MEKANISME REDAKSI LIPUTAN 6 DALAM MEMPERODUKSI BERITA YANG LAYAK TAYANG (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode Januari 2008) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : NAMA : ANDIK MAFTUHIN NIM : 04103-091 JURUSAN : BROADCASTING BROADCASTING FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008 UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI Judul Skripsi : STRATEGI REDAKSI LIPUTAN 6 DALAM MENENTUKAN BERITA YANG LAYAK TAYANG (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode Januari 2008). Nama : Andik Maftuhin Nim : 04103-091 Fakultas : Ilmu Komunikasi Bidang Studi : Broadcasting Mengetahui Jakarta, 24 Juli 2008 Pembimbing I (Ponco Budi Sulistyo.,M.comn) i FAKULTAS ILMUKOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI Nama : ANDIK MAFTUHIN Nim : 04103-091 Fakultas : Ilmu Komunikasi Bidang Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Mekanisme Redaksi Liputan 6 Dalam Memproduksi Berita Yang Layak Tayang (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode 2008) Mengetahui Jakarta, 5 Agustus 2008 1. Ketua Sidang Nama : Heri Budiano., M.Si ( ) ( ) ( ) 2. Penguji Ahli Nama : Feni Fasta., M.Si 3. Pembimbing I Nama : Ponco Budi Sulistyo., M.Comn ii FAKULTAS ILMUKOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama : ANDIK MAFTUHIN Nim : 04103-091 Fakultas : Ilmu Komunikasi Bidang Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Mekanisme Redaksi Liputan 6 Dalam Memproduksi Berita Yang Layak Tayang (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode 2008) Jakarta, Agustus 2008 Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing I (Ponco Budi Sulistyo., M.Comn) Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Dra. Diah Wardhani, M.Si) Ketua Bidang Studi Broadcasting (Drs. Riswandi., M.Si) iii UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDAMG STUDI BROADCASTING Andik Maftuhin Broadcasting (04103 091) STRATEGI REDAKSI LIPUTAN 6 DALAM MENENTUKAN BERITA YANG LAYAK TAYANG (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode Januari 2008 ) Bibliografi :1971-2006 ABSTRAKSI Bahwa stasiun televisi saat ini saling bersaing untuk menyiarkan berita-berita yang terkini dan dapat dipercaya kebenarannya. Maka diperlukan kemampuan ekstra redaksi suatu stasiun televisi untuk melihat, menyeleksi dan menafsirkan suatu isu atau peristiwa untuk dijadikan suatu berita, karena tidak setiap isu dan peristiwa bisa diangkat menjadi suatu berita.Liputan 6 Petang adalah salah satu program berita televisi yang popular di Indonesia dan yang masih mempertahankan komitmennya sebagai stasiun berita yang menayangkan beritaberita yang aktual (baru) dan tidak menanyangkan berita-berita basi atau no up to date, acara ini ditayangkan di SCTV setiap hari, dan menjadi program berita yang diunggulkan. Dengan berita-beritanya yang berani dan aktual, Liputan 6 Petang terus berusaha untuk menjadi program berita yang Aktual, Tajam, dan Terpercaya tentunya hal ini sangat sesuai dengan slogan yang hingga kini masih digunakan. Maka perumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana strategi redaksi Liputan 6 SCTV dalam menentukan suatu berita yang layak diangkat dan tayang dalam program Liputan 6 Petang periode Januari 2008. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi redaksi Liputan 6 dalam menentukan suatu berita yang layak tayang dalam program berita Liputan 6 Petang di SCTV. Adapun kerangka pemikiran yang digunakan adalah pengertian komunikasi, komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa elektronik, berita, teori agenda setting, gate keeping selektif, strategi dan perencanaan redaksi, manajemen dan organisasi penyiaran, proses produksi berita televise Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu salah satu metode atau alat penelitian yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Fokus penelitian ini ditujukan pada redaksi Liputan 6 SCTV dan program berita Liputan 6 Petang yaitu perencanaan program, berapa banyak berita yang disajikan setiap harinya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, planning on air, dan tahapan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi redaksi pemberitaan SCTV dalam menentukan berita yang layak tayang, menitik beratkan kebijakan redaksi terhadap program berita termasuk pada program Liputan 6 Petang secara umum ada enam poin yaitu : tidak menimbulkan kontraversi, bertanggung jawab, valid (data sebenarnya), tidak menimbulka sara, aktual, dan menarik. iv KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan ridho, rahmat, serta hidayah dan karunianya dan taklupakan sholawat dan salam saya panjatkan kehadirat Nabiyullah Mohamad SAW yang telah membimbing kita dari jalan gelab gulita menuju jalan yang terang benerang yakni addinil islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penyusunan skripsi, penulis sudah mengambil objek berita sebagai penelitian karena latar belakang penulis adalah seorang kameraman berita. Sebagai salah seorang yang bergelut dalam dunia Broadcating, maka diharuskan tau, cara kerja dunia broadcasting dalam membuat paket berita dan penayangannya. Akhirnya penulis memilih stasiun telivi SCTV, karena penulis mempunyai pandangan SCTV adalah salah satu stasiu telivisi swasta yang bisa dibilang cukup lama eksis dan memiliki kredibilatas yang telah diakui oleh masyarakat indonesia. Penulis benar benar menemukan judul yang singkron terhadap diri penulis yaitu mengenai STRATEGI REDAKSI LIPUTAN 6 SCTV DALAM MENENTUKAN BERITA YANG LAYAK TAYANG (Pada Program Liputan 6 SCTV Periode Januari 2008) Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan baik pengetahuan maupun pengalaman yang penulis miliki dan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang memberi dorongan moril maupun materil sampai selesainya proses penyusunan skripsi ini : 1. Ponco Budi Sulistyo S.sos. M.comn selaku pembimbing I penulis, sekaligus orang yang selalu memberikan semangat, masukan-masukan serta meluangkan waktunya untuk konsultasi skripsi. Terimaksih atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis. 2. Dra. Diah Wardhani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. v 3. Dra Agustina Zubair, M.Si selaku Wadek I Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 4. Riswandi, M.Si. Ketua Bidang Study Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang tidak bosan-bosan membubuhkan tanda tangan Acc pembuatan surat pengantar penulis. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 6. Teristimewa Bapak-ku dan Ibu-ku yang membuat penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi. yang selalu menanyakan kapan wisuda ketika sedang pulang ke kampung halaman maupun sewaktu telpon, mereka selalu memberikan semangat tersendiri untuk menyelesaikan karya ilmiah ini juga atas doa dan cinta mereka yang senantiasa tercurahkan. Juga adik-ku Fajar Dwi Ariyanto dan Miftakhul Muslim, mari kita wujutkan cita-cita kedua orangtua kita agar kita bisa Mikul Duwur, Mendem Jero dan jangan pernah mengecewakan mereka Amin Ya Allah. 7. Terimaksih untuk cak,imam dan mbak,suin sekeluarga. Atas kesabaran dan segala bantuannya, termasuk komputernya untuk sekripsi. Semoga tuhan membalas segala kebaikannya amin yaallah. 8. Untuk Chayangku Wita Anggraeni yang karena omelan dan kehadirannya segingga bikin hidup lebih hidup dan penulis bisa menyelesaikan skripsinya, thank for you support, pengorbanan, pengertian, cinta dan kepercayaan yang kau berikan.You are the best my gril. 9. Seluruh anggota Fikom Photography Club terus semangat dalam berkariya. 10. Seluruh Kelurga Besar Fron Indonesi Semesta (FIS UMB), jangan lelah untuk berjuang untuk rakyat demi tercitanya Indonesia Semesta (Satu Tekat Tanpa Kompromu Menuju Revolusi Semesta). vi 11. Para penghuni kost Topan, Bagio, Nippon, Dicky, Samsul, Iwen, Mamo, David, Simas, Anyeng, Darma, Glen Uban dan seluruh anak Broadcasting angkatan 2003 aku tunggu di JCC. 12. Teman-teman Devisi Pemberitaan SCTV makasih atas waktunya yang diberikan untuk melakukan penelitian, Mas,Merdi, Mbak,Olif, Mas,agung, Mas pathra,Mas,Nanang dan yang takmungkin penulis sebutkan satu persatu. Dan tak lupa teman magangku, Joko,Riyan,Ami, Debo dan anakanak ruang kamera, Master kontrol atas tempat istirahnya dan Smoking room yang sempit itu. 13. Jajaran HRD, SCTV atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan penelitian, Bpk, Fauzan, Ibu,Sandini, Riska makasih untuk semuanya dan ACC penelitiannya. Serta semua pihak yang telah memberikan dorongan, bantuan, pengertian dan kerjasamanya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak yang berkepentingan, dan saya mengharapkan saran serta kritik yang membangun, serta berharap semua kebaikan yang telah diberikan akan mendapat limpahan berkah dan balasan dari Allah S.W.T. Amin. Jakarta 17 Juli 2008 Penulis (Andik Maftuhin) vii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ....................................... i LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPI.......................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI................................. iii ABSTRAKSI.................................................................................................. iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................. viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 8 1.4 Signifikan Penelitian..................................................................... 8 1.4.1 Signifikan akademis...................................................................... 8 1.4.2 Signifikan Praktis.......................................................................... 8 II. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi ................................................................................... 9 2.1.1 Pengertian Komunikasi ................................................................. 9 2.1.2 Tujuan Komunikasi ....................................................................... 10 2.1.3 Fungsi Komunikasi........................................................................ 10 2.1.4 Jenis Komunikasi .......................................................................... 11 viii 2.1.5 Proses Komunikasi ........................................................................ 12 2.2 Komunikasi Massa ........................................................................ 12 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ..................................................... 13 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa.................................................. 15 2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa............................................................ 17 2.2.4 Efek Komunikasi Massa ............................................................... 17 2.3 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik ................................... 18 2.3.1 Karakteristik Media Televisi ........................................................ 21 2.4 Berita ............................................................................................ 23 2.4.1 Nilai Berita.................................................................................... 25 2.4.2 Berita Televisi............................................................................... 27 2.4.3 Jenis-jenis Berita Televisi............................................................. 28 2.4.4 Format Berita Televisi .................................................................. 29 2.5 Agenda Setting.............................................................................. 31 2.6 Gate Keeping Selektif ................................................................... 33 2.7 Strategi dan Perencanaan Redaksi................................................. 35 2.7.1 Pengertian Strategi........................................................................ 35 2.7.2 Pengertian Perencanaan ................................................................ 38 2.8 Manajemen dan Organisasi Penyiaran .......................................... 38 2.8.1 Manajemen Penyiaran .................................................................. 39 2.8.2 Organisasi Penyiaran .................................................................... 41 2.8.3 Struktur Organisasi Televisi Umum ............................................. 42 ix 2.9 Mekanisme Produksi Berita Televisi ............................................ 43 III Metode Penelitian 3.1 Sifat Penelitian ................................................................................. 45 3.2 Metode Penelitian............................................................................. 46 3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 47 3.3.1 Data Primer................................................................................... 47 3.3.2 Data Sekunder............................................................................... 48 3.3.1 Nara Sumber ................................................................................. 49 3.3.2 Mekanisme Penelitian................................................................... 50 3.3.3 Rencana Analisis .......................................................................... 51 IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SCTV ............................................................... 52 4.1.1 Sejarah Singkat SCTV................................................................... 52 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SCTV......................................................... 54 4.1.3 Target Audience ............................................................................ 54 4.1.4 Sejarah singkat Liputan 6 SCTV................................................... 54 4.1.5 Visi dan Misi Liputan 6 SCTV...................................................... 57 4.1.6 Makna Slogan Liputan 6 SCTV .................................................... 58 4.1.7 Struktur Organisasi P.T Surya Citra Televisi................................ 59 4.1.8 Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan SCTV............................. 61 4.2 Mekanisme Perencanaan Liputan 6 SCTV.................................... 63 4.2.1 Rapat Redaksi................................................................................ 63 4.2.2 Strategi Redaksi Liputan 6 SCTV ................................................. 66 4.3 Proses News Gethering (peliputan) ............................................... 68 4.3.1 Persiapan Peliputan ....................................................................... 68 x 4.3.2 Pelipuatan Di Lapangan ................................................................ 70 4.3.3 Liputan Live (langsung) ................................................................ 72 4.4 Mekanisme Produksi Berita .......................................................... 75 4.4.1 Meng-Capture VTR....................................................................... 75 4.4.2 Pembutan Naskah .......................................................................... 76 4.4.3 Editting (penyuntingan) Naskah Berita ......................................... 78 4.4.4 Dubbing (pengisian suara) Narasi Berita ...................................... 79 4.4.5 Editting (penyuntingan gambar).................................................... 80 4.4.6 Penayangan (On Air) Program Liputan 6 SCTV .......................... 82 4.4.7 Evaluasi atau Paska Produksi ........................................................ 84 4.5 Pembahasan ................................................................................... 85 V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan.................................................................................... 92 5.2 Saran .............................................................................................. 93 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN TENTANG PENULIS xi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa elektronik maupun cetak pada masa kini maupun dahulu, masih menjadi suatu kebutuhan yang terpenting untuk mengetahui informasi. Dan dapat dikatakan informasi dalam kehidupan moderen saat ini telah menjelma menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia atau masyarakat itu sendiri. Karena dengan informasi, manusia dapat mengetahui dan memperbarui selalu berbagai macam peristiwa yang terjadi di sekitarnya, bahkan dari berbagai belahan dunia, dan dapat juga menambah wawasan serta dapat memperluas pandangannya. Media massa yang dituju disini adalah media massa moderen. Salah satu media komunikasi pandang dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara terbuka, teratur, dan berkesinambungan. Menyebut media massa moderen. Diantaranya terdapat media penyiaran (breoadcasting). Pengertian penyiaran yaitu kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana transmisi di daratan, laut, atau di antariksa menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel, atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.1 Sedangkan media yang dimaksud adalah media televisi dan radio, yaitu media komunikasi massa yang menggunakan spectrum elektronik (frekwensi) dalam menyampaikan informasi dengan bentuk gabungan gambar dan suara atau suara saja. 1 Pasal 1, butir 2, Ketentuan Umum Tentang Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2002 2 Media massa moderen tersebut semakin berkembang seiring dengan berkembangnya jaman. Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesipik yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukan pada tahun 1884, dia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.2 Menyampakan informasi atau berita merupakan salah satu tugas mulia yang dilakukan oleh televisi pada masa kini. Seiring dengan lahirnya masyarakat informasi di berbagai belahan dunia, informasi dan berita menjadi sesuatu yang penting. Hal ini sangat terlihat jelas dengan banyaknya program berita yang hadir setiap harinya di stasiun televisi, seperti Liputan 6 SCTV, Seputar Indonesia RCTI, Cakrawala ANTV, Fokus Indosiar, Reportase Transtv, dan lain-lain. Program berita menjadi semacam ciri khas sebuah stasiun televisi untuk menunjukkan keunggulannya dan menjadi ujung tombak untuk mengangkat image sebuah stasiun televisi. Bila kita melihat kembali sejarah pertelevisian, maka TVRI dapat dikatakan sebagai stasiun televisi perintis lahirnya berita televisi, karena sejak TVRI menayangkan Dunia Dalam Berita pda tanggal 22 Desember 1978, dan Dunia Dalam Berita pertama kali menayangkan Asian Games IV. Sejak itulah masyarakat mulai disuguhkan dengan berbagai informasi atau berita mengenai peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi khususnya di Indonesia dan saat itu pula masyarakat menyadari akan pentingnya suatu berita atau informasi untuk 2 Dedi iskandar Muda,Jurnalistik Televisi Menjadi reporter professional,PT.remaja rosda karya bandung 2003 3 diketahui dan diikuti, masyarakat juga mulai ketergantungan akan informasi atau berita di televisi. Kehadiran program Dunia Dalam Berita ini pun selalu ditunggutunggu oleh segenap lapisan masyarakat, karena mereka ingin mengikuti setiap peristiwa yang ada disekitarnya ataupun di luar daerah sekitarnya. Masyarakat percaya bahwa informasi yang disiarkan melalui Dunia Dalam Berita dapat dipertanggung jawabkan. Namun setelah lama menjadi primadona akhirnya kejayaan Dunia Dalam Berita runtuh setelah beberapa stasiun swasta muncul dan menayangkan suatu program berita yang sama, hal ini disebabkan karena program berita yang dihadirkan oleh televisi-televisi swasta tersebut jauh lebih akurat dan lengkap dibandingkan dengan program berita TVRI (Dunia Dalam Berita). Saat itu RCTI pada tahun 1989 hadir dengan program beritanya Seputar Indonesia, dan program berita ini pun sangat menarik perhatian para pemirsa televisi khususnya pencinta tayangan berita, karena penyuguhan isi beritanya yang berbeda dari Dunia dalam Berita. Demikian juga dengan SCTV yang saat itu baru mulai berdiri sendiri karena sebelumnya masih bergabung dengan RCTI tidak mau ketinggalan. Liputan 6 berusaha hadir menciptakan suatu pemberitaan yang sangat berbeda dari pemberitaan yang lainnya. Dengan slogannya yang hingga saat ini masih digunakan yaitu Aktual, Tajam dan Terpercaya , Liputan 6 SCTV benar-benar berani mengambil langkah untuk memberikan suatu informasi atau berita secara transparan kepada masyarakat dengan mengandalkan suatu segmen wawancara studionya yang sangat berani. Tidak lama setelah SCTV berdiri pada tahun 1990, muncul stasiun televisi yang bernama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) pada tahun 1991, dan TPI 4 langsung mengudara secara nasional pada pagi hari. Baru sejak 9 November 1992, TPI mengudara pada petang dan malam hari secara lokal, dan TPI juga menayangkan program berita yang serupa seperti pendahulunya, Lintas Peristiwa itu adalah nama program beritanya. Pada tahun 1992, ANTV mulai siaran nasional perdananya di Jakarta, karena sebelumnya ANTV merupakan stasiun lokal yang berpusat di Bandar Lampung, dan ANTV juga terkenal dengan Cakrawalanya. Setelah beberapa tahun kemudian, perkembangan stasiun televisi swasta di Indonesia tumbuh ibarat jamur. Sejumlah stasiun televisi swasta nasional yang mengudara kurang lebih 10 (sepuluh) stasiun televisi muncul secara berturut-turut dan juga menyajikan program berita didalam siarannya seperti Indosiar, Trans Tv, Metro Tv, Trans 7, Global Tv, dan Lativi. Semua stasiun televisi tersebut seakan berlomba menyuguhkan berbagai bentuk informasi berita kepada masyarakat sebaik dan semenarik mungkin, yang terangkum dalam dalam suatu wacana produksi berita. Seperti yang kita ketahui saat ini banyak sekali penayangan program berita di televisi. Dalam sehari saja dapat mencapai lebih dari tiga atau bahkan empat kali tayang, bahkan hanya dalam hitungan beberapa jam program berita dapat hadir untuk menyampaikan perkembangan informasi atau berita yang terbaru. Hal ini terjadi karena berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat .3 Dan dengan demikian dapat disimpulkan media telivisi atau audio visual merupakan 3 Mitchel V. Charnley dalam bukunya reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston), New York, 1975 halaman 44 5 media yang memberikan informasi terbesar bila dibandingkan dengan informasi yang diberikan oleh media lainnya.4 Dengan melalui fenomena yang ada diatas, televisi sebagai media massa telah menjalankan salah satu fungsinya dengan baik, yaitu sebagai media penyampaian informasi dan berita kepada khalayak atau publik.5 Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang lengkap, karena informasi atau berita yang disampaikan diperkuat dengan gambar, dan hal ini sesuai dengan karakteristiknya yaitu audiovisual. Untuk dapat terus menjalankan fungsinya tersebut maka setiap stasiun televisi haruslah berlomba-lomba menyediakan program berita yang terbaik, agar program beritanya menjadi pilihan pemirsa, dan benar-benar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang haus akan informasi atau berita yang berkembang. Untuk dapat menghasilkan program berita yang terbaik dan menjadi pilihan pemirsa, maka setiap stasiun televisi dituntut lebih professional. Untuk itu, diperlukan kemampuan ekstra para awak redaksi untuk melihat dan menafsirkan berbagai peristiwa penting agar diketahui oleh publik, diperlukan kesigapan dan kecepatan kerja dikejar-kejar tenggang waktu (deadline). Proses pengolahan program berita di televisi merupakan proses panjang yang melibatkan banyak orang dan perangkat teknologi pertelevisian yang harus dilampaui dalam waktu yang cepat, relatif singkat peliputannya, pemprosesannya dan penayangan berita televisi. Melalui beberapa tahapan yang panjang namun singkat itulah kita dapat menyaksikan program-program berita di televisi. 