BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Jaringan 2.1.1

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum Jaringan
2.1.1 Jaringan Komputer
(Tanenbaum, A. S, 2011:2) menyatakan bahwa jaringan komputer
merupakan penggabungan beberapa teknologi komputer dan komunikasi yang
merupakan sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan
tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya.
2.1.1.1 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Tipe Transmisi
Ada dua jenis teknologi transmisi :
2.1.1.1.1 Jaringan broadcast
(Tanenbaum, A. S, 2011:17) Memiliki saluran komunikasi
tunggal yang dipakai bersama-sama oleh semua mesin yang ada pada
jaringan. Pesan-pesan berukuran kecil, disebut paket dan dikirimkan oleh
suatu mesin kemudian diterima oleh mesin-mesin yang lainnya. Bagian
alamat pada paket berisi keterangan tentang kepada siapa paket
ditujukan. Saat menerima sebuat paket, mesin akan cek bagian alamat,
jika paket tersebut untuk mesin itu, maka mesin akan proses paket itu.
Jika bukan maka mesin mengabaikannya.
2.1.1.1.2 Jaringan point-to-point
(Tanenbaum, A. S, 2011:17) Terdiri dari beberapa koneksi
pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk pergi dari satu sumber ke
tempat tujuan, sebuah paket pada jaringan jenis ini mungkin harus
melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara. Seringkali harus melalui
banyak rute (route) yang mungkin berbeda jaraknya. Karena itu
algoritma routing memegang peranan penting pada jaringan point-topoint
11
12
2.1.2 Klasifikasi Jaringan berdasarkan Skala
(Forouzan, B. A, 2007:13) Berdasarkan skala jangkauannya, jaringan
komputer dapat dibagi menjadi:
2.1.2.1 Local Area Network (LAN)
LAN Merupakan jaringan komputer yang terhubung dalam suatu area
tertentu, misalnya sebuah bangunan, kampus, kantor, dan lainnya. LAN
dirancang untuk memungkinkan terjadinya pertukaran sumber daya, baik itu
hadware (misalkan printer), software (misalnya program aplikasi), atau data.
Pada awalnya LAN mempunyai kecepatan 4 sampai 16 Mbps, namun
sekarang telah meningkat hingga 100 atau 1000 Mbps.
Gambar 2.1. Local Area Network (LAN), (Forouzan, B. A, 2007).
2.1.2.2 Wide Area Network (WAN)
Jaringan WAN memungkinkan transmisi data dalam sebuah cakupan
geografis yang besar, dan mungkin terdiri dari negara, benua, atau bahkan
seluruh dunia. Sebuah WAN mungkin kompleks seperti backbone yang
menghubungkann internet, atau bisa juga sederhana seperti line dial-up yang
menghubungkan sebuah komputer dengan internet.
13
Gambar 2.2. Wide Area Network (WAN), (Forouzan, B. A, 2007).
2.1.2.3 Metropolitan Area Network (MAN)
Jaringan MAN berukuran lebih kecil dari WAN, namun lebih besar
daari LAN. MAN dapat mencakup area dalam sebuah kota atua propinsi.
MAN dirancang untuk pelanggan yang membutuhkan.
Gambar 2.3. Metropolitan Area Network (MAN), (Forouzan, B. A, 2007).
2.1.3 Topologi Jaringan
(Forouzan, B. A, 2007) Topologi jaringan adalah susunan atau pemetaan
interkoneksi antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (riil) dan logis
14
(virtual). Topologi menggambarkan metode yang digunakan untuk melakukan
pengabelan secara fisik dari suatu jaringan.
2.1.3.1 Topologi Bus atau Linier
Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada
masa penggunaan kabel coaxial menjamur. Karakteristik topologi ini yaitu
satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat
node-node, paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi, signal
melewati kabel 2 arah dan mungkin terjadi collision.
Gambar 2.4. Topologi Bus atau Linier.
Kelebihan:
1. Proses biaya instalasi yang cukup murah karena menghemat kabel.
2. Mudah dalam hal instalasi
3. Maintenance jaringan tidak rumit.
Kekurangan:
1. Jika salah satu kabel pada jaringan putus maka akan mengganggu jaringan
yang lainnya.
2. Proses pengiriman dan penerimaan data yang kurang terkoordinir artinya
sering terjadi tabrakan data saat proses pengiriman data.
3. Tidak dapat dikembangkan untuk jaringan kedepannya.
15
2.1.3.2 Topologi Ring
Topologi ring adalah topologi yang informasi dan data serta traffic
disalurkan sedemikian rupa. Umumnya fasilitas ini memanfaatkan fiber optic
sebagai sarananya. Karakteristik topologi ini yaitu lingkaran tertutup yang
berisi node-node, sederhana dalam layout, signal mengalir dalam satu arah
sehingga menghindarkan terjadinya collision.
Gambar 2.5. Topologi Ring.
Kelebihan:
1. Proses instalasi yang menghebat kebutuhan kabel.
2. Proses instalasi yang cukup mudah.
3. Biaya instalasi yang murah.
Kekurangan:
1. Tingkat keamanan yang kurang.
2. Troubleshoting yang sulit untuk ditangani.
3. Jika salat satu koneksi terputus maka koneksi yang lain akan ikut
terputus.
2.1.3.3 Topologi Star
Topologi star merupakan topologi yang banyak digunakan di
berbagai tempat, karena kemudahan untuk menambah, mengurangi, atau
16
mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Karakteristik topologi ini yaitu
setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data
mengalir dari node ke central node dan kembali lagi, mudah dikembangkan
karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central
node, keunggulan jika satu kabel node terputus maka yang lainnya tidak akan
terganggu.
Gambar 2.6. Topologi Star
Kelebihan:
1. Tingkat keamanan yang cukup baik.
2. Bersifat fleksibel / mudah dalam hal instalasi.
3. Mudah untuk penambahan dan pengurangan komputer client.
Kekurangan:
1. Jika switch / hub titik pusat rusak maka seluruh jaringan akan down.
2. Jika terlalu banyak pengguna maka lalu lintas akan semakin padat dan
membuat jaringan menjadi lambat.
3. Dalam proses instalasi memboroskan banyak kabel.
17
2.1.3.4 Topologi tree
Topologi tree merupakan topologi jaringan dimana topologi ini
merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga topologi yang ada yaitu
topologi star, topologi ring, dan topologi bus.
Gambar 2.7. Topologi tree
Kelebihan:
1. Merupakan jaringan yang besar sehingga dapat mengelompokaan antara
satu topologi dengan topologi yang lainnya.
2. Keamanan yang sangat terhandal.
Kekurangan:
1. Proses instalasi yang rumit.
2. Troubleshooting yang tidak mudah karena mencakup jaringan yang besar.
3. Biaya instalasi yang mahal.
18
2.1.3.5 Topologi Mesh
Topologi ini bekerja dengan konsep rute, di mana paket yang dikirim
dapat menggunakan rule yang terpendek untuk sampai ke tujuan. Dalam
topologi full mesh, satu node terhubung ke semua node lain yang ada di
dalam jaringan tersebut.
Gambar 2.8. Topologi Mesh
Kelebihan:
1. Jalur pengiriman data yang digunakan cukup banyak.
2. Tidak berebut jalur pada saat proses pengiriman data.
3. Bandwidth yang cukup lebar.
Kekurangan:
1. Saat proses instlasi sangat membutuhkan banyak kabel karena jalur yang
digunakan sangat banyak.
