FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PENGARUH CASH CONVERSION CYCLE DAN WORKING CAPITAL TURNOVER TERHADAP RETURN ON ASSET PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Mohammad Herli1, Hafidhah2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep [email protected] 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep 1 ABSTRAK This study aimed to examine the effect of the Cash Conversion Cycle and Working Capital Turnover on Return on Assets At the Consumer Goods Industry Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). The method used in this research is the quantitative approach. Results showed variable cash conversion cycle (CCC) and working capital turnover (WCT) simultaneously have a significant effect on profitability (Return on Total Assets). Variabel cash conversion cycle (CCC) partially not have a significant impact on profitability (Return on Total Assets) but variable working capital turnover (WCT) partially have a significant impact on profitability (Return on Total Assets) consumer goods industry issuers listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2010-2014. Keyword : Cash Conversion Cycle, Working Capital Turnover, Return on Assets Piutang usaha timbul karena perusahaan PENDAHULUAN Pada era globalisasi ekonomi dan melakukan penjualan Penjualan teknologi telah berpengaruh besar terhadap memperbesar volume penjualan. Penjualan cara menjalankan kredit akan menghasilkan piutang usaha kegiatan operasionalnya agar senantiasa yang setelah jatuh tempo baru akan diterima semakin efisien dan efektif. Jumlah modal sebagai kas. Oleh karena itu, piutang usaha kerja yang baik bagi suatu perusahaan merupakan salah satu unsur modal kerja adalah modal kerja yang cukup. Salah satu yang terus berputar. Piutang usaha juga penyebab kerugian dan keberhasilan suatu memerlukan perhatian yang serius dalam perusahaan adalah bagaimana perusahaan pengelolaannya karena piutang meskipun mengelola Kekurang besar jumlahnya apabila belum tertagih akan akan berpengaruh terhadap profitabilitas mengalami perusahaan. Sementara piutang usaha yang mungkin timbul karena tidak tertagih akan mengurangi profitabilitas tepatan modal dalam menyebabkan kesulitan yang dalam kerjanya. pengelolaan perusahaan adanya krisis atau kekacauan keuangan. dimaksudkan kredit. perdagangan bebas saat ini, kemajuan perusahaan kredit secara untuk perusahaan. Modal kerja dapat diukur dengan Persediaan adalah salah satu unsur meninjau elemen-elemen modal kerja, yaitu modal kerja yang juga selalu berputar. kas, piutang usaha, dan persediaan. Unsur Masalah penentuan jenis dan besarnya modal kerja lainnya yaitu piutang usaha. jumlah persediaan barang penting untuk Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 50 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA dikelola secara efektif karena berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. langsung terhadap tingkat profitabilitas Menurut penelitian yang dilakukan perusahaan. Penentuan persediaan barang oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008) ini diharapkan agar barang yang tersedia di terhadap perusahaan manufaktur Turki yang gudang terdaftar tidak dan tidak barang dalam terdapat pula hubungan yang signifikan jumlah yang tidak mencukupi berarti ada antara manajemen modal kerja terhadap sebagian permintaan dari langganan yang profitabilitas tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan dan Receivable berujung penjualan. Period, dan Leverage yang digunakan Sebaliknya bila persediaan barang terlalu sebagai komponen manajemen modal kerja banyak, berkorelasi negatif terhadap profitabilitas berlebihan. kurang Persediaan pada penurunan selain menanggung perusahaan biaya harus penyimpanan dan di Istanbul Stock perusahaan. Period, Account Account perusahaan-perusahaan Exchange, yang Payable diteliti. pemeliharaannya, modal untuk produksi Penelitian mereka juga mengungkapkan barang tersebut berhenti berputar karena bahwa profitabilitas dapat ditingkatkan tidak terjadi penjualan. Oleh karena itu, dengan memperpendek periode piutang perusahaan harus mengelola persediaannya usaha dan utang usaha. agar selalu berada pada tingkat kecukupan, sehingga tingkat profitabilitas Di yang kreditnya Indonesia (BEI) sampai saat ini (04 yang meningkat perusahaan yang sudah go public dan tercatat di Bursa Efek diharapkan dapat tercapai. Perusahaan Indonesia, penjualan turut Perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI meningkatkan jumlah piutang usaha serta diklasifikasin menjadi lima subsektor, yaitu menurunkan jumlah persediaan di gudang sektor makanan dan minuman, rokok, dan utang usaha akan meningkat untuk farmasi, kosmetik dan barang keperluan membeli bahan baku secara kredit pula. rumah tangga, dan peralatan rumah