pengaruh cash conversion cycle dan working capital turnover

advertisement
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
PENGARUH CASH CONVERSION CYCLE DAN WORKING CAPITAL TURNOVER
TERHADAP RETURN ON ASSET PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Mohammad Herli1, Hafidhah2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep
[email protected]
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep
1
ABSTRAK
This study aimed to examine the effect of the Cash Conversion Cycle and Working Capital
Turnover on Return on Assets At the Consumer Goods Industry Listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX). The method used in this research is the quantitative approach. Results showed
variable cash conversion cycle (CCC) and working capital turnover (WCT) simultaneously have
a significant effect on profitability (Return on Total Assets). Variabel cash conversion cycle
(CCC) partially not have a significant impact on profitability (Return on Total Assets) but
variable working capital turnover (WCT) partially have a significant impact on profitability
(Return on Total Assets) consumer goods industry issuers listed on the Indonesia Stock
Exchange during the period 2010-2014.
Keyword : Cash Conversion Cycle, Working Capital Turnover, Return on Assets
Piutang usaha timbul karena perusahaan
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ekonomi dan
melakukan
penjualan
Penjualan
teknologi telah berpengaruh besar terhadap
memperbesar volume penjualan. Penjualan
cara
menjalankan
kredit akan menghasilkan piutang usaha
kegiatan operasionalnya agar senantiasa
yang setelah jatuh tempo baru akan diterima
semakin efisien dan efektif. Jumlah modal
sebagai kas. Oleh karena itu, piutang usaha
kerja yang baik bagi suatu perusahaan
merupakan salah satu unsur modal kerja
adalah modal kerja yang cukup. Salah satu
yang terus berputar. Piutang usaha juga
penyebab kerugian dan keberhasilan suatu
memerlukan perhatian yang serius dalam
perusahaan adalah bagaimana perusahaan
pengelolaannya karena piutang meskipun
mengelola
Kekurang
besar jumlahnya apabila belum tertagih
akan
akan berpengaruh terhadap profitabilitas
mengalami
perusahaan. Sementara piutang usaha yang
mungkin timbul karena
tidak tertagih akan mengurangi profitabilitas
tepatan
modal
dalam
menyebabkan
kesulitan
yang
dalam
kerjanya.
pengelolaan
perusahaan
adanya krisis atau kekacauan keuangan.
dimaksudkan
kredit.
perdagangan bebas saat ini, kemajuan
perusahaan
kredit
secara
untuk
perusahaan.
Modal kerja dapat diukur dengan
Persediaan adalah salah satu unsur
meninjau elemen-elemen modal kerja, yaitu
modal kerja yang juga selalu berputar.
kas, piutang usaha, dan persediaan. Unsur
Masalah penentuan jenis dan besarnya
modal kerja lainnya yaitu piutang usaha.
jumlah persediaan barang penting untuk
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
50
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
dikelola secara efektif karena berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan.
langsung terhadap tingkat profitabilitas
Menurut penelitian yang dilakukan
perusahaan. Penentuan persediaan barang
oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008)
ini diharapkan agar barang yang tersedia di
terhadap perusahaan manufaktur Turki yang
gudang
terdaftar
tidak
dan
tidak
barang
dalam
terdapat pula hubungan yang signifikan
jumlah yang tidak mencukupi berarti ada
antara manajemen modal kerja terhadap
sebagian permintaan dari langganan yang
profitabilitas
tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan dan
Receivable
berujung
penjualan.
Period, dan Leverage yang digunakan
Sebaliknya bila persediaan barang terlalu
sebagai komponen manajemen modal kerja
banyak,
berkorelasi negatif terhadap profitabilitas
berlebihan.
kurang
Persediaan
pada
penurunan
selain
menanggung
perusahaan
biaya
harus
penyimpanan
dan
di
Istanbul
Stock
perusahaan.
Period,
Account
Account
perusahaan-perusahaan
Exchange,
yang
Payable
diteliti.
pemeliharaannya, modal untuk produksi
Penelitian mereka juga mengungkapkan
barang tersebut berhenti berputar karena
bahwa profitabilitas dapat ditingkatkan
tidak terjadi penjualan. Oleh karena itu,
dengan memperpendek periode piutang
perusahaan harus mengelola persediaannya
usaha dan utang usaha.
agar selalu berada pada tingkat kecukupan,
sehingga
tingkat
profitabilitas
Di
yang
kreditnya
Indonesia (BEI) sampai saat ini (04
yang
meningkat
perusahaan yang
sudah go public dan tercatat di Bursa Efek
diharapkan dapat tercapai.
Perusahaan
Indonesia,
penjualan
turut
Perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI
meningkatkan jumlah piutang usaha serta
diklasifikasin menjadi lima subsektor, yaitu
menurunkan jumlah persediaan di gudang
sektor makanan dan minuman, rokok,
dan utang usaha akan meningkat untuk
farmasi, kosmetik dan barang keperluan
membeli bahan baku secara kredit pula.
rumah tangga, dan peralatan rumah tangga.
Ketiga
komponen
berarti
September 2014) berjumlah 502 emiten.
