this PDF file

advertisement
Pengaruh Senam Otak Terhadap Perubahan Daya Ingat (Fungsi Kognitif) Pada Lansia Di
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya
Agus martini1, Agus Fitriangga2, Faisal Kholid Fahdi3
(1Mahasiswa Program Studi Keperaawatan, 2Program Studi Pendidikan Dokter FK UNTAN,
3
Program Studi Keperawatan FK UNTAN)
Skripsi, April 2016
Agus Martini
XI + 82 Halaman + 9 Tabel + 3 Skema + 7 Gambar + 10 Lampiran
ABSTRAK
Latar belakang : Pertambahan penduduk lansia di Kalimantan Barat, menurut Badan Pusat
Statistika (BPS) Provinsi Kalimantan barat, pada tahun 2015, mengalami peningkatan yaitu 325,
506 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini menimbulkan berbagai masalah sosial,
ekonomi dan kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut antara
lain gangguan fungsi kognitif dan keseimbangan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan,
didapatkan bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma merupakan panti sosial yang
memiliki jumlah lansia terbanyak di Kubu Raya. Lansia yang mengalami penurunan fungsi
kognitif, diperlukan suatu cara guna mencegah penurunan fungsi kognitif tersebut, satu
diantaranya dengan menggunakan terapi senam otak.
Tujuan : Mengetahui pengaruh senam otak terhadap perubahan daya ingat (fungsi kognitif) pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya.
Metodelogi : Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan quasy experiment dengan time
series design. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.Sampel
penelitian berjumlah 26 responden. Penilaian skor fungsi kognitif menggunakan kuesioner
Montreal Cognitife Assesment Versi Indonesia (Mo-CA-Ina) untuk membandingkan skor fungsi
kognitif sebelum dan sesudah dilakukan senam otak. Analisis Data diambil menggunakan uji
Repeated ANOVA.
Hasil : Rerata skor fungsi kognitif sebelum dan sesudah dilakukan senam otak adalah 15,038
(pretest), 19,92 (Posttest 1), 21,73 (Posttest 2), 24,12 (Posttest 3), 26,04 (Posttest 4). Terdapat
peningkatan bermakna skor fungsi kognitif antara sebelum dan sesudah senam otak (p<0,05).
Kesimpulan : Senam otak dapat meningkatakan daya ingat (fungsi kognitif) pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya.
Kata Kunci : Lansia, fungsi kognitif, senam otak.
Referensi : 51 (2001-2015)
1
diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%)
PENDAHULUAN
Lansia
adalah
seseorang
dengan usia harapan hidup 71,1 tahun .
yang
berusia ≥ 60 tahun, baik pria maupun
wanita, yang masih aktif beraktifitas dan
bekerja
ataupun
mereka
yang
Jumlah
tersebut
keempat
setelah
termasuk
China,
terbesar
India
dan
Jepang(3).
tidak
berdaya untuk mencari nafkah sendiri
Fenomena pertambahan penduduk
sehingga bergantung kepada orang lain
lansia juga tampak di Kalimantan Barat.
untuk menghidupi dirinya.
Menurut Badan Pusat Statistika (BPS)
provinsi Kalimantan Barat, pada tahun
Saat ini di dunia, diperkirakan
2006
lebih dari 625 juta jiwa (satu dari 10 orang
WHO
(World
jiwa.
Pada
tahun
2007 dan tahun 2010 bertambah
tersebar di 4 Kabupaten/Kota. Proporsi
terbesar ( >10% ) berada di Kabupaten
kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000
Pontianak
jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%)
(11,34%)
lansia
mencapai
dari
Pontianak
tahun 2015, diketahui jumlah penduduk
dari total populasi dan tahun 2020
28.800.000
Kota
dan Kabupaten Kubu Raya (10,61%). Pada
2010 jumlah lansia 24.000.000 (9,77%)
lansia
(14,75%),
(13,36%), Kabupaten Sambas (12,19%),
dari total populasi sedangkan pada tahun
jumlah
lagi
menjadi 290.400 jiwa. Penduduk lansia ini
2050
diperkirakan populasi lansia meningkat 3
diperkirakan
di
jiwa menjadi 266.632 jiwa pada tahun
populasi lansia sebesar 8% atau sekitar
juta
lansia
kemudian bertambah sebanyak 38.893
Health
Organization), di kawasan Asia Tenggara
142
penduduk
Kalimantan Barat adalah 227.739 jiwa,
berusia lebih dari 60 tahun). Sedangkan
menurut
jumlah
di
Kalimantan
Barat
kembali
mengalami peningkatan yaitu 139.421
total
jiwa (60-64 tahun), 102.834 jiwa (65-69
populasi(1,2).
tahun), 70.954 jiwa (70-74 tahun) dan
Di Indonesia, jumlah penduduk
75.297 jiwa (>75 tahun)(4). Peningkatan
lansia pada tahun 2006 sebesar kurang
jumlah penduduk lansia ini menimbulkan
lebih 19 juta (8,9%) dengan usia harapan
berbagai masalah sosial, ekonomi dan
hidup 66,2 tahun, tahun 2010 sebesar 23,9
kesehatan. Beberapa masalah kesehatan
juta (9,77%) dengan usia harapan hidup
yang sering terjadi pada usia lanjut antara
67, 4 tahun dan pada tahun 2020
2
lain
gangguan
fungsi
kognitif
dan
kognitif)
keseimbangan(5).
pada
lansia
belum
pernah
dilakukan di Panti tersebut.
