Alat Pengontrol Suhu Pada Alat Pemanas - Journal

advertisement
Alat Pengontrol Suhu Pada Alat Pemanas Berbasis Mikrokontroller
At89S51
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Dwi Broto Bagus Setiawan
06.11.1300
Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMASI DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2009
ABSTRACT
THE TEMPERATURE CONTROLLER ON THE HEATER BASED ON
MICROCONTROLLER AT89S51
This thesis aims to create a series of microcontroller applications to control
temperature control system on the heater.
Control system is needed because the temperature to regulate heat in order to
stay awake milk protein content is contained in it. Warming temperatures in the state of
the milk temperature is 80 ˚ C, with initial selection at 72 ˚ C, because the fresh milk to be
ready to drink to warm up with just 72˚ C temp erature only. That in heated milk is fresh
milk.
Microcontroller functions to process and control the heater based on the condition
that the value provided by the Personal Computer. It also serves to receive the heater
control commands manually and send the temperature data to the Personal Computer
serial. Software in use is Bascom AVR and Borland Delphi7.
The way this is working heater heater can be adjusted in accordance with the
user desires.Heater on stand-by position when the temperature has reached the
maximum heater or heater position and the heater off to on when the heater temperature
decreases. State of such heater is due to relay connected to the LM35 sensor and
microcontroller.
Keywords: Heater, Mirokontroller, Bascom AVR, Borland Delphi7, LM35, Relay
1.
Pendahuluan
Penggunaan sumber energi yang semakin meningkat menyebabkan
ketersediaan dari sumber energi yang ada semakin menurun. Salah satunya adalah
penggunaan dari sumber energi listrik. Pemakaian energi listrik di rumah tangga
sebagian besar adalah untuk penerangan, sisanya digunakan untuk keperluan
lainnya seperti penggunaan lemari es/kulkas, setrika listrik, mesin cuci, TV,
radio/tape recorder, kipas angin, AC, penanak nasi (rice cooker), pompa air, dan
penghisap debu (vacuum cleaner). Energi listrik juga dapat kita gunakan untuk water
heater(pemanas air).
Pemanas air (water heater) adalah salah satu contoh produk yang sekarang
ini banyak di minati oleh masyarakat. Water heater sudah menjadi barang yang
banyak ditemui sebagai pelengkap peralatan rumah tangga, perhotelan dan
restoran. Penggunaan water heater energi listrik juga telah berkembang di negaranegara maju maupun negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.
Sumber energi ada 3 jenis yaitu listrik, gas dan matahari. Namun, dari ketiga jenis
sumber energi tersebut yang lebih banyak digunakan adalah energi listrik karena
lebih praktis dalam penggunaan dan pemasangannya daripada jenis sumber energi
yang lain.
Banyak jenis pemanas air (water heater) yang dianggap berlebihan bahkan
cenderung boros dalam mengkonsumsi listrik tetapi hasil yang didapat tidak seperti
yang diharapkan, yang diperlukan adalah water heater yang memiliki kinerja yang
baik sehingga konsumsi listrik dan hasil yang didapat dapat sesuai dengan yang kita
harapkan. Tidak hanya dengan masalah pemborosan listrik, namun pemanas air
(water heater) yang ada di pasaran belum mampu menjawab berbagai masalah
yang sekaranga ini dihadapi, seperti belum bisa menyeting panas yang sesuai
dengan keinginan user, belum mampu terintegrasi dengan PC atau komputer.
2.
Landasan teori
Pembuatan
alat
pengontrol
suhu
pada
alat
pemanas
berbasis
mikrokontroller At89S51 juga tidak jauh berbeda dengan komputer. Dalam
pengontrol suhu ini ada dua elemen yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja
nya, yaitu hardware dan software. Hardware digunakan untuk action atau tindakan
yang dapat dilihat mata, sedangkan untuk software digunakan untuk memberi
masukkan atau kecerdasan agar pengontrol suhu tersebut dapat melakukan hal –
hal yang ingin dicapai oleh pemakai.