(piutang
usaha,
Berdasarkan uraian di atas, penulis
persediaan, dan utang usaha) dari cash
berpendapat
conversion cycle (CCC) memiliki cara
antara manajemen modal kerja terhadap
tersendiri
profitabilitas perusahaan. Oleh sebab itu,
untuk
dikelola
agar
dapat
bahwa
penulis
Untuk membuat CCC lebih efektif, maka
dengan judul
piutang usaha, persediaan, dan utang usaha
Cycle dan Working Capital Turnover
senantiasa
terhadap Return on Asset
berada
pada
titik
keseimbangannnya agar berpengaruh positif
melakukan
hubungan
memaksimalkan profitabilitas perusahaan.
harus
tertarik
terdapat
penelitian
“Pengaruh Cash Conversion
Pada Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
51
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
TINJAUAN PUSTAKA
rasio perputaran
Modal Kerja
capital turnover), dapat digunakan rumus
Pemahaman
arti
modal
kerja
modal
kerja
sebagai berikut :
(working capital) sangat erat kaitannya
working
dengan keberhasilan mengelola modal kerja.
𝑁𝑒𝑑 π‘†π‘Žπ‘™π‘’π‘ 
πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 −πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘ 
Pengertian modal kerja yang berbeda akan
hakikatnya,
modal
pula.
tinggi
Pada
kerja
sehari-hari
rupiah modal kerja. Dari hubungan antara
penjualan bersih dengan modal kerja bersih
untuk menghasilkan pendapatan selama
(selisih antara aset lancar dengan kewajiban
periode akuntansi yang bersangkutan.
lancar) tersebut dapat diketahui pula apakah
Pengertian modal kerja Menurut
perusahaan bekerja
Djarwanto (2001), “Modal kerja adalah
yang
dimaksudkan
yang
bersangkutan
yang
Cash Conversion Cycle
untuk
Keown (2010: 245) mengemukakan
bahwa
(current
cash
conversion
cycle
(CCC)
merupakan penjumlahan sederhana dari
income).
jumlah hari piutang (DSO) dan jumlah hari
Working Capital Turnover
penjualan
Modal kerja selalu dalam keadaan
berputar
kerja
yang rendah.
menghasilkan pendapatan untuk periode
akuntansi
modal
tinggi atau bekerja dengan modal kerja
dana
yang digunakan selama periode akuntansi
tertentu
operasional,
penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap
maksud
berhubungan dengan keseluruhan
mendukung
yang
modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah
operasional
dengan
untuk
likuiditas
tingkat likuiditas yang tinggi. Perputaran
selama periode akuntansi tertentu dalam
perusahaan
=
sedangkan rasio yang rendah menunjukkan
tersedia untuk digunakan oleh perusahaan
kegiatan
turnover
mengindikasikan
rendah
adalah
keseluruhan aset lancar ataupun dana yang
membiayai
capital
Rasio perputaran modal kerja yang
menyebabkan perhitungan dan pengelolaan
modal kerja yang berbeda
(working
selama
bersangkutan
masih
perusahaan
beroperasi
jumlah
yang
pembayaran
dikurangi
yang
belum
seperti berikut:
CCC = DSO + DSI + DPO
kerja (working capital turnover) merupakan
Dimana:
rasio yang menunjukkan tingkat keefektifan
DSO = Days of Sales Outstanding
modal kerja dalam pencapaian penjualan
DSI
dan dinyatakan dalam bentuk persentase.
(2008:
hari
(DSI)
diselesaikan (DPO), sebagaimana terlihat
atau
menjalankan usahanya. Perputaran modal
Riyanto
persediaan
= Days of Sales in Inventory
DPO = Days of Payable in Outstanding
335)
Formula untuk menghitung ketiga
mengemukakan bahwa untuk menghitung
komponen
yang
membentuk
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
52
cash
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
conversion cycle dapat kita hitung seperti
tentu akan menarik minat para investor
berikut:
menanamkan
DSO =
DSi =
π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘ˆπ‘ π‘Ž β„Žπ‘Ž
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
DPO =
π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘ˆπ‘ π‘Ž β„Žπ‘Ž
π΅π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜ π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
di
perusahaan
tersebut pula. Oleh karena itu, perusahaan
π‘₯ 365 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘›
π΅π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜ π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
modalnya
harus memperhatikan beberapa hal yang
π‘₯ 365 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
dapat
π‘₯ 365 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
mempengaruhi
profitabilitasnya,
antara lain:
a. tingkat pengembalian atas investasi,
untuk melihat kompensasi keuangan
Profitabilitas
kepada penyedia pendanaan ekuitas dan
Profitabilitas merupakan salah satu
utang.
pengukuran kinerja perusahaan yang dapat
b. kinerja operasi, untuk mengevaluasi
diukur dalam rasio untuk menggambarkan
kemampuan
menghasilkan
perusahaan
laba
margin laba dari aktivitas operasi.
dalam
melalui
c. pemanfaatan
semua
aset,
dan
untuk
menilai
intensitas
aktivitas
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki
efektivitas
perusahaan seperti kegiatan penjualan, kas,
dalam menghasilkan penjualan.