tangga. Ketiga komponen berarti September 2014) berjumlah 502 emiten. (piutang usaha, Berdasarkan uraian di atas, penulis persediaan, dan utang usaha) dari cash berpendapat conversion cycle (CCC) memiliki cara antara manajemen modal kerja terhadap tersendiri profitabilitas perusahaan. Oleh sebab itu, untuk dikelola agar dapat bahwa penulis Untuk membuat CCC lebih efektif, maka dengan judul piutang usaha, persediaan, dan utang usaha Cycle dan Working Capital Turnover senantiasa terhadap Return on Asset berada pada titik keseimbangannnya agar berpengaruh positif melakukan hubungan memaksimalkan profitabilitas perusahaan. harus tertarik terdapat penelitian “Pengaruh Cash Conversion Pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI. Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 51 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA TINJAUAN PUSTAKA rasio perputaran Modal Kerja capital turnover), dapat digunakan rumus Pemahaman arti modal kerja modal kerja sebagai berikut : (working capital) sangat erat kaitannya working dengan keberhasilan mengelola modal kerja. πππ‘ πππππ πΆπ’πππππ‘ π΄π π ππ‘ −πΆπ’πππππ‘ πΏπππππππ‘πππ Pengertian modal kerja yang berbeda akan hakikatnya, modal pula. tinggi Pada kerja sehari-hari rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan bersih dengan modal kerja bersih untuk menghasilkan pendapatan selama (selisih antara aset lancar dengan kewajiban periode akuntansi yang bersangkutan. lancar) tersebut dapat diketahui pula apakah Pengertian modal kerja Menurut perusahaan bekerja Djarwanto (2001), “Modal kerja adalah yang dimaksudkan yang bersangkutan yang Cash Conversion Cycle untuk Keown (2010: 245) mengemukakan bahwa (current cash conversion cycle (CCC) merupakan penjumlahan sederhana dari income). jumlah hari piutang (DSO) dan jumlah hari Working Capital Turnover penjualan Modal kerja selalu dalam keadaan berputar kerja yang rendah. menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi modal tinggi atau bekerja dengan modal kerja dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu operasional, penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap maksud berhubungan dengan keseluruhan mendukung yang modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah operasional dengan untuk likuiditas tingkat likuiditas yang tinggi. Perputaran selama periode akuntansi tertentu dalam perusahaan = sedangkan rasio yang rendah menunjukkan tersedia untuk digunakan oleh perusahaan kegiatan turnover mengindikasikan rendah adalah keseluruhan aset lancar ataupun dana yang membiayai capital Rasio perputaran modal kerja yang menyebabkan perhitungan dan pengelolaan modal kerja yang berbeda (working selama bersangkutan masih perusahaan beroperasi jumlah yang pembayaran dikurangi yang belum seperti berikut: CCC = DSO + DSI + DPO kerja (working capital turnover) merupakan Dimana: rasio yang menunjukkan tingkat keefektifan DSO = Days of Sales Outstanding modal kerja dalam pencapaian penjualan DSI dan dinyatakan dalam bentuk persentase. (2008: hari (DSI) diselesaikan (DPO), sebagaimana terlihat atau menjalankan usahanya. Perputaran modal Riyanto persediaan = Days of Sales in Inventory DPO = Days of Payable in Outstanding 335) Formula untuk menghitung ketiga mengemukakan bahwa untuk menghitung komponen yang membentuk Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 52 cash FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA conversion cycle dapat kita hitung seperti tentu akan menarik minat para investor berikut: menanamkan DSO = DSi = πππ’π‘πππ ππ π βπ πππππ’ππππ DPO = ππ‘πππ ππ π βπ π΅ππππ πππππ πππππ’ππππ di perusahaan tersebut pula. Oleh karena itu, perusahaan π₯ 365 βπππ ππππ ππππππ π΅ππππ πππππ πππππ’ππππ modalnya harus memperhatikan beberapa hal yang π₯ 365 βπππ dapat π₯ 365 βπππ mempengaruhi profitabilitasnya, antara lain: a. tingkat pengembalian atas investasi, untuk melihat kompensasi keuangan Profitabilitas kepada penyedia pendanaan ekuitas dan Profitabilitas merupakan salah satu utang. pengukuran kinerja perusahaan yang dapat b. kinerja operasi, untuk mengevaluasi diukur dalam rasio untuk menggambarkan kemampuan menghasilkan perusahaan laba margin laba dari aktivitas operasi. dalam melalui c. pemanfaatan semua aset, dan untuk menilai intensitas aktivitas kemampuan dan sumber daya yang dimiliki efektivitas perusahaan seperti kegiatan penjualan, kas, dalam menghasilkan penjualan. Terdapat beberapa jenis rasio yang modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dapat digunakan untuk mengukur tingkat dan sebagainya. profitabilitas suatu perusahaan, yaitu: Rasio profitabilitas digunakan untuk a. Gross Profit Margin mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan berdasarkan besarnya laba yang Gross profit margin mengukur diperoleh sebagai hasil