Berdasarkan studi literatur Wilson
Menurunnya fungsi kognitif, gejala
et all.,(2001) angka lansia yang mengalami
dalam tingkat ringan seperti mudah lupa
penurunan
dan
fungsi
kognitif
meningkat
dalam
kondisi
parah
seiring dengan angka peningkatan orang
menyebabkan
usia lanjut. Organisasi kesehatan dunia
dianggap sebagai masalah yang biasa dan
(WHO) pada tahun 2012 melaporkan
merupakan hal yang wajar terjadi pada
bahwa kejadian penurunan fungsi kognitif
mereka yang berusia lanjut. padahal,
lansia diperkirakan 121 juta manusia,
menurunnya fungsi kognitif ini juga akan
dengan komposisi 5,8% laki laki dan 9,5%
mempengaruhi quality of life pada lansia
perempuan(6).
tersebut.
Dari hasil studi pendahuluan yang
demensia,
akan
sering
kali
Menurut ahli senam otak sekaligus
dilakukan peneliti di Panti Sosial Tresna
penemu
Werdha Puspa Mulia Dharma Pontianak
Educational Kinesiology Amerika Serikat
terdapat jumlah lansia 70 orang. Panti
Paul E, denisson Ph. D., meski sederhana,
tresna werdha ini merupakan panti tresna
senam otak mampu memudahkan kegiatan
werdha yang memiliki jumlah lansia
belajar
terbanyak di Kabupaten Pontianak. Dari
terhadap ketegangan, tantang dan tuntutan
hasil wawancara dengan petugas panti di
hidup sehari- hari. Selain itu senam otak
Panti Sosial Tresna Werdha Puspa Mulia
juga akan
Dharma
berbahasa dan daya ingat. Pada lansia,
Pontianak,
keluhanyang
sering
mengatakan
dan
otak
dari
melakukan
lembaga
penyesuaian
meningkatkan kemampuan
lansia
penurunan kemampuan otak dan tubuh
adalah sering lupa menaruh barang, mudah
akan membuat tubuh mudah terserang
lupa dengan nama sesama lansia, dan
penyakit,
sering
ditanya
demikian, penurunan ini, bisa diperbaiki
seseorang. Petugas panti juga mengatakan
dengan melakukan senam otak, dengan
penelitian tentang pengaruh senam otak
tujuan untuk memperlancar aliran darah
terhadap peningkatan daya ingat (fungsi
dan oksigen ke otak serta merangsang
kebingungan
dirasakan
senam
saat
pikun
dan
frustasi.
kedua belah otak bekerja(7,8).
3
Meski
Berdasarkan hasil penelitian yang
lansia di Panti Sosial Graha Werdha Puspa
dilakukan oleh Rochmad Agus Setiawan,
Mulia Dharma Pontianak .
2014, didapatkan hasil bahwa terjadi
Penelitian
peningkatan skor fungsi kognitif secara
adalah
skor
nilai
Werdha untuk dijadikan sebagai olahraga
kognitif
dari jadwal mingguan secara berkala yang
ringan, di Panti Werdha Darma Bakti
Kasih Surakarta adalah
diharapkan
bermanfaat bagi Panti Sosial Tresna
bermakna, setelah diberikan senam otak
terbanyak
ini
dapat diberikan oleh petugas kesehatan di
sebanyak 8
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
responden (53%)(9).
Kubu Raya dalam mencegah gangguan
Dalam penelitian lainnya, yang
fungsi
kognitif
pada
lansia.
Hasil
dilakukan oleh Guslinda, dkk. 2013,
penelitian tentang terapi senam otak ini
membuktikan bahwa gerakan senam otak
juga dapat digunakan sebagai sumbangan
(Brain gym) dapat bermanfaat dalam
pemikiran bagi penentu kebijakan, dalam
melancarkan aliran darah dan oksigen
hal ini pihak Dinas Kesehatan Kubu Raya
keotak
untuk mengambil keputusan, merumuskan
sehingga
dapat
meningkatkan
koordinasi dan konsentrasi, menjernihkan
kebijakan
fikiran, menjaga badan tetap rileks dan
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
mengurangi
(stress)
pada para lansia khususnya mengenai
sehingga fungsi kognitif dapat dijaga dan
informasi dan sosialisasi tentang senam
dipertahankan(10).
