BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikaruniai

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikaruniai dengan salah satu hutan tropis yang paling luas dan paling
kaya keanekaragaman hayatinya di dunia. Puluhan juta masyarakat Indonesia
mengandalkan hidup dan mata pencahariannya dari hutan, baik dari mengumpulkan
berbagai jenis hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau bekerja pada
sektor industri pengolahan kayu. Hutan tropis ini merupakan habitat flora dan fauna
yang kelimpahannya tidak tertandingi oleh negara lain dengan ukuran luas yang sama.
Bahkan sampai sekarang hampir setiap ekspedisi ilmiah yang dilakukan di hutan tropis
Indonesia selalu menghasilkan penemuan species baru.
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati
tertinggi di dunia. Hutan dan laut di negara ini, termasuk ekosistem terkaya di dunia,
memberikan lapangan kerja dan pendapatan kepada jutaan penduduk Indonesia. Akan
tetapi, lingkungan hidup negara ini mengalami tekanan hebat akibat kegiatan-kegiatan
manusia. Eksploitasi sumber daya alam merupakan bagian yang penting dari
perekonomian negara akibatnya berbagai sektor yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya alam seperti sektor kehutanan berada dalam keadaan yang
memprihatinkan karena sumber dayanya terus menipis. Negara ini juga menghadapi
berbagai tantangan lingkungan hidup lainnya seperti polusi udara atau sulitnya akses
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terhadap sumber daya air. Karena berperan penting bagi pembangunan jangka panjang
Indonesia, penanganan masalah lingkungan hidup menjadi semakin mendesak dalam
kaitannya dengan isu perubahan iklim. Indonesia merupakan penghasil emisi gas
rumah kaca yang besar sekaligus negara yang secara khusus, rentan terhadap dampak
perubahan iklim seperti misalnya, kenaikan muka air laut atau gangguan terhadap
sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an ternyata sebagian terjadi dengan
menghancurkan lingkungan dan pelanggaran hak dan tradisi mayarakat lokal. Sebagai
contoh, salah satu sektor perekonomian yang mengalami pertumbuhan paling pesat,
yaitu industri pulp dan kertas, ternyata didirikan tanpa terlebih dahulu membangun
hutan tanaman industri yang sangat diperlukan untuk menjamin pengadaan pasokan
kayu pulp. Sebaliknya, berbagai pabrik pulp ini mengandalkan bahan bakunya dari
pembukaan hutan alam secara besar-besaran.
Pembukaan lahan ini di lakukan dengan teknik tebang dan bakar yang merupakan
metode yang umum dan telah lama diaplikasikan dalam pembukaan lahan. Alasan
utama penggunaan teknik tebang dan bakar karena dianggap lebih murah, cepat dan
praktis dibandingkan dengan teknik tanpa bakar. Yang mengakibatkan pencemaran
udara akibat kegiatan pembukaan lahan dengan cara membakarnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pembukaan lahan yang salah satunya di lakukan di wilayah Kalimantan dan
Sumatera, di lakukan secara terus menerus dengan cara membakarnya yang
mengakibatkan polusi udara di wilayah Kalimantan dan sumatera, di tambah parahnya
tahun ini adalah bencana terbesar dari pembakaran hutan tersebut, yang berdampak
terhadap kesehatan dan pendidikan akibat kabut asap yang menyelimuti wilayah
tersebut, yang telah berlangsung sejak Juni 2015 hingga kini masih belum juga dapat
dipadamkan. Polusi udara yang diakibatkan juga diprediksi lebih tinggi dari polusi
akibat kebakaran hutan Indonesia terparah yang terjadi di wilayah Sumatera tahun
2013, yang pencemarannya juga menjangkau Negara-negara tetangga di Asia
Tenggara. Yang bias kita lihat dari tabel jumlah titik panas di berbagai wilayah yang
mengalami kebakaran hutan dan lading gambut.