2. Menjadikan tempat instalasi sangat sempit dan terkesan tidak rapi.
3. Proses instalasi jaringan yang cukup rumit karena harus menyambungkan
jalur satu per satu antar PC komputer.
19
2.1.4 Arsitektur Jaringan
(Tanenbaum, A. S, 2013) Arsitektur jaringan merupakan sebuah himpunan
layer (lapisan) dan protokol. Dimana layer bertujuan memberi layanan ke layer
yang ada diatasnya. Jadi, antara protokol dan arsitektur komputer sangat
berhubungan erat sekali dalam jaringan komputer.
2.1.4.1 OSI Model
(Forouzan, B. A, 2007:29) Arsitektur jaringan model Open Systems
Interconnection (OSI) memiliki beberapa layer untuk memproses pertukaran
data dalam sistem yang berlainan melalui hierarki atau tingkatan protokol
komunikasi yang dibagi menjadi 7 layer, yaitu:
Gambar 2.9. OSI Model
a. Layer 1 – Physical
Layer ini secara fisik terkoneksi satu dengan yang lain dan
menyediakan transmisi aktual dari informasi melalui media, baik wired
maupun wireless. Layer ini merupakan aliran dari bit (binary digit 1 dan
0) berupa detak elektris, sinyal radio atau sinar cahaya yang melalui
jaringan pada level elektrikal dan mekanikal. Layer ini merupakan layer
20
secara hardware bertugas untuk mengirim dan menerima data pada sisi
pembawa (carier) termasuk pengkabelan, kartu, bentuk port koneksi,
serta aspek fisik ainnya.
b. Layer 2 – Data link
Pada layer ini paket-paket data akan di enkode dan di dekode menjadi
susunan bit-bit. Data tersebut dipecah menjadi frame-frame data,
kemudian ditransmisikan dan di urutkan. Selanjutnya, pengaturan
sinkronisasi frame akan diproses jika terjadi kesalahan baik pada
pengirim maupun penerima. Layer data link terbagi menjadi dua sublayer,
yaitu:
a. Media Access Control (MAC) yang mengatur bagaimana komputer
dijaringan mendapatkan akses data untuk kemudian melakukan proses
transmisi.
b. Logical Link Control (LLC) yang mengatur sinkronisasi layer, aliran
data, dan melakukan pemeriksaan apabila terjadi kesalahan.
c. Layer 3 – Network
Layer ini menyediakan proses penentuan rute paket di jaringan dari
pengirim ke penerima. Layer ini juga menyediakan beberapa teknologi
untuk melakukan switching dan routing, membuat path secara logika
yang disebut virtual, dan melakukan transmisi data dari node ke node.
Proses routing berguna untuk memastikan paket data tersebut terkirim
pada arah yang benar untuk tujuan tertentu. Protokol seperti Internet
Protocol (IP) beroperasi pada layer ini. Selain proses routing, proses
yang dilakukan oleh layer ini adalah proses forwarding, metode
pegalamatan,
internetworking,
penanganan
kesalahan,
mengontrol
tabrakan data, dan proses pengurutan paket.
d. Layer 4 - Transport
Layer ini juga disebut layer host to host atau end to end, artinya layer
ini menyediakan proses transfer data secara transparan antara end system
(host) serta bertanggung jawab terhadap metode recovery kesalahan end
to end. Layer ini juga mempunyai fungsi sebagai pengatur aliran data
21
serta selalu memastikan kelengkapan data saat dilakukan proses transfer.
Contoh protokol yang beroperasi pada layer ini adalah Transmision
Control Protocol (TCP).
e. Layer 5 – Session
Layer ini berfungsi untuk membantuk, mengatur, dan menghentikan
koneksi
antara
aplikasi.
Layer
ini
akan
mengatur
koordinasi,
menghentikan percakapan antar sistem, pertukaran data, dan dialog antar
aplikasi.
f. Layer 6 – Presentation
Layer ini bertugas melakukan negosiasi sintaks-sintaks transfer data
untuk layer aplikasi dan berfungsi sebagai penerjemah diantara data
format yang berlainan. Layer ini akan melakukan pengkodean untuk
mewakili data saat berkomunikasi pada sistem yang dikembangkan oleh
vendor yang berlainan, sehingga layer dan enkripsi data akan dikrimkan
melintasi jaringan tanpa harus selalu mempertimbangkan permasalahan
kompatibilitas.
g. Layer 7 – Application
Layer ini menyediakan komunikasi antara user dengan layanan
komunikasi standar seperti transfer dan e-mail. Beberpa software yang
berjalan di atas layer ini adalah HTTP (HyperText Transfer Protocol),
FTP (File Transfer Protocol), SMTP (Send Mail Transfer Protocol), dan
NFS (Network File System).
2.1.4.2 TCP/IP Model
(Tanenbaum, A. S, 2011:45) TCP/IP merupakan kumpulan protokol
yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu (protokol
yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protocol lainnya dalam proses
pengiriman dan penerimaan data). Arsitektur komputer model TCP/IP
memiliki 4 layer kumpulan protokol yang bertingkat, yaitu:
22
Gambar 2.10. TCP/IP Model
1. Layer 1 - Network access
Merupakan lapisan paling bawah yang bertugas mengirimkan dan
menerima data dari media fisik (kabel, serat optic, atau gelombang radio).
Contohnya adalah Ethernet, X25, dan SLIP (Serial Line Internet
Protocol).
2. Layer 2 - Internet
Internet layer bertugas mengirimkan paket-paket data ke alamat yang
tepat. Protokol pada internet layer terdiri atas tiga jenis, yaitu IP (Internet
Protocol) bertugas menyampaikan paket data ke alamat yang tepat, ARP
(Address Resolution Protocol) bertugas menemukan alamat perangkat
keras terminal dan hanya terletak pada jaringan yang sama, dan ICMP
(Internet Control Message Protocol) berfungsi mengontrol pengiriman
pesan. Apabila ditemukan kegagalan pengiriman data maka protokol ini
pula yang melaporkannya.
3. Layer 3 – Transport
Transport layer berfungsi mengadakan komunikasi data Antara dua
terminal. Terdiri atas dua bagian, yaitu TCP (Transmission Control
Protocol) dan UDP (User Diagram Protocol).
23
4. Layer 4 - Application
Pada application layer disimpan semua aplikasi, misalnya SMTP,
FTP, dan HTTP, yang langsung dipergunakan oleh program aplikasi.
2.1.5 Media Transmisi Data
2.1.5.1 Media Kabel
Untuk membangun suatu jaringan komputer Local Area Network
(LAN), umumnya memilih penggunaan media kabel. Kabel yang digunakan
biasanya twisted pair dan coaksial. Kecepatan transmisi data kedua jenis ini
adalah 10 – 100 Mega byte per sekon.
Media transmisi data kabel terdiri dari:
2.1.5.1.1 Kabel Twisted Pair (shielded dan unshielded)
(Forouzan, B. A, 2007:193) Bentuk kabel twisted pair sama
dengan kabel telepon. Ada dua macam bentuk kabel twisted pair, yaitu
Shielded Twisted Pair (STP) yang memiliki selubung pembungkus dan
Unshielded Twised Pair (UTP) yang tidak mempunyai selubung
pembungkus. Sebenarnya, fungsi pembungkus ini adalah untuk
mengurangi gangguan grounding dan interferensi gelombang dari luar.