otak,
kelelahan
mental
dan
membuat
sehingga
dapat
perencanaan
dipakai
dalam
pembuatan kebijakan baru bagi program
Berdasarkan keterangan di atas,
lansia. Bagi Keperawatan Gerontik, hasil
peneliti merasa penting untuk melakukan
penelitian ini dapat memberikan masukan
penelitian dengan judul pengaruh senam
kepada kesehatan komunitas khususnya
otak terhadap peningkatan daya ingat
keperawatan
(fungsi kognitif) lansia di Panti Sosial
gerontik
untuk
dapat
dijadikan sebagai upaya mengembangkan
Tresna Werdha Puspa Mulia Dharma
program
Pontianak. Tujuan penelitian ini adalah
dalam
rangka
meningkatkan
kesehatan lansia dengan senam otak
untuk mengetahui pengaruh senam otak
sebagai salah satu kegiatan olahraga untuk
terhadap peningkatan daya ingat pada
mengoptimalkan fungsi kognitif lansia.
Bagi
4
penelitian
selanjutnya,
hasil
penelitian
ini
dapat
mendorong
dan
Pengumpulan
data
dilakukan
membantu penelitian lebih lanjut dalam
dengan penilaian skor fungsi kognitif
hal pengembangan metode penelitian.
menggunakan
kuesioner
Cognitife Assesment Versi Indonesia (Mo-
METODE
CA-Ina)
Penelitian ini bersifat kuantitatif
ini
adalah
mengalami
gangguan
lansia
fungsi
membandingkan
Analisia statistik yang digunakan
yang
melalui dua tahapan yaitu analisa univariat
kognitif
dan analisa bivariat. Adapun analisa
ringan, sedangkan populasi terjangkaunya
bivariat
adalah lansia di Panti Sosial Tresna
yang
digunakan
mengalami ganggguan fungsi kognitif
1. Analisa Univariat
orang responden. Metode pengambilan
Tabel 1. Karakteristik lansia di Panti
sampel yang digunakan adalah purposive
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
sampling. Adapun kriteria inklusi dalam
Kubu Raya pada bulan Pebruari 2016
penelitian ini adalah lansia yang berusia
Karakteristik
Responden (n=26)
Frekuensi
Persentas
(F)
e (%)
60-85 tahun, lansia yang mengalami
penurunan daya ingat (fungsi kognitif)
ringan, lansia yang mampu berkomunikasi
dapat
Umur
60-74
75-85
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
melakukan
aktifitas fisik seperti senam.
Penelitian ini dilakukan di Panti
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
Kubu
Raya.
Intervensi
senam
uji
HASIL
ringan. Sampel penelitian berjumlah 26
dan
adalah
Repeated ANOVA.
Werdha Mulia Dharma Kubu Raya yang
baik,
skor
dilakukan senam otak.
time series design. Populasi target dalam
penelitian
untuk
fungsi kognitif sebelum dan sesudah
menggunakan quasy experiment dengan
dengan
Montreal
otak
14
12
53,8%
46,2%
14
12
53,8%
46,2%
13
8
2
3
50%
30,8%
7,7%
11,5%
Sumber : Data Primer, Pebruari 2016
diberikan tiga kali dalam satu bulan yaitu
Berdasarkan
dari tanggal 5-28 Pebruari 2016.
tabel
1.
dapat
diketahui bahwa sebagian besar umur
responden adalah kelompok umur 60-74
5
tahun sebanyak 14 orang (53,8%) dan
senam
otak
menunjukkan
umur responden yang berumur antara 75-
responden
85 tahun sebanyak 12 orang (46,2%).
ketidaknormalan atau gangguan pada fungsi
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin
kognitifnya. Sedangkan setelah dilakukan
dapat diketahui bahwa responden laki-laki
senam otak pada posttest 1 didapatkan hasil
sebanyak 14 orang (53,8%) dan responden
bahwa 6 responden (23,1%) dari 26
perempuan sebanyak 12 orang (46,2%).
responden menunjukkan fungsi kognitif
Pada tingkat pendidikan, responden yang
normal. Pada posttest ke 2 yag berarti
tidak bersekolah sebanyak 13 orang
intervensi senam otak telah diberikan
(50,0%), SD sebanyak 8 orang (30,8%),
selama dua minggu, didapatkan hasil yang
SMP sebanyak 2 orang (7,7%) dan SMA
menunjukkan 7 responden (27,0%) dari 26
sebanyak 3 orang (11,5%).
responden memiliki fungsi kognitif normal.
(100%)
bahwa
26
mengalami
Pada posttest ke 3, 11 responden (42,3%)
Tabel 2. Distribusi fungsi kognitif lansia
memiliki skor fungsi kognitif normal dan
di panti Sosial Tresna Werdha
pada posttest ke 4 (posttest terakhir),
Mulia Dharma Kubu Raya
didapatkan hasil bahwa >50% yaitu 61,54%
pada bulan Pebruari 2016
(16 responden) memilki skor fungsi kognitif
normal.