1
Gambar 1.0 : Garfik jumlah titik panas di beberapa wilayah pada tahun 2015
http://www.kompasiana.com/achmadsiddikthoha/menelusuri-kabut-asap-diindonesia_55e524e291977368048b4567
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Setiap tahun, area hutan di Kalimantan dan Sumatra dihancurkan untuk dijadikan
perkebunan dan untuk diambil kekayaannya, seperti kayu, karet dan batu bara. Peluang
menghasilkan uang yang sangat besar telah menarik banyak perusahaan besar untuk
mengeksploitasi hutan dan lahan gambut di kedua pulau ini.
Sangat menyedihkan bahwa Indonesia yang memiliki hutan begitu luas, yaitu tiga
persen dari total luas hutan di seluruh dunia, ternyata menghasilkan sepertiga dari total
emisi karbon yang dihasilkan di seluruh dunia dari perusakan hutan dan lahan.
Penggundulan jutaan hektar hutan tropis di Indonesia seringkali dilakukan untuk
perluasan lahan perkebunan yang dikelola secara sembarangan. Penggundulan dengan
dalih perluasan lahan perkebunan menjadi medium korupsi bagi pejabat dan sebagai
bukti kurangnya penegakan hukum.
Hutan di Kalimantan ditebangi pohon-pohonnya dan dirusak untuk diambil
kayunya, dijarah kekayaan mineralnya, atau diubah menjadi Hutan Tanaman Industri
(HTI) untuk menyediakan pasokan kayu bagi industri pulp dan kertas, atau dijadikan
perkebunan kelapa sawit. Sejauh ini, penyebab kerusakan hutan terbesar adalah
industri kelapa sawit serta industri pulp dan kertas yang membutuhkan banyak pasokan
kayu, untuk memnuhi kebutuhan masyarakat akan produk kertas dan kayu yang di
konsumsi masyarakat pada saat ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kecepatan perkembangan industri pulp dan kertas di Indonesia telah melebihi
kecepatan perkembangan penanaman kayu pulp. Walaupun sudah ada Hutan Tanaman
Industri (HTI), di mana budidaya kayu pulp dilakukan, penebangan kayu secara ilegal
sebagai bahan mentah industri pulp dan kertas tetap terjadi karena produksi kayu yang
dihasilkan HTI tetap tidak bisa memenuhi tingginya kuota yang diminta oleh pasar.
Akhirnya, demi bisa mengakomodasi tingginya kebutuhan warga dunia atas
kertas, tissue dan produk-produk dari kayu lainnya, para pengusaha dan investor
menutup mata terhadap perusakan hutan dan dan penebangan kayu gelap.
Selain itu dampak pasti yang di alami wilayah Kalimantan dan sumatera adalah
polusi udara akibat kabut asap dari lahan gambut dan kebakaran hutan, yang pada saat
ini dalam perhitungan alat yang mengukur kualitas udara yang berada di Jalan
Sudirman mencatat angka lebih dari 300 partikel debu (PM10) dengan kondisi
“Berbahaya”. Hal itu diakibatkan semakin tebalnya kabut asap dan meningkatnya
polutan udara di wilayah Sumatera.