pengembalian atas besarnya persentase dari laba kotor modal kerja, penjualan, dan investasi; yang yang dapat dihasilkan dari setiap dinyatakan dalam bentuk penjualan. Semakin tinggi gross profit Profitabilitas dapat persentase. margin, maka semakin baik. menunjukkan b. Operating Profit Margin seberapa baik prospek perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya Operating profit margin mengukur ataupun mengembangkan usahanya di masa besarnya persentase dari laba kotor yang akan datang. Semakin tinggi tingkat/ yang rasio profitabilitas suatu perusahaan, maka penjualan akan semakin baik perusahaan tersebut dikurangi dengan beban dan biaya menghasilkan laba yang menandakan operasi perusahaan. Semakin tinggi prospek perusahaan dalam rasio operating profit margin, maka dapat dihasilkan setelah mempertahankan kelangsungan hidupnya semakin baik. serta mengekspansi usahanya semakin baik. c. Net Profit Margin dari terlebih setiap dahulu Net Profit Margin mengukur besarnya Perusahaan yang memiliki prospek cerah Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 53 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA persentase laba bersih yang dapat (ROA) measures the overall effectiveness dihasilkan dari setiap penjualan. of management in generating profits with d. Total Asset Turnover (TATO) Total Asset Turnover seberapa mengukur baik memanfaatkan its available assets.” Rasio ini dipilih karena perusahaan ROA manajemen mengukur suatu kemampuan perusahaan dalam asetnya untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan menghasilkan penjualan. Semakin aset yang tersedia dan oleh peneliti, tinggi TATO, rasio semakin baik memanfaatkan menandakan perusahaan total asetnya dirasa erat manajemen modal kerja dimana modal kerja dalam bersih secara sederhana dapat diartikan sebagai aset lancar dikurangi kewajiban e. Return on Total Assets (ROA) lancar. Return on Total Assets (ROA), sering disebut Investment sebagai Return Berdasarkan perumusan masalah on dan kerangka konseptual di atas, maka ROA mengukur hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai manajemen secara (ROI). efektivitas berikut: H1: Cash keseluruhan dalam menghasilkan laba berdasarkan dengan dalam meningkatkan penjualan. pula hubungannya aset yang tersedia. parsial Conversion Cycle secara berpengaruh terhadap ROA Semakin tinggi rasio ROA, semakin industri baik. ROA dapat dihitung dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa rumus: Efek Indonesia. f. Return on Equity (ROE) H2: Working barang Capital konsumsi Turnover pada secara Return on Equity mengukur besarnya parsial persentase pengembalian atas investasi industri yang perusahaan yang terdaftar di Bursa telah pemegang dilakukan saham oleh di para suatu berpengaruh terhadap ROA barang konsumsi pada Efek Indonesia. perusahaan. H3: Dari uraian di atas, dapat dilihat Cash Working Conversion Capital Cycle Turnover dan secara bahwa ada berbagai cara yang dapat simultan berpengaruh terhadap ROA digunakan tingkat industri Dalam perusahaan yang terdaftar di Bursa profitabilitas untuk mengukur perusahaan. penelitian ini, penulis memutuskan hanya barang konsumsi Efek Indonesia. memakai rasio ROA saja sebagai ukuran profitabilitas perusahaan. Menurut Gitman (2009: 68), “The return on total assets Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 54 pada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA METODE PENELITIAN karakteristik populasi (Erlina, 2011: 81). Desain Penelitian Pada penelitian ini, metode pengambilan Desain merupakan sampel yang digunakan adalah metode rencana induk yang berisi metode dan purposive sampling. Pada metode ini, prosedur dan pengambilan sampel berdasarkan suatu menganalisis informasi yang dibutuhkan, kriteria tertentu. Kriteria perusahaan yang menetapkan dapat digunakan sebagai sampel dalam teknik penelitian untuk mengumpulkan sumber-sumber yang akan informasi, digunakan, metode penelitian ini adalah sebagai berikut: sampling sampai dengan analisis data untuk dapat menjawab penelitian 1. Perusahaan pertanyaan-pertanyaan (Erlina,2011: 74). publik sektor industri barang konsumsi yang listrik lebih dari 5 Dalam tahun. penelitian ini, peneliti menggunakan desain 2. Perusahaan memiliki laporan keuangan kausal. Menurut Sugiyono (2007: 30), yang lengkap dan telah diaudit selama desain tahun pengamatan. kausal adalah penelitian bertujuan menganalisis hubungan akibat antara variabel (variabel yang variabel dependen yang sebab 3. Perusahaan independen mengalami mempengaruhi) (variabel dan tersebut kerugian tidak pernah selama tahun pengamatan. yang Berdasarkan kriteria yang dipengaruhi). Penelitian ini menganalisis dikemukakan diatas, maka diperoleh 31 pengaruh manajemen modal kerja terhadap perusahaan yang memenuhi kriteria untuk profitabilitas