18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Permintaan Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi tidak semua kebutuhan akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat mengkonsumsi barang/jasa yang ia butuhkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsikan barang dan jasa. Yang dimaksud dengan permintaan adalah jumlah barang yang diminta konsumen pada suatu waktu, yang didukung oleh daya beli. Yang dimaksud daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Namun demikian daya beli tersebut juga relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber ekonomi lainnya. Selain itu Tati Suhartati dan Joesron Fathurrozi (2002) juga memaparkan pengertian permintaan dari kacamata ilmu ekonomi yaitu berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Definisi ini menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta. Universitas Sumatera Utara 19 Lincolin Arsyad (1991) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu kurva permintaan atau skedul permintaan hanya harga dan kuantitas yang berubahubah. Berdasarkan definisi ini kiranya dapat dimengerti bahwa kata permintaan disini berbeda dengan kata permintaan yang sering kita pergunakan sehari-hari. Definisi di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta, sehingga hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini dapat disajikan dalam kurva permintaan. 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Permintaan seseorang atau suatu masyarakat terhadap suatu produk di pasaran ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu: 1. Harga Barang Itu Sendiri Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan “Bila harga suatu barang Universitas Sumatera Utara 20 naik, cateris paribus, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya”. 2. Harga Barang Lain Yang Terkait Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap). 3. Tingkat Pendapatan Per Kapita Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat. 4. Selera atau Kebiasaan Konsumen Selera atau kebiasaan konsumen juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang. Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan pendapatan, perubahan lingkungan, dan sebagainya. 5. Jumlah Penduduk Permintaan suatu barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk, maka kebutuhan akan bertambah, sehingga permintaan terhadap barang akan meningkat. 6. Perkiraan Harga di Masa Mendatang Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa mendatang, maka sebaiknya kita membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong Universitas Sumatera Utara 21 orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang. 7. Distribusi Pendapatan Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun. 8. Usaha-Usaha Produsen Meningkatkan Penjualan Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Seperti halnya iklan, memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Untuk barang-barang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli. Promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah kepada pembeli dan potongan harga apabila membeli suatu barang. 2.1.3 Hukum Permintaan Hukum permintaan menjelaskan sifat perkaitan diantara permintaan sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga sesuatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga sesuatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sadono Sukirno, 1995:76). Universitas Sumatera Utara 22 Lincolin Arsyad (1991) secara sederhana menyatakan hukum permintaan adalah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta adalah berbanding terbalik. Jika harga naik, kuantitas yang diminta turun, seperti yang dilukiskan dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 Kurva Permintaan Hubungan yang terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta tersebut dapat dijelaskan dengan cara sebagai berikut: pertama, jika harga suatu barang mengalami kenaikan, maka konsumen akan mencari barang pengganti (substitusi); barang-barang pengganti tersebut akan dibeli jika barang-barang tersebut memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada barang yang pertama. Kedua, jika harga naik, pendapatan akan membatasi pembelian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara 23 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan Menurut Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006) skedul permintaan adalah suatu cara untuk menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga, yang ditunjukkan dengan tabulasi angkaangka harga maupun jumlah permintaan. Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu barang dari seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau dalam bentuk persamaan matematik. Kalau sebuah permintaan diungkapkan dalam bentuk grafik tepatnya disebut kurva permintaan, atau garis permintaan apabila permintaan tersebut bentuknya dalam grafik merupakan garis lurus. Sedangkan apabila permintaan diungkapkan dalam bentuk persamaan matematik maka dapat disebut sebagai fungsi permintaan. Katakanlah permintaan terhadap suatu barang X hanya dipengaruhi oleh harganya. Dengan mengubah-ubah harga, sementara pendapatan perorangan, selera, harga barang-barang lain dianggap tetap (cateris paribus), maka diperoleh skedul permintaan perorangan terhadap barang tersebut. Penyajian kombinasi-kombinasi harga dan kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 24 Tabel 2.1 Skedul Permintaan Barang X Titik Harga per unit (Rupiah) Jumlah yang diminta (unit) A 12000 20 B 10000 40 C 8000 60 D 6000 80 E 4000 100 F 2000 120 Sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah cateris paribus (faktor-faktor lain diasumsikan tetap). Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang bersifat demikian disebabkan adanya keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta, dimana kurva permintaan tersebut mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau yang satunya naik (misalnya harga) maka yang lainnya turun (misalnya jumlah yang diminta) (Sadono Sukirno, 1986:80). Dengan menggunakan data-data numerik pada tabel 2.1 skedul permintaan di atas maka dapat digambarkan kurva permintaannya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.2 Kurva Permintaan Barang X Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, cateris paribus. Segala sesuatu di bawah kurva itu mungkin terjadi dan segala sesuatu di atas garis itu tidak mungkin terjadi jika kondisi permintaan diketahui, maksudnya bahwa di bawah kurva harga dan jumlah barang yang diminta merupakan titik-titik dari kepuasan pembeli sedangkan di atas kurva bukan merupakan permintaan pokok lagi. 2.1.5 Elastisitas Permintaan Elastisitas adalah derajat kepekaan kuantitas yang diminta atau ditawarkan terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran (Lincolin Arsyad, 1991:47). Universitas Sumatera Utara 26 Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (cateris paribus). Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2004:55). 2.1.6 Jenis-Jenis Elastisitas A. Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand) Elastisitas harga (Ep) adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar 1 (satu) persen. Atau Ep = %Q (Q / Q) P Q = = %p (P / P ) Q P Universitas Sumatera Utara 27 Angka elastisitas harga (Eh) 1. Permintaan Elastis (Ed > 1) Permintaan dikatakan elastis apabila persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya. Gambar 2.3 Permintaan Elastis 2. Permintaan In-Elastis (Ed < 1) Permintaan in-elastis ini dapat terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga. Gambar 2.4 Permintaan In-Elastis Universitas Sumatera Utara 28 3. Permintaan Elastisitas Kesatuan (Unitary Elasticity) (Ed = 1) Permintaan elastisitas kesatuan terjadi apabila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga. Gambar 2.5 Permintaan Elastisitas Kesatuan 4. Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ~) Permintaan elastis sempurna terjadi apabila pada harga jumlah barang yang diminta tidak terbatas atau dengan kata lain pada harga berapa pun, banyaknya suatu barang akan habis dibeli (terjual). Gambar 2.6 Permintaan Elastis Sempurna Universitas Sumatera Utara 29 5. Permintaan In-Elastis Sempurna (Ed = 0) Pada keadaan ini orang/ konsumen tidak akan merubah permintaannya pada tingkat harga berapa pun. Gambar 2.7 Permintaan In-Elastis Sempurna B. Elastisitas Silang (Cross Elasticity) Elastisitas silang (Ec) adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta, sebagai akibat adanya perubahan harga barang lain (yang memiliki hubungan baik saling melengkapi ataupun saling menggantikan) sebesar 1%. Atau Ec = %Qx %Py = (Qx / Qx) (Py / Py ) = Py Qx Qx Py Universitas Sumatera Utara 30 Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Jika nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun. C. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity) Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) riil konsumen sebesar 1%. Atau Ei = %Q %I = (Q / Q) (I / I ) = I Q Q I Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara 0 sampai Universitas Sumatera Utara 31 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok. Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah. Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior. 2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, yang terpenting adalah (Sadono Sukirno, 1995:109): Banyaknya barang pengganti yang tersedia Didalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukar mencari penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas diantara berbagai barang. Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti permintaannya cenderung untuk bersifat elastis, yaitu perubahan harga yang kecil akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Presentasi pendapatan yang dibelanjakan Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas perminta terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang di perlukan untuk membeli suatu barang maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut. Universitas Sumatera Utara 32 2.2 Tarif Dasar Listrik Penetapan tarif dasar listrik bertujuan untuk: Memenuhi sebagian kebutuhan pendanaan untuk investasi yang menjamin tersedianya tenaga listrik secara efisien dan berkelanjutan. Menjamin keadaan keuangan Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan secara wajar. Menyempurnakan penggolongan tarif, sehingga tarif tenaga listrik untuk masing-masing golongan tarif semakin mendekati nilai ekonominya. Golongan tarif dasar listrik, terdiri atas 8 (delapan) kelompok golongan, yaitu: Kelompok golongan tarif untuk pelayanan sosial. Kelompok golongan tarif untuk keperluan rumah tangga. Kelompok golongan tarif untuk keperluan bisnis. Kelompok golongan tarif untuk keperluan industri. Kelompok golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah. Kelompok golongan tarif untuk traksi di peruntukkan bagi PT. Kereta Api Indonesia. Kelompok golongan tarif untuk keperluan penjualan secara curah (bulk) kepada pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum. Universitas Sumatera Utara 33 Kelompok golongan tarif multiguna, di peruntukkan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kualitas khusus dan yang berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif S, R, B, I dan P. 2.3 Biaya dan Tagihan Bulanan Biaya Untuk menjadi pelanggan PT. PLN (Persero), calon pelanggan di bebani beberapa biaya, dimana untuk saat ini akan terjadi kenaikan sesuai dengan kebijakan tarif baru listrik yaitu: Biaya Penyambungan tenaga listrik adalah seragam, sekalipun untuk penyambungan itu di perlukan perluasan jaringan atau pembangunan gardu. Besarnya biaya, daya tersambung di kalikan dengan harga satuan biaya penyambungan tenaga listrik sesuai daya sambung terakhir. Uang Jaminan Langganan Kepada setiap pemohon tenaga listrik, baik itu penyambungan baru maupun penambahan daya akan di kenakan UJL, yang pada dasarnya adalah milik pelanggan. Tagihan Bulanan Tenaga Listrik Rekening listrik merupakan biaya yang wajib di bayar pelanggan setiap bulan, yang terdiri atas: Universitas Sumatera Utara 34 Biaya Beban, yaitu biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung. Biaya Pemakaian, yaitu biaya pemakaian energi, besarnya di hitung berdasarkan jumlah pemakaian energi yang di ukur dalam kWh. Biaya kelebihan pemakaian kVARh, hal ini berlaku untuk pelanggan tertentu. PPj, yang di hitung berdasarkan peraturan daerah yang berlaku 3 – 10% dan di tagih melalui kompensasi. Tagihan Yang Di tumpangkan Dalam Rekening Listrik Retribusi Penerangan jalan umum besarnya di tetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II setempat berdasarkan golongan tarif atau berdasarkan pemakaian kWh atau di presentasekan dari biaya beban dan biaya pemakaian. Untuk kepraktisan pemungutan retribusi tersebut, pemerintah daerah meminta bantuan PLN untuk menagihnya dan di tumpangkan ke dalan rekening listrik. Selanjutnya setiap bulan PT.PLN (Persero) menyetorkan ke kas Pemda setempat sebagai Pendapatan Asli Daerah. 2.4 Proses Menjadi Pelanggan Masyarakat yang membutuhkan tenaga listrik, harus mengajukan permintaan tenaga listrik ke PLN, yaitu sebagai permintaan penyambungan tenaga listrik baru. Universitas Sumatera Utara 35 Untuk mendapatkan penyambungan baru, calon pelanggan harus memenuhi persyaratan, yaitu : a. Persyaratan Administrasi: - Syarat Pengajuan permintaan (KTP, Sket gambar lokasi bangunan). - Syarat membayar biaya penyambungan dan biaya lain yang berkaitan dengan permintaan tenaga listrik. b. Persyaratan Teknik: Pada bangunan yang akan di beriakan sambungan tenaga listrik harus di pasang instalasi listrik yang sesuai dengan tenaga listrik yang di minta, dan instalasi listrik tersebut harus di pasang oleh instalatir yang sudah terdaftar di PLN. Instalasi listrik tersebut harus mendapatkan jaminan dari pihak instalatir yang memasangnya. Masyarakat yang telah mendapatkan sambungan listrik baru dari PLN, semua data sehubungan dengan sambungan listriknya di catat oleh PLN dalam formulir TUL I, 11 Perbahan Data Pelanggan (PDL). Jadi, menjadi pelanggan PLN secara resmi, apabila : 1. Sambungan listriknya terdaftar di PLN dengan yang bersangkutan di beri nomor Pelanggan. Nomor pelanggan ini merupakan identitas pelanggan. 