2.1
Bagian Elektronis
Bagian elektronis tersebut terdiri dari komponen – komponen elektronika
yang terangkai sedemikian rupa sehingga bisa mendukung kinerja alat pengontrol.
Bagian elektronis pengontrol suhu pada alat pemanas berbasis mikrokontroller
At89S51 ini terdiri dari : Sensor LM 35, IC Analog to Digital Converter 0804 (ADC
0804), IC LM 7805, Relay, Mikrokontroller At89S51.
1.
Sensor LM35
LM 35 merupakan sensor temperatur yang menggunakan chip Silikon sebagai
elemen pendeteksi. LM35 mempunyai variabel output tegangan. Meskipun rentang
kerja terbatas dalam rentang suhu -55 oC sampai 1500C tetapi keunggulannya yaitu
menghasilkan output yang linier. Kelebihannya antara lain: perbandingan antara
suhu dengan tegangan output yang linier, range output tinggi, harga murah.
Kelemahannya antara lain: maksimum temperature sensing 1000C, memerlukan
supply daya, reaksi yang lambat terhadap perubahan suhu, dan pemanasan sendiri.
2.
IC Analog to Digital Converter 0804 (ADC 0804)
Rangkain atau chip ADC (Analog to Digital Converter 0804) berfungsi untuk
mengubah sinyal analog menjdai sinyal digital. Umumnya chip ADC 8 bit digunakan
untuk mengubah rentang sinyal analog 0-5 V menjadi level digital 0-225 untuk ADC
8 bit. ADC 0804 termasuk dalam keluarga ADC0804 yang IC CMOS 8-bit dengan
prinsip konversi successive-approximation. Pengubah Analog ke Digital (A/D)
berfungsi untuk mengkonversikan besaran analog menjadi besaran digital.
Tegangan analog yang tak diketahui dimasukkan ke dalam pengubah A/D, dan akan
muncul keluaran biner yang bersangkutan. Keluaran biner tersebut akan berbanding
lurus dengan masukan analog. Sebagai tambahan tegangan referensi input dapat
di-adjust agar dapat menerjemahkan analog yang kecil sehingga dapat dikontrol
dalam 8-bit resolution.
3. IC LM 7805
LM7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812 regulator
tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan
7912 yang berturut-turut adalah regulator dengan tegangan negatif 5 volt dan 12
volt. IC LM7805 (Integrated Circuit LM7805 ) merupakan regulator untuk mendapat
tegangan 5 Volt. Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus
(current limilter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini
memiliki 3 pin (kaki). Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang
tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang
dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337
untuk regulator variabel negatif. Beda Resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga
tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.
4. Relay
Relay merupakan suatu Komponen (rangkain) elektronika yang bersifat
elektronis dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan, dan poros besi. Cara
kerja Komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu
membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar yang ada
di dalam relay tersebut, sehingga menghasilkan aruslistrik yang besar.
5. Mikrokontroller At89S51
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC 8
bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi
MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua
jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi
RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS 51 berteknologi
CISC
(Complex
Instruction
Set
Computing).
Secara
umum,
AVR
dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga Attiny, keluarga AT90Sxx, keluarga
ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing – masing kelas
adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu
AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah
ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu
AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang
tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM dan lain sebagainya.
2.2.
Software
Secara umum, sebuah robot digerakan dengan menggunakansebuah
program yang dimasukkan ke dalam mikrokontroller. Program yang dijalankan oleh
mikro controller tersusun dari bahasa pemrograman tingkat rendah (low level
language) atau disebut juga bahasa mesin.agar pembuatan program lebih mudah
dipahami manusia, maka diperlukan bahasa pemrograman tingkat itnggi (high level
language), salah satunya adalah bahasa pemrograman Basic. Bahasa tingkat tinggi
tersebut kemudian decompile dengan menggunakan software pendukung sehingga
mempunyai output yang dikenal oleh mesin.