Dalam standarisasi untuk ukuran udara yang bersih yang dapat di nikmati oleh
manusia adalah di bawah 150. Jika dari alat (ISPU) tercatat kadar polusi udara,
partikulat udara setiap jamnya rata-rata di atas 300. Dengan adanya peringatan yang
berbahaya tersebut, maka kesehatan pun akan terganggu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kalimantan dan sumatera merupakan wilayah terkaya di Indonesia, dan sumber
dayanya didominasi oleh sumber alam, terutama minyak bumi, gas alam, karet, kelapa
sawit dan perkebunan serat. Tetapi, penebangan hutan yang merajalela telah
mengurangi luas hutan secara signifikan, dari 78% pada 1982 menjadi hanya 33% pada
2005.Rata-rata 160,000 hektare hutan habis ditebang setiap tahun, meninggalkan 22%,
atau 2,45 juta hektare pada tahun 2009. Deforestasi dengan tujuan pembukaan kebunkebun kelapa sawit dan produksi kertas telah menyebabkan kabut asap yang sangat
mengganggu di wilayah ini selama bertahun-tahun,2
Dengan banyaknya titik panas yang ada dua wilayah tersebut, hal ini
mengakibatkan seluruh wilayah Kalimantan dan sumatera terkena kabut asap yang
sangat pekat, dan sampai saat ini dalam perhitungan alat pengukur kesehatan udara
(ISPU), mencatat tingkat pencemaran udaranya sudah mencapai 831 Pollutan Standard
Index (PSI), dengan adanya polusi udara yang berlebihan tersebut, provinsi riau mulai
berjatuhan korban dan di antaranya anak balita meninggal dunia akibat gangguan
pernapasan. Berikut tabel jumlah korban yang terdapat di provinsi riau:
3
Gambar 1.1. jumlah data korban kabut asap
2
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Riau
http://news.liputan6.com/read/2335095/kabut-asap-riau-bikin-pernapasan-61017-jiwa-terganggu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk mencegah hal serupa ini terjadi di tahun kemudian, konsumen harus pandai
dalam memilih produk dengan tujuan menjaga lingkungan, salah satunya memilih
produk yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab yaitu produk yang berlabelkan
FSC dan RSPO.
Forest Stewardship Council® (FSC) adalah, organisasi internasional non-profit,
independen, yang di dirikan sejak tahun 1993 dengan menggabungkan pandangan dari
semua kelompok kepentingan secara demokratis, menetapkan prinsip-prinsip global
dan kriteria kehutanan yang bertanggung jawab, dan menggunakan prinsip dan kriteria
untuk mengembangkan standar untuk pengelolaan hutan yang baik. Kriteria utama
untuk hal ini adalah budidaya spesies hutan yang sesuai dengan lokasi, melindungi
habitat yang berharga, melarang tanaman rekayasa genetik dan mengurangi
penggunaan pestisida.Pedoman sertifikasi FSC secara global mengikat dan transparan,
dan telah diproduksi dengan melibatkan semua kelompok sosial yang memiliki
kepentingan terhadap hutan. yang di mana perusahaan yang mendapatkan sertivikasi
FSC, di anggap memenuhi Pengolahan Hutan Alam Produksi Lestari (PHPL) dengan
mempunyai lahan yang luas untuk keberlangsungan hutan di indonesis.
Dan RSPO sendiri adalah suatu organisasi dengan tujuan ditetapkan untuk
produksi barang dan jasa secara terus-menerus dengan tidak mengurangi nilai inheren
dan produktivitas masa depannya serta tanpa menimbulkan dampak yang tidak
diinginkan terhadap lingkungan biologi, fisik, dan sosial. RSPO (Roundtable on
Sustainable Palm Oil) didirikan dengan spirit mewujudkan dan mengembangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sustainable Palm Oil. Artinya, pe mangku kepentingan RSPO sepakat bahwa industri
kelapa sawit harus berkembang dengan kaidah-kaidah sustainable (keberlanjutan).
Tanpa disadari, manusia sangat bergantung pada hutan. Manfaat hutan bagi
manusia tidak hanya berupa kayu untuk bangunan dan mebel saja, kertas juga produk
hutan. Demikian juga bahan baku untuk obat- obatan, kosmetik, dan jasa lingkungan,
seperti air dan kemampuan hutan menyerap polusi.
Kebutuhan manusia akan produk dan jasa hasil hutan semakin meningkat dengan
semakin bertambahnya penduduk. Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 250
juta jiwa, dengan penduduk usia produktifnya mencapai lebih dari 60 persen,
menjadikan negara ini memiliki pola konsumtif yang besar, sehingga ancaman
terhadap hutan pun besar.
Saat ini ada 600 produk di Indonesia yang menggunakan label Forest Stewardship
Council (FSC). Dengan adanya label FSC pihak produsen memastikan jika produknya
ramah lingkungan dan tidak merusak hutan.