Terdapat beberapa jenis rasio yang
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
dapat digunakan untuk mengukur tingkat
dan sebagainya.
profitabilitas suatu perusahaan, yaitu:
Rasio profitabilitas digunakan untuk
a. Gross Profit Margin
mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan berdasarkan besarnya laba yang
Gross profit margin mengukur
diperoleh sebagai hasil pengembalian atas
besarnya persentase dari laba kotor
modal kerja, penjualan, dan investasi; yang
yang dapat dihasilkan dari setiap
dinyatakan dalam bentuk
penjualan. Semakin tinggi gross profit
Profitabilitas
dapat
persentase.
margin, maka semakin baik.
menunjukkan
b. Operating Profit Margin
seberapa baik prospek perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
Operating profit margin mengukur
ataupun mengembangkan usahanya di masa
besarnya persentase dari laba kotor
yang akan datang. Semakin tinggi tingkat/
yang
rasio profitabilitas suatu perusahaan, maka
penjualan
akan semakin baik perusahaan tersebut
dikurangi dengan beban dan biaya
menghasilkan
laba
yang
menandakan
operasi perusahaan. Semakin tinggi
prospek
perusahaan
dalam
rasio operating profit margin, maka
dapat
dihasilkan
setelah
mempertahankan kelangsungan hidupnya
semakin baik.
serta mengekspansi usahanya semakin baik.
c. Net Profit Margin
dari
terlebih
setiap
dahulu
Net Profit Margin mengukur besarnya
Perusahaan yang memiliki prospek cerah
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
53
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
persentase laba bersih yang dapat
(ROA) measures the overall effectiveness
dihasilkan dari setiap penjualan.
of management in generating profits with
d. Total Asset Turnover (TATO)
Total
Asset
Turnover
seberapa
mengukur
baik
memanfaatkan
its available assets.” Rasio ini dipilih
karena
perusahaan
ROA
manajemen
mengukur
suatu
kemampuan
perusahaan
dalam
asetnya
untuk
menghasilkan laba dengan memanfaatkan
menghasilkan
penjualan.
Semakin
aset yang tersedia dan oleh peneliti,
tinggi
TATO,
rasio
semakin
baik
memanfaatkan
menandakan
perusahaan
total
asetnya
dirasa
erat
manajemen modal kerja dimana modal kerja
dalam
bersih secara sederhana dapat diartikan
sebagai aset lancar dikurangi kewajiban
e. Return on Total Assets (ROA)
lancar.
Return on Total Assets (ROA), sering
disebut
Investment
sebagai
Return
Berdasarkan perumusan masalah
on
dan kerangka konseptual di atas, maka
ROA
mengukur
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
manajemen
secara
(ROI).
efektivitas
berikut:
H1: Cash
keseluruhan dalam menghasilkan laba
berdasarkan
dengan
dalam
meningkatkan penjualan.
pula
hubungannya
aset
yang
tersedia.
parsial
Conversion
Cycle
secara
berpengaruh terhadap ROA
Semakin tinggi rasio ROA, semakin
industri
baik. ROA dapat dihitung dengan
perusahaan yang terdaftar di Bursa
rumus:
Efek Indonesia.
f. Return on Equity (ROE)
H2: Working
barang
Capital
konsumsi
Turnover
pada
secara
Return on Equity mengukur besarnya
parsial
persentase pengembalian atas investasi
industri
yang
perusahaan yang terdaftar di Bursa
telah
pemegang
dilakukan
saham
oleh
di
para
suatu
berpengaruh terhadap ROA
barang
konsumsi
pada
Efek Indonesia.
perusahaan.
H3:
Dari uraian di atas, dapat dilihat
Cash
Working
Conversion
Capital
Cycle
Turnover
dan
secara
bahwa ada berbagai cara yang dapat
simultan berpengaruh terhadap ROA
digunakan
tingkat
industri
Dalam
perusahaan yang terdaftar di Bursa
profitabilitas
untuk
mengukur
perusahaan.
penelitian ini, penulis memutuskan hanya
barang
konsumsi
Efek Indonesia.
memakai rasio ROA saja sebagai ukuran
profitabilitas perusahaan. Menurut Gitman
(2009: 68), “The return on total assets
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
54
pada
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
METODE PENELITIAN
karakteristik populasi (Erlina, 2011: 81).
Desain Penelitian
Pada penelitian ini, metode pengambilan
Desain
merupakan
sampel yang digunakan adalah metode
rencana induk yang berisi metode dan
purposive sampling. Pada metode ini,
prosedur
dan
pengambilan sampel berdasarkan suatu
menganalisis informasi yang dibutuhkan,
kriteria tertentu. Kriteria perusahaan yang
menetapkan
dapat digunakan sebagai sampel dalam
teknik
penelitian
untuk
mengumpulkan
sumber-sumber
yang
akan
informasi,
digunakan,
metode
penelitian ini adalah sebagai berikut:
sampling sampai dengan analisis data untuk
dapat
menjawab
penelitian
1. Perusahaan
pertanyaan-pertanyaan
(Erlina,2011:
74).
publik
sektor
industri
barang konsumsi yang listrik lebih dari 5
Dalam
tahun.
penelitian ini, peneliti menggunakan desain
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan
kausal. Menurut Sugiyono (2007: 30),
yang lengkap dan telah diaudit selama
desain
tahun pengamatan.
kausal
adalah
penelitian
bertujuan menganalisis hubungan
akibat
antara
variabel
(variabel
yang
variabel
dependen
yang
sebab
3. Perusahaan
independen
mengalami
mempengaruhi)
(variabel
dan
tersebut
kerugian
tidak pernah
selama
tahun
pengamatan.
yang
Berdasarkan
kriteria
yang
dipengaruhi). Penelitian ini menganalisis
dikemukakan diatas, maka diperoleh 31
pengaruh manajemen modal kerja terhadap
perusahaan yang memenuhi kriteria untuk
profitabilitas perusahaan.
digunakan sebagai sampel dalam penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
ini.