Karakteristik Responden (n=26)
Frekuensi (F) Persentase
(%)
Pretest
Normal
Tidak Normal
Posttest 1
Normal
Tidak Normal
Posttest 2
Normal
Tidak Normal
Posttest 3
Normal
Tidak Normal
Posttest 4
Normal
Tidak Normal
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
semakin lama intervensi diberikan, semakin
meningkatkan skor fungsi kognitif pada
0
100
0%
100%
6
20
23,1%
76,9%
7
19
27%
73
11
15
42,3%
57,7%
16
10
61,54%
38,46%
responden.
2. Analisa Bivariat
Tabel 2.1 Hasil uji repeated anova
Sumber : Data Primer, Pebruari 2016
Variabel
Mean
SD
Prestest
Posttest 1
Posttest 2
Posttest 3
Posttest 4
15,038
19,92
21,73
24,12
26,04
6,089
5,440
5,235
4,625
3,177
MinMax
4-24
10-28
12-29
13-30
19-30
p
<0,01
<0,01
<0,01
<0,01
<0,01
Sumber : Data Primer, Pebruari 2016
Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui
bahwa pada saat dilakukan pretest skor
fungsi kognitif sebelum diberikan intervensi
6
Tabel 2.2 Hasil uji repeated anova
kesimpulan bahwa ada pengaruh yang
(pairwise comparison)
didapatkan pada semua pengukuran.
Variabel
Mean
Awal vs minggu 1
Awal vs minggu 2
Awal vs minggu 3
Awal vs minggu 4
Minggu 1 vs minggu 2
Minggu 1 vs minggu 3
Minggu 1 vs minggu 4
Minggu 2 vs minggu 3
Minggu 2 vs minggu 4
Minggu 3 vs minggu 4
4,885
6,692
9,077
11,000
1,808
4,192
5,692
2,385
4,308
1,923
p
<0,001
<0,001
<0,001
<0,001
<0,001
<0,001
<0,001
<0,001
<0,001
<0,001
PEMBAHASAN
5.1. Skor Fungsi Kognitif Pada Lansia
Sebelum Diberikan Senam Otak
Di Panti Sosial Tresna Werdha
Mulia Dharma Kubu Raya
Sebelum dilakukan senam otak, dapat
Sumber : Data Primer, Pebruari 2016
Pada tabel 2.1 dan tabel 2.2
dilihat pada tabel 2 dan pada tabel 2.1
menyajikan hasil analisis uji repeated
menunjukkan bahwa skor fungsi kognitif
anova yang dilanjutkan dengan post hoc
pada 26 lansia, semuanya mengalami
paired wise comparasion. Pada tabel 2.1
gangguan pada fungsi kognitif. Nilai rata-
hasil uji repeated anova, rerata skor fungsi
rata pada skor fungsi kognitif pada saat
kognitif
pretest sebesar 15,038 (95%CI : 12,58-
sebelum
diberikan
intervensi
adalah 15,038, sedangkan rerata skor
17,50), dengan nilai
fungsi
pengukuran pretest adalah 4 dan nilai
kognitif
pengukuran
sesudah
dilihat
dilakukan
sampai
minimum pada
tertinggi adalah 24. Hal ini dikarenakan
pada
pengukuran terakhir adalah 26, 04. Nilai
adanya
significancy
<0,05.
mempengaruhi skor fungsi kognitif pada
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
lansia. Faktor yang paling berpengaruh
bahwa H0 ditolak yang berarti ada
adalah perubahan sel yang dialami lansia
pengaruh senam otak terhadap perubahan
akibat dari proses degeneratif, dimana
daya ingat (fungsi kognitif) pada lansia .
adanya
yang
diperoleh
beberapa
faktor
perubahan
yang
genetika
dapat
yang
Pada tabel 2.2 hasil uji paired wise
mengakibatkan terjadi penurunan protein
comparasion, dilakukan untuk mengetahui
beta amyloid pada ekstraseluler sel neuron
pengukuran mana yang berpengaruh pada
dan
semua pengukuran. Nilai significancy
intraneuron sehingga impuls saraf ke otak
untuk setiap pengukuran adalah <0,001
mengalami gangguan. Pada lansia, otak
(p<0,05), dengan demikian dapat ditarik
juga mengalami atrofi, dimana berat otak
abnormalitas
protein
tau
pada
menurun 5-10%, jumlah neuron dan
7
neurotransmitter
asetilkolin,
Berdasarkan uji Repeated ANOVA juga
glutamat, neurotropil, dan endorfin) juga
didapatkan hasil p<0,05 yang mengandung
mengalami
sehingga
arti ada pengaruh senam otak terhadap
mengakibatkan penurunan sinapsis antar
perubahan daya ingat (fungsi kognitif)
sel dan otak tidak mampu menyampaikan
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
dan menyimpan informasi. Selain dari
Mulia Dharma Kubu Raya.
faktor
(seperti
penurunan
proses
degeneratif,
kurangnya
Peningkatan skor fungsi kognitif
stimulus pada otak juga menyebabkan
yang didapat setelah dilakukan intervensi
penurunan fungsi kognitif pada lansia(21).