perusahaan. digunakan sebagai sampel dalam penelitian Populasi dan Sampel Penelitian ini. Populasi adalah wilayah Jenis dan Sumber Data generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas Jenis data yang digunakan dalam dan penelitian ini adalah data sekunder. Data karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh sekunder peneliti untuk dipelajari dan kemudian penelitian yang diperoleh secara tidak ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: langsung 72). Populasi dalam penelitian ini adalah dimana data itu telah dikumpulkan oleh seluruh perusahaan yang listing di Bursa pihak lain sebelumnya. Pada penelitian ini, Efek Indonesia yang tergolong dalam data sekunder diperoleh dalam bentuk perusahaan industri barang konsumsi pada dokumentasi yaitu periode 2011-2014. keuangan perusahaan yang secara rutin yang merupakan dari sumber sumber-sumber dari data data tercetak, laporan Sampel adalah bagian dari populasi diterbitkan digunakan cetakan maupun mengunduh dari internet. untuk memperkirakan setiap tahun dalam bentuk Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 55 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA Data ini yang digunakan dalam penelitian harus diperoleh dari situs: www.idx.co.id, Dalam memiliki definisi yang jelas. Variabel yang penelitian data digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data yang variabel independen dan variabel dependen. panel. sekunder ini Data memiliki penelitian digunakan panel regresi adalah jumlah cross section dan 1. Variabel Independen jumlah time series. Data dikumpulkan Menurut Erlina (2011: 37), “variabel dalam suatu rentang waktu terhadap banyak independen sering juga disebut variabel individu. Ada dua macam data panel yaitu bebas data mempengaruhi panel balance dan data panel adalah variabel perubahan yang variabel unbalance. Penelitian ini menggunakan data dependen, atau yang menyebabkan panel balance yaitu keadaan dimana unit terjadinya variasi bagi variabel tak cross-sectional memiliki jumlah obeservasi bebas time series yang sama. mempunyai Metode Pengumpulan Data maupun negatif bagi variabel dependen (variabel dependen) hubungan yang dan positif Pengumpulan data dalam penelitian lainnya. Variabel independen dalam dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama penelitian ini adalah manajemen modal dilakukan melalui studi pustaka yaitu kerja yang diukur menggunakan cash dengan mencari jurnal-jurnal akuntansi dan conversion cycle (siklus perubahan mengumpulkan buku-buku yang berkaitan kas) dengan penelitian ini. Tahap k e d u a , (perputaran modal kerja). pengumpulan a. Cash Conversion Cycle data diperoleh melalui dan working capital turnover media internet dengan mengunduh data- Cash data yang diperlukan pada situs Bursa Efek merupakan Indonesia (BEI). dibutuhkan untuk mengubah kas Definisi Operasional dan Pengukuran yang diinvestasikan sebagai modal Variabel kerja menjadi kas yang diterima Pengoperasionalan konsep conversion sebagai cycle waktu hasil dari (operationalizing the concept) atau biasa operasional tersebut. juga disebut dengan mendefinisikan konsep CCC = DSO + DSI + DPO secara operasional adalah menjelaskan (CCC) yang kegiatan b. Working Capital Turnover karakteristik dari obyek ke dalam elemen- Working Capital Turnover (WCT) elemen merupakan yang dapat diobservasi yang rasio menyebabkan konsep dapat diukur dan memperlihatkan dioperasionalkan keefektifan ke dalam penelitian (Erlina,2011: 48). Setiap konsep variabel modal adanya kerja pencapaian penjualan. Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 56 yang dalam FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA π€ππππππ πππππ‘ππ π‘π’ππππ£ππ = kesalahan penggangu pada periode t πππππ’ππππ ππππ πβ π΄π ππ‘ πΏπππππ − ππ‘πππ ππππππ dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), 2. Variabel Dependen maka jika dinamakan terjadi korelasi ada problem Menurut Erlina (2011: 36), “Variabel autokorelasi, dependen yang sering juga disebut tidaknya autokorelasi dipakai Durbin variabel terikat merupakan variabel Watson test yang dilakukan secara 2 yang dipengaruhi atau yang menjadi arah, yang berarti tidak ada autokorelasi akibat, karena adanya variabel sebab positif maupun negative. atau variabel bebas. Variabel dependen Uji autokorelasi tidak dilakukan karena yang digunakan dalam penelitian ini data yang digunakan dalam penelitian adalah return on total assets (ROA) ini adalah data yang tidak berdasarkan sebagai ukuran profitabilitas. waktu urut (time series). (Santoso, Return on Total Assets (ROA) 2000: 216) merupakan rasio yang menunjukkan untuk menguji ada 2. Multikolinieritas efektivitas manajemen secara Uji multikolinearitas bertujuan untuk keseluruhan dalam menghasilkan laba menguji apakah dalam model regresi berdasarkan aset yang tersedia. ditemukan Return On Asset (ROA) = πΏπππ π΅πππ π β πππ‘πππ β πππππ πππ‘ππ π΄π ππ‘ π₯ 100% seharusnya diantara Uji Asumsi Klasik mendeteksi asumsi klasik korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik Teknik Analisis Uji adanya tidak terjadi variabel ada korelasi bebas. Cara tidaknya gejala multikolinearitas dengan melihat nilai menyatakan bahwa persamaan regresi harus bersifat Variance Inflation Factor (VIF). BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), Apabila VIF < 10, maka tidak terjadi artinya pengambilan keputusan melalui uji multikolinearitas. 