Beberapa karakteristik utama dari kabel twisted pair adalah:
a. Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain yang betujuan
untuk mengurangi interfensi listrik.
b. Kecepatan transmisi data 10 – 100 Megabyte persekon.
c. Memakai konektor RJ-11 atau RJ-45.
d. Membutuhkan hub atau switch untuk membangun jaringan LAN.
e. Mudah dalam pemeliharaan.
Gambar 2.11. Kabel Twisted Pair (shielded dan unshielded), (Forouzan,
B. A, 2007).
24
2.1.5.1.2 Kabel Coaxial
(Forouzan, B. A, 2007:195) Bentuk dari jenis kabel coaxial
sama dengan kabel yang biasa digunakan untuk menyambungkan
antena ke televisi. Beberapa macam kabel coaxial yang diantaranya
adalah kabel televisi, arcnet, kabel thick coax 10Base5 (biasanya
digunakan untuk jaringan LAN pada instalasi ethernet antar gedung),
kabel thin coax RG-58, 10Base3, dan thinnet (biasanya digunakan
untuk pemasangan jaringan dalam satu ruangan yang sama dan
penggunaan kabel ini biasanya untuk LAN berskala kecil, sekitar lima
atau tujuh komputer). Beberapa karakteristik utama dari kabel coaksial
adalah:
a. Tidak menggunakan hub atau switch dalam membangun jaringan
LAN.
b. Sulit dalam pemeliharaan.
Gambar 2.12. Kabel Coaxial, (Forouzan, B. A, 2007).
2.1.5.1.3 Kabel serat optik
(Forouzan, B. A, 2007:198) Bahan dasar dari optical media
adalah kaca dengan ukuran yang sangat kecil (skala mikron). Biasanya
dikenal dengan nama fibre optic (serat optik). Data yang dilewatkan pada
medium ini dalam bentuk cahaya (laser atau infrared) dengan kecepatan
pengiriman data yang cukup tinggi. Media jenis ini juga memiliki
25
jangkauan lebih dari 3 km dengan kecepatan transmisi data mencapai
orde Giga bit perdetik (miliaran bit data dalam satu detik).
Gambar 2.13. Kabel serat optik, (Forouzan, B. A, 2007).
2.1.5.2 Media Nirkabel (Media Tanpa Kabel)
(Forouzan, B. A, 2007:203) Media transmisi wireless menggunakan
gelombang radio frekuensi tinggi. Biasanya gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi 2.4 Ghz dan 5 Ghz. Data-data digital yang dikirim melalui
wireless ini akan dimodulasikan ke dalam gelombang elektromagnetik ini.
Untuk kebutuhan komunikasi data, gelombang elektromagnetik digolongkan
ke dalam tiga jenis, yaitu:
2.1.5.2.1 Radio waves
1. Gelombang Radio-AM.
Sinyal yang berbentuk analog, juga dapat ditransmisikan melalui
udara,
seperti
misalnya:
gelombang
radio.
AM-Radio
yang
merupakan singkatan dari Amplitude Modulation, dapat menangkap
sinyal pada frekuensi yang sama dan dengan kekuatan dan amplitude
yang dimilikinya, dapatlah menggerakkan informasi kearah yang
dituju.
2. Pemancar Radio-FM /Station Televisi.
Pemancar radio-FM dan station televisi juga dapat digunakan
untuk menyalurkan gelombang analog. Dalam hal ini, Station televisi
ataupun pemancar Radio-FM (Frekuensi Modulation) akan mendiami
gelombang antara 54 hingga 806 megahertz (millions of cycles per
second).
26
3. Radio Komunikasi Gelombang Pendek.
Dalam hal ini, radio komunikasi gelombang pendek banyak
digunakan oleh kalangan tertentu, misalnya ORARI ataupun
kepolisian, juga dapat dimanfaatkan untuk membawa sinyal analog
ketempat yang dituju. Radio komunikasi gelombang pendek memiliki
frekuensi yang lebih tinggi jika dibanding dengan frekuensi yang
dimiliki oleh pemacar radio-AM.
4. Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional memancarkan dan menerima sinyal dari
segala arah dengan daya pancar yang sama dan mempunyai sudut
pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 360˚, Untuk
menghasilkan cakupan area yang luas, gain antena omnidirectional
harus memfokuskan dayanya secara horizontal, dengan mengabaikan
pola pancaran ke atas dan ke bawah. Dengan demikian, keuntungan
dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang
lebih banyak dan untuk posisi pengguna yang melebar. Direktivitas
antena omnidirectional berada dalam arah vertikal. Kebanyakan
antena ini mempunyai polarisasi vertikal, meskipun tersedia juga
polarisasi horizontal, biasanya digunakan untuk koneksi multiple
point atau hotspot.
Gambar 2.14 Antena Omnidirectional, (Forouzan, B. A, 2007).
27
2.1.5.2.2 Microwaves
Komunikasi data melalui gelombang elektro magnet (udara)
yang paling banyak digunakan adalah dengan gelombang mikro atau
microwave. Cara ini bisa menjangkau jarak yang sangat jauh, sehingga
banyak kalangan industri ataupun pribadi yang menggunakannya untuk
memindahkan atau menyalurkan suara, video ataupun data komunikasi.
1. Telephone Cellular
Telephone celuler ataupun telpon genggam, ataupun telpon mobil
yang bekerja pada frekwensi 825 hingga 890 megahertz, juga dapat
dimanfaatkan sebagai suatu media transmisi komunikasi data.
2. Satelit.
Penggunaan satelit dirancang untuk mengurangi biaya pada
pengiriman jarak yang sangat jauh. Apabila digunakan gelombang mikro,
maka diperlukan banyak sekali station pemancar bumi yang harus
dibangun. Disamping itu juga harus diingat adanya lautan yang
memisahkan daratan satu dengan lainnya. Dengan menggunakan satelit,
maka permasalahan yang ada bisa diatasi. Satelit secara umum bekerja
pada frekuensi antara dua hingga 40 gigahertz (billion of hertz).
3. Antena undirectional
Antena unidirectional memancarkan dan menerima sinyal dari satu
arah. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk pola radisinya yang terarah.
Antena unidirectional mempunyai kemampuan direktivitasnya yang
lebih dibandingkan jenis – jenis antena lainnya. Dengan kemampuan
direktivitas ini membuat antena mampu mendapatan sinyal yang relatif
kecil
dan
mengirimkan
sinyal
lebih
jauh.
Umumnya
antena
unidirectional mempunyai spesifikasi gain tinggi tetapi beamwidth kecil.
Hal ini menguntungkan karena kecilnya beamwidth menyebabkan
berkurangnya noise yang masuk ke dalam antena. Semakin kecil bidang
tangkapan (aperture), semakin naik selektivitas antena terhadap sinyal
wireless yang berarti semakin sedikit noise yang ditangkap oleh antena
tersebut.
28
Gambar 2.15 Antena Undirectional, (Forouzan, B. A, 2007).