senam otak adalah karena pemberian
5.2. Skor Fungsi Kognitif Pada Lansia
stimulus pada otak yang dilakukan dengan
Sesudah Diberikan Senam Otak
menggunakan
gerakan-gerakan
Di Panti Sosial Tresna Werdha
otak. Otak bukanlah organ yang statis,
Mulia Dharma Kubu Raya
melainkan
dinamis
tumbuh
dalam bentuk tabel 4.4. dan tabel 4.5,
jaringan antar sel saraf. Pembentukan dan
dapat
pertumbuhan jaringan ini dipengaruhi oleh
bahwa
terdapat
berkembang
senantiasa
Dari hasil pengolahan data yang dibuat
dijelaskan
dan
yang
senam
peningkatan skor fungsi kognitif yang
stimulasi
signifikan pada lansia di Panti Sosial
beradaptasi terhadap stimulasi lingkungan,
Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya
dimana semakin banyak dan semakin
sesudah dilakukan intervensi senam otak.
sering otak diberikan stimulus, maka
Sebelum dilakukan intervensi senam otak
semakin banyak dan kuat jalinan antar sel
rerata skor fungsi kognitif lansia adalah
saraf(20).
15,083,
sedangkan
setelah
diberikan
dari
membentuk
Penelitian
lingkungan.
Greenough
Otak
(2006),
senam otak skor rerata fungsi kognitif
menyebutkan bahwa saat ada stimulasi
lansia meningkat menjadi 26,04 pada
maka struktur otak akan berubah secara
posttest terakhir. Dilihat dari jumlah
signifikan, hubungan antar neuron lebih
responden juga didapatkan bahwa dari 26
banyak, sel glia yang menyongkong fungsi
lansia (100%) yang awalnya memiliki
neuron bertambah dan kapiler-kapiler
fungsi kognitif tidak normal, setelah
darah yang menyuplai darah dan oksigen
dilakukan senam otak, 16 lansia (61,54%)
ke otak menjadi lebih padat. Stimulasi
memiliki
otak mempunyai banyak efek positif pada
fungsi
kognitif
normal.
8
struktur
dan
fungsi
otak,
termasuk
pernafasan perut (dimensi pemusatan).
menambah jumlah cabang-cabang dendrit,
Guslinda
memperbanyak sinapsis (hubungan antar
menggunakan gerakan khusus untuk
sel
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia
saraf),
meningkatkan
jumlah
sel
pada
penelitiannya
juga
dengan demensia(12).
penyongkong saraf, dan kemamapuan
memperbaiki memori(22). Menurut Brown
Gerakan- gerakan yang dilakukan
(2003), stimulasi disertai aktifitas fisik
akan menstimulasi otak untuk bekerja.
dapat meningkatkan neurogenesis sel-sel
Pada dimensi lateralis, gerakan yang
di
dan
digunakan adalah gerakan delapan tidur
meningkatkan peran hipocampus pada
dan putaran leher. Gerakan delapan tidur
proses
adalah
gyrus
dentata
belajar
hipocampus,
sehingga
dapat
meningkatkan kemampuan memori(23).
gerakan
menyeberangi
garis
tengah visual tanpa henti, gerakan ini
Intervensi yang digunakan dalam
dilakukan dengan cara menggerakkan
penelitian ini adalah senam otak. Senam
tangan seperti membuat angka delapan
otak (brain gym) adalah rangkaian latihan
tidur
berbasis gerakan tubuh sederhana. Senam
mengaktifkan mata kanan dan mata kiri,
otak merupakan stimulasi yang baik dalam
meningkatkan kinerja otak kanan dan kiri
mengoptimalkan
serta
fungsi
otak,
dimana
di
udara,
sehingga
meningkatkan
dapat
kemampuan
gerakan pada senam otak cenderung
memori(9). Gunadi juga menjelaskan
ritmenya lambat dan mempunyai tujuan
bahwa gerakan delapan tidur bermanfaat
tertentu. Senam otak diakui sebagai teknik
meningkatkan
belajar yang paling baik oleh National
meningkatkan
kemampuan
Learning Foundation USA(9).
Gerakan lain
yang
Aplikasi gerakan-gerakan senam
otak
dalam
kehidupan
konsentrasi
dan
visual(20).
dilakukan pada
dimensi lateralis adalah gerakan putaran
sehari-hari
leher, dimana gerakan ini dilakukan
tergantung dari kebutuhan seseorang.
dengan memutar leher ke kanan, ke kiri
Gerakan yang dipilih dalam penelitian ini
dan
adalah delapan tidur dan putaran leher
mempengaruhi
(dimensi lateralis), burung hantu dan
jangka
mengaktifkan
(dimensi
memori yang rendah dapat disebabkan
pemfokusan), dan pasang telinga dan
oleh ketegangan pada leher sehingga
tangan
9
kebawah.