2.2.1.
Bahasa Pemrograman Basic
Basic merupakan bahasa tingkat menengah, artinya adalah kemampuan
mengakses fungsi – fungsi dan perintah – perintah dasar bahasa mesin. Dalam
presepektifnya mudah dipahami manusia, Basic juga bias digolongkan menjadi
bahasa tingkat tinggi, namun Basic juga menyediakan kemampuan untuk melakukan
operasi bit, operasi byte, pengaksesan memori yang bdilakukan oleh bahasa tingkat
rendah. Bila melihat sejarahnya, BASIC adalah bahasa interpreter. Artinya, akan
diterjemahkan ke dalam machine code saat program di-eksekusi. Positif-nya, kita
bisa memberikan perintah pada command line, dan langsung melihat hasilnya.
Negatif-nya, lambat. Namun, sekali lagi, soal cepat atau lambat, tergantung pada
kebutuhan. Bila jeda yang terjadi masih dalam batas-batas yang dapat diterima,
berarti kelambatan yang terjadi dapat diabaikan.
2.2.2.
Borland Dhelphi7
Delphi adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis visual yang
digunakan untuk membuat program aplikasi pada komputer (seperti Visual basic).
Bahasa pemrograman yang digunakan oleh Delphi sebenarnya merupakan turunan
dari bahasa pemrograman pascal, yang dahulu pada Delphi dikenal sebagai objek
pascal. Delphi relatif lebih mudah dipahami dibandingkan dengan bahasa
pemrograman lainnya, disamping itu banyak referensi terutama dalam bentuk buku
yang membahas tentang bahasa pemrograman ini. Delphi telah terbukti mampu
menghasilkan software-software yang berkualitas, baik yang berskala besar maupun
kecil, teknologi yang digunakan pada Delphi pun cukup uptodate.
3.
Perancangan Sistem
Aplikasi berikut ini membahas penggunaan At89S51 sebagai pengendali,
dimana aplikasi ini menggunakan sensor suhu LM35 sebagai pendeteksi suhu zat
yang dipanaskan (susu). Keluaran sensor LM35 berupa data analog. Data yang
dihasilkan oleh sensor LM35 diubah kedalam data digital, sehingga membutuhkan
ADC 0804 agar dapat diolah oleh mikrokontroller. Data yang masuk ke
mikrokontroller diolah, dan hasilnya ditampilkan ke PC
3.1.
Rancangan Sistem
Sistem pengontrol suhu heater dirancang sesuai dengan keinginin
pengguna. Sistem yang dirancang terlihat pada gambar
Gambar. Block Sistem Pengontrol Suhu Heater
Sensor digunakan untuk mengamati suhu panas yang terjadi didalam heater.
Hasil dari sensor tersebut dibaca oleh ADC 0804 yang disampaikan kedalam
mikrokontroller. Driver Heater ini berfungsi sebagai pengontrol arus listrik, dimana di
dalam nya terdapat relay. Mikrokontroller disini bertugas sebagai pengendali kondisi
heater berdasarkan nilai yang di berikan oleh Personal Computer. Selain itu juga
berfungsi untuk menerima perintah pengendalian heater secara manual dan
mengirimkan data suhu menuju PC secara serial.
Implementasi Sistem alat pengontrol suhu
yang dirancang adalah sebagai
berikut:
3.2.
Perancangan hardware
Cara kerja hardware alat pengontrol suhu ini adalah apabila heater
mendapatkan arus 220V maka secara otomatis heater akan hidup. Sehingga arus
tadi akan dikonfersi menjadi arus DC sebesar 5V oleh Ic LM 7805. Driver heater
berfungsi sebagai penghubung antara heater dengan mikrokontroller At89S51,
sehingga sensor LM 35 dapat membaca suhu panas yang dihasilkan oleh heater.
Data suhu yang di baca oleh sensor nasih berupa data analog, sehingga harus
dikonfersi menjadi data digital oleh ADC 0804 agar dapat dicacah oleh
mikrokontroller. Hasil pencacahan tersebut akan dikirim ke PC melalui serial port
RS2322.
