuran Kinerja Dengan Sasaran Strategis Perumusan KPI Penentuan Inisiatif Strategis Analisa dan Pembahasan Penarikan Kesimpulan Selesai Gambar 1.1 Langkah-langkah Penelitian 13 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian yang akan dilakukan, penulis berpedoman pada kriteria penyusunan laporan dan membaginya dalam lima bab yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu dengan format sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan permasalahan, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan laporan. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Memuat secara singkat dan padat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian, sisem organisasi dan manajemen dari perusahaan. BAB III LANDASAN TEORI Diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi tentang teoriteori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan permasalahan. Landasan teori yang digunakan adalah bertujuan untuk menguatkan metode yang dipakai untuk memecahkan permasalahan di perusahaan. Untuk lebih memahami apa-apa saja yang harus dilakukan pada saat penelitian dan bagaimana tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat penelitian. BAB IV HASIL DAN PENGOLAHAN DATA Diterakan mengenai data hasil penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada 14 pembahasan masalah. Lebih lanjut diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari analisa data dan pemecahan masalah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pegolahan data dan saran-saran bagi SMAN 1 TANGERANG maupun pengembangan penelitian selanjutnya. 15 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Tangerang SMAN 1 Tangerang didirikan pada tanggal 27 Oktober 1958. Sejak mulai berdirinya pada tahun tersebut, gedung SMA Negeri 1 Tangerang berada di Jl. Daan Mogot No. 5 (Sekarang No. 50) di atas tanah milik Pemda seluas ± 3.585 M 2. Gedung tersebut merupakan swadaya masyarakat dengan bantuan Pemda. Pada tahun 1965 SMA Negeri 1 Tangerang membuka filial di Balaraja (yang sekarang menjadi SMA Negeri 1 Balaraja) dan di Cengkareng (yang sekarang menjadi SMA Negeri 33 Jakarta). Pada tahun 1968, karena alasan kesejahteraan guru pada waktu itu, SMA Negeri 1 Tangerang secara administratif dikelola oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta dengan nama SMA Negeri 27 Jakarta di Tangerang. Atas permohonan dan desakan dari Kepala Sekolah pada Gubernur DKI Jakarta untuk mencegah banyaknya anak-anak di Tangerang yang bersekolah ke Jakarta. Maka pada tahun 1979 SMA Negeri 27 diberi bantuan satu unit gedung diatas tanah milik Departemen Kehakiman di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, yang sekarang menjadi SMA Negeri 2 Tangerang. 16 Mulai tahun 1982 SMA Negeri 27 secara administratif diambil alih oleh Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat, dan diganti namanya menjadi SMA Negeri Tangerang, dan karenanya SMA yang ada di Jalan TMP Taruna berdiri sendiri menjadi SMA Negeri 2 Tangerang, Sekolah induk menjadi SMA Negeri 1 Tangerang. 2.2 Visi dan Misi SMAN 1 Tangerang Dalam menyelenggarakan pendidikan SMA Negeri 1 Tangerang berbasiskan terhadap penguasaan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang menjadi barometer keberhasilan pendidikan. Visi SMAN 1 Tangerang: 1. Sukses Prestasi 2. Unggul dalam Pelayanan 3. Santun dalam Pergaulan 4. Terdepan dalam Pembaharuan Misi SMAN 1 Tangerang: 1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang baik di bidang akademik maupun non akademik. 2. Meningkatkan kualitas partisipasi seluruh unsur pendidikan secara proposional dan professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal. 3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal. 4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan berlandaskan etika pergaulan yang humanis. 5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi. 17 6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris. 8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. 10. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. 2.3 Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi di SMAN 1 Tangerang yaitu sebagai berikut: Kepala Sekolah Prastowo, M.Pd Komite Sekolah Sarehwiyono, M.SH.,MH Kepala TU Dra. Hj. Hartini Bendahara Komite Yatimah M. Yahya, S.Pd. Wakasek Kurikulum Sulassim, M.Pd Drs. Dorlan S. Wakasek Kesiswaan Mangatas Pakpahan, S.Pd Drs. Hj. Suarni M Wakasek Sarana/Prasarana Drs. Undang R Humas Yuni Septiani, S.Pd Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Tangerang 18 2.4 Sarana dan Prasarana yang Dimiliki oleh SMAN 1 Tangerang Tabel 2.1 merupakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMAN 1 Tangerang beserta dengan luasnya: Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang Jenis Ruang Ruang Kelas Ruang Perpustakaan Laboratorium Kimia Laboratorium. Fisika Laboratorium Biologi Laboratorium Bahasa Laboratorium Komputer Laboratorium Multimedia Ruang Kep. Sek Ruang PKS Ruang Guru Ruang TU Ruang Pusat Belajar dan Guru Toilet Guru Toilet Siswa Gudang Ruang BP/BK Ruang OSIS Ruang PMR Kantin Musholla Ruang Penjaga Ruang Koperasi Lapangan Upacara Jumlah 21 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 14 2 1 1 1 1 1 1 1 1 Luas (m2) 960 m2 210 m2 144 m2 72 m2 96 m2 72 m2 72 m2 72 m2 50 m2 60 m2 140 m2 72 m2 72 m2 12 m2 42 m2 18 m2 12 m2 8 m2 8 m2 72 m2 96 m2 34 m2 16 m2 435 m2 19 2.5 Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff Jumlah tenaga pengajar dan staff yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Pengajar dan Staff yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang Jabatan Kepala Sekolah Tetap Tidak Tetap Guru Tenaga Administrasi 2.6 Jumlah 1 46 15 15 Jumlah Siswa Jumlah siswa yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang dapat dilihat pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Jumlah Siswa yang dimilki oleh SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran Kelas X XI XII X XI XII 2010/2011 2011/2012 2.7 Jumlah 222 222 279 224 224 222 Data Kualiatas dan Kualifikasi SMAN 1 Tangerang Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tangerang Alamat : Jl. Daan Mogot No. 50, Tangerang, Banten Tahun berdiri : 1957 Program Kurikulum : Kurikulum KTSP Peringkat/Nilai Akreditasi : Huruf : A No. SK Akreditasi : 2800 SMA/MA 0024 08 Nilai : 95,01 20 2.8 Denah Lokasi Denah lokasi SMAN 1 Tangeranag secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.2. Kelas XI IPA-5 Kelas XII IPA-5 Kelas XI IPA-6 Kelas XII IPA-6 WC Siswa Kelas X-1 Kelas X-2 Kelas X-3 Kelas X-4 Kelas X-5 Kelas X-6 Kelas XII IPS Kelas XI IPS Kelas X-7 Lantai 2 Tangerang, Kepala, Maret 2012 Prastowo, M.Pd. Kelas XII IPA-4 Kelas XII IPA-1 Kelas XI IPA-1 Ruang Piket Multimedia Gudang Olah Raga Lab. Biologi TRRC Perpustakaan Lantai 2 Lantai 3 5 5/16" Lab.Bahasa Lab.Komputer 1 Gudang Elektronik R.Seni / Radio Sekolah WC R.Tunggu Ruang Guru R.PKS WC WC R.Kepala Sekolah R.Rapat Pintu Masuk Samping Lab. Kimia Lantai 3 WC Lantai 1 Lab. Fisika R.Koperasi Pintu Masuk Utama Lantai 2 R. Multimedia Kelas XII IPA-3 Usulan Gedung Baru R. Lab Kom 2 Kelas XII IPA-2 Usulan Program Rehab Th.Anggaran 2013 R.TU Kelas XI IPA-3 R.PMR Pintu Masuk Lab.Fisika R.PMR Kelas XI IPA-4 Tahun 2012 Selasar Lt. 3 Mushola Mushola R.BP/BK Kelas XI IPA-2 Kantin Ruang Masuk R.UKS AULA (USULAN GEDUNG BARU) Denah Tangga SMA Negeri 1 Tangerang Lantai 3 Lantai 1 Lantai 1 Keterangan NIP. 19650607 198803 1 012 WC Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Rumah Penjaga Sekolah Ruang Gudang Gambar 2.2 Denah Lokasi SMAN 1 Tangerang 21 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kinerja 3.1.1 Definisi Pegukuran Kinerja Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan banyak dilakukan dengan menggunakan alat ukur kinerja yang kadang berbeda. Untuk menilai seberapa jauh efektivitas operasi organisasi formal dalam mencapai tujuannya diperlukan metode pengukuran tertentu. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu organisasi formal dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Metode analisis laporan keuangan organisasi formal yang umum digunakan saat ini, antara lain: a. Analisis rasio keuangan Yaitu laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Rasio keuangan dibedakan maenjadi: Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas. b. Metode Economic Value Added (EVA) 22 Yaitu menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada penerapan nilai, dan hanya bisa menilai proses dalam periode 1 tahun, EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (residul income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. c. Analisis Balanced Scorecard (BSC) Yaitu alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menyeimbangkan faktor-faktor keuangan dan non keuangan dari suatu perusahaan. Dalam analisis BSC ada 4 aspek yaitu: prespektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, proses belajar dan berkembang. d. Analisis RADAR Yaitu menilai kinerja pada perusahaan yang merupakan modifikasi atau penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya. Rasio RADAR dikelompokan menjadi 5 yaitu: profitabilitas, produktifitas, utilitas aktiva, stabilitas dan potensi pertumbuhan. Sekolah Menengah Atas merupakan organisasi sektor publik (organisasi formal) yang berhubungan langsung dengan penyediaan services and goods untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat khususnya di bidang pendidikan. Dalam hal ini siswa SMA/ orang tua wali murid merupakan pelanggan yang harus dilayani dengan baik sehingga dalam rangka memenuhi customer satisfaction, sangat perlu ditanamkan pola pikir (mind set) terhadap para pengelola organisasi layanan publik tentang bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan (siswa SMA/ orang tua wali murid). Peningkatan income tanpa diimbangi dengan kepuasan pelanggan belum menunjukkan keberhasilan organisasi formal seperti ini. 23 Kinerja organisasi formal harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi keberhasilan badan tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendekatan dalam pengukuran kinerja bisa dimodifikasi agar layak digunakan untuk menilai kinerja akuntabilitas publik dengan sebenarnya. Balanced Scorecard dan Value for Money bisa digunakan dalam berbagai macam cara agar mampu mendeteksi ketercapaian organisasi publik dalam melayani pelanggan (siswa SMA/ orang tua wali murid). Dalam lingkup yang lebih sederhana, suatu pengukuran kinerja sangat diperlukan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Kata kinerja merupakan kata yang sering mendapat perhatian khusus oleh setiap individu, kelompok maupun organisasi sekolah. Kata ini sering disandingkan dengan kata lain, seperti kinerja individu, kinerja kelompok, maupun kinerja organisasi. Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kinerja oleh organisasi publik. Sedangkan pengukuran kinerja menurut (Donelly Gibson dan Irnacevich: 1994) adalah suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan/organisasi publik. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut. 24 3.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja Ada beberapa hal yang membuat pengukuran kinerja itu begitu penting. Diantaranya, menurut Lynch dan cross (1993), manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut: a. Manajemen SMA berbasis BSC menjadikan sistem manajemen SMA bersifat komprehensif, terpadu, seimbang dan terukur. Bersifat komprehensfif dapat dianalogikan sebagai “dashboard” yang memberikan informasi komprehensif, akurat, relevan dengan tujuan dan “real time”. b. Memotivasi para pengurus dengan memperbanyak kegiatan dalam mengembangkan SMA. Sebab konsep ini membutuhkan suatu komitmen baik dari manajemen pengurus, siswa maupun karyawan yang terlibat dalam organisasi SMA guna mencapai tujuan yang ditentukan. c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut. d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. e. Membangun komitmen untuk melakukan suatu perubahan dengan melakukan evaluasi atas perilaku yang diharapkan tersebut. Untuk mencapai manfaat dari pengukuran kinerja tersebut, maka paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan. b. Evaluasi atas berbagai aktivitas. 25 c. Dapat dinilai dengan menyeluruh, yaitu semua bidang aktivitas dalam organisasi tersebut. d. Membantu seluruh organisasi mengenali masalah-masalah yang ada dengan kemungkinan melakukan perbaikan. 3.1.3 Sistem Pengukuran Kinerja Tradisional Sistem pengukuran kinerja tradisional berfokus pada hasil laporan keuangan yang mempergunakan berbagai rasio untuk berbagai keperluan yang akan diukur. Sedangkan kinerja lain seperti peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap layanan jasa perusahaan, peningkatan kompetensi dan komitmen personel diabaikan oleh manajemen karena sulit dalam mengukurnya dan fokus perusahaan dalam manajemen belum berorientasi pada pelayanan dan kepuasan palanggan. Laporan keuangan saja tidaklah cukup ini dikarenakan laporan keungan tidak bisa mangevaluasi jejak perusahaan dan langkah-langkah kompetitif apa saja yang harus dilakukan manajer. Sebab laporan keuangan yang cemerlang belum menjamin langkah kedepan perusahaan akan lebih maju tanpa didukung oleh pelayanan dan kepuasan pelanggan. Pengukuran kinerja dapat dibedakan atas pengukuran diagnostik dan srategis. Pengukuran diagnostik ditujukan untuk memonitor apakah kegiatan bisnis terkontrol, pengendalian ini mampu untuk mengetahui kejadian yang tidak biasa dan memerlukan penanganan segera. Sedangkan pengukuran srategis berguna untuk menentukan strategi dan mamancangnya agar mencapai keunggulan kompetitif dan sukses dimasa mendatang. Sistem pengukuran kinerja tradisional merupakan pengukuran diagnostik. Jika terjadi hal-hal yang tidak biasa pada analisa laporan keuangan, manajemen berfokus pada penanganan segera tanpa disertai informasi yang akurat tentang apa yang menjadi 26 penyebabnya dan faktor internal atau eksternal yang menjadi penyebabnya dan yang memerlukan penanganan segera. Karena beberapa hal yang menjadi kelemahan dari sistem pengukuran kinerja tradisional tersebut maka diperlukan kinerja yang lebih lengkap dan kompetitif yang mampu menjawab tantangan yang semakin ketat. 