2.1.5.2.3 Infrared
Gelombang infrared beroperasi pada frekuensi 300 GHz
sampai 400 THz. Karena beroperasi frekuensi yang cukup tinggi,
gelombang infrared tidak akan dapat menembus dinding. Aplikasi dari
gelombang infrared adalah untuk komunikasi jarak pendek, misalnya
komputer dengan printer, mobile phone ke mobile phone, remote control
untuk televisi dan tape, dsb. Aplikasi gelombang infrared semacam ini
telah distandarkan oleh badan standar internasional bernama Infrared
Data Association (IrDA). Standar terbaru yang telah didefinisikan oleh
IrDA adalah komunikasi dengan kecepatan pengiriman data mencapai 4
Mbps.
2.1.6 Perangkat Jaringan
2.1.6.1 Hub
(Stallings, 2007:99) Hub adalah sebuah perangkat jaringan komputer
yang
berfungsi
untuk
menghubungkan
peralatan-peralatan
dengan
ethernet10BaseT atau serat optik sehingga menjadikannya dalam satu segmen
jaringan. Hub bekerja pada lapisan fisik (layer 1) pada model OSI.
a. Fitur Utama Hub.
Hub awalnya mensupport kecepatan ethernet 10 Mbps. Namun
dewasa ini banyak hub memiliki kecepatan data 100 Mbps. Beberapa jenis
hub mendukung dua kecepatan 10 Mpbs / 100 Mbps atau dikenal dengan
dengan dual-speed hubs.
29
b. Karakteristik Hub.
1. Tergolong peralatan layer 1 dalam OSI model (Physical layer).
2. Tidak dapat membaca paket-paket data.
3. Tidak dapat mengetahui sumber dan tujuan data. Hanya berperan
menerima dan meneruskan data yang masuk ke semua peralatan di
jaringan termasuk yang mengirim data.
4. Dapat memperkuat sinyal elektrik data yang masuk sebelum dikirimkan
ke tujuan.
c. Cara Kerja Hub.
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mengirimkan sinyal paket data
ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut diterima oleh
seluruh komputer yang berhubungan dengan hub tersebut kecuali
komputer yang mengirimkan. Sinyal yang dikirimkan tersebut diulangulang walaupun paket data telah diterima oleh komputer tujuan. Hal ini
menyebabkan fungsi colossion lebih sering terjadi.
Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan
pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D,
maka akan terjadi tabrakan (collision) karena menggunakan jalur yang
sama (jalur broadcast yang sama) sehingga paket data akan menjadi rusak
yang mengakibatkan pengiriman ulang paket data. Jika hal ini sering
terjadi maka collision yang terjadi dapat mengganggu aktifitas pengiriman
paket data yang baru maupun ulangan. Hal ini mengakibatkan penurunan
kecepatan transfer data. Oleh karena itu secara fisik, hub mempunyai
lampu led yang mengindikasikan terjadi collision.
30
Gambar 2.16. Cara kerja hub, (Stallings, 2007).
2.1.6.2 Switch
(Stallings, 2007:102) Switch jaringan (singkatnya switch) adalah
sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung
segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC).
Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router
pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara
kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port
sehingga sering dinamakan multi-port bridge.
a. Karakteristik Switch
1. Tergolong peralatan layer 2 dalam OSI Model (Data Link Layer).
2. Dapat menginspeksi data yang diterima.
3. Dapat menentukan sumber dan tujuan data.
4. Dapat mengirim data ke tujuan dengan tepat sehingga akan menghemat
bandwidth.
5. Dapat menangani lebih dari dua port dan lebih dari dua komunikasi
data dalam waktu bersamaan.
b. Cara Kerja Switch.
Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual
berada pada layer 2 (Datalink Layer). Switch pada saat pengirimkan data
mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface Card) sehingga
31
switch mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Jika ada collision
yang terjadi merupakan collision pada port-port yang sedang saling
berkirim paket data.
Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan
pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D,
maka tidak akan terjadi tabrakan (collision) karena alamat yang dituju
berbeda dan tidak menggunakan jalur yang sama. Semakin banyak port
yang tersedia pada switch, tidak akan mempengaruhi bandwidth yang
tersedia untuk setiap port.
Gambar 2.17. Cara kerja switch, (Stallings, 2007).
2.1.6.3 Access Point
(Stallings, 2007:283) Access point (AP) adalah jaringan komputer
tanpa
kabel
(wireless),
access
point
ini
adalah
pemancar
yang
menghubungkan komputer-komputer yang terpaut dengan jaringannya untuk
menuju jaringan yang lebih besar (internet).
a. Karakteristik Access Point
Interface untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan
alamat IP perangkat AP melalui browser, beberapa konfigurasi dilakukan,
diantaranya dengan:
1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected
Access (WPA)
32
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses.
b. Cara kerja access point.
Untuk menghubungkan sebuah komputer yang satu dengan yang lain,
maka diperlukan adanya Jaringan wireless. supaya komputer-komputer
yang berada dalam wilayah Jaringan wireless bisa sukses dalam mengirim
dan menerima data, dari dan ke sesamanya, maka ada tiga komponen
dibutuhkan, yaitu:
1. Sinyal Radio (Radio Signal)
2. Format Data (Data Format)
3. Struktur Jaringan atau Network (Network Structure)
Masing-masing dari ketiga komponen tersebut berada dalam lapisan
yang berbeda-beda. Mereka bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda.
Sebagai contoh, sinyal Radio (komponen pertama), bekerja pada, atau
lapisan fisik. Lalu Format Data atau Data Format mengendalikan beberapa
lapisan diatasnya. Dan struktur jaringan berfungsi sebagai alat untuk
mengirim dan menerima sinyal radio.
Cara kerja AP (Access point) dapat diumpamakan seperti cara kerja
modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat
akan mengirim data, peralatan-peralatan AP tadi akan berfungsi sebagai
alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima,
peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi
data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.
33
Gambar 2.18. Cara kerja access point. (Stallings, 2007).
2.1.6.4 Router
(Stallings, 2007:105) Router adalah sebuah alat jaringan komputer
yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju
tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses
routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari
stack protokol tujuh-lapis OSI.
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan
untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda
dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk
membentuk suatu Local Area Network (LAN).
a. Karakteristik Router
1. Mencari rute atau jalur yang terbaik antara dua segmen jaringan.
2. Mengelola dan menangani banyak tugas antar segmen.
3. Membantu mengelola lalulintas jaringan.
4. Menghubungkan dua segmen jaringan yang berbeda protokol lapisan
fisik dan lapisan data-link, karena bekerja pada lapisan network.
5. Dipergunakan pada koneksi ke jaringan MAN dan WAN.
b. Cara Kerja router
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge.
Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data.
34
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protokol tertentu. Router
pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logical bukan
fisikal.
Router umumnya paling tidak terhubung ke dua jaringan, dua LAN
atau WAN ke LAN dan jaringan dari ISP (Internet Service Provider).
Beberapa modem DSL dan cable modem juga memiliki fungsi router yang
terintegrasi ke dalamnya sehingga memungkinkan beberapa komputer
membentuk jaringan dan langsung terhubung ke internet. Apabila hub,
bridge dan switch merupakan networking device maka router merupakan
internetworking device.
Gambar 2.19. Cara kerja router. (Stallings, 2007).
