BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Perusahaan

advertisement
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Perusahaan Pertambangan di Indonesia
Perusahaan publik/emiten di Bursa Efek Indonesia sub sektor pertambangan
batu bara, pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan logam dan mineral
lainnya,
pertambangan batu-batuan dan pertambangan
lainnya.
Perusahaan
pertambangan batu bara Indonesia yang termasuk dalam kategori penghasil bahan
baku (mine sector) batu bara diantaranya PT. Andaro Energy Tbk yang IPO sejak 16
Juli 2008, PT. Bayan Resources Tbk yang IPO sejak 12 Agustus 2008 serta PT. Toba
Bara Sejahtera Tbk yang IPO sejak 6 Juli 2012. Sektor pertambangan minyak dan gas
bumi diantaranya adalah PT Ratu Prabu Energi Tbk yang IPO sejak 30 April 2003,
PT Bernakat Integra Tbk yang IPO sejak 11 Februari 2010, serta PT Medco Energi
International Tbk yang telah melakukan IPO sejak 12 Oktober 1994. Untuk sektor
pertambangan logam mulia dan mineral lainnya didominasi oleh PT. Aneka Tambang
Tbk (Persero) yang IPO sejak 27 November 1997 sebagai perusahaan pertambangan
logam terbesar saat ini di Indonesia. Sedangkan untuk pertambangan sektor batubatuan hanya ada dua perusahaan, yaitu PT. Citatah Tbk yang IPO pada 7 Maret
1996 dan PT. Mitra Investindo Tbk yang IPO pada 16 Juli 1997.
Sekarang ini investor asing semakin mencemaskan masalah sengketa kontrak
dan isu nasionalisme di dunia bisnis Indonesia. Hal ini dapat merintangi arus
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
investasi ke sumber daya alam Indonesia bernilai tinggi, seperti minyak, gas, dan
bahan tambang. Pengusaha asal Eropa, Nat Rothschild, mundur dari direksi Bumi
PLC setelah Bakrie Group mengajukan tawaran untuk aset Indonesia milik
perusahaan batu bara asal London tersebut. Churchill Mining PLC, perusahaan asal
Inggris, tengah terlibat dalam sengketa dengan pemerintah daerah mengenai proyek
batu bara di Kalimantan. Meski demikian, arus investasi asing langsung ke Indonesia
naik ke rekor tertinggi senilai $5,9 miliar di kuartal ketiga 2012, atau meningkat 22%
dari periode yang sama setahun sebelumnya. Ini menandakan Nusantara masih
diminati investor asing yang ingin memikat konsumen kelas menengah, yang
jumlahnya terus tumbuh.
Meskipun Indonesia masuk 10 besar dunia dalam hal potensi barang tambang
mineral, namun kita masuk 10 negara dengan dampak kebijakan terburuk terhadap
eksplorasi pertambangan. Sentimen itu datang dari survei akhir tahun lalu oleh
lembaga penelitian Fraser Institute dari Kanada, yang menghubungi sekitar 800
perusahaan terkait pertambangan. Selain itu, Indonesia yang dulu pernah menjadi
anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak atau OPEC ini sudah lama
menjadi importir minyak. Ladang-ladang minyak kita yang semakin menua
memberikan hasil produksi yang terus menurun. Sehingga pemerintah telah
meluncurkan peraturan baru mengenai pembatasan kepemilikan asing. Pemerintah
juga tengah merundingkan ulang angka royalti pertambangan dengan investor asing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
besar, hal itu dimaksud agar tidak terlalu banyak perusahaan mengeksplorasi secara
besar-besaran.
Menurut survei Kamar Dagang Amerika, dari 356 perusahaan yang dihubungi,
hanya seperempat yang berencana berekspansi di Indonesia. Persentase tahun lalu
mencapai 72%, sedangkan pada 2010 mencapai 69%. Survei itu melibatkan
perusahaan anggota kamar dagang di tujuh negara Asia Tenggara, dan berlangsung
15 Juni hingga 3 Juli 2012 lalu. Alasan di balik kemerosotan itu belum jelas, tapi isu
seperti korupsi, infrastruktur, proteksionisme, regulasi dan juga kepatuhan masih
menjadi perhatian utama perusahaan anggota kamar dagang (Bloomberg, 2015).
B. Karakteristik Pertambangan
Ada berbagai karakteristik yang tampak jelas pada industri pertambangan
diantaranya adalah padat modal. Dalam industri pertambangan sangat memerlukan
modal yang besar. Misalnya dalam satu perusahaan tambang, memerlukan beberapa
alat berat, alat transportasi, gaji karyawannya, dan dapat kita hitung sendiri berapa
modal yang harus dikeluarkan untuk membuka satu industri pertambangan.