3.2 Metode Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 3.2.1 Sejarah Balanced Scorecard Balanced Scorecard (BSC) dipublikasikan perama kali dalam artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dengan judul “Balanced Scorecard Measures That Drive Performance”. Artikel tersebut berisi serangkaian riset dan eksperimen mengenai pengembangan BSC sebagai sistem pengukuran kinerja baru yang memungkinkan para eksekutif perusahaan dan berbagai perspektif secara simultan. Selanjutnya BSC, mengalami perkembangan dalam penerapannya, tidak hanya sebagai pengukur kinerja perusahaan, namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik, dengan menghubungkan antara tolok ukur bisnis dengan strategi perusahaan. Norton dan Kaplan menjelaskan pentingnya memiliki tolok ukur berdasarkan keberhasilan strategis dalam artikel kedua meraka dalam Harvard Businees Review, “Putting the Balanced Scorecard to Work”. Mulai pertengahan tahun 1994, perusahaan konsultan yang dipimpin oleh David P. Norton, menerapkan BSC sebagai sarana untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di berbagai perusahaan kliennya. Sejak saat itu, BSC digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja namun berkembang lebih lanjut sebagai manajemen strategis. 27 Gambar 3.1 Balanced Scorecard Sebagai Salah Satu Kerangka Kinerja Kerja Tindakan Strategis 3.2.2 Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang dicapai untuk mengukur kinerja / performasi perusahaan yang terdiri dari atas empat pespektif yang berbeda-beda yaitu pespektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, antara ukuran keuangan dan non keuangan, antara indikator lagging (hasil) dan indikator leading (pendorong), dan antara perspektif kinerja eksternal dan internal. Dengan BSC merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif yang dapat memberikan pamahaman kepada manajer tentang performance bisnis. BSC melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari 28 visi dan strategi dan hal tersebut memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sistem manajemen strategi, untuk mengukur strategi jangka panjang. Perusahaan manggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting: a. Memperjelas dan menterjemahkan visi dan strategi. b. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran stategis. c. Merencanakan, merapikan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Sebagai kerangka kerja operasional strategi, penjabaran visi, misi, dan strategi ke dalam empat perspektif BSC dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok berikut ini: 1. Bagaimana penampilan perusahaan di mata pemegang saham? (Perspektif Keuangan) 2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (Perspektif Pelanggan) 3. Proses bisnis apa yang harus ditingkatkan / diperbaiki perusahaan? (Perspektif Proses Bisnis Internal) 4. Apakah perusahan dapat melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara berkesinambungan? (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan) Dengan semakin banyaknya BSC diterapkan di berbagai perusahaan, maka dapat dilihat bahwa BSC lebih lagi dapat dipergunakan untuk: 1. Mengklasifikasikan dan mengasilkan konsensus mengenai strategi. 29 2. Mengkomunikasikan strategi keseluruh perusahaan. 3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi perusahaan. 4. Mengaitkan berbagai tujuan strategi dengan sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan. 5. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategi. 6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematik. 7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strategi. 3.2.3 Berbagai Perspektif yang Diukur dalam Balanced Scorecard Untuk mengevaluasi manajemen organisasi sekolah secara komprehensif, Kaplan dan Norton menjelaskan evaluasi BSC dapat dicermati melalui berbagai pengukuran kinerja dari aspek finansial (keuangan), aspek customer (siswa), aspek internal organisasi, dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran (karyawan, sistem informasi dan motivasi). Lebih jelasnya, 4 aspek perspektif yang diukur dalam Balanced Scorecard, yaitu: 1. Financial Perspective (Perspektif Keuangan) Balanced Scorecard tetap mempertahnkan perspektif keuangan karena pengukuran keuangan sangat bernilai dalam menggambarkan konsekuensi ekonomi yang telah dilaksanakan, tujuan keuangan berfungsi sebagai fokus untuk tujuan dan pengukuran dalam semua perspektif lain yang ada dalam Balanced Scorecard. Dalam menyusun BSC, sasaran finansial haruslah dikaitkan dengan strategi perusahaan. Karenanya, ketika menyusun perspektif finansial, sasaran dan ukuran yang dibuat haruslah memiliki dua peran yaitu kinerja finansial yang diharapkan dari strategi perusahaan, dan sebagai target utama sasaran dan ukuran dari ketiga perspektif lainnya. 30 Evaluasi ini dapat diketahui dari aspek keuangan organisasi sekolah, peran kinerja dari pengelola. Hal tersbut dapat dievaluasi berdasar berapakah pendapatan dari organisasi sekolah tersebut. Pada saat organisasi sekolah melakukan pengukuran secara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendeteksi keberadaan sumber-sumber dana keuangan organisasi sekolah dan dari mana saja sumber dana diraih? Sasaran-sasaran keuangan bisa sangat berbeda pada setiap tahap siklus kehidupan bisnis. Teori strategi bisnis menekankan beberapa perbedaan strategis yang dapat diikuti oleh pelaku bisnis. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya berbeda. Kaplan menggolongkan ada 3 tahap perkembangan organisasi dalam mengevaluasi aspek keuangan yaitu: a. Tahapan bertumbuh atau berkembang (growth) Tahap ini merupakan awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan mempunyai tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang baik. Perusahaan dalam tahap ini, mungkin secara operasi menggunakan aliran kas (cash flow) yang negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang mudah. Oleh karena itu, sasaran keuangan pada tahap ini ditekankan pada tingkat pertumbuhan pemulaan produk atau jasa untuk jasa dan pelanggan baru, memelihara tingkat pengeluaran yang cukup untuk produk dan pengembangan proses dan sistem, memantapkan pemasaran baru, pemulaan, serta saluran distribusi. b. Tahapan bertahan (sustain) Tahap bertahan adalah upaya diamna perusahaan susah melakukan inventasi dan reinvestasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yaitu terbaik. Dalam tahap 31 ini perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang umum dilakukan diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kepasitas, dan meningkatkan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini lebih di arahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Sasaran keuangan yang lain adalah Return On Capital Employee (ROCE), pendapatan operasional, dan margin pendapatan kotor. c. Tahap menuai atau panen (harvest) Tahapan terakhir ini adalah tahap dimana perusahaan benar-benar melakukan memanen / menuai investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya pemeliharaan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan atau membangun suatu kemampuan baru. Jadi sasaran-sasaran keuangan pada tahap ini ditekankan pada memaksimalkan aliran kas masuk dan pengurangan model kerja. 2. Customer Perspective (Perspektif Pelanggan) Perspektif pelanggan diinginkan untuk mengukur sejauh mana manajemen dan seluruh jajaran organisasi mempunyai komitmen terhadap pelanggan dan mengoperasikan komitmen tersebut untuk mewujudkan kepuasan pelanggan dalam rangka menciptakan loyalitas pelanggan. Perspektif ini merupakan leading indicator dimana apabila pelanggan tidak puas, mereka akan mencari produsen lain dalam hal ini sekolah lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini keuangan terlihat baik. Perusahaan mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana perusahaan telah menetapkan pilihan untuk bersaing. Perspektif ini memungkinkan perusahaan untuk mengaitkan 32 ukuran inti pelanggan yaitu: kepuasan, kesetiaan, mempertahankan, menarik pelanggan baru, profitabilitas dengan pelanggan dan pasar yang ditujukan. Kelompok pengukuran pertama yaitu kelompok pengukuran pelanggan utama (Customer Core Maintenance Group) merupakan pengukuran generik yang banyak dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan, dimana kelompok pengukuran tersebut terdiri dari: a. Pangsa pasar, mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: umalah pelanggan, jumlah populasi, dan volume unit penualan. b. Retensi pelnggan, mengukur tingkat diamana perusahaan dapat memepertahankan hubungan dengan kemampuannnya. c. Akuisisi pelanggan, mengukur tingkat perusahaan dimana perusahaan mampu menarik konsumen baru atau memenangkan bisnis baru. d. Kepuasan pelanggan, menaksir tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria tetentu. e. Profitabilitas pelanggan, mengukur tingkat laba bersih yang diperoleh perusahaan dari suatu target / segmen pasar yang dilayani. 33 Pangsa Pasar Akuisisi Data Profibilitas Pelanggan Retensi Pelanggan Kepuasan Pelanggan Gambar 3.2 Perspektif Pelanggan Sebagai Tolak Ukur Utama Kelompok pengukuran kedua yaitu pengukuran proporsi pelanggan atau Customer Value Preposition menggambarkan performance driven (pemicu kinerja) yang menyangkut pertanyaan apa yang baru disaikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, resensi dan akuisisi konsumen yang tinggi. Atribut yang diberikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga kategori: a. Atribut produk dan jasa, meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitasnya. b. Hubungan pelanggan atau customer relationship, menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk jasa yang ditawarkan perusahaan. Perasaan pelanggan ini dapat dipengaruhi oleh tingkat responsibilitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan. c. Citra dan reputasi, menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun reputasi dan image dapat dilakukan melalui iklan dan kualitas seperti yang dijanjikan. 34 3. Internal Business Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal) Fokus bisnis internal akan memberikan pengaruh atas tingkat kepuasan pelanggan dan memperbesar tingkat pencapaian sasaran keuangan. Agar dapat menentukan tolak ukur bagi kinerja proses bisnis internal, manajemen perusahaan terlebih dahulu harus mengidentifikasi proses internal yang ada dalam perusahaan. Kaplan dan Norton membagi proses bisnis ke dalam: inovasi, operasi, dan layanan purna jual. a. Inovasi Tahap inovasi adalah proses awal untuk melakukan perubahan-perubahan dalam rangka meningkatkan daya tarik pasar dari produk yang dihasilkan perusahaan, sehingga perusahaan selalu dapat menciptakan produk-produknya dengan daya tarik pasar yang kuat, baik dalam bentuk barang maupun jasa. b. Operasi Proses operasi merupakan siklus penciptaan nilai dalam perusahaan, yang dimulai dengan penerimaan pesanan dari pelanggan dan berakhir pada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan. Proses ini memberikan penekanan pada efisiensi, konsistensi, pertumbuhan produktivitas serta waktu. Untuk ukuran waktu biasanya dipakai oleh perusahaan adalah pengurangan cycle ataupun troughput time. c. Layanan Purna Jual Proses layanan purna jual adalah rangkaian terakhir dari proses bisnis internal yang berkaitan pelayanan yang diberikan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi pada tahapan ini antara lain adalah pemberian 35 pendidikan sebaik mungkin sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dari segi intelektual maupun kepribadian. 4. Learning Growth Perspective (Perspektif Belajar Dan Berkembang) Evaluasi ini dapat diketahui dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan yang meliputi bagaimana pengelolaan sekolah dapat meningkatkan dan menciptakan value dalam organisasi sekolah secara terus menerus, terutama terciptanya interaksi hubungan yang baik antara pengelola dengan karyawan, menciptakan budaya organisasi sekolah dan adanya pemberian motivasi dan pembelajaran kepada karyawan. Dengan tujuan apa yang direncanakan dapat terlaksana. Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ada 3 faktor yang harus diperhatikan oleh pengelola, yaitu : 1. Kemampuan karyawan (employee capabilities) Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan, pengukuran dilakukan atas tiga hal pokok yaitu pengukuran terhadap kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran karyawan dalam sekolah dan pengukuran terhadap produktivitas karyawan. 2. Kemampuan sistem informasi (information system capabilities) Semakin baik manajemen sebuah sekolah biasanya memiliki kemampuan mengakses teknologi sistem informasi berupa memiliki siaran radio maupun memiliki website nama sekolah itu sendiri. Sebab, dengan penguasaan sistem informasi akan mempermudah sosialisasi kegiatan terhadap parasiswa / masyarakat, di samping sebagai media untuk menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah lainnya. Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas karyawan untuk mengelola sistem informasi yang dimiliki oleh sekolah. 36 3. Motivasi, pemberdayaan dan penyetaraan (motivation, empowerment and alignment) Meskipun karyawan sudah dibekali dengan akses informasi yang begitu bagus tetapi apabila karyawan tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan kinerjanya maka akan sia-sia saja. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja, seperti gaji, pendidikan atau penghargaan terhadap karyawan. Gambar 3.3 Sirkulasi Perspektif Balanced Scorecard (BSC) Proses implementasi Balanced Scorecard (BSC) dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Program Organisasi Kita tidak bisa menilai segala sesuatu jika tidak mempunyai kriteria yang jelas sebagai pedoman penilaian. Demikian juga, jika kita hendak menilai kinerja organisasi harus mempunyai kriteria yang jelas. Kriteria ini adalah indikator pencapaian tujuan, sasaran, strategi, dan program. Dengan demikian langkah pertama pengukuran kinerja dengan BSC adalah pendefinisian tujuan, sasaran, strategi, dan program sebagai dasar menentukan indikator pengukuran. 37 2. Merumuskan Framework Pengukuran Setiap Jenjang Manajerial Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara bertingkat dengan berpedoman pada struktur organisasi yang ada untuk diarahkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan pengukuran kinerja untuk setiap individu, team, dan kelompok organisasi. 3. Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan merupakan sub sistem manajemen organisasi. Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja harus diintegrasikan ke dalam sistem manajemen baik formal maupun non formal organisasi. Sistem pengukuran kinerja merupakan bagian dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, motivasi dan pengendalian yang ditetapkan organisasi. 4. Monitoring Sistem Pengukuran Kinerja Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu dimonitor karena organisasi selalu menghadapi lingkungan yang dinamis. Kondisi pada saat sistem didesain sangat mungkin tidak relevan lagi akibat perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya secara terus menerus secara konsisten, dan mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem pengukuran pada periode berikutnya. Menghadapi turbulensi lingkungan ini, organisasi kemungkinan mengubah strategi pencapaian tujuannya. Monitoring dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan berkaitan dengan (1) Bagaimana organisasi berjalan sampai saat ini? (2) Bagaimana efektivitas strategi organisasi dalam pencapaian tujuan? (3) Bagaimana strategi berubah sejak awal hingga akhir? (3) Bagaimana sistem pengukuran bisa mencapai strategi yang berubah-ubah? (4) Bagaimana organisasi bisa memperbaiki sistem pengukuran? 38 3.2.4 Keunggulan Balanced Scorecard Balanced Scorecad memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional. Perbedaan tersebut disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Perbandingan Sistem Manajemen Tradisional dan Komputer Sistem Manajemen Strategik dalam Sistem Manajemen Strategik dalam Manajemen Tradisional Manajemen computer Hanya berfokus ke perspektif keuangan Mencakup perspektif yang komprehensif: keuangan, customer, proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Tidak koheren Koheren Terukur Seimbang Berikut ini akan diperjelas masing-masing keunggulan dalam Balanced Scorecard: a. Komprehensif Balanced Scorecard tidak terbatas pada perspektif keuangan saja namun juga meliputi perspektif customer (pelanggan), proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.Hal ini akan memberikan manfaat antara lain menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dalam jangka panjang, memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. Balanced Scorecard memotivasi personel untuk mengarahkan usahanya ke sasaran-sasaran strategik yang menjadi penyebab utama dihasilkannya kinerja keuangan. b. Koheran Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran-sasaran keuangan, baik secara langsung 39 maupun tidak langsung. Kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. c. Terukur Dalam Balanced Scorecard semua sasaran strategik ditentukan ukurannya, baik untuk sasaran strategik diperspektif keuangan maupun sasaran strategik diperspektif non keuangan. Selain perspektif yang mudah diukur yaitu perspektif keuangan, perspektif keuangan yang dianggap sulit untuk diukur seperti perspektif customer, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan ditentukan ukurannya agar dapat dikelola dan dapat diwujudkan sehingga akan menghasilkan perwujudan sasaran strategik non keuangan yang berlipat ganda. d. Seimbang Keseimbangan disini maksudnya keseimbangan antara pemusatan kedalam (internal focus) dan pemusatan keluar (external focus) serta pemusatan proses (proses centric) dan pemusatan orang (people centric). Dalam Balanced Scorecard pemusatan ke dalam yang meliputi proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan harus seimbang dengan pemusatan ke luar yang meliputi perspektif keuangan dan customer sehingga pihak dalam dan luar perusahaan akan memperoleh kepuasan yang sama (Mulyadi, 2000:18-23). 3.2.5 BSC Sebagai Alat Menterjemahkan Visi dan Strategi dalam Tataran Aksi Tujuan dari setiap pengukuran seharusnya adalah untuk memotivasi semua manajer dan pekerja agar melaksanakan strategis unit bisnis dengan berhasil. Perusahaan yang menerjemahkan strategi ke dalam sistem pengukuran akan jauh lebih mampu melaksanakan karena dapat mengkomunikasikan tujuan dan sasarannnya. 40 Komunikasi ini mendekatkan manajer dan pekerja kepada berbagai faktor pendorong penting, yang meningkatkan keselarasan investasi, inisiatif, dan tindakan dengan pencapaian tujuan strategis. Jadi, Balanced Scorecard yang berhasil adalah Balanced Scorecard yang berhasil mengkomunikasikan strategi melalui sekelompok ukuran dan non-finansial yang terpadu. 3.3 Pengertian Visi Visi memberikan gambaran imajinatif tentang peran, tujuan dasar, karakteristik dan filosofi organisasi di masa datang yang akan menajamkan tugas-tugas strategi perusahaan. Kalimat kunci yang digunakan dalam perumusan visi adalah “What we were to be”. Visi dirumuskan berdasarkan hasil trendmarking adalah kemampuan untuk mengamati trend perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Envioroming adalah kemampuan untuk menggambarkan pikiran kita yang melampaui realitas pada saat ini. 3.4 Pengertian Misi Misi mendefinisikan bisnis bahwa organisasi berada pada atau harus berada pada nilai-nilai dan keinginan stakeholders’ yang meliputi: produk, jasa, pelanggan, pasar, dan seluruh kekuasaan perusahaan. Misi setiap perusahaan dibentuk oleh lima unsur, yaitu sejarah, preferensi masa kini, lingkungan pasar, sumber daya, dan kompetensi yang membedakan. Perumusan misi organisasi harus ditujukan untuk menjadikan organisasi bermakna bagi masyarakat, bukan untuk kepentingan organisasi itu sendiri. 3.5 Skala Likert Skala likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk baik jasa maupun manufaktur (sangat setuju, setuju, 41 bimbang, tidak setuju, sangat tidak setuju). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena. Jawaban dari setiap variabel penelitian yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif. Kelebihan skala likert: 1. Alasan kemudahan pembaca. 2. Interval ragam yang lebih besar membuat skala ini dapat memberikan keterangan yang lebih nyata atau tegas tentang pendapat atau sikap responden tentang hal yang dipertanyakan. 3. Reliabilitas yang relatif lebih tinggi (makin banyak jumlah item makin berkurang reliabilitas) 4. Dapat memperlihatkan bebeapa respons alternatif konsumen terhadap suatu karakteristik produk (sangat setuju, setuju, bimbang, tidak setuju, sangat tidak setuju). Kelemahan skala likert: 1. Hanya dapat mengurutkan tingkat tanggapan individu dalam skala tapi tidak dapat dilakukan pembanding beberapa kali, satu individu lebih baik dari individu lain. 2. Kadang kala skor total tidak memberi arti yang jelas karena banyak pola tanggapan terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. 3. Validitas skala likert masih memerlukan penelitian empiris. 42 3.6 Metode CIMOSA 3.6.1 Proses Bisnis Kritis Hukum pareto menyatakan bahwa dalam keseluruhan aktivitas/proses bisnis perusahaan/organisasi hanya ada 20% dari proses bisnis yang menyumbang kontribusi 80%. Proses bisnis yang hanya berjumlah 20% inilah yang disebut sebagai proses bisnis kritis (critical business process). Heru (2006) mendefinisikan Critical Business Process sebagai aktivitas-aktivitas bisnis penting dalam perusahaan tersebut yang apabila tidak di penuhi akan mengakibatkan keseluruhan proses bisnis perusahaan tidak akan berjalan. Permasalahan yang sering dihadapi adalah critical business process sering kali tidak diidentifikasi secara tepat. Akibatnya indikator-indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja juga bukan indikator kinerja yang tepat. Hal ini menyebabkan kinerja yang ditunjukan bukan menunjukan kinerja perusahaan yang sebernarnya. Jika proses-proses bisnis kritis berhasil diidentifikasi, selanjutnya adalah melakukan identifikasi apakah proses-proses kritis tersebut sudah dilaksanakan dengan baik atau belum. Dari proses ini maka secara umum sudah dapat diketahui kondisi perusahaan apakah dalam keadaan baik atau tidak. Perusahaan yang sudah mampu menjalankan proses bisnis kritis dengan baik akan mampu bertahan di tengah persaingan bisnis. Ada tiga tahap yang perlu dilakukan dalam memetakan proses-proses bisnis kritis yaitu 1. memahami nature business organisasi, 2. melakukan pemetaan proses bisnis, 3. mengidentifikasi hasil pemetaan bisnis proses dengan nature business perusahaan. Ada 2 hal yang perlu di lakukan untuk memahami nature business organisasi yaitu mengidentifikasikan order qualifier criteria dan order winner criteria. 43 Selanjutnya adalah melakukan pemetaan business process perusahaaan. Metode yang sering digunakan adalah dengan menggunakan metode CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture). 3.6.2 Order Winner dan Order Qualifier Beberapa model perusahaan telah dkembangkan dan digunakan salah satunya adalah CIMOSA. CIMOSA adalah sebuah kerangka kerja dalam membangun sebuah integrasi information system, decision system, terhadap proses-proses yang dilibatkan dalam physical system sebuah enterprise (Enterprise Activity). CIMOSA menyediakan suatu kerangka untuk perusahaan dalam kaitannya dengan proses bisnis, informasi, sumber daya dan organisasi untuk mengatur kompleksitas dalam perusahaan. Efisiensi dari suatu perusahaan atau organisasi adalah serius dibatasi oleh ketidakmampuan perusahaan untuk menyediakan informasi yang benar pada sasaran dan waktu yang tepat. 3.6.3 Pengertian Computer Integrated Manufacturing For Open System Architecture (CIMOSA) CIMOSA adalah metode generik yang bisa digunakan tanpa melihat model organisasi yang dipakai. CIMOSA terbagi menjadi beberapa level tergantung dari seberapa detail proses bisnis perusahaan tersebut yang akan dipetakan. Semakin detail proses bisnis yang dipetakan level CIMOSA semakin dalam (Santos, 2005). Gambar 3.4 memperlihatkan kerangka kerja dari perusahaan berdasarkan konsep CIMOSA. 44 Gambar 3.4 Kerangka Kerja Konsep CIMOSA. (Santos, 2005) CIMOSA tidak hanya menyediakan integrasi konsep infrastruktur tetapi juga terkait dengan dua konsep yang lain yaitu life cycle (berhubungan dengan pengembangan dan pemeliharaan perusahaan dan product model) kemudian kerangka kerja (model pengembangan perusahaan dan model produk). CIMOSA adalah arsitektur yang mengarahkan dan mengintegrasikan perangkat keras dana apliksai-aplikasi industri yang antara lain adalah aktivitas perusahaan. Kebutuhan untuk mengintegrasikan bisnis dating dari fast market evolution yang memaksakan adaptasi perusahaan. 3.6.4 CIMOSA System Life Cycle CIMOSA system life cycle terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pengembangan dan bagian perawatan dari perusahaan serta control dan monitoring terhadap aktivitas perusahaan. Pemisahan yang jelas antara enterprise operation dan enterprise engineering perusahaan memudahkan untuk dilakukannya evaluasi terhadap perusahaan tanpa mempengaruhi aktivitas produksi. 45 3.6.5 Kerangka Kerja CIMOSA Untuk menjelaskan model perusahaan banyak dalam membangun CIMOSA yang dibutuhkan. Dimulai dari bagian implementasi operasional perusahaan, dimana bagian ini digunakan atau berfungsi untuk mengontrol dan memonitor operasional perusahaan setiap hari, pada level ini juga sering disebut dengan analysis of requirements. Level yang kedua adalah desain, salah satu fungsi dari level ini adalah mendefinisikan fungsi pada setiap implementasi independen sumber daya perusahaan. Level yang pertama adalah implementasi, yaitu mendefinisikan perangkat keras perusahaan dan informasi spesifikasi teknologi informasi perusahaan. Sejak pengembangan dari tiap tiga level dianggap penting untuk menentukan semua aspek perusahaan dibutuhkan beberapa persyaratan yitu: a. Function, berhubungan dengan kontrol dan pengawasan fungsi dan perilaku sistem yang dibutuhkan. b. Resources, berhubungan dengan perilaku aplikasi, data base, manusia, dan komunikasi fungsional yang dibutuhkan. c. Information, berhubungan dengan data dan data base yang dibutuhkan untuk membangun informasi. d. Organization, berhubungan dengan respon tiap fungsi, sumber daya, informasi dan exeption, definisi dan perawatan. Gambar 3.5 menunjukan particular enterprise model. 46 Gambar 3.5 Particular Enterprise Model (Santos, 2005) Pada dasarnya CIMOSA mengenali tiga kunci proses bisnis perusahaan yang terdiri dari manage process, core process dan support process. 1. Manage Process Manage process adalah serangakaian aktivitas perencanaan dan pengawasan sistem kerja yang dikerjakan oleh pemilik perusahaan, dimulai dari penetapan visi/misi perusahaan sampai pembuatan RKAP dan melakukan evaluasi dan perbaikan. Didalam manage process terdapat 3 sub bagian yaitu set direction, set strategy dan direct business. a) Set Direction Set direction dalam perusahaan dijalankan oleh pemilik atau petinggi perusahaan. Pengelola / pemilik dari perusahaan membuat visi dan misi bagi perusahaan tersebut. Visi dan misi perusahaan berisi cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. b) Set Strategy Set strategy adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. 47 c) Direct Business Cara yang digunakan untuk memaksimalkan penggunaan resource (sumber daya) demi terwujudnya visi dan misi perusahaan. 2. Core Process Core process meruapakan proses inti dalam business process. Didalamnya terdapat pengeksekusian rencana-rencana kerja yang telah dibuat oleh manage process, mulai dari penyiapan materi, proses KBM (pemberian nilai tambah) hingga sampai diterima oleh siswa. Dalam core process terdapat develope product, get order, fulfill order dan support product. a) Develope Product Develope product adalah upaya-upaya dalam rangka pengembangan produk. b) Get Order Get order adalah bagaimana upaya perusahaan mendapatkan customer. c) Fulfill Order Fulfill order adalah cara-cara dari perusahaan dalam rangka pemenuhan pesanan dari customer. d) Support Product Support product merupakan upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam memberikan fasilitas tambahan bagi produk yang sudah diterima oleh konsumen. 