2.1.6.5 Bridge
(Stallings, 2007:100) Bridge adalah sebuah komponen jaringan yang
digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen
jaringan. Bridge jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model
OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media
jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded TwistedPair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang
berbeda.
35
a. Karakteristik Bridge
1. Koneksi internet digunakan pada 1 PC saja, atau koneksi internet
dibagikan dengan beberapa PC menggunakan server/access point.
2. Koneksi internet menggunakan pilihan paket quota, sehingga tidak
selalu terhubung ke internet selama 24 jam.
3. Menginginkan kerja modem yang lebih ringan, karena jika koneksi
disebarkan maka modem tidak dijadikan sebagai server untuk membagi
bandwidth, sehingga modem lebih awet. Namun konsekuensinya, untuk
membagi bandwidth diperlukan tambahan server/access point.
4. Dapat memisahkan jaringan yang luas menjadi sub jaringan yang lebih
kecil.
5. Dapat mengoleksi dan melepas paket-paket diantara dua segmen
jaringan dan mengontrol broadcast ke jaringan
b. Cara Kerja Bridge
Pada Bridge satu port adalah satu segmen. Bridge akan melewatkan
sebuah frame jika MAC Address tujuan frame tersebut berbeda segmen
dengan pengirimnya. Bridge akan memblokir frame jika MAC Address
tujuan frame satu segmen dengan pengirimnya.
Bridge menerima packet dari satu host yang dialamatkan ke host pada
sisi yang lain, bridge melewatkan frame date melalui koneksi tersebut.
Jika bridge mendeteksi traffic yang dialamatkan ke segmen aslinya, ia
tidak mengijinkan ia untuk lewat.
Dengan cara ini bridge melakukan fungsi filtering yang mengurangi
keseluruhan network traffic. Tetapi meskipun bridge dapat mempelajari
MAC address dari station pada network, bridge tidak dapat menentukan
jalur yang paling efisien untuk mengirimkan data. Tugas ini membutuhkan
sebuah hardware lain yaitu sebuah router. Bridge mampu untuk
menghubungkan LAN yang menggunakan physical dan MAC-layer
protokol yang berbeda, seperti ethernet dengan token ring.
36
Gambar 2.20. Cara kerja bridge, (Stallings, 2007).
2.1.7 Keamanan Jaringan
(Stallings, 2007:703) Keamanan jaringan adalah melindungi jaringan, tetapi
melindungi dalam hal ini adalah masih mempunyai artian luas. Keamanan tidak
hanya tentang menjaga orang-orang di dalam jaringan dari dunia luar. Akan tetapi
juga menyediakan akses ke dalam jaringan dengan cara yang dikehendaki,
mempersilahkan orang-orang di dalam jaringan itu untuk bekerja sama. Ada
beberapa elemen tentang keamanan jaringan yaitu:
a. Integrity: Data yang diterima mestilah sama dengan yang diinginkan.
b. Reliability: Data dapat digunakan secara baik tanpa ada halangan.
c. Availability: Ketersediaan data jika diperlukan.
d. Security: Data yang dikirim maupun yang diterima dilindungi dari akses yang
tidak diinginkan.
2.1.7.1 Firewall
(Brenton and Hunt, 2006:111) Firewall adalah sistem yang
menjalankan izin pengontrolan akses pada jalur jaringan yang melewati. Jika
tingkat koneksi telah ditentukan, maka firewall akan memastikan tidak
adanya akses tambahan yang melebihi jangkauan yang diizinkan. Firewall
akan memastikan pengaturan izin pengaksesan yang dikiuti semua pengguna
37
di dalam sebuah jaringan. Saat ini sebagian besar firewall digunakan untuk
melindungi network dari traffic yang bersebrangan atau bertentangan.
Diantaranya difungsikan untuk:
a. Static packet filtering
b. Dynamic packet filtering
c. Stateful filtering
d. Proxy
2.1.7.2 Proxy Server
(Stallings, 2007:812) Proxy server adalah sebuah komputer server
atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk
melakukan request terhadap content dari internet atau intranet.
Proxy Server bertindak sebagai gateway terhadap dunia internet untuk
setiap komputer client. Proxy server tidak terlihat oleh komputer client,
seorang pengguna yang berinteraksi dengan internet melalui sebuah proxy
server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani
request yang dilakukannya. Web server yang menerima request dari proxy
server akan menginterpretasikan request-request tersebut seolah-olah request
itu datang secara langsung dari komputer client. Proxy server juga dapat
digunakan untuk mengamankan jaringan pribadi yang dihubungkan ke
sebuah jaringan publik (seperti halnya internet). Proxy server memiliki lebih
banyak fungsi dari pada router yang memiliki fitur packet filtering karena
memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki
kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server yang
berfungsi sebagai sebuah "agen keamanan" untuk sebuah jaringan pribadi,
umumnya dikenal sebagai firewall.
2.1.8 IP Address
(Forouzan, B. A, 2007:550) IP (Internet Protocol) address adalah alamat
logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP.
IP address terdiri dari 32 bit angka binary, yang ditulis dalam empat kelompok
terdari dari 8 bit (oktat) yang dipisah oleh tanda titik.
38
Contohnya: 11000000.00010000.00001010.00000001 Atau dapat ditulis
dalam bentuk empat kelompok format desimal (0-255), misalnya: 192.16.10.1
Baik bilangan binary dan desimal merepresentasikan nilai yang sama.
Namun IP address lebih mudah dimengerti dalam notasi bilangan desimal. Salah
satu masalah dengan penggunaan bilangan binary adalah pengulangan bilangan 0
dan 1 yang panjang akan membuat kesempatan terjadi kesalahan semakin besar.
IP address yang terdiri atas 32 bit angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4).
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network id dan host id, dimana network id
menentukan alamat jaringan sedangkan host id menentukan alamat host atau
komputer. Oleh sebab itu, IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer
berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Berapa jumlah kelompok
angka yang termasuk network id dan berapa yang termasuk host id adalah
bergantung pada kelas IP address yang dipakai.
2.1.8.1 Pembagian Class IP Addressing
(Forouzan, B. A, 2007:552) IP address dapat dibedakan menjadi lima
kelas, yaitu A, B, C, D, dan E. Yang membedakan antara satu kelas dengan
kelas lainnya adalah penggunaan nilai bit dari octet pertama IP address serta
penentuan network id dan host id.
1.
Class A address
Class A address dirancang untuk network yang sangat besar. Di class A
address, octet pertama adalah network ID, dan tiga octet sisanya adalah host
ID. Karena hanya 8 bit yang dipakai untuk network ID, dan bagian pertama
dari bit-bit ini digunakan untuk mengidentifikasi bahwa address ini adalah
class A address, maka hanya terdapat 126 class A network yang tersedia di
jaringan internet, yaitu dengan jangkauan dari 0.xxx.xxx.xxx sampai
127.xxx.xxx.xxx. Namun, tiap class A network mampu menampung sebanyak
lebih dari 16 juta hosts.
2.
Class B address
Class B address didesain untuk mensupport kebutuhan jaringan dengan
ukuran menengah sampai dengan ukutan besar. Sebuah IP address Class B
39
menggunakan dua oktet pertama dari empat oktet untuk menunjukkan
network address, dan sisanya menunjukkan host address. Semua Class B
address berada pada jangkauan 128.xxx.yyy.zzz hingga 191.xxx.yyy.zzz.