Karakteristik selanjutnya adalah padat risiko, karena memiliki risiko besar seperti
pada tahap awal pertambangan (eksplorasi). Jika dalam eksplorasi tersebut tidak
menemukan bahan galian yang memiliki keuntungan untuk ditambang, maka pemilik
industri tersebut harus menerima kerugian awal yang dapat dikatakan cukup besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Resiko lainnya juga dapat muncul ketika industi pertambangan tersebut telah
memasuki tahap penambangan. Seperti contohnya sebaran bahan galian yang
terpencar, karena bahan galian yang tersedia di alam tidak selalu berada pada satu
tempat saja, sebagian besar terpencar, ini dapat mengakibatkan keberadaan suatu
industri pertambangan tersebut juga terpencar atau tidak berada pada satu tempat saja.
Karakter remote location, artinya keberadaan suatu tambang jarang yang terletak di
suatu perkotaan, sebagian besar tambang itu terletak di daerah-daerah tepencil.
Industri pertambangan cenderung merusak lingkungan, terutama jika kegiatan
pertambangan tersebut tidak mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah. Pertambangan juga merupakan Agent of Development of Area,
bahwa
industri pertambangan dapat menjadi agen pembangunan suatu daerah
menjadi lebih baik lagi.
C. Perkembangan Corporate Social Responsibility di Perusahan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merupakan sektor yang
sangat strategis dalam pendapatan negara dan peningkatan pembangunan nasional.
Hal ini tidak terlepas dari peran semua sektor ESDM untuk memberikan yang
terbaik bagi bangsa dan negara. Namun, yang perlu diingat adalah seberapapun
besarnya kontribusi yang diberikan dari sektor ESDM jika tidak memberikan hasil
dan manfaat yang nyata, terutama bagi komunitas lokal di sekitar wilayah operasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
maka usaha yang dilakukan tidak akan mencapai titik maksimal, dan sebaliknya
akan terjadi ketidakpuasan di komunitas lokal yang dapat menyebabkan kekisruhan
dan tidak mungkin masyarakat akan menutup wilayah operasi pertambangan dan
energi berada.
Berkenaan dengan hal diatas, diperlukan sebuah konsep di dalam kalangan
industri energi dan pertambangan untuk memberikan kontribusinya bagi
pengembangan daerah dan masyarakat lokal untuk terciptanya pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) dan menciptakan kemandirian masyarakat.
Konsep tersebut adalah CSR (Tanggungjawab Sosial Perusahaan). Implementasi
dari CSR adalah melaksanakan program community development (Comdev) sebagai
bagian dari CSR. Prinsip Comdev Sektor pertambangan adalah pembangunan yang
berkelanjutan dimana aspek sosial diimplementasikan dalam bentuk Program
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Secara implisit, kewajiban tanggung jawab sosial ada pada UU No.40/2007
tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 dan 2. Selanjutnya kewajiban tentang
tanggung jawab sosial, khususnya subsektor pertambangan umum telah dijelaskan
dalam
UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 108 dan
109 yang mewajibkan pemegang IUP dan IUPK untuk menyusun program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Pembahasan detail dan teknis dari
pelaksanaan Comdev termaktub pada PP No.23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 106 s.d 109.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Pelaksanaan Comdev yang dilakukan oleh perusahaan perlu mendapat
pembinaan dan pengawasan baik dari Pemerintah Pusat maupun Daerah sehingga
tepat pada sasaran, berkenaan dengan hal tersebut Pemerintah telah mengeluarkan
PP No.55/2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pada pasal Pasal 13 ayat 2, Pasal 16
huruf k & m, Pasal 31 dan 32 UU No.55/2010 menjelaskan tentang pengawasan
dan
pembinaan
pengembangan
dan
pemberdayaan
masyarakat
setempat.
Dalam realisasi pembiayaan untuk dana Comdev, perusahaan pertambangan telah
memberikan kontribusi yang telah positif, terlihat dalam lima tahun terakhir
realisasi anggaran program Comdev perusahaan pertambangan mengalami
pertumbuhan sebesar ± 17%/tahun.