3. Support process Support process adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tetap menjaga keefektifan dan efisiensi dari sistem kerja perusahaan. Support process merupakan segala kegiatan pendukung dari kegiatan inti, core process tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung oleh elemen-elemen lainnya. Support process meliputi 48 bagian kesiswaan, IT, Finance and Accounting Management (Tata Usaha), dan Maintenance Process. a) Bagian kesiswaan Bagian kesiswaan merupakan upaya dalam peningkatan kinerja dengan menggunakan sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan dengan peningkatan kinerja / prestasi para siswa di SMAN 1 TANGERANG. b) Information and Technology Information and Technology merupakan pemanfaatan IT untuk peningkatan kinerja sekolah. SMAN 1 TANGERANG memanfaatkan media internet sebagai sarana promosi. c) Finance or Accounting Finance or Accounting (Tata Usaha) adalah upaya dalam mengatur keuangan dari sekolah. Dengan adanya pengatur keuangan di sekolah maka jalannya proses pendidikan akan berjalan dengan lancar. SMAN 1 TANGERANG membuat pembukuan setiap hari, tentang input output setiap harinya atau perbulannya. d) Maintenance process Maintenance process adalah upaya pemeliharaan dan perawatan sekolah. Maintenance sangat diperlukan karena untuk menjaga kestabilan dan kelancaran proses pendidikan dalam suatu sekolah. SMAN 1 TANGERANG menggunakan jasa out sourcing untuk perawatan dari gedung atau fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk proses pendidikan. Terdapat cleaning service yang menjaga kebersihan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas sekolah. 49 BAB IV HASIL DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sistem Pengukuran Kinerja SMAN 1 Tangerang SMAN 1 Tangerang bergerak di bidang pelayanan pendidikan untuk masyarakat di daerah Tangerang dan sekitarnya. Mengahasilkan siswa yang sukses dalam prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik merupakan tujuan utama SMAN 1 Tangerang dan merupakan salah satu SMA Negeri terbaik/unggulan di antara SMA Negeri lainnya. Hal tersebut bisa diketahui berdasarkan hasil bahwa SMA Negeri 1 Tangerang menjadi salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Tangerang membutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif yang dapat mendukung strategi organisasi secara keseluruhan. Namun seiring dengan perubahan waktu, maka SMA Negeri 1 Tangerang saat ini memerlukan sistem pengukuran kinerja sehingga dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen atau komite sekolah untuk masa mendatang terutama mengenai kualitas pelayanan pendidikan. 50 4.2 Perancangan Sistem Kinerja dengan Model Balanced Scorecard (BSC) Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu penentuan arsitektur pengukuran, penentuan tujuan strategis, memilih dan merancang ukuran (penentuan KPI). a. Penentuan Arsitektur Pengukuran SMAN 1 Tangerang merupakan salah satu sekolah negeri di Tangerang. Pada penetuan arsitektur pengukuraan ini terdapat beberapa hal yang harus dipehatikan, yaitu: 1) Pemilihan unit bisnis perusahaan Pemilihan unit bisnis SMAN 1 Tangerang didasarkan pada kriteria yang mempunyai kontrol langsung pada bidang keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta bidang yang menyangkut palayanan pendidikan. Atas dasar itu, maka bagian yang dipilih untuk dijadikan unit bisnis oleh SMAN 1 Tangerang adalah “Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal.” 2) Visi, Misi dan Tujuan SMAN 1 Tangerang Visi: 1. Sukses Prestasi 2. Unggul dalam Pelayanan 3. Santun dalam Pergaulan 4. Terdepan dalam Pembaharuan 51 Misi: 1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang baik di bidang akademik maupun non akademik. 2. Meningkatkan kualitas partisipasi seluruh unsur pendidikan secara proposional dan professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal. 3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal. 4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan berlandaskan etika pergaulan yang humanis. 5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi. 6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris. 8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. 10. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. 52 Tujuan: Dalam menyelenggarakan pendidikan SMA Negeri 1 Tangerang berbasiskan terhadap penguasaan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang menjadi barometer keberhasilan pendidikan. 4.3 Identifikasi Proses Bisnis Kritis Dengan Menggunakan Metode CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing For Open System Architecture) Dalam pengukuran kinerja sebuah proses bisnis memerlukan sebuah identifikasi proses bisnis, dimana dalam identifikasi tersebut memerlukan CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture). CIMOSA dapat merepresentasikan proses atau aktivitas bisnis secara keseluruhan. Sedangkan sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sistem yang mampu memperlihatkan kinerja dari aktivitas-aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Adapun identifikasi organisasi SMAN 1 Tangerang yang juga merupakan unit aktivitasnya adalah berupa pemberian pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Struktur utama CIMOSA terdiri dari: a) b) Manage process, terdiri dari: ο· Set direction ο· Set strategy ο· Direct business Core process, terdiri dari: ο· Develop product yaitu upaya-upaya dalam pengembangan produk/jasa yang dapat memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan pada SMAN 1 Tangerang, develop product yang dimaksud adalah pelayanan pendidikan kepada siswa serta membantu proses 53 pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. ο· Get order yaitu penerimaan order dari pelanggan sampai dengan produk/jasa tersebut dikirimkan kepada pelanggan. Adapun get order yang di munculkan pada SMAN 1 Tangerang adalah berupa: 1. Kualitas pelayanan pendidikan dalam proses KBM 2. Peningkatan jumlah siswa ο· Fulfill order yaitu memfokuskan pada proses bisnis internal yang akan memberikan dampak yang paling besar pada kepuasan pelanggan dan mencapai tujuan finansial perusahaan. Pada fulfill order ini terbagi ke dalam 4 bagian yang saling mempengaruhi, yaitu input, jasa, output, dan quality control. Adapun identifikasi dari masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut: (1) Pelanggan (siswa) Pelanggan (siswa) yang datang dan mendaftar diberikan fasilitas dan pelayanan pendidikan yang dibungkus dengan keramahan serta memanfaatkan teknologi yang ada. (2) Pemberian pelayanan Pemberian pelayanan pendidikan serta mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. (3) Kepuasan pelanggan (siswa) Siswa merasa nyaman dan sedikit keluhan yang SMAN 1 Tangerang terima. 54 (4) Quality control Kualitas dan kecukupan tenaga pengajar (guru) dan staff Tata Usaha yang tersedia di SMAN 1 Tangerang. ο· Support product merupakan proses pelayanan purna jual. Pada SMAN 1 Tangerang support product yang ditampilkan adalah berupa “kepuasan siswa”. Kepuasan siswa disini dapat diartikan bahwa SMAN 1 Tangerang dapat memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa, adanya beasiswa bagi siswa yang berprestasi, dan lain-lain. c) Support process merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tetap menjaga keefektifan dan efisiensi dari sistem kerja perusahaan, yang meliputi: a. Human resources process b. Information technology (IT) process c. Financial / accounting process d. Maintenance process Dari proses identifikasi yang dilakukan diatas dapat digambarkan menjadi sebuah proses sebagaimana Gambar 4.1 dibawah ini, yang menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan (siswa) merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai SMAN 1 Tangerang. 55 Develop product Get order Proses pelayanan pendidikan (KBM) Siswa Kepuasan Siswa Fulfill order Quality control Sudah ada inovasi 1. Kualitas pelayanan pendidikan 2. Peningkatan jumlah siswa Kegiatan KBM baik yang bersifat akademis naupun non akademis Dalam pelayanan pendidikan memanfaatkan fasilitas teknologi 1. Siswa nyaman 2. Sedikit keluhan Kualitas dan kecukupan guru dan staff administrasi Support product Kepuasan pelanggan Gambar 4.1 Core Process SMAN 1 Tangerang 4.4 Penentuan Tujuan/Sasaran Strategis Dalam perencanaan tujuan strategis, strategi secara umum yang telah dirumuskan berdasarkan kebijakan manajemen, visi, misi dan tujuan yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis (strategic objectives). Untuk menterjemahkan strategi ke dalam langkah-langkah tindakan (operasional) yang komprehensif dan koheren diperlukan 56 pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Dengan kerangka BSC, strategi yang telah dirumuskan yaitu peningkatan pelanggan (siswa) dan kualitas pelayanan pendidikan guna sebagai pusat rujukan dan dapat memberikan manfaat bagi bangsa dan Negara, kemudian diterjemahkan ke dalam empat perspektif sasaran strategis yaitu: (1) financial perspective (perspektif keuangan), (2) customer perspective (perspektif pelanggan), (3) internal business process perspective (perspektif proses bisnis internal), dan (4) learning growth perspective (perspektif belajar dan berkembang). 1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) Perspektif ini digunakan untuk memberi ringkasan dari konsekuensi ekonomis akibat dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil, dimana perpektif ini berkaitan dengan kondisi keuangan sekolah. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu : (1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis pada perspektif finansial adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis : Meningkatkan pendapatan sekolah Meningkatkan efisiensi biaya operasi b) Sasaran strategis : Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa baru. c) Sasaran strategis : Sumber dana lain. 57 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Perspektif pelanggan (siswa) memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran penting bagi siswa, ukuran tersebut seperti: kepuasan siswa, loyalitas siswa, retensi, dan profitabilitas. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis pada perspektif pelanggan adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis : Tingkat kepuasan pelanggan. b) Sasaran strategis : Peningkatan jumlah siswa Meningkatkan jumlah siswa dan menghasilkan siswa yang berkompeten berkaitan dengan pertumbuhan pelanggan. Pertumbuhan pelanggan (siswa) yang tinggi merupakan harapan SMAN 1 Tangerang. Untuk dapat memenuhi harapan tersebut, maka SMAN 1 Tangerang dituntut agar secara terus-menerus meningkatkan kemampuannya dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan siswa. c) Sasaran strategis : Penyelesaian studi tepat waktu. d) Sasaran strategis :Menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan brand image di masyarakat Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk memperluas penyebaran informasi dimana SMAN 1 Tangerang menjadi salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar 58 Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah pelanggan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) Perspektif ini lebih mengedepankan pada kegiatan internal dari unit bisnis yang dijalankan, dimana perspektif ini sebagai pendorong secara internal SMAN 1 Tangerang. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis : Calon siswa berkualitas b) Sasaran strategis : Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. c) Sasaran strategis : Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective) Perspektif ini lebih mengedepankan pada masalah eksternal SMAN 1 Tangerang sebagai pendorong kegiatan aktivitasnya. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara 59 umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis : Peningkatan kualitas SDM Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan memberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas. b) Sasaran strategis : Kepuasan pekerja. c) Sasaran strategis : Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi. Secara keseluruhan penjabaran visi, misi, tujuan dan strategi perusahaan ke dalam sasaran-sasaran strategis SMAN 1 Tangerang dapat dilihat pada Tabel 4.1. 60 Tabel 4.1 Penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Strategi SMAN 1 Tangerang ke dalam Sasaran-sasaran Strategis Visi “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan” Misi 1. Mempertebal semangat keunggulan warga SMA Negeri 1 Tangerang baik di bidang akademik maupun non akademik. 2. Meningkatkan kualitas partisipasi seluruh unsur pendidikan secara proposional dan professional untuk mewujudkan kinerja yang optimal. 3. Mendorong terciptanya layanan edukatif dan administratif yang komunikatif sehingga tercapai kepuasan internal dan eksternal. 4. Menjaga keharmonisan hubungan silaturahmi antar unsur pendidikan berlandaskan etika pergaulan yang humanis. 5. Terdepan dalam setiap perubahan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi. 6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 7. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Bahasa Inggris. 8. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 9. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. 10. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. Tujuan “Dalam menyelenggarakan pendidikan SMA Negeri 1 Tangerang berbasiskan terhadap penguasaan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang menjadi barometer keberhasilan pendidikan” Strategi Umum “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, 61 sehingga dapat dikembangkan secara optimal” Perspektif Sasaran-sasaran strategis Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa 1. Keuangan baru Sumber dana lain Tingkat kepuasan pelanggan Peningkatan jumlah siswa 2. Pelanggan Penyelesaian studi tepat waktu Menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan brand image di masyarakat Calon siswa berkualitas Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan 3. Proses bisnis internal Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. 4. Pertumbuhan dan pembelajaran Peningkatan kualitas SDM Kepuasan pekerja Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi 4.4.1 Penentuan Key Performa Indicator (KPI) Langkah selanjutnya dalam pengukuran kinerja adalah dengan menentukan KPI (Key Performance Indicator) pada setiap perspektif, dimana hal ini untuk dapat menghubungkan pengukuran BSC dengan strategi, perolehan KPI ini dengan melalui wawancara, diskusi dan penelusuran dokumen internal yang menjelaskan sistem perusahaan. Adapun KPI dari tiap perspektif adalah sebagai berikut : 1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) Perspektif ini digunakan untuk memberi ringkasan dari konsekuensi ekonomis akibat dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil, dimana perpektif 62 ini berkaitan dengan kondisi keuangan sekolah. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu : (1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis dan KPI pada perspektif finansial adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis : Meningkatkan pendapatan sekolah Meningkatkan efisiensi biaya operasi KPI : Jumlah pendapatan per tahun : Rasio operasi b) Sasaran strategis : Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa baru. KPI : Persentase kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa baru. = π‘ππππππ‘ ππππππππππ ππππ π‘πππ‘ − π‘ππππππ‘ ππππππππππ ππππ π‘ππ‘−1 × 100% π‘ππππππ‘ ππππππππππ ππππ π‘ππ‘−1 c) Sasaran strategis KPI = : Sumber dana lain. : Sumber dana lain selain dari siswa. π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘πππ‘ − π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 × 100% π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 63 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Perspektif pelanggan (siswa) memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran penting bagi siswa, ukuran tersebut seperti: kepuasan siswa, loyalitas siswa, retensi, dan profitabilitas. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis dan KPI pada perspektif pelanggan adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis KPI : Tingkat kepuasan pelanggan. : Tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey atau penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa/siswi SMAN 1 Tangerang. b) Sasaran strategis KPI : Peningkatan jumlah siswa : Pertumbuhan pelanggan. = ππ’ππππ π ππ π€π π‘πππ‘ − ππ’ππππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 × 100% ππ’ππππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 c) Sasaran strategis KPI : Penyelesaian studi tepat waktu. : Persentase kelulusan. = d) Sasaran strategis : ππ’ππππ π ππ π€π ππ’ππ’π ππ΄π × 100% ππ’ππππ πππ πππ‘π ππ΄π Menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan brand image di masyarakat 64 Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk memperluas penyebaran informasi dimana SMA Negeri 1 Tangerang menjadi salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah pelanggan. KPI : Adanya jalinan kerja sama dengan beberapa pihak Universitas dan SMA lainnya, serta beberapa mitra belajar lainnya. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) Perspektif ini lebih mengedepankan pada kegiatan internal dari unit bisnis yang dijalankan, dimana perspektif ini sebagai pendorong secara internal SMAN 1 Tangerang. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis dan KPI pada perspektif proses bisnis internal adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis : Calon siswa berkualitas KPI : Jumlah siswa yang diterima = b) Sasaran strategis KPI ππ’ππππ π ππ π€π π¦πππ πππ‘πππππ × 100% ππ’ππππ π ππ π€π π¦πππ πππππππ‘ππ : Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. : Perbaikan dalam proses belajar mengajar. 65 c) Sasaran strategis : Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. KPI : Persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective) Perspektif ini lebih mengedepankan pada masalah eksternal SMAN 1 Tangerang sebagai pendorong kegiatan aktivitasnya. Berdasarkan visi SMAN 1 Tangerang yaitu “1) Sukses Prestasi, (2) Unggul dalam Pelayanan, (3) Santun dalam Pergaulan, (4) Terdepan dalam Pembaharuan dan sasaran strategis secara umum yaitu “Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa Tangerang pada khususnya dan semua siswa pada umumnya serta membantu siswa dalam proses mengenali potensi diri, sehingga dapat dikembangkan secara optimal”, maka sasaran strategis dan KPI pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sebagai berikut: a) Sasaran strategis : Peningkatan kualitas SDM Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan memberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas. KPI : Jumlah pelatihan 66 b) Sasaran strategis KPI : Kepuasan pekerja. : Melakukan survey melalui kuesioner terhadap kepuasan pekerja pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang. c) Sasaran strategis KPI : Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi. : Jumlah tenaga pengajar yang minimal bergelar S1 4.4.2 Penetapan Target Setelah masing-masing perspektif dan KPI sudah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menentukan target dan inisiatif strategik (aksi) dari SMAN 1 Tangerang. Berikut adalah target-target yang dimaksud : 1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) a) Sasaran strategis : Meningkatkan pendapatan sekolah Meningkatkan efisiensi biaya operasi KPI : Jumlah pendapatan per tahun : Rasio operasi Target : Peningkatan pendapatan : Penurunan biaya operasi b) Sasaran strategis : Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa baru. KPI : Persentase kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa baru. = π‘ππππππ‘ ππππππππππ ππππ π‘πππ‘ − π‘ππππππ‘ ππππππππππ ππππ π‘ππ‘−1 × 100% π‘ππππππ‘ ππππππππππ ππππ π‘ππ‘−1 67 Target : Pada tahun ajaran 2011/2012 ditargetkan terjadi kenaikan penerimaan pendanaan yang signifikan dari hasil penerimaan rata-rata tahun ajaran 2010/2011. c) Sasaran strategis KPI = : Sumber dana lain. : Sumber dana lain selain dari siswa. π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘πππ‘ − π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 × 100% π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 Target : sumber dana lain selain dari siswa adalah dari pemerintah diharapkan konstan atau tidak berubah setiap tahunnya. 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) a) Sasaran strategis KPI : Tingkat kepuasan pelanggan. : Tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey atau penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa/siswi SMAN 1 Tangerang. Target : siswa/siswi SMAN 1 Tangerang menyatakan kepuasan mereka pada skor kuesioner 3 yaitu Puas terhadap pelayanan pendididkan di SMAN 1 Tangerang. b) Sasaran strategis KPI : Pertumbuhan pelanggan. = Target : Peningkatan jumlah siswa ππ’ππππ π ππ π€π π‘πππ‘ − ππ’ππππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 × 100% ππ’ππππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 : Pada tahun ajaran ditargetkan terjadi peningkatan jumlah siswa yang signifikan. 68 c) Sasaran strategis : Penyelesaian studi tepat waktu. KPI : Persentase kelulusan. = Target ππ’ππππ π ππ π€π ππ’ππ’π ππ΄π × 100% ππ’ππππ πππ πππ‘π ππ΄π : SMAN 1 Tangerang menetapkan target kelulusan 100%. d) Sasaran strategis : Menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan brand image di masyarakat Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk memperluas penyebaran informasi dimana SMA Negeri 1 Tangerang menjadi salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah pelanggan. : Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah KPI Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Target : Adanya jalinan kerja sama dengan beberapa pihak Universitas dan SMA lainnya, serta beberapa mitra belajar lainnya baik nasional maupun iternasional. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) a) Sasaran strategis : Calon siswa berkualitas KPI : Jumlah siswa yang diterima = ππ’ππππ π ππ π€π π¦πππ πππ‘πππππ × 100% ππ’ππππ π ππ π€π π¦πππ πππππππ‘ππ 69 Target : SMAN 1 Tangerang melakukan seleksi atau tes masuk terhadap calon siswa yang mendaftar, dengan syarat pertama nilai NEM hasil UN SMP harus lebih dari 35 ( >35 ). b) Sasaran strategis : Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. KPI : Perbaikan dalam proses belajar mengajar. Target : Peningkatan mutu pendidikan baik akademik maupun non akademik. Misal rata-rata nilai siswa yang tinggi tiap tahun, rata-rata nilai UAN lebih dari 45, dan prestasi sejumlah siswa yang bisa membawa nama baik sekolah dalam bentuk perlombaan maupun program pertukaran pelajar serta kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa. c) Sasaran strategis : Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. KPI : Persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. Target 4. : Tingkat persentase yang ditargetkan yaitu 95% - 96%. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective) a) Sasaran strategis : Peningkatan kualitas SDM Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan member kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas. 70 KPI : Jumlah pelatihan Target : Jumlah program pelatihan yang diberikan tiap tahunnya. b) Sasaran strategis KPI : Kepuasan pekerja. : Melakukan survey melalui kuesioner terhadap kepuasan pekerja pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang. Target : Pada hasil penskoran kuesioner angka yang diharapkan muncul adalah skor 3 yaitu pada tingkat Puas. c) Sasaran strategis KPI : Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi. : Jumlah tenaga pengajar yang minimal bergelar S1 Jumlah staf administrasi dan keuangan minimal D1 Target : Tenaga pengajar / guru minimal bergelar S1 Staff administrasi dan keuangan minimal D1 Ada dua ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategik, yaitu: a. Ukuran hasil (outcome measure) sebagai lag indicators. b. Ukuran pemacu kinerja (performance driver measure) sebagai lead indicators. Berikut ini ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja untuk setiap perspektif Balanced Scorecard : 71 Tabel 4.2 Key Performance Indicator (KPI) KPI Sasaran Strategis Ukuran Hasil (Lag Indicator) Ukuran Pemacu Kinerja (Lead Indicator) 1. Perspektif Finansial (Financial Perspective) a.Meningkatkan pendapatan sekolah dan Meningkatkan efisiensi biaya operasi b. Tingkat kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa baru Jumlah pendapatan per tahun dan Rasio operasi Persentase kenaikan penerimaan pendanaan dari adanya siswa baru Sumber dana lain selain c. Sumber dana lain dari siswa 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey atau penyebaran a. Tingkat kepuasan kuesioner yang pelanggan dilakukan oleh peneliti kepada siswa/siswi SMAN 1 Tangerang b. Peningkatan jumlah siswa c. Penyelesaian studi tepat waktu Peningkatan penerimaan per tahun Jumlah siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Pertumbuhan pelanggan (siswa) a. sistem pengajaran (KBM) yang baik b. Sarana dan prasarana tersedia secara lengkap Persentase kelulusan Tingkat kelulusan tinggi d. Menyediakan mutu Sekolah yang telah bertaraf internasional dan memiliki label “Rintisan meningkatkan brand Sekolah Berstandar image di masyarakat Internasional (RSBI)” a. Jalinan kerja sama dengan pihak Universitas dan SMA baik nasional maupun internasional, serta mitra belajar lainnya. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) a.Calon siswa berkualitas Jumlah siswa yang diterima SMAN 1 Tangerang melakukan seleksi atau tes masuk terhadap calon siswa yang mendaftar, dengan syarat pertama nilai NEM hasil UN SMP harus lebih dari 35 ( >35 ) 72 b. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan Perbaikan dalam proses belajar mengajar Peningkatan mutu pendidikan baik akademik maupun non akademik c. Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi Persentase siswa yang Tingkat persentase yang melanjutkan ke tingkat ditargetkan yaitu 95% Perguruan Tinggi 96% 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pelanggan (Learning Growth Perspective) a. Peningkatan kualitas SDM b. Kepuasan pekerja c. Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi Intensitas pelatihan dan training Pemerataan jumlah training/pelatihan/studi Melakukan survey melalui kuesioner terhadap kepuasan pekerja pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang a. Jumlah tenaga pengajar yang minimal bergelar S1 b. Jumlah staf administrasi dan keuangan minimal D1 Pada hasil penskoran kuesioner angka yang diharapkan muncul adalah skor 3 yaitu pada tingkat Puas a. Tenaga pengajar / guru minimal bergelar S1 b. Staff administrasi dan keuangan minimal D1 Setelah target ditentukan maka langkah selanjutnya adalah membangun inisiatif strategis (aksi) /pemacu pelaksanaan target. Aksi-aksi tersebut adalah : a) Efektifitas pemakaian total sumber daya, yaitu memaksimalkan dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dalam melakukan perbaikan kualitas pelayaan, sehingga adanya peningkatan pendapatan serta penurunan biaya operasional. b) Efisiensi biaya operasional, yaitu biaya operasional harus ditekan semaksimal mungkin tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan. c) Biaya SPP yang relatif terjangkau. 73 d) Sarana dan prasarana tersedia secara lengkap, yaitu semakin baik dan lengkap fasilitas yang dimiliki dalam pelayanan pendidikan maka siswa akan merasa puas. e) Sensitivitas manajemen/komite sekolah terhadap persaingan dengan SMA lain, dengan mewujudkan SMAN 1 Tangerang sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), maka pihak manajemen/komite sekolah harus lebih sensitif melihat kebutuhan siswa agar lebih berkompeten. f) Kecepatan dalam mengakses informasi, merupakan salah satu pendukung untuk meningkatkan pelayanan pendidikan, semakin cepat siswa menerima informasi yang diinginkan semakin baik dan puas para siswa tersebut. g) Jumlah siswa dan staff yang tersedia, merupakan salah satu bentuk pengabdian SMAN 1 Tangerang terhadap siswa. h) Presentasi dan anggapan siswa, masayarakat dan pemerintah, membangun anggapan ini tidak mudah, ingin dikatakan sebagai SMA Negeri yang unggul maka pelayanan pendidikan terhadap siswa harus diutamakan sehingga anggapan siswa, masyarakat dan pemerintah akan baik tentang SMAN 1 Tangerang tersebut. i) Pemerataan jumlah training/pelatihan/studi, merupakan salah satu aspek yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pelayanan pendidikan kepada siswa. Semakin banyak dan pengalaman guru dan staff dalam memberikan pelayanan kepada siswa maka semakin meningkat persepsi siswa, dan masyarakat terhadap SMAN 1 Tangerang dimasa mendatang. Sedangkan dengan training/pelatihan dapat meningkatkan profesionalisme para guru dan staff dalam mengabdi kepada siswa. 74 4.5 Mengukur Kinerja Masing-Masing Perspektif 4.5.1 Mengukur Kinerja Perspektif Keuangan (Financial Perspective) Dalam pengukuran perspektif keuangan yang digunakan dalam perhitungan adalah berdasarkan masing-masing sasaran strategis yang telah ditetapkan yaitu: a) Sasaran strategis : Meningkatkan pendapatan sekolah Meningkatkan efisiensi biaya operasi KPI : Jumlah pendapatan per tahun : Rasio operasi Target : Peningkatan pendapatan : Penurunan biaya operasi Pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 disajikan sejumlah total perbulan yang diperoleh oleh SMAN 1 Tangerang selama tahun ajaran 2011/2012. Terlihat bahwa pada tahun ajaran 2011/2012 penerimaan total per bulan yang diperoleh SMAN 1 Tangerang berkisar antara Rp 256 juta pada bulan Desember 2012 dan Rp 280 juta pada bulan Juli 2011. Namun dikarenakan pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan pada 7 Mei s.d 6 Juni 2012 data penerimaan total belum dapat diperoleh. 