Tiap Class B address dapat mengakomodasi hingga lebih dari 65.000 hosts.
3.
Class C address
Di dalam Class C address, tiga octet pertama digunakan untuk network
ID, dan octet keempat digunakan untuk host ID. Dengan hanya 8 bit untuk
host ID, tiap Class C network hanya mampu menampung sebanyak 254 hosts.
Maka pada kelas C berada dalam jangkauan dari 192.0.0.xxx sampai
223.255.255.xxx.Tapi, dengan sisanya, yaitu 24 bit network ID, class C
address mampu menampung hingga lebih dari 2 juta network.
4.
Class D address
Pada jaringan IP Address kelas D, 4 bit pertama dari IP Address adalah 1
1 1 0, sedangkan bit sisanya digunakan untuk grup host pada jaringan dengan
range IP antara 224.0.0.0 – 239.255.255.255. IP Address Kelas D digunakan
untuk multicasting, yaitu pemakaian aplikasi secara bersama-sama oleh
sejumlah komputer. Multicasting berfungsi untuk mengirimkan informasi
pada nomor host register. Host-host dikelompokkan dengan meregistrasi atau
mendaftarkan dirinya kepada router lokal dengan menggunakan alamat
multicast dari range alamat IP Address kelas D. Salah satu penggunaan
multicast address pada internet saat ini adalah aplikasi real time video
conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint) dengan
menggunakan Mbone (Multicast Backbone).
5.
Class E address
Pada jaringan IP address kelas E, 4 bit pertama dari IP address ini adalah
1 1 1 1. IP address kelas E mempunyai range antara 240.0.0.0 –
254.255.255.255. IP address kelas E merupakan kelas IP address eksperimen
yang dipersiapkan untuk penggunaan IP address di masa yang akan datang.
Berdasarkan jenisnya IP address dibedakan menjadi 2 macam yaitu IP
Private dan IP Public.
40
IP Private adalah suatu IP address yang digunakan oleh suatu organisasi
yang diperuntukkan untuk jaringan lokal. Sehingga organisasi lain dari luar
organisasi tersebut tidak dapat melakukan komunikasi dengan jaringan lokal
tersebut.
IP Public adalah suatu IP address yang digunakan pada jaringan lokal
oleh suatu organisasi dan organisasi lain dari luar organisasi tersebut dapat
melakukan komunikasi langsung dengan jaringan lokal tersebut. Contoh
pemakaiannya adalah pada jaringan internet. Sedangkan range dari IP Public
adalah range IP address yang tidak termasuk dalam IP Private.
2.1.9 Bandwidth
(Forouzan, B.A, 2007:69) Bandwidth komputer di dalam jaringan komputer,
sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data
yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu
(pada umumnya dalam detik). Bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per
second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu modem
yang bekerja pada 57,600 bps mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari
modem yang bekerja pada 28,800 bps. Secara umum, koneksi dengan bandwidth
yang besar atau tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti
pengiriman gambar dalam video presentasi. Artinya semakin besar bandwidth
suatu media, semakin tinggi kecepatan data yang dapat dilaluinya.
2.1.10 Network Development Life Cycle (NDLC)
Menurut James E. Goldman & Phillip T. Rawles (2005) Network
Development Life Cycle (NDLC) merupakan sebuah metode yang bergantung
pada proses pembangunan sebelumnya seperti perencanaan strategi bisnis, daur
hidup pengembangan aplikasi, dan analisis pendistribusian data. NDLC memiliki
6 tahapan dalam perancangan yang dijelaskan sebagai berikut:
41
Gambar 2.21. Network Development Life Cycle (NDLC), James E.
Goldman & Phillip T. Rawles (2005).
2.1.10.1 Tahap Analisis
Pada tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa
permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi atau
jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini
diantaranya:
a) Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur
manajemen atas sampai ke level bawah/operator agar mendapatkan data
yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di Computer Engineering biasanya
melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang
ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap vendor mempunyai
karakteristik yang berbeda.
b) Survei langsung ke lapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan
survei langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya
dangan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap desain, survei biasa
dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan
untuk mengetahui detail yang dilakukan.
c) Studi Literatur, pada analisis awal ini juga dilakukan dengan mencari
informasi dari manual-manual atau blue print dokumentasi yang
mungkin pernah dibuat sebelumnya.
42
2.1.10.2 Tahap Desain
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap desain ini akan
membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun
diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada.
Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses data,
desain tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan
gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari
desain berupa:
a) Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, data center, storages,
lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya).
b) Gambar-gambar detail estimasi kebutuhan yang ada.
2.1.10.3 Tahap Simulasi
Beberapa user akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan
tools khusus di bidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim, dan
sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network
yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team
work lainnya.
2.1.10.4 Tahap Implementasi dan Testing
Pada tahap ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan
sebelumnya. Dalam implementasi, networker’s akan menerapkan semua yang
telah direncanakan dan di desain sebelumnya. Implementasi merupakan
tahapan yang sangat menentukan dari berhasil/gagalnya proyek yang akan
dibangun. Ditahap inilah team work akan diuji dilapangan untuk
menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa masalahmasalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya:
a. Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat.
b. Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan.
c. Team work yang tidak solid.
d. Peralatan pendukung dari vendor.
43
Oleh sebab itu pada saat tahap implementasi dibutukan manajemen proyek
dan manajemen resiko untuk meminimalkan sekecil mungkin ancaman yang
ada.
2.1.10.5 Tahap Monitoring
Tahapan monitoring merupakan tahapan yang menjamin agar
jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan
dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis. Monitoring dapat berupa
kegiatan pengamatan pada:
a) Infrastruktur
hardware:
dengan
mengamati
kondisi
reliability
(kehandalan) sistem yang telah dibangun (reliability = performance +
availability + security).
b) Memperhatikan jalannya paket data di jaringan (pewaktuan, latency,
peektime dan troughput).
c) Metode yang digunakan untuk mengamati jaringan dan komunikasi secara
umum secara terpusat atau tersebar. Pendekatan yang paling sering
dilakukan adalah pendekatan network management. Dengan pendekatan
ini, banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di monitor secara
utuh.
2.1.10.6 Tahap Manajemen
Pada tahap manajemen, salah satu yang menjadi perhatian khusus
adalah
masalah
policy
(kebijakan).
Policy
perlu
dibuat
untuk
membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik
dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Policy akan sangat
tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan
tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan
strategi bisnis perusahaan.
2.2 Teori Khusus
Pada bagian ini akan dijelaskan lebih khusus mengenai jaringan internet hotspot
yang berbasis Mikrotik.
44
2.2.1 Mikrotik
(MikroTik, 2014) Mikrotik adalah sistem operasi independen berbasiskan
Linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai router, yang dapat
dijadikan sebagai gateway network yang handal, mencakup bebagai fitur lengkap
untuk network dan wireless, serta tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang
tinggi.
Mikrotik didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya.
Administrasinya bisa dilakukan melalui windows application (WinBox). Selain itu
instalasi dapat dilakukan pada PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan
router Mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk
penggunaan standar, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban
yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit dll) disarankan untuk
mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai. Sistem operasi ini
juga sudah ada yang tertanam pada routerboard.