''Label FSC pada produk merupakan simbol yang menyatakan produk tersebut
dihasilkan dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab baik secara lingkungan
maupun sosial,'' kata Hartono Prabowo, FSC Indonesia Representative.
Kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaan produk kayu olahan
berkelanjutan masih rendah. Untuk menjaga kelestarian hutan, masyarakat perlu
mengubah pola konsumsinya. Direktur Program Sumatera dan Kalimantan WWF
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Indonesia Anwar Purwoto mengatakan, kesadaran masyarakat masih kurang.
Sementara permintaan terhadap bahan baku produk berasal dari kayu meningkat.
”Terdapat kesenjangan antara permintaan yang meningkat dan kemampuan penawaran
hutan Indonesia,”
Pada tahun 2007, kebutuhan masyarakat Indonesia akan kayu mencapai 60 juta
meter kubik. Sementara pasokan kayu yang bisa diproduksi hutan Indonesia 20 juta
meter kubik, jika konsumsi sumber daya hutan tak diiringi pola berkelanjutan, kata
Anwar, keberlangsungan hutan alam menunggu kehancuran. Berdasarkan data Statistik
Kehutanan Indonesia 2013 yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan, total angka
deforestasi kawasan hutan Indonesia periode 2009/2010 adalah 610.375 hektar per
tahun dari total luas hutan Indonesia 131.279.115 ha.
Pada kondisi semacam ini, kesadaran masyarakat menggunakan produk kayu
bersertifikat
perlu
didorong
melalui
pengaturan
pola
konsumsi,
yaitu
mempertimbangkan dampak dari setiap produk yang dikonsumsi. Salah satu caranya
membeli dan menggunakan produk kayu atau turunannya yang tersertifikasi, di
antaranya berlabel. ”Label sertifikasi itu dapat membantu masyarakat mengenali
bahwa produk yang dikonsumsinya berasal dari hutan lestari.4
4
http://rumahpengetahuan.web.id/ubah-pola-konsumsi-kayu/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan adanya data di atas penyusun membuat sebuah iklan layanan masyarakat
bertema ‘Lawan Asap Dengan Membeli Yang Baik”, dengan menggunakan ambient
media, untuk mengubah perilaku masyarakat mercubuana dengan cara mengajak
masyarakat, khususnya masyarakat universitas mercubuana, untuk membeli produk
yang baik dan ramah lingkungan dengan produk yang berlabelkan FSC dan RSPO,
dengan dilandasi keinginan untuk melestarikan gaya hidup hijau, dan mengurangi
kasus penebangan dan pembakaran hutan yang berdampak pencemaran udara yang
pada saat ini di rasakan di wilayah Kalimantan dan sumatera, yang di harapkan kasus
seperti eksploitasi hutan yang di lakukan dengan tidak bertanggung jawab berkurang.
Melalui iklan layanan masyarakat yang di sampaikan melalui ambient media ini,
masyarakat universitas mercubuana
mengetahui produk yang mereka konsumsi
berasal dari hutan lestari dan ramah lingkungan, antara lain produk berbasis kayu dan
kertas berlabel Forest Stewardship Council (FSC), produk berbasis minyak sawit
berlabel Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dan produk hidangan laut yang
ramah lingkungan. Produk-produk lain yang menggunakan teknologi ramah
lingkungan juga bisa menjadi alternatif, seperti teknologi hybrid untuk alat
transportasi, maupun produk-produk hasil daur ulang.
Tahun 2050, penduduk dunia diperkirakan mencapai 9,3 milyar. Tanpa adanya
upaya mengurangi eksploitasi sumber daya alam dan konsumsi yang berlebih, negaranegara dengan tingkat populasi tinggi seperti Indonesia akan mengalami kelangkaan
sumber daya alam dan degradasi lingkungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Periklanan merupakan kegiatan atau proses penyampaian pesan paling banyak
mempengaruhi audience. Terutama dengan ambient media, yang mempunyai pesan
yang unik, memiliki stopping power yang cukup tinggi di sebabkan oleh sifatnya yang
tidak dapat di ganti saluranya dan tidak dapat di hindari.