75 Tabel 4.3 Jumlah penerimaan dan pengeluaran total per bulan yang diterima oleh SMAN 1 Tangerang selama Tahun Ajaran 2011/2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Total Jumlah Penerimaan (dalam Rupiah) Rp 280.620.000 Rp 204.870.000 Rp 236.720.000 Rp 210.640.000 Rp 222.900.000 Rp 256.030.000 Rp 232.530.000 Rp 183.100.000 Rp 198.370.000 Rp 254.600.000 Rp 234.500.000 Rp 2.514.880.000 Jumlah Pengeluaran (dalam Rupiah) Rp 181.646.700 Rp 219.549.800 Rp 164.846.100 Rp 204.033.700 Rp 201.708.700 Rp 274.187.600 Rp 144.410.800 Rp 208.188.300 Rp 172.657.500 Rp 180.585.500 Rp 321.676.100 Rp 2.273.490.800 30000000 25000000 20000000 15000000 Bulan 10000000 50000000 Jumlah Penerimaan (dalam Rupiah) 0 Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah Penerimaan (Rp) Jumlah Penerimaan per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran 2011/2012 Bulan Grafik 4.1 Jumlah Penerimaan per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran 2011/2012 76 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 Bulan 10000000 50000000 Jumlah Pengeluaran (dalam Rupiah) 0 Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah Pengeluaran (Rp) Jumlah Pengeluaran per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran 2011/2012 Bulan Grafik 4.2 Jumlah Pengeluaran per Bulan SMAN 1 Tangerang Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan tabel dan grafik dalam hal pengeluaran operasional, terlihat bahwa selama tahun ajaran 2011/2012 pengeluaran operasional per bulan SMAN 1 Tangerang berkisar antara Rp 144 juta pada Januari 2012 dan Rp 321 juta pada Mei 2012. Maka berdasarkan data jumlah penerimaan dan pengeluaran per bulan di SMAN 1 Tangerang selama tahun ajaran 2011/2012 di atas sehingga diperoleh: π ππ ππ ππππππ πππππ π‘πππ’π ππππππ 2011/2012 = = π‘ππ‘ππ ππππππππππ π‘ππ‘ππ ππππ¦π ππππππ πππππ π π 2.514.880.000 π π 2.273.490.800 = 1,106 Hal tersebut menandakan bahwa penerimaan total per bulan SMAN 1 Tangerang selama tahun ajaran 2011/2012 adalah sebesar 1,1 kali pengeluaran operasional total perbulannya. Hal ini menunjukkan lag indicator atau ukuran hasil dari perspektif 77 keuangan (financial perspective). Sedangkan untuk lead indicator atau ukuran pemacu kinerja mengenai penurunan biaya operasional hanya bisa dilihat dari grafik pengeluaran biaya operasional dan juga perencanaan untuk tahun kedepannya. b) Sasaran strategis KPI = : Tingkat penerimaan dana dari penerimaan siswa baru. : Persentase kenaikan jumlah siswa π‘ππππππ‘ ππππππππππ π ππ π€π π‘πππ‘ − π‘ππππππ‘ ππππππππππ π‘ππ‘−1 × 100% π‘ππππππ‘ ππππππππππ π‘ππ‘−1 Target : Pada tahun ajaran 2011/2012 ditargetkan terjadi kenaikan penerimaan pendanaan yang signifikan dari hasil penerimaan rata-rata tahun ajaran 2010/2011. Tabel 4.4 Tingkat Penerimaan Dana Dari Penerimaan Siswa Baru Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 Tahun Ajaran 2010/2011 2011/2012 Tingkat Penerimaan Dana tht Tingkat Penerimaan Dana tht-1 Rasio Kenaikan penerimaan dana dari siswa baru Rp 2.712.120.000 Rp 2.734.440.000 Rp 2.514.880.000 Rp 2.468.640.000 Rp 2.712.120.000 Rp 2.712.120.000 9,86% 0,82% -7,27% Target Kenyataan Keterangan : - Tingkat penerimaan dana diperoleh dari Laporan Keuangan SMAN 1 Tangerang Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa rasio kenaikan penerimaan dana dari siswa baru tahun ajaran 2010/2011 cukup tinggi yaitu mencapai 9,86%. Namun pada tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dari target yang telah ditetapkan, hal tersebut terjadi karena adanya sejumlah tunggakan yang belum terbayarkan karena beberapa sebab yang tidak bisa disebutkan. Maka untuk mencegah hal tersebut diharapkan pihak manajemen sekolah dapat menentukan langkah-langkah terbaik untuk menyelesaikan 78 masalah tersebut. Misal dengan memberikan keringanan kepada orang tua siswa untuk mengangsur biaya sekolah dengan diberikan tenggang waktu tertentu. c) Sasaran strategis KPI = : Sumber dana lain. : Sumber dana lain selain dari siswa. π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘πππ‘ − π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 × 100% π π’ππππ ππππ πππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 Target : sumber dana lain selain dari siswa yaitu dari pemerintah diharapkan konstan atau tidak berubah setiap tahunnya. Tabel 4.5 Tingkat Penerimaan Sumber Dana Non Siswa Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 Tahun Ajaran 2010/2011 2011/2012 Sumber Dana Non Siswa tht Sumber Dana Non Siswa tht-1 Rasio Sumber Dana Non Siswa Rp 599.853.000 Rp 862.463.000 -30,45% Keterangan : - Data diperoleh dari Laporan Keuangan SMAN 1 Tangerang Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa perolehan bantuan dana dari pemerintah setiap tahunnya berbeda yaitu pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar Rp 862.463.000 sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 hanya sebesar Rp 599.853.000 dan pada tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan Laporan Keuangan Tahunan belum adanya perolehan bantuan dana dari pemerintah sehingga pada Rasio sumber dana non siswa pada tahun tersebut tidak bisa dihitung. Maka untuk menanggulangi hal tersebut pihak manajemen sekolah diharapkan dapat mencari sumber dana lain selain dari dana bantuan dari pemerintah. 79 4.5.2 Mengukur Kinerja Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Dalam pengukuran perspektif pelanggan ini indikator/ukuran yang bisa menjadi indeks kepuasan pelanggan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah tingkat kepuasan pelanggan (siswa), peningkatan jumlah siswa, penyelesaian studi tepat waktu, dan menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan brand image di masyarakat. a) Sasaran strategis KPI : Tingkat kepuasan pelanggan. : Tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey atau penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa/siswi SMAN 1 Tangerang. Target : siswa/siswi SMAN 1 Tangerang menyatakan kepuasan mereka pada skor kuesioner 3 yaitu Puas terhadap pelayanan pendididkan di SMAN 1 Tangerang. Hasil survey diperoleh dari penyebaran kueisioner yang dilakukan oleh peneliti, dimana pada saat proses penyebaran kuesioner pengambilan sampel dilakukan hanya kepada kelas X hal tersebut dikarenakan pada saat penyebaran kuesioner kelas XII sudah tidak aktif lagi dalam KBM karena telah selesai melakukan Ujian Akhir Nasional (UAN). 80 Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Kepuasan Siswa Product No. 1. 2. 3. 4. 5. Materi yang diberikan berbobot. Bobot Kurikulum yang ditawarkan bermanfaat untuk proses pengembangan diri. Bobot Komposisi antara teori dengan kasus-kasus / penerapan ke dunia nyata seimbang. Bobot Soal-soal / kasus-kasus yang diberikan mendekati dunia nyata. Bobot Banyaknya universitas yang menjalin hubungan timbal balik dengan sekolah. Bobot Total Bobot Place No. 1. 2. Pertanyaan Lokasi sekolah mudah dijangkau. Bobot Tersedianya sarana umum untuk menjangkau lokasi sekolah. Bobot Total Bobot Promotion No. 1. 2. People GURU No. 1. 2. 3. 4. Pertanyaan Pertanyaan Disediakan informasi lengkap di internet yang dapat diakses dengan mudah. Bobot Adanya customer service yang dapat dimintai keterangan tentang sekolah secara langsung. Bobot Total Bobot Pertanyaan Guru memberikan materi yang bersangkutan sesuai dengan bidangya. Bobot Guru berpakaian rapi saat menyampaikan materi di kelas. Bobot Guru dapat memberikan materi dengan baik dan jelas. Bobot Guru mengajar sesuai waktu yang telah dijadwalkan. Bobot Skor (TP) 2 5 10 (SP) 4 9 36 (P) 3 54 162 7 53 7 1 28 159 14 1 9 47 12 0 36 6 24 141 52 156 24 10 20 0 0 0 37 30 1 0 148 272 90 708 2 70 0 1 (SP) 4 19 76 24 96 172 (P) 3 40 120 42 126 246 Skor (TP) 2 9 18 2 4 22 (STP) 1 0 0 0 0 0 (SP) 4 (P) 3 Skor (TP) 2 (STP) 1 11 36 20 1 44 108 40 1 3 45 16 4 12 56 135 243 32 72 4 5 Skor (TP) 2 (STP) 1 0 0 (SP) 4 (P) 3 (STP) 1 15 51 2 0 60 14 56 3 12 0 0 153 53 159 33 99 22 66 4 1 2 32 64 45 90 0 0 0 0 0 1 1 81 5. Guru memberikan soal ujian sesuai dengan materi yang telah diberikan. Bobot Guru memberikan penilaian secara objektif. Bobot TATA USAHA 7. Staff tata usaha menguasai informasi yang dibutuhkan oleh siswa. 6. 8. 9. 10. Bobot Staff tata usaha cepat dalam menanggapi siswa/calon siswa yang membutuhkan bantuan. Bobot Staff tata usaha berpakaian rapih saat bekerja. Bobot Staff tata usaha memberikan informasi dengan ramah. Bobot Total Bobot Facility No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tersedianya perpustakaan yang memiliki sistem yang baik. Bobot Tersedianya ruang kelas yang bersih dan nyaman untuk proses belajar. Bobot Tersedianya fasilitas laboratorium yang lengkap Bobot Tersedianya lahan parkir kendaraan yang nyaman. Bobot Tersedianya toilet yang bersih. Tersedianya aula yang luas. Bobot Tersedianya sarana olahraga (GOR) yang lengkap. Bobot Tersedianya masjid / mushola untuk ibadah. Bobot Total Bobot Word of Mouth No. 1. Pertanyaan Pertanyaan Anda akan memberikan info positif kepada teman lain tentang SMAN 1 TANGERANG. Bobot 2. Anda akan mengarahkan teman-teman anda untuk lebih memilih SMAN 1 TANGERANG dibanding SMA lainnya. Bobot Total Bobot Sumber : - Data hasil penyebaran kuesioner terhadap siswa 7 53 8 0 28 4 16 159 55 165 16 8 16 0 1 1 1 60 7 0 4 120 14 0 3 54 11 0 12 7 28 4 16 232 162 61 183 53 159 1425 22 0 0 11 22 250 0 0 0 0 0 2 Skor (TP) 2 7 14 (SP) 4 7 28 (P) 3 53 159 1 47 20 0 4 3 12 0 0 14 56 4 16 9 36 7 28 180 141 50 150 23 69 53 159 55 165 54 162 53 159 1164 40 15 30 41 82 1 2 8 16 5 10 7 14 208 0 0 0 4 4 0 0 1 1 0 0 1 1 7 (SS) 4 (S) 3 15 51 2 0 60 153 4 0 27 34 7 0 108 168 102 255 14 18 0 0 Skor (TS) 2 (STP) 1 1 1 (STS) 1 82 Keterangan: ο· STP : Sangat Tidak Puas diberi bobot 1 ο· TP : Tidak Puas diberi bobot 2 ο· P : Puas diberi bobot 3 ο· SP : Sangat Puas diberi bobot 4 Tabel diatas berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada siswa/siswi SMAN 1 Tangerang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan (siswa) sudah mencapai kepuasan pada tingkat 3 yaitu puas. Hal ini menunjukkan ukuran hasil atau lag indicator pada Product, Place, Promotion, People, dan Word of Mouth sudah menunjukkan hasil yang ingin dicapai yaitu indeks kepuasan siswa yang cukup tinggi. Tetapi pada faktor kepuasan Facility sejumlah siswa merasa tidak puas terhadap beberapa fasilitas di SMAN 1 Tangerang antaranya dikarenakan lahan parkir yang kurang luas, tidak tersedianya aula yang cukup luas, sarana olahraga yang kurang lengkap, dan area olahraga/ lapangan yang kurang luas. Namun berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak manajemen sekolah, aula yang selama ini dikeluhkan oleh siswa akan segera terealisasi dimana pembanguan aula sedang dalam tahap perencanaan pembangunan. b) Sasaran strategis KPI : Pertumbuhan pelanggan. = Target : Peningkatan jumlah siswa ππ’ππππ π ππ π€π π‘πππ‘ − ππ’ππππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 × 100% ππ’ππππ π ππ π€π π‘ππ‘−1 : Pada setiap tahun ajaran ditargetkan terjadi peningkatan jumlah siswa yang signifikan. 83 . Berdasarkan data jumlah siswa yang diperoleh dari SMAN 1 Tangerang maka dapat dilihat tingkat pertumbuhan pelanggan pada Tabel 4.4. ππππ‘π’πππ’πππ πππππππππ = ππ’ππππ π ππ π€π π‘πππ‘ − ππ’ππππ π ππ π€π π‘πππ‘−1 × 100% ππ’ππππ π ππ π€π π‘πππ‘−1 Tahun Ajaran Kelas Jumlah X XI XII 222 2010/2011 222 279 Total 723 X 224 2011/2012 XI 224 XII 222 Total 670 Namun yang dimaksud dengan pertumbuhan pelanggan disini adalah jumlah siswa yang mendaftar di awal tahun ajaran baru, yaitu berarti data yang digunakan hanyalah jumlah siswa kelas X yang baru mendaftar di SMAN 1 Tangerang. Tabel 4.7 Pertumbuhan Pelanggan (Siswa) SMAN 1 Tangerang pada Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 Tahun Ajaran Jumlah Siswa Thn ke-t 2010/2011 2011/2012 222 224 Jumlah Siswa Pertumbuhan Thn ke-t-1 275 222 -19,27% 0,90% Keterangan : - Jumlah siswa yang mendaftar tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 275. Data diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang. Dari hasil pengukuran diatas dapat kita lihat dari persentase Pertumbuhan Pelanggan (siswa) bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 19,27% namun pada tahun ajaran 2011/2012 terjadi kenaikan sebesar 0,90%. Penurunan tersebut terjadi akibat hasil penyeleksian siswa yang akan 84 masuk pada tahun ajaran tersebut menurun dari segi hasil nilai UN SMP maupun pada saat tahap tes masuk yang dilakukan oleh SMAN 1 Tangerang. Penyeleksian terhadap siswa yang mendaftar dimaksudkan untuk menjaga tingkat kualitas dari SMAN 1 Tangerang maupun dari calon siswa itu sendiri. c) Sasaran strategis : Penyelesaian studi tepat waktu. KPI : Persentase kelulusan. = Target ππ’ππππ π ππ π€π ππ’ππ’π ππ΄π × 100% ππ’ππππ πππ πππ‘π ππ΄π : SMAN 1 Tangerang menetapkan target kelulusan 100%. Berikut adalah tabel hasil persentase tingkat kelulusan siswa SMAN 1 Tangerang: Tabel 4.8 Persentase Tingkat Kelulusan Siswa SMAN 1 Tangerang Lulusan Tahun Pelajaran Jumlah (%) 2007/2008 2008/2009 2009/2010 Rata - Rata NEM Target Jumlah (%) 99 100 100 100 100 100 52,76 49,51 60,51 Target 50.00 60,00 80,00 Sumber : - Data sekunder yang diperoleh langsung dari pihak menejemen SMAN 1 Tangerang Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kelulusan siswa sudah memenuhi target yang ditetapkan oleh SMAN 1 Tangerang. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat kualitas pendidikan sudah sangat baik yang sesuai dengan visi, misi, dan strategi yang telah ditetapkan. d) Sasaran strategis : Menyediakan mutu bertaraf internasional dan meningkatkan brand image di masyarakat Sasaran strategis tersebut berkaitan dengan usaha SMAN 1 Tangerang untuk memperluas penyebaran informasi dimana SMA Negeri 1 Tangerang menjadi 85 salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Hal ini juga berkaitan dengan upaya pengenalan SMAN 1 Tangerang dan peningkatan jumlah pelanggan. KPI : Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia. Target : Adanya jalinan kerja sama dengan beberapa pihak Universitas dan SMA lainnya, serta beberapa mitra belajar lainnya baik nasional maupun iternasional. Berikut sejumlah intansi atau lembaga terkait yang menjalin kerjasama dengan SMAN 1 Tangerang dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Intansi Atau Lembaga Terkait Yang Menjalin Kerjasama Dengan SMAN 1 Tangerang Jenis Instansi atau Lembaga Nama Instansi atau Lembaga Jejaring Internasional Maxsville High School NSW, Evan Head High School NSW, South Grafton High School Jejaring Nasional SMA Negeri 2 Makasar Jejaring Provinsi Jejaring Lokal SMAN 2 KS Cilegon, SMA Al- Azhar BSD, SMAN 1 Serang, SMAN 1 Cisauk, SMAN 1 Pamulang SMAN 8 Tangerang SMAN 70 Jakarta, SMAN 8 Jakarta, SMA Pembangunan Jaya, SMAN 4 Pandeglang Japan Foundation, Sampoerna Foundation, NIE Mitra Belajar Lainnya Singapura Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa SMAN 1 Tangerang telah Mitra Belajar mampu menjalin kerjasama dengan sejumlah instansi atau lembaga terkait baik nasional maupun internasional. Hal tersebut sesuai dengan pencapaian yang telah dihasilkan 86 dimana saat ini SMAN 1 Tangerang telah mampu menjadi salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah seIndonesia. Selain itu hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah prestasi yang telah diraih oleh siswa siswi SMAN 1 Tangerang antara lain: 1. Meraih medali perunggu Olimpiade Teknologi tahun 2008 di Mesir, dan tahun 2009 di Hongaria. 2. Pertukaran pelajar ke Amerika Serikat selama satu tahun pada tahun 2008. 3. Duta Belia dari pelajar Indonesia ke Australia tahun 2009. 4. Beasiswa NTU Singapura. 4.5.3 Mengukur Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) Dalam pengukuran perspektif proses bisnis internal ini indikator/ukuran yang bisa menjadi indeks kepuasan pelanggan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan antara lain: a) Sasaran strategis : Calon siswa berkualitas KPI : Jumlah siswa yang diterima = Target ππ’ππππ π ππ π€π π¦πππ πππ‘πππππ × 100% ππ’ππππ π ππ π€π π¦πππ πππππππ‘ππ : SMAN 1 Tangerang melakukan seleksi atau tes masuk terhadap calon siswa yang mendaftar, dengan syarat pertama nilai NEM hasil UN SMP harus lebih dari 35 ( >35 ). Berikut adalah tabel hasil persentase dari jumlah siswa yang diterima dengan jumlah siswa yang mendaftar untuk mengetahui sasaran strategis dari calon siswa yang berkualitas : 87 Tabel 4.10 Persentase Dari Jumlah Siswa Yang Diterima Dengan Jumlah Siswa Yang Mendaftar Tahun Ajaran 2008/2009, 2009/2010, dan 2010/2011 Tahun Ajaran Jumlah Siswa Yang Mendaftar Jumlah Siswa Yang Diterima Persentase Jumlah Siswa Yang Diterima 918 916 810 280 224 224 30,50% 24,45% 27,65% 2008/2009 2009/2010 2010/2011 Nilai UN SMP Terendah Tertinggi 35,35 37,15 36,3 38,15 37,30 39,35 Ratarata 36,75 37,23 37,83 Keterangan : - Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa SMAN 1 Tangerang merupakan SMA Negeri favorit yang menjadi incaran para siswa, sehingga untuk mempertahankan kualitas baik untuk siswa itu sendiri maupun untuk menjaga brand image di mata masyarakat dan pemerintah maka pihak SMAN 1 Tangerang melakukan seleksi atau tes masuk terhadap calon siswa yang mendaftar, dengan syarat pertama nilai NEM hasil UN SMP harus lebih dari 35 ( >35 ) dan dapat dilihat berdasarkan tabel bahwa nilai NEM hasil UN SMP meningkat dari tahun ke tahun. b) Sasaran strategis : Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. KPI : Perbaikan dalam proses belajar mengajar. Target : Peningkatan mutu pendidikan baik akademik maupun non akademik. Misal rata-rata nilai siswa yang tinggi tiap tahun, rata-rata nilai UAN lebih dari 45, dan prestasi sejumlah siswa yang bisa membawa nama baik sekolah dalam bentuk perlombaan maupun program pertukaran pelajar serta kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa. 88 Dibawah ini merupakan tabel yang berkaitan dengan target yang akan dicapai dalam rangka sasaran strategis yang harus dipenuhi dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan antara lain: Tabel 4.11 Rata-rata Nilai UAN Yang Telah Dicapai Oleh Siswa/Siswi SMAN 1 Tangerang Jumlah Tahun 2008 2009 2010 Peserta IPA IPS 207 29 235 40 246 34 Lulus IPA IPS 207 29 235 40 246 34 Tertinggi IPA IPS 53,55 53,95 55.70 52.60 54,05 51,60 Nilai UN SMA Terendah IPA IPS 38,15 40,75 38.95 44.00 35,80 42,05 Rata-rata IPA IPS 49,51 46,86 50.58 49.73 48,78 47,71 Sumber : - Data sekunder yang diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil nilai rata-rata nilai UN siswa cukup tinggi hal tersebut menandakan bahwa tingkat kualitas pelayanan pendidikan dalam proses KBM sudah sangat baik. Tabel 4.12 Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang di Bidang Akademik Tahun 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 Peringkat II I II Harapan II I III I III III II II I II I,III I,III I,III I, II , III I Lolos Tk Nasional Lolos Tk Nasional Uraian Kegiatan Story Telling Debate Bahasa Inggris Simulasi Bursa Saham Lcttkb Mengarang 3 Bahasa Ctm-Mat Scrabble Competition Cc Bunkasai Tk Sma Kompetisi Mipa Xi 2011 Se Banten Bercerita Tk Slta Siswa/I Teladan Putra Cc Lalu Lintas Uu Dan Tap Mpr Osn Matematika Tk Kota Osn Biologi Tk Kota Osn Ekonomi Tk Kota Osn Komputer Tk Kota Osn Kebumian Tk Kota Osn Tk Prov Osn Tk Prov Tingkat Kab/Kota Jabodetabek Kab/Kota Jabodetabek Propinsi Propinsi Kab/Kota Propinsi Propinsi Kab/Kota Kab/Kota Nasional Propinsi Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Propinsi Propinsi 89 2011 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2007 2007 2007 2007 2007 2007 II II I 1 1 2 2 1 2 3 1 1 1 2 3 III I 1 1 1 2 1 3 I I II I I III Umum I I I I II 2007 II 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2006 2006 2006 2006 2006 2005 2005 2005 2005 II III I I I II II I I Umum I I I I / II II I / II Simulasi Sidang Asean Teladan Putra Teladan Putri Olimpiade Sains Komputer Olimpiade Sains Matematika Olimpiade Sains Matematika Olimpiade Sains Komputer Olimpiade Sains Biologi Olimpiade Sains Biologi Olimpiade Sains Biologi Olimpiade Kimia Olimpiade Ekonomi Olimpiade Kebumian Olimpiade Kebumian Olimpiade Sains Komputer Mewakili Indonesia IOI di Bulgaria Teladan Putra Teladan Putri Olimpiade Sains Komputer Olimpiade Sains Matematika Olimpiade Sains Komputer Olimpiade Sains Biologi Olimpiade Astronomi Olimpiade Sains Komputer Olimpiade Sains Matematika Olimpiade Sains Komputer Olimpiade Sains Biologi Olimpiade Sian Komputer Mewakili Indonesia IOI di Kairo Debat English SMA Cipocok Guru Berprestasi Siswa Teladan Putri Debat English SMA AL Azhar IC Linguistik (Speech) IC Linguistik (Speech) Newscasting Universitas Tarumanegara Storytelling Universitas Tarumanegara Newcasting Universitas Tarumanegara Olimpiade Sains Fisika Olimpiade Sains Biologi Olimpiade Sains Komputer Olimpiade Sains Matematika Olimpiade Sains Biologi Debate English di UNTIRTA Story Telling di UNTIRTA Englis Competition SMA Al Azhar Newscasting Competition Debate English MIPA UI MIPA Al Azhar MIPA Untirta MIPA Pembangunan Jaya Propinsi Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Nasional Internasional Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Se-Banten Se-Banten Se-Banten Se-Banten Nasional Internasional Se-Banten Kota Tangerang Kota Tangerang Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Se- Banten Se- Banten Jabodetabek Se- Banten Se- Banten Se-Indonesia Jabotabek Se-Banten Jabotabek 90 2005 2005 2004 2004 I / II I I II MIPA SMAN 2 ISDC Debating Contest (SMA Cipocok) English Debating Contest Se-Banten Se-Banten Se-Banten Jabotabek Tabel 4.13 Sejumlah Prestasi Yang Dicapai oleh SMAN 1 Tangerang di Bidang Non Akademik Tahun Peringkat 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2010 2010 2010 2010 2010 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2008 2008 2008 2008 2008 I I I II II III I I I I I II II I 9 emas II II III III IV III III 1 2 1 3 1 I I II III I III II I I I II I I Uraian Kegiatan Cerdas Cermat Baca Puisi Berkelompok Ceramah Tari Kreasi Daerah Pentas Theater Baca Puisi Religi Cerdas Cermat Lalu Lintas Tari Tradisional Ceramah Vocal Group Basket Badminton Vokal Group Paduan Suara Briged Gonzaga Festival The Expention Of Sportmanship Futsal Tk Sma Se Jabodetabek Siswa/I Teladan Putri Lantang Sma N 9 Tng Turnamen Alseace Brige Gubernur Cup Basket Putra BSD Competition Strory Telling UI Futsal Competition Putri Futsal Competition Putra Futsal Competition Putri Yadika 3 Komite Bebas Putra Juara I LBB Putra Juara I LBB Putri The Best Putri Karate Futsal Putri Basket 3 on 3 Lukis Cerdas Cermat Lomba Paduan suara Paduan suara Basket Putra Futsal Debat Bahasa Inggris Debat Bahasa Inggris Tingkat Kab/Kota Kab/Kota Propinsi Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Nasonal Kab/Kota Nasonal Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Propinsi Propinsi Jabodetabek Kab/Kota Propinsi Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Propinsi Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Se-Banten Kota Kota Se-Banten Kota Kota Jabodetabek Jabodetabek Kota Tangerang Tangerang Tangerang Propinsi Jabodetabek 91 2008 2008 2008 2007 2007 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 I I I I II I I II I I III III III I I 3 2 II I III II c) Sasaran strategis Debat Bahasa Inggris Paduan suara Paduan suara Basket Al Azhar Cup Untirta Cup Komite 55 kg Komite 65 kg Komite 70 kg Komite 70 kg Universitas Esa Unggul Komite 55 kg Universitas Esa Unggul Komite 75 kg Universitas Esa Unggul Karate beregu putra Karate beregu putri Kejuaraan Pencak Silat POPDA Kejuaraan Pencak Silat Kejuaraan Pencak Silat di Sulteng Kejuaraan Pencak Silat di Lombok Kejuaraan Pencak Silat POPWIL Softball Putri Softball Putra Paduan suara Nasional Tangerang Tangerang Jabodetabek Se-Banten Se-Banten Se-Banten Se-Banten Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Se-Banten K. Tangerang Nasional Nasional Nasional Banten Banten Tangerang : Jumlah siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. KPI : Persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi. Target : Tingkat persentase yang ditargetkan yaitu 95% - 96%. Berikut adalah tabel hasil persentase siswa SMAN 1 Tangerang yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi beserta jumlah siswa yang terdaftar di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) maupun PTS (Perguruan Tinggi Swasta) : Tabel 4.14 Persentase Siswa yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Tahun Ajaran 2008/2009 2009/2010 2010/2011 Siswa yg. Melanjutkan ke Perg. Tinggi Jumlah (%) Target (%) 93.00 95,00 96.00 96,00 96.00 96,00 PTN PTS Lain 178 144 120 81 122 94 13 15 22 Sumber : - Data sekunder yang diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang 92 Bedasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi sudah memenuhi target yaitu 95% - 96% dimana terjadi peningkatan yaitu pada tahun ajaran 2009/2010. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat kualitas pengajaran/pelayanan pendidikan di SMAN 1 Tangerang sudah sangat baik. 4.5.4 Mengukur Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning Growth Perspective) Dalam pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini indikator/ukuran yang bisa menjadi indeks kepuasan pelanggan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan antara lain: a) Sasaran strategis : Peningkatan kualitas SDM Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang dapat dilakukan antara lain dengan melalui pengadaan seminar, pelatihan, training, dan memberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan peningkatan kualitas SDM pada SMAN 1 Tangerang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas. KPI : Jumlah pelatihan Target : Jumlah program pelatihan yang diberikan tiap tahunnya. Berikut adalah beberapa pelatihan yang rutin dilakukan oleh para guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang antara lain : 1. Mengembangkan program ESP bagi guru dan karyawan. 2. Mengembangkan program peningkatan penguasaan IT untuk mempermudah pekerjaan dan E-Learning. 93 3. Secara berkala melakukan TOEFL. Sedangkan jumlah guru, staff administrasi, dan karyawan yang berkesempatan melanjutkan pendidikan (studi) ke jenjang yang lebih tinggi berjumlah 4 orang yaitu 1 orang melanjutkan ke S3 dan 3 orang melanjutkan ke S2. b) Sasaran strategis KPI : Kepuasan pekerja. : Melakukan survey melalui kuesioner terhadap kepuasan pekerja pada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang. Target : Pada hasil penskoran kuesioner angka yang diharapkan muncul adalah skor 3 yaitu pada tingkat Puas. Tabel 4.15 Hasil Kuesioner Kepuasan Karyawan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kuesioner Proses Bisnis Internal Pertanyaan Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaya kepemimpinan yang sekarang? Bobot Puaskah Bapak/Ibu terhadap perhatian yang diberikan pimpinan? Bobot Puaskah Bapak/Ibu terhadap keputusan pimpinan dalam mempromosikan salah satu karyawan untuk menduduki jabatan tertentu? Bobot Total Bobot (Kepemimpinan) Puaskah Bapak/Ibu terhadap insentif/tunjangan yang diberikan? Bobot Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaji/upah yang diberikan? Bobot Total Bobot (Beban Kerja Dengan Gaji) Puaskah Bapak/Ibu mengenai pengembangan pelayanan pendidikan dapat diandalkan sebagai sasaran strategis dalam proses bisnis internal? Bobot Apakah Bapak/Ibu puas terhadap inovasi pelayanan pendidikan yang diberikan? Bobot Sejauh mana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap pengembangan pelayanan pendidikan kepada siswa? Bobot Total Bobot (Pengembangan Pelayanan Pendidikan) Skor (TP) 2 (SP) 4 (P) 3 (STP) 1 2 29 11 0 8 87 22 0 2 28 12 0 8 84 24 0 1 15 26 0 4 20 45 216 52 98 0 0 0 31 11 0 0 1 4 4 93 35 105 198 22 6 12 34 0 0 0 0 0 31 11 0 0 93 22 0 2 29 11 0 8 87 22 0 1 35 6 0 4 12 105 285 12 56 0 0 94 Kuesioner Pertumbuhan dan Pembelajaran Pertanyaan No. (SP) 4 (P) 3 Skor (TP) 2 (STP) 1 Puaskah Bapak/Ibu terhadap pelatihan yang diberikan sekolah 0 29 13 dalam meningkatkan pendidikan? Bobot 0 87 26 Puaskah Bapak/Ibu terhadap seminar-seminar yang diadakan 0 33 9 sekolah? Bobot 0 99 18 Total Bobot (Pelatihan dan Seminar yang Diberikan) 0 186 44 Puaskah Bapak/Ibu terhadap penghargaan yang diberikan 0 27 15 sekolah karena telah melakukan pekerjaan dengan baik? Bobot 0 81 30 Bagaimana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap profesionalisme yang dituntut oleh sekolah terhadap 0 29 13 peningkatan kualitas pelayanan pendidikan? Bobot 0 87 26 Puaskah Bapak/Ibu terhadap pengembangan karir yang 0 20 22 diberikan sekolah? Bobot 0 60 44 Puaskah Bapak/Ibu terhadap fasilitas yang diberikan sekolah? 