pendek
Gerakan
ini
kemampuan
karena
dapat
memori
kemampuan
gerakan putar leher yang nantinya dapat
meningkatkan
kelancaran
pembuluh
meningkatkan kemampuan memori(9).
darah arteri ke otak, meningkatkan
Gerakan yang dilakukan pada
energi ke mata, dan mengaktifkan kedua
dimensi pemfokusan adalah gerakan
belah otak bagian depan. Gerakan saklar
mengaktifkan tangan dan gerakan burung
otak ini dilakukan dengan melakukan
hantu. Gerakan mengaktifkan tangan
pemijatan pada daerah saklar otak yaitu
adalah gerakan yang dilakukan dengan
terletak di dada dan merupakan jaringan
meluruskan satu tangan ke atas, ke
lunak di bawah tulang selangka di kiri
samping telinga dan sambil mengatur
dan kanan tulang dada menggunakan jari
napas.
pada salah satu tangan dan tangan
Tujuan
dilakukan
gerakan
lainnya berada di pusar(9).
mengaktifkan tangan ini adalah untuk
memperbaiki kelenturan dan fleksibilitas
lengan
dan
tangan,
Peningkatan skor fungsi kognitif
mengkoordinasi
yang terjadi setelah dilakukan penelitian
kemampuan mata dan tangan untuk
tentang pengaruh senam otak ini juga
menggunakan
alat
serta
telah dibuktikan pada penelitian yang
meningkatkan
energi
tangan.
telah dilakukan oleh Rochmad Agus
Sedangkan gerakan burung hantu adalah
Setiawan pada tahun 2014 di Panti
gerakan memijat bahu kiri dan kanan
Werdha
yang dapat bermanfaat untuk mengasah
didapatkan
indra penglihatan dan pendengaran(9).
peningkatan skor fungsi kognitif secara
tertentu
di
Dharma
hasil
Kasih
bahwa
Surakarta,
terjadi
Gerakan senam otak pada dimensi
bermakna setelah diberikan senam otak,
pemusatan yang dipilih adalah gerakan
terbanyak adalah skor nilai kognitif
pasang telingga dan gerakan saklar otak.
ringan yaitu delapan resonden (53%)(11).
Pada
ini
Pada penelitian lain yaitu Verany yang
dilakukan dengan cara memijat daun
memberikan senam otak empat kali
telinga dari atas ke bawah dengan
seminggu selama dua minggu pada 32
lembut. Gerakan ini dapat memusatkan
orang di Panti Sosial Tresna Werdha
perhatian dan indra pendengaran dengan
Warga Tama indralaya, didapatkan hasil
mengaktifkan 400 titik akupuntur yang
terdapat peningkatan fungsi kognitif
ada di telinga(9). Sedangkan gerakan
sebelum dan sesudah dilakukan senam
saklar
otak, yang menyatakan bahwa ada
gerakan
otak
pasang
telingga
dilakukan
untuk
10
pengaruh senam otak dengan fungsi
terhadap daya ingat dalam kemampuan
kognitif lansia demensia(15).
menghafal ayat Al Quran(18).
Penelitian yang dilakukan pada 24
pasien
Alzheimer
Neurology
di
and
Clinic
for
Peningkatan skor fungsi kognitif
for
ini
Medical
didapatkan karena
kedua belah
hemisfer dapat berfungsi optimal secara
Rehabilitation and Geriatric di Jerman
bersamaan
oleh Draabben-Thiemana, menunjukan
kemampuan berpikir dan kreatifitas yang
terdapat
fungsi
tinggi. Satu diantaranya cara untuk
kognitif, dari 24 pasien, 16 pasien
mengoptimalkan hemisfer adalah dengan
mengalami
fungsi
gerakan-gerakan fisik, seperti senam
kognitif(16). Pada penelitian Cancela yang
otak(21). Senam otak memberi manfaat
memberikan senam otak kepada lansia
dalam
meningkatkan
yang berusia 65-80 tahun di Spanyol
khusus
dalam
sebanyak satu kali dalam seminggu
koordinasi,
selama 16 minggu, didapatkan hasil
belajar dan melindungi sel saraf dari
terdapat peningkatan fungsi kognitif
proses neurodegeneratif(9,
pada semua responden(17).
rata-rata skor fungsi kognitif pada lansia
peningkatan
skor
peningkatan
skor
Penelitian Guslinda di Panti Sosial
sehingga
akan
hal
mencapai
keterampilan
berpikir
memudahkan
mengalami
dan
kegiatan
21)
. Meskipun
peningkatan
setelah
Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
dilakukan senam otak, namun pada
Padang
penelitan ini juga ditemukan beberapa
Pariaman,
menunjukan
penelitian
yang
lansia yang memiliki skor fungsi kognitif
kognitif
yang tidak mengalami peningkatan pada
kelompok yang diberikan senam otak
posttest ke dua hingga posttest ke empat,
yaitu selisih 4,41 poin(12). Penelitian yang
hal ini dikarenakan lansia kesulitan
dilakukan oleh Ari Mei Leni terhadap
dalam menjawab pertanyaan kuesioner
pengaruh senam otak terhadap daya ingat
MoCA-Ina
pada 14 wanita post menopause juga
kemampuan
menunjukkan ada perbedaan pengaruh
(menggambar
yang
mengintegrasikan
bermakna
ada
hasil
antara
signifikan
intervensi
dan
pengaruh
fungsi
antara
kelompok
kelompok
kontrol
terhubung
pada
bagian
A2
yaitu
visokontruksional
kubus).