4 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Telivisi,Duta Wacana University Press Hal: 5 5 Ibid 3, Hal 45 6 Dalam menanyangkan suatu progam berita, setiap setasiun televisi juga harus memperhatikan nilai (News Value), yaitu berita harus aktual atau peristiwa yang baru saja terjadi dan harus diinformasikan kepada masyarakat. serta penting untuk diketahui penerapan nilai berita ini sangatlah tergantung kepada tim atau redaksi suatu media televisi. Informasi yang mengandung unsur nilai berita yang paling banyak maka akan dianggap yang paling layak untuk menjadi suatu paket berita dan layak tayang dalam sebuah program berita. Dan berita yang diangkat harus dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan bagi masyarakat yang melihatnya.6 Maka tidak dapat dipungkiri, bahwa stasiun televisi saat ini saling bersaing untuk menyiarkan berita-berita yang terkini dan dapat dipercaya kebenarannya. Maka diperlukan kemampuan ekstra redaksi suatu stasiun televisi untuk melihat, menyeleksi dan menafsirkan suatu isu atau peristiwa untuk dijadikan suatu berita, karena tidak setiap isu dan peristiwa bisa diangkat menjadi suatu berita. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kebohongan publik serta untuk menarik perhatian pemirsa dengan menerapkan unsur serta nilai berita dalam setiap tayangannya. Karena saat ini masyarakat sebagai pemirsa televisi sangatlah selektif dalam memilih program, mereka hanya berminat melihat tayangan yang benar-benar terkini dan bukan tayangan yang diulang terus-menerus. Liputan 6 adalah salah satu program berita televisi yang popular di Indonesia dan yang masih mempertahankan komitmennya sebagai stasiun berita yang menayangkan berita-berita yang aktual (baru) dan tidak menanyangkan berita-berita basi atau no up to date, acara ini ditayangkan di SCTV setiap hari, dan menjadi 6 JB Wahyudi, Dasar-Dasar Radio Dan Televisi, Pustaka Utama, Jakarta, 1966. 7 program berita yang diunggulkan. Dengan berita-beritanya yang berani dan aktual, Liputan 6 Petang terus berusaha untuk menjadi program berita yang Aktual, Tajam, dan Terpercaya tentunya hal ini sangat sesuai dengan slogan yang hingga kini masih digunakan. hal ini bisa dilihat dari Share dan Reating AC Nilsen periode Januari 2008.7 Dibalik kesuksesan dan kepopuleran program Liputan 6 Petang ini pastilah memerlukan tahapan-tahapan yang segala sesuatunya harus direncanakan, dicermati, dan diperhatikan berbagai aspek yang terlihat di dalamnya. Ada banyak tahapan yang harus dilakukan agar penayangan Liputan 6 Petang mendapat tempat di hati pemirsanya. Setiap tahapan-tahapan yang telah direncanakan haruslah disesuaikan dengan Standard Operation Procedure (SOP) yang berlaku di stasiun telivisi yang bersangkutan agar terlaksana dengan baik. Setiap tahapan yang ada pastilah buah hasil dari pemikiran orang-orang yang profesional yang tergabung dalam suatu tim yang solid. Karena proses produksi sebuah berita televisi yang terencana dengan baik, pastilah akan menghasilkan program berita televisi yang baik pula tentunya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana strategi redaksi Liputan 6 SCTV dalam menentukan suatu berita yang layak diangkat dan tayang dalam program Liputan 6 Petang periode Januari 2008. 7 www.sctv.com 8 1.3 Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi redaksi Liputan 6 dalam menentukan suatu berita yang layak tayang dalam program berita Liputan 6 Petang di SCTV. 1.4 Signifikansi Penelitian Dalam bagian ini penulis ingin berupaya memberikan gambaran yang jelas tentang kegunaan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, terdapat 2 (dua) macam signifikasi : 1.4.1 Signifikansi Akademis Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi peneliti selanjutnya dan masyarakat pada umumnya yang ingin memperkaya wawasannya tentang ilmu komunikasi, terutama dalam hal yang berkaitan dengan dunia pertelevisian dan dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan atau referensi mengenai kegiatan redaksi dalam menentukan berita yang layak tayang.. 1.4.2 Signifikasi Praktis Secara praktis dari penelitian ini, diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi redaksi Liputan 6 Petang SCTV dalam menentukan berita yang layak tayang. 9 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi sama pentingnya dengan fungsi pernafasan dalam tubuh manusia sejak lahir. Manusia bukan hanya membutuhkan pertukaran udara dari kelangsungan hidupnya, tetapi juga melakukan pertukaran pesan-pesan dengan lingkungannya, terutama dengan lingkungan terdekat yang berlangsung secara tetap.8 2.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi sendiri berasal dari bahasa latin comunicar, yang mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahukan. Sedangkan kata comunis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana, sehingga comunis opinion mempunyai arti pendapat umum atau pendapat mayoritas. Sedangkan menurut Effendi, pengertian komunikasi tidak hanya bersifat informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan mengetahui tetapi juga persuasif, agar orang lain bersedia menerima paham atau keyakinan dan kemudian orang tersebut bersedia melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan.9 Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, komunikasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan, baik antar pembawa pesan maupun penerima pesan, selain sebagai sarana yang digunakan untuk saluran dan efek yang dapat ditimbulkan. Teori Harold D Lasswell ini dikenal dalam rumusan:10 Who Says What, In Which Channel, To Whom And With What Effect 8 9 NN, Jurnal ISKI, Komunikasi dan demokrasi, PT. Remaja Rosdakarya, Juli 1998, hal 64 Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Kominikasi, Teori dan Peraktek, 1990, hal 12 10 Dennis Mc. Quail, Model model Komunikasi, Jakarta: Uni Prima, 1998, hal 13 10 2.1.2 Tujuan Komunikasi Secara garis besar ada empat tujuan komunikasi menurut Devito, Joseph A.11 yaitu : a. Menemukan Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, maka secara tidak langsung anda belajar mengenai diri sendiri dan juga tentang orang lain, sehingga kita bisa memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. b. Untuk Berhubungan Salah satu tujuan komunikasi yang paling kuat adalah untuk berhubungan dengan orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. c. Untuk Meyakinkan Dengan berkomunikasi, kita bisa meyakinkan diri sendiri dan orang lain. d. Untuk Bermain Dengan komunikasi, kita bisa bermain, menghibur diri sendiri dan orang lain. Sedangkan menurut Wilbur Schramm, bila kita melakukan komunikasi maka berarti kita telah mencoba membagikan informasi. Tujuannya adalah agar si penerima pesan dan si pengirim pesan sepaham atas suatu pesan tertentu.12 2.1.3 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut A.W Widjaja dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Informasi : yaitu pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran, berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 11 Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Profesional Book, Jakarta 1997, hal 31-33 12 M.m Siahaan, Kominikasi pemahaman dan penerapan, Jakarta : BPK Mulia, 1991, hal 13 11 b. Sosialisasi : yaitu menyediakan memungkinkan orang sumber ilmu pengetahuan yang untuk bersikap dan bertindak sebagi anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat. c. Motivasi : yaitu menjelaskan tujuan setiap masyarakat, baik jangka pendek maupun jang panjang, mendorong orang menetukan pilihan dan keinginan serta mendorong kegiatan individu. d. Diskusi : yaitu menyediakan dan saling menyebar fakta yang diperlukan untuk persetujuan.13 2.1.4 Jenis Komunikasi Dalam melakukan interaksi sosial, manusia melakukan komunikasi melalui berbagai cara, baik langsung yaitu, individu melakukan komunikasi langsung berhadapan dengan komunikan (personal maupun khalayak), maupun komunikasi tidak langsung yaitu, komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan media sebagai penghubung seperti surat, poster, pamflet, spanduk, radio, televisi, film, koran, majalah, dan sebagainya. Dalam penyampain pesannya, komunikan dan komunikator biasanya menggunakan bahasa verbal (lisan atau tulisan) dan non verbal yaitu, penyampaian isi pesan melalui kial atau bahasa tubuh dan gambar. Oleh karena itu, individu dalam melakukan komunikasi mempunya sifat berikut, yaitu :14 a. Tatap muka b. Bermedia c. Verbal secar lisan dan tulis d. Non verbal melalui bahasa tubuh dan gambar 13 14 AW Wijaya.Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta 1993. Hal 64 Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1990, hal 12 12 2.1.5 Proses Komunikasi Komunikasi pada awalnya dianggap sebagai suatu proses linier yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima. Komunikasi seperti ini dianggap sebagai tindakan satu arah.15 Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini disebut sebagai definisi beroreantasi-sumber (source oriented definition). Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan dan membangkitkan respons orang lain. Dalam hal ini, komunikasi dianggap sebagai suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator. Seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya, komunikasi merupakan dunia tanpa batas dan berkembang sangat pesat. Komunikasi diartikan secara harfiah sebagai suatu proses berbagi ( Share ) pesan dari satu pihak menjadi milik bersama. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak luas, heterogen, anonim, tersebar serta tidak mengenal batas geografi kultural.16 Dari beberapa definisi mengenai proses dan pengertian komunikasi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dan pengiriman pesan dari sumber kepada penerima dengan menggunakan saluran atau media. 2.2 Komunikasi Massa Dalam prakteknya, penyebaran informasi dalam proses komunikasi massa memanfaatkan media massa sebagai saluran. Begitu banya definisi yang dinyatakan 15 16 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung 2003 S Djuarsa Sendjaja. dkk, Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi, Universita Terbuka, 1998 13 oleh para pakar komunikasi, mass communication is massage communicated through a mass media to a large number of people komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.17 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut De Fleur dan Dennis dalam bukunya Understanding Mass Communication (1985), bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana sumber menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara. Sementara komunikasi massa menurut Janowitz (1968) :18 Komunikasi massa terdiri dari lembaga-lembaga dan teknik-teknik dimana kelompok-kelompok khusus menggunakan peralatan teknologi (Pers, radio, televisi, film, dan lain-lain) untuk menyebarkan isi simbolik kepada audience yang banyak jumlahnya, heterogen dan terpisah-pisah. Sedangkan komunikasi massa, bila kita merujuk kepada Tan dan Wright, dalam Liliweri (1991), merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Komunikasi massa adalah sebuah proses yang terjadi dari serangkaian tahapan sebagai berikut : 17 18 Sunarjo dan Djoenarsih, Himbpunan Istilah Komunikasi, Liberty Yogyakarta, 1995, hal : 45 McQuail,Dennis,& Windahl, Sven, Model Model Komunikasi, Jakarta Uniperima 1988,hal 5 14 a. Formula pesan oleh komunikator b. Peyebaran pesan dengan cara yang relatif cepat dan terus menerus melalui media (cetak, elektronik, film, broadcasting). c. Pesan menjangkau khalayak dengan jumlah yang reltif besar dan beragam. Kalayak ini mengakses media dengan cara selektif. d. Individu dari anggota khalayak mencoba menafsirkan pesan yang dikirim komunikator sehingga memperoleh pemahaman yang sama sebagai mana yang dikirim oleh komunikator. e. Sebagai hasil memahami pesan, maka selanjutnya anggota khalayak ini sampai lefel tertentu akan terpengaruh oleh pesan tersebut. Sumber komunikasi massa adalah suatu organisasi formal, bukan satu orang. Sang pengirim pesan seringkali adalah sang komunikator professional. Pesannya tidak unik, bersifat umum, serta dapat diperkirakan kemunculannya. Selain itu tersebut seringkali diproses, distandarisasi dan diperbanyak.19 Sedangkan media sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat mempunyai peranan yaitu : a. Media berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. b. Media telah menjadi sumber yang dominan bukan saja menjadi sumber untuk individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilian secara normatif dan dibaurkan dengan berita dan hiburan. 19 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga Jakarta 2002 15 c. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-pristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Media massa dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu, media cetak dan elektronik. Media cetak meliputi koran, majalah, bulletin dan sebagainya. Media massa elektronik mencakup televisi, radio, film dan internet.20 Khalayak akan tertarik melihat dan menonton suatu program acara televisi, membaca surat kabar/majalah atau mendengarkan siaran radio, apabila isi pesan dari media tersebut mengandung karakter.21 Human Interest yaitu, setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambar tentang kehidupan orang (human interest) dapat dikemas dalam bentuk acara news, feature, beografi, esai foto dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Dennis McQuail (1975) dalam buku sosiologi komunikasi massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Membuat organisasi formal yang kompleks untuk operasi produksi surat kabar atau penyiaran televisi. Menyangkut penggunaan sumber modal dan kemudian mengendalikan keuangan, juga memerlukan pengembangan personil yang berketerampilan yang tinggi, lalu manajemen penerimaan dan 20 21 Sendjaja,S Juarsa,Ph.D dan Hasrullah,Drs, Komunikasi massa, UT, 1993,hal 159 ibid, Sendjaja, S Juarsa, hal 165 16 penerapan pengawasan normatif, dan untuk itu suatu mekanisme akuntabilitas atau pertanggung jawaban terhadap otoritas eksternal dan khalayak yang dilayani. Di dalamnya harus ada alokasi kewenangan, suatu struktur yang menjamin kontinuitas dan kerjasama. Persyaratan seperti itu hanya bisa dipenuhi dengan suatu organisasi formal. Dan dalam hal ini merupakan sesuatu yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi informal, yaitu tidak berstruktur dan bersifat antar pribadi. b. Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak luas. Hal ini merupakan kelanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksudkan untuk produksi massa dan desiminasi yang luas, serta ekonomi komunikasi massa. Ukuran yang pasti dari khalayak atau kelompok pembaca yang menumbuhkan komunikasi massa tidak dapat diterapkan, tetapi luas secara relatif dibandingkan dengan khalayak sarana komunikasi yang lain. c. Komunikasi massa bersifat publik. Dalam arti isinya terbuka bagi semua orang dan distribusinya relatif tidak tersetruktur serta bersifat informal. d. Komposisi khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Menurut Wirth (1948), masa terdiri dari anggota yang heterogen dalam arti meliputi orang yang hidup dalam kondisi yang berbeda, dengan budaya yang beragam, datang dari masyarakat yang bervariasi, mempunyai pekerjaan yang berbeda, sehingga mempunyai minat standar hidup tingkat prestige, kekuasaan dan pengaruh yang berbeda-beda pula. e. Media masa dapat melakukan kontak yang simultan dengan orang dalam jumlah besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisah-pisah satu sama lain. f. Dalam komunikasi massa, hubungan komunikator dengan khalayak adalah bersifat impersonal, karena khalayak anonim dituju oleh komunikator yang dikenal hanya dalam peranan publik (public role) sebagai komunikator. 17 g. Khalayak komunikasi massa merupakan suatu kolektipitas yang merupakan keunikan masyarakat moderen dengan beberapa sifatnya yang distinktif.22 2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, komunikasi massa mempunyai fungsi sebagi beikut.23 : a. Pengamatan lingkungan, peranan media yang membolehkan seseorang untuk mengamati dan meperhatikan horizon untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang lebih luas. b. Korelasi respons masyarakat terhadap peristiwa-peristiwa lingkungan, umpamanya ketika media massa memberitakan seseorang bagaimana menginterpretasikan beberapa berita. Di sini media membantu individu untuk menyadari apa yang sedang terjadi di dunia ini. c. Penyebaran warisan budaya, sebagai mana anak-anak diajarkan sejarah bangsanya, apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah, sebagai mana mereka berbeda-beda dengan orang lain. 2.2.4 Efek Komunikasi Massa Dalam segmen ini akan dibahas pengaruh komunikasi massa, selain memeliki efek terhadap individu, media masa juga menghasilkan efek terhadap masyarakat dan budayanya. Efek dalam pengertian ini umumnya mengacu pada suatu efek jangka panjang yang tidak langsung. Efek juga bukan hanya merupakan pengaruh suatu pesan tertentu, namun merupakan hasil dari keseluruhan sistem pesan. 22 23 Zulkarnain Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbukja, Jakarta 1993 hal 7 Bryson Lyman, ed, 1971, Kontrbusi Laswel Pada Seminar Komunikasi Rockfeller. Dikutip dari Google.com 18 Dari beberapa hal mengenai asumsi efek komunikasi massa, terdapat suatu teori yang disebut Agenda Setting. Teori ini beranggapan bahwa media massa dengan memberikan perhatian pada suatu isu tertentu dan mengabaikan isu yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberikan media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan oleh media massa terhadap isu-isu yang berbeda. 2.3 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Elektronik Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi ( videre bahasa Latin ) yang berarti penglihatan. Dengan demikian, Televisi dalam bahasa Inggrisnya Television diartikan dengan Melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan melihat materi gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi), dapat dilihat dari tempat lain melalui suatu perangkat penerima (televisi set). Televisi kalau diartikan secara cepat, melihat dari jauh , namun pengertian tersebut terlalu sederhana karena sebenarnya ada dua bagian utama yaitu pancara televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi pada jarak yang cukup jauh. Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara, pancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga 19 komponen yang disebut trilogi televise, yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima yaitu televisi.24 Televisi memiliki ciri sebagai berikut : a. Menggunakan teknologi rumit (complex technology) dalam peraktek penyelenggaraan siaran. Diantaranya menggunakan transmisi, kamera, ruang kontrol, microphone, pita kaset, telepronter, antena, satelit, dan sebagainya. b. Memiliki kecepatan (velo city). Dibandingkan dengan komunikasi langsung, komunikasi menggunakan media televisi lebih cepat menjangkau khalayak, juga tercepat dalam menyajikan informasi. Suatu kejadian yang tengah berlangsung dapat dilaporkan langsung saat itu juga menggunakan media televisi. c. Dalam jumlah besar (amplitude). Dalam penyelenggaraan komunikasi massa, media televisi membutuhkan personil, dana, serta teknologi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal tersebut dikarenakan jumlah target khalayak yang di jangkau sangatlah besar. Televisi sebagai media massa preodik, memiliki sifat yang disyaratkan : a. Publisitas, berarti dapat disebarluaskan kepada khalayak b. Universalitas, berarti isi pesannya bersifat umum atau universal yang berarti dapat dibaca, didengar dan dilihat oleh siapa saja. 24 JB Wahyudi, Juarnalistik Televisi,Tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI, Bandung 1985 20 c. Periodesitas, berarti disajikan kepada khalayak secara periodik atau tetap. Disajikan disini berarti diterbitkan atau disiarkan. d. Kontinuitas, berarti berita yang disampaikan berkesinambungan, sampai fakta dan pendapat yang mengandung nilai berita itu tidak lagi dinilai penting atau menarik oleh sebagian besar khalayak. e. Aktualitas, isi pesan mengutamakan nilai kebaruan atau baru.25 Jika kita melihat saat ini banyak sekali informasi atau berita yang ditayangkan di televisi dalam setiap harinya, maka hal itu merupakan suatu bukti bahwa media televisi berperan sebagai media komunikasi massa. Dimana fungsi media televisi selain berperan untuk menghibur (to intertin) khalayak ramai, televisi juga dapat berfungsi menyebarkan informasi atau berita kepada khalayak luas, dan hal itu juga yang menjadi definisi komunikasi massa, menyebarkan informasi kepada khalayak banyak dengan menggunakan media, disini media tersebut adalah televisi. Televisi merupakan benda elektronik, maka jika kita mengacu pada paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa televisi adalah media komunikasi massa elektronik. Televisi adalah media massa elektronik yang didalam pengembangannya didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi. Media televisi diarahkan agar mempunyai 4 (empat) fungsi, yaitu : pemberi informasi, pendidikan,hiburan dan mempengaruhi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media televisi sebagai media massa elektronik mempunyai fungsi memberikan informasi yang bersifat informal, edukatif dan dapat memberikan informasi yang 25 JB Wahyudi, Dasar Dasar Radio dan Televisi , Pustaka Utama, Jakarta, 1966 21 bersifat hiburan, serta mampu mempengaruhi sikap, pandangan, dan persepsi para pemirsanya. Kehadiran media elektronik televisi kini benar-benar dijadikan sebagai media komunikasi massa. Hal ini jelas terlihat dimana televisi dijadikan sebagai alat untuk memperluas cakrawala terhadap pola pikir. Tetapi televisi juga dapat disebut juga sebagai jendela dunia besar , karena realitas sosial yang berhasil ditayangkannya, sehingga masyarakat tahu kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya bahkan di luar daerahnya maupun negaranya. Untuk itulah media televisi menjawabnya dengan model suara gambar yang bergerak dan mampu menyentuh aspek psikologi setiap manusia manapun. Termasuk dalam menilai sesuatu dari apa yang didapatkan dari tayangan televisi tersebut. Setiap televisi berhak dan menayangkan berbagai program apapun yang dikehendakinya, asalkan tidak melanggar UU penyiaran di Indonesia. Tetapai siaran berita tetap merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun televisi kepada pemirsanya. Program berita menjadi identifikasi khusus atau identifikasi lokal yang dimiliki suatu stasiun televisi.26 Dengan demikian, stasiun televisi tanpa program berita akan menjadi stasiun televisi tanpa identitas. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola televisi kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik.27 2.3.1 Karakteristik Media Televisi Media televisi terbagi menjadi beberapa karakteristik yang melengkapinya seperti berikut : 26 27 Peter Herfrod, So you Want To Run a Tv Station, Media Development Loan Fund, NY.2000 Morisson, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia Indonesia, 2004 22 a. Medium elektronik Televisi berkerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada obyek/benda, terbentuklah sinar pantul sinar yang dilewatkan dengan sistem lensa sehingga terbentuk gambar proyeksi, didalam pick up tube (tabung penampilan gambar). b. Medium dinamis Visual yang ditampilkan mengutamakan yang bergerak (moving effects) pada film, gambar doproyeksikan dengan 24 frame/detik. Sedangkan pada video/Tv diproyeksikan dengan 30 frame/detik. Dengan demikian gerak gambar pada televisi lebih dinamis. c. Medium Audio Visual Televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara singkron. Pada berita televisi, tampilan gambar dilayar (visual) yang seiring dengan laporan yang disampaikan (audio), begitu pula sebaliknya. d. Medium Terpadu Visual yang disajikan televisi merupakan paduan dari berbagai sarana lain, seperti ilustrasi/gambar, still photo, slide, film, dan sebagainya. Pada berita televisi seringkali dalam penyajiannya menyertakan gambar peta, diagram, atau pun lokasi. e. Medium Non Rinci Televisi tidak dapat menyajikan isi pesan secara rinci. Karena sifat pesan atau informasi televisi hanya lewat begitu saja (transistory).28 28 JB Wahyudi, Teknologi Informasi, Pustaka Utama, Grafitti, Jaata, Hal 120 23 Televisi sebagai media elektronik komunikasi massa, mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan daya tarik mata dan telinga audiencenya, agar berita dan informasi yang ditayangkan dapat menarik untuk didengar dan dilihat. Karakteristik yang dimiliki televisi memudahkan untuk memperoleh informasi melalui indra mata dan telinga, yang merupakan informasi yang kongkrit dan singkron. Sehingga mendapatkan informasi yang cukup jelas baik warna, bentuk, serta ukuran. Media televisi sangat bermanfaat untuk mengkomunikasikan suatu peristiwa atau kejadian dan gagasan. 2.4 Berita Saat ini berita telah menjadi sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Karena melalui berita kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, bahkan dapat menafsirkan suatu peristiwa dari peristiwa yang telah terjadi. Berita merupakan sajian utama dari sebuah media massa baik cetak maupun elektronik. Dalam rumusan klasik jurnalistik disebutkan hal-hal yang berkaitan dengan kelengkapan sebuah berita. Berita yang dianggap sudah lengkap dan layak tayang bilamana didalam paket berita tersebut terdapat atau mengandung unsur 5W + 1H (What, Who, Where, When, Whay, and How). Menurut kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwodarminta, berita berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi peristiwa yang hangat . laporan mengenai kejadian atau 24 Sementara itu, pakar komunikasi JB Wahyudi mengemukakan, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Dari pendapat JB Wahyudi dapat kita pahami dan simpulkan bahwa berita bukan hanya kejadian penting atau peristiwa, tetapi juga pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dan aktual. Sedangkan Freda Morris dalam bukunya Broadcast Journalism Techiques Of Radio and TV News mengemukakan: News is immediate, the important, the things that have impact on our lives . Artinya, berita adalah suatu yang baru dan penting, yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Menurut Paul De Maesenner (Here s The News- Unesco Associate Expert). Berita adalah informasi yang baru tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Lalu kalau kita mengacu pada pendapat Charnley & James M Neal, berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interprestasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak. Kalau menurut Robert L Hilliard ( Writing For Televisi and Radio ), berita adalah sebuah peristiwa yang nyata, penting dan mempunyai dampak bagi khalayak. Sangatlah banyak pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para pakar ilmu komunikasi tentang berita, sehingga jika kita simpulkan dari pendapat di atas, dapat diambil sebagai berikut : Berita/News adalah informasi baru dari peristiwa yang penting untuk segera diketahui, aktual, faktual, dan dapat mempengaruhi masyarakat. 25 Masyarakat membutuhkan berita untuk mendapatkan informasi tentang peristiwa-peristiwa yang dapt mempengaruhi kehidupan mereka. Masyarakat diperbudayakan dengan informasi yang disampaikan. Masyarakan menjadi lebih paham dalam menangani masalah-masalah kehidupan, apabila mereka mendapat informasi tentang perubahan-perubahan didalam masyarakat. Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita. Karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai dengan kaidah- kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik, dan yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik baik cetak maupun elektronik.29 Kredibilitas suatu stasiun televisi sebagian besar ditentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan. Berita-berita yang dikemas secara akurat pasti mendapatkan kepercayaan pemirsa. Pemirsa akan menyimak saluran televisi tersebut untuk mencari apa yang terjadi sesunggunya. Berita yang dikemas dalam paket berita yang bagus dan menarik akan memperkuat image suatu stasiun televisi kepada khalayak. 2.4.1 Nilai Berita Seperti dalam pemaparan definisi berita diatas, kita telah mengetahui bahwa tidak semua peristiwa atau kejadian dan informasi dapat dijadikan sebagai sebuah berita, suatau kejadian atau peristiwa dan informasi layak dijadikan menjadi suatu berita apa bila memiliki nilai berita (newa value) yang telah ditentukan sebagai berikut : a. Aktual, artinya baru atau hangatnya sebuah kabar. Semakin cepat peristiwa atau pendapat tersebut disiarkan, maka semakin aktual berita tersebut. 29 JB WAhyudi , Dasar Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Gratiti, hal 29 26 b. Menarik, suatu berita yang menarik biasanya berkaitan dengan peristiwa besar (magnitude) yang dapat membuat orang iba, marah dan kagum. c. Berguna, Berguna tidaknya suatu berita sangat tergantung pada manfaat yang diperoleh setelah menyaksikan sebuah berita. Umumnya masyarakat mencari berita yang ada manfaat baginya. d. Kedekatan (proximity). Hubungan kedekatan sebuah berita dengan masyarakat dapat diukur dengan jarak lokasi peristiwa dengan tempat tinggal, hubungan profesi, hobi dan kaitan lainnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Semakin dekat hubungan masyarakat dengan tempat, profesi dan hobi yang diberitakan semakin menariklah berita itu bagi mereka. e. Menonjol, Mencolok, Dikenal (prominent). Hal hal yang menonjol atau ihwal yang terkenal atau sangat dikenal oleh masyarakat, semakin terkenal seseorang, tempat dan benda tersebut semakin menarik dijadikan berita. f. Pertentangan (Conflic). Segala sesuatu yang bersifat pertentangan menarik untuk diberitakan, karena konflik adalah bagian dari kehidupan manusia. Baik sedih, senang, dramatis menarik untuk disimak. g. Kemanusiaan (Human interest). Segala kisah yang dapat membangun emosi baik sedih, lucu, dramatis menarik untuk disimak. Semakin banyak pemirsa yang terkena dampaknya, maka akan semakin penting berita tersebut. Semakin langsung dampaknya bagi pemirsa, semakin besar pengaruh yang dimiliki berita tersebut. Parameter bagi sebuah berita layak diangkat biasanya dikenal dengan istilah nilai berita (news value). Nilai berita adalah bobot suatu peristiwa atau pendapat, apakah menarik, penting, dan actual sehingga pantas untuk dipublikasikan.30 30 JB Wahyudi, Komunikasi sarana alih pengetahuan. TVRI Stasiun Surabaya. 1998 27 Alasan mengapa sebuah berita atau peristiwa ditayangkan adalah karena suatu peristiwa memiliki nilai berita, sehingga redaksi memutuskan untuk mengemas dan menayangkan peristiwa tersebut menjadi berita yang layak untuk ditayangkan. Selain itu unsur obyektifitas mutlak diperlukan dalam membuat suatu berita yang berimbang. Obyektifitas diperlukan untuk mempertahankan kreadibilitas, dan tetap merupakan tujuan dari cita - cita yang diterapkan seutuhnya. Berita yang baik adalah suatu berita yang obyektif, tidak memihak, dan tidak disusupi oleh kepentingan pribadi maupun kelompok, dengan kata lain berita harus terpisah dari opini. 2.4.2 Berita Televisi Pengertian berita televisi pada hakekatnya sama dengan pengertian berita secara umumnya, namun berita televisi memiliki cirri-ciri yang khusus yang berbeda dengan media cetak. Ciri-ciri berita televisi menurut Maury Green sebagai berikut : a. Berita memiliki batasan waktu, seperti batasan ruang dalam surat kabar. Berita televisi rata-rata 5 sampai dengan 30 menit harus mampu memuat banyak berita. Sementara surat kabar memiliki banyak ruang untuk berita. Batasan waktu ini membuat berita televisi menjadi sangat selektif, artinya harus dipilih topik yang paling pantas untuk diangkat dalam siaran berita. b. Berita televisi hanya bisa ditonton pada saat mengudara saja. Khalayak dipaksa untuk memantau berita pada saat itu juga, tidak bisa kapan saja seperti surat kabar. Karena itu berita televisi dikhususkan kepada kahalayak potensial, yaitu mereka yang bisa menonton siaran berita pada jam penayangannya, dan memiliki minat khusus pada berita. 28 c. Singnal Area, bila surat kabar dapat diantar kemana saja, maka siaran berita televisi tidak bias diterima oleh mereka yang berada diluar wilayah signal atau transmisi televisi. d. Elemen Visual, Berita televisi mementingkan elemen visual, sehingga berita yang dipilih sedapat mungkin memiliki visual yang terbaik dan memadai. Gambar-gambar yang baik akan menarik dan mengikat penonton serta mempermudah penafsiran pesan (berita) dan memudahkan mengikat pesan (berita). Berita televisi bukanhanya sekedar melaporkan fakta tulisan/narasi saja, tetapi juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar foto, gambar grafis, maupun gambar peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa. Dalam berita televisi, gambar merupakan kebutuhan yang paling utama dari pada narasi. Karena gambar sendiri mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan khalayak yang menyaksikan berita itu sendiri. 2.4.3 Jenis Jenis Berita Telvisi Sama dengan berita pada media cetak, dalam berita televisi juga terdapat beberapa jenis berita. Menurut JB Wahyudi : berita televisi dapat dibagi menjadi dalam dua kelompok atau jenis, yaitu : a. Berita Terkini Berita terkini adalah urian berita atau peristiwa dan pendapat yang mengandung nialai berita dan terjadi pada setiap harinya (news of the day). Berita terkini sendiri dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu : 29 a) Berita langsung (straight news) untuk berita kuat (hard/spt/soft news). b) Berita mendalam (indepth news). b. Berita Berkala Berita berkala adalah urian fakta dan pendapat yang sudah ada atau sudah terjadi sehingga nilai aktualitasnya kurang kuat. Namun nilai menariknya masih ada, sehingga penyajiannya kepada khalayak tidak terikat pada waktu. Uriannya bersifat linier dan ekploratif. Yang termasuk dalam berita berkala adalah : a) Laporan Eksploratif b) Laporan Khas (feature) c) Berita Analisis 2.4.4 Format Berita Televisi a. Berita Copy Berita copy, merupakan cara yang paling dasar dan sederhana dalam menyampaikan berita ditelevisi. Berita ini dibuat jika peristiwanya sangat penting, bisa dibuat dengan cepat, karenan tidak perlu persiapan yang terlalu banyak. Tidak ada gambar, karena berita baru saja terjadi, bahkan mungkin masih berlangsung. Bisa dilakukan dengan cara by phono (Presenter bisa menelepon langsung reporter yang berada di lokasi kejadian). Jika memiliki perangkat SNG (Satelite News Gathering), bisa ditayangkan langsung dari tempat kejadian (on the spot). Reporter tampil dilayar membaca berita copy secara utuh dari awal sampai akhir, dan lamanya berita copy berdurasi 30 detik. 45 30 b. Reader / Grafis Format ini digunakan jika sebuah peristiwa, baru saja terjadi dan reporter belum memiliki akses untuk merekam gambar kejadian kedalam kaset video. Presenter hanya tampil membacakan intro, diikuti dengan tayangan grafis (data, angka, peta lokasi, still foto, dan lain-lain), dan presenter masih terus membacakan berita, ketika gambar atau grafis tersebut ditayangkan. Akhir dari berita readers/grafis, bisa di wajah presenter atau di gambar/grafis yang ditayangkan. Layanan berita Readers/Grafis adalah 15 c. 30 detik. Clips Only Dalam format ini berita dibacakan presenter, disusul dengan Sync nara sumber. Berita Clips Only akan dimunculkan jika narasumber merupakan orang yang sangat penting atau sync dari narasumber menghebohkan . Intro akan dibacakan oleh presentermaksimum 3 kalimat dan lamanya berita Clips Only ini adalah 40-45 detik. d. OoV (Out of Vision) Berita ini hanya dibacakan oleh Anchor tanpa Vois Over (VO), ketika membacakan intro, Anchor muncul dilayar, disusul dengan gambar tanpa VO. Ketika gambar sedang ditayangkan, Anchor masih tetap membacakan berita OoV dan ketika gambar selesai, Anchor masih tetap membacakan berita. Alasan dibuatnya berita OoV ini adalah karena tidak cukup waktu untuk dibuat menjadi berita paket dan tidak cukup kuat dibuat jadi berita paket. Lamanyan berita OoV adalah 45 detik. 31 e. Berita Paket (Package) Unsur penting yang harus ada dalam berita paket : a) Intro ayang akan dibacakan Anchor b) Sequences (gambar-gambar dari peristiwa berita) c) sync (suara langsung narasumber atau pernyataan narasumber) d) VO/voice over (narasi berita didubbing langsung oleh presenter) f. Stand - Up (Reporter tampil dilayar membacakan berita) g. Natural Sound / Natsound (suara alami di lokasi kejadian).31 2.5 Agenda Setting Media massa memiliki kemampuan untuk memberitahukan kepada masyarakat atau khalayak tentang isu-isu tertentu, yang dianggap penting dan kemudian khalayak tidak hanya mempelajari dan memahami isu-isu pemberitaan,tetapi juga seberapa penting arti suatu isu atau topik berdasarkan cara media massa memberikan penekanan terhadap isu tersebut. Jadi pada intinya, apa yang dianggap penting dan menjadi agenda media maka itu pula yang juga dianggap penting dan menjadi media bagi khalayak. Agenda setting menggambarkan kekuatan pengaruh media yang sangat kuat terhadap pembentukan opini masyarakat. Media massa dengan memberikan perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lain, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan media massa dan menerima sesuatu prioritas yang diberikan media massa terhadap isu-isu yang berbeda.32 31 32 WWW. Google .com Jurnalisme TV, 2006 S. Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. Hal 199. 32 Media melakukan seleksi sebelum melaporkan berita, kemudian melakukan gatekeeping terhadap informasi dan akan membuat pilihan apa saja yang akan diberitakan dan tidak. Apa yang diketahui oleh khalayak pada umumnya merupakan hasil dari rekonstruksi media atau gatekeeping. Teori Agenda Setting menjelaskan bahwa media dengan menyusun prioritas topik akan mempengaruhi perhatian audience terhadap topik mana yang dianggap lebih penting dari topik lainnya. dengan kata lain, dengan menyusun agenda pemberitaannya media akan mempengaruhi audiencenya, meskipun hanya sampai pada tataran kognitif.33 Teoritis Agenda Setting adalah Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Mereka menuliskan bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting yang diberikan pada suatu isu atau topik, dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut. Asumsi Agenda Setting memiliki kelebihan karena mudah dipahami. Dasar pemikirannya adalah diantara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya atau pendengarnya dan akan dianggap penting dalam suatu periode tertentu, dan akan terjadi sebaliknya terhadap topik yang kurang mendapatkan perhatian dari media. Agenda setting menggambarkan pengaruh media yang sangat kuat dalam pembentukan opini masyarakat. Media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan menekankan topik tertentu yang dianggapnya penting sehingga menjadi agenda publik. 33 S Djuarsa Sendjaja, Ph D. Teori Komunikasi,Universitas Terbuka, Mei 2002 33 Ada tiga tahapan proses Agenda setting yaitu media agenda, public agenda, dan policy agenda. Berikut analisa isu tersebut menurut proses terjadinya Agenda setting : a. Media Agenda : dimana isu-isu didiskusikan dalam media. b. Public Agenda : ketika isu-isu didiskusikan dalam media dan secara pribadi sesuai dngan khalayak. c. Policy Agenda : proses ini berada pada saat para pembuat kebijaksanaan menyadari pentingnya isu tersebut atau kebijakan publik.34 Jadi, media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan menekankan topik tertentu yang dianggap penting, sehingga membuat publik berpikir bahwa isu yang dipilih media itu penting. 2.6 Gate Keeping Selektif Model komunikasi yang akan digambarkan ini adalah model gate keeping selektif Galtung dan Ruge. Model ini mengembangkan salah satu aspek gate keeping, yaitu kriteria yang digunakan dalam memilih berita. Galtung dan Ruge mengemukakan kriteria dalam memilih berita seperti yang digambarkan dalam model sebagai berikut : Gambar 1. Kriteria Pemilihan Berita 8 Kejadian (Peristiwa) Persepsi Media 1 7 2 6 Citra Media 3 5 4 Sumber : Denis McQuail dan Sven Windah, Model-Model Komunikasi 34 www.wikipedia.org/kuiki/agenda-setting theory.tgl.21 Desember 2005. 34 Model diatas memperlihatkan proses dengan kejadian-kejadian di dunia ini diubah oleh organisasi pemberitaan menjadi sebuah citra media, yakni gambaran tentang dunia yang disajikan kepada Audience. Gambar/citra media ini ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan berita berikut. kriteria yang mempengaruhi pemilhan berita : a. Timeliness Timelines berarti waktu yang tepat. Artinya, memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa. b. Proximity Proximity artinya kedekatan. Kedekatan disini maknanya sangat bervariasi, yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan yang terkait lainnya. c. Prominence Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula. d. Consequnce Pertimbangan yang keempat adalah konsukuensi atau akibat. Pengertiannya yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak, merupakan bahan berita yang banyak. e. Development Development (pembangunan) merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik. f. Dissaster&Crimes Dissaster (bencana) dan Crimes (kriminal) adalah dua peristiwa berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi para pemirsa. 35 g. Sport Berita olah raga sudah lama memiliki daya tarik. Setiap stasiun televisi selalu menempatkan sebagian waktunya untuk menyiarkan berita-berita olah raga. h. Human Interest Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih, dramatis, aneh, dan ironis merupakan peristiwa menarik dari segi human interest. 