Populasi
adalah
wilayah
Jenis dan Sumber Data
generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek
yang
menjadi
kuantitas
Jenis data yang digunakan dalam
dan
penelitian ini adalah data sekunder. Data
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
sekunder
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
penelitian yang diperoleh secara tidak
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:
langsung
72). Populasi dalam penelitian ini adalah
dimana data itu telah dikumpulkan oleh
seluruh perusahaan yang listing di Bursa
pihak lain sebelumnya. Pada penelitian ini,
Efek Indonesia yang tergolong dalam
data sekunder diperoleh dalam bentuk
perusahaan industri barang konsumsi pada
dokumentasi yaitu
periode 2011-2014.
keuangan perusahaan yang secara rutin
yang
merupakan
dari
sumber
sumber-sumber
dari
data
data
tercetak,
laporan
Sampel adalah bagian dari populasi
diterbitkan
digunakan
cetakan maupun mengunduh dari internet.
untuk
memperkirakan
setiap tahun dalam bentuk
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
55
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Data
ini
yang digunakan dalam penelitian harus
diperoleh dari situs: www.idx.co.id, Dalam
memiliki definisi yang jelas. Variabel yang
penelitian
data
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
data yang
variabel independen dan variabel dependen.
panel.
sekunder
ini
Data
memiliki
penelitian
digunakan
panel
regresi
adalah
jumlah cross section dan
1. Variabel Independen
jumlah time series. Data dikumpulkan
Menurut Erlina (2011: 37), “variabel
dalam suatu rentang waktu terhadap banyak
independen sering juga disebut variabel
individu. Ada dua macam data panel yaitu
bebas
data
mempengaruhi
panel
balance
dan
data
panel
adalah
variabel
perubahan
yang
variabel
unbalance. Penelitian ini menggunakan data
dependen,
atau yang menyebabkan
panel balance yaitu keadaan dimana unit
terjadinya variasi bagi variabel tak
cross-sectional memiliki jumlah obeservasi
bebas
time series yang sama.
mempunyai
Metode Pengumpulan Data
maupun negatif bagi variabel dependen
(variabel
dependen)
hubungan
yang
dan
positif
Pengumpulan data dalam penelitian
lainnya. Variabel independen dalam
dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama
penelitian ini adalah manajemen modal
dilakukan melalui studi pustaka yaitu
kerja yang diukur menggunakan cash
dengan mencari jurnal-jurnal akuntansi dan
conversion cycle (siklus perubahan
mengumpulkan buku-buku yang berkaitan
kas)
dengan penelitian ini. Tahap k e d u a ,
(perputaran modal kerja).
pengumpulan
a. Cash Conversion Cycle
data
diperoleh
melalui
dan working capital turnover
media internet dengan mengunduh data-
Cash
data yang diperlukan pada situs Bursa Efek
merupakan
Indonesia (BEI).
dibutuhkan untuk mengubah kas
Definisi Operasional dan Pengukuran
yang diinvestasikan sebagai modal
Variabel
kerja menjadi kas yang diterima
Pengoperasionalan
konsep
conversion
sebagai
cycle
waktu
hasil
dari
(operationalizing the concept) atau biasa
operasional tersebut.
juga disebut dengan mendefinisikan konsep
CCC = DSO + DSI + DPO
secara
operasional
adalah
menjelaskan
(CCC)
yang
kegiatan
b. Working Capital Turnover
karakteristik dari obyek ke dalam elemen-
Working Capital Turnover (WCT)
elemen
merupakan
yang
dapat
diobservasi
yang
rasio
menyebabkan konsep dapat diukur dan
memperlihatkan
dioperasionalkan
keefektifan
ke
dalam
penelitian
(Erlina,2011: 48). Setiap konsep variabel
modal
adanya
kerja
pencapaian penjualan.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
56
yang
dalam
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
π‘€π‘œπ‘Ÿπ‘˜π‘–π‘›π‘” π‘π‘Žπ‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘™ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ
=
kesalahan penggangu pada periode t
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž
𝐴𝑠𝑒𝑑 πΏπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ − π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ
dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya),
2. Variabel Dependen
maka
jika
dinamakan
terjadi
korelasi
ada
problem
Menurut Erlina (2011: 36), “Variabel
autokorelasi,
dependen yang sering juga disebut
tidaknya autokorelasi dipakai Durbin
variabel terikat merupakan variabel
Watson test yang dilakukan secara 2
yang dipengaruhi atau yang menjadi
arah, yang berarti tidak ada autokorelasi
akibat, karena adanya variabel sebab
positif maupun negative.
atau variabel bebas. Variabel dependen
Uji autokorelasi tidak dilakukan karena
yang digunakan dalam penelitian ini
data yang digunakan dalam penelitian
adalah return on total assets (ROA)
ini adalah data yang tidak berdasarkan
sebagai ukuran profitabilitas.
waktu urut (time series). (Santoso,
Return on Total Assets (ROA)
2000: 216)
merupakan rasio yang menunjukkan
untuk
menguji
ada
2. Multikolinieritas
efektivitas manajemen secara
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
keseluruhan dalam menghasilkan laba
menguji apakah dalam model regresi
berdasarkan aset yang tersedia.
ditemukan
Return On Asset (ROA) =
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘– β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Ž β„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑒𝑑
π‘₯ 100%
seharusnya
diantara
Uji Asumsi Klasik
mendeteksi
asumsi
klasik
korelasi
antar
variabel bebas. Model regresi yang baik
Teknik Analisis
Uji
adanya
tidak
terjadi
variabel
ada
korelasi
bebas.