3. Heterokedastisitas F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka Uji heterokedastisitas bertujuan untuk harus dipenuhi 3 asumsi dasar yang tidak menguji apakah dalam sebuah model boleh dilanggar oleh model regresi linier regresi berganda terjadi ktidaksamaan berganda, yaitu : varians dari residual satu pengamatan 1. Autokorelasi ke pengamatan yang lain. Pada model Uji autokorelasi bertujuan regresi untuk yang baik tidak terjadi menguji apakah dalam suatu model heterokedastisitas. Untuk mendeteksi regresi ada linier ada korelasi antara tidaknya heterokedastisitas Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 57 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA digunakan korelasi Rank Spearman Y = Retur On Asset antara residual dengan seluruh variabel X1 = Cash Conversion Cycle bebas. X2 = working capital turnover Untuk menguji α = konstanta (0,5) pengaruh heterokedastisitas dalam penelitian ini, β 1 dan β 2= koefisien regresi variabel X1 menggunakan dan X2 pengujian Spearman’s signifikan Rho. < Apabila 0,05 menunjukkan Correlasi nilai maka telah e = pengganggu (error) ini terjadinya HASIL DAN PEMBAHASAN heterokedastisitas. Statistik Deskriptif Teknik Analisis Sebelum melakukan pengujian Pengaruh Cash Conversion Cycle dan hipotesis, terlebih dahulu diuraikan working capital turnover terhadap Retur gambaran sebaran nilai dari masing- On Asset diuji dengan menggunakan regresi masing variabel. Selanjutnya deskripsi linier berganda (multiple linier regression). dari masing-masing akan ditampilkan Y= α + β1 X1 + β2 X2 + e sebagai berikut: Tabel. 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return on Asset 115 -3,08 39,16 11,32922 873.645 Cash Conversion Cycle 115 86,18246 5556,996 894,4962 101.820.969 115 -10,1896 66,29157 2,889596 Working Capital Turnover Valid N (listwise) 718.479 115 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah). Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat b. Variabel Working Capital dijelaskan bahwa: Turnover (X2) memiliki sampel a. Variabel Cash Conversion Cycle (N) sebanyak 115, (X1) memiliki sampel (N) sebanyak minimum 115, dengan maksimum 86,18246; nilai minimum nilai maksimum 2,889596; 5556,996; rata-rata 894,4962; dan dengan -10,1896; 66,29157; dan deviasi nilai nilai rata-rata standar 718.478. deviasi standar 101.820,969. c. Variabel Return On Total Assets Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 58 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA (Y1) memiliki sampel (N) sebanyak Hasil Penelitian-Pengujian Hipotesis 115, dengan nilai minimum -3,08; Uji Normalitas nilai maksimum 39,16; rata-rata Uji normalitas digunakan untuk mengetahui 11,32922; apakah suatu data mengikuti sebaran dan deviasi standar normal atau tidak. Untuk mengetahui 873.645. apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov yang hasilnya adalah : Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Tests of Normality Kolmogorov- Shapiro-Wilk Smirnova Statistic df Sig. Statistic df Sig. Return on Asset .129 115 .063 .900 115 .061 Cash Conversion Cycle .246 115 .120 .708 115 .078 Working Capital Turnover .260 115 .091 .497 115 .081 a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah). Tabel 4.5 diatas menyimpulkan bahwa variabel independen (X), dan dependen (Y) berdistribusi normal, karena tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 5%. Uji Asumsi Klasik Pendekatan masalah autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji Watson atau uji DW. Dari Tabel 4.6 apakah dalam suatu model regresi linier ada diperoleh korelasi antara kesalahan penggangu pada sebesar 1,933. Dari tabel statistik Durbin- periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Watson dengan α = 5% diperoleh nilai (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka DW lebih besar dari upper bound (du) dinamakan ada problem autokorelasi, untuk atau dapat ditulis sebagai berikut, d > du menguji ada tidaknya autokorelasi dipakai atau Durbin Watson test yang dilakukan secara 2 disimpulkan bahwa hipotesis awal (Ho) arah, yang berarti tidak ada autokorelasi diterima artinya tidak terdapat autokorelasi positif maupun negative. baik positif maupun negatif pada persamaan dengan pengujian n ilai 1,933 hitung > 1,73. Durbin- Durbin-Watson Hal ini regresi. Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 59 dapat FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model Adjusted R Square .124 .109 R .353a 1 Std. Error of the Estimate R Square DurbinWatson 824.795 1.933 a. Predictors: (Constant), Working Capital Turnover, Cash Conversion Cycle b. Dependent Variable: Return on Asset Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah). Berdasarkan tabel 4.5 terlihat nilai VIF Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas untuk untuk variabel intellectual capital lebih menguji apakah dalam model regresi kecil dari 10. Sedangkan nilai tolerance- ditemukan adanya korelasi antar variabel nya lebih besari dari 0,10. Hal ini bebas. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan bahwa variabel bebas dalam tidak terjadi korelasi diantara variabel penelitian ini tidak saling berkorelasi atau bebas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala tidak ditemukan adanya korelasi antara multikolinearitas nilai variabel bebas dan variabel kontrol. Hasil Variance Inflation Factor (VIF). Apabila pengujian terlihat pada tabel 4.7 sebagai VIF berikut: < 10, bertujuan dengan maka melihat tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance Cash Conversion Cycle 1 Working Capital Turnover .996 1.004 .996 1.004 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 yang baik tidak terjadi heterokedastisitas. (Data diolah). Untuk heterokedastisitas mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas digunakan korelasi Rank Uji Heterokedastisitas Uji VIF bertujuan untuk Spearman antara residual dengan seluruh menguji apakah dalam sebuah model variabel bebas. regresi berganda terjadi ketidaksamaan Untuk menguji pengaruh heterokedastisitas varians dari residual satu pengamatan ke dalam pengamatan yang lain. Pada model regresi pengujian penelitian Correlasi ini, menggunakan Spearman’s Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 60 Rho. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA Apabila nilai signifikan < 0,05 maka ini besar dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan dalam telah terjadinya heterokedastisitas. Berdasarkan tabel regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian terlihat 4.8 terlihat signifikan untuk semua variabel nilai pada tabel 4.8 sebagai berikut: lebih Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error Model (Constant) 7.435 .655 .000 .000 -.068 .065 1 Cash Conversion Cycle Working Capital Turnover Standardized Coefficients Beta t Sig. 11.343 .000 -.188 -2.035 .144 -.097 -1.045 .298 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah). Regresi Linier Berganda Y= α + β1 X1 + β2 X2 + e Model analisis regresi linier berganda Y = Retur On Asset berguna untuk mengetahui terdapat atau X1 = Cash Conversion Cycle tidaknya pengaruh variabel independen X2 = working capital turnover terhadap variabel dependen yang dalam α = konstanta (0,5) penelitian ini diukur dengan pendekatan β 1 dan β 2= koefisien regresi variabel X1 Return on Asset (ROA). Metode analisis dan X2 regresi linear berganda digunakan dengan e = pengganggu (error) rumus : Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Variabel bebas Koefisien regresi Konstanta 13,220 Cash Conversion Cycle (X1) 3,854 working capital turnover (X2) -1,259 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah). Berdasarkan tabel 4.9 dapat dirumuskan Berdasarkan model hasil estimasi di atas persamaan regresi linier berganda sebagai dapat ditentukan bahwa : berikut : a. Y = 13,220 + 3,854X1- 1,259X2 Persamaan regresi linier berganda tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta yang dihasilkan sebesar Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 61 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA b. 13,220 yang berarti apabila variabel negatif artinya terjadi hubungan yang independen dianggap kontan, maka negatif nilai dari retur on Asset (ROA) turnover dengan ROA, semakin naik perusahaan adalah sebesar 13,220. struktural Capital maka semakin turun Koefisien ROA. regresi Cash Conversion Cycle (X1) c. 3,854 mempunyai Test antara Of working Goodness Of capital Fit (Uji pengaruh positif terhadap perubahan Kesesuaian) tingkat ROA. Artinya jika variabel Koefisien Determinasi independen lain nilainya tetap dan Tabel 4.10 menunjukkan Nilai R2 yang Cash Conversion Cycle mengalami dihasilkan sebesar 0,624 yang berarti kenaikan sebesar 1% maka ROA akan bahwa prosentase sumbangan pengaruh mengalami kenaikan sebesar 3,854. variabel Koefisien capital dependen hanya sebesar 62,4% sedangkan turnover (X2) -1,259 Artinya jika sisanya sebesar dijelaskan oleh variabel lain variabel independen lain nilainya tetap yang tidak dibahas pada penelitian ini. dan turnover Nilai korelasi (R) yang dihasilkan sebesar mengalami kenaikan sebesar 1% maka 0,553 yang menunjukkan bahwa variabel ROA independen memiliki korelasi ganda yang regresi working working akan sebesar capital mengalami 1,259. penurunan Koefisien bernilai independen cukup kuat terhadap dengan variabel ROA. Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi R2 R 0,624 0,553 Variabel bebas Konstanta Cash Conversion Cycle (X1) working capital turnover (X2) Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah). Hasil Uji F signifikan. Jika model signifikan maka Uji F dikenal dengan uji Model/Uji Anova, model merupakan uji untuk melihat bagaimanakah prediksi/peramalan, pengaruh semua variabel bebas terhadap non/tidak signifikan maka model regresi variabel terikat. Uji F bertujuan menguji tidak bisa digunakan untuk peramalan. apakah model regresi pada penelitian ini Berikut disajikan hasil uji F sebagaimana baik/signifikan tabel berikut ini: atau tidak baik/non bisa digunakan sebaliknya Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 62 untuk jika FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA Tabel 4.11 Hasil Uji F ANOVAb Sum of Squares Model Regression Mean Square df 1.081.892 2 F 540.946 Sig. .001a 7.952 1 Residual 7.619.213 112 68.029 Total 8.701.104 114 a. Predictors: (Constant), Working Capital Turnover, Cash Conversion Cycle b. Dependent Variable: Return on Asset Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah). Tabel 4.11 menunjukkan hasil perhitungan syarat apabila variabel bebas signifikan statistik uji f sebesar 7,952 yang lebih besar terhadap variabel dependen maka terdapat dari f tabel sebesar 3.08 dan nilai signifikan pengaruh antara variabel bebas terhadap 0,000. Karena nilai signifikansi jauh lebih variabel dependen, sedangkan apabila tidak kecil secara signifikan maka tidak terdapat pengaruh variabel antara variabel bebas terhadap variabel dari bersamaan 0,05 yang (simultan) berarti seluruh independen berpengaruh secara signifikan dependen. terhadap variabel dependen (ROA). Dengan digunakan untuk menguji apakah hipotesis demikian dapat yang diajukan dalam penelitian ini diterima independen atau tidak dengan mengetahui apakah model menjelaskan regresi variabel ini Pada penelitian ini Uji t berpengaruh terhadap ROA. variabel Hasil Uji t mempengaruhi variabel dependen. Pengujian hipotesis pada penelitian ini Metode dilakukan dengan memperhatikan nilai t menggunakan hitung dari hasil regresi tersebut untuk signifikansi 5 %, dengan df = n – k (pada mengetahui signifikansi variabel bebas penelitian ini df = 115 – 2= 113), sehingga secara terpisah (partial) terhadap variabel didapatkan nilai t-tabel : 1.658 disajikan dependen dengan tingkat kepercayaan 95 dalam % atau pada tingkat α = 5 % . bebas dalam tabel secara individual penentuan ketentuan 4.12 tingkat berikut Dengan Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 63 t-tabel : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA Tabel 4.12 Hasil Uji T Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B (Constant) 1 Cash Conversion Cycle Standardized Coefficients Std. Error 14.342 1.085 -.003 .001 .108 Working Capital -.136 Turnover a. Dependent Variable: Return on Asset t Sig. Beta 13.220 .000 -.341 3.854 .000 -.112 -1.759 .010 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah). a. Pengujian variabel regresi variabel PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Cash Conversion Cycle Berdasarkan hasil pengujian Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh t- variabel penelitian dengan uji F, didapati hitung 3,854 hal ini berarti secara bahwa variabel independen yaitu cash parsial terdapat pengaruh signifikan conversion cycle (CCC) dan working antara Cash Conversion Cycle dengan capital turnover (WCT) secara simultan Return on Asset. Jadi pada kasus ini berpengaruh dapat disimpulkan bahwa secara parsial profitabilitas (ROA) emiten industri barang Cash Conversion Cycle berpengaruh konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010- positif Asset 2014. Hal ini ditunjukkan dengan nilai perusahaan industri barang konsumsi Fhitung yang lebih besar dari Ftabel dan yang terdaftar di BEI. tingkat signifikansi di bawah 0,05. Nilai terhadap Return on b. Pengujian variabel regresi variabel Adjusted R signifikan Square terhadap sebesar 0,624 Working Capital Turnover menunjukkan Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh t- independen secara simultan terhadap ROA hitung -1,759 hal ini berarti secara adalah sebesar 62,4%, sedangkan sisanya parsial terdapat pengaruh signifikan merupakan pengaruh variabel lain yang antara tidak dimasukkan dalam model penelitian Working Capital Turnover dengan Return on Asset. Jadi pada parsial Berdasarkan hasil pengujian Capital secara