2.2.1.1 Jenis-Jenis Mikrotik
(Dennis Burgess, 2009) berdasarkan bentuk hardware yang
digunakan, mikrotik dapat digolongkan dalam dua jenis. Untuk memudahkan
bagi pemula dalam memahami router operating sistem ini dan dua jenis
tersebut adalah:
1. Mikrotik RouterOS
Adalah versi Mikrotik dalam bentuk perangkat lunak yang dapat diinstal
pada personal computer (PC) melalui CD. File yang dibutuhkan dapat
diunduh dalam bentuk file image Mikrotik RouterOS dari website resmi
Mikrotik, www.mikrotik.com. Namun, file ini merupakan versi trial Mikrotik
yang hanya dapat dalam waktu 24 jam saja. Untuk dapat menggunakannya
secara fulltime, harus membeli lisensi key dengan catatan satu lisensi hanya
untuk satu harddisk.
2. Build in Hardware Mikrotik
Merupakan Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas
dalam board router, atau sering disebut routerBoard, yang di dalamnya
sudah terinstal sistem operasi Mikrotik RouterOS. Untuk versi ini, lisensi
45
sudah termasuk dalam board Mikrotik. Pada router board ini penguna
langsung dapat memakainya, tanpa harus melakukan insatalasi sistem
operasi.
Router
Board
ini
dikemas
dalam
beberapa
bentuk
dan
kelengkapannya sendiri sendiri. Ada yang difungsikan sebagai indoor router,
outdoor router maupun ada yang dilengkapi dengan wireless router.
2.2.1.2 Level Router OS Mikrotik dan Kemampuannya
(MikroTik, 2014) Mikrotik bukanlah perangkat lunak yang gratis,
dibutuhkan lisensi dari Mikrotik untuk dapat menggunakannya alias berbayar.
Mikrotik dikenal dengan istilah level pada lisensinya. Tersedia mulai dari
level 0 kemudian 1, 3 hingga 6. Untuk level 1 adalah versi demo Mikrotik
dapat digunakan secara gratis dengan fungsi-fungsi yang sangat terbatas. Tiap
level memiliki kemampuanya masing-masing sesuai dengan harganya. Untuk
level 1-5 fiturnya dibatasi, sedangkan level 6 unlimited. Untuk aplikasi
hotspot, bisa digunakan level 4 (200 user), level 5 (500 user), dan level 6
(unlimited user). Secara singkat dapat digambarkan jelas sebagai berikut:
a. Level 0 (gratis): Tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan
penggunaan fitur hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi
dilakukan.
b. Level 1 (demo): Pada level ini kamu dapat menggunakannya sebagai
fungsi routing standar saja dengan 1 pengaturan serta tidak memiliki
limitasi waktu untuk menggunakannya.
c. Level 3 (berbayar): Sudah mencakup level 1 ditambah dengan
kemampuan untuk manajemen segala perangkat keras yang berbasiskan
kartu jaringan atau ethernet dan pengelolaan perangkat wireless tipe klien.
d. Level 4 (berbayar): Sudah mencakup level 1 dan 3 ditambah dengan
kemampuan untuk mengelola perangkat wireless tipe akses poin.
e. Level 5 (berbayar): Mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan
kemampuan mengelola jumlah pengguna hotspot yang lebih banyak.
f. Level 6 (berbayar): Mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi
apapun.
46
2.2.1.3 Fitur-Fitur Mikrotik
(MikroTik, 2014) Fitur PC router Mikrotik ini mencakup load
balancing untuk membagi beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk
membuat akses aman VPN (Virtual Private Network), bandwith management
untuk mengatur berbagai protokol dan port, serta memiliki kemampuan untuk
dikombinasikan dengan jaringan nirkabel. Miktrotik juga menyediakan
fasilitas firewall untuk melindungi akses dari berbagai ancaman yang tersebar
di internet. User yang memiliki dana terbatas tapi menginginkan akses
jaringan di dalam dan luar yang aman, mudah digunakan, murah dan tangguh,
menggunakan Mikrotik adalah pilihan yang menarik.
Mikrotik mempunyai fitur-fitur yang cukup lengkap sebagai salah
router. Dibawah ini adalah fitur-fitur yang disediakan oleh router Mikrotik
yaitu:
1.
Address List: Pengelompokan IP address berdasarkan nama.
2.
Asynchrounus: Mendukung serial PPP dial in atau dial out, dengan
otentifikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, radius, dial on
demand, modem pool hingga 128 ports.
3.
Bonding: Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka
ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi yang cepat.
4.
Bridge: Mendukung fungsi bridge spanning tree, multiple bridge
interface dan bridge firewalling.
5.
Bandwidth Management: QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst,
PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.
6.
DHCP: Mendukung DHCP tiap antar muka: DHCP relay; DHCP client,
multiple network DHCP; static dan dynamic DHCP leases.
7.
Firewall dan NAT: Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source
NAT dan Destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP
address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol.
8.
Hotspot: Hotspot gateway dengan otentikasi User Manager, mendukung
limit data rate, SSL, HTTPS.
9.
IPSec: Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellman groups
1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1hashing; algoritma enkripsi
47
Menggunakan DES, #DES, AES-128, AES-192, AES-256; perfect
forwading secresy (PFS) MODP groups 1,2,5.
10. ISDN: Mendukung ISDN dial-in atau dial out. Dengan otentikasi PAP,
CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung Cisco HDLC.
11. MP3: Mikrotik Protokol Packet Packer untuk wireless links dan
Ethernet.
12. MNDP: Mikrotik Discovery Neighbor Protocol, juga mendukung Cisco
Discovery Protocol (CDP).
13. Monitoring atau Accounting: Laporan traffic IP, log, statistic graphs
yang dapat diakses melalui
.
14. NTP: Network Time Protocol untuk server dan clients; sinkronisasi
menggunakan sistem GPS.
15. Point to Point Tunneling Protocol: PPTP, PPoE dan L2TP Access
Concentrators;
protocol
otentikasi
menggunakan
PAP,
CHAP,
MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan RADIUS; enkripsi
MPPE; kompresi untuk PpoE; Limit data rate.
16. Proxy: Cache untuk FTP dan HTTP proxy server; HTPPS proxy;
transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protocol SOKCS;
mendukung parent proxy; static DNS.
17. Routing: Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
18. SDSL: Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan
jaringan.
19. Simple Tunnels: Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).
20. SNMP: Mode akses read –only.
21. Syncronus: V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types; sync-PPP,
Cisco HDLC; Frame Relay line protocol; ANSI-617d (ANDI atau annex
D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.
22. Tool: Ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet
sniffer; Dinamik DNS update.
23. UPnP: Mendukung antarmuka universal Plug and Play.
24. VLAN: Mendukung Virtual LAN IEEE802.1q untuk jaringan Ethernet
dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.
25. VOIP: Mendukung aplikasi voice over IP.
26. VRRP: Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.
48
27. Winbox Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi
Mikrotik RouterOS. (MikroTik, 2014)
2.2.2 Fitur Mikrotik yang akan digunakan dalam penerapan Hotspot
2.2.2.1 Hotspot Mikrotik
(MikroTik, 2014) Hotspot di Mikrotik adalah sebuah system untuk
memberikan fitur autentikasi pada user yang akan menggunakan jaringan.
