Faktor yang Mempengaruhi Governance RS Pemerintah dan Kinerja Outcome-nya Hasil Studi Kasus terhadap 5 RSUD di Indonesia Aspek Perencanaan dan Sumber Dana RS 1 Membuat Renstra Bisnis dan RBA, boleh membuat decision sendiri RS 2 Membuat Renstra Bisnis dan RBA, boleh decision sendiri, boleh berpartner (MoU) Gaji PNS oleh Gaji PNS oleh Pemda, investasi Pemda, investasi sharing dg RS, sharing dg RS, operasional non operasional non gaji PNS oleh RS gaji PNS oleh RS RS 3 RS 4 RS 5 Membuat Renstra Bisnis dan RBA Membuat Renstra, Renstra Bisnis dan RBA Membuat Renstra Bisnis dan RBA Gaji PNS oleh Pemda, investasi sharing dg RS, operasional non gaji PNS oleh RS Masih terkendala dlm sikronisasi target kinerja dg Pemda Gaji PNS dan APBA, APBN, investasi oleh operasional, Pemda, proporsional operasional oleh RS Aspek Governance & Akuntabilitas RS 1 RS 2 RS 3 RS 4 RS 5 • Sudah punya • Sudah ada beberapa perbup Perbup kecuali • Ada Dewan utk pengadaan Pengawas dan barang dan jasa Dewan Pembina • Ada Dewas dan Dewan Pembina Sudah punya beberapa perbup Ada Dewan Pengawas Ada Dewan Pengawas dan Dewan Pembina Sudah punya beberapa perbup Ada Dewan Pengawas dan Dewan Pembina • Evaluasi mutu 3bulanan • Namun Dewas dirasa belum efektif dalam evaluasi kinerja RS SPI, Badan Pengendalian Pembangunan Daerah, inspektorat dan auditor eksternal LAKIP dan SPM disampaikan ke TAPEM • Dewas mengevaluasi tiap 6 bulan • Evaluasi kinerja dengan LAKIP • Ada rapat mingguan • Diaudit oleh inspektorat, BPKLI dan Ombudsman • Dewas tdk terlalu efektif, namun RS bisa konsultasi ke Pemda dan perangkatnya • Diaudit oleh auditor eksternal dan Internal (inspektorat & SPI) • SPM & LAKIP sbg alat ukur kinerja • Dewas sdh efektif khususnya utk konsultasi jika ada perubahan peraturan Aspek SDM RS 1 • Perekrutan PNS via BKD • RS merekrut staf non PNS • Sedang dlm proses perbaikan sistem remunerasi RS 2 RS 3 RS 4 RS 5 • Banyak staf • Banyak staf • Ada staf non • non PNS non PNS PNS • Kontrak dokter • Kontrak dokter • Kontrak dokter • SpA dan SpOG SpOrt, SpB, SpA • Sudah ada SpA, SpPD • Menggunakan sistem • Sudah ada sistem jasa yg remunerasi sistem sama dg sederhana remuneasi sebelum BLUD sederhana • Ada staf non PNS Kontrak dokter SpA, SpPD, SpAN, SpP, SpJP, dan tenaga Fisioterapis Honorer digaji oleh Pemda • Pemda juga menetapkan sistem remunerasi Karakteristik BLUD • Merupakan bagian dari Pemda • Menjadi bagian dari PAD • Menghasilkan barang dan atau jasa yang sebagian atau seluruhnya dijual kepada masyarakat • Tidak mengutamakan keuntungan • Memiiki cost dan revenue center • Dapat mengelola sendiri sumber dayanya dengan prinsip efektifitas dan produktivitas • Rencana Kerja dan Anggaran dikonsolidasikan dengan Pemda • Semua pendapatan kecuali dari APBD/N dapat langsung dibelanjakan • Dapat memiliki staf PNS dan Non PNS • Tidak menjadi subyek pajak Kapasitas Pelayanan dan Volume Pasien Hospital Capacity Bed Capacity RS 1 RS 2** RS 3 RS 4* RS 5* 168 300 200 172 125 Kunjungan IRNA 11,142 13,742 10,842 13,017 6,244 Kunjungan IRJA 71,083 90,610 105,728 94,008 33,924 Kunjungan IGD 18,562 14,391 27,125 16,426 8,014 Dokter 34 42 49 n.a. 31 Perawat 177 255 226 n.a. 117 43,934 45,000 48,917 n.a. 23,000 Volume of patients Human Resources Keuangan Total Revenue (Juta Rupiah) Source: calculated from various hospitals documents and secondary data from BUK * estimation ** January-June 2013 n.a.: data not available Kesimpulan • BLUD membawa perubahan signifikan bagi RSUD • Perubahan tdk hanya pada aspek pengelolaan keuangan tapi juga aspek lain spt perencanaan, governance dan pengelolaan SDM • Implementasi BLUD pada RSUD di Jawa lebih baik dari RS di luar Jawa • Keberhasilan implementasi tergantung pada kesiapan sistem manajemen operasional • RSUD masih memiliki tantangan: – RS masih membutuhkan subsidi pemerintah – RS masih sering jadi alat politik Saran • Keterampilan komunikasi politik perlu dimiliki oleh semua Direktur dan manajer RS untuk meningkatkan efektivitas advokasi kepada stakeholders kunci • Sistem manajemen operasional perlu terus dikembangkan untuk mendukung akuntabilitas RS • RS dan stakeholders perlu memonitor kinerja RS dari berbagai perspektif yg berbeda sesuai dg amanat BLUD: kinerja pelayanan, kinerja keuangan dan kinerja manfaat • Pemerintah pusat perlu mengatur penyebaran tenaga kesehatan agar RS di luar Jawa memiliki peluang yg sama dengan RS di Jawa dalam hal pengembangan pelayanan