pasrsial menggunakan uji t, dapat Turnover berpengaruh positif terhadap diketahui pengaruh masing-masing variabel ROA independen terhadap variabel dependen perusahaan Working variabel ini. kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara pengaruh industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. sebagai berikut: Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 64 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA 1. Pengaruh CCC terhadap ROA Dari hasil hipotesis 1. Variabel cash conversion cycle (CCC) secara dan working capital turnover (WCT) parsial, diketahui bahwa variabel CCC secara simultan memiliki pengaruh memiliki pengaruh yang signifikan yang signifikan terhadap profitabilitas terhadap profitabilitas (ROA) emiten (Return on Total Assets) emiten industri industri yang barang konsumsi yang terdaftar di terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hal Bursa Efek Indonesia selama periode ini ditunjukkan oleh nilai -ttabel ≤ 2010-2014. pertama pengujian yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: yang dilakukan barang ≤ thitung konsumsi ttabel dengan 2. tingkat Variabel cash conversion cycle (CCC) signifikansi sebesar 0,00 yang lebih secara parsial tidak memiliki pengaruh kecil dari 0,05. yang signifikan terhadap profitabilitas (Return on Total Assets) emiten industri 2. Pengaruh WCT terhadap ROA Dari hasil pertama pengujian yang hipotesis barang konsumsi yang terdaftar di secara Bursa Efek Indonesia selama periode dilakukan 2010-2014. parsial, diketahui bahwa variabel WCT 3. memiliki pengaruh yang signifikan Variabel working capital turnover terhadap profitabilitas (ROA) emiten (WCT) industri yang pengaruh yang signifikan terhadap terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hal profitabilitas (Return on Total Assets) ini ditunjukkan oleh -ttabel ≤ thitung ≤ emiten industri barang konsumsi yang ttabel terdaftar di Bursa Efek Indonesia barang dengan konsumsi tingkat signifikansi secara parsial memiliki selama periode 2010-2014. sebesar 0,010 yang lebih kecil dari Saran 0,05. Berdasarkan kesimpulan penelitian yang KESIMPULAN DAN SARAN ini menguji di atas, maka peneliti antara lain: apakah 1. Bagi manajemen modal kerja memiliki pengaruh kerja barang konsumsi yang terdaftar di Bursa agar pihak sebaik mungkin untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Efek Indonesia selama periode 2010-2014. analisis perusahaan, manajemen dapat mengelola modal terhadap profitabilitas pada emiten industri Berdasarkan diuraikan beberapa saran yang dapat dikemukakan Kesimpulan Penelitian telah 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dan agar dapat memfokuskan penelitian pembahasan hasil penelitian yang telah pada dilakukan sebelumnya, maka kesimpulan perusahaan sektor Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 65 industri FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA tertentu untuk membandingkan pengaruh dapat seberapa manajemen modal Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan. besar Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan pada jenis-jenis industri tertentu. Gitman, Lawrence J., 2009. Principles of Managerial Finance, Twelfth Edition, Pearson Education, Inc., United States of America 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan periode yang lebih panjang sehingga , Lawrence J. and Chad J. Zutter, 2012. Principles of Managerial Finance, Thirteen Edition, Pearson Education, Inc., United States of America. data menjadi lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin, 2002. Dasar – Dasar Manajemen Modal Kerja, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta. Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, BPFE-UGM, Yogyakarta. Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, and Franklin Allen, 2006. Principles of Corporate Finance, Eight Edition, McGraw-Hill, United States of America. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, David F. Scott Jr., 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, Jilid 2, Indeks, Jakarta. Brigham, Eugene F., and Joul F. Houston, 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta. Kim C.S., David C. Mauer, and Ann E. Sherman, 1998. “The Determinants of Corporate Liquidity: Theory and Evidence”, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Volume 33 Number 3; September, pp. 335359. Djarwanto, 2001. Pokok – Pokok Analisa Laporan Keuangan, BPFE-UGM, Yogyakarta. Eljelly, Martono dan D. Agus Harjito, 2004. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Ekonisia, Yogyakarta M. A., 2004. “Liquidity – Profitability Tradeoff: An Empirical Investigation In An Emerging Market”, International Journal of Commerce and Management, Volume 14 Number 2 Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015 66