2.7 Strategi dan Perencanaan Redaksi Strategi adalah pola keputusan dalam organisasi yang menentukan dan mengungkapkan saran, maksud atau tujuan, yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan-tujuan, serta perincian jangkauan dan rencana yang akan dikejar oleh organisasi.35 Strategi memebantu organisasi untuk memiliki prioritas yang lebih jelas, membantu mengarahkan kegiatan dan alokasi sumberdaya, serta membantu upaya-upaya senergi secara sistematik. 2.7.1 Pengertian Strategi Berbicara tentang strategi didalam sutu organisasi, akan ditemukan berbagai macam pengertian yang dapat mendefinisikan strategi. Salah satu pendekatan tersebut dikenal sebagai pendekatan tradisional dan pendekatan baru (Hill dan Jones, 1998). Dalam pendekatan tradisional, strategi dipahami sebagai suatu rencana kedepan, bersifat antisipasif (forward looking). Sedangkan dalam pendekatan yang baru, strategi lebih dipahami sebagai suatu pola dan bersifat reflektif (Backward Looking). 35 Kenneth R,Andrews, Konsep Strategi Perusahaan,PT.Erlangga jakarata 36 Starategi mutlak diperlukan dalam suatu perencanaan suatu kegiatan. Akan tetapi dalam perencanaan strategi tersebuit memiliki nilai-nilai keuntungan dan kerugian. Menurut Mintzberg, ahlstrand, dan Lampel (1998) menulis bahwa for every advantage associated with strategy, there is associated drawback or disadvantage Misalnya, keuntungan-keuntungan yang berkaitan dengan strategi adalah kejelasan arah, penumpuan kegiatan, mendefinisikan identitas dan ruang gerak organisasi, dan menjamin konsistensi. Namun disisi lain, strategi juga bisa mengurangi fleksibelitas organisasi, membatasi kreatifitas, mengikat organisasi kedalam satu janji (komitmen) dan stereotip yang membeban dan sebagainya. Strategi yang sesungguhnya dilakukan oleh organisasi merupakan gabungan dari dua jenis strategi, yaitu strategi yang dibuat secara terencana (deliberate) dan strategi yang muncul secara spontan. Strategi yang dibuat secara terencana mengandalkan aspek pengendalian (kontrol). Sedangkan strategi yang muncul secara spontan menyadarkan diri pada aspek belajar (learning). Aspek kontrol penting dalam strategi yang terencana dengan baik, karena suatu rencana yang matang selalu mengandalkan banyak hal. Perubahan dari yang telah diperhitungkan dikhawatirkan akan membuat rencana menjadi meleset. Oleh sebab itu diperlukan kontrol terhadap hal-hal yang bisa berubah sewaktu-waktu. Aspek belajar penting bagi strategi yang bersifat spontan. Dalam strategi ini, intuisi dan insting dipandang penting. Perubahan lingkungan yang cepat, membuat perhitungan terus-menerus berubah, hanya bisa dihadapi dengan fleksibelitas (kelenturan) rencana. Hal-hal yang bersifat spontan harus dimungkinkan untuk muncul. 37 5 (lima) strategi menurut Hendry Mintzberg didefinisikan sebagai berikut : a. Plan A direction, a guide or course of action into the future, a path to get from here to there . Rencana adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, suatu yang memberi arah bagi tindakan dimasa depan. b. Pattern Consistency in behavior over time Pola adalah perilaku konsisten antar waktu. c. Position The determination of particular products in particular markets Penentuan posisi dalam konteks persaingan. d. Perspective An organization s way of doing things Perspektif adalah bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya. e. Play A specific maneufer intended to outwith on opponent competitor Permainan adalah kumpulan manufer untuk menjinakkan pihak lawan atau suatu cara untuk mengecoh para pesaing.36 Sedangakan menurut Lawrence R. Jauch & Willian F.Gueck.37 Mengartikan strategi sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. 36 Hendrawan Supratikno, Anton W Widjaja, Sugiarto dan Darmadi Durianto, Advance Strategic Management. PT Gramedia pustaka Utama, Jakrta 2005 37 Lawrence R Jauch & William F Gueck, Manajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan, PT. Erlangga. JKT 1996 Hal 12 38 Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah suatu rencana. Strategi dipandang sebagai satu yang dibuat untuk mengamankan masa depan. Kata strategi berkonotasi antisipasi, prediksi, dan hakhak lain yang mengesankan sifat cerdas dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidak pastian. 2.7.2 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, sesuatu yang akan memberi arah di masa depan. siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Di dunia pertelevisian, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting, karena Sedangkan perencanaan sendiri meliputi : a. Perencanaan produksi in house dan pengadaan materi siaran out house, serta menyusunnya menjadi menjadi rangkaian mata acara sesuai dengan misi, fungsi, tugas dan tujuan yang hendak dicapai. b. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana (hardware). c. Perencanaan administrasi, termasuk didalamnya perencanaan dana, tenaga, pemasaran dan sebagainya.38 Perencanaan menjadi pegangan bagi pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindakan dalam pelaksanaan dilapangan. 2.8 Mananjemen dan Organisasi Penyiaran Pada bagian ini, penulis akan membahas pengertian Mananjemen dan Organisasi penyiaran serta dilengkapi dengan bagan dan penjelasan. 38 J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Menajeman Penyiaran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1994 39 2.8.1 Mananjemen Penyiaran Banyak istilah yang terkait dengan organisasi penyiaran sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang penyiaran yang berlaku saat ini, yaitu UndangUndang No 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. Lalu apa yang dimaksud dengan lembaga penyiaran menurut Undang-Undang penyiaran di Indonesia adalah tentang penyelenggaraan penyiaran yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.39 Manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran, yaitu organisasi yang mengelolah industri siaran. Ini berarti, manajemen penyiaran sebagai motor penggerak organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan penyiaran.40 Manajemen penyiaran juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi atau memanfaatkan kepandaian/keterampilan orang lain, untuk merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai tujuanbersama . Manajemen penyiaran dalam media televisi memiliki fungsi kerja masingmasing untuk melaksanakan proses produksi siaran. Cara kerja masuk kedalam manajemen penyiaran untuk menentukan job description masing-masing dalam organisasi penyiaran. Dari Gambar 2 di bawah dapat dilihat bahwa ada impitan antara manajemen dan penyiaran. Impitan ini terjadi diatas landasan rasa kebersamaan dan keterbukaan 39 40 pasal 1, butir 9, Ketentuan Umum, Undang-Undang No 32, Thun 2002 Ibid 31. 40 (asih-asah-asuh) untuk menciptakan siaran yang berkualitas, baik dan benar secara normatif, edukatif, informatif, persuasif, dan komunikatif. Hubungan antara manajemen dan penyiaran di dalam manajemen penyiaran seperti digambarkan sebagai berikut : Gambar.2 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMAN DAN PENYIARAN ORGANISASI PENYIARAN ( Mengelola Stasiun Penyiran ) MANAJEMEN PENYIARAN Mananjemen Penyiaran Siaran ( Out pout ) Pendengar dan Pemirsa TUJUAN ( Tergantung Status Stasiun Penyiaran ) IDIIL Sumber : J.B Wahyudi. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. 1994. MATERIIL 41 Penyiaran memiliki sifat-sifat khusus yaitu : a. Masa kerja penyiaran relatif 24 jam setiap hari. b. Siaran merupakan hasil kerja tim (kolektif). c. Siaran merupakan perpaduan antara kreatifitas manusia dan kemampuan sarana/alat. d. Siaran memerlukan banyak tenaga profesiaonal. e. Siaran memerlukan dana relatif besar. f. Siaran mampu mengubah sikap, pendapat, tingkah laku manusia relatif lebih cepat. g. Siaran merupakan out put dari medium radio/televisi. h. Pengelola siaran harus luwes/dinamis. i. Perlu dikembangkan sikap saling asih,asah,asuh.41 2.8.2 Organisasi Penyiaran Organisasi penyiaran adalah tempat orang-orang penyiaran (Siaran-TeknikAdminitrasi) saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.42 Organisasi penyiaran mengelola stasiun penyiaran yang didalamnya terdapat perangkat keras yang dikelola orang-orang teknik dan perangkat lunak yang dikelola oleh orang-orang untuk program dan keadministrasian atau ketatalaksanaan. Dalam proses kerjasama ini diperlukan tindakan manajemen yang tepat, khususnya bagi 41 42 Ibit 32. Ibit 32. 42 dunia penyiaran. Penerapan manajemen penyiaran secara professional akan menghasilkan out put siaran yang berkualitas, baik dan benar sebagai hasil kerja kolektif (kerja tim). 2.8.3 Struktur Organisasi Televisi Umum Struktur organisasi stasiun televisi dalam dunia penyiaran sangat penting, untuk menghindari tumpang tindihnya tugas dan kewajiban diantara kariyawan yang terlibat dalam proses produksi siaran di televisi. Antara televisi yang satu dengan yang lain ada perbedaan, namun pada ruang lingkup tanggung jawab kerjanya memiliki kecenderungan yang sama. Gambar.3 MODEL STRUKTUR ORGANISASI STASIUN TELEVISI Atasan (Direktur utama / General Manager) Pemasaran Program pemberitaan Teknik Keuangan / Traffic Adminitrasi Manager Pemasaran Direktur Program Staf Pemasaran Tidak ada staf Derektur Derektur Teknik Pemberitaan Derektur Operasional Jurnalis Teknik Juru Kamera Pemeliharaan Editor Vidio Sumber : Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhjir, 2004 Derektur Keuangan Staf Keuangan untuk Adminitrasi dan Akademi Traffic / Clerk 43 Kebutuhan stasiun televisi terhadap sumber daya manusia tidak berarti sama antara satu stasiun televisi dengan stasiun lainnya. secara sederhana, pertimbangan utama dalam menyusun struktur organisasi stasiun televisi biasanya ditentukan oleh skala siaran stasiun televisi itu, apakah bersifat nasional atau lokal.43 2.9 Mekanisme Produksi Berita Televisi Setiap stasiun televisi memiliki standar proses produksi berita yang hampir sama. Sebagi berikut akan dibahas alur dan prosedur produksi berita dalam bagan sebagai berikut : Gambar. 4 PROSES PRODUKSI BERITA Rapat Perencanaan Liputan Kordinator Liputan Eksekutif Produser/ Produser Asistent Produser Sekertariat Redaksi Reporter / Presenter Tugas Liputan ( Reporter/Juru Kamera) Hasil Liputan Cek Eksekutif produser/ Produser Script/vidio Run Down ON AIR Sumber : Morisson, Jurnalistik Televisi Mutakhir, 2004 43 Ibid 24. 44 Rincian penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut : a. Tahap awal, adalah rapat perencanaan liputan yang dihadiri oleh koordinator liputan, eksekutif produser / produser / assistant produser, skretariat redaksi, dan reporter / presenter. Rapat biasanya dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam sehari atau disesuaikan dengan kondisi/porsi penayangan berita di masing-masing televisi. Pada rapat perencanaan liputan, segala sesuatu dan apa yang akan diliput dibicarakan pada pertemuan ini. b. Tahap kedua, adalah saat reporter dan juru kamera ditugaskan untuk melakukan liputan ke lapangan. Penugasan ini dilakukan oleh korlip (Koordinator Liputan) dengan berkoordinasi dengan bagian korkam (Koordinator Kameraman), melalui jadwal tertulis. c. Tahap ketiga, adalah setelah reporter dan juru kamera kembali dengan membawa hasil liputan sesuai dengan agenda rapat perencanaan. d. Tahap keempat, semua hasil liputan diproses. Informasi yang diperoleh diolah kedalam bentuk naskah dan visualnya mengalami proses editing. Pada tahap ini eksekutif produser atau produser/asistent produser melakukan rapat internal dengan tujuan menentukan berita apa saja yang akan diangkat, dijadikan isu dan yang akan ditayangkan pada saat itu. e. Tahap kelima, seluruh hasil editing dimasukkan kedalam daftar urutan serta susunan berita (Run Down). f. Tahap akhir, adalah pada saat berita tayang (On Air). 45 BAB III METODOLOGI 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian adalah pilihan model penelitian yang di pakai oleh peneliti, dalam melakukan sebuah penelitian yang bertujuan memberikan suatu gambaran keseluruhan tentang tujuan penelitian. Tipe penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian kali ini adalah Deskriptif Kualitatif. Dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisa secara deskriptif kualitatif, bertujuan untuk menghimpun berbagai data dan informasi sesuai masalah dan tujuan dari penelitian. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa informasi data yang diperoleh selama melaukan penelitian. Penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitugan pada angka atau kuantitas.44 Dalam pengertian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini akan menggambarkan secara jelas dan sistematis berdasarkan fakta dari rumusan masalah dan tujuan penelitian. penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan situasi, setting sosial atau hubungan yang spesifik. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.45 44 Prof. DR. Lexy J Moleong, M A. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya Bandung. 2006. Hal : 3 45 Drs Jalalidin Rakhmat. Msc.Metode Penelitian Komunikasi.PT Rosada Karya Bandung. Hal 24 46 Penelitian deskriptif kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor (1975:5), merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Karena itu, dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotensis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Dari penelitian deskriptif kualitatif, dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara empirik dari obyek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh media yang akan diteliti dan data yang diperoleh dari wawancara mendalam (Indepth Interview), maupun berbagai informasi pendukung baik itu informasi dalam bentuk tekstual maupun kontekstual, yang berhubungan dengan program Liputan 6 Petang di SCTV. Selain teknik di atas, digunakan pula teknik studi kasus dari perencanaan starategi komunikasi dalam redaksi SCTV. 3.2 Metode Penelitian Dalam penelitian kali ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Dari metode ini sendiri bertujuan untuk menghimpun berbagai data dan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Studi kasus adalah salah satu metode atau alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Perlu diketahui, bahwa cara atau metode penelitian dengan menggunakan studi kasus memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri, tetapi hal itu semua tergantung dari tiga yaitu : 47 a. Tipe penelitian. b. Kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan diteliti. c. Fokus terhadap fenomena penelitian. Secara umum dapat disimpulkan, studi kasus merupakan strategi penelitian yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitiannya berhubungan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena konteporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.46 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 3.3.1 Data Primer Data primer atau data utama, menurut Lofland dan Lofland (1987:47), adalah sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.47 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumbernya, diamati dan dicatat untuk pertamakalinya. Data primer diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dan mendalam (Indepth Interview) melalui sesi tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkompeten dan terlibat langsung dalam hal ini. Yaitu dengan narasumber utama yang berasal dari manajemen redaksi SCTV. 46 47 Robert K Yin. Prof. Dr. Studi Kasus, Desain & Metode. Rajawali Pers. Jakarta Ibid 46 48 Wawancara (Interview) merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan sesi tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistemetik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Fungsi wawancara diantaranya: a. Sebagai metode primer, jika menjadi satu-satunya alat pengumpulan data atau mempunyai kedudukan utama. b. Sebagai metode pelengkap, jika hanya digunakan untuk mencari informasiinformasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. c. Sebagai metode kriterium, dipergunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan cara lain, jadi sebagai alat pertimbangan dalam memutuskan.48 Peneliti bebas untuk menyusun dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan jawaban narasumber. Maka dengan demikian akan dihasilkan data yang terinci dan lebih mendalam untuk dianalisis. 3.3.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dapat dijadikan pelengkap guna memperlancar proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang berhubungan dengan tema penelitian. Literatur yang dapat digunakan tersebut antara lain buku pedoman, surat kabar, majalah, kamus, artikel, internet, atau dokumen lainnya Dari sumber arsip itu, peneliti bisa memperoleh informasi tambahan tentang subyek yang sedang diteliti. Data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya, artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. Karena itu perlu ketelitian dalam mengumpulan data. Bukan berarti bahwa data sekunder kalah bermutu dibandingkan dengan data primer. 48 Drs Marzuki, Metodelogi Riset, BPFE UII. PT Prasetia Widia Pratama Yogyakarta. Mei 2000 49 3.4. Narasumber Narasumber utama atau primer yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah, orang yang mempunyai otoritas dan berkompetensi dalam bidangnya. Diantaranya adalah : a. Bapak Andi Mangun Sara Head of News Prodaction Sebagai kepala atau pemimpim produksi pemberitaan SCTV, secara struktural bertanggung jawab terhadap pengelolaan program-program berita (Reguler Specia; Event), yang termasuk didalamnya adalah program berita Liputan 6 Petang. b. Merdi Sofansyah Executive Produser Eksekutif produser bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Eksekutif produser juga melakukan pengawasan terhadap kerja produser dan reporter, serta memastikan staf redaksi mematuhi dan konsisten dengan aturan yang telah ditetapkan. Pemegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun atau tidak perlu disiarkan. c. Olivia Rosalia Produser Penanggung jawab harian program Liputan 6 Petang. Salah satu penaggung jawab dalam keputusan dan pengumpulan materi berita harian yang dianggap layak untuk diangkat dalam program. Bekerja sama dengan bagian koordinator liputan (nasional/daerah). 50 3.5. Mekanisme Penelitian Fokus penelitian ini ditujukan pada redaksi Liputan 6 SCTVdan program berita Liputan 6 Petang. Adapun rincian fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Perencanaan (Plan) adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, yang memberi arah bagi tindakan dimasa depan. strategi redaksi dalam menentukan berita pada program Liputan 6 Petang SCTV. b. Planing On Air atau penayangan berita. Format penayangan beritanya seperti apa dan persiapan apa saja yang dilakukan sebelum penayangan program tersebut. c. Berapa banyak berita yang disajikan setiap hari dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Dan kriteria berita yang dianggap layak atau tidak untuk diangkat dalam program liputan 6 petang SCTV itu seperti apa. d. Position The determination of particular products in particular markets Penentuan posisi dalam konteks persaingan. e. Perspective An organization s way of doing things Perspektif adalah bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya. f. Play A specific maneufer intended to outwith on opponent competitor Permainan adalah kumpulan manuver untuk menjinakkan pihak lawan atau suatu cara untuk mengecoh para pesaing. g. Evaluasi akhir pada program Liputan 6 Petang. Meneliti kendala-kendala yang dihadapi, baik teknis maupun non teknis. 51 3.6. Rencana Analisis Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan oleh penulis adalah dengan mendiskripsikan serta menganalisis semua data yang diperoleh secara kualitatif melalui pengumpulan data primer maupun sekunder, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Deskripsi disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil olahan data dan wawancara mendalam dengan narasumber yang berkompeten. Analisis deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan , dan metode ini diartikan melukiskan variabel satu demi satu.49 49 Ibid 39 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SCTV Berdasarkan dari hasil penelitian dan wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan narasumber dari jajaran redaksi Liputan 6 Petang SCTV , dibawah ini akan dipaparkan beberapahasil penelitian dan pembahasan yang didapat. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan, yaitu selama bulan Mei 2008. 4.1.1. Sejarah Singkat SCTV PT. Surya Citra Televisi atau yang lebih dikenal dengan SCTV, lahir pada tahun 1990 di Surabaya, dan merupakan stasiun televisi lokal yang pertamakali didirikan di Surabaya. SCTV diresmikan dengan izin beroperasi dari Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan Surat Keputusan Kerjasama No. 150/DIR/TV/1990. Pemberian nama Surya dihubungkan dengan tempat SCTV beroperasi untuk pertama kalinya yaitu di Surabaya. Surya adalah akronim dari istilah Surabaya-Raya . Sedangkan Citra menandakan bahwa stasiun televisi ini pada saat itu berada dalam kelompok perusahaan Bimantara Citra. Pada awalnya, SCTV yang berpusat di ibu kota Jawa Timur itu direncanakan sebagai stasiun televisi regional yang melayani Propinsi Jawa Timur dan Bali. Namun, ketika SCTV memperoleh lisensi siaran nasional dan mulai mengudara secara nasional pada tanggal 24 Agustus 1993, SCTV pindah ke Jakarta dan menjadi salah satu stasiun televisi swasta pertama di Indonesia berkembang menjadi semakin 53 popular. Tercatat bahwa pada tahun 1997, jangkauannya telah meluas ke 33 kota dan telah menjadi stasiun secara luas di Indonesia. Pada tahun 1998, SCTV mulai menjalankan operasi di bawah satu atap dengan seluruh kegiatan yang telah dikonsulidasikan di Jakarta sehingga memungkinkannya untuk menjawab tantangan sebagai stasiun swasta nasional. Sementara itu, untuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah pada konvergensi media, SCTV mengembangkan multi medianya dengan meluncurkan situs www.sctv.co.id, www.liputan6.com dan www.liputanbola.com. Melalui ketiga situs tersebut, SCTV tidak hanya lagi bersentuhan dengan masyarakat Indonesia di wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan Surya Citra Media (SCM) bidang multimedia diarahkan menjadi kesatuan yang kompak dengan bisnis media televisi yang ditekuni oleh SCTV SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai program berita dan feature produksi divisi pemberitaan Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang, dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi, dan sebagainya. SCTV juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan orang tua sesuai dengan ketentuan Undang-undang Penyiaran No. 32/2003 tentang penyiaran yang terdiri dari BO (Bimbingan Orang tua), D (Dewasa), dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara efektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakteristik programnya. 