Di iklan ambient media ini di harapkan menimbulkan simpati masyarakat universitas
mercubuana terhadap bencana polusi udara yang ada di riau.
Berkembangnya komunikasi di masa saat ini, banyak pemasaran yang
menggunakan media komunikasi lain yang cukup menarik, dengan memanfaatkan
fasilitas yang ada atau media luar ruang yang yang berhubungan dengan produk dan
pesan yang akan di komunikasikan pada khalayak. Salah satu yang cukup menarik
perhatian adalah iklan berbentuk ambient media. Iklan ambient media memang
memiliki kekuatan menarik perhatian khalayak di sekitarnya dan cenderung lebih
mudah menciptakan kepercayaan karena khalayak langsung “mengalami” isi pesan
yang disampaikan.
Namun demikian, dalam perkembangannya iklan ambient media di Indonesia
tidak semaju di negara negara lain seperti Inggris yang biaya iklannya untuk ambient
medianya selalu meningkat rata-rata 20% setiap tahun. Belum ada data pasti mengenai
jumlah anggaran dan presentase perkembangan iklan ambient media di Indonesia,
namun dengan melihat anggaran iklan untuk televisi yang rata-rata mencapai 70% dai
total belanja media dan terus meningkat setiap tahun maka dapat diasumsikan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengiklanan di Indonesia masih cenderung lebih banyak menggunakan media media
konvensional untuk mengkomunikasikan merek atau produknya. Dari pengamatan
penulis juga belum ditemukan biro iklan yang khusus menangani iklan ambient media.
Padahal di negara-negara maju fenomena biro iklan khusus ambient media telah lama
berkembang, seperti halnya pada A mbient Agency Blade di Inggris.5
Adapun alasan kenapa kami memilih ambient media menjadi salah satu media
promosi kami, jika di deskripsikan secara konkrit, iklan ambient media dapat di
rincikan sebagai berikut:
a. Menurunya media konvensional (seperti spanduk, banner, biboard dan lainlain).
b. Semakin semakin semrawutnya jumlah iklan televise yang menggempur
konsumen setiap hari.
c. Adanya tuntutan permintaan yang semakin tinggi terhadap media komunikasi
non konvensional, media yang tidak biasa dan menarik.
d. Kebutuhan untuk menjaring target audiens yang lebih signifikan bagi produk.
e. Perkembangan teknologi, multimedia, internet dan sebagainya 6
Buku karangan Bambang Sukma Wijaya. Iklan ambient media hal: 16-20. Universitas Bakrie, Jakarta
Bambang sukma wijaya,2011. Model Komunikasi Berasal Dalam Komunikasi Pemasaran, Vol 1 No
1 februari-juli 2011.
5
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam penyusunan skripsi ini penulis ingin membuat sebuah iklan layanan
masyarakat yang di sampaikan melalui iklan ambient media, terhadap peristiwa kabut
asap yang di alami di provinsi riau, oleh karena itu penyusun ingin membuat suatu
karya yang baru dan di kemas menjadi suatau bentuk iklan yang menarik, yang
tujuanya melihat apakah iklan ambient media ini cukup efektif terhadap menarik
empati dari masyarakt universitas mercubuana, terhadap bencana yang di alami
saudara kita di provinsi riau.