Cara
tidaknya
gejala
multikolinearitas dengan melihat nilai
menyatakan
bahwa persamaan regresi harus bersifat
Variance
Inflation
Factor
(VIF).
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator),
Apabila VIF < 10, maka tidak terjadi
artinya pengambilan keputusan melalui uji
multikolinearitas.
3. Heterokedastisitas
F dan uji t tidak boleh bias. Untuk
menghasilkan keputusan yang BLUE maka
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
harus dipenuhi 3 asumsi dasar yang tidak
menguji apakah dalam sebuah model
boleh dilanggar oleh model regresi linier
regresi berganda terjadi ktidaksamaan
berganda, yaitu :
varians dari residual satu pengamatan
1. Autokorelasi
ke pengamatan yang lain. Pada model
Uji
autokorelasi
bertujuan
regresi
untuk
yang
baik
tidak
terjadi
menguji apakah dalam suatu model
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
regresi
ada
linier
ada
korelasi
antara
tidaknya
heterokedastisitas
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
57
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
digunakan korelasi Rank Spearman
Y = Retur On Asset
antara residual dengan seluruh variabel
X1 = Cash Conversion Cycle
bebas.
X2 = working capital turnover
Untuk
menguji
α = konstanta (0,5)
pengaruh
heterokedastisitas dalam penelitian ini,
β 1 dan β 2= koefisien regresi variabel X1
menggunakan
dan X2
pengujian
Spearman’s
signifikan
Rho.
<
Apabila
0,05
menunjukkan
Correlasi
nilai
maka
telah
e = pengganggu (error)
ini
terjadinya
HASIL DAN PEMBAHASAN
heterokedastisitas.
Statistik Deskriptif
Teknik Analisis
Sebelum
melakukan
pengujian
Pengaruh Cash Conversion Cycle dan
hipotesis, terlebih dahulu diuraikan
working capital turnover terhadap Retur
gambaran sebaran nilai dari masing-
On Asset diuji dengan menggunakan regresi
masing variabel. Selanjutnya deskripsi
linier berganda (multiple linier regression).
dari masing-masing akan ditampilkan
Y= α + β1 X1 + β2 X2 + e
sebagai
berikut:
Tabel. 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std.
Deviation
Return on Asset
115
-3,08
39,16
11,32922
873.645
Cash Conversion Cycle
115
86,18246
5556,996
894,4962
101.820.969
115
-10,1896
66,29157
2,889596
Working Capital
Turnover
Valid N (listwise)
718.479
115
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah).
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat
b. Variabel
Working
Capital
dijelaskan bahwa:
Turnover (X2) memiliki sampel
a. Variabel Cash Conversion Cycle
(N) sebanyak 115,
(X1) memiliki sampel (N) sebanyak
minimum
115, dengan
maksimum
86,18246;
nilai minimum nilai
maksimum
2,889596;
5556,996; rata-rata 894,4962; dan
dengan
-10,1896;
66,29157;
dan
deviasi
nilai
nilai
rata-rata
standar
718.478.
deviasi standar 101.820,969.
c. Variabel Return On Total Assets
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
58
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
(Y1) memiliki sampel (N) sebanyak
Hasil Penelitian-Pengujian Hipotesis
115, dengan nilai minimum -3,08;
Uji Normalitas
nilai maksimum 39,16; rata-rata
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
11,32922;
apakah suatu data mengikuti sebaran
dan
deviasi
standar
normal atau tidak. Untuk mengetahui
873.645.
apakah data tersebut mengikuti sebaran
normal atau tidak dapat dilakukan dengan
metode Kolmogorov Smirnov yang hasilnya
adalah
:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-
Shapiro-Wilk
Smirnova
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Return on Asset
.129
115
.063
.900
115
.061
Cash Conversion Cycle
.246
115
.120
.708
115
.078
Working Capital Turnover
.260
115
.091
.497
115
.081
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah).
Tabel 4.5 diatas menyimpulkan bahwa variabel independen (X), dan dependen (Y) berdistribusi
normal, karena tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 5%.
Uji Asumsi Klasik
Pendekatan
masalah
autokorelasi
Uji Autokorelasi
dilakukan
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
Watson atau uji DW. Dari Tabel 4.6
apakah dalam suatu model regresi linier ada
diperoleh
korelasi antara kesalahan penggangu pada
sebesar 1,933. Dari tabel statistik Durbin-
periode t dengan kesalahan pada periode t-1
Watson dengan α = 5% diperoleh nilai
(sebelumnya), jika terjadi korelasi maka
DW lebih besar dari upper bound (du)
dinamakan ada problem autokorelasi, untuk
atau dapat ditulis sebagai berikut, d > du
menguji ada tidaknya autokorelasi dipakai
atau
Durbin Watson test yang dilakukan secara 2
disimpulkan bahwa hipotesis awal (Ho)
arah, yang berarti tidak ada autokorelasi
diterima artinya tidak terdapat autokorelasi
positif maupun negative.
baik positif maupun negatif pada persamaan
dengan pengujian
n ilai
1,933
hitung
> 1,73.