54 4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan SCTV Untuk memantapkan langkahnya dalam industri media, SCTV mendasarkan dirinya pada Visi, Misi, dan Tujuan yang telah dipastikan sebagai pedoman perusahaan. a. Visi Menjadi stasiun unggulan yang dapat memberikan kontribusi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa. b. Misi Membangun SCTV sebagai jaringan televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan menyediakan berbagai program kreatif, inovatif, dan berkualitas untuk pemirsa berlandaskan prinsip Good Corperation Government. c. Tujuan SCTV sebagai media informasi untuk berpartisipasi dalam program. mencerdaskan kehidupan bangsa dengan terus memberikan pelayanan dan program yang berkualitas serta berkesinambungan. 4.1.3 Target Audience SCTV hadir mengakrabkan keluarga, SCTV juga memperluas wawasan dan pengetahuan semua anggota keluarga melalui program Liputan 6 SCTV. Target pemirsa SCTV adalah keluarga Indonesia dari status sosial ekonomi menengah keatas (A, B, C) dan berusia 5 tahun ke atas.50 4.1.4 Sejarah Singkat Liputan 6 SCTV Pada mulanya, Liputan 6 SCTV merupakan sebuah gagasan yang sederhana. Gagasan ini muncul setelah Seputar Indonesia, sebuah program berita berdurasi 50 HRD SCTV 55 setengah jam yang ditayangkan di RCTI. Dahulu program berita inidikelola bersama antara RCTI dan SCTV, karena dulu kedua perusahaan televisi ini bernaung di bawah PT. indo Citra Media sebagai Production House yang mengelola program informasi. Sekitar tahun 1989/1990, sejumlah kariyawan direkrut oleh PT.Sindo Citra Media, dan ditempatkan di dua Home Base yaitu di Jakarta (Komplek Stasiun RCTI, Kebun Jeruk, Jakarta) dan di Surabaya (Komplek Studio SCTV, Darmo Permai III, Surabaya). Home base pertama dipakai sebagai studio penyiaran, sedangkan Home base yang kedua dipergunkan sebagai tempat produksi. Hasil dari produksi tersebut biasanya dikirim melalui pesawat ke Jakarta. Dalam peraktiknya, siaran seputar Indonesia wajib di-relay oleh RCTI dan SCTV dari studio 5 di komplek RCTI pada petang hari, pukul 18.30-19.00. selain itu, kedua stasiunj televisi suasta ini masih terikat pada peraturan pemerintah, yakni keharusan untuk me-relay setiap siaran berita dari TVRI, dengan alas an bahwa pemerintah masih meragukan televisi swasta dalam membuat berita. Ketika Rancangan Undang-Undang (RUU) penyiaran tahun 1994 mewajibkan semua produksi berita harus dibuat sendiri oleh setiap stasiun televisi, tanpa melibatkanj Production House. Dalam hal ini, PT.Sindo Citra Media harus melepaskan program berita Seputar Indonesia kesalah satu stasiun televisi ini, dan akhirnya RCTI dipilih sebagai pemilik program ini. Setelah kedua stasiun televisi ini terpisah, SCTV berdiri sendiri, dan akhirnya tercetuslah sebuah gagasan untuk menghadirkan sebuah Newsroom bagi SCTV. Gagasan itu tercetus oleh Sumita Tobing yang pada saat itu menjabat sebagai pemimpin redaksi divisi pemberitaan SCTV dan berada di Jakarta. Alasan Sumita 56 ingin mendirikan Newsroom di SCTV karena dia ingin membuat televisi yang bisa menempatkan keinginan publik sebagai titik pijar institute pemberitaannya. Sebab didalam penggarapan suatu paket atau program berita selalu ada tanggung jawab wartawan untuk berpikir dan bekerja demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita yang perlu mereka ketahui. Setelah itu, proposal pembentukan Newsroom itu disetujui dan mendapat dukungan sepenuhnya dari salah seorang pemilik SCTV yaitu Pieter F.Gontha. Panitia persiapan newsroom dibentuk dengan nama Liputan 6 SCTV pada bulan Juli1994. Pada awalnya panitia ini hanya beranggotakan 12 orang, namun sampai akhir tahun 1994 telah berkembang menjadi 26 orang. Menurut Riza Primadi, yang pernah menjadi pemimpin redaksi divisi pemberitaan SCTV, nama Liputan 6 itu terilhami dari nama-nama program pemberitaan di Inggris atau Amerika, seperti Six O Clock Reports or Seven O Clock Reports. Kebetulan pada saat itu pula alokasi slotnya berada pada jam 06.00 petang. Salah satu alasan penting mengapa alokasi slotnya berada jam tersebut adalah karena RCTI menayangkan Seputar Indonesia pada puykul 18.30. tidak dapat disangkal bahwa disini terdapat semangat bersaing untuk memberikan pilihan lain kepada publik dalam menyaksikan program pemberitaan televisi dan berkaitan dengan semangat untuk bersaing dengan Seputar Indonesia. Pada waktu itu, tim redaksi Liputan 6 yang telah terbentuk memilih gedung Jamz di Jalan Panglima Polim, Blok M, Jakarta Selatan sebagai kantor pusat mereka. Sementara itu, divisi SCTV lainnya berada di gedung AKR, Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Sejak awal Liputan 6 dirancang sebagai sarana untuk 57 meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta kesadaran masyarakat atas berbagai isu penting yang terjadi setiap hari, selain didesain untuk mengalahkan Seputar Indonesia. Upaya awal Liputan 6 dimulai dengan menciptakan news feature yang diproduksi di Jakarta, antara lain Wakil Kita, Derap Hukum, Visi Warta, Usaha Anda, Di Balik Berita, dan Potret. News feature ini menjadi program mingguan yang diandalkan pada tahun 1994-1995. Setiap program itu berdurasi 30 menit (termasuk iklan). Biasanya, kaset mingguan ini dikirim dengan menggunakan pesawat terbang dari Jakarta ke Surabaya untuk disiarkan di Master Control di Surabaya. Hal demikian berlangsung sampai bulan Mei 1996. Program mingguan yang diproduksi oleh Liputan 6 itu boleh dikatakan sukses. Kesuksesan ini pulalah yang menjadi stimulus bagi tim redaksi untuk memproduksi program harian sebagaimana terdapat pada program Seputar Indonesia yang disiarkan RCTI. Pada tanggal 20 Mei 1996, pukul 18.30, lahirlah Liputan 6 Petang sebagai sebuah program harian. Kemunculan Liputan 6 Petang yang telah dirancang oleh sebuah tim sejak Januari 1996 ini, disadari atau tidak, telah membuktikan pada semua pihak bahwa SCTV telah memiliki newsroom dan memproduksi berita sendiri. Dalam perjalannaya, apa yang telah dicapai oleh Liputan 6 tidak lepas dari pengakuan publik. Dengan selogannya yang berbunyi Aktual, Tajam, dan Terpercaya , Liputan 6 maju sebagai Newsroom favorit pilihan pemirsa. 4.1.5 Visi dan Misi Liputan 6 SCTV a. Visi 58 a) Dengan berbagai macam informasi yang disampaikan, Liputan 6 ikut serta dalam mencerdaskan masyarakat. b) Liputan 6 SCTV menjadi bagian pemberdayaan civil society. c) Liputan 6 SCTV menjadi bagian dari proses demokrasi b. Misi Memposisikan diri sebagai media yang menjadi pilihan penonton dengan tidak melakukan keberpihakan dalam pemberitaan, sehingga penonton mendapatkan gambaran yang utuh. 4.1.6 Makna Slogan Liputan 6 SCTV Liputan 6 SCTV memiliki slogan yang sangat popular Aktual, Tajam, dan Terpercaya . Dari mulai kemunculan Liputan 6 di layer SCTV hingga saat ini slogan tersebut masih digunakan. Slogan itu pun dijadikan sebuah keunggulan dari program pemberitaan ini, karena slogan inilah yang memperkuat citra Liputan 6 SCTV. Makna slogan tersebut adalah : Aktual : Berbicara mengenai kecepatan. Maksudnya, berita yang didapat dari redaksi Liputan 6 adalah berita yang paling aktual. Unsure kecepatan inilah yang ingin ditonjolkan dalam Liputan 6, yang akan membuat Liputan 6 menjadi terdepat dalam mendapatkan berita. Tajam : Menyangkut daya kritis. Daya kritis yang dimaksud adalah melihat segala sesuatu secara berimbang. Terpercaya : Dapat dipercaya (credible), dimana setiap berita yang disampaikan di Liputan 6 benar-benar dapat dipercaya, karena disitu terkandung cek 59 dan ricek dalam segala macam, sampai segala hal yang mendetail yang melambangkan kredibilitas. 4.1.7 Struktur Organisasi PT. Surya Citra Televisi (SCTV) Dalam menjalankan sebuah stasiun televisi dapat dibagi menjadi dua kategori umum yaitu manajemen dan pelaksana operasi. Masing-masing kategori akan membutuhkan suatu struktur dan tanggung jawab fungsional sendiri-sendiri, dapat dilihat pada Gambar empat : 60 Gambar 4 Struktur Organisasi PT. Surya Citra Televisi (SCTV) Sumber : HRD PT. Surya Citra Televisi 61 Untuk mendukung kegiatan operasinya, SCTV memiliki sedikitnya 1.248 karyawan yang dipimpin oleh seorang direktur utama dan dibantu oleh empat direktur lainnya, yaitu : Direktur Utama : Fofo Sariatmadja Direktur Keuangan : Salusra Wijaya Direktur Program : Budi Sutjiawan. Direktur Operasional : Sumantri Slamet Direktur Pemasaran dan Penjualan : Lie Halim 4.1.8 Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan SCTV Dari hasil penelitian pustaka di dalam manajemen redaksi pemberitaan SCTV, diperoleh data dan informasi mengenai urutan jabatan (Structure of Organization) yang dapat dilihat pada Gambar Lima : 62 Gambar.5 Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan SCTV Sumber : HRD PT. Surya Citra Televisi 63 4.2 Proses Perencanaan Liputan 6 petang SCTV 4.2.1 Rapat Redaksi Dalam proses pembuatan paket berita harian, diperlukan perencanaan yang sangat matang, agar bisa menarik banyak perhatian audience, dan perencanaan tersebut dilakukan dengan cara mengadakan rapat redaksi. Disamping itu semua, tujuan dari diakannya rapat redaksi di dalam suatu organisasi media cetak maupun elektonik, adalah untuk membahas dan memilah-milah berita mana yang layak tayang dan berita mana yang tidak layak tayang. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas tayangan, berita, dan kenerja dari suatu media berita yang bersangkutan. Setiap stasiun televisi yang bersiaran secara nasional, kebanyakan memiliki 3 (tiga) atau lebih program berita dalam sehari, maka dalam sehari stasiun televisi tersebut akan mengadakan rapat redaksi setidak-tidaknya 3 (tiga) kali dalam sehari. Di departemen pemberitaan Liputan 6 SCTV sendiri, juga dilakukan rapat redaksi sebanyak tiga kali dalam sehari. Proses jadwal rapat redaksi di Liputan 6 SCTV sendiri, dilakukan pada pukul 09.00 WIB untuk persiapan Liputan 6 Siang, pukul 14.30 WIB untuk persiapan Liputan 6 Petang, dan pukul 16.30 WIB untuk peersiapan Liputan 6 Malam dan begitu seterusnya. Dalam rapat redaksi ini, dibahas dan dibicarakan masalah jualan berita atau materi berita yang didapatkan hari itu, baik dari koordinator liputan pusat, maupun koordinator liputan daerah, untuk diangkat atau ditayangkan di program Liputan 6 SCTV. 64 Rapat redaksi ini akan dihadiri oleh manager peliputan, eksekutif produser, produser harian, koorlip (koordinator liputan), koorkam (koordinator kameraman), koorda (koordinator daerah), perwakilan sekret(sekertaris) dan para pembaca berita (ancor). Biasanya rapat akan dipimpin oleh eksekutif produser dan produser harian akan mempresentasikan seluruh materi berita yang masuk hari itu ke redasi dan membacakan listing berita yang telah disusunnya, untuk dibahas dihadapan peserta rapat dan menentukan berita-berita mana yang akan ditayangkan dan masuk kedalam rundown (susunan acara berita). Rapat redaksi di Liputan 6 SCTV seperti yang disampaikan oleh Bapak Merdi Sofansyah sebagai Eksekutif Produser : Dalam suatu redaksi pemberitaan harus ada rapat redaksi, karena bertujuan untuk menentukan berita mana yang layak tayang dan tidak layak tayang. Di SCTV sendiri ada tiga kali rapat redaksi, Pagi pukul 09.00 WIB, Sore pukul 15.00WIB, Malam pukul 19.00 WIB. Rapat redaksi ini biasanya dipimpin oleh minimal Produser Eksekutif, terkadang Pemred dan Wapemred. Hal itu terjadi apabila ada kejadian atau kasus-kasus besar tertentu. Misalnya Pada waktu kasus mantan penguasa orde baru soeharto sewaktu sakit dan maupun sewaktu wafatnya, redaksi Liputan 6 SCTV harus sangat cermat dalam menyikapi kasus ini dan dalam menentukan materi berita yang masuk, karena hal ini mempermudah redaksi dalam menentukan berita mana yang layak tayang, berita yang dipending dan berita mana yang tidak layak tayang. Tentunya hal ini diambil berdasarkan kebijakan bersama dalam rapat redaksi. Dalam rapat redaksi, sering terjadi perdebatan-perdebatan dalam menentukan jualan berita atau materi berita apa yang akan ditayangkan dalam program Liputan 6 Petang hari ini. Hal ini terjadi biasanya, pada saat seorang koorlip (koordinator liputan) menawarkan semua berita yang telah masuk kedalam meja redaksi / berita yang telah diliput oleh tim peliputan (reporter dan kameraman) di lapangan kepada produser dan peserta rapat. Biasanya mereka menyebut rapat ini dengan istilah jual- 65 beli (budgeting), koorlip menjual berita-berita hasil liputan dan produser yang betugas hari itu akan membelinya. Apabila produser dan peserta rapat lainnya setuju dengan materi berita yang telah ditawarkan oleh koorlip, maka produser akan memasukkan berita tersebut kedalam listing berita Liputan 6 Petang. Setelah produser harian mendapatkan semua listing berita yang akan masuk kedalam program acara Liputan 6 Petang SCTV, baru pimpinan rapat redaksi akan membicarakan berita mana saja yang masuk kedalam segman 1, 2, 3 dan berita mana yang tidak layak tayang. Tentunya hal ini harus didukung dengan pasokan berita yang cukup baik dari Jakarta maupun daerah, biasanya rata-rata dari pagi sampek petang, berita yang masuk keruang redaksi baik dari Jakarta maupun daerah sebanyak 20-30 item berita. Berita-berita tersebut langsungsung disaring atau diseleksi menjadi 10-15 item berita untuk ditayangkan di program liputan 6 petang. karena program Liputan 6 Petang hanya terbagi menjadi 3 segman dan tidak mungkin memasukkan semua berita yang masuk keredaksi kedalam program Liputan 6 Petang. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan keputusan bersama. Menurut Bapak Merdi Sofansyah selaku Produser Eksekutif Liputan 6 Petang, berita yang di angkat kedalam Program Liputan 6 Petang SCTV berita-berita yang sebagai berikut : Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lain seperti : Kesehatan, Sosial, Ekonomi, bahkan berita-berita ringan. Tetapi berita-berita itu tidak sering 66 muncul di program Liputan 6 Petang SCTV, karena Liputan 6 Petang dalam mengangkat berita, selalu melihat dari hasil tabulasi / survay dan potensi-potensi yang ada dalam Liputan 6 Petang. Dari hasil survay itu dapat disimpulkan, bahwa penonton Liputan 6 Petang banyak didominasi oleh laki-laki dan perempuan, golongan A,B,C,D,E, pendidikan rata-rata di atas SMA, dan Usia 30+ thn. Ini berdasarkan survay yang dilakukan di 4 kota (Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta) oleh SCTV-R&D / Product Developmant Dept, Sabtu 10 Mei 2008. 4.2.2 Strategi Redaksi Liputan 6 Petang SCTV Setiap institusi / kantor pemberitaan dimanapun berada, pasti mempunyai strategi-strategi sendiri dan berbeda, dalam mengemas dan menanyangkan beritaberitanya. Hal itu bertujuan untuk menarik sebanyak mungkin simpati penontonton, agar tetap menonton berita-berita yang ditayangkan oleh televisi tersebut. Sehingga program tersebut mampu bersaing dengan kompetitornya dan selalu mendapatkan ruang di hati pemirsanya. Di Redaksi Liputan 6 sendiri, mempunyai 3 strategi sebagai berikut : a. Stategi Jangka Pendek Strategi jangka pendek ini, biasanya digunakan dalam operasional atau eksekusi program sehari-harinya, jika terjadi kendala dan sebagai barometer program Seperti : a) Apa bila ada masalah dalam penayangan program, maka seorang Eksekutif Produser atau minimal Produser yang bertugas hari itu, harus mengambil keputusan secepatnya dan harus dijalankan pada saat itu juga dan tidak perlu menunggu lama atau merapatkan terlebih dahulu dalam menangani kendala yang ada dalam acara tersebut. 67 b) Apabila program tidak lagi mendapat ruang di hati pemirsa, maka rekdasi harus mencari dimana hal yang membuat penonton merasa tidak simpati dengan acara tersebut, dengan melakukan eksekusi secepatnya dan mengantisipasinya dalam program berikutnya. c) Redakasi berpatokan pada Ratting, karena dengan melihat Retting redaksi bisa melihat, apakah program ini makin bagus atau makin menurun. Jika hari ini Ratting bagus, maka kedepannya redaksi harus mempertahankan tayangan program minimal seperti hari ini atau lebih baik dari hari ini. b. Strategi Menengah Strategi jangka menengah ini, biasanya digunakan oleh redaksi Liputan 6 SCTV untuk mengkonsep atau membidik peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi tiga (3) atau empat (4) bulan kedepan. Karena program seperti ini adalah program khusus dan banyak membutuhkan materi berita dari History, Ilustrasi serta Referensi dari kasus-kasus yang akan diangkat. Sehingga pada saatnya tiba, redaksi tidak lagi kerepotan atau terburu-buru untuk menayangkan program tersebut, sehingga hasilnya sempurna atau maksimal. Contoh : a) Redaksi Liputan 6 SCTV sudah menyiapkan satu (1) bulan sebelumnya, paket berita mengenai peringatan 100 tahun hari kebangkitan nasional bangsa Indonesia b) Seperti dalam kasus program in memorial Soeharto. Redaksi Liputan 6 SCTV sudah mempersiapkan paket berita, semenjak pertama kali Soeharto terdengar kabar sakit atau dirawat di RSPP Jakarta. 68 c. Strategi Jangka Panjang Bila kita berbicarakan strategi jangka panjang, hal ini lebih Kompleks lagi. Karena dalam strategi ini terdapat kombinasi antara strategi jangka pendek, dan menengah. Strategi ini sendiri bertujuan untuk menjaga pemirsa yang melihat tayangan program tersebut, tidak cepat merasa bosan dan terkesan program tersebut monoton. Disamping itu juga, redaksi harus terus mengikuti perkembangan teknologi, sehingga program tidak terlihat monoton dan kalah bersaing dengan program berita televisi lainnya.contoh : a. Perubahan desain studio b. Perubahan pergerakan kamera c. Backgron, dan itu semua biasanya dilakukan perubahan satu atau dua tahun sekali. Menurut Bapak Merdi Sofyansyah selaku Eksekutif Produser : Redaksi tidak boleh lengah dan lambat dalam memberitakan sesuatu yang mempunyai dampak luas bagi masyarakat, dan sedapat mungkin redaksi harus pintar menempatkan berita, berita mana yang mempunyai daya jual tinggi, mana yang sedang dan mana yang tidak layak tayang. Sehingga pemirsa selalu menonton Liputan 6 Petang dan tidak mengalihkan ChanelnyaI ke TV lainya. Hal ini semua bisa terjadi jika redaksi mengetahui atau memahami apa yang menarik dan dibutuhkan oleh pemirsanya dan harus segera meresponnya tentunya harus didukung dengan pasokan berita yang cukup, baik dari daerah maupun Jakarta . 4.3 Proses News Gathering (Peliputan) 4.3.1 Persiapan Peliputan Redaksi Liputan 6 SCTV memiliki beberapa desk pemberitaan, Yaitu Sosmas (Sosial Masyarakat), Ekbis (Ekonomi Bisnis), dan Polkam (Politik Keamanan). Isi berita program Liputan 6 SCTV, setiap harinya selalu diisi dengan Desk-desk seperti di atas. 69 Dalam perakteknya proses peliputan atau pencarian materi berita di Jagodetabek, tim redaksi Liputan 6 SCTV menurunkan beberapa reporter dari seluruh desk pemberitaan yang dimilikinya. Sedangkan untuk berita daerah, redaksi Liputan 6 SCTV mengandalkan pasokan berita dari kontributor daerah atau dari biro SCTV Surabaya. Setiap desk dikoordinir oleh seorang koorlip (koordinator liputan), sedangkan kontributor daerah akan dikoordinir oleh seorang koorda (koordinator daerah). Nantinya koorlip dan koorda yang mengatur semua jalannya kegiatan peliputan, sedangkan masalah eksekusinya dilakukan oleh tim liputan (Reporter,Kamera man, dan Driver). Koorlip dan koorda mengurusin semua masalah Liputan, dari masalah siapa reporter dan kamera man yang akan meliput, kemana tim liputan harus meliput, apa materi berita yang akan mereka liput, dan siapa narasumber yang harus dimintai keterangan / pernyataan untuk melengkapi dan memperkuat suatu paket berita, semua itu telah tertulis dalam suatu Ploting (jadwal penugasan). Ploting dibuat oleh koorlip dan koorda berdasarkan materi-materi berita yang diminta oleh produser. Begitu reporter tiba dikantor, hal pertama yang dilakukan adalh melihat ploting dari koorlip masing-masing sesui dengan desk pemberitaannya. Dalam ploting atau jadwal semua sudah tertulis dengan rinci hal-hal yang diinginkan oleh koorlip dan yang harus dilakukan tim liputan dilapangan (reporter, kamera man), kemana reporter itu meliput, apa yang diliput, siapa narasumber yang harus dimintai keterangannya, nomor kontak narasumber, bahkan sampai pertanyaan-pertanyaan yang wajib ditanyakan oleh reporter dalam suatu peristiwa. 70 Setelah itu reporter akan memprint jadwal tersebut, dan apabila saat itu koorlip yang bersangkutan berada di tempat, maka reporter akan berdiskusi dengan koorlipnya mengenai berita yang akan diliput. Reporterpun akan membekali dirinya dengan mencari informasi di internet tentang masalah tersebut, agar reporter lebih memahami masalah yang akan diliputnya. Terkadang reporter harus menghubungi narasumbernya terlebih dahulu atau menghubungi orang terdekat narasumber agar reporter mengetahui dimana dan kapan narasumber dapat dimintai keterangannya. Dalam perjalanan menuju tempat liputan, reporter akan memperhatikan print ploting atau jadwal peliputan kepada kamera man dan mereka akan berdiskusi mengenai apa yang mereka akan liput. Hal ini bertujuan agar kamera man mengetahui apa yang akan dilakukan dilapangan nanti, gambar seperti apa yang akan dibutuhkan, dan SOT (sound and tape) atau yang dapat disebut juga dengan istilah sync (pernyataan narasumber) seperti apa yang harus di-record (rekam). 