3.3.
Perancangan Software
Mengatur alamat port dengan mengubah parameter setting sesuai dengan
kebutuhan. Untuk default serial RS232 menggunakan port standar PC pada com1.
Untuk pemilihan baudrate harus disesuaikan dengan peralatan yang terhubung,
karena tanpa sinkronisasi baudrate, komunikasi tidak akan berjalan dengan
semestinya. Kecuali bila pada peralatan yang dihubungkan support dengan
automatic baudrate detection. Default nilai baudrate disini pada 9600bps.
Sedangkan untuk data bits, stop bits, parity dan flow control silakan sesuaikan
dengan kebutuhan hardware atau peralatan yang akan dihubungkan. Setelah setting
pada parameter serial port, maka aplikasi siap untuk di gunakan.
flowchart system pada alat pengontrol suhu ini dapat dibagi menjadi dua
flowchart, yaitu:
1. Flowchart program pengontrol suhu dengan Delphi7
2. Flowchart Mikrokontroller
4.
Hasil dan Pembahasan
Bagian
elekntronis sesungguhnya merupakan bagian yang paling rentan
terhadap kerusakan dan kesalahan pembuatan. Oleh karena itu agar sistem
pengendalian tidak mudah rusak, maka dilakukan pembagian elektronis ditambah
sumber daya listrik.
4.1.
Bagian Elektronis
Secara umum Secara umum bagian elektronik dibagi menjadi enam komponen
utama, yaitu :
•
Power AC yang langsung terhubung dengan arus ac 220 volt.
•
Driver Heater yang terdiri dari relay sebagai saklar otomatis untuk
memutus arus pada heater apabila suhu zat yang dipanaskan telah
mencapai titik yang dipilih oleh user.
•
Driver Heater yang terdiri dari relay sebagai saklar otomatis untuk
memutus arus pada heater apabila suhu zat yang dipanaskan telah
mencapai titik yang dipilih oleh user.
•
Mikrokontroller
At89S51 sebagai pengontrol utama dari rangkaian
elektronika yang nanti akan ditanamkan software.
•
ADC 0804 sebagai konferter sinyal analog menjadi sinyal digital.
•
RS232 sebagai jalur komukasi serial antara elektronika dengan
computer
4.1.1.
Heater Utama
Heater Utama merupakan bagian utama untuk meletakkan sensor suhu dan
memanaskan susu. Zat (susu) akan dipanaskan pada heater, heater akan bekerja
bila saklar push on pada software ditekan atau dengan mode otomatis yaitu dengan
menginputkan batasan suhu.
Penyesuaian suhu panas dalam heater untuk proses pemanasan suhu zat
(susu) memiliki efek yang sangat besar. Karena susu merupakan sumber utama
kalsium pada anak, selain itu susu merupakan minuman yang hampir sempurna
karena kandungan gizi nya lengkap yaitu air, lemak, protein, laktosa, mineral,
sejumlah enzim, vitamin, fosfolipid, laktosa. Banyak ahli gizi yang menyarankan
untuk mengkonsumsi susu segar (tanpa campuran tambahan), karena rentan
terhadap bakteri susu segar perlu dipanaskan, namun susu yang dipanaskan
dengan suhu tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan kandungan
gizi terutama vitamin dan protein. Pemanasan yang dilakaukan dapat membunuh
mikroba pada susutanpa mengurangi kandungan penting pada susu.
4.2
Software
Dalam pemrograman alat pengontrol suhu disini mengacu pada kondisi
sensor yang aktif. Sebelum membuat program, maka kita perlu mendefinisikan
seluruh kemungkinan pembacaan sensor LM35 yang akan diterima ADC 0804.
4.3.
Membuat Program Dalam Bascom–AVR
Untuk editor pemrograman dan compiler nya digunakan Bascom-AVR
4.4.