Untuk bisa akses ke jaringan, client diharuskan memasukkan username dan
password pada login page yang disediakan. Hotspot tidak hanya menunjuk ke
jaringan wireless saja. Fitur hotspot ini bisa diterapkan di semua tipe interface
jaringan seperti ethernet base. Untuk membangun sistem authentikasi pada
hotspot yang merupakan gabungan dari fungsi proxy, Firewall, DNS, DHCP
dan lain-lain. Tetapi untuk membuat sebuah hotspot server tidak perlu
khawatir akan kekomplekan fungsi tersebut karena di Mikrotik akan diberikan
bantuan dalam bentuk Setup wizard untuk membuatnya.
Gambar 2.22. Hotspot Server.
Selain authentikasi, Hotspot pada Mikrotik juga mempunyai banyak
fitur yang cukup menarik untuk diimplementasikan pada jaringan, antara
lain:
49
a. Limitasi
Dengan menggunakan hotspot server bisa dilakukan limitasi
berdasarkan berapa lama user akses jaringan (uptime), kecepatan akses
(data rate), banyak data yang sudah digunakan (quota based), bahkan
kebijakan policy firewall. Limitasi ini bisa diterapkan per user atau
mungkin per group dari jaringan.
b. Plug and Play Connectivity
Dengan menggunakan hotspot server, user bisa menggunakan
sembarang IP statik di perangkatnya atau DHCP dan secara otomatis
hotspot server akan melakukan one to one nat agar client tersebut bisa
akses ke jaringan.
c. Advertisement
Dengan menggunakan fitur advertisement pada hotspot server, bisa
menampilkan popup halaman sebuah web ke user dan popup-popup yang
akan muncul bisa diatur intervalnya.
2.2.2.2 User Manager
(Anonim. B, 2006) User Manager di Mikrotik sangat berguna untuk
menegemen user di Mikrotik, misalnya user pada hotspot. Dengan user
manager dapat menambahkan, mengatur, dan memantau user dengan mudah.
Jadi user manager adalah suatu aplikasi manajemen sistem di dalam Mikrotik
terdapat radius server yang berfungsi sebagai protokol keamanan yang
digunakan untuk melakukan autentikasi, otorisasi, dan pendaftaran akun
pengguna secara terpusat untuk mengakses jaringan. Radius diterapkan dalam
jaringan dengan model client-server.
Server
Radius
menyediakan
mekanisme
keamanan
dengan
menangani otentikasi dan otorisasi koneksi yang dilakukan user. Pada saat
komputer client akan menghubungkan diri dengan jaringan maka server
Radius akan meminta identitas user (username dan password) untuk
kemudian dicocokkan dengan data yang ada dalam database server Radius
untuk kemudian ditentukan apakah user diijinkan untuk menggunakan
50
layanan dalam jaringan komputer. Jika proses otentikasi dan otorisasi berhasil
maka proses pelaporan dilakukan, yaitu dengan mencatat semua aktifitas
koneksi user, menghitung durasi waktu dan jumlah transfer data dilakukan
oleh user. Proses pelaporan yang dilakukan server Radius bisa dalam bentuk
waktu (detik, menit, jam, dll) maupun dalam bentuk besar transfer data (Byte,
KByte, Mbyte).
Gambar 2.23. User Manager.
2.2.2.3 Queues untuk Bandwidth Management
(Mikrotik, 2014) Mikrotik memiliki 2 jenis queues untuk manajemen
bandwidth, yaitu:
2.2.2.3.1 Queues
Queues mempunyai 2 jenis pengaturan bandwidth, yaitu
Simple Queues dan Queues Tree. Queues tree ini berfungsi untuk
mengimplementasikan fungsi yang lebih komplex dalam limit
bandwidth pada Mikrotik dimana penggunaan packet mark nya
memiliki fungsi yang lebih baik. Digunakan untuk membatasi satu arah
koneksi saja baik itu download maupun upload.
Sedangkan Simple queue bisa dikatakan sebuah solusi paling
mudah dalam melakukan bandwidth management, sebagai admin
jaringan hanya perlu mengisi target address dengan IP komputer client
kemudian menentukan bandwith yang dialokasikan untuk user tersebut.
51
Permasalahan muncul jika ternyata user yang ditangani merupakan user
dengan jumlah yang cukup banyak. Belum lagi jika user tersebut
sifatnya dynamic yang bisa connect ataupun disconnect dan akan sangat
repot jika harus membuat simple queue satu per satu. Salah satu fitur
Mikrotik yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalah ini adalah
dengan PCQ (Per Connection Queuing). Queue simple secara khusus
memang dirancang untuk kemudahan konfigurasi sementara Queue
Tree dirancang untuk melaksanakan tugas antrian yang lebih kompleks
dan
butuh
pemahaman
yang
baik
tentang
aliran
trafik.
Beberapa perbedaan simple queue dan queue tree:
1. Queue Simple
a) Memiliki aturan urutan yang sangat ketat, antrian diproses mulai
dari yang paling atas sampai yang paling bawah.
b) Mengatur aliran paket secara bidirectional (dua arah).
c) Mampu membatasi trafik berdasarkan alamat IP.
d) Satu antrian mampu membatasi trafik dua arah sekaligus
(upload/download).
2. Queue Tree
a) Tidak memiliki urutan, setiap antrian akan diproses secara
bersama-sama.
b) Mengatur aliran paket secara directional (satu arah).
c) Membutuhkan pengaturan /firewall mangle untuk membatasi
trafik per IP.
d) Membutuhkan pengaturan /firewall mangle terlebih dahulu
untuk membedakan trafik download dan upload.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Denny Christanto, Sigit Hartarto, Steven
(2013), dengan judul “Perancangan dan Implementasi Jaringan Berbasis Router
Mikrotik Pada SMA Kemurnian II” di dalam Penelitian ini menjelaskan tentang
merancang sebuah jaringan yang menggunakan router yang berbasis Mikrotik pada
SMA Kemurnian II, terutama untuk mengatasi masalah yang terjadi dikarenakan
52
tidak adanya manajemen bandwidth. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua yaitu metode Analisis dan Perancangan. Metode Analisis
meliputi survei, wawancara, identifikasi kebutuhan informasi, dan identifikasi
persyaratan system dan metode perancangan meliputi pembuatan topologi jaringan
dengan menggunakan alat bantu pemodelan packet tracer dan menentukan
perhitungan sumber daya yang akan dipakai dalam mengoperasikan jaringan. Metode
analisis digunakan untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan dan metode
perancangan digunakan untuk membuat topologi jaringan berbasis router mikrotik.
Hasil yang dicapai di dalam penellitian ini adalah merancangan sebuah jaringan lokal
dan jaringan wireless yang memiliki manajemen yang baik, serta adanya fitur
tambahan tools yang digunakan untuk monitoring atau maintenance pada jaringan di
SMA Kemurnian. Kesimpulan yang didapatkan di dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan implementasi pada jaringan SMA Kemurnian II menggunakan
router yang berbasis mikrotik maka jaringan lokal dan jaringan wireless memiliki
manajemen bandwidth yang baik sehingga tidak menganggu staff yang sedang
bekerja atau guru dan murid yang sedang melakukan proses pembelajaran
menggunakan internet. Dengan menggunakan fitur yang terdapat di dalam router
mikrotik juga memudahkan kepala bagian komputer SMA Kemurnian II untuk
melakukan monitoring atau maintenance pada jaringan.
Download