4.3.2 Peliputan di Lapangan Setelah sampai di tempat peliputan, reporter segera mencari narasumber yang akan dimintai keterangannya, apabila sebelumnya reporter telah membuat janji dengan narasumber tersebut maka reporter akan langsung menemui narasumber dan langsung melakukan wawancara. Berbeda halnya bila reporter belum membuat janji terlebih dahulu dengan narasumber yang akan dimintai keterangannya, maka reporter akan bekerja lebih keras lagi, untuk melakukan wawancara dengan narasumber tersebut. Perlu kita ketahui karakter setiap narasumber tentunya berbeda-beda, terkadang ada narasumber yang sulit untuk diwawancarai dan banyak juga yang 71 sangat mudah untuk diwawancarai. Apabila dalam melakukan peliputan dilapangan, reporter mendapatkan kasus yang narasumbernya susah untuk diwawancarai atau membuat janji, maka biasanya reporter akan melakukan doorstep (wawancara depan pintu). Dalam melakukan wawancara yang sifatnya doorstep, seorang reporter dituntut harus sigap, tanggap dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperlunya yang sifatnya to the point (langsung pada pokok permasalahan). Langkah-langkah di atas itu juga harus dilakukan seorang kamera man, jangan sampai pada saat narasumber lewat, tetapi kamera man tidak mendapatkan gambar atau pernyataan dari narasumber (SOT). Karena televisi adalah media yang menggunakan gambar, sebesar apapun beritanya bila tanpa gambar itu tidak berarti apa-apa. Teknik wawancara doorstep ini, biasanya lebih banyak digunakan dalam peliputan berita Polkam (politik, keamanan), karena kebanyakan narasumbernya adalah orang-orang penting yang sibuk dan sangat susah untuk dimintai wawancara secara khusus, apa lagi bila narasumber tersebut terkait langsung dengan permasalahan yang sedang diliput. Pada saat reporter dan kameraman sedang meliput kelapangan, koorlip biasanya akan selalu memantau jalannya liputan. Koorlip biasanya selalu melakukan koordinasi dengan reporter melalui telepon, dan koorlip juga selalu memberikan arahan dan informasi tebaru menyangkut peristiwa yang sedang diliput oleh tim liputan di lapangan. 72 Setiap saat koorlip akan selalu menelepon reporter untuk menanyakan sejauh mana perkembangan di lapangan dan akan selalu mengingatkan reporter tentang berita yang sedang diliput tersebut akan ditayangkan jam berapa (dead line). Koordinasi seperti ini sangatlah dibutuhkan dalam setiap redaksi pemberitaan, karena melalui koordianasi seperti ini, bisa membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapai tim liputan yang sedang meliput di lapangan. 4.3.3 Liputan Live (Langsung) Dalam peliputan suatu peristiwa atu berita dapat dilakukan secara Live (Langsung), yaitu reporter melaporkan langsung dari tempat kejadian perkara dan disiarkan secara langsung. Live report atau laporan langsung dari tempat kejadian, biasanya dilakukan oleh stasiun televisi pada suatu isu atau peritiwa-peristiwa yang sifatnya besar, mempunyai dampak luas terhadap masyarakat, dan tentunya berita tersebut ingin segera diketahui oleh masyarakat luas. Tujuan stasiun televisi melakukan liputan secara live (langsung) sendiri adalah agar masyarakat luas mengetahui secara langsung keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan secara actual, disiarkan secara langsung dan sekaligus media tersebut ingin menunjukkan kredebilitasnya sebagai salah satu stasiun televisi berita. Dalam liputan live (langsung), tim liputan yang akan meliput persiapannya tidak akan seperti liputan biasa, karena dalam liputan live (langsung) diperlukan peralatan-peralatan teknis, yaitu SNG (Satellite News Gathering). SNG adalah sebuah 73 peralatan yang digunakan oleh stasiun televisi dalam melakukan siaran langsung dari berbagai lokasi dan daerah di luar studio. Di Liputan 6 SCTV tim siaran langsung atau live (langsung) terdiri dari dua divisi yaitu divisi content (Program Director,Reporter, Cameraman, and audioman) dan Divisi Teknis (teknisi SNG dan OB-VAN) Persiapan untuk melakukan siaran langsung (live) sangatlah rumit, terlebih dalam hal mempersiapkan SNG (Satellit News Gathering). Ketika tim liputan siaran langsung (live) tiba di lokasi, langkah pertama yang harus dilakukan oleh tim adalah memper siapkan SNG (Satellit News Gathering), disini divisi teknik mempunyai peranan yang sangat penting dalam menempatkan SNG. Karena jika salah dalam penempatan SNG, maka tim akan kesulitan dalam mencari frekuensi atau koordinat letak satelit dan bila tidak menumukan titik koordinat satelit, maka tidak bisa melakukan siaran langsung (live). Setelah SNG (Satellite News Gathering) ditempatkan ditempat yang strategis, maka langkah pertama yang dilakukan oleh teknisi adalah membuka penutup parabola dan langsung dilanjutkan dengan melakukan Pointing yaitu proses pencarian frekuesi atau koordinat satelit dengan menggunakan SNG dan lama proses pointing kurang lebih memakan waktu 15 menit. Proses pointing sendiri ada dua macam yaitu: a. Secara otomatis yaitu teknisi SNG hanya menekan remot control parabola dan parabola akan memutar dengan sendirinya mencari frekuensi atau koordinat satelit secara otomatis. b. Secara manual yaitu teknisi SNG harus memutar secara manual parabola dalam mencari frekuensi atau koordinat satelit yang diinginkan. 74 Apabila sinyal atau koordinat satelit telah ditemukan, maka SNG (Satellit News Gathering) akan menembakkan sinyal tersebut atau menghubungkan dengan master control studio utama Liputan 6 SCTV. Salah stau cara untuk mengetahui apakah sinyal yang ditembakkan oleh SNG sudah diterima atau belum oleh master control studio utama SCTV adalah dengan melihat monitor yang terdapat dalam mobil OB-VAN (Outdoor Broadcasting Van), apabila dimonitor OB-VAN sudah terlihat gambar dan terdengar suara siaran acara yang sedang disiarkan oleh master controlk studio utama SCTV saat itu, maka SNG dan master control studio utama SCTV telah terhubung. Setelah sinyal yang dikirimkan oleh SNG (Satellit News Gathering) dapat diterima oleh master control studio utama, maka langkah berikutnya yang dilakukan tim adalah mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis, seperti mempersiapkan penempatan kamera, dan pencahanyaan (lighting). Setelah semua itu selesai, maka giliran kameraman melakukan persiapan dengan mengecek kamera, seperti mengecek baterai, audio,fokus kamera, mengecek kabel dan mic yang akan digunakan oleh reporter. Dan persiapan terakhir yang dilakukan kameraman adalah melakukanW/B (White Balance) yang bertujuan, agar kamera dapat merekam gambar yang sebenarnya atau warna sebenarnya tidak berbeda dengan warna yang direkam oleh kamera. Sedangkan alat komunikasi atau alat untuk koordinasi dalam siaran langsung (live) antara PD, kameraman, dan Reporter. Alat yang digunakan selama proses siaran langsung (live) adalah bodypack dan earphone. Bodypack adalahsuatu alat 75 yang berfungsi untuk berkomunikasi yang disambungkan ke earphone sehinggasetiap anggota tim dapat saling berkomunikasi dan berkoordinasi secara langsung. Setelah persiapan di atas selesai, maka tim liputan akan melakukan persiapan terakhir yaitu mengecek audio untuk memastikan apakah suara dilapangan terdengar jelas oleh PD yang berada di dalam OB-VAN dan memastikan juga apakahsuara dari OB-VAN dapat diterima oleh master control studio utama Liputan 6 SCTV. Selama siaran langsung (live) berjalan, seluruh kendali dan instruksi dipegang oleh PD master control studio utama Liputan SCTV dan PD yang berada di OB-VAN atau di lapangan mengkoordinasikannya keseluruh tim liputan yang berda di lapangan. Lima belas menit sebelum siaran langsung (live) dimulai, seluruh tim yang bertugas harus stand by ditempatnya masing-masing sesuai dengan tugasnya. PD dan Audioman berada di dalam OB-VAN, sedangkan kameraman, lightingman, dan reporter stand by menunggu instruksi dari PD yang berada di OB-VAN. 4.4 Proses Produsi Berita Suatu tayangan berkualitas tentunya diperoleh melalui proses perencanaan produksi yang cermat. Hasil dari produksi tersebut dapat dicapai apabila semua pihak yang terlibat dalam penayangan program menyadari bahwa perencanaan yang baik dan matang merupakan hal yang penting. Dapat disimpulkan bahwa suatu proses produksi mempunyai pengaruh terhadap kualitas dan mutu suatu program acara. Semakin baik hasil produksi, maka semakin baik pula kualitas dan mutu program tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kendala-kendal, teknis dan nonteknis akan tetap muncul dalam setiap proses produksi. 76 4.4.1 Meng-Capture VTR Setelah selesai meliput dan sampai di kantor, maka reporter dan kameraman akan menuju ruang redaksi, dan setibanya di ruang redaksi, reporter langsung menuju meja ingest untuk meng-capture VTR (Video Tape Recorder). Ingest adalah proses mentrasfer gambar dari VTR ke seluruh komputer yang ada di meja ruang redaksi (ke program Avid Media Meneger). Ingest ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah atau membantu reporter dalam membuat naskah berita, karena dengan membuka program Avid Media Managerreporter dapat sekaligus menulis naskah sambil memutar gambar hasil liputan, dan melihat SOT (Sound On Tape) atau pernyataan narasumber yang akan dimasukkan dalam paket berita. 4.4.2 Pembuatan Naskah Setelah proses ingest selesai dilakukan oleh reporter, maka selanjutnya reporter menuju komputer-komputer yang tersedia di meja ruang redaksi dan membuka program Inews. Program Inews adalah suatu program komputer yang digunakan untuk menulis naskah dan menyimpan data-data pemberitaan yang menggunakan internet khusu dan hanya digunakan atau di akses oleh pihak SCTV saja, melalui program ini juga reporter, koresponden yang berada di luar Jakarta ataupun yang berada di luar negeri mengirim naskah beritanya melalui program Inews ini. Hal pertama yang dilakukan oleh reporter dalam penulisan naskah dalam program Inews adalah dengan membuat slug naskah tersebut. Slug adalah sebuah folder judul singkat dari suatu berita yang telah diliput oleh reporter. Biasanya nama 77 slugnya sama seperti slug video yang terdapat pada Avid Media Manager, setelah slug diketik, maka selanjutnya reporter langsung membuat judul naskah berita tersebut. Setelah langka-langkah di atas telah dilakukan, barulah reporter membuat naskah dan dimulai dari menentukan Lead berita yang akan dibuatnya. Lead berita sendiri adalah inti dari sebuah berita itu sendiri. Untuk menandakan bahwa lead ini akan dibacakan oleh anchor pada saat siaran, maka penulisan lead menggunakan warna tulisan normal (hitam). Bersamaan dengan penulisan lead berita tersebut, reporter juga membuat Chargent untuk judul berita tersebut, yang bertujuan agar memudahkan editor dalam penyuntingan gambar suatu paket berita. Setelah reporter menulis lead berita pada naskah, maka selanjutnya rporter langsung menuliskan isi dari berita tersebut sesuai dengan format berita yang telah ditentukan oleh koorlip. Karena isi berita ini akan di dubbing oleh reporter sebagai narasi berita. Dalam penulisan isi berita seorang reporter tak lupa menuliskan chargent yaitu berupa judul berita dan tempat peristiwa kejadian, serta memberikan keterangan visual apa yang akan dimunculkan untuk memperkuat berita tersebut. Contoh : Korban Banjir Bingung Hendak Tinggal Dimana Jakarta (Visual: Tempat Pengungsian Korban Banjir) 78 (PKG) SITUASI DITEMPAT KUNJUNGAN PENGUNGSIAN TERAKHIR DALAM SD SANTA KEADAAN MARIA LEMBAB/ PADA SEHINGGA BANYAK ANAK-ANAK MUDA BANYAK TELIHAT BERSANTAI DI PINGGIR JALAN/ SEMENTARA PARA ORANGTUA DAN BAYI KEBANYAKAN MEREKA TETAP TINGGAL DI BAWAH TENDA-TENDA DARURAT// 4.4.3 Editting (Penyuntingan) Naskah Berita Setelah reporter selesai menulis naskah tersebut, maka reporter akan menyerahkan naskah yang telah dibuatnya kepada koorlip atau produser untuk di edit. Tujuan dari pengeditan naskah tersubut adalah untuk mengoreksi naskah yang dibuat oleh reporter agar tidak terjadi kesalahan. Dalam pembuatan paket berita, durasi naskah harus sama dengan durasi gambar yang telah ditentukan. Jadi naskah yang baik adalah naskah yang singkat, jelas dan namun padat, karena berita dalam media televisi terbatas oleh waktu atau durasi. Biasanya dalam pengeditan naskah, koorlip maupun produser hanya memeriksa naskah, menambahkan atau bahkan mengganti kata-kata yang dianggap tidak penting atau kata-kata khiasan yang tidak tepat untuk digunkan yang bertujuan agar pemirsa bisa mengerti dari isi berita tersebut. Dalam penulisan naskah berita seorang reporter harus bisa memahami isi berita dari hasil liputan tersebut, dan harus pandai-pandai dalam penempatan angle berita. Hal terpenting dalam penulisan naskah berita televisi adalah penulis harus bisa mengungkap fakta yang paling penting dari suatu berita, dapat menguraikannya, dan dapat menyesuaikan naskah berita dengan gambar durasi yang telah ditentukan. Bahasa dalam penulisan berita televisi harus benar-benar diperhatikan, karena melalui 79 bahasa penulisan itulah pemirsa dapat menilai kredibilitas program berita di suatu stasiun televisi. 4.4.4 Dubbing (Pengisian Suara) Narasi Berita Setelah naskah yang dibuat oleh reporter telah diedit oleh koorlip atupun produser, maka tugas reporter selanjutnya adalah untuk dubbing (Merekam suara sebagai narasi berita). Proses dubbing di departeman pemberitaan Liputan 6 SCTV sendiri, dilakukan dengan cara yaitu reporter merekam suara terlebih dahulu, barulah dilakukan penyuntingan gambar. Sebelum memulai dubbing, sebaiknya seorang dubber (pengisi suara) atau reporter hendaklah membaca dan mempelajari naskah terlebih dahulu, hal ini bisa disebut sebagai latihan ringan sebelum melakukan dubbing (merekam suara) agar bisa menguasai dan tau dalam hal mengatur tempo, intonasi dan artikulasi suara pada saat membaca naskah tersebut. Sehingga pada saat dubbing (merekam suara) dilakukan, tidak sering melakukan kesalahan atau bahkan cara membacanya terlalu membosankan. Pada saat dubbing, reporter akan didampingi oleh editor dan nantinya editor itulah yang akan memandu reporter selam proses dubbing berlangsung. Proses dubbing tersebut adalah sebagai berikut : a. Editor memasukkan kaset kosong kedalam VTR recorder. b. Setelah kaset tersebut masuk, maka editor akan merekam terebih dahulu selama tiga detik (blank record), dan pada saat editor me-record kaset reporter diam terlebih dahulu dan menunggu aba-aba dari editor. 80 c. Biasanya editor memberikan aba-aba dengan melambaikan tangannya, karena bila dilakukan dengan suara, maka suara tersebut akan ikut terekam. d. Setelah ada aba-aba barulah reporter membacakan naskah narasi beritanya dan editor merekamnya. e. Setelah reporter selesai merekam suaranya, biasanya editor dan reporter akan mendengarkan hasil rekaman suara tersebut, bila masih ada kekurangan, maka akan dilakukan take ulang. Untuk pengisian suara (dubbing) dalam narasi suatu berita dibutuhkan suara reporter (dubber) yang memang memiliki karakter. Biasanya suara yang cempreng, melengking, pecah dan cadel bukanlah jenis suara yang layak dubbing. Terkadang pengisian suara dalam narasi berita tidak dilakukan oleh reporter yang meliput berita tersebut. Di departemen pemberitaan Liputan 6 SCTV sendiri, seorang koorlip dan produser merangkap tugas sebagai seorang dubber jika reporter yang meliput berita tersebut memiliki suara yang tidak layak dubbing. 4.4.5 Editing (Penyuntingan Gambar) Setelah reporter melakukan dubbing, proses produksi berita selanjutnya adalah editing (penyuntingan gambar). Di sini seorang editor ditemani oleh reporter yang meliput berita, dan reporter menyampaikan alur cerita berita yang diliputnya, juga memberitahukan gambar-gambar apa saja yang akan digunkan dan memberitahukan SOT mana yang akan digunakan kepada seorang editor. Hal ini bertujuan untuk menghindari perbedaan alur cerita dalam naskah dengan gambar yang dipilih olehseorang editor. 81 Setelah melihat naskah berita dan mendengarkan apa yang telah disampaikan oleh reporter, maka langkah selanjutnya editor melihat stok gambar-gambar hasil liputan yang telah diambil oleh kameraman pada saat peliputan. Dengan berkembangnya teknologi, proses editing dalam program Liputan 6 Petang SCTV menggunkan teknik Editting Non Linier (digital). Teknik ini bisa dikatakan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan teknik Editing Linier (analog atu VTR). Karena proses pengerjaannya menggunakan computer, adapun langkahlangkanya sebagai berikut : a. Reporter menentukan gambar dan narasi yang digunakan dalam paket berita, sementara editor menitik beratkan pada kelayakan gambar yang dilihat dari segi komposisi gambar, Natural sound, intensitas cahaya (under or over), dan kualitas fokus gambar. b. Editor membuka slug visual berita yang akan diedit melalui sofwer Avid Media Manager. c. Setelah itu editor akan mempelajari naskah berita dan selanjutnya melakukan editing. Biasanya dalam pembuatan program paket berita, teknik yang dipakai editor cenderung menggunakan teknik cat to cat. Yakni penyambungan gambar dari gambar satu ke gambar yang lainnya tanpa menggunakan efek transisi tertentunya harus menjaga singkronisasi antara gambar dan suara agar tetap satu fream. d. Apabila kegiatan editing telah selesai dilakukan, maka sebaiknya reporter melakukan preview terlebih dahulu seblum di kirim ke sever untuk ditayangkan. Hal ini bertujuan untuk melihat paket berita yang sudah diedit apakah sudah sesuai dengan alur cerita atau belum. 82 4.4.6 Penayangan (On Air) Pogram Liputan 6 SCTV Dalam tahapan ini, seluruh paket berita yang telah disiapkan oleh tim redaksi Liputan 6 petang SCTV sudah berada dalam sever dan siap untuk ditayangkan. Berita yang mendominasi program Liputan 6 Petang SCTV yaitu berita yang mempunyai muatan politik, tetapi tidak menyampingkan berita-berita lain seperti kesahatan, sosial, ekonomi, bahkan berita-berita yang sifatnya ringan. Untuk Liputan 6 Petang SCTV seluruh paket berita harus sudah selesai diproses paling telat pada pukul 17.00 WIB, karena waktu penayangan Liputan 6 Petang adalah pukul 17.30 WIB. Seluruh kerabat kerja Liputan 6 Petang harus mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan pada saat peneyangan nanti, oleh karena tu tim Liputan 6 Petang mempersiapkan segalanya baik persiapan di studio maupun persiapan di master control satu jam sebelum waktu penayangan. Setelah seluruh persiapan di studio dan master control serta anchor pun sudah siap, berarti program sudah siap on air. Saat penayangan program Liputan 6 Petang, tim yang berada dalam studio hanyalah empat orang kameraman dan seorang anchor. Sedangkan yang berada dalam master control adalah : a. Tiga orang produser yang bertugas untuk mengoprasikan telepronter (suatu alat untuk membaca naskah di studio oleh anchor yang ditempelkan di depan kamera), memantau rundown, dan yang mengoprasikan cargent sesuai dengan komando dari PD. b. Program Director (PD) yang memegang kendali di master control dan studio selama On Air Liputan 6 Petang, semua instruksi di studio ataupun master control berasal dari PD. 83 c. Switcherman orang yang bertugas mengatur dan menayangkan gambar berdasarkan instruksi dari PD ke On Air selama program berjalan. d. Audioman orang yang bertugas mengatur suara dan selalu memastikan audio selama program berjalan tidak ada masalah. Biasanya detik-detik mendekati waktu penayangan, bumper-in akan disiapkan di monitor stanby oleh switcherman dan di dalam studio anchor mendengarkan abaaba dari PD di master control Liputan 6 Petang SCTV dan ketika suara bumper mulai terdengar maka anchor harus siap-siap untuk membacakan opening teaser. Sedangkan di master control PD akan mengintruksikan switcherman untuk memasukkan gambar-gambar opening teaser tersebut keprogram On Air beserta dengan audionya dan mempersiapkan kameraman agar melakukan pengambilan gambar anchor dengan format Zoom In untuk Opening dan MCU (Medium Close up) pada saat membaca berita. Setelah opening teaser selesai, maka PD akan memberikan aba-aba pada anchor untuk langsung opening dan mengarahkannya untuk melakukan opening pada satu kamera, setelah itu beberapa detik kemudian chargent anchor (nama presenter) akan dikeluarkan dan setelah itu sebagai penanda anchor akan membacakan berita pertama, maka PD akan menginstruksikan switcherman untuk mengeluarkan kembali bamper (logo acara). Setelah bamper selesai, barulah anchor membaca berita pada segmen pertama. Setiap segmen akan diberikan jedah dengan memgunakan comersial break (iklan), dan comersial break ini akan diatur oleh PD yang berada pada master control pusat SCTV. Jadi pada saat sebelum penayangan ataupun saat penayangan Liputan 6 84 Petang SCTV, pihak master control Liputan 6 SCTV haruslah berkoordinasi dengan pihak master control SCTV. Pada awalnya Liputan 6 SCTV menggunakan empat segman, tetapi sekarang tinggal tiga segman. Karena dengan empat segman durasi program akan terpotong oleh tiga kali comersial break, sedangkan bila tiga segman hanya dua kali durasi program terpotong oleh comersial break. Sehingga tayangan program Liputan 6 Petang bisa lebih lama dan luas dalam menservis pemirsanya dibandingkan sewaktu masih menggunakan empat segman. 