USB Downloader
Langkah terakhir adalah penanaman program ke dalam mikrokontroler
At89S51. Sebagai media koneksi antara PC dengan board interfacing pada alat
pengontrol suhu digunakan kabel Downloader. Port yang digunakan untuk koneksi
adalah USB Port.
4.6.
Pengujian
Tujuan dari pengujian skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja
system yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebab – penyebab
ketidaksempurnaan alat serta menganalisa untuk perbaikan selanjutnya. Dalam
pengujian ini yang perlu diperhatikan adalah tentang ketepatan perangkat lunak
dalam mengakomodasi dan mengkoneksikan semua peripheral apakah sesuai
pengujian yang dilakukan atau belum.
1. Pengujian alat
2. Pengujian mikrokontroller
3. Pengujian arus DC
4. Pengujian Power AC
5. Pengujian Suhu
4.6.1.
Pengujian Alat
Pengujian alat ini lebih ditekankan pada pengujian arus listrik yang masuk,
karena factor utama dalam proses pemanasan heater ini adalah merubah arus listrik
menjadi panas. Alat ini telah berhasil berfungsi dengan indikasinya adalah LED
indicator telah menyala.
4.6.2.
Pengujian Mikrokontroller
Mikrokontroller hanya mampu mendapat tegangan maksimal 5 volt, apabila
mendapat tegangan lebih dari 5 volt akan terjadi kerusakan pada mikrokontroler sehingga
alat akan mati dan akan mempunyai efek merusak sensor panas.
4.6.3
Pengujian Arus DC
Alat pemanas heater ini memanfaatkan arus listrik DC 5 Volt untuk memicu
rangkaian
utama
elektronika.
Sehingga
arus
listrik
harus
selalu
dijaga
kestabilannya
4.6.4
Pengujian Arus AC
Panas yang dihasilkan oleh heater memanfaatkan arus listrik ac 220 volt
dar PLN. Agar menghasilkan panas yang tinggi maka arus listrik yang digunakan
juga harus besar, sehingga heater langsung diberi arus short dari stop kontak PLN
4.6.5
Pengujian Suhu
Pengujian
alat
pengontrol
suhu
pada
alat
pemanas
berbasis
mikrokontroller At89S51 selain menggunakan sensor suhu (LM35) juga dilakukan
menggunakan termomether suhu. Dalam pengujian ini suhu didalam heater naik 50C
sampai dengan 100C, hal ini dikarenakan sensor suhu LM35 memiliki reaksi yang
lambat terhadap perubahan suhu dan pemanasan sendiri.
Perubahan suhu ini juga dipengaruhi dengan adanya proses perambatan
kalor pada hukum kekekalan energi. Dimana berdasar hukum kekekalan energi,
energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat pula berubah
bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain. Perpindahan kalor adalah suatu
proses perpindahan energi panas pada suatu zat ke zat lain. Kalor dapat berpindah
dapat melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara, zat perantara yang
dapat menghantarkan kalor disebut dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat
menghantarkan panas disebut dengan isolator. Perpindahan kalaor dapat dibagi :
konduksi (hantaran), konveksi (aliran) dan radiasi (pancaran). Perubahan suhu
panas yang terjadi pada alat pemanas suhu ini berupa konduksi.
Konduksi merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi
kalornya berpindah sedangkan zat perantaranya tidak bergerak. Sehingga
perpindahan kalor secara hantaran/ konduksi merupakan satu proses pendalaman
karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi didalam bahan. Arah aliran energi
kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Selain terpengaruh
oleh perambatan suhu panas, perbedaan suhu panas ini juga di pengaruhi oleh
kekentalan zat yang terdapat di dalam cairan itu sendiri. Kekentalan disebabkan
adanya kohesi antara partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan
geser antar molekul-molekul yang bergerak.
5
Kesimpulan
Dari beberapa tahap perancangan, pembuatan dan pengujian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan antara lain :
1. Pada penelitian ini telah berhasil dirancang alat pengontrol suhu pada alat
pemanas berbasis mikrokontroller At89S51. Alat ini mampu mengontrol suhu
panas di dalam heater dan mendeteksi suhu yang ada dialam heater.