Dari dana tersebut yang telah dikeluarkan oleh perusahaan pertambangan
untuk Comdev, ada 4 sasaran pokok program Comdev. Pertama, adalah dalam hal
Ekonomi, karena prioritas sektor ekonomi ditunjukkan untuk peningkatan ekonomi
mikro melalui usaha mandiri (home industry) dan peningkatan belanja lokal. Sektor
ekonomi penting dan sangat dasar untuk mencapai tujuan bersama di dalam satu
kerangka pembangunan berkelanjutan. Kedua, dalam hal Pendidikan, prioritas yang
diberikan di sektor pendidikan ialah peningkatan kualitas sumber daya manusia,
melalui bantuan-bantuan sarana pendidikan dan pemberian beasiswa bagi
masyarakat yang kurang mampu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Ketiga, dalam hal Infrastruktur, sektor ini dimasukkan dalam sasaran pokok
program karena salah satu kesuksesan peningkatan ekonomi adalah ketersediaan
infrastruktur yang ada. Hal konkrit yang dilakukan adalah pembangunan fasilitas
umum/sosial yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Keempat, Kesehatan.
Program yang diberikan, antara lain pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga
yang tidak mampu serta perbaikan sarana kesehatan yang sudah ada.
Indonesia yakin bahwa realisasi Comdev dapat menjalankan peran dengan
baik dalam rangka menciptakan aspek kemandirian bagi masyarakat bukan
ketergantungan sehingga tujuan dan cita-cita konsep pembangunan berkelanjutan
benar-benar dapat tercapai dan dapat memberikan kontribusi optimal terhadap
perekonomian Indonesia secara keseluruhan dan daerah khususnya. Selain itu juga,
dengan adanya kemandirian ekonomi dan masyarakat baik ditingkat nasional
maupun lokal , walaupun tambang telah ditutup namun ekonomi tetap berjalan.
(Dirjen Minerba, 2015)
D. Perkembangan Nilai Perusahaan Pertambangan di Indonesia
Sebuah survei telah dilakukan oleh Majalah Fortune pada 1 September 2012
hingga 31 Januari 2013 mengenai perusahaan yang menjadi pilihan responden
merujuk pada daftar Fortune 150, yakni daftar perusahaan terbesar di Indonesia
berdasarkan pendapatan dan kapitalisasi pasar (nilai perusahaan). Dalam survei ini,
masing-masing responden diminta memilih tiga perusahaan yang paling mereka
kagumi di setiap sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
berdasarkan sembilan kriteria. Adapun kesembilan kriteria adalah kualitas
manajemen kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, inovasi, nilai sebagai
investasi jangka panjang, posisi keuangan yang kuat, kemampuan menarik,
mengembangkan dan mempertahankan karyawan berpotensi, bertanggung jawab
terhadap komunitas dan atau lingkungan, bijaksana dalam penggunaan aset
perusahaan, dan efektivitas dalam melakukan bisnisnya secara regional dan global.
Hasil survei tersebut menyatakan bahwa perusahaan pertambangan dinilai
masih menjadi favorit masyarakat karena dipandang memiliki nilai yang baik,
termasuk dalam menjalankan kegiatan Corporate Social Responsibility sebagai
perwujudan Good Corporate Governance. Tiga perusahaan pertambangan yang
paling diminati PT Adaro Energy Tbk, PT Indotambangraya Megah Tbk and
PT Berau Coal Energy Tbk (Kompas, 2013).
Berikut ini deskripsi perusahaan sampel yang sekaligus sebagai objek
penelitian, dengan jumlah populasi awal perusahaan yang terdaftar di BEI sektor
pertambangan adalah 41 perusahaan, perusahaan yang tidak berturut-turut
menerbitkan laporan keuangan lengkap selama 2010-2014 adalah 7 perusahaan, dan
perusahaan yang tidak memiliki variabel Kepemilikan Manajerial adalah 20
perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Sampel Periode 2010 – 2014
No
Kode
Nama Perusahaan
1
ADRO
Adaro Energy Tbk
2
ANTM
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
3
ARTI
PT Ratu Prabu Energi Tbk
30-Apr-03
4
BYAN
PT Bayan Resources Tbk
12-Aug-08
5
CTTH
PT Citatah Industri Marmer Tbk
03-Jul-96
6
DOID
PT Delta Dunia Makmur Tbk
15-Jun-01
7
ENRG
PT Energi Mega Persada Tbk
07-Jun-04
8
HRUM
PT Harum Energy Tbk
06-Oct-10
9
ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
18-Dec-07
10
KKGI
PT Resources Alam Indonesia Tbk
01-Jul-91
11
MITI
PT Mitra Investindo Tbk
16-Jul-97
12
PKPK
PT Perdana Karya Perkasa Tbk
11-Jul-07
13
PTBA
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
23-Dec-02
14
TINS
PT Timah (Persero) Tbk
19-Oct-95
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tanggal Berdiri
16-Jul-08
27-Nop-1997
Download