1 35 6 Bobot 4 105 12 Total Bobot (Kebijakan Sekolah) 4 333 112 Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi terhadap pencapaian target 0 33 9 sekolah? Bobot 0 99 18 Total Bobot (Kondisi Pencapaian Target Sekolah) 0 99 18 Sumber : - Data hasil penyebaran kuesioner terhadap guru, staff administrasi dan karyawan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keterangan: ο· STP : Sangat Tidak Puas diberi bobot 1 ο· TP : Tidak Puas diberi bobot 2 ο· P : Puas diberi bobot 3 ο· SP : Sangat Puas diberi bobot 4 Tabel diatas berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada guru, staff administrasi, dan karyawan SMAN 1 Tangerang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan sudah mencapai pada tingkat 3 yaitu puas. Hal ini menunjukkan ukuran hasil atau lag indicator pada faktor kepuasan kepemimpinan, beban kerja dengan gaji, pengembangan pelayanan pendidikan, jumlah pelatihan yang diberikan, kebijakan sekolah, dan kondisi 95 pencapaian target sekolah sudah menunjukkan hasil yang ingin dicapai yaitu indeks kepuasan yang cukup tinggi. c) Sasaran strategis KPI : Tingkat pendidikan guru dan staff administrasi. : Jumlah tenaga pengajar yang minimal bergelar S1 Jumlah staf administrasi dan keuangan minimal D1 Target : Tenaga pengajar / guru minimal bergelar S1 Staff administrasi dan keuangan minimal D1 Tabel 4.16 Jumlah Tenaga Pengajar dan Tingkat Studi yang Telah Diperoleh Ijazah Tertinggi S2/S3 S1 D3 D2/D1/SLTA Guru Tetap 6 orang 37 orang - Guru Tidak Tetap 14 orang - Sumber : - Data sekunder yang diperoleh dari pihak manajemen SMAN 1 Tangerang Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga pengajar/pendidik SMAN 1 Tangerang memiliki tingkat kompetensi yang baik dikarenakan jenjang studi yang telah dimiliki adalah rata-rata S1. 4.6 Keterkaitan Antar Indikator Hubungan sebab akibat ke empat perspektif balanced scorecard SMAN 1 Tangerang dimulai dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dimana penyelenggaraan pendidikan tinggi terbaik akan diberikan kalau staf, guru, dan karyawan merasa puas. Dengan kepuasan karyawan tentunya mereka juga akan berusaha untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik, dalam hal ini dicapai melalui pespektif bisnis internal. Terjaminnya kepuasan pelanggan (siswa) dan meningkatnya jumlah penerimaan siswa baru maka akan meningkatkan pula penerimaan pendanaan. 96 Indikator terpilih melalui matriks prioritas seharusnya dapat menggambarkan hubungan sebab akibat antara indikator yang satu dengan yang lainnya. Diagram gambar berikut menunjukkan hubungan sebab akibat antar indikator untuk SMAN 1 Tangerang. Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Pendanaan yang bersumber dari pemerintah dan komite/orang tua siswa Peningkatan jumlah siswa dan lulusan Kepuasan siswa dan lulusan Perspektif Proses Bisnis Internal Proses inovasi pendidikan Proses pendidikan Proses pelayanan Kepuasan karyawan Retensi karyawan Perspektif Belajar dan Tumbuh Keahlian & kompetensi karyawan Produktivitas karyawan Kepuasan karyawan Kemampuan sistem informasi Penghargaan Gambar 4.2 Keterkaitan Antar Indikator Terpilih SMAN 1 Tangerang 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengukuran untuk perspektif keuangan, yaitu jumlah pendapatan per tahun, rasio operasi, persentase penerimaan dana dari penerimaan siswa baru, dan sumber dana lain selain dari siswa, diperoleh hasil bahwa kinerja sekolah bisa dikatakan baik karena telah mencapai penerimaan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam anggaran, memaksimalkan nilai unit kegiatan / jasa yang diberikan pada biaya tertentu, dan melakukan perbaikan dengan membuat rencana anggaran dalam bentuk perbaikan fasilitas dan operasional. 2. Hasil pengukuran kinerja untuk perspektif pelanggan terhadap tingkat kepuasan pelanggan yang diperoleh dari survey atau penyebaran kuesioner, pertumbuhan pelanggan, persentase kelulusan, dan menyediakan mutu bertaraf internasional serta meningkatkan brand image di masyarakat, telah menunjukkan kinerja yang baik. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan jumlah kelulusan tiap tahunnya, dan perolehan label SMAN 1 Tangerang 98 sebagai salah satu Sekolah yang telah memiliki label “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dari 140 Sekolah se-Indonesia serta telah mendapatkan Standar Mutu Internasional Sertifikasi ISO 9001:2000 3. Hasil pengukuran kinerja untuk perspektif proses bisnis internal yaitu jumlah siswa yang diterima sebagai acuan untuk mendapatkan calon siswa berkualitas, peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, dan persentase siswa yang melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi, telah menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut ditandai dengan adanya seleksi atau tes masuk terhadap calon siswa yang mendaftar sebagai acuan untuk mendapatkan calon siswa yang berkualitas, dan adanya perbaikan jasa pendidikan yang ditawarkan / inovasi dalam jasa pendidikan, serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar guru dan siswa. 4. Hasil pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengenai peningkatan kualitas SDM, kepuasan pekerja, dan tingkat pendidikan guru dan staff administrasi juga menunjukkan hasil yang baik, bisa dikatakan demikian karena loyalitas guru dan karyawannya selama ini sudah baik dan usaha peningkatan kompetensi juga selalu dilakukan sekolah atau dilakukan masingmasing guru secara individu. 5. Tujuan strategis berdasarkan visi dan misi SMA Negeri 1 Tangerang pada setiap perpektif diketahui bahwa untuk perspektif pelanggan (siswa) menjadi prioritas utama bagi manajemen SMAN 1 Tangerang. Sedangkan prioritas kedua adalah perspektif proses bisnis internal, ketiga perspektif keuangan (financial), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menjadi prioritas terakhir (keempat). 99 6. Dari hasil perhitungan dan analisa, menyatakan bahwa hasil kinerja manajemen SMAN 1 Tangerang telah sesuai dengan visi dan misi serta tujuan strategis yang ditetapkan manajemen yaitu sukses prestasi, unggul dalam pelayanan, santun dalam pergaulan, serta terdepan dalam pembaharuan. 5.2 Saran Saran-saran yang dapat penulis sampaikan demi kemajuan SMAN 1 Tangerang adalah: 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam mewujudkan sasaran strategis yang ingin dicapai. 2. Manajemen lebih fokus lagi dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan (siswa), sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat mudah terwujud. 3. Kualitas sarana dan prasarana untuk selalu dijaga dan terus-menerus dilakukan perbaikan. 4. Masih menggunakan data yang terbatas, sehingga untuk penelitian berikutnya, diharapkan dapat menggunakan data yang lebih lengkap. 100 DAFTAR PUSTAKA Hanafi, M. Mamduh dan Halim, Abdul. Analisis Laporan Keuangan. 2005. AMP YKPN. Yogyakarta. (E-book). Kaplan. Robert. S. dan Norton, David. P. (Terjh. Peter. R Yosi Pasla). 1996. Balanced Scorcard “Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”. Penerbit Erlangga, Jakarta. (Ebook). Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta. Salemba Empat. (E-book). Puspitasari, Diah Ayu. 2008. Perancangan Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Pada SMA Ta’miriyah Surabaya. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas, Surabaya. (Diakses 1 Agustus 2012) Putra, Romy Igor Prakasih. 2005. Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Husada Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard. Program Studi Teknik Industri, Universitas Indonesia, Depok. Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta. Salemba Empat. (E-book). Rusman. 2009. Perancangan Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard (BSC) Pada SMA NEGERI 10 PADANG. Tugas Akhir. Program Studi Akutansi, Politeknik Universitas Andalas, Padang. (Diakses 31 Juli 2012) Susanto, Erwan. 2008. Evaluasi Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen Dengan Pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. (Diakses 22 Maret 2012) LAMPIRAN Kuesioner Siswa Responden yang terhormat, Bersama ini penulis sampaikan, bahwa penulis sedang melakukan penelitian dalam mengukur tingkat kepuasan siswa/I SMAN 1 TANGERANG terhadap kinerja guru, fasilitas yang ada di SMAN 1 TANGERANG beserta tingkat pelayanannya. Besar harapan penulis bila para siswa/i SMAN 1 TANGERANG bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini, yang hasilnya sangat berguna untuk meningkatkan kualitas di segala bidang di SMAN 1 TANGERANG. Atas perhatian dan kerja samanya, penulis ucapkan terima kasih. Hormat saya, Penulis I. Profil Responden Berilah tanda cheklist (ο) untuk setiap jawaban yang menurut anda paling sesuai. 1. Jenis Kelamin (1) Pria (2) Wanita 2. Kelas (1) X (2) XI (3) XII 3. Anda mengetahui SMAN 1 TANGERANG dari: (1) Teman/keluarga (2) Brosur (3) Surat kabar (4) Lainnya …………………………(sebutkan) 4. SMA yang diambil saat pertama kali mendaftar: (1) Lainnya …………………………(sebutkan) 5. Sumber dana untuk sekolah: (1) Orang tua (2) Sendiri (3) Beasiswa (4) Lainnya …………………………(sebutkan) 6. Daerah asal: (1) Tangerang (2) Luar Tangerang……………………..(sebutkan) Petunjuk pengisian kuesioner ini, yaitu sebagai berikut: 1. Isilah kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang terjadi pada SMAN 1 TANGERANG. 2. Berilah tanda cheklist (ο) pada jawaban yang anda anggap paling mewakili diri anda, di kolom yang telah disediakan. 3. Keterangan: SP : Sangat Puas P : Puas TP : Tidak Puas STP : Sangat Tidak Puas Product No. Pertanyaan 1. Materi yang diberikan berbobot. 2. Kurikulum yang ditawarkan bermanfaat untuk proses pengembangan diri. 3. Komposisi antara teori dengan kasus-kasus / penerapan ke dunia nyata seimbang. 4. Soal-soal / kasus-kasus yang diberikan mendekati dunia nyata. 5. Banyaknya universitas yang menjalin hubungan timbal balik dengan sekolah. Place No. Pertanyaan 1. Lokasi sekolah mudah dijangkau. 2. Tersedianya sarana umum untuk menjangkau lokasi sekolah. Promotion No. Pertanyaan 1. Disediakan informasi lengkap di internet yang dapat diakses dengan mudah. 2. Adanya customer service yang dapat dimintai keterangan tentang sekolah secara langsung. People GURU No. Pertanyaan 1. Guru memberikan materi yang bersangkutan sesuai dengan bidangnya. 2. Guru berpakaian rapi saat menyampaikan materi di kelas. 3. Guru dapat memberikan materi dengan baik dan jelas. 4. Guru mengajar sesuai waktu yang telah dijadwalkan. 5. Guru memberikan soal ujian sesuai dengan materi yang telah diberikan. 6. Guru memberikan penilaian secara objektif. TATA USAHA (SP) Pilihan Jawaban (P) (TP) (STP) (SP) Pilihan Jawaban (P) (TP) (STP) (SP) Pilihan Jawaban (P) (TP) (STP) (SP) Pilihan Jawaban (P) (TP) (STP) 7. Staff tata usaha menguasai informasi yang dibutuhkan oleh siswa. 8. Staff tata usaha cepat dalam menanggapi siswa/calon siswa yang membutuhkan bantuan. 9. Staff tata usaha berpakaian rapih saat bekerja. 10. Staff tata usaha memberikan informasi dengan ramah. Facility No. Pertanyaan 1. Tersedianya perpustakaan yang memiliki sistem yang baik. 2. Tersedianya ruang kelas yang bersih dan nyaman untuk proses belajar. 3. Tersedianya fasilitas laboratorium yang lengkap 4. Tersedianya lahan parkir kendaraan yang nyaman. 5. Tersedianya toilet yang bersih. 6. Tersedianya aula yang luas. 7. Tersedianya sarana olahraga (GOR) yang lengkap. 8. Tersedianya masjid / mushola untuk ibadah. SS S TS STS (SP) Pilihan Jawaban (P) (TP) (STP) : Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Word of Mouth No. Pertanyaan 1. Anda akan memberikan info positif kepada teman lain tentang SMAN 1 TANGERANG. 2. Anda akan mengarahkan teman-teman anda untuk lebih memilih SMAN 1 TANGERANG dibanding SMA lainnya. Pilihan Jawaban (SS) (S) (TS) (STS) Kuesioner Karyawan Kepada Yth: Bapak/ Ibu/ Sdr/ i SMAN 1 TANGERANG Dengan hormat, Bersama ini penulis sampaikan, bahwa penulis sedang melakukan penelitian dalam mengukur tingkat kepuasan karyawan terkait dengan pengukuran kinerja di SMAN 1 TANGERANG. Untuk itu kami mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ I untuk berperan serta memberikan penilaian dalam bentuk kuesioner yang diberikan ini. Demikian permohonan dari penulis, atas masukan dan kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ I meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, penulis ucapkan banyak terima kasih. Petunjuk pengisian kuesioner ini, yaitu sebagai berikut: 1. Isilah kuesioner ini sesuai dengan kondisi yang terjadi pada SMAN 1 TANGERANG. 2. Berilah tanda cheklist (ο) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang terjadi pada SMAN 1 TANGERANG. 3. Keterangan: STP TP P SP : Sangat Tidak Puas : Tidak Puas : Puas : Sangat Puas Mohon isi identitas responden ini dengan kondisi responden yang sebenarnya. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Umur Jenis Kelamin Agama Alamat Pekerjaan Jabatan : ……………………………………………..(boleh tidak diisi) : …………………………………………………. : (1) Pria (2) Wanita : …………………………………………………. : …………………………………………………. : …………………………………………………. : …………………………………………………. Kuesioner Proses Bisnis Internal No. Pertanyaan 1. Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaya kepemimpinan yang sekarang? 2. Puaskah Bapak/Ibu terhadap perhatian yang diberikan pimpinan? 3. Puaskah Bapak/Ibu terhadap keputusan pimpinan dalam mempromosikan salah satu karyawan untuk menduduki jabatan tertentu? 4. Puaskah Bapak/Ibu terhadap insentif/tunjangan yang diberikan? 5. Puaskah Bapak/Ibu terhadap gaji/upah yang diberikan? 6. Puaskah Bapak/Ibu mengenai pengembangan pelayanan pendidikan dapat diandalkan sebagai sasaran strategis dalam proses bisnis internal? 7. Apakah Bapak/Ibu puas terhadap inovasi pelayanan pendidikan yang diberikan? 8. Sejauh mana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap pengembangan pelayanan pendidikan kepada siswa? Kuesioner Pertumbuhan dan Pembelajaran No. Pertanyaan 1. Puaskah Bapak/Ibu terhadap pelatihan yang diberikan sekolah dalam meningkatkan pendidikan? 2. Puaskah Bapak/Ibu terhadap seminar-seminar yang diadakan sekolah? 3. Puaskah Bapak/Ibu terhadap penghargaan yang diberikan sekolah karena telah melakukan pekerjaan dengan baik? 4. Bagaimana tingkat kepuasan Bapak/Ibu terhadap profesionalisme yang dituntut oleh sekolah terhadap peningkatan kualitas pelayanan pendidikan? 5. Puaskah Bapak/Ibu terhadap pengembangan karir yang diberikan sekolah? 6. Puaskah Bapak/Ibu terhadap fasilitas yang diberikan sekolah? 7. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi terhadap pencapaian target sekolah? (SP) Pilihan Jawaban (P) (TP) (STP) Pilihan Jawaban (SP) (P) (TP) (STP)