Durbin-
Durbin-Watson
Hal
ini
regresi.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
59
dapat
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
Adjusted
R
Square
.124
.109
R
.353a
1
Std. Error of the
Estimate
R Square
DurbinWatson
824.795
1.933
a. Predictors: (Constant), Working Capital Turnover, Cash Conversion Cycle
b. Dependent Variable: Return on Asset
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah).
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat nilai VIF
Uji Multikolinieritas
Uji
multikolinearitas
untuk
untuk variabel intellectual capital lebih
menguji apakah dalam model regresi
kecil dari 10. Sedangkan nilai tolerance-
ditemukan adanya korelasi antar variabel
nya lebih besari dari 0,10. Hal ini
bebas. Model regresi yang baik seharusnya
menunjukkan bahwa variabel bebas dalam
tidak terjadi korelasi diantara variabel
penelitian ini tidak saling berkorelasi atau
bebas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala
tidak ditemukan adanya korelasi antara
multikolinearitas
nilai
variabel bebas dan variabel kontrol. Hasil
Variance Inflation Factor (VIF). Apabila
pengujian terlihat pada tabel 4.7 sebagai
VIF
berikut:
<
10,
bertujuan
dengan
maka
melihat
tidak
terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model
Tolerance
Cash Conversion Cycle
1 Working Capital
Turnover
.996
1.004
.996
1.004
Sumber: Hasil Penelitian, 2014
yang baik tidak terjadi heterokedastisitas.
(Data diolah).
Untuk
heterokedastisitas
mendeteksi
ada
tidaknya
heterokedastisitas digunakan korelasi Rank
Uji Heterokedastisitas
Uji
VIF
bertujuan
untuk
Spearman antara residual dengan seluruh
menguji apakah dalam sebuah model
variabel bebas.
regresi berganda terjadi ketidaksamaan
Untuk menguji pengaruh heterokedastisitas
varians dari residual satu pengamatan ke
dalam
pengamatan yang lain. Pada model regresi
pengujian
penelitian
Correlasi
ini,
menggunakan
Spearman’s
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
60
Rho.
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Apabila nilai signifikan < 0,05 maka ini
besar dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa
menunjukkan
dalam
telah
terjadinya
heterokedastisitas.
Berdasarkan
tabel
regresi
tidak
terjadi
heterokedastisitas. Hasil pengujian terlihat
4.8
terlihat
signifikan untuk semua variabel
nilai
pada
tabel
4.8
sebagai
berikut:
lebih
Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
Model
(Constant)
7.435
.655
.000
.000
-.068
.065
1 Cash Conversion Cycle
Working Capital Turnover
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
11.343
.000
-.188
-2.035
.144
-.097
-1.045
.298
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah).
Regresi Linier Berganda
Y= α + β1 X1 + β2 X2 + e
Model analisis regresi linier berganda
Y = Retur On Asset
berguna untuk mengetahui terdapat atau
X1 = Cash Conversion Cycle
tidaknya pengaruh variabel independen
X2 = working capital turnover
terhadap variabel dependen yang dalam
α = konstanta (0,5)
penelitian ini diukur dengan pendekatan
β 1 dan β 2= koefisien regresi variabel X1
Return on Asset (ROA). Metode analisis
dan X2
regresi linear berganda digunakan dengan
e
=
pengganggu
(error)
rumus :
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi
Variabel bebas
Koefisien regresi
Konstanta
13,220
Cash Conversion Cycle (X1)
3,854
working capital turnover (X2)
-1,259
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah).
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dirumuskan
Berdasarkan model hasil estimasi di atas
persamaan regresi linier berganda sebagai
dapat ditentukan bahwa :
berikut :
a.
Y = 13,220 + 3,854X1- 1,259X2
Persamaan
regresi
linier
berganda
tersebut menunjukkan bahwa nilai
konstanta yang dihasilkan sebesar
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
61
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
b.
13,220 yang berarti apabila variabel
negatif artinya terjadi hubungan yang
independen dianggap kontan, maka
negatif
nilai dari retur on Asset (ROA)
turnover dengan ROA, semakin naik
perusahaan adalah sebesar 13,220.
struktural Capital maka semakin turun
Koefisien
ROA.
regresi Cash Conversion
Cycle (X1)
c.
3,854
mempunyai
Test
antara
Of
working
Goodness
Of
capital
Fit
(Uji
pengaruh positif terhadap perubahan
Kesesuaian)
tingkat ROA. Artinya jika variabel
Koefisien Determinasi
independen lain nilainya tetap dan
Tabel 4.10 menunjukkan Nilai R2 yang
Cash Conversion Cycle mengalami
dihasilkan sebesar 0,624 yang berarti
kenaikan sebesar 1% maka ROA akan
bahwa prosentase sumbangan pengaruh
mengalami kenaikan sebesar 3,854.
variabel
Koefisien
capital
dependen hanya sebesar 62,4% sedangkan
turnover (X2) -1,259 Artinya jika
sisanya sebesar dijelaskan oleh variabel lain
variabel independen lain nilainya tetap
yang tidak dibahas pada penelitian ini.
dan
turnover
Nilai korelasi (R) yang dihasilkan sebesar
mengalami kenaikan sebesar 1% maka
0,553 yang menunjukkan bahwa variabel
ROA
independen memiliki korelasi ganda yang
regresi working
working
akan
sebesar
capital
mengalami
1,259.
penurunan
Koefisien
bernilai
independen
cukup
kuat
terhadap
dengan
variabel
ROA.
Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi
R2
R
0,624
0,553
Variabel bebas
Konstanta
Cash Conversion Cycle (X1)
working capital turnover (X2)
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah).
Hasil Uji F
signifikan. Jika model signifikan maka
Uji F dikenal dengan uji Model/Uji Anova,
model
merupakan uji untuk melihat bagaimanakah
prediksi/peramalan,
pengaruh semua variabel bebas terhadap
non/tidak signifikan maka model regresi
variabel terikat. Uji F bertujuan menguji
tidak bisa digunakan untuk peramalan.
apakah model regresi pada penelitian ini
Berikut disajikan hasil uji F sebagaimana
baik/signifikan
tabel berikut ini:
atau
tidak
baik/non
bisa
digunakan
sebaliknya
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
62
untuk
jika
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 4.11 Hasil Uji F
ANOVAb
Sum of
Squares
Model
Regression
Mean
Square
df
1.081.892
2
F
540.946
Sig.
.001a
7.952
1 Residual
7.619.213
112
68.029
Total
8.701.104
114
a. Predictors: (Constant), Working Capital Turnover, Cash Conversion Cycle
b. Dependent Variable: Return on Asset
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah).
Tabel 4.11 menunjukkan hasil perhitungan
syarat apabila variabel bebas signifikan
statistik uji f sebesar 7,952 yang lebih besar
terhadap variabel dependen maka terdapat
dari f tabel sebesar 3.08 dan nilai signifikan
pengaruh antara variabel bebas terhadap
0,000. Karena nilai signifikansi jauh lebih
variabel dependen, sedangkan apabila tidak
kecil
secara
signifikan maka tidak terdapat pengaruh
variabel
antara variabel bebas terhadap variabel
dari
bersamaan
0,05
yang
(simultan)
berarti
seluruh
independen berpengaruh secara signifikan
dependen.
terhadap variabel dependen (ROA). Dengan
digunakan untuk menguji apakah hipotesis
demikian
dapat
yang diajukan dalam penelitian ini diterima
independen
atau tidak dengan mengetahui apakah
model
menjelaskan
regresi
variabel
ini
Pada penelitian ini Uji t
berpengaruh terhadap ROA.
variabel
Hasil Uji t
mempengaruhi variabel dependen.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini
Metode
dilakukan dengan memperhatikan nilai t
menggunakan
hitung dari hasil regresi tersebut untuk
signifikansi 5 %, dengan df = n – k (pada
mengetahui signifikansi variabel bebas
penelitian ini df = 115 – 2= 113), sehingga
secara terpisah (partial) terhadap variabel
didapatkan nilai t-tabel : 1.658 disajikan
dependen dengan tingkat kepercayaan 95
dalam
% atau pada tingkat α = 5 % .
bebas
dalam
tabel
secara
individual
penentuan
ketentuan
4.12
tingkat
berikut
Dengan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
63
t-tabel
:
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 4.12 Hasil Uji T
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
(Constant)
1 Cash Conversion Cycle
Standardized
Coefficients
Std. Error
14.342
1.085
-.003
.001
.108
Working Capital
-.136
Turnover
a. Dependent Variable: Return on Asset
t
Sig.
Beta
13.220
.000
-.341
3.854
.000
-.112
-1.759
.010
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah).
a. Pengujian variabel regresi variabel
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Cash Conversion Cycle
Berdasarkan
hasil
pengujian
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh t-
variabel penelitian dengan uji F, didapati
hitung 3,854 hal ini berarti secara
bahwa variabel independen yaitu cash
parsial terdapat pengaruh signifikan
conversion cycle (CCC) dan working
antara Cash Conversion Cycle dengan
capital turnover (WCT) secara simultan
Return on Asset. Jadi pada kasus ini
berpengaruh
dapat disimpulkan bahwa secara parsial
profitabilitas (ROA) emiten industri barang
Cash Conversion Cycle berpengaruh
konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-
positif
Asset
2014. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
perusahaan industri barang konsumsi
Fhitung yang lebih besar dari Ftabel dan
yang terdaftar di BEI.
tingkat signifikansi di bawah 0,05. Nilai
terhadap
Return
on
b. Pengujian variabel regresi variabel
Adjusted
R
signifikan
Square
terhadap
sebesar
0,624
Working Capital Turnover
menunjukkan
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh t-
independen secara simultan terhadap ROA
hitung -1,759 hal ini berarti secara
adalah sebesar 62,4%, sedangkan sisanya
parsial terdapat pengaruh signifikan
merupakan pengaruh variabel lain yang
antara
tidak dimasukkan dalam model penelitian
Working
Capital
Turnover
dengan Return on Asset. Jadi pada
parsial
Berdasarkan
hasil
pengujian
Capital
secara pasrsial menggunakan uji t, dapat
Turnover berpengaruh positif terhadap
diketahui pengaruh masing-masing variabel
ROA
independen terhadap variabel dependen
perusahaan
Working
variabel
ini.