2. Suhu didalam heater dapat diatur sesuai keinginan pengguna tanpa harus
mengurangi kandungan protein didalam nya.
3. Heater pada posisi stand by ketika suhu heater telah mencapai maksimal atau
posisi heater off dan heater akan on ketika suhu heater menurun.
4. Mikrokontroller disini berfungsi untuk mengolah dan mengendalikan kondisi
heater berdasarkan nilai yang diberikan oleh Personal Computer (PC). Selain itu
juga berfungsi untuk menerima perintah pengendalian heater secara manual dan
mengirimkan data suhu menuju Personal Computer (PC) secara serial.
5. Kesulitan yang dialami dalam pembuatan :
a)
Penggunan mikrokontroller At89S51 memerlukan tambahan ADC luar,
penggunan ADC ini dikarenakan pada At89S51 tidak didukung dengan ADC
b)
Menentukan batas atas dan batas bawah suhu.
c)
Perangkat relay yang rentan rusak akibat arus listrik yang tidak stabil.
6. Faktor yang dapat mengurangi heater saat dinyalakan antara lain :
a) Perambatan panas yang dihasilkan sangat tergantung pada debit zat (susu)
yang berada didalam heater.
b) Relay didalam kompunen peka terhadap arus listrik yang masuk kedalam
heater.
5.1 Saran
Dalam
pembuatan alat
pengontrol
suhu pada alat
pemanas berbasis
mikrokontroller At89S51 masih adanya kekurangan yang harus diperbaiki,
diantaranya :
1. Arus listrik yang masuk harus sesuai kebutuhan mikrokontroller.
2. Lemah nya driver heater akibat arus listrik yang tidak setabil.
3. Heater tidak tahan panas karena terbuat dari bahan yang mudah leleh.
4. Kesetabilan proses naiknya suhu tergantung debit susu yang ada didalam
heater.
5. Jangan memasukan susu dalam keadan membeku atau dingin dibawah 00C,
karena akan menyebabkan tidak stabilnya pembacaan suhu susu karena
perubahan kadar zat.
Daftar Pustaka
Anonim, 1996; Modul Praktikum Elektronika II ,Lab ELINS FMIPA UGM, Yogyakarta.
Putra, Agfianto Eko ., 2004, Belajar Mikrokontroller AT89S51/52/55 Teori dan Aplikasi,
Gava Media, Yogyakarta.
Putra, Agfianto Eko ., 2004, Belajar Mikrokontroller AT89S51/52/55 Teori dan Aplikasi,
Gava Media, Yogyakarta
Boylestad, Robert dan Louis Nashelsky. 1992. Electronic Devices And Circuit Theory,
Fifth Edition. Prentice-Hall International : New Jersey.
Faissler, W.L. 1991. An Introduction To Modern Electronic. John Wiley & Sons :
Singapore.
Halliday, David dan Robert Resnick (diterjemahkan oleh Pantur Silaban dan Erwin
Sucipto). 1999. Fisika, Edisi ke 3 Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Putra, A.E. 2002. Penapis Aktif Elektronika, Teori dan Praktek. Gava Media : Yogyakarta.
Usher M.J. 1989. Sensors And Transdusers. Macmillan Education : London.
Alami F. Tanpa tahun, Pemrograman Delphi7. http ; //www.shatomedia.com
Iswanto, ST, “Belajar Sendiri Mikrokontroler AT90S2313 dengan Basic Compiler”,
Penerbit Andi Yogyakarta, 2009
Widodo, Rusminto Tjatur, M.Huda,Alridjajis, “Piranti Elektronika 2 ”, UPPM, PENS ITS,
1999
http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc3487.pdf
http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/8866/NSC/LM35.html
http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/66283/INTERSIL/ADC0804.html
http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/77367/ATMEL/AT89S51.html
Download