Iklan Ambient media dapat digunakan secara bersamaan dengan menumpang
media-media tradisional (media massa) ataupun berdiri sendiri. Namun, dalam
perkembanganya, media-media non-tradisional atau media alternatif baik yang
dipasang di luar ruang maupun di dalam ruang telah menunjukan keragaman yang
secara signifikan akhirnya membentuk persamaan sendiri, sehingga istilah ambient
media menjadi salah satu dan bukan satu-satunya lagi istilah untuk mendeskripsikan
penggunaan media non-tradisional. Media alternatif ataupun media luar ruang seperti
dikenal umum selama ini
Ambient media memiliki kecenderungan untuk oportunistik, dalam arti bentuknya
memanfaatkan lingkungan yang ada dan sering kali atribut yang ada di lingkungan
tersebut menjadi bagian dari pesan itu sendiri.7 Ambient Media memiliki salah satu
sifat yang unik, yaitu sifat hidden (tersembunyi) bagi pesan yang disampaikan. Dari
Hendroyono, Handoko “The Rise of Ambient Media (Not The Fall of Advertising)’. Majalah Cakram
Vol. 284, 2007
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sifat iklan yang unik itulah dibutuhkan tim kreatif inilah yang berfungsi untuk
menciptakan sebuah ide-ide yang mampu diterima oleh masyarakat dan dipahami oleh
mereka, digodok dan dimatangkan. Tenaga tim kreatif ini terdiri dari orang-orang
dengan keahlian utama menulis, yang diberi nama profesi Copywriter dan orang-orang
dengan keahlian menggambarkan atau merancang tata letak atau layout iklan dengan
nama profesi Art Director atau pengarah seni. Art Director harus memiliki
pengetahuan atau latar belakang pendidikan rancang grafis (Graphic Design).8
Art directing adalah kegiatan mengkoordinasi, mempersiapkan kebutuhan
lapangan, melaksanakan eksekusi rancangan desain tata artistik atau gambar yang
telah dipersiapkan. Seluruh proses penyediaan material artistik mulai dari persiapan
hingga berlangsungya perekaman gambar dan suara saat proses produksi menjadi
tanggung jawab seorang art director.
Maka dari itu, dalam mempromosikan dengan menggunakan ambient media, art
director merupakan salah satu yang penting. Karena apa yang dibayangkan atau di
tuliskan oleh seorang copywriter belum tentu mampu diterima dengan baik oleh
khalayaknya. Seorang art director juga diperlukan untuk mengartikan dan memaknai
setiap tampilan yang dihasilkan sehingga khalayak yang dituju mampu memahami
pesan dari tayangan yang disaksikan.
Agus S. Madjadikara, 2005, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan,PTGramedia Pustaka Utama,
Jakarta, Hal 3
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sebuah team kreatif terdiri dari art director, graphic designer, typographer,
copywriter, dan visualizer, yang umumnya dikepalai seorang creative director. Tahap
awal pembuatan suatu konsep kreatif dimulai dengan brain storming, yang kemudian
diwujudkan dalam visualisasi kreatif. Sebuah Ambient Media harus menyajikan
pesan yang paling persuasive dan kuat.
Sebuah desain yang dirancang oleh tim kreatif harus memberi dukungan yang
efektif terhadap penampilan kata-kata. Ilustrasinya harus memberi tekanan dan
dukungan, dan tipografinya harus menjadikan copy ambient media terbaca dan
memberi penekanan bilamana diperlukan.9
WWF mengajak kita untuk memelihara lingkungan kita agar menjadi lebih baik.
10
Gambar 1.2 campaign wwf tentang lingkungan
Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang kreatif & Analisis Kasus Intergrated Marketing
Communication, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal. 171.
10
http://yhugasasmita.blogspot.co.id/2012/01/lima-iklan-untuk-promosikan-pelestarian.html
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar di di atas adalah salah satu hasil yang di lakukan oleh seorang art director,
yaitu dengan mengemas visualisasi dengan memberikan efek-efek design sesuai
dengan pesan yang di sampaikan kepada masyarkat agar lebih perduli terhadap
lingkungan dengan cara Kurangi polusi, buang sampah pada tempatnya, lalu
selamatkan lingkungan kita sebelum terlambat!.
Universitas Mercubuana adalah perguruan tinggi yang yang mempunyai budaya
kerja, salah satunya mengembangkan budaya kerja yang ramah lingkungan di universitas
mercubuana. Di tahun 2015 ini mercubuana sedang mengadakan campaign go green yaitu
dengan tage line “it's easy to go green lets go green together” yang artinya (sangat mudah
untuk pergi hijau mari kita pergi bersama-sama hijau), dan ini adalah salah satu poster yang
di buat oleh mercubuana.