kasus ini dapat disimpulkan bahwa
secara
pengaruh
industri
barang
konsumsi yang terdaftar di BEI.
sebagai berikut:
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
64
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
1. Pengaruh CCC terhadap ROA
Dari
hasil
hipotesis
1. Variabel cash conversion cycle (CCC)
secara
dan working capital turnover (WCT)
parsial, diketahui bahwa variabel CCC
secara simultan memiliki pengaruh
memiliki pengaruh yang signifikan
yang signifikan terhadap profitabilitas
terhadap profitabilitas (ROA) emiten
(Return on Total Assets) emiten industri
industri
yang
barang konsumsi yang terdaftar di
terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hal
Bursa Efek Indonesia selama periode
ini ditunjukkan oleh nilai -ttabel ≤
2010-2014.
pertama
pengujian
yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
yang
dilakukan
barang
≤
thitung
konsumsi
ttabel
dengan
2.
tingkat
Variabel cash conversion cycle (CCC)
signifikansi sebesar 0,00 yang lebih
secara parsial tidak memiliki pengaruh
kecil dari 0,05.
yang signifikan terhadap profitabilitas
(Return on Total Assets) emiten industri
2. Pengaruh WCT terhadap ROA
Dari
hasil
pertama
pengujian
yang
hipotesis
barang konsumsi yang terdaftar di
secara
Bursa Efek Indonesia selama periode
dilakukan
2010-2014.
parsial, diketahui bahwa variabel WCT
3.
memiliki pengaruh yang signifikan
Variabel working capital turnover
terhadap profitabilitas (ROA) emiten
(WCT)
industri
yang
pengaruh yang signifikan terhadap
terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hal
profitabilitas (Return on Total Assets)
ini ditunjukkan oleh -ttabel ≤ thitung ≤
emiten industri barang konsumsi yang
ttabel
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
barang
dengan
konsumsi
tingkat
signifikansi
secara
parsial
memiliki
selama periode 2010-2014.
sebesar 0,010 yang lebih kecil dari
Saran
0,05.
Berdasarkan kesimpulan penelitian
yang
KESIMPULAN DAN SARAN
ini
menguji
di atas, maka
peneliti antara lain:
apakah
1. Bagi
manajemen modal kerja memiliki pengaruh
kerja
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
agar
pihak
sebaik
mungkin
untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Efek Indonesia selama periode 2010-2014.
analisis
perusahaan,
manajemen dapat mengelola modal
terhadap profitabilitas pada emiten industri
Berdasarkan
diuraikan
beberapa saran yang dapat dikemukakan
Kesimpulan
Penelitian
telah
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
dan
agar dapat memfokuskan penelitian
pembahasan hasil penelitian yang telah
pada
dilakukan sebelumnya, maka kesimpulan
perusahaan
sektor
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
65
industri
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
tertentu
untuk
membandingkan
pengaruh
dapat
seberapa
manajemen
modal
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU
Press, Medan.
besar
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis
Multivariat
dengan
Program
SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
kerja
terhadap profitabilitas pada perusahaan
pada jenis-jenis industri tertentu.
Gitman, Lawrence J., 2009. Principles of
Managerial
Finance,
Twelfth
Edition, Pearson Education, Inc.,
United States of America
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
dapat melakukan penelitian
dengan
periode yang lebih panjang sehingga
, Lawrence J. and Chad J. Zutter,
2012. Principles of Managerial
Finance, Thirteen Edition, Pearson
Education, Inc., United States of
America.
data menjadi lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin, 2002. Dasar –
Dasar Manajemen Modal Kerja,
Cetakan Pertama, Rineka Cipta,
Jakarta.
Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi, Edisi Kedua,
BPFE-UGM, Yogyakarta.
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers,
and
Franklin
Allen,
2006.
Principles of Corporate Finance,
Eight
Edition,
McGraw-Hill,
United States of America.
Keown, Arthur J., John D. Martin, J.
William Petty, David F. Scott
Jr., 2010. Manajemen Keuangan:
Prinsip dan Penerapan, Edisi
Kesepuluh,
Jilid
2, Indeks,
Jakarta.
Brigham, Eugene F., and Joul F.
Houston, 2006. Dasar – Dasar
Manajemen Keuangan, Buku Satu,
Edisi Sepuluh, Salemba Empat,
Jakarta.
Kim C.S., David C. Mauer, and Ann E.
Sherman, 1998. “The Determinants
of Corporate Liquidity: Theory and
Evidence”, Journal of Financial
and Quantitative Analysis, Volume
33 Number 3; September, pp. 335359.
Djarwanto, 2001. Pokok – Pokok Analisa
Laporan Keuangan, BPFE-UGM,
Yogyakarta.
Eljelly,
Martono dan D. Agus Harjito, 2004.
Manajemen
Keuangan,
Edisi
Pertama, Ekonisia, Yogyakarta
M. A., 2004. “Liquidity –
Profitability
Tradeoff:
An
Empirical Investigation In An
Emerging Market”, International
Journal
of
Commerce
and
Management, Volume 14 Number 2
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
66
Download