BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut diantaranya manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan karyawan. Investor dan kreditor merupakan pihak eksternal yang paling membutuhkan informasi akuntansi sebagai dasar pengambilan keputusan dalam melakukan investasi ataupun memberikan pinjaman kepada perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya pengungkapan informasi perusahaan kepada para pengguna informasi. Pengungkapan (disclosure) merupakan salah satu bentuk transparansi perusahaan kepada pengguna informasi (Suwardjono, 2013). Terdapat dua argumen yang berbeda mengenai pengungkapan yaitu pengungkapan diserahkan mekanisme pasar dan pengungkapan diperlukan regulasi. Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan menyerahkan penyediaan informasi kepada pasar (Suwardjono, 2013). Pengungkapan yang diatur oleh regulasi disebut juga pengungkapan wajib (mandatory disclosure). Pengungkapan wajib ini bertujuan untuk melindungi para pengguna informasi agar memperoleh informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Pengungkapan wajib di Indonesia diatur dalam peraturan yang dibuat oleh BAPEPAM LK yang sejak tahun 2013 digantikan oleh OJK. Regulasi yang mengatur pengungkapan wajib di Indonesia diatur melalui 1 Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 yang kemudian disempurnakan dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-134/BL/2006.Pengungkapan yang melebihi pengungkapan yang diatur oleh regulasi disebut pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan informasi melalui website perusahaan merupakan jenis pengungkapan sukarela karena tidak diatur dalam regulasi. Oleh karena itu penyajian serta kandungan informasi melalui website perusahaan akan berbeda-beda tiap perusahaan. Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, pengungkapan informasi perusahaan juga mulai berkembang menggunakan media internet yaitu melalui website perusahaan. Penggunaan media internet sebagai sarana informasi dan komunikasi saat ini semakin berkembang. Interconnection network (internet) adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung. Pengguna internet di seluruh dunia dapat saling berkomunikasi serta berbagi informasi dengan mudah dan cepat. Dewasa ini, banyak perusahaan yang sudah memiliki website perusahaan. Perusahaan membangun dan mengembangkan website untuk memberikan informasi kepada para pengguna informasi. Internet ini memudahkan para pengguna informasi yang tersebar di berbagai wilayah untuk memperoleh informasi yang diinginkan. Pengungkapan melalui media internet ini dirasa sangat efektif dan efisien karena banyak orang sudah dapat mengakses internet. Dengan menempatkan informasi pada website perusahaan, pengguna informasi dapat mencari informasi apapun terkait perusahaan tanpa mengeluarkan biaya yang cukup tinggi (Almilia, 2008). 2 Ketika perusahaan memiliki informasi dan informasi tersebut dikelola dengan baik dalam sebuah website maka akan banyak orang di berbagai wilayah di dunia yang dapat mengakses informasi tersebut. Informasi yang diungkapkan melaui website perusahaan diharapkan dapat memenuhi berbagai informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Selain itu, hal ini diharapkan menjadi sinyal positif perusahaan bagi investor sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Website perusahaan memuat berbagai informasi perusahaan diantaranya visi dan misi, struktur organisasi, laporan keuangan, corporate social responsilbility (CSR), marketing, proyeksi laba, proyeksi aliran kas tahun berikutnya dan sebagainya. Untuk pelaporan keuangan menggunakan internet tidak hanya dibatasi menggunakan statistik dan grafik saja, tetapi meliputi hyperlinks, search engine, multimedia ataupun interactivity. Selama ini, kebijakan luas pengungkapan sukarela dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain (Hardiningsih, 2008). Penyajian pelaporan keuangan dengan menggunakan media internet (Internet Financial Reporting/IFR) merupakan pengungkapan sukarela, yang tentu saja berdampak pada adanya disparitas praktik IFR antar perusahaan (Almilia, 2008). Perbedaan luas pengungkapan sukarela tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan karakteristik perusahaan. Penelitian terdahulu yang meneliti tingkat pengungkapan melalui website perusahaan di Indonesia diantaranya Lestari & Chariri (2007) dan Almilia (2008). Variabel independen yang telah diuji sebagai diantaranya ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, profitabilitas, tipe industri, umur listing, dan 3 kepemilikan mayoritas sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan melalui website perusahaan. Lestari & Chariri (2007) melakukan penelitian yang menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan melalui internet dalam website perusahaan di Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, profitabilitas, tipe industri dan umur listing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, dan umur listing berpengaruh terhadap IFR. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Almilia (2008) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela Internet Financial and Sustainability Reporting (IFSR). Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, likuiditas, leverage dan kepemilikan mayoritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan mayoritas berpengaruh terhadap IFSR. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini meneliti tingkat pengungkapan informasi perusahaan melalui website perusahaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan variabel umur listing, ukuran perusahaan, tingkat kepemilikan saham publik, profitabilitas (ROA), dan leverage (DER) untuk melihat perkembangan praktik IFSR serta mengkaji konsistensi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Sampel penelitian ini diambil dari perusahaan non finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014. 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang ingin dianalisis dalam penelitian ini yaitu apakah umur listing perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat kepemilikan saham publik, profitabilitas (ROA) dan leverage (DER) mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela perusahaan melalui website perusahaan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh umur listing perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat kepemilikan saham publik, profitabilitas (ROA) dan leverage (DER) terhadap tingkat pengungkapan sukarela perusahaan melalui website perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah suatu wawasan dan pembuktian terbaru mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela perusahaan melalui website perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh perkembangan praktik pengungkapan melalui website perusahaan serta untuk melihat konsistensinya dengan penelitian terdahulu. Penelitian-penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi melalui website perusahaan sebelumnya lebih banyak menggunakan metode dummy untuk mengukur variabel dependen (IFR). Sehingga hanya dihasilkan dua kesimpulan yaitu perusahaan yang menerapkan IFR dan perusahaan yang tidak menerapkan IFR. Oleh karena itu, penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan analisis regresi logistik karena salah satu variabelnya 5 merupakan variabel dummy. Sedangkan dalam penelitian ini, metode analisis data yang yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Dalam penelitian ini IFSR dihitung menggunakan indeks yang dilakukan dengan metode tanpa pembobotan untuk menghindari subjektivias penilaian. Dengan begitu dapat dilihat tingkat pengungkapan yang berbeda-beda untuk masing-masing perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dari daftar perusahaan non finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam perkembangan pembahasan isu faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi perusahaan melalui website perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan tentang pengungkapan sukarela melalui website perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas pengungkapan sukarela melalui website perusahaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian lebih fokus dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Jenis pengungkapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengungkapan sukarela melalui website perusahaan. 2. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non finansial yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan. 3. Metode pengambilan sampel menggunakan metode proportional stratified random sampling. 6 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini dibagi menjadi lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi penjelasan mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengungkapan sukarela melalui website perusahaan, kerangka pemikiran penelitian, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang uraian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang mencakup populasi dan sampel, metode pengumpulan data, pengukuran variabel, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil analisis data, dan pembahasan temuan empiris yang diperoleh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela perusahaan melalui website perusahaan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 7