11
Gambar 1.3. campaign go green mercubuana
11
http://fikom.mercubuana.ac.id/2015/09/22/lets-go-green-together-2015/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.2
Permasalahan
Dari penjabaran pada latar belakang di atas, serta untuk memberikan arahan
tentang penelitian yang akan di lakukan, maka rumusan masalah yang di buat yaitu
mengubah perilaku masyarakat universitas mercubuana agar lebih peduli terhadap
lingkungan, dengan cara membeli produk yang baik dan bertanggung jawab, yang di
sampaikan melalui ambient media.
Sebagai art director bagaimana mengubah perilaku masyarakat universitas
mercubuana terhadap peduli akan lingkungan dengan cara membeli produk yang ramah
lingkungan dan bertanggung jawab melalui media baru yaitu ambient media.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.3
Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan ini adalah untuk melawan bencana asap dengan
mengubah prilaku pembelian khalayak untuk lebih memilih produk yang ramah
lingkungan yang berlabel FSC dan RSPO agar pengalihan fungsi hutan tidak terus
terjadi dan musibah seperti di Sumatra dan Riau tidak terjadi lagi, melalui visualisasi
yang di buat Art Director
1.4
Alasan Pemilihan Judul
Alasan penulis mengambl judul “Perancangan Art Director Iklan
Layanan Masyarakat Dalam Bentuk Mbient Media Lawan Asap Dengan Membeli
Yang Baik Di Universitas Mercubuana” adalah
1. Mengubah perilaku masyarakat universitas mercubuana dengan sebuah
visualisasi yang bentuknya mengajak masyarakat universitas mercubuana
agar lebih perduli terhadap bencana asap, dengan cara membeli produk yang
berlabelkan FSC dan RSPO.
2. Menimbulkan rasa simpati masyarakat mercubuana terhadap korban bencana
asap di Riau
3. Memperkenalkan salah satu cara kreatif dalam beriklan dengan menggunakan
amient media dikalangan masyarakat universitas mercu buana dengan
menerapkan berbagai visualisasi berupa ajakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.5
Pembatasan Perancangan
Pembatasan perancangan pada iklan layanan masyarakat “Lawan asap dengan
membeli produk yang baik” yang di sampaikan melalui ambient media ini,
hanya sebatas merancang sebuah pesan yang terdiri dari visualisasi dan copy
writing yang di gabungkan menjadi sebuah prind at yang nantinya di terapkan
pada melalui ambient media yang medianya berupa lift.
1.6 Manfaat Perancangan
Manfaat dari perancangan ini, penulis dapat mengetahui bahwa bukan hal yang
mudah untuk dapat membuat iklan layanan masyarakat yang media penyampaiannya
mengggunakan iklan ambient media dengan baik, benar, dan berkualitas, apalagi
dengan tujuan untuk menggugah rasa simpati
masyarakat mercubuana dalam
bencana asap di riau.
1.6.1 Manfaat Akademis
Dengan adanya perancangan iklanlayanan masyarakat dengan menggunakan
ambient media ini diharapkan para mahasiswa terbuka tentang cara beriklan
tidak hanya dengan media konversional seperti tv, radio dan majalah tetapi
ada salah satu cara kreatif lainnya yaitu Ambient Media, dan diharapkan dapat
memberikan efek yang baik terhadap dunia pendidikan khususnya ilmu
komunikasi pemasaran dan periklanan mengenangi pembuatan ide yang
kreatif dan menarik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.6.2 Manfaat Praktis
Perancangan iklan layanan msayarakat ambient media ini diharapkan mampu
memberikan gambaran kreatif bagi mahasiswa/i komunikasi pemasaran dan
periklanan, sehingga dikemudian hari mereka mampu membuat iklan ambient
media yang menarik dan bernuansa baru.
Dan diharapkan mampu mengubah perilaku masyarakat yeng peduli dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar mereka, agar tidak
menimbulkan bencana yang serupa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download