untuk
garis
Lansia
yang
membuat
sulit
saling
sebuah
bangun ruang. Selain itu faktor tingkat
11
pendidikan lansia yang kebanyakan tidak
Rerata skor fungsi kognitif
bersekolah menyebabkan lansia belum
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
mengenal
Mulia Dharma Kubu Raya sebelum
pembelajaran
mengenai
bangun ruang.
diberikan
senam
otak
adalah
Berdasarkan pembahasan di atas,
15,038.Sedangkan erata skor fungsi
dapat disimpulkan bahwa dengan latihan
kognitif lansia di Panti Sosial Tresna
senam otak tiga kali dalam seminggu
Werdha Mulia Dharma Kubu Raya
selama satu bulan dapat meningkatkan
setelah diberikan senam otak dalam
fungsi kognitif pada lansia di Panti
empat kali pengukuran yang dilakukan
Sosial Tresna werdha Mulia Dharma
setiap minggu,dari post test 1 sampai
Kubu Raya.
post test 4 masing-masing adalah
(19,923),
1. Kesimpulan
Pada
Berdasarkan hasil penelitian
telah
dilakukan
pada
dan
mengandung
ANOVA
arti
bahwa
terdapat
skor fungsi kognitif sebelum dan
Dharma Kubu Raya dapat diambil
sesudah pemeberian senam otak tiga
simpulan yaitu, gambaran karakteristik
kali seminggu selama satu bulan pada
lansia otak di Panti Sosial Tresna
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Werdha Mulia Dharma Kubu Raya,
Mulia Dharma Kubu Raya.
yaitu sebagian besar adalah kelompok
tahun
repeated
peningkatan yang bermakna antara
di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
60-74
uji
didapatkan hasil yaitu p<0,05 yang
26
responden yang mengikuti senam otak
umur
(24,115),
(25,615).
PENUTUP
yang
(21,731),
2. Saran
(53,8%).
Untuk
Berdasarkan jenis kelamin diketahui
menghambat
penurunan
bahwa lansia laki-laki lebih banyak
fungsi kognitif pada lansia disarankan
dari pada lansia perempuan yaitu
tenaga kesehatan di Panti Sosial
sebanyak
(53,8%).
Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu
tingkat
Raya secara rutin seminggu tiga kali
pendidikan sebagian besar lansia tidak
melakukan senam otak pada lansia dan
sekolah yaitu sebesar (50%).
mengingat pentingnya senam otak,
Sedangkan
14
orang
berdasarkan
12
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
3.
Dharma Kubu Raya dapat mendorong
segera menunjuk instruktur senam otak
dengan memberikan pelatihan senam
4.
otak terhadap petugas kesehatan panti.
Dinas
Kesehatan
Kubu
raya
sebagai institusi penentu kebijakan
termasuk program lansia diharapkan
5.
dapat merumuskan kebijakan yang
berkenaan
dengan
terlaksananya
senam otak di setiap panti werdha
maupun pusat kesehatan masyarakat
lainnya yang terdapat di Kabupaten
6.
Kubu Raya, dengan merencanakan
anggaran bagi kegiatan dan pelatihan
instruktur senam otak.
Bagi
penelitian
selanjutnya,
perlunya dilakukan penelitian yang
memiliki kelompok kontrol, penelitian
7.
yang bisa menggambarkan faktor8.
faktor yang mempengaruhi fungsi
kognitif,
mengetahui
hubungan
kualitas tidur dengan fungsi kognitif
9.
dan mengukur lama efek senam otak
dapat bertahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho
W.
Keperawatan
Gerontik dan Geratrik. Jakarta:
EGC. 2008.
2. Kemenkes RI. Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia Jakarta :
13
Kemenkes RI. 2013.
Badan Pusat Statistik. Data
Statistik Indonesia : Jumlah
Penduduk Menurut Kelompok
Umur, Jenis Kelamin, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota. 2010.
BKKBN, 2010. Potret Penduduk
Lansia Di Kalimantan Barat.
Diperoleh:www.bkkbn.go.id/.../Pot
ret%20Penduduk%20Lansia%20di
%20Kalimant. Diakses 14 Oktober
2015.
Hesti.
Pengaruh
Gangguan
Kognitif Terhadap Gangguan
Keseimbangan Pada Lanjut Usia.
2004.
Diperoleh
dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/
Search.html?act=tampil&id=54416
&idc=24. Diakses 15 November
2015.