4.4.7 Evaluasi atau Paska Produksi Dalam redaksi Liputan 6 SCTV, rapat evaluasi biasanya dilakukan pada saat rapat budgeting atau pada saat rapat redaksi program berikutnya. Contoh : rapat evaluasi program Liputan 6 Petang SCTV, dibahas pada saat rapat budgeting program Liputan 6 Malam. Dalam rapat evaluasi, biasanya membahas masalah-masalah teknis selama program berjalan, seperti : promter tidak jalan, audio tidak keluar, gambar prise dan lain-lain. Terkadang rapat evaluasi tidak bisa diselesaikan sendiri dengan tim redaksi Liputan 6 SCTV, seperti bilamana terjadi kendala pada peralatan, secara otomatis redaksi Liputan 6 harus berkerja sama dengan departeman teknis Support untuk mngatasi masala-masalah tersebut. Tujuan diadakannya rapat evaluasi sendiri adalah untuk memonitor, menjaga mutu dari Output yang dihasilkan dari program itu sendiri dan melalui rapat evaluasi juga, redaksi dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program tersebut baik masalah teknis maupun materi berita yang belum lengkap. Tahapan ini merupakan 85 rangkaian akhir dalam pembuatan dan penayangan berita dalam program Liputan 6 Petang SCTV, rapat tersebut wajib diikuti oleh reporter, kameraman, asisten produser, produser, koordinator daerah, koordinator liputan, hingga produser eksekutif yang bertugas saat itu. 4.5 Pembahasan Produksi program berita adalah suatu proses kerja jurnalistik yang melibatkan berbagai macam profesi dan peralatan-peralatan teknologi canggih serta koordinasi antar individu yang mempunyai kepekaan jurnalistik dan estetika untuk mengkomunikasikan informasi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi kedalam suatu pakek berita kepada pemirsa. Seperti yang telah dibahas di atas, dalam memperoduksi sebuah program berita televisi terdiri dari tiga unsure penting yaitu, gambar, naskah, dan audio atau suara. Redaksi Liputan 6 SCTV menekankan dalam setiap paket berita yang layak tayang haruslah mempunyai gambar yang baik sesuai dengan kreteria yang telah ditentukan oleh redaksi, karena gambar merupakan unsur yang paling mendapat perhatian dari pemirsa, hal ini dikarenakan sifat dari media televisi itu sendiri yaitu media pandang dengar. Perlu untuk diketahui, bahwa didalam sebuah gambar itu sendiri terdapat pula nilai-nilai berita yang lebih. Gambar yang eksklusif dari sebuah peristiwa penting tentu saja memiliki nilai yang tinggi yang dapat dijadikan nilai plus dalam jualan sebuah program berita. Sebuah gambar yang baik yaitu sebuah gambar yang tentunya sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik seperti angle, komposisi, pencahayan, fokus,dan warna sesuai dengan standar broadcast. 86 Untuk memperkuat gambar dalam sebuah paket berita televisi dibutuhkan sebuah naskah. Fungsi dari naskah itu sendiri adalah untuk memberikan informasi, data dan fakta tambahan yang tidak terdapat dalam sebuh gambar berita sehingga dimasukkan dalam sebuah naskah yang dibacakan untuk dijadikan menjadi sebuah narasi. Ada beberapa panduan bagi seorang reporter televisi dalam membuat dan menyusun naskah berita seperti yang dikemukakan beberapa pakar. Rosiana Anwar mengemukakan beberapa pedoman dalam menulis berita televisi seperti dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi.51 : a. Menulis harus dalam gaya percakapan atau conversation style b. Menulis harus dengan kalimat pendek dan lugas atau to the point c. Menulis harus menghindari kalimat terbalik d. Menulis harus mengusahakan supaya subyek dan predikat berdekatan letaknya. Dalam teknik penulisan berita dikenal pula struktur berita. Secara umum, struktur penulisan berita dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : a. Bentuk Piramida Penulisan berita dilakukan dengan mengetengahkan informasi yang kurang penting tetapi berkaitan menuju kearah yang paling penting. Adapun klimaks penulisan itu berada pada bagian penutup. Isi berita yang disajikan tidak terikat dengan waktu atau timeless. Uraian berita yang disajikan dengan teknik piramida ini termasuk dalam berita berkala atau news magazine. 51 Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, P.T Pradiya Paramita, Jakarta, 1984, Hal: 88 87 b Bentuk Kronologis Penyajian berita secara kronologis, tidak terpaku pada mana yang penting dan mana yang kurang penting, karena setiap bagian memiliki bobot yang sama. Biasanya bentuk penulisan kronologis dipakai untuk bahasa sain, teknologi, kedokteran dan sebagainya. Oleh karena memiliki bobot yang sama maka teknik penulisan kronologis haruslah runtut dengan data dan fakta yang ada. c Piramida Terbalik Teknik penulisan ini biasanya digunakan untuk menyajikan berita yang memiliki nilai berita yang tinggi dan penyajiannya sangat terikat dengan waktu. Cara penyajiannya adalah dari yang penting menuju yang kurang penting. Dengan kata lain pemirsa sudah langsung memperoleh isi berita yang paling inti. Adapun jenis berita yang disajikan dengan struktur penulisan piramida terbalik adalah berita yang masuk kategori news bulletin seperti hard news, soft news.52 Di redaksi Liputan 6 SCTV sendiri lebih banyak menggunakan struktur berita piramida terbalik dalam penulisan berita khususnya pada program berita Liputan 6 Petang. Namun dalam hal pembuatan paket berita soft news atau feature lebih banyak menggunakan perpaduan antara teknik struktur piramida terbalik dan struktur kronologis. Unsur yang terakir adalah unsure suara atau audio. Sifat media televisi yang merupakan media pandang dengar jelas membuat unsur suara menjadi unsur yang sangat penting. Bagai mana mungkin informasi yang disajikan oleh media televisi 52 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, Hal : 41 88 tanpa menggunakan audio yang baik. Bila hal tersebut sampai terjadi, maka dapat dipastikan informasi yang ingin disampaikan oleh media tersebut tidak akan dapat diterima dengan baik oleh khalayak atau pemirsanya. Perlu diketahui, dalam penulisan berita atau penayangan berita di program Liputan 6 petang harus sesuai dengan kebijakan redaksi. Karena kebijakan redakasi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk memberitakan atau menyebarluaskan suatu berita melalui media massanya. Kebijakan redaksi juga merupakan sikap redaksi disuatu lembaga media massa, terhadap masalah aktual yang sedang berkembang pada saat itu. Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Jurnalistik Baru53, kebijakan redaksi itu penting untuk menyikapi suatu peristiwa karena dalam dunia pemberitaan yang penting bukan saja peristiwa, tetapi juga sikap terhadap peristiwa itu sendiri. Kalau suatu media tidak mempunyai kebijakan redaksi, maka dapat dipastikan beritanya tidak akan konsisten karena ia tidak mempunyai pendirian dalam memberitakan suatu peristiwa, ia seperti keranjang sampah yang memuat apa saja. Jika suatu media massa yang beritanya tidak konsisten itu tidak akan mendapatkan kredibilitas dimata khalayak atau pemirsaya. Padahal besar tidaknya pengaruh suatu media massa tidak semata-mata pada jumlah oplah atau banyaknya pemirsanya, tetapi juga kredibilitasnya. Masih menurut Tebba, ada beberapa pertimbangan mendasar dalam menentukan kebijakan redaksi sebuah lembaga media massa antara lain adalah pertimbangan yang bersifat idiologis, politis, dan bisnis. Pertimbangan idiologis suatu 53 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, 2005, Hal : 150 89 media massa biasanya ditentukan oleh latar belakang pendiri atau pemiliknya. Pertimbangan idiologis tidak semata-mata tentang kepercayaan atau agama, melainkan juga nilai-nilai yang dihayati, seperti kemanusiaan, kebangsaan, dan sebagainya. Setiap kali terjadi peristiwa yang terkait dengan nilai-nilai tersebut, maka hal itu menjadi dasar pertimbangan untuk menyiarkannya. Pertimbangan yang berdasarkan sifat politis juga merupakam hal yang sangat diperhatikan dalam menentukan sebuah kebijakan redaksi. Kehidupan pers tidak pernah lepas dari masalah politik, sebab kehidupan pers merupakan indikator demokrasi pertimbangan lain dalam menentukan kebijakan redaksinya adalah pertimbangan yang bersifat ekonomi atau bisnis. Pada saat ini tidak ada satupun media massa yang tidak mempunyai kepentingan bisnis. Media massa saat ini merupakan sebuah industri bisnis dimana sebagai industri media massa mencari keuntungan atau profit oriented untuk terus membangun roda perusahaannya. Oleh karena itu pertimbangan yang bersifat bisnis menjadi pertimbangan bagi media massa dalam menentukan kebijakan redaksinya. Secara umum kebijakan redaksi pemberitaan Liputan 6 SCTV terdiri dari enam poin seperti yang diungkapkan oleh Merdi Sofansyah, Produser Eksekutif Liputan 6 SCTV54. Keenam poin tersebut adalah : a. Tidak menimbulkan kontroversi Kebijakan redaksi pemberitaan Liputan 6 SCTV menetapkan bahwa berita yang disiarkan atau ditayangkan redaksi pemberitaan SCTV, isi beritnya tidak menimbulkan perdebatan atau kontroversi hingga mengakibatkan keresahan di tengah-tengah masyarakat. 54 Merdi Sofansyah, Produser Eksekutif, Liputan 6 SCTV. 90 b. Valid (Data yang Sebenarnya) Isi berita yang terdapat di program berita Liputan 6 SCTV berisikan fakta dan data yang aktual. Tidak dibuat berdasarkan informasi yang tidak benar, mengada-ngada atau bahkan hanya sebuah karangan sang reporter belaka. c. Berimbang Setiap berita yang tayang diwajibkan untuk berimbang atau tidak berat sebelah. Hal ini sangatl ditekankan oleh redaksi Liputan 6 SCTV. Dalam menampilkan suatu permasalahan yang melibatkan dua pihak, maka reporter SCTV wajib meminta konfirmasi kedua belah pihak sehingga laporan yang akan dibuat reporter berimbang. d. Tidak menimbulkan SARA Unsur SARA merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah naskah berita sebelum berita tersebut ditayangkan. Karena hal tersebut sangat berdampak kepada masyarakat. e. Aktual Nilai aktual, tajam dan terpercaya adalah nilai berita yang menjadi landasan dasar bagi kebijakn redaksi Liputan 6 SCTV dalam menyiarkan sebuah berita dalam program berita SCTV. f. Menarik Menarik disini bukan hanya dalam artian sebagi nilai berita, tetapi menarik disini adalah menarik sebagi pilihan informasi dan komunikasi, menarik dalam pengemasan dan penampilan, serta menarik bagi pemirsa dan pemasang iklan untuk berpromosi di program berita tersebut. 91 Lebih lanjut, Merdi juga mengatakan bahwa pertimbangan lain dalam menentukan kebijakan redaksi pemberitaan SCTV adalah pemilik lembaga media massa yang bersangkutan. Pemilik lembaga media massa memiliki berbagai kepentingan yang harus dijaga, seperti kepentingan bisnis, politik, serta kepentingan lainnya. Terkadang ada suatu kasus atau peristiwa yang mengandung nilai berita yang tinggi, tetapi tidak dapat disiarkan karena bertentangan dengan kepentingan pemilik lembaga media massa yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya, ada peristiwa atau berita yang tidak penting atau menarik tetapi harus ditayangkan karena pemilik media massa tersebut mempunyai kepentingan atau mendukung kepentingan pemilik media massa tersebut. Oleh karena itu, strategi redaksi pemberitaan SCTV dalam menentukan susunan materi berita serta menayangkan berita pada program Liputan 6 Petang, sangatlah berpatokan kepada kebijakan redaksi pemberitaan SCTV yang telah ditentukan tersebut. 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai salah satu media elektronik yang mempunyai kredebilitas dimata pemirsanya, dan demi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, redaksi pemberitaan SCTV terus berusaha melakukan trobosan-trobosan dan inovasi teknologi televisi guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Redaksi pemberitaan membuat beberapa program berita dimanan salah satunya adalah program Liputan 6 Petang. Berkembang pesatnya media elektronik pada saat ini juga berdampak pada persaingan program-program acara yang ada di setiap media elektronik tersebut tak kecuali program beritanya. Oleh karena itu redaksi pemberitaan SCTV menerapkan strategi-strategi tertentu termasuk pada proram berita Liputan 6 Petang dalam bersaing dengan program sejenis demi mendapatkan ruang dihati pemirsanya. Dalam skripsi ini, penulis mengambil judul Strategi Redaksi Liputan 6 Dalam Menentukan Berita Yang Layak Tayang Pada Program Liputan 6 Petang SCTV. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulisan yang seperti diuraikan didepan, maka dapat diambil kesimpulasn sebagai berikut : a. Strategi redaksi Liputan 6 SCTV dalam menentukan berita yang layak tayang pada program Liputan 6 Petang adalah berdasarkan keputusan rapat redaksi dengan memperhatikan nilai berita yang terkandung dari setiap berita. 93 b. Nilai berita terpenting, menarik dan aktual adalah nilai berita yang diutamakan oleh redaksi Liputan 6 SCTV selain juga memperhatikan nilai berita lainnya dan memprieoritaskan berita lokal, nasional dan internasional dalam menentukan susunan materi berita. c. Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lainnya. d. Proses bembuatan sebuah program berita termasuk didalamnya program Liputan 6 Petang SCTV dari awal hingga tayang melalui tiga tahap penting yaitu : pra produksi, produksi, paska produksi. e. Dalam menghadapi persaingan antara program berita Liputan 6 Petang SCTV dengan program brita yang sejenis dan dengan jam tayang yang sama, maka redaksi pemberitaan SCTV menerapkan strategi jemput bola yaitu dengan cara : cepat memahami dan merespon keinginan pemirsanya. f. Redaksi pemberitaan SCTV dalam menentukan berita yang layak tayang, menitik beratkan kebijakan redaksi terhadap program beritanya termasuk pada program Liputan 6 Petang secara umum ada enam poin yaitu : tidak menimbulkan kontroversi, bertanggung jawab, valid (data sebenarnya), tidak menimbulkan SARA, aktual, dan menarik. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap strategi redaksi Liputan 6 dalam menentukan berita yang layak tayang pada program Liputan 6 Petang, maka dapat kiranya penulis ajukan beberapa saran sebagai berikut : 94 a. Redaksi Liputan 6 SCTV diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antar semua lini dari mulai news gathering, news production, hingga tim studio sehingga dapat meminimalisisir kesalahan atau kendala-kendala yang sifatnya teknis maupun non teknis yang sering terjadi dalam penayangan program. b. Membagi tugas dan tanggung jawab bagi setiap kerabat kerja di redaksi SCTV sesuai dengan porsinya, tepat, dan tegas sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab yang dapat mengganggu proses kerja produksi program berita Liputan 6 Petang. c. Redaksi pemberitaan SCTV diharapkan terus mengembangkan teknologi yang digunakan serta meningkatkan dan menambah sumberdaya manusianya disemua lini, sehingga dapat membentuk program yang solid dalam memproduksi program berita Liputan 6 Petang. d. Jika redaksi pemberitaan SCTV sudah mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam pembuatan program berita, maka sebaiknya segera diatasi permasalahan tersebut. Sehingga redaksi tidak kehilangan momen atau peristiwa yang aktual yang hanya disebabkan oleh faktor kekurangan sumberdaya manusia. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Rosihan, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. PT. Pradiya Paramita, Jakarta, 1984 Bryson Lyman, Bryson. Kontrbusi Laswel Pada Seminar Komunikasi Rockfeller. 1971. Charnley, Mitchel V. Reporting Edisi III (Holt-Reinhart & Winston). New York. 1975. Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Profesional Book. Jakarta. 1997. Djoenarsih dan Sunarjo. Himbpunan Istilah Komunikasi. Liberty. Yogyakarta. 1995. Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Mandar Maju. Bandung. 1990. Herfrod, Peter. So you Want To Run a Tv Station. Media Development Loan Fund.New York..2000. Iskandar Muda, Dedi. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Professional. PT.Remaja Rosda Karya. Bandung. 2003. Kenneth R,Andrews, Konsep Strategi Perusahaan,PT.Erlangga. Jakarta. K Yin, Robert Prof. Dr. Studi Kasus, Desain & Metode. Rajawali Pers. Jakarta Lexy, J Moleong,Prof. DR. M A. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya Bandung. 2006. Marzuki. Metodelogi Riset. BPFE UII. PT Prasetia Widia Pratama. Yogyakarta. 2000. Mc Quail, Dennis. Model model Komunikasi. Uni Prima. Jakarta. 1998. McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta. 2002. Morisson. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Ghalia Indonesia. 2004. Mulyana, Dedi. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. 2003. NN, Jurnal ISKI. Komunikasi dan demokrasi. PT. Remaja Rosdakarya. 1998. Rakhmat, Jalaludin Drs. Msc. Metode Penelitian Komunikasi. PT Rosada Karya. Bandung. R Jauch, Lawrence & William F Gueck. Manajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan. PT. Erlangga. Jakarta.1996. Muda, Dedy Iskandar, Jurnalistik Televisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003 Sastro, Darwanto. Produksi Acara Telivisi. Duta Wacana University Press. Sendjaja,S Juarsa,Ph.D dan Hasrullah,Drs. Komunikasi massa.UT. 1993. Sendjaja, S Djuarsa dkk. Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka. 1998. Sendjaja, S Djuarsa. Teori Komunikasi.Universitas Terbuka. Jakarta. 2002. Siahaan, M.m. Kominikasi Jakarta.1991. Pemahaman dan Penerapan. BPK Mulia. Supratikno, Hendrawan, dkk. Advance Strategic Management. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2005 . Tebba, Sudirman, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, 2005 Wahyudi, JB. Dasar-dasar Radio dan Televisi. Pustaka Utama, Jakarta. 1966. Wahyudi, JB. Juarnalistik Televisi,Tentang dan Sekitar Siaran Berita. TVRI. Bandung. 1985. Wahyudi, JB. Dasar-dasar Menajeman Penyiaran. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1994. Wahyudi, JB. Komunikasi Sarana Alih Pengetahuan. TVRI Stasiun Surabaya.. 1998. Wahyudi, JB. Teknologi Informasi. Pustaka Utama Grafitti. Jakarta. Wahyudi, JB. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Grafitti. Jakarta. Wijaya, AW. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta 1993. Zulkarnain Nasution, Zulkarnain. Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas Terbuka. Jakarta. 1993. Sumber lain : Merdi Sofansyah. Eksekuti Produser, Liputan 6 SCTV. HRD.SCTV www.sctv.com slogan sctv. www.wikipedia.org/kuiki/agenda-setting theory.tgl.21 Desember 2005. www.google.com Jurnalisme TV, 2006. PEDOMAN WAWANCARA Produser 1. Nama dan jabatan saudara / anda ? Olivia Rosalia, jabatan Produser. 2. Tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut ? Bertanggung jawab atas atayangan program tersebut, akan diisi apa dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan. 3. Apakah di SCTV ada rapat redaksi ? Dalam suatu redaksi pemberitaan harus ada rapat redaksi, karena hal itu bertujuan untuk menentukan dan menyeleksi berita mana yang layak tayang dan mana yang tidak layak tayang. 4. Kapan saja rapat redaksi dilaksanakan ? Di redaksi Liputan 6 SCTV sendiri, rapat redaksi dilakukan sebanyak tiga kali. Yaitu : pagi jam sembilan, siang jam setengah tiga, dan malam jam setengah tuju malam. 5. Siapa yang berwenang memimpin rapat redaksi ? Biasanya rapat redaksi dipimpin minimal oleh seorang Eksekutif Produser. Tetapi terkadang Pemred dan Wapemred langsung yang memimpin jalannya rapat redaksi, tetapi hanya dalam kasus-kasus besar tententu. Misalnya : seperti kasus suharto sakit dan sewaktu wafat, redaksi haruslah cermat dalam menentukan berita-berita mana yang layak tayang, penfing, dan mana yang tidak layak tayang tentunya berdasarkan kebijakan bersama. 6. Siapa saja yang terlibat dalam rapat redaksi ? Rapat redaksi bisanya dihadiri oleh manager peliputan, eksekutif produser, produser harian, koordinator liputan, koordinator kameraman, koordinator daerah, perwakilan dari sekret, dan pembaca berita (ancor). 7. Apa saja yang dibahas dalam rapat redaksi ? Tentunya membicarakan masalah jualan berita yang didapat hari itu baik dari koolip maupun koorda. Dalam rapat redaksi ini, dibicarakan beritaberita mana yang layak di segmen 1,2,3 dan berita yang tidak layak tayang tentunya hal itu berdasarkan keputusanbersama dan kebijakan redaksi liputan 6 petang. Biasanya berita-berita yang mempunyai dampak luas untuk masyarakat dan memiliki gambar-gambar yang dramtis dimasukkan kedalam segmen 1, karena media televisi adalah media pandang dengar. Jadi berita harus disertai dengan gambar yang bagus agar mudah dicerna oleh masyarakat, apapun itu beritanya. Sebesar apapun isu atau kasusu tersebut, tanpa gambar yang bagus berita tersebut tidak akan tayang. 8. Definisi berita menurut anda sendiri itu seperti apa ? Sesuatu yang dibutuhaklan masyarakat dan mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. 9. Bagaimana kreteria berita yang baik dan yang layak tayang menurut anda ? Pastinya berita yang nilainya seimbang, akurat, yang mempertimbangkan nilai-nilai obyektifitas dan tidak terpengaruh pada subyek yang melekat pada berita itu sendiri. 10. Apakah unsure 5W+1H sangatlah berpengaruh dalam pembuatan sebuah berita ? Itu adalah sebuah pedoman atau keharusan yang harus dimiliki reporter, kameraman, dan koresponden yang meliput suatu peristiwa, tetapi itu semua juga harus melihat pada kebutuhan program itu sendiri. Bila program tersebut tidak mempunyai durasi yang cukup panjang, maka produsernya hanya meminimalkan atau memasukkan unsur 5W+1H itu menjadi beberapa unsur saja, sedangkan sisanya bisa dimasukkan dalam aitem berikutnya. 11. Jenis berita apa saja yang diangkat dalam program liputan 6 petang ? Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lain seperti kesehatan,sosial, ekonomi, bahkan berita-berita ringan. Hal itu dikarenakan Liputan 6 Petang melihat dari hasil tabulasi atu surevay potensi pemirsa yang ada dalam liputan 6 petang, maka kita menyimpulkan penonton liputan 6 petang adalah penonton yang lebih banyak didominasi kaum laki-laki, golongan A<B<C dan rata-rata pendidikannya di atas SMA. 12. Siapakah yang bertugas membuat rundown ? yang bertugas adalah produser on line atau harian, dan dibantu oleh produser-pduser lainnya yang bertugas hari itu sesuai dengan jadwal yang dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara produser. 13. Ada berapa produser yang terlibat dalam program Liputan 6 Petang SCTV ? Ada tiga orang yaitu : Kemal, Olivia Rosalia, dan rieke amru. Masingmasing mempunyai produser on laine sesuai dengan jadwal yang mereka tentukan sendiri. 