2. Mereka mempunyai data pelanggan yang di catat oleh PLN, yaitu : Universitas Sumatera Utara 36 Data Administrasi (Nama, Alamat, Daya dan Taruf Listrik, Nomor Kwitansi BP dan UJL dan nilai rupiahnya) Data Teknik (Letak APP, Tanggal, Merk, Tahun APP dipasang, Stand Meter Pertama, Nomor Gardu, Nomor Tiang, Letak Sambungan Listrik, Fasa dan lain-lain). Kesemua data ini di sebut Data Induk Pelanggan, yang di singkat DIL. 2.5 Proses Berhenti Sebagai Pelanggan Atas Dasar Permintaan pelanggan Berhenti sebagai pelanggan atas permintaan pelanggan adalah bahwa pelanggan yang bersangkutan ( Nama pelanggan yang tertera dalam rekening listrik ) mengajukan permintaan berhenti sebagai pelanggan atau dengan surat kuasa pabila yang mengajukan permintaan bukan pelanggan yang bersangkutan. KEWAJIBAN PELANGGAN : Pelanggan harus mengajukan permintaan kepada PLN. Pelanggan harus membayar biaya mutasi, menerima kembali UJL dan membayar tunggakan rekening listrik (apabila ada). Surat perjanjian jual beli listrik di batalkan. KEWAJIBAN PLN : PLN membongkar sambungan listrik di bangunan pelanggan. Data-data pelanggan di mutasikan keluar dari DIL Universitas Sumatera Utara 37 2.6 Proses Pembuatan Rekening Listrik Proses rekening listrik, terdapat 4 (empat ) tahapan, yaitu : Proses pembacaan meter sampai dengan perhitungan pemakaian kWh Proses Perhitungan Rekening Listrik. Proses Pencetakan Rekening Listrik. Penagihan Rekening Listrik Pola Proses rekening listrik di PLN adalah Pelanggan di beri kesempatan memakai tenaga listrik lebih dahulu sebulan kemudian di catat kWh nya, di hitung rekeningnya, di cetak rekeningnya pada bulan ke 2, dan pada bulan ke 3 rekeningnya baru di tagihkan kepada pelanggan. Pembuatan rekening listrik pada umumnya sudah tidak lagi menggunakan cara manual. Semuanya sudah menggunakan sistem komputer, dengan menggunakan sumber data : 1. Data Induk Pelanggan (DIL) 2. Daftar Pembacaan Meter (DPM) 3. Daftar Pemakaian kWh (DPK) 4. Tarif Dasar Tenaga Listrik (TDL) Universitas Sumatera Utara 38 Cara menghitung rekening listrik : Rekening listrik, berisikan jumlah tagihan atas pemakaian tenaga listrik dalam periode 1 (satu ) bulan. Unsur dalam rekening listrik : 1. Biaya Beban, rumusnya : Daya ( VA ) x Tarif Biaya Beban 1000 2. Biaya Pemakaian, rumusnya : a. Pelanggan Tarif Tunggal (Angka kedudukan akhir-angka kedudukan lalu) x Factor meter x tarif biaya pemakaian( Rp/kWh) b. Pelanggan Tarif Ganda : LWBP : ( Angka kedudukan akhir – angka kedudukan lalu) x Factor meter x Tarif Pemakaian (Rp/kWh) Luar waktu beban Puncak (LWBP) WBP: (Angka kedudukan akhir – angka kedudukan lalu) x Factor meter x Tarif Biaya Pemakaian (Rp / kWh) WBP. c. Restibusi / Pajak Penerangan Jalan, Tarif PPj ini di tetapkan sesuai ketentuan PEMDA setempat. d. Materai Universitas Sumatera Utara 39 2.7 Riset Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya oleh Melda Megawati Siahaan (2001), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ”pendapatan konsumen merupakan faktor yang paling mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga” 2.8 Kerangka Konseptual Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel – variabel yang saling mempengaruhi dalam bentuk kerangka konseptual. Dalam konsep ini permintaan kWh listrik rumah tangga merupakan variabel Y yang di sebut sebagai variabel dependent atau variabel terikat. Pendapatan konsumen sebagai variabel X1, Jumlah titik lampu sebagai variabel X2, Jumlah alat yang menggunakan listrik sebagai variabel X3, Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki sebagai variabel X4, yang ke empat variabel ini (X1,X2,X3,X4) merupakan variabel independent atau variabel bebas. Dimana variabel independent atau variabel bebas (X1,X2,X3,X4) mempengaruhi variabel dependent atau variabel terikat (Y). Universitas Sumatera Utara 40 Pendapatan Konsumen Jumlah Titik Lampu Permintaan kWh Listrik rumah tangga Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki Gambar 2.8 Kerangka Konseptual Keterangan: Bahwa dari kerangka konseptual ini, kita dapat melihat dan mengetahui bahwa variabel independent ( X1,X2,X3,X4)mempengaruhi faktor dependent (Y). Universitas Sumatera Utara 41 2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang kebenarannya harus di uji. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesa yang di buat oleh penulis adalah: 1. Pendapatan konsumen merupakan faktor dominan yang mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga. 2. Jumlah titik lampu berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga. 3. Jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga. 4. Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga. Universitas Sumatera Utara