Willson B, Emsile H, Quirk K,
Evans J. 2001. Journal of
neurology, neurosurgery, and
psychiatry, volume: 70(4),pp.47782.
Diperoleh
dari
at:
http:www.pubmedcentral.nih.go/ar
ticlerender.fcgi?artid=1737370&to
ol=p mcentrez &r endertypa.
Diakses 14 Oktober 2015.
Denisson. Brain gym (Senam
Otak). Jakarta : Grasindo. 2009.
Yanuarita,
Franc
Andri.
Memaksimalkan Otak Melalui
Senam
Otak
(BrainGym).
Sukoharjo.Teranova Books. 2012.
Rochmad
Agus
Setiawan.
Pengaruh Senam Otak Dengan
Fungsi Kognitif Lansia Demensia
Di Panti Werdha Dharma Bakti
Kasih Surakarta. 2014. Jurnal
Keperawatan Surakarta : Stikes
Kusuma
Husada
Surakarta.
Diperoleh dari RA Setiawan, W
Safitri,
A
Setiyaja
digilib.
stikeskusumahusada.ac.id. Diakses
28 Oktober 2015. (Skripsi).
10. Guslinda,Yola Yolanda, Delvi
Hamdayani. Pengaruh Senam Otak
Terhadap Fungsi Kognitif Pada
Lansia Dengan Dimensia Di Panti
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan
Aluih Sicincin Padang Pariaman
Tahun 2013. Jurnal Keperawatan
Padang : STIKes Mercubaktijaya
Padang. Diperoleh dari journal.
mercubaktijaya.ac.id/downlotfile.p
hp?file=1e.pdf. Diakses tanggal 20
Oktober 2015. (Skripsi).
11. Keliat, 1999 dalam Maryam,
Fatma,
Rosidawati,
Juabed,
Batubara. Mengenal Usia Lanjut
DanPerawatannya.
Jakarta:
Salemba Medika. 2011.
12. Maryam,
Fatma,
Rosidawati,
Juabed, Batubara. 2011. Mengenal
Usia Lanjut DanPerawatannya.
Jakarta: Salemba Medika. . 2011.
13. Darmajo B. Teori Proses Menua.
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
2009.
14. Lanawati.
Hubungan
Antara
Senam Kesegaran Jasmani Lansia
Dengan Fungsi Kognitif Dan
Keseimbangan Tubuh Di Posyandu
Lansia Desa Dauh Puri Kauh
Denpasar. 2015.
Universitas
Udayana.
Diperoleh
dari
:
www.pps.unud.ac.id/.../unud-14581595108714-.
Diakses
10
November 2015. (Tesis).
ofAlzheimer’s patients. Brain Gym
Journal 2002;16 (1): 10.
17. Cancela
JM,
Suarez
HV,
Vasconcelos J, Lima A, Ayan C.
Efficacy of Brain Gym Training on
The Cognitive Performance and
Fitness Level of Active Older
Adult : A Pliminary Study, J Aging
Phys Act 2015; 23 (4); 653-8.
18. Ari Sapti Mei Leni, Isbaini
Herawati, Agus Widodo. 2012.
Pengaruh Senam Otak Terhadap
Daya Ingat Pada Wanita Post
Menopause. Surakarta : Aisyiyah
Surakarta.
19. Sularyo TS, Handryastuti S. Senam
otak. Sari Pediatri, Juni 2002; 4(1):
37.
20. Macias M, Nowicka D, Czupryn
A, Sulejczak D, Skup M, SkangielKramska
J.
Exercise-induced
motor improvement after complete
spinal cord transection and its
relation to expression of brainderived neurotrophic factor and
presynaptic
markers.
BMC
Neuroscience 2009; 10:144.
21. Dince Setianingsih. Pengaruh
Senam
Otak
Terhadap
Kemampuan
Memori
Jangka
Pendek Pada Anak Tuna Drahita
Ringan Di SDLB Negeri Patrang
Kabupaten Jember; 2012. Jember:
Program Studi Ilmu Keperawatan
Jember. (Diakses tanggal 9April
2016).
22. Greenough, W. Perspective: Rich
Experience, Physical Activity
Healthy Brains; 2006. National
Scientific
Council
on
the
Developing
Child.
(Diakses
tanggal 9April 2016).
23. Brown
&
Jason.
Enriched
Environment and Physical Activity
Stimulate Hippocampal but not
Olfactory Bulb Neurogenesis;
15. Verany R, Santoso B, Fanada M.
2013. Pengaruh Brain Gym
Terhadap Tingkat Kognitif Lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha
Warga Tama Indralaya. Palembang
: Universitas Sriwijaya. (Skripsi)
16. Drabben-Thiemann G, Hedwig D,
Kenklies M, Von Blumberg A,
Marahrens A, Marahrens G, Hager
K. The Effect of Brain Gym on
The
Cognitive
Performance
14
2003. Eureopean Journal of
Neurosciences, Vol.7. pp20422046. (Diakses tanggal 9April
2016).
15
Download