14. Ada berapa segmen dalam program Liputan 6 Petang SCTV dan 1 paket berita memakan waktu berapa menit ? Dulu liputan 6 petang SCTv terbagi menjadi 4 segmen tetapi sekarang menjadi 3 segmen. Kebijakan ini kita ambil dengan pertimbangan, jika dengan 4 segmen durasi akan terpotong tiga kali iklan, sedangkan dengan 3 segmen durasi hanya terpotong dua kali iklan. Sehingga tayangan berita bisa lebih lama dan pemirsa liputan 6 petang lebih puas dibandingkan dengan sewaktu masih menggunakan empat segmen. Rata-rata kebanyakan satu menit. 15. Berita-berita yang penting dan menarik dimasukkan pada segmen berapa ? Pertimbangannya seperti apa ? pastinya berita tersebut akan dimasuk kedalam segmen pertama, karena berita-berita tersebut mempunyai daya jual yang tinggi dan mempunyai dapkak luas bagi masyarakat, sehingga dapat menarik perhatian penonton. 16. Bagaimana strategi redaksi dalam menentukan headlines dalam program Liputan 6 Petang SCTV setiap harinya ? kita sering melihat permainan competitor, jadi competitor menayangkan berita apa, jadi harus lebih kreartif dari competitor dan bila berita tersebut mmiliki dampak yang luas, maka mau gak mau kita harus head to head dengan competitor, kare bila kita tidak melakukan hal itu maka kita akan di tinggal oleh pemirsa pindah ke chanal lain. 17. Apakah berita-berita yang ada dalam segmen 1 pada program Liputan 6 Petang SCTV menjadi berita headlines, pertimbangannya seperti apa ? berita headlines tak selalu harus ada pada item pertam segmen, tetapi lagilagi kita harus melihat competitor kita. 18. Apakah pernah terjadi, rundown Liputan 6 Petang SCTV yang telah siap tayang tiba-tiba posisi rundown tersebut berubah ? Persoalan seperti apa yang menyebabkan hal itu terjadi ? Lalu bagaimana anda menyikapi hal tersebut ? Langkah apa yang anda ambil ? rundown atau susunan acara sudah beberapa jam disiapkan sebelum acara, di dalam randown kita sudah mengatur mana yang harus tayang di segmen awal tengah dan terakhir. Rundown yang telah dibuat bukan harga mati, apabila ditengah jalan, meskibun beberapa menit sebelum siaran, tiba-tiba terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa, maka semua rundown yang telah disiapkan harus diubah dan berita baru tersebut, karena memiliki dampak yang luas bagi masyarakat. Strategi yang kita gunakan adalah : tidak boleh lengah dalam memberitakan sesuatu yang mempunyai dampak luas bagi masyarakat. 19. Apakah flexibilitas dalam penentuan berita berlaku Liputan 6 Petang SCTV, pertimbangannya seperti apa? IYA, sambil berita berjalan, ketika kontributor menayangkan berita di segmen-segmen terakhir misalnya, tetapi ditayangkan duluan kita mungkin mengalah dan mensejajarkan dengan TV lain atu apa yang sedang terjadi pada saat itu. Meskipun setengah detik sebelum program tayang, apabila harus terjadi perubahan akan kita lakukan, karena dengan pertimbangan tetap menyervis penonton agar tetap menonton program kita dan tidak mengalihkan ke chanel lain. 20. Bagaimana strategi redaksi dalam penentuan topik atau permasalahan dengan mendatangkan narasumber yang kompeten untuk topik tersebut ? Dulu kita punya habit dan setiap hari harus ada 1 tamu apapun masyalahnya kita harus mendatangkan narasumber untuk berdialog di studio atu by phon. Hanya saja ketika kita melihat ke ratting tidak selamanya tamu bisa membuat ratting yang segnifikan pada program ini, tetapi hanya tamu-tamu tertentu yang bisa menaikan ratting ayitu tamu yang kontraversial. Jadi sekarang kita sangat selektif dalam memilih seorang tamu supanya penonton tidak lari dari tayangan liputan 6 petang. Jadi hanya tamu yang berkompeten, mempunyai kredebilitas dan yang bersangkutan langsung dengan masalah tersebut yang hanya kita dating kan ke studio karena orang seperti inilah yang bisa menaikkan retting. 21. Siapakah yang menentukan narasumber untuk topik permasalahan pada saat tersebut dan apakah juga dibahas pada rapat redaksi ? pertimbangan seperti apa dalam penentuan narasumber tersebut ? pertimbangannya yang seperti saya sebutkan di atas dan masalah ini tentunya dibahas dalam rapat redaksi dulu. 22. Apabila narasumber tidak dapat datang atau tidak dapat dikontak, langkah apakah yang anda lakukan sebagai produser dan strategi apa yang anda gunakan ? apabila tamu tidak bisa dating, kita menimal mendapatkan suaranya atau sering disebut dengan telewicara, jika telewicarapun tidak bisa dilakukan, maka kita mengambil kutiban wawancara orang tersebut dan menuliskan naskahnya lalu ditampilkan di layer TV. Itu sudah cukup mewakili pihak yang tidak bisa dating. 23. Bagaimana proses koordinasi sewaktu ada live dari Jabodetabek, daerah, ataupun dari luar negeri ? Produser berkoordinasi dengan PO (produser oprasional) siaran luar karena PO lah yang menjadi penghubung anatara studio dan kru yang ada di lapangan. Itu juga terjadi bila sedanga ada liputan Live dari daerah. Sedangkan untujk masalah liputan Live dari luar negeri, biasanya kita berkerja sama dengan VOA atu dengan melakukan koordinasi dengan pemilik satelit setempat. 24. Dalam pelak sanaan On Air produser berkoordinasi dengan siapa saja ? biasanya produser akan berkoordinasi dengan korlip dan asisten produser atau produser lainnya. 25. Apakah ada koordinasi sebelumnya antara produser dengan orang-orang yang terlibat dalam On Air tersebut ? Iya, biasanya itu terjadi bilamana terjadi siaran yang diluar format siaran biasanya, seperti sewaktu ada tamu di studio atau ditenga segmen akan laporan live dari daerah. 26. Apakah ada mekanisme evaluasi dan siapa yang berwenang melakukan evaluasi ? Ada, yang terlibat tentunya orang-orang yang terleb at pada saat rapat redaksi. 27. Tujuan dari evaluasi itu sendiri apa dan hasilnya digunakan untuk apa ? ya tentunya mengkoreksi hasil dari program yang kita tayngkan tadi. Apabila pada saat program itu berjalan dan ada kendala, maka kita harus mengatasinya secepat mungkin agar tidak terjadi di dalam program berikutnya. Catatan : Pertanyaan selalu berkembang karena berpatokan pada jawaban narasumber. PEDOMAN WAWANCARA Eksekutif Produser 1. Nama dan jabatan saudara / anda ? Merdi Sofansyah, jabatan Eksekutif produser 2. Tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut ? Mengkoordinasikan dan menjombatani antara kebutuhan satu program dengan program yang lain, sehingga tidak terjadi tumpang tindih kepentingansehimgga program bisa berjalan dengan lancar. Dan disamping itu juga, seorang eksekutif produser bertugas memined atau manegeral produser lainnya. 3. Apa definisi berita menurut anda ? Suatu informasi yang ingin diketahui oleh orang lain, tetapi orang tersebut belum bisa mendapatkannya. Sehingga media disini ingin mengetahui atau mencari apa yang diinginkan oleh masyarakat dan media ingin menyajikannya dalam bentuk berita seperti yang diinginkannya. 4. Bagaimana kreteria berita yang baik dan yang layak tayang menurut anda ? Pastinya berita yang nilainya seimbang, akurat, yang mempertimbangkan nilai-nilai obyektifitas dan tidak terpengaruh pada subyek yang melekat pada berita itu sendiri. 5. Apakah unsur 5 W + 1H sangat berpengaruh dalam pembuatan sebuah berita ? Itu adalah sebuah pedoman atau keharusan yang harus dimiliki reporter, kameraman, dan koresponden yang meliput suatu peristiwa, tetapi itu semua juga harus melihat pada kebutuhan program itu sendiri. Bila program tersebut tidak mempunyai durasi yang cukup panjang, maka produsernya hanya meminimalkan atau memasukkan unsur 5W+1H itu menjadi beberapa unsur saja, sedangkan sisanya bisa dimasukkan dalam aitem berikutnya. 6. Jenis berita apa saja yang ditayangkan dalam program liputan 6 petang? Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lain seperti kesehatan,sosial, ekonomi, bahkan berita-berita ringan. Hal itu dikarenakan Liputan 6 Petang melihat dari hasil tabulasi atu surevay potensi pemirsa yang ada dalam liputan 6 petang, maka kita menyimpulkan penonton liputan 6 petang adalah penonton yang lebih banyak didominasi kaum laki-laki, golongan A<B<C dan rata-rata pendidikannya di atas SMA. 7. Apakah di Liputan 6 Petang SCTV ada rapat redaksi ? Dalam suatu redaksi pemberitaan harus ada rapat redaksi, karena hal itu bertujuan untuk menentukan dan menyeleksi berita mana yang layak tayang dan mana yang tidak layak tayang. 8. Kapan saja rapat redaksi dilaksanakan ? Di redaksi Liputan 6 SCTV sendiri, rapat redaksi dilakukan sebanyak tiga kali. Yaitu : pagi jam sembilan, siang jam setengah tiga, dan malam jam setengah tuju malam. 9. Adakah strategi redaksi untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk meningkatkan mutu tayangan berita? Setiap institusi pemberitaan mempunyai strategi-strategi yang berbeda dalam mengemas dan menayangkan berita agar bisa menarik simpati penontonnya atau audience. * strategi jangka pendek: kita bisa berpatokan kepada retting karena sudah jelas dilehat dari retting tersebut, jika hari ini rattingnya bagus, maka kedepannya kita minimal harus mempertahankan seperti ini atau bahakan lebih baik. Tetapi jika rattingnya jelek, maka kita harus segera mencari dimana hal yang buat penonton tidak simpati dengan acara tersebut dan kita harus mengeksekusi secepatnya dan mengantipasinya agar tidak terjadi dalam program berikutnya. Jadi kita harus mengambil keputusan pada saat itu juga dan tidak perlu harus menunggu lama dalam menanggulangi kendala yang ada dalam acara tersebut.* Strategi jangka menengah : strategi ini biasanya kita gunakan untuk membidik peristieaperistiwa apa yang akan terjadi tiga atau empat bulan kedapannya, dan hal ini harus kita siapkan dari sekarang. Sehingga pada saatnya tiba kita tidak akan kelabakan pada saat menayangkan atau membuat semacam history atau ilustrasi rewferensi dari kasus-kasus tersebut. Contoh : kita sudah menyiapakan sebulan sebelumnya paket cerita mengenai 100 tahun hari kebangkitan nasional, apabila paket berita seperti ini disiapkan sehari sebelum waktu tayangnya, maka hasilnya tidak akan maksimal.* Strategi jangka panjang :strategi ini lebih komplek dan biasanya dilakukan atau terjadi satu sampai dua tahun sekali, biasanya ini menyangkut permasalahan seperti: perubahan desain studio, pergerakan kamera, plasma, backround, bumper dll. dengan perubahan tersebut diharapkan agar penonton liputan 6 petang akan selalu setia, maka dari itu kita akan selalu dan terus melakukan perubahan dan mengikuti perkembangan yang ada, sehingga orang menilai kita tidak monoton. Itulah yang kita lakukan dalam strategi jangkja panjang. 10. Siapa yang berwenang untuk memimpin rapat tersebut ? Biasanya rapat redaksi dipimpin minimal oleh seorang Eksekutif Produser. Tetapi terkadang Pemred dan Wapemred langsung yang memimpin jalannya rapat redaksi, tetapi hanya dalam kasus-kasus besar tententu. Misalnya : seperti kasus suharto sakit dan sewaktu wafat, redaksi haruslah cermat dalam menentukan berita-berita mana yang layak tayang, penfing, dan mana yang tidak layak tayang tentunya berdasarkan kebijakan bersama. 11. Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam rapat redaksi ? Rapat redaksi bisanya dihadiri oleh manager peliputan, eksekutif produser, produser harian, koordinator liputan, koordinator kameraman, koordinator daerah, perwakilan dari sekret, dan pembaca berita (ancor). 12. Apa sajakah yang dibicarakan dalam rapat redaksi ? Tentunya membicarakan masalah jualan berita yang didapat hari itu baik dari koolip maupun koorda. Dalam rapat redaksi ini, dibicarakan berita- berita mana yang layak di segmen 1,2,3 dan berita yang tidak layak tayang tentunya hal itu berdasarkan keputusanbersama dan kebijakan redaksi liputan 6 petang. Biasanya berita-berita yang mempunyai dampak luas untuk masyarakat dan memiliki gambar-gambar yang dramtis dimasukkan kedalam segmen 1, karena media televisi adalah media pandang dengar. Jadi berita harus disertai dengan gambar yang bagus agar mudah dicerna oleh masyarakat, apapun itu beritanya. Sebesar apapun isu atau kasusu tersebut, tanpa gambar yang bagus berita tersebut tidak akan tayang. 13. Siapakah yang membuat rundown ? yang bertugas adalah produser on line atau harian, dan dibantu oleh produser-pduser lainnya yang bertugas hari itu sesuai dengan jadwal yang dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara produser. 14. Ada berapa produser dalam program Liputan 6 Petang SCTV ? Ada tiga orang yaitu : Kemal, Olivia Rosalia, dan rieke amru. Masingmasing mempunyai produser on laine sesuai dengan jadwal yang mereka tentukan sendiri. 15. Strategi apa yang digunakan redaksi agar program liputan 6 petang SCTV mampu bersaing dengan kompetitornya dan agar selalu mendapatkan ruang di hati pemirsanya ? Sedapat mungkin redaksi harus pintar-pintar menempatkan berita-berita yang dijualnya, jadi redaksi harus tau berita-berita apa saja yang diingin kan, yangdio tonton sehingga pemirsa selalu menonton Liputan 6 petang dan tidak mengalihkan ke chanel TV lain. Bagai mana caranya, yaitu kita harus tau apa yang mereka butuhkan, dengan cara redaksi harus cepat memahami dan merespon keinginan pemirsanya, tentunya harus didukung dengan pasokan berita yang cukup baik daridaerah maupun Jakarta. 16. Apa yang membedakan program berita liputan 6 petang dengan program berita TV lainnya? Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan politik. 17. Apakah ada kebijakan redaksi dalam menentukan sebuah berita yang layak tayang ? Secara umum bisa dibilang kebijakan redaksi Liputan 6 SCTV meiliki enam kebijakan dalam menentukan berita-berita yang layak tayang yaitu : *berita tidak boleh menimbulkan kontraversi atau perdebatan hingga mengakibatkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.* berita harus valid atau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan dan tidak boleh dibuat berdasarkan informasi yang tidak benar atau bahkan hanya sebuah karangan reporter belaka.* berita yang tayang diwajibkan harus berimbang atau tidak berat sebelah dalam menayangkan berita yang melibatkan dua belah pihak.* tidak menimbulkan unsur sara karena haltersebut sangat memiliki dampak yang sangat besar terhadap masyarakat* aktual tajam dan terpercaya adalah nilai berita yang harus ada dalam menyiarkan sebuah berita dalam program berita SCTV.* menarik, menarik disini bukan hanya dalam artian sebagai nilai berita tetapi menarik disini adalah menarik sebagai pilihan informasi dan komunikasi, menarik dalam pengemasan dan penampilan, serta menarik bagi pemirsa dan pemasang iklan. 18. Ada berapa segmen dalam program Liputan 6 Petang SCTV ? Dulu liputan 6 petang SCTv terbagi menjadi 4 segmen tetapi sekarang menjadi 3 segmen. Kebijakan ini kita ambil dengan pertimbangan, jika dengan 4 segmen durasi akan terpotong tiga kali iklan, sedangkan dengan 3 segmen durasi hanya terpotong dua kali iklan. Sehingga tayangan berita bisa lebih lama dan pemirsa liputan 6 petang lebih puas dibandingkan dengan sewaktu masih menggunakan empat segmen. 19. Berita-berita yang penting dan menarik dimasukkan pada segmen berapa ? Mengapa atau alasannya ? pastinya berita tersebut akan dimasuk kedalam segmen pertama, karena berita-berita tersebut mempunyai daya jual yang tinggi dan mempunyai dapkak luas bagi masyarakat, sehingga dapat menarik perhatian penonton. 20. Apakah pernah terjadi, rundown Liputan 6 Petang SCTV yang telah siap tayang tiba-tiba posisi rundown tersebut berubah ? Persoalan seperti apa yang menyebabkan hal itu terjadi ? Lalu bagaimana anda menyikapi hal tersebut ? Strategi yang anda gunakan ? rundown atau susunan acara sudah beberapa jam disiapkan sebelum acara, di dalam randown kita sudah mengatur mana yang harus tayang di segmen awal tengah dan terakhir. Rundown yang telah dibuat bukan harga mati, apabila ditengah jalan, meskibun beberapa menit sebelum siaran, tiba-tiba terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa, maka semua rundown yang telah disiapkan harus diubah dan berita baru tersebut, karena memiliki dampak yang luas bagi masyarakat. Strategi yang kita gunakan adalah : tidak boleh lengah dalam memberitakan sesuatu yang mempunyai dampak luas bagi masyarakat. 21. Apakah flexibilitas dalam penentuan berita berlaku di SCTV dan pertimbangannya seperti apa ? IYA, sambil berita berjalan, ketika kontributor menayangkan berita di segmen-segmen terakhir misalnya, tetapi ditayangkan duluan kita mungkin mengalah dan mensejajarkan dengan TV lain atu apa yang sedang terjadi pada saat itu. Meskipun setengah detik sebelum program tayang, apabila harus terjadi perubahan akan kita lakukan, karena dengan pertimbangan tetap menyervis penonton agar tetap menonton program kita dan tidak mengalihkan ke chanel lain. 22. Bagaimana strategi redaksi dalam penentuan topik atau permasalahan dengan mendatangkan narasumber yang kompeten untuk topik tersebut ? Dulu kita punya habit dan setiap hari harus ada 1 tamu apapun masyalahnya kita harus mendatangkan narasumber untuk berdialog di studio atu by phon. Hanya saja ketika kita melihat ke ratting tidak selamanya tamu bisa membuat ratting yang segnifikan pada program ini, tetapi hanya tamu-tamu tertentu yang bisa menaikan ratting ayitu tamu yang kontraversial. Jadi sekarang kita sangat selektif dalam memilih seorang tamu supanya penonton tidak lari dari tayangan liputan 6 petang. Jadi hanya tamu yang berkompeten, mempunyai kredebilitas dan yang bersangkutan langsung dengan masalah tersebut yang hanya kita dating kan ke studio karena orang seperti inilah yang bisa menaikkan retting. 23. Siapakah yang menentukan narasumber untuk topik permasalahan pada saat tersebut dan pertimbangannya apa ? apakah juga dibahas pada rapat redaksi ? pertimbangannya yang seperti saya sebutkan di atas dan masalah ini tentunya dibahas dalam rapat redaksi dulu. 24. Apabila narasumber tidak dapat datang atau tidak dapat dikontak, langkah apakah yang anda lakukan sebagai eksekutif produser dan strategi apa yang anda gunakan ? apabila tamu tidak bisa dating, kita menimal mendapatkan suaranya atau sering disebut dengan telewicara, jika telewicarapun tidak bisa dilakukan, maka kita mengambil kutiban wawancara orang tersebut dan menuliskan naskahnya lalu ditampilkan di layer TV. Itu sudah cukup mewakili pihak yang tidak bisa dating. 25. Apakah seorang eksekutif produser dapat dikatakan sebagai gate keeper untuk tayangan berita menurut hekmat anda ? IYA, karena semua yang dilakukan, apapun perubahan dan perkembangan yang sedang terjadi didalam program, itu semua dilaporkan ke eksekutif produser dan eksekutif produser akan menentukan semuanya itu, tentunya tidak mengesampingkan saran dari oaring lain. 26. Biasanya anda berkoordinasi dengan siapa dalam menentukan keputusan ? Minimal dengan produser atau orang yang berkompeten dalm bidang itu. Tetapi bila masih tidak menemukan jalan, tidak menutup kemungkinan untuk berkordinasi langsung dengan wapemred atau bahkan pemred langsung. 27. Apakah ada evaluasi untuk program liuputan 6 petang ini dan siapa saja yang terlibat dalam evaluasi ? Ada, yang terlibat tentunya orang-orang yang terleb at pada saat rapat redaksi. 28. Tujuan dari diadakannya evaluasi untuk apa dan hasil dari evaluasi itu sendiri bagaimana ? ya tentunya mengkoreksi hasil dari program yang kita tayngkan tadi. Apabila pada saat program itu berjalan dan ada kendala, maka kita harus mengatasinya secepat mungkin agar tidak terjadi di dalam program berikutnya. 29. Apa menurut anda kekurang dan kelebihan dari program Liputan 6 Petang SCTv ini? * Kelebihan program ini adalah sudah lam berdiri sekitar sudah 12 tahun, orang sudah mengenal brend liputan 6 petang. Jadi program ini lebih dikenal oleh public dibandingkan dengan program berita lainnya yang baru berdiri apa Tv lain. Dan kebetulan stasiun TV SCTV menurutsurvay yang dilakukan AGB nielsen shar dan ratting berada pada nomor satu, jadi bagaimanapun program berita kita akan terbawa. * Kekurangan : kita mempunyai kendala dari segi SDM kita (cruw), kita sudah lama eksis tetapi SDMnya masih kurang dibandingkan Tv lain. Hal ini akan berpengaruh terhadapa pasokan berita yang masuk ke meja redaksi. Bila kita mau jujur di SCTV masih kekurangan SDM seperti : kontributor, kameraman, reporter, maupun produser sendiri. Tetapi untuk saat ini kita masih bisa berjalan meski dalam hitungan yang sangat minim, tapi bagai manapun itu semua akan terus kita coba atasi. Mungkin selama ini ada suatu peristiwa yang tidak bisa kita dapatkan secara cepat, itu adalah imbas dari kita kekurangan cruw yang bertugas di lapangan. Catatan : Pertanyaan selalu berkembang karena berpatokan pada jawaban narasumber. Andik Maftuhin, lahir di Lamongan, Jawa timur 14 September 1983, di tempat kelahirannya akrap disapa Andik dan tempat tinggalnya serta di tempat melanjutkan pendidikannya di Jakarta, akrab disapa dengan nama Mas,Dandik. Mulai mengenal dunia pendidikan di kota Lamongan, pada tahun 1991 bersekolah di MI Maindu Lamongan. Dan pada tahun 1997 terdaftar di MTsN Babat Lamongan dan melanjutkan pendidikan di SMU Panca Marga 1 Lamongan. Pria yang lahir dari pasangan Mandrim dan Sipik ini, semasa kuliah dikenal aktif dalam berorganisasi kemahasiswaan baik formal maupun non formal, mulai dari tingkat jurusan dengan bergabung di Himpunan Mahasiswa Broadcasting (HMB) sebagai Litbang pada periode 2003-2004 dan lalu menjadi utusan BEM Fakultas untuk menduduki posisi Menteri Luar Negeri di BEM Universitas pada periode 2004-2005 dan juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa yang tergabung didalam paguyupan Fikom Photografer Club (FPC). Selain aktif di Lembaga formal, peria ini juga aktif dalam gerakan mahasiswa dan aktifis kampus yang tergabung dalam Fron Indonesia Semesta (FIS UMB), selain aktif di internal kampus juga aktif di luar kampus diantaranya ikut tergabung dan membentuk Aliansi Mahasiswa yang di sebut Lima Jaya (Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya) pada tahun 2005 dan hingga sekarang masih aktif di gerakan mahasiswa.